SlideShare a Scribd company logo
1 of 80
ASUHAN KEPERAWATAN KOLELITIASIS 
A. Pengkajian 
Tanggal pengkajian : 22 April 2008 
Jam pengkajian : 15. 00 WIB 
Tanggal masuk : 10 April 2008 
No. RM : 891767 
1. Identitas 
a. Identitas pasien 
Nama : Tn. M 
Tempat tanggal lahir : 08 April 1948 
Umur : 60 th 
Jenis kelamin : Laki-laki 
Alamat : Sumodilagan, Joyosuran 04/09 Ps. Kliwon 
Surakarta 
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia 
Agama : Islam 
Pendidikan : SMA 
Pekerjaan : Swasta 
b. Identitas penanggung jawab 
Nama : Ny. M 
Umur : 46 th 
Jenis kelamin : Perempuan 
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia 
Agama : Islam 
Pendidikan : SMA 
Pekerjaan : Swasta 
Alamat : Sumodilagan, Joyosuran 04/09 Ps. Kliwon 
Surakarta 
Hubungan dng pasien : Istri 
2. Keluhan utama
Penurunan mengatakan nyeri pada perut kanan atas 
3. Riwayat keperawawatan 
a. Riwayat keperawatan sekarang 
Pasien dengan keluhan perut nyeri pada kanan atas sejak 5 tahun yang lalu, nyeri seperti 
ditusuk-tusuk menjalar sampai ke pinggang, nyeri dirasakan hilang timbul kadang nyeri hilang 
sendiri, kemudian pasien memeriksakan diri ke dokter di USG dan di diagnosis batu empedu 
pasien menolak untuk operasi dan minta pulang, selama 5 tahun nyeri sering kumat-kumatan, 
tiap kumat pasien memeriksakan diri ke dokter dan diberi obat pengurang nyeri, dalam 1 tahun 
terakhir kumat 2 kali, terakhir kumat 3 bulan yang lalu. ± 3 hari yang lalu sebelum masuk RS 
pasien mendadak panas, panas hilang timbul di periksakan ke dokter pada 1 hari di RS di USG di 
diagnosis batu empedu, diberi obat penurun panas dan pengurang nyeri, tetapi sakit tidak 
berkurang lalu dibawa ke RSDM. 
b. Riwayat kesehatan dahulu 
Pasien mengatakan belum pernah mondok di RS, bila pasien sakit sering dibawa ke dokter dan 
setelah di diagnosis batu empedu pasien menolak untuk operasi. 
c. Riwayat keperawatan keluarga 
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti yang diderita oleh 
pasien, keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit keturunan dan menular. 
4. Pola fungsional (Gordon) 
a. Biologis 
1) Pola oksigenasi 
Pasien tidak ada gangguan dalam bernafas, tidak terpasang O2, bernafas 20 x/menit, sebelum sakit 
pasien juga tidak ada gangguan dalam bernafas. 
2) Pola cairan dan elektrolit 
Pasien mendapatkan cairan dari infus RL 20 tpm, sehari sebanyak 2000 cc/hari, dari minum 
sebanyak ± 1000 cc per hari. 
Sebelum sakit : pasien sehari minum ± 1500 cc air putih, dan ± 200 cc teh hangat tiap pagi hari. 
3) Pola nutrisi 
Sebelum sakit : pasien makan 3 x sehari dengan porsi sedang dengan nasi, lauk dan sayur. 
Selama sakit : pasien makan 3 x sehari dengan ¼ porsi dari porsi rumah sakit ± 75 cc, diit 1700 k.kalori, diit rendah 
lemak, pasien mengatakan mual dan tidak nafsu makan
Pola eliminasi 
Sebelum sakit : pasien BAB 1 x sehari, kebiasaan pada pagi hari dengan konsistensi lembek, warna kuning dan berbau 
khas. BAK : ± 5-6 x/hari, dengan warna kuning jernih dan berbau khas. 
Selama sakit : pasien selama sakit BAB 3 kali, dengan konsistensi ± 1000 cc, lembek, warna seperti dempul dan 
berbau khas. 
: ± 4-5 x/hari, warna gelap seperti teh ± 1000-1500 cc 
Pola keamanan dan kenyamanan 
Sebelum sakit : pasien tidak ada masalah dengan keamanan, pasien merasa tidak nyaman bila sakitnya kambuh. 
Selama sakit : selama di RS pasien merasa aman karena selalu ditunggui oleh keluarganya, pasien kurang nyaman 
dengan keadaannya saat ini, karena nyeri yang dirasakannya. 
Pola personal hygiene 
Sebelum sakit : pasien mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, keramas 2 x/minggu, melakukan personal hygiene secara 
mandiri 
Selama sakit : pasien mandi disibin oleh keluarga 1 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, selama di RS belum pernah keramas. 
Pola istirahat tidur 
Sebelum sakit : pasien istirahat ± 2jam/hari, tidur malam ± 5 jam/hari, tidur siang ± 1 jam/hari. 
Selama sakit : pasien istirahat ± 4 jam/hari, tidur malam ± 8 jam/hari, tetapi sering terbangun, tidur siang ± 3 jam/hari. 
Pola aktivitas dan latihan 
Sebelum sakit : pasien beraktivitas secara mandiri. 
Selama sakit : pasien beraktivitas dibantu oleh keluarga. 
Konsep diri 
Gambaran diri : pasien tidak merasa malu dengan keadaannya saat ini 
: pasien menerima sakitnya saat ini dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhannya. 
diri : pasien tidak merasa harga dirinya terganggu dengan keadaannya saat ini 
diri : pasien berperan sebagai seorang suami dan ayah dari 3 orang anak 
diri : pasien mengakui sebagai seorang laki-laki sepenuhnya 
b. Psikologis
Pasien cemas dengan keadaanya saat ini, karena sudah lama mondok di RS, dan pasien selama di rS 
tidak dapat bekerja 
c. Sosial 
Pasien mengatakan bahwa hubungan dengan keluarga dan masyarakat sekitar baik, interaksi antara 
anggota keluarga dan masyarakat sekitar terjalin baik. 
d. Spiritual dan kultur 
Pasien beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai agama yang dianutnya, tidak ada budaya 
yang bertentangan dengan kesehatan. 
e. Pengetahuan 
Pasien mengatakan mengetahui sedikit-sedikit tentang penyakitnya saat ini. 
5. Pemeriksaan fisik 
umum : Baik 
kesadaran : Composmentis 
tanda vital : TD : 140/80 mmHg N : 95 x/menit 
: 20 x/menit 
: 63 kg 
: 60 kg 
Tidak ada massa, kulit kepala kotor, rambut pendek, beruban. 
Konjungtiva anemis, sklera an ikterik, fungsi penglihatan baik, simetris kanan kiri 
Simetris, tidak ada polip, tidak ada gangguan fungsi 
Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan fungsi pendengaran 
Tidak ada stomatitis, bersih, tidak terpasang NGT 
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid 
IC tidak tampak 
kuat angkat 
jantung tidak melebar 
BJ II 
Pengembangan dada kanan = kiri 
raba kanan = kiri
Vesikuler 
: P : Nyeri bertambah jiak beraktivitas banyak dan berkurang jika berbaring 
tusuk, 
kanan atas 
nyeri sedang (5) 
hilang timbul, durasi ± 5 menit 
: Tidak ada lesi, ada asites 
Peristaltik usus 12 x/menit 
nyeri tekan pada perut kanan atas 
kanan atas 
Ekstremitas Atas : Terpasang infus pada tangan kanan 
Tidak mengalami gangguan pada ekstremitas bawah, tidak oedem 
Genitourinaria : Bersih, tidak terpasang DC 
Sawo matang 
: 63 kg 
60 kg 
6. Pemeriksaan penunjang 22 April 2008 
a. Hasil laboratorium tanggal 11 April 2008 
Pemeriksaan Hasil Normal 
 Hemoglobin 
 Eritrosit 
 Hematokirt 
 Leukosit 
 Trombosit 
13,0 gr/dl 
4,62 100 ul 
38,3 % 
8,3 103 ul 
97 103 ul 
13,5-18,0 gr/dl 
4,6-6,2 100 ul 
40-54 % 
4,5 – 11,0 103 ul 
150 – 440 103 ul 
Hasil laboratorium tanggal 16 April 2008 
 Hemoglobine 
 Eritrosit 
12,5 gr/dl 
3,8 10° ul
 Hematokrit 
 Leukosit 
 Trombosit 
31,5 % 
7,8 103 ul 
408 103 ul 
Hasil laboratorium tanggal 21 April 2008 
 Hemoglobine 
 Eritrosit 
 Hematokrit 
 Leukosit 
 Trombosit 
11,6 gr/dl 
3,87 10° ul 
34,2 % 
5,1 103 ul 
529 103 ul 
7. Program terapi 
a. Parenteral : 
1) Ceftazidine 1 gr/12 jam 
2) Hexer 500 mg/12 jam 
3) Antrain 500 mg/8 jam 
4) Neurobion 500 mg/24 jam 
5) Infus RL : 20 tpm (2000 cc/hari) 
6) Infus albumin 25 % 100 cc 
7) Tranfusi PRC 4 kolf 
b. Enteral : 
1) Diit nasi 1700 k kalori, rendah lemah 
2) Noperten 1 x 1 tablet 350 mg (malam) 
3) Gemfibrosil 1 x 300 mg 
4) Diltiazen 3 x 30 mg 
5) Curcuma 3 x 1 tablet 
6) Urdofalk 3 x 1 tablet 
8. Data fokus 
a. Data subyektif :
1) Pasien mengatakan nyeri pada perut kanan atas 
P : Nyeri bertambah jika beraktivitas banyak dan berkurang jika berbaring 
Q : Ditusuk-tusuk 
R : Perut kanan atas 
S : Skala nyeri sedang (5) 
T : Kadang hilang timbul, durasi ± 5 menit 
2) Pasien mengatakan mual jika habis makan 
3) Pasien mengatakan nafsu makan menurun 
4) Pasien mengatakan badan terasa lemes 
5) Pasien mengatakan bahwa aktivitasnya dibantu oleh keluarga 
6) Pasien mengatakan jika telalu lama duduk terasa pusing 
b. Data obyektif : 
1) Pasien tampak meringis kesakitan 
2) TTV : TD : 140/80 mmHg, N : 95 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 37,1°C 
3) BB sebelum 63 kg, BB sekarang 60 kg 
4) Pem abdomen : 
I : Tidak ada lesi, ada asites 
A : Peristaltik usus 12 x/menit 
P : Terdapat nyeri tekan pada perut kanan atas 
P : Pekak perut kanan atas 
5) Makan habis ¼ porsi RS ± 75 cc 
6) Pasien tampak dibantu dalam beraktivitas 
7) Pasien disibin oleh keluarga 
B. Analisa Data 
No Data Fokus Etiologi Problem 
D1S. : - Pasien mengatakan nyeri pada perut kanan 
atas 
P : Nyeri bertambah jika beraktivitas banyak 
dan berkurang jika berbaring 
Nyeri akut Proses 
inflamasi
No Data Fokus Etiologi Problem 
Q : Ditusuk-tusuk 
R : Perut kanan atas 
S : Skala nyeri sedang (5) 
T : Kadang hilang timbul, durasi ± 5 menit 
DO: - Pasien tampak meringis kesakitan 
- TTV : TD : 140/80 mmHg, N : 95 x/menit, 
RR : 20 x/menit, S : 37,1°C 
- Pem abdomen : 
I : Tidak ada lesi, tidak ada asites 
A : Peristaltik usus 12 x/menit 
P : Terdapat nyeri tekan pada perut kanan atas 
P : Tympani 
D2S : - Pasien mengatakan mual jika habis makan 
- Pasien mengatakan nafsu makan menurun 
DO: - BB sebelum 63 kg 
- BB sekarang 60 kg 
- Makan habis ¼ porsi RS (x241 75 cc) 
Resiko 
tinggi 
nutrisi 
kurang dari 
kebutuhan 
tubuh 
Intake yang 
tidak adekuat
No Data Fokus Etiologi Problem 
D3S. : - Pasien mengatakan badan terasa lemas 
- Pasien mengatakan bawah aktiviasnya dibantu 
oleh keluarga 
- Pasien mengatakan jika terlalu lama duduk 
terasa pusing 
DO: - Pasien tampak dibantu dalam beraktivitas 
- Pasien mandi disibin oleh keluarga 
gangguan 
pemenuhan 
ADL 
kelemahan 
fisik 
C. Diagnosa Keperawatan 
1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi. 
2. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungand engan intake yang tidak 
adekuat. 
3. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik 
Implementasi 
No Hari/tgl/jam Dx Implementasi Respon Ttd 
1. Rabu, 
23-04-2008 
08.30 
I, 
II, 
III 
 Kaji dan catat 
keadaan umum 
dan TTV 
KU : Baik 
TD : 130/80 
mmHg, S : 37°C, 
RR : 20 x/menit, N 
: 80 x/menit 
08.45 I  Mengkaji tingkat 
nyeri 
Skala nyeri sedang 
(4)
No Hari/tgl/jam Dx Implementasi Respon Ttd 
09.30  Mengajarkan 
teknik bernafas 
dalam 
Pasien dapat 
mendemontrasikan 
09.45  Menganjurkan 
untuk melakukan 
nafas dalam jika 
nyeri 
Pasien mau 
melakukan 
11.00  Memberikan 
injeksi sesuai 
program (antrain 
500 mg) 
Obat masuk 
09.00 II  Mengkaji pola 
makan pasien 
Pasien makan habis 
½ porsi RS ± 100 
cc 
 Anjurkan makan 
sdikit tapi sering 
Pasien mengatakan 
masih mual jika 
habis makan 
12.00  Berikan makan 
selagi hangat 
sesuai program, 
diit nasi 1700 
kkalori, diit 
rendah lemak 
Pasien mau makan 
habis ¼ porsi RS ± 
75 cc
No Hari/tgl/jam Dx Implementasi Respon Ttd 
13.30 III  Mengkaji tingkat 
ketergantungan 
pasien 
 Anjurkan pasien 
untuk beraktivitas 
secara bertahap 
 Melibatkan 
keluarga dalam 
aktivitas pasien 
Pasien hanya bisa 
tiduran dan duduk 
di tempat tidur 
Pasien mengatakan 
masih lemas 
Keluarga 
mengatakan 
membantu aktiviats 
pasien
F. Evaluasi 
Tgl/hari/jam Dx Evaluasi TTD 
Rabu 
24 April 
2008 
13.45 
I S : Pasien mengatakan masih nyeri di perut 
kanan atas, nyeri hilang timbul, seperti 
ditusuk-tusuk, durasi ± 3 menit, skala nyeri 
sedang (4) 
O : Pasien tampak gelisah 
A : Masalah keperawatan nyeri teratasi sebagian 
P : Intervensi dilanjutkan 
 Kolaborasi pemberian analgetik 
(antrain 500 mg) 
IIS : Pasien mengatakan belum nafsu makan, dan 
masih mual 
O : Pasien makan habis ¼ porsi RS ± 75 cc 
A : Masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 
teratasi sebagian 
P : Intervensi dilanjutkan 
 Sajikan makan selagi hangat 
 Berikan obat oral curcuma 3 x 1 
tablet 
IISI : Pasien mengatakan masih pusing jika duduk 
lama, dan nyeri jika banyak bergerak 
O : Pasien terlihat hanya tiduran 
A : Masalah gangguan pemenuhan ADL teratasi 
sebagian
Tgl/hari/jam Dx Evaluasi TTD 
P : Intervensi dilanjutkan 
- Libatkan keluarga dalam aktivitas pasien 
MANAJEMEN KEPERAWATAN 
A. PENGKAJIAN 
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara 
menyeluruh (Boedihartono, 1994). 
Pengkajian pasien Post operatif (Doenges, 1999) adalah meliputi : 
1). Sirkulasi 
Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakit vascular 
perifer, atau stasis vascular (peningkatan risiko pembentukan 
trombus). 
2). Integritas ego 
Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factor-faktor stress 
multiple, misalnya financial, hubungan, gaya hidup. 
Tanda : tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang ; 
stimulasi simpatis. 
3). Makanan / cairan 
Gejala : insufisiensi pancreas/DM, (predisposisi untuk hipoglikemia/ 
ketoasidosis) ; malnutrisi (termasuk obesitas) ; membrane mukosa 
yang kering (pembatasan pemasukkan / periode puasa pra operasi 
4). Pernapasan 
Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok. 
5). Keamanan 
Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan ;
Defisiensi immune (peningkaan risiko infeksi sitemik dan penundaan 
penyembuhan) ; Munculnya kanker / terapi kanker terbaru ; Riwayat 
keluarga tentang hipertermia malignant/reaksi anestesi ; Riwayat 
penyakit hepatic (efek dari detoksifikasi obat-obatan dan dapat 
mengubah koagulasi) ; Riwayat transfuse darah / reaksi transfuse. 
Tanda : menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam. 
6). Penyuluhan / Pembelajaran 
Gejala : pengguanaan antikoagulasi, steroid, antibiotic, antihipertensi, 
kardiotonik glokosid, antidisritmia, bronchodilator, diuretic, 
dekongestan, analgesic, antiinflamasi, antikonvulsan atau 
tranquilizer dan juga obat yang dijual bebas, atau obat-obatan 
rekreasional. Penggunaan alcohol (risiko akan kerusakan ginjal, 
yang mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan juga 
potensial bagi penarikan diri pasca operasi). 
B. Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien post Operatif meliputi : 
1. Pola nafas, tidak efektif berhubungan dengan neuromuskular, ketidakseimbangan 
perseptual/kognitif, peningkatan ekspansi paru, obstruksi trakeobronkial. 
2. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan kimia misalnya penggunaan 
obat-obat farmasi, hipoksia ; lingkungan terapeutik yang terbatas misalnya 
stimulus sensori yang berlebihan ; stress fisiologis. 
3. Kekurangan volume cairan, resiko tinggi terhadap berhubungan dengan pembatasan 
pemasukkan cairan tubuh secara oral, hilangnya cairan tubuh secara tidak 
normal, pengeluaran integritas pembuluh darah. 
4. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan pada kulit, jaringan dan integrittas 
otot, trauma muskuloskletal, munculnya saluran dan selang (Doenges,1999) 
Asuhan keperawatan 
A. Pengkajian
1. Aktifitas/ istirahat , gejala: kelemahan . Tanda : gelisah 
2. Sirkulasi, tanda : takikardia, berkeringat 
3. Eliminasi, gejala: perubahan warna urine dan feses. Tanda: distensi abdomen, teraba masa pada 
kuadran kanan atas, urine gelap, pekat.Feses berwarna tanah liat, steatorea. 
4. Makanan/ cairan, gejala: anoreksia, mual/ muntah. Tidak toleran terhadap lemak dan makanan 
“pembentukan gas” regurgitasi berulang, nyeri epigastrium, tidak dapat makan, dispepsia. Tanda 
: kegemukan, adanya penurunan berat badan. 
5. Nyeri/ kenyamanan, gejala: nyeri abdomen atas berat, dapat menyebar ke punggung atau bahu 
kanan. Kolik epigastrium tengah sehubungan dengan makan. Nyeri mulai tiba-tiba dan biasanya 
memuncak dalam 30 menit. Tanda: nyeri lepas, otot tegang atau kaku biala kuadran kanan atas 
ditekan; tanda murphy positif. 
6. Pernapasan , tanda: peningkatan frekuensi pernapasan. Pernapasan tertekan di tandai oleh napas 
pendek, dangkal. 
7. Keamanan, tanda: demam, menggigil, ikterik, dengan kulit berkeringat dan gatal 
(pruiritus). Kecenderungan perdarahan (kekurangan vitamin k). 
B. Diagnosa keperawatan 
Pre- operasi 
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi 
2. Rsiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan melalui penghisapan 
gaster berlebihan: muntah, distensi, dan hipermotilitas gaster . 
3. Perubahan nutirisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembatasan berat badan 
sesuai aturan, mual/muntah, dyspepsia, nyeri. 
4. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan. Berhubungan dengan salah 
interprestasi informasi, tidak meneganal sumber informasi. 
Post- operasi 
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan nyeri, kerusakan otot, penurunan energy/ 
kelemahan 
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan dari aspirasi ng, 
muntah.
3. Kerusakan integritas kulit berhunbungan dengan menetapnya secret, substansi (empedu), 
gangguan status nutrisi. 
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak 
mengenal sumber informasi.
Perencanaan (intervensi) 
No. 
Diagnosa keperawatan 
Pre- operasi 
Tujuan Intervensi Rasional 
1. Nyeri akut 
berhubungan dengan 
proses inflamasi 
Setelah dilakukan 
tindakan 
keperawatan 
selama 2x 24 jam 
nyeri hilang 
1. Observasi dan 
Criteria hasil: 
pasien akan 
melaporkan bahwa 
nyeri hilang dan 
pasien akan 
menunujukkan 
pengguanaan 
keterampilan 
relaksasi dan 
aktifitas hiburan 
sesuai 
indikasiuntuk 
situasi individual 
1. Membantu 
catat lokasi, 
beratnya (skala 
0-10) dan 
karakter nyeri 
(menetap hilang 
timbulnya kolik). 
2. Catat respon 
terhadap obat, 
dan laporkan 
pada dokter bila 
nyeri hilang. 
3. Tingkatkan tirah 
baring, biarkan 
pasien 
melakukan posisi 
yang nyaman. 
4. Kolaborasi 
dengan tim 
medis pemberian 
antibiotik. 
memebedakan 
penyebab nyeri dan 
memberikan 
onformasi tentang 
kemajuan/ perbaikan 
penyakit, terjadinya 
komp[likasi dan 
keefektifan 
intervensi. 
2. Nyeri berat yang 
tidak hilang dentgan 
tindakan rutin dapat 
menunujukkan 
terjadinya komplikasi 
atau kebutuhan 
terhadap intervensi 
lebih lanjut. 
3. tirah baring pada 
posisi fowler rendah 
menunujukkan 
tekanan 
intraabdomen, namun 
pasien akan 
melakukan posisi 
yang menghilangkan 
nyeri secara alamiah.
4. Untuk mengobati 
proses infeksi, 
menurunkan 
inflamasi. 
2. Resiko tinggi 
kekurangan volume 
cairan berhubungan 
dengan kehilangan 
melalui penghisapan 
gaster berlebihan: 
muntah, distensi, dan 
hipermotilitas gaster 
Setelah diberikan 
tindakan 
keperawatan 
Criteria hasil: 
pasien akan 
menunjukkan 
keseimbangan 
cairan adekuat 
dibuktikan 
olehtanda vital 
stabil, membrane 
mukosa lembab, 
turgor kulit baik, 
pengisien kapiler 
baik, secara 
individu 
mengeluarkan 
urine cukup dan 
tak ada muntah. 
1. Pertahankan 
1. Memberikan 
haluaran akurat, 
perhatikan 
haluaran akurat, 
perhatikan 
haluaran kurang 
dari masukan, 
peningkatan 
berat jenis urine. 
Kaji membrane 
mukosa/kulit, 
nadi perifer dan 
pengisian kapiler 
2. Awasi tanda/ 
gejala 
peningkatan 
berlanjutnya 
mual/muntah, 
kram abdomen, 
kelemahan, 
kejang ringan, 
kecepatan 
jantung tak 
teratur, 
parastesia 
hipoaktif atau tak 
informasi tentang 
status cairan/ volume 
sirkulasi dan 
kebutuhan 
penggantian 
2. Muntah 
berkepanjangan, 
aspirasi gaster dan 
pembatasan 
pemasukan oral dapat 
menimbulkan deficit 
natrium, kalium dan 
klorida. 
3. Menurunkan 
rangsangan pada 
pusat muntah 
4. Mempertahankan 
volume sirkulasi dan 
memperbaiki 
ketidakseimbangan
adanya hipoaktif 
atau tak adanya 
bising usus, 
depresi 
pernafasan. 
3. Hindarkan dari 
lingkungan yang 
berbau. 
4. kolaborasi 
dengan tim 
medis pemberian 
cairan iv, 
elektrolit, dan 
vitamin k 
3. Perubahan nutirisi 
kurang dari kebutuhan 
tubuh berhubungan 
dengan pembatasan 
berat badan sesuai 
aturan, mual/muntah, 
dyspepsia, nyeri 
Setelah dilakukan 
tindakan 
keperawatan 
Criteria hasil : 
Pasien akan 
melaporkan mual 
muntah hilang. 
Pasien akan 
menunjukkan 
kemajuan 
mencapai berat 
badan atau 
mempertahankan 
berat badan 
1. Kaji distensi 
abdomen, sering 
berdahak, 
berhati-hati, 
menolak 
bergerak. 
2. Perkirakan atau 
hitung 
pemasukan 
kalori. Jaga 
komentar tentang 
nafsu makan 
sampai minimal. 
3. Konsul tentang 
kesukaan/ 
ketidaksukaan 
pasien makanan 
1. Tanda non vernal 
ketidaknyamanan 
berhubungan dengan 
gangguan 
pencernaan, nyeri gas 
2. Mengidentifikasi 
kekurangan/ 
kebutuhan nutrisi. 
Berfokus pada 
masalah membuat 
suasana negative dan 
mempengaruhi 
masukan. 
3. Melibatkan pasien 
dalam perencanaan, 
memampukan pasien 
memilki rasa control
mencapai individu 
yang tepat 
yang 
menyebabkan 
distress dan 
jadwal makanan 
yang disukai 
4. Kolaborasi 
dengan tim 
medis pemberian 
garam empedu 
contoh zanchol 
sesuai indikasi 
dan mendorong 
untuk makan. 
4. Meningkatkan 
pencernaan dan 
absorpsi lemak, 
vitamin larut dalam 
lemak, kolesterol. 
4. Kurangnya 
pengetahuan tentang 
kondisi, prognosis dan 
pengobatan. 
Berhubungan dengan 
salah interprestasi 
informasi, tidak 
meneganal sumber 
informasi 
Setelah dilakukan 
tindakan 
keperawatan 1X 24 
jam, pasien 
mengerti akan 
penyakitnya. 
Criteria hasil: 
1. Memberikan 
Pasien menyatakan 
paham akan proses 
penyakit, 
pengobatan dan 
prognosis 
penyakitnya 
penjelasan 
mengenai 
penyakitnya 
2. Diskusikan 
program 
penurunan berat 
badan bila 
diinidikasikan 
3. Menganjurkan 
pasien untuk 
menhindari 
makanan/ 
minuman tinggi 
lemak (contoh 
susu segar, es 
krim, mentega, 
makanan 
gorengan) atau 
zat iritan gaster 
1. Informasi 
menurunkan cemas 
dan rangsangan 
simpatis. 
2. Kegemukan adalah 
factor risiko yang 
dihubungkan dengan 
kolelitiasis dan 
penurunan berat 
badan 
menguntungkan 
dalam manajemen 
medic terhadap 
kondisi kronis 
3. Mencegah/ 
membatasi 
terulangnya serangan 
kandung empedu
(contoh makanan 
pedas) 
No 
Diagnosa keperawatan 
Post operasi 
Tujuan Intervensi Rasional 
1 Ketidakefektipan pola nafas 
Setelah dilakukan 
1. Observasi frekuensi/kedalaman 
1. Nafas dangkal, berhubungan dengan nyeri 
tindakan keperawatan 
pernapasan 
manahan nafas dan kerusaka otot 
selama 
2. Auskultasi bunyi nafas 
hipoventilasi/atelektasis 
3. Tinggikan kepala tempat 
2. Area yang menurun/ Criteria hasil: 
tidur,pertahankan posisi fowler 
napas diduga Ventilasi/oksigenasi 
rendah, ambulasi. 
atelektasis, sedangkan adekuat untuk 
4. Kolaborasi dengan tim medis 
menunjukan kongest 
kebutuhan individu 
pemberian analgesik sebelum 
3. Memaksimalkan pengobatan 
untuk mencegah/pernapasan/ aktifitas terapi 
atelektasis 
4. Memudahkan nafas dalam, dan 2 Kekurangan volume cairan 
berhubungan dengan 
kehilangan dari aspirasi 
ngt,muntah 
Setelah dilakukan 
tindakan keperawatan 
selama 
Criteria hasil: 
menunjukan 
keseimbangan cairan 
adekuat dibuktikan 
dengan tanda-tanda 
vital stabil,membran 
mukosa lembab, 
turgor kulit/pengisian 
kapiler baik, dan 
1. Awasi tanda-tanda vital. Kaji 
membran mukosa, turgor kulit , 
nadi perifeer, dan pengisian 
kapiler 
2. Gunakan jarum kecil untuk 
injeksi, dan lakukan penekanan 
lebih lama dari biasnya pada 
bekas suntikan 
3. Anjurkan pasien memiliki 
pembersihan dari katun/spon 
dan pembersih mulut untuk 
sikat gigi 
1. Indikator keadekuatan sirkulasi/perfusi 
2. Menurunkan perdarahan pada perdarahan/hematoma 
3. Menghindari pada gusi 
4. Memperbaiki akibat kehilangan berlebih.
haluaran urine 
individu adekuat 
4. Kolaborasi dengan tim medis 
pemberian cairan iv.produk 
darah, sesuai 
indikasi;elektrolit, vitamin k 
5. Memberikan yang diperlukan prosespembekuan 
3 Integritas kulit/jaringan, 
kerusakan berhubungan 
dengan substansi kimia 
(empedu) 
Setelah dilakukan 
tindakan keperawatan 
selama 1x 24 jam 
1. Observasi warna dan karakter 
Criteria hasil: pasien 
menunjukan perilaku 
untuk meningkatan 
penyebuhan/mencegah 
kerusakan kulit 
drainase. Gunakan kantong 
ostomi sekali pakai untuk 
menampung luka drein luka 
2. Benamkan selang 
drainase,biarkan selang bebas 
bergerak, dan hindari lipatan 
dan terpelintir 
3. Ganti balutan sesering 
mungkin bila perlu. Bersihkan 
kulit dengan sabun dan air. 
Gunakan kassa berminyak steril 
sengoksida atau bedak karaya 
sekitar insisi 
4. Kolaborasi dengan tim medis 
pemberian antibiotik sesuai 
indikasi. 
1. Mencegah iritasi memudahkan 2. Menurunkan kontaminasi.pada mengandung darah dengan berubah coklat empedu)setelah 3. Menghindari lumen. 
4. Perlu untuk pengobatan infeksi
5 Kurangnya pengetahuan 
(kebutuhan belajartentang 
kondissi, prognosis,dan 
kebutuhan pengobatans. 
Setelah dilakukan 
tindakan keperawatan 
selama 
Criteria hasil: pasien 
menyatakan 
pemahanan proses 
penyakit/ prognosis 
dan pengobatan 
1. Kaji ulang proses penyakit 
,prosedur bedah prognosis 
2. Tunjukan perawatan 
insisis/balutan dan drein 
3. Kaji ulang pembatasan aktitas 
1. Memberikan dimana pasien pilihan berdasarkan 2. Meningkatkan perawatan dan komplikasi 
3. Memulai kembali secara normal dalam 4-6 minggu 
tergantung pada situasi individu
BAB III 
TINJAUAN KASUS 
PENGKAJIAN KEPERAWATAN 
Ruangan: rafei 
Kamar: bed-12 
Tgl masuk rs: 05 mei 2011 
Tgl pengkajian : 06 Mei 2011 
I. IDENTIFIKASI 
A. PASIEN 
Nama initial : tn. K 
Umur : 42 tahun 
Jenis kelamin : laki-laki 
Status perkawinan : menikah 
Jumlah anak : 2 (dua) 
Agama/ suku : Islam/ Jawa 
Warga negara : WNI 
Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa dan Bahasa Sunda 
Pendidikan : SMP 
Pekerjaan : swasta 
Alamat rumah : jl. Maleber 
B. PENANGGUNG JAWAB 
Nama : ny.s
Alamat : jl. Maleber 
Hubungan dengan pasien: istri pasien 
II. DATA MEDIK 
Diagnosa medik 
Saat masuk : cholelitiasis 
Saat pengkajian : cholelitiasis 
III. KEADAAN UMUM 
A. KEADAAN SAKIT 
Pasien tampak sakit sedang berhubung pasien tampak mengeluh nyeri yang terus menerus tapi 
pasien masih kooperatif. 
Tanda-tanda vital 
1. Kesadaran : 
Skala koma glasgow 
Respon motorik : 6 
Respon bicara : 5 
respon membuka mata : 4 
Jumlah: 15 
Kesimpulan : pasien dalam keadaan sadar penuh (composmentis) 
2. Tekanan darah : 120/80 mmHg 
Map : 120+ 160 : 3 = 93 mmHg 
Kesimpulan : perfusi ginjal memadai (>70) 
3. Suhu : 380 c di axilla 
4. Pernapasan: 24 x/menit, irama : teratur, dada 
5. Nadi : 114 x/menit, irama : Tidak teratur dan kuat 
B. PENGUKURAN 
1. Tinggi badan : 165 cm
2. Berat badan : 58 kg 
IMT (Indeks Massa Tubuh): 63: (1,6)2 = 23,2 
Kesimpulan : berat badan ideal 
IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN 
A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN 
1. Keadaan sebelum sakit: 
Pasien mengatakan bahwa sehat itu penting karena sangat berpengaruh bagi kemampuan 
beraktifitas baik bekerja dan lain-lain . 
2. Riwayat penyakit saat ini : 
a) Keluhan utama : 
Nyeri abdomen daerah kuadran kanan atas 
b) Riwayat keluhan utama : 
Pasien mengatakan sekitar 3 tahun nyeri daerah abdomen kanan atas tetapi sering tidak 
dihiraukan. Tiga hari sebelum masuk rumah sakit pasien kesakitan dan dibawa kerumah sakit. 
Saat dikaji 06 mei 2011 pasien mengeluh nyeri didaerah abdomen kanan atas, sampai meringis 
terutama saat bergerak. 
c) Riwayat penyakit yang pernah dialami : 
Operasi hernia pada tahun 2006 
3. Riwayat kesehatan keluarga : 
Pasien mengatakan didalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti 
yang dialami oleh pasien. 
4. Pemeriksaan fisik : 
a. Kebersihan rambut : bersih 
b. Kulit kepala : bersih 
c. Kebersihan kulit : bersih 
d. Higiene rongga mulut : bersih 
B. POLA NUTRISI DAN METABOLIK 
1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan setiap hari makannya 2x sehari dengan komposisi nasi sayur- sayuran dan 
lauk pauk (jeroan, ikan asin, tempe, tahu), pasien mengatakan makanannya sayur sop. Pasien 
jarang meminum air putih dan lebih sering minum teh manis. 
2. keadaan sejak sakit : 
Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan hanya menghabiskan setengah porsi. 
Observasi: nutrisi pasien kurang dari kebutuhan 
Pemeriksaan fisik : 
a) Keadaan rambut : rambut berwarna hitam, distribusi merata dan tidak rontok, tidak berketombe 
b) Hidrasi kulit: tidak nampak tanda tanda dehidrasi dan berkeringat 
c) Palpebra/conjungtiva : tidak edema 
d) Sclera : ikterik 
e) Hidung : septum berada ditengah, tidak ada sekret atau polip 
f) Rongga mulut : kotor dan bau mulut tapi tidak ada kelaianan. Gusi : tidak ada radang 
g) Gigi : tidak ada caries, ada yang berlubang 1 gigi geraham 4 kanan bawah 
h) lidah : bersih 
i) pharing : tidak ada peradangan 
j) Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan 
k) Kelenjar parotis : tidak ada pembengkakan 
l) Abdomen : 
· Inspeksi : bentuk: datar dan simetris, bayangan vena: tidak tampak 
· Auskultasi : peristaltic usus 12 x/mnt 
· Palpasi : nyeri : ada nyeri tekan didaerah kuadran kanan atas dan daerah epigastrik 
· Perkusi : tidak ascites 
m) Kulit : Edema : negatif , Icterik : negatif , tanda-tanda radang : tidak ada tanda peradangan 
Hasil laboratorium: 
Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil Normal Interprestasi 
02011 Darah: 
Hemoglobin 
Leukosit 
16,7 
13.000 
L:13-17 P:12- 
15 
Normal 
Tinggi
4.000- 10.000 
Hasil Usg : 
Tanggal Hasil 
06-05-2011 Cholelitiasis (terdapat adanya 
batu di empedu) 
C. POLA ELIMINASI 
1. Keadaan sebelum sakit : 
Pasien mengatakan buang air besar sekali dalam sehari, lancar dan konsentrasinya tidak cair 
dengan cara mandiri. Sedangkan buang air kecilnya berwarna pekat dan tidak ada masalah dalam 
buang air kecil juga. 
2. Keadaan sejak sakit : 
Pasien mengatakan sejak sakit buang air kecilnya sakit dan sedikit – sedikit serta warnanya 
cokelat. 
Observasi : warna urine pekat dengan volume urine 100cc/ 6 jam . 
3. Pemeriksaan fisik : 
a) Palpasi kandung kemih : Kosong 
b) nyeri ketuk ginjal : Negatif 
c) Anus : 
· Peradangan : Pasien mengatakan tidak ada peradangan 
· Hemoroid : Pasien mengatakan tidak pernah mempunyai hemoroid 
· Kebersihan genitalia dan anus: tidak dikaji
4. Pemeriksaan diagnostik : 
a) Laboratorium : 
Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil Normal keterangan 
5-05-2011 Urine: 
Keton 
Urobilinogen 
+ 
+ 
- 
- 
Tidak normal 
Tidak normal 
06-05- 
2011 
Ph 
Bj 
Leukosit 
Nitrit 
Protein 
Glukosa 
Keton 
Urobilinogen 
Bilirubin 
Eritrosit 
Epithel 
Leukosit 
Eritrosit 
7 
1.010 
- 
- 
- 
Normal 
50mg/dl 
4mg/dl 
3mg/dl 
- 
2-3 
0-2 
0-2 
5-8 
1.010 – 
1.025 
0-5/LBP 
- 
- 
- 
- 
- 
- 
0-1/LBP 
+ 
0-5/LBP 
0-1/LBP 
Normal 
Normal 
Normal 
Normal 
Normal 
Normal 
Tidak normal 
Tidak normal 
Tidak normal 
Normal 
Tidak normal 
Normal 
Tidak normal 
N 
11-05- 
2011 
Ph 
Bj 
6,5 
1.025 
5-8 
1.010-1.025 
Normal 
Normal
Protein 
Glukosa 
Keton 
Urobilinogen 
Bilirubin 
Leukosit 
Eritrosit 
Epithel 
+ 
- 
- 
+ 
+ 
2-4 
2-5 
0-3 
- 
- 
- 
- 
- 
0-5/LBP 
0-1/LBP 
+ 
Tidak normal 
Normal 
Normal 
Tidak normal 
Tidak normal 
Tidak normal 
Tidak normal 
Tidak normal 
5. Therapi : 
Ceftriaxon 1x1 gram iv 
Levofloxavin 500 1x 1 tablet 
Dengan infuse : RL untuk 15 tetes/ menit 
D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN 
1. Keadaan sebelum sakit : 
Pasien mengatakan aktivitas sehari-hari yaitu bekerja sebagai rekanan kontrak PLN. 
2. Keadaan sejak sakit : 
Pasien mengatakan sejak sakitnya bertambah berat tidak mampu bekerja. 
0 : mandiri 
1 : dibantu alat 
2: dibantu orang 
3: dibantu orang dan alat 
4: dibantu sepenuhnya 
observasi : 
a) Aktivitas harian : 
· Makan : 2
· Mandi : 2 
· Pakaian : 2 
· Buang air besar : 3 
· Buang air kecil : 3 
· Mobilisasi di tempat tidur : 2 
b) Postur tubuh : agak membungkuk 
c) Gaya jalan : membungkuk 
d) Anggota gerak yang cacat : tidak ada yang cacat 
3. Pemeriksaan fisik: 
a) Perfusi pembuluh perifer kuku : warna kuku setelah ditekan 3 detik kembali seperti semula 
b) Thorax dan pernapasan: 
· Inspeksi: Bentuk thorax: simetris, Sianosis : tidak sianosis, Stridor : tidak stridor 
· Palpasi : vocal premitus : getaran dikedua lapang paru simetris 
· Perkusi : sonor, batas paru hepar : ics-5 pada linea media clavicula kiri 
Kesimpulan : pengembangan paru, hepar memadai 
· Auskultasi : 
Suara napas : vesikuler normal, broncho vesikuler normal, bronchial normal 
Suara ucapan : intensitas dan kualitas dikiri dan kanan simetris 
Suara tambahan : tidak ada suara tambahan 
c) Jantung 
· Inspeksi : ictus cordis: di ics-5 pada linea media clavicula kiri 
· Palpasi : ictus cordis: teraba 
· Perkusi : 
Batas atas jantung : ics-2 dan ics-3 
Batas kanan jantung : linea sternalis kanan 
Batas kiri jantung : linea media clavicula kiri 
· Auskultasi : 
Bunyi Jantung II A : Tunggal
Bunyi Jantung II P : Tunggal 
Bunyi Jantung I T : Tunggal 
Bunyi Jantung I M : Tunggal 
Bunyi Jantung II Irama Gallop : Tidak Ada 
Murmur : Tidak Ada 
Heart Rate : 113 
d) Lengan dan tungkai 
· Atrofi otot : negatif 
· Rentang gerak : tidak ada batasan 
· Kaku sendi : kaku sendi bagian kaki kanan karena menahan nyeri 
· uji kekuatan otot : kanan kaki dan tangan= 5, kiri kaki dan tangan= 5 
· Refleks fisiologi : normal 
· Refleks patologi :normal 
· Babinski, kiri dan kanan: negative 
· Clubing finger : tidak ada 
· Varises tungkai : tidak nampak varises tungkai 
e) Columna vetebralis: 
· inspeksi : kelainan bentuk : tidak nampak 
· Palpasi : nyeri tekan : tidak ada 
N.iii – iv – vi : tidak ada kelainan, klien dapat mengikuti gerakan bola mata 4 arah mata angin 
dengan baik 
N.viii romberg test : negative 
N. Xi : pasien mampu mengangkat bahu dan melawan tahanan yang diberikan meskipun sedikit 
lemah karena posisi yang tidak nyaman 
kaku kuduk : tidak ada kaku kuduk 
E. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT 
1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan dalam 1 hari tidur ±6 jam, tidak teratur karena terkadang bekerja shift 
malam, tidak ada gangguan tidur. Pasien pun mengatakan tidak ada kebiasaan yang dilkukan 
untuk mengantar tidurnya. Pasien tidak menggunakan obat tidur. 
2. Keadaan sejak sakit : 
Pasien mengatakan untuk tidur tidak nyaman karena nyerinya sering timbul secara terus - 
menerus. 
Observasi : pola tidurnya terganggu karena adanya nyeri 
· Ekspresi wajah mengantuk : positif 
· Banyak menguap : positif 
· Palpebra inferior berwarna gelap : positif 
F. POLA PERSEPSI KOGNITIF 
1. Keadaan sebelum sakit : 
Pasien menyatakan tidak menggunakan alat bantu apapun baik penglihatan maupun 
pendengaran. Tidak ada kondisi lain yang mengganggu. 
2. Keadaan sejak sakit : 
Pasien menyatakan tidak menggunakan alat bantu apapun baik penglihatan maupun 
pendengaran. Tidak ada kondisi lain yang mengganggu. 
3. Pemeriksaan fisik : 
a) Penglihatan 
· Cornea : jernih, berwarna hitam 
· Visus : dapat membaca tanpa kacamata dengan jarak normal 25cm 
· Pupil : isokor 3 mm.mengecil saat di beri repleks cahaya 
b) Lensa mata : normal 
c) Pendengaran 
· Kanalis : bersih 
· Membran timpani : terlihat memantulkan cahaya saat di beri sinar (warnanya abu-abu) 
· Test pendengaran : normal 
d) N I :pasien dapat mengenali dan membedakan bau-bauan dengan mata tertutup 
e) N II : pasien dapat membaca dengan jarak normal 25 cm 
f) N V sensorik : pasien dapat mebedakan kasar dan halus
g) N VII sensorik : lidahpasien terasa pahit, namun masih dapat membedakan rasa pahit, manis 
asin, dengan baik 
h) N VIII pendengaran : pasien dapat mendengar suara yang didekatkan pada pasien 
G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI 
1. Keadaan sebelum sakit : 
Pasien mengatakan dirinya sebagai seorang suami yang harus bertanggungjawab untuk 
menafkahi istri dan anaknya yang menjadi beban apalagi masih punya anak yang masih sekolah 
2. Keadaan sejak sakit: 
Pasien mengatakan merasa minder dari keluarga istrinya karena keadaanya sakit tidak bisa 
bekerja dan beraktifitas harus mengandalkan orang lain. 
Observasi : 
a) Kontak mata : 2 arah (baik tidak melamun) 
b) Rentang perhatian : perhatian penuh 
c) Suara dan cara bicara: jelas dan baik, tidak gagap 
d) Postur tubuh : tegak dan simetris 
3. Pemeriksaan fisik : 
a) Kelainan bawaan yang nyata : tidak nampak 
b) Abdomen : Bentuk : datar dan simetris, Banyangan vena : tidak nampak, bendungan 
pembuluh darah tidak menonjol, Benjolan massa : tidak terdapat benjolan massa 
c) Kulit : lesi kulit : tidak terdapat lesi 
d) Penggunaan protesa : tidak ada 
H. POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA 
1. Keadaan sebelum sakit : 
Pasien mengatakan bahwa dirinya berhubungan baik dengan keluarga istrinya, apalagi 
keluarganya sendiri dengan tetangga dan masyarakat 
2. Keadaan sejak sakit : 
Pasien mengatakan bahwa dirinya berhubungan baik dengan keluarga istrinya apalagi 
keluarganya sendiri dengan temannya, tetangga dan masyarakat 
Observasi : Tidak ada gangguan komunikasi maupun interaksi antara sesama. Terlihat 
keluarga,tetangga dan teman kerja yang datang menjenguk 
I. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS
1. Keadaan sebelum dan sejak sakit : 
Pasien mengatakan menikah satu kali dan mempunyai dua orang anak 
Observasi : 
Pemeriksaan fisik : bagian genitalia tidak ada masalah dengan hubungan sekual 
J. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES 
1. Keadaan sebelum sakit : 
Pasien mengatakan jika dirinya mempunyai masalah selalu di ceritakan kepada istrinya dan 
terkadang ada masalah pasien tidak terlalu dipikirkan karena takut stress selalu mencari jalan 
keluar atau solusi kalau ada masalah 
2. Keadaan sejak sakit : 
Pasien mengatakan cemas karena harus menjalani operasi dan memikirkan biaya operasi, 
Observasi : pasien cemas karena mau menjalani operasi 
3. Pemeriksaan fisik : 
a) Tekanan darah : berbaring :120/80 mmhg 
b) HR : 114 x/mnt 
c) Kulit : keringat dingin : tidak ada 
K. Pola Sistem Nilai Kepercayaan 
1. Keadaan sebelum sakit : 
Pasien mengatakan beragama islam tapi pasien tidak selalu sholat lima waktu 
2. Keadaan sejak sakit 
Pasien tidak mampu untuk melakukan sholat lima waktu dan hanya mampu untuk berdoa saja. 
Pasien pun sering dibacakan surat yasin oleh sang istri
Pengkajian 
1. Aktivitas dan istirahat: 
 subyektif : kelemahan 
 Obyektif : kelelahan 
2. Sirkulasi : 
 Obyektif : Takikardia, Diaphoresis 
3. Eliminasi : 
 Subektif : Perubahan pada warna urine dan feces 
 Obyektif : Distensi abdomen, teraba massa di abdomen atas/quadran kanan atas, urine 
pekat . 
4. Makan / minum (cairan) 
Subyektif : Anoreksia, Nausea/vomit. 
 Tidak ada toleransi makanan lunak dan mengandung gas. 
 Regurgitasi ulang, eruption, flatunasi. 
 Rasa seperti terbakar pada epigastrik (heart burn). 
 Ada peristaltik, kembung dan dyspepsia. 
Obyektif : 
 Kegemukan. 
 Kehilangan berat badan (kurus). 
5. Nyeri/ Kenyamanan : 
Subyektif : 
 Nyeri abdomen menjalar ke punggung sampai ke bahu. 
 Nyeri apigastrium setelah makan. 
 Nyeri tiba-tiba dan mencapai puncak setelah 30 menit. 
Obyektif : 
Cenderung teraba lembut pada klelitiasis, teraba otot meregang /kaku hal ini dilakukan pada 
pemeriksaan RUQ dan menunjukan tanda marfin (+). 
6. Respirasi :
Obyektif : Pernafasan panjang, pernafasan pendek, nafas dangkal, rasa tak nyaman. 
7. Keamanan : 
Obyektif : demam menggigil, Jundice, kulit kering dan pruritus , cenderung perdarahan ( defisiensi 
Vit K ). 
8. Belajar mengajar : 
Obyektif : Pada keluarga juga pada kehamilan cenderung mengalami batu kandung empedu. 
Juga pada riwayat DM dan gangguan / peradangan pada saluran cerna bagian bawah. 
Prioritas Perawatan : 
1. Meningkatkan fungsi pernafasan. 
2. Mencegah komplikasi. 
3. Memberi informasi/pengetahuan tentang penyakit, prosedur, prognosa dan 
pengobatan 
Tujuan Asuhan Perawatan : 
1. Ventilasi/oksigenasi yang adekwat. 
2. Mencegah/mengurangi komplikasi. 
3. Mengerti tentang proses penyakit, prosedur pembedahan, prognosis dan 
pengobatan
Diagnosa Perawatan: 
1. Pola nafas tidak efektif sehubungan dengan nyeri, kerusakan otot, kelemahan/ 
kelelahan, ditandai dengan : 
 Takipneu 
 Perubahan pernafasan 
 Penurunan vital kapasitas. 
 Pernafasan tambahan 
 Batuk terus menerus 
2. Potensial Kekurangan cairan sehubungan dengan : 
 Kehilangan cairan dari nasogastrik. 
 Muntah. 
 Pembatasan intake 
 Gangguan koagulasi, contoh : protrombon menurun, waktu beku lama. 
3. Penurunan integritas kulit/jaringan sehubungan dengan 
 Pemasanagan drainase T Tube. 
 Perubahan metabolisme. 
 Pengaruh bahan kimia (empedu) 
ditandai dengan : 
 adanya gangguan kulit. 
4. Kurangnya pengetahuan tentang prognosa dan kebutuhan pengobatan, sehubugan 
dengan : 
 Menanyakan kembali tentang imformasi. 
 Mis Interpretasi imformasi. 
 Belum/tidak kenal dengan sumber imformasi. 
ditandai : . pernyataan yang salah.
. permintaan terhadap informasi. 
. Tidak mengikuti instruksi. 
ASKEP PADA PASIEN DENGAN CHOLELITHIASIS 
A. Pengkajian 
1. Anamnesa 
2. Identitas Pasien 
3. Sejarah/Riwayat 
· Menentukan berat, ras, jenis kelamin, umur. Riwayat kehamilan, pil KB, esterogen, atau 
hormone suplemen. 
· Kecenderungan makan (kesenangan makan) menentukan apakah dietnya berlebihan lemak dan 
kolesterol. 
· Riwayat keluarga : Batu empedu, pengobatan medis, dan operasi 
4. Pemeriksaan Umum 
a. Aktivitas dan istirahat: 
· Subyektif : kelemahan 
· Obyektif : kelelahan 
b. Sirkulasi : 
· Obyektif : Takikardia, Diaphoresis 
c. Eliminasi : 
· Subyektif : Perubahan pada warna urine dan feces 
· Obyektif : Distensi abdomen, teraba massa di abdomen atas/quadran kanan atas, urine pekat . 
d. Makan / minum (cairan) 
Subyektif : Anoreksia, Nausea/vomit. 
· Tidak ada toleransi makanan lunak dan mengandung gas. 
· Regurgitasi ulang, eruption, flatunasi. 
· Rasa seperti terbakar pada epigastrik (heart burn). 
· Ada peristaltik, kembung dan dyspepsia. 
Obyektif :
· Kegemukan. 
· Kehilangan berat badan (kurus). 
e. Nyeri/ Kenyamanan : 
Subyektif : 
· Nyeri abdomen menjalar ke punggung sampai ke bahu. Dirasakan tiba-tiba 
· Nyeri epigastrium setelah makan. 
f. Respirasi : 
Obyektif : Pernafasan panjang, pernafasan pendek, nafas dangkal, rasa tak nyaman. 
g. Keamanan : 
Obyektif : demam menggigil, Jundice, kulit kering dan pruritus , cenderung perdarahan ( 
defisiensi Vit K ). 
5. Pemeriksaan Penunjang 
· SGOT, LDL (Low Density Lipoprotein) meningkat 
· Bilurubin direk dan indirek meningkat bila terjadi obstruksi (pembuntuan) 
· Lekosit meningkat sebagai tanda radang. 
· Bila ada keterlibatan pancreas, emylase darah dan amylase urin meningkat. 
· Amylase adalah : suatu enzim pencernaan yang diproduksi oleh pankreas. 
· Rontgen 
· Oral cholecystogram 
· MRI 
· CT Scan 
· USG : adalah yang paling sensitive atau spesifik dan invasive dan tidak mahal. Untuk 
mendetksi batu empedu. 
· ERCP membutuhkan pemeriksaan pada saluran empedu dalam prosedur ini sebuah alat 
endoscopy dimasukkan melalui duodenum dan papilla vater, cairan kontras radiopague 
dimassukkan pada saluran empedu memunculkan bayangan kontras pada X-Ray. Batu pada 
empedu meuncul sebagai Filling defects (batunya) pada saluran yang putih (opak) sekarang 
ERCP biasanya digunakan bersama-sama dengan ERS (endoscopic retrograde sphincteromy) 
dan pengeluaran batu empedu. 
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi / spasmeduktus, proses inflamasi, iskemia jaringan / 
nekrisis 
2. Kekurangan volume cairan (resiko tinggi terhadap) berhubungan dengan muntah, distensi dan 
hipermotilitas gaster, gangguan proses pembekuan 
3. Resiko tinggi perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan gangguan 
pencernaan lemak, mual muntah, dispepsia, nyeri 
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosa, pengobatan berhubungan dengan salah 
interpretasi informasi 
Proses keperawatan adalah proses yang terdiri dari lima tahap, yaitu pengkajian keperawatan, 
identifikasi/analisa masalah (diagnosa keperawatan), perencanaan, implementasi, dan evaluasi 
”. (Marilynn E. Doenges, ect, 1999 : 2) 
Lima tahapan proses keperawatan tersebut, yaitu : 
1. Pengkajian Keperawatan 
Pengkajian merupakan tahap pertama dari proses keperawatan, dimana data-data dasar klien 
dikumpulkan. (Marilynn E. Doenges, ect, 1999 : 14) 
Data dasar klien adalah kombinasi data yang dikumpulkan dari wawancara untuk pengambilan 
riwayat kesehatan klien (metode mendapatkan informasi subjektif dengan berbicara pada klien 
dan/atau orang terdekat dan mendengarkan respon mereka) ; pemeriksaan fisik (mendapatkan 
informasi objektif dengan menggunakan tangan) ; dan data yang diperoleh dari hasil 
pemeriksaan laboratorium/diagnostik. 
Pengkajian keperawatan pada klien post laparatomy meliputi : 
a. Biodata 
1) Identitas klien 
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor register, 
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis, tindakan medis. 
2) Identitas Penanggungjawab 
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, hubungan dengan
klien, sumber biaya. 
b. Lingkup Masalah Keperawatan 
Keluhan utama : klien dengan post laparatomy ditemukan adanya keluhan nyeri pada luka post 
operasi, mual, muntah, distensi abdomen, badan terasa lemas. 
c. Riwayat Kesehatan 
1) Riwayat Kesehatan Sekarang 
Riwayat kesehatan sekarang ditemukan pada saat pengkajian yang dijabarkan dari keluhan 
utama dengan menggunakan teknik PQRST, yaitu : 
a) P (Provokatif atau Paliatif), hal-hal apa yang menyebabkan gejala dan apa saja yang dapat 
mengurangi atau memperberatnya. Biasanya klien mengeluh nyeri pada daerah luka post 
operasi. Nyeri bertambah bila klien bergerak atau batuk dan nyeri berkurang bila klien tidak 
banyak bergerak atau beristirahat dan setelah diberi obat. 
b) Q (Quality dan Quantity), yaitu bagaimana gejala dirasakan nampak atau terdengar, den 
sejauh mana klien merasakan keluhan utamanya. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dengan 
skala ≥ 5 (0-10) dan biasanya membuat klien kesulitan untuk beraktivitas. 
c) R (Regional/area radiasi), yaitu dimana terasa gejala, apakah menyebar? Nyeri dirasakan di 
area luka post operasi, dapat menjalar ke seluruh daerah abdomen. 
d) S (Severity), yaitu identitas dari keluhan utama apakah sampai mengganggu aktivitas atau 
tidak. Biasanya aktivitas klien terganggu karena kelemahan dan keterbatasan gerak akibat nyeri 
luka post operasi. 
e) T (Timing), yaitu kapan mulai munculnya serangan nyeri dan berapa lama nyeri itu hilang 
selama periode akut. Nyeri dapat hilang timbul maupun menetap sepanjang hari. 
2) Riwayat Kesehatan Dahulu 
Kaji apakah klien pernah menderita penyakit sebelumnya dan kapan terjadi. Biasanya klien 
memiliki riwayat penyakit gastrointestinal. 
3) Riwayat kesehatan Keluarga 
Kaji apakah ada anggota keluarga yang memiliki penyakit serupa dengan klien, penyakit 
turunan maupun penyakit kronis. Mungkin ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit 
gastrointestinal. 
d. Riwayat Psikologi 
Biasanya klien mengalami perubahan emosi sebagai dampak dari tindakan pembedahan seperti
cemas. 
e. Riwayat Sosial 
Kaji hubungan klien dengan keluarga, klien lain, dan tenaga kesehatan. Biasanya klien tetap 
dapat berhubungan baik dengan lingkungan sekitar. 
f. Riwayat Spiritual 
Pandangan klien terhadap penyakitnya, dorongan semangat dan keyakinan klien akan 
kesembuhannya dan secara umum klien berdoa untuk kesembuhannya. Biasanya aktivitas 
ibadah klien terganggu karena keterbatasan aktivitas akibat kelemahan dan nyeri luka post 
operasi. 
g. Kebiasaan sehari-hari 
Perbandingan kebiasaan di rumah dan di rumah sakit, apakah terjadi gangguan atau tidak. 
Kebiasaan sehari-hari yang perlu dikaji meliputi : makan, minum, eliminasi Buang Air Besar 
(BAB) dan Buang Air Kecil (BAK), istirahat tidur, personal hygiene, dan ketergantungan. 
Biasanya klien kesulitan melakukan aktivitas, seperti makan dan minum mengalami penurunan, 
istirahat tidur sering terganggu, BAB dan BAK mengalami penurunan, personal hygiene kurang 
terpenuhi. 
h. Pemeriksaan Fisik 
1) Keadaan umum 
Kesadaran dapat compos mentis sampai koma tergantung beratnya kondisi penyakit yang 
dialami, tanda-tanda vital biasanya normal kecuali bila ada komplikasi lebih lanjut, badan 
tampak lemas. 
2) Sistem Pernapasan 
Terjadi perubahan pola dan frekuensi pernapasan menjadi lebih cepat akibat nyeri, penurunan 
ekspansi paru. 
3) Sistem Kardiovaskuler 
Mungkin ditemukan adanya perdarahan sampai syok, tanda-tanda kelemahan, kelelahan yang 
ditandai dengan pucat, mukosa bibir kering dan pecah-pecah, tekanan darah dan nadi 
meningkat.
4) Sistem Pencernaan 
Mungkin ditemukan adanya mual, muntah, perut kembung, penurunan bising usus karena puasa, 
penurunan berat badan, dan konstipasi. 
5) Sistem Perkemihan 
Jumlah output urin mungkin sedikit karena kehilangan cairan tubuh saat operasi atau karena 
adanya muntah. Biasanya terpasang kateter. 
6) Sistem Persarafan 
Dikaji tingkat kesadaran dengan menggunakan GCS dan dikaji semua fungsi nervus kranialis. 
Biasanya tidak ada kelainan pada sistem persarafan. 
7) Sistem Penglihatan 
Diperiksa kesimetrisan kedua mata, ada tidaknya sekret/lesi, reflek pupil terhadap cahaya, visus 
(ketajaman penglihatan). Biasanya tidak ada tanda-tanda penurunan pada sistem penglihatan. 
8) Sistem Pendengaran 
Amati keadaan telinga, kesimetrisan, ada tidaknya sekret/lesi, ada tidaknya nyeri tekan, uji 
kemampuan pendengaran dengan tes Rinne, Webber, dan Schwabach. Biasanya tidak ada 
keluhan pada sistem pendengaran. 
9) Sistem Muskuloskeletal 
Biasanya ditemukan kelemahan dan keterbatasan gerak akibat nyeri. 
10) Sistem Integumen 
Adanya luka operasi pada abdomen. Mungkin turgor kulit menurun akibat kurangnya volume 
cairan. 
11) Sistem endokrin 
Dikaji riwayat dan gejala-gejala yang berhubungan dengan penyakit endokrin, periksa ada 
tidaknya pembesaran tiroid dan kelenjar getah bening. Biasanya tidak ada keluhan pada sistem 
endokrin. 
i. Data Penunjang 
Pemeriksaan laboratorium : 
1) Elektrolit : dapat ditemukan adanya penurunan kadar elektrolit akibat kehilangan cairan 
berlebihan 
2) Hemoglobin : dapat menurun akibat kehilangan darah
3) Leukosit : dapat meningkat jika terjadi infeksi 
j. Terapi 
Biasanya klien post laparotomy mendapatkan terapi analgetik untuk mengurangi nyeri, 
antibiotik sebagai anti mikroba, dan antiemetik untuk mengurangi rasa meal. 
2. Diagnosa Keperawatan 
North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) mendefinisikan bahwa diagnosa 
keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap 
masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan 
memberikan dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang menjadi 
tanggung gugat perawat. (Marilynn E. Doenges, ect, 1999: 8) 
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien post laparatomy adalah : 
a. Inefektif pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi pare, nyerii. 
b. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan berlebihan 
melalui muntah, diare, penghisap Nasogastrik/ intestinal. 
c. Nyeri (akut) berhubungan dengan insisi bedah, distensi abdomen, adanya selang Nasogastrik. 
d.. Intoleran aktivitas berhubungan dengan nyeri post operasi, kelemahan sekunder terhadap 
pembedahan. 
e. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasif adanya luka insisi 
pembedahan dengan kemungkinan kontaminasi. 
f. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan 
ketidakmampuan mencerna makanan atau mengabsorpsi, status puasa. 
g. Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan insisi bedah. 
h. Konstipasi berhubungan dengan efek-efek anestesi, manipulasi pembedahan, ketidakaktifan 
fisik, immobilisasi. 
i. Kurang perawatan diri (uraikan) berhubungan dengan kelemahan, kehilangan mobilitas 
j. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis, dam kebutuhan pengobatan berhubungan 
dengan kurang terpapar informasi, kesalahan interpretasi informasi, tidak mengenal sumber 
informasi. 
3. Perencanaan/Intervensi Keperawatan 
Rencana keperawatan merupakan bukti tertulis dan tahap dua dan tiga proses keperawatan 
yang mengidentifikasi masalah/kebutuhan klien, tujuan/hasil perawatan, dan intervensi untuk
mencapai hasil yang diharapkan dan menangani masalah/kebutuhan klien. (Marilynn E. 
Doengoes, ect, 1998: 82) 
Di bawah ini rencana tindakan keperawatan beserta rasionalnya berdasarkan permasalahan 
yang muncul. 
a. Inefektif pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri 
1) Definisi 
Keadaan dimana seorang individu mengalami kehilangan ventilasi yang aktual dan potensial 
yang berhubungan dengan perubahan pola pemapasan 
2) Batasan karakteristik 
a) Mayor. 
(1) Perubahan dalam frekuensi atau pola pernapasan 
(2) Perubahan pada nadi (frekuensi, irama, kualitas) 
b) Minor : 
(1) Ortopnea 
(2) Takipnea, hiperpnea, hiperventilasi 
(3) Pernapasan disritmik 
(4) Pernapasan sukar/berhati-hati 
3) Kriteria hasil 
Klien akan menetapkan pola napas yang normal/efektif dan bebas dari sianosis atau tanda-tanda 
hipoksia lainnya (takikardi dan/atau bradikardi, meningkatnya pernapasan) 
4) Intervensi 
No Intervensi Rasional 
1 2 3 
1 
2
3 
4 
5 
6 
7 
Mandiri 
Pertahankan jalan napas klien dengan memiringkan kepala, hiperekstensi rahang 
Auskultasi suara napas
Observasi frekuensi dan kedalaman pernapasan 
Pantau tanda-tanda vital 
Letakkan klien pada posisi yang sesuai, tergantung pada kekuatan pernapasan dan jenis 
pembedahan 
Lakukan penghisapan lendir jika diperlukan 
Kolaborasi 
Berikan tambahan oksigen sesuai kebutuhan 
Mencegah obstruksi jalan napas 
Kurangnya suara napas adalah indikasi adanya obstruksi oleh mukus atau lidah dan dapat 
diatasi dengan mengubah posisi ataupun penghisapan 
Memastikan efektifitas pernapasan sehingga upaya memperbaikinya dapat segera dilakukan 
Meningkatnya pernapasan, takikardia, dan/atau bradikardi menunjukkan kemungkinan 
terjadinya hipoksia 
Elevasi kepala dan posisi miring akan mencegah terjadinya aspirasi dari muntah, posisi yang 
benar akan mendorong ventilasi pada lobus paru bagian bawah dan menurunkan tekanan pada 
diafragma 
Obstruksi jalan napas dapat terjadi karena adanya darah atau mukus dalam tenggorok atau 
trakea
Meningkatkan atau memaksi-malkan pengambilan oksigen yang akan diikat oleh Hb yang 
menggantikan tempat gas anestesi dan mendorong pengeluaran gas tersebut melalui zat-zat 
inhalasi 
1 2 3 
8 
Berikan obat-obatan IV seperti Nalokson (Narkan) atau Doksapram (Dopram) 
Narkan akan mengubah induksi narkotik yang menekan susunan saraf pusat dan Dopram 
menstimulasi gerakan otot-otot pernapasan. 
b. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan berlebihan 
melalui muntah, diare, penghisap Nasogastrik/intesfinal. 
1) Definisi 
Keadaan dimana individu berisiko mengalami dehidrasi vaskular, interstisial, atau intraselular 
2) Batasan karakteristik 
a) Mayor : 
(1) Ketidakcukupan masukan cairan oral 
(2) Ketidakseimbangan antara masukan dan haluaran 
(3) Penurunan berat badan 
(4) Kulit/membran mukosa kering 
b) Minor : 
(1) Peningkatan natrium serum 
(2) Penurunan haluaran urin atau haluaran urin berlebihan 
(3) Urin memekat atau seeing berkernib 
(4) Penurunan turgor kulit 
(5) Haus/mual/anoreksia 
3) Kriteria hasil
Klien akan mempertahankan hidrasi adekuat dengan membran mukosa lembab, turgor kulit dan 
pengisian kapiler baik, tenda vital stabil, dan haluaran urin adekuat. 
4) Intervensi 
No Intervensi Rasional 
1 2 3 
1 
2 
3 
4 
5 
6 Mandiri 
Pantau tanda-tanda vital, perhatikan peningkatan nadi, tekanan darah, dan takipnea. Periksa 
balutan dan luka dengan sering selama 24 jam pertama terhadap tanda-tanda merah atau
bengkak berlebihan 
Palpasi nadi perifer, evaluasi pengisian kapiler, turgor kulit, dan status membran mukosa 
Pantau masukan dan haluaran, timbang berat badan setiap hari 
Perhatikan adanya distensi abdomen 
Observasi / catat kuantitas, jumlah, dan karakter drainase NGT 
Pantau suhu 
Tanda-tanda awal hemoragi usus dan/atau pembentukan hematoma, yang dapat menye-babkan 
syok hipovolemik 
Memberikan informasi tentang volume sirkulasi umum dan tingkat hidrasi 
Indikator langsung dari hidrasi/perfusi organ dlan fungsi dan memberikan pedoman untuk 
penggantian cairan 
Perpindahan cairan dan ruang vaskuler menurunkan volume sirkulasi dan merusak perfusi 
ginjal 
Haluaran cairan berlebihan dapat menyebabkan ketidak-seimbangan elektrolit 
Demam rendah umum terjadi 
1 2 3
7 
8 
9 
Kolaborasi 
Pertahankan patensi penghisap Nasogatrik/usus 
Pantau pemeriksaan labora-torium, misal Hb/Ht, elektrolit 
Berikan cairan elektrolit sesuai indikasi 
selama 24-48 jam pertama dan dapat menambah kehilangan cairan 
Meningkatkan dekompresi usus untuk menurunkan distensi/tekanan pada garis jahitan dan 
menurunkan mtial/muntah 
Memberikan informasi tentang hidrasi dan kebutuhan penggantian 
Mempertahankan volume sirkulasi dan keseimbangan elektrolit 
c. Nyeri (akut) berhubungan dengan insisi bedah, distensi abdomen, adanya selang Nasogastrik. 
1) Definisi
Suatu keadaan dimana individu mengalami dan melaporkan adanya ketidaknyamanan berat 
atau sensasi tak nyaman, berakhir dari satu detik sampai kurang dan enam bulan. 
2) Batasan karakteristik 
a) Mayor 
Komunikasi (verbal stair kode) dari pemberi gambaran nyeri 
b) Minor 
(1) Perilaku melindungi, protektif 
(2) Memfokuskan pada diri sendiri 
(3) Penyempitan fokus (perubahan persepsi, menarik diri dari kontak sosial, kerusakan proses 
pikir) 
(4) Perilaku distraksi (merintih, menangis, mondar-mandir, mencari orang lain dan/atau 
aktivitas, gelisah) 
(5) Wajah tampak menahan nyeri (mata tak bersemangat, gerakan terfiksasi atau menyebar, 
meringis) 
(6) Perubahan pada tonus otot (dapat berkisar dari malas sampai kaku) 
(7) Respons otonom tidak tampak pada nyeri kronik yang stabil (diaforesis, peruhahan tekanan 
darah dan nadi, dilatasi pupil, peningkatan atau penurunan frekuensi napas) 
3) Kriteria hasil 
a) Klien melaporkan nyeri hilang/terkontrol 
b) Klien tampak rileks, mampu beristirahat/tidur dengan tepat 
4) Intervensi 
No Intervensi Rasional 
1 2 3 
1 
2 Mandiri 
Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 1-10) dan faktor pemberat / penghilang 
Anjurkan klien untuk melaporkan nyeri segera saat mulai
Nyeri insisi bermakna pada fase awal pasca operasi, diperberat oleh gerakan, batuk, distensi 
abdomen, mual. 
Intervensi dini pada kontrol nyeri memudahkan pemulihan otot/jaringan dengan menurun-kan 
tegangan otot dan memperbaiki sirkulasi 
1 2 3 
3 
4 
5 
6 
7 
8 
Pantau tanda-tanda vital
Kaji insisi bedah, perhatikan adanya edema 
Berikan tindakan kenyamanan, teknik relaksasi 
Pertahankan kepatenan selang Nasogastrik/drainase intestinal 
Ambulasikan klien sesegera mungkin 
Kolaborasi 
Berikan analgetik sesuai indikasi Respon autonomik meliputi perubahan pada tekanan darah, 
nadi, dan pernapasan, yang berhubungan dengan keluhan/ penghilangan nyeri. 
Perdarahan pada jaringan, bengkak, inflamasi lokal, atau terjadinya infeksi dapat menyebabkan 
peningkatan nyeri insisi 
Menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi 
Obstruksi selang dapat me-ningkatkan distensi abdomen yang dapat meningkatkan nyeri 
Menurunkan masalah yang terjadi karena immobilisasi, misal tegangan otot, tertahan-nya 
flatus 
Mengontrol/mengurangi nyeri untuk meningkatkan istirahat 
d. Intoleran aktivitas berhubugan dengan nyeri post operasi, kelemahan sekunder terhadap 
pembedahan 
1) Definisi 
Penurunan kapasitas fisiologis seseorang untuk mempertahankan aktivitas sampai ke tingkat 
yang diinginkan 
2) Batasan Karakteristik 
a) Mayor
(1) Perubahan respon fisiologis terhadap aktivitas ; pernapasan (dispnea, hyperpnea, 
penurunan frekuensi) 
(2) Nadi (lemah menurun atau meningkat berlebihan, perubahan irama, gagal untuk kembali ke 
tingkat aktivitas setelah tiga menit) 
(3) Tekanan darah (gagal meningkat dengan aktivitas, diastolik meningkat lebih dari 15 mmHg) 
b) Minor 
(1) Kelemahan, kelelahan, pucat/sianosis 
(2) Kacau mental 
(3) Vertigo 
3) Kriteria Hasil 
Klien akan meningkatkan toleransi terhadap aktivitas, dengan tanda klien mampu beraktiv itas 
secara progresif dan kemampuan melakukan aktivitas 
4) Intervensi 
No Intervensi Rasional 
1 2 3 
1 
2 
3 Mandiri 
Kaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas 
Beri motivasi klien untuk beraktivitas 
Awasi tanda vital sebelum dan setelah aktivitas 
Membantu menentukan intervensi
Membantu meningkatkan semangat klien untuk meningkatkan aktivitasnya 
Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa sejumlah oksigen 
yang adekuat ke jaringan 
1 2 3 
4 
5 
6 
7 
8 
9 
Beri penjelasan pentingnya mobilisasi dini
Ajarkan dan bantu klien untuk mobilisasi dini, tingkatkan aktivitas secara bertahap, misal bantu 
klien untuk posisi miring kanan-kiri, duduk, berdiri, dan berjalan 
Ubah posisi klien secara perlahan dan pantau terhadap adanya peningkatan rasa nyeri 
Anjurkan klien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, keletihan, nyeri yang hebat 
Gunakan teknik penghematan energi, misal : duduk pada saat 
melakukan aktivitas tertentu 
Kolaborasi 
Berikan obat analgetik sesuai advice 
Meningkatkan pemahaman klien agar mampu beraktivitas sesuai rentang yang dapat 
ditoleransi 
Mobilisasi dini dan pening-katan aktivitas secara bertahap dapat memperbaiki toleransi 
aktivitas, memperbaiki tonus otot tanpa kelelahan 
Membantu klien beraktivitas sesuai rentang yang dapat ditoleransi 
Regangan secara tiba-tiba dapat menimbulkan perubahan 
fisiologis yang tidak dapat ditoleransi klien 
Mendorong klien melakukan banyak aktivitas dengan membatasi penyimpangan energi dan 
mencegah kelemahan 
Membantu mengurangi rasa nyeri 
e. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, adanya luka insisi 
pembedahan dengan kemungkinan kontarninasi. 
1) Definisi 
Suatu keadaan dimana seorang individu berisiko terserang oleh agen patogenik atau 
oportunistik (virus, jamur, bakteri, protozoa, atau parasit lain) dare berbagai sumber baik dari 
dalam maupun dari luar tubuh. 
2) Batasan karakteristik
a) Subjektif 
(1) Kaji keluhan 
(a) Demam terus menerus atau intermitten 
(b) Infeksi sebelumnya 
(c) Nyeri atau pembengkakan 
b) Objektif 
(1) Adanya luka (pembedahan, terbakar, invasif, terluka sendiri) 
(2) Suhu meningkat 
(3) Status nutrisi 
3) Kriteria hasil 
Klien akan mencapai pemulihan luka tepat waktu ; bebas dari drainase purulen atau eritema 
dan demam. 
4) Intervensi 
No Intervensi Rasional 
1 2 3 
Mandiri 
Pantau tanda-tanda vital, perhatikan peningkatan suhu 
Observasi penyatuan luka, kateter drainase, 
Demam 38,3°C dari awitan tiba-tiba dan disertai dengan menggigil, kelelahan, kelemahan, 
takipnea, takikardi, dan hipotensi menandakan syok septik. Peningkatan suhu 4-7 hari setelah 
pembedahan sering menandakan abses luka atau kebocoran cairan dari sisi anastomosis 
1 2 3 
2 
3
4 Observasi penyatuan luka, kateter drainase, adanya inflamasi 
Pertahankan perawatan luka aseptik. Pertahankan balutan kering 
Kolaborasi 
Berikan antibiotik sesuai indikasi Perkembangan infeksi dapat memperlambat pemulihan 
Melindungi klien dari kontaminasi silang selama penggantian balutan. Balutan basah menyerap 
kontaminan eksternal 
Diberikan secara proilaktik untuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhan organisms 
penyebab infeksi 
f. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan 
ketidakmampuan mencerna makanan atau mengabsorpsi, status puasa. 
1) Definisi 
Suatu kondisi dimana individu berada atau mengalami risiko penurunan berat badan karena 
ketidakadekuatan masukan oral maupun peningkatan kebutuhan metabolisme. 
2) Batasan karakteristik 
a) Mayor 
Seseorang yang dilaporkan mengalami ketidakcukupan masukan oral atau mengalami 
penurunan berat badan 
b) Minor 
(1) Berat badan menurun 10-20 % di bawah normal dan tinggi serta kerangka tubuh tidak ideal 
(2) Lipatan kulit trisep, lingkar lengan atas dan lingkar otot pertengahan lengan kurang dare 60 
% normal 
(3) Kelemahan dan nyeri otot 
(4) Mudah tersinggung dan bingung 
(5) Penurunan albumin serum 
(6) Penurunan transferin/kapasitas pengikat zat besi 
3) Kriteria hasil 
Klien akan mendemonstrasikan pemeliharaan/kemajuan penambahan berat badan yang
diinginkan dengan normalisasi nilai laboratorium dan tak ada tanda-tanda malnutrisi 
4) lntervensi 
No Intervensi Rasional 
1 2 3 
1 
2 
3 
4 
Mandiri 
Tinjau faktor-faktor individual yang mempengaruhi kemampuan mencerna/makan makanan, 
missal status puasa, mual, ileus paralitik setelah selang dilepaskan 
Timbang berat badan sesuai indikasi. Catat masukan dan haluaran 
Auskultasi bising usus, palpasi abdomen 
Identifikasi kesukaan/ketidaksukaan 
diit dari klien. Anjurkan pilihan makanan tinggi protein dan vitamin C 
Mempengaruhi pilihan inter-vensi
Mengidentifikasi status cairan serta memastikan kebutuhan metabolic 
Menentukan kembalinya peristaltik (biasanya dalam 2-4 hari) 
Meningkatkan kerja sama klien dengan aturan diit. Protein dan vitamin C adalah kontributor 
utama untuk pemeliharaan jaringan dan perbaikan. 
1 2 3 
5 
6 
7 
8 Kolaborasi 
Pertahankan patensi selang Nasogastrik 
Berikan terapi cairan IV 
Berikan antiemetik atau antasida sesuai indikasi 
Konsul dengan Alli diit, tim pendukung nutrisi. 
Mempertahankan dekompresi 
lambung, meningkatkan istirahat/pemulihan usus
Memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit 
Antiemetik mencegah muntah, 
antasida menetralkan atau menurunkan pembentukan asam untuk mencegah erosi mukosa dan 
kemungkinan ulserasi 
Bermanfaat dalam menge-valuasi dan memenuhi kebutuhan diit individu 
g. Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan insisi bedah. 
1) Definisi 
Suatu kondisi dimana, seseorang mengalami atau berada pada kondisi rusaknya jaringan 
integumen 
2) Batasan karakteristik 
a) Mayor 
(1) Kerusakan pada integumen 
(2) Invasi struktur tubuh 
b) Minor 
(1) Lesi, eritema 
(2) Edema 
(3) Pruritus 
3) Kriteria hasil 
Klien mencapai pemulihan luka tepat waktu tanpa komplikasi 
4) Intervensi 
No Intervensi Rasional 
1 2 3 
1
2 
3 
4 
5 
6 
Mandiri 
Beri penguatan pada balutan awal/penggantian sesuai indikasi. Gunakan teknik aseptik yang 
ketat
Secara hati-hati lepaskan perekat (sesuai arah pertumbuhan rambut) dan pembalut pada waktu 
mengganti 
Lakukan perawatan luka secara teratur dengan teknik aseptik 
Gunakan sealant/barrier kulit sebelum perekat jika diperlukan. Gunakan perekat yang halus 
(hipoalergik) untuk membalut luka yang membutuhkan pergantian balutan yang sering 
Periksa luka secara teratur, catat karakteristik dan integritas kulit 
Kaji jumlah dan karakteristik cairan luka 
Melindungi luka dari perlukaan mekanis dan kontaminasi. 
Mencegah akumulasi cairan yang dapat menyebabkan ekskoriasi 
Mengurangi risiko trauma kulit dan gangguan pada luka 
Memfasilitasi penyembuhan luka secara optimal 
Menurunkan risiko terjadinya trauma kulit atau abrasi dan memberikan perlindungan tambahan 
untuk kulit atau jaringan yang halus. 
Pengenalan akan adanya kegagalan Proses penyem-buhan luka/berkembangnya komplikasi 
secara dini dapat mencegah terjadinya kondisi yang lebih serius 
Menurunnya cairan menandakan adanya evolusi dari proses penyembuhan, apabila penge-luaran 
cairan terus menerus atau adanya eksudat yang bau menunjukkan terjadinya kompli-kasi 
1 2 3 
7
8 
9 
10 Tekan areal atau insisi abdominal dan dada dengan menggunakan bantal selama batuk atau 
bergerak 
Ingatkan klien untuk tidak menyentuh daerah luka 
Kolaborasi 
Berikan es pada daerah luka jika dibutuhkan 
Berikan antibiotik sesuai indikasi Menetralisasi tekanan pada luka, meminimalkan risiko 
terjadinya rupture/dehisens 
Mencegah kontaminasi luka 
Menurunkan pembentukan edema yang mungkin menyebabkan tekanan yang tidak dapat 
diidentifikasi pada luka 
Diberikan secara profilaktik untuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhan organisme 
penyebab infeksi 
h. Konstipasi berhubungan dengan efek-efek anestesi, manipulasi pembedahan, ketidakaktifan
fisik, immobilisasi 
1) Definisi 
Suatu keadaan dimana inidividu mengalami atnu berisiko tinggi mengalmi statis usus besar 
sehingga menimbulkan eliminasi yang jarang dan keras. 
2) Batasan karakteristik 
a) Mayor 
(1) Bentuk feces keras 
(2) Defekasi kurang dari tiga kali dalam seminggu 
b) Minor 
(1) Penurunan bising usus 
(2) Keluhan rektal penuh 
(3) Keluhan tekanan pada rectum 
(4) Mengejan dan nyeri waktu defekasi 
(5) Perasaan pengosongan yang tidak adekuat 
3) Kriteria hasil 
Klien menunjukkan pola eliminasi (defekasi) yang adekuat 
4) Intervensi 
No Intervensi Rasional 
1 2 3 
1 
2 
3
4 
Mandiri 
Auskultasi bising usus 
Anjurkan klien meningkatkan aktivitas 
Tingkatkan faktor-faktor yang membantu memperbaiki pola eliminasi (diit tinggi serat, masukan 
cairan yang adekuat) 
Kolaborasi 
Berikan pelunak feses, suposituria gliserin sesuai indikasi 
Adanya bising usus menunjuk-kan kembalinya peristaltik Aktivitas mempengaruhi eliminasi usus 
dengan memperbaiki tonus otot abdomen dan merangsang nafsu makan serta peristaltic 
Serat membantu merangsang peristaltik. Masukan cairan yang adekuat diperlukan untuk 
meningkatkan konsistensi feses 
Mungkin perlu untuk merangsang peristaltik dengan perlahan/evakuasi feses 
i. Kurang perawatan diri (uraikan) berhubungan dengan kelemahan, kehilangan mobilitas 
1) Definisi 
Keadaan dimana individu mengalami kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif 
menyebabkan penurunan kemampuan dalam melakukan setiap aktivitas perawatan diri 
2) Batasan karakteristik 
a) Mayor
(1) Tidak mampu makan sendiri 
(2) Tidak marnpu mandi sendiri (termasuk menggosok gigi, menggunting kuku, mengikat 
rambut, dan memakai kosmetik) 
(3) Tidak mampu memakai baju sendiri 
(4) Tidak mampu melakukan toileting sendiri 
(5) Tidak mampu memakai peralatan sendiri 
3) Kriteria hasil 
Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kemampuan fisiknya. 
4) lntervensi 
No Intervensi Rasional 
1 2 3 
1 
2 
3 
4 Mandiri 
Kaji kemampuan saat ini dan hambatan untuk partisipasi dalam perawatan 
Ikutsertakan Mien dalam formulasi rencana perawatan pada tingkat kemampuan 
Dorong perawatan diri, bekerja dengan kemampuan yang sekarang 
Berikan perawatan fisik sesuai kebutuhan
Mengidentifikasi kebutuhan intervensi yang diperlukan 
Meningkatkan perasaan kontrol dan meningkatkan kerja sama dan perkembangan kemandirian 
Melakukan untuk dirinya sendiri akan meningkatkan perasaan harga diri. 
Perawatan dasar penting untuk mempertahankan hygiene yang baik saat klien tidak dapat 
melakukannya sendiri 
j. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai kondisi, prognosis, 
dan kebutuhan pengobatan 
1) Definisi 
Suatu kondisi dimana individu atau kelompok mengalami kekurangan pengetahuan kognitif atau 
keterampilan psikomotor mengenai suatu keadaan dan rencana tindakan pengobatan. 
2) Batasan karakteristik 
a) Mayor 
(1) Menyatakan kurang pengetahuan atau keterampilan/meminta informasi. 
(2) Mengekspresikan persepsi yang tidak akurat terhadap kondisi kesehatannya. 
(3) Menampilkan secara tidak tepat perilaku sehat yang diinginkan atau yang sudah ditentukan. 
b) Minor 
(1) Kurang integrasi rencana tindakan ke dalam kegiatan sehari-hari 
(2) Menunjukkan atau mengekspresikan gangguan psikologis, misal cemas, depresi yang 
diakibatkan oleh salahnya informasi atau kurang informasi 
3) Kriteria hasil 
Klien mengungkapkan pemahaman proses penyakit dan perawatan yang dianjurkan serta 
berpartisipasi dalam program pengobatan 
4) Intervensi 
No Intervensi Rasional 
1 2 3 
1
2 
3 Mandiri 
Tinjau ulang prosedur dan harapan pasca operasi 
Diskusikan pentingnya masu-kan cairan adekuat, kebutuhan diit 
Demonstrasikan perawatan luka/mengganti balutan yang tepat 
Memberikan dasar pengeta-huan dimana klien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi 
Meningkatkan penyembuhan dan narmalisasi fungsi usus 
Meningkatkan penyembuhan, menurunkan resiko infeksi, memberikan kesempatan untuk 
mengobservasi pemulihan luka 
1 2 3 
4 
Identifikasi gejala-gejala yang memerlukan evaluasi medis, seperti demam menetap, bengkak, 
eritema, atau terbukanya tepi luka 
Tinjau ulang pembatasan aktivitas, misal tidak mengangkat benda berat selama 6-8 minggu, 
meng-hindari latihan/olahraga keras 
Anjurkan peningkatan aktivitas bertahap sesuai toleransi dan keseimbangan dengan periode 
istirahat yang adekuat 
Pengenalan dini dari komplikasi dan intervensi segera dapat mencegah progresi situasi serius 
Menurunkan resiko regangan/ trauma insisi, pembentukan hernia
Mencegah kelelahan, merang-sang sirkulasi dan normalisasi fungsi organ, meningkatkan 
penyembuhan 
4. Implementasi 
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana perawatan 
dilaksanakan ; melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan. (Marilynn E. Doenges, 
ect, 1998 : 105) 
5. Evaluasi 
Evaluasi merupakan tahap akhir dan proses keperawatan. Proses kontinyu yang penting untuk 
menjamin kualitas dan ketepatan perawatan yang diberikan, dilakukan dengan meninjau 
respons klien untuk menentukan keefektifan rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan 
klien. (Marilynn E. Doenges, ect, 1998 : 119). 
Pengkajian 
1. Aktivitas dan istirahat: 
· subyektif : kelemahan 
· Obyektif : kelelahan 
2. Sirkulasi : 
· Obyektif : Takikardia, Diaphoresis 
3. Eliminasi : 
· Subektif : Perubahan pada warna urine dan feces 
· Obyektif : Distensi abdomen, teraba massa di abdomen atas/quadran kanan atas, urine pekat . 
4. Makan / minum (cairan) 
Subyektif : 
· Anoreksia, Nausea/vomit.
· Tidak ada toleransi makanan lunak dan mengandung gas. 
· Regurgitasi ulang, eruption, flatunasi. 
· Rasa seperti terbakar pada epigastrik (heart burn). 
· Ada peristaltik, kembung dan dyspepsia. 
Obyektif : 
· Kegemukan. 
· Kehilangan berat badan (kurus). 
5. Nyeri/ Kenyamanan : 
Subyektif : 
· Nyeri abdomen menjalar ke punggung sampai ke bahu. 
· Nyeri apigastrium setelah makan. 
· Nyeri tiba-tiba dan mencapai puncak setelah 30 menit. 
Obyektif : 
Cenderung teraba lembut pada klelitiasis, teraba otot meregang /kaku hal ini dilakukan pada 
pemeriksaan RUQ dan menunjukan tanda marfin (+). 
6. Respirasi : 
Obyektif : Pernafasan panjang, pernafasan pendek, nafas dangkal, rasa tak nyaman. 
7. Keamanan : 
Obyektif : demam menggigil, Jundice, kulit kering dan pruritus , cenderung perdarahan 
(defisiensi Vit K ). 
8. Belajar mengajar : 
Obyektif : Pada keluarga juga pada kehamilan cenderung mengalami batu kandung empedu. 
Juga pada riwayat DM dan gangguan / peradangan pada saluran cerna bagian bawah. 
B. Prioritas Perawatan : 
1. Meningkatkan fungsi pernafasan. 
2. Mencegah komplikasi. 
3. Memberi informasi/pengetahuan tentang penyakit, prosedur, prognosa dan 
pengobatan 
C. Tujuan Asuhan Perawatan : 
1. Ventilasi/oksigenasi yang adekwat.
2. Mencegah/mengurangi komplikasi. 
3. Mengerti tentang proses penyakit, prosedur pembedahan, prognosis dan 
pengobatan 
D. Diagnosa Perawatan: 
1. Pre Operasi 
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (obstruksi, proses pembedahan) 
b) Potensial Kekurangan cairan sehubungan dengan : 
· Kehilangan cairan dari nasogastrik. 
· Muntah. 
· Pembatasan intake 
· Gangguan koagulasi, contoh : protrombon menurun, waktu beku lama. 
c) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan 
ketidakmampuan untuk ingesti dan absorbsi makanan 
d) Kurangnya pengetahuan tentang prognosa dan kebutuhan pengobatan, sehubugan dengan : 
· Menanyakan kembali tentang imformasi. 
· Mis Interpretasi imformasi. 
· Belum/tidak kenal dengan sumber imformasi. 
Ditandai : 
· pernyataan yang salah. 
· permintaan terhadap informasi. 
· Tidak mengikuti instruksi. 
2. Post Operasi 
a) Polanafas tidak efektif sehubungan dengan nyeri, kerusakan otot, kelemahan/ kelelahan, 
ditandai dengan : 
· Takipneu 
· Perubahan pernafasan 
· Penurunan vital kapasitas. 
· Pernafasan tambahan 
· Batuk terus menerus 
b) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, kerusakan jaringan (luka operasi) 
c) Penurunan integritas kulit/jaringan sehubungan dengan
· Pemasanagan drainase T Tube. 
· Perubahan metabolisme. 
· Pengaruh bahan kimia (empedu) 
Ditandai dengan : adanya gangguan kulit. 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MASALAH 
GANGGUAN BATU EMPEDU 
A. PENGKAJIAN 
1. Aktivitas dan istirahat: 
- Subyektif : kelemahan 
- Obyektif : kelelahan 
2. Sirkulasi : 
- Obyektif : Takikardia, Diaphoresis 
3. Eliminasi : 
- Subektif : Perubahan pada warna urine dan feces 
- Obyektif : Distensi abdomen, teraba massa di abdomen atas/quadran kanan atas, urine pekat . 
4. Makan / minum (cairan) 
- Subyektif : Anoreksia, Nausea/vomit. 
Ü Tidak ada toleransi makanan lunak dan mengandung gas. 
Ü Regurgitasi ulang, eruption, flatunasi. 
Ü Rasa seperti terbakar pada epigastrik (heart burn). 
Ü Ada peristaltik, kembung dan dyspepsia. 
- Obyektif : 
Ü Kegemukan 
Ü Kehilangan berat badan (kurus). 
5. Nyeri/ Kenyamanan : 
- Subyektif : 
Ü Nyeri abdomen menjalar ke punggung sampai ke bahu.
Ü Nyeri apigastrium setelah makan. 
Ü Nyeri tiba-tiba dan mencapai puncak setelah 30 menit. 
- Obyektif : 
Ü Cenderung teraba lembut pada klelitiasis, teraba otot meregang /kaku hal ini dilakukan pada 
pemeriksaan RUQ dan menunjukan tanda marfin (+). 
6. Respirasi : 
- Obyektif : Pernafasan panjang, pernafasan pendek, nafas dangkal, rasa tak nyaman. 
7. Keamanan : 
- Obyektif : Demam menggigil, Jundice, kulit kering dan pruritus , cenderung perdarahan ( defisiensi Vit K 
). 
8. Belajar mengajar : 
- Obyektif : Pada keluarga juga pada kehamilan cenderung mengalami batu kandung empedu. Juga pada 
riwayat DM dan gangguan / peradangan pada saluran cerna bagian bawah. 
B. PRIORITAS KEPERAWATAN 
Q Mengurangi nyeri dan meningkatkan istirahat. 
Q Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. 
Q Cegah komplikasi. 
Q Berikan imformai tentang proses penyakit, prognosa dan pengobatan yang dibutuhkan. 
C. TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN 
è Mengurangi nyeri. 
è Pencapaian keseimbangan (Homeostasis). 
è Mencegah komplikasi seminimal mungkin. 
è Proses penyakit, ramalan dan proses pengobatan. 
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN 
1. Nyeri (akut) sehubungan dengan : Trauma biologi obstruksi/spasme saluran proses 
peradangan, iskhemi/nekrosis jaringan, ditandai dengan : 
- Keluhanon nyeri, colik billiary (frequensi nyeri). 
- Ekspresi wajah saat nyeri, prilaku yang hati-hati.
- Respon autonomik (perubahan pada tekanan darah ,nadi). 
- Fokus terhadap diri yang terbatas. 
2. Potensial Kekurangan cairan sehubungan dengan : Penigkatan kehilangan cairan lambung 
: muntah, distensi dan hipermolity gaster. 
- Pengobatan yang mempunyai efek mengurangi cairan. 
- Proses pembekuan 
- Tanda dan gejala yang tidak stabil tidak dapat diaplikasikan pada diagnosa yang aktual. 
3. Potensial gangguan Nutrisi : Kurang dari yang dibutuhkan tubuh, sehubungan dengan: 
Faktor-faktor resiko yang mempengaruhi : 
- Dibebankan pada diri sendiri dan dibatasi makanan yang diberikan, mual, muntah, dispepsia, 
kesakitan. 
- Kehilangan nutrisi, mempengaruhi pencernaan yang disebabkan karena 
gangguan/penyempitan saluran empedu. 
4. Kurangnya pengetahuan tentang prognosa dan kebutuhan pengobatan, sehubugan dengan : 
- Menanyakan kembali tentang imformasi. 
- Mis Interpretasi imformasi. 
- Belum/tidak kenal dengan sumber imformasi.

More Related Content

What's hot (20)

Gangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep DiriGangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep Diri
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
 
Kolelitiasis
KolelitiasisKolelitiasis
Kolelitiasis
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''kolik renal'' AKPER PEMKAB MUNA
 
Deni lp eliminasi
Deni lp eliminasiDeni lp eliminasi
Deni lp eliminasi
 
Askep dm AKPER PEMDA MUNA
Askep dm AKPER PEMDA MUNA Askep dm AKPER PEMDA MUNA
Askep dm AKPER PEMDA MUNA
 
Askep batu ginjal
Askep batu ginjalAskep batu ginjal
Askep batu ginjal
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
 
Colic abdomen
Colic abdomenColic abdomen
Colic abdomen
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Analisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantungAnalisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantung
 
Stroke non hemoragik
Stroke non hemoragikStroke non hemoragik
Stroke non hemoragik
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjal
Asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjalAsuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjal
Asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjal
 
Askep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiAskep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisi
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Tipe keluarga
Tipe keluargaTipe keluarga
Tipe keluarga
 
Analisa data batu saluran kemih ella
Analisa data batu saluran kemih ellaAnalisa data batu saluran kemih ella
Analisa data batu saluran kemih ella
 

Similar to Batu empedu (20)

2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
 
Askep ca serviks
Askep ca serviksAskep ca serviks
Askep ca serviks
 
Lk gangguan nutrisi
Lk gangguan nutrisiLk gangguan nutrisi
Lk gangguan nutrisi
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Askep hematuri
Askep hematuriAskep hematuri
Askep hematuri
 
Inaayah Regita Putri
Inaayah Regita PutriInaayah Regita Putri
Inaayah Regita Putri
 
Inaayah Regita Putri
Inaayah Regita Putri Inaayah Regita Putri
Inaayah Regita Putri
 
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksiManajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi
 
Askep hepatitis AKPER PEMDA MUNA
Askep hepatitis AKPER PEMDA MUNA Askep hepatitis AKPER PEMDA MUNA
Askep hepatitis AKPER PEMDA MUNA
 
Askep ca serviks AKPER PEMDA MUNA
Askep ca serviks AKPER PEMDA MUNA Askep ca serviks AKPER PEMDA MUNA
Askep ca serviks AKPER PEMDA MUNA
 
Askep oksigenasi
Askep oksigenasiAskep oksigenasi
Askep oksigenasi
 
Askep gea
Askep geaAskep gea
Askep gea
 
ASKEP ANAK DIARE ELIA.docx
ASKEP ANAK DIARE ELIA.docxASKEP ANAK DIARE ELIA.docx
ASKEP ANAK DIARE ELIA.docx
 
ASKEP ANAK DIARE ELIA.docx
ASKEP ANAK DIARE ELIA.docxASKEP ANAK DIARE ELIA.docx
ASKEP ANAK DIARE ELIA.docx
 
37044 jtptunimus gdl-ikewahyuni-5196-3-bab3
37044 jtptunimus gdl-ikewahyuni-5196-3-bab337044 jtptunimus gdl-ikewahyuni-5196-3-bab3
37044 jtptunimus gdl-ikewahyuni-5196-3-bab3
 
Askep Histerektomi indikasi Tumor Padat Ovarii
Askep Histerektomi indikasi Tumor Padat OvariiAskep Histerektomi indikasi Tumor Padat Ovarii
Askep Histerektomi indikasi Tumor Padat Ovarii
 
Askep kelompok cempaka
Askep kelompok cempakaAskep kelompok cempaka
Askep kelompok cempaka
 
Bab iii bhb
Bab iii bhbBab iii bhb
Bab iii bhb
 
Hipertiroid
HipertiroidHipertiroid
Hipertiroid
 
askeb abortus imminens
askeb abortus imminensaskeb abortus imminens
askeb abortus imminens
 

More from Hilda Lamtia

Mode bantuan ventilasi
Mode bantuan ventilasiMode bantuan ventilasi
Mode bantuan ventilasiHilda Lamtia
 
Keseimbangan asam bas
Keseimbangan asam basKeseimbangan asam bas
Keseimbangan asam basHilda Lamtia
 
Konsep keperawatan
Konsep keperawatanKonsep keperawatan
Konsep keperawatanHilda Lamtia
 
Asuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensiAsuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensiHilda Lamtia
 

More from Hilda Lamtia (8)

Mode bantuan ventilasi
Mode bantuan ventilasiMode bantuan ventilasi
Mode bantuan ventilasi
 
Keseimbangan asam bas
Keseimbangan asam basKeseimbangan asam bas
Keseimbangan asam bas
 
Makalah rbd kel.2
Makalah rbd kel.2Makalah rbd kel.2
Makalah rbd kel.2
 
Konsep keperawatan
Konsep keperawatanKonsep keperawatan
Konsep keperawatan
 
Apendisitis
ApendisitisApendisitis
Apendisitis
 
Asuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensiAsuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan hipertensi
 
Pathway ca paru
Pathway ca paruPathway ca paru
Pathway ca paru
 
Makalah tb 2
Makalah tb 2Makalah tb 2
Makalah tb 2
 

Recently uploaded

Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 

Recently uploaded (19)

Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 

Batu empedu

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN KOLELITIASIS A. Pengkajian Tanggal pengkajian : 22 April 2008 Jam pengkajian : 15. 00 WIB Tanggal masuk : 10 April 2008 No. RM : 891767 1. Identitas a. Identitas pasien Nama : Tn. M Tempat tanggal lahir : 08 April 1948 Umur : 60 th Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Sumodilagan, Joyosuran 04/09 Ps. Kliwon Surakarta Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Swasta b. Identitas penanggung jawab Nama : Ny. M Umur : 46 th Jenis kelamin : Perempuan Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Swasta Alamat : Sumodilagan, Joyosuran 04/09 Ps. Kliwon Surakarta Hubungan dng pasien : Istri 2. Keluhan utama
  • 2. Penurunan mengatakan nyeri pada perut kanan atas 3. Riwayat keperawawatan a. Riwayat keperawatan sekarang Pasien dengan keluhan perut nyeri pada kanan atas sejak 5 tahun yang lalu, nyeri seperti ditusuk-tusuk menjalar sampai ke pinggang, nyeri dirasakan hilang timbul kadang nyeri hilang sendiri, kemudian pasien memeriksakan diri ke dokter di USG dan di diagnosis batu empedu pasien menolak untuk operasi dan minta pulang, selama 5 tahun nyeri sering kumat-kumatan, tiap kumat pasien memeriksakan diri ke dokter dan diberi obat pengurang nyeri, dalam 1 tahun terakhir kumat 2 kali, terakhir kumat 3 bulan yang lalu. ± 3 hari yang lalu sebelum masuk RS pasien mendadak panas, panas hilang timbul di periksakan ke dokter pada 1 hari di RS di USG di diagnosis batu empedu, diberi obat penurun panas dan pengurang nyeri, tetapi sakit tidak berkurang lalu dibawa ke RSDM. b. Riwayat kesehatan dahulu Pasien mengatakan belum pernah mondok di RS, bila pasien sakit sering dibawa ke dokter dan setelah di diagnosis batu empedu pasien menolak untuk operasi. c. Riwayat keperawatan keluarga Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti yang diderita oleh pasien, keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit keturunan dan menular. 4. Pola fungsional (Gordon) a. Biologis 1) Pola oksigenasi Pasien tidak ada gangguan dalam bernafas, tidak terpasang O2, bernafas 20 x/menit, sebelum sakit pasien juga tidak ada gangguan dalam bernafas. 2) Pola cairan dan elektrolit Pasien mendapatkan cairan dari infus RL 20 tpm, sehari sebanyak 2000 cc/hari, dari minum sebanyak ± 1000 cc per hari. Sebelum sakit : pasien sehari minum ± 1500 cc air putih, dan ± 200 cc teh hangat tiap pagi hari. 3) Pola nutrisi Sebelum sakit : pasien makan 3 x sehari dengan porsi sedang dengan nasi, lauk dan sayur. Selama sakit : pasien makan 3 x sehari dengan ¼ porsi dari porsi rumah sakit ± 75 cc, diit 1700 k.kalori, diit rendah lemak, pasien mengatakan mual dan tidak nafsu makan
  • 3. Pola eliminasi Sebelum sakit : pasien BAB 1 x sehari, kebiasaan pada pagi hari dengan konsistensi lembek, warna kuning dan berbau khas. BAK : ± 5-6 x/hari, dengan warna kuning jernih dan berbau khas. Selama sakit : pasien selama sakit BAB 3 kali, dengan konsistensi ± 1000 cc, lembek, warna seperti dempul dan berbau khas. : ± 4-5 x/hari, warna gelap seperti teh ± 1000-1500 cc Pola keamanan dan kenyamanan Sebelum sakit : pasien tidak ada masalah dengan keamanan, pasien merasa tidak nyaman bila sakitnya kambuh. Selama sakit : selama di RS pasien merasa aman karena selalu ditunggui oleh keluarganya, pasien kurang nyaman dengan keadaannya saat ini, karena nyeri yang dirasakannya. Pola personal hygiene Sebelum sakit : pasien mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, keramas 2 x/minggu, melakukan personal hygiene secara mandiri Selama sakit : pasien mandi disibin oleh keluarga 1 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, selama di RS belum pernah keramas. Pola istirahat tidur Sebelum sakit : pasien istirahat ± 2jam/hari, tidur malam ± 5 jam/hari, tidur siang ± 1 jam/hari. Selama sakit : pasien istirahat ± 4 jam/hari, tidur malam ± 8 jam/hari, tetapi sering terbangun, tidur siang ± 3 jam/hari. Pola aktivitas dan latihan Sebelum sakit : pasien beraktivitas secara mandiri. Selama sakit : pasien beraktivitas dibantu oleh keluarga. Konsep diri Gambaran diri : pasien tidak merasa malu dengan keadaannya saat ini : pasien menerima sakitnya saat ini dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhannya. diri : pasien tidak merasa harga dirinya terganggu dengan keadaannya saat ini diri : pasien berperan sebagai seorang suami dan ayah dari 3 orang anak diri : pasien mengakui sebagai seorang laki-laki sepenuhnya b. Psikologis
  • 4. Pasien cemas dengan keadaanya saat ini, karena sudah lama mondok di RS, dan pasien selama di rS tidak dapat bekerja c. Sosial Pasien mengatakan bahwa hubungan dengan keluarga dan masyarakat sekitar baik, interaksi antara anggota keluarga dan masyarakat sekitar terjalin baik. d. Spiritual dan kultur Pasien beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai agama yang dianutnya, tidak ada budaya yang bertentangan dengan kesehatan. e. Pengetahuan Pasien mengatakan mengetahui sedikit-sedikit tentang penyakitnya saat ini. 5. Pemeriksaan fisik umum : Baik kesadaran : Composmentis tanda vital : TD : 140/80 mmHg N : 95 x/menit : 20 x/menit : 63 kg : 60 kg Tidak ada massa, kulit kepala kotor, rambut pendek, beruban. Konjungtiva anemis, sklera an ikterik, fungsi penglihatan baik, simetris kanan kiri Simetris, tidak ada polip, tidak ada gangguan fungsi Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan fungsi pendengaran Tidak ada stomatitis, bersih, tidak terpasang NGT Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid IC tidak tampak kuat angkat jantung tidak melebar BJ II Pengembangan dada kanan = kiri raba kanan = kiri
  • 5. Vesikuler : P : Nyeri bertambah jiak beraktivitas banyak dan berkurang jika berbaring tusuk, kanan atas nyeri sedang (5) hilang timbul, durasi ± 5 menit : Tidak ada lesi, ada asites Peristaltik usus 12 x/menit nyeri tekan pada perut kanan atas kanan atas Ekstremitas Atas : Terpasang infus pada tangan kanan Tidak mengalami gangguan pada ekstremitas bawah, tidak oedem Genitourinaria : Bersih, tidak terpasang DC Sawo matang : 63 kg 60 kg 6. Pemeriksaan penunjang 22 April 2008 a. Hasil laboratorium tanggal 11 April 2008 Pemeriksaan Hasil Normal  Hemoglobin  Eritrosit  Hematokirt  Leukosit  Trombosit 13,0 gr/dl 4,62 100 ul 38,3 % 8,3 103 ul 97 103 ul 13,5-18,0 gr/dl 4,6-6,2 100 ul 40-54 % 4,5 – 11,0 103 ul 150 – 440 103 ul Hasil laboratorium tanggal 16 April 2008  Hemoglobine  Eritrosit 12,5 gr/dl 3,8 10° ul
  • 6.  Hematokrit  Leukosit  Trombosit 31,5 % 7,8 103 ul 408 103 ul Hasil laboratorium tanggal 21 April 2008  Hemoglobine  Eritrosit  Hematokrit  Leukosit  Trombosit 11,6 gr/dl 3,87 10° ul 34,2 % 5,1 103 ul 529 103 ul 7. Program terapi a. Parenteral : 1) Ceftazidine 1 gr/12 jam 2) Hexer 500 mg/12 jam 3) Antrain 500 mg/8 jam 4) Neurobion 500 mg/24 jam 5) Infus RL : 20 tpm (2000 cc/hari) 6) Infus albumin 25 % 100 cc 7) Tranfusi PRC 4 kolf b. Enteral : 1) Diit nasi 1700 k kalori, rendah lemah 2) Noperten 1 x 1 tablet 350 mg (malam) 3) Gemfibrosil 1 x 300 mg 4) Diltiazen 3 x 30 mg 5) Curcuma 3 x 1 tablet 6) Urdofalk 3 x 1 tablet 8. Data fokus a. Data subyektif :
  • 7. 1) Pasien mengatakan nyeri pada perut kanan atas P : Nyeri bertambah jika beraktivitas banyak dan berkurang jika berbaring Q : Ditusuk-tusuk R : Perut kanan atas S : Skala nyeri sedang (5) T : Kadang hilang timbul, durasi ± 5 menit 2) Pasien mengatakan mual jika habis makan 3) Pasien mengatakan nafsu makan menurun 4) Pasien mengatakan badan terasa lemes 5) Pasien mengatakan bahwa aktivitasnya dibantu oleh keluarga 6) Pasien mengatakan jika telalu lama duduk terasa pusing b. Data obyektif : 1) Pasien tampak meringis kesakitan 2) TTV : TD : 140/80 mmHg, N : 95 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 37,1°C 3) BB sebelum 63 kg, BB sekarang 60 kg 4) Pem abdomen : I : Tidak ada lesi, ada asites A : Peristaltik usus 12 x/menit P : Terdapat nyeri tekan pada perut kanan atas P : Pekak perut kanan atas 5) Makan habis ¼ porsi RS ± 75 cc 6) Pasien tampak dibantu dalam beraktivitas 7) Pasien disibin oleh keluarga B. Analisa Data No Data Fokus Etiologi Problem D1S. : - Pasien mengatakan nyeri pada perut kanan atas P : Nyeri bertambah jika beraktivitas banyak dan berkurang jika berbaring Nyeri akut Proses inflamasi
  • 8. No Data Fokus Etiologi Problem Q : Ditusuk-tusuk R : Perut kanan atas S : Skala nyeri sedang (5) T : Kadang hilang timbul, durasi ± 5 menit DO: - Pasien tampak meringis kesakitan - TTV : TD : 140/80 mmHg, N : 95 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 37,1°C - Pem abdomen : I : Tidak ada lesi, tidak ada asites A : Peristaltik usus 12 x/menit P : Terdapat nyeri tekan pada perut kanan atas P : Tympani D2S : - Pasien mengatakan mual jika habis makan - Pasien mengatakan nafsu makan menurun DO: - BB sebelum 63 kg - BB sekarang 60 kg - Makan habis ¼ porsi RS (x241 75 cc) Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Intake yang tidak adekuat
  • 9. No Data Fokus Etiologi Problem D3S. : - Pasien mengatakan badan terasa lemas - Pasien mengatakan bawah aktiviasnya dibantu oleh keluarga - Pasien mengatakan jika terlalu lama duduk terasa pusing DO: - Pasien tampak dibantu dalam beraktivitas - Pasien mandi disibin oleh keluarga gangguan pemenuhan ADL kelemahan fisik C. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi. 2. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungand engan intake yang tidak adekuat. 3. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik Implementasi No Hari/tgl/jam Dx Implementasi Respon Ttd 1. Rabu, 23-04-2008 08.30 I, II, III  Kaji dan catat keadaan umum dan TTV KU : Baik TD : 130/80 mmHg, S : 37°C, RR : 20 x/menit, N : 80 x/menit 08.45 I  Mengkaji tingkat nyeri Skala nyeri sedang (4)
  • 10. No Hari/tgl/jam Dx Implementasi Respon Ttd 09.30  Mengajarkan teknik bernafas dalam Pasien dapat mendemontrasikan 09.45  Menganjurkan untuk melakukan nafas dalam jika nyeri Pasien mau melakukan 11.00  Memberikan injeksi sesuai program (antrain 500 mg) Obat masuk 09.00 II  Mengkaji pola makan pasien Pasien makan habis ½ porsi RS ± 100 cc  Anjurkan makan sdikit tapi sering Pasien mengatakan masih mual jika habis makan 12.00  Berikan makan selagi hangat sesuai program, diit nasi 1700 kkalori, diit rendah lemak Pasien mau makan habis ¼ porsi RS ± 75 cc
  • 11. No Hari/tgl/jam Dx Implementasi Respon Ttd 13.30 III  Mengkaji tingkat ketergantungan pasien  Anjurkan pasien untuk beraktivitas secara bertahap  Melibatkan keluarga dalam aktivitas pasien Pasien hanya bisa tiduran dan duduk di tempat tidur Pasien mengatakan masih lemas Keluarga mengatakan membantu aktiviats pasien
  • 12. F. Evaluasi Tgl/hari/jam Dx Evaluasi TTD Rabu 24 April 2008 13.45 I S : Pasien mengatakan masih nyeri di perut kanan atas, nyeri hilang timbul, seperti ditusuk-tusuk, durasi ± 3 menit, skala nyeri sedang (4) O : Pasien tampak gelisah A : Masalah keperawatan nyeri teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan  Kolaborasi pemberian analgetik (antrain 500 mg) IIS : Pasien mengatakan belum nafsu makan, dan masih mual O : Pasien makan habis ¼ porsi RS ± 75 cc A : Masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan  Sajikan makan selagi hangat  Berikan obat oral curcuma 3 x 1 tablet IISI : Pasien mengatakan masih pusing jika duduk lama, dan nyeri jika banyak bergerak O : Pasien terlihat hanya tiduran A : Masalah gangguan pemenuhan ADL teratasi sebagian
  • 13. Tgl/hari/jam Dx Evaluasi TTD P : Intervensi dilanjutkan - Libatkan keluarga dalam aktivitas pasien MANAJEMEN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh (Boedihartono, 1994). Pengkajian pasien Post operatif (Doenges, 1999) adalah meliputi : 1). Sirkulasi Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakit vascular perifer, atau stasis vascular (peningkatan risiko pembentukan trombus). 2). Integritas ego Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factor-faktor stress multiple, misalnya financial, hubungan, gaya hidup. Tanda : tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang ; stimulasi simpatis. 3). Makanan / cairan Gejala : insufisiensi pancreas/DM, (predisposisi untuk hipoglikemia/ ketoasidosis) ; malnutrisi (termasuk obesitas) ; membrane mukosa yang kering (pembatasan pemasukkan / periode puasa pra operasi 4). Pernapasan Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok. 5). Keamanan Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan ;
  • 14. Defisiensi immune (peningkaan risiko infeksi sitemik dan penundaan penyembuhan) ; Munculnya kanker / terapi kanker terbaru ; Riwayat keluarga tentang hipertermia malignant/reaksi anestesi ; Riwayat penyakit hepatic (efek dari detoksifikasi obat-obatan dan dapat mengubah koagulasi) ; Riwayat transfuse darah / reaksi transfuse. Tanda : menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam. 6). Penyuluhan / Pembelajaran Gejala : pengguanaan antikoagulasi, steroid, antibiotic, antihipertensi, kardiotonik glokosid, antidisritmia, bronchodilator, diuretic, dekongestan, analgesic, antiinflamasi, antikonvulsan atau tranquilizer dan juga obat yang dijual bebas, atau obat-obatan rekreasional. Penggunaan alcohol (risiko akan kerusakan ginjal, yang mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan juga potensial bagi penarikan diri pasca operasi). B. Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien post Operatif meliputi : 1. Pola nafas, tidak efektif berhubungan dengan neuromuskular, ketidakseimbangan perseptual/kognitif, peningkatan ekspansi paru, obstruksi trakeobronkial. 2. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan kimia misalnya penggunaan obat-obat farmasi, hipoksia ; lingkungan terapeutik yang terbatas misalnya stimulus sensori yang berlebihan ; stress fisiologis. 3. Kekurangan volume cairan, resiko tinggi terhadap berhubungan dengan pembatasan pemasukkan cairan tubuh secara oral, hilangnya cairan tubuh secara tidak normal, pengeluaran integritas pembuluh darah. 4. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan pada kulit, jaringan dan integrittas otot, trauma muskuloskletal, munculnya saluran dan selang (Doenges,1999) Asuhan keperawatan A. Pengkajian
  • 15. 1. Aktifitas/ istirahat , gejala: kelemahan . Tanda : gelisah 2. Sirkulasi, tanda : takikardia, berkeringat 3. Eliminasi, gejala: perubahan warna urine dan feses. Tanda: distensi abdomen, teraba masa pada kuadran kanan atas, urine gelap, pekat.Feses berwarna tanah liat, steatorea. 4. Makanan/ cairan, gejala: anoreksia, mual/ muntah. Tidak toleran terhadap lemak dan makanan “pembentukan gas” regurgitasi berulang, nyeri epigastrium, tidak dapat makan, dispepsia. Tanda : kegemukan, adanya penurunan berat badan. 5. Nyeri/ kenyamanan, gejala: nyeri abdomen atas berat, dapat menyebar ke punggung atau bahu kanan. Kolik epigastrium tengah sehubungan dengan makan. Nyeri mulai tiba-tiba dan biasanya memuncak dalam 30 menit. Tanda: nyeri lepas, otot tegang atau kaku biala kuadran kanan atas ditekan; tanda murphy positif. 6. Pernapasan , tanda: peningkatan frekuensi pernapasan. Pernapasan tertekan di tandai oleh napas pendek, dangkal. 7. Keamanan, tanda: demam, menggigil, ikterik, dengan kulit berkeringat dan gatal (pruiritus). Kecenderungan perdarahan (kekurangan vitamin k). B. Diagnosa keperawatan Pre- operasi 1. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi 2. Rsiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan melalui penghisapan gaster berlebihan: muntah, distensi, dan hipermotilitas gaster . 3. Perubahan nutirisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembatasan berat badan sesuai aturan, mual/muntah, dyspepsia, nyeri. 4. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan. Berhubungan dengan salah interprestasi informasi, tidak meneganal sumber informasi. Post- operasi 1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan nyeri, kerusakan otot, penurunan energy/ kelemahan 2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan dari aspirasi ng, muntah.
  • 16. 3. Kerusakan integritas kulit berhunbungan dengan menetapnya secret, substansi (empedu), gangguan status nutrisi. 4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
  • 17. Perencanaan (intervensi) No. Diagnosa keperawatan Pre- operasi Tujuan Intervensi Rasional 1. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam nyeri hilang 1. Observasi dan Criteria hasil: pasien akan melaporkan bahwa nyeri hilang dan pasien akan menunujukkan pengguanaan keterampilan relaksasi dan aktifitas hiburan sesuai indikasiuntuk situasi individual 1. Membantu catat lokasi, beratnya (skala 0-10) dan karakter nyeri (menetap hilang timbulnya kolik). 2. Catat respon terhadap obat, dan laporkan pada dokter bila nyeri hilang. 3. Tingkatkan tirah baring, biarkan pasien melakukan posisi yang nyaman. 4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian antibiotik. memebedakan penyebab nyeri dan memberikan onformasi tentang kemajuan/ perbaikan penyakit, terjadinya komp[likasi dan keefektifan intervensi. 2. Nyeri berat yang tidak hilang dentgan tindakan rutin dapat menunujukkan terjadinya komplikasi atau kebutuhan terhadap intervensi lebih lanjut. 3. tirah baring pada posisi fowler rendah menunujukkan tekanan intraabdomen, namun pasien akan melakukan posisi yang menghilangkan nyeri secara alamiah.
  • 18. 4. Untuk mengobati proses infeksi, menurunkan inflamasi. 2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan melalui penghisapan gaster berlebihan: muntah, distensi, dan hipermotilitas gaster Setelah diberikan tindakan keperawatan Criteria hasil: pasien akan menunjukkan keseimbangan cairan adekuat dibuktikan olehtanda vital stabil, membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisien kapiler baik, secara individu mengeluarkan urine cukup dan tak ada muntah. 1. Pertahankan 1. Memberikan haluaran akurat, perhatikan haluaran akurat, perhatikan haluaran kurang dari masukan, peningkatan berat jenis urine. Kaji membrane mukosa/kulit, nadi perifer dan pengisian kapiler 2. Awasi tanda/ gejala peningkatan berlanjutnya mual/muntah, kram abdomen, kelemahan, kejang ringan, kecepatan jantung tak teratur, parastesia hipoaktif atau tak informasi tentang status cairan/ volume sirkulasi dan kebutuhan penggantian 2. Muntah berkepanjangan, aspirasi gaster dan pembatasan pemasukan oral dapat menimbulkan deficit natrium, kalium dan klorida. 3. Menurunkan rangsangan pada pusat muntah 4. Mempertahankan volume sirkulasi dan memperbaiki ketidakseimbangan
  • 19. adanya hipoaktif atau tak adanya bising usus, depresi pernafasan. 3. Hindarkan dari lingkungan yang berbau. 4. kolaborasi dengan tim medis pemberian cairan iv, elektrolit, dan vitamin k 3. Perubahan nutirisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembatasan berat badan sesuai aturan, mual/muntah, dyspepsia, nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan Criteria hasil : Pasien akan melaporkan mual muntah hilang. Pasien akan menunjukkan kemajuan mencapai berat badan atau mempertahankan berat badan 1. Kaji distensi abdomen, sering berdahak, berhati-hati, menolak bergerak. 2. Perkirakan atau hitung pemasukan kalori. Jaga komentar tentang nafsu makan sampai minimal. 3. Konsul tentang kesukaan/ ketidaksukaan pasien makanan 1. Tanda non vernal ketidaknyamanan berhubungan dengan gangguan pencernaan, nyeri gas 2. Mengidentifikasi kekurangan/ kebutuhan nutrisi. Berfokus pada masalah membuat suasana negative dan mempengaruhi masukan. 3. Melibatkan pasien dalam perencanaan, memampukan pasien memilki rasa control
  • 20. mencapai individu yang tepat yang menyebabkan distress dan jadwal makanan yang disukai 4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian garam empedu contoh zanchol sesuai indikasi dan mendorong untuk makan. 4. Meningkatkan pencernaan dan absorpsi lemak, vitamin larut dalam lemak, kolesterol. 4. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan. Berhubungan dengan salah interprestasi informasi, tidak meneganal sumber informasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1X 24 jam, pasien mengerti akan penyakitnya. Criteria hasil: 1. Memberikan Pasien menyatakan paham akan proses penyakit, pengobatan dan prognosis penyakitnya penjelasan mengenai penyakitnya 2. Diskusikan program penurunan berat badan bila diinidikasikan 3. Menganjurkan pasien untuk menhindari makanan/ minuman tinggi lemak (contoh susu segar, es krim, mentega, makanan gorengan) atau zat iritan gaster 1. Informasi menurunkan cemas dan rangsangan simpatis. 2. Kegemukan adalah factor risiko yang dihubungkan dengan kolelitiasis dan penurunan berat badan menguntungkan dalam manajemen medic terhadap kondisi kronis 3. Mencegah/ membatasi terulangnya serangan kandung empedu
  • 21. (contoh makanan pedas) No Diagnosa keperawatan Post operasi Tujuan Intervensi Rasional 1 Ketidakefektipan pola nafas Setelah dilakukan 1. Observasi frekuensi/kedalaman 1. Nafas dangkal, berhubungan dengan nyeri tindakan keperawatan pernapasan manahan nafas dan kerusaka otot selama 2. Auskultasi bunyi nafas hipoventilasi/atelektasis 3. Tinggikan kepala tempat 2. Area yang menurun/ Criteria hasil: tidur,pertahankan posisi fowler napas diduga Ventilasi/oksigenasi rendah, ambulasi. atelektasis, sedangkan adekuat untuk 4. Kolaborasi dengan tim medis menunjukan kongest kebutuhan individu pemberian analgesik sebelum 3. Memaksimalkan pengobatan untuk mencegah/pernapasan/ aktifitas terapi atelektasis 4. Memudahkan nafas dalam, dan 2 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan dari aspirasi ngt,muntah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Criteria hasil: menunjukan keseimbangan cairan adekuat dibuktikan dengan tanda-tanda vital stabil,membran mukosa lembab, turgor kulit/pengisian kapiler baik, dan 1. Awasi tanda-tanda vital. Kaji membran mukosa, turgor kulit , nadi perifeer, dan pengisian kapiler 2. Gunakan jarum kecil untuk injeksi, dan lakukan penekanan lebih lama dari biasnya pada bekas suntikan 3. Anjurkan pasien memiliki pembersihan dari katun/spon dan pembersih mulut untuk sikat gigi 1. Indikator keadekuatan sirkulasi/perfusi 2. Menurunkan perdarahan pada perdarahan/hematoma 3. Menghindari pada gusi 4. Memperbaiki akibat kehilangan berlebih.
  • 22. haluaran urine individu adekuat 4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian cairan iv.produk darah, sesuai indikasi;elektrolit, vitamin k 5. Memberikan yang diperlukan prosespembekuan 3 Integritas kulit/jaringan, kerusakan berhubungan dengan substansi kimia (empedu) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam 1. Observasi warna dan karakter Criteria hasil: pasien menunjukan perilaku untuk meningkatan penyebuhan/mencegah kerusakan kulit drainase. Gunakan kantong ostomi sekali pakai untuk menampung luka drein luka 2. Benamkan selang drainase,biarkan selang bebas bergerak, dan hindari lipatan dan terpelintir 3. Ganti balutan sesering mungkin bila perlu. Bersihkan kulit dengan sabun dan air. Gunakan kassa berminyak steril sengoksida atau bedak karaya sekitar insisi 4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian antibiotik sesuai indikasi. 1. Mencegah iritasi memudahkan 2. Menurunkan kontaminasi.pada mengandung darah dengan berubah coklat empedu)setelah 3. Menghindari lumen. 4. Perlu untuk pengobatan infeksi
  • 23. 5 Kurangnya pengetahuan (kebutuhan belajartentang kondissi, prognosis,dan kebutuhan pengobatans. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Criteria hasil: pasien menyatakan pemahanan proses penyakit/ prognosis dan pengobatan 1. Kaji ulang proses penyakit ,prosedur bedah prognosis 2. Tunjukan perawatan insisis/balutan dan drein 3. Kaji ulang pembatasan aktitas 1. Memberikan dimana pasien pilihan berdasarkan 2. Meningkatkan perawatan dan komplikasi 3. Memulai kembali secara normal dalam 4-6 minggu tergantung pada situasi individu
  • 24. BAB III TINJAUAN KASUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN Ruangan: rafei Kamar: bed-12 Tgl masuk rs: 05 mei 2011 Tgl pengkajian : 06 Mei 2011 I. IDENTIFIKASI A. PASIEN Nama initial : tn. K Umur : 42 tahun Jenis kelamin : laki-laki Status perkawinan : menikah Jumlah anak : 2 (dua) Agama/ suku : Islam/ Jawa Warga negara : WNI Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa dan Bahasa Sunda Pendidikan : SMP Pekerjaan : swasta Alamat rumah : jl. Maleber B. PENANGGUNG JAWAB Nama : ny.s
  • 25. Alamat : jl. Maleber Hubungan dengan pasien: istri pasien II. DATA MEDIK Diagnosa medik Saat masuk : cholelitiasis Saat pengkajian : cholelitiasis III. KEADAAN UMUM A. KEADAAN SAKIT Pasien tampak sakit sedang berhubung pasien tampak mengeluh nyeri yang terus menerus tapi pasien masih kooperatif. Tanda-tanda vital 1. Kesadaran : Skala koma glasgow Respon motorik : 6 Respon bicara : 5 respon membuka mata : 4 Jumlah: 15 Kesimpulan : pasien dalam keadaan sadar penuh (composmentis) 2. Tekanan darah : 120/80 mmHg Map : 120+ 160 : 3 = 93 mmHg Kesimpulan : perfusi ginjal memadai (>70) 3. Suhu : 380 c di axilla 4. Pernapasan: 24 x/menit, irama : teratur, dada 5. Nadi : 114 x/menit, irama : Tidak teratur dan kuat B. PENGUKURAN 1. Tinggi badan : 165 cm
  • 26. 2. Berat badan : 58 kg IMT (Indeks Massa Tubuh): 63: (1,6)2 = 23,2 Kesimpulan : berat badan ideal IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN 1. Keadaan sebelum sakit: Pasien mengatakan bahwa sehat itu penting karena sangat berpengaruh bagi kemampuan beraktifitas baik bekerja dan lain-lain . 2. Riwayat penyakit saat ini : a) Keluhan utama : Nyeri abdomen daerah kuadran kanan atas b) Riwayat keluhan utama : Pasien mengatakan sekitar 3 tahun nyeri daerah abdomen kanan atas tetapi sering tidak dihiraukan. Tiga hari sebelum masuk rumah sakit pasien kesakitan dan dibawa kerumah sakit. Saat dikaji 06 mei 2011 pasien mengeluh nyeri didaerah abdomen kanan atas, sampai meringis terutama saat bergerak. c) Riwayat penyakit yang pernah dialami : Operasi hernia pada tahun 2006 3. Riwayat kesehatan keluarga : Pasien mengatakan didalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti yang dialami oleh pasien. 4. Pemeriksaan fisik : a. Kebersihan rambut : bersih b. Kulit kepala : bersih c. Kebersihan kulit : bersih d. Higiene rongga mulut : bersih B. POLA NUTRISI DAN METABOLIK 1. Keadaan sebelum sakit :
  • 27. Pasien mengatakan setiap hari makannya 2x sehari dengan komposisi nasi sayur- sayuran dan lauk pauk (jeroan, ikan asin, tempe, tahu), pasien mengatakan makanannya sayur sop. Pasien jarang meminum air putih dan lebih sering minum teh manis. 2. keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan hanya menghabiskan setengah porsi. Observasi: nutrisi pasien kurang dari kebutuhan Pemeriksaan fisik : a) Keadaan rambut : rambut berwarna hitam, distribusi merata dan tidak rontok, tidak berketombe b) Hidrasi kulit: tidak nampak tanda tanda dehidrasi dan berkeringat c) Palpebra/conjungtiva : tidak edema d) Sclera : ikterik e) Hidung : septum berada ditengah, tidak ada sekret atau polip f) Rongga mulut : kotor dan bau mulut tapi tidak ada kelaianan. Gusi : tidak ada radang g) Gigi : tidak ada caries, ada yang berlubang 1 gigi geraham 4 kanan bawah h) lidah : bersih i) pharing : tidak ada peradangan j) Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan k) Kelenjar parotis : tidak ada pembengkakan l) Abdomen : · Inspeksi : bentuk: datar dan simetris, bayangan vena: tidak tampak · Auskultasi : peristaltic usus 12 x/mnt · Palpasi : nyeri : ada nyeri tekan didaerah kuadran kanan atas dan daerah epigastrik · Perkusi : tidak ascites m) Kulit : Edema : negatif , Icterik : negatif , tanda-tanda radang : tidak ada tanda peradangan Hasil laboratorium: Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil Normal Interprestasi 02011 Darah: Hemoglobin Leukosit 16,7 13.000 L:13-17 P:12- 15 Normal Tinggi
  • 28. 4.000- 10.000 Hasil Usg : Tanggal Hasil 06-05-2011 Cholelitiasis (terdapat adanya batu di empedu) C. POLA ELIMINASI 1. Keadaan sebelum sakit : Pasien mengatakan buang air besar sekali dalam sehari, lancar dan konsentrasinya tidak cair dengan cara mandiri. Sedangkan buang air kecilnya berwarna pekat dan tidak ada masalah dalam buang air kecil juga. 2. Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan sejak sakit buang air kecilnya sakit dan sedikit – sedikit serta warnanya cokelat. Observasi : warna urine pekat dengan volume urine 100cc/ 6 jam . 3. Pemeriksaan fisik : a) Palpasi kandung kemih : Kosong b) nyeri ketuk ginjal : Negatif c) Anus : · Peradangan : Pasien mengatakan tidak ada peradangan · Hemoroid : Pasien mengatakan tidak pernah mempunyai hemoroid · Kebersihan genitalia dan anus: tidak dikaji
  • 29. 4. Pemeriksaan diagnostik : a) Laboratorium : Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil Normal keterangan 5-05-2011 Urine: Keton Urobilinogen + + - - Tidak normal Tidak normal 06-05- 2011 Ph Bj Leukosit Nitrit Protein Glukosa Keton Urobilinogen Bilirubin Eritrosit Epithel Leukosit Eritrosit 7 1.010 - - - Normal 50mg/dl 4mg/dl 3mg/dl - 2-3 0-2 0-2 5-8 1.010 – 1.025 0-5/LBP - - - - - - 0-1/LBP + 0-5/LBP 0-1/LBP Normal Normal Normal Normal Normal Normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Normal Tidak normal Normal Tidak normal N 11-05- 2011 Ph Bj 6,5 1.025 5-8 1.010-1.025 Normal Normal
  • 30. Protein Glukosa Keton Urobilinogen Bilirubin Leukosit Eritrosit Epithel + - - + + 2-4 2-5 0-3 - - - - - 0-5/LBP 0-1/LBP + Tidak normal Normal Normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal 5. Therapi : Ceftriaxon 1x1 gram iv Levofloxavin 500 1x 1 tablet Dengan infuse : RL untuk 15 tetes/ menit D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN 1. Keadaan sebelum sakit : Pasien mengatakan aktivitas sehari-hari yaitu bekerja sebagai rekanan kontrak PLN. 2. Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan sejak sakitnya bertambah berat tidak mampu bekerja. 0 : mandiri 1 : dibantu alat 2: dibantu orang 3: dibantu orang dan alat 4: dibantu sepenuhnya observasi : a) Aktivitas harian : · Makan : 2
  • 31. · Mandi : 2 · Pakaian : 2 · Buang air besar : 3 · Buang air kecil : 3 · Mobilisasi di tempat tidur : 2 b) Postur tubuh : agak membungkuk c) Gaya jalan : membungkuk d) Anggota gerak yang cacat : tidak ada yang cacat 3. Pemeriksaan fisik: a) Perfusi pembuluh perifer kuku : warna kuku setelah ditekan 3 detik kembali seperti semula b) Thorax dan pernapasan: · Inspeksi: Bentuk thorax: simetris, Sianosis : tidak sianosis, Stridor : tidak stridor · Palpasi : vocal premitus : getaran dikedua lapang paru simetris · Perkusi : sonor, batas paru hepar : ics-5 pada linea media clavicula kiri Kesimpulan : pengembangan paru, hepar memadai · Auskultasi : Suara napas : vesikuler normal, broncho vesikuler normal, bronchial normal Suara ucapan : intensitas dan kualitas dikiri dan kanan simetris Suara tambahan : tidak ada suara tambahan c) Jantung · Inspeksi : ictus cordis: di ics-5 pada linea media clavicula kiri · Palpasi : ictus cordis: teraba · Perkusi : Batas atas jantung : ics-2 dan ics-3 Batas kanan jantung : linea sternalis kanan Batas kiri jantung : linea media clavicula kiri · Auskultasi : Bunyi Jantung II A : Tunggal
  • 32. Bunyi Jantung II P : Tunggal Bunyi Jantung I T : Tunggal Bunyi Jantung I M : Tunggal Bunyi Jantung II Irama Gallop : Tidak Ada Murmur : Tidak Ada Heart Rate : 113 d) Lengan dan tungkai · Atrofi otot : negatif · Rentang gerak : tidak ada batasan · Kaku sendi : kaku sendi bagian kaki kanan karena menahan nyeri · uji kekuatan otot : kanan kaki dan tangan= 5, kiri kaki dan tangan= 5 · Refleks fisiologi : normal · Refleks patologi :normal · Babinski, kiri dan kanan: negative · Clubing finger : tidak ada · Varises tungkai : tidak nampak varises tungkai e) Columna vetebralis: · inspeksi : kelainan bentuk : tidak nampak · Palpasi : nyeri tekan : tidak ada N.iii – iv – vi : tidak ada kelainan, klien dapat mengikuti gerakan bola mata 4 arah mata angin dengan baik N.viii romberg test : negative N. Xi : pasien mampu mengangkat bahu dan melawan tahanan yang diberikan meskipun sedikit lemah karena posisi yang tidak nyaman kaku kuduk : tidak ada kaku kuduk E. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT 1. Keadaan sebelum sakit :
  • 33. Pasien mengatakan dalam 1 hari tidur ±6 jam, tidak teratur karena terkadang bekerja shift malam, tidak ada gangguan tidur. Pasien pun mengatakan tidak ada kebiasaan yang dilkukan untuk mengantar tidurnya. Pasien tidak menggunakan obat tidur. 2. Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan untuk tidur tidak nyaman karena nyerinya sering timbul secara terus - menerus. Observasi : pola tidurnya terganggu karena adanya nyeri · Ekspresi wajah mengantuk : positif · Banyak menguap : positif · Palpebra inferior berwarna gelap : positif F. POLA PERSEPSI KOGNITIF 1. Keadaan sebelum sakit : Pasien menyatakan tidak menggunakan alat bantu apapun baik penglihatan maupun pendengaran. Tidak ada kondisi lain yang mengganggu. 2. Keadaan sejak sakit : Pasien menyatakan tidak menggunakan alat bantu apapun baik penglihatan maupun pendengaran. Tidak ada kondisi lain yang mengganggu. 3. Pemeriksaan fisik : a) Penglihatan · Cornea : jernih, berwarna hitam · Visus : dapat membaca tanpa kacamata dengan jarak normal 25cm · Pupil : isokor 3 mm.mengecil saat di beri repleks cahaya b) Lensa mata : normal c) Pendengaran · Kanalis : bersih · Membran timpani : terlihat memantulkan cahaya saat di beri sinar (warnanya abu-abu) · Test pendengaran : normal d) N I :pasien dapat mengenali dan membedakan bau-bauan dengan mata tertutup e) N II : pasien dapat membaca dengan jarak normal 25 cm f) N V sensorik : pasien dapat mebedakan kasar dan halus
  • 34. g) N VII sensorik : lidahpasien terasa pahit, namun masih dapat membedakan rasa pahit, manis asin, dengan baik h) N VIII pendengaran : pasien dapat mendengar suara yang didekatkan pada pasien G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI 1. Keadaan sebelum sakit : Pasien mengatakan dirinya sebagai seorang suami yang harus bertanggungjawab untuk menafkahi istri dan anaknya yang menjadi beban apalagi masih punya anak yang masih sekolah 2. Keadaan sejak sakit: Pasien mengatakan merasa minder dari keluarga istrinya karena keadaanya sakit tidak bisa bekerja dan beraktifitas harus mengandalkan orang lain. Observasi : a) Kontak mata : 2 arah (baik tidak melamun) b) Rentang perhatian : perhatian penuh c) Suara dan cara bicara: jelas dan baik, tidak gagap d) Postur tubuh : tegak dan simetris 3. Pemeriksaan fisik : a) Kelainan bawaan yang nyata : tidak nampak b) Abdomen : Bentuk : datar dan simetris, Banyangan vena : tidak nampak, bendungan pembuluh darah tidak menonjol, Benjolan massa : tidak terdapat benjolan massa c) Kulit : lesi kulit : tidak terdapat lesi d) Penggunaan protesa : tidak ada H. POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA 1. Keadaan sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa dirinya berhubungan baik dengan keluarga istrinya, apalagi keluarganya sendiri dengan tetangga dan masyarakat 2. Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan bahwa dirinya berhubungan baik dengan keluarga istrinya apalagi keluarganya sendiri dengan temannya, tetangga dan masyarakat Observasi : Tidak ada gangguan komunikasi maupun interaksi antara sesama. Terlihat keluarga,tetangga dan teman kerja yang datang menjenguk I. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS
  • 35. 1. Keadaan sebelum dan sejak sakit : Pasien mengatakan menikah satu kali dan mempunyai dua orang anak Observasi : Pemeriksaan fisik : bagian genitalia tidak ada masalah dengan hubungan sekual J. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES 1. Keadaan sebelum sakit : Pasien mengatakan jika dirinya mempunyai masalah selalu di ceritakan kepada istrinya dan terkadang ada masalah pasien tidak terlalu dipikirkan karena takut stress selalu mencari jalan keluar atau solusi kalau ada masalah 2. Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan cemas karena harus menjalani operasi dan memikirkan biaya operasi, Observasi : pasien cemas karena mau menjalani operasi 3. Pemeriksaan fisik : a) Tekanan darah : berbaring :120/80 mmhg b) HR : 114 x/mnt c) Kulit : keringat dingin : tidak ada K. Pola Sistem Nilai Kepercayaan 1. Keadaan sebelum sakit : Pasien mengatakan beragama islam tapi pasien tidak selalu sholat lima waktu 2. Keadaan sejak sakit Pasien tidak mampu untuk melakukan sholat lima waktu dan hanya mampu untuk berdoa saja. Pasien pun sering dibacakan surat yasin oleh sang istri
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39. Pengkajian 1. Aktivitas dan istirahat:  subyektif : kelemahan  Obyektif : kelelahan 2. Sirkulasi :  Obyektif : Takikardia, Diaphoresis 3. Eliminasi :  Subektif : Perubahan pada warna urine dan feces  Obyektif : Distensi abdomen, teraba massa di abdomen atas/quadran kanan atas, urine pekat . 4. Makan / minum (cairan) Subyektif : Anoreksia, Nausea/vomit.  Tidak ada toleransi makanan lunak dan mengandung gas.  Regurgitasi ulang, eruption, flatunasi.  Rasa seperti terbakar pada epigastrik (heart burn).  Ada peristaltik, kembung dan dyspepsia. Obyektif :  Kegemukan.  Kehilangan berat badan (kurus). 5. Nyeri/ Kenyamanan : Subyektif :  Nyeri abdomen menjalar ke punggung sampai ke bahu.  Nyeri apigastrium setelah makan.  Nyeri tiba-tiba dan mencapai puncak setelah 30 menit. Obyektif : Cenderung teraba lembut pada klelitiasis, teraba otot meregang /kaku hal ini dilakukan pada pemeriksaan RUQ dan menunjukan tanda marfin (+). 6. Respirasi :
  • 40. Obyektif : Pernafasan panjang, pernafasan pendek, nafas dangkal, rasa tak nyaman. 7. Keamanan : Obyektif : demam menggigil, Jundice, kulit kering dan pruritus , cenderung perdarahan ( defisiensi Vit K ). 8. Belajar mengajar : Obyektif : Pada keluarga juga pada kehamilan cenderung mengalami batu kandung empedu. Juga pada riwayat DM dan gangguan / peradangan pada saluran cerna bagian bawah. Prioritas Perawatan : 1. Meningkatkan fungsi pernafasan. 2. Mencegah komplikasi. 3. Memberi informasi/pengetahuan tentang penyakit, prosedur, prognosa dan pengobatan Tujuan Asuhan Perawatan : 1. Ventilasi/oksigenasi yang adekwat. 2. Mencegah/mengurangi komplikasi. 3. Mengerti tentang proses penyakit, prosedur pembedahan, prognosis dan pengobatan
  • 41. Diagnosa Perawatan: 1. Pola nafas tidak efektif sehubungan dengan nyeri, kerusakan otot, kelemahan/ kelelahan, ditandai dengan :  Takipneu  Perubahan pernafasan  Penurunan vital kapasitas.  Pernafasan tambahan  Batuk terus menerus 2. Potensial Kekurangan cairan sehubungan dengan :  Kehilangan cairan dari nasogastrik.  Muntah.  Pembatasan intake  Gangguan koagulasi, contoh : protrombon menurun, waktu beku lama. 3. Penurunan integritas kulit/jaringan sehubungan dengan  Pemasanagan drainase T Tube.  Perubahan metabolisme.  Pengaruh bahan kimia (empedu) ditandai dengan :  adanya gangguan kulit. 4. Kurangnya pengetahuan tentang prognosa dan kebutuhan pengobatan, sehubugan dengan :  Menanyakan kembali tentang imformasi.  Mis Interpretasi imformasi.  Belum/tidak kenal dengan sumber imformasi. ditandai : . pernyataan yang salah.
  • 42. . permintaan terhadap informasi. . Tidak mengikuti instruksi. ASKEP PADA PASIEN DENGAN CHOLELITHIASIS A. Pengkajian 1. Anamnesa 2. Identitas Pasien 3. Sejarah/Riwayat · Menentukan berat, ras, jenis kelamin, umur. Riwayat kehamilan, pil KB, esterogen, atau hormone suplemen. · Kecenderungan makan (kesenangan makan) menentukan apakah dietnya berlebihan lemak dan kolesterol. · Riwayat keluarga : Batu empedu, pengobatan medis, dan operasi 4. Pemeriksaan Umum a. Aktivitas dan istirahat: · Subyektif : kelemahan · Obyektif : kelelahan b. Sirkulasi : · Obyektif : Takikardia, Diaphoresis c. Eliminasi : · Subyektif : Perubahan pada warna urine dan feces · Obyektif : Distensi abdomen, teraba massa di abdomen atas/quadran kanan atas, urine pekat . d. Makan / minum (cairan) Subyektif : Anoreksia, Nausea/vomit. · Tidak ada toleransi makanan lunak dan mengandung gas. · Regurgitasi ulang, eruption, flatunasi. · Rasa seperti terbakar pada epigastrik (heart burn). · Ada peristaltik, kembung dan dyspepsia. Obyektif :
  • 43. · Kegemukan. · Kehilangan berat badan (kurus). e. Nyeri/ Kenyamanan : Subyektif : · Nyeri abdomen menjalar ke punggung sampai ke bahu. Dirasakan tiba-tiba · Nyeri epigastrium setelah makan. f. Respirasi : Obyektif : Pernafasan panjang, pernafasan pendek, nafas dangkal, rasa tak nyaman. g. Keamanan : Obyektif : demam menggigil, Jundice, kulit kering dan pruritus , cenderung perdarahan ( defisiensi Vit K ). 5. Pemeriksaan Penunjang · SGOT, LDL (Low Density Lipoprotein) meningkat · Bilurubin direk dan indirek meningkat bila terjadi obstruksi (pembuntuan) · Lekosit meningkat sebagai tanda radang. · Bila ada keterlibatan pancreas, emylase darah dan amylase urin meningkat. · Amylase adalah : suatu enzim pencernaan yang diproduksi oleh pankreas. · Rontgen · Oral cholecystogram · MRI · CT Scan · USG : adalah yang paling sensitive atau spesifik dan invasive dan tidak mahal. Untuk mendetksi batu empedu. · ERCP membutuhkan pemeriksaan pada saluran empedu dalam prosedur ini sebuah alat endoscopy dimasukkan melalui duodenum dan papilla vater, cairan kontras radiopague dimassukkan pada saluran empedu memunculkan bayangan kontras pada X-Ray. Batu pada empedu meuncul sebagai Filling defects (batunya) pada saluran yang putih (opak) sekarang ERCP biasanya digunakan bersama-sama dengan ERS (endoscopic retrograde sphincteromy) dan pengeluaran batu empedu. B. Diagnosa Keperawatan
  • 44. 1. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi / spasmeduktus, proses inflamasi, iskemia jaringan / nekrisis 2. Kekurangan volume cairan (resiko tinggi terhadap) berhubungan dengan muntah, distensi dan hipermotilitas gaster, gangguan proses pembekuan 3. Resiko tinggi perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan gangguan pencernaan lemak, mual muntah, dispepsia, nyeri 4. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosa, pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi Proses keperawatan adalah proses yang terdiri dari lima tahap, yaitu pengkajian keperawatan, identifikasi/analisa masalah (diagnosa keperawatan), perencanaan, implementasi, dan evaluasi ”. (Marilynn E. Doenges, ect, 1999 : 2) Lima tahapan proses keperawatan tersebut, yaitu : 1. Pengkajian Keperawatan Pengkajian merupakan tahap pertama dari proses keperawatan, dimana data-data dasar klien dikumpulkan. (Marilynn E. Doenges, ect, 1999 : 14) Data dasar klien adalah kombinasi data yang dikumpulkan dari wawancara untuk pengambilan riwayat kesehatan klien (metode mendapatkan informasi subjektif dengan berbicara pada klien dan/atau orang terdekat dan mendengarkan respon mereka) ; pemeriksaan fisik (mendapatkan informasi objektif dengan menggunakan tangan) ; dan data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium/diagnostik. Pengkajian keperawatan pada klien post laparatomy meliputi : a. Biodata 1) Identitas klien Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis, tindakan medis. 2) Identitas Penanggungjawab Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, hubungan dengan
  • 45. klien, sumber biaya. b. Lingkup Masalah Keperawatan Keluhan utama : klien dengan post laparatomy ditemukan adanya keluhan nyeri pada luka post operasi, mual, muntah, distensi abdomen, badan terasa lemas. c. Riwayat Kesehatan 1) Riwayat Kesehatan Sekarang Riwayat kesehatan sekarang ditemukan pada saat pengkajian yang dijabarkan dari keluhan utama dengan menggunakan teknik PQRST, yaitu : a) P (Provokatif atau Paliatif), hal-hal apa yang menyebabkan gejala dan apa saja yang dapat mengurangi atau memperberatnya. Biasanya klien mengeluh nyeri pada daerah luka post operasi. Nyeri bertambah bila klien bergerak atau batuk dan nyeri berkurang bila klien tidak banyak bergerak atau beristirahat dan setelah diberi obat. b) Q (Quality dan Quantity), yaitu bagaimana gejala dirasakan nampak atau terdengar, den sejauh mana klien merasakan keluhan utamanya. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dengan skala ≥ 5 (0-10) dan biasanya membuat klien kesulitan untuk beraktivitas. c) R (Regional/area radiasi), yaitu dimana terasa gejala, apakah menyebar? Nyeri dirasakan di area luka post operasi, dapat menjalar ke seluruh daerah abdomen. d) S (Severity), yaitu identitas dari keluhan utama apakah sampai mengganggu aktivitas atau tidak. Biasanya aktivitas klien terganggu karena kelemahan dan keterbatasan gerak akibat nyeri luka post operasi. e) T (Timing), yaitu kapan mulai munculnya serangan nyeri dan berapa lama nyeri itu hilang selama periode akut. Nyeri dapat hilang timbul maupun menetap sepanjang hari. 2) Riwayat Kesehatan Dahulu Kaji apakah klien pernah menderita penyakit sebelumnya dan kapan terjadi. Biasanya klien memiliki riwayat penyakit gastrointestinal. 3) Riwayat kesehatan Keluarga Kaji apakah ada anggota keluarga yang memiliki penyakit serupa dengan klien, penyakit turunan maupun penyakit kronis. Mungkin ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit gastrointestinal. d. Riwayat Psikologi Biasanya klien mengalami perubahan emosi sebagai dampak dari tindakan pembedahan seperti
  • 46. cemas. e. Riwayat Sosial Kaji hubungan klien dengan keluarga, klien lain, dan tenaga kesehatan. Biasanya klien tetap dapat berhubungan baik dengan lingkungan sekitar. f. Riwayat Spiritual Pandangan klien terhadap penyakitnya, dorongan semangat dan keyakinan klien akan kesembuhannya dan secara umum klien berdoa untuk kesembuhannya. Biasanya aktivitas ibadah klien terganggu karena keterbatasan aktivitas akibat kelemahan dan nyeri luka post operasi. g. Kebiasaan sehari-hari Perbandingan kebiasaan di rumah dan di rumah sakit, apakah terjadi gangguan atau tidak. Kebiasaan sehari-hari yang perlu dikaji meliputi : makan, minum, eliminasi Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK), istirahat tidur, personal hygiene, dan ketergantungan. Biasanya klien kesulitan melakukan aktivitas, seperti makan dan minum mengalami penurunan, istirahat tidur sering terganggu, BAB dan BAK mengalami penurunan, personal hygiene kurang terpenuhi. h. Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan umum Kesadaran dapat compos mentis sampai koma tergantung beratnya kondisi penyakit yang dialami, tanda-tanda vital biasanya normal kecuali bila ada komplikasi lebih lanjut, badan tampak lemas. 2) Sistem Pernapasan Terjadi perubahan pola dan frekuensi pernapasan menjadi lebih cepat akibat nyeri, penurunan ekspansi paru. 3) Sistem Kardiovaskuler Mungkin ditemukan adanya perdarahan sampai syok, tanda-tanda kelemahan, kelelahan yang ditandai dengan pucat, mukosa bibir kering dan pecah-pecah, tekanan darah dan nadi meningkat.
  • 47. 4) Sistem Pencernaan Mungkin ditemukan adanya mual, muntah, perut kembung, penurunan bising usus karena puasa, penurunan berat badan, dan konstipasi. 5) Sistem Perkemihan Jumlah output urin mungkin sedikit karena kehilangan cairan tubuh saat operasi atau karena adanya muntah. Biasanya terpasang kateter. 6) Sistem Persarafan Dikaji tingkat kesadaran dengan menggunakan GCS dan dikaji semua fungsi nervus kranialis. Biasanya tidak ada kelainan pada sistem persarafan. 7) Sistem Penglihatan Diperiksa kesimetrisan kedua mata, ada tidaknya sekret/lesi, reflek pupil terhadap cahaya, visus (ketajaman penglihatan). Biasanya tidak ada tanda-tanda penurunan pada sistem penglihatan. 8) Sistem Pendengaran Amati keadaan telinga, kesimetrisan, ada tidaknya sekret/lesi, ada tidaknya nyeri tekan, uji kemampuan pendengaran dengan tes Rinne, Webber, dan Schwabach. Biasanya tidak ada keluhan pada sistem pendengaran. 9) Sistem Muskuloskeletal Biasanya ditemukan kelemahan dan keterbatasan gerak akibat nyeri. 10) Sistem Integumen Adanya luka operasi pada abdomen. Mungkin turgor kulit menurun akibat kurangnya volume cairan. 11) Sistem endokrin Dikaji riwayat dan gejala-gejala yang berhubungan dengan penyakit endokrin, periksa ada tidaknya pembesaran tiroid dan kelenjar getah bening. Biasanya tidak ada keluhan pada sistem endokrin. i. Data Penunjang Pemeriksaan laboratorium : 1) Elektrolit : dapat ditemukan adanya penurunan kadar elektrolit akibat kehilangan cairan berlebihan 2) Hemoglobin : dapat menurun akibat kehilangan darah
  • 48. 3) Leukosit : dapat meningkat jika terjadi infeksi j. Terapi Biasanya klien post laparotomy mendapatkan terapi analgetik untuk mengurangi nyeri, antibiotik sebagai anti mikroba, dan antiemetik untuk mengurangi rasa meal. 2. Diagnosa Keperawatan North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) mendefinisikan bahwa diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat. (Marilynn E. Doenges, ect, 1999: 8) Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien post laparatomy adalah : a. Inefektif pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi pare, nyerii. b. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan berlebihan melalui muntah, diare, penghisap Nasogastrik/ intestinal. c. Nyeri (akut) berhubungan dengan insisi bedah, distensi abdomen, adanya selang Nasogastrik. d.. Intoleran aktivitas berhubungan dengan nyeri post operasi, kelemahan sekunder terhadap pembedahan. e. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasif adanya luka insisi pembedahan dengan kemungkinan kontaminasi. f. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan atau mengabsorpsi, status puasa. g. Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan insisi bedah. h. Konstipasi berhubungan dengan efek-efek anestesi, manipulasi pembedahan, ketidakaktifan fisik, immobilisasi. i. Kurang perawatan diri (uraikan) berhubungan dengan kelemahan, kehilangan mobilitas j. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis, dam kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang terpapar informasi, kesalahan interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi. 3. Perencanaan/Intervensi Keperawatan Rencana keperawatan merupakan bukti tertulis dan tahap dua dan tiga proses keperawatan yang mengidentifikasi masalah/kebutuhan klien, tujuan/hasil perawatan, dan intervensi untuk
  • 49. mencapai hasil yang diharapkan dan menangani masalah/kebutuhan klien. (Marilynn E. Doengoes, ect, 1998: 82) Di bawah ini rencana tindakan keperawatan beserta rasionalnya berdasarkan permasalahan yang muncul. a. Inefektif pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri 1) Definisi Keadaan dimana seorang individu mengalami kehilangan ventilasi yang aktual dan potensial yang berhubungan dengan perubahan pola pemapasan 2) Batasan karakteristik a) Mayor. (1) Perubahan dalam frekuensi atau pola pernapasan (2) Perubahan pada nadi (frekuensi, irama, kualitas) b) Minor : (1) Ortopnea (2) Takipnea, hiperpnea, hiperventilasi (3) Pernapasan disritmik (4) Pernapasan sukar/berhati-hati 3) Kriteria hasil Klien akan menetapkan pola napas yang normal/efektif dan bebas dari sianosis atau tanda-tanda hipoksia lainnya (takikardi dan/atau bradikardi, meningkatnya pernapasan) 4) Intervensi No Intervensi Rasional 1 2 3 1 2
  • 50. 3 4 5 6 7 Mandiri Pertahankan jalan napas klien dengan memiringkan kepala, hiperekstensi rahang Auskultasi suara napas
  • 51. Observasi frekuensi dan kedalaman pernapasan Pantau tanda-tanda vital Letakkan klien pada posisi yang sesuai, tergantung pada kekuatan pernapasan dan jenis pembedahan Lakukan penghisapan lendir jika diperlukan Kolaborasi Berikan tambahan oksigen sesuai kebutuhan Mencegah obstruksi jalan napas Kurangnya suara napas adalah indikasi adanya obstruksi oleh mukus atau lidah dan dapat diatasi dengan mengubah posisi ataupun penghisapan Memastikan efektifitas pernapasan sehingga upaya memperbaikinya dapat segera dilakukan Meningkatnya pernapasan, takikardia, dan/atau bradikardi menunjukkan kemungkinan terjadinya hipoksia Elevasi kepala dan posisi miring akan mencegah terjadinya aspirasi dari muntah, posisi yang benar akan mendorong ventilasi pada lobus paru bagian bawah dan menurunkan tekanan pada diafragma Obstruksi jalan napas dapat terjadi karena adanya darah atau mukus dalam tenggorok atau trakea
  • 52. Meningkatkan atau memaksi-malkan pengambilan oksigen yang akan diikat oleh Hb yang menggantikan tempat gas anestesi dan mendorong pengeluaran gas tersebut melalui zat-zat inhalasi 1 2 3 8 Berikan obat-obatan IV seperti Nalokson (Narkan) atau Doksapram (Dopram) Narkan akan mengubah induksi narkotik yang menekan susunan saraf pusat dan Dopram menstimulasi gerakan otot-otot pernapasan. b. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan berlebihan melalui muntah, diare, penghisap Nasogastrik/intesfinal. 1) Definisi Keadaan dimana individu berisiko mengalami dehidrasi vaskular, interstisial, atau intraselular 2) Batasan karakteristik a) Mayor : (1) Ketidakcukupan masukan cairan oral (2) Ketidakseimbangan antara masukan dan haluaran (3) Penurunan berat badan (4) Kulit/membran mukosa kering b) Minor : (1) Peningkatan natrium serum (2) Penurunan haluaran urin atau haluaran urin berlebihan (3) Urin memekat atau seeing berkernib (4) Penurunan turgor kulit (5) Haus/mual/anoreksia 3) Kriteria hasil
  • 53. Klien akan mempertahankan hidrasi adekuat dengan membran mukosa lembab, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, tenda vital stabil, dan haluaran urin adekuat. 4) Intervensi No Intervensi Rasional 1 2 3 1 2 3 4 5 6 Mandiri Pantau tanda-tanda vital, perhatikan peningkatan nadi, tekanan darah, dan takipnea. Periksa balutan dan luka dengan sering selama 24 jam pertama terhadap tanda-tanda merah atau
  • 54. bengkak berlebihan Palpasi nadi perifer, evaluasi pengisian kapiler, turgor kulit, dan status membran mukosa Pantau masukan dan haluaran, timbang berat badan setiap hari Perhatikan adanya distensi abdomen Observasi / catat kuantitas, jumlah, dan karakter drainase NGT Pantau suhu Tanda-tanda awal hemoragi usus dan/atau pembentukan hematoma, yang dapat menye-babkan syok hipovolemik Memberikan informasi tentang volume sirkulasi umum dan tingkat hidrasi Indikator langsung dari hidrasi/perfusi organ dlan fungsi dan memberikan pedoman untuk penggantian cairan Perpindahan cairan dan ruang vaskuler menurunkan volume sirkulasi dan merusak perfusi ginjal Haluaran cairan berlebihan dapat menyebabkan ketidak-seimbangan elektrolit Demam rendah umum terjadi 1 2 3
  • 55. 7 8 9 Kolaborasi Pertahankan patensi penghisap Nasogatrik/usus Pantau pemeriksaan labora-torium, misal Hb/Ht, elektrolit Berikan cairan elektrolit sesuai indikasi selama 24-48 jam pertama dan dapat menambah kehilangan cairan Meningkatkan dekompresi usus untuk menurunkan distensi/tekanan pada garis jahitan dan menurunkan mtial/muntah Memberikan informasi tentang hidrasi dan kebutuhan penggantian Mempertahankan volume sirkulasi dan keseimbangan elektrolit c. Nyeri (akut) berhubungan dengan insisi bedah, distensi abdomen, adanya selang Nasogastrik. 1) Definisi
  • 56. Suatu keadaan dimana individu mengalami dan melaporkan adanya ketidaknyamanan berat atau sensasi tak nyaman, berakhir dari satu detik sampai kurang dan enam bulan. 2) Batasan karakteristik a) Mayor Komunikasi (verbal stair kode) dari pemberi gambaran nyeri b) Minor (1) Perilaku melindungi, protektif (2) Memfokuskan pada diri sendiri (3) Penyempitan fokus (perubahan persepsi, menarik diri dari kontak sosial, kerusakan proses pikir) (4) Perilaku distraksi (merintih, menangis, mondar-mandir, mencari orang lain dan/atau aktivitas, gelisah) (5) Wajah tampak menahan nyeri (mata tak bersemangat, gerakan terfiksasi atau menyebar, meringis) (6) Perubahan pada tonus otot (dapat berkisar dari malas sampai kaku) (7) Respons otonom tidak tampak pada nyeri kronik yang stabil (diaforesis, peruhahan tekanan darah dan nadi, dilatasi pupil, peningkatan atau penurunan frekuensi napas) 3) Kriteria hasil a) Klien melaporkan nyeri hilang/terkontrol b) Klien tampak rileks, mampu beristirahat/tidur dengan tepat 4) Intervensi No Intervensi Rasional 1 2 3 1 2 Mandiri Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 1-10) dan faktor pemberat / penghilang Anjurkan klien untuk melaporkan nyeri segera saat mulai
  • 57. Nyeri insisi bermakna pada fase awal pasca operasi, diperberat oleh gerakan, batuk, distensi abdomen, mual. Intervensi dini pada kontrol nyeri memudahkan pemulihan otot/jaringan dengan menurun-kan tegangan otot dan memperbaiki sirkulasi 1 2 3 3 4 5 6 7 8 Pantau tanda-tanda vital
  • 58. Kaji insisi bedah, perhatikan adanya edema Berikan tindakan kenyamanan, teknik relaksasi Pertahankan kepatenan selang Nasogastrik/drainase intestinal Ambulasikan klien sesegera mungkin Kolaborasi Berikan analgetik sesuai indikasi Respon autonomik meliputi perubahan pada tekanan darah, nadi, dan pernapasan, yang berhubungan dengan keluhan/ penghilangan nyeri. Perdarahan pada jaringan, bengkak, inflamasi lokal, atau terjadinya infeksi dapat menyebabkan peningkatan nyeri insisi Menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi Obstruksi selang dapat me-ningkatkan distensi abdomen yang dapat meningkatkan nyeri Menurunkan masalah yang terjadi karena immobilisasi, misal tegangan otot, tertahan-nya flatus Mengontrol/mengurangi nyeri untuk meningkatkan istirahat d. Intoleran aktivitas berhubugan dengan nyeri post operasi, kelemahan sekunder terhadap pembedahan 1) Definisi Penurunan kapasitas fisiologis seseorang untuk mempertahankan aktivitas sampai ke tingkat yang diinginkan 2) Batasan Karakteristik a) Mayor
  • 59. (1) Perubahan respon fisiologis terhadap aktivitas ; pernapasan (dispnea, hyperpnea, penurunan frekuensi) (2) Nadi (lemah menurun atau meningkat berlebihan, perubahan irama, gagal untuk kembali ke tingkat aktivitas setelah tiga menit) (3) Tekanan darah (gagal meningkat dengan aktivitas, diastolik meningkat lebih dari 15 mmHg) b) Minor (1) Kelemahan, kelelahan, pucat/sianosis (2) Kacau mental (3) Vertigo 3) Kriteria Hasil Klien akan meningkatkan toleransi terhadap aktivitas, dengan tanda klien mampu beraktiv itas secara progresif dan kemampuan melakukan aktivitas 4) Intervensi No Intervensi Rasional 1 2 3 1 2 3 Mandiri Kaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas Beri motivasi klien untuk beraktivitas Awasi tanda vital sebelum dan setelah aktivitas Membantu menentukan intervensi
  • 60. Membantu meningkatkan semangat klien untuk meningkatkan aktivitasnya Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa sejumlah oksigen yang adekuat ke jaringan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Beri penjelasan pentingnya mobilisasi dini
  • 61. Ajarkan dan bantu klien untuk mobilisasi dini, tingkatkan aktivitas secara bertahap, misal bantu klien untuk posisi miring kanan-kiri, duduk, berdiri, dan berjalan Ubah posisi klien secara perlahan dan pantau terhadap adanya peningkatan rasa nyeri Anjurkan klien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, keletihan, nyeri yang hebat Gunakan teknik penghematan energi, misal : duduk pada saat melakukan aktivitas tertentu Kolaborasi Berikan obat analgetik sesuai advice Meningkatkan pemahaman klien agar mampu beraktivitas sesuai rentang yang dapat ditoleransi Mobilisasi dini dan pening-katan aktivitas secara bertahap dapat memperbaiki toleransi aktivitas, memperbaiki tonus otot tanpa kelelahan Membantu klien beraktivitas sesuai rentang yang dapat ditoleransi Regangan secara tiba-tiba dapat menimbulkan perubahan fisiologis yang tidak dapat ditoleransi klien Mendorong klien melakukan banyak aktivitas dengan membatasi penyimpangan energi dan mencegah kelemahan Membantu mengurangi rasa nyeri e. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, adanya luka insisi pembedahan dengan kemungkinan kontarninasi. 1) Definisi Suatu keadaan dimana seorang individu berisiko terserang oleh agen patogenik atau oportunistik (virus, jamur, bakteri, protozoa, atau parasit lain) dare berbagai sumber baik dari dalam maupun dari luar tubuh. 2) Batasan karakteristik
  • 62. a) Subjektif (1) Kaji keluhan (a) Demam terus menerus atau intermitten (b) Infeksi sebelumnya (c) Nyeri atau pembengkakan b) Objektif (1) Adanya luka (pembedahan, terbakar, invasif, terluka sendiri) (2) Suhu meningkat (3) Status nutrisi 3) Kriteria hasil Klien akan mencapai pemulihan luka tepat waktu ; bebas dari drainase purulen atau eritema dan demam. 4) Intervensi No Intervensi Rasional 1 2 3 Mandiri Pantau tanda-tanda vital, perhatikan peningkatan suhu Observasi penyatuan luka, kateter drainase, Demam 38,3°C dari awitan tiba-tiba dan disertai dengan menggigil, kelelahan, kelemahan, takipnea, takikardi, dan hipotensi menandakan syok septik. Peningkatan suhu 4-7 hari setelah pembedahan sering menandakan abses luka atau kebocoran cairan dari sisi anastomosis 1 2 3 2 3
  • 63. 4 Observasi penyatuan luka, kateter drainase, adanya inflamasi Pertahankan perawatan luka aseptik. Pertahankan balutan kering Kolaborasi Berikan antibiotik sesuai indikasi Perkembangan infeksi dapat memperlambat pemulihan Melindungi klien dari kontaminasi silang selama penggantian balutan. Balutan basah menyerap kontaminan eksternal Diberikan secara proilaktik untuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhan organisms penyebab infeksi f. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan atau mengabsorpsi, status puasa. 1) Definisi Suatu kondisi dimana individu berada atau mengalami risiko penurunan berat badan karena ketidakadekuatan masukan oral maupun peningkatan kebutuhan metabolisme. 2) Batasan karakteristik a) Mayor Seseorang yang dilaporkan mengalami ketidakcukupan masukan oral atau mengalami penurunan berat badan b) Minor (1) Berat badan menurun 10-20 % di bawah normal dan tinggi serta kerangka tubuh tidak ideal (2) Lipatan kulit trisep, lingkar lengan atas dan lingkar otot pertengahan lengan kurang dare 60 % normal (3) Kelemahan dan nyeri otot (4) Mudah tersinggung dan bingung (5) Penurunan albumin serum (6) Penurunan transferin/kapasitas pengikat zat besi 3) Kriteria hasil Klien akan mendemonstrasikan pemeliharaan/kemajuan penambahan berat badan yang
  • 64. diinginkan dengan normalisasi nilai laboratorium dan tak ada tanda-tanda malnutrisi 4) lntervensi No Intervensi Rasional 1 2 3 1 2 3 4 Mandiri Tinjau faktor-faktor individual yang mempengaruhi kemampuan mencerna/makan makanan, missal status puasa, mual, ileus paralitik setelah selang dilepaskan Timbang berat badan sesuai indikasi. Catat masukan dan haluaran Auskultasi bising usus, palpasi abdomen Identifikasi kesukaan/ketidaksukaan diit dari klien. Anjurkan pilihan makanan tinggi protein dan vitamin C Mempengaruhi pilihan inter-vensi
  • 65. Mengidentifikasi status cairan serta memastikan kebutuhan metabolic Menentukan kembalinya peristaltik (biasanya dalam 2-4 hari) Meningkatkan kerja sama klien dengan aturan diit. Protein dan vitamin C adalah kontributor utama untuk pemeliharaan jaringan dan perbaikan. 1 2 3 5 6 7 8 Kolaborasi Pertahankan patensi selang Nasogastrik Berikan terapi cairan IV Berikan antiemetik atau antasida sesuai indikasi Konsul dengan Alli diit, tim pendukung nutrisi. Mempertahankan dekompresi lambung, meningkatkan istirahat/pemulihan usus
  • 66. Memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit Antiemetik mencegah muntah, antasida menetralkan atau menurunkan pembentukan asam untuk mencegah erosi mukosa dan kemungkinan ulserasi Bermanfaat dalam menge-valuasi dan memenuhi kebutuhan diit individu g. Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan insisi bedah. 1) Definisi Suatu kondisi dimana, seseorang mengalami atau berada pada kondisi rusaknya jaringan integumen 2) Batasan karakteristik a) Mayor (1) Kerusakan pada integumen (2) Invasi struktur tubuh b) Minor (1) Lesi, eritema (2) Edema (3) Pruritus 3) Kriteria hasil Klien mencapai pemulihan luka tepat waktu tanpa komplikasi 4) Intervensi No Intervensi Rasional 1 2 3 1
  • 67. 2 3 4 5 6 Mandiri Beri penguatan pada balutan awal/penggantian sesuai indikasi. Gunakan teknik aseptik yang ketat
  • 68. Secara hati-hati lepaskan perekat (sesuai arah pertumbuhan rambut) dan pembalut pada waktu mengganti Lakukan perawatan luka secara teratur dengan teknik aseptik Gunakan sealant/barrier kulit sebelum perekat jika diperlukan. Gunakan perekat yang halus (hipoalergik) untuk membalut luka yang membutuhkan pergantian balutan yang sering Periksa luka secara teratur, catat karakteristik dan integritas kulit Kaji jumlah dan karakteristik cairan luka Melindungi luka dari perlukaan mekanis dan kontaminasi. Mencegah akumulasi cairan yang dapat menyebabkan ekskoriasi Mengurangi risiko trauma kulit dan gangguan pada luka Memfasilitasi penyembuhan luka secara optimal Menurunkan risiko terjadinya trauma kulit atau abrasi dan memberikan perlindungan tambahan untuk kulit atau jaringan yang halus. Pengenalan akan adanya kegagalan Proses penyem-buhan luka/berkembangnya komplikasi secara dini dapat mencegah terjadinya kondisi yang lebih serius Menurunnya cairan menandakan adanya evolusi dari proses penyembuhan, apabila penge-luaran cairan terus menerus atau adanya eksudat yang bau menunjukkan terjadinya kompli-kasi 1 2 3 7
  • 69. 8 9 10 Tekan areal atau insisi abdominal dan dada dengan menggunakan bantal selama batuk atau bergerak Ingatkan klien untuk tidak menyentuh daerah luka Kolaborasi Berikan es pada daerah luka jika dibutuhkan Berikan antibiotik sesuai indikasi Menetralisasi tekanan pada luka, meminimalkan risiko terjadinya rupture/dehisens Mencegah kontaminasi luka Menurunkan pembentukan edema yang mungkin menyebabkan tekanan yang tidak dapat diidentifikasi pada luka Diberikan secara profilaktik untuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhan organisme penyebab infeksi h. Konstipasi berhubungan dengan efek-efek anestesi, manipulasi pembedahan, ketidakaktifan
  • 70. fisik, immobilisasi 1) Definisi Suatu keadaan dimana inidividu mengalami atnu berisiko tinggi mengalmi statis usus besar sehingga menimbulkan eliminasi yang jarang dan keras. 2) Batasan karakteristik a) Mayor (1) Bentuk feces keras (2) Defekasi kurang dari tiga kali dalam seminggu b) Minor (1) Penurunan bising usus (2) Keluhan rektal penuh (3) Keluhan tekanan pada rectum (4) Mengejan dan nyeri waktu defekasi (5) Perasaan pengosongan yang tidak adekuat 3) Kriteria hasil Klien menunjukkan pola eliminasi (defekasi) yang adekuat 4) Intervensi No Intervensi Rasional 1 2 3 1 2 3
  • 71. 4 Mandiri Auskultasi bising usus Anjurkan klien meningkatkan aktivitas Tingkatkan faktor-faktor yang membantu memperbaiki pola eliminasi (diit tinggi serat, masukan cairan yang adekuat) Kolaborasi Berikan pelunak feses, suposituria gliserin sesuai indikasi Adanya bising usus menunjuk-kan kembalinya peristaltik Aktivitas mempengaruhi eliminasi usus dengan memperbaiki tonus otot abdomen dan merangsang nafsu makan serta peristaltic Serat membantu merangsang peristaltik. Masukan cairan yang adekuat diperlukan untuk meningkatkan konsistensi feses Mungkin perlu untuk merangsang peristaltik dengan perlahan/evakuasi feses i. Kurang perawatan diri (uraikan) berhubungan dengan kelemahan, kehilangan mobilitas 1) Definisi Keadaan dimana individu mengalami kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif menyebabkan penurunan kemampuan dalam melakukan setiap aktivitas perawatan diri 2) Batasan karakteristik a) Mayor
  • 72. (1) Tidak mampu makan sendiri (2) Tidak marnpu mandi sendiri (termasuk menggosok gigi, menggunting kuku, mengikat rambut, dan memakai kosmetik) (3) Tidak mampu memakai baju sendiri (4) Tidak mampu melakukan toileting sendiri (5) Tidak mampu memakai peralatan sendiri 3) Kriteria hasil Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kemampuan fisiknya. 4) lntervensi No Intervensi Rasional 1 2 3 1 2 3 4 Mandiri Kaji kemampuan saat ini dan hambatan untuk partisipasi dalam perawatan Ikutsertakan Mien dalam formulasi rencana perawatan pada tingkat kemampuan Dorong perawatan diri, bekerja dengan kemampuan yang sekarang Berikan perawatan fisik sesuai kebutuhan
  • 73. Mengidentifikasi kebutuhan intervensi yang diperlukan Meningkatkan perasaan kontrol dan meningkatkan kerja sama dan perkembangan kemandirian Melakukan untuk dirinya sendiri akan meningkatkan perasaan harga diri. Perawatan dasar penting untuk mempertahankan hygiene yang baik saat klien tidak dapat melakukannya sendiri j. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan 1) Definisi Suatu kondisi dimana individu atau kelompok mengalami kekurangan pengetahuan kognitif atau keterampilan psikomotor mengenai suatu keadaan dan rencana tindakan pengobatan. 2) Batasan karakteristik a) Mayor (1) Menyatakan kurang pengetahuan atau keterampilan/meminta informasi. (2) Mengekspresikan persepsi yang tidak akurat terhadap kondisi kesehatannya. (3) Menampilkan secara tidak tepat perilaku sehat yang diinginkan atau yang sudah ditentukan. b) Minor (1) Kurang integrasi rencana tindakan ke dalam kegiatan sehari-hari (2) Menunjukkan atau mengekspresikan gangguan psikologis, misal cemas, depresi yang diakibatkan oleh salahnya informasi atau kurang informasi 3) Kriteria hasil Klien mengungkapkan pemahaman proses penyakit dan perawatan yang dianjurkan serta berpartisipasi dalam program pengobatan 4) Intervensi No Intervensi Rasional 1 2 3 1
  • 74. 2 3 Mandiri Tinjau ulang prosedur dan harapan pasca operasi Diskusikan pentingnya masu-kan cairan adekuat, kebutuhan diit Demonstrasikan perawatan luka/mengganti balutan yang tepat Memberikan dasar pengeta-huan dimana klien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi Meningkatkan penyembuhan dan narmalisasi fungsi usus Meningkatkan penyembuhan, menurunkan resiko infeksi, memberikan kesempatan untuk mengobservasi pemulihan luka 1 2 3 4 Identifikasi gejala-gejala yang memerlukan evaluasi medis, seperti demam menetap, bengkak, eritema, atau terbukanya tepi luka Tinjau ulang pembatasan aktivitas, misal tidak mengangkat benda berat selama 6-8 minggu, meng-hindari latihan/olahraga keras Anjurkan peningkatan aktivitas bertahap sesuai toleransi dan keseimbangan dengan periode istirahat yang adekuat Pengenalan dini dari komplikasi dan intervensi segera dapat mencegah progresi situasi serius Menurunkan resiko regangan/ trauma insisi, pembentukan hernia
  • 75. Mencegah kelelahan, merang-sang sirkulasi dan normalisasi fungsi organ, meningkatkan penyembuhan 4. Implementasi Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana perawatan dilaksanakan ; melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan. (Marilynn E. Doenges, ect, 1998 : 105) 5. Evaluasi Evaluasi merupakan tahap akhir dan proses keperawatan. Proses kontinyu yang penting untuk menjamin kualitas dan ketepatan perawatan yang diberikan, dilakukan dengan meninjau respons klien untuk menentukan keefektifan rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan klien. (Marilynn E. Doenges, ect, 1998 : 119). Pengkajian 1. Aktivitas dan istirahat: · subyektif : kelemahan · Obyektif : kelelahan 2. Sirkulasi : · Obyektif : Takikardia, Diaphoresis 3. Eliminasi : · Subektif : Perubahan pada warna urine dan feces · Obyektif : Distensi abdomen, teraba massa di abdomen atas/quadran kanan atas, urine pekat . 4. Makan / minum (cairan) Subyektif : · Anoreksia, Nausea/vomit.
  • 76. · Tidak ada toleransi makanan lunak dan mengandung gas. · Regurgitasi ulang, eruption, flatunasi. · Rasa seperti terbakar pada epigastrik (heart burn). · Ada peristaltik, kembung dan dyspepsia. Obyektif : · Kegemukan. · Kehilangan berat badan (kurus). 5. Nyeri/ Kenyamanan : Subyektif : · Nyeri abdomen menjalar ke punggung sampai ke bahu. · Nyeri apigastrium setelah makan. · Nyeri tiba-tiba dan mencapai puncak setelah 30 menit. Obyektif : Cenderung teraba lembut pada klelitiasis, teraba otot meregang /kaku hal ini dilakukan pada pemeriksaan RUQ dan menunjukan tanda marfin (+). 6. Respirasi : Obyektif : Pernafasan panjang, pernafasan pendek, nafas dangkal, rasa tak nyaman. 7. Keamanan : Obyektif : demam menggigil, Jundice, kulit kering dan pruritus , cenderung perdarahan (defisiensi Vit K ). 8. Belajar mengajar : Obyektif : Pada keluarga juga pada kehamilan cenderung mengalami batu kandung empedu. Juga pada riwayat DM dan gangguan / peradangan pada saluran cerna bagian bawah. B. Prioritas Perawatan : 1. Meningkatkan fungsi pernafasan. 2. Mencegah komplikasi. 3. Memberi informasi/pengetahuan tentang penyakit, prosedur, prognosa dan pengobatan C. Tujuan Asuhan Perawatan : 1. Ventilasi/oksigenasi yang adekwat.
  • 77. 2. Mencegah/mengurangi komplikasi. 3. Mengerti tentang proses penyakit, prosedur pembedahan, prognosis dan pengobatan D. Diagnosa Perawatan: 1. Pre Operasi a) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (obstruksi, proses pembedahan) b) Potensial Kekurangan cairan sehubungan dengan : · Kehilangan cairan dari nasogastrik. · Muntah. · Pembatasan intake · Gangguan koagulasi, contoh : protrombon menurun, waktu beku lama. c) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk ingesti dan absorbsi makanan d) Kurangnya pengetahuan tentang prognosa dan kebutuhan pengobatan, sehubugan dengan : · Menanyakan kembali tentang imformasi. · Mis Interpretasi imformasi. · Belum/tidak kenal dengan sumber imformasi. Ditandai : · pernyataan yang salah. · permintaan terhadap informasi. · Tidak mengikuti instruksi. 2. Post Operasi a) Polanafas tidak efektif sehubungan dengan nyeri, kerusakan otot, kelemahan/ kelelahan, ditandai dengan : · Takipneu · Perubahan pernafasan · Penurunan vital kapasitas. · Pernafasan tambahan · Batuk terus menerus b) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, kerusakan jaringan (luka operasi) c) Penurunan integritas kulit/jaringan sehubungan dengan
  • 78. · Pemasanagan drainase T Tube. · Perubahan metabolisme. · Pengaruh bahan kimia (empedu) Ditandai dengan : adanya gangguan kulit. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MASALAH GANGGUAN BATU EMPEDU A. PENGKAJIAN 1. Aktivitas dan istirahat: - Subyektif : kelemahan - Obyektif : kelelahan 2. Sirkulasi : - Obyektif : Takikardia, Diaphoresis 3. Eliminasi : - Subektif : Perubahan pada warna urine dan feces - Obyektif : Distensi abdomen, teraba massa di abdomen atas/quadran kanan atas, urine pekat . 4. Makan / minum (cairan) - Subyektif : Anoreksia, Nausea/vomit. Ü Tidak ada toleransi makanan lunak dan mengandung gas. Ü Regurgitasi ulang, eruption, flatunasi. Ü Rasa seperti terbakar pada epigastrik (heart burn). Ü Ada peristaltik, kembung dan dyspepsia. - Obyektif : Ü Kegemukan Ü Kehilangan berat badan (kurus). 5. Nyeri/ Kenyamanan : - Subyektif : Ü Nyeri abdomen menjalar ke punggung sampai ke bahu.
  • 79. Ü Nyeri apigastrium setelah makan. Ü Nyeri tiba-tiba dan mencapai puncak setelah 30 menit. - Obyektif : Ü Cenderung teraba lembut pada klelitiasis, teraba otot meregang /kaku hal ini dilakukan pada pemeriksaan RUQ dan menunjukan tanda marfin (+). 6. Respirasi : - Obyektif : Pernafasan panjang, pernafasan pendek, nafas dangkal, rasa tak nyaman. 7. Keamanan : - Obyektif : Demam menggigil, Jundice, kulit kering dan pruritus , cenderung perdarahan ( defisiensi Vit K ). 8. Belajar mengajar : - Obyektif : Pada keluarga juga pada kehamilan cenderung mengalami batu kandung empedu. Juga pada riwayat DM dan gangguan / peradangan pada saluran cerna bagian bawah. B. PRIORITAS KEPERAWATAN Q Mengurangi nyeri dan meningkatkan istirahat. Q Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Q Cegah komplikasi. Q Berikan imformai tentang proses penyakit, prognosa dan pengobatan yang dibutuhkan. C. TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN è Mengurangi nyeri. è Pencapaian keseimbangan (Homeostasis). è Mencegah komplikasi seminimal mungkin. è Proses penyakit, ramalan dan proses pengobatan. D. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri (akut) sehubungan dengan : Trauma biologi obstruksi/spasme saluran proses peradangan, iskhemi/nekrosis jaringan, ditandai dengan : - Keluhanon nyeri, colik billiary (frequensi nyeri). - Ekspresi wajah saat nyeri, prilaku yang hati-hati.
  • 80. - Respon autonomik (perubahan pada tekanan darah ,nadi). - Fokus terhadap diri yang terbatas. 2. Potensial Kekurangan cairan sehubungan dengan : Penigkatan kehilangan cairan lambung : muntah, distensi dan hipermolity gaster. - Pengobatan yang mempunyai efek mengurangi cairan. - Proses pembekuan - Tanda dan gejala yang tidak stabil tidak dapat diaplikasikan pada diagnosa yang aktual. 3. Potensial gangguan Nutrisi : Kurang dari yang dibutuhkan tubuh, sehubungan dengan: Faktor-faktor resiko yang mempengaruhi : - Dibebankan pada diri sendiri dan dibatasi makanan yang diberikan, mual, muntah, dispepsia, kesakitan. - Kehilangan nutrisi, mempengaruhi pencernaan yang disebabkan karena gangguan/penyempitan saluran empedu. 4. Kurangnya pengetahuan tentang prognosa dan kebutuhan pengobatan, sehubugan dengan : - Menanyakan kembali tentang imformasi. - Mis Interpretasi imformasi. - Belum/tidak kenal dengan sumber imformasi.