SlideShare a Scribd company logo
1 of 195
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
DESEMBER 2022
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok 11 : Kelas : J
1. APRILIA TRI KURNIAWATI (1222200184)
2. ADE PUTRI INDRI ROHMAWATI (1222200185)
3. MUHAMMAD NUR ROHMAN SYAH (1222200186)
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. I
PERMINTAAN dan PENAWARAN
KELAS : J
OLEH KELOMPOK 11
DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO, M.EC
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
DESEMBER 2022
1. APRILIA TRI KURNIAWATI 2. ADE PUTRI INDRI ROHMAWATI 3. MUHAMMAD NUR ROHMAN SYAH
A. TEORI PERMINTAAN
Teori permintaan adalah keinginan konsumen untuk memiliki dan menguasai barang dan
jasa,dan keinginan ini didukung oleh kekuatan untuk membeli atau menukar barang dan jasa
tersebut.
Faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang:
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang lainb(substitusi maupun komplementer)
3. Income
4. Selera
HUKUM PERMINTAAN
Hukum permintaan merupakan hukum umum yang menyangkut pengaruh harga
terhadap jumlah barang yang di minta.
Sebagai contoh kenaikan harga barang barang karena kebijakan kenaikan harga
BBM di indonesia mengakibatkan harga susu bubuk cap bendera (belanda) menjadi
sangat mahal akibatnya hanya orang orang yang berpenghasilan tinggi saja yang
sanggup membelinya,sedangkan orang yang berpenghasilan kecil hanya akan
membeli susu yang kualitasnya rendah hasil produksi dalam negri.
KURVA PERMINTAAN
kurva permintaan adalah pembatas kondisi.kurva ini adalah konsep maksimal pada harga
tertentu sesorang selalu bersedia membeli jumlah yang lebih kecil ,apabila jumlah yang lebih
kecil itu dapat diperolehnya. akan tetapi seseorang tidak akan di bujuk membeli lebih banyak
daripada jumlah yang diperlihatkan dalam kurva permintaan.
Jadi kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang
atau jasa yang di minta dengan harga dimana harga sebagai variabel independen dan jumlah
barang yang di minta merupakan variabel dependen.
B. TEORI PENAWARAN
Berbagai kualitas barang yang akan dijual oleh penjual di pasar dengan berbagai
kemungkinan harga, dengan asumsi keadaan lain dianggap tetap tak berubah. Penawaran
adalah hubungan antara harga dengan kuantitas untuk setiap unit waktu yang akan di jual
oleh penjual. Biasanya kurva penawaran naik ke arah kanan atas karena harga yang lebih
tinggi akan mendorong penjual untuk memjual lebih banyak dan dapat menarik penjual lain
masuk ke pasar.
HUKUM PENAWARAN
Hukum penawaran berarti Kalau harga suatu barang meningkat maka jumlah barang
yang di tawarkan akan meningkat (karena produsen semakin menguntungkan) dan
sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan juga menurun (karena
kurang menguntungkan bagi produsen)
Hukum penawaran dpt dinyatakan "ada hubungan (positif) langsung antara jumlah
barang yang di tawarkan dengan harganya dengan anggapan cateris paribus"
C. HARGA PASAR
Suatu tingkat harga tertentu di mana penjual mau menjual sejumlah barangnya dan
konsumen mau membeli sejumlah barang tersebut. Jadi harga pasar ini terjadi dari hasil
kompromi antara penjual dan pembeli. Dalam diagram maka harga pasar itu merupakan
titik potong antara kurva permintaan dan kurva penawaran Penentuan harga pasar ini
bisa digambarkan dengan 2 cara yaitu Grafik dan matematis.
SECARA GRAFIK
Setelah mengalami proses proses ekonomi,maka harga menjadi sebesar P, Pada waktu
harga sebesar P, maka jumlah yang ditawarkan akan sama dengan jumlah yang di minta
oleh konsumen sebesar 0Q. Harga P ini disebut harga pasar atau harga equilibrium.
Menurut teori ekonomi harga equilibrium ini cenderung untuk terus naik,karena jika ada
perubahan harga maka akan timbul kekuatan kekuatan ekonomi yang akan mengembalikan
harga pada tingkat equilibrium tersebut.
SECARA MATEMATIS
Persamaan fungsi demand = Qd = 400 -0.5 p sedang fungsi penawaran Qs = 100
+ P. Ditanya berapa Q dan P keseimbangan pasar.
Keseimbangan terjadi pada saat Qd = Qs
400 – 0,5 P = 100 + P
1,5 P = 300
p = 200
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. II
ELASTISITAS
KELAS : J
OLEH KELOMPOK 11
DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO, M.EC
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
DESEMBER 2022
1. APRILIA TRI KURNIAWATI 2. ADE PUTRI INDRI ROHMAWATI 3. MUHAMMAD NUR ROHMAN SYAH
Mengukur respons atau reaksi dalam teori ekonomi disebut dengan elastisitas. Semakin
elastis sifat permintaannya semakin besar, sebaliknya semakin tidak elastis sifat permintaannya
semakin kecil responnya. Elastisitas harga permintaan adalah kepekaan jumlah suatu produk
yang akan dibeli oleh konsumen terhadap perubahan harga dengan kurva permintaan tertentu.
Atau elastisitas permintaan ialah besar kecilnya persentase perubahan pada jumlah yang diminta
yang disebabkan oleh persentase tertentu dari perubahan harga.
Pengertian Elastisitas
ELASTISITAS PERMINTAAN (Ed ; Ep ; Ξ΅)
1. Konsep Sifat Elastisitas Permintaan, melihat besarnya koefisien elastisitasnya:
β€’ Jika koefisien elastisitas tak terhingga (∞) maka elastisitasnya disebut perfect elastic (sangat
elastis).
β€’ Jika koefisien elastisitas > 1 maka elastisitasnya disebut elastis.
β€’ Jika koefisien elastisitas < 1 maka elastisitasnya disebut inelastis.
β€’ Jika koefisien elastisitas = 1 maka elastisitasnya disebut unitary elastic.
β€’ Jika koefisien elastisitas = 0 maka elastisitasnya disebut perfect inelastic (inelastis
sempurna).
2. Cara Mengukur Tingkat Elastisitas
1. Arc Elasticity (Elastisitas Busur) : perbandingan persentase perubahan harga dengan
prosentase perubahan yang diminta. Arc elasticity ini mengukur respos (kepekaan)
perubahan jumlah barang yang diminta karena adanya perubahan harga.
2. Point Elasticity : konsep elastisitas menggambarkan adanya kecilnya perubahan harga
sehingga seakan akan tidak terjadi perubahan. Pendekatan ini menghitung tingkat elastisitas
dengan waktu titik yang terdapat pada kurva permintaan dan penawaran.
A. Menghitung tingkat elastisitas dengan mempergunakan pendekatan persamaan fungsi.
Rumus :
Ed =
Δ𝑄
Δ𝑝
x
𝑃
𝑄
B. Dengan menggamati hubungan elastisitas dengan total revenue (total penerimaan )
C. Mengamati Arah Perubahan Harga dan Total Revenue
D. Dengan melihat kurva permintaan (AR) dengan MR
Jika nilai MR = 0, koefisien elastisitas = 1 dan permintaannya unitary elastisitas.
Jika nilai MR = positif, koefisien elastisitas > 1 dan permintaannya elastis
Jika nilai MR = negatif, koefisien elastisitas < 1 dan permintaannya inelastis
E. Melihat kecondongan kurva permintaan
Jika kecondongan kurva permintaan seperti:
D1 sifat permintaan disebut perfect inelastic
D2 sifat permintaan disebut perfect elastis
D3 sifat permintaan disebut elastis
D4 sifat permintaan disebut unitary elastis
D5 sifat permintaan disebut inelastis
ELASTISITAS SILANG
Elastisitas permintaan silang mengukur sampai berapa jauh berbagai barang
berhubungan satu sama lain. Jika kita lihat barang X dan Y, elastisitas silang barang X
terhadap barang Y sama dengan persentasi perubahan barang X yang dibeli dibagi dengan
persentasi p harga barang Y.Untuk menghitung tingkat cross elastisity ini dengan
membandingkan prosentase perubahan jumlah barang Xyang dibeli dengan prosentase
perubahan harga Y dan ini dapat diformulasikan sebagai berikut:
Exy =
%Ξ”Qπ‘₯
%Δ𝑃𝑦
Exy =
𝑄𝑦2 βˆ’π‘„π‘¦1
𝑄𝑦1+𝑄𝑦
:
𝑃π‘₯2 βˆ’π‘ƒπ‘₯1
𝑃π‘₯1+𝑃π‘₯2
Jika hasilnya positif maka barang itu merupakan barang substitusi satu sama lain dan jika
hasilnya negatif maka barang tersebut merupakan barang komplementer.
Identifikasi hubungan kedua barang komplementer atau substitusi bisa juga di lihat dari
besarnya koefisien elastisitas silangnya. Hubungan yang sangat menarik perhatian kita adalah
hubungan antara barang substitusi dan hubungan barang-barang komplementer (pelengkap).
Bila barang tersebut merupakan substitusi satu sama lain, elastisitas silang antara barang-
barang tersebut adalah positif.Elastisitas silang permintaan sering digunakan untuk menentukan
batas-batas suatu industri, tapi penggunaannya dalam bidang ini memiliki beberapa
komplikasi.Elastisitas silang yang tinggi menunjukkan hubungan yang erat atau barang dalam
industri yang sama elastisitas silang yang rendah menunjukkan hubungan yang renggang atau
barang dan industri yang berlainan.Suatu kesulitan dengan elastistias silang sebagai alat
menentukan batas industri bahwa menentukan berapa tinggi elastisitas silang di antara barang-
barang itu seharusnya jika barang-barang tersebut dikatakan masuk dalam industri yang sama.
1. ELASTISITAS SILANG BARANG SUBSTITUSI
Karena harga teh turun, selain berakibat naiknya jumlah yang diminta juga
mengakibatkan jumlah yang diminta kopi berkurang walaupun harga kopi tidak berubah.
Kejadian ini diakibatkan karena kopi dan teh adalah barang substitusi.
2. ELASTISITAS SILANG BARANG KOMPLEMENTER
Kopi dan gula adalah barang komplementer. Karena harga gula turun selain
berakibat naiknya jumlah yang diminta juga mengakibatkan jumlah yang diminta kopi
bertambah walaupun harga kopi tidak berubah. Kejadian ini diakibatkan karena kopi dan
gula adalah barang substitusi.
HUBUNGAN BARANG SUBSTITUSI, KOMPLEMEN DAN
ELASTISITAS SILANG
Jika harga barang Y naik mengakibatkan naiknya jumlah barang X yang
diminta. Barang X dan y adalah barang substitusi. Tetapi jika harga barang Y naik
mengakibatkan jumlah yang diminta barang X turun maka barang x dan Y adalah
barang Komplemen.
ELASTISITAS PENAWARAN
Dalam elastisitas penawaran tak ada kekacauan yang timbul mengenai tanda koefisien
elastisitas , kecuali dalam keadaan yang tak biasa, yaitu mengenai kurva yang miring ke
bawah. Suatu perubahan harga akan mengakibatkan perubahan jumlah dalam arah yang sama
bila kurva penawaran miring kearah kanan atas : jadi X dan P adalah positif keduanya atau
negatif keduanya. Eleh sebab itu koefisien elastisitas selalu positif.
konsep elastisitas penawaran persis sama dengan konsep elastisitas permintaan rumus
untuk pengukuran koefisien juga sama :
Es =
%Ξ”Q𝑠
%Δ𝑃π‘₯
Es =
(𝑋2 βˆ’π‘‹1 )
( 𝑋1+𝑋2 )
𝑋
(𝑃1+𝑃2 )
( 𝑃2 βˆ’π‘ƒ1 )
ELASTISITAS PENDAPATAN
Elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang menunjukkan tingkat kepekaan dari
perubahan jumlah barang yang diminta dengan perubahan pendapatan. Konsep elastisitas
pendapatan ini dengan asumsi bahwa setiap orang akan menambah/mengurangi
pembelian barang bila pendapatan berubah. Hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
Ei =
%Ξ”Q𝑋
%Δ𝐼
Ei =
𝑄2 βˆ’π‘„1
𝑄1 +𝑄2
:
𝐼2 βˆ’ 𝐼1
𝐼1 + 𝐼2
Jika berupa fungsi, maka rumusnya sebagai berikut :
Ei =
πœ•π‘„
πœ•π‘ƒ
X
𝐼
𝑄
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. III
PERILAKU KONSUMEN
KELAS : J
OLEH KELOMPOK 11
DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO, M.EC
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
DESEMBER 2022
1. APRILIA TRI KURNIAWATI 2. ADE PUTRI INDRI ROHMAWATI 3. MUHAMMAD NUR ROHMAN SYAH
PENGERTIAN KONSUMEN
konsumen merupakan orang atau sekelompok orang yang
menggunakan barang dan atau jasa untuk keperluan diri
sendiri, keluarga, masyarakat, atau makhluk lain dan bukan
untuk diperjualbelikan lagi. Artinya, konsumen adalah orang
yang mengambil nilai manfaat dari barang dan atau jasa
tersebut.
Nilai Barang
Nilai barang adalah kemampuan pakai barang untuk memenuhi kebutuhan
manusia dan kemampuan tukar barang terhadap barang lain. Kebutuhan
manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian antara lain:
1. Kebutuhan Pokok
2. Kebutuhan sekunder(bukan pokok)
Nilai barang dibedakan menjadi:
1. Nilai penggunaan objektif atau nilai guna ialah kesangupan suatu
barang dan jasa untuk memenuhi keperluan manusia. Contohnya
Beras(nasi)
2. Nilai penggunaan subjektif yaitu arti yang diberikan seseorang
kepada suatu barang tertentu untuk memenuhi kebutuhannya.
Barang dan jasa mempunyai nilai kegunaan untuk pemenuhan
kebutuhan,juga mempunyai nilai pertukaran yaitu kemampuan barang dan jasa
tersebut untuk ditukarkan dengan barang dan jasa lainya.
Nilai pertukaran dapat dibagi menjadi:
1. Nilai pertukaran objektif yaitu kemampuan barang dan jasa itu sendiri untuk
ditukarkan dengan barang dan jasa lain.
2. Nilai pertukaran subjektif yaitu arti yang diberikan oleh seseorang kepada
suatu barang dan jasa, bertalian dengan kegunaan barang tersebut terhadap
dirinya.
Pemenuhan kepuasan
Pada hakikatnya kepuasan manusia tidaklah terbatas untuk memenuhi
semua kebutuhan manusia. Oleh karena itu hendaknya manusia dapat
berpikir rasional dalam menentukan kebutuhan sehingga keseimbangan antara
kebutuhan dan alat pemuasnya mendekati keseimbangan.
PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK
MENGUNGKAPKAN PERILAKU KONSUMEN
Salah satu tujuan pokok teori ekonomi mikro adalah usaha untuk
menjelaskan perilaku konsumen di pasar barang. Secara tradisional perilaku
konsumen dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep utilitas (daya
guna).pendekatan tradisional ini merumuskan hubungan antara jumlah daya
guna dengan barang yang dikonsumsikan dalam bentuk suatu fungsi:
U = f(X1; X2;........Xn)
U adalah banyaknya daya guna bagi seseorang konsumenX2 adalah
banyaknya barang tertentu yang dikonsumsikan oleh konsumen tersebut.
Pendekatan tradisional terpecah menjadi dua. Yakni cardinal utility, dan
ordinal utilityYang menjelaskan cardinal aproach dan ordinal aproach.
CARDINAL APPROACH
Menurut teori ini kita tidak perlu mengetahui secara absolut besarnya
daya guna bagi konsumen . Sebenarnya suda cukup bila kita mengetahui
bahwa konsumen yang akan kita pelajari perilakunya itu adalah seseorang
yang mampu membuat order atau urutan urutan kombinasi barang yang
dikonsumsikan berdasarkan besarnya daya guna yang diterimanya. Utilitiy
seseorang mengonsumsi barang dan jasa tidak bisa dinyatakan dengan
bilangan numerik, tetapi bisa di ungkapkan. Dalam pendekatan ini guna
dapat dibedakan antara guna total (total utility=TU) dan guna batas atau
marginal utility (MU).
Konsep Guna Batas dan Guna Total (MU dan TU)
1. Guna Batas (Marginal Utility)
Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang
terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut. Menurut Hukum Gossen maka
semakin banyak jumlah barang yang sejenis yang dipunyai oleh
seseorang maka sumbangan kepuasan dari barang yang terakhir
semakin kecil.
2. Guna Total (Total Utility)
Guna total (total utility) ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena
mengonsumen berbagai jumlah barang. Guna total akan semakin besar
jika barang yang dikonsumsi semakin banyak sampai titik maksimum,
maka kepuasan konsumen tidak akan bertambah dan total gunanya akan
menurun walaupun konsumen terus menambah barang tersebut.
Asumsi (Anggapan) dalam Teori Cardinal
1. Utility Seseorang Bisa Diukur dengan UangAsumsi dasar yang
digunakan pada pendekatan ini adalah tingkat kepuasan konsumen
mengonsumsi barang/jasa dapat dihitung secara numerik.
2. Berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility)
Berkaitan dengan fenomena ini dalam teori nilai guna dikenal hukum
Diminishing of Marginal Utility, yaitu pertambahan utilitas yang
menurun karena pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi.
3. Konsumen Bersifat Rasional Asumsi ini dikembangkan dari konsep
bahwa manusia pada hakikatnya adalah homo economicus.
Kritik pada Pendekatan Cardinal
1. Asumsi Utility Bisa Diukur adalah Pemikiran yang Keliru
Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari
subjek yang memberikan penilaian. Jadi suatu barang baru mempunyai arti bagi
seseorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai daya guna baginya.
2. Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan
Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki, semakin memberikan kepuasan yang lebih
besar. Kriteria pokok dari suatu alat pengukur adalah bahwa alat pengukur tersebut
harus mempunyai nilai yang tetap. Dapat terjadi kemungkinan bahwa makin kaya
seseorang makin besar kesediaannya untuk memperoleh satu satuan daya guna yang
sama.
Maksimalisasi Guna
Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total karena ada
tambahan satu unit barang lagi yang dikonsumsi. Untuk mencari marginal
utility ini dipergunakan perhitungan sebagai berikut:
TU2 (sesudah tambahan) - TU1 (sebelum ada penambahan)
= Mux
Atau
(TUx+1) - (TUx) = Mux
Jika total utility mencapai titik maksimal maka MU = 0, dan selanjutnya
jika total utility menurun karena pertambahan unit barang yang dikonsumsi
maka MU akan menjadi negatif (-).
Cara Mempergunakan Persamaan Fungsi
Mencari kemungkinan dari kombinasi-kombinasi tersebut
yang dapat memenuhi formula (1) kemudian diuji apakah juga
memenuhi formula, dan (2) jika salah satu tidak terpenuhi
maka harus dicari kombinasi yang lain.
Perubahan Kombinasi Barang yang Dibeli
Konsumen
Kenaikan harga dari barang dapat mengubah kombinasi barang yang
dibeli, disebabkan:
1. Adanya efek substitusi, yaitu dengan naiknya harga salah satu barang
tersebut konsumen akan mengalikan barang yang dibelinya kepada barang
pengganti yang harganya lebih murah.
2. Efek pendapatannya (income), dengan kenaikan harga bagi konsumen
yang pendapatannya tetap akan menyebabkan pendapatan riil konsumen
tersebut akan berkurang.
INDIFFERENCE CURVE
APPROACH
Property Indiference Curve
Ada tiga kelemahan pada the Cardinalist Approach, yaitu:
1. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi
yang keliru (doubtful).
2. Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan.
3. Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat
psikologis saja.
1. Asumsi dalam Pendekatan Indiference Curve
Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan riil, teori indifference curve
memerlukan adanya beberapa anggapan (asumsi), yaitu:
a. Konsumen selalu bersifat rasional (rationality).
b. Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money). c. Utility
dinyatakan secara ordinal.
d. Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang
(diminishing marginal utility).
e. The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi. f.
Consistency and transitity of choice.
2. Kurva IC Menunjukkan Berlakunya Hukum
Diminishing Marginal Rate of Substitution
Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukkan jika konsumen
menghendaki barang X lebih banyak maka ia harus bersedia mengurangi
barang y dengan jumlah tertentu. Inilah yang disebut dengan Marginal Rate
of Substitution.
3. Sifat-sifat Indifference Curve
a. Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu jika kita menambah
jumlah barang X, maka jumlah barang Y yang ada akan dikurangi. Begitu
sebaliknya, pengurangan itu semakin lama semakin berkurang.
b. Cembung terhadap titik 0 atau origin.
c. Dua IC tidak akan saling berpotongan.
4. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC yang Semakin
Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya Semakin Besar
Keterangan gambar di bawah kombinasi X dan Y pada indeference curve (IC)
akan berubah dengan adanya penambahan jumlah barang X dan Y menjadi kurva
IC1 dan IC2 ini tidak akan saling memotong karena kombinasi-kombinasi yang ada
pada IC yang berbeda. Kombinasi di titik B menunjukkan tingkat utilitas konsumen
lebih tinggi. Hal ini bisa juga dikatakan semakin jauh dari titik O menunjukkan IC
yang memberikan utilitas lebih tinggi.
5. Pada Dua IC Tidak Saling Berpotongan
Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan
kombinasi di titik B. Hal ini disebabkan terletak pada IC2.
Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan
kombinasi di titik C. Hal ini disebabkan terletak pada IC1.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kombinasi di
titik B sama dengan kombinasi yang ada di titik C. Dalam
kenyataannya, kombinasi yang ada di titik B tidak akan
sama dengan titik C. Hal ini dikarenakan tidak terletak
pada IC yang berbeda. Oleh karena itu, dua IC tidak
mungkin saling berpotongan.
Keseimbangan Konsumen
Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi
konsumen ialah kombinasi yang terletak bagi konsumen
antara curve indifference dengan kurva anggaran (budget
line), atau apabila yang seharusnya diperbuat sama dengan
apa yang diperbuat.Keseimbangan Konsumen yang
OptimalKeseimbangan konsumen terjadi dengan jumlah
uang tertentu mengonsumsi kombinasi barang yang optimal.
Perubahan Utilitas Konsumen
Ada dua faktor yang akan menyebabkan berubahnya
kombinasi guna maksimal ini:
1. Berubahnya Salah Satu dari Harga BarangJika harga barang
X naik, maka garis anggaran (budget line) dan indifference
curve-nya bergeser ke kiri. Jika harga barang X turun maka
garis anggaran (budget line) dan indifference curve akan
bergeser ke kanan.
2. Berubahnya Pendapatan KonsumenJika harga barang X dan
Y tidak berubah kombinasi yang dikehendaki/dibeli konsumen
adalah E1. Suatu ketika pendapatan konsumen meningkat.
Meningkatnya pendapatan konsumen menyebabkan preference
konsumen terhadap barang X dan Y berubah.
3. Perubahan Harga pada Barang
Normal dan Inferior
a. Perubahan Harga pada Barang NormalJika terjadi
perubahan harga, misalkan barang X harga lebih
murah mala konsumen akan membeli barang X akan
dibeli dalam jumlah lebih banyak.
b. Perubahan Harga pada Barang InferiorSemakin
murahnya barang X menghasilkan efek pendapatan
yang negatif, yaitu jumlah barang X yang diminta
berkurang.
Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC
Sesuai dengan hukum pasarnya maka perubahan
harga akan mengubah jumlah yang diminta. Jika
dimisalkan harga barang X mengalami penurunan
sedangkan harga barang Y tetap, maka BL akan
berubah dari BL ke BL1 ke BL2. Kurva permintaan
adalah keseimbangan konsumen (keinginan optimal
konsumen untuk membeli suatu barang pada satu
kendala tertentu).
Penggambaran Kurva Engel dari Kurva ICC
Bagaimana jika yang berubah sekarang bukan tingkat
harga, melainkan tingkat pendapatan? Sebagaimana telah
dipaparkan di bab terdahulu, permintaan akan bergeser ke kiri
atau ke kanan (the demand curve) tergantung apakah tingkat
pendapatan naik atau turun. Dari kurva ICC ini dapat dibentuk
Kurva Engel yang menggambarkan hubung antara
pendapatan dengan jumlah barang yang diminta (Ernest Engel
adalah orang pertama yang mengamati hubungan perubahan
tingkat pendapatan terhadap jumlah barang yang dikonsumsi.
Dalam Kurva Engel, sebagai sumbu vertikal pendapatan dari
sebagai sumbu horizontal adalah kuantitas).
Bentuk Indifference Curve
Sebagaimana telah diutarakan di atas bentuk kurva Indiference Curve adalah
nonlinier turun dari kiri atas ke kanan bawah dan cembung terhadap titik nol.
Bentuk yang demikian ini menggambarkan berlakunya hukum diminishing
marginal utility.
Kritik dan Aplikasi Pendekatan Indifference
Curve
1. KritikKritik terhadap pendekatan indifference curve
a. Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk individu tidaklah
mudah.
b. Substitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan adanya kenaikan
harga barang X tidak secara otomatis terjadi karena masih adanya faktor-faktor
lain yang membuat konsumen tetap pada barang X atau meninggalkan barang X.
c. IC approach tidak dapat digunakan untu menganalisis effect advertising,
past behavior of stock.
2. Aplikasi Menghitung Utilitas Konsumen dengan Fungsi
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. IV
PERILAKU PRODUSEN
KELAS : J
OLEH KELOMPOK 11
DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO, M.EC
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
DESEMBER 2022
1. APRILIA TRI KURNIAWATI 2. ADE PUTRI INDRI ROHMAWATI 3. MUHAMMAD NUR ROHMAN SYAH
Pengertian Perilaku Produsen
Perilaku produsen itu sendiri diartikan sebagai suatu tindakan seorang
produsen untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimum mungkin
dengan menggunakan beberapa input yang dimilikinya.
Dalam teori ekonomi seorang produsen harus merumuskan dua macam
keputusan yang penting, yaitu (1) berapa output yang harus diproduksi dan
(2) bagaimana kombinasi faktor produksi yang hendak dipergunakan.
perilaku produsen juga dinamakan tindakan atau tingkah laku produsen
atau dengan istilah Producer's Behaviour.untuk mendapatkan keuntungan
sebesar besarnya merupakan tujuan yang prinsipiel. Pada saat itulah
dikatakan dalam keadaan keseimbangan atau ekuilibrium atau "ekuilibrium
produsen".
KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES PRODUKSI
Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang dinamakan
"jangka pendek" dan "jangka panjang".Jangka pendek adalah jangka waktu
yang sedemikian pendek sehingga perusahaan tidak dapat mengubah jumlah
beberapa sumber yang digunakan. Hanya satu input yang bervariabel.
Konsep jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendek sehingga
perusahaan tak punya waktu untuk mengubah jumlah sumber sumber seperti
tanah, gedung, mesin-mesin, dan manajemen.
Kemudian dengan memperpanjang jangka waktu yang dibicarakan maka
perusahaan dapat mengubah input faktor produksi. Dalam kurun waktu yang
lebih panjang kemungkinan produsen untuk mengadakan penggantian dan
penyesuaian faktor-faktor produksi yang ia gunakan menjadi lebih besar.
Seperti yang telah disinggung di depan, apa yang dimaksud dengan jangka
panjang sebenarnya tidak ada kaitannya sama sekali dengan waktu.
FUNGSI PRODUKSI
Produki adalah kegiatan mengubah input menjadi output.
Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang
produksi yang dihasilkan dalam proses produksi adalah hubungan fisik antara
input (bersumber masukan) dengan output (barang-barang atau jasa
dihasilkan) tanpa memperhitungkan harga. Dapat dinyatakan dalam
persamaan matematis.
Fungsi ini memberikan cara yang mudah untuk menghubungkan output
dengan input. Jumlah output yang dihasilkan suatu perusahaan tergantung
pada jumlah input yang digunakan. Perusahaan dapat menaikkan atau
mengurangi output dengan menambah atau mengurangi input yang
digunakan, atau karena sumber sumber bias.Output yang dihasilkan oleh
perusahaan tergantung pada teknik produksi yang digunakan. Dengan jumlah
input yang tetap, dengan menggunakan teknik produksi yang lebih efisien,
maka output perusahaan akan lebih besar.
Secara matematis fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = F(C,L,B,S)
Di mana: Q = Output B = Bahan Baku
C = Capital S = Skill L = Labor
Bentuk Fungsi Linier:
Q = a + bX
Bentuk Kurvanya
Bentuk Fungsi Quadratik
Q = a + b1x + b2xΒ²
Bentuk kurvanya
Bentuk Fungsi Cubic:
Q = a + b1x + b2xΒ² +
b3xΒ³
Bentuk Kurvanya
ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK
Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori
ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP (average product),
dan MP (marginal product). Di mana TP adalah total produksi yang dihasilkan
oleh sejumlah tenaga kerja (labor). AP adalah rata-rata yang dihasilkan oleh
seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila menambah
satu tenaga kerja (labor).
β€’ AP = TP/Labor
β€’ MP = TP2 - TP1
β€’ Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP
β€’ MP = βˆ‚ TP/ βˆ‚ L
Hukum Tambahan Hasil yang Semakin
Berkurang (The Law of Di minishing Returns)
Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini berlaku Hukum
Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing
Returns). Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor
produksi bersifat variabel dan faktor faktor produksi lainnya tetap, akan
dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor
produksi variabel itu secara terus-menerus.
Dari tabel di atas, hasil yang semakin bertambah terjadi sampai
pada penggunaan 3 labor. Mulai labor ke-4, Law of Diminishing
Returns mulai bekerja Hukum ini juga disebut dengan Law of
Diminishing Marginal Physical Product.
Dari gambar di atas, sumbu horizontal menunjukkan jumlah faktor
produksi tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi dan sumbu
vertikal menunjukkan jumlah barang yang dihasilkan (Q). Dalam hal ini
faktor produksi tanah dianggap sebagai faktor produksi tetap.
Hubungan antara TP,AP, dan MP
Hubungan antara AP, MP, dan TP sangat penting karena posisinya
menentukan kegiatan produsen dalam melakukan kegiatan usahanya.
β€’ Pertama, hubungan antara MP dan TP. Pada saat TP mengalami perubahan
peningkatan produksi dari menaik menjadi menurun, maka kurva MP
mencapai titik maksimumnya. pada saat kurva TP mencapai titik maksimum,
maka kurva MP memotong sumbu horizontal, artinya MP sama dengan nol.
β€’ Kedua, hubungan antara AP dan MP. Pada saat AP meningkat, MP lebih
tinggi daripada AP. Pada saat AP menurun MP lebih rendah daripada AP.
Pada saat AP mencapai titik maksimum MP sama dengan AP, atau kurva AP
berpotongan dengan kurva MP
Tahapan dalam Fungsi Produksi
Hubungan antara TP,AP, dan MP
berguna untuk melihat tingkat efisiensi
penggunaan faktor produksi.
Faktor produksi ada tiga tahap yaitu:
 Tahap I ditandai dari produksi awa
hingga AP maxima.
 Tahap II dimulai dari AP maximal
hingga MP nya sama dengan nol.
 Tahap III ditandai TP yang mulai
menurun.
Produksi Jangka Panjang
Produksi jangka panjang adalah suatu proses
produksi dimana semua faktor produksi dapat
diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi
bersifat variabel.
Isoquant
Isoquant adalah kurva yang menunjukkan berbagai
kemungkinan kombinasi teknis antara dua input yang
bervariabel yang menghasilkan suatu tingkat output
tertentu.
Sifat dari kurva Isoquant
1. Cembung ke arah titik origin
2. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah
3. Semakin jauh kurva isoquant dari titik asal menunjukkan
semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut
4. Antara kurva satu dengan lain tidak dapat saling
berpotongan/bersinggungan.
Bentuk isoquant yang linier
Bentuk Isoquant yang Input Output
Iso-biaya (Isocost)
Isocost adalah kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik kombinasi
barang-barang / faktor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran
tertentu.
Slope Kurva Isocost
= M/Pk : M/PI = M/Pk X PI/M = PI/PK
Sedang Fungsi TC= PI L + Pk K
Gambar Kurva Isocost
Perubahan Isocost
Kurva isocost dapat berubah disebabkan:
a. Harga faktor produksi labor turun / naik sedang lainnya tetap
b. Harga faktor produksi kapital turun / naik sedang lainnya tetap
c. Jumlah modal (dana) berubah berkurang / bertambah
Bentuk Kurva
a b c
Ekuilibrum Produsen
Ekuilibrum Produsen adalah suatu keadaan seimbang dimana produsen
mendapat keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah-
ubah tingkat produksi atau dalam penggunaan faktor-faktor produksinya.
Artinya, apabila produsen mengurangi atau manambah tingkat
produksianya makan keuntungan yang diperoleh akan berkurang, atau
apabila penggunaan input ditambah atau dikurangi maka keuntungan akan
menjadi lebih kecil.
Jalur Ekspansi (Expansion Path)
Expantion path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang menunjukkan titik
titik least cost combination (LCC) di berbagai isoquant. Least cost combination
adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah
produk tertentu. Jadi produsen yang mempunyai uang yang akan digunakan untuk
ongkos produksi yang semakin lama semakin besar dan ingin memperluas
produksinya, maka agar diperoleh ongkos yang paling kecil dia harus
mengombinasikan penggunaan input-input L dan K pada titik-titik garis expantion
path.
Hasil dari pengembangan skala usaha (Return to scale)
Hasil dari pengembangan skala usaha (Return to scale) apabila terjadi:
1. b>a disebut dengan increasing return to scale
2. b=a disebut dengan constant return to scale
3. b<a disebut dengan decreasing return to scale
Gambar kurva
1. 2. 3.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan proses produksi lebih efisien,
yaitu:
1. Terjadi spesialisasi dari para pekerja. Semakin banyak terlibat dalam
prosesproduksi tenaga kerjanya semakin terampil.
2. Penggunaan teknologi.
3. Ada beberapa biaya yang bisa digunakan bersama.
4. Semakin besar skala produksinya, semakin efisien.
Sampai pada tingkat skala tertentu, semakin besar skala perusahaan
memungkinkan spesialisasi dan pengelompokan tenaga kerja yang lebih efisien
dan efektif. Spesialisasi meningkatkan kemampuan para pekerja dalam
bidangnya masing-masing, sedangkan pengelompokan pekerjaan sedemikian
rupa akan menghemat waktu dan tenaga yang digunakan untuk menghasilkan
suatu produksi. Kedua aspek yang dikemukakan tersebut akan meningkatkan
produktivitas para pekerja yang sekaligus menurunkan biaya produksi.
Memilih Kombinasi Input yang Efisien (Ridge Line)
Ridge line adalah garis batas yang membatasi antara daerah yang relevan dan
daerah yang tidak relevan.
Ada dua macam ridge line, yaitu:
1. Ridge line atas
2. Ridge line bawah
Daerah yang terbatasi ridge line merupakan daerah yang relevan untuk
memproduksi suatu output dengan mengombinasikan input yang digunakan.
Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost Combination)
Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost Combination)Least cost
combination adalah Suatu perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos
produksi untuk suatu tingkat output. Jika terjadi perubahan dalam ongkos
(dana perusahaan) sedang lainnya tetap akan menyebabkan pergeseran kurva
isocost ke kanan atau ke kiri. Garis yang menghubungkan semua titik
keseimbangan produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan isocost
dinamakan jalur perluasan (expansion path).
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. V
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
KELAS : J
OLEH KELOMPOK 11
DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO, M.EC
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
DESEMBER 2022
1. APRILIA TRI KURNIAWATI 2. ADE PUTRI INDRI ROHMAWATI 3. MUHAMMAD NUR ROHMAN SYAH
BENTUK PASAR PERSAINGAN
Pengertian Pasar
Pengertian pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual yang
bersepakat mengenai harga dan jumlah yang diperjualbelikan, atau
terjadinya transaksi jual beli suatu barang.Sedangkan persaingan adalah
sesama produsen/penjual bersaing agar konsumen membeli produknya dan
sesama konsumen bersaing untuk mendapatkan barang/jasa yang
dibutuhkan.
Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori ekonomi
mikro menjadi empat golongan besar, yaitu:
A. Pasar Persaingan Sempurna
B. Pasar Persaingan Monopolistik
C. Pasar Monopoli
D. Pasar Oligopoli
No Ciri-ciri Persaingan sempurna Persaingan monopolistik Oligopoli Monopoi
1 Jumlah Penjual Sangat Banyak Banyak Sedikit Satu
2 Jumlah Pembeli Sangat Banyak Banyak Banyak Banyak
3 Kondisi produk yang
dijual
Identik substitusi Hampir sama tetapi masih
bisa dibedakan/beda corak
Barang standar/ berbeda
corak
Tidak ada substitusi yang
dekat/ sempurna
4 Kekuasaan menentukan
harga
Tidak ada Sedikit Jika tanpa kerja sama
sediki. Tetapi dengan
kerja sama sangat besar.
Sangat besar
5 Kemungkinan keluar/
masuk
Sangat tidak mudah,tidak
ada hambatan
Cukup mudah Hambatan cukup kuat Tidak mungkin
6 Reaksi Rival Tidak ada reaksi dari
pesaing jika terjadi
perubahan harga dan
jumlah
Hampir tidak ada reaksi
dari pesaing jika terjadi
perubahan harga dan
jumlah
Karena penjual hanya
satu apa yang dilakukan
produsen tidak ada reaksi
Setiap tindakan berkaitan
dengan harga dan jumlah
akan mendapat reaksi dari
rival
7 Kemungkinan keluar/
masuk
Sangat tidak mudah, tidak
ada hambatan
Cukup Mudah Hambatan cukup Kuat Tidak mungkin
8 Persaingan di luar
harga
Tidak ada Sangat besar, terutama di
bidang iklan, mutu , serta
desain
Sangat besar apabila
barang menghasilkan
corak
Memelihara hubungan baik
dengan masyarakat
9 contoh Transaksi di sektor hasil
pertanian
Perusahaan Sepatu,Baju,
Sabun
Pabrik Baja, Mobil,
Sepeda Motor, Handpone
Kereta api, listrik
Ciri-ciri Pasar Persaingan
A. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak
penjual dan pembeli. Penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga
pasar. Berapapun jumlah barang yang diperjualbelikan, harga akan tetap.
Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh garis lurus sejajar dengan
sumbu horizontal, yaitu sumbu jumlah barang. Jadi, penjual di pasar
sebagai pengikut harga pasar atau disebut price taker.
Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/Sempurna
Pasar persaingan murni memiliki ciri sebagai berikut:
1. Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak. Harga barang tetap karena
penjual merupakan bagian kecil dari pembeli dan penjual di pasar.
2. Barang yang diperjualbelikan homogen/identik.Barang homogen artinya
semua jenis barang ditawarkan penjual sama. Jadi produksi satu penjual
merupakan substitusi yang sempurna. Dan pembeli membeli barang dari
penjual satu dengan lainnya mendapatkan barang yang sama.
3. Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah.Penjual mudah keluar
masuk pasar artinya baik penjual yang baru maupun yang lama bebas untuk
masuk atau meninggalkan pasar.
4. Informasi terhadap pasar sempurna.Artinya jika ada konsumen yang
mengetahui harga yang lebih murah maka konsumen yang lain juga segera
mengetahuinya. Kita dapat menggambarkan kurva permintaan yang
menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta dan tingkat harga
tampak horizontal.
Contoh Tabel di slide berikutnya
Dalam persaingan sempurna kurva penerimaan total bersifat linier,
berbentuk garis lurus, mulai dari titik asal (0) karena harga adalah
konstan maka besarnya P, AR, dan MR mempunyai nilai yang sama
sehingga kurvanya berimpit menjadi satu.
Penentuan Jumlah Produksi dan Harga
Harga dan jumlah produk yang diperjualbelikan ditetapkan
dengan kaidah MC = MR. Dikarenakan MR adalah turunan
pertama dari fungsi TR dan MC adalah turunan pertama dari
fungsi TC. Secara matematis nilai turunan pertama akan
menghasilkan nilai tertinggi.
1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna
yang Memperoleh Laba
Harga laba maksimal adalah sebesar
OP1 dengan besar TR adalah OP1KQ1.
Sedang besarnya TC adalah OP2LQ1 dan
total laba (TR - TC) adalah sebesar
P1P2LK. Besarnya AC sebesar OP2 dan
laba per unit P1P2.
Dapat diartikan
P=OP1 dan Q = 0Q1
2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan
Sempurna yang Memperoleh Kerugian yang Minimum
Harga rugi minimum adalah sebesar OP1.
Dengan harga sebesar OP1 besar TC adalah
OP2KQ1. Sedang besarnya TR adalah
OP1LQ1. Total rugi (TR- TC) adalah sebesar
P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi
per unit P1P2.
Dapat diartikan
P=OP2 dan Q = 0Q1
3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna
yang Memperoleh Normal Profit (Break Income)
Harga laba normal adalah sebesar OP1
dengan besarnya TC adalah OP1KQ1. Sedang
besarnya TR adalah sama OP1KQ1. Dan
terlihat besarnya AC yang paling rendah.
Dapat diartikan
P=OP1 dan Q = 0Q1
Dengan AC yang paling rendah
Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang
Dialami Perusa- haan dalam Persaingan Sempurna
1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek.
Apabila terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu menaikkan
produksi serta tidak cukup waktu perusahaan untuk menambah perusahaan baru.
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalami tiga hal,
yaitu:
a. Mendapat laba super normal.
b. Mendapat laba normal.
c. Menderita kerugian.
Dalam jangka pendek perusahaaan yang mengalami kerugian bisa
memutuskan tetap berproduksi. tetapi, posisi ekuilibrium dipilih saat rugi
minimum, yaitu AVC tertutup dari hasil penerimaan penjualan. Jika tidak tutup
usaha perusahaan mengalami kerugian AFC kemungkinan terjadi perubahan
demand terhadap produk yang diperjualbelikan. Ditunjukkan harga (P) di
bawah SAC, dan di atas SAVC. Sebagian ongkos tetap (FC) masih bisa ditutup
oleh kelebihan P1 atas AVC dan ongkos variabel bisa ditutup. Perusahaan tidak
perlu tutup usaha melanjutkan kondisi kerugiannya sama, yaitu KL. Titik ini
disebut shortdown point.
lanjutan
lanjutan
2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
dalam Periode Jangka Panjang
Jangka waktu cukup lama di mana produsen ada kesempatan untuk
memperbanyak produksinya untuk dipasarkan apabila terjadi kenaikan permintaan
barang. Jika dalam periode jangka pendek perusahaan berada dalam pasar
persaingan sempurna dapat mengalami tiga keadaan, yaitu laba, titik impas, dan
kerugian. Dalam jangka panjang perusahaan mendapatkan normal profit
(impas/break even).
Kesimpulannya bahwa dalam jangka
panjang perusahaan "selalu" memperoleh
keuntungan normal dengan MR = MC = AC,
pada saat AC minimum. Perusahaan
keuntungan normal (normal profit)
dinamakan "Marginal Firm/Marginal or
Profitability", artinya apabila harga turun
sedikit perusahaan segera keluar dari pasar.
Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada
dalam Pasar Persaingan Sempurna
Keburukannya
Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Antara penjual yang
satu dengan yang lain produknya sama persis atau identik.
Kebaikannya
Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak.
Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat
ketat. Mudahnya perusahaan baru memasuki pasar.
Contoh Perhitungan Numerik
Contoh:
Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dengan TC =Q-4Q + 40 dan P= $ 20.
Ditanya:
a. Apakah perusahaan rugi/laba?
b. Jika harga dinaikkan menjadi $ 24 apakah jumlah produksi berkurang?
c. Hitung berapa labanya.
Jawab:
TR = P x Q=20 Q
MR= TR' = 20
TC = QΒ²-4Q +40
MC= TC' = 2 Q-4
Kaidah agar laba maksimal atau rugi
minimal:
MR = MC
MR = MC
20=2Q-4
Q=12
TR = $ 240
TC 144-48 +40= $136
Laba = $240 - $ 136 = $104
Jika harga naik menjadi $25
Maka TR = 24 Q
MR=24
MR=MC
24=2Q-4
Q=10
TR = $ 240
TC =100-40+40=100
Laba= $240-$100=$140
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. VI
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR PERSAINGAN MONOPOLITIS
KELAS : J
OLEH KELOMPOK 11
DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO, M.EC
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
DESEMBER 2022
1. APRILIA TRI KURNIAWATI 2. ADE PUTRI INDRI ROHMAWATI 3. MUHAMMAD NUR ROHMAN SYAH
BENTUK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak
penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan
deferensiasi produk. Deferensiasi produk atau product differentiation
adalah membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga menjadi
berbeda.
unsur model pasar persaingan monopoli
Pertama, terdapat unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang
hanya satu macam. Maka kurva permintaannya miring dari kiri atas ke
kanan bawah, meskipun mendekati horizontal.
Kedua, terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak
sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang
berarti terhadap penjual lainnya.
Teori persaingan monopoli memberikan kita alat analisis yang baru.
Analisis ini sangat banyak persamaannya dengan analisis persaingan murni.
Analisis ini memberikan gambaran yang lebih baik tentang industri dengan
persaingan di mana terdapat perbedaan produk pengolahan makanan, pakaian
pria, tekstil, perusahaan jasa di kota besar, dan banyak lainnya yang mengakui
adanya sedikit unsur monopoli dan perbedaan harga yang dikenakan oleh
berbagai penjual untuk suatu jenis produk tertentu.
Perbedaan produk menyebabkan sebagian konsumen lebih menyukai produk
penjual tertentu dibandingkan dengan produk penjual lain. Akibatnya kurva
permintaan yang dihadapi oleh seorang penjual agak miring sedikit ke bawah
dan menyebabkan penjual sedikit banyak dapat mengendalikan harga produknya.
Biasanya, kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan sangat elastis dalam
batas harga tertentu karena berbagai barang substitusi tersedia bagi produknya.
Pembedaan produk membuat unit produk yang dijual oleh seorang penjual
tidak sama dengan unit produk penjual lain.
Perlu diketahui bahwa adanya ongkos tambahan seperti ongkos
advertensi dan lain sebagainya itu merupakan penyebab pasar tersebut
menjadi berbentuk pasar persaingan monopoli.
Dalam jangka pendek, suatu juga seperti pada pasar yang lain,
maksudnya bahwa pada suatu saat perusahaan akan menerima keuntungan
lebih atau menerima kerugian atau hanya menerima keuntungan normal
saja.
Dalam jangka panjang terjadi dua kemungkinan penyesuaian jalan
masuknya perusahaan-perusahaan baru ke dalam industri, yaitu terbuka dan
satunya tertutup.
Apabila semua barang merupakan barang substitusi yang baik,
maka pasar akan dibagi-bagikan di antara perusahaan yang ada.
Berarti, kurva permintaan penjual perseorangan akan bergeser ke
kiri. Dengan adanya produk deferensiasi yang semakin besar berarti
akan menaikkan ongkos total, berarti kurva AC dan MC akan bergeser
ke atas. Hal ini disebut increasing cost industry. Apabila ini berjalan
terus maka lama-kelamaan sampai seluruh keuntungan lebih yang
mula-mula dinikmati masing-masing perusahaan akan habis.
Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada di
antara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Bila pada
persaingan sempurna bentuk kurva demand-nya horizontal atau
elastis sempurna, kurva demand dari monopoli bersifat inelastis.
Kurva demand perusahaan yang monopolistik berbentuk elastis.
Kemiringannya di antara kedua kurva demand dari monopoli dan
persaingan sempurna.
TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan monopoli
dapat mengalami tiga hal, yaitu:
1. Mendapat laba supernormal.
2. Mendapat laba normal.
3. Menderita kerugian.
1. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
Mendapat Laba Supernormal
Dari gambar di atas, harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan
menggunakan kaidah MR MC. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar
OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK.
2. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
Mendapat Laba Normal
MR= MC adalah kaidah guna
menetapkan harga dan output yang
menjamin laba maksimal. Pada
kaidah MR MC harga jual produk
sebesar OP1 dan output yang dijual
sebanyak OQ1 dan besarnya TC =
TR, yaitu sebesar OP1KQ1
3. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
Mendapat Laba Normal
MR=MC adalah kaidah guna menetapkan
harga dan output yang menjamin kalau laba,
laba yang maksimal tetapi kalau rugi kerugian
yang minimal. Padakaidah MR = MC harga
jual produk sebesar OP2, sedang biaya rata-
ratanya OP1. Biaya rata-rata (AC) lebih besar
dari penerimaan rata-rata (AR). Kerugian yang
minimal ini output/jumlah produksi yang
dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC
(001KP1), sedang besarnya TR (OQ1LP2).
AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI TERHADAP
OUTPUT DAN HARGA
1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar
2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan
3. Promosi Penjualan
4. Jenis Produk yang Tersedia
1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang
Besar
Bentuk kurva demand-nya bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit
menaikkan harga maka output akan mengalami banyak pengurangan. Kurva
permintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis sangat elastis.
2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan
Efisiensi Masing-Masing Perusahaan Artinya, perusahaan tidak akan
dirangsang untuk membangun skala optimum perusahaan atau untuk
menjalankan skala perusahaan yang telah dibangunnya pada tingkat
output optimum. Perusahaan baru akan terus masuk sehingga tidak lagi
ada laba yang diperoleh. Kerugian diderita bila kurva biaya rata-rata
jangka panjang terletak di atas kurva permintaan untuk semua output.
3. Promosi Penjualan
Beberapa pemborosan iklan dari perubahan desain dapat terjadi
dalam persaingan monopoli. Dalam oligopoli usaha penjual yang
satu untuk memperluas pasarnya akan mendorong pihak lain untuk
melakukan usaha yang sama untuk mempertahankan bagian
pasarnya.
4. Jenis Produk yang Tersedia
Konsumen dapat memilih jenis, gaya, atau warna yang sangat mendekati selera
dan kemampuan. Akan tetapi, suatu peringatan perlu diberikan di sini ragam produk
tertentu demikian banyak sehingga membingungkan konsumen, dan persoalan
pemilihan dapat menjadi lebih sulit. Masa bodoh terhadap perbedaan mutu yang
sebenarnya karena kesediaan untuk membayar harga yang lebih tinggi untuk merek
tertentu yang dalam kenyataannya tidak lebih baik dari merek dengan harga yang
lebih rendah.
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. VII
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR PERSAINGAN MONOPOLI
KELAS : J
OLEH KELOMPOK 11
DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO, M.EC
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
DESEMBER 2022
1. APRILIA TRI KURNIAWATI 2. ADE PUTRI INDRI ROHMAWATI 3. MUHAMMAD NUR ROHMAN SYAH
ARTI MONOPOLI
Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar
hanya ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing.
Ciri-Ciri Pasar Monopoli
1. Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahan
2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip
3. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam industri
4. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga
5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan
1. Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahan
Barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli
tidak mempunyai pilihan lain. Kalau mereka menginginkan barang tersebut maka mereka
harus membeli dari perusahaan monopoli tersebut. Syarat- syarat penjualan sepenuhnya
ditentukan oleh monopoli itu dan para pembeli tidak dapat berbuat apa pun dalam
menentukan syarat jual beli.
2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip
Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan
tidak Terdapat barang mirip (close subtitute) yang dapat menggantikan barang
tersebut. Aliran listrik adalah contoh dari barang yang tidak mempunyai barang
pengganti yang mirip, yang ada hanyalah barang pengganti yang sangat berbeda
sifatnya, yaitu lampu minyak.
LANJUTAN
3. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri
Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan terwujud karena tanpa adanya halangan
tersebut pada akhirnya akan terdapat beberapa perusahaan dalam industri. Keuntungan
perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan perusahaan- perusahaan lain memasuki
industri tersebut.
LANJUTAN
4. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga
Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual dalam pasar, maka
penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu, perusahaan monopolidipandang sebagai
penentu harga atau price setter.
LANJUTAN
5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan
Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan dalam industri, la
tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan iklan. Pembeli yang
memerlukan barang yng diproduksinya terpaksa membeli darinya. Walau bagaimanapun
perusahaan monopoli sering membuat iklan. Iklan tersebut bukanlah bertujuan untuk menarik
pembeli, tetapi untuk memelihara hubungnbaik dengan masyarakat.
LANJUTAN
Faktor-Faktor yang Menimbulkan Adanya Pasar Monopoli
Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan munculnya pasar (perusahaan)
monopoli, Ketiga faktor tersebut adalah :
1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki
oleh perusahaan lain.
2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economic of scale)
hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
3. Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah memberi hak
monopoli kepada perusahaan.
HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN
MEMASUKI PASAR
Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam industri persaingan
murni maka dalam jangka panjang akan ada perusahaan-perusahaan baru lainnya yang masuk
ke dalam suatu industri.
Bila ada laba murni untuk perusahaan-perusahaan dalam industri tertentu dan
perusahaan yang ingin masuk juga, yakin bahwa mereka juga dapat memperoleh laba murni,
maka perusahaan baru akan berusaha masuk industri tersebut.
Sang Monopolis dapat menghalangi masuknya perusahaan baru ke dalam industri
tersebut dengan beberapa cara. Dia dapat mengendalikan bahan baku yang diperlukan untuk
menghasilkan produknya.
Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karena beberapa sebab, antara lain:
1. Penguasaan Bahan Mentah
2. Hak Paten
3. Terbatasnya Pasar
4. Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah
LANJUTAN
1. Penguasaan Bahan Mentah
Kalau X adalah input utama untuk produk Y, maka penguasaan sumber X akan bisa
menimbulkan perusahaan monopoli untuk barang Y, dengan jalan menolak penjualan X
kepada perusahaan lain. Contoh: PDAM, Pertamina.
2. Hak Paten
Merupakan suatu sumber terjadinya monopoli untuk suatu macam barang tertentu atau
cara produksi tertentu. Contoh produk-produk Microsft-Windows
LANJUTAN
3. Terbatasnya Pasar
Dibanding dengan skala minimum perusahaan pasar yang ada masih terbatas, mungkin
hanya bisa memberikan "ruang hidup" untuk satu perusahaan saja. Dengan istilah lain, karena
adanya economies of scale yang besar, tetapi luas pasar yang terbatas, maka satu perusahaan
saja sudah mampu memenuhi permintaan pasar. Akibatnya kalau ada perusahaan baru yang
berminat masuk ke dalam pasar tersebut akan mengalami kesulitan dalam menjual barangnya.
Jadi di dalam pasar tetap hanya ada satu penjual.
4. Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah
Ada kalanya hak monopili diberikan oleh pemerintah. Contoh: PELNI pada jalur
tertentu.
LANJUTAN
PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT
Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-nya. maka
pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk
produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam gambar di bawah ini. Di situ perusahaan tersebut
menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C baya per unit dan ia menjual
output-nya tersebut pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (P-C) kali Q, ditunjukkan
oleh bidang PP'C'C dan itu merupakan laba maksimum.
Walaupun Q merupakan tingkat output-
nya optimal jangka pendek, perusahaan tersebut
akan berproduksi hanya jika penerimaan rata-
rata (AR) atau harga (P) lebih besar daripada
AVC. Keadaan ini terjadi dalam gambar di atas,
tetapi jika P di bawah AVC, kerugian akan
diminimumkan dengan berhenti berproduksi.
LANJUTAN
Jika MR MC, berarti jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh
akan lebih besar dari kenaikan biayanya. Hal ini berarti bahwa seorang manajer dapat
meningkatkan laba perusahaan dengan meningkatkan produksi jika ingin meningkatkan laba
perusahaan. Kondisi laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC = MR
yang secara matematis kondisi laba maksimal pada perusahaan monopoli dapat ditunjukkan
sebagai berikut:
Ο€ = R – B
laba maksimum akan diperoleh jika turunaj pertama dari fungsi laba terhadap tingkat
output sama dengan nol.
πœ•π‘›
πœ•π‘„
=
πœ•π‘…
πœ•πœ•
-
πœ•π΅
πœ•π‘„
= 0
LANJUTAN
Gambar di atas menunjukkan bagaimana seorang monopolis dalam menentukan
tingkat output optimal. Kurva MR memotong kurva MC pada tingkat output Q. yang
sekaligus menunjukkan tingkat output optimal. Harga maksimal yang masih dapat diterima
oleh konsumen untuk output Q adalah P. Jadi kombinasi harga dan output yang
memaksimalkan laba bagi monopoli adalah Q dan P. Besar laba yang diperoleh monopoli
ditunjukkan oleh daerah CPP'C'. Laba itu diperoleh TR (OPC'Q) dikurangi dengan TC
(OCC'Q).
Lanjutan
POSISI KESEIMBANGAN
Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen dalam suatu pasar sehingga
kurva permintaan yang dihadapinya adalah kurva permintaan pasar. Kurva permintaan pasar
biasanya menurun dari kiri atas ke kanan bawah, yang berarti bahwa produsen tersebut bisa
memengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit atau lebih banyak barang
produksinya.
Perbedaan antara perusahaan dalam persaingan murni dan monopolis terlihat dalam
bidang penjualan. Penjual dalam persaingan murni dapat menjual semua yang ingin dijualnya
dengan harga pasar yang ada karena harga sama dengan biaya marginalnya.
LANJUTAN
Laba, Rugi, dan Impas bagi Monopolis
Ada suatu salah pengertian yang umum, yaitu bahwa seorang monopolis harus
membuat untung. Sang monopolis mungkin menderita rugi dalam jangka pendek. Monopoli
bisa menderita kerugian disebabkan karena (1) biaya awal yang besar (set up cost), dan (2)
demand- nya belum berkembang karena belum dikenal.
Monopoli tidak berarti bahwa akan selalu mendapatkan laba ekonomi. Jika monopoli
dapat memperoleh laba ekonomi dan dapat mencegah perusahaan lain masuk ke dalam
industri, maka laba ekonomi yang diperoleh dapat dipertahankan dalam jangka panjang.
Dalam keadaan yang dimisalkan Sang Monopolis membangun skala perusahaan yang
lebih besar dan skala optimum perusahaan dan menjalankannya pada tingkat output yang lebih
besar dan tingkat output optimum jika dia ingin mendapat laba yang maksimal. Skala
perusahaannya demikian besar sehingga terjadi kerugian ekonomis. Akan lebih
menguntungkan kalau dia menggunakan skala pemisahaan yang lebih kecil dan skala yang
ada untuk menghasilkan tingkat output x dengan tingkat output yang paling efisien.
1. Monopolis yang Mendapatkan Keuntungan
Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam mencapai posisi ekuilibrium, yaitu
posisi keuntungan maksimum akan dicapai pada s aat MR = MC. Kurva D dan MR
apabila digabungkan dengan kurva ongkos, maka dapat diperoleh "ekuilibrium
perusahaan'' yang sekaligus sama dengan "equal pasar". Equal pasar yang menjamin
diperolehnya keuntungan maksimum pada saat MR MC, yaitu pada produksi sebesar Q
Keuntungan maksimum yang merupakan tujuan pokok dari seorang produsen dapat
dilihat dan gambar di bawah ini, laba maksimal (P1KLP2) dicapai pada saat MC = MR
Laba maksimal dicapai bila monopolis menjual produksinya dengan tingkat harga sebesar
OP1 dengan jumlah barang yang dijual sebanyak OQ. Jika monopolis menjual dengan
jumlah lebih banyak atau lebih sedikit laba yang diperolehnya tidak maksimal atau belum
maksimal. Hal ini dikarenakan produk yang dijual tidak menuruti kaidah MR= MC. Lebih
lanjut dari gambar di bawah ini, dengan harga sebesar OP1 biaya rata.
Lanjutan
2. Dalam Jangka pendek Monopolis Mengalami
impas
Sejalan dengan penjelasan gambar
di atas, maka besarnya harga TR = TC.
Hal ini terjadi karena adanya kenaikan
ongkos rata-rata sehingga besarnya AC
jangka pendek naik menjadi sama dengan
harga (P) sehingga TR = OPIKQ dan TC =
OQKP1.
3. Monopolis yang Mendapatkan Kerugian
Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya TC lebih besar daripada
TR. Hal ini terjadi apabila terjadi kenaikan ongkos rata-rata yang terus-menerus sehingga
AC jangka pendek lebih besar daripada harga per unit (P). Dengan demikian, dalam
jangka pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar P1P2KL karena TR = OP1LQ dan
TC = OPZKQ.
Ada beberapa salah pengertian dalam monopoli. Pertama, bahwa monopolis akan
selalu untung. Kedua, bahwa kurva permintaan monopolis selalu inelastis.Beberapa cara
usaha monopolis untuk mempertahankan agar dia tetap sebaga monopolis yaitu:
A. Selalu mengontrol sumber-sumber bahan mentah yang dipakainya
B. Selalu memegang hak paten atas produksinya, supaya perusahaan lain tidak bisa
meniru
C. Pasar sedemikian terbatasnya relatif dibanding dengan akala perusahaan optimum
LANJUTAN
KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI
Kerugian Adanya Monopoli
Dari hal-hal yang dibahas di atas kita lihat bahwa kerugian masyarakat dan adanya
monopoli bukan hanya timbul karena perusahaan monopoli bisa menikmat keuntungan di
atas keuntungan yang wajar tetapi ada bentuk-bentuk kerugian lain. Akan tetapi, monopoli
tidak selalu lebih buruk daripada persaingan sempurna, yaitu bila kita lihat dan segi segi
lain, misalnya :
1. Output yang Lebih Kecil
2. Halangan bagi Perusahaan Lain yang Hendak Masuk Pasar
3. Efisiensi Ekonomi
4. Promosi penjualan
Tindakan-tindakan yang bisa dilakukan pemerintah yang bisa mengurangi
dampak negatif dari monopoli terhadap masyarakat adalah:
1. Menetapkan Undang-Undang antimonopoli.
2. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan.
3. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan di dalam pasar dengan tujuan
membatasi kekuasaan monopoli.
4. Mengimpor barang sejenis yang diproduksi monopolis.
Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah
Kita akan lihat dua alat pengaturan pemerintah yaitu:
(1) pengaturan langsungterhadap harga yang dijual oleh monopolis, dan
(2) pengaturan melalui pengenaan pajak.
1. Pengaturan Harga
Pemerintah bisa mengawasi untuk mengatur harga yang dikenakan oleh
perusahaan monopoli negara, seperti perusahaan gas dan listrik. Persoalan ekonomi yang
dihadapi adalah penentuan harga yang akan menarik Sang Monopolis untuk menyediakan
produk sebanyak-banyaknya sesuai dengan permintaan konsumen. Sang Monopolis
memperoleh laba maksimal di mana biaya marginal sama dengan pendapat marginal.
Dalam pasar persaingan sempurna seorang pengusaha atau produsen akan
menghasilkan barang dengan berpedoman pada kesamaan antara biaya marjinal (MC)
dan penerimaan marjinal (MR) yang juga sama dengan penerimaan rata-rata (AR) atau
sama dengan tingkat harga (P), yang mana dapat ditunjukkan pada perpotongan antara
kurva biaya marjinal (MC) dan kura penerimaan rata-rata (AR) pada titik K.
Pada titik keseimbangan K itu berarti produsen akan menghasilkan barang
sebanyak OQ dengan tingkat harga barang setinggi P ini berarti bahwa dengan
adanya produsen monopolis jumlah barang yang dihasilkan bagi masyarakat lebih
sedikit, yaitu setinggi 01' dibanding dengan apabila produsen bekerja pasar
persaingan sempurna (X) dan juga harga barang dalam pasar monopoli lebih tinggi
dibanding dengan harga pada pasar persaingan sempuma (P).
Dengan demikian, dapat dikatakan pula bahwa masyarakat mendapatkan
kerugian. (social loss) karena adanya pasar monopoli Kerugian masyarakat itu
ditunjukkan oleh segitiga EFG, yaitu perbedaan antara berkurangnya penerimaan
total dan berkurangnya biaya total apabila kita mengurangi produksi dari OQ1
menjadi OX2.
LANJUTAN
Sebelum ada penetapan harga dan
pemerintah, produsen monopolis memaksinumkan
keuntungan pada produksi 0Q1 dengan harga
setinggi OP1. Apabila pemerintah menginginkan
kesejahteraan masyarakat, maka pemerintah
menyediakan barang yang dibutuhkan masyarakat
itu lebih banyak lagi dan harga yang lebih murah.
Sedang apa yang dijual oleh monopolis tidak
memenuhi persyaratan tercapainya kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu bisa menetapkan harga
lebih rendah daripada harga yang sudah berlaku,
yaitu harga setinggi MC nya. Pada harga setinggi
MC atau OP2 monopolis masih mendapatkan
keuntungan dan masyarakat dapat memperoleh
barang yang lebih banyak dengan harga yang lebih
banyak.
2. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni
dengan Decrasing Cost
Disebut kasus decreasing
cost karena kita menghadapi
kasus di mana luas pasar terbatas
sehingga untuk memenuhi
permintaan yang ada di pasar,
perusahaan monopoli hanya
beroperasi pada bagian kurva di
mana AC menurun (decreasing
cost).
MONOPOLI ALAMI
Sebuah monopoli alamiah terjadi dalam industri di mana LRAC jatuh di atas
berbagai tingkat output seperti mungkin hanya ada ruang untuk satu pemasok untuk
sepenuhnya memanfaatkan semua skala ekonomi internal, mencapai skala efisien
minimum, dan oleh karena itu mencapai efisiensi produktif.
3. PERPAJAKAN
Pajak yang dikenakan terhadap monopolis dapat bersifat tetap dasarnya
(lumpsum) dan dapat bersifat khusus (spesific). Pajak yang lumpsum sifatnya tidak
dipengaruhi oleh besarnya tingkat jumlah barang yang dihasilkan, sedangkan pajak
yang khusus sifatnya tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan oleh
monopolis tersebut.
a. Pajak Lumpsum
Pajak yang lumpsum ini tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dihasilkan
perusahaan. Dengan demikian, berapa pun jumlah barang yang dihasilkan jumlah pajak yang
harus dibayar oleh perusahaan tetap sama.
Dengan adanya pajak lumpsum ini, harga dan
output tetap, yaitu harga sebesar OP3 sedang output
sebesar OQ. Adanya pajak membuat laba monopolis
berkurang yang semula P1P3LN menjadi sebesar
P2P3LM.
b. Pajak Khusus (Specific)
Pajak khusus ini dikenakan atas dasar
jumlah barang yang dihasilkan. Dengan kata
lain, pajak khusus ini dikenakan sebagai pajak
per satuan (per unit) barang yang dihasilkan.
Semakin banyak barang yang dihasilkan,
semakin besar pula jumlah pajak yang harus
dibayar oleh perusahaan atau produsen
tersebut. Hal ini berarti pengenaan pajak
khusus akan memengaruhi, baik biaya rata-
rata maupun biaya marjinal karena pajak
tersebut sama artinya dengan menambah biaya
variabel.
MONOPOLI DAN EKONOMI EFISIENSI
Dalam catatan ini kita mengevaluasi biaya dan manfaat dari bisnis
dengan otot industri, kekuatan harga monopoli di pasar. Kasus ekonomi dan
sosial standar terhadap bisnis monopoli tidak lagi mudah. Pasar berubah
sepanjang waktu dan sebagainya adalah kondisi di mana bisnis harus beroperasi
terlepas dari apakah mereka memiliki kekuatan pasar yang nyata.
KASUS EKONOMI TERHADAP MONOPOLI
Argumen buku biasa terhadap kekuatan monopoli di pasar adalah bahwa
monopolis yang ada dapat terus mendapatkan yang abnormal
(supernormal)keuntungan dengan mengorbankan efisiensi ekonomi dan
kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
X INEFISIENSI DIBAWAH MONOPOLI
Inefisiensi X adalah istilah yang pertama kali diciptakan oleh Harvey Libenstein.
Dapat dikatakan bahwa bahkan jika keuntungan monopoli dari skala ekonomi, mereka
akan memiliki sedikit insentif untuk mengendalikan biaya produksi dan inefisiensi 'X'
akan berarti bahwa tidak akan ada penghematan biaya yang nyata.
Jika industri ini diambil alih oleh monopoli titik memaksimalkan keuntungan
(MC=MR) adalah pada harga dan Q2 PMON output. Monopoli ini mampu mengenakan
harga yang lebih tinggi membatasi output total dan dengan demikian mengurangi
kesejahteraan ekonomi. Kenaikan harga PMON mengurangi surplus konsumen. Pengurangan
kesejahteraan konsumen adalah transfer murni untuk produsen melalu keuntungan yang lebih
tinggi, tetapi beberapa kerugian yang tidak dipindahkan ke agen-agen ekonomi lainnya. Hal
ini dikenal sebagai hilangnya kesejahteraan bobot mati dan sama dengan daerah ABC.
Hasil serupa terlihat dalam diagram berikutnya yang membuat asumsi kerja
rata-rata jangka panjang dan biaya yang konstan marjinal di bawah kedua
persaingan dan monopoli. Hilangnya bobot mati kesejahteraan ekonomi di bawah
monopoli (yang memaksimalkan keuntungan harga Pl dan QI) ditunjukkan oleh
segitiga ABC. Harga kompetitif dan output Pc dan Qc masing-masing.
Lanjutan
POTENSI MANFAAT DARI MONOPOLI
Konsentrasi pasar yang tinggi (jumlah beberapa penjual) tidak selalu sinyal
tidak adanya persaingan. Salah satu kesulitan dalam menilai konsekuensi
kesejahteraan dari monopoli, duopoli, atau oligopoli terletak dalam mendefinisikan
tepat apa yang sebenarnya merupakan pasar. Semakin pasar di mana monopoli
tampak ada sebenarnya menjadi perebutan karena efek kompetisi internasional
yang terus berkembang.
SKALA EKONOMIS
Seorang monopolis mungkin lebih baik diposisikan untuk mengeksploitasi ekonomi
penyewaan skala untuk keseimbangan yang memberikan output yang lebih tinggi dan harga
yang lebih rendah daripada kondisi yang kompetitif. Hal ini diilustrasikan dalam diagram
berikutnya, di mana kita mengasumsikan bahwa monopoli mampu mendorong biaya
marjinal lebih rendah dalam jangka panjang, menemukan sebuah output ekuilibrium Q2 dan
harga di bawah harga yang kompetitif.
DISKRIMINASI HARGA
Diskriminasi harga bukan menetapkan harga disebabkan biaya produksi
yang berbeda, melainkan biaya produksi sama tetapi dijual dengan harga yang
berbeda pada dua pasar atau lebih. Tujuan menetapkan harga adalah agar dicapai
keuntungan yang lebih. Diskriminasi harga produsen monopolis berusaha untuk
memperluas pasar dengan cara menjual barang yang dihasilkannya di pasar yang
berbeda. Dua pasar yang berbeda berarti bahwa dua pasar itu memiliki elastisitas
permintaan yang berlainan dan tidak ada kemungkinan bahwa barang yang sudah
dijual di pasar yang satu dijual kembali di pasar yang lain oleh pembeli di salah
satu pasar tersebut.
Sifat Dasar Diskriminasi Harga
Kondisi Terjadinya Diskriminasi Harga
Tiga kondisi sebagai awal dapat terjadinya diskriminasi harga:
a. Pembeli-pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda-beda secara tajam.
b. Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini dan dapat menggolongkan
pembeli dalam kelompok-kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda- beda.
c. Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali barang-barang yang
dibeli.
Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu:
A. Diskriminasi harga derajat pertama
B. Diskriminasi Harga Derajat Kedua
C. Diskriminasi Harga Derajat Ketiga
A. Diskriminasi harga derajat pertama
Diskriminasi harga derajat pertama merupakan keadaan di mana seorang
produsen monopolis berusaha sepenuhnya mengambil surplus konsumen.
Contohnya adalah dokter yang berpraktik di kota-kota kecil yang memungkinkan
biaya sesuai dengan kemampuan pasiennya. biasanya adalah kaki lima.
B. Diskriminasi Harga Derajat Kedua
Produsen mengenakan harga yang berbeda untuk setiap kelompok jumlah
pembelian yang berbeda. Diskriminasi derajat dua adalah versi yang lebih sederhana,
di mana penjual hanya dapat menetapkan harga dengan menurunkan kelompok-
kelompok harga. Sebagai misal produsen mengenakan tarif air minum, listrik secara
progresif bagi kelompok yang berbeda. Misal tukang cukur.
C. Diskriminasi Harga Derajat Ketiga
Untuk diskriminasi harga derajat ketiga ini produsen betul-betul menjual
barang di pasar yang berbeda, yaitu dengan elastisitas permintaan yang berbeda.
Diskriminasi tingkat tiga adalah pengelompokan pembeli secara fungsional. Seperti
pembeli yang dikelompokkan berdasarkan daerah geografis.
Pembagian Pasar Penjualan yang Berbeda
Dalam beberapa hal Sang Monopolis dapat dan lebih menguntungkan untuk
memecah pasar prodoknya menjadi dua atau lebih pasar. Dua syarat harus dipenuhi
untuk dapat membuat pasar seperti itu. Pertama, dia harus sanggup memisahkan
pasar tersebut, kalau tidak produknya akan dibeli dari pasar dengan harga yang
lebih rendah untuk dijual kembali di pasar dengan harga yang lebih mahal. Kedua,
elastisitas permintaan pada masing-masing tingkat harga harus berbeda di antara
pasar-pasar tersebut.
Langkah pertama dalam analisis diskriminasi harga adalah menentukan
cara Sang Monopolis harus membagi penjualannya atas dua atau lebih pasar.
Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik
dan Numerik
1. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik
2. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Numerik
1. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik
Sebagaimana di atas telah ditulis bahwa diskriminasi harga adalah
kebijakan yang dilakukan oleh penjual dengan membeda-bedakan harga jual
berdasarkan pasar dan kemampuan pembeli.
2.Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara
Numerik
PT Warsito memproduksi panci serba guna yang diberi nama "MP-Magic Pan". MP
dipasarkan pada dua segmen pasar yang memiliki elastisitas permintaan berbeda. Fungsi
permintaan di Pasar A adalah Pa = 50-0.5 Qa, sedang di Pasar B memiliki fungsi permintaan
Pb = 60-2 Qb. Sedang fungsi TC = 40 Q + 40. Ditanya:
a. Berapa besar output yang dijual di masing-masing pasar?
b. Berapa harga jual di masing-masing pasar?
c. Berapa besar MC dan TC-nya?
d. Berapa besar laba di masing-masing pasar?
e. Berapa elastisitas di masing-masing pasar?
f. Lebih besar mana laba yang diperoleh penjual jika ia tidak menetapkan diskriminasi harga?
LANJUTAN
LANJUTAN
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. VIII
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR PERSAINGAN OLIGOPOLI
KELAS : J
OLEH KELOMPOK 11
DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO, M.EC
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
DESEMBER 2022
1. APRILIA TRI KURNIAWATI 2. ADE PUTRI INDRI ROHMAWATI 3. MUHAMMAD NUR ROHMAN SYAH
PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI
pasar oligopoli, yaitu keadaan di mana hanya sedikit penjual sehingga tindakan
seorang produsen akan mendorong produsen lain untuk bereaksi. Pasar oligopoli adalah
pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga
pasar
CIRI CIRI PASAR OLIGOPOLI
Jumlah penjual lebih dari satu bisa 2,4, atau 10 yang mampu menguasai lebih dari 40% pangsa
pasar.
Kondisi biaya dalam jangka pendek MC bisa mengalami penurunan, konstan, dan meningkat.
Jumlah pembeli produsen oligopoli dihadapkan dengan jumlah pembeli yang sangat banyak.
Kondisi demand close substitute tetapi bisa homogen atau terdiferensiasi.Fungsi tujuannya: dalam
jangka pendek menginginkan laba yang maksimal sedang jangka panjang
menginginkan menguasai pasar.
Fungsi tujuannya Dalam jangka pendek menginginkan laba yang maksimal sedang jangka panjang
menginginkan menguasai pasar.
Strategi penjualan strategi penjualan dilakukan dengan mendorong promosi, desain produk, dan
distribusi channel.
Reaksi rival setiap tindakan yang berkaitan dengan harga, service, dan kuantitas akan
mendapat reaksi dari pesaing.
STRUKTUR PASAR OLIGOPOLI SEKTOR INDUSTRI INDONESIA
1. Industri makanan, minuman, dan tembakau 67%.
2. Industri kertas dan penerbitan 56%.
3. Industri kimia 47%.
4. Industri minyak bumi dan batubara 55%.
5. Industri logam dasar 55%.
6. Industri barang jadi dari logam, mesin, dan peralatannya 60%.
7. Industri pengolahan lainnya 60%.
KARAKTER PASAR OLIGOPOLI
1 Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan penentuan harga
dan jurah produksi
2. Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan
DEMAND OLIGOPOLI
Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah pasar suatu
perusahaan sangat kecil, misalnya industri pompa bensin Dalam industri ini hanya ada sedikit
sekali penjual (pompa bensin) yang bersaing dalam suatu wilayah geografis yang kecil. Oleh
karena jumlah penjual yang sedikit kecil inilah maka saling pengaruh antara mereka bisa
dimasukkan dalam masalah penentuan harga/output dan oligopoli. Perhatikan duopoli, sebuah
bentuk khusus oligopoli, di mana ada dua perusahaan yang menghasilkan suatu produk
tertentu
MODEL OLIGOPOLI
3. MODEL CHAMBERLIN (MODEL UNTUK PASAR KELOMPOK KECIL)
1. MODEL COURNOT
2. MODEL BERTRAND
4. MODEL KURVA PERMINTAAN PATAH (THE KINKED-DEMAND MODEL).
5. MODEL STACKELBERG
1. Model Cournot
Model cournot adalah model pasar
duopoli (dua penjual) yang pertama kali
diteliti oleh Augustin Cournot pada tahun
1938. Model ini beranggapan bahwa
barang yang dihasilkan 2 perusahaan
adalah sama dan bersifat substitute
sempurna serta struktur ongkos produksi
per unit sama.
Dalam hal ini jelas bahwa perusahaan kedua hanya
menghasilkan setengah dari output yang diminta pasar yang tidak
dilayani oleh perusahaan pertama. Jadi, output yang dihasilkan
perusahaan kedua adalah 0,25 (0,5 Γ— 0,5) dari seluruh permintaan
yang ada di pasar.
Model Cournot ditinjau dari kurva
reaksi (reaction curved) seperti pada
gambar
Jika salah satu perusahaan pasif dan
yang lainnya bereaksi maka kurva reaksi
dapat digambar dengan mudah. Hal ini akan
menyebabkan perusahaan kedua bereaksi
terhadap perusahaan pertama. Begitu juga
sebaliknya, jika perusahaan kedua
memproduksi setengah, maka perusahaan
pertama akan memproduksi seperempat.
Lanjutan
KELEMAHAN DARI MODEL COURNOT
a) Asumsi dalam model Cournot yang mengatakan bahwa masing-masing produsen tidak
memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak
realistis.
b) Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing-masing periode
dianggap konstan, tetapi jumlah output secara keseluruhan akan mendorong tingkat harga
menjadi turun dan akan mengarah mendekati persaingan sempurna.
c) Pada model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses penyesuaian untuk menuju
ke posisi keseimbangan.
d) Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah realistis.
Model pasar duopoli yang kedua adalah model Bertrand yang
dirumuskan pertama kali pada tahun 1883 oleh J. Bertrand yang
menyatakan bahwa masing- masing perusahaan dalam pasar duopoli
memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan
tingkat harga jualnya apa pun yang ditentukan oleh perusahaan.
2.Model Bertrand
a. Anggapan dalam Bertrand mengenai perilaku produsen yang tidak pernah menggunakan
pengalamannya untuk mengantisipasi pesaingnya tidaklah realistis.
b. Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya, tetapi tidak untuk pasar.
c. Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada tingkat harga persaingan pasar,
tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan perusahaan atau pesaing baru untuk
masuk/keluar pasar.
Model inipun tidak lepas dari kritik seperti halnya model Cournot, yaitu:
Lanjuta
n
3. MODEL CHAMBERLIN (MODEL UNTUK PASAR KELOMPOK
KECIL)
Model Chamberlin beranggapan bahwa masing-masing perusahaan tidak bebas
(terikat) terhadap pesaingnya yang ada di pasar. Setiap ada perubahan tingkat output atau
tingkat harga yang dilakukan oleh salah satu perusahaan, akan memengaruhi perusahaan
pesaingnya dan pesaing itu akan mengambil kebijakan untuk melawan tindakan tersebut.
Kelemahan dari model ini adalah apabila ada perusahaan baru yang masuk maka keseimbangan
stabil tidak dapat dipecahkan dalam model ini dengan mekanisme model pasar monopoli.
Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila
pasar ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa
perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya.
P. Sweezy mengemukakan model ini pertama kali pada tahun 1939. Ada tiga asumsi
yang merupakan dasar bagi penelaahan kurva permintaan yang patah, yaitu:
a. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa deferensiasi produk.
Perusahaan oligopolis akan belajar lewat pengalamannya bahwa ia tidak akan melakukan perang
harga karena akan merugikan diri sendiri. Demikian juga, perusahaan pesaing juga melakukan
hal yang sama sehingga semua perusahaan dalam industri dianggap telah dewasa dan
berpengalaman.
b. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam
industri akan mengikuti menandingi penurunan harga tersebut.
c. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri
tidak akan mengikutinya.
4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked - Demand
Model)
Lanjutan
Kurva tersebut patah pada tingkat harga Pe, yang
merupakan harga ekuilibrium awal. Jika perusahaan
oligopolis menurunkan harga jualnya, maka perusahaan
pesaing akan menandingi kebijakan tersebut dengan
menurunkan harga juga. Akibatnya, permintaan yang ada
di pasar naik, tetapi tidak sebanyak apabila perusahaan lain
tidak menurunkan harga. Jika perusahaan oligopolis
menaikkan harga di atas Pe, maka penjualan akan menurun
lebih cepat, sebab perusahaan lain tidak akan menaikkan
harga. Akibatnya, kurva permintaan yang dihadapi oleh
oligopolis akan menjadi sangat drastis pada harga-harga di
atas harga ekuilibrium semula dan kurva permintaan akan
patah pada harga equilibrium semula.
Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich Von Stackelberg tahun 1952, yang
merupakan pengembangan dari model Cournot. Dalam model ini dianggap bahwa salah satu
perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat menjadi leader sehingga perusahaan pesaing
mengakuinya dapat berperilaku seperti halnya perusahaan yang digambarkan oleh model
Cournot. Adanya pengakuan ini berarti bahwa perusahaan duopolis yang kuat dapat
menentukan kurva reaksi dari perusahaan pesaing dan bergabung dengan fungsi
keuntungannya. Selanjutnya, perusahaan tersebut berperilaku seperti monopolis dalam
memperoleh keuntungan maksimum.
5. Model Stackelberg
Pada gambar di samping terlihat bentuk
kurva isoprofit dan kurva reaksi yang dimiliki
oleh masing-masing duopolis. Apabila
perusahaan A yang kuat menduga bahwa
perusahaan pesaingnya akan bereaksi atas dasar
kurva reaksinya. Dengan demikian, perusahaan
A akan menentukan tingkat output, yaitu di titik
a (Qa) yang dapat memaksimumkan
keuntungannya. Sedangkan perusahaan B
sebagai pengikut menghasilkan output sebesar
Qb. Akan tetapi, apabila di pasar ada dua
perusahaan yang sama kuat dan keduanya
berharap menjadi pemimpin pasar, maka dalam
keadaan ini keseimbangan pasar yang bersifat
stabil tidak akan tercapai.
PENENTUAN HARGA DAN OUTPUT DALAM
Perusahaan A mula-mula menghasilkan
output sebesar Q, unit dan menjualnya dengan
harga P. Kurva permintaan D, yang berlaku di
sini, dengan mengasumsikan harga-harga yang
ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain
tidak berubah. Dengan asumsi tersebut,
penurunan harga dari P, menjadi P, akan
meningkatkan permintaan menjadi Q, Sekarang
anggap bahwa hanya ada sejumlah kecil
perusahaan yang beroperasi di pasar dan
masing-masing mempunyai pangsa pasar yang
cukup besar terhadap penjualan total.
Pergeseran kurva permintaan tidak akan
menimbulkan kesulitan yang berarti dalam
pembuatan keputusan tentang harga/output jika
perusahaan A mengetahui secara pasti
bagaimana reaksi perusahaan saingannya
terhadap perubahan-perubahan harga. Reaksi-
reaksi tersebut hanya akan memengaruhi
hubungan harga/permintaan dan sebuah kurva
permintaan yang baru bisa dibentuk untuk
memasukkan interaksi interaksi di antara
perusahaan-perusahaan.
Lanjutan
KURVA PERMINTAAN TERPATAH (KINKED DEMAND CURVE)
DALAM OLIGOPOLI :
a. Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan menurunkan harga ke P, maka permintaan akan
bertambah ke C,, harga ke P., maka permintaan akan bertambah ke B
β€’ Pelanggan perusahaan membeli barang yang harganya turun.
β€’ Pelanggan lain membatalkan pembeliannya.
b. Sedangkan apabila perusahaan juga menurunkan harga ke P, dan P, perubahan permintaan
akan ke titik B dan C.
c. Menaikkan harga ke P, permintaan ada di titik A, karena reaksi perusahaan mengubah harga
maka kurva permintaan menjadi D1ED2.
Kurva permintaan
terpatah
CIRI-CIRI PASAR OLIGOPOLI
1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbedaMenghasilkan barang
standar misalnya perusahaan baja, aluminium. Sedangkan yang menghasilkan barang
berbeda misalnya perusahaan mobil, truk, sepeda motor, dan sebagainya.
2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat Apabila tanpa adanya kerja
sama, kekuatan menentukan harga sangat terbatas. Suatu perusahaan menurunkan harga,
perusahaan lain akan membalas menurunkan yang lebih besar lagi sehingga keduanya
akan sama atau kehilangan pelanggan.
3. Promosi masih diperlukanKegiatan promosi bertujuan untuk meraih pembeli baru dan
mempertahankan pembeli lama, terutama pada perusahaan yang menghasilkan barang
yang berbeda.
MODEL PENETAPAN HARGA PASAR OLIGOPOLI
Pasar oligopoli ini mempunyai beberapa model dalam menetapkan
harga produknya, di antaranya yang paling banyak ditemui adalah:
1. Pasar kartel.
2. Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership).
PASAR DENGAN KETEGARAN HARGA (KINKED
DEMAND CURVE MODEL)
Salah satu tipe keadaan yang ditimbulkannya adalah kinked demand curve
atau kurva permintaan yang patah. Seorang penjual dapat menaikkan jumlah
penjualannya dengan jalan menurunkan harganya. Hal ini mengakibatkan larinya
pembeli dan penjual yang lain dan datang berbondong-bondong untuk membeli
barang tersebut Tindakan ini akan diikuti oleh penjual lain. Berarti antar penjual
saling bertindak untuk menurunkan harga.
Sweezy membuat pemisalan dalam pasar hanya ada
dua penjual. Kedua penjual tersebut mempunyai kurva
demand D1 untuk penjual satu dan D2 untuk penjual
lainnya. Harga yang membuat nyaman penjual satu dan
penjual dua adalah sebesar OP2. Pada harga sebesar OP2
jumlah yang diminta pada penjual satu (D1) dan penjual dua
(D2) adalah sama. Akan tetapi, jika ada produsen
menurunkan harga menjadi OP1, dengan menurunkan harga
la mengharap permintaan bertambah menjadi 004 Namun,
penurunan harga ini diikuti oleh pesaing juga mengikuti
menurunkan harganya juga. Akibatnya permintaan yang
diharapkan bertambah menjadi sebesar 004 tidak tercapai
karena hanya menjadi OQ3.
Lanjutan
Mula-mula kurva sebesar MC2. Pada MC2 ini
tingkat harga yang menjamin laba maksimal
(MC=MR) adalah OP1. Jika biaya per unit turun, MC
bergesar menjadi MC1. Turunnya MC tidak
mengubah harga yang menjamin labanya maksimal
tetap sebesar OP1. Demikian juga jika biaya per unit
naik, harga yang menjamin laba maksimum adalah
sebesar OP2. Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan
harga tidak berubah selama MC memotong MR pada
bagian yang patah (tegak lurus) LN walaupun biaya
naik atau turun. Inilah yang bisa menghantarkan
mengapa harga pada pasar oligopoli adalah rigid
(tegar).
Lanjutan
Harga bisa berubah naik atau turun jika MC
memotong MR buka pada bagian yang patah (tegak lurus
LN). Misalkan jika biaya terus turun hingga memotong
MR yang turun miring (bukan yang tegak lurus) maka
harga bisa turun. Mula-mula harga yang menjamin laba
maksimal pada saat MC berpotongan dengan MR (PLN-
MR), yaitu setinggi OP2. Turun menjadi OP1. Demikian
juga jika biaya terus naik hingga memotong MR yang
bukan tegak lurus LN harga akan meningkat. Dari gambar
di atas biaya produksi naik terus hingga MC3 memotong
MR yang miring (bukan yang tegak lurus LN) maka
harga berubah dari OP2 menjadi OP3.
Lanjutan
PENGARUH OLIGOPOLI TERHADAP KESEJAHTERAAN
Efek kesejahteraan dan bentuk pasar oligopoli kurang lebih sama dengan monopoli.
Di satu pihak oligopoli menimbul efek yang negatif dalam bentuk:
1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para produsen
oligopoli dalam jangka panjang.
2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC yang
minimal.
3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh (karena P > MC;
seperti dalam kasus monopoli).
4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat merugikan
masyarakat makro.
Ada beberapa kebijaksanaan umum yang mungkin bisa
diambil untuk mengurangi efek-efek negatif tersebut.
1. Pemerintah harus bisa menjaga agar hambatan-hambatan bagi perusahaan baru untuk masuk ke
dalam pasar oligopoli tersebut ditekan sampai sekecil-kecilnya.
2. Diadakannya Undang-Undang Persaingan (di Amerika Serikat: Antitrust Law) yang melarang
adanya kerja sama di antara para pengusaha oligopoli (baik secara diam-diam atau terbuka).
3. Kemungkinan kebijaksanaan yang lebih drastis adalah mencoba merombak struktur pasar yang
oligopolistis tersebut, antara lain dengan menentukan batas maksimum dari ukuran suatu badan usaha
dan melarang diadakannya penggabungan (merger) antara perusahaan-perusahaan yang telah ada.
Ada tiga faktor yang memungkinkan terjadinya kerja
sama yaitu :
1. Dapat meningkatkan keuntungan mereka jika mereka mengurangi tingkat persaingan antara
mereka dan mereka bertindak seperti monopolis.
2. Dengan mengadakan kerja sama mereka dapat mengurangi ketidakpuasan yang ada, dalam arti
tindakan produsen yang satu terhadap yang lain jelas jika mereka mengadakan kerja sama.
3. Adanya kerja sama antarmereka menutup kemungkinan masuknya produsen baru dalam
industri.Meskipun demikian, adanya perjanjian kerja sama antara mereka memungkinkan seorang
produsen untuk mendapatkan keuntungan jika melanggar perjanjian kerja sama tersebut dan
bertindak atas nama sendiri.

More Related Content

What's hot

Kuliah SPK: Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
Kuliah SPK: Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)Kuliah SPK: Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
Kuliah SPK: Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)Mutmainnah Muchtar
Β 
Transistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguatTransistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguatRetnoWulan26
Β 
Distribusi Sampling
Distribusi SamplingDistribusi Sampling
Distribusi SamplingEman Mendrofa
Β 
Permintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaranPermintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaranHaidar Bashofi
Β 
Analisa data dan interpretasi
Analisa data dan interpretasiAnalisa data dan interpretasi
Analisa data dan interpretasiFitri Ciptosari
Β 
Rangkaian Arus Searah DC
Rangkaian Arus Searah DCRangkaian Arus Searah DC
Rangkaian Arus Searah DCwindyramadhani52
Β 
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka PendekBiaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendekmagdalena praharani
Β 
Analisis Korelasi Kanonik (2)
Analisis Korelasi Kanonik (2)Analisis Korelasi Kanonik (2)
Analisis Korelasi Kanonik (2)Rani Nooraeni
Β 
Basic statistics 5 - binomial distribution
Basic statistics   5 - binomial distributionBasic statistics   5 - binomial distribution
Basic statistics 5 - binomial distributionangita wahyu suprapti
Β 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasitonyherman87
Β 
PPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaPPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaLusi Kurnia
Β 
Ekonometrika Variabel Dummy
Ekonometrika Variabel DummyEkonometrika Variabel Dummy
Ekonometrika Variabel DummyAyuk Wulandari
Β 
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITBAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITCabii
Β 
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalKeseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalYesica Adicondro
Β 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANFeronica Romauli
Β 

What's hot (20)

Kuliah SPK: Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
Kuliah SPK: Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)Kuliah SPK: Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
Kuliah SPK: Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
Β 
Transistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguatTransistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguat
Β 
Distribusi Sampling
Distribusi SamplingDistribusi Sampling
Distribusi Sampling
Β 
Permintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaranPermintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaran
Β 
Analisa data dan interpretasi
Analisa data dan interpretasiAnalisa data dan interpretasi
Analisa data dan interpretasi
Β 
Rangkaian Arus Searah DC
Rangkaian Arus Searah DCRangkaian Arus Searah DC
Rangkaian Arus Searah DC
Β 
T2 Hottelling
T2 HottellingT2 Hottelling
T2 Hottelling
Β 
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka PendekBiaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Β 
Analisis Korelasi Kanonik (2)
Analisis Korelasi Kanonik (2)Analisis Korelasi Kanonik (2)
Analisis Korelasi Kanonik (2)
Β 
Basic statistics 5 - binomial distribution
Basic statistics   5 - binomial distributionBasic statistics   5 - binomial distribution
Basic statistics 5 - binomial distribution
Β 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
Β 
PPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaPPT Regresi Berganda
PPT Regresi Berganda
Β 
Ekonometrika Variabel Dummy
Ekonometrika Variabel DummyEkonometrika Variabel Dummy
Ekonometrika Variabel Dummy
Β 
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITBAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
Β 
Uji asumsi klasik
Uji asumsi klasikUji asumsi klasik
Uji asumsi klasik
Β 
Teori demand & supply
Teori demand & supplyTeori demand & supply
Teori demand & supply
Β 
AD-AS
AD-ASAD-AS
AD-AS
Β 
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalKeseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Β 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
Β 
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANGVARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
Β 

Similar to Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas J

KUMPULAN PPT KEL. 1.pptx
KUMPULAN PPT KEL. 1.pptxKUMPULAN PPT KEL. 1.pptx
KUMPULAN PPT KEL. 1.pptxDellaWidyasari
Β 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptxPENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptxAllysiaPalvy
Β 
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)SofinatusSolikhah
Β 
Tugas Akhir Ekonomi Mikro.pptx
Tugas Akhir Ekonomi Mikro.pptxTugas Akhir Ekonomi Mikro.pptx
Tugas Akhir Ekonomi Mikro.pptxBaityNurFadila
Β 
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar MikroTugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar MikroYohanaCristanti
Β 
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptxSELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptxDellaWidyasari
Β 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdfPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdfBellaMonica12
Β 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptxPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptxSeptianaRozziRahmawa
Β 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4SalsabilaAlyaMaharan
Β 
TUGAS PENGANTAR MIKRO FIKS.pptx
TUGAS PENGANTAR MIKRO FIKS.pptxTUGAS PENGANTAR MIKRO FIKS.pptx
TUGAS PENGANTAR MIKRO FIKS.pptxInungViasDrasTistian
Β 
TUGAS TEORI EKONOMI MIKRO SLIDE SHARE KELOMPOK 8 KELAS U.pptx
TUGAS TEORI EKONOMI MIKRO SLIDE SHARE KELOMPOK 8 KELAS U.pptxTUGAS TEORI EKONOMI MIKRO SLIDE SHARE KELOMPOK 8 KELAS U.pptx
TUGAS TEORI EKONOMI MIKRO SLIDE SHARE KELOMPOK 8 KELAS U.pptxNia Anisyah
Β 
Pengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi MikroPengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi Mikronathalieelsa1
Β 
Elastisitas permintaan
Elastisitas permintaanElastisitas permintaan
Elastisitas permintaanMeiidhy Meiidhy
Β 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptxPENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptxSeptianaRozziRahmawa
Β 
TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9YayaYongki
Β 
Tugas Membuat Slide Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 2.pptx
Tugas Membuat Slide Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 2.pptxTugas Membuat Slide Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 2.pptx
Tugas Membuat Slide Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 2.pptxyuniasix
Β 

Similar to Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas J (20)

KUMPULAN PPT KEL. 1.pptx
KUMPULAN PPT KEL. 1.pptxKUMPULAN PPT KEL. 1.pptx
KUMPULAN PPT KEL. 1.pptx
Β 
Kelompok 11 Ekonomi Mikro.pptx
Kelompok 11 Ekonomi Mikro.pptxKelompok 11 Ekonomi Mikro.pptx
Kelompok 11 Ekonomi Mikro.pptx
Β 
Ekonomi Mikro Kelompok 11.pptx
Ekonomi Mikro Kelompok 11.pptxEkonomi Mikro Kelompok 11.pptx
Ekonomi Mikro Kelompok 11.pptx
Β 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptxPENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
Β 
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
Β 
Tugas Akhir Ekonomi Mikro.pptx
Tugas Akhir Ekonomi Mikro.pptxTugas Akhir Ekonomi Mikro.pptx
Tugas Akhir Ekonomi Mikro.pptx
Β 
Pengantar Teori Ekonomi Mikro
Pengantar Teori Ekonomi MikroPengantar Teori Ekonomi Mikro
Pengantar Teori Ekonomi Mikro
Β 
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar MikroTugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
Β 
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptxSELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
Β 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdfPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
Β 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptxPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
Β 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
Β 
TUGAS PENGANTAR MIKRO FIKS.pptx
TUGAS PENGANTAR MIKRO FIKS.pptxTUGAS PENGANTAR MIKRO FIKS.pptx
TUGAS PENGANTAR MIKRO FIKS.pptx
Β 
KELOMPOK 6 PE MIKRO
KELOMPOK 6 PE MIKROKELOMPOK 6 PE MIKRO
KELOMPOK 6 PE MIKRO
Β 
TUGAS TEORI EKONOMI MIKRO SLIDE SHARE KELOMPOK 8 KELAS U.pptx
TUGAS TEORI EKONOMI MIKRO SLIDE SHARE KELOMPOK 8 KELAS U.pptxTUGAS TEORI EKONOMI MIKRO SLIDE SHARE KELOMPOK 8 KELAS U.pptx
TUGAS TEORI EKONOMI MIKRO SLIDE SHARE KELOMPOK 8 KELAS U.pptx
Β 
Pengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi MikroPengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi Mikro
Β 
Elastisitas permintaan
Elastisitas permintaanElastisitas permintaan
Elastisitas permintaan
Β 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptxPENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
Β 
TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
Β 
Tugas Membuat Slide Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 2.pptx
Tugas Membuat Slide Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 2.pptxTugas Membuat Slide Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 2.pptx
Tugas Membuat Slide Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 2.pptx
Β 

Recently uploaded

Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
Β 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
Β 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
Β 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
Β 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
Β 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
Β 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
Β 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
Β 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
Β 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
Β 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
Β 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
Β 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
Β 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
Β 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
Β 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
Β 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
Β 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
Β 

Recently uploaded (20)

Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Β 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
Β 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Β 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Β 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
Β 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Β 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
Β 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Β 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Β 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
Β 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Β 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Β 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
Β 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Β 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Β 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Β 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Β 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
Β 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
Β 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
Β 

Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas J

  • 1. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA DESEMBER 2022 Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec Oleh Kelompok 11 : Kelas : J 1. APRILIA TRI KURNIAWATI (1222200184) 2. ADE PUTRI INDRI ROHMAWATI (1222200185) 3. MUHAMMAD NUR ROHMAN SYAH (1222200186)
  • 2. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. I PERMINTAAN dan PENAWARAN KELAS : J OLEH KELOMPOK 11 DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO, M.EC FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA DESEMBER 2022 1. APRILIA TRI KURNIAWATI 2. ADE PUTRI INDRI ROHMAWATI 3. MUHAMMAD NUR ROHMAN SYAH
  • 3. A. TEORI PERMINTAAN Teori permintaan adalah keinginan konsumen untuk memiliki dan menguasai barang dan jasa,dan keinginan ini didukung oleh kekuatan untuk membeli atau menukar barang dan jasa tersebut. Faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang: 1. Harga barang itu sendiri 2. Harga barang lainb(substitusi maupun komplementer) 3. Income 4. Selera
  • 4. HUKUM PERMINTAAN Hukum permintaan merupakan hukum umum yang menyangkut pengaruh harga terhadap jumlah barang yang di minta. Sebagai contoh kenaikan harga barang barang karena kebijakan kenaikan harga BBM di indonesia mengakibatkan harga susu bubuk cap bendera (belanda) menjadi sangat mahal akibatnya hanya orang orang yang berpenghasilan tinggi saja yang sanggup membelinya,sedangkan orang yang berpenghasilan kecil hanya akan membeli susu yang kualitasnya rendah hasil produksi dalam negri.
  • 5. KURVA PERMINTAAN kurva permintaan adalah pembatas kondisi.kurva ini adalah konsep maksimal pada harga tertentu sesorang selalu bersedia membeli jumlah yang lebih kecil ,apabila jumlah yang lebih kecil itu dapat diperolehnya. akan tetapi seseorang tidak akan di bujuk membeli lebih banyak daripada jumlah yang diperlihatkan dalam kurva permintaan.
  • 6. Jadi kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang atau jasa yang di minta dengan harga dimana harga sebagai variabel independen dan jumlah barang yang di minta merupakan variabel dependen.
  • 7. B. TEORI PENAWARAN Berbagai kualitas barang yang akan dijual oleh penjual di pasar dengan berbagai kemungkinan harga, dengan asumsi keadaan lain dianggap tetap tak berubah. Penawaran adalah hubungan antara harga dengan kuantitas untuk setiap unit waktu yang akan di jual oleh penjual. Biasanya kurva penawaran naik ke arah kanan atas karena harga yang lebih tinggi akan mendorong penjual untuk memjual lebih banyak dan dapat menarik penjual lain masuk ke pasar.
  • 8. HUKUM PENAWARAN Hukum penawaran berarti Kalau harga suatu barang meningkat maka jumlah barang yang di tawarkan akan meningkat (karena produsen semakin menguntungkan) dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan juga menurun (karena kurang menguntungkan bagi produsen) Hukum penawaran dpt dinyatakan "ada hubungan (positif) langsung antara jumlah barang yang di tawarkan dengan harganya dengan anggapan cateris paribus"
  • 9. C. HARGA PASAR Suatu tingkat harga tertentu di mana penjual mau menjual sejumlah barangnya dan konsumen mau membeli sejumlah barang tersebut. Jadi harga pasar ini terjadi dari hasil kompromi antara penjual dan pembeli. Dalam diagram maka harga pasar itu merupakan titik potong antara kurva permintaan dan kurva penawaran Penentuan harga pasar ini bisa digambarkan dengan 2 cara yaitu Grafik dan matematis.
  • 10. SECARA GRAFIK Setelah mengalami proses proses ekonomi,maka harga menjadi sebesar P, Pada waktu harga sebesar P, maka jumlah yang ditawarkan akan sama dengan jumlah yang di minta oleh konsumen sebesar 0Q. Harga P ini disebut harga pasar atau harga equilibrium. Menurut teori ekonomi harga equilibrium ini cenderung untuk terus naik,karena jika ada perubahan harga maka akan timbul kekuatan kekuatan ekonomi yang akan mengembalikan harga pada tingkat equilibrium tersebut.
  • 11. SECARA MATEMATIS Persamaan fungsi demand = Qd = 400 -0.5 p sedang fungsi penawaran Qs = 100 + P. Ditanya berapa Q dan P keseimbangan pasar. Keseimbangan terjadi pada saat Qd = Qs 400 – 0,5 P = 100 + P 1,5 P = 300 p = 200
  • 12. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. II ELASTISITAS KELAS : J OLEH KELOMPOK 11 DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO, M.EC FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA DESEMBER 2022 1. APRILIA TRI KURNIAWATI 2. ADE PUTRI INDRI ROHMAWATI 3. MUHAMMAD NUR ROHMAN SYAH
  • 13. Mengukur respons atau reaksi dalam teori ekonomi disebut dengan elastisitas. Semakin elastis sifat permintaannya semakin besar, sebaliknya semakin tidak elastis sifat permintaannya semakin kecil responnya. Elastisitas harga permintaan adalah kepekaan jumlah suatu produk yang akan dibeli oleh konsumen terhadap perubahan harga dengan kurva permintaan tertentu. Atau elastisitas permintaan ialah besar kecilnya persentase perubahan pada jumlah yang diminta yang disebabkan oleh persentase tertentu dari perubahan harga. Pengertian Elastisitas
  • 14. ELASTISITAS PERMINTAAN (Ed ; Ep ; Ξ΅) 1. Konsep Sifat Elastisitas Permintaan, melihat besarnya koefisien elastisitasnya: β€’ Jika koefisien elastisitas tak terhingga (∞) maka elastisitasnya disebut perfect elastic (sangat elastis). β€’ Jika koefisien elastisitas > 1 maka elastisitasnya disebut elastis. β€’ Jika koefisien elastisitas < 1 maka elastisitasnya disebut inelastis. β€’ Jika koefisien elastisitas = 1 maka elastisitasnya disebut unitary elastic. β€’ Jika koefisien elastisitas = 0 maka elastisitasnya disebut perfect inelastic (inelastis sempurna).
  • 15. 2. Cara Mengukur Tingkat Elastisitas 1. Arc Elasticity (Elastisitas Busur) : perbandingan persentase perubahan harga dengan prosentase perubahan yang diminta. Arc elasticity ini mengukur respos (kepekaan) perubahan jumlah barang yang diminta karena adanya perubahan harga.
  • 16. 2. Point Elasticity : konsep elastisitas menggambarkan adanya kecilnya perubahan harga sehingga seakan akan tidak terjadi perubahan. Pendekatan ini menghitung tingkat elastisitas dengan waktu titik yang terdapat pada kurva permintaan dan penawaran.
  • 17. A. Menghitung tingkat elastisitas dengan mempergunakan pendekatan persamaan fungsi. Rumus : Ed = Δ𝑄 Δ𝑝 x 𝑃 𝑄 B. Dengan menggamati hubungan elastisitas dengan total revenue (total penerimaan )
  • 18. C. Mengamati Arah Perubahan Harga dan Total Revenue D. Dengan melihat kurva permintaan (AR) dengan MR Jika nilai MR = 0, koefisien elastisitas = 1 dan permintaannya unitary elastisitas. Jika nilai MR = positif, koefisien elastisitas > 1 dan permintaannya elastis Jika nilai MR = negatif, koefisien elastisitas < 1 dan permintaannya inelastis
  • 19. E. Melihat kecondongan kurva permintaan Jika kecondongan kurva permintaan seperti: D1 sifat permintaan disebut perfect inelastic D2 sifat permintaan disebut perfect elastis D3 sifat permintaan disebut elastis D4 sifat permintaan disebut unitary elastis D5 sifat permintaan disebut inelastis
  • 20. ELASTISITAS SILANG Elastisitas permintaan silang mengukur sampai berapa jauh berbagai barang berhubungan satu sama lain. Jika kita lihat barang X dan Y, elastisitas silang barang X terhadap barang Y sama dengan persentasi perubahan barang X yang dibeli dibagi dengan persentasi p harga barang Y.Untuk menghitung tingkat cross elastisity ini dengan membandingkan prosentase perubahan jumlah barang Xyang dibeli dengan prosentase perubahan harga Y dan ini dapat diformulasikan sebagai berikut: Exy = %Ξ”Qπ‘₯ %Δ𝑃𝑦 Exy = 𝑄𝑦2 βˆ’π‘„π‘¦1 𝑄𝑦1+𝑄𝑦 : 𝑃π‘₯2 βˆ’π‘ƒπ‘₯1 𝑃π‘₯1+𝑃π‘₯2
  • 21. Jika hasilnya positif maka barang itu merupakan barang substitusi satu sama lain dan jika hasilnya negatif maka barang tersebut merupakan barang komplementer. Identifikasi hubungan kedua barang komplementer atau substitusi bisa juga di lihat dari besarnya koefisien elastisitas silangnya. Hubungan yang sangat menarik perhatian kita adalah hubungan antara barang substitusi dan hubungan barang-barang komplementer (pelengkap). Bila barang tersebut merupakan substitusi satu sama lain, elastisitas silang antara barang- barang tersebut adalah positif.Elastisitas silang permintaan sering digunakan untuk menentukan batas-batas suatu industri, tapi penggunaannya dalam bidang ini memiliki beberapa komplikasi.Elastisitas silang yang tinggi menunjukkan hubungan yang erat atau barang dalam industri yang sama elastisitas silang yang rendah menunjukkan hubungan yang renggang atau barang dan industri yang berlainan.Suatu kesulitan dengan elastistias silang sebagai alat menentukan batas industri bahwa menentukan berapa tinggi elastisitas silang di antara barang- barang itu seharusnya jika barang-barang tersebut dikatakan masuk dalam industri yang sama.
  • 22. 1. ELASTISITAS SILANG BARANG SUBSTITUSI Karena harga teh turun, selain berakibat naiknya jumlah yang diminta juga mengakibatkan jumlah yang diminta kopi berkurang walaupun harga kopi tidak berubah. Kejadian ini diakibatkan karena kopi dan teh adalah barang substitusi.
  • 23. 2. ELASTISITAS SILANG BARANG KOMPLEMENTER Kopi dan gula adalah barang komplementer. Karena harga gula turun selain berakibat naiknya jumlah yang diminta juga mengakibatkan jumlah yang diminta kopi bertambah walaupun harga kopi tidak berubah. Kejadian ini diakibatkan karena kopi dan gula adalah barang substitusi.
  • 24. HUBUNGAN BARANG SUBSTITUSI, KOMPLEMEN DAN ELASTISITAS SILANG Jika harga barang Y naik mengakibatkan naiknya jumlah barang X yang diminta. Barang X dan y adalah barang substitusi. Tetapi jika harga barang Y naik mengakibatkan jumlah yang diminta barang X turun maka barang x dan Y adalah barang Komplemen.
  • 25. ELASTISITAS PENAWARAN Dalam elastisitas penawaran tak ada kekacauan yang timbul mengenai tanda koefisien elastisitas , kecuali dalam keadaan yang tak biasa, yaitu mengenai kurva yang miring ke bawah. Suatu perubahan harga akan mengakibatkan perubahan jumlah dalam arah yang sama bila kurva penawaran miring kearah kanan atas : jadi X dan P adalah positif keduanya atau negatif keduanya. Eleh sebab itu koefisien elastisitas selalu positif. konsep elastisitas penawaran persis sama dengan konsep elastisitas permintaan rumus untuk pengukuran koefisien juga sama : Es = %Ξ”Q𝑠 %Δ𝑃π‘₯ Es = (𝑋2 βˆ’π‘‹1 ) ( 𝑋1+𝑋2 ) 𝑋 (𝑃1+𝑃2 ) ( 𝑃2 βˆ’π‘ƒ1 )
  • 26. ELASTISITAS PENDAPATAN Elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang menunjukkan tingkat kepekaan dari perubahan jumlah barang yang diminta dengan perubahan pendapatan. Konsep elastisitas pendapatan ini dengan asumsi bahwa setiap orang akan menambah/mengurangi pembelian barang bila pendapatan berubah. Hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut: Ei = %Ξ”Q𝑋 %Δ𝐼 Ei = 𝑄2 βˆ’π‘„1 𝑄1 +𝑄2 : 𝐼2 βˆ’ 𝐼1 𝐼1 + 𝐼2 Jika berupa fungsi, maka rumusnya sebagai berikut : Ei = πœ•π‘„ πœ•π‘ƒ X 𝐼 𝑄
  • 27. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. III PERILAKU KONSUMEN KELAS : J OLEH KELOMPOK 11 DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO, M.EC FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA DESEMBER 2022 1. APRILIA TRI KURNIAWATI 2. ADE PUTRI INDRI ROHMAWATI 3. MUHAMMAD NUR ROHMAN SYAH
  • 28. PENGERTIAN KONSUMEN konsumen merupakan orang atau sekelompok orang yang menggunakan barang dan atau jasa untuk keperluan diri sendiri, keluarga, masyarakat, atau makhluk lain dan bukan untuk diperjualbelikan lagi. Artinya, konsumen adalah orang yang mengambil nilai manfaat dari barang dan atau jasa tersebut.
  • 29. Nilai Barang Nilai barang adalah kemampuan pakai barang untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kemampuan tukar barang terhadap barang lain. Kebutuhan manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian antara lain: 1. Kebutuhan Pokok 2. Kebutuhan sekunder(bukan pokok) Nilai barang dibedakan menjadi: 1. Nilai penggunaan objektif atau nilai guna ialah kesangupan suatu barang dan jasa untuk memenuhi keperluan manusia. Contohnya Beras(nasi) 2. Nilai penggunaan subjektif yaitu arti yang diberikan seseorang kepada suatu barang tertentu untuk memenuhi kebutuhannya.
  • 30. Barang dan jasa mempunyai nilai kegunaan untuk pemenuhan kebutuhan,juga mempunyai nilai pertukaran yaitu kemampuan barang dan jasa tersebut untuk ditukarkan dengan barang dan jasa lainya. Nilai pertukaran dapat dibagi menjadi: 1. Nilai pertukaran objektif yaitu kemampuan barang dan jasa itu sendiri untuk ditukarkan dengan barang dan jasa lain. 2. Nilai pertukaran subjektif yaitu arti yang diberikan oleh seseorang kepada suatu barang dan jasa, bertalian dengan kegunaan barang tersebut terhadap dirinya. Pemenuhan kepuasan Pada hakikatnya kepuasan manusia tidaklah terbatas untuk memenuhi semua kebutuhan manusia. Oleh karena itu hendaknya manusia dapat berpikir rasional dalam menentukan kebutuhan sehingga keseimbangan antara kebutuhan dan alat pemuasnya mendekati keseimbangan.
  • 31. PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK MENGUNGKAPKAN PERILAKU KONSUMEN Salah satu tujuan pokok teori ekonomi mikro adalah usaha untuk menjelaskan perilaku konsumen di pasar barang. Secara tradisional perilaku konsumen dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep utilitas (daya guna).pendekatan tradisional ini merumuskan hubungan antara jumlah daya guna dengan barang yang dikonsumsikan dalam bentuk suatu fungsi: U = f(X1; X2;........Xn) U adalah banyaknya daya guna bagi seseorang konsumenX2 adalah banyaknya barang tertentu yang dikonsumsikan oleh konsumen tersebut. Pendekatan tradisional terpecah menjadi dua. Yakni cardinal utility, dan ordinal utilityYang menjelaskan cardinal aproach dan ordinal aproach.
  • 32. CARDINAL APPROACH Menurut teori ini kita tidak perlu mengetahui secara absolut besarnya daya guna bagi konsumen . Sebenarnya suda cukup bila kita mengetahui bahwa konsumen yang akan kita pelajari perilakunya itu adalah seseorang yang mampu membuat order atau urutan urutan kombinasi barang yang dikonsumsikan berdasarkan besarnya daya guna yang diterimanya. Utilitiy seseorang mengonsumsi barang dan jasa tidak bisa dinyatakan dengan bilangan numerik, tetapi bisa di ungkapkan. Dalam pendekatan ini guna dapat dibedakan antara guna total (total utility=TU) dan guna batas atau marginal utility (MU).
  • 33. Konsep Guna Batas dan Guna Total (MU dan TU) 1. Guna Batas (Marginal Utility) Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut. Menurut Hukum Gossen maka semakin banyak jumlah barang yang sejenis yang dipunyai oleh seseorang maka sumbangan kepuasan dari barang yang terakhir semakin kecil. 2. Guna Total (Total Utility) Guna total (total utility) ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengonsumen berbagai jumlah barang. Guna total akan semakin besar jika barang yang dikonsumsi semakin banyak sampai titik maksimum, maka kepuasan konsumen tidak akan bertambah dan total gunanya akan menurun walaupun konsumen terus menambah barang tersebut.
  • 34. Asumsi (Anggapan) dalam Teori Cardinal 1. Utility Seseorang Bisa Diukur dengan UangAsumsi dasar yang digunakan pada pendekatan ini adalah tingkat kepuasan konsumen mengonsumsi barang/jasa dapat dihitung secara numerik. 2. Berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility) Berkaitan dengan fenomena ini dalam teori nilai guna dikenal hukum Diminishing of Marginal Utility, yaitu pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi. 3. Konsumen Bersifat Rasional Asumsi ini dikembangkan dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah homo economicus.
  • 35. Kritik pada Pendekatan Cardinal 1. Asumsi Utility Bisa Diukur adalah Pemikiran yang Keliru Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari subjek yang memberikan penilaian. Jadi suatu barang baru mempunyai arti bagi seseorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai daya guna baginya. 2. Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki, semakin memberikan kepuasan yang lebih besar. Kriteria pokok dari suatu alat pengukur adalah bahwa alat pengukur tersebut harus mempunyai nilai yang tetap. Dapat terjadi kemungkinan bahwa makin kaya seseorang makin besar kesediaannya untuk memperoleh satu satuan daya guna yang sama.
  • 36. Maksimalisasi Guna Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total karena ada tambahan satu unit barang lagi yang dikonsumsi. Untuk mencari marginal utility ini dipergunakan perhitungan sebagai berikut: TU2 (sesudah tambahan) - TU1 (sebelum ada penambahan) = Mux Atau (TUx+1) - (TUx) = Mux Jika total utility mencapai titik maksimal maka MU = 0, dan selanjutnya jika total utility menurun karena pertambahan unit barang yang dikonsumsi maka MU akan menjadi negatif (-).
  • 37. Cara Mempergunakan Persamaan Fungsi Mencari kemungkinan dari kombinasi-kombinasi tersebut yang dapat memenuhi formula (1) kemudian diuji apakah juga memenuhi formula, dan (2) jika salah satu tidak terpenuhi maka harus dicari kombinasi yang lain.
  • 38. Perubahan Kombinasi Barang yang Dibeli Konsumen Kenaikan harga dari barang dapat mengubah kombinasi barang yang dibeli, disebabkan: 1. Adanya efek substitusi, yaitu dengan naiknya harga salah satu barang tersebut konsumen akan mengalikan barang yang dibelinya kepada barang pengganti yang harganya lebih murah. 2. Efek pendapatannya (income), dengan kenaikan harga bagi konsumen yang pendapatannya tetap akan menyebabkan pendapatan riil konsumen tersebut akan berkurang.
  • 39. INDIFFERENCE CURVE APPROACH Property Indiference Curve Ada tiga kelemahan pada the Cardinalist Approach, yaitu: 1. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi yang keliru (doubtful). 2. Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan. 3. Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis saja.
  • 40. 1. Asumsi dalam Pendekatan Indiference Curve Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan riil, teori indifference curve memerlukan adanya beberapa anggapan (asumsi), yaitu: a. Konsumen selalu bersifat rasional (rationality). b. Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money). c. Utility dinyatakan secara ordinal. d. Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang (diminishing marginal utility). e. The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi. f. Consistency and transitity of choice.
  • 41. 2. Kurva IC Menunjukkan Berlakunya Hukum Diminishing Marginal Rate of Substitution Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukkan jika konsumen menghendaki barang X lebih banyak maka ia harus bersedia mengurangi barang y dengan jumlah tertentu. Inilah yang disebut dengan Marginal Rate of Substitution.
  • 42. 3. Sifat-sifat Indifference Curve a. Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu jika kita menambah jumlah barang X, maka jumlah barang Y yang ada akan dikurangi. Begitu sebaliknya, pengurangan itu semakin lama semakin berkurang. b. Cembung terhadap titik 0 atau origin. c. Dua IC tidak akan saling berpotongan.
  • 43. 4. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC yang Semakin Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya Semakin Besar Keterangan gambar di bawah kombinasi X dan Y pada indeference curve (IC) akan berubah dengan adanya penambahan jumlah barang X dan Y menjadi kurva IC1 dan IC2 ini tidak akan saling memotong karena kombinasi-kombinasi yang ada pada IC yang berbeda. Kombinasi di titik B menunjukkan tingkat utilitas konsumen lebih tinggi. Hal ini bisa juga dikatakan semakin jauh dari titik O menunjukkan IC yang memberikan utilitas lebih tinggi.
  • 44. 5. Pada Dua IC Tidak Saling Berpotongan Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titik B. Hal ini disebabkan terletak pada IC2. Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titik C. Hal ini disebabkan terletak pada IC1. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kombinasi di titik B sama dengan kombinasi yang ada di titik C. Dalam kenyataannya, kombinasi yang ada di titik B tidak akan sama dengan titik C. Hal ini dikarenakan tidak terletak pada IC yang berbeda. Oleh karena itu, dua IC tidak mungkin saling berpotongan.
  • 45. Keseimbangan Konsumen Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi konsumen ialah kombinasi yang terletak bagi konsumen antara curve indifference dengan kurva anggaran (budget line), atau apabila yang seharusnya diperbuat sama dengan apa yang diperbuat.Keseimbangan Konsumen yang OptimalKeseimbangan konsumen terjadi dengan jumlah uang tertentu mengonsumsi kombinasi barang yang optimal.
  • 46. Perubahan Utilitas Konsumen Ada dua faktor yang akan menyebabkan berubahnya kombinasi guna maksimal ini: 1. Berubahnya Salah Satu dari Harga BarangJika harga barang X naik, maka garis anggaran (budget line) dan indifference curve-nya bergeser ke kiri. Jika harga barang X turun maka garis anggaran (budget line) dan indifference curve akan bergeser ke kanan. 2. Berubahnya Pendapatan KonsumenJika harga barang X dan Y tidak berubah kombinasi yang dikehendaki/dibeli konsumen adalah E1. Suatu ketika pendapatan konsumen meningkat. Meningkatnya pendapatan konsumen menyebabkan preference konsumen terhadap barang X dan Y berubah.
  • 47. 3. Perubahan Harga pada Barang Normal dan Inferior a. Perubahan Harga pada Barang NormalJika terjadi perubahan harga, misalkan barang X harga lebih murah mala konsumen akan membeli barang X akan dibeli dalam jumlah lebih banyak. b. Perubahan Harga pada Barang InferiorSemakin murahnya barang X menghasilkan efek pendapatan yang negatif, yaitu jumlah barang X yang diminta berkurang.
  • 48. Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC Sesuai dengan hukum pasarnya maka perubahan harga akan mengubah jumlah yang diminta. Jika dimisalkan harga barang X mengalami penurunan sedangkan harga barang Y tetap, maka BL akan berubah dari BL ke BL1 ke BL2. Kurva permintaan adalah keseimbangan konsumen (keinginan optimal konsumen untuk membeli suatu barang pada satu kendala tertentu).
  • 49. Penggambaran Kurva Engel dari Kurva ICC Bagaimana jika yang berubah sekarang bukan tingkat harga, melainkan tingkat pendapatan? Sebagaimana telah dipaparkan di bab terdahulu, permintaan akan bergeser ke kiri atau ke kanan (the demand curve) tergantung apakah tingkat pendapatan naik atau turun. Dari kurva ICC ini dapat dibentuk Kurva Engel yang menggambarkan hubung antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta (Ernest Engel adalah orang pertama yang mengamati hubungan perubahan tingkat pendapatan terhadap jumlah barang yang dikonsumsi. Dalam Kurva Engel, sebagai sumbu vertikal pendapatan dari sebagai sumbu horizontal adalah kuantitas).
  • 50. Bentuk Indifference Curve Sebagaimana telah diutarakan di atas bentuk kurva Indiference Curve adalah nonlinier turun dari kiri atas ke kanan bawah dan cembung terhadap titik nol. Bentuk yang demikian ini menggambarkan berlakunya hukum diminishing marginal utility.
  • 51. Kritik dan Aplikasi Pendekatan Indifference Curve 1. KritikKritik terhadap pendekatan indifference curve a. Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk individu tidaklah mudah. b. Substitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan adanya kenaikan harga barang X tidak secara otomatis terjadi karena masih adanya faktor-faktor lain yang membuat konsumen tetap pada barang X atau meninggalkan barang X. c. IC approach tidak dapat digunakan untu menganalisis effect advertising, past behavior of stock. 2. Aplikasi Menghitung Utilitas Konsumen dengan Fungsi
  • 52. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. IV PERILAKU PRODUSEN KELAS : J OLEH KELOMPOK 11 DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO, M.EC FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA DESEMBER 2022 1. APRILIA TRI KURNIAWATI 2. ADE PUTRI INDRI ROHMAWATI 3. MUHAMMAD NUR ROHMAN SYAH
  • 53. Pengertian Perilaku Produsen Perilaku produsen itu sendiri diartikan sebagai suatu tindakan seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimum mungkin dengan menggunakan beberapa input yang dimilikinya. Dalam teori ekonomi seorang produsen harus merumuskan dua macam keputusan yang penting, yaitu (1) berapa output yang harus diproduksi dan (2) bagaimana kombinasi faktor produksi yang hendak dipergunakan. perilaku produsen juga dinamakan tindakan atau tingkah laku produsen atau dengan istilah Producer's Behaviour.untuk mendapatkan keuntungan sebesar besarnya merupakan tujuan yang prinsipiel. Pada saat itulah dikatakan dalam keadaan keseimbangan atau ekuilibrium atau "ekuilibrium produsen".
  • 54. KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES PRODUKSI Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang dinamakan "jangka pendek" dan "jangka panjang".Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga perusahaan tidak dapat mengubah jumlah beberapa sumber yang digunakan. Hanya satu input yang bervariabel. Konsep jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendek sehingga perusahaan tak punya waktu untuk mengubah jumlah sumber sumber seperti tanah, gedung, mesin-mesin, dan manajemen. Kemudian dengan memperpanjang jangka waktu yang dibicarakan maka perusahaan dapat mengubah input faktor produksi. Dalam kurun waktu yang lebih panjang kemungkinan produsen untuk mengadakan penggantian dan penyesuaian faktor-faktor produksi yang ia gunakan menjadi lebih besar. Seperti yang telah disinggung di depan, apa yang dimaksud dengan jangka panjang sebenarnya tidak ada kaitannya sama sekali dengan waktu.
  • 55. FUNGSI PRODUKSI Produki adalah kegiatan mengubah input menjadi output. Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi adalah hubungan fisik antara input (bersumber masukan) dengan output (barang-barang atau jasa dihasilkan) tanpa memperhitungkan harga. Dapat dinyatakan dalam persamaan matematis. Fungsi ini memberikan cara yang mudah untuk menghubungkan output dengan input. Jumlah output yang dihasilkan suatu perusahaan tergantung pada jumlah input yang digunakan. Perusahaan dapat menaikkan atau mengurangi output dengan menambah atau mengurangi input yang digunakan, atau karena sumber sumber bias.Output yang dihasilkan oleh perusahaan tergantung pada teknik produksi yang digunakan. Dengan jumlah input yang tetap, dengan menggunakan teknik produksi yang lebih efisien, maka output perusahaan akan lebih besar.
  • 56. Secara matematis fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut: Q = F(C,L,B,S) Di mana: Q = Output B = Bahan Baku C = Capital S = Skill L = Labor Bentuk Fungsi Linier: Q = a + bX Bentuk Kurvanya Bentuk Fungsi Quadratik Q = a + b1x + b2xΒ² Bentuk kurvanya Bentuk Fungsi Cubic: Q = a + b1x + b2xΒ² + b3xΒ³ Bentuk Kurvanya
  • 57. ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP (average product), dan MP (marginal product). Di mana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja (labor). AP adalah rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor). β€’ AP = TP/Labor β€’ MP = TP2 - TP1 β€’ Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP β€’ MP = βˆ‚ TP/ βˆ‚ L
  • 58. Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (The Law of Di minishing Returns) Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini berlaku Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns). Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi variabel itu secara terus-menerus.
  • 59. Dari tabel di atas, hasil yang semakin bertambah terjadi sampai pada penggunaan 3 labor. Mulai labor ke-4, Law of Diminishing Returns mulai bekerja Hukum ini juga disebut dengan Law of Diminishing Marginal Physical Product.
  • 60. Dari gambar di atas, sumbu horizontal menunjukkan jumlah faktor produksi tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi dan sumbu vertikal menunjukkan jumlah barang yang dihasilkan (Q). Dalam hal ini faktor produksi tanah dianggap sebagai faktor produksi tetap.
  • 61. Hubungan antara TP,AP, dan MP Hubungan antara AP, MP, dan TP sangat penting karena posisinya menentukan kegiatan produsen dalam melakukan kegiatan usahanya. β€’ Pertama, hubungan antara MP dan TP. Pada saat TP mengalami perubahan peningkatan produksi dari menaik menjadi menurun, maka kurva MP mencapai titik maksimumnya. pada saat kurva TP mencapai titik maksimum, maka kurva MP memotong sumbu horizontal, artinya MP sama dengan nol. β€’ Kedua, hubungan antara AP dan MP. Pada saat AP meningkat, MP lebih tinggi daripada AP. Pada saat AP menurun MP lebih rendah daripada AP. Pada saat AP mencapai titik maksimum MP sama dengan AP, atau kurva AP berpotongan dengan kurva MP
  • 62. Tahapan dalam Fungsi Produksi Hubungan antara TP,AP, dan MP berguna untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi. Faktor produksi ada tiga tahap yaitu:  Tahap I ditandai dari produksi awa hingga AP maxima.  Tahap II dimulai dari AP maximal hingga MP nya sama dengan nol.  Tahap III ditandai TP yang mulai menurun.
  • 63. Produksi Jangka Panjang Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi dimana semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel.
  • 64. Isoquant Isoquant adalah kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan suatu tingkat output tertentu. Sifat dari kurva Isoquant 1. Cembung ke arah titik origin 2. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah 3. Semakin jauh kurva isoquant dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut 4. Antara kurva satu dengan lain tidak dapat saling berpotongan/bersinggungan. Bentuk isoquant yang linier Bentuk Isoquant yang Input Output
  • 65. Iso-biaya (Isocost) Isocost adalah kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik kombinasi barang-barang / faktor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu. Slope Kurva Isocost = M/Pk : M/PI = M/Pk X PI/M = PI/PK Sedang Fungsi TC= PI L + Pk K Gambar Kurva Isocost
  • 66. Perubahan Isocost Kurva isocost dapat berubah disebabkan: a. Harga faktor produksi labor turun / naik sedang lainnya tetap b. Harga faktor produksi kapital turun / naik sedang lainnya tetap c. Jumlah modal (dana) berubah berkurang / bertambah Bentuk Kurva a b c
  • 67. Ekuilibrum Produsen Ekuilibrum Produsen adalah suatu keadaan seimbang dimana produsen mendapat keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah- ubah tingkat produksi atau dalam penggunaan faktor-faktor produksinya. Artinya, apabila produsen mengurangi atau manambah tingkat produksianya makan keuntungan yang diperoleh akan berkurang, atau apabila penggunaan input ditambah atau dikurangi maka keuntungan akan menjadi lebih kecil.
  • 68. Jalur Ekspansi (Expansion Path) Expantion path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang menunjukkan titik titik least cost combination (LCC) di berbagai isoquant. Least cost combination adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu. Jadi produsen yang mempunyai uang yang akan digunakan untuk ongkos produksi yang semakin lama semakin besar dan ingin memperluas produksinya, maka agar diperoleh ongkos yang paling kecil dia harus mengombinasikan penggunaan input-input L dan K pada titik-titik garis expantion path.
  • 69. Hasil dari pengembangan skala usaha (Return to scale) Hasil dari pengembangan skala usaha (Return to scale) apabila terjadi: 1. b>a disebut dengan increasing return to scale 2. b=a disebut dengan constant return to scale 3. b<a disebut dengan decreasing return to scale Gambar kurva 1. 2. 3.
  • 70. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan proses produksi lebih efisien, yaitu: 1. Terjadi spesialisasi dari para pekerja. Semakin banyak terlibat dalam prosesproduksi tenaga kerjanya semakin terampil. 2. Penggunaan teknologi. 3. Ada beberapa biaya yang bisa digunakan bersama. 4. Semakin besar skala produksinya, semakin efisien. Sampai pada tingkat skala tertentu, semakin besar skala perusahaan memungkinkan spesialisasi dan pengelompokan tenaga kerja yang lebih efisien dan efektif. Spesialisasi meningkatkan kemampuan para pekerja dalam bidangnya masing-masing, sedangkan pengelompokan pekerjaan sedemikian rupa akan menghemat waktu dan tenaga yang digunakan untuk menghasilkan suatu produksi. Kedua aspek yang dikemukakan tersebut akan meningkatkan produktivitas para pekerja yang sekaligus menurunkan biaya produksi.
  • 71. Memilih Kombinasi Input yang Efisien (Ridge Line) Ridge line adalah garis batas yang membatasi antara daerah yang relevan dan daerah yang tidak relevan. Ada dua macam ridge line, yaitu: 1. Ridge line atas 2. Ridge line bawah Daerah yang terbatasi ridge line merupakan daerah yang relevan untuk memproduksi suatu output dengan mengombinasikan input yang digunakan.
  • 72. Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost Combination) Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost Combination)Least cost combination adalah Suatu perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos produksi untuk suatu tingkat output. Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana perusahaan) sedang lainnya tetap akan menyebabkan pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri. Garis yang menghubungkan semua titik keseimbangan produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan isocost dinamakan jalur perluasan (expansion path).
  • 73. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. V MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA KELAS : J OLEH KELOMPOK 11 DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO, M.EC FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA DESEMBER 2022 1. APRILIA TRI KURNIAWATI 2. ADE PUTRI INDRI ROHMAWATI 3. MUHAMMAD NUR ROHMAN SYAH
  • 74. BENTUK PASAR PERSAINGAN Pengertian Pasar Pengertian pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang diperjualbelikan, atau terjadinya transaksi jual beli suatu barang.Sedangkan persaingan adalah sesama produsen/penjual bersaing agar konsumen membeli produknya dan sesama konsumen bersaing untuk mendapatkan barang/jasa yang dibutuhkan.
  • 75. Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori ekonomi mikro menjadi empat golongan besar, yaitu: A. Pasar Persaingan Sempurna B. Pasar Persaingan Monopolistik C. Pasar Monopoli D. Pasar Oligopoli
  • 76. No Ciri-ciri Persaingan sempurna Persaingan monopolistik Oligopoli Monopoi 1 Jumlah Penjual Sangat Banyak Banyak Sedikit Satu 2 Jumlah Pembeli Sangat Banyak Banyak Banyak Banyak 3 Kondisi produk yang dijual Identik substitusi Hampir sama tetapi masih bisa dibedakan/beda corak Barang standar/ berbeda corak Tidak ada substitusi yang dekat/ sempurna 4 Kekuasaan menentukan harga Tidak ada Sedikit Jika tanpa kerja sama sediki. Tetapi dengan kerja sama sangat besar. Sangat besar 5 Kemungkinan keluar/ masuk Sangat tidak mudah,tidak ada hambatan Cukup mudah Hambatan cukup kuat Tidak mungkin 6 Reaksi Rival Tidak ada reaksi dari pesaing jika terjadi perubahan harga dan jumlah Hampir tidak ada reaksi dari pesaing jika terjadi perubahan harga dan jumlah Karena penjual hanya satu apa yang dilakukan produsen tidak ada reaksi Setiap tindakan berkaitan dengan harga dan jumlah akan mendapat reaksi dari rival 7 Kemungkinan keluar/ masuk Sangat tidak mudah, tidak ada hambatan Cukup Mudah Hambatan cukup Kuat Tidak mungkin 8 Persaingan di luar harga Tidak ada Sangat besar, terutama di bidang iklan, mutu , serta desain Sangat besar apabila barang menghasilkan corak Memelihara hubungan baik dengan masyarakat 9 contoh Transaksi di sektor hasil pertanian Perusahaan Sepatu,Baju, Sabun Pabrik Baja, Mobil, Sepeda Motor, Handpone Kereta api, listrik Ciri-ciri Pasar Persaingan
  • 77. A. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli. Penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar. Berapapun jumlah barang yang diperjualbelikan, harga akan tetap. Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh garis lurus sejajar dengan sumbu horizontal, yaitu sumbu jumlah barang. Jadi, penjual di pasar sebagai pengikut harga pasar atau disebut price taker.
  • 78. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/Sempurna Pasar persaingan murni memiliki ciri sebagai berikut: 1. Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak. Harga barang tetap karena penjual merupakan bagian kecil dari pembeli dan penjual di pasar. 2. Barang yang diperjualbelikan homogen/identik.Barang homogen artinya semua jenis barang ditawarkan penjual sama. Jadi produksi satu penjual merupakan substitusi yang sempurna. Dan pembeli membeli barang dari penjual satu dengan lainnya mendapatkan barang yang sama.
  • 79. 3. Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah.Penjual mudah keluar masuk pasar artinya baik penjual yang baru maupun yang lama bebas untuk masuk atau meninggalkan pasar. 4. Informasi terhadap pasar sempurna.Artinya jika ada konsumen yang mengetahui harga yang lebih murah maka konsumen yang lain juga segera mengetahuinya. Kita dapat menggambarkan kurva permintaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta dan tingkat harga tampak horizontal. Contoh Tabel di slide berikutnya
  • 80. Dalam persaingan sempurna kurva penerimaan total bersifat linier, berbentuk garis lurus, mulai dari titik asal (0) karena harga adalah konstan maka besarnya P, AR, dan MR mempunyai nilai yang sama sehingga kurvanya berimpit menjadi satu.
  • 81. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga Harga dan jumlah produk yang diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah MC = MR. Dikarenakan MR adalah turunan pertama dari fungsi TR dan MC adalah turunan pertama dari fungsi TC. Secara matematis nilai turunan pertama akan menghasilkan nilai tertinggi.
  • 82. 1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Laba Harga laba maksimal adalah sebesar OP1 dengan besar TR adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TC adalah OP2LQ1 dan total laba (TR - TC) adalah sebesar P1P2LK. Besarnya AC sebesar OP2 dan laba per unit P1P2. Dapat diartikan P=OP1 dan Q = 0Q1
  • 83. 2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Kerugian yang Minimum Harga rugi minimum adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TC adalah OP2KQ1. Sedang besarnya TR adalah OP1LQ1. Total rugi (TR- TC) adalah sebesar P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit P1P2. Dapat diartikan P=OP2 dan Q = 0Q1
  • 84. 3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Normal Profit (Break Income) Harga laba normal adalah sebesar OP1 dengan besarnya TC adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TR adalah sama OP1KQ1. Dan terlihat besarnya AC yang paling rendah. Dapat diartikan P=OP1 dan Q = 0Q1 Dengan AC yang paling rendah
  • 85. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang Dialami Perusa- haan dalam Persaingan Sempurna 1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek. Apabila terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu menaikkan produksi serta tidak cukup waktu perusahaan untuk menambah perusahaan baru. Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalami tiga hal, yaitu: a. Mendapat laba super normal. b. Mendapat laba normal. c. Menderita kerugian.
  • 86. Dalam jangka pendek perusahaaan yang mengalami kerugian bisa memutuskan tetap berproduksi. tetapi, posisi ekuilibrium dipilih saat rugi minimum, yaitu AVC tertutup dari hasil penerimaan penjualan. Jika tidak tutup usaha perusahaan mengalami kerugian AFC kemungkinan terjadi perubahan demand terhadap produk yang diperjualbelikan. Ditunjukkan harga (P) di bawah SAC, dan di atas SAVC. Sebagian ongkos tetap (FC) masih bisa ditutup oleh kelebihan P1 atas AVC dan ongkos variabel bisa ditutup. Perusahaan tidak perlu tutup usaha melanjutkan kondisi kerugiannya sama, yaitu KL. Titik ini disebut shortdown point. lanjutan
  • 88. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Panjang Jangka waktu cukup lama di mana produsen ada kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan apabila terjadi kenaikan permintaan barang. Jika dalam periode jangka pendek perusahaan berada dalam pasar persaingan sempurna dapat mengalami tiga keadaan, yaitu laba, titik impas, dan kerugian. Dalam jangka panjang perusahaan mendapatkan normal profit (impas/break even).
  • 89. Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang perusahaan "selalu" memperoleh keuntungan normal dengan MR = MC = AC, pada saat AC minimum. Perusahaan keuntungan normal (normal profit) dinamakan "Marginal Firm/Marginal or Profitability", artinya apabila harga turun sedikit perusahaan segera keluar dari pasar.
  • 90. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada dalam Pasar Persaingan Sempurna Keburukannya Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Antara penjual yang satu dengan yang lain produknya sama persis atau identik. Kebaikannya Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak. Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat ketat. Mudahnya perusahaan baru memasuki pasar.
  • 91. Contoh Perhitungan Numerik Contoh: Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dengan TC =Q-4Q + 40 dan P= $ 20. Ditanya: a. Apakah perusahaan rugi/laba? b. Jika harga dinaikkan menjadi $ 24 apakah jumlah produksi berkurang? c. Hitung berapa labanya. Jawab: TR = P x Q=20 Q MR= TR' = 20 TC = QΒ²-4Q +40 MC= TC' = 2 Q-4
  • 92. Kaidah agar laba maksimal atau rugi minimal: MR = MC MR = MC 20=2Q-4 Q=12 TR = $ 240 TC 144-48 +40= $136 Laba = $240 - $ 136 = $104 Jika harga naik menjadi $25 Maka TR = 24 Q MR=24 MR=MC 24=2Q-4 Q=10 TR = $ 240 TC =100-40+40=100 Laba= $240-$100=$140
  • 93. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. VI MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN PASAR PERSAINGAN MONOPOLITIS KELAS : J OLEH KELOMPOK 11 DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO, M.EC FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA DESEMBER 2022 1. APRILIA TRI KURNIAWATI 2. ADE PUTRI INDRI ROHMAWATI 3. MUHAMMAD NUR ROHMAN SYAH
  • 94. BENTUK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk. Deferensiasi produk atau product differentiation adalah membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda.
  • 95. unsur model pasar persaingan monopoli Pertama, terdapat unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya satu macam. Maka kurva permintaannya miring dari kiri atas ke kanan bawah, meskipun mendekati horizontal. Kedua, terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya.
  • 96. Teori persaingan monopoli memberikan kita alat analisis yang baru. Analisis ini sangat banyak persamaannya dengan analisis persaingan murni. Analisis ini memberikan gambaran yang lebih baik tentang industri dengan persaingan di mana terdapat perbedaan produk pengolahan makanan, pakaian pria, tekstil, perusahaan jasa di kota besar, dan banyak lainnya yang mengakui adanya sedikit unsur monopoli dan perbedaan harga yang dikenakan oleh berbagai penjual untuk suatu jenis produk tertentu.
  • 97. Perbedaan produk menyebabkan sebagian konsumen lebih menyukai produk penjual tertentu dibandingkan dengan produk penjual lain. Akibatnya kurva permintaan yang dihadapi oleh seorang penjual agak miring sedikit ke bawah dan menyebabkan penjual sedikit banyak dapat mengendalikan harga produknya. Biasanya, kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan sangat elastis dalam batas harga tertentu karena berbagai barang substitusi tersedia bagi produknya. Pembedaan produk membuat unit produk yang dijual oleh seorang penjual tidak sama dengan unit produk penjual lain.
  • 98. Perlu diketahui bahwa adanya ongkos tambahan seperti ongkos advertensi dan lain sebagainya itu merupakan penyebab pasar tersebut menjadi berbentuk pasar persaingan monopoli. Dalam jangka pendek, suatu juga seperti pada pasar yang lain, maksudnya bahwa pada suatu saat perusahaan akan menerima keuntungan lebih atau menerima kerugian atau hanya menerima keuntungan normal saja. Dalam jangka panjang terjadi dua kemungkinan penyesuaian jalan masuknya perusahaan-perusahaan baru ke dalam industri, yaitu terbuka dan satunya tertutup.
  • 99. Apabila semua barang merupakan barang substitusi yang baik, maka pasar akan dibagi-bagikan di antara perusahaan yang ada. Berarti, kurva permintaan penjual perseorangan akan bergeser ke kiri. Dengan adanya produk deferensiasi yang semakin besar berarti akan menaikkan ongkos total, berarti kurva AC dan MC akan bergeser ke atas. Hal ini disebut increasing cost industry. Apabila ini berjalan terus maka lama-kelamaan sampai seluruh keuntungan lebih yang mula-mula dinikmati masing-masing perusahaan akan habis.
  • 100. Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada di antara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Bila pada persaingan sempurna bentuk kurva demand-nya horizontal atau elastis sempurna, kurva demand dari monopoli bersifat inelastis. Kurva demand perusahaan yang monopolistik berbentuk elastis. Kemiringannya di antara kedua kurva demand dari monopoli dan persaingan sempurna.
  • 101. TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN MONOPOLISTIK Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan monopoli dapat mengalami tiga hal, yaitu: 1. Mendapat laba supernormal. 2. Mendapat laba normal. 3. Menderita kerugian.
  • 102. 1. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba Supernormal Dari gambar di atas, harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan kaidah MR MC. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK.
  • 103. 2. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba Normal MR= MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba maksimal. Pada kaidah MR MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya TC = TR, yaitu sebesar OP1KQ1
  • 104. 3. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba Normal MR=MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin kalau laba, laba yang maksimal tetapi kalau rugi kerugian yang minimal. Padakaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP2, sedang biaya rata- ratanya OP1. Biaya rata-rata (AC) lebih besar dari penerimaan rata-rata (AR). Kerugian yang minimal ini output/jumlah produksi yang dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC (001KP1), sedang besarnya TR (OQ1LP2).
  • 105. AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI TERHADAP OUTPUT DAN HARGA 1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar 2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan 3. Promosi Penjualan 4. Jenis Produk yang Tersedia
  • 106. 1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar Bentuk kurva demand-nya bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit menaikkan harga maka output akan mengalami banyak pengurangan. Kurva permintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis sangat elastis.
  • 107. 2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan Efisiensi Masing-Masing Perusahaan Artinya, perusahaan tidak akan dirangsang untuk membangun skala optimum perusahaan atau untuk menjalankan skala perusahaan yang telah dibangunnya pada tingkat output optimum. Perusahaan baru akan terus masuk sehingga tidak lagi ada laba yang diperoleh. Kerugian diderita bila kurva biaya rata-rata jangka panjang terletak di atas kurva permintaan untuk semua output.
  • 108. 3. Promosi Penjualan Beberapa pemborosan iklan dari perubahan desain dapat terjadi dalam persaingan monopoli. Dalam oligopoli usaha penjual yang satu untuk memperluas pasarnya akan mendorong pihak lain untuk melakukan usaha yang sama untuk mempertahankan bagian pasarnya.
  • 109. 4. Jenis Produk yang Tersedia Konsumen dapat memilih jenis, gaya, atau warna yang sangat mendekati selera dan kemampuan. Akan tetapi, suatu peringatan perlu diberikan di sini ragam produk tertentu demikian banyak sehingga membingungkan konsumen, dan persoalan pemilihan dapat menjadi lebih sulit. Masa bodoh terhadap perbedaan mutu yang sebenarnya karena kesediaan untuk membayar harga yang lebih tinggi untuk merek tertentu yang dalam kenyataannya tidak lebih baik dari merek dengan harga yang lebih rendah.
  • 110. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. VII MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN PASAR PERSAINGAN MONOPOLI KELAS : J OLEH KELOMPOK 11 DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO, M.EC FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA DESEMBER 2022 1. APRILIA TRI KURNIAWATI 2. ADE PUTRI INDRI ROHMAWATI 3. MUHAMMAD NUR ROHMAN SYAH
  • 111. ARTI MONOPOLI Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing.
  • 112. Ciri-Ciri Pasar Monopoli 1. Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahan 2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip 3. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam industri 4. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga 5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan
  • 113. 1. Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahan Barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain. Kalau mereka menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan monopoli tersebut. Syarat- syarat penjualan sepenuhnya ditentukan oleh monopoli itu dan para pembeli tidak dapat berbuat apa pun dalam menentukan syarat jual beli.
  • 114. 2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak Terdapat barang mirip (close subtitute) yang dapat menggantikan barang tersebut. Aliran listrik adalah contoh dari barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang mirip, yang ada hanyalah barang pengganti yang sangat berbeda sifatnya, yaitu lampu minyak. LANJUTAN
  • 115. 3. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan terwujud karena tanpa adanya halangan tersebut pada akhirnya akan terdapat beberapa perusahaan dalam industri. Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan perusahaan- perusahaan lain memasuki industri tersebut. LANJUTAN
  • 116. 4. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual dalam pasar, maka penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu, perusahaan monopolidipandang sebagai penentu harga atau price setter. LANJUTAN
  • 117. 5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan dalam industri, la tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan iklan. Pembeli yang memerlukan barang yng diproduksinya terpaksa membeli darinya. Walau bagaimanapun perusahaan monopoli sering membuat iklan. Iklan tersebut bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi untuk memelihara hubungnbaik dengan masyarakat. LANJUTAN
  • 118. Faktor-Faktor yang Menimbulkan Adanya Pasar Monopoli Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan munculnya pasar (perusahaan) monopoli, Ketiga faktor tersebut adalah : 1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain. 2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economic of scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi. 3. Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan.
  • 119. HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN MEMASUKI PASAR Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam industri persaingan murni maka dalam jangka panjang akan ada perusahaan-perusahaan baru lainnya yang masuk ke dalam suatu industri. Bila ada laba murni untuk perusahaan-perusahaan dalam industri tertentu dan perusahaan yang ingin masuk juga, yakin bahwa mereka juga dapat memperoleh laba murni, maka perusahaan baru akan berusaha masuk industri tersebut.
  • 120. Sang Monopolis dapat menghalangi masuknya perusahaan baru ke dalam industri tersebut dengan beberapa cara. Dia dapat mengendalikan bahan baku yang diperlukan untuk menghasilkan produknya. Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karena beberapa sebab, antara lain: 1. Penguasaan Bahan Mentah 2. Hak Paten 3. Terbatasnya Pasar 4. Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah LANJUTAN
  • 121. 1. Penguasaan Bahan Mentah Kalau X adalah input utama untuk produk Y, maka penguasaan sumber X akan bisa menimbulkan perusahaan monopoli untuk barang Y, dengan jalan menolak penjualan X kepada perusahaan lain. Contoh: PDAM, Pertamina. 2. Hak Paten Merupakan suatu sumber terjadinya monopoli untuk suatu macam barang tertentu atau cara produksi tertentu. Contoh produk-produk Microsft-Windows LANJUTAN
  • 122. 3. Terbatasnya Pasar Dibanding dengan skala minimum perusahaan pasar yang ada masih terbatas, mungkin hanya bisa memberikan "ruang hidup" untuk satu perusahaan saja. Dengan istilah lain, karena adanya economies of scale yang besar, tetapi luas pasar yang terbatas, maka satu perusahaan saja sudah mampu memenuhi permintaan pasar. Akibatnya kalau ada perusahaan baru yang berminat masuk ke dalam pasar tersebut akan mengalami kesulitan dalam menjual barangnya. Jadi di dalam pasar tetap hanya ada satu penjual. 4. Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah Ada kalanya hak monopili diberikan oleh pemerintah. Contoh: PELNI pada jalur tertentu. LANJUTAN
  • 123. PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-nya. maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam gambar di bawah ini. Di situ perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C baya per unit dan ia menjual output-nya tersebut pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (P-C) kali Q, ditunjukkan oleh bidang PP'C'C dan itu merupakan laba maksimum.
  • 124. Walaupun Q merupakan tingkat output- nya optimal jangka pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi hanya jika penerimaan rata- rata (AR) atau harga (P) lebih besar daripada AVC. Keadaan ini terjadi dalam gambar di atas, tetapi jika P di bawah AVC, kerugian akan diminimumkan dengan berhenti berproduksi. LANJUTAN
  • 125. Jika MR MC, berarti jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari kenaikan biayanya. Hal ini berarti bahwa seorang manajer dapat meningkatkan laba perusahaan dengan meningkatkan produksi jika ingin meningkatkan laba perusahaan. Kondisi laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC = MR yang secara matematis kondisi laba maksimal pada perusahaan monopoli dapat ditunjukkan sebagai berikut: Ο€ = R – B laba maksimum akan diperoleh jika turunaj pertama dari fungsi laba terhadap tingkat output sama dengan nol. πœ•π‘› πœ•π‘„ = πœ•π‘… πœ•πœ• - πœ•π΅ πœ•π‘„ = 0 LANJUTAN
  • 126. Gambar di atas menunjukkan bagaimana seorang monopolis dalam menentukan tingkat output optimal. Kurva MR memotong kurva MC pada tingkat output Q. yang sekaligus menunjukkan tingkat output optimal. Harga maksimal yang masih dapat diterima oleh konsumen untuk output Q adalah P. Jadi kombinasi harga dan output yang memaksimalkan laba bagi monopoli adalah Q dan P. Besar laba yang diperoleh monopoli ditunjukkan oleh daerah CPP'C'. Laba itu diperoleh TR (OPC'Q) dikurangi dengan TC (OCC'Q). Lanjutan
  • 127. POSISI KESEIMBANGAN Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen dalam suatu pasar sehingga kurva permintaan yang dihadapinya adalah kurva permintaan pasar. Kurva permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas ke kanan bawah, yang berarti bahwa produsen tersebut bisa memengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit atau lebih banyak barang produksinya. Perbedaan antara perusahaan dalam persaingan murni dan monopolis terlihat dalam bidang penjualan. Penjual dalam persaingan murni dapat menjual semua yang ingin dijualnya dengan harga pasar yang ada karena harga sama dengan biaya marginalnya.
  • 129. Laba, Rugi, dan Impas bagi Monopolis Ada suatu salah pengertian yang umum, yaitu bahwa seorang monopolis harus membuat untung. Sang monopolis mungkin menderita rugi dalam jangka pendek. Monopoli bisa menderita kerugian disebabkan karena (1) biaya awal yang besar (set up cost), dan (2) demand- nya belum berkembang karena belum dikenal. Monopoli tidak berarti bahwa akan selalu mendapatkan laba ekonomi. Jika monopoli dapat memperoleh laba ekonomi dan dapat mencegah perusahaan lain masuk ke dalam industri, maka laba ekonomi yang diperoleh dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Dalam keadaan yang dimisalkan Sang Monopolis membangun skala perusahaan yang lebih besar dan skala optimum perusahaan dan menjalankannya pada tingkat output yang lebih besar dan tingkat output optimum jika dia ingin mendapat laba yang maksimal. Skala perusahaannya demikian besar sehingga terjadi kerugian ekonomis. Akan lebih menguntungkan kalau dia menggunakan skala pemisahaan yang lebih kecil dan skala yang ada untuk menghasilkan tingkat output x dengan tingkat output yang paling efisien.
  • 130. 1. Monopolis yang Mendapatkan Keuntungan Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam mencapai posisi ekuilibrium, yaitu posisi keuntungan maksimum akan dicapai pada s aat MR = MC. Kurva D dan MR apabila digabungkan dengan kurva ongkos, maka dapat diperoleh "ekuilibrium perusahaan'' yang sekaligus sama dengan "equal pasar". Equal pasar yang menjamin diperolehnya keuntungan maksimum pada saat MR MC, yaitu pada produksi sebesar Q Keuntungan maksimum yang merupakan tujuan pokok dari seorang produsen dapat dilihat dan gambar di bawah ini, laba maksimal (P1KLP2) dicapai pada saat MC = MR Laba maksimal dicapai bila monopolis menjual produksinya dengan tingkat harga sebesar OP1 dengan jumlah barang yang dijual sebanyak OQ. Jika monopolis menjual dengan jumlah lebih banyak atau lebih sedikit laba yang diperolehnya tidak maksimal atau belum maksimal. Hal ini dikarenakan produk yang dijual tidak menuruti kaidah MR= MC. Lebih lanjut dari gambar di bawah ini, dengan harga sebesar OP1 biaya rata.
  • 132. 2. Dalam Jangka pendek Monopolis Mengalami impas Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya harga TR = TC. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan ongkos rata-rata sehingga besarnya AC jangka pendek naik menjadi sama dengan harga (P) sehingga TR = OPIKQ dan TC = OQKP1.
  • 133. 3. Monopolis yang Mendapatkan Kerugian Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya TC lebih besar daripada TR. Hal ini terjadi apabila terjadi kenaikan ongkos rata-rata yang terus-menerus sehingga AC jangka pendek lebih besar daripada harga per unit (P). Dengan demikian, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar P1P2KL karena TR = OP1LQ dan TC = OPZKQ. Ada beberapa salah pengertian dalam monopoli. Pertama, bahwa monopolis akan selalu untung. Kedua, bahwa kurva permintaan monopolis selalu inelastis.Beberapa cara usaha monopolis untuk mempertahankan agar dia tetap sebaga monopolis yaitu: A. Selalu mengontrol sumber-sumber bahan mentah yang dipakainya B. Selalu memegang hak paten atas produksinya, supaya perusahaan lain tidak bisa meniru C. Pasar sedemikian terbatasnya relatif dibanding dengan akala perusahaan optimum
  • 135. KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI Kerugian Adanya Monopoli Dari hal-hal yang dibahas di atas kita lihat bahwa kerugian masyarakat dan adanya monopoli bukan hanya timbul karena perusahaan monopoli bisa menikmat keuntungan di atas keuntungan yang wajar tetapi ada bentuk-bentuk kerugian lain. Akan tetapi, monopoli tidak selalu lebih buruk daripada persaingan sempurna, yaitu bila kita lihat dan segi segi lain, misalnya : 1. Output yang Lebih Kecil 2. Halangan bagi Perusahaan Lain yang Hendak Masuk Pasar 3. Efisiensi Ekonomi 4. Promosi penjualan
  • 136. Tindakan-tindakan yang bisa dilakukan pemerintah yang bisa mengurangi dampak negatif dari monopoli terhadap masyarakat adalah: 1. Menetapkan Undang-Undang antimonopoli. 2. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan. 3. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan di dalam pasar dengan tujuan membatasi kekuasaan monopoli. 4. Mengimpor barang sejenis yang diproduksi monopolis.
  • 137. Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah Kita akan lihat dua alat pengaturan pemerintah yaitu: (1) pengaturan langsungterhadap harga yang dijual oleh monopolis, dan (2) pengaturan melalui pengenaan pajak.
  • 138. 1. Pengaturan Harga Pemerintah bisa mengawasi untuk mengatur harga yang dikenakan oleh perusahaan monopoli negara, seperti perusahaan gas dan listrik. Persoalan ekonomi yang dihadapi adalah penentuan harga yang akan menarik Sang Monopolis untuk menyediakan produk sebanyak-banyaknya sesuai dengan permintaan konsumen. Sang Monopolis memperoleh laba maksimal di mana biaya marginal sama dengan pendapat marginal. Dalam pasar persaingan sempurna seorang pengusaha atau produsen akan menghasilkan barang dengan berpedoman pada kesamaan antara biaya marjinal (MC) dan penerimaan marjinal (MR) yang juga sama dengan penerimaan rata-rata (AR) atau sama dengan tingkat harga (P), yang mana dapat ditunjukkan pada perpotongan antara kurva biaya marjinal (MC) dan kura penerimaan rata-rata (AR) pada titik K.
  • 139. Pada titik keseimbangan K itu berarti produsen akan menghasilkan barang sebanyak OQ dengan tingkat harga barang setinggi P ini berarti bahwa dengan adanya produsen monopolis jumlah barang yang dihasilkan bagi masyarakat lebih sedikit, yaitu setinggi 01' dibanding dengan apabila produsen bekerja pasar persaingan sempurna (X) dan juga harga barang dalam pasar monopoli lebih tinggi dibanding dengan harga pada pasar persaingan sempuma (P). Dengan demikian, dapat dikatakan pula bahwa masyarakat mendapatkan kerugian. (social loss) karena adanya pasar monopoli Kerugian masyarakat itu ditunjukkan oleh segitiga EFG, yaitu perbedaan antara berkurangnya penerimaan total dan berkurangnya biaya total apabila kita mengurangi produksi dari OQ1 menjadi OX2. LANJUTAN
  • 140. Sebelum ada penetapan harga dan pemerintah, produsen monopolis memaksinumkan keuntungan pada produksi 0Q1 dengan harga setinggi OP1. Apabila pemerintah menginginkan kesejahteraan masyarakat, maka pemerintah menyediakan barang yang dibutuhkan masyarakat itu lebih banyak lagi dan harga yang lebih murah. Sedang apa yang dijual oleh monopolis tidak memenuhi persyaratan tercapainya kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu bisa menetapkan harga lebih rendah daripada harga yang sudah berlaku, yaitu harga setinggi MC nya. Pada harga setinggi MC atau OP2 monopolis masih mendapatkan keuntungan dan masyarakat dapat memperoleh barang yang lebih banyak dengan harga yang lebih banyak.
  • 141. 2. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni dengan Decrasing Cost Disebut kasus decreasing cost karena kita menghadapi kasus di mana luas pasar terbatas sehingga untuk memenuhi permintaan yang ada di pasar, perusahaan monopoli hanya beroperasi pada bagian kurva di mana AC menurun (decreasing cost).
  • 142. MONOPOLI ALAMI Sebuah monopoli alamiah terjadi dalam industri di mana LRAC jatuh di atas berbagai tingkat output seperti mungkin hanya ada ruang untuk satu pemasok untuk sepenuhnya memanfaatkan semua skala ekonomi internal, mencapai skala efisien minimum, dan oleh karena itu mencapai efisiensi produktif.
  • 143. 3. PERPAJAKAN Pajak yang dikenakan terhadap monopolis dapat bersifat tetap dasarnya (lumpsum) dan dapat bersifat khusus (spesific). Pajak yang lumpsum sifatnya tidak dipengaruhi oleh besarnya tingkat jumlah barang yang dihasilkan, sedangkan pajak yang khusus sifatnya tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan oleh monopolis tersebut.
  • 144. a. Pajak Lumpsum Pajak yang lumpsum ini tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dihasilkan perusahaan. Dengan demikian, berapa pun jumlah barang yang dihasilkan jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan tetap sama. Dengan adanya pajak lumpsum ini, harga dan output tetap, yaitu harga sebesar OP3 sedang output sebesar OQ. Adanya pajak membuat laba monopolis berkurang yang semula P1P3LN menjadi sebesar P2P3LM.
  • 145. b. Pajak Khusus (Specific) Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah barang yang dihasilkan. Dengan kata lain, pajak khusus ini dikenakan sebagai pajak per satuan (per unit) barang yang dihasilkan. Semakin banyak barang yang dihasilkan, semakin besar pula jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan atau produsen tersebut. Hal ini berarti pengenaan pajak khusus akan memengaruhi, baik biaya rata- rata maupun biaya marjinal karena pajak tersebut sama artinya dengan menambah biaya variabel.
  • 146. MONOPOLI DAN EKONOMI EFISIENSI Dalam catatan ini kita mengevaluasi biaya dan manfaat dari bisnis dengan otot industri, kekuatan harga monopoli di pasar. Kasus ekonomi dan sosial standar terhadap bisnis monopoli tidak lagi mudah. Pasar berubah sepanjang waktu dan sebagainya adalah kondisi di mana bisnis harus beroperasi terlepas dari apakah mereka memiliki kekuatan pasar yang nyata.
  • 147. KASUS EKONOMI TERHADAP MONOPOLI Argumen buku biasa terhadap kekuatan monopoli di pasar adalah bahwa monopolis yang ada dapat terus mendapatkan yang abnormal (supernormal)keuntungan dengan mengorbankan efisiensi ekonomi dan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
  • 148. X INEFISIENSI DIBAWAH MONOPOLI Inefisiensi X adalah istilah yang pertama kali diciptakan oleh Harvey Libenstein. Dapat dikatakan bahwa bahkan jika keuntungan monopoli dari skala ekonomi, mereka akan memiliki sedikit insentif untuk mengendalikan biaya produksi dan inefisiensi 'X' akan berarti bahwa tidak akan ada penghematan biaya yang nyata.
  • 149. Jika industri ini diambil alih oleh monopoli titik memaksimalkan keuntungan (MC=MR) adalah pada harga dan Q2 PMON output. Monopoli ini mampu mengenakan harga yang lebih tinggi membatasi output total dan dengan demikian mengurangi kesejahteraan ekonomi. Kenaikan harga PMON mengurangi surplus konsumen. Pengurangan kesejahteraan konsumen adalah transfer murni untuk produsen melalu keuntungan yang lebih tinggi, tetapi beberapa kerugian yang tidak dipindahkan ke agen-agen ekonomi lainnya. Hal ini dikenal sebagai hilangnya kesejahteraan bobot mati dan sama dengan daerah ABC.
  • 150. Hasil serupa terlihat dalam diagram berikutnya yang membuat asumsi kerja rata-rata jangka panjang dan biaya yang konstan marjinal di bawah kedua persaingan dan monopoli. Hilangnya bobot mati kesejahteraan ekonomi di bawah monopoli (yang memaksimalkan keuntungan harga Pl dan QI) ditunjukkan oleh segitiga ABC. Harga kompetitif dan output Pc dan Qc masing-masing.
  • 152. POTENSI MANFAAT DARI MONOPOLI Konsentrasi pasar yang tinggi (jumlah beberapa penjual) tidak selalu sinyal tidak adanya persaingan. Salah satu kesulitan dalam menilai konsekuensi kesejahteraan dari monopoli, duopoli, atau oligopoli terletak dalam mendefinisikan tepat apa yang sebenarnya merupakan pasar. Semakin pasar di mana monopoli tampak ada sebenarnya menjadi perebutan karena efek kompetisi internasional yang terus berkembang.
  • 153. SKALA EKONOMIS Seorang monopolis mungkin lebih baik diposisikan untuk mengeksploitasi ekonomi penyewaan skala untuk keseimbangan yang memberikan output yang lebih tinggi dan harga yang lebih rendah daripada kondisi yang kompetitif. Hal ini diilustrasikan dalam diagram berikutnya, di mana kita mengasumsikan bahwa monopoli mampu mendorong biaya marjinal lebih rendah dalam jangka panjang, menemukan sebuah output ekuilibrium Q2 dan harga di bawah harga yang kompetitif.
  • 154. DISKRIMINASI HARGA Diskriminasi harga bukan menetapkan harga disebabkan biaya produksi yang berbeda, melainkan biaya produksi sama tetapi dijual dengan harga yang berbeda pada dua pasar atau lebih. Tujuan menetapkan harga adalah agar dicapai keuntungan yang lebih. Diskriminasi harga produsen monopolis berusaha untuk memperluas pasar dengan cara menjual barang yang dihasilkannya di pasar yang berbeda. Dua pasar yang berbeda berarti bahwa dua pasar itu memiliki elastisitas permintaan yang berlainan dan tidak ada kemungkinan bahwa barang yang sudah dijual di pasar yang satu dijual kembali di pasar yang lain oleh pembeli di salah satu pasar tersebut. Sifat Dasar Diskriminasi Harga
  • 155. Kondisi Terjadinya Diskriminasi Harga Tiga kondisi sebagai awal dapat terjadinya diskriminasi harga: a. Pembeli-pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda-beda secara tajam. b. Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini dan dapat menggolongkan pembeli dalam kelompok-kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda- beda. c. Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali barang-barang yang dibeli.
  • 156. Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: A. Diskriminasi harga derajat pertama B. Diskriminasi Harga Derajat Kedua C. Diskriminasi Harga Derajat Ketiga
  • 157. A. Diskriminasi harga derajat pertama Diskriminasi harga derajat pertama merupakan keadaan di mana seorang produsen monopolis berusaha sepenuhnya mengambil surplus konsumen. Contohnya adalah dokter yang berpraktik di kota-kota kecil yang memungkinkan biaya sesuai dengan kemampuan pasiennya. biasanya adalah kaki lima.
  • 158. B. Diskriminasi Harga Derajat Kedua Produsen mengenakan harga yang berbeda untuk setiap kelompok jumlah pembelian yang berbeda. Diskriminasi derajat dua adalah versi yang lebih sederhana, di mana penjual hanya dapat menetapkan harga dengan menurunkan kelompok- kelompok harga. Sebagai misal produsen mengenakan tarif air minum, listrik secara progresif bagi kelompok yang berbeda. Misal tukang cukur.
  • 159. C. Diskriminasi Harga Derajat Ketiga Untuk diskriminasi harga derajat ketiga ini produsen betul-betul menjual barang di pasar yang berbeda, yaitu dengan elastisitas permintaan yang berbeda. Diskriminasi tingkat tiga adalah pengelompokan pembeli secara fungsional. Seperti pembeli yang dikelompokkan berdasarkan daerah geografis.
  • 160. Pembagian Pasar Penjualan yang Berbeda Dalam beberapa hal Sang Monopolis dapat dan lebih menguntungkan untuk memecah pasar prodoknya menjadi dua atau lebih pasar. Dua syarat harus dipenuhi untuk dapat membuat pasar seperti itu. Pertama, dia harus sanggup memisahkan pasar tersebut, kalau tidak produknya akan dibeli dari pasar dengan harga yang lebih rendah untuk dijual kembali di pasar dengan harga yang lebih mahal. Kedua, elastisitas permintaan pada masing-masing tingkat harga harus berbeda di antara pasar-pasar tersebut. Langkah pertama dalam analisis diskriminasi harga adalah menentukan cara Sang Monopolis harus membagi penjualannya atas dua atau lebih pasar.
  • 161. Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik dan Numerik 1. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik 2. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Numerik
  • 162. 1. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik Sebagaimana di atas telah ditulis bahwa diskriminasi harga adalah kebijakan yang dilakukan oleh penjual dengan membeda-bedakan harga jual berdasarkan pasar dan kemampuan pembeli.
  • 163. 2.Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Numerik PT Warsito memproduksi panci serba guna yang diberi nama "MP-Magic Pan". MP dipasarkan pada dua segmen pasar yang memiliki elastisitas permintaan berbeda. Fungsi permintaan di Pasar A adalah Pa = 50-0.5 Qa, sedang di Pasar B memiliki fungsi permintaan Pb = 60-2 Qb. Sedang fungsi TC = 40 Q + 40. Ditanya: a. Berapa besar output yang dijual di masing-masing pasar? b. Berapa harga jual di masing-masing pasar? c. Berapa besar MC dan TC-nya? d. Berapa besar laba di masing-masing pasar? e. Berapa elastisitas di masing-masing pasar? f. Lebih besar mana laba yang diperoleh penjual jika ia tidak menetapkan diskriminasi harga?
  • 166. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. VIII MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN PASAR PERSAINGAN OLIGOPOLI KELAS : J OLEH KELOMPOK 11 DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO, M.EC FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA DESEMBER 2022 1. APRILIA TRI KURNIAWATI 2. ADE PUTRI INDRI ROHMAWATI 3. MUHAMMAD NUR ROHMAN SYAH
  • 167. PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI pasar oligopoli, yaitu keadaan di mana hanya sedikit penjual sehingga tindakan seorang produsen akan mendorong produsen lain untuk bereaksi. Pasar oligopoli adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga pasar
  • 168. CIRI CIRI PASAR OLIGOPOLI Jumlah penjual lebih dari satu bisa 2,4, atau 10 yang mampu menguasai lebih dari 40% pangsa pasar. Kondisi biaya dalam jangka pendek MC bisa mengalami penurunan, konstan, dan meningkat. Jumlah pembeli produsen oligopoli dihadapkan dengan jumlah pembeli yang sangat banyak. Kondisi demand close substitute tetapi bisa homogen atau terdiferensiasi.Fungsi tujuannya: dalam jangka pendek menginginkan laba yang maksimal sedang jangka panjang menginginkan menguasai pasar. Fungsi tujuannya Dalam jangka pendek menginginkan laba yang maksimal sedang jangka panjang menginginkan menguasai pasar. Strategi penjualan strategi penjualan dilakukan dengan mendorong promosi, desain produk, dan distribusi channel. Reaksi rival setiap tindakan yang berkaitan dengan harga, service, dan kuantitas akan mendapat reaksi dari pesaing.
  • 169. STRUKTUR PASAR OLIGOPOLI SEKTOR INDUSTRI INDONESIA 1. Industri makanan, minuman, dan tembakau 67%. 2. Industri kertas dan penerbitan 56%. 3. Industri kimia 47%. 4. Industri minyak bumi dan batubara 55%. 5. Industri logam dasar 55%. 6. Industri barang jadi dari logam, mesin, dan peralatannya 60%. 7. Industri pengolahan lainnya 60%.
  • 170. KARAKTER PASAR OLIGOPOLI 1 Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan penentuan harga dan jurah produksi 2. Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan
  • 171. DEMAND OLIGOPOLI Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah pasar suatu perusahaan sangat kecil, misalnya industri pompa bensin Dalam industri ini hanya ada sedikit sekali penjual (pompa bensin) yang bersaing dalam suatu wilayah geografis yang kecil. Oleh karena jumlah penjual yang sedikit kecil inilah maka saling pengaruh antara mereka bisa dimasukkan dalam masalah penentuan harga/output dan oligopoli. Perhatikan duopoli, sebuah bentuk khusus oligopoli, di mana ada dua perusahaan yang menghasilkan suatu produk tertentu
  • 172. MODEL OLIGOPOLI 3. MODEL CHAMBERLIN (MODEL UNTUK PASAR KELOMPOK KECIL) 1. MODEL COURNOT 2. MODEL BERTRAND 4. MODEL KURVA PERMINTAAN PATAH (THE KINKED-DEMAND MODEL). 5. MODEL STACKELBERG
  • 173. 1. Model Cournot Model cournot adalah model pasar duopoli (dua penjual) yang pertama kali diteliti oleh Augustin Cournot pada tahun 1938. Model ini beranggapan bahwa barang yang dihasilkan 2 perusahaan adalah sama dan bersifat substitute sempurna serta struktur ongkos produksi per unit sama. Dalam hal ini jelas bahwa perusahaan kedua hanya menghasilkan setengah dari output yang diminta pasar yang tidak dilayani oleh perusahaan pertama. Jadi, output yang dihasilkan perusahaan kedua adalah 0,25 (0,5 Γ— 0,5) dari seluruh permintaan yang ada di pasar.
  • 174. Model Cournot ditinjau dari kurva reaksi (reaction curved) seperti pada gambar Jika salah satu perusahaan pasif dan yang lainnya bereaksi maka kurva reaksi dapat digambar dengan mudah. Hal ini akan menyebabkan perusahaan kedua bereaksi terhadap perusahaan pertama. Begitu juga sebaliknya, jika perusahaan kedua memproduksi setengah, maka perusahaan pertama akan memproduksi seperempat. Lanjutan
  • 175. KELEMAHAN DARI MODEL COURNOT a) Asumsi dalam model Cournot yang mengatakan bahwa masing-masing produsen tidak memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak realistis. b) Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing-masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara keseluruhan akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan mengarah mendekati persaingan sempurna. c) Pada model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses penyesuaian untuk menuju ke posisi keseimbangan. d) Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah realistis.
  • 176. Model pasar duopoli yang kedua adalah model Bertrand yang dirumuskan pertama kali pada tahun 1883 oleh J. Bertrand yang menyatakan bahwa masing- masing perusahaan dalam pasar duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apa pun yang ditentukan oleh perusahaan. 2.Model Bertrand
  • 177. a. Anggapan dalam Bertrand mengenai perilaku produsen yang tidak pernah menggunakan pengalamannya untuk mengantisipasi pesaingnya tidaklah realistis. b. Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya, tetapi tidak untuk pasar. c. Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada tingkat harga persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan perusahaan atau pesaing baru untuk masuk/keluar pasar. Model inipun tidak lepas dari kritik seperti halnya model Cournot, yaitu: Lanjuta n
  • 178. 3. MODEL CHAMBERLIN (MODEL UNTUK PASAR KELOMPOK KECIL) Model Chamberlin beranggapan bahwa masing-masing perusahaan tidak bebas (terikat) terhadap pesaingnya yang ada di pasar. Setiap ada perubahan tingkat output atau tingkat harga yang dilakukan oleh salah satu perusahaan, akan memengaruhi perusahaan pesaingnya dan pesaing itu akan mengambil kebijakan untuk melawan tindakan tersebut. Kelemahan dari model ini adalah apabila ada perusahaan baru yang masuk maka keseimbangan stabil tidak dapat dipecahkan dalam model ini dengan mekanisme model pasar monopoli. Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya.
  • 179. P. Sweezy mengemukakan model ini pertama kali pada tahun 1939. Ada tiga asumsi yang merupakan dasar bagi penelaahan kurva permintaan yang patah, yaitu: a. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa deferensiasi produk. Perusahaan oligopolis akan belajar lewat pengalamannya bahwa ia tidak akan melakukan perang harga karena akan merugikan diri sendiri. Demikian juga, perusahaan pesaing juga melakukan hal yang sama sehingga semua perusahaan dalam industri dianggap telah dewasa dan berpengalaman. b. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri akan mengikuti menandingi penurunan harga tersebut. c. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri tidak akan mengikutinya. 4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked - Demand Model)
  • 180. Lanjutan Kurva tersebut patah pada tingkat harga Pe, yang merupakan harga ekuilibrium awal. Jika perusahaan oligopolis menurunkan harga jualnya, maka perusahaan pesaing akan menandingi kebijakan tersebut dengan menurunkan harga juga. Akibatnya, permintaan yang ada di pasar naik, tetapi tidak sebanyak apabila perusahaan lain tidak menurunkan harga. Jika perusahaan oligopolis menaikkan harga di atas Pe, maka penjualan akan menurun lebih cepat, sebab perusahaan lain tidak akan menaikkan harga. Akibatnya, kurva permintaan yang dihadapi oleh oligopolis akan menjadi sangat drastis pada harga-harga di atas harga ekuilibrium semula dan kurva permintaan akan patah pada harga equilibrium semula.
  • 181. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich Von Stackelberg tahun 1952, yang merupakan pengembangan dari model Cournot. Dalam model ini dianggap bahwa salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat menjadi leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya dapat berperilaku seperti halnya perusahaan yang digambarkan oleh model Cournot. Adanya pengakuan ini berarti bahwa perusahaan duopolis yang kuat dapat menentukan kurva reaksi dari perusahaan pesaing dan bergabung dengan fungsi keuntungannya. Selanjutnya, perusahaan tersebut berperilaku seperti monopolis dalam memperoleh keuntungan maksimum. 5. Model Stackelberg
  • 182. Pada gambar di samping terlihat bentuk kurva isoprofit dan kurva reaksi yang dimiliki oleh masing-masing duopolis. Apabila perusahaan A yang kuat menduga bahwa perusahaan pesaingnya akan bereaksi atas dasar kurva reaksinya. Dengan demikian, perusahaan A akan menentukan tingkat output, yaitu di titik a (Qa) yang dapat memaksimumkan keuntungannya. Sedangkan perusahaan B sebagai pengikut menghasilkan output sebesar Qb. Akan tetapi, apabila di pasar ada dua perusahaan yang sama kuat dan keduanya berharap menjadi pemimpin pasar, maka dalam keadaan ini keseimbangan pasar yang bersifat stabil tidak akan tercapai.
  • 183. PENENTUAN HARGA DAN OUTPUT DALAM Perusahaan A mula-mula menghasilkan output sebesar Q, unit dan menjualnya dengan harga P. Kurva permintaan D, yang berlaku di sini, dengan mengasumsikan harga-harga yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain tidak berubah. Dengan asumsi tersebut, penurunan harga dari P, menjadi P, akan meningkatkan permintaan menjadi Q, Sekarang anggap bahwa hanya ada sejumlah kecil perusahaan yang beroperasi di pasar dan masing-masing mempunyai pangsa pasar yang cukup besar terhadap penjualan total.
  • 184. Pergeseran kurva permintaan tidak akan menimbulkan kesulitan yang berarti dalam pembuatan keputusan tentang harga/output jika perusahaan A mengetahui secara pasti bagaimana reaksi perusahaan saingannya terhadap perubahan-perubahan harga. Reaksi- reaksi tersebut hanya akan memengaruhi hubungan harga/permintaan dan sebuah kurva permintaan yang baru bisa dibentuk untuk memasukkan interaksi interaksi di antara perusahaan-perusahaan. Lanjutan
  • 185. KURVA PERMINTAAN TERPATAH (KINKED DEMAND CURVE) DALAM OLIGOPOLI : a. Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan menurunkan harga ke P, maka permintaan akan bertambah ke C,, harga ke P., maka permintaan akan bertambah ke B β€’ Pelanggan perusahaan membeli barang yang harganya turun. β€’ Pelanggan lain membatalkan pembeliannya. b. Sedangkan apabila perusahaan juga menurunkan harga ke P, dan P, perubahan permintaan akan ke titik B dan C. c. Menaikkan harga ke P, permintaan ada di titik A, karena reaksi perusahaan mengubah harga maka kurva permintaan menjadi D1ED2.
  • 187. CIRI-CIRI PASAR OLIGOPOLI 1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbedaMenghasilkan barang standar misalnya perusahaan baja, aluminium. Sedangkan yang menghasilkan barang berbeda misalnya perusahaan mobil, truk, sepeda motor, dan sebagainya. 2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat Apabila tanpa adanya kerja sama, kekuatan menentukan harga sangat terbatas. Suatu perusahaan menurunkan harga, perusahaan lain akan membalas menurunkan yang lebih besar lagi sehingga keduanya akan sama atau kehilangan pelanggan. 3. Promosi masih diperlukanKegiatan promosi bertujuan untuk meraih pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama, terutama pada perusahaan yang menghasilkan barang yang berbeda.
  • 188. MODEL PENETAPAN HARGA PASAR OLIGOPOLI Pasar oligopoli ini mempunyai beberapa model dalam menetapkan harga produknya, di antaranya yang paling banyak ditemui adalah: 1. Pasar kartel. 2. Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership).
  • 189. PASAR DENGAN KETEGARAN HARGA (KINKED DEMAND CURVE MODEL) Salah satu tipe keadaan yang ditimbulkannya adalah kinked demand curve atau kurva permintaan yang patah. Seorang penjual dapat menaikkan jumlah penjualannya dengan jalan menurunkan harganya. Hal ini mengakibatkan larinya pembeli dan penjual yang lain dan datang berbondong-bondong untuk membeli barang tersebut Tindakan ini akan diikuti oleh penjual lain. Berarti antar penjual saling bertindak untuk menurunkan harga.
  • 190. Sweezy membuat pemisalan dalam pasar hanya ada dua penjual. Kedua penjual tersebut mempunyai kurva demand D1 untuk penjual satu dan D2 untuk penjual lainnya. Harga yang membuat nyaman penjual satu dan penjual dua adalah sebesar OP2. Pada harga sebesar OP2 jumlah yang diminta pada penjual satu (D1) dan penjual dua (D2) adalah sama. Akan tetapi, jika ada produsen menurunkan harga menjadi OP1, dengan menurunkan harga la mengharap permintaan bertambah menjadi 004 Namun, penurunan harga ini diikuti oleh pesaing juga mengikuti menurunkan harganya juga. Akibatnya permintaan yang diharapkan bertambah menjadi sebesar 004 tidak tercapai karena hanya menjadi OQ3. Lanjutan
  • 191. Mula-mula kurva sebesar MC2. Pada MC2 ini tingkat harga yang menjamin laba maksimal (MC=MR) adalah OP1. Jika biaya per unit turun, MC bergesar menjadi MC1. Turunnya MC tidak mengubah harga yang menjamin labanya maksimal tetap sebesar OP1. Demikian juga jika biaya per unit naik, harga yang menjamin laba maksimum adalah sebesar OP2. Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan harga tidak berubah selama MC memotong MR pada bagian yang patah (tegak lurus) LN walaupun biaya naik atau turun. Inilah yang bisa menghantarkan mengapa harga pada pasar oligopoli adalah rigid (tegar). Lanjutan
  • 192. Harga bisa berubah naik atau turun jika MC memotong MR buka pada bagian yang patah (tegak lurus LN). Misalkan jika biaya terus turun hingga memotong MR yang turun miring (bukan yang tegak lurus) maka harga bisa turun. Mula-mula harga yang menjamin laba maksimal pada saat MC berpotongan dengan MR (PLN- MR), yaitu setinggi OP2. Turun menjadi OP1. Demikian juga jika biaya terus naik hingga memotong MR yang bukan tegak lurus LN harga akan meningkat. Dari gambar di atas biaya produksi naik terus hingga MC3 memotong MR yang miring (bukan yang tegak lurus LN) maka harga berubah dari OP2 menjadi OP3. Lanjutan
  • 193. PENGARUH OLIGOPOLI TERHADAP KESEJAHTERAAN Efek kesejahteraan dan bentuk pasar oligopoli kurang lebih sama dengan monopoli. Di satu pihak oligopoli menimbul efek yang negatif dalam bentuk: 1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para produsen oligopoli dalam jangka panjang. 2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC yang minimal. 3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh (karena P > MC; seperti dalam kasus monopoli). 4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat merugikan masyarakat makro.
  • 194. Ada beberapa kebijaksanaan umum yang mungkin bisa diambil untuk mengurangi efek-efek negatif tersebut. 1. Pemerintah harus bisa menjaga agar hambatan-hambatan bagi perusahaan baru untuk masuk ke dalam pasar oligopoli tersebut ditekan sampai sekecil-kecilnya. 2. Diadakannya Undang-Undang Persaingan (di Amerika Serikat: Antitrust Law) yang melarang adanya kerja sama di antara para pengusaha oligopoli (baik secara diam-diam atau terbuka). 3. Kemungkinan kebijaksanaan yang lebih drastis adalah mencoba merombak struktur pasar yang oligopolistis tersebut, antara lain dengan menentukan batas maksimum dari ukuran suatu badan usaha dan melarang diadakannya penggabungan (merger) antara perusahaan-perusahaan yang telah ada.
  • 195. Ada tiga faktor yang memungkinkan terjadinya kerja sama yaitu : 1. Dapat meningkatkan keuntungan mereka jika mereka mengurangi tingkat persaingan antara mereka dan mereka bertindak seperti monopolis. 2. Dengan mengadakan kerja sama mereka dapat mengurangi ketidakpuasan yang ada, dalam arti tindakan produsen yang satu terhadap yang lain jelas jika mereka mengadakan kerja sama. 3. Adanya kerja sama antarmereka menutup kemungkinan masuknya produsen baru dalam industri.Meskipun demikian, adanya perjanjian kerja sama antara mereka memungkinkan seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan jika melanggar perjanjian kerja sama tersebut dan bertindak atas nama sendiri.