SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
TUGAS KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN
Disusun Oleh
1. Lilis Rezi Retani (22020112130089)
2. Syafarina Nur Wahidah (22020112130090)
3. Fita Ardiani (22020112130092)
4. Milda Reina. H (22020112130094)
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Project
“Efektifitas Kompres Hangat Pada Penatalaksanaan Demam”
B. Latar Belakang
Demam adalah peningkatan suhu badan yang terjadi secara tidak normal dengan
ukuran minimal suhu rektal 380C. Demam sendiri merupakan tanda adanya masalah yang
menjadi penyebab, jadi jika seseorang demam maka ia tidak berpenyakit demam namun, ada
penyakit lain yang membuat klien tersebut terserang demam. Pada dasarnya demam
merupakan gangguan termoregulasi yang menyebabkan peningkatan produksi panas dan
penurunan pengeluaran panas. Data klinis terkait menemukan tanda yang menunjukkan
keseriusan demam (mis. Anak yang aktif dan sadar memiliki suhu 400C secara umum kurang
mengkhawatirkan dibandingkan dengan bayi lesu letargik dengan suhu 390C)
Demam mampu timbul dikarenakan gangguan pada hipotalamus, yang mungkin saja
terjadi dengan pengaruh infeksi saluran pernapasan atas dan bawah, faringitis, otitis media,
dan infeksi virus serta reaksi vaksinasi dan pakaian yang terlalu tebal juga sering menjadi
penyebab demam pada bayi. Sedangkan untuk kategori demam yang lebih serius antara lain
infeksi saluran kermih, pneumonia, bakteremia, meningitis, osteomielitis, arthritis septic,
kangker, gangguan imunologik, keracunan dan overdosis obat, dan dehidrasi.
Cara menghilangkan panas dalam tubuh ada empat cara yakni radiasi, konduksi,
konveksi dan evaporasi. Cara radiasi adalah cara untuk menstransfer panas dari permukaan
suatu obyek yang lain tanpa kontak diantara keduannya. Jika suatu obyek lebih panas dari
obyek yang ain maka ia akan kehilangan panasnya melalui radiasi. Konduksi adalah
perpindahan panas dari satu molekul ke molekul yang lain. Panas dipindahkan ke molekul
yang lebih rendah dengan adanya kontak dari dua mlekul tersebut. Konveksi mampu terjadi
karena pergerakan udara sedangkan, evaporasi adalah kehilangan panas yang selama ini
terjadi terus-menerus melalui pergerakan udara. Yang terakhir adalah evaporasi yang mampu
terjadi sepanjang hidup karena kehilangan panasnya terjadi melalui proses pernapasan dan
perspirasi kulit.
Berdasarkan keterangan diatas kompres merupakan salah satu cara menghilangkan
panas dengan teknik konduksi. Kompres adalah metode pemeliharaan dengan menggunakan
cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang
memerlukan. Dalam melakukan kompres ini mangfaat yang terjadi pada tubuh seorang
individu adalah memperlancar sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit, memberikan rasa
hangat, nyaman, dan tenang pada klien, memperlancar pengeluaran eksudat, merangsang
peristaltic usus, menurunkan suhu tubuh, mencegah peradangan yang meluas mengurangi
kongesti dan lain sebagainya.
Berdasarkan penjelasan diatas maka bisa dikatakan maka kompres merupakan salah
satu teknik yang ampuh dalam menangani demam. Dan untuk penjelasannya lebih lanjut akan
diterangkan secara lebih jelas dalam buku tugas aman dan nyaman ini.
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui cara penanganan yang tepat pada klien yang mengalami
demam
b. Untuk mengetahui teknik mengompres yang efektif
c. Untuk mengetahui keberhasilan suatu tindakan yang telah kita berikan kepada
klien
BAB II
ISI
A. Kasus
Seorang anak perempuan usia 4 tahun dibawa ke klinik oleh ibunya karena demam
yang sangat tinggi. Tubuh anak tersebut terlihat mengejang dan kulitnya terlihat kemerahan.
Ibu klien mengatakan klien mengalami gangguan tidur karena sering menangis pada malam
hari. Setelah dikaji suhu klien mencapai 39 0C Rr 29 kali /menit nadi klien 110/menit. Klien
juga mengeluh merasa tidak nyaman karena tubuhnya tersisa panas.
B. NCP
1. Analisa Data
Nama : An. P Ruang : -
Usia : 4 th No. RM : -
2. Rencana Asuhan Keperawatan
Nama : An. P Ruang : -
Usia : 4 th No. RM : -
Tanggal Data Masalah Etiologi Diagnosa
Keperawatan
Senin, 6
Mei 2013
Ds :
• Ibu klien
mengataka
n klien
mengalami
gangguan
tidur
karena
sering
menangis
pada
malam hari
• Klien
mengeluh
merasa
tidak
nyaman
karena
tubuhnya
terasa
panas.
Do :
• -
Gangguan rasa
nyaman
(00214)
Gejala terkait
penyakit
Gangguan rasa
nyaman
berhubungan
dengan gejala
penyakit terkait
Senin, 6
Mei 2013
Ds :
• Klien
mengeluh
merasa
tidak
nyaman
karena
tubuhnya
terasa
panas
Do :
• Tubuh
anak ini
terlihat
mengejang
dan
kulitnya
terlihat
kemerahan
Hipertermia
(00007)
Penyakit Hipertermia
berhubungan
dengan penyakit
Tangga
l
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan atau kriteria
hasil
Intervensi Tanda
tangan
Senin,
6 Mei
2013
Gangguan rasa
nyaman
berhubungan
dengan gejala
penyakit terkait
Setelah dilakukan
proses keperawatan
selama 2 x 24 jam
diharapkan gangguan
rasa nyaman pada
pasien hilang atau
berkurang dengan
kriteria hasil :
• klien dapat tidur
dengan nyenyak
• klien tidak
menangis pada
malam hari
• klien sudah
tidak mengeluh
lagi karena
tubuhnya sudah
tidak panas lagi
Management
kenyamanan (6482)
• Lakukan
pengompresan
pada dahi, leher
dan ketiak
• Lakukan teknik
relaksasi pada
klien misalnya
dengan
melakukan
nafas dalam dan
teknik healing
touch
• Ciptakan
ketenangan dan
lingkungan
yang
mendukung.
• Posisikan
pasien pada
posisi yang
nyaman
Kel 3
Senin,
6 Mei
2013
Hipertermia
berhubungan
dengan penyakit
Setelah dilakukan
proses keperawatan
selama 2 x 24 jam
diharapkan hipertermia
pada pasien hilang atau
berkurang dengan
kriteria hasil :
Perlakuan paparan panas
(3780)
• melonggarkan
atau membuka
pakaian jika
memungkinkan
• Mengompres
permukaan tubuh
Kel 3
• Tubuh klien
tidak menggigil
• kemerahan pada
kulit klien
menghilang
atau berkurang
• suhu klien
mencapai 36,5
0C pernapasan
20 kali /menit
nadi klien
90/menit dan
klien merasa
nyaman
klien seperti pada
dahi, leher dan
ketiak dan bila
perlu bisa
ditambah dengan
mengipasi tubuh
klien
• memberikan
cairan kaya
elektrolit
• memantau
tingkat kesadaran
klien
• Monitor suhu
tubuh inti klien
dengan
mengukur suhu
tubuh pada rektal
3. Implementasi
Nama : An. P Ruang : -
Umur : 4 th No. RM : -
4. Evaluasi
Nama : An. P Ruang : -
Usia : 4 th No. RM : -
Tanggal Diagnosa
Keperawatan
Implementasi Respon Tanda
Tangan
Senin, 6
Mei 2013
Gangguan rasa
nyaman
berhubungan dengan
gejala penyakit
terkait
Management kenyamanan
(6482)
• Melakukan
pengompresan pada
dahi, leher dan ketiak
• Melakukan teknik
relaksasi pada klien
misalnya dengan
melakukan nafas
dalam dan teknik
healing touch
• Menciptakan
ketenangan dan
lingkungan yang
mendukung.
• Memposisikan pasien
pada posisi yang
nyaman
S: ibu klien
mengatakan klien
sudah tidak
menangis lagi
O: suhu tubuh
pasien menurun
menjadi 36,5 0C
S: pasien
mengatakan merasa
lebih tenang
O: pasien terlihat
lebih santai
S: pasien
mengatakan lebih
merasa nyaman
O: pasien mampu
tidur dengan tenang
S: -
O: pasien terlihat
santai, tidak ada
ekspresi tertekan
dan mampu tertidur
dengan tenang
Kel 3
Senin, 6
Mei 2013
Hipertermia
berhubungan dengan
penyakit
Perlakuan paparan panas
(3780)
• Melonggarkan atau
membuka pakaian jika
memungkinkan
• Mengompres
permukaan tubuh klien
seperti pada dahi, leher
dan ketiak dan bila
perlu bisa ditambah
dengan mengipasi
tubuh klien
• Memberikan cairan
kaya elektrolit
S:pasien
mengatakan
badannya sudah
tidak terasa panas
lagi
O: klien terlihat
nyaman
S: ibu klien
mengatakan klien
sudah tidak
mengalami kejang
O: kemerahan pada
kulit klien sudah
menghilang, nadi
klien 90 x/menit
dan Rr 24x / menit
S: pasien
mengatakan tidak
Kel 3
Tanggal No. Diagnosa Evaluasi Tanda Tangan
Senin, 6 Mei
2013
1 S: ibu klien
mengatakan klien
dapat tidur nyenyak.
O: Klien tidak
menangis lagi pada
waktu malam hari
A: masalah teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi 2,3, dan 4
Kel.3
Senin, 6 Mei
2013
2 S : Ibu klien
mengatakan klien
sudah tidak
mengalami kejang
lagi
O: kemerahan pada
kulit klien sudah
menghilang
A : masalah teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi 3 dan 5
Kel.3
C. Konsep Dasar Terapi
Kompres panas dan dingin pada tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan
pemulihan jaringan. Bentuk kompres termal biasanya bergantung pada tujuannya. Kompres
dingin pada bagian tubuh akan menyerap panas dari area tersebut; kompres panas, tentu saja
akan menghangatkan area tubuh tersebut. Kompres panas atau dingin menghasilkan
perubahan fisiologis suhu jaringan, ukuran pembuluh darah, tekanan darah kapiler,area
permukaan kapiler untuk pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme jaringan. Durasi
kompres juga mempengaruhi respons.
Kompres panas dan dingin pada tubuh dapat berbentuk kering dan basah. Kompres
panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, dengan menggunakan
botol air panas, bantalan pemanas elektrik, bantalan akuatermia, atau kemasan pemanas
disposabel. Kompres panas basah dapat diberikan melalui konduksi, dengan cara kompres
kasa, kemasan pemanas, berendam, atau mandi. Kompres dingin kering diberikan untuk
mendapat efek lokal dengan menggunakan kantong es, kolar es, sarung tangan es, dan
kemasan pendingin disposabel. Kompres basah dingin diberikan pada bagian tubuh untuk
memberi efek lokal; mandi spons hangat diberikan untuk efek pendinginan sistemik.
Kompres dingin seringkali digunakan untuk meredakan perdarahan dengan cara
mengkonstriksi pembuluh darah; meredakan inflamasi dengan vasokontriksi; dan meredakan
nyeri dengan memperlambat kecepatan konduksi saraf, menyebabkan mati rasa, dan bekerja
sebagai counterirritant.
Pedoman Kompres Panas dan dingin
Pemahaman tentang respon adaptif reseptor termal, fenomena rebound, efek sistemik,
toleransi terhadap panas dan dingin, dan kontraindikasi merupakan hal yang penting ketika
memberikan kompres panas dan dingin
Adaptasi Reseptor Termal
Reseptor termal beradaptasi terhadap perubahan suhu. Ketika reseptor dingin terpajan
suhu yang tiba-tiba rendah atau ketika reseptor hangat terpajan suhu yang tiba-tiba tinggi,
pada awalnya reseptor terstimulasi dengan kuat. Stimulasi yang kuat ini menurun dengan
cepat selama beberapa detik pertama dan kemudian menjadi lebih lambat selama setengah
jam berikutnya atau lebih karena reseptor beradaptasi terhadap suhu yang baru.
Perawat perlu memahami respon adaptif ini ketika memberikan kompres panas dan
dingin. Klien mungkin ingin mengubah suhu pada kompres tersebut karena adanya perubahan
sensasi termal setelah adaptasi. Meningkatkan suhu kompres panas setelah adaptasi terjadi
dapat menyebabkan luka bakar yang serius. Menurunkan suhu kompres dingin dapat
menyebabkan nyeri dan gangguan sirkulasi yang serius pada bagian tubuh.
Fenomena Rebound
Fenomena rebound terjadi pada saat efek terapeutik maksimal dari kompres panas
atau dingin telah dicapai dan kemudian efek yang berlawanan terjadi. Misalnya, panas
menyebabkan vasodilatasi maksimum dalam 20-30 menit; melanjutkan kompres melebihi 30-
45 menit akan mengakibatkan kongesti jaringan, dan pembulluh darah kemudian
berkonstriksi dengan alasan yang tidak diketahui. Apabila kompres panas terus dilanjutkan,
klien beresiko mengalami luka bakar, karena pembuluh darah yang berkonstriksi tidak
mampu membuang panas secara adekuat melalui sirkulasi darah.
Pada kompres dingin, vasokonstriksi maksimum terjadi ketika kulit yang dikompres
mencapai suhu 15oC. Dibawah suhu 15oC, vasodilatasi dimulai. Mekanisme ini bersifat
protektif: vasodilatasi membantu mencegah pembekuan jaringan tubuh yang biasa terpajan
dingin, seperti hidung dan telinga. Hal ini juga menjelaskan merahnya kulit seseorang yang
berjalan di musim dingin. Pemahaman tentang fenomena rebound merupakan hal yang
penting bagi perawat. Kompres harus dihentikan sebelum fenomena rebound terjadi.
Efek Sistemik
Kompres panas diberikan pada area tubuh yang luas, dapat meningkatkan curah
jantung dan ventilasi paru. Peningkatan tersebut adalah hasil vasodilatasi perifer yang
berlebihan, yang mengalihkan sejumlah besar suplai darah dari organ dalam dan
menghasilkan penurunan tekanan darah. Penurunan tekanan darah yang signifikan dapat
menyebabkan klien pingsan. Klien yang memiliki penyakit jantung atau paru serta memiliki
gangguang sirkulasi seperti arteriosklerosis akan lebih rentan terhadap efek kompres ini
dibandingkan orang sehat.
Kompres dingin yang berlebihan (seperti ketika klien ditempatkan dalam selimut
pendingin) dan vasokonstriksi dapat mengakibatkan tekanan darah klien meningkat, karena
darah dialihkan dari sirkulasi kutaneus ke pembuluh darah internal. Pengalihan darah ini –
respons protektif normal terhadap rasa dingin yang panjang- adalah upaya tubuh untuk
mempertahankan suhu inti. Menggigil, efek umum lainnya dari rasa dingin yang
berkepanjangan, adalah respons normal karena tubuh berupaya untuk menghangatkan
dirinya.
D. Tahapan-tahapan Intervensi
a. Persiapan
Menyiapkan alat-alat kompres seperti:
• 1 waskom
• 2 waslab
• 1 termometer cairan
• Air hangat
• Selimut mandi
b. Pelaksanaan
• Siapkan alat-alat kompres
• Cek temperatur cairan
• Jaga privasi klien
• Cuci tangan
• Lepaskan pakaian klien dan gunakan selimut mandi
• Celupkan waslap yang akan digunakan ke dalam cairan dengan suhu 21o –
27oC
• Keringkan dengan memeras dan letakkan kain pada daerah yang
diinginkan ( dahi, leher, kedua ketiak dan kedua lipatan paha)
• Ganti kain setelah lima menit
• Cuci tangan
• Dokumentasi hasil tindakan
c. Evaluasi
S : ibu klien mengatakan tubuh klien sudah tidak panas lagi dan klien sudah
tidak menangis lagi.
O : klien tampak lebih nyaman dan suhu klien setelah diukur menjadi 36,5oC
A : masalah teratasi sebagian
P : lakukan pemantauan suhu tubuh klien agar tetap dalam suhu normal
E. Dampak fisiologis intervensi keperawatan terhadap pemenuhan aman dan nyaman
Setelah dilakukan intervensi kompres hangat pada klien yang demam klien
mengalami beberapa perubahan secar fisiologis yaitu:
a. Panas pada tubuh klien turun menjadi 36,5oC
b. Klien sudah tidak kejang lagi
c. Kulit klien sudah tidak kemerahan lagi
d. Terjadi vasodilatasi pada klien
e. Meningkatnya permeabilitas kapiler
f. Otot-ototnya mengalami relaksasi
g. Mengurangi kekakuan sendi pada klien
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemakaiankompres dingin
efektif untuk mengatasi hipertermia, karena dapat menurunkan temperature kulit dengan
cepat. Akan tetapi tidak efektif untuk mengatasi demam karena memicu terjadinya
vasokonstriksi dan shivering. Sedangkan pemakaian kompres hangat efektif untuk mengatasi
demam memicu vasodilatasi yang dapat meningkatkan pengeluaran panas tubuh. Pemakaian
kompres hangat dianjurkan sebagai terapi kombinasi dengan antipiretik untuk membantu
menurunkan temperature tubuh.
LAMPIRAN
Tahapan-tahapan Intervensi
d. Persiapan
Menyiapkan alat-alat kompres seperti:
• 1 waskom
• 2 waslab
• 1 termometer cairan
• Air hangat
• Selimut mandi
e. Pelaksanaan
• Siapkan alat-alat kompres
• Cek temperatur cairan
• Jaga privasi klien
• Cuci tangan
• Lepaskan pakaian klien dan gunakan selimut mandi
• Celupkan waslap yang akan digunakan ke dalam cairan dengan suhu 21o –
27oC
• Keringkan dengan memeras dan letakkan kain pada daerah yang
diinginkan ( dahi, leher, kedua ketiak dan kedua lipatan paha)
• Ganti kain setelah lima menit
• Cuci tangan
• Dokumentasi hasil tindakan
f. Evaluasi
S : ibu klien mengatakan tubuh klien sudah tidak panas lagi dan klien sudah
tidak menangis lagi.
O : klien tampak lebih nyaman dan suhu klien setelah diukur menjadi 36,5oC
A : masalah teratasi sebagian
P : lakukan pemantauan suhu tubuh klien agar tetap dalam suhu normal
E. Dampak fisiologis intervensi keperawatan terhadap pemenuhan aman dan nyaman
Setelah dilakukan intervensi kompres hangat pada klien yang demam klien
mengalami beberapa perubahan secar fisiologis yaitu:
a. Panas pada tubuh klien turun menjadi 36,5oC
b. Klien sudah tidak kejang lagi
c. Kulit klien sudah tidak kemerahan lagi
d. Terjadi vasodilatasi pada klien
e. Meningkatnya permeabilitas kapiler
f. Otot-ototnya mengalami relaksasi
g. Mengurangi kekakuan sendi pada klien

More Related Content

What's hot (20)

Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanAsuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan Infeksi
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
Analisa data
Analisa data Analisa data
Analisa data
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
 
Analisa data ggk
Analisa data ggkAnalisa data ggk
Analisa data ggk
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
 
Analisa data
Analisa dataAnalisa data
Analisa data
 
Postural drainage
Postural drainagePostural drainage
Postural drainage
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Askep retensio urine
Askep retensio urineAskep retensio urine
Askep retensio urine
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
Dengue Hemorargic Fever
Dengue Hemorargic FeverDengue Hemorargic Fever
Dengue Hemorargic Fever
 
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaAsuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
 

Viewers also liked

Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan NyamanAsuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyamanpjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan NyamanAsuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyamanpjj_kemenkes
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanCahya
 
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Nde'Siti Nurhalimah
 
Ppt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeriPpt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeriWidya Marwah
 
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Sulistia Rini
 
Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan Dasar
Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan DasarGangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan Dasar
Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan DasarDesi Ardhina
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Perawatan Luka Bersih (Luka Kering)
Perawatan Luka Bersih (Luka Kering)Perawatan Luka Bersih (Luka Kering)
Perawatan Luka Bersih (Luka Kering)pjj_kemenkes
 
Latihan soal ujian kompetensi keperawatan
Latihan soal ujian kompetensi keperawatanLatihan soal ujian kompetensi keperawatan
Latihan soal ujian kompetensi keperawatanSarwan Hadi
 
Un zigoto vous deballe ses journees
Un zigoto vous deballe ses journeesUn zigoto vous deballe ses journees
Un zigoto vous deballe ses journeeserectyacht1134
 
Manual Book PBRS0102 Pelayanan Poliklinik
Manual Book PBRS0102 Pelayanan PoliklinikManual Book PBRS0102 Pelayanan Poliklinik
Manual Book PBRS0102 Pelayanan PoliklinikGaindo
 
Letter of reccomendation_planimetria
Letter of reccomendation_planimetriaLetter of reccomendation_planimetria
Letter of reccomendation_planimetriaKelly Martins
 

Viewers also liked (20)

Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan NyamanAsuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
 
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan NyamanAsuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
 
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyamanKebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyaman
 
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
 
Ppt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeriPpt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeri
 
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
 
Hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
Hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA Hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
Hemodialisis AKPER PEMKAB MUNA
 
Anestesi
AnestesiAnestesi
Anestesi
 
Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan Dasar
Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan DasarGangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan Dasar
Gangguan keseimbangan suhu tubuh _Keperawatan Dasar
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Perawatan Luka Bersih (Luka Kering)
Perawatan Luka Bersih (Luka Kering)Perawatan Luka Bersih (Luka Kering)
Perawatan Luka Bersih (Luka Kering)
 
Modul 8 cetak
Modul 8 cetakModul 8 cetak
Modul 8 cetak
 
Nyeri sendi
Nyeri sendiNyeri sendi
Nyeri sendi
 
Power point nyeri
Power point nyeriPower point nyeri
Power point nyeri
 
Latihan soal ujian kompetensi keperawatan
Latihan soal ujian kompetensi keperawatanLatihan soal ujian kompetensi keperawatan
Latihan soal ujian kompetensi keperawatan
 
Un zigoto vous deballe ses journees
Un zigoto vous deballe ses journeesUn zigoto vous deballe ses journees
Un zigoto vous deballe ses journees
 
Manual Book PBRS0102 Pelayanan Poliklinik
Manual Book PBRS0102 Pelayanan PoliklinikManual Book PBRS0102 Pelayanan Poliklinik
Manual Book PBRS0102 Pelayanan Poliklinik
 
Letter of reccomendation_planimetria
Letter of reccomendation_planimetriaLetter of reccomendation_planimetria
Letter of reccomendation_planimetria
 
öYkü istanbul
öYkü istanbul öYkü istanbul
öYkü istanbul
 

Similar to EFEKTIVITAS KOMPRES HANGAT PADA PENATALAKSANAAN DEMAM

Similar to EFEKTIVITAS KOMPRES HANGAT PADA PENATALAKSANAAN DEMAM (20)

Manusia dan panas
Manusia dan panasManusia dan panas
Manusia dan panas
 
Lp hypertermi
Lp hypertermiLp hypertermi
Lp hypertermi
 
Satpel kompres air hangat
Satpel kompres air hangatSatpel kompres air hangat
Satpel kompres air hangat
 
Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.
Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.
Bab ii dasar_teori_2.1_tinjauan_teori_2.
 
Laporan moeis
Laporan moeisLaporan moeis
Laporan moeis
 
luka bakar.pptx
luka bakar.pptxluka bakar.pptx
luka bakar.pptx
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatan
 
Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus golo
 
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
 
Askep kejang dan demam pada anak
Askep kejang dan demam pada anakAskep kejang dan demam pada anak
Askep kejang dan demam pada anak
 
Termodinamika
Termodinamika Termodinamika
Termodinamika
 
Askep-Hipotermia buk narmi.pdf
Askep-Hipotermia buk narmi.pdfAskep-Hipotermia buk narmi.pdf
Askep-Hipotermia buk narmi.pdf
 
ppt hipotermia.pptx
ppt hipotermia.pptxppt hipotermia.pptx
ppt hipotermia.pptx
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus golo
 
Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus golo
 
fisika medik-termodinamika.pptx
fisika medik-termodinamika.pptxfisika medik-termodinamika.pptx
fisika medik-termodinamika.pptx
 
Merrrrrrryyyyyy
MerrrrrrryyyyyyMerrrrrrryyyyyy
Merrrrrrryyyyyy
 
Merrrrrrryyyyyy
MerrrrrrryyyyyyMerrrrrrryyyyyy
Merrrrrrryyyyyy
 
Sindromatologi demam
Sindromatologi demamSindromatologi demam
Sindromatologi demam
 

EFEKTIVITAS KOMPRES HANGAT PADA PENATALAKSANAAN DEMAM

  • 1. TUGAS KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN Disusun Oleh 1. Lilis Rezi Retani (22020112130089) 2. Syafarina Nur Wahidah (22020112130090) 3. Fita Ardiani (22020112130092) 4. Milda Reina. H (22020112130094) JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Judul Project “Efektifitas Kompres Hangat Pada Penatalaksanaan Demam” B. Latar Belakang Demam adalah peningkatan suhu badan yang terjadi secara tidak normal dengan ukuran minimal suhu rektal 380C. Demam sendiri merupakan tanda adanya masalah yang menjadi penyebab, jadi jika seseorang demam maka ia tidak berpenyakit demam namun, ada penyakit lain yang membuat klien tersebut terserang demam. Pada dasarnya demam merupakan gangguan termoregulasi yang menyebabkan peningkatan produksi panas dan penurunan pengeluaran panas. Data klinis terkait menemukan tanda yang menunjukkan keseriusan demam (mis. Anak yang aktif dan sadar memiliki suhu 400C secara umum kurang mengkhawatirkan dibandingkan dengan bayi lesu letargik dengan suhu 390C) Demam mampu timbul dikarenakan gangguan pada hipotalamus, yang mungkin saja terjadi dengan pengaruh infeksi saluran pernapasan atas dan bawah, faringitis, otitis media, dan infeksi virus serta reaksi vaksinasi dan pakaian yang terlalu tebal juga sering menjadi penyebab demam pada bayi. Sedangkan untuk kategori demam yang lebih serius antara lain infeksi saluran kermih, pneumonia, bakteremia, meningitis, osteomielitis, arthritis septic, kangker, gangguan imunologik, keracunan dan overdosis obat, dan dehidrasi. Cara menghilangkan panas dalam tubuh ada empat cara yakni radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi. Cara radiasi adalah cara untuk menstransfer panas dari permukaan suatu obyek yang lain tanpa kontak diantara keduannya. Jika suatu obyek lebih panas dari obyek yang ain maka ia akan kehilangan panasnya melalui radiasi. Konduksi adalah perpindahan panas dari satu molekul ke molekul yang lain. Panas dipindahkan ke molekul yang lebih rendah dengan adanya kontak dari dua mlekul tersebut. Konveksi mampu terjadi karena pergerakan udara sedangkan, evaporasi adalah kehilangan panas yang selama ini terjadi terus-menerus melalui pergerakan udara. Yang terakhir adalah evaporasi yang mampu terjadi sepanjang hidup karena kehilangan panasnya terjadi melalui proses pernapasan dan perspirasi kulit. Berdasarkan keterangan diatas kompres merupakan salah satu cara menghilangkan panas dengan teknik konduksi. Kompres adalah metode pemeliharaan dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Dalam melakukan kompres ini mangfaat yang terjadi pada tubuh seorang individu adalah memperlancar sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit, memberikan rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien, memperlancar pengeluaran eksudat, merangsang peristaltic usus, menurunkan suhu tubuh, mencegah peradangan yang meluas mengurangi kongesti dan lain sebagainya.
  • 3. Berdasarkan penjelasan diatas maka bisa dikatakan maka kompres merupakan salah satu teknik yang ampuh dalam menangani demam. Dan untuk penjelasannya lebih lanjut akan diterangkan secara lebih jelas dalam buku tugas aman dan nyaman ini. C. Tujuan a. Untuk mengetahui cara penanganan yang tepat pada klien yang mengalami demam b. Untuk mengetahui teknik mengompres yang efektif c. Untuk mengetahui keberhasilan suatu tindakan yang telah kita berikan kepada klien
  • 4. BAB II ISI A. Kasus Seorang anak perempuan usia 4 tahun dibawa ke klinik oleh ibunya karena demam yang sangat tinggi. Tubuh anak tersebut terlihat mengejang dan kulitnya terlihat kemerahan. Ibu klien mengatakan klien mengalami gangguan tidur karena sering menangis pada malam hari. Setelah dikaji suhu klien mencapai 39 0C Rr 29 kali /menit nadi klien 110/menit. Klien juga mengeluh merasa tidak nyaman karena tubuhnya tersisa panas. B. NCP 1. Analisa Data Nama : An. P Ruang : - Usia : 4 th No. RM : - 2. Rencana Asuhan Keperawatan Nama : An. P Ruang : - Usia : 4 th No. RM : - Tanggal Data Masalah Etiologi Diagnosa Keperawatan Senin, 6 Mei 2013 Ds : • Ibu klien mengataka n klien mengalami gangguan tidur karena sering menangis pada malam hari • Klien mengeluh merasa tidak nyaman karena tubuhnya terasa panas. Do : • - Gangguan rasa nyaman (00214) Gejala terkait penyakit Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit terkait Senin, 6 Mei 2013 Ds : • Klien mengeluh merasa tidak nyaman karena tubuhnya terasa panas Do : • Tubuh anak ini terlihat mengejang dan kulitnya terlihat kemerahan Hipertermia (00007) Penyakit Hipertermia berhubungan dengan penyakit
  • 5. Tangga l Diagnosa Keperawatan Tujuan atau kriteria hasil Intervensi Tanda tangan Senin, 6 Mei 2013 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit terkait Setelah dilakukan proses keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan gangguan rasa nyaman pada pasien hilang atau berkurang dengan kriteria hasil : • klien dapat tidur dengan nyenyak • klien tidak menangis pada malam hari • klien sudah tidak mengeluh lagi karena tubuhnya sudah tidak panas lagi Management kenyamanan (6482) • Lakukan pengompresan pada dahi, leher dan ketiak • Lakukan teknik relaksasi pada klien misalnya dengan melakukan nafas dalam dan teknik healing touch • Ciptakan ketenangan dan lingkungan yang mendukung. • Posisikan pasien pada posisi yang nyaman Kel 3 Senin, 6 Mei 2013 Hipertermia berhubungan dengan penyakit Setelah dilakukan proses keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan hipertermia pada pasien hilang atau berkurang dengan kriteria hasil : Perlakuan paparan panas (3780) • melonggarkan atau membuka pakaian jika memungkinkan • Mengompres permukaan tubuh Kel 3
  • 6. • Tubuh klien tidak menggigil • kemerahan pada kulit klien menghilang atau berkurang • suhu klien mencapai 36,5 0C pernapasan 20 kali /menit nadi klien 90/menit dan klien merasa nyaman klien seperti pada dahi, leher dan ketiak dan bila perlu bisa ditambah dengan mengipasi tubuh klien • memberikan cairan kaya elektrolit • memantau tingkat kesadaran klien • Monitor suhu tubuh inti klien dengan mengukur suhu tubuh pada rektal 3. Implementasi Nama : An. P Ruang : - Umur : 4 th No. RM : -
  • 7. 4. Evaluasi Nama : An. P Ruang : - Usia : 4 th No. RM : - Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Respon Tanda Tangan Senin, 6 Mei 2013 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit terkait Management kenyamanan (6482) • Melakukan pengompresan pada dahi, leher dan ketiak • Melakukan teknik relaksasi pada klien misalnya dengan melakukan nafas dalam dan teknik healing touch • Menciptakan ketenangan dan lingkungan yang mendukung. • Memposisikan pasien pada posisi yang nyaman S: ibu klien mengatakan klien sudah tidak menangis lagi O: suhu tubuh pasien menurun menjadi 36,5 0C S: pasien mengatakan merasa lebih tenang O: pasien terlihat lebih santai S: pasien mengatakan lebih merasa nyaman O: pasien mampu tidur dengan tenang S: - O: pasien terlihat santai, tidak ada ekspresi tertekan dan mampu tertidur dengan tenang Kel 3 Senin, 6 Mei 2013 Hipertermia berhubungan dengan penyakit Perlakuan paparan panas (3780) • Melonggarkan atau membuka pakaian jika memungkinkan • Mengompres permukaan tubuh klien seperti pada dahi, leher dan ketiak dan bila perlu bisa ditambah dengan mengipasi tubuh klien • Memberikan cairan kaya elektrolit S:pasien mengatakan badannya sudah tidak terasa panas lagi O: klien terlihat nyaman S: ibu klien mengatakan klien sudah tidak mengalami kejang O: kemerahan pada kulit klien sudah menghilang, nadi klien 90 x/menit dan Rr 24x / menit S: pasien mengatakan tidak Kel 3
  • 8. Tanggal No. Diagnosa Evaluasi Tanda Tangan Senin, 6 Mei 2013 1 S: ibu klien mengatakan klien dapat tidur nyenyak. O: Klien tidak menangis lagi pada waktu malam hari A: masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi 2,3, dan 4 Kel.3 Senin, 6 Mei 2013 2 S : Ibu klien mengatakan klien sudah tidak mengalami kejang lagi O: kemerahan pada kulit klien sudah menghilang A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi 3 dan 5 Kel.3 C. Konsep Dasar Terapi Kompres panas dan dingin pada tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan jaringan. Bentuk kompres termal biasanya bergantung pada tujuannya. Kompres dingin pada bagian tubuh akan menyerap panas dari area tersebut; kompres panas, tentu saja akan menghangatkan area tubuh tersebut. Kompres panas atau dingin menghasilkan perubahan fisiologis suhu jaringan, ukuran pembuluh darah, tekanan darah kapiler,area permukaan kapiler untuk pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme jaringan. Durasi kompres juga mempengaruhi respons. Kompres panas dan dingin pada tubuh dapat berbentuk kering dan basah. Kompres panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, dengan menggunakan
  • 9. botol air panas, bantalan pemanas elektrik, bantalan akuatermia, atau kemasan pemanas disposabel. Kompres panas basah dapat diberikan melalui konduksi, dengan cara kompres kasa, kemasan pemanas, berendam, atau mandi. Kompres dingin kering diberikan untuk mendapat efek lokal dengan menggunakan kantong es, kolar es, sarung tangan es, dan kemasan pendingin disposabel. Kompres basah dingin diberikan pada bagian tubuh untuk memberi efek lokal; mandi spons hangat diberikan untuk efek pendinginan sistemik. Kompres dingin seringkali digunakan untuk meredakan perdarahan dengan cara mengkonstriksi pembuluh darah; meredakan inflamasi dengan vasokontriksi; dan meredakan nyeri dengan memperlambat kecepatan konduksi saraf, menyebabkan mati rasa, dan bekerja sebagai counterirritant. Pedoman Kompres Panas dan dingin Pemahaman tentang respon adaptif reseptor termal, fenomena rebound, efek sistemik, toleransi terhadap panas dan dingin, dan kontraindikasi merupakan hal yang penting ketika memberikan kompres panas dan dingin Adaptasi Reseptor Termal Reseptor termal beradaptasi terhadap perubahan suhu. Ketika reseptor dingin terpajan suhu yang tiba-tiba rendah atau ketika reseptor hangat terpajan suhu yang tiba-tiba tinggi, pada awalnya reseptor terstimulasi dengan kuat. Stimulasi yang kuat ini menurun dengan cepat selama beberapa detik pertama dan kemudian menjadi lebih lambat selama setengah jam berikutnya atau lebih karena reseptor beradaptasi terhadap suhu yang baru. Perawat perlu memahami respon adaptif ini ketika memberikan kompres panas dan dingin. Klien mungkin ingin mengubah suhu pada kompres tersebut karena adanya perubahan sensasi termal setelah adaptasi. Meningkatkan suhu kompres panas setelah adaptasi terjadi dapat menyebabkan luka bakar yang serius. Menurunkan suhu kompres dingin dapat menyebabkan nyeri dan gangguan sirkulasi yang serius pada bagian tubuh. Fenomena Rebound Fenomena rebound terjadi pada saat efek terapeutik maksimal dari kompres panas atau dingin telah dicapai dan kemudian efek yang berlawanan terjadi. Misalnya, panas menyebabkan vasodilatasi maksimum dalam 20-30 menit; melanjutkan kompres melebihi 30- 45 menit akan mengakibatkan kongesti jaringan, dan pembulluh darah kemudian berkonstriksi dengan alasan yang tidak diketahui. Apabila kompres panas terus dilanjutkan,
  • 10. klien beresiko mengalami luka bakar, karena pembuluh darah yang berkonstriksi tidak mampu membuang panas secara adekuat melalui sirkulasi darah. Pada kompres dingin, vasokonstriksi maksimum terjadi ketika kulit yang dikompres mencapai suhu 15oC. Dibawah suhu 15oC, vasodilatasi dimulai. Mekanisme ini bersifat protektif: vasodilatasi membantu mencegah pembekuan jaringan tubuh yang biasa terpajan dingin, seperti hidung dan telinga. Hal ini juga menjelaskan merahnya kulit seseorang yang berjalan di musim dingin. Pemahaman tentang fenomena rebound merupakan hal yang penting bagi perawat. Kompres harus dihentikan sebelum fenomena rebound terjadi. Efek Sistemik Kompres panas diberikan pada area tubuh yang luas, dapat meningkatkan curah jantung dan ventilasi paru. Peningkatan tersebut adalah hasil vasodilatasi perifer yang berlebihan, yang mengalihkan sejumlah besar suplai darah dari organ dalam dan menghasilkan penurunan tekanan darah. Penurunan tekanan darah yang signifikan dapat menyebabkan klien pingsan. Klien yang memiliki penyakit jantung atau paru serta memiliki gangguang sirkulasi seperti arteriosklerosis akan lebih rentan terhadap efek kompres ini dibandingkan orang sehat. Kompres dingin yang berlebihan (seperti ketika klien ditempatkan dalam selimut pendingin) dan vasokonstriksi dapat mengakibatkan tekanan darah klien meningkat, karena darah dialihkan dari sirkulasi kutaneus ke pembuluh darah internal. Pengalihan darah ini – respons protektif normal terhadap rasa dingin yang panjang- adalah upaya tubuh untuk mempertahankan suhu inti. Menggigil, efek umum lainnya dari rasa dingin yang berkepanjangan, adalah respons normal karena tubuh berupaya untuk menghangatkan dirinya. D. Tahapan-tahapan Intervensi a. Persiapan Menyiapkan alat-alat kompres seperti: • 1 waskom • 2 waslab
  • 11. • 1 termometer cairan • Air hangat • Selimut mandi b. Pelaksanaan • Siapkan alat-alat kompres • Cek temperatur cairan • Jaga privasi klien • Cuci tangan • Lepaskan pakaian klien dan gunakan selimut mandi • Celupkan waslap yang akan digunakan ke dalam cairan dengan suhu 21o – 27oC • Keringkan dengan memeras dan letakkan kain pada daerah yang diinginkan ( dahi, leher, kedua ketiak dan kedua lipatan paha) • Ganti kain setelah lima menit • Cuci tangan • Dokumentasi hasil tindakan c. Evaluasi S : ibu klien mengatakan tubuh klien sudah tidak panas lagi dan klien sudah tidak menangis lagi. O : klien tampak lebih nyaman dan suhu klien setelah diukur menjadi 36,5oC A : masalah teratasi sebagian P : lakukan pemantauan suhu tubuh klien agar tetap dalam suhu normal E. Dampak fisiologis intervensi keperawatan terhadap pemenuhan aman dan nyaman Setelah dilakukan intervensi kompres hangat pada klien yang demam klien mengalami beberapa perubahan secar fisiologis yaitu: a. Panas pada tubuh klien turun menjadi 36,5oC b. Klien sudah tidak kejang lagi c. Kulit klien sudah tidak kemerahan lagi d. Terjadi vasodilatasi pada klien e. Meningkatnya permeabilitas kapiler f. Otot-ototnya mengalami relaksasi
  • 12. g. Mengurangi kekakuan sendi pada klien BAB III PENUTUP Kesimpulan Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemakaiankompres dingin efektif untuk mengatasi hipertermia, karena dapat menurunkan temperature kulit dengan cepat. Akan tetapi tidak efektif untuk mengatasi demam karena memicu terjadinya vasokonstriksi dan shivering. Sedangkan pemakaian kompres hangat efektif untuk mengatasi demam memicu vasodilatasi yang dapat meningkatkan pengeluaran panas tubuh. Pemakaian kompres hangat dianjurkan sebagai terapi kombinasi dengan antipiretik untuk membantu menurunkan temperature tubuh.
  • 13. LAMPIRAN Tahapan-tahapan Intervensi d. Persiapan Menyiapkan alat-alat kompres seperti: • 1 waskom • 2 waslab • 1 termometer cairan • Air hangat • Selimut mandi e. Pelaksanaan • Siapkan alat-alat kompres • Cek temperatur cairan • Jaga privasi klien • Cuci tangan • Lepaskan pakaian klien dan gunakan selimut mandi • Celupkan waslap yang akan digunakan ke dalam cairan dengan suhu 21o – 27oC • Keringkan dengan memeras dan letakkan kain pada daerah yang diinginkan ( dahi, leher, kedua ketiak dan kedua lipatan paha) • Ganti kain setelah lima menit • Cuci tangan • Dokumentasi hasil tindakan
  • 14. f. Evaluasi S : ibu klien mengatakan tubuh klien sudah tidak panas lagi dan klien sudah tidak menangis lagi. O : klien tampak lebih nyaman dan suhu klien setelah diukur menjadi 36,5oC A : masalah teratasi sebagian P : lakukan pemantauan suhu tubuh klien agar tetap dalam suhu normal E. Dampak fisiologis intervensi keperawatan terhadap pemenuhan aman dan nyaman Setelah dilakukan intervensi kompres hangat pada klien yang demam klien mengalami beberapa perubahan secar fisiologis yaitu: a. Panas pada tubuh klien turun menjadi 36,5oC b. Klien sudah tidak kejang lagi c. Kulit klien sudah tidak kemerahan lagi d. Terjadi vasodilatasi pada klien e. Meningkatnya permeabilitas kapiler f. Otot-ototnya mengalami relaksasi g. Mengurangi kekakuan sendi pada klien