SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Chapter Nine 1
®
BAB9
PengantarFluktuasi Ekonomi
Tutorial PowerPoint™
Untukmendampingi
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
N. Gregory Mankiw
oleh
Mannig J. Simidian
Chapter Nine 2
Fluktuasi jangka-pendek dalam output dan kesempatan kerja
(employment) disebut siklus bisnis. Pada bab-bab sebelumnya, kita
mengembangkan teori-teori untuk menjelaskan bagaimana
perekonomian bergerak dalam jangka-panjang; sekarang kita akan
mencoba memahami bagaimana perekonomian bergerak dalam
jangka-pendek.
Chapter Nine 3
GDP adalah tempat pertama untuk mulai ketika menganalisis siklus
bisnis, karena merupakan ukuran terbesar dari kondisi perekonomian.
Biro Penelitian Ekonomi Nasional (NBER) adalah penentu resmi
(di AS) apakah perekonomian mengalami resesi.
Resesi biasa didefinisikan oleh suatu periode di mana ada dua
penurunan berturutan pada GDP riil.
Dalam resesi, baik konsumsi dan investasi menurun; namun,
investasi (perlengkapan bisnis, konstruksi, perumahan baru dan
inventaris) bahkan lebih riskan terhadap penurunan.
Chapter Nine 4
Dalam resesi, pengangguran meningkat. Hubungan negatif (bila satu
naik, yang lain turun) antara pengangguran dan GDP ini disebut
Hukum Okun (Okun’s Law), dari Arthur Okun, ekonom yang
pertama mempelajarinya. Secara ringkas, ini didefinisikan sebagai :
Perubahan Persentase GDP Riil =
3,5% - 2 × Perubahan Tingkat Pengangguran
Jika tingkat pengangguran tetap sama, GDP riil tumbuh sekitar
3,5 persen. Untuk setiap poin persentase tingkat pengangguran
meningkat, pertumbuhan GDP riil biasanya turun sekitar 2 persen.
Jadi, jika tingkat pengangguran naik dari 5 ke 8 persen, maka
pertumbuhan GDP riil akan menjadi :
Perubahan persentase GDP riil = 3,5% - 2 × (8% - 5%) = - 2,5%
Dalam kasus ini, GDP akan turun 2,5%, mengindikasikan bahwa
perekonomian sedang mengalami resesi.
Chapter Nine 5
Banyak ekonom dalam bisnis dan pemerintah memiliki peran
meramalkan fluktuasi jangka-pendek perekonomian. Salah satu
cara yang para ekonom gunakan untuk meramal adalah melihat
pada indikator utama (leading indicators).
Tiap bulan, Conference Board, sebuah kelompok riset ekonomi
swasta mengumumkan indeks dari indikator-indikator ekonomi
utama, yang terdiri dari 10 seri data.
Chapter Nine 6
1) Hari kerja rata-rata per minggu pekerja produksi industri manufaktur
2) Klaim mingguan awal rata-rata untuk asuransi pengangguran
3) Pesanan baru barang konsumen dan material disesuaikan untuk inflasi
4) Pesanan baru, barang modal non pertahanan
5) Kinerja produsen
6) Pemberian izin gedung baru
7) Indeks harga saham
8) Jumlah uang beredar (M2) disesuaikan untuk inflasi
9) Penyebaran tingkat bunga : sebaran hasil antara surat utang
berjangka 10 tahun dan surat utang berjangka 3 bulan
10) Indeks harapan konsumen
Chapter Nine 7
Teori makroekonomi klasik berlaku pada jangka panjang tapi tidak
pada jangka pendek–MENGAPA ?
Jangka pendek dan panjang berbeda pada perilaku harga.
Pada jangka panjang, harga fleksibel dan dapat bereaksi pada
perubahan penawaran atau permintaan. Pada jangka pendek,
banyak harga yang “kaku” pada tingkat tertentu.
Karena harga berperilaku beda pada jangka
pendek dan panjang, kebijakan ekonomi memiliki
dampak berbeda pada horizon waktu berbeda.
Mari kita lihat bagaimana hal ini terjadi.
Chapter Nine 8
PP
YY
LRASLRAS
YY
ADAD
SRASSRAS
PP
YY
LRASLRAS
YY
ADAD
SRASSRAS
PP
YY
LRASLRAS
YY
ADAD
SRASSRAS
PP
YY
LRASLRAS
YY
ADAD
SRASSRAS
PP
YY
LRASLRAS
YY
ADAD
SRASSRAS
PP
YY
LRASLRAS
YY
ADAD
SRASSRAS
PP
YY
LRASLRAS
YY
ADAD
SRASSRAS
PP
YY
LRASLRAS
YY
ADAD
SRASSRAS
PP
YY
LRASLRAS
YY
ADAD
SRASSRAS
PP
YY
LRASLRAS
YY
ADAD
SRASSRAS
PP
YY
LRASLRAS
YY
ADAD
SRASSRAS
PP
YY
LRASLRAS
YY
ADAD
SRASSRAS
Chapter Nine 9
PP
YY
LRASLRAS
YY
ADAD
SRASSRAS
PP
YY
LRASLRAS
YY
ADAD
SRASSRAS
Jangka panjang
Jangka pendek
Model makroekonomi ini memungkinkan kita memeriksa bagaimana
tingkat harga agregat dan jumlah output agregat ditentukan dalam
jangka pendek. Ini juga menyediakan suatu cara untuk membedakan
bagaimana kinerja perekonomian dalam jangka panjang dan dalam
jangka pendek.
Chapter Nine 10
Permintaan Agregat (Aggregate demand, AD) adalah hubungan antara
jumlah output diminta dan tingkat harga agregat. Ini menyatakan jumlah
barang dan jasa yang orang ingin beli pada tiap tingkat harga tertentu.
Ingat Teori Kuantitas Uang (MV=PY), di mana M adalah jumlah uang
beredar, V adalah perputaran uang, P adalah tingkat harga, dan Y adalah
jumlah output. Tidak realistis, namun asumsi yang memudahkan yaitu
perputaran uang adalah konstan. Juga, ketika memahami persamaan ini,
ingat persamaan kuantitas dapat ditulis ulang dalam istilah penawaran
dan permintaan untuk keseimbangan uang riil : M/P = (M/P)d
= kY, di
mana k = 1/V adalah parameter penentu berapa banyak uang orang ingin
pegang untuk tiap dolar pendapatan. Persamaan ini menyatakan bahwa
penawaran keseimbangan uang M/P sama dengan permintaan dan bahwa
permintaan adalah proporsional terhadap output. Asumsi perputaran
konstan sebanding dengan asumsi permintaan konstan akan
keseimbangan uang riil per unit output.
Chapter Nine 11
Kurva Permintaan Agregat (AD) menunjukkan hubungan negatif antara
tingkat harga P dan jumlah barang dan jasa yang diminta Y, digambarkan
untuk nilai jumlah uang beredar M tertentu. Kurva ini miring ke bawah :
semakin tinggi tingkat harga P, semakin rendah tingkat keseimbangan
riil M/P, dan karenanya semakin rendah jumlah barang dan jasa yang
diminta Y.
Tingkatharga
Output (Y)
AD
Seiring tingkat harga menurun, kita
bergerak ke bawah sepanjang kurva AD.
Tiap perubahan pada M atau V akan
menggeser kurva AD.
Ingat permintaan output riil bervariasi
berbanding terbalik dengan tingkat
harga.
↑Y = MV/↓P
Chapter Nine 12
Pikirkan tentang penawaran dan permintaan keseimbangan uang
riil. Jika output lebih tinggi, orang terlibat transaksi lebih banyak
dan butuh keseimbangan riil M/P lebih tinggi. Untuk jumlah uang
beredar M tetap, keseimbangan riil lebih tinggi berdampak tingkat
harga lebih rendah. Sebaliknya, jika tingkat harga lebih rendah,
keseimbangan uang riil lebih tinggi; tingkat keseimbangan riil
lebih tinggi memungkinkan volume transaksi yang lebih
besar, yang berarti jumlah output diminta lebih besar.
Chapter Nine 13
Kurva permintaan agregat digambar untuk nilai tertentu dari jumlah
uang beredar. Dengan kata lain, ini menyatakan kombinasi-kombinasi
yang mungkin dari P dan Y untuk nilai M tertentu. Jika Bank Sentral
mengubah jumlah uang beredar, maka kombinasi yang mungkin dari
P dan Y berubah, yang berarti kurva permintaan agregat bergeser.
Mari kita lihat bagaimana.
Chapter Nine 14
Tingkatharga
Output (Y)
AD'
AD
Penurunan jumlah uang beredar M
mengurangi nilai output nominal PY.
Untuk tiap tingkat harga P tertentu,
output Y jadi lebih rendah. Jadi,
penurunan jumlah uang beredar
menggeser kurva AD ke dalam dari
AD ke AD'.
Penurunan jumlah uang beredar M
mengurangi nilai output nominal PY.
Untuk tiap tingkat harga P tertentu,
output Y jadi lebih rendah. Jadi,
penurunan jumlah uang beredar
menggeser kurva AD ke dalam dari
AD ke AD'.
Chapter Nine 15
Tingkatharga
Output (Y)
AD'
AD
Peningkatan jumlah uang beredar M
meningkatkan nilai output nominal PY.
Untuk tiap tingkat harga P tertentu,
output Y jadi lebih tinggi. Jadi,
peningkatan jumlah uang beredar
menggeser kurva AD ke luar dari AD
ke AD'.
Peningkatan jumlah uang beredar M
meningkatkan nilai output nominal PY.
Untuk tiap tingkat harga P tertentu,
output Y jadi lebih tinggi. Jadi,
peningkatan jumlah uang beredar
menggeser kurva AD ke luar dari AD
ke AD'.
Chapter Nine 16
Penawaran Agregat (Aggregate Supply, AS) adalah
hubungan antara jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan dan tingkat harga. Karena perusahaan
yang menawarkan barang dan jasa memiliki harga
fleksibel dalam jangka panjang tapi harga kaku
dalam jangka pendek, hubungan-hubungan pada
penawaran agregat bergantung pada horizon waktu.
Ada dua kurva penawaran agregat berbeda : kurva penawaran agregat
jangka-panjang (long-run aggregate supply curve, LRAS) dan kurva
penawaran agregat jangka-pendek (short-run aggregate supply curve,
SRAS). Kita juga harus mendiskusikan bagaimana perekonomian
membuat transisi dari jangka pendek ke jangka panjang.
Tapi, pertama-tama, kita buat kurva penawaran jangka-panjang (LRAS).
Chapter Nine 17
Karena model klasik menggambarkan bagaimana perekonomian berjalan
dalam jangka panjang, kita dapat mengambil kurva penawaran agregat
jangka-panjang dari model klasik.
Ingat jumlah output yang diproduksi bergantung pada jumlah tertentu
dari modal dan tenaga kerja dan teknologi yang tersedia.
Untuk ini, kita tulis Y = F(K, L) = Y
Menurut model klasik, output tidak bergantung pada tingkat harga.
Mari kita pikirkan tentang anggapan proses kliring pasar ini dalam
pasar tenaga kerja, komponen “L” dari fungsi produksi.
Chapter Nine 18
Upah riil,
W/PW/P
nndd
Jam Kerja
Kita mulai pada kesempatan kerja penuh, n*, dengan upah W/P0.
nn*
W/PW/P00
W/W/22PP00
Sekarang kita lihat bagaimana pekerja bereaksi ketika
ada kenaikan tiba-tiba pada tingkat harga.
nnss
(Karyawan)
(Pemberi Kerja)
nn′′
Pada upah riil baru yang lebih rendah ini,
pekerja akan mengurangi jam kerja.
Tapi, pada saat yang sama,
pemberi kerja meningkatkan
permintaan mereka
pada pekerja
nn′′′′ What will happen next?What will happen next?
Chapter Nine 19
W/PW/P
nndd
Jam Kerja
nn*
WW//22PP00
(Karyawan)
(Pemberi Kerja)
nn′′ nn′′′′
Jadi, sekarang pasar tenaga kerja ada pada “disekuilibrium” di mana
jumlah yang diminta melebihi jumlah yang ditawarkan.
nnss
Kita akan melihat bagaimana “upah fleksibel” akan memungkinkan
pasar tenaga kerja kembali ke ekuilibrium, pada kesempatan kerja penuh,
n*.
Untuk mempekerjakan lebih banyak pekerja, pemberi kerja harus
meningkatkan upah riil ke 2W.
22WW//22PP00
Sebagai hasil dari 2W,
lebih banyak pekerja diterima,
dan pasar tenaga kerja dapat
bergerak...
Chapter Nine 20
Kurva vertikal menyatakan
bahwa perubahan tingkat harga
tidak akan berdampak lama
pada kesempatan kerja penuh.
Kurva vertikal menyatakan
bahwa perubahan tingkat harga
tidak akan berdampak lama
pada kesempatan kerja penuh.
Mekanisme yang baru kita telaah akan membantu kita
membentuk kurva penawaran jangka panjang kita.
PP
YYYY
Y=F (K, L)
Chapter Nine 21
Penurunan jumlah uang
beredar menggeser kurva
permintaan agregat ke bawah
dari AD ke AD'. Karena kurva
AS vertikal dalam jangka
panjang, penurunan AD
mempengaruhi tingkat harga,
tapi tidak tingkat output.
Penurunan jumlah uang
beredar menggeser kurva
permintaan agregat ke bawah
dari AD ke AD'. Karena kurva
AS vertikal dalam jangka
panjang, penurunan AD
mempengaruhi tingkat harga,
tapi tidak tingkat output.
Kurva penawaran agregat-vertikal memenuhi dikotomi klasik,
karena menunjukkan tingkat output tak tergantung jumlah uang
beredar. Tingkat output jangka-panjang ini, Y, disebut kesempatan
kerja penuh (full-employment) atau tingkat output alami (natural).
Ini adalah tingkat output di mana sumber-sumber daya perekonomian
dikaryakan sepenuhnya, atau lebih realistis, di mana pengangguran
berada pada tingkat wajarnya.PP
YYYY
B
A
Chapter Nine 22
Ingat kurva LRAS vertikal mengasumsikan perubahan tingkat harga tak
berdampak lama pada Y (karena proses kliring-pasar)--yang jadi model
untuk memeriksa jangka panjang. Tapi kita butuh teori untuk jangka
pendek, didefinisikan sebagai interval waktu di mana pasar tidak
sepenuhnya bergerak ke arah keseimbangan.
P
Y
LRAS
Y
Y = F (K,L)
P0
AD
AD′A
B
C
Pendekatan sederhana, tapi berguna yaitu
asumsi kekakuan harga jangka-pendek
berarti kurva penawaran agregat adalah
datar. Seiring AD bergeser ke AD′ kita
bergerak pada arah barat-timur ke titik B
pada kurva penawaran agregat jangka
pendek (SRAS). Maka, dalam jangkan
panjang, kita bergerak dari B ke C
(bergerak ke atas sepanjang AD′).
SRAS
Chapter Nine 23
PP
YY
LRASLRAS
YY
Y = F (K,L)Y = F (K,L)
ADAD
SRASSRAS
Dalam jangka panjang, perekonomian ada pada perpotongan kurva
penawaran agregat jangka-panjang dan kurva permintaan agregat. Karena
harga-harga telah disesuaikan pada tingkat ini, SRAS memotong titik ini
pula.
Chapter Nine 24
PP
YY
LRASLRAS
YY
ADAD
SRASSRAS
ADAD''
AABB
CC
Perekonomian mulai pada ekuilibrium jangka-panjang di titik A. Maka,
penurunan permintaan agregat, mungkin disebabkan penurunan jumlah
uang beredar M, menggeser perekonomian dari titik A ke titik B, di mana
output di bawah tingkat alaminya. Seiring harga turun, perekonomian
pulih dari resesi, bergerak dari titik B ke titik C.
Chapter Nine 25
Perubahan eksogen pada penawaran atau permintaan agregat disebut
guncangan (shocks). Guncangan yang mempengaruhi penawaran
agregat disebut guncangan penawaran (supply shock). Guncangan yang
mempengaruhi permintaan agregat disebut guncangan permintaan
(demand shock). Guncangan-guncangan ini yang mengganggu perekono-
mian mendorong output dan pengangguran menjauh dari tingkat alaminya.
Satu tujuan dari model penawaran/permintaan agregat adalah untuk mem-
bantu menjelaskan bagaimana guncangan menyebabkan fluktuasi ekonomi
Ekonom memakai istilah kebijakan stabilisasi (stabilization policy),
merujuk pada aksi kebijakan yang diambil untuk mengurangi tekanan
fluktuasi ekonomi jangka pendek. Kebijakan stabilisasi mencoba memper-
kecil siklus bisnis dengan menahan output dan kesempatan kerja sedekat
mungkin dengan tingkat alaminya. Model pada bab ini adalah versi lebih
sederhana dari model yang akan kita lihat pada bab-bab berikutnya.
Chapter Nine 26
PP
YY
LRASLRAS
YY
ADAD
SRASSRAS
ADAD''AA
BB
CC
Perekonomian mulai dalam ekuilibrium jangka-panjang di titik A.
Kenaikan permintaan agregat, akibat peningkatan perputaran uang,
menggerakkan perekonomian dari titik A ke titik B, di mana output di atas
tingkat alaminya. Seiring harga naik, output berangsur-angsur kembali ke
tingkat alaminya, dan perekonomian bergerak dari titik B ke titik C.
Chapter Nine 27
PP
YY
LRASLRAS
YY
ADAD
SRASSRAS
AA
BB
Guncangan penawaran yang memperburuk meningkatkan biaya dan harga.
Jika AD dipertahankan konstan, perekonomian bergerak dari titik A ke
titik B, mengarah pada stagflasi—kombinasi kenaikan harga dan
penurunan tingkat output. Akhirnya, seiring harga turun, perekonomian
kembali ke tingkat alami pada titik A.
SRASSRAS''
Chapter Nine 28
PP
YY
LRASLRAS
YY
ADAD
SRASSRAS
ADAD''AA
BB
Menanggapi guncangan penawaran yang memperburuk, Bank Sentral bisa
meningkatkan permintaan agregat untuk mencegah penurunan output.
Perekonomian bergerak dari titik A ke titik B. Biaya dari kebijakan ini
adalah tingkat harga yang lebih tinggi secara permanen.
SRASSRAS''
Chapter Nine 29
Permintaan agregat (Aggregate demand)
Penawaran agregat (Aggregate supply)
Guncangan (Shocks)
Guncangan permintaan (Demand shocks)
Guncangan penawaran (Supply shocks)
Kebijakan stabilisasi (Stabilization policy)
Permintaan agregat (Aggregate demand)
Penawaran agregat (Aggregate supply)
Guncangan (Shocks)
Guncangan permintaan (Demand shocks)
Guncangan penawaran (Supply shocks)
Kebijakan stabilisasi (Stabilization policy)

More Related Content

What's hot

Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)19091997sovi
 
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka PendekBiaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendekmagdalena praharani
 
Konsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Konsumsi dan Pengeluaran KonsumenKonsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Konsumsi dan Pengeluaran KonsumenTrisnadi Wijaya
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroaudi15Ar
 
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi MikroTeori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi MikroM Abdul Aziz
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)Rizky Akbar
 
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranPenawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranMuhammad Rafi Kambara
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatRizki Prisandi
 

What's hot (20)

Chap14 en-id
Chap14 en-idChap14 en-id
Chap14 en-id
 
CAPM dan Arbitrage Pricing Theory
CAPM dan Arbitrage Pricing TheoryCAPM dan Arbitrage Pricing Theory
CAPM dan Arbitrage Pricing Theory
 
Chap17 en-id
Chap17 en-idChap17 en-id
Chap17 en-id
 
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
 
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka PendekBiaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
 
Konsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Konsumsi dan Pengeluaran KonsumenKonsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Konsumsi dan Pengeluaran Konsumen
 
Chap02 en-id
Chap02 en-idChap02 en-id
Chap02 en-id
 
Fluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomiFluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomi
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi MikroTeori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro
 
Struktur Pasar Oligopoli
Struktur Pasar OligopoliStruktur Pasar Oligopoli
Struktur Pasar Oligopoli
 
Model mundell flemming dan Rezim Kurs
Model mundell flemming dan Rezim KursModel mundell flemming dan Rezim Kurs
Model mundell flemming dan Rezim Kurs
 
Chap03 en-id
Chap03 en-idChap03 en-id
Chap03 en-id
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
 
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
 
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
 
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranPenawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
 
Sistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islamSistem ekonomi islam
Sistem ekonomi islam
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 

Similar to LRAS Jangka Panjang

Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.pptBuilding ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.pptsayifullahsayifullah
 
Introduction to economic fluctuation
Introduction to economic fluctuationIntroduction to economic fluctuation
Introduction to economic fluctuationdev_ary
 
Economic growth resumes
Economic growth resumesEconomic growth resumes
Economic growth resumesDissa MeLina
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatHaidar Bashofi
 
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptxMakro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptxWindaAprilia12
 
Permintaan dan Penawaran Agregat dalam ekonomi makro.pptx
Permintaan dan Penawaran Agregat dalam ekonomi makro.pptxPermintaan dan Penawaran Agregat dalam ekonomi makro.pptx
Permintaan dan Penawaran Agregat dalam ekonomi makro.pptxMedina117852
 
09-Permintaan-dan-Penawaran-Agregat.pdf
09-Permintaan-dan-Penawaran-Agregat.pdf09-Permintaan-dan-Penawaran-Agregat.pdf
09-Permintaan-dan-Penawaran-Agregat.pdfutami50
 
economic growth II
economic growth IIeconomic growth II
economic growth IIDissa MeLina
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsMuhammad Rafi Kambara
 
Chap04.en.id (salinan berkonflik nuraini puji rahayu 2015 11-02)
Chap04.en.id (salinan berkonflik nuraini puji rahayu 2015 11-02)Chap04.en.id (salinan berkonflik nuraini puji rahayu 2015 11-02)
Chap04.en.id (salinan berkonflik nuraini puji rahayu 2015 11-02)edi prabowo
 
ringkasan materi permintaan dan penawaran.pptx
ringkasan materi permintaan dan penawaran.pptxringkasan materi permintaan dan penawaran.pptx
ringkasan materi permintaan dan penawaran.pptxsayhirey
 
TEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptx
TEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptxTEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptx
TEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptxSenLord
 

Similar to LRAS Jangka Panjang (20)

6 mankiw09
6 mankiw096 mankiw09
6 mankiw09
 
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.pptBuilding ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
 
Introduction to economic fluctuation
Introduction to economic fluctuationIntroduction to economic fluctuation
Introduction to economic fluctuation
 
Economic growth resumes
Economic growth resumesEconomic growth resumes
Economic growth resumes
 
6 mankiw11
6 mankiw116 mankiw11
6 mankiw11
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 
TEORI EKONOMI MIKRO
TEORI EKONOMI MIKROTEORI EKONOMI MIKRO
TEORI EKONOMI MIKRO
 
Chap19 en-id
Chap19 en-idChap19 en-id
Chap19 en-id
 
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptxMakro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
 
Permintaan dan Penawaran Agregat dalam ekonomi makro.pptx
Permintaan dan Penawaran Agregat dalam ekonomi makro.pptxPermintaan dan Penawaran Agregat dalam ekonomi makro.pptx
Permintaan dan Penawaran Agregat dalam ekonomi makro.pptx
 
April ekonomi
April ekonomiApril ekonomi
April ekonomi
 
09-Permintaan-dan-Penawaran-Agregat.pdf
09-Permintaan-dan-Penawaran-Agregat.pdf09-Permintaan-dan-Penawaran-Agregat.pdf
09-Permintaan-dan-Penawaran-Agregat.pdf
 
Uang dan inflasi
Uang dan inflasiUang dan inflasi
Uang dan inflasi
 
economic growth II
economic growth IIeconomic growth II
economic growth II
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
 
Chap04.en.id
Chap04.en.idChap04.en.id
Chap04.en.id
 
Chap04.en.id (salinan berkonflik nuraini puji rahayu 2015 11-02)
Chap04.en.id (salinan berkonflik nuraini puji rahayu 2015 11-02)Chap04.en.id (salinan berkonflik nuraini puji rahayu 2015 11-02)
Chap04.en.id (salinan berkonflik nuraini puji rahayu 2015 11-02)
 
Chap04 en-id
Chap04 en-idChap04 en-id
Chap04 en-id
 
ringkasan materi permintaan dan penawaran.pptx
ringkasan materi permintaan dan penawaran.pptxringkasan materi permintaan dan penawaran.pptx
ringkasan materi permintaan dan penawaran.pptx
 
TEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptx
TEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptxTEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptx
TEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptx
 

More from Yesica Adicondro

Konsep Balanced Score Card
Konsep Balanced Score Card Konsep Balanced Score Card
Konsep Balanced Score Card Yesica Adicondro
 
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriMakalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriYesica Adicondro
 
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriMakalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriYesica Adicondro
 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Yesica Adicondro
 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Yesica Adicondro
 
Makalah kelompok 3 gudang garam
Makalah kelompok 3 gudang garamMakalah kelompok 3 gudang garam
Makalah kelompok 3 gudang garamYesica Adicondro
 
Makalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang GaramMakalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang GaramYesica Adicondro
 
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPTMakalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPTYesica Adicondro
 
Makalah kelompok 2 garuda citilink
Makalah kelompok 2 garuda citilinkMakalah kelompok 2 garuda citilink
Makalah kelompok 2 garuda citilinkYesica Adicondro
 
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT Yesica Adicondro
 
Makalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi IndonesiaMakalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi IndonesiaYesica Adicondro
 
Business process reengineering PPT
Business process reengineering PPTBusiness process reengineering PPT
Business process reengineering PPTYesica Adicondro
 
Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah Yesica Adicondro
 
Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard Yesica Adicondro
 
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilinkAnalisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilinkYesica Adicondro
 

More from Yesica Adicondro (20)

Strategi Tata Letak
Strategi Tata LetakStrategi Tata Letak
Strategi Tata Letak
 
Konsep Balanced Score Card
Konsep Balanced Score Card Konsep Balanced Score Card
Konsep Balanced Score Card
 
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriMakalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
 
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriMakalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
 
Makalah kelompok 3 gudang garam
Makalah kelompok 3 gudang garamMakalah kelompok 3 gudang garam
Makalah kelompok 3 gudang garam
 
Makalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang GaramMakalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang Garam
 
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPTMakalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPT
 
Makalah kelompok 2 garuda citilink
Makalah kelompok 2 garuda citilinkMakalah kelompok 2 garuda citilink
Makalah kelompok 2 garuda citilink
 
Dmfi leaflet indonesian
Dmfi leaflet indonesianDmfi leaflet indonesian
Dmfi leaflet indonesian
 
Dmfi booklet indonesian
Dmfi booklet indonesian Dmfi booklet indonesian
Dmfi booklet indonesian
 
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
 
Makalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi IndonesiaMakalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi Indonesia
 
Business process reengineering PPT
Business process reengineering PPTBusiness process reengineering PPT
Business process reengineering PPT
 
Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah
 
PPT Balanced Scorecard
PPT Balanced Scorecard PPT Balanced Scorecard
PPT Balanced Scorecard
 
Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard
 
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilinkAnalisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilink
 
analisis PPT PT Japfa
analisis PPT PT Japfaanalisis PPT PT Japfa
analisis PPT PT Japfa
 

Recently uploaded

Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 

Recently uploaded (16)

Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 

LRAS Jangka Panjang

  • 1. Chapter Nine 1 ® BAB9 PengantarFluktuasi Ekonomi Tutorial PowerPoint™ Untukmendampingi MAKROEKONOMI, edisi ke-6 N. Gregory Mankiw oleh Mannig J. Simidian
  • 2. Chapter Nine 2 Fluktuasi jangka-pendek dalam output dan kesempatan kerja (employment) disebut siklus bisnis. Pada bab-bab sebelumnya, kita mengembangkan teori-teori untuk menjelaskan bagaimana perekonomian bergerak dalam jangka-panjang; sekarang kita akan mencoba memahami bagaimana perekonomian bergerak dalam jangka-pendek.
  • 3. Chapter Nine 3 GDP adalah tempat pertama untuk mulai ketika menganalisis siklus bisnis, karena merupakan ukuran terbesar dari kondisi perekonomian. Biro Penelitian Ekonomi Nasional (NBER) adalah penentu resmi (di AS) apakah perekonomian mengalami resesi. Resesi biasa didefinisikan oleh suatu periode di mana ada dua penurunan berturutan pada GDP riil. Dalam resesi, baik konsumsi dan investasi menurun; namun, investasi (perlengkapan bisnis, konstruksi, perumahan baru dan inventaris) bahkan lebih riskan terhadap penurunan.
  • 4. Chapter Nine 4 Dalam resesi, pengangguran meningkat. Hubungan negatif (bila satu naik, yang lain turun) antara pengangguran dan GDP ini disebut Hukum Okun (Okun’s Law), dari Arthur Okun, ekonom yang pertama mempelajarinya. Secara ringkas, ini didefinisikan sebagai : Perubahan Persentase GDP Riil = 3,5% - 2 × Perubahan Tingkat Pengangguran Jika tingkat pengangguran tetap sama, GDP riil tumbuh sekitar 3,5 persen. Untuk setiap poin persentase tingkat pengangguran meningkat, pertumbuhan GDP riil biasanya turun sekitar 2 persen. Jadi, jika tingkat pengangguran naik dari 5 ke 8 persen, maka pertumbuhan GDP riil akan menjadi : Perubahan persentase GDP riil = 3,5% - 2 × (8% - 5%) = - 2,5% Dalam kasus ini, GDP akan turun 2,5%, mengindikasikan bahwa perekonomian sedang mengalami resesi.
  • 5. Chapter Nine 5 Banyak ekonom dalam bisnis dan pemerintah memiliki peran meramalkan fluktuasi jangka-pendek perekonomian. Salah satu cara yang para ekonom gunakan untuk meramal adalah melihat pada indikator utama (leading indicators). Tiap bulan, Conference Board, sebuah kelompok riset ekonomi swasta mengumumkan indeks dari indikator-indikator ekonomi utama, yang terdiri dari 10 seri data.
  • 6. Chapter Nine 6 1) Hari kerja rata-rata per minggu pekerja produksi industri manufaktur 2) Klaim mingguan awal rata-rata untuk asuransi pengangguran 3) Pesanan baru barang konsumen dan material disesuaikan untuk inflasi 4) Pesanan baru, barang modal non pertahanan 5) Kinerja produsen 6) Pemberian izin gedung baru 7) Indeks harga saham 8) Jumlah uang beredar (M2) disesuaikan untuk inflasi 9) Penyebaran tingkat bunga : sebaran hasil antara surat utang berjangka 10 tahun dan surat utang berjangka 3 bulan 10) Indeks harapan konsumen
  • 7. Chapter Nine 7 Teori makroekonomi klasik berlaku pada jangka panjang tapi tidak pada jangka pendek–MENGAPA ? Jangka pendek dan panjang berbeda pada perilaku harga. Pada jangka panjang, harga fleksibel dan dapat bereaksi pada perubahan penawaran atau permintaan. Pada jangka pendek, banyak harga yang “kaku” pada tingkat tertentu. Karena harga berperilaku beda pada jangka pendek dan panjang, kebijakan ekonomi memiliki dampak berbeda pada horizon waktu berbeda. Mari kita lihat bagaimana hal ini terjadi.
  • 9. Chapter Nine 9 PP YY LRASLRAS YY ADAD SRASSRAS PP YY LRASLRAS YY ADAD SRASSRAS Jangka panjang Jangka pendek Model makroekonomi ini memungkinkan kita memeriksa bagaimana tingkat harga agregat dan jumlah output agregat ditentukan dalam jangka pendek. Ini juga menyediakan suatu cara untuk membedakan bagaimana kinerja perekonomian dalam jangka panjang dan dalam jangka pendek.
  • 10. Chapter Nine 10 Permintaan Agregat (Aggregate demand, AD) adalah hubungan antara jumlah output diminta dan tingkat harga agregat. Ini menyatakan jumlah barang dan jasa yang orang ingin beli pada tiap tingkat harga tertentu. Ingat Teori Kuantitas Uang (MV=PY), di mana M adalah jumlah uang beredar, V adalah perputaran uang, P adalah tingkat harga, dan Y adalah jumlah output. Tidak realistis, namun asumsi yang memudahkan yaitu perputaran uang adalah konstan. Juga, ketika memahami persamaan ini, ingat persamaan kuantitas dapat ditulis ulang dalam istilah penawaran dan permintaan untuk keseimbangan uang riil : M/P = (M/P)d = kY, di mana k = 1/V adalah parameter penentu berapa banyak uang orang ingin pegang untuk tiap dolar pendapatan. Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran keseimbangan uang M/P sama dengan permintaan dan bahwa permintaan adalah proporsional terhadap output. Asumsi perputaran konstan sebanding dengan asumsi permintaan konstan akan keseimbangan uang riil per unit output.
  • 11. Chapter Nine 11 Kurva Permintaan Agregat (AD) menunjukkan hubungan negatif antara tingkat harga P dan jumlah barang dan jasa yang diminta Y, digambarkan untuk nilai jumlah uang beredar M tertentu. Kurva ini miring ke bawah : semakin tinggi tingkat harga P, semakin rendah tingkat keseimbangan riil M/P, dan karenanya semakin rendah jumlah barang dan jasa yang diminta Y. Tingkatharga Output (Y) AD Seiring tingkat harga menurun, kita bergerak ke bawah sepanjang kurva AD. Tiap perubahan pada M atau V akan menggeser kurva AD. Ingat permintaan output riil bervariasi berbanding terbalik dengan tingkat harga. ↑Y = MV/↓P
  • 12. Chapter Nine 12 Pikirkan tentang penawaran dan permintaan keseimbangan uang riil. Jika output lebih tinggi, orang terlibat transaksi lebih banyak dan butuh keseimbangan riil M/P lebih tinggi. Untuk jumlah uang beredar M tetap, keseimbangan riil lebih tinggi berdampak tingkat harga lebih rendah. Sebaliknya, jika tingkat harga lebih rendah, keseimbangan uang riil lebih tinggi; tingkat keseimbangan riil lebih tinggi memungkinkan volume transaksi yang lebih besar, yang berarti jumlah output diminta lebih besar.
  • 13. Chapter Nine 13 Kurva permintaan agregat digambar untuk nilai tertentu dari jumlah uang beredar. Dengan kata lain, ini menyatakan kombinasi-kombinasi yang mungkin dari P dan Y untuk nilai M tertentu. Jika Bank Sentral mengubah jumlah uang beredar, maka kombinasi yang mungkin dari P dan Y berubah, yang berarti kurva permintaan agregat bergeser. Mari kita lihat bagaimana.
  • 14. Chapter Nine 14 Tingkatharga Output (Y) AD' AD Penurunan jumlah uang beredar M mengurangi nilai output nominal PY. Untuk tiap tingkat harga P tertentu, output Y jadi lebih rendah. Jadi, penurunan jumlah uang beredar menggeser kurva AD ke dalam dari AD ke AD'. Penurunan jumlah uang beredar M mengurangi nilai output nominal PY. Untuk tiap tingkat harga P tertentu, output Y jadi lebih rendah. Jadi, penurunan jumlah uang beredar menggeser kurva AD ke dalam dari AD ke AD'.
  • 15. Chapter Nine 15 Tingkatharga Output (Y) AD' AD Peningkatan jumlah uang beredar M meningkatkan nilai output nominal PY. Untuk tiap tingkat harga P tertentu, output Y jadi lebih tinggi. Jadi, peningkatan jumlah uang beredar menggeser kurva AD ke luar dari AD ke AD'. Peningkatan jumlah uang beredar M meningkatkan nilai output nominal PY. Untuk tiap tingkat harga P tertentu, output Y jadi lebih tinggi. Jadi, peningkatan jumlah uang beredar menggeser kurva AD ke luar dari AD ke AD'.
  • 16. Chapter Nine 16 Penawaran Agregat (Aggregate Supply, AS) adalah hubungan antara jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dan tingkat harga. Karena perusahaan yang menawarkan barang dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tapi harga kaku dalam jangka pendek, hubungan-hubungan pada penawaran agregat bergantung pada horizon waktu. Ada dua kurva penawaran agregat berbeda : kurva penawaran agregat jangka-panjang (long-run aggregate supply curve, LRAS) dan kurva penawaran agregat jangka-pendek (short-run aggregate supply curve, SRAS). Kita juga harus mendiskusikan bagaimana perekonomian membuat transisi dari jangka pendek ke jangka panjang. Tapi, pertama-tama, kita buat kurva penawaran jangka-panjang (LRAS).
  • 17. Chapter Nine 17 Karena model klasik menggambarkan bagaimana perekonomian berjalan dalam jangka panjang, kita dapat mengambil kurva penawaran agregat jangka-panjang dari model klasik. Ingat jumlah output yang diproduksi bergantung pada jumlah tertentu dari modal dan tenaga kerja dan teknologi yang tersedia. Untuk ini, kita tulis Y = F(K, L) = Y Menurut model klasik, output tidak bergantung pada tingkat harga. Mari kita pikirkan tentang anggapan proses kliring pasar ini dalam pasar tenaga kerja, komponen “L” dari fungsi produksi.
  • 18. Chapter Nine 18 Upah riil, W/PW/P nndd Jam Kerja Kita mulai pada kesempatan kerja penuh, n*, dengan upah W/P0. nn* W/PW/P00 W/W/22PP00 Sekarang kita lihat bagaimana pekerja bereaksi ketika ada kenaikan tiba-tiba pada tingkat harga. nnss (Karyawan) (Pemberi Kerja) nn′′ Pada upah riil baru yang lebih rendah ini, pekerja akan mengurangi jam kerja. Tapi, pada saat yang sama, pemberi kerja meningkatkan permintaan mereka pada pekerja nn′′′′ What will happen next?What will happen next?
  • 19. Chapter Nine 19 W/PW/P nndd Jam Kerja nn* WW//22PP00 (Karyawan) (Pemberi Kerja) nn′′ nn′′′′ Jadi, sekarang pasar tenaga kerja ada pada “disekuilibrium” di mana jumlah yang diminta melebihi jumlah yang ditawarkan. nnss Kita akan melihat bagaimana “upah fleksibel” akan memungkinkan pasar tenaga kerja kembali ke ekuilibrium, pada kesempatan kerja penuh, n*. Untuk mempekerjakan lebih banyak pekerja, pemberi kerja harus meningkatkan upah riil ke 2W. 22WW//22PP00 Sebagai hasil dari 2W, lebih banyak pekerja diterima, dan pasar tenaga kerja dapat bergerak...
  • 20. Chapter Nine 20 Kurva vertikal menyatakan bahwa perubahan tingkat harga tidak akan berdampak lama pada kesempatan kerja penuh. Kurva vertikal menyatakan bahwa perubahan tingkat harga tidak akan berdampak lama pada kesempatan kerja penuh. Mekanisme yang baru kita telaah akan membantu kita membentuk kurva penawaran jangka panjang kita. PP YYYY Y=F (K, L)
  • 21. Chapter Nine 21 Penurunan jumlah uang beredar menggeser kurva permintaan agregat ke bawah dari AD ke AD'. Karena kurva AS vertikal dalam jangka panjang, penurunan AD mempengaruhi tingkat harga, tapi tidak tingkat output. Penurunan jumlah uang beredar menggeser kurva permintaan agregat ke bawah dari AD ke AD'. Karena kurva AS vertikal dalam jangka panjang, penurunan AD mempengaruhi tingkat harga, tapi tidak tingkat output. Kurva penawaran agregat-vertikal memenuhi dikotomi klasik, karena menunjukkan tingkat output tak tergantung jumlah uang beredar. Tingkat output jangka-panjang ini, Y, disebut kesempatan kerja penuh (full-employment) atau tingkat output alami (natural). Ini adalah tingkat output di mana sumber-sumber daya perekonomian dikaryakan sepenuhnya, atau lebih realistis, di mana pengangguran berada pada tingkat wajarnya.PP YYYY B A
  • 22. Chapter Nine 22 Ingat kurva LRAS vertikal mengasumsikan perubahan tingkat harga tak berdampak lama pada Y (karena proses kliring-pasar)--yang jadi model untuk memeriksa jangka panjang. Tapi kita butuh teori untuk jangka pendek, didefinisikan sebagai interval waktu di mana pasar tidak sepenuhnya bergerak ke arah keseimbangan. P Y LRAS Y Y = F (K,L) P0 AD AD′A B C Pendekatan sederhana, tapi berguna yaitu asumsi kekakuan harga jangka-pendek berarti kurva penawaran agregat adalah datar. Seiring AD bergeser ke AD′ kita bergerak pada arah barat-timur ke titik B pada kurva penawaran agregat jangka pendek (SRAS). Maka, dalam jangkan panjang, kita bergerak dari B ke C (bergerak ke atas sepanjang AD′). SRAS
  • 23. Chapter Nine 23 PP YY LRASLRAS YY Y = F (K,L)Y = F (K,L) ADAD SRASSRAS Dalam jangka panjang, perekonomian ada pada perpotongan kurva penawaran agregat jangka-panjang dan kurva permintaan agregat. Karena harga-harga telah disesuaikan pada tingkat ini, SRAS memotong titik ini pula.
  • 24. Chapter Nine 24 PP YY LRASLRAS YY ADAD SRASSRAS ADAD'' AABB CC Perekonomian mulai pada ekuilibrium jangka-panjang di titik A. Maka, penurunan permintaan agregat, mungkin disebabkan penurunan jumlah uang beredar M, menggeser perekonomian dari titik A ke titik B, di mana output di bawah tingkat alaminya. Seiring harga turun, perekonomian pulih dari resesi, bergerak dari titik B ke titik C.
  • 25. Chapter Nine 25 Perubahan eksogen pada penawaran atau permintaan agregat disebut guncangan (shocks). Guncangan yang mempengaruhi penawaran agregat disebut guncangan penawaran (supply shock). Guncangan yang mempengaruhi permintaan agregat disebut guncangan permintaan (demand shock). Guncangan-guncangan ini yang mengganggu perekono- mian mendorong output dan pengangguran menjauh dari tingkat alaminya. Satu tujuan dari model penawaran/permintaan agregat adalah untuk mem- bantu menjelaskan bagaimana guncangan menyebabkan fluktuasi ekonomi Ekonom memakai istilah kebijakan stabilisasi (stabilization policy), merujuk pada aksi kebijakan yang diambil untuk mengurangi tekanan fluktuasi ekonomi jangka pendek. Kebijakan stabilisasi mencoba memper- kecil siklus bisnis dengan menahan output dan kesempatan kerja sedekat mungkin dengan tingkat alaminya. Model pada bab ini adalah versi lebih sederhana dari model yang akan kita lihat pada bab-bab berikutnya.
  • 26. Chapter Nine 26 PP YY LRASLRAS YY ADAD SRASSRAS ADAD''AA BB CC Perekonomian mulai dalam ekuilibrium jangka-panjang di titik A. Kenaikan permintaan agregat, akibat peningkatan perputaran uang, menggerakkan perekonomian dari titik A ke titik B, di mana output di atas tingkat alaminya. Seiring harga naik, output berangsur-angsur kembali ke tingkat alaminya, dan perekonomian bergerak dari titik B ke titik C.
  • 27. Chapter Nine 27 PP YY LRASLRAS YY ADAD SRASSRAS AA BB Guncangan penawaran yang memperburuk meningkatkan biaya dan harga. Jika AD dipertahankan konstan, perekonomian bergerak dari titik A ke titik B, mengarah pada stagflasi—kombinasi kenaikan harga dan penurunan tingkat output. Akhirnya, seiring harga turun, perekonomian kembali ke tingkat alami pada titik A. SRASSRAS''
  • 28. Chapter Nine 28 PP YY LRASLRAS YY ADAD SRASSRAS ADAD''AA BB Menanggapi guncangan penawaran yang memperburuk, Bank Sentral bisa meningkatkan permintaan agregat untuk mencegah penurunan output. Perekonomian bergerak dari titik A ke titik B. Biaya dari kebijakan ini adalah tingkat harga yang lebih tinggi secara permanen. SRASSRAS''
  • 29. Chapter Nine 29 Permintaan agregat (Aggregate demand) Penawaran agregat (Aggregate supply) Guncangan (Shocks) Guncangan permintaan (Demand shocks) Guncangan penawaran (Supply shocks) Kebijakan stabilisasi (Stabilization policy) Permintaan agregat (Aggregate demand) Penawaran agregat (Aggregate supply) Guncangan (Shocks) Guncangan permintaan (Demand shocks) Guncangan penawaran (Supply shocks) Kebijakan stabilisasi (Stabilization policy)