Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, sistem pengambilan keputusan, 2...
Proses konflik
1. Suatu proses yang memiliki lima tahapan yaitu
pertentangan yang berpotensial atau ketidaksesuaian,
kesadaran dan personalisasi, niatan, perilaku, dan hasil.
2. Tahap pertama dari konflik adalah penampilan kondisi,
penyebab atau sumber, yang menciptakan peluang bagi
konflik.
Tiga kategori umum dalam tahap I :
KOMUNIKASI
STRUKTUR
VARIABEL PRIBADI
4. Maksud (intentions) mengintervensi antara persepsi serta emosi
orang dan perilaku luaran mereka. Maksud adalah keputusan
untuk bertindak dengan cara tertentu.
Banyak konflik bertambah parah semata mata karena salah satu
dari pihak salah dalam memahami maksud lain. Selain itu,
biasanya perbedaan yang besar antara maksud dan perilaku,
sehingga perilaku tidak selalu mencerminkan secara akurat
maksud seseorang.
5 Maksud penanganan konflik :
1. Bersaing
2. Bekerjasama
3. Menghindar
4. Mengakomodasi
5. Berkompromi
5. Tahap perilaku ini meliputi pernyataan, aksi, dan reaksi yang dibuat oleh
pihak-pihak yang berkonflik. Jika suatu konflik bersifat disfungsional, Hal
ini akan menuntun pada teknik-teknik manajemen konflik (conflict
management). Manajemen konflik merupakan pemanfaatan dari teknik-
teknik resolusi dan dorongan (stimulasi) untuk mencapai tingkat konflik
yang diinginkan.
Kontinum Intensitas Konflik
Konflik Destruktif Upaya terang-terangan untuk menghancuran pihak lain
Serangan fisik secara agresif
Ancaman dan ultimatum
Serangan verbal secara kasar
Terang-terangan mempertanyakan atau menentang orang lain
Ketidaksepakatan atau kesalahpahaman kecil
Tidak Ada Konflik -
6. Teknik-Teknik Penyelesaian Konflik
Pemecahan Masalah Pertemuan tatap muka pihak-pihak yang berkonflik untuk mengidentifikasi masalah dan
menyelesaikannya melalui diskusi terbuka.
Tujuan Superordinat Menetapkan tujuan bersama yang tidak dapat dicapai tanpa kerja sama dari setiap pihak yang
berkonflik.
Ekspansi Sumber Daya Ketika sebuah konflik timbul karena kelangkaan sumber daya-katakan uang, promosi, kesempatan
ruang kantor-ekspansi sumber daya dapat menciptakan solusi yang saling menguntungkan.
Penghindaran Penarikan diri dari, atau penyembunyian, konflik.
Memperhalus Meminimalkan perbedaan sembari menekankan kepentingan bersama diantara pihak-pihak yang
berkonflik.
Berkompromi Masing-masing pihak yang berkonflik menyerahkan sesuatu yang bernilai.
Perintah Otoritatif Manajemen menggunakan wewenang formalnya untuk menyelesaikan konflik dan kemudian
menyampaikan keinginannya kepada pihak-pihak yang terlibat.
Mengubah Variabel Manusia Menggunakan teknik-teknik perubahan perilaku seperti pelatihan hubungan insani untuk mengubah
sikap dan perilaku yang menyebabkan konflik.
Mengubah Variabel Struktural Mengubah struktur organisasi formal dan pola-pola interaksi dari pihak-pihak yang berkonflik
melalui rancang ulang pekerjaan, pemindahan, penciptaan posisi koordinasi, dan sebagainya.
Teknik-Teknik Stimulasi Konflik
Komunikasi Menggunakan pesan-pesan ambigu atau yang sifatnya mengancam untuk menaikkan tingkat konflik.
Memasukkan Orang Luar Menambahkan karyawan ke suatu kelompok dengan latar belakang, nilai-nilai, sikap, atau ,,,,
manajerialnya berbeda dari anggota-anggota yang ada sekarang.
Restrukturisasi Organisasi Menata ulang kelompok-kelompok kerja, mengubah aturan dan ketentuan, meningkatkan
kesalingtergantungan, dan membuat perubahan struktural yang diperlukan untuk menggoyang status
quo.
Membuat Kambing Hitam Menunjuk seorang pengkritik untuk secara sengaja mendebat posisi mayoritas yang digenggam oleh
kelompok.
7. Jalinan aksi-reaksi antara pihak-pihak yang berkonflik
menghasilkan konsekuensi. Akibat atau konsekuensi itu bisa
bersifat fungsional, dalam arti konflik tersebut menghasilkan
kinerja kelompok, atau juga bisa bersifat disfungsional karena
justru menghambat kinerja kelompok.
Akibat fungsional: Meningkatnya keragaman kultur dari anggota dapat
memberikan manfaat lebih besar bagi organisasi.
Akibat disfungsional: Pertengkaran yang tak terkendali menumbuhkan
rasa tidak senang, yang menyebabkan ikatan bersama renggang, dan pada
akhirnya menuntun pada kehancuran kelompok.
Menciptakan konflik fungsional: Salah satu cara organisasi menciptakan
konflik fungsional adalah dengan memberi penghargaan kepada orang
yang berbeda pendapat dan menghukum mereka yang suka menghindari
konflik.