SlideShare a Scribd company logo
P R E S E N T B Y N O V E L D Y P I T N A
PENYAKIT – PENYAKIT MENULAR PADA ZAMAN PEMERINTAHAN
MEGAWATI SOEKARNO PUTRI (2001 - 2004)
1. Avian influenza (H5N1)
a. Pengertian
Avian influenza merupakan infeksi flu pada burung,
namun bisa menyerang manusia yg tidak memiliki
imunitas terhadapnya.
- Bisa bermutasi dan menginfeksi manusia.
- Burung yg sembuh dari flu masih bisa menularkan
virus ke feses dan salivanya selama 10 hari.
Epidemiologi
 Di Indonesia flu burung muncul pada akhir tahun
2003, dimana virus ini diduga masuk ke Indonesia
melalui impor daging ayam yang dilakukan secara
ilegal.
 Hingga tahun 2005 tercatat temuan kasus flu
burung sebanyak 310 kasus dengan 189 kematian
pada manusia dimana di Indonesia ditemukan 99
kasus dengan 79 kematian.
 Pada Januari 2004, di beberapa propinsi di
Indonesia terutama Bali, Botabek, Jawa Timur, Jawa
Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat
dilaporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang
luar biasa
 Pada tanggal 19 januari 2004, WHO mengatakan
warga vietnam 5 org tewas, dan 6 0rg warga
thailand.
etiologi
a. Faktor Intrinsik (Host)
Faktor intristik pada flu burung diantaranya
kekebalan tubuh (imunitas) dan pola pikir
seseorang.
b. Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik atau faktor lingkungan merupakan
faktor diluar dari host itu sendiri. Faktor lingkungan
ini dibagi menjadi tiga:
1. Lingkungan Biologis
Faktor lingkungan biologis pada penyakit flu burung
yaitu agent
- Menyerang sistem pernapasan.
2. Lingkungan Fisik, terdiri dari :
a. Suhu
b. Musim
c. Tempat tinggal
3. Lingkungan sosial
Gejala gejala
a. Pada unggas/burung:
 Pada betina yang sedang bertelur, telurnya memiliki
cangkang yang tipis kemudian berhenti bertelur dengan
cepat.
 Nafsu makan berkurang
 Diare dan sering minum
 Terjadi perubahan warna pada jenger menjadi kebiru-
biruan
 Nafas cepat dan berbunyi
 Pendarahan terlihat pada daerah yang tidak ditumbuhi
bulu terutama tulang kering pada kaki
b. Pada host
 Demam dimana suhu badan sekitar atau di atas 38°C
 Sesak nafas
 Batuk dan nyeri tenggorokan
 Radang paru
 Infeksi mata
 Pusing
 Mual dan nyeri perut
 Muntah
 Diare
 Keluar lendir dari hidung
 Tidak ada nafsu makan
 Fase Ketidakmampuan
Pencegahan
a. Primer
- Melakukan promosi kesehatan (promkes) terhadap
masyarakat luas, terutama mereka yang berisiko
terjangkit flu burung seperti peternak unggas.
- Memasak dengan matang daging sebelum
dikonsumsi. Hal ini bertujuan untuk membunuh
virus yang terdapat dalam daging ayam, karena
dari hasil penelitian virus flu burung mati pada
pemanasan 60°C selama 30 menit.
b. Sekunder
- Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang
dilakukan dengan tujuan untuk mencegah dan
menghambat timbulnya penyakit dengan deteksi
dini dan pengobatan tepat.
- Pada flu burung pencegahan sekunder dilakukan
dengan melakukan screening yaitu upaya untuk
menemukan penyakit secara aktif pada orang yang
belum menunjukkan gejala klinis.
c. Tersier
- Pencegahan tersier adalah segala usaha yang
dilakukan untuk membatasi ketidakmampuan. Pada
flu burung upaya pencegahan tersier yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan pengobatan
intensif dan rehabilitasi.
Program pemerintah
 Memberikan kompensasi bagi peternakan rakyat
selama 6 bulan dari 29 Januari 30 Juli 2004
berupa DOC dan Pakan.
 Memusnahkan semua unggas yang terserang flu
burung dengan cara dibakar.
 Mengadakan vaksinasi bagi ayam atau ternak unggas
yang masih sehat.
 Melakukan tindakan biosekuriti (pengawasan secara
ketat terhadap lalu-lintas unggas produk unggas dan
limbah peternakan unggas) untuk daerah yang bebas
flu burung.
2. Malaria
1. Pengertian
- Malaria adalah penyakit yang dapat bersfat akut
maupun kronik, disebabkan oleh protozoa genus
plasmodium ditandai dengan demam, Anemia, dan
splenomegali.
2. Etiologi ANOPLES BETINA
- Plasmodium sebagai penyebab malaria terdiri dari 4
spesies :
a. p.vivax
b. P. Falciparum
c. P. Malariae
d. P. ovale
1. P. Vivax
- Infeksi paling sering dan menyebabkan malaria
tertiana/ vivaks ( demam tiap hari ke-3).
2. P. Falciparum
- Memberikan bnyk komplikasi dn mempunyai
perlangsungan yg cukup ganas, mudah resisten dgn
pengobatan dan menyebabkan malaria tropika /
falciparum (demam tiap 24-48 jam).
3. P.Malariae
- jarang ditemukan dan menyebabkan malaria
quartana/malariae
- demam tiap hari ke-4
Jenis jenis malaria
4. P.ovale
- Dijumpai pada daerah afrika dan pasifik barat,
diindonesia dijumpai di Nusa tenggara dan papua.
- Menyebabkan malaria ovale.
Masa inkubasi
1. p. Vivax 14 – 17 hari
2. P. Ovale 11 – 16 hari
3. P. Falciparum 10 – 12 hari
4. P. Malariae 12 – 14 hari
Cara infeksi
1. Secara alami
Melalui vektor bila sporozoit dimasukkan kedalam
badan host dgn tusukan nyamuk anoples betina
2. Secara induksi
- Bila stadium aseksual dlm eritrosit masuk dalam
badan manusia, misalnya dgn transfusi , suntikan
atau secara kongenintal ( bayi baru lahir mendapat
infeksi dari ibu yg menderita malaria melalui
daerah plasenta)
Manifestasi klinik
Anemia
Icterus
Penatalaksanaan
1. Malaria tertiana / kuartana
- Biasanya ditanggulangi dgn klorokuin namun jika
resisten perlu ditambahkan mefloquin single dose
500 mg pc (atau kinin 3 dd 600 mg selama 4-
7hari)
- Terapi ini disusul dgn pemberian primaquin 15 mg
/ hari selama 14 hari
2. Malaria ovale
- Berikan kinin dan dosiklin (hari pertama 200 mg,
lalu 1 dd 100 mg selama 6 hari)
- Atau mefloquin (2 dosis dari masing2 15 dan 10 mg
dgn interval 4-6 jam).
- Pirimethamin sulfadoksin (dosis tunggal dr 3 tablet
yg biasanya dikombinasikan dgn kinin 3 dd 600 mg
selama 3 hari).
3. Malaria falciparum
- Kombinasikan sulfadoksin 1000 mg dan
pirimethamin 25 mg/tablet dlm dosis tunggal sbnyk
2-3 tablet
- Kina 3 x 650 mg selama 7 hari
- Antibiotik seperti tetrasiklin 4 x 250 mg / hari
selama 7 – 10 hari dan amoksilin 2 x 100 mg / hari
selama 7 hari.
Program pemerintah
 Pelatihan petugas/sukarelawan
 Penyuluhan kepada masyarakat umum
 Pemeriksaan penderita dengan gejala malaria
 Pengobatan penderita yang positip malaria
 Perawatan penderita yang menderita malaria otak (Cerebral
Malaria)
 Pemberian kelambu anti nyamuk bagi keluarga-keluarga yang
tinggal didaerah endemisitas tinggi
 Pemberian kelambu anti nyamuk bagi para ibu hamil dan anak-
anak Balita
 Penyediaan bahan-bahan dan peralatan untuk penyuluhan,
pencegahan, pemeriksaan dan pengobatan kasus Malaria.
Program pemerintah (2000 sampai sekarang)
 Melalui gerakan masyarakat dikenal dengan gerakan
berantas kembali malaria atau gebrakan malaria.
Gerakan ini merupakan embrio pengendalian
malaria yang berbasis kemitraan dengan berbagai
sector dengan slogan “ ”
3. . Chikungunyah
a. Pengertian
Chikungunyah adalah penyakit yg terutama terdapat
pd anak dan remaja atau org dewasa dgn tanda-
tanda klinis berupa demam, nyeri otot.
Epidemiologi
 Awal 2001, kejadian luar biasa demam Chikungunya
terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh.
Disusul Bogor bulan Oktober. Setahun kemudian,
demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa
Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah).
Diperkirakan sepanjang tahun 2001-2003 jumlah
kasus Chikungunya mencapai 3.918 jiwa dan tanpa
kematian yang diakibatkan penyakit ini.
Etiolgi
 Demam Chikungunya disebabkan oleh virus
Chikungunya (CHIKV). CHIKV termasuk keluarga
Togaviridae, Genus Alphavirus dan ditularkan lewat
nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang sama juga
menularkan penyakit demam berdarah dengue.
Manifestasi klinik
 Demam mendadak selama 5 hari, dikenal dgn istilah
demam 5 hari
 Pada anak2 demam mencapai 39 °c
 Eritema . Ruam muncul setelah 3 – 5 hari
 Mata merah biasnya dtandai dengan flu
 Sering dijumpai anak kejang demam
 Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa
sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran
kelenjar getah bening. Terdapat juga sakit kepala,
conjunctival injection dan sedikit fotofobia
 Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot
sangat dominan dan sampai menimbulkan
kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila
berjalan.
 Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah
 Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada
Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan
(shock) maupun kematian. dengan sedikit
perbedaan pada hal-hal tertentu.
 Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai 10 hari.
Virus ini termasuk self limiting disease alias hilang
dengan sendirinya. Namun, rasa nyeri masih tertinggal
dalam hitungan minggu sampai bulan.Penderita dalam
beberapa waktu kemudian bisa menggerakkan tubuhnya
seperti sedia kala.
 Perlu kita ketahui bahwa Chikungunya merupakan suatu
penyakit yang dapat sembuh sendiri, paling lama terjadi
sekitar satu mingguan (5-7 hari). Tetapi pada orang-
orang tertentu nyeri sendi bisa menetap bahkan
kambuhan dengan periode harian, bulanan, bahkan
tahunan biasanya terjadi pada orang tua (+45)
Program pemerintah
 Progam Pemerintah dalam menghadapi demam
chikungunya memiliki strategi menggerakan dan
memberdayakan masyarakat dalam pencegahan dan
penanggulangan Demam Chikungunya.
 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
yang berkualitas,
 Meningkatkan sistem surveilans epidemiologi
Demam Chikungunya, dan Meningkatkan sumber
daya dalam upaya pengendalian Demam
Chikungunya
4. Demam Berdarah Dengue (DBD)
 Demam berdarah (DB) atau demam berdarah
dengue (DBD) adalah penyakit febril akut yang
ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran
geografis yang mirip dengan malaria
 Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue
dengan manifestasi klinis demam 5-7 hari disertai
gejala perdarahan dan bila timbul renjatan
menimbulkan mortalitas cukup tinggi.
 Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan
trombositopenia (trombosit kurang dari 100.000)
dan hematokrit cenderung meningkat lebih dari 20%
dari normal.
 Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh
nyamuk Aedes aegypti.
Epidemiologi
- Kasus penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila,
Filipina pada tahun 1953. Penyakit DBD pertama
kali di Indonesia ditemukan di Surabaya pada tahun
1968, akan tetapi konfirmasi virologis baru didapat
pada tahun 1972. Sejak itu penyakit tersebut
menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai
tahun 1980 seluruh propinsi di Indonesia kecuali
Timor-Timur telah terjangkit penyakit, dengan
jumlah kasus sebagai berikut :
 Tahun 2001 : jumlah kasus 45.904 orang
 Tahun 2002 : jumlah kasus 40.377 orang.
 Tahun 2003 : jumlah kasus 50.131 orang.
 Tahun 2004 : sampai tanggal 5 Maret 2004 jumlah
kasus sudah mencapai 26.015 orang, dengan jumlah
kematian sebanyak 389 orang
 Epidemi pertama kali di wilayah Asia Tenggara
terjadi pada tahun 1954 di Manila,Philipina.
Selanjutnya secara berangsur-angsur menyebar ke
negara yang berdekatan. Pada tahun 2005 jumlah
kasus DBD di Asia Tenggara cenderung meningkat
19% dan mortalitas meningkat sekitar 43%
dibandingkan tahun 2004 dan Indonesia merupakan
penyumbang terbesar kasus DBD untuk wilayah Asia
Tenggara.
Etiologi
 Penyakit DBD disebabkan oleh Virus Dengue yang
ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di
daerah tropis dan sub-tropis, dan menjangkit luas di
banyak negara di Asia Tenggara.
 Virus dengue merupakan virus RNA untai tunggal.
Virus ini hidup (survive) di alam lewat dua
mekanisme yaitu :
1. Melalui transmisi vertikal dalam tubuh nyamuk.
Dimana virus dapat ditularkan oleh nyamuk betina
dan telurnya yang nantinya akan menjadi nyamuk.
Virus juga dapat ditularkan dari nyamuk jantan
kepada nyamuk betina melalui kontak seksual.
2. Melalui transmisi virus yang berasal dari nyamuk
masuk ke dalam tubuh vertebrata seperti manusia
dan kelompok kera tertentu atau sebaliknya.
Nyamuk mendapatkan virus pada saat menggigit
manusia yang terinfeksi virus dengue.
Masa inkubasi
 Jangka masa inkubasi adalah 3 sampai 14 hari,
umumnya 4 sampai 7 hari.
Penularan
 Nyamuk Aedes aegypty yang sudah terinfeksi virus
menggigit dan menyebarkan virus ke tubuh manusia
 Virus memperbanyak diri (replikasi) di jaringan getah
bening
 setelah jumlahnya cukup, virus lepas dari jaringan dan
menginfeksi darah
 Nyamuk lain menggigit tubuh manusia yang sudah
terinfeksi, lalu
 menyebarkannya ke manusia lain, dan seterusnya.
Manifestasi klinik DD
1. Suhu badan tiba tiba meninggi
2. Demam yg berlangsung hny beberapa hari
3. Kurva demam menyerupai pelana kuda
4. Nyeri tekan terutama di otot otot dan persendian
5. Adanya ruam ruam kulit
6. Leukopenia
Manifestasi klinik DBD menurut WHO
1. Demam akut, yg tetap tinggi selama 2 – 7 hari ,
kemudian turun secara lisis. Demam disertai gejala tdk
spesifik, seperti anoreksia, malaise, nyeri pada
punggung, tulang, persendian, dan kepala.
2. Manifestasi perdarahan, seperti uji torniquet positif,
purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis, dan melena.
3. Hepatmegali dan nyeri tekan tanpa ikterus
4. Dengan / tanpa renjatan . Renjatan yg terjadi pd saat
demam biasanya mempunyai prognosis yg buruk
5. Kenaikan nilai Ht / hemokonsentrasi, yg sedikitnya 20
%
Derajat beratnya DBD secara klinis sbb :
1. Derajat 1 (ringan), terdadapat demam mendadak
selama 2 – 7 hari disertai gejala klinis lain dgn
manifestasi perdarahan teringan yaitu uji turniket
positif.
2. Derajat 2 (sedang), ditemukan pula perdarahan
kulit dan manifestasi perdarahan lain.
3. Derajat 3 ditemukan tanda tanda dini renjatan
4. Derajat 4, terdapat DDS dgn nadi dan tekanan
darah yg tak terukur
Diagnosis klinis perlu disokong dgn pemeriksaan
serologi.
Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan DD atau DBD tanpa penyulit adl :
1. Tirah baring
2. Makanan lunak dan bila belum napsu makan diberi
minimal 1,5 – 2 liter air dalam 24 jam (susu, air
dengan gula, atau sirop) atau air tawar ditambah
garam.
3. Medikamentosa yang simptomatis. Untuk
hiperpireksia dpt diberikan kompres, antipiretik
golongan asetaminofen, eukinin, atau dipiron dan
jangandiberikan asetosal krn bahaya perdarahan.
4. Antibiotik diberikan bila terdpt kemungkinan
terjadi infeksi sekunder.
 Pada pasien dgn tanda renjatan dilakukan :
1. Pemasangan infus dan dipertahankan selama 12 – 48 jam
setelah renjatan diatasi.
2. Observasi keadaan umum, pulse, TD, RR tiap jam, serta Ht
dan Hb tiap 4 – 6 jam pd hari pertama selanjutnya tiap 24
jam.
3. Pada pasien DDS diberi cairan IV yg diberikan dgn diguyur,
seperti NaCl, RL yg dipertahankan selama 12 – 48 jam
setelah renjatan teratasi. Bila tak tampak perbaikan dpt
diberikan plasma ekspander atau dekstran atau preparat
hemasel sejumlah 15 – 29 ml/kgBB dan dipertahankan
selama 12 – 48 jam setelah renjatan teratasi.
4. Bila pada pemeriksaan didapatkan penurunan kadar Hb
dan Ht maka diberikan transfusi darah.
Program pemerintah
5. Hiv / aids
 Pengertian
Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS),
yang merupakan salah satu penyalit yang paling
dikenal dan disebabkan oleh human
immunodeficiency virus (HIV), ditandai oleh
kegagalan progresif system imun.
Penularan
 Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama
pada cairan sperma, cairan vagina dan darah.
Penularan terutama terjadi melalui hubungan
seksual yang tidak aman, transfusi darah,
penggunaan jarum suntik yang tidak steril,
transplantasi organ/jaringan dan penularan dari ibu
hamil ke janin yang dikandungnya.
Epidemiologi
 Sampai akhir tahun 2002 sekitar 42 juta penduduk
dunia terinfeksi HIV dan 21,8 juta diantaranya
meninggal karena AIDS. Sebagian besar yang terinfeksi
adalah kelompok usia muda, karena penyakit ini sangat
berkaitan dengan gaya hidup terutama perilaku seksual
dan penyalahgunaan Napza.
 Indonesia termasuk salah satu negara di Asia yang
mengalami epidemi HIV/AIDS dengan prevalensi yang
meningkat tajam dan belum menunjukkan penurunan
meskipun upaya penanggulangan HIV/AIDS telah
dilaksanakan oleh masyarakat, LSM dan swasta serta
pemerintah.
Manifestasi klinik
 Pada anak – anak
1. Rata rata periode inkubasi selama 17 bulan : tanda
gejala sama dgn org dewasa
2. Infeksi oppurtunistik jg terlihat seperti pada
dewasa, tp insiden tertinggi diperlihatkan oleh
infeksi bakteri misal otitis media, sepsis,
pembesaran kelenjar saliva kronis dll.
Program pemerintah
Alasan penting perubahan Strategi Nasional antara
lain:
1. Perkembangan epidemi dan cara
penularan HIV/AIDS
 Prevalensi HIV meningkat terus dan pada sub-
populasi tertentu di beberapa tempat mengarah ke
tingkat epidemi yang terkonsentrasi. Sejak tahun
1999 cara penularan HIV diantara penyalahguna
Napza suntik mulai meningkat disamping melalui
hubungan seksual.
2. Perkembangan cara penanggulangan
HIV/AIDS.
 Dalam lima tahun terakhir ini telah ditemukan obat
anti retro virus (ARV) yang dapat meningkatkan
kualitas hidup ODHA. Cara-cara penanggulangan
HIV/AIDS yang terbukti efektif perlu menjadi
perhatian utama seperti KIE, penggunaan kondom
100% dan pengurangan dampak buruk (harm
reduction) pada penyalahguna Napza suntik.
Daftar pustaka
 Mansjoer, arif. Dkk.2009. kapita selekta kedokteran
UI jilid 1 edisi 3 .Jakarta : media Aesculapius.
 Williams , lipcont , dkk. 2011. Nursing the series for
clinical excellence. Jakarta : indeks jurnal Nursing.
 https://prezi.com/t8jmcgmwjnai/malaria
 http://www.litbang.depkes.go.id/mask...fluburung1.
htm
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati

More Related Content

What's hot

Ringkasan singkat-soal-soal-biologi-umum
Ringkasan singkat-soal-soal-biologi-umumRingkasan singkat-soal-soal-biologi-umum
Ringkasan singkat-soal-soal-biologi-umumYogi Pratama
 
Penyuluhan Imunisasi
Penyuluhan ImunisasiPenyuluhan Imunisasi
Penyuluhan Imunisasi
AKADEMI KEBIDANAN CIANJUR
 
Campak
CampakCampak
Campaklidya8
 
Ensefalitis tb
Ensefalitis tbEnsefalitis tb
Ensefalitis tb
selfance102012423
 
Askep pada anak dengan campak
Askep pada anak dengan campakAskep pada anak dengan campak
Askep pada anak dengan campak
whenny
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi Dasar
Imunisasi DasarImunisasi Dasar
Imunisasi Dasar
Hanifa Rahmadilla
 
Imunisasi campak pada anak
Imunisasi campak pada anakImunisasi campak pada anak
Imunisasi campak pada anak
Fitria Rizki
 
Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin
Dedi Kun
 
Pemetaan
PemetaanPemetaan
Pemetaan
Bintang Meister
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
Kusuma Wijayanti
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
Andriey Setyawan
 
Persentasi vaksin
Persentasi vaksinPersentasi vaksin
Persentasi vaksin
Fathan Hakim
 
Penyuluhan Measles dan Rubella
Penyuluhan Measles dan RubellaPenyuluhan Measles dan Rubella
Penyuluhan Measles dan Rubella
Dita Hersafitri
 
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
Nurul Adeatma
 
Leaflet ph & imunisasi
Leaflet ph & imunisasiLeaflet ph & imunisasi
Leaflet ph & imunisasiaskep33
 
Chikungunya
ChikungunyaChikungunya
ChikungunyaDR Irene
 

What's hot (20)

Ringkasan singkat-soal-soal-biologi-umum
Ringkasan singkat-soal-soal-biologi-umumRingkasan singkat-soal-soal-biologi-umum
Ringkasan singkat-soal-soal-biologi-umum
 
Penyuluhan Imunisasi
Penyuluhan ImunisasiPenyuluhan Imunisasi
Penyuluhan Imunisasi
 
Campak
CampakCampak
Campak
 
Ensefalitis tb
Ensefalitis tbEnsefalitis tb
Ensefalitis tb
 
Askep pada anak dengan campak
Askep pada anak dengan campakAskep pada anak dengan campak
Askep pada anak dengan campak
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Imunisasi Dasar
Imunisasi DasarImunisasi Dasar
Imunisasi Dasar
 
Lp campak
Lp campakLp campak
Lp campak
 
Imunisasi campak pada anak
Imunisasi campak pada anakImunisasi campak pada anak
Imunisasi campak pada anak
 
Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin
 
Pemetaan
PemetaanPemetaan
Pemetaan
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
Persentasi vaksin
Persentasi vaksinPersentasi vaksin
Persentasi vaksin
 
Penyuluhan Measles dan Rubella
Penyuluhan Measles dan RubellaPenyuluhan Measles dan Rubella
Penyuluhan Measles dan Rubella
 
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
 
Leaflet ph & imunisasi
Leaflet ph & imunisasiLeaflet ph & imunisasi
Leaflet ph & imunisasi
 
Chikungunya
ChikungunyaChikungunya
Chikungunya
 

Viewers also liked

Kenapa Peduli Flu Burung?
Kenapa Peduli Flu Burung?Kenapa Peduli Flu Burung?
Kenapa Peduli Flu Burung?Arie Rukmantara
 
flu burung
flu burungflu burung
flu burung
Yuliana
 
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burungBAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
NajMah Usman
 
Flu burung
Flu burungFlu burung
Flu burung
Meironi Waimir
 
Epidemiologi Penyakit flu burung
Epidemiologi Penyakit flu burungEpidemiologi Penyakit flu burung
Epidemiologi Penyakit flu burung
Intan Dwisari
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasi Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasi Warung Bidan
 
Brosur imunisasi
Brosur imunisasiBrosur imunisasi
Brosur imunisasi
Ike Maretta
 
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menularMALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menularBernike Zega
 
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianMakalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianOpissen Yudisyus
 
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULARBAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
NajMah Usman
 
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaBAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
NajMah Usman
 
Plastic pollution ppt
Plastic pollution pptPlastic pollution ppt
Plastic pollution pptNishant
 

Viewers also liked (17)

Kenapa Peduli Flu Burung?
Kenapa Peduli Flu Burung?Kenapa Peduli Flu Burung?
Kenapa Peduli Flu Burung?
 
flu burung
flu burungflu burung
flu burung
 
Virus H5N1
Virus H5N1Virus H5N1
Virus H5N1
 
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burungBAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
 
Flu burung
Flu burungFlu burung
Flu burung
 
Epidemiologi Penyakit flu burung
Epidemiologi Penyakit flu burungEpidemiologi Penyakit flu burung
Epidemiologi Penyakit flu burung
 
Imunisasi
Imunisasi Imunisasi
Imunisasi
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasi Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasiLeaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasiLeaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
 
Brosur imunisasi
Brosur imunisasiBrosur imunisasi
Brosur imunisasi
 
Leaflet IMUNISASI
Leaflet IMUNISASILeaflet IMUNISASI
Leaflet IMUNISASI
 
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menularMALARIA - epidemiologi penyakit menular
MALARIA - epidemiologi penyakit menular
 
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianMakalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
 
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULARBAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
 
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaBAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
 
Plastic pollution ppt
Plastic pollution pptPlastic pollution ppt
Plastic pollution ppt
 

Similar to Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati

Flu Burung
Flu BurungFlu Burung
Flu Burungmcrohman
 
Referat chikungunya
Referat chikungunyaReferat chikungunya
Referat chikungunya
soroylardo1
 
Cikungunya fever
Cikungunya feverCikungunya fever
Cikungunya fever
Ariyanto Harsono
 
What is Epidemic?
What is Epidemic?What is Epidemic?
What is Epidemic?
Mohd Farhan Ismail
 
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptxflusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
JemsOtniel1
 
PAPARAN ATM PKK DESA DENGAN PENINGKATAN KAPATISITAS KADER DAN TPKK.pptx
PAPARAN ATM PKK DESA DENGAN PENINGKATAN KAPATISITAS KADER DAN TPKK.pptxPAPARAN ATM PKK DESA DENGAN PENINGKATAN KAPATISITAS KADER DAN TPKK.pptx
PAPARAN ATM PKK DESA DENGAN PENINGKATAN KAPATISITAS KADER DAN TPKK.pptx
QisthyTuri
 
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11tristyanto
 
penularan penyakit melalui vektor PES.pptx
penularan penyakit melalui vektor PES.pptxpenularan penyakit melalui vektor PES.pptx
penularan penyakit melalui vektor PES.pptx
lulukesling
 
Penyakit tropis
Penyakit tropisPenyakit tropis
Penyakit tropis
Ida Djafar
 
Materi Imun Lengkap bosss.PPT
Materi Imun Lengkap bosss.PPTMateri Imun Lengkap bosss.PPT
Materi Imun Lengkap bosss.PPT
PuskesmasAmbalAmbil
 
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKITContoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
010907
 
Maklah tbc1
Maklah tbc1Maklah tbc1
Maklah tbc1
Kiki Kiki
 
Infeksi Neonatus
Infeksi NeonatusInfeksi Neonatus
Infeksi Neonatus
Hanifa Rahmadilla
 
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYARIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA
Ngulya Imroatul
 
Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007
Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007
Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007
Tata Naipospos
 
Askep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPAAskep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPA
Ns Agung Syuhada
 

Similar to Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati (20)

Flu Burung
Flu BurungFlu Burung
Flu Burung
 
Referat chikungunya
Referat chikungunyaReferat chikungunya
Referat chikungunya
 
Cikungunya fever
Cikungunya feverCikungunya fever
Cikungunya fever
 
What is Epidemic?
What is Epidemic?What is Epidemic?
What is Epidemic?
 
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptxflusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
 
PAPARAN ATM PKK DESA DENGAN PENINGKATAN KAPATISITAS KADER DAN TPKK.pptx
PAPARAN ATM PKK DESA DENGAN PENINGKATAN KAPATISITAS KADER DAN TPKK.pptxPAPARAN ATM PKK DESA DENGAN PENINGKATAN KAPATISITAS KADER DAN TPKK.pptx
PAPARAN ATM PKK DESA DENGAN PENINGKATAN KAPATISITAS KADER DAN TPKK.pptx
 
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
 
penularan penyakit melalui vektor PES.pptx
penularan penyakit melalui vektor PES.pptxpenularan penyakit melalui vektor PES.pptx
penularan penyakit melalui vektor PES.pptx
 
Avian influenza
Avian influenzaAvian influenza
Avian influenza
 
Imunisasi biokimia
Imunisasi biokimiaImunisasi biokimia
Imunisasi biokimia
 
Penyakit tropis
Penyakit tropisPenyakit tropis
Penyakit tropis
 
Materi Imun Lengkap bosss.PPT
Materi Imun Lengkap bosss.PPTMateri Imun Lengkap bosss.PPT
Materi Imun Lengkap bosss.PPT
 
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKITContoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
 
Maklah tbc1
Maklah tbc1Maklah tbc1
Maklah tbc1
 
Sitem pernafasan
Sitem pernafasanSitem pernafasan
Sitem pernafasan
 
Infeksi Neonatus
Infeksi NeonatusInfeksi Neonatus
Infeksi Neonatus
 
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYARIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA
 
Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007
Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007
Flu Burung dan Fenomena Pandemi Influenza - Starbuck, 10 April 2007
 
IKA Penyakit yang lazim terjadi
IKA Penyakit yang lazim terjadiIKA Penyakit yang lazim terjadi
IKA Penyakit yang lazim terjadi
 
Askep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPAAskep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPA
 

More from Noveldy Pitna

Makalah trauma abdomen
Makalah trauma abdomenMakalah trauma abdomen
Makalah trauma abdomen
Noveldy Pitna
 
Makalah turp sindrome
Makalah turp sindromeMakalah turp sindrome
Makalah turp sindrome
Noveldy Pitna
 
Makalah Rabies
Makalah RabiesMakalah Rabies
Makalah Rabies
Noveldy Pitna
 
Makalah Demam Berdarah Dengue
Makalah Demam Berdarah DengueMakalah Demam Berdarah Dengue
Makalah Demam Berdarah Dengue
Noveldy Pitna
 
Makalah Pnemukoniosis
Makalah PnemukoniosisMakalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis
Noveldy Pitna
 
Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis
Noveldy Pitna
 
Presentasi morbus hansen
Presentasi morbus hansenPresentasi morbus hansen
Presentasi morbus hansen
Noveldy Pitna
 
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan KomunitasMakalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Noveldy Pitna
 
Makalah Penyakit Menular Morbus Hansen
Makalah Penyakit Menular Morbus HansenMakalah Penyakit Menular Morbus Hansen
Makalah Penyakit Menular Morbus Hansen
Noveldy Pitna
 
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitasAplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
Noveldy Pitna
 
Skoliosis
Skoliosis Skoliosis
Skoliosis
Noveldy Pitna
 
Asuhan keperawatan klien dengan waham
Asuhan keperawatan klien dengan wahamAsuhan keperawatan klien dengan waham
Asuhan keperawatan klien dengan wahamNoveldy Pitna
 

More from Noveldy Pitna (12)

Makalah trauma abdomen
Makalah trauma abdomenMakalah trauma abdomen
Makalah trauma abdomen
 
Makalah turp sindrome
Makalah turp sindromeMakalah turp sindrome
Makalah turp sindrome
 
Makalah Rabies
Makalah RabiesMakalah Rabies
Makalah Rabies
 
Makalah Demam Berdarah Dengue
Makalah Demam Berdarah DengueMakalah Demam Berdarah Dengue
Makalah Demam Berdarah Dengue
 
Makalah Pnemukoniosis
Makalah PnemukoniosisMakalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis
 
Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis
 
Presentasi morbus hansen
Presentasi morbus hansenPresentasi morbus hansen
Presentasi morbus hansen
 
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan KomunitasMakalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
Makalah Teori Self Care Dorthea Orem Dalam Keperawatan Komunitas
 
Makalah Penyakit Menular Morbus Hansen
Makalah Penyakit Menular Morbus HansenMakalah Penyakit Menular Morbus Hansen
Makalah Penyakit Menular Morbus Hansen
 
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitasAplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
Aplikasi teori orem terhadap kep.komunitas
 
Skoliosis
Skoliosis Skoliosis
Skoliosis
 
Asuhan keperawatan klien dengan waham
Asuhan keperawatan klien dengan wahamAsuhan keperawatan klien dengan waham
Asuhan keperawatan klien dengan waham
 

Recently uploaded

Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 

Recently uploaded (20)

Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 

Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati

  • 1. P R E S E N T B Y N O V E L D Y P I T N A PENYAKIT – PENYAKIT MENULAR PADA ZAMAN PEMERINTAHAN MEGAWATI SOEKARNO PUTRI (2001 - 2004)
  • 2. 1. Avian influenza (H5N1) a. Pengertian Avian influenza merupakan infeksi flu pada burung, namun bisa menyerang manusia yg tidak memiliki imunitas terhadapnya. - Bisa bermutasi dan menginfeksi manusia. - Burung yg sembuh dari flu masih bisa menularkan virus ke feses dan salivanya selama 10 hari.
  • 3. Epidemiologi  Di Indonesia flu burung muncul pada akhir tahun 2003, dimana virus ini diduga masuk ke Indonesia melalui impor daging ayam yang dilakukan secara ilegal.  Hingga tahun 2005 tercatat temuan kasus flu burung sebanyak 310 kasus dengan 189 kematian pada manusia dimana di Indonesia ditemukan 99 kasus dengan 79 kematian.  Pada Januari 2004, di beberapa propinsi di Indonesia terutama Bali, Botabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat dilaporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa
  • 4.  Pada tanggal 19 januari 2004, WHO mengatakan warga vietnam 5 org tewas, dan 6 0rg warga thailand.
  • 5. etiologi a. Faktor Intrinsik (Host) Faktor intristik pada flu burung diantaranya kekebalan tubuh (imunitas) dan pola pikir seseorang. b. Faktor Ekstrinsik Faktor ekstrinsik atau faktor lingkungan merupakan faktor diluar dari host itu sendiri. Faktor lingkungan ini dibagi menjadi tiga:
  • 6. 1. Lingkungan Biologis Faktor lingkungan biologis pada penyakit flu burung yaitu agent - Menyerang sistem pernapasan. 2. Lingkungan Fisik, terdiri dari : a. Suhu b. Musim c. Tempat tinggal 3. Lingkungan sosial
  • 7. Gejala gejala a. Pada unggas/burung:  Pada betina yang sedang bertelur, telurnya memiliki cangkang yang tipis kemudian berhenti bertelur dengan cepat.  Nafsu makan berkurang  Diare dan sering minum  Terjadi perubahan warna pada jenger menjadi kebiru- biruan  Nafas cepat dan berbunyi  Pendarahan terlihat pada daerah yang tidak ditumbuhi bulu terutama tulang kering pada kaki
  • 8. b. Pada host  Demam dimana suhu badan sekitar atau di atas 38°C  Sesak nafas  Batuk dan nyeri tenggorokan  Radang paru  Infeksi mata  Pusing  Mual dan nyeri perut  Muntah  Diare  Keluar lendir dari hidung  Tidak ada nafsu makan  Fase Ketidakmampuan
  • 9. Pencegahan a. Primer - Melakukan promosi kesehatan (promkes) terhadap masyarakat luas, terutama mereka yang berisiko terjangkit flu burung seperti peternak unggas. - Memasak dengan matang daging sebelum dikonsumsi. Hal ini bertujuan untuk membunuh virus yang terdapat dalam daging ayam, karena dari hasil penelitian virus flu burung mati pada pemanasan 60°C selama 30 menit.
  • 10. b. Sekunder - Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan dengan tujuan untuk mencegah dan menghambat timbulnya penyakit dengan deteksi dini dan pengobatan tepat. - Pada flu burung pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan screening yaitu upaya untuk menemukan penyakit secara aktif pada orang yang belum menunjukkan gejala klinis.
  • 11. c. Tersier - Pencegahan tersier adalah segala usaha yang dilakukan untuk membatasi ketidakmampuan. Pada flu burung upaya pencegahan tersier yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengobatan intensif dan rehabilitasi.
  • 12. Program pemerintah  Memberikan kompensasi bagi peternakan rakyat selama 6 bulan dari 29 Januari 30 Juli 2004 berupa DOC dan Pakan.  Memusnahkan semua unggas yang terserang flu burung dengan cara dibakar.  Mengadakan vaksinasi bagi ayam atau ternak unggas yang masih sehat.  Melakukan tindakan biosekuriti (pengawasan secara ketat terhadap lalu-lintas unggas produk unggas dan limbah peternakan unggas) untuk daerah yang bebas flu burung.
  • 13. 2. Malaria 1. Pengertian - Malaria adalah penyakit yang dapat bersfat akut maupun kronik, disebabkan oleh protozoa genus plasmodium ditandai dengan demam, Anemia, dan splenomegali. 2. Etiologi ANOPLES BETINA - Plasmodium sebagai penyebab malaria terdiri dari 4 spesies : a. p.vivax b. P. Falciparum c. P. Malariae d. P. ovale
  • 14. 1. P. Vivax - Infeksi paling sering dan menyebabkan malaria tertiana/ vivaks ( demam tiap hari ke-3). 2. P. Falciparum - Memberikan bnyk komplikasi dn mempunyai perlangsungan yg cukup ganas, mudah resisten dgn pengobatan dan menyebabkan malaria tropika / falciparum (demam tiap 24-48 jam). 3. P.Malariae - jarang ditemukan dan menyebabkan malaria quartana/malariae - demam tiap hari ke-4 Jenis jenis malaria
  • 15. 4. P.ovale - Dijumpai pada daerah afrika dan pasifik barat, diindonesia dijumpai di Nusa tenggara dan papua. - Menyebabkan malaria ovale.
  • 16. Masa inkubasi 1. p. Vivax 14 – 17 hari 2. P. Ovale 11 – 16 hari 3. P. Falciparum 10 – 12 hari 4. P. Malariae 12 – 14 hari
  • 17. Cara infeksi 1. Secara alami Melalui vektor bila sporozoit dimasukkan kedalam badan host dgn tusukan nyamuk anoples betina 2. Secara induksi - Bila stadium aseksual dlm eritrosit masuk dalam badan manusia, misalnya dgn transfusi , suntikan atau secara kongenintal ( bayi baru lahir mendapat infeksi dari ibu yg menderita malaria melalui daerah plasenta)
  • 19. Penatalaksanaan 1. Malaria tertiana / kuartana - Biasanya ditanggulangi dgn klorokuin namun jika resisten perlu ditambahkan mefloquin single dose 500 mg pc (atau kinin 3 dd 600 mg selama 4- 7hari) - Terapi ini disusul dgn pemberian primaquin 15 mg / hari selama 14 hari
  • 20. 2. Malaria ovale - Berikan kinin dan dosiklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100 mg selama 6 hari) - Atau mefloquin (2 dosis dari masing2 15 dan 10 mg dgn interval 4-6 jam). - Pirimethamin sulfadoksin (dosis tunggal dr 3 tablet yg biasanya dikombinasikan dgn kinin 3 dd 600 mg selama 3 hari).
  • 21. 3. Malaria falciparum - Kombinasikan sulfadoksin 1000 mg dan pirimethamin 25 mg/tablet dlm dosis tunggal sbnyk 2-3 tablet - Kina 3 x 650 mg selama 7 hari - Antibiotik seperti tetrasiklin 4 x 250 mg / hari selama 7 – 10 hari dan amoksilin 2 x 100 mg / hari selama 7 hari.
  • 22. Program pemerintah  Pelatihan petugas/sukarelawan  Penyuluhan kepada masyarakat umum  Pemeriksaan penderita dengan gejala malaria  Pengobatan penderita yang positip malaria  Perawatan penderita yang menderita malaria otak (Cerebral Malaria)  Pemberian kelambu anti nyamuk bagi keluarga-keluarga yang tinggal didaerah endemisitas tinggi  Pemberian kelambu anti nyamuk bagi para ibu hamil dan anak- anak Balita  Penyediaan bahan-bahan dan peralatan untuk penyuluhan, pencegahan, pemeriksaan dan pengobatan kasus Malaria.
  • 23. Program pemerintah (2000 sampai sekarang)  Melalui gerakan masyarakat dikenal dengan gerakan berantas kembali malaria atau gebrakan malaria. Gerakan ini merupakan embrio pengendalian malaria yang berbasis kemitraan dengan berbagai sector dengan slogan “ ”
  • 24. 3. . Chikungunyah a. Pengertian Chikungunyah adalah penyakit yg terutama terdapat pd anak dan remaja atau org dewasa dgn tanda- tanda klinis berupa demam, nyeri otot.
  • 25. Epidemiologi  Awal 2001, kejadian luar biasa demam Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Setahun kemudian, demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah). Diperkirakan sepanjang tahun 2001-2003 jumlah kasus Chikungunya mencapai 3.918 jiwa dan tanpa kematian yang diakibatkan penyakit ini.
  • 26. Etiolgi  Demam Chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIKV). CHIKV termasuk keluarga Togaviridae, Genus Alphavirus dan ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah dengue.
  • 27. Manifestasi klinik  Demam mendadak selama 5 hari, dikenal dgn istilah demam 5 hari  Pada anak2 demam mencapai 39 °c  Eritema . Ruam muncul setelah 3 – 5 hari  Mata merah biasnya dtandai dengan flu  Sering dijumpai anak kejang demam  Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Terdapat juga sakit kepala, conjunctival injection dan sedikit fotofobia
  • 28.  Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan.  Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah  Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. dengan sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu.
  • 29.  Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai 10 hari. Virus ini termasuk self limiting disease alias hilang dengan sendirinya. Namun, rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan.Penderita dalam beberapa waktu kemudian bisa menggerakkan tubuhnya seperti sedia kala.  Perlu kita ketahui bahwa Chikungunya merupakan suatu penyakit yang dapat sembuh sendiri, paling lama terjadi sekitar satu mingguan (5-7 hari). Tetapi pada orang- orang tertentu nyeri sendi bisa menetap bahkan kambuhan dengan periode harian, bulanan, bahkan tahunan biasanya terjadi pada orang tua (+45)
  • 30. Program pemerintah  Progam Pemerintah dalam menghadapi demam chikungunya memiliki strategi menggerakan dan memberdayakan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan Demam Chikungunya.  Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas,  Meningkatkan sistem surveilans epidemiologi Demam Chikungunya, dan Meningkatkan sumber daya dalam upaya pengendalian Demam Chikungunya
  • 31. 4. Demam Berdarah Dengue (DBD)  Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria  Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam 5-7 hari disertai gejala perdarahan dan bila timbul renjatan menimbulkan mortalitas cukup tinggi.
  • 32.  Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan trombositopenia (trombosit kurang dari 100.000) dan hematokrit cenderung meningkat lebih dari 20% dari normal.  Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.
  • 33. Epidemiologi - Kasus penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila, Filipina pada tahun 1953. Penyakit DBD pertama kali di Indonesia ditemukan di Surabaya pada tahun 1968, akan tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972. Sejak itu penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980 seluruh propinsi di Indonesia kecuali Timor-Timur telah terjangkit penyakit, dengan jumlah kasus sebagai berikut :
  • 34.  Tahun 2001 : jumlah kasus 45.904 orang  Tahun 2002 : jumlah kasus 40.377 orang.  Tahun 2003 : jumlah kasus 50.131 orang.  Tahun 2004 : sampai tanggal 5 Maret 2004 jumlah kasus sudah mencapai 26.015 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang
  • 35.  Epidemi pertama kali di wilayah Asia Tenggara terjadi pada tahun 1954 di Manila,Philipina. Selanjutnya secara berangsur-angsur menyebar ke negara yang berdekatan. Pada tahun 2005 jumlah kasus DBD di Asia Tenggara cenderung meningkat 19% dan mortalitas meningkat sekitar 43% dibandingkan tahun 2004 dan Indonesia merupakan penyumbang terbesar kasus DBD untuk wilayah Asia Tenggara.
  • 36. Etiologi  Penyakit DBD disebabkan oleh Virus Dengue yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis, dan menjangkit luas di banyak negara di Asia Tenggara.  Virus dengue merupakan virus RNA untai tunggal. Virus ini hidup (survive) di alam lewat dua mekanisme yaitu :
  • 37. 1. Melalui transmisi vertikal dalam tubuh nyamuk. Dimana virus dapat ditularkan oleh nyamuk betina dan telurnya yang nantinya akan menjadi nyamuk. Virus juga dapat ditularkan dari nyamuk jantan kepada nyamuk betina melalui kontak seksual. 2. Melalui transmisi virus yang berasal dari nyamuk masuk ke dalam tubuh vertebrata seperti manusia dan kelompok kera tertentu atau sebaliknya. Nyamuk mendapatkan virus pada saat menggigit manusia yang terinfeksi virus dengue.
  • 38. Masa inkubasi  Jangka masa inkubasi adalah 3 sampai 14 hari, umumnya 4 sampai 7 hari.
  • 39. Penularan  Nyamuk Aedes aegypty yang sudah terinfeksi virus menggigit dan menyebarkan virus ke tubuh manusia  Virus memperbanyak diri (replikasi) di jaringan getah bening  setelah jumlahnya cukup, virus lepas dari jaringan dan menginfeksi darah  Nyamuk lain menggigit tubuh manusia yang sudah terinfeksi, lalu  menyebarkannya ke manusia lain, dan seterusnya.
  • 40. Manifestasi klinik DD 1. Suhu badan tiba tiba meninggi 2. Demam yg berlangsung hny beberapa hari 3. Kurva demam menyerupai pelana kuda 4. Nyeri tekan terutama di otot otot dan persendian 5. Adanya ruam ruam kulit 6. Leukopenia
  • 41. Manifestasi klinik DBD menurut WHO 1. Demam akut, yg tetap tinggi selama 2 – 7 hari , kemudian turun secara lisis. Demam disertai gejala tdk spesifik, seperti anoreksia, malaise, nyeri pada punggung, tulang, persendian, dan kepala. 2. Manifestasi perdarahan, seperti uji torniquet positif, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan melena. 3. Hepatmegali dan nyeri tekan tanpa ikterus 4. Dengan / tanpa renjatan . Renjatan yg terjadi pd saat demam biasanya mempunyai prognosis yg buruk 5. Kenaikan nilai Ht / hemokonsentrasi, yg sedikitnya 20 %
  • 42. Derajat beratnya DBD secara klinis sbb : 1. Derajat 1 (ringan), terdadapat demam mendadak selama 2 – 7 hari disertai gejala klinis lain dgn manifestasi perdarahan teringan yaitu uji turniket positif. 2. Derajat 2 (sedang), ditemukan pula perdarahan kulit dan manifestasi perdarahan lain. 3. Derajat 3 ditemukan tanda tanda dini renjatan 4. Derajat 4, terdapat DDS dgn nadi dan tekanan darah yg tak terukur Diagnosis klinis perlu disokong dgn pemeriksaan serologi.
  • 43. Penatalaksanaan  Penatalaksanaan DD atau DBD tanpa penyulit adl : 1. Tirah baring 2. Makanan lunak dan bila belum napsu makan diberi minimal 1,5 – 2 liter air dalam 24 jam (susu, air dengan gula, atau sirop) atau air tawar ditambah garam. 3. Medikamentosa yang simptomatis. Untuk hiperpireksia dpt diberikan kompres, antipiretik golongan asetaminofen, eukinin, atau dipiron dan jangandiberikan asetosal krn bahaya perdarahan. 4. Antibiotik diberikan bila terdpt kemungkinan terjadi infeksi sekunder.
  • 44.  Pada pasien dgn tanda renjatan dilakukan : 1. Pemasangan infus dan dipertahankan selama 12 – 48 jam setelah renjatan diatasi. 2. Observasi keadaan umum, pulse, TD, RR tiap jam, serta Ht dan Hb tiap 4 – 6 jam pd hari pertama selanjutnya tiap 24 jam. 3. Pada pasien DDS diberi cairan IV yg diberikan dgn diguyur, seperti NaCl, RL yg dipertahankan selama 12 – 48 jam setelah renjatan teratasi. Bila tak tampak perbaikan dpt diberikan plasma ekspander atau dekstran atau preparat hemasel sejumlah 15 – 29 ml/kgBB dan dipertahankan selama 12 – 48 jam setelah renjatan teratasi. 4. Bila pada pemeriksaan didapatkan penurunan kadar Hb dan Ht maka diberikan transfusi darah.
  • 46. 5. Hiv / aids  Pengertian Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS), yang merupakan salah satu penyalit yang paling dikenal dan disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV), ditandai oleh kegagalan progresif system imun.
  • 47. Penularan  Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada cairan sperma, cairan vagina dan darah. Penularan terutama terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, transplantasi organ/jaringan dan penularan dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya.
  • 48. Epidemiologi  Sampai akhir tahun 2002 sekitar 42 juta penduduk dunia terinfeksi HIV dan 21,8 juta diantaranya meninggal karena AIDS. Sebagian besar yang terinfeksi adalah kelompok usia muda, karena penyakit ini sangat berkaitan dengan gaya hidup terutama perilaku seksual dan penyalahgunaan Napza.  Indonesia termasuk salah satu negara di Asia yang mengalami epidemi HIV/AIDS dengan prevalensi yang meningkat tajam dan belum menunjukkan penurunan meskipun upaya penanggulangan HIV/AIDS telah dilaksanakan oleh masyarakat, LSM dan swasta serta pemerintah.
  • 50.  Pada anak – anak 1. Rata rata periode inkubasi selama 17 bulan : tanda gejala sama dgn org dewasa 2. Infeksi oppurtunistik jg terlihat seperti pada dewasa, tp insiden tertinggi diperlihatkan oleh infeksi bakteri misal otitis media, sepsis, pembesaran kelenjar saliva kronis dll.
  • 51. Program pemerintah Alasan penting perubahan Strategi Nasional antara lain: 1. Perkembangan epidemi dan cara penularan HIV/AIDS  Prevalensi HIV meningkat terus dan pada sub- populasi tertentu di beberapa tempat mengarah ke tingkat epidemi yang terkonsentrasi. Sejak tahun 1999 cara penularan HIV diantara penyalahguna Napza suntik mulai meningkat disamping melalui hubungan seksual.
  • 52. 2. Perkembangan cara penanggulangan HIV/AIDS.  Dalam lima tahun terakhir ini telah ditemukan obat anti retro virus (ARV) yang dapat meningkatkan kualitas hidup ODHA. Cara-cara penanggulangan HIV/AIDS yang terbukti efektif perlu menjadi perhatian utama seperti KIE, penggunaan kondom 100% dan pengurangan dampak buruk (harm reduction) pada penyalahguna Napza suntik.
  • 53. Daftar pustaka  Mansjoer, arif. Dkk.2009. kapita selekta kedokteran UI jilid 1 edisi 3 .Jakarta : media Aesculapius.  Williams , lipcont , dkk. 2011. Nursing the series for clinical excellence. Jakarta : indeks jurnal Nursing.  https://prezi.com/t8jmcgmwjnai/malaria  http://www.litbang.depkes.go.id/mask...fluburung1. htm