Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang bentuk-bentuk penggunaan bahasa alay yang marak di jejaring sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter, seperti penghilangan, penambahan, dan penanggalan huruf vokal dan konsonan pada kata-kata.
2. Penelitian ini menemukan berbagai contoh kata baku yang diubah menjadi bahasa alay di jejaring sosial beserta sumber datanya.
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Bahasa Alay Jejaring
1. 1
PENGGUNAAN BAHASA ALAY DALAM JEJARING SOSIAL
Yulia Dwi Rahmawati
Prodi Ekonomi syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya
yuliadwirahmawati607@gmail.com
Abstract
Language is part of the culture of the Indonesian nation, and language is a cultural
developer as we know it today. Language also acts as a tool for social interaction as well
as a tool for social adaptation. Therefore, this research was conducted to: 1) find out the
forms of using Alay language in social networks, 2) know the process of forming Alay
Language, and 3) determine the impact of using Alay Language on Indonesian language
that is good and right. The type of this research is general sociolinguistic and linguistic
research. The method used in this research is descriptive method. The data in this study
are sentences or words contained in social networks and journals about the use of Alay
Language. Sources of data used come from various social networks, such as Facebook,
Twitter, and Instagram.
Keywords: Alay language, Indonesian Language, social networks
Abstrak
Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia, dan bahasalah yang
menjadi pengembang kebudayaan sebagaimana kita ketahui sekarang. Bahasa juga
berperan sebagai alat untuk berinteraksi sosial sekaligus alat adaptasi sosial. Oleh karena
itu, penelitian ini dilakukan untuk : 1) mengetahui bentuk penggunaan bahasa alay di
jejaring sosial, 2) mengetahui proses pembentukan Bahasa Alay, dan 3) mengetahui
dampak penggunaan bahasa alay terhadap Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Adapun
jenis penelitian ini adalah jenis penelitian sosiolinguistik dan linguistik umum. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data dalam penelitian ini
berupa kalimat atau kata-kata yang terdapat dalam jejaring sosial dan jurnal-jurnal
tentang penggunaan Bahasa Alay. Sumber data yang digunakan berasal dari macam-
macam jejaring sosial, seperti facebook, twitter, dan instagram.
Kata Kunci: Bahasa Alay, Bahasa Indonesia, jejaring sosial
2. 2
1. Pendahuluan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi di dalam
masyarakat. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat disampaikan secara lisan
maupun tulisan. Dalam bentuk komunikasi lisan tampak digunakan ketika berbicara.
Seseorang yang memiliki kemampuan berbicara yang baik akan lebih mudah
menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain, sehingga dapat diterima dengan
baik oleh orang yang mendengar ataupun yang diajak berbicara. Demikian pula
dengan komunikasi tertulis. Seseorang yang memiliki kemampuan menulis akan
lebih mudah menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain melalui media tulis,
sehingga dapat mudah dipahami oleh pembaca.
Dalam penyempurnaan Bahasa, Bahasa Indonesia selalu disempurnakan setiap
delapan tahun sekali. Namun , di Indonesia sepertinya sedang terjadi maraknya
pemakaian Bahasa Alay oleh remaja yang akan menjadi generasi penerus bangsa
Indonesia. Bahasa Alay banyak digemari anak usia SLTP dan SLTA bahkan anak
usia SD. Mereka sering mencampuradukkan antara huruf, gambar, dan simbol dalam
mengungkapkan ekspresi mereka di jejaring sosial. Setyawati juga mengatakan
bahwa kebiasaan penggunaan bahasa alay telah mengancam eksistensi bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan, sehingga dappat dikatakan bahwa bahasa alay
merupakan sinyal ancaman yang cukup serius terhadap bahasa Indonesa. 1
Sementara itu, Meyke ( 2013, hlm. 18 ) menyampaikan bahwa bahasa alay sebagai
bahasa gaul yakni jenis bahasa, sebuah istilah yang merujuk pada sebuah fenomena
perilaku remaja di Indonesia. “Alay” merupakan singkatan dari “anak layangan atau
anak lebay” istilah ini merupakan atau menggambarkan gaya hidup norak atau
kampungan. Selain itu alay merujuk pada gaya yang berlebihan dalam menarik
perhatian orang lain melalui bahasa.
(Nuryastini, Nurdian, & Wikanengsih, 2018) Seseorang yang dikategorikan alay
umumnya memiliki perilaku unik dalam hal bahasa, biasanya bahasa Alay hanya
merujuk pada kesenangan remaja, atau menyingkat secara berlebihan dalam gaya
bicara, mereka berbicara dengan intonasi dan gaya yang berlebihan.
Menurut Meirinai (2014: 371), Kosakata bahasa gaul di Indonesia diambil dari
kosakata bahasa yang hidup di lingkungan kelompok remaja tertentu. Pembentukan
kata dan maknanya sangat beragam dan bergantung pada kreativitas pemakainya.
Bahasa gaul berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain
itu, dengan menggunakan bahasa gaul, mereka ingin menyatakan diri sebagai
anggota kelompok masyarakat yang berbeda dari kelompok masyarakat yang lain.
Kehadiran bahasa gaul itu dapat dianggap wajar karena sesuai dengan tuntutan
perkembangan nurani anak usia remaja. Masa hidupnya terbatas sesuai dengan
perkembangan usia remaja. Selain itu, pemakaiannya pun terbatas pula di kalangan
remaja kelompok usia tertentu dan bersifat tidak resmi. Jika berada di luar lingkungan
kelompoknya, bahasa yang digunakannya beralih ke bahasa lain yang berlaku secara
umum di lingkungan masyarakat tempat mereka berada.
1
Arum Putri Rahayu, ‘Arum Putri Rahayu – Bahasa Indonesia Dalam Pendidikan’, JURNAL PARADIGMA
Volume 2, Nomor 1, November 2015: ISSN 2406-9787, 2015.
3. 3
Dalam penelitiannya, Fadhilah (2010) menemukan bahwa pengguna bahasa alay
didominasi wanita usia remaja. Hal ini mengindikasikan adanya keinginan untuk
menjadi berbeda dan eksis, sehingga mereka cenderung menggunakan bahasa alay
untuk mendapat perhatian dari lingkungannya. Penggunaan bahasa alay juga dipicu
oleh perkembangan teknologi yang cukup pesat seperti saat ini. Perkembangan
teknologi memudahkan generasi muda seperti mahasiswa untuk bersosialisasi.
Internet, situs jejaring sosial, dan teknologi pesan singkat sebagai sarana komunikasi
yang dapat dengan mudah diakses dan banyak ditemukan penggunaan bahasa alay.
Bahasa alay termasuk dalam golongan variasi bahasa yang rendah, karena digunakan
dalam situasi yang tidak formal seperti banyak digunakan dalam jejaring sosial.
Bahasa alay ini sebenarnya jika dibiarkan terus-menerus maka akan merusak
penggunaan bahasa Indonesia yang baku. Meskipun, penggunaan bahasa alay
tersebut hanya digunakan pada saat situasi tidak formal saja, saat di situasi formal
pengguna bahasa alay ini masih menggunakan bahasa Indonesia sebagaimana
mestinya. Akan tetapi, jika dibiarkan terus-menerus maka akan menjadi sebuah
“kebiasaan” menggunakan bahasa yang tidak baku, dan akan berdampak pada
berkurangnya penggunaan bahasa Indonesia yang baku. Hal ini yang akan membuat
ketidakpekaan dengan kesalahan-kesalahan bahasa yang sering ditemui dalam
kehidupan sehari-hari.
Seperti disampaikan Indrayati (Pranowo, 2014, hlm. 126) penggunaan bahasa
remaja merusak tatanan kaedah bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai bahasa
persatuan. Hal ini disebabkan bahasa remaja tidak mengindahkan kaedah bahasa
Indonesia. Gibran (2013, hlm. 12) dalam penelitiannya menemukan bahwa
pemakaian bahasa alay berpengaruh terhadap pola fikir (mindset) sipemakai,
menurutnya, para pemakai bahasa alay tersebut hanya berfikir bagaimana agar
mereka tidak dikatakan ketinggalan zaman atau anak kuper (kurang pergaulan).
Karena itulah, penulis tertarik meneliti bahasa alay yang semakin marak di jejaring
sosial seperti di facebook, instagram, dan twitter yang akan membuat para pengguna
bahasa alay semakin melupakan Ejaan Yang Disempurnakan.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut
(Sugiyono, 2015, hlm. 62) deskriptif adalah metode yang secara hakikatnya
didasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang memang secara empiris dalam
penurunanya. Sedangkan (Moleong, 2017, hlm. 5) mengungkapkan definisi
penelitian kualitatif adalah pendekatan yang berkaitan dengan data yang tidak berupa
angka-angka tetapi berupaya kualitas bentuk-bentuk variabel yang berwujud tuturan
sebagai data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis dan lisan tentang sifat-sifat
individu, keadaan, gejala, dari kelompok tertentu yang diamati.
Dalam proses penelitian penggunaan bahasa alay dalam jejaring sosial ini
menggunakan metode simak karena peneliti ingin memperoleh data dilakukan
dengan menyimak penggunaan bahasa alay dalam jejaring sosial. Peneliti menyimak
di jejaring sosial menggunakan handphone dan laptop. Setelah menyimak
penggunaan bahasa alay dalam jejaring sosial, peneliti melakukan teknik catat.
4. 4
Peneliti mencatat bahasa-bahasa alay yang terdapat dalam jejaring sosial. Setelah
mencatat peneliti melakukan sinkronisasi data ke dalam internet dan barulah
dilakukannya pemasukan data-data ke dalam teori.
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik analisis isi (content
analysis). Data di analisis dengan data yang ada di internet, lalu menganalisis sesuai
teori yang ada. Menurut Ismawati (2012: 64), content analysis digunakan untuk
meneliti studi-studi tentang pers dalam skala besar, penelitian sosiologis dan
linguistik, terutama pada media mutakhir dan untuk tujuan yang berbeda-beda,
umumnya berkisar pada hal-hal yang menyangku simbol dan propaganda politik
sampai kepada mitos, cerita rakyat, dan teka-teki. Teknik ini digunakan untuk
menganalisis struktur bahasa alay dalam jejaring sosial melalui aspek fonologi dan
morfologi.
3. Hasil dan Pembahasan
Sumber Data:
Kata Alay Sumber data Nama Akun Kata Baku
Kmuw facebook Firki Cinta Kmuw Kamu
Sayagkngkk facebook Laila Sayagkngkk
Mazbwelltogk
Sayang
Syapa facebook Ithae Octika Siapa
Aq facebook Ithae ocktika Aku
Qhew facebook Vicky ikuw’kemon
deathcore sidoarjo
Aku
Cllu,
cowo,
cewe
facebook Rian Dwi
Firmansyah Cllu
menunggupydt
Selalu,
Cowok,
Cewek
Bngtz ………….. ……………. Banget
Dya Instagram @rakyattwitter Dia
Lgy Instagram @dramatwitter Lagi
Bza Instagram @Firmansyah_dwi Bisa
Mrza Instagram …………… Merasa
Hate twitter @minyyak Hati
menantimuw twitter @ipud__ Menantimu
Tercyduk twitter @awwreceh terciduk
Ketje instagram @neracaa kece
A. Bentuk-Bentuk Bahasa Alay dalam Jejaring Sosial
Pada penelitian ini penulis menemukan beberapa bentuk bahasa Alay yang
digunakan di jejaring sosial (facebook, instagram, dan twitter) yaitu fonem vokal
yang meliputi penghilangan huruf vokal, penambahan huruf vokal, dan
penanggalan huruf vokal. Perubahan fonem konsonan juga terjadi pada status-
status di jejaring sosial, yaitu penghilangan huruf konsonan, penambahan huruf
konsonan, penanggalan huruf konsonan, dan permutasi huruf konsonan. Juga
5. 5
terterdapat penggunaan bahasa Alay dalam bentuk simbol, tanda baca, angka,
kalimat, dan emosi.
Berikut adalah bentuk Bahasa alay berdasarkan fonem vokal :
a. Penghilangan Huruf Vokal
Vokal [a] pada kata [Pada: pd,], [Saja : aja, sj], vokal [e] pada kata [Kepada
: kpd], [Besok : Bsok], vokal [i] pada kata [Kita : kta], [Siapa: sapa] dan vokal
[u] pada kata [Juga: jga], [untuk : utk]. Vokal [o] pada kata [tolong: tlg]
b. Penambahan Huruf Vokal
Vokal [a] pada kata [Apa : apaa] Vokal [e] pada kata [Pake : pkee] Vokal
[i] pada kata [Lagi: Lgii] dan Vokal [u] pada kata [Dulu: dluu]. Vokal [o]
pada kata [tolong: toloong]
c. Penanggalan Huruf Vokal
Vokal [e], [Kesana: k’sna], [Kemana: k’mana] penanggalan Vokal [i],
[Disaat: d’saat], [Disalahkan: d’salahkan]. Penanggalan yang dilakukan yaitu
menggantikan kedudukan huruf vokal dengan tanda apostrof [‘] yang
berfungsi sebagai pengganti kata yang ditanggalkan.
Selanjutnya penulis akan mengklasifikasikan bagian-bagian dari fonem
konsonan:
a. Penghilangan Konsonan
Konsonan [h] yaitu [Pahit: pait], penghilangan vokal [k] yaitu [Cowok:
cwo]. Penghilangan yaitu tidak menggunakan atau menghilangkan satu huruf
konsonan pada kata.
b. Penambahan konsonan
Konsonan [d] pada kata [Ada: add], Konsonan [h] pada kata [Saja: ajah],
Konsonan [k] pada kata [Aku: kkuh], konsonan [t] pada kata [Akan: kantt],
Konsonan [p] pada kata [Apa: app], Konsonan [s] pada kata [Balas: balss]
dan konsonan [y] [Jijik: jyjyiik], dan lain sebagainya.
c. Penanggalan Konsonan
Konsonan [n] pada kata [Berikutnya: berikut.y] dan [Hujannya: hujan.y]
tanda [.] pada kata ini menggantikan huruf [n] yang ditanggalkan. Selanjutnya
Konsonan [r], [Berdua: b’dua] dan [Bersama: b’samaa]. Tanda [‘] pada kata
ini menggantikan konsonan [r].
d. Penggantian Konsonan
Pada kata di bawah ini huruf [d] dapat digantikan oleh huruf [t] dan
sebaliknya huruf [t] dapat digantikan oleh huruf [d]. Pergantian ini terjadi
karena huruf [t], [d], dan [n] termaksud konsonan apiko-dental, yaitu
konsonan yang dihasilkan dengan ujung lidah (apex) yang bertindak sebagai
artikulator dan daerah antargigi (dens) sebagai titik artikulasi. Contoh : pada
kata [Maksud: maksut], [Banget: banged].
Konsonan apiko-alveolar, yaitu konsonan yang dihasilkan oleh ujung
lidah sebagai artikulator dan lengkung kaki gigi (alveolum) sebagai titik
artikulasi. Bunyi yang dihasilkan ialah [s], [z], [r], [l]. Di bawah ini permutasi
6. 6
atau pertukaran terjadi pada huruf [s] yang dapat menggantikan huruf [z].
Contoh; pada kata [Habis: Habizz], [Harus: Haruzz]
Di bawah ini kedudukan konsonan [y] dapat digantikan oleh vokal [i]
sebaliknya kedudukan vokal [i] dapat juga digantikan oleh konsonan [y].
Pergantian huruf [y-i] atau [i-y] hanya bisa digunakan jika di depan dan di
belakang huruf [y] atau [i] adalah huruf vokal, atau huruf [y] dan [i] berada
pada akhir kata. Contoh [y] tidak dapat digantikan [i] adalah jika [y] pada
kata [nya] dan huruf [i] berada di tengah kata [menyelinap]. Contoh: pada
kata [Dia: Dya], [Nanti: Nhanthyy, Nanty)
e. Simbol-simbol yang Digunakan Dalam Bahasa Alay
Simbol juga digunakan dalam penulisan bahasa Alay yang berfungsi untuk
menggantikan huruf. Berikut ini adalah simbol-simbol yang sering digunakan
pada tulisan Alay. [@] yaitu [A, a] (Nangis: nN@ngz), [$] yaitu [S] (Saya:
$ayAa), [* atau ”] yaitu [2] (Sma-sama: sama* atau sama”).
f. Tanda Baca yang Menggantikan Huruf
Pada penulisan bahasa Alay di status jejaring sosial seperti facebook juga
terdapat tanda baca yang berfungsi untuk menggantikan huruf. Berikut ini
adalah tanda baca yang berubah fungsi menjadi huruf pada jejaring sosial
facebook. [!] t!duR, [“] Jalan”, [‘] d’saat. Angka Menggantikan Huruf Selain
simbol dan tanda baca, angka juga sering digunakan untuk menggantikan
kedudukan dari huruf. Berikut ini angka yang digunakan untuk menggantikan
huruf. [1] yaitu [L/I] paL1ng, [8] yaitu [B] hA8iiiz, [3] yaitu [E] 3nGkau, [4]
yaitu [A/a] kur4sa, [0] yaitu [o/O] haLl0, [9] yaitu [g] 9ak. 2
B. Proses Pembentukan Bahasa Alay
a. Perubahan Fonem
siapa → syapa
Pada kata syapa yang berasal dari kata siapa. siapa menjadi syapa,
perubahan terjadi karena fonem [i] berubah menjadi fonem [y] sehingga pada
kata s[i]apa menjadi s[y]apa. Fonem [y] menggantikan fonem [i] karena
fonem [y] memenuhi syarat untuk menjadi bunyi vokal yang disebut dengan
semi vokal. Fonem [i] berubah menjadi fonem [y], jika fonem [i] berada di
tengah kata. 3
kece → ketje
cantiknya → tjantiknya
pecah → petjah
Pada kata ketje yang berasal dari kata kece, kata tjantiknya berasal dari
cantiknya dan kata petjah berasal dari kata pecah. kece menjadi ketje, kata
cantik berubah menjadi tjantik dan pecah menjadi petjah. Perubahan terjadi
karena fonem [c] berubah menjadi [tj] sehingga kata ke[c]e berubah menjadi
ke[tj] e, kata [c]antiknya berubah menjadi [tj]antiknya, dan kata pe[c]ah
2
Retno Rendrasari, ‘Penggunaan Bahasa Alay Di Facebook Siswa Smk Negeri 1 Labuan’, 2 (2013), 1–14
<http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS/article/view/2181>.
3
Lisa Purnama Sari, ‘Ragam Bahasa Alay Dalam Jejaring Sosial (the Variety of Alay Language Used in Social
Networks)’, Jurnal Bahasa, Satra, Dan Pembelajarannya, 6.2 (2016), 210–20
<http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jbsp>.
7. 7
berubah menjadi pe[tj]ah. Fonem [c] berubah menjadi [tj] karena
menggunakan ejaan masa lalu, tetapi hanya pada fonem [c] saja, fonem yang
lain tetap menggunakan PUEBI. Fonem [c] berubah menjadi [tj], jika fonem
[c] berada di awal dan di tengah kata, jika fonem [c] berada di akhir kata tidak
akan mengalami perubahan.
sama → cama
sayang→ cayang
sini → cini
pusing → pucing
semua → cemua
Pada kata cama berasal dari kata sama, kata cayang berasal dari kata
sayang, kata cini berasal dari kata sini, kata pucing berasal dari kata pusing,
dan kata cemua berasal dari kata semua. Perubahan terjadi karena fonem [s]
berubah menjadi fonem [c]. Fonem [s] menjadi fonem [c] karena konsonan
apiko-alveolar berubah menjadi konsonan konsonan paltal jika berada di awal
dan di tengah kata. Fonem [s] menjadi fonem [c] karena bunyi [s] letaknya
berdekatan dengan bunyi [c], itulah sebabnya dalam bahasa alay bunyi [s]
diubah menjadi bunyi [c]. Tetapi fonem [s] berubah menjadi fonem [c] tidak
berlaku pada kata yang berakhiran fonem [s], misal pada kata ‘hapus’ tidak
mengalami perubahan. Perubahan terjadi hanya pada awal dan tengah kata
saja.
b. Monoftongisasi
atau → ato
kalau → kalo
galau → galo
Pada kata ato berasal dari kata atau, kata galo berasal dari kata galau, dan
kata kalo berasal dari kata kalau. Kata atau berubah menjadi kata ato, kata
galau berubah menjadi kata galo, dan kata kalau berubah menjadi kata kalo.
Perubahan terjadi karena terdapat perubahan dua bunyi vokal atau vokal
rangkap [a,u] menjadi vokal tunggal [o], sehingga pada kata at[au] berubah
menjadi kata ato, kata gal[au] berubah menjadi galo, dan kata kal[au] berubah
menjadi kata kalo.
pakai → pake
sampai → sampe
ramai → rame
Pada kata pake berasal dari kata pakai, kata sampe berasal dari kata
sampai, dan pada kata rame berasal dari kata ramai. Kata pakai berubah
menjadi kata pake, kata sampai berasal dari kata sampe, dan pada kata ramai
berubah menjadi kata rame. Perubahan terjadi karena terdapat perubahan dua
bunyi vokal atau vokal rangkap [a,i] menjadi vokal tunggal [e], sehingga pada
kata pak[ai] berubah menjadi kata pake, kata samp[ai] berubah menjadi kata
sampe, dan pada kata ram[ai] berubah menjadi kata rame.
c. Apokop
rumah → ruma
8. 8
masih → masi
Pada kata ruma berasal dari kata rumah dan pada kata masi berasal dari
kata masih. Kata rumah berubah menjadi kata ruma dan kata masih berubah
menjadi kata masi. Perubahan terjadi karena terdapat penghilangan fonem [h]
di akhir bentuk kata asal, sehingga pada kata rumah berubah menjadi kata
ruma dan kata masih berubah menjadi kata masi.
brother → bro
Pada kata bro berasal dari kata brother. Kata brother berubah menjadi kata
bro. Perubahan terjadi karena terdapat penghilangan suku kata [ther] di akhir
bentuk kata asal, sehingga pada kata bro[ther] berubah menjadi kata bro.
sobat → sob
Pada kata sob berasal dari kata sobat. Kata sobat berubah menjadi kata
sob. Perubahan terjadi karena terdapat pengilangan fonem [a,t] di akhir
bentuk kata asal, sehingga pada kata sobat berubah menjadi kata sob.
d. Diftongisasi
dulu → doeloe
Kata doeloe berasal dari kata dulu. Kata dulu berubah menjadi kata doeloe.
Perubahan terjadi karena terdapat perubahan bunyi vokal tunggal [u] berubah
menjadi dua bunyi vokal atau vokal rangkap [oe], sehingga pada kata d[u]l[u]
berubah menjadi kata doeloe.
e. Epentensis
kece → keceh
itu → ituh
apa → apah
ini → inih
Pada kata keceh berasal dari kata kece, kata ituh berasal dari kata itu, kata
apah berasal dari kata apa, kata ini berasal dari kata inih, kata babih berasal
dari kata babi, kata kudah berasal dari kata kuda, dan kata guritah berasal dari
kata gurita. Kata kece berubah menjadi kata keceh, kata itu berubah menjadi
kata ituh, kata apa berubah menjadi kata apah, pada kata ini berubah menjadi
kata inih, kata babi berubah menjadi kata babih, kata kuda berubah menjadi
kata kudah, dan kata gurita berubah menjadi kata guritah. Perubahan terjadi
karena terdapat fonem [h] yang disisipkan di akhir bentuk kata asal, sehingga
pada kata kece berubah menjadi kata kece[h], kata itu berubah menjadi kata
itu[h], kata apa berubah menjadi kata apa[h], kata ini berubah menjadi kata
ini[h].
busuk → busyuk
kamu → kamyu
enak → enyak
Pada kata busyuk berasal dari kata busuk, kata kamyu berasal dari kata
kamu, kata bangsyat berasal dari kata bangsat, dan kata enyak berasal dari
9. 9
kata enak. Kata busuk berubah menjadi kata busyuk, kata kamu berubah
menjadi kata kamyu, kata bangsat berubah menjadi kata bangsyat, dan kata
enak berubah menjadi kata enyak. Perubahan terjadi karena terdapat fonem
[y] yang disisipkan setelah huruf konsonan pertama yang berada di suku kata
kedua, sehingga pada kata bu-suk berubah menjadi kata bu-s[y]uk, kata ka-
mu berubah menjadi kata ka-m[y]u dan kata e-nak berubah menjadi kata e-
n[y]ak.
C. Dampak Penggunaan Bahasa Alay Terhadap Bahasa Indonesia yang Baik
dan Benar
Saat ini, jejaring sosial atau yang sekarang lebih dikenal dengan medsos
telah banyak yang memakai bahasa alay dan parahnya lagi generasi muda
Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa alay ini. Bahkan generasi
muda inilah yang banyak memakai bahasa alay dari pada pemakaian bahasa
Indonesia. Untuk menghindari pemakaian bahasa alay yang sangat luas di
masyarakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa
terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Seiring dengan munculnya
bahasa alay dalam jejaring sosial, terdapat dampak atau pengaruh yang
ditimbulkan oleh bahasa alay terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai
identitas bangsa diantaranya sebagai berikut:
1. Menyebabkan punahnya Bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa alay yang semakin marak di jejaring sosial merupakan
sinyal ancaman yang sangat serius terhadap bahasa indonesia dan pertanda
semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang.
Sehingga tidak dapat dipungkiri suatu saat bahasa Indonesia bisa hilang
karena tergeser oleh bahasa gaul di masa yang akan datang.
2. Dari penggunaan bahasa alay di jejaring sosial menunjukkan adanya
penurunan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu, penggunaan
bahasa alay yang mendapat pengaruh dari bahasa asing (bahasa inggris),
berupa singkatan, penghilangan huruf, dan pemakaian kata-kata yang
mengalami perubahan makna menyebabkan penggunaan bahasa Indonesia
tidak tertib.
3. Perubahan bahasa atau yang kita kenal bahasa alay dapat mengganggu
siapapun yang membaca atau mendengar, karena tidak semua orang akan
mengerti maksud dari katakata alay tersebut.
4. Dampak positif dengan digunakannya bahasa alay atau gaul adalah
masyarakat menjadi lebih kreatif., Terlepas dari mengganggu atau tidaknya
bahasa alay.4
4
Laelasari Laelasari, Lusi Oktavia, and Ika Mustika, ‘Pengaruh Bahasa Alay Terhadap Penggunaan Bahasa
Indonesia Di Kalangan Mahasiswa IKIP Siliwangi’, Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia),
1.5 (2018), 675–80.
10. 10
4. Kesimpulan
Dari penelitian ini mengenai “Penggunana Bahasa Alay dalam Jejaring Sosial”
dapat disimpulkan bahwa banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan bahasa
alay baik lisan maupun tertulis di dalam jejaring sosial (facebook, instragram, dan
twitter). Bentuk singkatan-singkatan dalam komunikasi sehari-hari adalah
penyimpangan dari penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Hal ini
dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan Bahasa Indonesia. Kurangnya
kesadaran untuk mencintai dan menggunakan Bahasa Indonesia di negeri sendiri
akan berdampak lunturnya atau hilangnya Bahasa Indonesia dalam pemakaiannya
dalam masyarakat terutama di kalangan remaja. Dampak lain perubahan bahasa atau
yang kita kenal bahasa alay dapat mengganggu siapapun yang membaca atau
mendengar, karena tidak semua orang akan mengerti maksud dari kata-kata alay
tersebut.5
Daftar Pustaka
Jurnal
Hapsari, Estuning Dewi, ‘Analisis Pengaruh Bahasa Alay (Gaul) Dalam Penulisan
Pesan Melalui SMS/WA Mahasiswa Teknik Informatika Universitas PGRI
Madiun’, Linguista: Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra, Dan Pembelajarannya, 2018
<https://doi.org/10.25273/linguista.v2i1.2685>
Laelasari, Laelasari, Lusi Oktavia, and Ika Mustika, ‘Pengaruh Bahasa Alay Terhadap
Penggunaan Bahasa Indonesia Di Kalangan Mahasiswa IKIP Siliwangi’, Parole
(Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia), 1.5 (2018), 675–80
Lisa Purnama Sari, ‘Ragam Bahasa Alay Dalam Jejaring Sosial (the Variety of Alay
Language Used in Social Networks)’, Jurnal Bahasa, Satra, Dan
Pembelajarannya, 6.2 (2016), 210–20
<http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jbsp>
Rahayu, Arum Putri, ‘Arum Putri Rahayu – Bahasa Indonesia Dalam Pendidikan’,
JURNAL PARADIGMA Volume 2, Nomor 1, November 2015: ISSN 2406-9787,
2015
Rendrasari, Retno, ‘Penggunaan Bahasa Alay Di Facebook Siswa Smk Negeri 1
Labuan’, 2 (2013), 1–14
<http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/BDS/article/view/2181>
Prosiding
5
Estuning Dewi Hapsari, ‘Analisis Pengaruh Bahasa Alay (Gaul) Dalam Penulisan Pesan Melalui SMS/WA
Mahasiswa Teknik Informatika Universitas PGRI Madiun’, Linguista: Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra, Dan
Pembelajarannya, 2018 <https://doi.org/10.25273/linguista.v2i1.2685>.
11. 11
Sari, Beta Puspa. 2015. Dampak Penggunaan Bahasa Gaul Di Kalangan Remaja
Terhadap Bahasa Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB
2015, Bengkulu. 171-175.