2.
• Organ urinaria (saluran kencing) baik
laki-laki dan perempuan
• Organ reproduksi (genitalia) pria
• Kelenjar suprarenal.
Kegawatdaruratan
dibidang urologi
• Kasus trauma
• Kasus non trauma
Kasus gawat
darurat yang dapat
dijumpai
BEDAH UROLOGI
3.
• Trauma ginjal, trauma buli-buli
(kandung kemih), trauma ureter, trauma
urethra, trauma genitalia (penis dan
testis)
Kasus trauma
• hematuria (kencing darah), retensio
urine (sumbatan aliran kencing) akut,
urosepsis (infeksi berat), gangguan aliran
darah pada genitalia (strangulasi).
Kasus non trauma
• Non trauma : Puskesmas, Klinik
• Trauma : Rumah Sakit
Penatalaksanaan
kegawatdaruratan
urologi
4.
• jejas di regio flank (pinggang) atau abdomen (perut),
• hemodinamik stabilitasnya : tensi, nadi, suhu, gross hematuria
Pemeriksaan Fisik
• urinalisis
• darah lengkap (hematokrit serial),
• baseline fungsi ginjal (serum kreatinin).
Pemeriksaan Laboratorium;
• USG
• CT-scan
• IVP
• Angiografi
Pemeriksaan Imaging
5.
Tindakan pada kasus urologi
•Konservatif
•Farmakologi : Antibiotik,
obat2an penghancur batu, dll
•Non Farmakologi : cairan,
terapi gizi, aktivitas fisik
•Pembedahan
6.
Enhanced Recovery After Surgery (ERAS)
• Merupakan konsep yang terdiri dari beberapa komponen
berupa tim multidisiplin dan pendekatan multimodal
Tujuannya
• Mempercepat proses penyembuhan dan
• Mengurangi risiko komplikasi pasca pembedahan
Manfaat
• Penerapan protokol ERAS dapat menurunkan length of stay
(LOS) pasca pembedahan
ERAS
7.
Prinsip utama ERAS
•Konseling preoperatif
•Nutrisi preoperatif (menghindari puasa
perioperatif)
•Penggunaan regimen anestesi dan analgesik
terstandar (epidural dan analgesia non-opioid)
•Mobiliasi awal
Keberhasilan penerapan protokol ERAS
•Sangat bergantung pada kerjasama tim yang
terlibat dalam penanganan pasien
•Tim ini melibatkan : dokter, perawat, dietesien
10.
ERAS Evidenced-Based Practice
•Nutritional aspects of ERAS
•Meninggalkan puasa sebelum operasi
•Pre-operative carbohydrate loading
•Kebutuhan cairan yang cukup intraoperasi
•Early postoperative nutrition
1999 ASA Fasting Guidelines
•Clear Liquids = 2 hours minimum fast
•i.e. water, fruit juice without pulp, carbonated beverages, clear tea, black coffee
2011 Updates of the ASA Fasting Guidelines
•Clear Liquids
•Findings: Meta-analysis of randomized fasting time of 2-4 h versus more than 4 h report smaller
gastric volume and higher pH in adult patients given clear liquids 2-4 h before a procedure
•Recommendation for Clear Liquids: It is appropriate to fast from intake of clear liquids at least 2 h
before elective procedures requiring general anesthesia, regional anesthesia or sedation/analgesia
(i.e., monitored anesthesia care [or MAC]).” (Anesthesiol. 2011;114:495-511)
Preoperative
Carbohydrate Loading
12.
•ASA Guidelines –Single serving 2 hours prior to surgery
•ERAS Recommendation –2 servings 8-12 hours prior to surgery & 1
serving 2 hours prior to surgery
Timeline
•Maltodextrin –complex carb that is absorbed quickly & released
slowly
•50 g per serving drink of clear carbohydrate drink
Type of
Carbohydrate
•Normal osmolarity of the tissue, cells & fluids of the human body is
280-300 mosm
•A clear liquid that is close to the osmolarity of the human body will
help nourish & hydrate the body without causing dehydration
Osmolarity
Kapan Dan Bagaimana Pemberian
karbohidrat loading yang benar
15.
Beneficial to anyone undergoing elective surgery
Prolonged preoperative fast is likely harmful
Beyond 12 hours of fasting, normal metabolism shifts
to a “starved” state
Water, tea or coffee hydrate but do not nourish
effectively, the patient is “metabolically starved”
Clear liquids with protein are not ideal 2 hours pre-
op because they slow digestion/gastric emptying
Alasan Mempertimbangkan
Carbohidrat loading Pra Operasi
16.
Postoperative nutrition consult
Nursing Screening and Dietitian Consult
Advanced Nutrition Support Team
For complex patients or patients where primary
service is unsure of management, Advanced
Nutritional Support Team is an inpatient consult
service staffed by GI physician, 2 dietitians, and a
pharmacist
Early feeding
Postoperative immunoutrition
Post Op
17.
Early feeding setelah operasi sangat dianjurkan.
Pemberian makan dini (dalam 24 jam pascaoperasi) secara
tradisional dianggap meningkatkan risiko komplikasi usus,
tetapi studi pasien yang menjalani operasi gastrointestinal
telah menunjukkan efek positif pada banyak hasil (misalnya,
resistensi insulin, fungsi otot, penyembuhan luka, dan risiko
sepsis)
Sebuah meta-analisis dari pasien operasi perut besar
mengungkapkan insiden dehiscence anastomosis,
pneumonia, dan mortalitas yang secara signifikan lebih
rendah di antara pasien yang makan lebih awal setelah
operasi
Early Feeding
18.
Manfaat dari asupan oral awal setelah operasi perut
besar termasuk penurunan ileus paralitik,
komplikasi infeksi yang lebih sedikit, dan pemulihan
yang lebih cepat
Manfaat ini telah dibuktikan pada pasien yang
menjalani anastomosis usus primer, dengan hasil
yang serupa dengan mereka yang menjalani
kistektomi dan pengalihan urin
Namun, muntah merupakan risiko asupan oral awal
pasca operasi
19.
Semua protokol ERAS menggabungkan tindakan aktif
untuk mengelola mual dan mengurangi ileus pasca
operasi, termasuk antiemetik terjadwal, permen karet,
stimulan kolinergik, obat pencahar, agen prokinetik, dan
pembatasan pemberian narkotika.
Nutrisi parenteral total tidak diberikan secara rutin
kepada pasien kecuali keterlambatan nutrisi enteral
substantif lebih dari 5-7 hari setelah operasi.
Mengingat risiko nutrisi parenteral dan kurangnya
manfaat pada pasien untuk waktu yang singkat, nutrisi
parenteral total juga tidak dimulai pada pasien mana pun
yang diharapkan kurang dari 7 hari pengobatan.
20.
Asesmen nutrisi dapat membantu memilih pasien
yang paling cocok untuk intervensi nutrisi sebelum
dan sesudah operasi.
Data saat ini tidak mendukung penggunaan nutrisi
parenteral secara rutin, dan terdapat keterbatasan
data pada pasien urologis, khususnya yang
menjalani kistektomi.
21.
Immunonutrition is a blend of protein, arginine and
fish oil to support recovery and modulate
inflammation
Benefits
71% less risk of surgical site infections
62% less risk of infectious complications
45% less risk of complications
Immunonutrition
29.
Identitas Umum Pasien Keterangan
Nama Ny. J
Jenis kelamin Perempuan
Usia 58 tahun 7 bulan
Diagnosis medis Bedah Batu Ginjal (nefrolitiasis)
Tanggal masuk RS 15 Februari 20203
Tanggal pengkajian gizi awal 17 Februari 202 0
Ruang dan kelas perawatan Bugenvil Atas 204/II
Keluhan pasien saat kunjungan
Nyeri perut bagian bawah, sakit pinggang, sulit buang air kecil, dada terasa sesak.
Riwayat penyakit dahulu Tidak ada riwayat penyakit terdahulu
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga dan petani
Agama Islam
Suku Jawa
KASUS
30.
Keseharian Ny. J adalah sebagai petani, dan selalu
mengangkat beban berat. Ny. J adalah seorang perokok
sejak 20 tahun yang lalu dan mampu menghabiskan 5
batang rokok sehari. Ny. J didiagnosis mengalami batu
ginjal dan dilakukan jadwal pembedahan sehari setelah
masuk rumah sakit. Keluhan Ny. J sudah dirasakan
kurang lebih 6 bulan sebelum pembedahan tetapi Ny. J
tidak segera memeriksakan ke dokter
31.
KU : lemas, pucat, sedikit sesak, compos mentis
TD : 120/80 mmHg
RR : 22x/menit
Nadi 80x/menit
Suhu : 360C
BB : 42,8 Kg
TB : 150 cm
Ulna : 22 cm
33.
pola makan pasien 3 kali sehari, dengan makanan
pokok nasi dan kentang bergantian setiap hari dan
jarang mengonsumsi selingan. Pasien
mengkonsumsi lauk hewani setiap hari,
mengkonsumsi lauk nabati 3-4 kali seminggu,
mengkonsumsi sayur setiap hari, pasien jarang
konsumsi buah. Jarang konsumsi air putih, dan
pasien suka mengkonsumsi kopi 5-7 kali sehari.