SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
CATATAN PENELITIAN No. 3/2020
1
SOROTAN
No. 3/2020
n	
Studi ini menemukan bahwa peserta program Kartu Prakerja yang sesuai dengan sasaran
pelatihan juga terdampak pandemi COVID-19 sehingga mereka juga sesuai dengan sasaran
bansos. Namun, ditemukan pula peserta program yang tidak tepat untuk mengikuti pelatihan
tetapi sangat membutuhkan bansos karena sangat terdampak pandemi COVID-19.
n	 Mayoritas peserta tidak memilih pelatihan secara saksama karena tidak mengetahui rencana
kariernya. Mereka perlu dipandu untuk menentukan rencana kariernya dan memilih kebutuhan
pelatihan yang tersedia di delapan platform digital mitra program Kartu Prakerja.
n	 Seleksi calon peserta sangat penting karena ada hubungan yang kuat antara isu ketepatan
sasaran, proses pemilihan pelatihan, dan persepsi tentang manfaat pelatihan.
PALMIRA PERMATA BACHTIAR, LUHUR BIMA, MICHELLE ANDRINA, NILA WARDA, ASRI YUSRINA
Kredit
foto:
Mukti
Mulyana/SMERU
KARTU PRAKERJA DI
TENGAH PANDEMI COVID-19:
ASESMEN CEPAT DARI SUDUT
PANDANG PESERTA PROGRAM
2
PENDAHULUAN
1	
Bansos yang dimaksud dalam catatan penelitian ini merujuk pada insentif penuntasan pelatihan dan insentif survei kebekerjaan.
2
	 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan COVID-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Pada 12 Maret 2020, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
mengatakan bahwa sistem Kartu Prakerja (KP) masih belum selesai dan manajemen pelaksananya akan ditetapkan pada April 2020 (CNBC Indonesia, 2020a; CNBC
Indonesia, 2020b).
P
rogram Kartu Prakerja (KP) yang resmi diluncurkan pada 11 April 2020 awalnya didesain sebagai
program pelatihan dengan tujuan meningkatkan kompetensi dan daya saing pesertanya. Namun,
program ini kemudian ditambahkan dengan skema bantuan sosial (bansos)1
untuk mencegah
penurunan kesejahteraan masyarakat terdampak pandemi COVID-19 yang belum tercakup dalam skema
bansos reguler.2
Dengan dua tujuan ini, program KP harus dilaksanakan untuk menjangkau 5,6 juta peserta
dengan waktu persiapan yang sangat singkat, yaitu hanya 1,5 bulan (Purbasari, 2020).
Dalam situasi pandemi, pendaftaran program dan kegiatan pelatihan hanya dapat dilakukan secara daring.
Ada kekhawatiran bahwa pelaksanaan secara daring dapat memengaruhi keefektifan dan pencapaian
tujuan pelatihan. Penyaluran bansos juga dilakukan melalui transfer ke rekening bank atau dompet
elektronik. Namun, dengan metode transfer ini, terdapat celah yang memungkinkan penerimaan bansos
oleh masyarakat yang sebenarnya tidak terdampak secara ekonomi. Selain itu, kelompok masyarakat yang
sejatinya merupakan sasaran bansos, yaitu warga miskin dan penduduk berpendidikan rendah, justru masih
menghadapi masalah literasi dan kesenjangan digital (Bachtiar et al., 2020).
Penelitian kualitatif ini bertujuan mengidentifikasi isu-isu penting dari sisi peserta program KP untuk
perbaikan pelaksanaan program KP selanjutnya. Studi ini dilakukan dalam periode Mei–Juni 2020 dengan
menggunakan metode wawancara mendalam. Sampel sebanyak 14 orang dengan tingkat pendidikan,
jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan tempat tinggal yang berbeda dipilih dengan teknik snowball (bola salju)
(Gambar 1). Sebagaimana penelitian kualitatif yang berfokus pada kedalaman informasi, tujuan studi ini
adalah untuk menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana.
Gambar 1. Profil 14 responden
Dalam menganalisis data dan mengidentifikasi isu-isu penting terkait program KP, studi ini menggunakan
empat konsep, yaitu ketepatan sasaran bansos, ketepatan sasaran pelatihan, proses pemilihan pelatihan,
dan persepsi tentang manfaat pelatihan.
Pertama, ketepatan sasaran bansos diukur dari perubahan konsumsi yang ditentukan oleh perubahan (i)
mata pencaharian, (ii) ketahanan ekonomi, dan (iii) kerentanan ekonomi. Berdasarkan perubahan konsumsi
tersebut, peserta bansos dikelompokkan menjadi (i) peserta yang sangat sesuai dengan sasaran bansos,
(ii) peserta yang sesuai dengan sasaran bansos, dan (iii) peserta yang tidak sesuai dengan sasaran bansos.
CATATAN PENELITIAN No. 3/2020
3
KARTU PRAKERJA DI TENGAH PANDEMI COVID-19:
ASESMEN CEPAT DARI SUDUT PANDANG PESERTA PROGRAM
Gambar 2. Pemetaan ketepatan sasaran pelatihan dan
bansos
Kedua, ketepatan sasaran pelatihan diukur dari kecocokan antara pelatihan yang dipilih dan (i) rencana
karier, (ii) pengalaman kerja, serta (iii) motivasi. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kecocokan tersebut,
peserta pelatihan dikelompokkan menjadi (i) peserta yang sesuai dengan sasaran pelatihan dan (ii) peserta
yang tidak sesuai dengan sasaran pelatihan.
Ketiga, dalam menganalisis proses pemilihan pelatihan, studi ini mengadaptasi model pengambilan
keputusan Engel, Kollat, dan Blackwell (model EKB) yang merupakan salah satu teori dasar perilaku
konsumen (Ashman et al., 2015). Proses pengambilan keputusan dimulai dari tahap identifikasi kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternatif/pilihan, hingga pengambilan keputusan. Kebutuhan akan pelatihan
diidentifikasi berdasarkan pengetahuan mengenai rencana karier dan motivasi kerja. Keseluruhan proses
pemilihan pelatihan ini dipengaruhi oleh karakteristik individu, literasi dan kesenjangan digital, informasi
program, pengaruh rekan sejawat, dan pengaruh nama besar platform. Berdasarkan proses pemilihan
pelatihan, peserta dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu (i) peserta yang memilih pelatihan secara
saksama dan (ii) peserta yang memilih pelatihan secara tidak saksama.
Keempat, keseluruhan manfaat pelatihan diukur berdasarkan kerangka input, proses, dan keluaran (output).
Dengan demikian, pengukuran dilakukan terhadap (i) pendapat peserta mengenai tampilan video, (ii)
pengalaman dalam menonton video, (iii) persepsi peserta mengenai manfaat video. Selain itu, persepsi
mengenai manfaat diperkuat oleh kesediaan mereka untuk mengganti bansos dengan pelatihan, serta
kesediaanuntukmembayarpelatihan.Berdasarkankriteria-kriteriatersebut,pesertadikelompokkanmenjadi
(i) peserta yang merasakan manfaat pelatihan dan (ii) peserta yang tidak merasakan manfaat pelatihan.
Catatan penelitian ini mengelaborasi berbagai karakteristik individu, termasuk kesamaan yang menonjol di
antara para peserta dalam kategori tertentu. Karena studi ini dilakukan secara cepat pada masa pandemi,
beberapa keterbatasan perlu digarisbawahi. Data dalam studi ini diperoleh dari wawancara melalui telepon
sehingga ekspresi responden tidak teramati. Selain itu, pencarian responden menggunakan teknik snowball
dalam waktu singkat mengakibatkan terbatasnya jumlah dan sebaran responden. Tahapan pelatihan
antarpeserta juga berbeda. Beberapa peserta masih belum menyelesaikan pelatihan sehingga persepsi
mereka mengenai manfaat pelatihan belum menyeluruh. Studi ini juga tidak menganalisis hasil tes sebelum
dan sesudah menonton video. Terakhir, studi ini hanya menyoroti isu dalam pelaksanaan program KP dari
sisi permintaan, yaitu persepsi peserta pelatihan.
APAKAH PELATIHAN DAN BANSOS
SUDAH TEPAT SASARAN?
Secara umum, terdapat dua kelompok besar
peserta berdasarkan hasil analisis gabungan antara
konsep ketepatan sasaran pelatihan dan ketepatan
sasaran bansos. Kelompok pertama adalah peserta
yang sesuai dengan sasaran, baik untuk pelatihan
maupun bansos (Gambar 2). Kelompok kedua
adalah peserta yang tidak sesuai dengan sasaran
pelatihan, tetapi sangat sesuai dengan sasaran
bansos. Sebagian kecil lagi adalah peserta yang
sesuai dengan sasaran pelatihan, tetapi tidak sesuai
dengan sasaran bansos.
PesertayangSesuaidenganSasaranPelatihan
dan Bansos
Peserta yang termasuk dalam kelompok ini pada
umumnya memilih pelatihan berdasarkan rencana
kariernya untuk meningkatkan kompetensi dan
produktivitas di bidang pekerjaan saat ini. Misalnya,
PESERTA YANG SESUAI
DENGAN SASARAN
PELATIHAN
PESERTA YANG TIDAK
SESUAI DENGAN
SASARANPELATIHAN
Peserta yang
kurang sesuai
dengan sasaran
bansos
Peserta yang
sesuai dengan
sasaran bansos
Peserta yang
sangat sesuai
dengan sasaran
bansos
4
Dinar
Dwi
Prasetyo/SMERU
seorang pengemudi ojek daring di Bali mengambil
pelatihan bahasa Inggris agar bisa berkomunikasi
dengan turis asing. Selain itu, ada sebagian peserta
pelatihan yang ingin memperoleh pengetahuan
baru sehingga peluangnya untuk beralih profesi
dapat terbuka. Pengalaman kerja juga memengaruhi
sebagian peserta dalam memilih jenis pelatihan.
Orang-orang dalam kelompok ini memiliki tingkat
ketahanan ekonomi yang sangat rendah. Peserta
pelatihan pada umumnya merupakan satu-
satunya tulang punggung keluarga dengan jumlah
tanggungan mencapai tiga orang. Beberapa peserta
memang memiliki sumber pendapatan dari anggota
keluarga lain, tetapi semuanya terdampak pandemi
cukup parah. Sebagai akibatnya, terjadi penurunan
besar pada tingkat konsumsi rumah tangga mereka.
Menganggur sejak Januari 2020,
karena resign [mengundurkan diri]
karena sakit dan kerja di pabrik berat.
Ada rencana untuk buka bisnis baju
sama teman-teman.
(Wawancara mendalam, perempuan, 	
21 tahun, 2 Juni 2020)
Ambil pelatihan di Bukalapak.
Saya nggak tahu, pokoknya lihat-lihat
gitu aja, sih. Yang penting [video
pelatihan] udah dilihat terus dimatiin
karena kuotanya berat.
(Wawancara mendalam, laki-laki,
42 tahun, 4 Juni 2020)
Makan tidak bisa dikurangi,
kebutuhan listrik nunggak sebulan,
air PAM dikurangi.
(Wawancara mendalam, laki-laki,
34 tahun, 4 Juni 2020)
Peserta dalam kelompok ini juga memiliki motivasi
yang besar dan bersedia untuk menukarkan
bansos yang mereka terima dengan kegiatan
pelatihan. Mereka menyadari adanya kebutuhan
untuk meningkatkan kompetensi dan mempelajari
keterampilan/pengetahuan baru untuk mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik.
Sebagian besar peserta program KP yang sesuai
dengan sasaran pelatihan juga mengalami
penurunan aktivitas ekonomi akibat pandemi.
Misalnya, salah seorang responden yang bekerja
sebagai figuran di acara televisi mengalami
penurunan pemasukan secara signifikan akibat
pandemi COVID-19 setelah kebijakan pembatasan
sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan. Pada
umumnya, mereka menilai bahwa komponen bansos
pada program KP meringankan beban pengeluaran
mereka.
Peserta yang Tidak Sesuai dengan Sasaran
Pelatihan, tetapi Sangat Sesuai dengan
Sasaran Bansos
Peserta dalam kelompok ini kurang memiliki aspirasi
untuk meniti karier. Salah satu responden mengaku
bahwa ia tidak memiliki cita-cita atau rencana karier.
Sebagian peserta lain mengaku bahwa mereka
ingin memiliki pekerjaan yang lebih baik, tetapi
tidak melakukan upaya serius untuk mewujudkan
keinginannya. Jenis pelatihan yang sering kali dipilih
adalah pelatihan yang disarankan teman atau yang
mudah diikuti dan cepat selesai.
Untuk mengatasi masalah tersebut, mereka
biasanya mengandalkan saudara atau orang tua
untuk mendapatkan pinjaman sambil mencari
sumber penghasilan tambahan lain. Bahkan, ada
pula responden yang harus menjual asetnya untuk
memenuhikebutuhansehari-hari.Tingkatketahanan
ekonomiyang rendah dapat dilihat dari pemanfaatan
seluruh bansos untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari dan membayar utang. Karena kapasitas finansial
mereka sangat terbatas, mereka pada umumnya
sangat berhati-hati dalam menggunakan kuota
internet untuk hal-hal yang tak berkaitan dengan
pekerjaan, termasuk pelatihan.
FAKTOR-FAKTOR APA YANG
MEMENGARUHI KEMANFAATAN
PELATIHAN?
Pendapat Peserta tentang Video Pelatihan
Pendapatpesertatentangvideopelatihanmencakup
beberapa hal, yaitu pembicara, durasi pelatihan,
visualisasi dan ilustrasi pelatihan, serta contoh-
contoh yang ditampilkan. Menurut responden, video
yang memberikan pengalaman positif bagi mereka,
antara lain, adalah:
CATATAN PENELITIAN No. 3/2020
5
KARTU PRAKERJA DI TENGAH PANDEMI COVID-19:
ASESMEN CEPAT DARI SUDUT PANDANG PESERTA PROGRAM
a)	
video pelatihan dengan pembicara yang
profesional. Responden pada umumnya
menganggap bahwa pejabat eksekutif tertinggi
(CEO) perusahaan rintisan (start-up) merupakan
pembicara pelatihan yang berkompeten di
bidangnya;
b)	 presentasi yang disajikan dengan metode kreatif,
seperti animasi; dan
c)	 pelatihan yang memberikan contoh atau praktik,
tidak hanya teori.
Durasi pelatihan yang diikuti responden bervariasi
dengan waktu penyelesaian antara dua hari sampai
dua minggu. Pelatihan yang disiarkan secara langsung
dan tak langsung memiliki durasi berbeda. Durasi
pelatihan yang disiarkan secara langsung bisa
mencapai tiga jam. Pelatihan yang disiarkan secara tak
langsung berisi 20–60 video pendek dengan durasi
5–18 menit per video. Responden yang mengikuti
pelatihan dengan seri video pendek mengaku bahwa
mereka dapat mengikuti pelatihan ini dengan lebih
mudah karena ada jeda untuk istirahat.
Proses Menonton Video Pelatihan
Responden yang tidak sesuai dengan sasaran
pelatihan pada umumnya tidak mengikuti video
pelatihan secara penuh atau hanya mengikuti satu
kelas pelatihan sebagai syarat untuk mendapatkan
bansos. Secara umum, responden yang tidak sesuai
dengan sasaran pelatihan tidak mendapatkan
manfaat dari pelatihan yang diikutinya.
Dalam hal meningkatkan pemahaman, mayoritas
peserta pelatihan mengungkapkan bahwa tidak
ada ruang untuk bertanya jawab dalam pelatihan
yang disiarkan secara tak langsung. Hal ini
mengindikasikan adanya kebutuhan akan ruang
diskusi atau proses yang lebih interaktif. Mayoritas
peserta juga menghadapi berbagai kendala dalam
proses menonton video, seperti koneksi internet
yang tidak lancar atau ponsel yang cepat panas.
Berbagai permasalahan ini dapat mengurangi
manfaat pelatihan yang seharusnya diperoleh
peserta.
Persepsi mengenai Manfaat Pelatihan
Mayoritas responden menyampaikan bahwa
pelatihan yang mereka ikuti bermanfaat karena
beberapaalasan.Diantaranyaadalah(i)pengetahuan
peserta meningkat, (ii) materi pelatihan dapat
dipraktikkan, (iii) materi pelatihan relevan dengan
pekerjaan saat ini, dan (iv) materi pelatihan relevan
dengan pekerjaan yang ingin dilakukan pada masa
mendatang. Pendapat responden tentang manfaat
pelatihan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a)	
pelatihan yang diikuti bermanfaat karena
responden akan membuka usaha atau ingin
meningkatkan usahanya saat ini. Responden
adalah calon atau pelaku usaha; dan
b)	
pelatihan yang diikuti bermanfaat karena
responden pernah bekerja atau bercita-cita
untuk bekerja di bidang yang terkait dengan
pelatihan yang diikuti. Responden merupakan
pekerja atau calon pekerja.
Responden juga diminta memberikan ulasan dan
penilaian terhadap video dengan asumsi bahwa
video yang bagus akan diberi nilai yang tinggi dan
sebaliknya. Namun, asumsi ini tidak terbukti. Nilai
5, sebagai nilai tertinggi, diberikan bukan karena
sebuah video dianggap bagus, tetapi karena alasan
lain. Di antaranya adalah (i) khawatir tidak menerima
bansos tambahan sebesar Rp50.000, (ii) khawatir
tidak menerima sertifikat, serta (iii) sekadar ingin
menghargai usaha pembuat video. Temuan ini
mempertegas fakta bahwa penilaian yang tinggi
tidakselalumenggambarkanbesarnyakemanfaatan
pelatihan.
Kesediaan Responden untuk Menukar Bansos
dan Membayar Biaya Pelatihan
Peserta program KP yang sesuai dengan sasaran
pelatihan diasumsikan bersedia menukar bansos
dengan pelatihan tambahan karena sudah
merasakan manfaat dari pelatihan yang pernah
diikuti sebelumnya. Asumsi ini terbukti karena pada
umumnya mereka bersedia menukar bansos untuk
1–3 bulan agar dapat mengikuti pelatihan tambahan,
dengan syarat pelatihan tersebut harus sesuai
kebutuhan. Terkait kesediaan untuk membayar,
mayoritas responden mengatakan bahwa mereka
tidak bersedia membayar biaya pelatihan. Hal ini
dapat dipahami karena mereka juga terdampak
pandemi secara ekonomi.
Sebaliknya, responden yang tidak sesuai
dengan sasaran pelatihan pada umumnya tidak
mendapatkan manfaat dari pelatihan yang mereka
ikuti. Mereka merasa bosan dengan video yang
ditonton, menyelesaikan pelatihan secara terburu-
buru agar tidak menghabiskan kuota internet, dan
memberikan penilaian tanpa mempertimbangkan
manfaat yang mereka rasakan. Mereka juga tidak
bersedia menukar bansos dengan pelatihan
tambahan, apalagi membayar pelatihan.
6
MENGAPA SEBAGIAN PESERTA
TIDAK MERASAKAN MANFAAT
PELATIHAN?
Gambar 3 menunjukkan adanya irisan yang besar
antara proses pemilihan pelatihan dan manfaat
pelatihan yang dirasakan. Hampir semua peserta
yang tidak merasakan manfaat pelatihan ternyata
tidak melakukan proses pemilihan secara saksama.
Ketiga,parapesertadalamkelompokinimenghadapi
kesenjangan digital. Hal ini terjadi akibat koneksi
internet yang tidak lancar, ponsel dengan memori
yang terbatas, atau harga paket data internet
yang tidak terjangkau. Kesenjangan digital ini
memengaruhi proses pemilihan jenis pelatihan.
Kondisi ini diperparah oleh terbatasnya informasi
mengenai program KP. Hal ini menyebabkan proses
pemilihan pelatihan dilakukan secara tidak saksama,
yaitu secara buru-buru dan dengan mengandalkan
informasi dari orang terdekat.
Ada beberapa kesamaan antara para peserta yang
tidak merasakan manfaat pelatihan dan peserta
yang tidak memilih pelatihan secara saksama.
Pertama, peserta dengan pendidikan terakhir SMA/
SMK dan usia yang relatif lebih tua pada umumnya
tidak mengetahui rencana karier mereka. Hal ini
tentunya menyulitkan mereka dalam menentukan
jenis pelatihanyang dibutuhkan.Tanpa pengetahuan
tentang kebutuhan ini, mereka akan mengalami
kesulitan dalam mencari informasi yang relevan dan
melakukan penilaian terhadap alternatif pelatihan
yang tersedia. Sebagai akibatnya, proses pemilihan
pelatihan tidak dilakukan secara saksama.
Kedua, kombinasi antara usia yang relatif lebih
tua dan tingkat pendidikan lulusan SMA/SMK
mengindikasikan tingkat literasi digital yang relatif
lebih rendah. Dibandingkan dengan peserta yang
memilih pelatihan secara saksama, peserta yang
memilih pelatihan secara tidak saksama baru
mengenal ponsel pintar beberapa tahun terakhir.
Tingkat literasi digital mereka sebenarnya memadai
untuk bisa mengikuti pelatihan daring. Namun,
kemampuan untuk membandingkan dan memilah
ribuan jenis pelatihanyang tersedia menuntut literasi
digital yang lebih baik daripada sekadar memadai.
[Mengambil] Pelatihan 1 juta [rupiah]
dapat 6 kelas, soalnya kalau pilih
150 ribu [rupiah], sisanya ngga
bisa masuk ke kantong kita. Jadi,
mending ambil paket saja sekalian,
mungkin dapat ilmu baru. … Saya
masuk, sudah dapat 1 juta [rupiah]
buat pilih lembaga pelatihan. Saya
dapat rekomendasi dari teman,
masuk Skill Academy aja, banyak
pilihannya, dapat insentif [bansos]
kedua untuk ikut pelatihan lagi
… Rp150.000. Setelah pelatihan,
isi survei, disuruh pelatihan lagi.
… Kepikirannya cuma itu [yang
disarankan teman], tidak cari-cari lagi,
soalnya waktunya [sedikit], kita harus
ngojek juga. Harus respon cepat
[untuk menentukan pelatihannya].
(Wawancara mendalam, laki-laki,
40 tahun, 20 Mei 2020)
Dari hasil analisis terhadap persepsi mengenai
manfaat pelatihan, proses pemilihan jenis pelatihan,
dan ketepatan sasaran pelatihan, ditemukan sebuah
benang merah, yaitu bahwa peserta yang tidak
merasakan manfaat pelatihan ternyata tidak memilih
pelatihan secara saksama. Jika ditelusuri lebih jauh,
mereka juga bukan orang-orang yang seharusnya
menjadi sasaran pelatihan (Gambar 4).
Ada irisan yang besar antara peserta yang tidak
merasakan manfaat pelatihan, tidak memilih
pelatihan secara saksama, dan tidak sesuai dengan
sasaran pelatihan (Gambar 5). Irisan juga terlihat
pada peserta yang sesuai dengan sasaran pelatihan
dan peserta yang merasakan manfaat pelatihan.
Gambar 3. Pemetaaan peserta yang tidak merasakan
manfaat dan cara peserta memilih pelatihan
CATATAN PENELITIAN No. 3/2020
7
KARTU PRAKERJA DI TENGAH PANDEMI COVID-19:
ASESMEN CEPAT DARI SUDUT PANDANG PESERTA PROGRAM
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
Berikut adalah kesimpulan beserta implikasi kebijakan yang perlu diperhatikan agar program KP dapat
menyasar kelompok yang benar-benar membutuhkannya.
a)		Studi ini menemukan bahwa ada peserta program KP yang tidak tepat untuk mengikuti pelatihan
tetapi sangat membutuhkan bansos untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Mereka sangat terdampak
oleh pandemi COVID-19 sehingga berhak mendapatkan bansos tanpa perlu mengikuti pelatihan
peningkatan kompetensi. Dalam situasi normal, kelompok ini mungkin tidak tergolong miskin sehingga
tidak memenuhi kriteria sebagai penerima bansos reguler, seperti PKH. Namun, tingkat kerentanan
yang tinggi membuat mereka sangat mudah jatuh miskin ketika ada guncangan ekonomi akibat
bencana alam atau pandemi COVID-19 seperti yang terjadi saat ini. Mekanisme bansos bagi kelompok
yang sangat rentan ini perlu segera disiapkan oleh pemerintah.
b)		 Mayoritas peserta tidak memilih pelatihan secara saksama karena tidak mengetahui rencana kariernya.
Oleh karena itu, pemerintah perlu menyediakan panduan dan asistensi bagi peserta pada situs web
program KP. Panduan ini harus dibuat berdasarkan rencana karier peserta, bukan kategorisasi pelatihan
seperti yang disediakan oleh delapan platform digital mitra program KP. Dari rencana karier tersebut,
peserta dipandu untuk melihat pilihan kurikulum dan modul pelatihan yang tersedia pada berbagai
platform dan vendor. Dengan demikian, peserta terbantu untuk memilih jenis pelatihan secara saksama.
c)		 Kuatnya hubungan antara isu ketepatan sasaran, proses pemilihan pelatihan, dan persepsi tentang
manfaat pelatihan menegaskan adanya urgensi untuk melakukan seleksi calon peserta pelatihan.
Indikator-indikator yang dipakai dalam studi ini, seperti pengetahuan mengenai rencana karier dan
pelatihan yang dibutuhkan, serta kuatnya motivasi untuk mengikuti pelatihan bisa dijadikan acuan
dalam menyeleksi peserta. Pemilihan peserta yang tepat akan mengoptimalkan kemanfaatan
program KP.
Gambar 5. Irisan antara ketepatan sasaran pelatihan, proses pemilihan pelatihan, dan persepsi
tentang manfaat pelatihan
Gambar 4. Hubungan antara ketepatan sasaran pelatihan, proses pemilihan pelatihan, dan persepsi
tentang manfaat pelatihan
8 www.smeru.or.id
SMERU adalah sebuah lembaga
penelitian independen yang
melakukan penelitian dan
pengkajian kebijakan publik
secara profesional dan proaktif,
serta menyediakan informasi
akurat dan tepat waktu dengan
analisis yang objektif mengenai
berbagai masalah sosial-
ekonomi dan kemiskinan yang
dianggap mendesak dan penting
bagi rakyat Indonesia.
The SMERU
Research Institute
Editor:
Wiwin Purbaningrum
Desain dan Tata Letak: 	
Novita Maizir
©2020 SMERU
Temuan, pandangan,
dan interpretasi dalam
catatan penelitian ini
merupakan tanggung
jawab penulis dan tidak
berhubungan dengan
atau mewakili lembaga-
lembaga yang mendanai
kegiatan dan pelaporan
The SMERU Research
Institute.
Catatan penelitian ini
adalah salah satu produk
rangkaian sembilan
studi SMERU yang
mengkaji kondisi sosial-
ekonomi masyarakat
di Indonesia di tengah
pandemi COVID-19.
#StudiCovid19SMERU
KARTU PRAKERJA DI TENGAH PANDEMI COVID-19:
ASESMEN CEPAT DARI SUDUT PANDANG PESERTA PROGRAM
DAFTAR ACUAN
Ashman, Rachel, Michael Robert Solomon, dan Julia Wolny (2015) ‘An Old Modey for a New Age: Consumer Decision
Making in Participatory Digital Culture.’ Journal of Customer Behaviour 14 (2): 127–146. DOI: 10.1362/147539215X1
4373846805743.
Bachtiar, Palmira Permata, Rendy Adriyan Diningrat, Ahmad Zuhdi Dwi Kusuma, dan Abella Diandra (2020) ‘Mewujudkan
Ekonomi Digital yang Inklusif.’ Catatan Kebijakan [dalam jaringan] <https:/
/smeru.or.id/sites/default/files/
publication/pb_edi-in.pdf> [25 Juni 2020].
CNBC Indonesia (2020a) ‘Lho Kok Kartu Pra Kerja Belum Beres Juga?’ CNBC Indonesia 12 Maret [dalam jaringan] <https:/
/
www.cnbcindonesia.com/news/20200312153301-4-144411/lho-kok-kartu-pra-kerja-belum-beres-juga> [25 Juni
2020].
CNBC Indonesia (2020b) ‘Jokowi: Kartu Prakerja itu Semi Bansos.’ CNBC Indonesia 23 April [dalam jaringan] <https:/
/www.
cnbcindonesia.com/tech/20200422203628-37-153790/jokowi-kartu-prakerja-itu-semi-bansos> [30 Juni 2020].
Purbasari, Denni Puspa (2020) ‘Kartu Prakerja: FAQ.’ Paparan disampaikan pada webinar Kartu Prakerja: Teori, Kebijakan,
dan Implementasinya, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, 14 Juni 2020.
Kredit
foto:
Mukti
Mulyana/SMERU

More Related Content

Similar to Prakerja2.pdf

Review paper firna
Review paper firnaReview paper firna
Review paper firnaFirnafir
 
LAPORAN KINERJA 2022 WR III.pptx
LAPORAN KINERJA 2022 WR III.pptxLAPORAN KINERJA 2022 WR III.pptx
LAPORAN KINERJA 2022 WR III.pptxidaaryatidiyahpw
 
Kelompok 6 pk
Kelompok 6   pkKelompok 6   pk
Kelompok 6 pkAdaamalf
 
Implementasi Evaluasi Hasil Belajar Pada Sekolah Dengan Program Double Track ...
Implementasi Evaluasi Hasil Belajar Pada Sekolah Dengan Program Double Track ...Implementasi Evaluasi Hasil Belajar Pada Sekolah Dengan Program Double Track ...
Implementasi Evaluasi Hasil Belajar Pada Sekolah Dengan Program Double Track ...Fajar Baskoro
 
Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...
Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...
Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...Aji Wibowo
 
PPT Materi KKN 2023.pptx
PPT Materi KKN 2023.pptxPPT Materi KKN 2023.pptx
PPT Materi KKN 2023.pptxNovita996998
 
Power Point mbak nina.pptx
Power Point mbak nina.pptxPower Point mbak nina.pptx
Power Point mbak nina.pptxnormaPintaTama1
 
Prediksi Mahasiswa Berpotensi Berhenti Kuliah.pdf
Prediksi Mahasiswa Berpotensi Berhenti Kuliah.pdfPrediksi Mahasiswa Berpotensi Berhenti Kuliah.pdf
Prediksi Mahasiswa Berpotensi Berhenti Kuliah.pdfyudaperwira4
 
Rahma, Nanda Safarati.pdf
Rahma, Nanda Safarati.pdfRahma, Nanda Safarati.pdf
Rahma, Nanda Safarati.pdfDianaLestari39
 
PPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pdf
PPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pdfPPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pdf
PPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pdfGitoWasian2
 
PPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pdf
PPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pdfPPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pdf
PPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pdfGitoWasian2
 
Pengaruh Self-Reliance dan Self-Efficacy terhadap Pendidikan Keuangan Mahasiswa
Pengaruh Self-Reliance dan Self-Efficacy terhadap Pendidikan Keuangan MahasiswaPengaruh Self-Reliance dan Self-Efficacy terhadap Pendidikan Keuangan Mahasiswa
Pengaruh Self-Reliance dan Self-Efficacy terhadap Pendidikan Keuangan MahasiswaUniversitas Indraprasta PGRI
 
Inovasi dan Teknologi Laporan
Inovasi dan Teknologi Laporan Inovasi dan Teknologi Laporan
Inovasi dan Teknologi Laporan Berry Adam
 
PPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pptx
PPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pptxPPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pptx
PPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pptxwisnusaputra55
 
Monitoring dan Evaluasi: Pengertian, Metode, Teknik, dan Pengendaliannya
Monitoring dan Evaluasi: Pengertian, Metode, Teknik, dan PengendaliannyaMonitoring dan Evaluasi: Pengertian, Metode, Teknik, dan Pengendaliannya
Monitoring dan Evaluasi: Pengertian, Metode, Teknik, dan PengendaliannyaDadang Solihin
 
Ahmad faozi riview jurnal pak lantip
Ahmad faozi riview jurnal pak lantipAhmad faozi riview jurnal pak lantip
Ahmad faozi riview jurnal pak lantipAhmmad Faozi
 
Jurnal LeECOM.pdf
Jurnal LeECOM.pdfJurnal LeECOM.pdf
Jurnal LeECOM.pdfCharlyHong1
 
Modul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasiModul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasipjj_kemenkes
 

Similar to Prakerja2.pdf (20)

Review paper firna
Review paper firnaReview paper firna
Review paper firna
 
LAPORAN KINERJA 2022 WR III.pptx
LAPORAN KINERJA 2022 WR III.pptxLAPORAN KINERJA 2022 WR III.pptx
LAPORAN KINERJA 2022 WR III.pptx
 
Kelompok 6 pk
Kelompok 6   pkKelompok 6   pk
Kelompok 6 pk
 
Residensi Thailand
Residensi ThailandResidensi Thailand
Residensi Thailand
 
Implementasi Evaluasi Hasil Belajar Pada Sekolah Dengan Program Double Track ...
Implementasi Evaluasi Hasil Belajar Pada Sekolah Dengan Program Double Track ...Implementasi Evaluasi Hasil Belajar Pada Sekolah Dengan Program Double Track ...
Implementasi Evaluasi Hasil Belajar Pada Sekolah Dengan Program Double Track ...
 
Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...
Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...
Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...
 
PPT Materi KKN 2023.pptx
PPT Materi KKN 2023.pptxPPT Materi KKN 2023.pptx
PPT Materi KKN 2023.pptx
 
Pbkk3243 penilaian program bimbingan dan kaunseling
Pbkk3243  penilaian program bimbingan dan kaunselingPbkk3243  penilaian program bimbingan dan kaunseling
Pbkk3243 penilaian program bimbingan dan kaunseling
 
Power Point mbak nina.pptx
Power Point mbak nina.pptxPower Point mbak nina.pptx
Power Point mbak nina.pptx
 
Prediksi Mahasiswa Berpotensi Berhenti Kuliah.pdf
Prediksi Mahasiswa Berpotensi Berhenti Kuliah.pdfPrediksi Mahasiswa Berpotensi Berhenti Kuliah.pdf
Prediksi Mahasiswa Berpotensi Berhenti Kuliah.pdf
 
Rahma, Nanda Safarati.pdf
Rahma, Nanda Safarati.pdfRahma, Nanda Safarati.pdf
Rahma, Nanda Safarati.pdf
 
PPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pdf
PPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pdfPPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pdf
PPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pdf
 
PPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pdf
PPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pdfPPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pdf
PPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pdf
 
Pengaruh Self-Reliance dan Self-Efficacy terhadap Pendidikan Keuangan Mahasiswa
Pengaruh Self-Reliance dan Self-Efficacy terhadap Pendidikan Keuangan MahasiswaPengaruh Self-Reliance dan Self-Efficacy terhadap Pendidikan Keuangan Mahasiswa
Pengaruh Self-Reliance dan Self-Efficacy terhadap Pendidikan Keuangan Mahasiswa
 
Inovasi dan Teknologi Laporan
Inovasi dan Teknologi Laporan Inovasi dan Teknologi Laporan
Inovasi dan Teknologi Laporan
 
PPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pptx
PPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pptxPPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pptx
PPT MAHASISWA PEDULI STUNTING-1.pptx.pptx
 
Monitoring dan Evaluasi: Pengertian, Metode, Teknik, dan Pengendaliannya
Monitoring dan Evaluasi: Pengertian, Metode, Teknik, dan PengendaliannyaMonitoring dan Evaluasi: Pengertian, Metode, Teknik, dan Pengendaliannya
Monitoring dan Evaluasi: Pengertian, Metode, Teknik, dan Pengendaliannya
 
Ahmad faozi riview jurnal pak lantip
Ahmad faozi riview jurnal pak lantipAhmad faozi riview jurnal pak lantip
Ahmad faozi riview jurnal pak lantip
 
Jurnal LeECOM.pdf
Jurnal LeECOM.pdfJurnal LeECOM.pdf
Jurnal LeECOM.pdf
 
Modul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasiModul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasi
 

More from Fajar Baskoro

Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptxGenerasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptxFajar Baskoro
 
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarterCara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarterFajar Baskoro
 
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival RamadhanPPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival RamadhanFajar Baskoro
 
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian KUS
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian  KUSBuku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian  KUS
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian KUSFajar Baskoro
 
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptxPemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptxFajar Baskoro
 
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1a-1.pdf
Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1a-1.pdfExecutive Millennial Entrepreneur Award  2023-1a-1.pdf
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1a-1.pdfFajar Baskoro
 
1-Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1-cetak.pptx
1-Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1-cetak.pptx1-Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1-cetak.pptx
1-Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1-cetak.pptxFajar Baskoro
 
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1.pptx
Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1.pptxExecutive Millennial Entrepreneur Award  2023-1.pptx
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1.pptxFajar Baskoro
 
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptxPemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptxFajar Baskoro
 
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi KaltimEvaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi KaltimFajar Baskoro
 
foto tenda digital skill program dari sekolah
foto tenda digital skill program dari sekolahfoto tenda digital skill program dari sekolah
foto tenda digital skill program dari sekolahFajar Baskoro
 
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remajaMeraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remajaFajar Baskoro
 
Membangun aplikasi mobile dengan Appsheet
Membangun aplikasi mobile dengan AppsheetMembangun aplikasi mobile dengan Appsheet
Membangun aplikasi mobile dengan AppsheetFajar Baskoro
 
Transition education to employment.pdf
Transition education to employment.pdfTransition education to employment.pdf
Transition education to employment.pdfFajar Baskoro
 

More from Fajar Baskoro (20)

Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptxGenerasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
Generasi Terampil Digital Skill-2023.pptx
 
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarterCara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
Cara Membuat Kursus Online Wordpress-tutorstarter
 
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival RamadhanPPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
PPT-Kick Off Double Track 2024 melaksanakan Festival Ramadhan
 
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian KUS
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian  KUSBuku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian  KUS
Buku Inovasi 2023 - 2024 konsep capaian KUS
 
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptxPemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
Pemaparan Sosialisasi Program Dual Track 2024.pptx
 
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1a-1.pdf
Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1a-1.pdfExecutive Millennial Entrepreneur Award  2023-1a-1.pdf
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1a-1.pdf
 
1-Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1-cetak.pptx
1-Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1-cetak.pptx1-Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1-cetak.pptx
1-Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1-cetak.pptx
 
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1.pptx
Executive Millennial Entrepreneur Award  2023-1.pptxExecutive Millennial Entrepreneur Award  2023-1.pptx
Executive Millennial Entrepreneur Award 2023-1.pptx
 
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptxPemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
Pemrograman Mobile - JetPack Compose1.pptx
 
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi KaltimEvaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
Evaluasi KPP Program Dual Track Provinsi Kaltim
 
foto tenda digital skill program dari sekolah
foto tenda digital skill program dari sekolahfoto tenda digital skill program dari sekolah
foto tenda digital skill program dari sekolah
 
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remajaMeraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
Meraih Peluang di Gig Economy yang cocok bagi remaja
 
Membangun aplikasi mobile dengan Appsheet
Membangun aplikasi mobile dengan AppsheetMembangun aplikasi mobile dengan Appsheet
Membangun aplikasi mobile dengan Appsheet
 
epl1.pdf
epl1.pdfepl1.pdf
epl1.pdf
 
user.docx
user.docxuser.docx
user.docx
 
Dtmart.pptx
Dtmart.pptxDtmart.pptx
Dtmart.pptx
 
DualTrack-2023.pptx
DualTrack-2023.pptxDualTrack-2023.pptx
DualTrack-2023.pptx
 
BADGE.pptx
BADGE.pptxBADGE.pptx
BADGE.pptx
 
womenatwork.pdf
womenatwork.pdfwomenatwork.pdf
womenatwork.pdf
 
Transition education to employment.pdf
Transition education to employment.pdfTransition education to employment.pdf
Transition education to employment.pdf
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanSoal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanressyefrina15
 
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1AdiKurniawan24529
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfSriHandayaniLubisSpd
 
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNTugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNssuser419260
 
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.AndiLukman13
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxHermawati Dwi Susari
 
Pancasila Sebagai Nilai Kehidupan powerpointpptx
Pancasila Sebagai Nilai Kehidupan powerpointpptxPancasila Sebagai Nilai Kehidupan powerpointpptx
Pancasila Sebagai Nilai Kehidupan powerpointpptxZulfiWahyudiAsyhaer1
 
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docxRPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docxRahmiRauf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxtressa8
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptxPPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptxZubedImut
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?AdePutraTunggali
 
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfModul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfDianaRuswandari1
 
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docxLAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docxSriHandayaniLubisSpd
 
Perspektif Global PDGK 4403, Modul 4.pptx
Perspektif Global PDGK 4403, Modul 4.pptxPerspektif Global PDGK 4403, Modul 4.pptx
Perspektif Global PDGK 4403, Modul 4.pptxyosp418
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaanSoal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
Soal BAB 6 IPAS KELAS 4.doc tentang kebudayaan
 
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
 
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNTugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
 
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
 
Pancasila Sebagai Nilai Kehidupan powerpointpptx
Pancasila Sebagai Nilai Kehidupan powerpointpptxPancasila Sebagai Nilai Kehidupan powerpointpptx
Pancasila Sebagai Nilai Kehidupan powerpointpptx
 
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docxRPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptxPPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfModul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
 
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docxLAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
 
Perspektif Global PDGK 4403, Modul 4.pptx
Perspektif Global PDGK 4403, Modul 4.pptxPerspektif Global PDGK 4403, Modul 4.pptx
Perspektif Global PDGK 4403, Modul 4.pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Prakerja2.pdf

  • 1. CATATAN PENELITIAN No. 3/2020 1 SOROTAN No. 3/2020 n Studi ini menemukan bahwa peserta program Kartu Prakerja yang sesuai dengan sasaran pelatihan juga terdampak pandemi COVID-19 sehingga mereka juga sesuai dengan sasaran bansos. Namun, ditemukan pula peserta program yang tidak tepat untuk mengikuti pelatihan tetapi sangat membutuhkan bansos karena sangat terdampak pandemi COVID-19. n Mayoritas peserta tidak memilih pelatihan secara saksama karena tidak mengetahui rencana kariernya. Mereka perlu dipandu untuk menentukan rencana kariernya dan memilih kebutuhan pelatihan yang tersedia di delapan platform digital mitra program Kartu Prakerja. n Seleksi calon peserta sangat penting karena ada hubungan yang kuat antara isu ketepatan sasaran, proses pemilihan pelatihan, dan persepsi tentang manfaat pelatihan. PALMIRA PERMATA BACHTIAR, LUHUR BIMA, MICHELLE ANDRINA, NILA WARDA, ASRI YUSRINA Kredit foto: Mukti Mulyana/SMERU KARTU PRAKERJA DI TENGAH PANDEMI COVID-19: ASESMEN CEPAT DARI SUDUT PANDANG PESERTA PROGRAM
  • 2. 2 PENDAHULUAN 1 Bansos yang dimaksud dalam catatan penelitian ini merujuk pada insentif penuntasan pelatihan dan insentif survei kebekerjaan. 2 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan COVID-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Pada 12 Maret 2020, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan bahwa sistem Kartu Prakerja (KP) masih belum selesai dan manajemen pelaksananya akan ditetapkan pada April 2020 (CNBC Indonesia, 2020a; CNBC Indonesia, 2020b). P rogram Kartu Prakerja (KP) yang resmi diluncurkan pada 11 April 2020 awalnya didesain sebagai program pelatihan dengan tujuan meningkatkan kompetensi dan daya saing pesertanya. Namun, program ini kemudian ditambahkan dengan skema bantuan sosial (bansos)1 untuk mencegah penurunan kesejahteraan masyarakat terdampak pandemi COVID-19 yang belum tercakup dalam skema bansos reguler.2 Dengan dua tujuan ini, program KP harus dilaksanakan untuk menjangkau 5,6 juta peserta dengan waktu persiapan yang sangat singkat, yaitu hanya 1,5 bulan (Purbasari, 2020). Dalam situasi pandemi, pendaftaran program dan kegiatan pelatihan hanya dapat dilakukan secara daring. Ada kekhawatiran bahwa pelaksanaan secara daring dapat memengaruhi keefektifan dan pencapaian tujuan pelatihan. Penyaluran bansos juga dilakukan melalui transfer ke rekening bank atau dompet elektronik. Namun, dengan metode transfer ini, terdapat celah yang memungkinkan penerimaan bansos oleh masyarakat yang sebenarnya tidak terdampak secara ekonomi. Selain itu, kelompok masyarakat yang sejatinya merupakan sasaran bansos, yaitu warga miskin dan penduduk berpendidikan rendah, justru masih menghadapi masalah literasi dan kesenjangan digital (Bachtiar et al., 2020). Penelitian kualitatif ini bertujuan mengidentifikasi isu-isu penting dari sisi peserta program KP untuk perbaikan pelaksanaan program KP selanjutnya. Studi ini dilakukan dalam periode Mei–Juni 2020 dengan menggunakan metode wawancara mendalam. Sampel sebanyak 14 orang dengan tingkat pendidikan, jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan tempat tinggal yang berbeda dipilih dengan teknik snowball (bola salju) (Gambar 1). Sebagaimana penelitian kualitatif yang berfokus pada kedalaman informasi, tujuan studi ini adalah untuk menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana. Gambar 1. Profil 14 responden Dalam menganalisis data dan mengidentifikasi isu-isu penting terkait program KP, studi ini menggunakan empat konsep, yaitu ketepatan sasaran bansos, ketepatan sasaran pelatihan, proses pemilihan pelatihan, dan persepsi tentang manfaat pelatihan. Pertama, ketepatan sasaran bansos diukur dari perubahan konsumsi yang ditentukan oleh perubahan (i) mata pencaharian, (ii) ketahanan ekonomi, dan (iii) kerentanan ekonomi. Berdasarkan perubahan konsumsi tersebut, peserta bansos dikelompokkan menjadi (i) peserta yang sangat sesuai dengan sasaran bansos, (ii) peserta yang sesuai dengan sasaran bansos, dan (iii) peserta yang tidak sesuai dengan sasaran bansos.
  • 3. CATATAN PENELITIAN No. 3/2020 3 KARTU PRAKERJA DI TENGAH PANDEMI COVID-19: ASESMEN CEPAT DARI SUDUT PANDANG PESERTA PROGRAM Gambar 2. Pemetaan ketepatan sasaran pelatihan dan bansos Kedua, ketepatan sasaran pelatihan diukur dari kecocokan antara pelatihan yang dipilih dan (i) rencana karier, (ii) pengalaman kerja, serta (iii) motivasi. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kecocokan tersebut, peserta pelatihan dikelompokkan menjadi (i) peserta yang sesuai dengan sasaran pelatihan dan (ii) peserta yang tidak sesuai dengan sasaran pelatihan. Ketiga, dalam menganalisis proses pemilihan pelatihan, studi ini mengadaptasi model pengambilan keputusan Engel, Kollat, dan Blackwell (model EKB) yang merupakan salah satu teori dasar perilaku konsumen (Ashman et al., 2015). Proses pengambilan keputusan dimulai dari tahap identifikasi kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif/pilihan, hingga pengambilan keputusan. Kebutuhan akan pelatihan diidentifikasi berdasarkan pengetahuan mengenai rencana karier dan motivasi kerja. Keseluruhan proses pemilihan pelatihan ini dipengaruhi oleh karakteristik individu, literasi dan kesenjangan digital, informasi program, pengaruh rekan sejawat, dan pengaruh nama besar platform. Berdasarkan proses pemilihan pelatihan, peserta dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu (i) peserta yang memilih pelatihan secara saksama dan (ii) peserta yang memilih pelatihan secara tidak saksama. Keempat, keseluruhan manfaat pelatihan diukur berdasarkan kerangka input, proses, dan keluaran (output). Dengan demikian, pengukuran dilakukan terhadap (i) pendapat peserta mengenai tampilan video, (ii) pengalaman dalam menonton video, (iii) persepsi peserta mengenai manfaat video. Selain itu, persepsi mengenai manfaat diperkuat oleh kesediaan mereka untuk mengganti bansos dengan pelatihan, serta kesediaanuntukmembayarpelatihan.Berdasarkankriteria-kriteriatersebut,pesertadikelompokkanmenjadi (i) peserta yang merasakan manfaat pelatihan dan (ii) peserta yang tidak merasakan manfaat pelatihan. Catatan penelitian ini mengelaborasi berbagai karakteristik individu, termasuk kesamaan yang menonjol di antara para peserta dalam kategori tertentu. Karena studi ini dilakukan secara cepat pada masa pandemi, beberapa keterbatasan perlu digarisbawahi. Data dalam studi ini diperoleh dari wawancara melalui telepon sehingga ekspresi responden tidak teramati. Selain itu, pencarian responden menggunakan teknik snowball dalam waktu singkat mengakibatkan terbatasnya jumlah dan sebaran responden. Tahapan pelatihan antarpeserta juga berbeda. Beberapa peserta masih belum menyelesaikan pelatihan sehingga persepsi mereka mengenai manfaat pelatihan belum menyeluruh. Studi ini juga tidak menganalisis hasil tes sebelum dan sesudah menonton video. Terakhir, studi ini hanya menyoroti isu dalam pelaksanaan program KP dari sisi permintaan, yaitu persepsi peserta pelatihan. APAKAH PELATIHAN DAN BANSOS SUDAH TEPAT SASARAN? Secara umum, terdapat dua kelompok besar peserta berdasarkan hasil analisis gabungan antara konsep ketepatan sasaran pelatihan dan ketepatan sasaran bansos. Kelompok pertama adalah peserta yang sesuai dengan sasaran, baik untuk pelatihan maupun bansos (Gambar 2). Kelompok kedua adalah peserta yang tidak sesuai dengan sasaran pelatihan, tetapi sangat sesuai dengan sasaran bansos. Sebagian kecil lagi adalah peserta yang sesuai dengan sasaran pelatihan, tetapi tidak sesuai dengan sasaran bansos. PesertayangSesuaidenganSasaranPelatihan dan Bansos Peserta yang termasuk dalam kelompok ini pada umumnya memilih pelatihan berdasarkan rencana kariernya untuk meningkatkan kompetensi dan produktivitas di bidang pekerjaan saat ini. Misalnya, PESERTA YANG SESUAI DENGAN SASARAN PELATIHAN PESERTA YANG TIDAK SESUAI DENGAN SASARANPELATIHAN Peserta yang kurang sesuai dengan sasaran bansos Peserta yang sesuai dengan sasaran bansos Peserta yang sangat sesuai dengan sasaran bansos
  • 4. 4 Dinar Dwi Prasetyo/SMERU seorang pengemudi ojek daring di Bali mengambil pelatihan bahasa Inggris agar bisa berkomunikasi dengan turis asing. Selain itu, ada sebagian peserta pelatihan yang ingin memperoleh pengetahuan baru sehingga peluangnya untuk beralih profesi dapat terbuka. Pengalaman kerja juga memengaruhi sebagian peserta dalam memilih jenis pelatihan. Orang-orang dalam kelompok ini memiliki tingkat ketahanan ekonomi yang sangat rendah. Peserta pelatihan pada umumnya merupakan satu- satunya tulang punggung keluarga dengan jumlah tanggungan mencapai tiga orang. Beberapa peserta memang memiliki sumber pendapatan dari anggota keluarga lain, tetapi semuanya terdampak pandemi cukup parah. Sebagai akibatnya, terjadi penurunan besar pada tingkat konsumsi rumah tangga mereka. Menganggur sejak Januari 2020, karena resign [mengundurkan diri] karena sakit dan kerja di pabrik berat. Ada rencana untuk buka bisnis baju sama teman-teman. (Wawancara mendalam, perempuan, 21 tahun, 2 Juni 2020) Ambil pelatihan di Bukalapak. Saya nggak tahu, pokoknya lihat-lihat gitu aja, sih. Yang penting [video pelatihan] udah dilihat terus dimatiin karena kuotanya berat. (Wawancara mendalam, laki-laki, 42 tahun, 4 Juni 2020) Makan tidak bisa dikurangi, kebutuhan listrik nunggak sebulan, air PAM dikurangi. (Wawancara mendalam, laki-laki, 34 tahun, 4 Juni 2020) Peserta dalam kelompok ini juga memiliki motivasi yang besar dan bersedia untuk menukarkan bansos yang mereka terima dengan kegiatan pelatihan. Mereka menyadari adanya kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi dan mempelajari keterampilan/pengetahuan baru untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Sebagian besar peserta program KP yang sesuai dengan sasaran pelatihan juga mengalami penurunan aktivitas ekonomi akibat pandemi. Misalnya, salah seorang responden yang bekerja sebagai figuran di acara televisi mengalami penurunan pemasukan secara signifikan akibat pandemi COVID-19 setelah kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan. Pada umumnya, mereka menilai bahwa komponen bansos pada program KP meringankan beban pengeluaran mereka. Peserta yang Tidak Sesuai dengan Sasaran Pelatihan, tetapi Sangat Sesuai dengan Sasaran Bansos Peserta dalam kelompok ini kurang memiliki aspirasi untuk meniti karier. Salah satu responden mengaku bahwa ia tidak memiliki cita-cita atau rencana karier. Sebagian peserta lain mengaku bahwa mereka ingin memiliki pekerjaan yang lebih baik, tetapi tidak melakukan upaya serius untuk mewujudkan keinginannya. Jenis pelatihan yang sering kali dipilih adalah pelatihan yang disarankan teman atau yang mudah diikuti dan cepat selesai. Untuk mengatasi masalah tersebut, mereka biasanya mengandalkan saudara atau orang tua untuk mendapatkan pinjaman sambil mencari sumber penghasilan tambahan lain. Bahkan, ada pula responden yang harus menjual asetnya untuk memenuhikebutuhansehari-hari.Tingkatketahanan ekonomiyang rendah dapat dilihat dari pemanfaatan seluruh bansos untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari dan membayar utang. Karena kapasitas finansial mereka sangat terbatas, mereka pada umumnya sangat berhati-hati dalam menggunakan kuota internet untuk hal-hal yang tak berkaitan dengan pekerjaan, termasuk pelatihan. FAKTOR-FAKTOR APA YANG MEMENGARUHI KEMANFAATAN PELATIHAN? Pendapat Peserta tentang Video Pelatihan Pendapatpesertatentangvideopelatihanmencakup beberapa hal, yaitu pembicara, durasi pelatihan, visualisasi dan ilustrasi pelatihan, serta contoh- contoh yang ditampilkan. Menurut responden, video yang memberikan pengalaman positif bagi mereka, antara lain, adalah:
  • 5. CATATAN PENELITIAN No. 3/2020 5 KARTU PRAKERJA DI TENGAH PANDEMI COVID-19: ASESMEN CEPAT DARI SUDUT PANDANG PESERTA PROGRAM a) video pelatihan dengan pembicara yang profesional. Responden pada umumnya menganggap bahwa pejabat eksekutif tertinggi (CEO) perusahaan rintisan (start-up) merupakan pembicara pelatihan yang berkompeten di bidangnya; b) presentasi yang disajikan dengan metode kreatif, seperti animasi; dan c) pelatihan yang memberikan contoh atau praktik, tidak hanya teori. Durasi pelatihan yang diikuti responden bervariasi dengan waktu penyelesaian antara dua hari sampai dua minggu. Pelatihan yang disiarkan secara langsung dan tak langsung memiliki durasi berbeda. Durasi pelatihan yang disiarkan secara langsung bisa mencapai tiga jam. Pelatihan yang disiarkan secara tak langsung berisi 20–60 video pendek dengan durasi 5–18 menit per video. Responden yang mengikuti pelatihan dengan seri video pendek mengaku bahwa mereka dapat mengikuti pelatihan ini dengan lebih mudah karena ada jeda untuk istirahat. Proses Menonton Video Pelatihan Responden yang tidak sesuai dengan sasaran pelatihan pada umumnya tidak mengikuti video pelatihan secara penuh atau hanya mengikuti satu kelas pelatihan sebagai syarat untuk mendapatkan bansos. Secara umum, responden yang tidak sesuai dengan sasaran pelatihan tidak mendapatkan manfaat dari pelatihan yang diikutinya. Dalam hal meningkatkan pemahaman, mayoritas peserta pelatihan mengungkapkan bahwa tidak ada ruang untuk bertanya jawab dalam pelatihan yang disiarkan secara tak langsung. Hal ini mengindikasikan adanya kebutuhan akan ruang diskusi atau proses yang lebih interaktif. Mayoritas peserta juga menghadapi berbagai kendala dalam proses menonton video, seperti koneksi internet yang tidak lancar atau ponsel yang cepat panas. Berbagai permasalahan ini dapat mengurangi manfaat pelatihan yang seharusnya diperoleh peserta. Persepsi mengenai Manfaat Pelatihan Mayoritas responden menyampaikan bahwa pelatihan yang mereka ikuti bermanfaat karena beberapaalasan.Diantaranyaadalah(i)pengetahuan peserta meningkat, (ii) materi pelatihan dapat dipraktikkan, (iii) materi pelatihan relevan dengan pekerjaan saat ini, dan (iv) materi pelatihan relevan dengan pekerjaan yang ingin dilakukan pada masa mendatang. Pendapat responden tentang manfaat pelatihan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a) pelatihan yang diikuti bermanfaat karena responden akan membuka usaha atau ingin meningkatkan usahanya saat ini. Responden adalah calon atau pelaku usaha; dan b) pelatihan yang diikuti bermanfaat karena responden pernah bekerja atau bercita-cita untuk bekerja di bidang yang terkait dengan pelatihan yang diikuti. Responden merupakan pekerja atau calon pekerja. Responden juga diminta memberikan ulasan dan penilaian terhadap video dengan asumsi bahwa video yang bagus akan diberi nilai yang tinggi dan sebaliknya. Namun, asumsi ini tidak terbukti. Nilai 5, sebagai nilai tertinggi, diberikan bukan karena sebuah video dianggap bagus, tetapi karena alasan lain. Di antaranya adalah (i) khawatir tidak menerima bansos tambahan sebesar Rp50.000, (ii) khawatir tidak menerima sertifikat, serta (iii) sekadar ingin menghargai usaha pembuat video. Temuan ini mempertegas fakta bahwa penilaian yang tinggi tidakselalumenggambarkanbesarnyakemanfaatan pelatihan. Kesediaan Responden untuk Menukar Bansos dan Membayar Biaya Pelatihan Peserta program KP yang sesuai dengan sasaran pelatihan diasumsikan bersedia menukar bansos dengan pelatihan tambahan karena sudah merasakan manfaat dari pelatihan yang pernah diikuti sebelumnya. Asumsi ini terbukti karena pada umumnya mereka bersedia menukar bansos untuk 1–3 bulan agar dapat mengikuti pelatihan tambahan, dengan syarat pelatihan tersebut harus sesuai kebutuhan. Terkait kesediaan untuk membayar, mayoritas responden mengatakan bahwa mereka tidak bersedia membayar biaya pelatihan. Hal ini dapat dipahami karena mereka juga terdampak pandemi secara ekonomi. Sebaliknya, responden yang tidak sesuai dengan sasaran pelatihan pada umumnya tidak mendapatkan manfaat dari pelatihan yang mereka ikuti. Mereka merasa bosan dengan video yang ditonton, menyelesaikan pelatihan secara terburu- buru agar tidak menghabiskan kuota internet, dan memberikan penilaian tanpa mempertimbangkan manfaat yang mereka rasakan. Mereka juga tidak bersedia menukar bansos dengan pelatihan tambahan, apalagi membayar pelatihan.
  • 6. 6 MENGAPA SEBAGIAN PESERTA TIDAK MERASAKAN MANFAAT PELATIHAN? Gambar 3 menunjukkan adanya irisan yang besar antara proses pemilihan pelatihan dan manfaat pelatihan yang dirasakan. Hampir semua peserta yang tidak merasakan manfaat pelatihan ternyata tidak melakukan proses pemilihan secara saksama. Ketiga,parapesertadalamkelompokinimenghadapi kesenjangan digital. Hal ini terjadi akibat koneksi internet yang tidak lancar, ponsel dengan memori yang terbatas, atau harga paket data internet yang tidak terjangkau. Kesenjangan digital ini memengaruhi proses pemilihan jenis pelatihan. Kondisi ini diperparah oleh terbatasnya informasi mengenai program KP. Hal ini menyebabkan proses pemilihan pelatihan dilakukan secara tidak saksama, yaitu secara buru-buru dan dengan mengandalkan informasi dari orang terdekat. Ada beberapa kesamaan antara para peserta yang tidak merasakan manfaat pelatihan dan peserta yang tidak memilih pelatihan secara saksama. Pertama, peserta dengan pendidikan terakhir SMA/ SMK dan usia yang relatif lebih tua pada umumnya tidak mengetahui rencana karier mereka. Hal ini tentunya menyulitkan mereka dalam menentukan jenis pelatihanyang dibutuhkan.Tanpa pengetahuan tentang kebutuhan ini, mereka akan mengalami kesulitan dalam mencari informasi yang relevan dan melakukan penilaian terhadap alternatif pelatihan yang tersedia. Sebagai akibatnya, proses pemilihan pelatihan tidak dilakukan secara saksama. Kedua, kombinasi antara usia yang relatif lebih tua dan tingkat pendidikan lulusan SMA/SMK mengindikasikan tingkat literasi digital yang relatif lebih rendah. Dibandingkan dengan peserta yang memilih pelatihan secara saksama, peserta yang memilih pelatihan secara tidak saksama baru mengenal ponsel pintar beberapa tahun terakhir. Tingkat literasi digital mereka sebenarnya memadai untuk bisa mengikuti pelatihan daring. Namun, kemampuan untuk membandingkan dan memilah ribuan jenis pelatihanyang tersedia menuntut literasi digital yang lebih baik daripada sekadar memadai. [Mengambil] Pelatihan 1 juta [rupiah] dapat 6 kelas, soalnya kalau pilih 150 ribu [rupiah], sisanya ngga bisa masuk ke kantong kita. Jadi, mending ambil paket saja sekalian, mungkin dapat ilmu baru. … Saya masuk, sudah dapat 1 juta [rupiah] buat pilih lembaga pelatihan. Saya dapat rekomendasi dari teman, masuk Skill Academy aja, banyak pilihannya, dapat insentif [bansos] kedua untuk ikut pelatihan lagi … Rp150.000. Setelah pelatihan, isi survei, disuruh pelatihan lagi. … Kepikirannya cuma itu [yang disarankan teman], tidak cari-cari lagi, soalnya waktunya [sedikit], kita harus ngojek juga. Harus respon cepat [untuk menentukan pelatihannya]. (Wawancara mendalam, laki-laki, 40 tahun, 20 Mei 2020) Dari hasil analisis terhadap persepsi mengenai manfaat pelatihan, proses pemilihan jenis pelatihan, dan ketepatan sasaran pelatihan, ditemukan sebuah benang merah, yaitu bahwa peserta yang tidak merasakan manfaat pelatihan ternyata tidak memilih pelatihan secara saksama. Jika ditelusuri lebih jauh, mereka juga bukan orang-orang yang seharusnya menjadi sasaran pelatihan (Gambar 4). Ada irisan yang besar antara peserta yang tidak merasakan manfaat pelatihan, tidak memilih pelatihan secara saksama, dan tidak sesuai dengan sasaran pelatihan (Gambar 5). Irisan juga terlihat pada peserta yang sesuai dengan sasaran pelatihan dan peserta yang merasakan manfaat pelatihan. Gambar 3. Pemetaaan peserta yang tidak merasakan manfaat dan cara peserta memilih pelatihan
  • 7. CATATAN PENELITIAN No. 3/2020 7 KARTU PRAKERJA DI TENGAH PANDEMI COVID-19: ASESMEN CEPAT DARI SUDUT PANDANG PESERTA PROGRAM KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Berikut adalah kesimpulan beserta implikasi kebijakan yang perlu diperhatikan agar program KP dapat menyasar kelompok yang benar-benar membutuhkannya. a) Studi ini menemukan bahwa ada peserta program KP yang tidak tepat untuk mengikuti pelatihan tetapi sangat membutuhkan bansos untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Mereka sangat terdampak oleh pandemi COVID-19 sehingga berhak mendapatkan bansos tanpa perlu mengikuti pelatihan peningkatan kompetensi. Dalam situasi normal, kelompok ini mungkin tidak tergolong miskin sehingga tidak memenuhi kriteria sebagai penerima bansos reguler, seperti PKH. Namun, tingkat kerentanan yang tinggi membuat mereka sangat mudah jatuh miskin ketika ada guncangan ekonomi akibat bencana alam atau pandemi COVID-19 seperti yang terjadi saat ini. Mekanisme bansos bagi kelompok yang sangat rentan ini perlu segera disiapkan oleh pemerintah. b) Mayoritas peserta tidak memilih pelatihan secara saksama karena tidak mengetahui rencana kariernya. Oleh karena itu, pemerintah perlu menyediakan panduan dan asistensi bagi peserta pada situs web program KP. Panduan ini harus dibuat berdasarkan rencana karier peserta, bukan kategorisasi pelatihan seperti yang disediakan oleh delapan platform digital mitra program KP. Dari rencana karier tersebut, peserta dipandu untuk melihat pilihan kurikulum dan modul pelatihan yang tersedia pada berbagai platform dan vendor. Dengan demikian, peserta terbantu untuk memilih jenis pelatihan secara saksama. c) Kuatnya hubungan antara isu ketepatan sasaran, proses pemilihan pelatihan, dan persepsi tentang manfaat pelatihan menegaskan adanya urgensi untuk melakukan seleksi calon peserta pelatihan. Indikator-indikator yang dipakai dalam studi ini, seperti pengetahuan mengenai rencana karier dan pelatihan yang dibutuhkan, serta kuatnya motivasi untuk mengikuti pelatihan bisa dijadikan acuan dalam menyeleksi peserta. Pemilihan peserta yang tepat akan mengoptimalkan kemanfaatan program KP. Gambar 5. Irisan antara ketepatan sasaran pelatihan, proses pemilihan pelatihan, dan persepsi tentang manfaat pelatihan Gambar 4. Hubungan antara ketepatan sasaran pelatihan, proses pemilihan pelatihan, dan persepsi tentang manfaat pelatihan
  • 8. 8 www.smeru.or.id SMERU adalah sebuah lembaga penelitian independen yang melakukan penelitian dan pengkajian kebijakan publik secara profesional dan proaktif, serta menyediakan informasi akurat dan tepat waktu dengan analisis yang objektif mengenai berbagai masalah sosial- ekonomi dan kemiskinan yang dianggap mendesak dan penting bagi rakyat Indonesia. The SMERU Research Institute Editor: Wiwin Purbaningrum Desain dan Tata Letak: Novita Maizir ©2020 SMERU Temuan, pandangan, dan interpretasi dalam catatan penelitian ini merupakan tanggung jawab penulis dan tidak berhubungan dengan atau mewakili lembaga- lembaga yang mendanai kegiatan dan pelaporan The SMERU Research Institute. Catatan penelitian ini adalah salah satu produk rangkaian sembilan studi SMERU yang mengkaji kondisi sosial- ekonomi masyarakat di Indonesia di tengah pandemi COVID-19. #StudiCovid19SMERU KARTU PRAKERJA DI TENGAH PANDEMI COVID-19: ASESMEN CEPAT DARI SUDUT PANDANG PESERTA PROGRAM DAFTAR ACUAN Ashman, Rachel, Michael Robert Solomon, dan Julia Wolny (2015) ‘An Old Modey for a New Age: Consumer Decision Making in Participatory Digital Culture.’ Journal of Customer Behaviour 14 (2): 127–146. DOI: 10.1362/147539215X1 4373846805743. Bachtiar, Palmira Permata, Rendy Adriyan Diningrat, Ahmad Zuhdi Dwi Kusuma, dan Abella Diandra (2020) ‘Mewujudkan Ekonomi Digital yang Inklusif.’ Catatan Kebijakan [dalam jaringan] <https:/ /smeru.or.id/sites/default/files/ publication/pb_edi-in.pdf> [25 Juni 2020]. CNBC Indonesia (2020a) ‘Lho Kok Kartu Pra Kerja Belum Beres Juga?’ CNBC Indonesia 12 Maret [dalam jaringan] <https:/ / www.cnbcindonesia.com/news/20200312153301-4-144411/lho-kok-kartu-pra-kerja-belum-beres-juga> [25 Juni 2020]. CNBC Indonesia (2020b) ‘Jokowi: Kartu Prakerja itu Semi Bansos.’ CNBC Indonesia 23 April [dalam jaringan] <https:/ /www. cnbcindonesia.com/tech/20200422203628-37-153790/jokowi-kartu-prakerja-itu-semi-bansos> [30 Juni 2020]. Purbasari, Denni Puspa (2020) ‘Kartu Prakerja: FAQ.’ Paparan disampaikan pada webinar Kartu Prakerja: Teori, Kebijakan, dan Implementasinya, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, 14 Juni 2020. Kredit foto: Mukti Mulyana/SMERU