SlideShare a Scribd company logo
INFORMASI TENTANG PENYAKIT
KUSTA


Kusta
Kusta, yang juga dikenal dengan nama lepra atau penyakit Hansen,
adalah penyakit yang menyerang kulit, sistem saraf perifer, selaput
lendir pada saluran pernapasan atas, serta mata. Kusta bisa
menyebabkan luka pada kulit, kerusakan saraf, melemahnya otot,
dan mati rasa.
Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini
memerlukan waktu 6 bulan hingga 40 tahun untuk berkembang di
dalam tubuh. Tanda dan gejala kusta bisa saja muncul 1 hingga 20
tahun setelah bakteri menginfeksi tubuh penderita.
Penemuan kasus baru untuk penyakit kusta di Indonesia tergolong
tinggi. Indonesia menempati uratan ketiga, setelah India dan Brasil,
untuk penemuan kasus baru penyakit kusta pada tahun 2015.
Sebenarnya kusta adalah penyakit yang dapat diobati, namun
adanya stigma negatif di masyarakat seringkali menyebabkan
munculnya diskriminasi terhadap penderitanya. Stigma negatif dan
diskriminasi ini berakibat kepada penemuan kasus baru dan
pengobatan yang tertunda.
Gejala Kusta
Gejala dan tanda kusta tidak nampak jelas dan berjalan sangat
lambat. Bahkan, gejala kusta bisa muncul 20 tahun setelah bakteri
berkembang biak dalam tubuh penderita. Beberapa di antaranya
adalah:
 Mati rasa, baik sensasi terhadap perubahan suhu, sentuhan,
tekanan ataupun rasa sakit.
 Muncul lesi pucat dan menebal pada kulit.
 Muncul luka tapi tidak terasa sakit.
 Pembesaran saraf yang biasanya terjadi di siku dan lutut.
 Kelemahan otot sampai kelumpuhan, terutama otot kaki dan
tangan.
 Kehilangan alis dan bulu mata.
 Mata menjadi kering dan jarang mengedip, serta dapat
menimbulkan kebutaan.
 Hilangnya jari jemari.
 Kerusakan pada hidung yang dapat menimbulkan mimisan,
hidung tersumbat, atau kehilangan tulang hidung.
Berdasarkan tingkat keparahan gejala, kusta dikelompokkan
menjadi enam jenis, yaitu:
 Intermediate leprosy. Jenis kusta ini ditandai dengan beberapa
lesi datar yang kadang sembuh dengan sendirinya, namun
dapat berkembang menjadi jenis kusta yang lebih parah.
 Tuberculoid leprosy. Jenis kusta ini ditandai dengan beberapa
lesi datar yang di antaranya berukuran besar dan mati rasa.
Selain itu, beberapa saraf juga dapat terkena. Tuberculoid
leprosy dapat sembuh dengan sendirinya, namun bisa
berlangsung cukup lama atau bahkan berkembang menjadi
jenis kusta yang lebih parah.
 Borderline tuberculoid leprosy. Lesi yang muncul pada kusta
jenis ini serupa dengan lesi yang ada
pada tuberculoid leprosy, namun berukuran lebih kecil dan
lebih banyak. Kusta jenis borderline tuberculoid leprosy dapat
bertahan lama atau berubah menjadi jenis tuberculoid, bahkan
berisiko menjadi jenis kusta yang lebih parah lagi. Pembesaran
saraf yang terjadi pada jenis ini hanya minimal.
 Mid-borderline leprosy. Jenis kusta ini ditandai dengan plak
kemerahan, kadar mati rasa sedang, serta membengkaknya
kelenjar getah bening. Mid-borderline leprosy dapat sembuh,
bertahan, atau berkembang menjadi jenis kusta yang lebih
parah.
 Borderline lepromatous leprosy. Jenis kusta ini ditandai
dengan lesi yang berjumlah banyak (termasuk lesi datar),
benjolan, plak, nodul, dan terkadang mati rasa. Sama
seperti mid-borderline leprosy, borderline lepromatous
leprosy dapat sembuh, bertahan, atau berkembang menjadi
jenis kusta yang lebih parah.
 Lepromatous leprosy. Ini merupakan jenis kusta paling parah
yang ditandai dengan lesi yang mengandung bakteri dan
berjumlah banyak, rambut rontok, gangguan saraf, anggota
badan melemah, serta tubuh yang berubah bentuk. Kerusakan
yang terjadi pada lepromatous leprosy tidak dapat kembali
seperti semula.
Penyebab Kusta dan Faktor Risiko
Kusta disebakan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini
tumbuh pesat pada bagian tubuh yang bersuhu lebih dingin seperti
tangan, wajah, kaki, dan lutut.
M. leprae termasuk jenis bakteri yang hanya bisa berkembang di
dalam beberapa sel manusia dan hewan tertentu. Cara penularan
bakteri ini diduga melalui cairan dari hidung yang biasanya
menyebar ke udara ketika penderita batuk atau bersin, dan dihirup
oleh orang lain. Namun penyakit ini tidak mudah untuk ditularkan,
perlu beberapa bulan kontak yang sering dengan penderita kusta,
sehingga penyakit ini dapat ditularkan.
Sebelum ditemukan pada tahun 1873 bahwa kusta disebabkan oleh
kuman, penyakit ini sangat erat dengan stigma negatif, yaitu suatu
hukuman atau kutukan yang diberikan kepada penderita karena
dosa atau kesalahan yang diperbuat oleh orang tersebut. Dampak
stigma tersebut berlanjut hingga saat ini, sehingga penderita
seringkali mengalami diskriminasi dan dikucilkan dari kehidupan
sosial.
Perlu ditekankan bahwa kusta adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh infeksi bakteri dan seseorang tidak akan tertular
kusta hanya karena bersalaman dengan penderita, duduk
bersebelahan dengan penderita, duduk bersama di meja makan,
atau bahkan berhubungan seksual dengan penderita. Kusta juga
tidak ditularkan dari ibu ke janin.
Ada beberapa faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko
seseorang untuk menderita penyakit ini. Beberapa faktor risiko
tersebut di antaranya adalah:
 Melakukan kontak fisik dengan hewan penyebar bakteri kusta
tanpa sarung tangan. Hewan perantara tersebut di antaranya
adalah armadillo dan simpanse.
 Bertempat tinggal di kawasan endemik kusta.
 Memiliki kelainan genetik yang berakibat terhadap sistem
kekebalan tubuh.
Diagnosis Kusta
Kebanyakan kasus kusta dapat didiagnosis berdasarkan temuan
klinis berupa kelainan bercak pucat atau merah pada kulit yang mati
rasa dan penebalan saraf. Setelah itu dapat dilakukan kerokan kulit
(skin smear). Pada daerah dengan angka kejadian tinggi, diagnosis
dapat ditegakan walaupun pemeriksaan kerokan kulit menunjukkan
hasil negatif, sesuai dengan klasifikasi WHO terhadap penyakit kusta,
yaitu:
 Paucibacillary. Ada lesi kulit dengan kerokan kulit negatif.
 Multibacillary. Ada lesi kulit dengan kerokan kulit postif.
Kerokan kulit yang positif maksudnya adalah ditemukan bakteri saat
diperiksa di bawah mikroskop.
Pengobatan Kusta
Penderita kusta akan diberi kombinasi antibiotik selama 6 bulan
hingga 2 tahun. Jenis, dosis, dan durasi penggunaan antibiotik
ditentukan berdasarkan jenis kusta. Beberapa contoh antibiotik yang
digunakan untuk pengobatan kusta adalah rifampicin, dapsone,
dan clofazimine.
Pembedahan umumnya dilakukan sebagai proses lanjutan setelah
pengobatan antibiotik. Tujuan prosedur pembedahan bagi penderita
kusta adalah untuk:
 Menormalkan fungsi saraf yang rusak.
 Memperbaiki bentuk tubuh penderita yang cacat.
 Mengembalikan fungsi anggota tubuh.
WHO berusaha keras untuk mengurangi banyaknya penderita kusta.
Hal tersebut dilakukan mulai dari memastikan setiap negara ikut
andil dalam usaha ini, secara aktif mendeteksi penderita kusta dan
mengobatinya, hingga turut serta dalam meluruskan stigma dan
mencegah diskriminasi terhadap penderita. Tanpa adanya stigma
dan diskriminasi, diagnosis akan ditegakkan secara cepat, sehingga
pengobatan tidak tertunda dan kecacatan akibat kusta juga dapat
dicegah.
Komplikasi Kusta
Risiko komplikasi kusta dapat terjadi tergantung dari seberapa cepat
penyakit tersebut didiagnosis dan diobati secara efektif. Beberapa
komplikasi yang mungkin terjadi jika kusta terlambat diobati
adalah:
 Mati rasa.
 Kebutaan atau glaukoma.
 Gagal ginjal.
 Disfungsi ereksi dan kemandulan pada pria.
 Perubahan bentuk wajah.
 Kerusakan permanen pada bagian dalam hidung.
 Kerusakan saraf permanen di luar otak dan saraf tulang
belakang, termasuk pada lengan, tungkai kaki, dan telapak
kaki.
 Kelemahan otot.
 Cacat progresif, seperti kehilangan alis, cacat pada jari kaki,
tangan, dan hidung.
Selain itu, diskriminasi yang dialami penderita dapat
mengakibatkan gangguan mental seperti depresi dan dapat
berujung pada percobaan bunuh diri.
Pencegahan Kusta
Gerakan terpadu untuk memberikan informasi mengenai penyakit
kusta terhadap masyarakat, terutama di daerah endemik,
merupakan langkah yang penting dalam mendorong para penderita
untuk mau memeriksakan diri, mendapatkan pengobatan, dan agar
mereka tidak dikucilkan oleh masyarakat. Sampai dengan saat ini
belum ada vaksin untuk mencegah kusta. Diagnosis dini dan
pengobatan yang tepat merupakan pencegahan yang paling baik
untuk mencegah kecacatan dan mencegah penularan lebih luas.

More Related Content

What's hot

Penyakit menular-seksual
Penyakit menular-seksual Penyakit menular-seksual
Penyakit menular-seksual evancandra
 
Penyakit seksual monika
Penyakit seksual monika Penyakit seksual monika
Penyakit seksual monika ajidwii
 
Ciri-Ciri Orang Yang Menderita Penyakit TBC | CARA MENGHILANGKAN BERCAK PUTIH
Ciri-Ciri Orang Yang Menderita Penyakit TBC | CARA MENGHILANGKAN BERCAK PUTIHCiri-Ciri Orang Yang Menderita Penyakit TBC | CARA MENGHILANGKAN BERCAK PUTIH
Ciri-Ciri Orang Yang Menderita Penyakit TBC | CARA MENGHILANGKAN BERCAK PUTIH
agus salam
 
Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13tristyanto
 
Demam Berdarah
Demam BerdarahDemam Berdarah
Demam Berdarah
Yan Shanti
 
Ppt biologi bab virus kelas 12
Ppt biologi bab virus kelas 12Ppt biologi bab virus kelas 12
Ppt biologi bab virus kelas 12
HaikalWildan
 
Prurigo hebra
Prurigo hebraPrurigo hebra
Prurigo hebraKindal
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iJoni Iswanto
 
tanda,punca & cara mencegah penyakit berjangkit.
tanda,punca & cara mencegah penyakit berjangkit.tanda,punca & cara mencegah penyakit berjangkit.
tanda,punca & cara mencegah penyakit berjangkit.
Ummu Nabil
 
Laporan kasus ii
Laporan kasus iiLaporan kasus ii
Laporan kasus ii
Riesti Roiito
 
Penyakit Menular Seksual
Penyakit Menular Seksual Penyakit Menular Seksual
Penyakit Menular Seksual
Asih Astuti
 
Infection of bone and joint
Infection of bone and jointInfection of bone and joint
Infection of bone and jointrizqa_fauzi
 
SKABIES_RIZMA AZIZAH.pptx
SKABIES_RIZMA AZIZAH.pptxSKABIES_RIZMA AZIZAH.pptx
SKABIES_RIZMA AZIZAH.pptx
Rizmaazizah08
 
Penyakit sifilis
Penyakit  sifilisPenyakit  sifilis
Penyakit sifilisirfan75
 
Prurigo nodularis
Prurigo nodularisPrurigo nodularis
Prurigo nodularis
Reza Oktarama
 
Herpes zoster dan nyeri pasca herpes by dr prasna
Herpes zoster dan nyeri pasca herpes by dr  prasnaHerpes zoster dan nyeri pasca herpes by dr  prasna
Herpes zoster dan nyeri pasca herpes by dr prasna
Suharti Wairagya
 
Ppt DBD
Ppt DBDPpt DBD
Ppt DBD
trisnaif
 

What's hot (20)

Penyakit menular-seksual
Penyakit menular-seksual Penyakit menular-seksual
Penyakit menular-seksual
 
Penyakit seksual monika
Penyakit seksual monika Penyakit seksual monika
Penyakit seksual monika
 
Ciri-Ciri Orang Yang Menderita Penyakit TBC | CARA MENGHILANGKAN BERCAK PUTIH
Ciri-Ciri Orang Yang Menderita Penyakit TBC | CARA MENGHILANGKAN BERCAK PUTIHCiri-Ciri Orang Yang Menderita Penyakit TBC | CARA MENGHILANGKAN BERCAK PUTIH
Ciri-Ciri Orang Yang Menderita Penyakit TBC | CARA MENGHILANGKAN BERCAK PUTIH
 
Makalah malaria fatin
Makalah malaria fatinMakalah malaria fatin
Makalah malaria fatin
 
Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13
 
Demam Berdarah
Demam BerdarahDemam Berdarah
Demam Berdarah
 
Ppt biologi bab virus kelas 12
Ppt biologi bab virus kelas 12Ppt biologi bab virus kelas 12
Ppt biologi bab virus kelas 12
 
Prurigo hebra
Prurigo hebraPrurigo hebra
Prurigo hebra
 
Treponema pallidum
Treponema pallidumTreponema pallidum
Treponema pallidum
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
 
Meningitis
MeningitisMeningitis
Meningitis
 
tanda,punca & cara mencegah penyakit berjangkit.
tanda,punca & cara mencegah penyakit berjangkit.tanda,punca & cara mencegah penyakit berjangkit.
tanda,punca & cara mencegah penyakit berjangkit.
 
Laporan kasus ii
Laporan kasus iiLaporan kasus ii
Laporan kasus ii
 
Penyakit Menular Seksual
Penyakit Menular Seksual Penyakit Menular Seksual
Penyakit Menular Seksual
 
Infection of bone and joint
Infection of bone and jointInfection of bone and joint
Infection of bone and joint
 
SKABIES_RIZMA AZIZAH.pptx
SKABIES_RIZMA AZIZAH.pptxSKABIES_RIZMA AZIZAH.pptx
SKABIES_RIZMA AZIZAH.pptx
 
Penyakit sifilis
Penyakit  sifilisPenyakit  sifilis
Penyakit sifilis
 
Prurigo nodularis
Prurigo nodularisPrurigo nodularis
Prurigo nodularis
 
Herpes zoster dan nyeri pasca herpes by dr prasna
Herpes zoster dan nyeri pasca herpes by dr  prasnaHerpes zoster dan nyeri pasca herpes by dr  prasna
Herpes zoster dan nyeri pasca herpes by dr prasna
 
Ppt DBD
Ppt DBDPpt DBD
Ppt DBD
 

Similar to Informasi tentang penyakit kusta

Sekilas mengenal penyakit kusta
Sekilas mengenal penyakit kustaSekilas mengenal penyakit kusta
Sekilas mengenal penyakit kusta
fitriamfk
 
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptx
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptxPresentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptx
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptx
ariSatya2
 
Makalah penyakit
Makalah penyakitMakalah penyakit
Makalah penyakit
Warnet Raha
 
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kustaasuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
KEPKNHM
 
Kel 7 kusta
Kel 7   kustaKel 7   kusta
Kel 7 kustagustians
 
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau_2...
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau_2...Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau_2...
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau_2...
ariSatya2
 
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau_2...
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau_2...Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau_2...
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau_2...
ariSatya2
 
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbPenanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbsimantak
 
Farmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit KulitFarmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit Kulit
Dedi Kun
 
Refreshing
RefreshingRefreshing
Refreshing
fannydestiara
 
MATERI KUSTA.pptx
MATERI KUSTA.pptxMATERI KUSTA.pptx
MATERI KUSTA.pptx
PuskesmasRangas
 
86646107 case-control
86646107 case-control86646107 case-control
86646107 case-control
homeworkping3
 
Makalah penyakit
Makalah penyakitMakalah penyakit
Makalah penyakit
Septian Muna Barakati
 
Penyuluhan Kusta
Penyuluhan KustaPenyuluhan Kusta
Penyuluhan Kusta
ZahidahRahman1
 
Penyuluhan_Penyakit_Kusta_1.pptx
Penyuluhan_Penyakit_Kusta_1.pptxPenyuluhan_Penyakit_Kusta_1.pptx
Penyuluhan_Penyakit_Kusta_1.pptx
AgungAbadi1
 
materi penyuluhan kusta.pptx
materi penyuluhan kusta.pptxmateri penyuluhan kusta.pptx
materi penyuluhan kusta.pptx
nyomansusun
 
Presentasi morbus hansen
Presentasi morbus hansenPresentasi morbus hansen
Presentasi morbus hansen
Noveldy Pitna
 
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptxKASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
IndriHusain2
 
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKITContoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
010907
 

Similar to Informasi tentang penyakit kusta (20)

Sekilas mengenal penyakit kusta
Sekilas mengenal penyakit kustaSekilas mengenal penyakit kusta
Sekilas mengenal penyakit kusta
 
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptx
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptxPresentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptx
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptx
 
Makalah penyakit
Makalah penyakitMakalah penyakit
Makalah penyakit
 
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kustaasuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
 
Kel 7 kusta
Kel 7   kustaKel 7   kusta
Kel 7 kusta
 
PPT KUSTA.pptx
PPT KUSTA.pptxPPT KUSTA.pptx
PPT KUSTA.pptx
 
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau_2...
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau_2...Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau_2...
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau_2...
 
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau_2...
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau_2...Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau_2...
Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau_2...
 
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbPenanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
 
Farmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit KulitFarmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit Kulit
 
Refreshing
RefreshingRefreshing
Refreshing
 
MATERI KUSTA.pptx
MATERI KUSTA.pptxMATERI KUSTA.pptx
MATERI KUSTA.pptx
 
86646107 case-control
86646107 case-control86646107 case-control
86646107 case-control
 
Makalah penyakit
Makalah penyakitMakalah penyakit
Makalah penyakit
 
Penyuluhan Kusta
Penyuluhan KustaPenyuluhan Kusta
Penyuluhan Kusta
 
Penyuluhan_Penyakit_Kusta_1.pptx
Penyuluhan_Penyakit_Kusta_1.pptxPenyuluhan_Penyakit_Kusta_1.pptx
Penyuluhan_Penyakit_Kusta_1.pptx
 
materi penyuluhan kusta.pptx
materi penyuluhan kusta.pptxmateri penyuluhan kusta.pptx
materi penyuluhan kusta.pptx
 
Presentasi morbus hansen
Presentasi morbus hansenPresentasi morbus hansen
Presentasi morbus hansen
 
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptxKASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
 
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKITContoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
Contoh Buku Skrap Tentang PENYAKIT BERJANGKIT
 

Recently uploaded

FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
jualobat34
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 

Recently uploaded (20)

FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 

Informasi tentang penyakit kusta

  • 1. INFORMASI TENTANG PENYAKIT KUSTA   Kusta Kusta, yang juga dikenal dengan nama lepra atau penyakit Hansen, adalah penyakit yang menyerang kulit, sistem saraf perifer, selaput lendir pada saluran pernapasan atas, serta mata. Kusta bisa menyebabkan luka pada kulit, kerusakan saraf, melemahnya otot, dan mati rasa. Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini memerlukan waktu 6 bulan hingga 40 tahun untuk berkembang di dalam tubuh. Tanda dan gejala kusta bisa saja muncul 1 hingga 20 tahun setelah bakteri menginfeksi tubuh penderita. Penemuan kasus baru untuk penyakit kusta di Indonesia tergolong tinggi. Indonesia menempati uratan ketiga, setelah India dan Brasil, untuk penemuan kasus baru penyakit kusta pada tahun 2015. Sebenarnya kusta adalah penyakit yang dapat diobati, namun adanya stigma negatif di masyarakat seringkali menyebabkan munculnya diskriminasi terhadap penderitanya. Stigma negatif dan diskriminasi ini berakibat kepada penemuan kasus baru dan pengobatan yang tertunda.
  • 2. Gejala Kusta Gejala dan tanda kusta tidak nampak jelas dan berjalan sangat lambat. Bahkan, gejala kusta bisa muncul 20 tahun setelah bakteri berkembang biak dalam tubuh penderita. Beberapa di antaranya adalah:  Mati rasa, baik sensasi terhadap perubahan suhu, sentuhan, tekanan ataupun rasa sakit.  Muncul lesi pucat dan menebal pada kulit.  Muncul luka tapi tidak terasa sakit.  Pembesaran saraf yang biasanya terjadi di siku dan lutut.  Kelemahan otot sampai kelumpuhan, terutama otot kaki dan tangan.  Kehilangan alis dan bulu mata.  Mata menjadi kering dan jarang mengedip, serta dapat menimbulkan kebutaan.  Hilangnya jari jemari.  Kerusakan pada hidung yang dapat menimbulkan mimisan, hidung tersumbat, atau kehilangan tulang hidung. Berdasarkan tingkat keparahan gejala, kusta dikelompokkan menjadi enam jenis, yaitu:
  • 3.  Intermediate leprosy. Jenis kusta ini ditandai dengan beberapa lesi datar yang kadang sembuh dengan sendirinya, namun dapat berkembang menjadi jenis kusta yang lebih parah.  Tuberculoid leprosy. Jenis kusta ini ditandai dengan beberapa lesi datar yang di antaranya berukuran besar dan mati rasa. Selain itu, beberapa saraf juga dapat terkena. Tuberculoid leprosy dapat sembuh dengan sendirinya, namun bisa berlangsung cukup lama atau bahkan berkembang menjadi jenis kusta yang lebih parah.  Borderline tuberculoid leprosy. Lesi yang muncul pada kusta jenis ini serupa dengan lesi yang ada pada tuberculoid leprosy, namun berukuran lebih kecil dan lebih banyak. Kusta jenis borderline tuberculoid leprosy dapat bertahan lama atau berubah menjadi jenis tuberculoid, bahkan berisiko menjadi jenis kusta yang lebih parah lagi. Pembesaran saraf yang terjadi pada jenis ini hanya minimal.  Mid-borderline leprosy. Jenis kusta ini ditandai dengan plak kemerahan, kadar mati rasa sedang, serta membengkaknya kelenjar getah bening. Mid-borderline leprosy dapat sembuh, bertahan, atau berkembang menjadi jenis kusta yang lebih parah.  Borderline lepromatous leprosy. Jenis kusta ini ditandai dengan lesi yang berjumlah banyak (termasuk lesi datar), benjolan, plak, nodul, dan terkadang mati rasa. Sama seperti mid-borderline leprosy, borderline lepromatous leprosy dapat sembuh, bertahan, atau berkembang menjadi jenis kusta yang lebih parah.
  • 4.  Lepromatous leprosy. Ini merupakan jenis kusta paling parah yang ditandai dengan lesi yang mengandung bakteri dan berjumlah banyak, rambut rontok, gangguan saraf, anggota badan melemah, serta tubuh yang berubah bentuk. Kerusakan yang terjadi pada lepromatous leprosy tidak dapat kembali seperti semula. Penyebab Kusta dan Faktor Risiko Kusta disebakan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini tumbuh pesat pada bagian tubuh yang bersuhu lebih dingin seperti tangan, wajah, kaki, dan lutut. M. leprae termasuk jenis bakteri yang hanya bisa berkembang di dalam beberapa sel manusia dan hewan tertentu. Cara penularan bakteri ini diduga melalui cairan dari hidung yang biasanya menyebar ke udara ketika penderita batuk atau bersin, dan dihirup oleh orang lain. Namun penyakit ini tidak mudah untuk ditularkan, perlu beberapa bulan kontak yang sering dengan penderita kusta, sehingga penyakit ini dapat ditularkan. Sebelum ditemukan pada tahun 1873 bahwa kusta disebabkan oleh kuman, penyakit ini sangat erat dengan stigma negatif, yaitu suatu hukuman atau kutukan yang diberikan kepada penderita karena dosa atau kesalahan yang diperbuat oleh orang tersebut. Dampak stigma tersebut berlanjut hingga saat ini, sehingga penderita seringkali mengalami diskriminasi dan dikucilkan dari kehidupan sosial. Perlu ditekankan bahwa kusta adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan seseorang tidak akan tertular kusta hanya karena bersalaman dengan penderita, duduk
  • 5. bersebelahan dengan penderita, duduk bersama di meja makan, atau bahkan berhubungan seksual dengan penderita. Kusta juga tidak ditularkan dari ibu ke janin. Ada beberapa faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit ini. Beberapa faktor risiko tersebut di antaranya adalah:  Melakukan kontak fisik dengan hewan penyebar bakteri kusta tanpa sarung tangan. Hewan perantara tersebut di antaranya adalah armadillo dan simpanse.  Bertempat tinggal di kawasan endemik kusta.  Memiliki kelainan genetik yang berakibat terhadap sistem kekebalan tubuh. Diagnosis Kusta Kebanyakan kasus kusta dapat didiagnosis berdasarkan temuan klinis berupa kelainan bercak pucat atau merah pada kulit yang mati rasa dan penebalan saraf. Setelah itu dapat dilakukan kerokan kulit (skin smear). Pada daerah dengan angka kejadian tinggi, diagnosis dapat ditegakan walaupun pemeriksaan kerokan kulit menunjukkan hasil negatif, sesuai dengan klasifikasi WHO terhadap penyakit kusta, yaitu:  Paucibacillary. Ada lesi kulit dengan kerokan kulit negatif.  Multibacillary. Ada lesi kulit dengan kerokan kulit postif. Kerokan kulit yang positif maksudnya adalah ditemukan bakteri saat diperiksa di bawah mikroskop.
  • 6. Pengobatan Kusta Penderita kusta akan diberi kombinasi antibiotik selama 6 bulan hingga 2 tahun. Jenis, dosis, dan durasi penggunaan antibiotik ditentukan berdasarkan jenis kusta. Beberapa contoh antibiotik yang digunakan untuk pengobatan kusta adalah rifampicin, dapsone, dan clofazimine. Pembedahan umumnya dilakukan sebagai proses lanjutan setelah pengobatan antibiotik. Tujuan prosedur pembedahan bagi penderita kusta adalah untuk:  Menormalkan fungsi saraf yang rusak.  Memperbaiki bentuk tubuh penderita yang cacat.  Mengembalikan fungsi anggota tubuh. WHO berusaha keras untuk mengurangi banyaknya penderita kusta. Hal tersebut dilakukan mulai dari memastikan setiap negara ikut andil dalam usaha ini, secara aktif mendeteksi penderita kusta dan mengobatinya, hingga turut serta dalam meluruskan stigma dan mencegah diskriminasi terhadap penderita. Tanpa adanya stigma dan diskriminasi, diagnosis akan ditegakkan secara cepat, sehingga pengobatan tidak tertunda dan kecacatan akibat kusta juga dapat dicegah. Komplikasi Kusta Risiko komplikasi kusta dapat terjadi tergantung dari seberapa cepat penyakit tersebut didiagnosis dan diobati secara efektif. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi jika kusta terlambat diobati adalah:
  • 7.  Mati rasa.  Kebutaan atau glaukoma.  Gagal ginjal.  Disfungsi ereksi dan kemandulan pada pria.  Perubahan bentuk wajah.  Kerusakan permanen pada bagian dalam hidung.  Kerusakan saraf permanen di luar otak dan saraf tulang belakang, termasuk pada lengan, tungkai kaki, dan telapak kaki.  Kelemahan otot.  Cacat progresif, seperti kehilangan alis, cacat pada jari kaki, tangan, dan hidung. Selain itu, diskriminasi yang dialami penderita dapat mengakibatkan gangguan mental seperti depresi dan dapat berujung pada percobaan bunuh diri. Pencegahan Kusta Gerakan terpadu untuk memberikan informasi mengenai penyakit kusta terhadap masyarakat, terutama di daerah endemik, merupakan langkah yang penting dalam mendorong para penderita untuk mau memeriksakan diri, mendapatkan pengobatan, dan agar mereka tidak dikucilkan oleh masyarakat. Sampai dengan saat ini belum ada vaksin untuk mencegah kusta. Diagnosis dini dan
  • 8. pengobatan yang tepat merupakan pencegahan yang paling baik untuk mencegah kecacatan dan mencegah penularan lebih luas.