SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Disusun Oleh :
Kelompok 6
1. Cecep M. Hermawan (9919917008)
2. Muhamad Sartibi (NIM. 9919917019)
3. Lu’luil Maknun (NIM. 9919917017)
 Secara Etimoligi (asal usul kata) : Istilah diglosia ini pertama
kali digunakan dalam bahasa Perancis diglossie yang diserap
dari bahasa Yunani διγλωσσία, 'dwibahasa') oleh bahasawan
Yunani Ioannis Psycharis. Ahli bahasa Arab William
Marçais lalu juga menggunakannya pada tahun 1930 untuk
menuliskan situasi bahasa di dunia Arab.
 Secara istilah (gabungan kata yang dengan cermat
mengungkapkan suatu makna): Diglosia adalah suatu
situasi bahasa di mana terdapat pembagian fungsional atas
variasi-variasi bahasa atau bahasa-bahasa yang ada di
masyarakat. Yang dimaksud ialah bahwa terdapat
perbedaan antara ragam formal atau resmi dan tidak resmi
atau non-formal. Contohnya: di Indonesia terdapat
perbedaan antara bahasa tulis dan bahasa lisan.
1. Menurut (Aslinda, dkk., 2007:26) : Permasalahan mengenai
kedwibahasaan kiranya terasa erat sekali dengan perkembangan
kebahasaan masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia
menggunakan lebih dari satu bahasa, yaitu bahasa ibu mereka (bahasa
daerah) dan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Penggunaan
bahasa daerah disebut juga sebagai penggunaan bahasa pertama,
sementara penggunaan bahasa Indonesia disebut juga sebagai
penggunaan bahasa kedua. Penggunaan bahasa yang seperti itu disebut
sebagai diglosia.
2. Menurut Ferguson (Alwasilah, 1990:136) : menggunakan istilah diglosia
untuk menyatakan keadaan suatu masyarakat di mana terdapat dua
variasi dari satu bahasa yang hidup berdampingan dan masing-masing
mempunyai peranan tertentu. Diglosia ini dijelaskan oleh Ferguson
dengan mengetangahkan sembilan topic, yakni : 1) Fungsi (merupakan
kriteria diglosia yang sangat penting. Menurut Ferguson dalam
masyarakat diglosis terdapat dua variasi dari satu bahasa. Variasi
pertama disebut dialek tinggi (disingkat dialek T atau ragam T), dan yang
kedua disebut dialek rendah (disingkat dialek R atau ragam R), 2)
Prestise, 3) Warisan kesusastraan, 4) Pemerolehan, 5) Standarisasi, 6)
Stabilitas, 7) Gramatika, 8) Leksikon, dan 9) Fonologi .
3) Menurut Fishman dalam Sumarsono (2007:39) : diglosia adalah obyek
sosiolinguistik yang mengacu kepada pendistribusian lebih dari satu
ragam bahasa atau bahasa yang mempunyai tugas-tugas komunikasi
berbeda dalam suatu masyarakat. Fishman mengacu kepada perbedaan
linguistik, bagaimanapun bentuk dan wujudnya, mulai dari perbedaan
gaya dalam satu bahasa sampai kepada penggunaan dua bahasa yang
sangat berbeda. Menurut Fishman, yang penting dalam hal ini adalah
masing-masing ragam itu mempunyai fungsi yang berbeda dan dalam
ranah yang berbeda pula. Dicontohkan Sumarsono (2007:40), di sebuah
kota besar di Indonesia terdapat beberapa suku bangsa dengan bahasa
daerah masing-masing di samping bahasa Indonesia. Menurut
Sumarsono, fungsi bahasa daerah berbeda dengan bahasa Indonesia dan
masing-masing mempunyai ranah yang berbeda pula. Bahasa daerah
membangun suasana kekeluargaan, keakraban, kesantaian, dan dipakai
dalam ranah kerumahtanggaan, ketetanggaan, dan kekariban, sedangkan
bahasa Indonesia membangun suasana formal, resmi, kenasionalan, dan
dipakai misalnya dalam ranah persekolahan (sebagai bahasa pengantar),
ranah kerja (bahasa resmi dalam rapat), dan dalam ranah keagamaan
(khotbah).
3) Pakar sosiologi, Fasold (1984) mengembangkan konsep diglosia ini
menjadi apa yang disebutkan broad diglosia (diglosia luas). Di
dalam konsep broad diglosia perbedaan itu tidak hanya antara
dua bahasa atau dua ragam atau dua dialek secara binern
melainkan bisa lebih dari dua bahasa atau dua dialek itu. Dengan
demikian termasuk juga keadaan masyarakat yang di dalamnya
ada diperbedakan tingkatan fungsi kebahasaan, sehingga
muncullah apa yang disebut Fasold diglosia ganda dalam bentuk
yang disebut double overlapping diglosia, double-nested diglosia, dan
linear polyglosia (Chaer, 2004:98) :
a. Double overlapping diglosia adalah adanya situasi pembedaan
derajat dan fungsi bahasa secara berganda. Misalnya saja dalam
masyarakat Indonesia, pada suatu siuasi, bahasa Indonesia
adalah bahasa T, dan yang menjadi bahasa R-nya adalah bahasa
daerah. Pada situasi lain bahasa Indonesia menjadi bahasa R,
dan bahasa T-nya adalah bahasa Inggris. Jadi, bahasa Indonesia
mempunyai status ganda.
b. Double-nested diglosia adalah keadaan dalam masyarakat
multilingual, di mana terdapat dua bahasa yang diperbedakan, satu
sebagai bahasa T, dan yang lain sebagai bahasa R. Tetapi baik bahasa
R maupun T masing-masing mempunyai ragam atau dialek yang juga
diberi status R atau T. Contohnya, bahasa Jawa dianggap sebagai
bahasa R dan bahasa T-nya adalah bahasa Indonesia. Bahasa Jawa
sebagai bahasa T mempunyai ragam bahasa seperti basa krama yang
diberi status ragam T dan basa ngoko yang berstatus R. Dalam bahasa
Indonesia juga seperti itu, ragam baku dianggap T, dan ragam non-
baku dianggap ragam R.
c. Linear polyglosia adalah situasi kebahasaan yang pembedaan
kederajatannya tidak menggunakan model biner, tetapi berdasarkan
sikap penutur. Misalnya saja, masyarakat Cina di Indonesia.
Berdasarkan sikap orang Cina yang terdidik, bahasa Indonesia
dianggap bahasa T, bahasa Mandarin dianggap bahasa DH (dummy
high) yang berarti walaupun termasuk ragam T, tetapi penggunaanya
terbatas, dan bahasa Daerah termasuk ragam R.
Persoalan-persoalan yang menyangkut diglosia
adalah persoalan dialek yang terdapat dalam
masyarakat tutur, misalnya dalam suatu bahasa
terdapat dua variasi bahasa yang masing-masing
ragamnya mempunyai peranan dan fungsi
tertentu. Penggunaan ragam-ragam variasi
tersebut bergantung kepada situasi.
Masyarakat bilingual dan diglosis yaitu masyarakat yang
menguasai dua bahasa atau lebih yang digunakan secara
bergantian, namun masing-masing bahasa mempunyai
peranannya masing-masing. Contohnya masyarakat Indonesia
dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa
daerah sebagai bahasa intrakelompok. Seperti dalam data di
bawah ini.
 Sabar, pertanyaan Panjenengan pasti terjawab semua!
(Dalam kalimat tersebut penutur mengetahui ragam dan
fungsinya dengan baik. Kata panjenengan termasuk ragam
bahasa Jawa T dan digunakan untuk menghormati orang
yang lebih tua maupun yang lebih tinggi kedudukannya.
Contoh lain misalnya, seorang artis yang sedang melakukan
wawancara, sering menggunakan bilingualisme dan juga
diglosia. Faktor diglosia lebih pada hal prestise.)
• Saya berencana akan go international tahun ini (Go
international menunjukkan prestise seorang artis yang
menganggap bahwa bahasa Inggris adalah bahasa T, dan
bahasa Indonesia adalah bahasa R-nya. Selain contoh di atas,
orang Madura yang berkomunikasi dengan orang Jawa sering
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa dengan
menggunakan logat Madura. Seperti pada data berikut).
• Sampeyan mau beli sate berapa tusuk? (Kata sampeyan dalam
bahasa Madura dan bahasa Jawa fungsinya sama, yaitu untuk
komunikasi dengan orang yang tidak dikenal, maupun orang
yang lebih muda tetapi tetap disegani. Hal ini sudah termasuk
pada diglosia, dan untuk mendukung ke-diglosia-nya ini,
penutur mengucapkan tuturan tersebut dengan logat Madura.
Selanjutnya penutur menggunakan bahasa Indonesia yang
menunjukkan ke-bilingual-nya)
Anak merupakan pribadi yang unik dan menarik.
Mereka memiliki sisi-sisi perkembangan emosi, intelektual,
dan linguistik yang sangat luar biasa. Perkembangan
tersebut terus tumbuh dengan pesatnya ketika usia balita,
karena pada masa-masa ini sebenarnya otak anak sudah
tumbuh 80% dari otak orang dewasa. Oleh karena itu
mereka butuh perlakuan khusus karena sisi emosional dan
psikologis mereka tidaklah sama dengan orang dewasa.
Perbedaan sisi emosional dan juga psikologis inilah yang
juga membedakannya dalam proses pembelajaran.
Sehingga tidaklah bijak bagi orang tua dan guru
memperlakukan anak-anak sama dengan memperlakukan
orang dewasa ketika proses belajar, sebab anak-anak
memiliki karakteristik yang berbeda.
Demikian juga dalam pembelajaran bahasa (khususnya
bahasa kedua), anak-anak perlu mendapatkan perlakuan
khusus. Artinya dari sisi kurikulum, materi ajar, dan juga
metode yang digunakan harus berorientasi pada kondisi
emosional dan psikologis anak. Orang tua dan juga guru di
sekolah seyogianya memperhatikan metode-metode
pembelajaran bahasa pada anak secara menyeluruh dengan
memerhatikan berbagai aspek tersebut, Sehingga anak-anak
merasa nyaman dan senang dalam belajar bahasa. “Senang” dan
“nyaman” merupakan kata kunci dalam proses pembelajaran
bahasa untuk anak. Jadi dalam proses pembelajaran tersebut
anak haruslah merasa senang dengan materi ajar yang
disampaikan oleh guru maupun orang tua, dan kunci
kesenangan tersebut terletak pada metode ajar yang digunakan
oleh guru dan orang tua. Sebab dengan kondisi belajar yang
menyenangkan, secara otomatis anak-anak akan merasa nyaman
dalam proses pembelajaran bahasa.
Dengan demikian, guru maupun orang tua
perlu untuk memberikan situasi dan kondisi yang
menyenangkan dan senyaman mungkin ketika
proses pembelajaran. Kondisi dan situasi yang
menyenangkan bisa diciptakan melalui penataan
ruang dan juga alat-alat peraga, serta metode
yang digunakan. Oleh karena itu persiapan
sebelum mengajar bagi guru sangat penting,
karena hal ini akan memberikan guidline atau rel
dalam proses pembelajaran bahasa kedua.
1. Mereka cenderung belajar secara tidak langsung.
Mereka lebih menyukai belajar dari lingkungan
sekitar, daripada harus fokus pada topik yang
diajarkan di kelas, oleh karena itu lingkungan
belajar harus mendukung proses pembelajaran
bahasa kedua/ Indonesia.
2. Mereka memahami sebuah materi bukan semata-
mata dari penjelasan yang diberikan oleh gurunya,
tetapi dari apa yang mereka lihat dan mereka
dengar. Karena itu alat peraga sangat diperlukan
untuk mendorong proses pemahaman mereka.
3. Umumnya mereka memiliki semangat yang luar biasa
dalam mengenal hal-hal yang baru dan juga memiliki
rasa keingintahuan yang besar. Guru yang baik harus
mampu melayani rasa antusias dan keingintahuan
murid-murid dengan baik, melalui seperangkat
kegiatan.
4. Mereka membutuhkan perhatian secara individu dan
juga pendekatan secara personal. Oleh sebab itu, guru
harus mengenal karakter murid-muridnya dengan
baik.
5. Mereka biasanya menyukai topik yang berkaitan
dengan dunia mereka. Guru harus meresponnya
dengan memberikan topik yang sesuai dengan alam
kehidupan mereka, misalnya cerita bergambar.
6. Mereka gampang bosan, rata-rata konsentrasinya
hanya sekitar 10 menit. Sehingga guru harus
mengubah teknik pengajaran setiap 10 menit.
7. Mereka mampu memahami makna kata, meskipun
mereka tidak mengerti terjemahannya.
8. Oleh sebab itu kegiatan-kegitan yang sesuai untuk
mereka, antara lain adalah menemukan sesuatu
(finding something), kegiatan yang imajinatif,
puzzle, membuat sesuatu, menggambar,
mewarnai, games yang melibatkan gerakan fisik,
dan juga lagu-lagu berbahasa Indonesia.

More Related Content

What's hot

Chapter 4 Languages in Contact: Multilingual Societies and Multilingual Disco...
Chapter 4 Languages in Contact: Multilingual Societies and Multilingual Disco...Chapter 4 Languages in Contact: Multilingual Societies and Multilingual Disco...
Chapter 4 Languages in Contact: Multilingual Societies and Multilingual Disco...أحمد يوسف
 
Kelompok 6 semprag (cooperation and implicature)
Kelompok 6 semprag (cooperation and implicature)Kelompok 6 semprag (cooperation and implicature)
Kelompok 6 semprag (cooperation and implicature)donawidiya
 
Ch. 8 ethnicity and social networks
Ch. 8 ethnicity and social networksCh. 8 ethnicity and social networks
Ch. 8 ethnicity and social networksadeyun467
 
RAGAM BAHASA INDONESIA
RAGAM BAHASA INDONESIARAGAM BAHASA INDONESIA
RAGAM BAHASA INDONESIAZUKI SUDIANA
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaAhyaniyani
 
#language contact and language choice
#language contact and language choice #language contact and language choice
#language contact and language choice Ayman Batool
 
Sintaksis bahasa indonesia
Sintaksis bahasa indonesiaSintaksis bahasa indonesia
Sintaksis bahasa indonesiaImam Suwandi
 
Presentation generative-transformational grammar
Presentation generative-transformational grammar Presentation generative-transformational grammar
Presentation generative-transformational grammar Nailun Naja
 
Sociolinguistic - Linguistic Varieties and Multilingual Nations
Sociolinguistic - Linguistic Varieties and Multilingual Nations Sociolinguistic - Linguistic Varieties and Multilingual Nations
Sociolinguistic - Linguistic Varieties and Multilingual Nations Swadaya Gunung Jati University
 
Optimality theory.pptx
Optimality theory.pptxOptimality theory.pptx
Optimality theory.pptxamjadnaasir
 
Pengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umumPengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umumDidikparavisi
 
Research report traditional grammar vs functional grammar and teaching of gr...
Research report traditional grammar vs functional grammar and teaching of  gr...Research report traditional grammar vs functional grammar and teaching of  gr...
Research report traditional grammar vs functional grammar and teaching of gr...Rai Shoaib Ali
 
Meeting 11 social networks and communities of practice
Meeting 11 social networks and communities of practiceMeeting 11 social networks and communities of practice
Meeting 11 social networks and communities of practiceSchool
 

What's hot (20)

How children learn language
How children learn languageHow children learn language
How children learn language
 
Chapter 4 Languages in Contact: Multilingual Societies and Multilingual Disco...
Chapter 4 Languages in Contact: Multilingual Societies and Multilingual Disco...Chapter 4 Languages in Contact: Multilingual Societies and Multilingual Disco...
Chapter 4 Languages in Contact: Multilingual Societies and Multilingual Disco...
 
Kelompok 6 semprag (cooperation and implicature)
Kelompok 6 semprag (cooperation and implicature)Kelompok 6 semprag (cooperation and implicature)
Kelompok 6 semprag (cooperation and implicature)
 
Parentese and Baby Talk
Parentese and Baby TalkParentese and Baby Talk
Parentese and Baby Talk
 
Pragmatics
PragmaticsPragmatics
Pragmatics
 
Ch. 8 ethnicity and social networks
Ch. 8 ethnicity and social networksCh. 8 ethnicity and social networks
Ch. 8 ethnicity and social networks
 
RAGAM BAHASA INDONESIA
RAGAM BAHASA INDONESIARAGAM BAHASA INDONESIA
RAGAM BAHASA INDONESIA
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
#language contact and language choice
#language contact and language choice #language contact and language choice
#language contact and language choice
 
Code mixing
Code mixingCode mixing
Code mixing
 
Sintaksis bahasa indonesia
Sintaksis bahasa indonesiaSintaksis bahasa indonesia
Sintaksis bahasa indonesia
 
Polysemi
PolysemiPolysemi
Polysemi
 
Semantics
SemanticsSemantics
Semantics
 
Presentation generative-transformational grammar
Presentation generative-transformational grammar Presentation generative-transformational grammar
Presentation generative-transformational grammar
 
Sociolinguistic - Linguistic Varieties and Multilingual Nations
Sociolinguistic - Linguistic Varieties and Multilingual Nations Sociolinguistic - Linguistic Varieties and Multilingual Nations
Sociolinguistic - Linguistic Varieties and Multilingual Nations
 
Lecture 2
Lecture 2Lecture 2
Lecture 2
 
Optimality theory.pptx
Optimality theory.pptxOptimality theory.pptx
Optimality theory.pptx
 
Pengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umumPengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umum
 
Research report traditional grammar vs functional grammar and teaching of gr...
Research report traditional grammar vs functional grammar and teaching of  gr...Research report traditional grammar vs functional grammar and teaching of  gr...
Research report traditional grammar vs functional grammar and teaching of gr...
 
Meeting 11 social networks and communities of practice
Meeting 11 social networks and communities of practiceMeeting 11 social networks and communities of practice
Meeting 11 social networks and communities of practice
 

Similar to Pembelajaran Bahasa Anak

Arti dan ragam bahasa
Arti dan ragam bahasaArti dan ragam bahasa
Arti dan ragam bahasaMaulana Arief
 
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...Rina Fadhali
 
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asingMakalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asingSantos Tos
 
Fungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasional
Fungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasionalFungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasional
Fungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasionalFathimah Aulia
 
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)roviantoelieser
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluanmudanp.com
 
KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...
KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...
KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...rachelianto
 
Fungsi bahasa ragam bahasa dan bahasa yang baik dan benar
Fungsi bahasa ragam bahasa dan bahasa yang baik dan benarFungsi bahasa ragam bahasa dan bahasa yang baik dan benar
Fungsi bahasa ragam bahasa dan bahasa yang baik dan benarAMAR MAHARDIKA
 
Sindy zulfa m
Sindy zulfa mSindy zulfa m
Sindy zulfa mtaufiq99
 
UTS-KELOMPOK-3-RAGAM-BAHASA.pptx
UTS-KELOMPOK-3-RAGAM-BAHASA.pptxUTS-KELOMPOK-3-RAGAM-BAHASA.pptx
UTS-KELOMPOK-3-RAGAM-BAHASA.pptxWikariaLahagu1
 
52462393 makalah-bahasa-gaul
52462393 makalah-bahasa-gaul52462393 makalah-bahasa-gaul
52462393 makalah-bahasa-gaulKatarina Yuliana
 
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....Zukét Printing
 
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdf
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdfKeadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdf
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdfZukét Printing
 
Variasi bahasa, bahasa isyarat
Variasi bahasa, bahasa isyaratVariasi bahasa, bahasa isyarat
Variasi bahasa, bahasa isyaratWatak Bulat
 

Similar to Pembelajaran Bahasa Anak (20)

Ppt b.ind kel 1
Ppt b.ind kel 1Ppt b.ind kel 1
Ppt b.ind kel 1
 
Disain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian KebahasaanDisain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian Kebahasaan
 
Arti dan ragam bahasa
Arti dan ragam bahasaArti dan ragam bahasa
Arti dan ragam bahasa
 
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
 
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asingMakalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
 
Fungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasional
Fungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasionalFungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasional
Fungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasional
 
Materi Bahasa Indonesia semester 5
Materi Bahasa Indonesia semester 5Materi Bahasa Indonesia semester 5
Materi Bahasa Indonesia semester 5
 
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...
KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...
KELAS KATA VERBA BAHASA BUGIS PARIT HARUNA DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP...
 
Fungsi bahasa ragam bahasa dan bahasa yang baik dan benar
Fungsi bahasa ragam bahasa dan bahasa yang baik dan benarFungsi bahasa ragam bahasa dan bahasa yang baik dan benar
Fungsi bahasa ragam bahasa dan bahasa yang baik dan benar
 
Sindy zulfa m
Sindy zulfa mSindy zulfa m
Sindy zulfa m
 
UTS-KELOMPOK-3-RAGAM-BAHASA.pptx
UTS-KELOMPOK-3-RAGAM-BAHASA.pptxUTS-KELOMPOK-3-RAGAM-BAHASA.pptx
UTS-KELOMPOK-3-RAGAM-BAHASA.pptx
 
Ragam Bahasa Indonesia
Ragam Bahasa IndonesiaRagam Bahasa Indonesia
Ragam Bahasa Indonesia
 
Bm forum 1
Bm forum 1Bm forum 1
Bm forum 1
 
52462393 makalah-bahasa-gaul
52462393 makalah-bahasa-gaul52462393 makalah-bahasa-gaul
52462393 makalah-bahasa-gaul
 
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar....
 
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdf
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdfKeadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdf
Keadaan dan Perkembangan Sosiolinguistik di Indonesia dan Lingkungan Sekitar.pdf
 
Variasi bahasa, bahasa isyarat
Variasi bahasa, bahasa isyaratVariasi bahasa, bahasa isyarat
Variasi bahasa, bahasa isyarat
 
Makalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa munaMakalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa muna
 

Recently uploaded

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 

Recently uploaded (20)

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 

Pembelajaran Bahasa Anak

  • 1. Disusun Oleh : Kelompok 6 1. Cecep M. Hermawan (9919917008) 2. Muhamad Sartibi (NIM. 9919917019) 3. Lu’luil Maknun (NIM. 9919917017)
  • 2.  Secara Etimoligi (asal usul kata) : Istilah diglosia ini pertama kali digunakan dalam bahasa Perancis diglossie yang diserap dari bahasa Yunani διγλωσσία, 'dwibahasa') oleh bahasawan Yunani Ioannis Psycharis. Ahli bahasa Arab William Marçais lalu juga menggunakannya pada tahun 1930 untuk menuliskan situasi bahasa di dunia Arab.  Secara istilah (gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu makna): Diglosia adalah suatu situasi bahasa di mana terdapat pembagian fungsional atas variasi-variasi bahasa atau bahasa-bahasa yang ada di masyarakat. Yang dimaksud ialah bahwa terdapat perbedaan antara ragam formal atau resmi dan tidak resmi atau non-formal. Contohnya: di Indonesia terdapat perbedaan antara bahasa tulis dan bahasa lisan.
  • 3. 1. Menurut (Aslinda, dkk., 2007:26) : Permasalahan mengenai kedwibahasaan kiranya terasa erat sekali dengan perkembangan kebahasaan masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia menggunakan lebih dari satu bahasa, yaitu bahasa ibu mereka (bahasa daerah) dan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Penggunaan bahasa daerah disebut juga sebagai penggunaan bahasa pertama, sementara penggunaan bahasa Indonesia disebut juga sebagai penggunaan bahasa kedua. Penggunaan bahasa yang seperti itu disebut sebagai diglosia. 2. Menurut Ferguson (Alwasilah, 1990:136) : menggunakan istilah diglosia untuk menyatakan keadaan suatu masyarakat di mana terdapat dua variasi dari satu bahasa yang hidup berdampingan dan masing-masing mempunyai peranan tertentu. Diglosia ini dijelaskan oleh Ferguson dengan mengetangahkan sembilan topic, yakni : 1) Fungsi (merupakan kriteria diglosia yang sangat penting. Menurut Ferguson dalam masyarakat diglosis terdapat dua variasi dari satu bahasa. Variasi pertama disebut dialek tinggi (disingkat dialek T atau ragam T), dan yang kedua disebut dialek rendah (disingkat dialek R atau ragam R), 2) Prestise, 3) Warisan kesusastraan, 4) Pemerolehan, 5) Standarisasi, 6) Stabilitas, 7) Gramatika, 8) Leksikon, dan 9) Fonologi .
  • 4. 3) Menurut Fishman dalam Sumarsono (2007:39) : diglosia adalah obyek sosiolinguistik yang mengacu kepada pendistribusian lebih dari satu ragam bahasa atau bahasa yang mempunyai tugas-tugas komunikasi berbeda dalam suatu masyarakat. Fishman mengacu kepada perbedaan linguistik, bagaimanapun bentuk dan wujudnya, mulai dari perbedaan gaya dalam satu bahasa sampai kepada penggunaan dua bahasa yang sangat berbeda. Menurut Fishman, yang penting dalam hal ini adalah masing-masing ragam itu mempunyai fungsi yang berbeda dan dalam ranah yang berbeda pula. Dicontohkan Sumarsono (2007:40), di sebuah kota besar di Indonesia terdapat beberapa suku bangsa dengan bahasa daerah masing-masing di samping bahasa Indonesia. Menurut Sumarsono, fungsi bahasa daerah berbeda dengan bahasa Indonesia dan masing-masing mempunyai ranah yang berbeda pula. Bahasa daerah membangun suasana kekeluargaan, keakraban, kesantaian, dan dipakai dalam ranah kerumahtanggaan, ketetanggaan, dan kekariban, sedangkan bahasa Indonesia membangun suasana formal, resmi, kenasionalan, dan dipakai misalnya dalam ranah persekolahan (sebagai bahasa pengantar), ranah kerja (bahasa resmi dalam rapat), dan dalam ranah keagamaan (khotbah).
  • 5. 3) Pakar sosiologi, Fasold (1984) mengembangkan konsep diglosia ini menjadi apa yang disebutkan broad diglosia (diglosia luas). Di dalam konsep broad diglosia perbedaan itu tidak hanya antara dua bahasa atau dua ragam atau dua dialek secara binern melainkan bisa lebih dari dua bahasa atau dua dialek itu. Dengan demikian termasuk juga keadaan masyarakat yang di dalamnya ada diperbedakan tingkatan fungsi kebahasaan, sehingga muncullah apa yang disebut Fasold diglosia ganda dalam bentuk yang disebut double overlapping diglosia, double-nested diglosia, dan linear polyglosia (Chaer, 2004:98) : a. Double overlapping diglosia adalah adanya situasi pembedaan derajat dan fungsi bahasa secara berganda. Misalnya saja dalam masyarakat Indonesia, pada suatu siuasi, bahasa Indonesia adalah bahasa T, dan yang menjadi bahasa R-nya adalah bahasa daerah. Pada situasi lain bahasa Indonesia menjadi bahasa R, dan bahasa T-nya adalah bahasa Inggris. Jadi, bahasa Indonesia mempunyai status ganda.
  • 6. b. Double-nested diglosia adalah keadaan dalam masyarakat multilingual, di mana terdapat dua bahasa yang diperbedakan, satu sebagai bahasa T, dan yang lain sebagai bahasa R. Tetapi baik bahasa R maupun T masing-masing mempunyai ragam atau dialek yang juga diberi status R atau T. Contohnya, bahasa Jawa dianggap sebagai bahasa R dan bahasa T-nya adalah bahasa Indonesia. Bahasa Jawa sebagai bahasa T mempunyai ragam bahasa seperti basa krama yang diberi status ragam T dan basa ngoko yang berstatus R. Dalam bahasa Indonesia juga seperti itu, ragam baku dianggap T, dan ragam non- baku dianggap ragam R. c. Linear polyglosia adalah situasi kebahasaan yang pembedaan kederajatannya tidak menggunakan model biner, tetapi berdasarkan sikap penutur. Misalnya saja, masyarakat Cina di Indonesia. Berdasarkan sikap orang Cina yang terdidik, bahasa Indonesia dianggap bahasa T, bahasa Mandarin dianggap bahasa DH (dummy high) yang berarti walaupun termasuk ragam T, tetapi penggunaanya terbatas, dan bahasa Daerah termasuk ragam R.
  • 7. Persoalan-persoalan yang menyangkut diglosia adalah persoalan dialek yang terdapat dalam masyarakat tutur, misalnya dalam suatu bahasa terdapat dua variasi bahasa yang masing-masing ragamnya mempunyai peranan dan fungsi tertentu. Penggunaan ragam-ragam variasi tersebut bergantung kepada situasi.
  • 8. Masyarakat bilingual dan diglosis yaitu masyarakat yang menguasai dua bahasa atau lebih yang digunakan secara bergantian, namun masing-masing bahasa mempunyai peranannya masing-masing. Contohnya masyarakat Indonesia dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa daerah sebagai bahasa intrakelompok. Seperti dalam data di bawah ini.  Sabar, pertanyaan Panjenengan pasti terjawab semua! (Dalam kalimat tersebut penutur mengetahui ragam dan fungsinya dengan baik. Kata panjenengan termasuk ragam bahasa Jawa T dan digunakan untuk menghormati orang yang lebih tua maupun yang lebih tinggi kedudukannya. Contoh lain misalnya, seorang artis yang sedang melakukan wawancara, sering menggunakan bilingualisme dan juga diglosia. Faktor diglosia lebih pada hal prestise.)
  • 9. • Saya berencana akan go international tahun ini (Go international menunjukkan prestise seorang artis yang menganggap bahwa bahasa Inggris adalah bahasa T, dan bahasa Indonesia adalah bahasa R-nya. Selain contoh di atas, orang Madura yang berkomunikasi dengan orang Jawa sering menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa dengan menggunakan logat Madura. Seperti pada data berikut). • Sampeyan mau beli sate berapa tusuk? (Kata sampeyan dalam bahasa Madura dan bahasa Jawa fungsinya sama, yaitu untuk komunikasi dengan orang yang tidak dikenal, maupun orang yang lebih muda tetapi tetap disegani. Hal ini sudah termasuk pada diglosia, dan untuk mendukung ke-diglosia-nya ini, penutur mengucapkan tuturan tersebut dengan logat Madura. Selanjutnya penutur menggunakan bahasa Indonesia yang menunjukkan ke-bilingual-nya)
  • 10. Anak merupakan pribadi yang unik dan menarik. Mereka memiliki sisi-sisi perkembangan emosi, intelektual, dan linguistik yang sangat luar biasa. Perkembangan tersebut terus tumbuh dengan pesatnya ketika usia balita, karena pada masa-masa ini sebenarnya otak anak sudah tumbuh 80% dari otak orang dewasa. Oleh karena itu mereka butuh perlakuan khusus karena sisi emosional dan psikologis mereka tidaklah sama dengan orang dewasa. Perbedaan sisi emosional dan juga psikologis inilah yang juga membedakannya dalam proses pembelajaran. Sehingga tidaklah bijak bagi orang tua dan guru memperlakukan anak-anak sama dengan memperlakukan orang dewasa ketika proses belajar, sebab anak-anak memiliki karakteristik yang berbeda.
  • 11. Demikian juga dalam pembelajaran bahasa (khususnya bahasa kedua), anak-anak perlu mendapatkan perlakuan khusus. Artinya dari sisi kurikulum, materi ajar, dan juga metode yang digunakan harus berorientasi pada kondisi emosional dan psikologis anak. Orang tua dan juga guru di sekolah seyogianya memperhatikan metode-metode pembelajaran bahasa pada anak secara menyeluruh dengan memerhatikan berbagai aspek tersebut, Sehingga anak-anak merasa nyaman dan senang dalam belajar bahasa. “Senang” dan “nyaman” merupakan kata kunci dalam proses pembelajaran bahasa untuk anak. Jadi dalam proses pembelajaran tersebut anak haruslah merasa senang dengan materi ajar yang disampaikan oleh guru maupun orang tua, dan kunci kesenangan tersebut terletak pada metode ajar yang digunakan oleh guru dan orang tua. Sebab dengan kondisi belajar yang menyenangkan, secara otomatis anak-anak akan merasa nyaman dalam proses pembelajaran bahasa.
  • 12. Dengan demikian, guru maupun orang tua perlu untuk memberikan situasi dan kondisi yang menyenangkan dan senyaman mungkin ketika proses pembelajaran. Kondisi dan situasi yang menyenangkan bisa diciptakan melalui penataan ruang dan juga alat-alat peraga, serta metode yang digunakan. Oleh karena itu persiapan sebelum mengajar bagi guru sangat penting, karena hal ini akan memberikan guidline atau rel dalam proses pembelajaran bahasa kedua.
  • 13. 1. Mereka cenderung belajar secara tidak langsung. Mereka lebih menyukai belajar dari lingkungan sekitar, daripada harus fokus pada topik yang diajarkan di kelas, oleh karena itu lingkungan belajar harus mendukung proses pembelajaran bahasa kedua/ Indonesia. 2. Mereka memahami sebuah materi bukan semata- mata dari penjelasan yang diberikan oleh gurunya, tetapi dari apa yang mereka lihat dan mereka dengar. Karena itu alat peraga sangat diperlukan untuk mendorong proses pemahaman mereka.
  • 14. 3. Umumnya mereka memiliki semangat yang luar biasa dalam mengenal hal-hal yang baru dan juga memiliki rasa keingintahuan yang besar. Guru yang baik harus mampu melayani rasa antusias dan keingintahuan murid-murid dengan baik, melalui seperangkat kegiatan. 4. Mereka membutuhkan perhatian secara individu dan juga pendekatan secara personal. Oleh sebab itu, guru harus mengenal karakter murid-muridnya dengan baik. 5. Mereka biasanya menyukai topik yang berkaitan dengan dunia mereka. Guru harus meresponnya dengan memberikan topik yang sesuai dengan alam kehidupan mereka, misalnya cerita bergambar.
  • 15. 6. Mereka gampang bosan, rata-rata konsentrasinya hanya sekitar 10 menit. Sehingga guru harus mengubah teknik pengajaran setiap 10 menit. 7. Mereka mampu memahami makna kata, meskipun mereka tidak mengerti terjemahannya. 8. Oleh sebab itu kegiatan-kegitan yang sesuai untuk mereka, antara lain adalah menemukan sesuatu (finding something), kegiatan yang imajinatif, puzzle, membuat sesuatu, menggambar, mewarnai, games yang melibatkan gerakan fisik, dan juga lagu-lagu berbahasa Indonesia.