Penyakit Hansen atau Morbus Hansen adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae dan mempengaruhi kulit serta saraf tepi. Penyakit ini ditandai dengan borok pada kulit dan tulang yang menyebabkan hilangnya sensasi, lumpuh, gangrene, dan deformasi. Pengobatan penyakit ini menggunakan terapi obat kombinasi untuk menyembuhkan pasien dan mencegah penularan serta komplikasi sepert
Morbus Hansen atau penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang menyerang kulit dan saraf perifer. Penyakit ini memiliki berbagai manifestasi klinis dan klasifikasi berdasarkan gejala klinis dan status imun. Pengobatan dilakukan dengan kombinasi obat anti-bakteri selama berbulan-bulan untuk mencegah komplikasi dan menyembuhkan pasien. Pencegahan melalui sanitasi lingkungan dan menjaga daya t
Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi AIDS, yang merupakan penyakit retrovirus yang disebabkan oleh HIV dan mengakibatkan imunosupresi berat. Juga membahas epidemiologi, klasifikasi, etiologi, gejala, dan komplikasi penyakit AIDS.
dalam presentasi ini dijelaskan mengenai penyakit campak ; epidemiologi, etiologi, patofisiologi, management dan vaksinasi. semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Dokumen tersebut membahas prosedur penyuntikan yang aman, meliputi penggunaan alat suntik sekali pakai, teknik penyuntikan yang benar, pencegahan luka tusukan jarum, dan pemantauan kejadian ikutan pasca imunisasi."
Morbus Hansen atau penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang menyerang kulit dan saraf perifer. Penyakit ini memiliki berbagai manifestasi klinis dan klasifikasi berdasarkan gejala klinis dan status imun. Pengobatan dilakukan dengan kombinasi obat anti-bakteri selama berbulan-bulan untuk mencegah komplikasi dan menyembuhkan pasien. Pencegahan melalui sanitasi lingkungan dan menjaga daya t
Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi AIDS, yang merupakan penyakit retrovirus yang disebabkan oleh HIV dan mengakibatkan imunosupresi berat. Juga membahas epidemiologi, klasifikasi, etiologi, gejala, dan komplikasi penyakit AIDS.
dalam presentasi ini dijelaskan mengenai penyakit campak ; epidemiologi, etiologi, patofisiologi, management dan vaksinasi. semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Dokumen tersebut membahas prosedur penyuntikan yang aman, meliputi penggunaan alat suntik sekali pakai, teknik penyuntikan yang benar, pencegahan luka tusukan jarum, dan pemantauan kejadian ikutan pasca imunisasi."
Kasus ini mendiagnosis pasien dengan sindrom nefrotik berdasarkan gejala proteinuria masif, hipoalbuminemia, dan edema. Diagnosis bandingnya adalah glomerulonefritis akut pasca streptokokus karena hasil pemeriksaan anti streptolisin reaktif. Penatalaksanaannya meliputi rawat inap, diet protein rendah, obat prednison dan transfusi albumin.
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapsyafa69
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan kompres hangat dalam menangani demam pada anak. Dibahas pula konsep dasar terapi kompres dan pedoman pemberian kompres panas dan dingin."
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
Pasien wanita berusia 72 tahun datang dengan keluhan bintil-bintil berisi cairan di kelopak mata kiri dan dahi kiri disertai nyeri dan gatal. Didiagnosis menderita herpes zoster oftalmikus sinistra berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang. Dilakukan penatalaksanaan dengan obat antivirus, analgesik, dan antiseptik serta menjaga kebersihan dan istirahat. Prognosis umumnya baik asalkan mendapat peng
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis leukosit beserta penjelasan mengenai hitungan dan penyebab peningkatan atau penurunan jumlah masing-masing jenis leukosit."
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan syok. Syok terjadi ketika oksigenasi sel tidak mencukupi yang dapat disebabkan oleh berbagai etiologi seperti hipovolemik, kardiogenik, septik dan neurogenik. Penatalaksanaan awal syok meliputi pengelolaan jalur nafas, pernafasan, sirkulasi, disability, eksposur dan pemberian terapi cairan serta obat sesuai kebutuhan.
Orchitis adalah kondisi inflamasi akut pada testis yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti mumps. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada buah zakar kiri selama 4 hari disertai demam dan bengkak pipi, yang didiagnosis menderita orchitis sebelah kiri berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang cedera kepala dan penanganannya di gawat darurat. Beberapa poin pentingnya adalah menjaga jalur nafas dan ventilasi pasien, menstabilkan sirkulasi darah, melakukan pemeriksaan neurologis seperti GCS dan pupil, mencegah terjadinya cedera otak sekunder, mencari kemungkinan cedera lain, dan melakukan penilaian lanjut serta konsultasi spesialis jika
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kusta, termasuk penyebabnya, gejala, cara penularan, kelompok berisiko, pencegahan, dan pengobatannya. Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan penularannya terjadi melalui kontak langsung dengan penderita selama waktu yang lama. Kelompok berisiko tinggi terkena penyakit ini adalah mereka yang tinggal di daerah endemis dengan kondisi
Kasus ini mendiagnosis pasien dengan sindrom nefrotik berdasarkan gejala proteinuria masif, hipoalbuminemia, dan edema. Diagnosis bandingnya adalah glomerulonefritis akut pasca streptokokus karena hasil pemeriksaan anti streptolisin reaktif. Penatalaksanaannya meliputi rawat inap, diet protein rendah, obat prednison dan transfusi albumin.
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapsyafa69
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan kompres hangat dalam menangani demam pada anak. Dibahas pula konsep dasar terapi kompres dan pedoman pemberian kompres panas dan dingin."
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
Pasien wanita berusia 72 tahun datang dengan keluhan bintil-bintil berisi cairan di kelopak mata kiri dan dahi kiri disertai nyeri dan gatal. Didiagnosis menderita herpes zoster oftalmikus sinistra berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang. Dilakukan penatalaksanaan dengan obat antivirus, analgesik, dan antiseptik serta menjaga kebersihan dan istirahat. Prognosis umumnya baik asalkan mendapat peng
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis leukosit beserta penjelasan mengenai hitungan dan penyebab peningkatan atau penurunan jumlah masing-masing jenis leukosit."
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan syok. Syok terjadi ketika oksigenasi sel tidak mencukupi yang dapat disebabkan oleh berbagai etiologi seperti hipovolemik, kardiogenik, septik dan neurogenik. Penatalaksanaan awal syok meliputi pengelolaan jalur nafas, pernafasan, sirkulasi, disability, eksposur dan pemberian terapi cairan serta obat sesuai kebutuhan.
Orchitis adalah kondisi inflamasi akut pada testis yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti mumps. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada buah zakar kiri selama 4 hari disertai demam dan bengkak pipi, yang didiagnosis menderita orchitis sebelah kiri berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang cedera kepala dan penanganannya di gawat darurat. Beberapa poin pentingnya adalah menjaga jalur nafas dan ventilasi pasien, menstabilkan sirkulasi darah, melakukan pemeriksaan neurologis seperti GCS dan pupil, mencegah terjadinya cedera otak sekunder, mencari kemungkinan cedera lain, dan melakukan penilaian lanjut serta konsultasi spesialis jika
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kusta, termasuk penyebabnya, gejala, cara penularan, kelompok berisiko, pencegahan, dan pengobatannya. Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan penularannya terjadi melalui kontak langsung dengan penderita selama waktu yang lama. Kelompok berisiko tinggi terkena penyakit ini adalah mereka yang tinggal di daerah endemis dengan kondisi
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kusta, termasuk strategi dan aktivitas layanan untuk pengawasan dan pengendalian penyakit, agen infeksi dan ciri-cirinya, faktor risiko, masa pengeraman, rawatan, dan pembagian jenis penyakit kusta.
Llamadas tiñas de manera común, las dermatofitosis son un conjunto de micosis superficiales que afectan la piel y sus anexos (uñas y pelos), causadas por un grupo de hongos parásitos de la queratina denominados dermatofitos y que de manera excepcional, invaden tejidos profundos.
Son infecciones de los tejidos queratinizados (piel, pelos y uñas) causadas por un grupo de hongos queratinofílicos denominados dermatofitos.
treatment seeking behaviour of leprosy patientsAshok Kanuri
The document summarizes research on the treatment seeking behavior of leprosy patients in Visakhapatnam, India. It finds that socio-demographic factors like age, sex, occupation, and type of diagnosis influence the delay in seeking treatment. Males and daily laborers experienced longer delays. Stigma around leprosy was also found to negatively impact patients' quality of life, education, employment, and marital prospects. Scales to measure perceived, internalized, and enacted stigma showed high rates of stigma among the patients studied. Overcoming misconceptions around leprosy's curability and eliminating discrimination were identified as key to reducing stigma.
Penyakit kusta disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang menyerang saraf, kulit, dan jaringan tubuh lainnya. Tanda-tanda klinisnya bervariasi antara lain bercak kulit, kehilangan sensasi, dan kerusakan saraf perifer bergantung pada tipe penyakitnya. Penularannya diperkirakan melalui kontak dengan sekret hidung penderita meskipun mekanismenya masih belum jelas.
[Ringkasan]
Makalah ini membahas tentang penyakit kusta (leprosy), termasuk definisi, epidemiologi, etiologi, manifestasi klinis, dan pengobatan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan menyebabkan berbagai gejala kulit seperti lesi, kehilangan sensasi, dan kerusakan saraf. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan hasil pemeriksaan bakteriologis.
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralSurya Amal
Penemuan obat antiretroviral (ARV) pada tahun 1996 mendorong suatu revolusi dalam perawatan ODHA di negara maju. Meskipun belum mampu menyembuhkan penyakit dan menambah tantangan dalam hal efek samping serta resistensi kronis terhadap obat, namun secara dramatis terapi ARV menurunkan angka kematian dan kesakitan, meningkatkan kualitas hidup ODHA, dan meningkatkan harapan masyarakat, sehingga pada saat ini HIV dan AIDS telah diterima sebagai penyakit yang dapat dikendalikan dan tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang menakutkan.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi kesehatan lingkungan menurut beberapa sumber, termasuk WHO, HAKLI, dan ahli lain. Juga membahas tentang penilaian keadaan lingkungan melalui empat indikator utama dan perbedaan antara higiene dan sanitasi serta kegiatan dalam usaha sanitasi.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai lepra, termasuk definisi, agen penyebab, epidemiologi, jenis, gejala klinikal, diagnosis, pengurusan, rawatan, komplikasi, pencegahan, dan peranan pembantu perubatan dalam program kawalan lepra.
1. Presentasi kasus medis tentang pasien wanita berusia 66 tahun dengan diagnosis herpes zoster yang ditandai dengan benjolan kecil berisi cairan di dada dan punggung kanan disertai nyeri dan panas. 2. Pemeriksaan fisik menunjukkan lesi khas herpes zoster sesuai dermatomal di area tersebut. 3. Pasien diberi terapi antivirus, analgesik, dan kortikosteroid untuk mengurangi nyeri dan mencegah komplikasi.
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kusta, epidemiologi penyakit kusta, dan peran dokter keluarga. Epidemiologi penyakit kusta dipengaruhi oleh agen penyebabnya (Mycobacterium leprae), inangnya (manusia), dan lingkungan yang mendukung penularan penyakit. Dokter keluarga memainkan peran penting dalam pencegahan dan penanganan awal kasus kusta melalui pendekatan keluarga dan komunitas.
Penyakit Hansen atau Penyakit Morbus Hansen yang dahulu dikenal sebagai Penyakit Kusta atau Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae dan biasanya mempengaruhi kulit serta saraf tepi, namun memiliki berbagai macam manifestasi klinis. (WHO, 2010). Penyakit ini ditandai dengan borok dari tulang dan kulit yang menyebabkan hilangnya sensasi, lumpuh, gangrene, dan deformasi. (The American Heritage-Dictionary of the English language).
Tuberkulosis paru-paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini biasanya menginfeksi paru-paru dan menyebabkan gejala batuk berkepanjangan dan produksi sputum. Pengobatan tuberkulosis melibatkan kombinasi obat-obatan antibiotik selama berbulan-bulan untuk memastikan eradikasi bakteri. Pencegahan penyakit ini melibatkan identifikasi dini kasus baru dan pengobatan pencegahan kontak erat
Kusta disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae yang menyerang kulit dan saraf perifer. Penyakit ini dapat menyebabkan berbagai gejala klinis seperti bercak dan kelainan pada kulit serta gangguan saraf yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Pengobatan yang tepat dapat memutus mata rantai penularan sekaligus mencegah terjadinya cacat pada pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Morbus Hansen (kusta), termasuk definisi, etiologi, masa inkubasi, dan proses penularannya. Dokumen ini juga membahas tentang prevalensi penyakit kusta di Sulawesi Selatan serta faktor-faktor lingkungan yang berhubungan dengan penularan penyakit tersebut.
Berikut adalah patofisiologi Morbus Hansen:
1. Masa tunas (incubation period): Bakteri masuk ke dalam tubuh dan berkembang biak di dalam sel-sel
retikuloendothelial dan makrofag. Tidak menimbulkan gejala klinis.
2. Masa multibasiler: Bakteri berkembang biak dengan pesat di dalam sel-sel retikuloendothelial dan
makrofag. Menimbulkan gejala klinis berupa bercak-bercak merah dan kemerahan pada k
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan mempengaruhi kulit, saraf, dan saluran pernafasan atas. Penyakit ini terutama ditemukan di daerah tropis dan subtropis serta di kalangan sosial ekonomi rendah. Di Indonesia, prevalensi kusta masih tinggi di enam provinsi tertentu. Pengobatan kusta dilakukan dengan program MDT (
Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang menyerang kulit, sistem saraf, dan mata. Gejalanya bervariasi mulai dari mati rasa hingga kecacatan saraf dan anggota tubuh. Indonesia memiliki prevalensi kasus kusta tinggi ketiga di dunia. Stigma sosial sering menunda diagnosis dan pengobatan, sehingga berisiko menimbulkan komplikasi. Deteksi dini dan pengobatan antibiotik merupakan langkah terbaik untuk mencegah
Indonesia menduduki angka prevalensi 3 berpenyakit lepra di dunia. dan jawa timur adalah provinsi penyumbang terbanyak nomer pertama di Indonesia. Maka pengetahuan tentang lepra kini dibutuhkan sebagai usaha preventif pendistribusian penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang tiga hal utama: (1) pengertian dan etiologi tuberkulosis paru, (2) manifestasi klinis dan diagnosisnya, (3) penatalaksanaan dan perawatan keperawatan untuk pasien dengan tuberkulosis paru.
Dokumen tersebut membahas konsep penyakit tetanus, meliputi definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, komplikasi, diagnosis, dan penatalaksanaan penyakit tetanus. Penyakit ini disebabkan oleh toksin dari Clostridium tetani dan bermanifestasi dengan kejang otot. Diagnosis didasarkan pada riwayat luka dan gejala klinis kejang, sedangkan penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, relaksan otot, dan
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai tuberkulosis (TBC), meliputi definisi, epidemiologi, klasifikasi, etiologi, gejala, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pencegahan TBC. TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan organ tubuh lain, menular melalui udara yang terhirup, dan dapat menyebabkan komplikasi seperti batuk darah. Diagnosis dan pengobatan TBC dilakukan dengan ber
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai tuberkulosis (TBC), meliputi definisi, epidemiologi, klasifikasi, etiologi, gejala, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pencegahan TBC. TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan organ tubuh lain, menular melalui udara yang terhirup, dan dapat menyebabkan komplikasi seperti batuk darah. Diagnosis dan pengobatan TBC dilakukan dengan ber
Trauma abdomen adalah cedera pada organ dalam abdomen yang disebabkan oleh trauma tumpul atau tusukan yang menyebabkan perdarahan atau perforasi organ. Anatomi abdomen terdiri dari rongga peritoneal, pelvis, dan retroperitoneal yang berisi organ-organ penting seperti usus, hati, limpa."
Makalah ini membahas tentang Transurethral Resection of Prostate (TURP) syndrome yang merupakan komplikasi yang ditandai dengan gangguan neurologis, kardiovaskuler, dan elektrolit yang disebabkan oleh diserapnya cairan irigasi selama operasi TURP. Komplikasi ini dapat dihindari dengan memilih cairan irigasi yang tepat dan menjaga tekanan masukannya. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan intervensi sepert
Makalah ini membahas tentang penyakit rabies. Rabies pertama kali ditemukan pada 2000 SM dan Louis Pasteur berhasil membuat vaksin rabies pada 1885. Rabies disebabkan oleh virus Rhabdovirus dan menyerang sistem saraf pusat. Virus rabies memiliki struktur berbentuk batang dan siklus hidupnya meliputi penetrasi, replikasi, ensidasi, dan keluar dari sel inang.
Makalah ini membahas tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini memiliki gejala demam tinggi, perdarahan, dan penurunan trombosit darah. Penanganannya berfokus pada mengatasi dehidrasi dan perdarahan dengan pemberian cairan dan trombosit secara intravena."
Makalah ini membahas tentang penyakit paru akibat kerja yaitu pneumokoniosis. Pneumokoniosis dijelaskan sebagai penyakit paru yang disebabkan oleh inhalasi debu di tempat kerja seperti debu batubara, silika, dan asbestos. Jenis-jenis pneumokoniosis diantaranya silikosis, asbestosis, dan pneumokoniosis batubara. Makalah ini juga menjelaskan epidemiologi, patogenesis, diagnosis, dan penatalaksanaan dari penyakit pneumokon
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan KomunitasNoveldy Pitna
. Fokus utama dari model konseptual self care ini adalah meningkatkan kemampuan seseorang atau keluarga untuk dapat merawat dirinya atau anggota keluarganya secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya.
Konsep self care ini juga merupakan suatu landasan bagi perawat dalam memandirikan individu/keluarga sesuai tingkat ketergantungannya bukan menempatkan keluarga atau keluarga dalam posisi dependent. Karena menurut Orem, self care itu bukan proses intuisi, tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari melalui proses belajar.
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawatiNoveldy Pitna
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit menular pada zaman Megawati, termasuk avian influenza, malaria, chikungunya, dan demam berdarah dengue. Program pemerintah untuk menanggulangi penyakit-penyakit tersebut meliputi vaksinasi, penyuluhan kesehatan, dan penanggulangan vektor seperti nyamuk.
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitasNoveldy Pitna
Fokus utama dari model konseptual self care ini adalah meningkatkan kemampuan seseorang atau keluarga untuk dapat merawat dirinya atau anggota keluarganya secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya.
Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang ke arah samping yang dapat terjadi pada bagian leher, dada, atau pinggang. Penyebabnya meliputi faktor genetik, hormonal, dan kondisi medis seperti polio. Gejalanya berupa perbedaan tinggi bahu dan pinggul serta nyeri punggung. Pengobatannya meliputi penyangga, fisioterapi, dan operasi untuk kasus berat.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan klien dengan gangguan proses pikir berupa waham. Secara garis besar dibahas mengenai pengertian waham, proses terjadinya, gejala, jenis, faktor risiko, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan untuk klien tersebut yang mencakup tujuan, kriteria evaluasi, dan intervensi keperawatan.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Presentasi morbus hansen
1. PENGERTIAN:
Penyakit Hansen atau Penyakit Morbus Hansen
yang dahulu dikenal sebagai Penyakit Kusta
atau Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang
disebabkan oleh Mycobacterium leprae dan
biasanya mempengaruhi kulit serta saraf tepi,
namun memiliki berbagai macam manifestasi
klinis. (WHO, 2010).
PENYAKIT MENULAR MORBUS
HANSEN
(KUSTA)
2. Penyakit ini ditandai dengan borok dari tulang
dan kulit yang menyebabkan hilangnya sensasi,
lumpuh, gangrene, dan deformasi. (The American
Heritage-Dictionary of the English language).
Penyakit ini ditandai dengan borok dari tulang
dan kulit yang menyebabkan hilangnya sensasi,
lumpuh, gangrene, dan deformasi. (The American
Heritage-Dictionary of the English language).
Istilah kusta berasal dari bahasa Sansekerta,
yakni kustha berarti kumpulan gejala-gejala kulit
secara umum.
Istilah kusta berasal dari bahasa Sansekerta,
yakni kustha berarti kumpulan gejala-gejala kulit
secara umum.
4. Penyebab
Penyebab penyakit kusta adalah kuman
kusta ( mycobacterium leprae).
Berbentuk batang dengan ukuran panjang 1–
8 mic, lebar 0,2–0,5 .
Masa belah diri kuman kusta adalah
memerlukan waktu yang sangat lama
dibandingkan dengan kuman lain, yaitu 12-21
hari.
Masa tunas lama yaitu rata-rata 2–5 tahun.
Pertumbuhan optimal dari kuman kusta
adalah pada suhu 27°-30°C.
Penyebab penyakit kusta adalah kuman
kusta ( mycobacterium leprae).
Berbentuk batang dengan ukuran panjang 1–
8 mic, lebar 0,2–0,5 .
Masa belah diri kuman kusta adalah
memerlukan waktu yang sangat lama
dibandingkan dengan kuman lain, yaitu 12-21
hari.
Masa tunas lama yaitu rata-rata 2–5 tahun.
Pertumbuhan optimal dari kuman kusta
adalah pada suhu 27°-30°C.
10. Penatalaksanaan
Tujuan utama program pemberantasan kusta adalah
menyembuhkan pasien kusta dan mencegah
timbulnya cacat serta memutuskan mata rantai
penularan dari pasien kusta terutama tipe yang
menular kepada orang lain untuk menurunkan
insidens penyakit.
Program Multi Drug Therapy (MDT) dengan
kombinasi rifampisin, klofazimin, dan DDS dimulai
tahun 1981. Program ini bertujuan untuk mengatasi
resistensi dapson yang semakin meningkat,
mengurangi ketidaktaatan pasien, menurunkan
angka putus obat, dan mengeliminasi persistensi
kuman kusta dalam jaringan.
11. Rejimen pengobatan MDT di Indonesia sesuai
rekomendasi WHO ( 1995) sebagai berikut:
1.Tipe PB
• Jenis obat dan dosis untuk orang dewasa:
a.Rifampisin 600 mg/bulan diminum di depan
petugas.
b.DDS tablet 100 mg/hari diminum di rumah.
• Pengobatan 6 dosis diselesaikan
dalam 6-9 bulan.
12. 2. Tipe MB
• Jenis obat dan dosis untuk orang dewasa:
a.Rifampisin 600 mg/bulan diminum di
depan petugas.
b.Klofazimin 300 mg/bulan diminum di depan
petugas dilanjutkan dengan klofazimin 50
mg/hari diminum di rumah.
c.DDS 100 mg/hari diminum di rumah.
• Pengobatan 24 dosis diselesaikan dalam
waktu maksimal 36 bulan.
13. Pengobatan MDT terbaru
Metode ROM adalah pengobatan MDT terbaru.
Menurut WHO ( 1998), pasien kusta tipe PB dengan
lesi hanya 1 (satu cukup diberikan dosis tunggal
rifampisin 600 mg, olloksasin 400 mg, dan minosiklin I
00 mg dan pasien langsung dinyatakan RFT, sedangkan
untuk tipe PB dengan 2-5 lesi diberikan 6 dosis dalam 6
bulan.
Untuk tipe MB diberikan sebagai obat alternatif dan
dianjurkan digunakan sebanyak 24 dosis dalam 24
bulan.
14. Putus Obat
Pada pasien kusta tipe PB yang tidak
minum obat sebanyak 4 dosis dari
yang seharusnya maka dinyatakan DO.
Pasien kusta tipe MB dinyatakan DO
bila tidak minum obat 12 dosis dari
yang seharusnya.
15. Evaluasi Pengobatan
Evaluasi pengobatan menurut Buku Panduan
Pemberantasan Penyakit Kusta Depkes ( 1999)
adalah sebagai berikut:
a. Pasien PB yang telah mendapat pengobatan MDT 6 dosis
dalam waktu 6 sampai 9 bulan dinyatakan RFT tanpa
diharuskan menjalani pemeriksaan laboratorium.
b. Pasien MB yang telah mendapat pengobatan MDT 24 dosis
dalam waktu 24-36 bulan dinyatakan RFT tanpa diharuskan
menjalani pemeriksaan laboratorium.
c. RFT dapat dilaksanakan setelah dosis dipenuhi tanpa
diperlukan pemeriksaan laboratorium. Dikeluarkan dari register
pasien dan dimasukkan dalam register pengamatan
(surveillance) dan dapat dilakukan oleh petugas kusta.
16. Masa Pengamatan
• Pengamatan setelah RFT dilakukan
secara pasif :
1.Tipe PB selama 2 tahun.
2.Tipe MB selama 5 tahun tanpa
diperlukan pemeriksaan laboratorium.
17. Komplikasi
• Cacat merupakan komplikasi yang
dapat terjadi pada pasien kusta baik
akibat kerusakan fungsi saraf tepi
maupun karena neuritis sewaktu terjadi
reaksi kusta.
18. Program Kesehatan
Program pemerintah :
a. Tujuan :
1.Tujuan Jangka Panjang : Eradikasi
Kusta di Indonesia
2.Tujuan Jangka Menengah :
Menurunkan angka kesakitan kusta.
3. Tujuan Jangka Pendek :
19. Lanjutan Point 3
a. Penemuan Penderita (Case Finding)
b. Implementasi MDT.
c. Pembinaan pengobatan (“Case Holding”).
d. Mencegah cacat pada penderita yang telah
terdaftaf sehingga tidak akan terjadi cacat baru.
e. Penyuluhan kesehatan di bidang kusta.
f. Pengawasan sesudah RFT
g. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam memenuhi kebutuhan program.
20. b. Kebijaksanaan
1.Penderita kusta tidak boleh diisolasi.
2.Obat kusta diberikan secara cuma-
cuma.
3.Regimen MDT mengikuti rekomendasi
WHO.
4. Program P2 Kusta diintegrasikan
kedalam sistem pelayanan kesehatan
dan rujukan.
21. c. Strategi
1.MDT dilaksanakan secara intensif dan
extensif.
2. Meningkatkan peran serta organisasi
swasta.
3. Meningkatkan peran serta lintas sektor dan
kerjasama program.
4.Meningkatkan kemampuan serta ketrampilan
petugas yang bertanggung jawab.
22. d. Kegiatan Pemberantasan Kusta
1.Penemuan penderita
2.Pemeriksaan anak sekolah SD/Taman
Kanak-kanak atau sederajat disebut
survei sekolah.
3.“Chase Survey”
4.Survai Khusus.
23. Pencegahan Penyakit Kusta
1. Pencegahan primer
a. Penyuluhan kesehatan
b. Pemberian imunisasi
2. Pencegahan sekunder
• Pencegahan sekunder dapat
dilakukan dengan :
a. Pengobatan pada penderita kusta
24. 3. Pencegahan tertier
a. Pencegahan cacat kusta
Upaya pencegahan cacat terdiri atas (Depkes RI, 2006) :
Upaya pencegahan cacat primer meliputi penemuan
dini penderita sebelum cacat, pengobatan secara
teratur dan penangan reaksi untuk mencegah terjadinya
kerusakan fungsi saraf.
Upaya pencegahan cacat sekunder meliputi perawatan
diri sendiri untuk mencegah luka dan perawatan mata,
tangan, atau kaki yang sudah mengalami gangguan
fungsi saraf.
25. b. Rehabilitasi kusta
• Rehabilitasi merupakan proses pemulihan untuk
memperoleh fungsi penyesuaian diri secara
maksimal atas usaha untuk mempersiapkan
penderita cacat secara fisik, mental, sosial dan
kekaryaan untuk suatu kehidupan yang penuh
sesuai dengan kemampuan yang ada padanya.
• Tujuan rehabilitasi adalah penyandang cacat secara
umum dapat dikondisikan sehingga memperoleh
kesetaraan, kesempatan dan integrasi sosial dalam
masyarakat yang akhirnya mempunyai kualitas
hidup yang lebih baik (Depkes RI, 2006).
26. Rehabilitasi terhadap penderita kusta meliputi :
Latihan fisioterapi pada otot yang mengalami
kelumpuhan untuk mencegah terjadinya kontraktur.
Bedah rekonstruksi untuk koreksi otot yang
mengalami kelumpuhan agar tidak mendapat
tekanan yang berlebihan.
Bedah plastik untuk mengurangi perluasan infeksi.
Terapi okupsi (kegiatan hidup sehari-hari) dilakukan
bila gerakan normal terbatas pada tangan.
Konseling dilakukan untuk mengurangi depresi pada
penderita cacat.
27. Kelompok berisiko
• Kelompok yang berisiko tinggi terkena
kusta adalah yang tinggal di daerah
endemik dengan kondisi yang buruk
seperti tempat tidur yang tidak
memadai, air yang tidak bersih, asupan
gizi yang buruk, dan adanya
penyertaan penyakit lain seperti HIV
yang dapat menekan sistem imun.
29. Daftar Pustaka
• Depkes, 1998, Buku Pedoman Pemberantasan Penyakit Kusta,
Cetakan ke-XII, Depkes Jakarta.
• Departemen Kesehatan RI Dirjen P2M dan PLP, 1996, Buku Pedoman
Pemberantasan Penyakit Kusta, Jakarta.
• Mansjoer, Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Ed. III, media
Aeuscualpius, Jakarta.
• Yayan, M. 2011. Askep Klien dengan Penyakit Kusta. Disitasi dari
http://yayannerz.blogspot.com/2011/03/askep-klien-dengan-penyakit-
kusta.html. Diakses pada 17 Januari 2016 jam 14.05 wita.
• Anonim.2009. Penatalaksanaan kusta di Indonesia. Disitasi dari
https://pramareola14.wordpress.com/2009/12/09/penatalaksanaan-
kusta-di indonesia/. Diakses pada 17 Januari 20167 jam 13.40 wita.
• Anonim.2009. Penatalaksanaan kusta di Indonesia. Disitasi dari
https://pramareola14.wordpress.com/2009/12/09/penatalaksanaan-
kusta-di indonesia/. Diakses pada 17 Januari 20167 jam 13.40 wita.