2. Sectio caesarea adalah
suatu pembedahan untuk
melahirkan janin melalui
insisi pada dinding abdomen
dan uterus Ibu.
Sectio caesarea merupakan
tindakan medis yang
diperlukan untuk membantu
persalinan yang tidak bisa
dilakukan secara normal
akibat masalah kesehatan
Ibu atau kondisi janin
(Ayuningtyas dkk., 2018).
Definisi Sectio caesarea
Jenis jenis Sectio caesarea
• Sectio Caesarea Abdominalis
• Sectio Caesarea Vaginalis
• Sectio Caesarea Klasik (korporal)
• Sectio Caesarea (Ismika Profunda)
Konsep Sectio caesarea
3. Indikasi SC
Penatalaksaan Post SC
1. Pemberian cairan
2. Diet
3. Mobilisasi
4. Kateterisasi
5. Perawatan luka
6. Perawatan rutin
Berdasarkan indikasi ibu
1. Persalinan sesar sebelumnya
2. Permintaan Ibu
3. Deformitas panggul atau disproporsi sefalopelvis
4. Trauma perineum sebelumnya
5. Sebelumnya operasi rekonstruksi panggul atau anal / rektal
6. Herpes simpleks atau infeksi HIV
7. Penyakit jantung atau paru
8. Aneurisma serebral atau malformasi arteriovenosa
9. Patologi yang membutuhkan pembedahan intraabdominal secara bersamaan
10. Sesar perimortem
Berdasarkan indikasi janin untuk operasi caesar
1. Status janin yang tidak meyakinkan (seperti pemeriksaan doppler tali pusat
abnormal) atau detak jantung janin yang abnormal
2. Prolaps tali pusat
3. Gagal melahirkan pervaginam operatif
4. Malpresentation
5. Makrosomia
6. Anomali kongenital
7. Trombositopenia
8. Trauma kelahiran neonatal sebelumnya
4. Preeklamsia merupakan kondisi spesifik
pada kehamilan yang ditandai dengan
tingginya tekanan darah, tingginya kadar
protein dalam urine serta edema. Diagnosis
preeklamsia ditegakkan berdasarkan adanya
hipertensi spesifik yang disebabkan
kehamilan disertai dengan gangguan sistem
organ lainnya pada usia kehamilan diatas 20
minggu (POGI, 2016).
Definisi Manifestasi Klinis
• Tekanan darah sekurang-sekurangnya
160 mmHg sistolik atau 110 mmHg
diastolic pada dua kali pemeriksaan
berjarak 15 menit menggunakan
lengan yang sama.
• Trombositopenia : trombosit
< 100.000 / mikroliter .
• Nyeri di daerah epigastrik / regio
kanan atas abdomen.
• Edema Paru
• Didapatkan gejala neurologis : stroke,
nyeri kepala, gangguan visus.
• Oligohidramnion.
Indikasi Kasus
1) Preeklamsia Ringan Kondisi dimana terjadi
peningkatan tekanan darah 140/90 mmHg
atau lebih. Protein Uria 0,3 gr/lt atau
+1/+2. Edema pada ekstermitas dan muka
serta diikuti kenaikan berat badan > 1
Kg/per minggu.
2) Preeklamsia Berat Kondisi dimana terjadi
peningkatan tekanan darah 160/110
mmHg atau lebih. Protein uria 5 gr/lt atau
lebih, terdapat oliguria ( jumlah urine
kurun dari 500 cc per 2 jam) serta adanya
edema pada paru serta cyanosis. Adanya
gangguan serebral, gangguan visus dan
rasa nyeri pada epigastrium.
Klasifikasi
5. Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu
sesudah melahirkan anak, ketika alat-alat
reproduksi tengah kembali kepada kondisi
normal (Helen Farrer, 2015).
Definisi Manifestasi Klinis
• Tekanan darah sekurang-sekurangnya
160 mmHg sistolik atau 110 mmHg
diastolic pada dua kali pemeriksaan
berjarak 15 menit menggunakan
lengan yang sama.
• Trombositopenia : trombosit
< 100.000 / mikroliter .
• Nyeri di daerah epigastrik / regio
kanan atas abdomen.
• Edema Paru
• Didapatkan gejala neurologis : stroke,
nyeri kepala, gangguan visus.
• Oligohidramnion.
Konsep post partum
• Peuperium Dini (Early Postpartum) Adalah
kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan pada 24 jam
pertama postpartum
• Peuperium Intermedial (Immediate
Postpartum) Adalah kepulihan menyeluruh
alat-alat genetalia yang lamanya 6 – 8
minggu
• Remote Peuperium (Late Postpartum)
Adalah masa pada minggu kedua sampai
dengan minggu keenam postpartum
Periode post partum
7. Pasien rujukan dari puskesmas magelang selatan membawa spmc dr.
Adi SpOg merasa keluar air ketuban sejak jam 19.00 (03/01/2024,
kencang-kencang belum teratur sejak tadi pagi, gerak anak dirasa.
Diagnosa pasca operasi P2A0 32 tahun Post sc a.i non reasuring fetal
status PEB. TD: 150/90 mmHg, S: 36,3C, N: 88x/menit, P : luka post
SC, Q : seperti tersayat-sayat, R : sekitar perut bagian bawah, S : 7, T :
terus menerus
KASUS
8. ANALISA DATA
No Tanggal dan
Jam
Symptom Etiologi Problem Prioritas
1 04/01/202
09.00
DS
• Pasien mengatakan nyeri pada luka post sc
P : luka post SC
Q : seperti tersayat
R : sekitar perut bawah
S : tinggi 7
T : terus menerus
DO:
• pasien tampak meringis
• Pasien tampak gelisah
• Vital Sign
TD:150/90 mmHg
N:88x/mnt
S:36 C
RR: 20X/mnt
Agen pencedera fisik (prosedurinvasif) Nyeri akut(D.0077) 1
2. 04/01/202
09.00
DS:
Pasien mengatakan nyeri pada luka post sc
Do
pasien post sc hari ke 1
pasien tampak meringis
terdapat luka post sc kurang lebih 10cm
Tanda-tanda infeksi
Rubor: Nyeri skala 7
Kalor: Suhu pada luka 37c
Dolor: tidak terdapat kemerahan
Fungsi Laesa: Nyeri saat bergerak
Efek prosedur infasif Risiko infeksi (D.0142) 2
3. 04/01/202
09.00
DS:
Pasien mengatakn sulit saat akan merubah posisi karena nyeri
DO:
pasien tampak lemas,meringis, dan menahan nyeri
Nyeri Gangguan Mobilitas Fisik
(D.0054)
3
9. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Hari/Tgl dan
jam
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
1 04/01/202
09.00
Nyeri akut b.d Agen
pencedera fisik
Setelah dilakukan tindakan selama
2x24 jam, diharapkan tingkat nyeri
(L.08066) menurun dengan kriteria
hasil:
• Keluhan nyeri sedang (3)
• Meringis cukup menurun (4)
• Sikap protektif cukup menurun
(4)
Manajemen nyeri (I.08238)
Observasi:
• Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
• Identifikasi skala nyeri
• Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
Terapeutik
• Berikan teknik non farmakologis
• Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
• Jelaskan strategi meredakan nyeri
• Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
• Kolaboras pemberian analgetik, jika
perlu
• Untuk mengetahui karakteristik nyeri
• Untuk menentukan perawatan lanjutan
• Membantu mengelola nyeri secara efektif
• Membantu mengatsi nyeri pada pasien
• Supaya strategi meredakan nyeri dapat bekerja
secara optimal
• Memberikan pengetahuan kepada pasien
• Supaya pasien dapat melakukan
strategi meredakan nyeri secara mandiri
• Supaya pasien dapat melakukan
terapi nonfarmakologi secara mandiri
• Supaya manajemen nyeri dapat optimal
2 04/01/202
09.00
Risiko infeksi d.d
Efek
prosedur infasif
Setelah dilakukan tindakan selama
2x24 jam, diharapkan tingkat
infeksi menurun (L.14137) dengan
kriteria hasil:
• Kemerahan cukup menurun (2)
• Nyeri sedang (3)
Pencegahan infeksi (I.14539)
Observasi
• Identifikasi dan menurunkan risiko
terserang organisme patogenik
Terapeutik
• Berikan perawatan kulit
• Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan
Edukasi
• Jelaskan tanda dan gejala infeksi
• Untuk menurunkan terjadinya infeksi
• Mencegah infeksi terjadi
• Mencegah adanya transmisi
• Memberikan pengetahuan pada pasien
10. 3. 04/01/202
09.00
Gangguan
mobilitas fisik b.d
nyeri akut
(D.0054)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan masalah gangguan
mobilitas fisik teratasi dengan
kriteria hasil : (L.05042)
Nyeri menurun
Gerakan terbatas menurun
Kelemahan fisik menurun
Dukungan ambulasi (I.06171)
• Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
• Ajarkan ambulasi sederhana yang
harus dilakukan
Membantu peningkatan mobilisasi pasien
dengan adanya bantuan dari keluarga
11. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No.
Tanggal dan
Jam
Diagnosa
Keperawatan
Implementasi Respon (DO & DS) Paraf
1 04/01/202
09.00
11.00
11.00
11.10
08.00
Nyeri akut b.d Agen
pencedera fisik
Observasi
• Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas
nyeri
• Mengidentifikasi skala nyeri
• Memonitor TTV
DS : Pasien mengatakan nyeri setelah di lakukan operasi sc dengan
-P : Luka post SC
-Q : Seperti tersayat
-R : Perut bawah
-S : 7
-T : terus menerus
DO : Pasien tampak meringis kesakitan saat bergerak
TD : 150/90mmHg
S : 36.5C
N : 88x/menit
RR : 20 x/menit
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
Memberikan lingkungan yang nyaman serta
terhindar dari faktor pemicu nyeri
DS : Pasien mengatakan bersedia
DO : Pasien mengatakan lebih nyaman setelah di berikan lingkungan
nyaman
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
Melatih Teknik nonfarmakologis dengan
mendengarkan murotal • DS : Pasien bertanya kapan waktunya
• DO : Mengintruksikan untuk mendengar di saat terasa tidak rileks dan
merasa cemas,gelisah
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
Kolaborasi
• Memberian analgetik ketorolac 30 mg, jika
perlu
DS : Pasien mengatakan bersedia
DO : Pasien tidak mempunyai alergi terhadap obat analgetic yang di berikan
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
12. No.
Tanggal dan
Jam
Diagnosa
Keperawatan
Implementasi Respon (DO & DS) Paraf
2 04/01/202
09.00
09.10
09.30
Risiko infeksi b.d
Efek prosedur infasif
Observasi
• Memonitor tanda dan gejala infeksi
Dolor (nyeri)
Kalor (panas)
Tumor (bengkak)
Rubor (kemerahan)
Fungsio laesa
DS : Pasien mengatakan luka post SC diarea perut bagian
bawah
DO :
-Terdapat luka post SC pada area perut bagian bawah tertutup
kassa sepanjang 10cm, kondisi bersih dan kering
-Tanda-tanda infeksi
-Rubor: Nyeri skala 7
-Kalor: Suhu pada luka 37c
-Dolor: tidak terdapat kemerahan
-Fungsi Laesa: Nyeri saat bergerak
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
Edukasi
menjelaskan tanda dan gejala infeksi
Dolor (nyeri)
Kalor (panas)
Tumor (bengkak)
Rubor (kemerahan)
Fungsio laesa
DS : pasien mengatakan mengerti
DO :Pasien mampu mengulangi dan menyebutkan tanda dan
gejala infeksi
Pasien merasa aman ketika diganti balut luka
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
Mengajarkan cara mencuci tangan
yang benar
DS : Pasiemengatakan paham dengan Teknik mencuci tangan
dengan benar
DO : Pasien mampu mengulang Gerakan yang di contohkan
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
13. No.
Tanggal dan
Jam
Diagnosa Keperawatan Implementasi Respon (DO & DS) Paraf
3. 04/01/202
09.00
10.00
10.20
Gangguan mobilitas fisik
b.d nyeri akut (D.0054)
Memonitor frekuensi
jantung dan tekanan darah sebelum memulai
ambulasi
DS : Pasien kooperatif
DO : TD : 150/90 mmHg
S: 36 C
N : 88 x/menit
RR : 20/menit
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
Melibatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan ambulasi
DS : Pasien menyetujui
DO : Mengintruksikan untuk berlatimiring kanan kiri setelah bisa miring
kanan kiri lanjutkan Latihan duduk jika sudah bisa lanjutkan berlatih
berjalan ke kamar mandi dengan bantuan keluarga
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
Mengajarkan
ambulasi sederhana yang harus dilakukan
DS : Pasien bersedia
DO : Pasien masih kesulitan dan tampak takut untuk mencoba melatih
mobilisasi
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
14. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No.
Tanggal dan
Jam
Diagnosa
Keperawatan
Implementasi Respon (DO & DS) Paraf
1 05/01/202
08.00
11.00
11.00
11.00
11.10
Nyeri akut b.d Agen
pencedera fisik
Observasi
• Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas
nyeri
• Mengidentifikasi skala nyeri
• Memonitor TTV
DS : Pasien mengatakan nyeri berkurang setelah rutin mendengarkan
murotal dengan
-P : Jahitan pada jalan lahir
-Q : Seperti tersayat
-R : Perut bawah
-S : 5
-T : terus menerus
DO : Pasien tampak meringis kesakitan saat bergerak
TD : 130/80mmHg
S : 36.4C
N : 80x/menit
RR : 20 x/menit
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
Menganjurkan mempertahankan terapi
mendengarkn murotal
DS : Pasien masih melakukkan
DO : Pasien kooperatif
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
Memberikan lingkungan yang nyaman serta
terhindar dari faktor pemicu nyeri
DS : -
DO : Pasien mengatakan lebih nyaman setelah di berikan lingkungan
nyaman
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
Melakukan kolaborasi pemberian analgetik
Paracetamol 100 mg
DS : Pasien mengatakan bersedia
DO : Pasien tidak mempunyai alergi terhadap obat analgetic yang di berikan
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
15. No.
Tanggal dan
Jam
Diagnosa
Keperawatan
Implementasi Respon (DO & DS) Paraf
2 05/01/202
09.00
Risiko infeksi b.d
Efek prosedur infasif
Observasi
• Memonitor tanda dan gejala infeksi
Dolor (nyeri)
Kalor (panas)
Tumor (bengkak)
Rubor (kemerahan)
Fungsio laesa
DS : Pasien mengatakan luka post SC diarea perut bagian
bawah
DO :
-Terdapat luka post SC pada area perut bagian bawah tertutup
kassa sepanjang 10cm, kondisi bersih dan kering
-Tanda-tanda infeksi
-Rubor: Nyeri skala 5
-Kalor: Suhu pada luka 36c
-Dolor: tidak terdapat kemerahan
-Fungsi Laesa: Nyeri saat bergerak
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
3. 05/01/202
09.00
09.10
Gangguan mobilitas fisik
b.d nyeri akut (D.0054)
Memonitor frekuensi
jantung dan tekanan darah sebelum memulai
ambulasi
DS : Pasien kooperatif
DO : TD : 130/88 mmHg
S: 36,4C
N : 80/menit
RR : 20/menit
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
Mengajarkan
ambulasi sederhana yang harus dilakukan
DS : Pasien kooperatif
DO : TD : 130/88 mmHg
S: 36,4C
N : 80/menit
RR : 20/menit
16. EVALUASI
Tgl/jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi Paraf
1. 04/01/202
14.00
Nyeri akut b.d Agen pencedera fisik S : Pasien mengatakan masih nyeri namun sudah sedikit berkurang dengan
-P : Luka post sc
-Q : tertusuk
-R : Perut bawah
-S : 6
-T : saat bergerak
O : Pasien tampak meringis saat bergerak
TD : 136/92mmHg
S : 36.4C
N : 91x/menit
RR : 20 x/menit
A : Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
-Identifikasi PQRST
-Anjurkan terapi mendengarkan murotal
-Kolaborasi pemberian analgetik
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
2 04/01/202
14.00
Risiko infeksi d.d Efek prosedur infasif S : Pasien mengatakan ada luka di bagian perut bawah luka post sc
O : Terdapat balutan kassa sepanjang 10 cm kondisi bersih dan kering
A : Masalah resiko infeksi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
-Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
-Pertahankan Teknik aseptik
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
3 04/01/202
14.00
Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri akut
(D.0054)
S : Klien masih mengeluh nyeri saat beraktifitas
O : Klien masih kesulitan untuk berdiri dan berjalan
A : Masalah gangguan mobilitas fisik belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
-Identifikasi adanya nyeri dan keluhan fisik lainnya
-Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
17. EVALUASI
Tgl/jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi Paraf
1. 05/01/202
14.00
Nyeri akut b.d Agen pencedera fisik S : Pasien mengatakan masih nyeri namun sudah sedikit berkurang dengan
-P : Luka post sc
-Q : tertusuk
-R : Perut bawah
-S : 3
-T : hilang timbul
O : Pasien tampak lebih segar dan tidak takut bergerak
TD : 130/80mmHg
S : 36.3C
N : 82x/menit
RR : 20 x/menit
A : Nyeri akut b.d agen pencederafisiologis teratasi
P : lanjutkan intervensi, pasien pulang
-Anjurkan Teknik nonfarmakologi jika nyeri timbul
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
2 05/01/202
14.00
Risiko infeksi d.d Efek prosedur infasif S : Pasien mengatakan ada luka di bagian perut bawah luka post sc
O : Terdapat balutan post sc anti air sepanjang 10 cm kondisi bersih dan kering
A : Masalah resiko infeksi teratasi
P : Hentikan intervensi,pasien pulang
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi
3 05/01/202
14.00
Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri akut
(D.0054)
S : Klien sudah dapat berjalan dengan mandiri
O : Klien masih terlihat hati hati saat berjalan
A : Masalah gangguan mobilitas fisik teratasi
P : Hentikan intervensi,pasien pulang
Rezaldi,
anastasya,
nabila, pita,
rindi