SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat , 2018, Vol. 3 No. 2, Page: 171-178
Open Access | Url: http://ppm.ejournal.i d/index.php/pengabdian/article/view/79
JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT is published by
171 LP3M of Universitas Mathla’ul Anwar Banten
Pemberdayaan RemajaPantiAsuhan PutriMuhammadiyah
Purwokerto Tentang KosmetikAman dan Halal
MenggunakanMetode GameTeaching
Much Ilham Novalisa Aji Wibowo1*, Githa Fungie Galistiani1
1 Universitas MuhammadiyahPurwokerto
ARTICLE INFO ABSTRACT
Article History:
Received30.10.2018
Receivedinrevised
form 07.11.2018
Accepted03.12.2018
Available online
21.12.2018
The high mortality rate of breast cancer (BC) patients in Indonesia is associated
with conditions of most patients come to doctor in an advanced stage of BC. This
is due to low BC awareness of Indonesian women. This community service
program (PPM) is intended to increase knowledge of adolescent women about
early detection of BC. This action was conducted by BC awareness workshop to
114 female students of Vocational High School (SMK) 1 Cijulang, Pangandaran
district, West Java.The profile of participants showed that 64% of participants are
17 years old and mostlyfrom Cijulangand Cimeraksub-districts. In addition,the
majorityof participants were not aware of BC, indicated bylackof knowledge of
BC signs and symptoms (97%), and low confident of doingbreast self-examination
(BSE) (30%). Moreover, there were 7% of participants were smoking which is
known to be one of the major risk factors for BC. These findings point out for
conductinga program for increasingBC awareness amongstudents. The program
was managed by mini-lecture that focuses on BC risk factors, BC early detection
and BSE (SADARI) using videos and simulation on a mannequin. This program
was expected to have animpact on their families, indirectly. Ultima tely, this will
increase the findingof new cases of BC which will increase their life expectancy.
Keywords:1
Breast Cancer, Breast Self-Examination,EarlyDetection.
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki pemeluk agama Islam terbanyak di dunia dengan populasi
muslim yang mencapai lebih adri 80% dari jumlah total warga negaranya dan
menunjukkan bahwa islam indonesia mengikuti pendekatan substantif syariat (Hosen,
2005). Angka tersebut berkorelasi dengan data ekonomi bahwa Indonesia merupakan
pasar konsumen muslim yang besar. Salah satu produk yang sering digunakan oleh
* Corresponding author: Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Jl. Raya Dukuhwaluh PO BOX 202 Kembaran Purwokerto; Email:
aji.wibowo.ump@gmail.com
http://ppm.ejournal.i d
JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
ISSN 2540-8739 (print) || ISSN 2540-8747 (online)
LEMBAGAPENELITIAN, PENGABDIAN, DANPENGEMBANGANMASYARAKAT
UNIVERSITAS MATHLA’ULANWARBANTEN
This is an open access article distributed under the terms of the Creative
Commons Attribution 4.0 International License, which permits unrestricted use,
distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is
properly cited. © 2018 Much Ilham Novalisa Aji Wibowo, Githa Fungie Galistiani.
DOI: 10.30653/002.201832.79
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 2018, 3(2), 171-178
172
wanita muslim adalah kosmetik. Menurut MUI (2013) kosmetik dapat disebut halal bila
memenuhi kriteria yaitu bahan yangdigunakan tidakmengandung anjingdan babi.
Halal adalah sebuah konsep aturan prinsip agama Islam, yang digunakan untuk
menyatakan bahwa sesuatu hal diijinkan atau dilarang untuk dikonsumsi oleh Muslim
dengan dasar dari Al-Qur’an, hadist, atau ijtihad (kesepakatan ulama) (Luthfi &
Salehudin, 2011). Namun cukup disayangkan menurut paramitha (2016) pengetahuan
remaja terhadap kosmetik berlabel halal masih kurang baik. Menurutnya hal tersebut
disebabkan oleh kurangnya keingintahuan remaja terhadap kosmetik berlabel halal dan
aman. Survey mandiri menyebutkan bahwa 6 dari 10 remaja putri panti asuhan
muhammadiyah purwokerto yang telah menggunakan kosmetik, berpendapat bahwa
tidak mengetahui aman dan halal atau tidak kosmetik yang digunakan.
Berdasarkan pemaparan di atas,maka diperlukan adanya suatu kegiatan yangdapat
berdampakpada peningkatan pengetahuan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Menurut Permendagri (2007) pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang
digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan
kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat. Panti Asuhan Putri
Muhammadiyah 1 Purwokerto menjadi salah satu panti asuhan khusus putri di
Purwokerto dengan kategori jumlah penghuni yaitu remaja pertengahan yang sedang
mulai belajar berhias.Pemberian kegiatan pemberdayaan remaja putri tentangkosmetik
halal diharapkan dapat mengedukasi remaja putri tentang keamanan dan kandungan
tidakhalal pada kosmetik dan para remaja putri ini juga diharapkandapat lebih bijak dan
mandiri dalam memilih kosmetik yang akan digunakan.
METODE PELAKSANAAN
Berdasarkan permasalahan yangdihadapi oleh mitra dan manfaat yangdidapatkan,
maka kegiatan yang sesuai untuk mitra adalah penyuluhan kosmetik halal dengan
metode ceramah dan game teaching. Intervensi yang diberikan melalui program Ipteks
bagi Masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan remaja putri dengan cara
meningkatkan pengetahuan dan kemandirian dalam memilih kosmetik aman dan halal
bagi remaja putri di panti asuhanMuhammadiyah Purwokerto. Langkah-langkah metode
Game teaching merujuk pada panduan dari Komalasari (2010).
Pengukuran pengetahuan diukur secara sederhana berdasarkan teori Arikunto
(2006) menggunakan pretest dan posttest. Kuesioner pre dan posttest disusun berdasarkan
teori aspek pengetahuan menurut Notoadmodjo (2007). Pengukuran pertama dilakukan
pada bulan Juli 2018, penyuluhan dan pengukuran ke-2 dilakukan bulan Agustus 2018
setelah kegiatan selesai. Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan penilaian jawaban
benar pada setiap butir soal. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah
skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan
hasilnya berupa prosentase nilai pada tiap butirsoal,sehingga dapat dikategorikan sesuai
dengan kategori tingkat pengetahuan (Baik, Cukup dan Kurang) (Arikunto, 2010). Pretest
dilaksanakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada tahap awal pelaksanaan program dilaksanakan kegiatan berupa perancangan
kerangka materi penyuluhan yang akan disampaikan. Pembuatan ker angka materi
mengacu pada berbagai sumber dengan sumber utama adalah LPPOM MUI (2013)
Much Ilham Novalisa Aji Wibowo, Githa Fungie Galistiani
173
(Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia).
Perancangan ini dilaksanakan pada akhir bulan Juni 2018 dan pertengahan Juli 2018 yang
juga melibatkan peran serta aktif mitra program pengabdian kepada masyarakat untuk
membuat skala prioritas program yang dilaksanakan. Persiapan tutor dan fasilitator ini
meliputi: pembuatan media power point yang menarik, mencetak materi Kosmetik Halal
serta persiapan peralatan game teaching. Persiapan modul pedoman identifikasi kosmetik
halal dipersiapkan lebih awal sehingga saat mendekati waktu yang ditentukan tim
pelaksana melakukan finalisasi dan pencetakan modul tersebut. Persiapan selanjutnya
adalah tempat yangrepresentatifdilaksanakannyakegiatan ini yaitu di ruang pertemuan
panti asuhan sehingga dapat membantu keberhasilan program ini. Pengukuran pretest
dan posttest dimaksudkan agar dapat mengetahui ada atau tidaknya peningkatan
pengetahuan dari mitra setelah dilakukan kegiatan. Apresiasi juga disampaikan oleh
mitra yaitu dengan adanya kegiatan ini maka mitra menjadi lebih waspada terhadap
kosmetik yang digunakan apakah sudah berlabel halal dan aman atau tidak. Kegiatan
pemberian materi dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Pemateri memberikan Edukasi kepada Remaja Panti Asuhan Muhammadiyah
Purwokerto
Materi yang disampaikan kepada mitra dapat diterima mitra dengan baik ditandai
dengan pelaksanaan game teaching yang interaktifantara penulis dan mitra serta interaksi
tanya jawabdengan pemateri.Interaksi pemateri dan mitra dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Proses İnteraksi Tanya Jawab Peserta
Pertanyaan yang disampaikan mayoritas langsung bertanya apakah “menyebut
merk” sudah aman dan halal.. untuk menjawab pertanyaan tersebut pemateri
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 2018, 3(2), 171-178
174
menjelaskan dan mempraktekan langsung cara identifikasi bahan yang tertulis pada
kemasan dan pada nomor registrasi BPOM dapat dicek melalui website BPOM. Proses
game teaching dilakukan setelah sesi tanya jawab selesai. Interaksi game teaching dapat
dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Game Teaching Peserta Penyuluhan dan Posttest Pengetahuan
Pembelajaran secara game teaching termasuk dalam kategori teknik pembelajaran
berkelompok (Cooperative Learning), menurut Sanjaya (2011) belajar kelompok dilakukan
secara beregu.Sekelompok peserta bisa dalam skala besar atau kecil diberikan materi oleh
orang guru. Teknik game teaching juga dapat dilakukan dengan sistem
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang. Dalam kegiatan ini
dibentukkelompok kecil, setiap peserta atau penerima materi mendapatkan sebuah kartu
dan memikirkan jawaban yang cocok pada setiap pertanyaan. Peserta tersebut mencari
pasangan yangmempunyai kartu yangcocok dengan kartunya (soal jawabannya). Slavin
dalam Sanjaya (2011) mengemukakan bahwa ada 2 alasan pentingnya pembelajaran
kelompok. Pertama pembelajaran kooperatif bisa meningkatkan prestasi belajar peserta
sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial dan meningkatkan harga
diri. Kedua pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan peserta dalam
belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan
keterampilannya. Pengukuran ada atau tidakpeningkatan pengetahuan pada kegiatan ini
dilakukan dengan pengukuran tingkat pengetahuan peserta.
Analisis Pengetahuan Peserta IbM Kosmetik Halal
Karakteristik Responden
Responden pada pengukuran adalah semua peserta dalam kegiatan IbM Kosmetik
Halal di panti asuhan putri Muhammadiyah Purwokerto.Kuesioner disusun sebanyak20
butir pertanyaan yang memenuhi 3 aspek pengetahuan yaitu mengetahui, memahami
dan mengaplikasikan. Kuisioner ini diberikan kepada 37 peserta sebelum dilakukan
kegiatan penyuluhan dan kembali diukur setelah dilakukan penyuluhan. Karakter istik
peserta kegiatan pemberdayaan remaja putri panti asuhan Muhammadiyah Purwokerto
bisa dilihat pada Tabel 1.
Much Ilham Novalisa Aji Wibowo, Githa Fungie Galistiani
175
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Keterangan Kategori ∑ %
Masa remaja awal 12-14 tahun 8 21,6%
Masa remaja pertengahan 15-18 tahun 27 72,9%
Masa remaja akhir 19-21 tahun 2 5,4%
Menurut Notoatmodjo (2010) salah satu faktor yang berpengaruh dalam pengisian
kuisioner adalah faktor usia. Faktor tersebut akan berpengaruh terhadap cara pandang,
pemikiran dan penilaian terhadap materi kuisioner yang dihubungkan dengan
pengalaman yangpernah dialami. Mayoritas peserta pada kelompok remaja pertengahan
yaitu rentang umur 15-18 tahun sebesar 72,9%. Pada umur tersebut remaja sudah mulai
mencari informasi atau bahkan sudah menggunakan kosmetik. Data kategori umur
tersebut juga berhubungan dengan tingkat pendidikan peserta. Data tingkat pendidikan
peserta dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan Jumlah %
SMP 10 27%
SMK/SMA/ Setingkat 25 67,5%
D3 2 5,4%
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin banyakhal dan pengalaman
yang sudah dilalui, sehingga akan mempermudah dalam memahami untuk pengisian
kuesioner pengukuran pengetahuan (Notoadmodjo, 2010). Mayoritas kategori
pendidikan peserta pada tingkatan SMK/SMA/Setingkat. Data ini sesuai dengan
mayoritas tingkatan umur peserta.Dengan tingkat penddikan tersebut diharapakan tidak
ada kesulitan dalam memahami pertanyaan kuesioner. Penilaian kuesioner dilakukan
dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan
(tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase.
Hasil pretest pengukuran pengetahuan dapat dilihat pada tabel 3. Berdasarkan hasil
pengukuran persentase jawaban benar pada tiap pertanyaan terdapat hanya 2 butir
pertanyaan dengan rentang kategori pengetahuan cukup (56%-75%). Pertanyaan lain
dalam pengukuran sebelum dilakukan penyuluhan dalam rentangkategori pengetahuan
kurang (<56%). Mayoritas peserta tidak dapat menjawab pertanyaan kuesioner kosmetik
halal dengan baik, hal ini menunjukan bahwa mayoritas peserta belum mengerti
bagaimana kosmetik halal sekaligus aman.
Pengukuran posttest tingkat pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 4. Terdapat 15
pertanyaan yangdapat dijawabdengan rentangpengetahuan cukup (56%-75%) dari pada
saat pretest. Hal ini menunjukan mayoritas peserta dapat menjawab dengan baik
pertanyaan kuesioner pengukuran pengetahuan. Adanya peningkatan terhadap
pengetahuan peserta tentang produk kosmetik halal dan aman ini tidak terlepas dari
peran metode belajar secara berkelompok seperti game teaching. Perhitungan tingkat
pengetahuan pretest dapat dilihat pada Tabel 3.
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 2018, 3(2), 171-178
176
Tabel 3. Tingkat pengetahuan peserta (Pretest)
No Pertanyaan % jawaban benar
1. Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk
digunakan pada bagian luar tubuh manusia
34,2%
2. Peredaran kosmetik tidak wajib memenuhi kriteria keamanan menurut
BPOM dan memiliki ijin edar.
74,7%
3. Kode ijin edar BPOM untuk produk kosmetik adalah CA, NA dan CL. 34,3%
4. Semua kosmetik yang sudah ada kode nomor PIRT adalah aman 29,5%
5. Ketentuan tentang kosmetika harus halal dan bebas dari najis telah
ditetapkan dalam Undang-undang tentang Jaminan Produk Halal.
78,7%
6. Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan,
dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan, dimasukkan,
dipergunakan pada badan atau bagian badan
56,9%
7. Bahan yang digunakan untuk membersihkan, mewangikan dan
mengubah penampilan pasti produk kosmetik
37,1%
8. Tujuan menggunakan kosmetik adalah untuk membersihkan
memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa dan termasuk
termasuk golongan obat
34,1%
9. Kosmetik yang digunakan untuk bayi termasuk kategori golongan 1
menurut BPOM
50,6%
10. Merkuri dan Hidroquinon adalah bahan yang bermanfaat dalam kosmetik 20,3%
11. Penggunaan kosmetika untuk kepentingan berhias hukumnya boleh
dengan syarat bahan yang digunakan adalah halal dan suci.
45,7%
12. Menurut MUI kosmetik halal terbuat dari hewan yang memiliki cakar,
taring, darah, dan plasenta
59,8%
13. Ada beberapa kosmetik yang dibuat dari bagian hewan babi 34,4%
14. Kolagen dan Ekstra Plasenta adalah bahan kosmetik yang berpotensi
mengandung bahan babi
20,3%
15. Cara memilih kosmetik halal adalah membaca kandungan dalam
kosmetik
46,3%
16. Kolagen digunakan dalam produk pelembab yang berguna
mencerahkan warna kulit
17,3%
17. Ekstrak placenta dan amnion (cairan ketuban) dari babi bermanfaat
untuk meremajakan kulit
30,6%
18. Adanya label MUI dan No.Reg BPOM adalah salah satu cara untuk
memilih kosmetik aman dan halal
79,4%
19. Produk kuas kosmetik bertuliskan bristle berbahan bulu sapi 24,7%
20. Bahan gliserin dari babi juga dapat digunakan untuk bahan campuran
sabun cuci muka, body lotion dll
31,5%
Much Ilham Novalisa Aji Wibowo, Githa Fungie Galistiani
177
Tabel 4. Tingkat pengetahuan peserta (Posttest)
No Pertanyaan % jawaban benar
1. Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan
pada bagian luar tubuh manusia
70,1%
2. Peredaran kosmetik tidak wajib memenuhi kriteria keamanan menurut
BPOM dan memiliki ijin edar.
79,2%
3. Kode ijin edar BPOM untuk produk kosmetik adalah CA, NA dan CL. 75,0%
4. Semua kosmetik yang sudah ada kode nomor PIRT adalah aman 78,2%
5. Ketentuan tentang kosmetika harus halal dan bebas dari najis telah
ditetapkan dalam Undang-undang tentang Jaminan Produk Halal.
80,6%
6. Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan,
dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan, dimasukkan, dipergunakan
pada badan atau bagian badan
70,7%
7. Bahan yang digunakan untuk membersihkan, mewangikan dan mengubah
penampilan pasti produk kosmetik
69,1%
8. Tujuan menggunakan kosmetik adalah untuk membersihkan memelihara,
menambah daya tarik atau mengubah rupa dan termasuk termasuk
golongan obat
74,1%
9. Kosmetik yang digunakan untuk bayi termasuk kategori golongan 1 menurut
BPOM
70,6%
10. Merkuri dan Hidroquinon adalah bahan yang bermanfaat dalam kosmetik 70,8%
11. Penggunaan kosmetika untuk kepentingan berhias hukumnya boleh dengan
syarat bahan yang digunakan adalah halal dan suci.
65,7%
12. Menurut MUI kosmetik halal terbuat dari hewan yang memiliki cakar, taring,
darah, dan plasenta
64,8%
13. Ada beberapa kosmetik yang dibuat dari bagian hewan babi 74,4%
14. Kolagen dan Ekstra Plasenta adalah bahan kosmetik yang berpotensi
mengandung bahan babi
60,7%
15. Cara memilih kosmetik halal adalah membaca kandungan dalam kosmetik 76,5%
16. Kolagen digunakan dalam produk pelembab yang berguna mencerahkan
warna kulit
77,3%
17. Ekstrak placenta dan amnion (cairan ketuban) dari babi bermanfaat untuk
meremajakan kulit
60,3%
18. Adanya label MUI dan No.Reg BPOM adalah salah satu cara untuk memilih
kosmetik aman dan halal
69,4%
19. Produk kuas kosmetik bertuliskan bristle berbahan bulu sapi 74,4%
20. Bahan gliserin dari babi juga dapat digunakan untuk bahan campuran sabun
cuci muka, body lotion dll
61,5%
SIMPULAN
Pemahaman para remaja pada materi kosmetik aman dan halal ini dicapai dengan
dilakukannya game teaching yangmenggunakan materi tentangkosmetik aman dan halal
serta melibatkan setiap perserta. Terdapat peningkatan kategori pengetahuan sebelum
kegiatan adalah kurang (≤56%) dan setelah kegiatan adalah cukup (56%-75%), sehingga
para remaja putri dapat berdaya untuk mengambil tindakan pencegahan dan
kewaspadaan yangperlu dilakukan saat memilih kosmetik.
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 2018, 3(2), 171-178
178
REFERENSI
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta:Rineka Cipta.
Hosen, N. (2005). Religion and the Indonesian constitution: a recent debate. Journal of
Southeast Asian Studies, 36(3), 419-440.
Komalasari, K. (2010). Pembelajaran kontekstual konsep dan aplikasi. Jakarta:Refika Aditama.
Luthfi, B. A., & Salehudin, I. (2011). Marketing impact of halal labeling toward Indonesian
Muslim consumer’s behavioral intention based on Ajzen’s Planned Behavior Theory: Policy
capturing studies on five different product categories. Queensland: The University of
Queensland, Australia.
MUI. (2013). Fatwa MUI nomor 26 tahun 2013 tentang standar kehalalan produk kosmetika dan
penggunaannya. Jakarta: Majelis Ulama Indonesia.
Notoatmodjo,S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta
Paramita., G. P. (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa mengonsumsi kosmetik
berlabel halal.Bogor: Departemen Ilmu Ekonomi, Institut Pertanian Bogor.
Permendagri RI. (2017). Peraturan menteri dalam negeri 7 Tahun 2007 tentang kader
pemberdayaan masyarakat. Bandung: Fokus Media.
Sanjaya, W. (2011). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta:
Kencana.

More Related Content

What's hot

Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulanJurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
nrukmana rukmana
 
Otonomi vol13no1jan2013-11. mulyanto
Otonomi vol13no1jan2013-11. mulyantoOtonomi vol13no1jan2013-11. mulyanto
Otonomi vol13no1jan2013-11. mulyanto
AGUS SETIYONO
 
12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatan12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatan
Agus Candra
 
Metode dalam promosi kesehatan
Metode dalam promosi kesehatanMetode dalam promosi kesehatan
Metode dalam promosi kesehatan
snowman Saputra
 
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Ns. Lutfi
 

What's hot (18)

BAB I
BAB IBAB I
BAB I
 
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campakJurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
 
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulanJurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
 
Otonomi vol13no1jan2013-11. mulyanto
Otonomi vol13no1jan2013-11. mulyantoOtonomi vol13no1jan2013-11. mulyanto
Otonomi vol13no1jan2013-11. mulyanto
 
Intervensi komunitas
Intervensi komunitasIntervensi komunitas
Intervensi komunitas
 
Asdfghj
AsdfghjAsdfghj
Asdfghj
 
12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatan12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatan
 
Jurnal Fitria Ramadani
Jurnal Fitria RamadaniJurnal Fitria Ramadani
Jurnal Fitria Ramadani
 
yuni
yuniyuni
yuni
 
Metode Dalam Promosi Kesehatan
Metode Dalam Promosi KesehatanMetode Dalam Promosi Kesehatan
Metode Dalam Promosi Kesehatan
 
jurnalku
jurnalkujurnalku
jurnalku
 
Media dalam Promosi Kesehatan
Media dalam Promosi KesehatanMedia dalam Promosi Kesehatan
Media dalam Promosi Kesehatan
 
Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadi
Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadiMateri pengembangan pesan dan media promkes bambang riadi
Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadi
 
Metode dalam promosi kesehatan
Metode dalam promosi kesehatanMetode dalam promosi kesehatan
Metode dalam promosi kesehatan
 
Ipi299983
Ipi299983Ipi299983
Ipi299983
 
Jurnal Fitria Kurniati Agustina
Jurnal Fitria Kurniati AgustinaJurnal Fitria Kurniati Agustina
Jurnal Fitria Kurniati Agustina
 
Bab 1 lanjutan
Bab 1 lanjutanBab 1 lanjutan
Bab 1 lanjutan
 
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
 

Similar to Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmetik Aman dan Halal Menggunakan Metode Game Teaching

document (1)-converted.docx
document (1)-converted.docxdocument (1)-converted.docx
document (1)-converted.docx
WindiSasmita
 

Similar to Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmetik Aman dan Halal Menggunakan Metode Game Teaching (20)

Pemberdayaan anggota ranting aisyiyah grendeng dalam identifikasi keamanan ja...
Pemberdayaan anggota ranting aisyiyah grendeng dalam identifikasi keamanan ja...Pemberdayaan anggota ranting aisyiyah grendeng dalam identifikasi keamanan ja...
Pemberdayaan anggota ranting aisyiyah grendeng dalam identifikasi keamanan ja...
 
Power Point mbak nina.pptx
Power Point mbak nina.pptxPower Point mbak nina.pptx
Power Point mbak nina.pptx
 
70966-244530-1-PB.pdf
70966-244530-1-PB.pdf70966-244530-1-PB.pdf
70966-244530-1-PB.pdf
 
Residensi Thailand
Residensi ThailandResidensi Thailand
Residensi Thailand
 
Artikel pemasaran jasa pendidikan.docx
Artikel pemasaran jasa pendidikan.docxArtikel pemasaran jasa pendidikan.docx
Artikel pemasaran jasa pendidikan.docx
 
Modul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasiModul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasi
 
496-973-1-SM.pdf
496-973-1-SM.pdf496-973-1-SM.pdf
496-973-1-SM.pdf
 
PPT PROMKES SUSANNE DIDA.pdf
PPT PROMKES SUSANNE DIDA.pdfPPT PROMKES SUSANNE DIDA.pdf
PPT PROMKES SUSANNE DIDA.pdf
 
Buku panduan komunitas 2014
Buku panduan komunitas 2014Buku panduan komunitas 2014
Buku panduan komunitas 2014
 
Analisis situasi daerah tinggi stunting
Analisis situasi daerah tinggi stuntingAnalisis situasi daerah tinggi stunting
Analisis situasi daerah tinggi stunting
 
Strategi Komunikasi Manajemen Kebersihan Menstruasi
Strategi Komunikasi Manajemen Kebersihan MenstruasiStrategi Komunikasi Manajemen Kebersihan Menstruasi
Strategi Komunikasi Manajemen Kebersihan Menstruasi
 
Implementasi Evaluasi Hasil Belajar Pada Sekolah Dengan Program Double Track ...
Implementasi Evaluasi Hasil Belajar Pada Sekolah Dengan Program Double Track ...Implementasi Evaluasi Hasil Belajar Pada Sekolah Dengan Program Double Track ...
Implementasi Evaluasi Hasil Belajar Pada Sekolah Dengan Program Double Track ...
 
10, be&amp;gg, wahyudi, hapzi ali, corporate social responsibilities, univer...
10, be&amp;gg, wahyudi, hapzi ali,  corporate social responsibilities, univer...10, be&amp;gg, wahyudi, hapzi ali,  corporate social responsibilities, univer...
10, be&amp;gg, wahyudi, hapzi ali, corporate social responsibilities, univer...
 
Buku Panduan Orientasi Kader Posyandu.pdf
Buku Panduan Orientasi Kader Posyandu.pdfBuku Panduan Orientasi Kader Posyandu.pdf
Buku Panduan Orientasi Kader Posyandu.pdf
 
Dialog Interaktif Kedaulatan Negara, Kedaulatan Pangan, Kedaulatan Ekonomi da...
Dialog Interaktif Kedaulatan Negara, Kedaulatan Pangan, Kedaulatan Ekonomi da...Dialog Interaktif Kedaulatan Negara, Kedaulatan Pangan, Kedaulatan Ekonomi da...
Dialog Interaktif Kedaulatan Negara, Kedaulatan Pangan, Kedaulatan Ekonomi da...
 
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatalModul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
 
document (1)-converted.docx
document (1)-converted.docxdocument (1)-converted.docx
document (1)-converted.docx
 
Modul Pelatihan Perlindungan Anak dari Kekerasan dan Eksploitasi Seksual Kome...
Modul Pelatihan Perlindungan Anak dari Kekerasan dan Eksploitasi Seksual Kome...Modul Pelatihan Perlindungan Anak dari Kekerasan dan Eksploitasi Seksual Kome...
Modul Pelatihan Perlindungan Anak dari Kekerasan dan Eksploitasi Seksual Kome...
 
Refleksi hp pemikiran
Refleksi hp pemikiranRefleksi hp pemikiran
Refleksi hp pemikiran
 
Fioni Mk Kkp Gizi.docx
Fioni Mk Kkp Gizi.docxFioni Mk Kkp Gizi.docx
Fioni Mk Kkp Gizi.docx
 

More from Aji Wibowo

A SYSTEMATIC REVIEW ON SELF-REPORTED QUESTIONNAIRES TO ASSESS MEDICATION ADH...
 A SYSTEMATIC REVIEW ON SELF-REPORTED QUESTIONNAIRES TO ASSESS MEDICATION ADH... A SYSTEMATIC REVIEW ON SELF-REPORTED QUESTIONNAIRES TO ASSESS MEDICATION ADH...
A SYSTEMATIC REVIEW ON SELF-REPORTED QUESTIONNAIRES TO ASSESS MEDICATION ADH...
Aji Wibowo
 

More from Aji Wibowo (12)

A SYSTEMATIC REVIEW ON SELF-REPORTED QUESTIONNAIRES TO ASSESS MEDICATION ADH...
 A SYSTEMATIC REVIEW ON SELF-REPORTED QUESTIONNAIRES TO ASSESS MEDICATION ADH... A SYSTEMATIC REVIEW ON SELF-REPORTED QUESTIONNAIRES TO ASSESS MEDICATION ADH...
A SYSTEMATIC REVIEW ON SELF-REPORTED QUESTIONNAIRES TO ASSESS MEDICATION ADH...
 
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...
 
Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...
Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...
Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...
 
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
 
Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...
Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...
Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...
 
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...
 
STUDI PROSPEKTIF POTENSI INTERAKSI OBAT GOLONGAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIA...
STUDI PROSPEKTIF POTENSI INTERAKSI OBAT GOLONGAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIA...STUDI PROSPEKTIF POTENSI INTERAKSI OBAT GOLONGAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIA...
STUDI PROSPEKTIF POTENSI INTERAKSI OBAT GOLONGAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIA...
 
Tingkat Kepuasan Pasien dalam Pelayanan Konseling Kefarmasian Berbasis Al-Qur...
Tingkat Kepuasan Pasien dalam Pelayanan Konseling Kefarmasian Berbasis Al-Qur...Tingkat Kepuasan Pasien dalam Pelayanan Konseling Kefarmasian Berbasis Al-Qur...
Tingkat Kepuasan Pasien dalam Pelayanan Konseling Kefarmasian Berbasis Al-Qur...
 
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...
 
TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP KINERJA APOTEKER PUSKESMAS DI TIGA KABUPAT...
TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP KINERJA APOTEKER PUSKESMAS   DI TIGA KABUPAT...TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP KINERJA APOTEKER PUSKESMAS   DI TIGA KABUPAT...
TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP KINERJA APOTEKER PUSKESMAS DI TIGA KABUPAT...
 
EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS MULTI DRUG RESISTANT (TB-MDR) DENG...
EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS MULTI DRUG RESISTANT (TB-MDR) DENG...EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS MULTI DRUG RESISTANT (TB-MDR) DENG...
EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS MULTI DRUG RESISTANT (TB-MDR) DENG...
 
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...
 

Recently uploaded

ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 

Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmetik Aman dan Halal Menggunakan Metode Game Teaching

  • 1. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat , 2018, Vol. 3 No. 2, Page: 171-178 Open Access | Url: http://ppm.ejournal.i d/index.php/pengabdian/article/view/79 JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT is published by 171 LP3M of Universitas Mathla’ul Anwar Banten Pemberdayaan RemajaPantiAsuhan PutriMuhammadiyah Purwokerto Tentang KosmetikAman dan Halal MenggunakanMetode GameTeaching Much Ilham Novalisa Aji Wibowo1*, Githa Fungie Galistiani1 1 Universitas MuhammadiyahPurwokerto ARTICLE INFO ABSTRACT Article History: Received30.10.2018 Receivedinrevised form 07.11.2018 Accepted03.12.2018 Available online 21.12.2018 The high mortality rate of breast cancer (BC) patients in Indonesia is associated with conditions of most patients come to doctor in an advanced stage of BC. This is due to low BC awareness of Indonesian women. This community service program (PPM) is intended to increase knowledge of adolescent women about early detection of BC. This action was conducted by BC awareness workshop to 114 female students of Vocational High School (SMK) 1 Cijulang, Pangandaran district, West Java.The profile of participants showed that 64% of participants are 17 years old and mostlyfrom Cijulangand Cimeraksub-districts. In addition,the majorityof participants were not aware of BC, indicated bylackof knowledge of BC signs and symptoms (97%), and low confident of doingbreast self-examination (BSE) (30%). Moreover, there were 7% of participants were smoking which is known to be one of the major risk factors for BC. These findings point out for conductinga program for increasingBC awareness amongstudents. The program was managed by mini-lecture that focuses on BC risk factors, BC early detection and BSE (SADARI) using videos and simulation on a mannequin. This program was expected to have animpact on their families, indirectly. Ultima tely, this will increase the findingof new cases of BC which will increase their life expectancy. Keywords:1 Breast Cancer, Breast Self-Examination,EarlyDetection. PENDAHULUAN Indonesia memiliki pemeluk agama Islam terbanyak di dunia dengan populasi muslim yang mencapai lebih adri 80% dari jumlah total warga negaranya dan menunjukkan bahwa islam indonesia mengikuti pendekatan substantif syariat (Hosen, 2005). Angka tersebut berkorelasi dengan data ekonomi bahwa Indonesia merupakan pasar konsumen muslim yang besar. Salah satu produk yang sering digunakan oleh * Corresponding author: Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Jl. Raya Dukuhwaluh PO BOX 202 Kembaran Purwokerto; Email: aji.wibowo.ump@gmail.com http://ppm.ejournal.i d JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ISSN 2540-8739 (print) || ISSN 2540-8747 (online) LEMBAGAPENELITIAN, PENGABDIAN, DANPENGEMBANGANMASYARAKAT UNIVERSITAS MATHLA’ULANWARBANTEN This is an open access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution 4.0 International License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. © 2018 Much Ilham Novalisa Aji Wibowo, Githa Fungie Galistiani. DOI: 10.30653/002.201832.79
  • 2. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 2018, 3(2), 171-178 172 wanita muslim adalah kosmetik. Menurut MUI (2013) kosmetik dapat disebut halal bila memenuhi kriteria yaitu bahan yangdigunakan tidakmengandung anjingdan babi. Halal adalah sebuah konsep aturan prinsip agama Islam, yang digunakan untuk menyatakan bahwa sesuatu hal diijinkan atau dilarang untuk dikonsumsi oleh Muslim dengan dasar dari Al-Qur’an, hadist, atau ijtihad (kesepakatan ulama) (Luthfi & Salehudin, 2011). Namun cukup disayangkan menurut paramitha (2016) pengetahuan remaja terhadap kosmetik berlabel halal masih kurang baik. Menurutnya hal tersebut disebabkan oleh kurangnya keingintahuan remaja terhadap kosmetik berlabel halal dan aman. Survey mandiri menyebutkan bahwa 6 dari 10 remaja putri panti asuhan muhammadiyah purwokerto yang telah menggunakan kosmetik, berpendapat bahwa tidak mengetahui aman dan halal atau tidak kosmetik yang digunakan. Berdasarkan pemaparan di atas,maka diperlukan adanya suatu kegiatan yangdapat berdampakpada peningkatan pengetahuan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Menurut Permendagri (2007) pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat. Panti Asuhan Putri Muhammadiyah 1 Purwokerto menjadi salah satu panti asuhan khusus putri di Purwokerto dengan kategori jumlah penghuni yaitu remaja pertengahan yang sedang mulai belajar berhias.Pemberian kegiatan pemberdayaan remaja putri tentangkosmetik halal diharapkan dapat mengedukasi remaja putri tentang keamanan dan kandungan tidakhalal pada kosmetik dan para remaja putri ini juga diharapkandapat lebih bijak dan mandiri dalam memilih kosmetik yang akan digunakan. METODE PELAKSANAAN Berdasarkan permasalahan yangdihadapi oleh mitra dan manfaat yangdidapatkan, maka kegiatan yang sesuai untuk mitra adalah penyuluhan kosmetik halal dengan metode ceramah dan game teaching. Intervensi yang diberikan melalui program Ipteks bagi Masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan remaja putri dengan cara meningkatkan pengetahuan dan kemandirian dalam memilih kosmetik aman dan halal bagi remaja putri di panti asuhanMuhammadiyah Purwokerto. Langkah-langkah metode Game teaching merujuk pada panduan dari Komalasari (2010). Pengukuran pengetahuan diukur secara sederhana berdasarkan teori Arikunto (2006) menggunakan pretest dan posttest. Kuesioner pre dan posttest disusun berdasarkan teori aspek pengetahuan menurut Notoadmodjo (2007). Pengukuran pertama dilakukan pada bulan Juli 2018, penyuluhan dan pengukuran ke-2 dilakukan bulan Agustus 2018 setelah kegiatan selesai. Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan penilaian jawaban benar pada setiap butir soal. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase nilai pada tiap butirsoal,sehingga dapat dikategorikan sesuai dengan kategori tingkat pengetahuan (Baik, Cukup dan Kurang) (Arikunto, 2010). Pretest dilaksanakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tahap awal pelaksanaan program dilaksanakan kegiatan berupa perancangan kerangka materi penyuluhan yang akan disampaikan. Pembuatan ker angka materi mengacu pada berbagai sumber dengan sumber utama adalah LPPOM MUI (2013)
  • 3. Much Ilham Novalisa Aji Wibowo, Githa Fungie Galistiani 173 (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia). Perancangan ini dilaksanakan pada akhir bulan Juni 2018 dan pertengahan Juli 2018 yang juga melibatkan peran serta aktif mitra program pengabdian kepada masyarakat untuk membuat skala prioritas program yang dilaksanakan. Persiapan tutor dan fasilitator ini meliputi: pembuatan media power point yang menarik, mencetak materi Kosmetik Halal serta persiapan peralatan game teaching. Persiapan modul pedoman identifikasi kosmetik halal dipersiapkan lebih awal sehingga saat mendekati waktu yang ditentukan tim pelaksana melakukan finalisasi dan pencetakan modul tersebut. Persiapan selanjutnya adalah tempat yangrepresentatifdilaksanakannyakegiatan ini yaitu di ruang pertemuan panti asuhan sehingga dapat membantu keberhasilan program ini. Pengukuran pretest dan posttest dimaksudkan agar dapat mengetahui ada atau tidaknya peningkatan pengetahuan dari mitra setelah dilakukan kegiatan. Apresiasi juga disampaikan oleh mitra yaitu dengan adanya kegiatan ini maka mitra menjadi lebih waspada terhadap kosmetik yang digunakan apakah sudah berlabel halal dan aman atau tidak. Kegiatan pemberian materi dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Pemateri memberikan Edukasi kepada Remaja Panti Asuhan Muhammadiyah Purwokerto Materi yang disampaikan kepada mitra dapat diterima mitra dengan baik ditandai dengan pelaksanaan game teaching yang interaktifantara penulis dan mitra serta interaksi tanya jawabdengan pemateri.Interaksi pemateri dan mitra dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Proses İnteraksi Tanya Jawab Peserta Pertanyaan yang disampaikan mayoritas langsung bertanya apakah “menyebut merk” sudah aman dan halal.. untuk menjawab pertanyaan tersebut pemateri
  • 4. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 2018, 3(2), 171-178 174 menjelaskan dan mempraktekan langsung cara identifikasi bahan yang tertulis pada kemasan dan pada nomor registrasi BPOM dapat dicek melalui website BPOM. Proses game teaching dilakukan setelah sesi tanya jawab selesai. Interaksi game teaching dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Game Teaching Peserta Penyuluhan dan Posttest Pengetahuan Pembelajaran secara game teaching termasuk dalam kategori teknik pembelajaran berkelompok (Cooperative Learning), menurut Sanjaya (2011) belajar kelompok dilakukan secara beregu.Sekelompok peserta bisa dalam skala besar atau kecil diberikan materi oleh orang guru. Teknik game teaching juga dapat dilakukan dengan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang. Dalam kegiatan ini dibentukkelompok kecil, setiap peserta atau penerima materi mendapatkan sebuah kartu dan memikirkan jawaban yang cocok pada setiap pertanyaan. Peserta tersebut mencari pasangan yangmempunyai kartu yangcocok dengan kartunya (soal jawabannya). Slavin dalam Sanjaya (2011) mengemukakan bahwa ada 2 alasan pentingnya pembelajaran kelompok. Pertama pembelajaran kooperatif bisa meningkatkan prestasi belajar peserta sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial dan meningkatkan harga diri. Kedua pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan peserta dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilannya. Pengukuran ada atau tidakpeningkatan pengetahuan pada kegiatan ini dilakukan dengan pengukuran tingkat pengetahuan peserta. Analisis Pengetahuan Peserta IbM Kosmetik Halal Karakteristik Responden Responden pada pengukuran adalah semua peserta dalam kegiatan IbM Kosmetik Halal di panti asuhan putri Muhammadiyah Purwokerto.Kuesioner disusun sebanyak20 butir pertanyaan yang memenuhi 3 aspek pengetahuan yaitu mengetahui, memahami dan mengaplikasikan. Kuisioner ini diberikan kepada 37 peserta sebelum dilakukan kegiatan penyuluhan dan kembali diukur setelah dilakukan penyuluhan. Karakter istik peserta kegiatan pemberdayaan remaja putri panti asuhan Muhammadiyah Purwokerto bisa dilihat pada Tabel 1.
  • 5. Much Ilham Novalisa Aji Wibowo, Githa Fungie Galistiani 175 Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Keterangan Kategori ∑ % Masa remaja awal 12-14 tahun 8 21,6% Masa remaja pertengahan 15-18 tahun 27 72,9% Masa remaja akhir 19-21 tahun 2 5,4% Menurut Notoatmodjo (2010) salah satu faktor yang berpengaruh dalam pengisian kuisioner adalah faktor usia. Faktor tersebut akan berpengaruh terhadap cara pandang, pemikiran dan penilaian terhadap materi kuisioner yang dihubungkan dengan pengalaman yangpernah dialami. Mayoritas peserta pada kelompok remaja pertengahan yaitu rentang umur 15-18 tahun sebesar 72,9%. Pada umur tersebut remaja sudah mulai mencari informasi atau bahkan sudah menggunakan kosmetik. Data kategori umur tersebut juga berhubungan dengan tingkat pendidikan peserta. Data tingkat pendidikan peserta dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan Jumlah % SMP 10 27% SMK/SMA/ Setingkat 25 67,5% D3 2 5,4% Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin banyakhal dan pengalaman yang sudah dilalui, sehingga akan mempermudah dalam memahami untuk pengisian kuesioner pengukuran pengetahuan (Notoadmodjo, 2010). Mayoritas kategori pendidikan peserta pada tingkatan SMK/SMA/Setingkat. Data ini sesuai dengan mayoritas tingkatan umur peserta.Dengan tingkat penddikan tersebut diharapakan tidak ada kesulitan dalam memahami pertanyaan kuesioner. Penilaian kuesioner dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase. Hasil pretest pengukuran pengetahuan dapat dilihat pada tabel 3. Berdasarkan hasil pengukuran persentase jawaban benar pada tiap pertanyaan terdapat hanya 2 butir pertanyaan dengan rentang kategori pengetahuan cukup (56%-75%). Pertanyaan lain dalam pengukuran sebelum dilakukan penyuluhan dalam rentangkategori pengetahuan kurang (<56%). Mayoritas peserta tidak dapat menjawab pertanyaan kuesioner kosmetik halal dengan baik, hal ini menunjukan bahwa mayoritas peserta belum mengerti bagaimana kosmetik halal sekaligus aman. Pengukuran posttest tingkat pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 4. Terdapat 15 pertanyaan yangdapat dijawabdengan rentangpengetahuan cukup (56%-75%) dari pada saat pretest. Hal ini menunjukan mayoritas peserta dapat menjawab dengan baik pertanyaan kuesioner pengukuran pengetahuan. Adanya peningkatan terhadap pengetahuan peserta tentang produk kosmetik halal dan aman ini tidak terlepas dari peran metode belajar secara berkelompok seperti game teaching. Perhitungan tingkat pengetahuan pretest dapat dilihat pada Tabel 3.
  • 6. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 2018, 3(2), 171-178 176 Tabel 3. Tingkat pengetahuan peserta (Pretest) No Pertanyaan % jawaban benar 1. Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia 34,2% 2. Peredaran kosmetik tidak wajib memenuhi kriteria keamanan menurut BPOM dan memiliki ijin edar. 74,7% 3. Kode ijin edar BPOM untuk produk kosmetik adalah CA, NA dan CL. 34,3% 4. Semua kosmetik yang sudah ada kode nomor PIRT adalah aman 29,5% 5. Ketentuan tentang kosmetika harus halal dan bebas dari najis telah ditetapkan dalam Undang-undang tentang Jaminan Produk Halal. 78,7% 6. Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan, dimasukkan, dipergunakan pada badan atau bagian badan 56,9% 7. Bahan yang digunakan untuk membersihkan, mewangikan dan mengubah penampilan pasti produk kosmetik 37,1% 8. Tujuan menggunakan kosmetik adalah untuk membersihkan memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa dan termasuk termasuk golongan obat 34,1% 9. Kosmetik yang digunakan untuk bayi termasuk kategori golongan 1 menurut BPOM 50,6% 10. Merkuri dan Hidroquinon adalah bahan yang bermanfaat dalam kosmetik 20,3% 11. Penggunaan kosmetika untuk kepentingan berhias hukumnya boleh dengan syarat bahan yang digunakan adalah halal dan suci. 45,7% 12. Menurut MUI kosmetik halal terbuat dari hewan yang memiliki cakar, taring, darah, dan plasenta 59,8% 13. Ada beberapa kosmetik yang dibuat dari bagian hewan babi 34,4% 14. Kolagen dan Ekstra Plasenta adalah bahan kosmetik yang berpotensi mengandung bahan babi 20,3% 15. Cara memilih kosmetik halal adalah membaca kandungan dalam kosmetik 46,3% 16. Kolagen digunakan dalam produk pelembab yang berguna mencerahkan warna kulit 17,3% 17. Ekstrak placenta dan amnion (cairan ketuban) dari babi bermanfaat untuk meremajakan kulit 30,6% 18. Adanya label MUI dan No.Reg BPOM adalah salah satu cara untuk memilih kosmetik aman dan halal 79,4% 19. Produk kuas kosmetik bertuliskan bristle berbahan bulu sapi 24,7% 20. Bahan gliserin dari babi juga dapat digunakan untuk bahan campuran sabun cuci muka, body lotion dll 31,5%
  • 7. Much Ilham Novalisa Aji Wibowo, Githa Fungie Galistiani 177 Tabel 4. Tingkat pengetahuan peserta (Posttest) No Pertanyaan % jawaban benar 1. Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia 70,1% 2. Peredaran kosmetik tidak wajib memenuhi kriteria keamanan menurut BPOM dan memiliki ijin edar. 79,2% 3. Kode ijin edar BPOM untuk produk kosmetik adalah CA, NA dan CL. 75,0% 4. Semua kosmetik yang sudah ada kode nomor PIRT adalah aman 78,2% 5. Ketentuan tentang kosmetika harus halal dan bebas dari najis telah ditetapkan dalam Undang-undang tentang Jaminan Produk Halal. 80,6% 6. Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan, dimasukkan, dipergunakan pada badan atau bagian badan 70,7% 7. Bahan yang digunakan untuk membersihkan, mewangikan dan mengubah penampilan pasti produk kosmetik 69,1% 8. Tujuan menggunakan kosmetik adalah untuk membersihkan memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa dan termasuk termasuk golongan obat 74,1% 9. Kosmetik yang digunakan untuk bayi termasuk kategori golongan 1 menurut BPOM 70,6% 10. Merkuri dan Hidroquinon adalah bahan yang bermanfaat dalam kosmetik 70,8% 11. Penggunaan kosmetika untuk kepentingan berhias hukumnya boleh dengan syarat bahan yang digunakan adalah halal dan suci. 65,7% 12. Menurut MUI kosmetik halal terbuat dari hewan yang memiliki cakar, taring, darah, dan plasenta 64,8% 13. Ada beberapa kosmetik yang dibuat dari bagian hewan babi 74,4% 14. Kolagen dan Ekstra Plasenta adalah bahan kosmetik yang berpotensi mengandung bahan babi 60,7% 15. Cara memilih kosmetik halal adalah membaca kandungan dalam kosmetik 76,5% 16. Kolagen digunakan dalam produk pelembab yang berguna mencerahkan warna kulit 77,3% 17. Ekstrak placenta dan amnion (cairan ketuban) dari babi bermanfaat untuk meremajakan kulit 60,3% 18. Adanya label MUI dan No.Reg BPOM adalah salah satu cara untuk memilih kosmetik aman dan halal 69,4% 19. Produk kuas kosmetik bertuliskan bristle berbahan bulu sapi 74,4% 20. Bahan gliserin dari babi juga dapat digunakan untuk bahan campuran sabun cuci muka, body lotion dll 61,5% SIMPULAN Pemahaman para remaja pada materi kosmetik aman dan halal ini dicapai dengan dilakukannya game teaching yangmenggunakan materi tentangkosmetik aman dan halal serta melibatkan setiap perserta. Terdapat peningkatan kategori pengetahuan sebelum kegiatan adalah kurang (≤56%) dan setelah kegiatan adalah cukup (56%-75%), sehingga para remaja putri dapat berdaya untuk mengambil tindakan pencegahan dan kewaspadaan yangperlu dilakukan saat memilih kosmetik.
  • 8. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 2018, 3(2), 171-178 178 REFERENSI Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta:Rineka Cipta. Hosen, N. (2005). Religion and the Indonesian constitution: a recent debate. Journal of Southeast Asian Studies, 36(3), 419-440. Komalasari, K. (2010). Pembelajaran kontekstual konsep dan aplikasi. Jakarta:Refika Aditama. Luthfi, B. A., & Salehudin, I. (2011). Marketing impact of halal labeling toward Indonesian Muslim consumer’s behavioral intention based on Ajzen’s Planned Behavior Theory: Policy capturing studies on five different product categories. Queensland: The University of Queensland, Australia. MUI. (2013). Fatwa MUI nomor 26 tahun 2013 tentang standar kehalalan produk kosmetika dan penggunaannya. Jakarta: Majelis Ulama Indonesia. Notoatmodjo,S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta Paramita., G. P. (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa mengonsumsi kosmetik berlabel halal.Bogor: Departemen Ilmu Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. Permendagri RI. (2017). Peraturan menteri dalam negeri 7 Tahun 2007 tentang kader pemberdayaan masyarakat. Bandung: Fokus Media. Sanjaya, W. (2011). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana.