2. PASAR TENAGA KERJA
Menurut Boediono (2001) Konsepsi Keynes mengenai bekerjanya
pasar tenaga kerja berbeda dengan konsepsi kaum Klasik,
khususnya dalam hal kemungkinan bahwa pengangguran bisa
berlarut-larut.
Kaum klasik mengenal tiga macam pengangguran:
1) Pengangguran yang timbul karena adanya pergeseran tingkat
output dan bersifat sementara (frictional unemploement),
2) Pengangguran musiman (seasonal unemployment),
3) pengangguran yang dibuat orang misal karena peraturan
pemerintah tetang upah minimum.
3.
4. Seandainya, pada mulanya kita berada pada posisi E dengan tingkat
output QF yang menyerap seluruh angkatan kerja (yang bersedia
bekerja) atau tingkat output “full-employment”. Kemudian karena
sesuatu hal, permintaan agregat tiba -tiba turun dari Z ke Z1. Reaksi
pertama dari perekonomian kita adalah menurunnya tingkat output
ke Q1 (atau gerakan dari E ke G) yang diikuti dengan adanya
pengangguran tenaga kerja.
Tetapi pengangguran ini harus bersifat sementara, karena (dengan
adanya harga-harga dan upah yang fleksibel dan reaksi spontan dari
pelaku-pelaku ekonomi) adanya para penganggur atau kelebihan
jumlah tenaga kerja yang menawarkan diri untuk bekerja akan
mendorong tingkat upah turun. Menurunnya tingkat upah berarti
menurunnya biaya marginal (Marginal Cost) untuk menghasilkan output
5. Proses ini akan berhenti bila semua orang telah bekerja kembali,
atau dengan lain perkataan bila tingkat output “full employment”
tercapai kembali. Ini ditunjukkan oleh gerakan dari G ke F. Posisi
keseimbangan baru ini ditandai oleh (a) tercapainya “full
employment”, (b) tingkat harga -harga dan tingkat upah yang lebih
rendah
Sumbangan Keynes di bidang ini terutama terletak pada
peringatannya kepada kita bahwa anggapan-anggapan dasar kaum
Klasik, khususnya mengenai fleksibilitas sempurna dari harga-harga
dan tingkat upah dan reaksi yang cepat dan rasional dari para
pelaku ekonomi, tidak selalu cocok dengan kenyataan.
6. LANJUTAN …
Menurut klasik semua harga termasuk upah tenaga kerja
bergerak secara fleksibel ke atas maupun ke bawah dan bereaksi
secara cepat dan rasional terhadap perubahan upah secara
automatis akan kembali full employment. Namun pada kenyataan
full employment secara automatis tidak akan berjalan.
Keynes menyarankan pemerintah harus aktif melakukan sesuatu,
bukannya menunggu berkerjanya proses alamiah tersebut. Yaitu
dengan menggeser kembali dari Z1 ke Z0. Cara yang efektif adalah
dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah (G). kenaikan G
secara multiplier akan menaikkan permintaan aggregate Z.
.
7. Cara lain adalah meningkatkan unsur lain dari Z, yaitu C dan I.
namun untuk meningkatkan C dan I pemerintah melakukan
dengan cara tidak langsung. Misal melalui penurunan pajak
atau penurunan tingkat bunga. Cara tersebut kurang bisa
diandalkan karena masih banyak tergantung banyak factor-
faktor lain di luar kekuasaan pemerintah.
Bila Z naik terlalu cepat dan terjadi inflasi maka pemerintah
dapat mengatasi dengan cara mengurangi pengeluaran
pemerintah. Atau dapat diatasi dengan menaikkan pajak dan
tingkat bunga serta pengendalian moneter.
8. Rekapitulasi Proses Makro Keynes
Ciri khas teori Keynes adalah adanya saling kait mengait dan
saling pengaruh mempengaruhi (interdependence) antara ketiga
pasar makro yaitu pasar barang, pasar uang dan pasar tenaga
kerja.
Suatu perekonomian dikatan mencapai keseimbangan umun
(general equilibrium) apabila semua pasar ada pada posisi
ekuilibrium secara bersama-sama atau simultan.
Yang paling fundamental dalam teori Keynes adalah
konsepsinya mengenai aliran kegiatan di dalam suatu
perekonomian.
9. Konsepsi aliran kegiatan suatu perekonomian menurut teori
Keynes yaitu kegiatan produksi (Q) menciptakan penghasilan
(Y), kemudian dibelanjakan sebesar Z untuk membeli barang
dan jasa. Pengeluaran Domestik Bruto (Gross Domestic
Expenditure/GDE) bagi Z, Produk Domestik Bruto (Gross
Domestic Product/GDP) bagi Q, dan Pendapatan Domestik
Bruto (Gross Domestic Income/GDI) bagi Y.
10. Menurut Keynes, di antara ketiga aliran tesebut yang paling
menentukan atau yang secara aktif menentukan aliran-aliran
lain adalah Z, yaitu GDE atau pengeluaran agregat atau
permintaan agregat. Kita telah uraikan sebelumnya bagaimana
Z bisa bergejolak naik atau turun. Bila Z bergejolak (naik
misalnya) akan diikuti oleh Q (yang cenderung untuk naik) dan
kemudian oleh Y (yang juga naik).
Jadi Z adalah unsur aktif dari aliran perputaran tersebut,
sedang Q dan Y mengikutinya. Ini adalah esensi dari aspek
teori Keynes yang menggaris bawahi pentingnya pengelolaan
permintaan agregat atau aggregate demand management untuk
pengendalian kestabilan makro suatu perekonomian.
11. Bila output yang diproduksikan (Q) naik, maka jumlah orang
yang dipekerjakan (N) juga naik. (Ini bisa dikaitkan dengan
konsep Fungsi Produksi, yang menyatakan bahwa menaikkan
output hanya bisa dicapai apabila input (tenaga kerja)
ditingkatkan penggunaannya)Lihat Suplement
12. Pendekatan IS-LM
Ada cara lain untuk menjelaskan proses keseimbangan pasar
dalam teori Keynes yaitu berdasarkan pendekatan IS-LM.
Pendekatan IS-LM diperkenalkan pertama kali oleh ekonom
Inggris bernama John Hicks pada tahun 1937.
Selanjutnya pendekatan IS-LM menjadi cara standar menjelaskan
teori Keynes.
Yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa pendekatan IS-LM
hanyalah salah satu cara menyajikan proses keseimbangan
umum Keynes dan bukan teori lain mengenai proses
keseimbangan umum. Pendekatan ini disajikan di sini untuk lebih
mempertajam pengertian kita mengenai proses tersebut.
13. Pertama melihat keseimbangan pasar barang, posisi
keseimbangan tercapai apabila permintaan agregat sama
dengan penawaran agregat yaitu keseimbangan pada tingkat
harga dan output (P*, Q*). Apabila ada kenaikan I, maka
keseimbangan akan berubah berupa P* dan Q* yang baru
melalu proses income multiplier.
I dalam teori Keynes ditentukan oleh kurva MEC dan tingkat
bunga (r), berbagai keseimbangan terjadi dari r dan Q.
Kurve yang menunjukkan berbagai tingkat r dan Q yang
memenuhi syarat keseimbangan di pasar barang, kurva ini
disebut dengan kurva IS
14.
15. Kurva ini menjamin bahwa pengeluaran investasi yang diinginkan
investor persis sama dengan tabungan (S) yang disisihkan oleh
Rumah Tangga. Keseimbangan antara menabung (Saving) dan
Investasi tidak lain adalah keseimbangan antara permintaan
agregat atau pengeluaran agregat (Z) dengan pendapatan agregat
(Y). Yaitu Y=C+S, Z=C+I, sehingga S=I karena Y=Z.
Kurva IS berslope negatif, karena bila r tinggi maka I rendah
sehingga Z rendah. Hal ini mengakibatkan P* dan Q* yang rendah.
Sebaliknya bila r rendah maka I tinggi sehingga Z tinggi. Hal ini
mengakibatkan p* dan Q* yang tinggi. Jadi nilai r berkaitan
dengan Q* dan hubungan r dengan Q* adalah negatif atau dengan
arah berlawanan.
16.
17. Kurva LM menggambarkan keseimbangan antara permintaan
akan uang (L) dengan penawaran akan uang (Ms), atau
merupakan keseimbangan pasar uang.
Keseimbangan umum perekonomian bisa diperoleh dengan
cara mencari titik temu antara kuva IS dengan LM. Sebab pada
titik tersebut terjadi keseimbangan antara pasar barang dan
pasar uang secara bersama-sama (simultan)