Proposal ini membahas pengaruh pendidikan kesehatan metode partisipatif terhadap pengetahuan suami tentang pelayanan pemeriksaan kehamilan dan kehamilan risiko tinggi. Penelitian ini akan menggunakan desain kuasi eksperimen dengan teknik pre dan post test untuk mengukur pengetahuan suami sebelum dan sesudah diberi pendidikan kesehatan metode partisipatif. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan suami
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Power Point mbak nina.pptx
1. P R O P O S A L
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE PARTISIPATIF TERHADAP
PENGETAHUAN SUAMI TENTANG PELAYANAN PEMERIKSAAN
KEHAMILAN DAN KEHAMILAN RISIKO TINGGI
DI WILAYAH PUSKESMAS MUARA DELANG
TAHUN 2021
OLEH
RAHMANINA
NIM. 203001070205
PROGRAM STUDI SI KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
2021
2. DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODE PENELITIAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Pendidikan Kesehatan
Masyarakat
Pengetahuan
Kehamilan Risiko Tinggi
Pelayanan Pemeriksaan
Kehamilan
Kerangka Teori
Hipotesis
Rancangan dan Desain
Penelitian
Tempat dan Waktu
Penelitian
Populasi dan Sampel
Kerangka Konsep
Definisi Operasional
Instrumen Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengolahan Data
Teknik Analisa Data
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ibu hamil bisa menghadapi kegawatan dengan
derajat ringan sampai berat yang dapat
memberikan bahaya terjadinya
ketidaknyamanan, ketidakpuasan, kesakitan,
kecacatan bahkan kematian bagi ibu hamil risiko
tinggi, maupun rendah yang mengalami
komplikasi dalam persalinan sehingga
menyebabkan terjadinya kematian (Saifuddin,
2014).
4. Menurut Bank Dunia (2006), ada empat alasan yang
menyebabkan rendahnya akses masyarakat (khususnya ibu
hamil) terhadap pelayanan kesehatan di negara-negara
berkembang. Pertama, rendahnya tingkat pendidikan dan
pengetahuan ibu hamil sehingga mereka kurang paham cara
mengatur dan merawat kehamilan. Kedua, dominasi laki-laki
dalam pengambilan keputusan. Ibu hamil boleh jadi
mengetahui dan memiliki kesadaran tentang pentingnya
mendatangi pusat-pusat pelayanan kesehatan, misalnya
puskesmas namun tidak melakukannya karena tidak mendapat
izin dari suami. Ketiga, ketiadaan fasilitas kesehatan. Ini
merupakan persoalan yang sering terjadi di Indonesia,
terutama di wilayah terpencil yang sulit di akses karena
keterbatasan infrastruktur. Keempat, adalah aspek-aspek non
teknis seprti adat-istiadat atau budaya. Misalnya ibu hamil lebih
nyaman ditangani oleh dukun (Suarayasa, 2020).
5. Selama ini informasi dan pendidikan kesehatan
reproduksi tentang pelayanan pemeriksaan kehamilan
dan kehamilan risiko tinggi lebih terfokus pada ibu
hamil dan suami belum dilibatkan, sehingga terjadi
kesenjangan informasi dalam kesehatan reproduksi.
Salah satu kelemahan metode yang selama ini banyak
diterapkan hanya metode konvensional. Mengingat
pentingnya permasalahan tersebut peneliti merasa
perlu dan tertarik untuk mengetahui pengetahuan
suami tentang pelayanan pemeriksaan kehamilan dan
kehamilan risiko tinggi dengan pendidikan kesehatan
metode partisipatif.
Daftar
Isi
6. 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang
masalah diatas dapat dirumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut
apakah pendidikan kesehatan metode
partisipatif berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan suami tentang pelayanan
pemeriksaan kehamilan dan kehamilan risiko
tinggi.
Daftar
Isi
7. 1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektifitas
pendidikan kesehatan metode
partisipatif terhadap pengetahuan
suami tentang pelayanan pemeriksaan
kehamilan dan kehamilan risiko tinggi
di wilayah Kerja Puskesmas Muara
Delang.
8. 1.3.1 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan suami
tentang pelayanan pemeriksaan kehamilan
dan kehamilan risiko tinggi sebelum
diberikan pendidikan kesehatan metode
partisipatif dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan metode partisipatif di
wilayah Kerja Puskesmas Muara Delang
2. Untuk mengetahui efektifitas pendidikan
kesehatan metode partisipatif terhadap
pengetahuan suami tentang pelayanan
pemeriksaan kehamilan dan kehamilan
risiko tinggi di wilayah Kerja Puskesmas
Muara Delang.
Daftar
Isi
9. 1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Puskesmas Muara Delang
Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan masukan dalam
pelayanan kesehatan terutama untuk
pelayanan pada ibu hamil dengan
mengembangkan metode partisipatif
dalam penyampaian informasi
pendidikan kesehatan keluarga
khususnya di wilayah Kerja Puskesmas
Muara Delang.
10. 1.4.2 Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain yang
mengembangkan penelitian yang
serupa, hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan acuan
melakukan penelitian selanjutnya
Daftar
Isi
11. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendidikan Kesehatan Masyarakat
1. Defenisi Pendidikan Kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan kesehatan adalah upaya
persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau
melakukan tindakan- tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan
taraf kesehatannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan
kesehatan adalah suatu bentuk kegiatan dengan menyampaikan
materi tentang kesehatan yang bertujuan untuk mengubah perilaku
sasaran.
2. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Tujuan pendidikan kesehatan (Nursalam dan Efendi, 2008) yaitu:
Terjadi perubahan sikap dan tingkah laku individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat dalam membina serta
memelihara perilaku hidup sehat serta berperan aktif dalam
upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
12. 3. Sasaran pendidikan kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2010) sasaran pendidikan kesehatan
dibagi dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu :
a. Sasaran primer (Primary Target)
b. Sasaran sekunder (Secondary Target)
c. Sasaran tersier (Tertiary Target)
4. Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku di dalam proses pendidikan orang dewasa
(andragogik) pada umumnya lebih sulit dari pada perubahan
perilaku pendidikan anak (pedagogic). Hal ini dapat dipahami
karena orang dewasa sudah mempunyai pengetahuan, sikap
dan ketrampilan tertentu yang mungkin sudah mereka miliki
bertahun-tahun, yang terkait dengan sosial budaya (Glantz et
al., 2000). Salah satu upaya dengan memilihkan metode
belajar yang tepat adalah diskusi kelompok, studi kasus dan
simulasi merupakan metode yang sangat cocok untuk
pendidikan orang dewasa (Notoatmodjo, 2010).
13. 5. Metode Partisipatif
1. Defenisi
Menurut Notoatmodjo (2010), metode partisipatif
merupakan berbagai metode atau media pelatihan
yang menitik beratkan pada keaktivan peserta latih
mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
2. Ciri pendidikan partisipatif
• warga belajar berperan sebagai subjek pendidikan
bukan sebagai objek;
• pelatih berfungsi sebagai fasilitator;
• peserta pelatihan bebas mengeluarkan pendapat,
saling mengkaji pengalaman dan proses pelatihan
sesuai dengan kebutuhan;
• materi pelatihan dimusyawarahkan dengan warga,
belajar sesuai dengan kebutuhan;
• proses pendalaman materi mengutamakan belajar
kelompok.
14. 6. Prosedur pelaksanaan metode partisipatif
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, program pelatihan
metode partisipatif pada kelompok intervensi disusun langkah-
langkah proses pelatihan sesuai prosedur, yaitu:
• Mengkaji kebutuhan pelatihan, adalah pengkajian cara
mendapatkan informasi tentang kebutuhan tempat pelatihan,
materi, waktu, jumlah peserta dan latar belakang peserta;
• Merumuskan tujuan pelatihan, adalah langkah penentuan tujuan
yang ingin dicapai dari suatu pelatihan, yaitu dalam bentuk
pengetahuan kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta setelah
mengikuti pelatihan;
• Merancang program pelatihan, adalah penjabaran kegiatan
operasional pelatihan berupa rumusan kompetensi yang harus
dicapai dalam pemberian materi pelatihan;
• Melaksanakan program pelatihan; dan
• Melakukan evaluasi program pelatihan yang berorientasi pada
peserta latih dilakukan tes sebelum dan sesudah pelatihan,
sedangkan yang berorientasi pada program membandingkan hasil
program sebelum dan sesudah peserta diintervensi (Laura, 2020
dan Tillman dkk 2020).
Daftar
Isi
15. 2.2 Pengetahuan
1. Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan
hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca
indra manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba menurut
Bachtiar yang dikutip dari
Notoatmodjo (2012).
16. 2. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
1) Faktor Internal
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Umur
2) Faktor Eksternal
a. Lingkungan
b. Sosial budaya
17. 2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan seseorang terhadap objek
mempunyai intensitas atau tingkat yang
berbeda–beda. Secara garis besarnya dibagi 6
tingkat, yakni: (Notoatmodjo, 2014)
a. Tahu (know)
b. Memahami (Comprehensif)
c. Aplikasi (Aplication)
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi
g. Pengukuran Pengetahuan
Daftar
Isi
18. 2.3 Kehamilan Risiko Tinggi
1. Defenisi kehamilan risiko tinggi
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan dengan lebih
dari satu faktor risiko, dimana hal tersebut akan
memberikan dampak yang merugikan bagi ibu dan
janinnya (Rochjati, 2014).
2. Kriteria kehamilan berisiko
Kriteria kehamilan berisiko dibagi menjadi 3 kategori
menurut Rochjati (2014), yaitu
• Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2
• Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-
10
• Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah
skor ≥ 12
19. 3. Batasan faktor risiko
Batasan dalam faktor risiko atau masalah dapat
dibagi menjadi tiga menurut Widatiningsih dan
Dewi (2017), yaitu Ada Potensi Gawat Obstetri
(APGO), Ada Gawat Obstetri (AGO), dan Ada
Gawat Darurat Obstetri (AGDO).
20. 4. Penyebab kehamilan risiko tinggi
Rochjati dalam Kurniawati, Sugiarti, dan Arimina (2013) faktor-
faktor yang menjadi penyebab dari kehamilan risiko tinggi
adalah umur ibu yaitu usia ≤ 16 tahun dan ≥ 35 tahun, paritas
yaitu ibu yang pernah melahirkan anak sebanyak empat kali atau
lebih, jarak anak yaitu ≤ 2 tahun atau ≥ 10 tahun, terlalu lama
hamil pertama ≥ 4 tahun setelah menikah, terlalu pendek ≤ 145
cm, pernah gagal kehamilan, pernah melahirkan dengan tarikan
tang/vakum, uri dirogoh, diberi infus/transfusi, pernah operasi
sesar, penyakit yang menyertai kehamilan (kurang darah,
malaria, TBC paru, payah jantung, kencing manis, penyakit
menular seksual), bengkak pada muka/tungkai dan tekanan
darah tinggi, hamil kembar, hidramnion, bayi mati dalam
kandungan, kehamilan lewat waktu, letak sungsang, letak
lintang, perdarahan dalam kehamilan, preeklampsia dan
kejang-kejang.
21. 5. Pencegahan kehamilan risiko tinggi
Pencegahan terjadinya kehamilan berisiko menurut Widatiningsih dan
Dewi (2017) dapat dijabarkan sebagai berikut:
• Penyuluhan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) untuk kehamilan
dan persalinan aman tentang:
• Kehamilan Risiko Rendah (KRR), tempat persalinan dapat dilakukan
di rumah maupun di polindes, tetapi penolong persalinan harus
bidan, dukun membantu perawatan nifas bagi ibu dan bayinya
• Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), memberi penyuluhan agar
pertolongan persalinan oleh bidan atau dokter puskesmas, di
polindes atau puskesmas (PKM), atau langsung dirujuk ke rumah
sakit, misalnya pada letak lintang dan ibu hamil pertama (primi)
dengan tinggi badan rendah.
• Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST), diberi penyuluhan dirujuk
untuk melahirkan di rumah sakit dengan alat lengkap dan di
bawah pengawasan dokter spesialis (Widatiningsih dan Dewi,
2017).
22. 5. Faktor non medis penyebab kehamilan risiko
tinggi
Faktor-faktor sosial yang dapat membantu
identifikasi wanita hamil yang berisiko tinggi
meliputi golongan sosial-ekonomi rendah,
pendidikan rendah, kondisi yang tidak
menguntungkan misalnya tempat tinggal yang
terpencil jauh dari fasilitas kesehatan yang
memadai.
23. 2.4 Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan/ Antenatal
Care (ANC)
Menurut Kemenkes RI (2020), antenatal care
merupakan suatu bentuk pengawasan kehamilan
untuk mengetahui kesehatan umum ibu,
menegakkan secara dini penyakit yang menyertai
kehamilan dan menegakkan secara dini komplikasi
kehamilan.
Daftar
Isi
25. 2.6 Hipotesis
Pendidikan kesehatan metode
partisipatif dapat meningkatkan
pengetahuan suami tentang
pelayanan pemeriksaan kehamilan
dan kehamilan risiko tinggi
Daftar
Isi
26. BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan dan Desain Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah quasi experimental
dengan pre-test post-test control group design dengan
pertimbangan pengalokasian faktor penelitian kepada
subjek penelitian tidak mungkin atau tidak praktis
dilaksanakan dengan randomisasi di lapangan. Sampel
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Pada kelompok
intervensi diberikan pelatihan kesehatan reproduksi
metode partisipatif. Kelompok kontrol dilakukan kegiatan
pendidikan kesehatan seperti biasa dilakukan di desa
tersebut. (Sastroasmoro, 2010)
Model rancangan penelitian ini adalah :
Kelompok intervensi : 01 X 02
Kelompok kontrol : 02 - 03 Daftar
Isi
27. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Desa Sungai Sahut
wilayah Kerja Puskesmas Muara Delang pada bulan
Desember 2021.
3.3 Populasi dan Sampel
populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
semua suami yang mempunyai pasangan sedang
hamil di Desa Sungai Sahut wilayah kerja
Puskesmas Muara Delang yang berjumlah 80 orang.
Dari jumlah tersebut yang akan ditetapkan sebagai
populasi adalah yang memenuhi kriteria inklusi dan
ekslusi sebagai berikut :
Daftar
Isi
28. a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh
subyek agar dapat diikutsertakan ke dalam penelitian
(Sastroasmoro, 2010)
1) Suami yang mempunyai istri yang sedang hamil
2) Bertempat tinggal di lokasi penelitian.
3) Bersedia mengikuti pelatihan, kegiatan yang akan dilakukan
sampai selesai.
4) Belum pernah mengikuti pelatihan kesehatan tentang
kehamilan risiko tinggi dan pelayanan pemeriksaan kehamilan.
5) Ibu hamil yang tidak mengalami Hypermesis Gravidarum.
6) Ibu hamil yang tidak dalam keadaan sakit
b. Kriteria ekslusi
Kriteria ekslusi adalah subyek yang tidak diikut sertakan
(Sastroasmoro, 2010). Dalam penelitian ini yang menjadi kriteria
ekslusi adalah :
1) Suami yang tidak bersedia untuk menjadi subyek penelitian.
29. 3.3.2 Sampel
Dari populasi yang ada ditentukan subjek
secara purposive sampling yaitu subjek
penelitian hanya ditentukan mengambil unit
sampel yang disesuaikan dengan kriteria
inklusi yang ditetapkan berdasarkan tujuan
penelitian. Dengan demikian sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 80 yang terdiri
dari 40 kasus dan 40 kontrol.
Daftar
Isi
31. 3.5 Definisi Operasional
No Variabel
Definisi Operasional
Alat
Ukur
Hasil ukur
1. Variabel
Dependen.
Metode
partisipatif dan
Metode
konvensional
Kombinasi metode strategi pembelajaran aktif,
(metode lecturing, learning cell, dan true or false)
yg melibatkan peran serta masyarakat dan semua
anggota peserta pembelajaran diberi materi
pelatihan dan penjelasan materi oleh fasilitator
bidan di desa setempat.
Metode konvensional adalah pemberian
pendidikan kesehatan yang biasa dilakukan di desa
setempat
1. Metode
Partisipatif
2. Metode
Konvensional
2 Variabel
Independen
Pengetahuan
Suami
kemampuan pemahaman responden dihitung
dengan score yang diperoleh dari penggunaan
angket pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi
dan pelayanan pemeriksaan kehamilan dengan
pilihan jawaban tipe item menggunakan tipe benar-
salah. Jawaban tes prestasi responden melalui
angket yang benar diberi score 1 dan jawaban yang
salah diberi score 0. Score pengetahuan diukur dari
score total jumlah jawaban yang benar setiap
responden, dengan skala pengukuran rasio.
Angket Skor dari kuesioner*
32. No Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur Hasil ukur
3 Jumlah
anak
Adalah jumlah kehamilan sampai
dengan kehamilan pada saat
penelitian dilakukan tanpa melihat
jumlah anak yang dilahirkan
Wawancara 1. Jumlah anak 3 atau
lebih
2. Jumlah anak 2 atau
kurang
4 Usia Adalah usia istri saat hamil pada
saat penellitian dilakukan
Wawancara 1. (<20 tahun dan >35
tahun
2. ( 20- 35 tahun)
5 Pekerjaan Adalah sumber mata pencaharian
responden dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya
Wawancara 1. Pegawai negeri
2. Swasta
3. Petani
4. Pedagang
5. buruh
6 Pendidikan Adalah jenjang pendidikan formal
yang pernah diselesaikan oleh
responden sesuai dengan
pengakuan responden
Wawancara 1. Pendidikan rendah
(SD sampai dengan
tamat
2. SMP sederajat)
3. Pendidikan tinggi
(minimal tamat SMA
sederajat)
(Aklima, 2009
Daftar
Isi
33. 3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk
mengumpulkan data tentang pengetahuan
suami. Jumlah item penilaian pengetahuan
ada 40 item yang dibagi menjadi dua yaitu
22 item untuk menilai pengetahuan tentang
kehamilan risiko tinggi dan 18 item
pemanfaatan pelayanan pemeriksaan
Daftar
Isi
34. 3.7 Teknik Pengumpulan Data
Proses Pengumpulan data peningkatan pengetahuan
suami dilakukan sebelum perlakuan (pre-test) pada
kelompok intervensi dan pada kelompok kontrol
tanpa diberi perlakuan. Setelah 21 hari pelatihan
dilaksanakan pada kelompok intervensi dan 22 hari
setelah pre test dilaksanakan pada kelompok kontrol,
untuk selanjutnya dilakukan pengukuran ulang (post-
test), dengan pertanyaan yang sama. Hasil
pengumpulan data setelah diberi nilai selanjutnya
dijumlahkan, ini merupakan hasil pengukuran nilai
pengetahuan. Karakteristik responden seperti data
umur, pendidikan, pekerjaan dan jumlah anak
diperoleh dengan cara responden mengisi format
isian data umum identitas responden yang telah
disediakan oleh peneliti.
Daftar
Isi
35. 3.8 Teknik Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan data dengan
tahap sebagai berikut:
1. Mengumpulkan dan mengkode data (editing dan coding)
Kuesioner yang telah dikumpulkan kemudian diperiksa
kelengkapannya termasuk pemberian kode/nomor. Langkah ini
dimaksud untuk pengecekan kelengkapan data, kesinambungan
data dan keseragaman data.
2. Masukan data (data entry)
Data yang telah terkumpul selanjutnya dimasukkan sesuai dengan
pilihan-pilihan responden berdasarkan rentang skala/skor yang
telah ditentukan.
3.Tabulasi data
Dilakukan dengan mengelompokan data sesuai dengan variabel-
variabel yang akan diteliti guna memudahkan dalam analisis.
Daftar
Isi
36. 3.9 Analisa Data
1. Analisis Univariat
Analisa yang dilakukan dengan statistik univariat yaitu
data yang disajikan dalam daftar distribusi dan persentase
dari variabel yang diteliti. Untuk memperoleh distribusi
frekuensi dan persentase variabel yang diteliti dengan
menggunakan rumus (Budiarto,2012)
P =
`𝑓
𝑛
x 100
Keterangan: P : Persentase (%)
f : Frekuensi
n : Jumlah respon
Daftar
Isi
37. 2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan tabel silang (cross
table). Analisis hubungan dilakukan dengan uji statistik chi square test,
menggunakan rumus :
X2 =
( fo – fh )2
fh
Keterangan :
X2 = Chi Square.
fo = Frekuensi data yang diperoleh berdasarkan data.
fh = Frekuensi yang diharapkan.
X2 tabel ditetapkan berdasarkan besar derajat bebas (df) dengan tingkat
kepercayaan ( α ) pada tabel distribusi X2 (chi square). Besaran derajat bebas
dihitung berdasarkan kolom dan baris tabel silang yang digunakan, yaitu :
( r - 1 ) ( c – 1 )
Kesimpulan analisis :
Tolak Ho, bila X2 hitung > X2 tabel.
Terima Ho, bila X2 hitung < X2 tabel. Daftar
Isi