Dokumen tersebut membahas tentang tiga hal utama: (1) pengertian dan etiologi tuberkulosis paru, (2) manifestasi klinis dan diagnosisnya, (3) penatalaksanaan dan perawatan keperawatan untuk pasien dengan tuberkulosis paru.
1. 1
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TB PARU
Pengertian
Tuberkulosis
merupakan
penyakit
infeksi
yang
disebabkan
oleh
Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini dapat merupakan
organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen , tetapi
hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini
berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah
Etiologi
Penyebabnya adalah mycobacterium tuberculosis
Manifestasi Klinik
Pada stadium dini penyakit tuberculosis biasanya tidak tampak adanya tanda
atau gejala yang khas. Tuberkulosis dapat didiagnosis hanya dengan fase tuberculin,
pemeriksaan radiogram, dan pemeriksaan bakteriologik. Menurut CDC suatu kasus
tuberculosis dapat dipastikan bila organisme M. tuberculosis dapat diidentifikasi.
Jika bakteri tidak diperoleh, maka laporan kasus tuberculosis dianggap benar bila halhal berikut ini dapat ditemukan :
1. Prosedur diagnostik sudah dilakukan dengan lengkap (Reaksi Hipersensitivitas
berupa ; Tes tuberculin intradermal Mantoux, Tes tuberculin dengan suntikan jet,
Tes tuberculin tusukan majemuk)
2. Bukti adanya tuberculosis dengan pemeriksaan bakteriologik.
3. Radiografik dada dengan hasil abnormal dan/atau bukti klinis akan adanaya
penyakit ini.
4. Keputusan untuk memberikan satu paket terapi yang lengkap dengan dua atau
lebih obat anti tuberculosis.
Dengan berjalannya penyakit dan semakin banyaknya dekstruksi jaringan
paru-paru, produksi sputum semakin banyak dan batuk dapat menjadi semakin berat.
Biasanya tidak ada gejala nyeri dada dan batuk darah biasanya hanya dikaitkan
2. 2
dengan kasus-kasus yang sudah lanjut. Beberapa penderita mengalami batuk
produktif, keletihan, lemah, keringat pada malam hari dan berat badan menurun mirip
dengan tanda dan gejala bronchitis akut dan pneumoni
Penatalaksanaan
Pengobatan tuberculosis terutama berupa pemberian obat antimikroba dalam
jangka waktu lama. Obat-obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah timbulnya
penyakit klinis pada seorang yang sudah terjangkit infeksi. Agar pengobatan dapat
berjalan efektif obat yang diberikan harus mamapu mengganggu fungsi vital kuman
tuberculosis tanpa membahayakan klien,
Stead dan Bates
(1983) menekankan
bahwa “pilihan terapi harus dipandu oleh prinsip-prinsip yang sudah diakui
kebenarannya” adapun prinsip-prinsip tersebut adalah :
1. Obat terpilih harus merupakan obat terhadap mana basil masih peka.
2. Bahkan dalam suatu populasi basil yang umumnya masih peka, perubahan alami
kearah resisten timbul pada setiap 1 dari 100.000 sampai 1juta organisme.
3. Obat-obatan bakterisidal lebih disukai.
4. Jika pengobatan yang diberikan kelihatan gagal maka penambahan satu macam
obat lain hanya akan mengundang datangnya bencana.
5. Terapi harus dilanjutkan cukup lama untuk eradikasi basil dalam tubuh.
6. Semua obat harus diminum sebelum makan pagi dan dalam dosis tunggal agar
dicapai suatu konsentrasi gabungan puncak yang memberikan efek maksimal
terhadap basil diantaranya :
a. Isoniazid
b. Rifampicyn
c. Pirazinamida
d. Ethambutol
e. Streptomicyn
3. 3
Klasifikasi
Klasifikasi TBC didasarkan pada hubungan yang luas antara parasit dan
penderita, hubungan ini ditunjukkan dgn riwayat terjangkitnya penyakit, infeksi dan
penyakit. Klasifikasi ini dibagi menjadi 6 kategori atau kelas yg ditujukan untuk
anak-anak dan dewasa.
Kelas 0
Tdk ada jangkitan TBC, tdk terinfeksi .
Kelas 1
Terpapar TBC, tdk ada bukti infeksi
Kelas 2
Ada infeksi TBC, tdk timbul penyakit
Kelas 3
TBC : saat ini sedang sakit, lokasi penyakit paru-paru, pleura, limfatik,
tulang dan
atau sendi, kemih, kelamin, diseminata (milier), meningeal, peritoneal dll.
Kelas 4
TBC : Saat ini tdk sedang menderita penyakit, dalam pengobatan kemoterapi.
Kelas 5
Orang dicurigai mendapatkan TBC.
Pemeriksaan Diagnostik
1.
Kultur sputum
2.
Tes kulit.
3.
Elisa/Western Blot
4.
Foto thoraks
5.
Histologi atau kultur jaringan
6.
Biopsi jarum pada jaringan paru
7.
GDA
8.
Pemeriksaan fungsi paru.
4. 4
RENCANA KEPERAWATAN
No
1
Diagnosa keperawatan
Tujuan / kriteria
Bersihan jalan nafas Jalan nafas dapat
Rencana keperawatan
1. Kaji fungsi pernafasan
tidak
efektif dipertahankan
contoh bunyi
berhubungan
dengan dengan kriteria
kecepatan, irama dan
akumulasi sekret ditandai
mengeluar
kedalaman,
serta
dengan
kan sekret
penggunaan
otot
DS :
tanpa
aksesoris
-
Klien
mengeluh
sesak nafas
-
-
nafas,
bantuan
-
Klien mengatakan
2.
Catat
kemampuan
Stridor
untuk
mengeluarkan
tidak ada
mukosa / batuk efektif;
mengeluarkan
catat karakter, jumlah
lendir
sputum
DO :
-
dam
hemoptisis
Frekuensi,
3. Beri posisi semi atau
irama.kedalaman
fowler tinggi, bantu
tidak normal
klien untuk batuk dan
-
Dispnoe
latihan
-
Bunyi
nafas
mengi, stridor
nafas dalam
4.
Bersihkan sekret dari
mulut
dan
pengisapan
trachea;
sesuai
keperluan
5.
Pertahankan masukan
cairan sedikitnya 2500
ml/hari
kecuali
kontradiksi
2
Resiko
tinggi
infeksi Mengidentifikasi
1. Identifikasi orang lain
5. 5
(penyebaran
ulang)
/aktifasi tindakan
untuk
berhubungan mencegah
dengan
primer
pertahanan menularkan
tidak
adekuat, resiko penyebaran
penurunan kerja silia / infeksi
stasis
/
sekret
dengan
ditandai kriteria
dengan
-
yang
beresiko,
mis
anggota rumah, teman
2. Anjurkan kepada klien
untuk batuk/bersin dan
mengeluarkan
pada
tissue dan menghindari
Klien
untuk meludah
DS :
mengetahui
-
proses
infeksi sementara, mis
DO :
penyebaran
masker
penyakit
pernafasan
-
Malnutrisi
-
Kurang
3. Kaji tindakan kontrol
4. awasi
pengetahuan
atau
suhu
isolasi
sesuai
indikasi
untuk
5. Tekankan
pentingnya
menghindari
untuk
tidak
pemajanan
menghentikan
terapi
patogen
obat
6. Kaji
pentingnya
mengikuti dan kultur
ulang secara periodik
terhadap sputum untuk
lamanya terapi
3
Perubahan nutrisi kurang Menunjukkan
dari
kebutuhan
tubuh peningkatan berat
berhubungan
dengan badan
adanya
kronik kriteria
infeksi
dengan
mengeluh
nutrisi
catat turgor kuli, berat
dan
kekurangan
DS :
Klien
status
klien pada penerimaan,
badan
ditandai dengan
-
1. Catat
Tidak ada
badan,
tanda
mukosa
derajat
berat
integritas
oral,
6. 6
tidak nafsu makan
tanda
malnutrisi
DO :
-
Kelemahan
-
Berat
-
adanya tonus usus dll
Ada
menelan,
2. Pastikan pola diit biasa
peningkat
klien yang disukai / tak
dibawah 10 – 20
an
disukai
%
badan
ideal
badan
kemampuan
untuk
berat
3. Awasi
masukan
/
bentuk tubuh dan
berat
-
pengeluaran dan berat
badan secara periodik
Tonus otot buruk
4. Berikan
perawatan
mulut sebelum sebelum
dan sesudah tindakan
pernafasan
5. Dorong makan sedikit
dan
sering
dengan
makanan tinggi kalori
tinggi protein
7. 6
tidak nafsu makan
tanda
malnutrisi
DO :
-
Kelemahan
-
Berat
-
adanya tonus usus dll
Ada
menelan,
2. Pastikan pola diit biasa
peningkat
klien yang disukai / tak
dibawah 10 – 20
an
disukai
%
badan
ideal
badan
kemampuan
untuk
berat
3. Awasi
masukan
/
bentuk tubuh dan
berat
-
pengeluaran dan berat
badan secara periodik
Tonus otot buruk
4. Berikan
perawatan
mulut sebelum sebelum
dan sesudah tindakan
pernafasan
5. Dorong makan sedikit
dan
sering
dengan
makanan tinggi kalori
tinggi protein