SlideShare a Scribd company logo
PENGERTIAN:
Penyakit Hansen atau Penyakit Morbus Hansen
yang dahulu dikenal sebagai Penyakit Kusta
atau Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang
disebabkan oleh Mycobacterium leprae dan
biasanya mempengaruhi kulit serta saraf tepi,
namun memiliki berbagai macam manifestasi
klinis. (WHO, 2010).
PENYAKIT MENULAR MORBUS
HANSEN
(KUSTA)
 Penyakit ini ditandai dengan borok dari tulang
dan kulit yang menyebabkan hilangnya sensasi,
lumpuh, gangrene, dan deformasi. (The American
Heritage-Dictionary of the English language).
 Penyakit ini ditandai dengan borok dari tulang
dan kulit yang menyebabkan hilangnya sensasi,
lumpuh, gangrene, dan deformasi. (The American
Heritage-Dictionary of the English language).
 Istilah kusta berasal dari bahasa Sansekerta,
yakni kustha berarti kumpulan gejala-gejala kulit
secara umum.
 Istilah kusta berasal dari bahasa Sansekerta,
yakni kustha berarti kumpulan gejala-gejala kulit
secara umum.
Lesi pada Kulit
Kecatatan pada extremitas
atas
Penyebab
 Penyebab penyakit kusta adalah kuman
kusta ( mycobacterium leprae).
 Berbentuk batang dengan ukuran panjang 1–
8 mic, lebar 0,2–0,5 .
Masa belah diri kuman kusta adalah
memerlukan waktu yang sangat lama
dibandingkan dengan kuman lain, yaitu 12-21
hari.
Masa tunas lama yaitu rata-rata 2–5 tahun.
 Pertumbuhan optimal dari kuman kusta
adalah pada suhu 27°-30°C.
 Penyebab penyakit kusta adalah kuman
kusta ( mycobacterium leprae).
 Berbentuk batang dengan ukuran panjang 1–
8 mic, lebar 0,2–0,5 .
Masa belah diri kuman kusta adalah
memerlukan waktu yang sangat lama
dibandingkan dengan kuman lain, yaitu 12-21
hari.
Masa tunas lama yaitu rata-rata 2–5 tahun.
 Pertumbuhan optimal dari kuman kusta
adalah pada suhu 27°-30°C.
Klasifikasi dan Kriteria KustaKlasifikasi dan Kriteria Kusta
Tanda dan Gejala
Cara Penularan
Pemeriksaan Klinis
A. Pemeriksaan Kulit
Penatalaksanaan
 Tujuan utama program pemberantasan kusta adalah
menyembuhkan pasien kusta dan mencegah
timbulnya cacat serta memutuskan mata rantai
penularan dari pasien kusta terutama tipe yang
menular kepada orang lain untuk menurunkan
insidens penyakit.
 Program Multi Drug Therapy (MDT) dengan
kombinasi rifampisin, klofazimin, dan DDS dimulai
tahun 1981. Program ini bertujuan untuk mengatasi
resistensi dapson yang semakin meningkat,
mengurangi ketidaktaatan pasien, menurunkan
angka putus obat, dan mengeliminasi persistensi
kuman kusta dalam jaringan.
 Rejimen pengobatan MDT di Indonesia sesuai
rekomendasi WHO ( 1995) sebagai berikut:
1.Tipe PB
• Jenis obat dan dosis untuk orang dewasa:
a.Rifampisin 600 mg/bulan diminum di depan
petugas.
b.DDS tablet 100 mg/hari diminum di rumah.
• Pengobatan 6 dosis diselesaikan
dalam 6-9 bulan.
2. Tipe MB
• Jenis obat dan dosis untuk orang dewasa:
a.Rifampisin 600 mg/bulan diminum di
depan petugas.
b.Klofazimin 300 mg/bulan diminum di depan
petugas dilanjutkan dengan klofazimin 50
mg/hari diminum di rumah.
c.DDS 100 mg/hari diminum di rumah.
• Pengobatan 24 dosis diselesaikan dalam
waktu maksimal 36 bulan.
Pengobatan MDT terbaru
 Metode ROM adalah pengobatan MDT terbaru.
 Menurut WHO ( 1998), pasien kusta tipe PB dengan
lesi hanya 1 (satu cukup diberikan dosis tunggal
rifampisin 600 mg, olloksasin 400 mg, dan minosiklin I
00 mg dan pasien langsung dinyatakan RFT, sedangkan
untuk tipe PB dengan 2-5 lesi diberikan 6 dosis dalam 6
bulan.
 Untuk tipe MB diberikan sebagai obat alternatif dan
dianjurkan digunakan sebanyak 24 dosis dalam 24
bulan.
Putus Obat
 Pada pasien kusta tipe PB yang tidak
minum obat sebanyak 4 dosis dari
yang seharusnya maka dinyatakan DO.
 Pasien kusta tipe MB dinyatakan DO
bila tidak minum obat 12 dosis dari
yang seharusnya.
Evaluasi Pengobatan
 Evaluasi pengobatan menurut Buku Panduan
Pemberantasan Penyakit Kusta Depkes  ( 1999)
adalah sebagai berikut:
a. Pasien PB yang telah mendapat pengobatan MDT 6 dosis
dalam waktu 6 sampai 9 bulan dinyatakan RFT tanpa
diharuskan menjalani pemeriksaan laboratorium.
b. Pasien MB yang telah mendapat pengobatan MDT 24 dosis
dalam waktu 24-36 bulan dinyatakan RFT tanpa diharuskan
menjalani pemeriksaan laboratorium.
c. RFT dapat dilaksanakan setelah dosis dipenuhi tanpa
diperlukan pemeriksaan laboratorium. Dikeluarkan dari register
pasien dan dimasukkan dalam register pengamatan
(surveillance) dan dapat dilakukan oleh petugas kusta.
Masa Pengamatan
• Pengamatan setelah RFT dilakukan
secara pasif    :
1.Tipe PB selama 2 tahun.
2.Tipe MB selama 5 tahun tanpa
diperlukan pemeriksaan laboratorium.
Komplikasi
• Cacat merupakan komplikasi yang
dapat terjadi pada pasien kusta baik
akibat kerusakan fungsi saraf tepi
maupun karena neuritis sewaktu terjadi
reaksi kusta.
Program Kesehatan
 Program pemerintah :
a. Tujuan :
1.Tujuan Jangka Panjang : Eradikasi
Kusta di Indonesia
2.Tujuan Jangka Menengah :
Menurunkan angka kesakitan kusta.
3. Tujuan Jangka Pendek :
Lanjutan Point 3
a. Penemuan Penderita (Case Finding)
b. Implementasi MDT.
c. Pembinaan pengobatan (“Case Holding”).
d. Mencegah cacat pada penderita yang telah
terdaftaf sehingga tidak akan terjadi cacat baru.
e. Penyuluhan kesehatan di bidang kusta.
f. Pengawasan sesudah RFT
g. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam memenuhi kebutuhan program.
b. Kebijaksanaan
1.Penderita kusta tidak boleh diisolasi.
2.Obat kusta diberikan secara cuma-
cuma.
3.Regimen MDT mengikuti rekomendasi
WHO.
4. Program P2 Kusta diintegrasikan
kedalam sistem pelayanan kesehatan
dan rujukan.
c. Strategi
1.MDT dilaksanakan secara intensif dan
extensif.
2. Meningkatkan peran serta organisasi
swasta.
3. Meningkatkan peran serta lintas sektor dan
kerjasama program.
4.Meningkatkan kemampuan serta ketrampilan
petugas yang bertanggung jawab.
d. Kegiatan Pemberantasan Kusta
1.Penemuan penderita
2.Pemeriksaan anak sekolah SD/Taman
Kanak-kanak atau sederajat disebut
survei sekolah.
3.“Chase Survey”
4.Survai Khusus.
Pencegahan Penyakit Kusta
1. Pencegahan primer
a. Penyuluhan kesehatan
b. Pemberian imunisasi
2. Pencegahan sekunder
• Pencegahan sekunder dapat
dilakukan dengan :
a. Pengobatan pada penderita kusta
3. Pencegahan tertier
a. Pencegahan cacat kusta
Upaya pencegahan cacat terdiri atas (Depkes RI, 2006) :
 Upaya pencegahan cacat primer meliputi penemuan
dini penderita sebelum cacat, pengobatan secara
teratur dan penangan reaksi untuk mencegah terjadinya
kerusakan fungsi saraf.
 Upaya pencegahan cacat sekunder meliputi perawatan
diri sendiri untuk mencegah luka dan perawatan mata,
tangan, atau kaki yang sudah mengalami gangguan
fungsi saraf.
b. Rehabilitasi kusta
• Rehabilitasi merupakan proses pemulihan untuk
memperoleh fungsi penyesuaian diri secara
maksimal atas usaha untuk mempersiapkan
penderita cacat secara fisik, mental, sosial dan
kekaryaan untuk suatu kehidupan yang penuh
sesuai dengan kemampuan yang ada padanya.
• Tujuan rehabilitasi adalah penyandang cacat secara
umum dapat dikondisikan sehingga memperoleh
kesetaraan, kesempatan dan integrasi sosial dalam
masyarakat yang akhirnya mempunyai kualitas
hidup yang lebih baik (Depkes RI, 2006).
Rehabilitasi terhadap penderita kusta meliputi :
 Latihan fisioterapi pada otot yang mengalami
kelumpuhan untuk mencegah terjadinya kontraktur.
 Bedah rekonstruksi untuk koreksi otot yang
mengalami kelumpuhan agar tidak mendapat
tekanan yang berlebihan.
 Bedah plastik untuk mengurangi perluasan infeksi.
 Terapi okupsi (kegiatan hidup sehari-hari) dilakukan
bila gerakan normal terbatas pada tangan.
 Konseling dilakukan untuk mengurangi depresi pada
penderita cacat.
Kelompok berisiko
• Kelompok yang berisiko tinggi terkena
kusta adalah yang tinggal di daerah
endemik dengan kondisi yang buruk
seperti tempat tidur yang tidak
memadai, air yang tidak bersih, asupan
gizi yang buruk, dan adanya
penyertaan penyakit lain seperti HIV
yang dapat menekan sistem imun.
Peran Perawat Komunitas
1. Care Giver
2. Advokat
3. Edukator
Daftar Pustaka
• Depkes, 1998, Buku Pedoman Pemberantasan Penyakit Kusta,
Cetakan ke-XII, Depkes Jakarta.
• Departemen Kesehatan RI Dirjen P2M dan PLP, 1996, Buku Pedoman
Pemberantasan Penyakit Kusta, Jakarta.
• Mansjoer, Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Ed. III, media
Aeuscualpius, Jakarta.
• Yayan, M. 2011. Askep Klien dengan Penyakit Kusta. Disitasi dari
http://yayannerz.blogspot.com/2011/03/askep-klien-dengan-penyakit-
kusta.html. Diakses pada 17 Januari 2016 jam 14.05 wita.
• Anonim.2009. Penatalaksanaan kusta di Indonesia. Disitasi dari
https://pramareola14.wordpress.com/2009/12/09/penatalaksanaan-
kusta-di indonesia/. Diakses pada 17 Januari 20167 jam 13.40 wita.
• Anonim.2009. Penatalaksanaan kusta di Indonesia. Disitasi dari
https://pramareola14.wordpress.com/2009/12/09/penatalaksanaan-
kusta-di indonesia/. Diakses pada 17 Januari 20167 jam 13.40 wita.
Presentasi morbus hansen

More Related Content

What's hot

SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
Phil Adit R
 
Hand foot mouth disease - flu singapur
Hand foot mouth disease - flu singapurHand foot mouth disease - flu singapur
Hand foot mouth disease - flu singapur
Fadel Muhammad Garishah
 
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan TenggorokanPemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
pjj_kemenkes
 
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit DalamPanduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
Dokter Tekno
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
fikri asyura
 
Nusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tbNusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tb
BidangTFBBPKCiloto
 
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapTugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
syafa69
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
Kharima SD
 
Herpes zoster
Herpes zosterHerpes zoster
Herpes zoster
Usqi Krizdiana
 
Leukosit 2
Leukosit 2Leukosit 2
Leukosit 2
fikri asyura
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoringJoni Iswanto
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Seascape Surveys
 
8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen8 Shock Manajemen
Materi kusta
Materi kusta Materi kusta
Materi kusta
Aras infodesanews
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Aris Rahmanda
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
Phil Adit R
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
yus rendra
 
Ppt epidemiologi kusta
Ppt epidemiologi kustaPpt epidemiologi kusta
Ppt epidemiologi kusta
rickygunawan84
 

What's hot (20)

SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Hand foot mouth disease - flu singapur
Hand foot mouth disease - flu singapurHand foot mouth disease - flu singapur
Hand foot mouth disease - flu singapur
 
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan TenggorokanPemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
 
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit DalamPanduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Nusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tbNusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tb
 
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkapTugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
Tugas kebutuhan rasa aman dan nyaman lengkap
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Herpes zoster
Herpes zosterHerpes zoster
Herpes zoster
 
Leukosit 2
Leukosit 2Leukosit 2
Leukosit 2
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoring
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
DT TB RO.pptx
DT TB RO.pptxDT TB RO.pptx
DT TB RO.pptx
 
8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen
 
Materi kusta
Materi kusta Materi kusta
Materi kusta
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
 
Ppt epidemiologi kusta
Ppt epidemiologi kustaPpt epidemiologi kusta
Ppt epidemiologi kusta
 

Viewers also liked

Kusta
KustaKusta
Ayo cegah kusta
Ayo cegah kustaAyo cegah kusta
Ayo cegah kusta
ari panggulu
 
PENYAKIT KUSTA (LEPROSY)
PENYAKIT KUSTA (LEPROSY)PENYAKIT KUSTA (LEPROSY)
PENYAKIT KUSTA (LEPROSY)
Muhammad Nasrullah
 
Apa itu kusta (1)
Apa itu kusta (1)Apa itu kusta (1)
Apa itu kusta (1)
ShiBing Soo
 
Dermatofitosis
DermatofitosisDermatofitosis
Lepra osce
Lepra osceLepra osce
Lepra osce
Nova Sari
 
treatment seeking behaviour of leprosy patients
treatment seeking behaviour of leprosy patientstreatment seeking behaviour of leprosy patients
treatment seeking behaviour of leprosy patients
Ashok Kanuri
 
Ada kusta diantara kita 2
Ada kusta diantara kita 2Ada kusta diantara kita 2
Ada kusta diantara kita 2
Operator Warnet Vast Raha
 
Kmb ( pakudin )
Kmb ( pakudin )Kmb ( pakudin )
Kmb ( pakudin )
Andi Anna Octaviana
 
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralTatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Surya Amal
 
Keperawatan komunitas 1
Keperawatan komunitas 1Keperawatan komunitas 1
Keperawatan komunitas 1
Julianti Mursidi
 
Kel 7 kusta
Kel 7   kustaKel 7   kusta
Kel 7 kustagustians
 
Laporan kasus ii
Laporan kasus iiLaporan kasus ii
Laporan kasus ii
Riesti Roiito
 
Proses keperawatan keluarga
Proses keperawatan keluarga Proses keperawatan keluarga
Proses keperawatan keluarga eviceliaa
 
LEPROSY
LEPROSYLEPROSY
Asuhan keperawatan keluarga
Asuhan keperawatan keluargaAsuhan keperawatan keluarga
Asuhan keperawatan keluarga
Arief Yanto
 
Presentasi kasus klinis
Presentasi kasus klinisPresentasi kasus klinis
Presentasi kasus klinis
Agus Maulana
 
Makalah kusta
Makalah kustaMakalah kusta
Makalah kusta
nliyanaramli
 

Viewers also liked (20)

Kusta
KustaKusta
Kusta
 
Ayo cegah kusta
Ayo cegah kustaAyo cegah kusta
Ayo cegah kusta
 
PENYAKIT KUSTA (LEPROSY)
PENYAKIT KUSTA (LEPROSY)PENYAKIT KUSTA (LEPROSY)
PENYAKIT KUSTA (LEPROSY)
 
Apa itu kusta (1)
Apa itu kusta (1)Apa itu kusta (1)
Apa itu kusta (1)
 
Askep kusta
Askep kustaAskep kusta
Askep kusta
 
Dermatofitosis
DermatofitosisDermatofitosis
Dermatofitosis
 
Lepra osce
Lepra osceLepra osce
Lepra osce
 
treatment seeking behaviour of leprosy patients
treatment seeking behaviour of leprosy patientstreatment seeking behaviour of leprosy patients
treatment seeking behaviour of leprosy patients
 
Ada kusta diantara kita 2
Ada kusta diantara kita 2Ada kusta diantara kita 2
Ada kusta diantara kita 2
 
Kmb ( pakudin )
Kmb ( pakudin )Kmb ( pakudin )
Kmb ( pakudin )
 
кондесюк
кондесюккондесюк
кондесюк
 
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralTatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
 
Keperawatan komunitas 1
Keperawatan komunitas 1Keperawatan komunitas 1
Keperawatan komunitas 1
 
Kel 7 kusta
Kel 7   kustaKel 7   kusta
Kel 7 kusta
 
Laporan kasus ii
Laporan kasus iiLaporan kasus ii
Laporan kasus ii
 
Proses keperawatan keluarga
Proses keperawatan keluarga Proses keperawatan keluarga
Proses keperawatan keluarga
 
LEPROSY
LEPROSYLEPROSY
LEPROSY
 
Asuhan keperawatan keluarga
Asuhan keperawatan keluargaAsuhan keperawatan keluarga
Asuhan keperawatan keluarga
 
Presentasi kasus klinis
Presentasi kasus klinisPresentasi kasus klinis
Presentasi kasus klinis
 
Makalah kusta
Makalah kustaMakalah kusta
Makalah kusta
 

Similar to Presentasi morbus hansen

Makalah Penyakit Menular Morbus Hansen
Makalah Penyakit Menular Morbus HansenMakalah Penyakit Menular Morbus Hansen
Makalah Penyakit Menular Morbus Hansen
Noveldy Pitna
 
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kustaasuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
KEPKNHM
 
Askep pernapasan tbc
Askep pernapasan tbcAskep pernapasan tbc
Askep pernapasan tbc
Operator Warnet Vast Raha
 
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
Rachel Chiciod Chiciod
 
86646107 case-control
86646107 case-control86646107 case-control
86646107 case-control
homeworkping3
 
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptxKASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
IndriHusain2
 
kusta- dr. adit.ppt
kusta- dr. adit.pptkusta- dr. adit.ppt
kusta- dr. adit.ppt
AkbarsyahRidarAditam
 
Informasi tentang penyakit kusta
Informasi tentang penyakit kustaInformasi tentang penyakit kusta
Informasi tentang penyakit kusta
fawimuhammad
 
05tbc1
05tbc105tbc1
05tbc1teput
 
Micobacterium leprosy
Micobacterium leprosyMicobacterium leprosy
Micobacterium leprosy
Awe Wardani
 
Asuhan keperawatan klien dengan tb paru
Asuhan keperawatan klien dengan  tb paruAsuhan keperawatan klien dengan  tb paru
Asuhan keperawatan klien dengan tb paru
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanusAskep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
Operator Warnet Vast Raha
 
BUKU PANDUAN KUSTA FRAMBUSIA - PKK.pdf
BUKU PANDUAN KUSTA FRAMBUSIA -  PKK.pdfBUKU PANDUAN KUSTA FRAMBUSIA -  PKK.pdf
BUKU PANDUAN KUSTA FRAMBUSIA - PKK.pdf
hermanto dr
 
BUKU PANDUAN KUSTA FRAMBUSIA - PKK.pdf
BUKU PANDUAN KUSTA FRAMBUSIA -  PKK.pdfBUKU PANDUAN KUSTA FRAMBUSIA -  PKK.pdf
BUKU PANDUAN KUSTA FRAMBUSIA - PKK.pdf
ImPutri
 
TBC Patofisiologi Penyakit Menular
TBC Patofisiologi Penyakit MenularTBC Patofisiologi Penyakit Menular
TBC Patofisiologi Penyakit Menular
universitas negeri semarang
 
TBC Patofisiologi Penyakit Menular
TBC Patofisiologi Penyakit MenularTBC Patofisiologi Penyakit Menular
TBC Patofisiologi Penyakit Menular
Sissi Syifa Meidia
 
ASKEP Osteoporosis_2.pdf
ASKEP Osteoporosis_2.pdfASKEP Osteoporosis_2.pdf
ASKEP Osteoporosis_2.pdf
MuhamadRazan
 
JURDING PFT SNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN
JURDING PFT SNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNJURDING PFT SNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN
JURDING PFT SNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN
ChairulLatief2
 

Similar to Presentasi morbus hansen (20)

Makalah Penyakit Menular Morbus Hansen
Makalah Penyakit Menular Morbus HansenMakalah Penyakit Menular Morbus Hansen
Makalah Penyakit Menular Morbus Hansen
 
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kustaasuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
 
Askep pernapasan tbc
Askep pernapasan tbcAskep pernapasan tbc
Askep pernapasan tbc
 
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
 
86646107 case-control
86646107 case-control86646107 case-control
86646107 case-control
 
PPT KUSTA.pptx
PPT KUSTA.pptxPPT KUSTA.pptx
PPT KUSTA.pptx
 
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptxKASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
 
kusta- dr. adit.ppt
kusta- dr. adit.pptkusta- dr. adit.ppt
kusta- dr. adit.ppt
 
Informasi tentang penyakit kusta
Informasi tentang penyakit kustaInformasi tentang penyakit kusta
Informasi tentang penyakit kusta
 
05tbc1
05tbc105tbc1
05tbc1
 
Micobacterium leprosy
Micobacterium leprosyMicobacterium leprosy
Micobacterium leprosy
 
Asuhan keperawatan klien dengan tb paru
Asuhan keperawatan klien dengan  tb paruAsuhan keperawatan klien dengan  tb paru
Asuhan keperawatan klien dengan tb paru
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanusAskep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
 
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
BUKU PANDUAN KUSTA FRAMBUSIA - PKK.pdf
BUKU PANDUAN KUSTA FRAMBUSIA -  PKK.pdfBUKU PANDUAN KUSTA FRAMBUSIA -  PKK.pdf
BUKU PANDUAN KUSTA FRAMBUSIA - PKK.pdf
 
BUKU PANDUAN KUSTA FRAMBUSIA - PKK.pdf
BUKU PANDUAN KUSTA FRAMBUSIA -  PKK.pdfBUKU PANDUAN KUSTA FRAMBUSIA -  PKK.pdf
BUKU PANDUAN KUSTA FRAMBUSIA - PKK.pdf
 
TBC Patofisiologi Penyakit Menular
TBC Patofisiologi Penyakit MenularTBC Patofisiologi Penyakit Menular
TBC Patofisiologi Penyakit Menular
 
TBC Patofisiologi Penyakit Menular
TBC Patofisiologi Penyakit MenularTBC Patofisiologi Penyakit Menular
TBC Patofisiologi Penyakit Menular
 
ASKEP Osteoporosis_2.pdf
ASKEP Osteoporosis_2.pdfASKEP Osteoporosis_2.pdf
ASKEP Osteoporosis_2.pdf
 
JURDING PFT SNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN
JURDING PFT SNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNJURDING PFT SNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN
JURDING PFT SNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN
 

More from Noveldy Pitna

Makalah trauma abdomen
Makalah trauma abdomenMakalah trauma abdomen
Makalah trauma abdomen
Noveldy Pitna
 
Makalah turp sindrome
Makalah turp sindromeMakalah turp sindrome
Makalah turp sindrome
Noveldy Pitna
 
Makalah Rabies
Makalah RabiesMakalah Rabies
Makalah Rabies
Noveldy Pitna
 
Makalah Demam Berdarah Dengue
Makalah Demam Berdarah DengueMakalah Demam Berdarah Dengue
Makalah Demam Berdarah Dengue
Noveldy Pitna
 
Makalah Pnemukoniosis
Makalah PnemukoniosisMakalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis
Noveldy Pitna
 
Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis
Noveldy Pitna
 
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan KomunitasMakalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Noveldy Pitna
 
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawatiPenyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Noveldy Pitna
 
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitasAplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
Noveldy Pitna
 
Skoliosis
Skoliosis Skoliosis
Skoliosis
Noveldy Pitna
 
Asuhan keperawatan klien dengan waham
Asuhan keperawatan klien dengan wahamAsuhan keperawatan klien dengan waham
Asuhan keperawatan klien dengan waham
Noveldy Pitna
 

More from Noveldy Pitna (11)

Makalah trauma abdomen
Makalah trauma abdomenMakalah trauma abdomen
Makalah trauma abdomen
 
Makalah turp sindrome
Makalah turp sindromeMakalah turp sindrome
Makalah turp sindrome
 
Makalah Rabies
Makalah RabiesMakalah Rabies
Makalah Rabies
 
Makalah Demam Berdarah Dengue
Makalah Demam Berdarah DengueMakalah Demam Berdarah Dengue
Makalah Demam Berdarah Dengue
 
Makalah Pnemukoniosis
Makalah PnemukoniosisMakalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis
 
Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis
 
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan KomunitasMakalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
 
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawatiPenyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
 
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitasAplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
 
Skoliosis
Skoliosis Skoliosis
Skoliosis
 
Asuhan keperawatan klien dengan waham
Asuhan keperawatan klien dengan wahamAsuhan keperawatan klien dengan waham
Asuhan keperawatan klien dengan waham
 

Recently uploaded

Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 

Recently uploaded (20)

Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 

Presentasi morbus hansen

  • 1. PENGERTIAN: Penyakit Hansen atau Penyakit Morbus Hansen yang dahulu dikenal sebagai Penyakit Kusta atau Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae dan biasanya mempengaruhi kulit serta saraf tepi, namun memiliki berbagai macam manifestasi klinis. (WHO, 2010). PENYAKIT MENULAR MORBUS HANSEN (KUSTA)
  • 2.  Penyakit ini ditandai dengan borok dari tulang dan kulit yang menyebabkan hilangnya sensasi, lumpuh, gangrene, dan deformasi. (The American Heritage-Dictionary of the English language).  Penyakit ini ditandai dengan borok dari tulang dan kulit yang menyebabkan hilangnya sensasi, lumpuh, gangrene, dan deformasi. (The American Heritage-Dictionary of the English language).  Istilah kusta berasal dari bahasa Sansekerta, yakni kustha berarti kumpulan gejala-gejala kulit secara umum.  Istilah kusta berasal dari bahasa Sansekerta, yakni kustha berarti kumpulan gejala-gejala kulit secara umum.
  • 3. Lesi pada Kulit Kecatatan pada extremitas atas
  • 4. Penyebab  Penyebab penyakit kusta adalah kuman kusta ( mycobacterium leprae).  Berbentuk batang dengan ukuran panjang 1– 8 mic, lebar 0,2–0,5 . Masa belah diri kuman kusta adalah memerlukan waktu yang sangat lama dibandingkan dengan kuman lain, yaitu 12-21 hari. Masa tunas lama yaitu rata-rata 2–5 tahun.  Pertumbuhan optimal dari kuman kusta adalah pada suhu 27°-30°C.  Penyebab penyakit kusta adalah kuman kusta ( mycobacterium leprae).  Berbentuk batang dengan ukuran panjang 1– 8 mic, lebar 0,2–0,5 . Masa belah diri kuman kusta adalah memerlukan waktu yang sangat lama dibandingkan dengan kuman lain, yaitu 12-21 hari. Masa tunas lama yaitu rata-rata 2–5 tahun.  Pertumbuhan optimal dari kuman kusta adalah pada suhu 27°-30°C.
  • 5. Klasifikasi dan Kriteria KustaKlasifikasi dan Kriteria Kusta
  • 8.
  • 10. Penatalaksanaan  Tujuan utama program pemberantasan kusta adalah menyembuhkan pasien kusta dan mencegah timbulnya cacat serta memutuskan mata rantai penularan dari pasien kusta terutama tipe yang menular kepada orang lain untuk menurunkan insidens penyakit.  Program Multi Drug Therapy (MDT) dengan kombinasi rifampisin, klofazimin, dan DDS dimulai tahun 1981. Program ini bertujuan untuk mengatasi resistensi dapson yang semakin meningkat, mengurangi ketidaktaatan pasien, menurunkan angka putus obat, dan mengeliminasi persistensi kuman kusta dalam jaringan.
  • 11.  Rejimen pengobatan MDT di Indonesia sesuai rekomendasi WHO ( 1995) sebagai berikut: 1.Tipe PB • Jenis obat dan dosis untuk orang dewasa: a.Rifampisin 600 mg/bulan diminum di depan petugas. b.DDS tablet 100 mg/hari diminum di rumah. • Pengobatan 6 dosis diselesaikan dalam 6-9 bulan.
  • 12. 2. Tipe MB • Jenis obat dan dosis untuk orang dewasa: a.Rifampisin 600 mg/bulan diminum di depan petugas. b.Klofazimin 300 mg/bulan diminum di depan petugas dilanjutkan dengan klofazimin 50 mg/hari diminum di rumah. c.DDS 100 mg/hari diminum di rumah. • Pengobatan 24 dosis diselesaikan dalam waktu maksimal 36 bulan.
  • 13. Pengobatan MDT terbaru  Metode ROM adalah pengobatan MDT terbaru.  Menurut WHO ( 1998), pasien kusta tipe PB dengan lesi hanya 1 (satu cukup diberikan dosis tunggal rifampisin 600 mg, olloksasin 400 mg, dan minosiklin I 00 mg dan pasien langsung dinyatakan RFT, sedangkan untuk tipe PB dengan 2-5 lesi diberikan 6 dosis dalam 6 bulan.  Untuk tipe MB diberikan sebagai obat alternatif dan dianjurkan digunakan sebanyak 24 dosis dalam 24 bulan.
  • 14. Putus Obat  Pada pasien kusta tipe PB yang tidak minum obat sebanyak 4 dosis dari yang seharusnya maka dinyatakan DO.  Pasien kusta tipe MB dinyatakan DO bila tidak minum obat 12 dosis dari yang seharusnya.
  • 15. Evaluasi Pengobatan  Evaluasi pengobatan menurut Buku Panduan Pemberantasan Penyakit Kusta Depkes  ( 1999) adalah sebagai berikut: a. Pasien PB yang telah mendapat pengobatan MDT 6 dosis dalam waktu 6 sampai 9 bulan dinyatakan RFT tanpa diharuskan menjalani pemeriksaan laboratorium. b. Pasien MB yang telah mendapat pengobatan MDT 24 dosis dalam waktu 24-36 bulan dinyatakan RFT tanpa diharuskan menjalani pemeriksaan laboratorium. c. RFT dapat dilaksanakan setelah dosis dipenuhi tanpa diperlukan pemeriksaan laboratorium. Dikeluarkan dari register pasien dan dimasukkan dalam register pengamatan (surveillance) dan dapat dilakukan oleh petugas kusta.
  • 16. Masa Pengamatan • Pengamatan setelah RFT dilakukan secara pasif    : 1.Tipe PB selama 2 tahun. 2.Tipe MB selama 5 tahun tanpa diperlukan pemeriksaan laboratorium.
  • 17. Komplikasi • Cacat merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada pasien kusta baik akibat kerusakan fungsi saraf tepi maupun karena neuritis sewaktu terjadi reaksi kusta.
  • 18. Program Kesehatan  Program pemerintah : a. Tujuan : 1.Tujuan Jangka Panjang : Eradikasi Kusta di Indonesia 2.Tujuan Jangka Menengah : Menurunkan angka kesakitan kusta. 3. Tujuan Jangka Pendek :
  • 19. Lanjutan Point 3 a. Penemuan Penderita (Case Finding) b. Implementasi MDT. c. Pembinaan pengobatan (“Case Holding”). d. Mencegah cacat pada penderita yang telah terdaftaf sehingga tidak akan terjadi cacat baru. e. Penyuluhan kesehatan di bidang kusta. f. Pengawasan sesudah RFT g. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam memenuhi kebutuhan program.
  • 20. b. Kebijaksanaan 1.Penderita kusta tidak boleh diisolasi. 2.Obat kusta diberikan secara cuma- cuma. 3.Regimen MDT mengikuti rekomendasi WHO. 4. Program P2 Kusta diintegrasikan kedalam sistem pelayanan kesehatan dan rujukan.
  • 21. c. Strategi 1.MDT dilaksanakan secara intensif dan extensif. 2. Meningkatkan peran serta organisasi swasta. 3. Meningkatkan peran serta lintas sektor dan kerjasama program. 4.Meningkatkan kemampuan serta ketrampilan petugas yang bertanggung jawab.
  • 22. d. Kegiatan Pemberantasan Kusta 1.Penemuan penderita 2.Pemeriksaan anak sekolah SD/Taman Kanak-kanak atau sederajat disebut survei sekolah. 3.“Chase Survey” 4.Survai Khusus.
  • 23. Pencegahan Penyakit Kusta 1. Pencegahan primer a. Penyuluhan kesehatan b. Pemberian imunisasi 2. Pencegahan sekunder • Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan : a. Pengobatan pada penderita kusta
  • 24. 3. Pencegahan tertier a. Pencegahan cacat kusta Upaya pencegahan cacat terdiri atas (Depkes RI, 2006) :  Upaya pencegahan cacat primer meliputi penemuan dini penderita sebelum cacat, pengobatan secara teratur dan penangan reaksi untuk mencegah terjadinya kerusakan fungsi saraf.  Upaya pencegahan cacat sekunder meliputi perawatan diri sendiri untuk mencegah luka dan perawatan mata, tangan, atau kaki yang sudah mengalami gangguan fungsi saraf.
  • 25. b. Rehabilitasi kusta • Rehabilitasi merupakan proses pemulihan untuk memperoleh fungsi penyesuaian diri secara maksimal atas usaha untuk mempersiapkan penderita cacat secara fisik, mental, sosial dan kekaryaan untuk suatu kehidupan yang penuh sesuai dengan kemampuan yang ada padanya. • Tujuan rehabilitasi adalah penyandang cacat secara umum dapat dikondisikan sehingga memperoleh kesetaraan, kesempatan dan integrasi sosial dalam masyarakat yang akhirnya mempunyai kualitas hidup yang lebih baik (Depkes RI, 2006).
  • 26. Rehabilitasi terhadap penderita kusta meliputi :  Latihan fisioterapi pada otot yang mengalami kelumpuhan untuk mencegah terjadinya kontraktur.  Bedah rekonstruksi untuk koreksi otot yang mengalami kelumpuhan agar tidak mendapat tekanan yang berlebihan.  Bedah plastik untuk mengurangi perluasan infeksi.  Terapi okupsi (kegiatan hidup sehari-hari) dilakukan bila gerakan normal terbatas pada tangan.  Konseling dilakukan untuk mengurangi depresi pada penderita cacat.
  • 27. Kelompok berisiko • Kelompok yang berisiko tinggi terkena kusta adalah yang tinggal di daerah endemik dengan kondisi yang buruk seperti tempat tidur yang tidak memadai, air yang tidak bersih, asupan gizi yang buruk, dan adanya penyertaan penyakit lain seperti HIV yang dapat menekan sistem imun.
  • 28. Peran Perawat Komunitas 1. Care Giver 2. Advokat 3. Edukator
  • 29. Daftar Pustaka • Depkes, 1998, Buku Pedoman Pemberantasan Penyakit Kusta, Cetakan ke-XII, Depkes Jakarta. • Departemen Kesehatan RI Dirjen P2M dan PLP, 1996, Buku Pedoman Pemberantasan Penyakit Kusta, Jakarta. • Mansjoer, Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Ed. III, media Aeuscualpius, Jakarta. • Yayan, M. 2011. Askep Klien dengan Penyakit Kusta. Disitasi dari http://yayannerz.blogspot.com/2011/03/askep-klien-dengan-penyakit- kusta.html. Diakses pada 17 Januari 2016 jam 14.05 wita. • Anonim.2009. Penatalaksanaan kusta di Indonesia. Disitasi dari https://pramareola14.wordpress.com/2009/12/09/penatalaksanaan- kusta-di indonesia/. Diakses pada 17 Januari 20167 jam 13.40 wita. • Anonim.2009. Penatalaksanaan kusta di Indonesia. Disitasi dari https://pramareola14.wordpress.com/2009/12/09/penatalaksanaan- kusta-di indonesia/. Diakses pada 17 Januari 20167 jam 13.40 wita.