Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Bahasa Dusun merupakan salah satu bahasa minor di Kabupaten Paser yang vitalitas dan pemertahannya perlu diteliti untuk mengetahui faktor-faktor pengaruhnya dan upaya pelestarian. Penelitian ini akan mengukur vitalitas bahasa Dusun dan menganalisis faktor yang mempengaruhi pemertahannya serta memberikan saran upaya untuk memperkuat identitas lewat bahasa tersebut.
1. Vitalitas dan Pemertahanan Bahasa Dusun di Kabupaten Paser,
Kalimantan Timur: Upaya Penguatan Identitas Bangsa di IKN
Ketua: Musayyedah
Anggota: Jerniati
Hastianah
Aminah
Syamsurijal
Aziz Thaba
Khiftan Hadi Prasetya
March
2023
21-22
nd
M
a
k
a
s
s
a
r
st
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
2. Pendahuluan
Bahasa Dusun merupakan satu diantara sekian banyak bahasa yang ada di
Kalimantan Timur, khususnya di Kabupaten Paser. Seperti pada komunitas tutur
pada umumnya di Indonesia, komunitas tutur bahasa Dusun berinteraksi secara
terbuka dengan komunitas tutur lainnya, sehingga kontak bahasa tidak dapat
terhindarkan.
Kebertahanan suatu bahasa sangat bergantung pada sikap penutur bahasa itu
sendiri. Studi awal menunjukkan bahwa masyarakat penutur bahasa Dusun
cenderung tidak percaya diri atau bahkan “malu” menggunakan bahasanya
sendiri, sehingga Bahasa pengantar yang popular digunakan adalah Bahasa
Indonesia. Tidak hanya studi awal tersebut, beberapa hasil riset terdahulu juga
memberikan penekanan bahwa kerentanan menuju kepunahan Bahasa-Bahasa di
Kabupaten Paser, khususnya bahasa Dusun disebabkan generasi mudanya yang
tidak lagi pandai menggunakan bahasa daerahnya.
Untuk itu, riset ini menjadi sangat penting sebagai acuan dasar evaluasi dan
pengambilan keputusan mengenai harapan bahasa Dusun di masa mendatang.
Bahasa adalah cerminan budaya, untuk itu vitalitas dan pemertahanan bahasa
Dusun adalah Langkah tepat peguatan identitas kebangsaan, khususnya untuk
Ibu Kota Negara.
3. Pentingnya Penelitian
• Bahasa Dusun adalah salah satu bahasa minor yang ada di Kabupaten Paser Kec. Muara Samu
Desa Tanjung Pinang dengan jumlah penduduk 496 Jiwa. Dalam pemetaan Badan Bahasa
menunjukkan bahwa Bahasa Dusun merupakan bahasa tersendiri, secara dialektometri
menunjukkan persentase perbedaan sekitar 81%--92% dengan bahasa-bahasa di sekitarnya
seperti bahasa Paser, bahasa Bulungan, bahasa Punan Paking.
• Kajian kepustakaan terhadap bahasa Dusun belum tersentuh baik dari peneliti akademik
maupun dari peneliti independent lainnya.
• Alasan lain yang melatarbelakangi riset ini yaitu akan dilakukannya pemindahan ibukota negara
ke provinsi Kalimantar Timur, hal tersebut hampirt pasti akan berdampak bagi komunitas tutur
Bahasa-Bahasa minor yang ada di Kalimantan khususnya di Kabupaten Paser.
4. Penelitian yang Relevan
• Khafifurahman (2021), mengungkap faktor penyebab terancam punahnya Bahasa-Bahasa minor di Kabupaten Paser, di ataranya adalah anak tidak dibiasakan menggunakan Bahasa
daerah
• Prasetyo dkk. (2020) mengungkapkan wujud pemertahanan Bahasa Dayak Kenyah yang dilakukan oleh komunitas tutur Dayak Kenyah Samarinda terdiri atas beberapa faktor, yaitu
faktor keluarga, faktor pergaulan, faktor intensitas komunikasi, faktor kegiatan, dan faktor keinginan dalam penertahanan Bahasa
• Umiyati (2019), meneliti model konseptual pemertahanan Bahasa lokal di Kalimatn Timur sebagai Ibu Kota Negara yang Baru.
• Tujuan penelitianya untuk memaparkan teori managemen P-O-A-C menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, pada objek penelitian ada enam Bahasa lokal meliputi
Melayu Berau, Melayu Banjad, Melayu Kutai Tenggarong, bahasa Tidung, Bahasa Bulungan, dan Bahasa Kutai. Hasilnya bahwa dengan teori P-O-A-C mampu memberi arah yang
terukur dan sistematis.
• P (plening) ‘perencanaan’
• O (Oganising ) ‘tatakKelola’’
• A (Actuating) ‘Tindakan’
• C (controlling) ‘Tindakan control’
• Kajian kepustakaan terhadap Bahasa Dusun di Kabupaten Paser sama sekali belum tersentuh baik oleh peneliti dalam kepentingan akademiknya maupun dari peneliti independent
lainnya.
5. Permasalahan dan Tujuan
Masalah Tujuan
Bagaimanakah kondisi vitalitas Bahasa Dusun di
Kabupaten Paser?
Tim peneliti akan melakukan pengukuran vitalitas Bahasa Dusun dengan
menggunakan alat ukur vitalitas bahasa yang diadaptasi dari UNESCO. Hasil
dari pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan lima katagori vitalitas
bahasa yang dikemukakan oleh Grimes yaitu “sangat kritis”, “sangat
terancam”, “terancam”, “mengalami kemunduruan”, “stabil mantap, namun
berpotensi mengalami kemunduran”, serta “aman”.
Faktor apa sajakah yang memengaruhi pemertahanan
Bahasa Dusun di Kabupaten Paser?
Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pemertahanan bahasa.
Adapun alat ukur pemertahanan bahasa yang digunakan dalam penelitian ini
diadaptasi dari instrumen yang dilegitimasi oleh Badan Bahasa, Kemendikbud.
Upaya apakah yang dilakukan untuk memperkuat
pemertahanan bahasa Dusun di Kabupaten Paser?
Mendeksripsikan potensi situasi lokal yang mendukung pemertahanan bahasa.
Selanjutnya, mengacu pada konsep (teori) , hasil riset terdahulu, serta
pengalaman lapangan juga dirumskan upaya-upaya yang dapat dilakukan
untuk memperkuat pemertahanan bahasa
6. METODE
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian lapangan (Field research) dengan metode campuran
(mixed method). Fokus penelitian ini adalah menguji status vitalitas dan pemertahanan bahasa Dusun yang
lokusya di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur
Pengumpulan data menggunakan teknik survei dan wawancara. Teknik survei menggunakan kuesioner.
Kuesioner dalam penelitian ini terbagi dua, yaitu, 1) kuesioner untuk mengukur vitalitas bahasa Dusun, dan
2) kuesioner untuk mengetahui seberapa kuat pemertahanan bahasa Dusun. Kuesioner yang pertama
digunakan kuesioner yang dikeluarkan oleh UNESCO, sedangkan kuesioner kedua untuk pemetahanan
bahasa digunakan kuesioner yang dilegitimasi oleh Badan Bahasa Kemdikbud.
Sampel penelitian diambil 120 responden yang berasal dari desa Tanjung Pinang
Secara umum data dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik statistik deskriptif dan analisis alur
kualitatif. Analisis statistik menggunakan SPSS 24, sedangkan analisis kualitatifnya menggunakan model
analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles and Huberman (Sugiyono, 2013). Setelah data
dipresentasekan dengan angka, data yang diperoleh akan dideskripsikan, kemudian diinterpretasi faktor-
faktor yang telah disebutkan di atas. Setelah itu temuan dibahas berdasarkan teori, hasil penelitian
sebelumnya, berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dan fakta-fakta yang terjadi di lapangan, untuk
selanjutnya ditarik simpulan untuk menghasilkan analisis yang valid.
7. ACUAN INTERPRETASI SKOR VITALITAS UNESCO
- Sangat kritis berarti hanya sisa sedikit sekali penutur karena
semua berumur 70 tahun ke atas
- Sangat terancam berate semua penutur berumur 40 tahun ke
atas
-Terancam berarti semua penuturnya berusia 20 tahun ke atas
-Mengalami kemunduran berarti Sebagian penutur terdiri atas
anak-anak dan kaum tua
-Kondisi stabil dan mantap, tetapi terancam punah berarti semua
anak-anak dan kaum tua menggunakannya, tetapi jumlah penutur
sedikit
-Aman berarti tidak terancam punah karena Bahasa diharapkan
dipelajari oleh semua anak dan semua orang dalam kelompok
etnis