Anggota (member) :
1. Anggella Angraini (1222200150)
2. Kristiana Greta Calosa (1222200151)
3. Della Widyasari (1222200152)
Kumpulan PPT pengantar Ekonomi Mikro Dosen Pembimbing Dr. Sigit Sardjono, M. Ec.
This power point contains a collection of study materials about microeconomics that we learned during 1 semester of lectures guided by our lecturer Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Semoga bermanfaat dan menambah wawasan.
I hope this knowledge is useful and adds insight to all of us. I apologize because this power point only uses Indonesian.
1. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
Oleh Kel 1 Kelas : J
1. Anggella Angraini 2. Kristiana Greta Calosa 3. Della Widyasari
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
2. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. I
PERMINTAAN dan PENAWARAN
Oleh Kel 1 Kelas : J
1. Anggella Angraini 2. Kristiana Greta Calosa 3. Della Widyasari
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
3. Anggota Kelompok 1
Angela Angraini
(1222200150)
Kristiana Greta C.
(1222200151)
Della Widyasari
(1222200152)
4. Harga Satuan Barang dan Jasa
Harga adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan dengan jumlah
uang tertentu.
Dalam bahasa teori ekonomi, harga terbentuk karena adanya
interaksi antara permintaan dan penawaran. Jika permintaan lebih
banyak daripada suplai maka harga barang tersebut akan
meningkat. Demikian sebaliknya jika permintaan lebih kecil
dibandingkan suplai maka harga barang akan turun.
5. Teori Permintaan
Dalam teori ekonomi, yang dimaksud dadalah "permintaan" ialah
keinginankonsumen untuk memiliki dan menguasai barang dan jasa,
dan keinginan ini didukung oleh kekuatan untuk membeli atau
menukar barang dan jasa tersebut.
Faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang secara umum
adalah Harga barang itu sendiri, Harga barang lain (Substitusi
maupun komplementer), income, dan selera.
6. Hukum Permintaan
Hukum permintaan merupakan hukum umum yang menyangkut
pengaruh harga terhadap jumlah barang di minta mekanisme
sebagai berikut : "Jika harga turun maka permintaan akan barang
tersebut akan bertambah, sebaliknya jika harga naik maka jumlah
barang yang diminta akan berkurang".
Dalam teori ekonomi dianggap bahwa permintaan suatu barang
terutama dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri dengan asumsi
bahwa faktor lain tidak mengalami perubahan atau ceteris paribus.
7. Kurva Demand
kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara
jumlah barang atau jasa yang diminta dengan harga di mana harga
sebagai variabel independen dan jumlah barang yang diminta
merupakan variabel dependen.
Daftar permintaan adalah daftar yang menunjukkan hubungan
antara berbagai harga dengan berbagai jumlah barang atau jasa
yang diminta pada harga tersebut. Daftar permintaan berupa tabel.
Dari tabel tersebut dapat digambarkan suatu kurva permintaan.
8. Gambar Daftar Permintaan dan Kurva
Demand
Jumlah barang yang biasanya diberikan notasi Q atau X
digambarkan pada sumbu horizontal atau absis, sedang harga yang
biasanya diberikan notasi P digambarkan pada sumbu vertikal atau
ordinat.
9. Pengecualian Kurva Demand
Hal pertama berhubungan dengan barang gengsi (prestige goods), di
mana jika harga barang ini naik, maka permintaan akan bertambah
karena barang ini menarik bagi orang yang senang menonjolkan
kemewahan. Akan tetapi, hal ini pasti tidak benar sebab apabila
demikian halnya maka harga akan naik tanpa ada batasnya.
Hal kedua pengecualian adalah pengaruh harapan yang dinamis.
Misalnya, jika harga barang turun maka jumlah permintaan akan
turun apabila orang memperkirakan bahwa harga akan terus turun.
10. Menggambarkan Kurva Demand dengan
matematis
Hubungan antara harga dan jumlah yang diminta bisa dituliskan
berupa fungsi sebagaiberikut :
Q = F(P)
Fungsi persamaan permintaan sebagai berikut :
Q = a – bp
Kalau dalam persamaan fungsi a ini adalah suatu intercept,
B = Slope dari garis itu, (-) = Persamaan fungsi demand selalu
berslope negatif.
11. Pergeseran Kurva Demand
Jika salah satu dari ceteris paribus berubah maka akan
mengakibatkan perubahan permintaan.
Perubahan permintaan dapat dibedakan menjadi :
1. Perubahan Harga Barang Sendiri Mengakibatkan Pergeseran di
Sepanjang Kurva Permintaan iMengakibat
2. Perubahan Faktor-Faktor Lain Selain Berubahnya Harga Barang
Itu Sendiri Mengakibatkan Pergeseran Kurva Permintaan
12. Permintaan Individu dan Permintaan Pasar
Kurva permintaan pasar diperoleh dari penjumlahan kurva
permintaan berbagai individu terhadap barang tersebut pada setiap
tingkat harga.
Kurva permintaan pasar adalah penjumlahan horizontal dari
permintaan individu.
13. Teori Penawaran
• Penawaran adalah hubungan antara harga dengan kuantitas untuk
setiap unit waktu yang akan dijual oleh penjual.
• Hukum penawaran
“Jika harga suatu barang/jasa naik maka jumlah barang yang
ditawarkan akan bertambah dan sebaliknya jika harga turun maka
jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang dengan anggapan
ceteris paribus.”
14. Bentuk Kurva Penawaran
• Bentuk kurva penawaran yang tunduk dengan hukum penawaran
• Arah perubahan harga dan jumlah yang ditawarkan
• searah dan bentuk kurva penawaran, miring dari kiri
bawah ke kanan atas.
• Bentuk kurva penawaran yang tidak tunduk kepada hukum penawaran
• S1 : kurva penawaran jangka panjang dengan biaya konstan
• S2 : kurva penawaran jangka panjang dengn biaya menurun
• S3 : kurva penawaran jangka waktu yang sangat pendek
15. Perubahan Penawaran
Jika terjadi perubahan faktor yang memengaruhi jumlah barang yang
ditawarkan berakibat bertambahnya penawaran, maka kurva penawaran
akan bergeser ke kanan, sebaliknya jika berakibat berkurangnya penawaran
maka kurva penawaran akan bergeser ke kiri.
16. Faktor penyebab terjadinya Perubahan
Penawaran
Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan penawaran, antara lain :
1. Berubahnya harga input variabel
2. Perubahan teknologi
3. Perubahan iklim
4. Harga komoditas lain
5. Biaya untuk memperoleh faktor produksi
6. Pajak dan subsidi
7. Harapan harga dan tujuan perusahaan
17. Penentuan Harga Pasar
• Secara grafik
• Secara sistematis
• Perubahan permintaan dan penawaran mengubah harga dan kuantitas pasar
1. Harga pasar berubah jika penawaran bertambah sedang permintaan tetap
2. Harga pasar berubah jika terjadi perubahan permintaan meningkat sedang
penawaran tetap
3. Perubahan keseimbangan jika terjadi perubahan permintaan meningkat
sedang penawaran turun
18. Aplikasi Praktis Keseimbangan Pasar
• Kebijakan Ceiling Price
• Kebijakan Floor Price
• Cobweb Teori - Teori Sarang Laba-laba (Teori Penyesuaian Harga)
• Surplus Produsen dan Konsumen
• Pengalihan Beban Pajak (shifting tax)
• Kasus Penetapan Harga Barang dan Harga Potensial
• Barang Bebas
• Barang Potensial
20. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. III
ELASTISITAS
Oleh Kel 1 Kelas : J
1. Anggella Angraini 2. Kristiana Greta Calosa 3. Della Widyasari
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
22. PENGERTIA ELASTISITAS
Mengukur respons atau reaksi dalam teori ekonomi disebut dengan
elastisitas. Semakin elastis sifat permintaannya semakin besar,
sebaliknya semakin tidak elastis sifat permintaannya semakin kecil
responsnya.
Mengetahui tingkat elastisitas permintaan suatu barang dapat
menentukan kebijaksanaan harga yang tepat.
23. ELASTISITAS PERMINTAAN
A. Konsep Sifat Elastisitas Permintaan
1. Koefisien elastisitas tak terhingga (w) disebut perfect elastic
(sangat elastis).
2. Koefisien elastisitas > 1 disebut elastis.
3. Koefisien elastisitas < 1 disebut inelastis.
4. Koefisien elastisitas = 1 disebut unitary elastic.
5. Koefisien elastisitas = 0 disebut perfect inelastic (inelastis
sempurna).
24. B. Cara Mengukur Tingkat Elastisitas
1. Arc Elasticity (Elastisitas Busur)
mengukur responss (kepekaan) perubahan jumlah barang yang
diminta karena adanya perubahan harga dan perubahan jumlah yang
diminta mempunyai rentang jarak.
25. 2. Point Elasticity
Pendekatan ini menghitung tingkat elastisitas dengan waktu titik
yang terdapat pada kurva permintaan atau penawaran. semakin
tinggi keberadaan titik di kurva permintaan semakin besar koefisien
elastisitasnya. Semakin rendah keberadaan titik tersebut di kurva
permintaan semakin rendah koefisien elastisitasnya.
26. a. Menghitung Tingkat Elastisitas dengan Mempergunakan
Pendekatan
b. Dengan Mengamati Hubungan Elastisitas dengan Total Revenue
(Total Penerimaan)
Jika harga dinaikkan berakibat TR maka sifat elastiistas
permintaannya adalah Elastis. Karena akan meng nilai koefisien
elastisitas > 1.
27. c. Mengamati Arah Perubahan Harga dan Total Revenue
d. Dengan Melihat Kurva Permintaan (AR) dengan MR
• MR = 0, koefisien elastisitas = 1 unitary elastis.
• MR = positif, koefisien elastisitas > 1 elastis.
• MR = Negatif, koefisien elastisitas < 1 inelastis.
28. e. Melihat Kecondongan Kurva Permintaan
• D1 disebut perfect inelastis.
• D2 disebut perfect elastis.
• D3 disebut elastis
• D4 disebut unitary elastis.
• D5 disebut inelastis.
Elastis Sempurna kurva permintaan sejajar sumbu x maka besarnya tingkat
elastisitas = w. Elastis sempurna berarti berapapun jumlah barang yang diminta
harga akan tetap.
Inelastis SempurnaJika kurva permintaan sejajar dengan sumbu Y maka
besarnya tingkat elastisitas = 0. Hal ini disebut inelastis sempurna.
29. 3. ELASTISITAS SILANG (CROSS ELASTISITY)
Elastisitas permintaan silang mengukur sampai berapa jauh berbagai barang berhubungan
satu sama lain. Untuk menghitung tingkat cross elastisity ini dengan membandingkan
persentase hperubahan jumlah barang X yang dibeli dengan presentase perubahan harga Y
dan ini dapat diformulasikan sebagai berikut :
Jika hasilnya positif maka barang itu merupakan barang subtitusi satu sama lain dan jika
hasilnya negatif maka barang tersebut merupakan barang komplementer.
30. ELASTISITAS SILANG BARANG SUBTITUSI
Karena harga teh turun, selain berakibat naiknya jumlah yang diminta juga
mengakibatkan jumlah yang diminta kopi berkurang walaupun harga kopi tidak berubah.
Kejadian ini diakibatkan karena kopi dan teh adalah barang subtitusi.
31. ELASTISITAS BARANG KOMPLEMENTER
Jika barang Y naik mengakibatkan naiknya jumlah barang X yang diminta. Barang X
dan Y adalah subtitut. Tetapi jika harga barang Y naik mengakibatkan jumlah yang
diminta barang X turun maka barang X dan Y adalah barang komplemen.
32. 4. ELASTISITAS PENAWARAN
Suatu perubahan harga akan mengakibatkan perubahan jumlah dalam arah yang
sama bila kurva penawaran miring kearah kanan atas; jadi X dan P adalah positif
keduanya atau negatif keduanya. Oleh sebab itu, koefisien elastisitas selalu positif.
33. MENENTUKAN SIFAT PENAWARAN
1. Melihat besarnya koefisien elastisnya
a) Jika nilai Es tak terhingga (w) disebut perfect elastis (sangat elastis)
b) Jika nilai Es > 1 disebut elastis
c) Jika nilai Es < 1 disebut inelastic
d) Jika nilai Es = 1 disebut unitary elastis
e) Jika nilai Es = 0 disebut perfect elastis (inelastic sempurna)
34. 2. Melihat kecondongan kurva permintaan
Jika kecondongan kurva permintaannya seperti :
a) S1 sifat penawarannya disebut perfect inelastis
b) S2 sifat penawarannya disebut inelastis
c) S3 sifat penawarannya disebut unitary inelastis
d) S4 sifat penawarannya disebut elastis
e) S5 sifat penawarannya disebut perfect elastis
35. 5. ELASTISITAS PENDAPATAN (INCOME ELASTICITY; EI)
Elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang menunjukkan tingkat kepekaan dari
perubahan jumlah barang yang diminta dengan perubahan pendapatan. Konsep elastisitas ini
dengan asumsi bahwa setiap orang akan menambah/mengurangi pembelian barang bila
pendapatannya berubah. Hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ada dua kemungkinan dalam elastisitas pendapatan, yaitu:
a) Jika Ei > 1; barang yang diminta adalah barang superior
b) Jika 0 < Ei > 1; barang yang diminta adalah barang kebutuhan pokok
36. 5.1 PERUBAHAN PERMINTAAN BARANG LUX KARENA
ADANYA KENAIKAN IN-COME
Barang luxury adalah barang yang dibeli dalam jumlah lebih banyak jika pendapatan
konsumen bertambah.
37. 5.2 PERUBAHAN PERMINTAAN BARANG INFERIOR
KARENA ADANYA KENAIKAN INCOME
Barang inferior adalah barang yang dibeli dalam jumlah lebih sedikit atau dikurangi
jika pendapatan konsumen bertambah.
38. HUBUNGAN ELASTISITAS INCOME DAN JENIS PRODUK
Jika koefisien elastisitas income lebih besar dari satu maka jenis produk itu adalah
barang lux. Atau jika income konsumen meningkat 20% jumlah yang dibeli produk X
bertambah lebih besar dari 20% maka produk X tersebut adalah produk luxury.
40. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. V
PERILAKU KONSUMEN
Dengan Pendekatan Cardinal dan Ordinal
Oleh Kel 1 Kelas : J
1. Anggella Angraini 2. Kristiana Greta Calosa 3. Della Widyasari
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
42. BEBERAPA KONSEP BERKAITAN DENGAN
PERILAKU KONSUMEN
• Permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat dan
barang yang diminta. Manfaat ini pula dikenal dengan istilah
utilitas (utility).
• Secara rasional konsumen berharap memperoleh utility yang
optimal. Karena, jika rasional utility meningkat makan jumlah
barang yang dikonsumsi juga meningkat.
• Ada 2 cara pengukuran nilai manfaat dan suatu barang yakni
secara Kardinal dengan pendekatan absolut dan ordinal dengan
pendekatan nilai relatif, order, atau rangking.
43. CARDINAL DAN ORDINAL
• Cardinal yaitu pengukuran nilai manfaat suatu barang menggunakan
pendekatan nilai absolut. Motede ini tidak umum dipakai dalam teori
kehidupan ekonomi yang modern, tetapi prinsip marginal utility
tetap berlaku hingga kini.
• Ordinal yaitu alat pengukur nilai manfaat suatu barang menggunakan
pendekatan nilai relatif, order atau rangking.
• Sesuai konsep Gossen II, maka ada dua pendekatan dalam
mempelajari pendayagunaan utility. Dua pendekatan ini digunakan
untuk menjelaskan perilaku konsumen
44. NILAI BARANG
• Kebutuhan manusia pada garis besarnya dapat dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu kebutuhan pokok dan kebutuhan sekunder (bukan pokok).
• Nilai barang dibedakan menjadi 2 :
1.Nilai penggunaan objektif : kesanggupan suatu barang dan jasa
untuk memenuhi suatu keperluan manusia.
2.Nilai penggunaan subjektif : diberikan oleh seseorang kepada
suatu barang yang tertentu untuk memuaskan kebutuhannya.
Nilai subjektif akan memiliki skor berlainan pada setiap individu dalam
menilai suatu barang.
45. • Nilai pertukaran yaitu kemampuan barang dan jasa tersebut untuk
ditukarkan dengan barang dan jasa lainnya
• Nilai pertukaran dibagi menjadi 2 :
1.Nilai pertukaran objektif, yaitu kemampuan barang dan jasa
itu sendiri untuk ditukarkan dengan barang dan jasa lain.
2.Nilai pertukaran subjektif yaitu, arti yang diberikan oleh
seseorang kepada suatu barang dan jasa, bertalian dengan
kegunaan barang tersebut terhadap dirinya.
46. PEMENUHAN KEPUASAN
• Pada hakikatnya kepuasan manusia tidaklah terbatas untuk
memenuhi semua kebutuhan manusia.
Banyak pendapat ahli ekonomi terutama ahli ekonomi yang
termasuk aliran klasik, membicarakan tentang kebutuhanan
pemuasnya.
47. SAMBUNGAN
• Hukum Gossen I
• Jika pemuasan kebutuhan
dijalankan terus menerus,
maka kenikmatannya akan
terus menerus Berkurang,
sampai akhirnya datang
kekenyangan (kejenuhan).
• Hukum Gossen II
• Tiap-tiap manusia akan
berusaha memenuhi berbBsagai
kebutuhannya supaya semua
kebutuhannya tersebut
dipuaskan dengan seimbang.
Berdasarkan pendapat Gossen
ini timbulah berbagai teori guna
dan kepuasan (marginal utility).
48. PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK
MENGUNGKAPKAN PERILAKU KONSUMEN
• Tujuan pokok teori ekonomi mikro adalah usaha untuk
menjelaskan perilaku konsumen dipasar barang. Secara
tradisional perilaku konsumen dapat dijelaskan menggunakan
konsep utility contoh apabila sseorang meminta suatu jenis pada
dasarnya yang diminta adalah daya guna barang tersebut.
• Utilitas dapat diukur secara absolut menggunakan unit
pengukuran yang disebut dengan “util”.
49. SAMBUNGAN
• Misal segelas es krim mempunyai 100 util bagi seorang konsumen.
Apabila ia menghabiskan dua gelas ia akan mendapatkan daya guna
lebih besar dari 100 util.
• pendekatan ini merumuskan hubungan antara jumlah daya guna
dengan barang yang dikonsumsi kan dalam bentuk fungsi :
U= f (X1 ; X2;........ Xn)
• U adalah banyaknya daya guna bagi seseorang konsumen dan X2 adalah
banyaknya barang tertentu yang dikonsumsikan oleh konsumen
tersebut.
50. SAMBUNGAN
• pendekatan perilaku konsumen dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu,
pendekatan tradisional dan pendekatan modern.
• pendekatan tradisional terpecah menjadi 2 : teori daya guna (Cardinal
utility) dan yang kedua daya guna ordinal (ordinal utility).
• Pendekatan Cardinal utility Dalam menjelaskannya Menggunakan
pendekatan marginal utility dan yang kedua menggunakan pendekatan
• Asumsi dasar dari pendekatan Cardinal yang menyatakan utility
seseorang bisa diukur adalah pndekatan yang terlalu subjektif. Dari
kelemahan ini muncul teori kedua. Yaitu teori daya guna ordinal
51. SAMBUNGAN
• Sebetulnya selain pendekatan 2 tersebut masih ada
pendekatan lain yang bisa mengungkapkan perilaku konsumen
yaitu pendekatan atribute dan pendekatan revealed preference
hypothesis (RP).
• Yang digunakan dalam buku ini ada dua pendekatan yaitu
A. Cardinal approach
B. Ordinal approach
52. CARDINAL APPROACH
• Utilitas seseorang dalam mengonsumsi barang dan jasa tidak bisa
dinyatakan dengan bilangan numerik, tetapi bisa diungkapkan.
Lebih senang atau lebih suka.
• Untuk setiap unit akan dapat dihitung nilai gunanya.
• Dalam teori nilai guna ini dikenal dengan nilai total (utility/TU) dan
nilai guna marginal (marginal utility/MU) .
• Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan
kepuasan sebagai akibat pertambahan atau pengurangan
penggunaan satu unit komoditas tertentu
53. SAMBUNGAN
• Berkaitan dengan ini teori nilai guna dikenal hukum
diminishing marginal utility, yaitu pertambahan utilitas yang
menurun karena pertambahan satu unit komoditas yang
dikonsumsi.
• Dalam pendekatan ini guna dibedakan menjadi 2 : guna total
(total utility) dan guna batas atau marginal utility.
54. KONSEP GUNA BATAS DAN GUNA TOTAL (MU
DAN TU)
Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang
terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut. Menurut hukum Gossen
maka semakin banyak jumlah barang yang sejenis dimiliki oleh
seseorang maka sumbangan kepuasan dari barang yang terakhir
semakin kecil.
55. CONTOH
Seorang petani yang berdiam ditempat yang sangat terpencil
mendapatkan lima karung dari hasil tanaman padinya. Petani tersebut
tidak menambah jumlah hasil padinya lagi dan jumlah ini adalah
keseluruhan padi yang dimilikinya. Karung pertama untuk dirinya
sendiri keperluan ini adalah keperluan terpenting. Oleh karena itu,
kita beri nilai 10, karung kedua untuk benih diberi nilai 9, karung
ketiga untuk kudanya diberi nilai 7, karung keempatnya untuk
makanan ayam diberi nilai 4, karung kelima untuk makan burungnya
diberi nilai 2 .
• Semakin banyak barang yang dipunya maka nilai yang kita berikan
semakin kecil.
56. GUNA TOTAL (TOTAL UTILITY)
Guna total ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena
mengosumen berbagai jumlah barang. Guna total ini akan
semakin besar jika barang yang dikonsumsi semakin banyak
sampai pada tingkat tertentu dimana guna total ini akan mencapai
titik maksimum, maka kepuasan konsumen tidak akan bertambah
lagi dan total gunanya menurun walaupun konsumen terus
menambah barang tersebut
59. ASUMSI DALAM TEORI CARDINAL
• Terdapat tiga asumsi dalam teori cardinal yaitu
1) utility bisa diukur dengan uang
2) berlakunya hukum gossen ( law of diminishing marginal
utility) yaitu bahwa semakin banyak suatu barang dikonsumsi,
maka tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh
dari setiap satu tambahan yang dikonsumsi akan menurun
• 3) konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang
maksimal
60. KRITIK PADA PENDEKATAN CARDINAL
1. Asumsi utilitas bisa diukur adalah pemikiran yang keliru,
aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu
barang tergantung dari subjek yang memberikan penilaian.
2. Marginal utilitas dari uang tidaklah konstan, semakin banyak
uang yang dimiliki semakin banyak kepuasan yang lebih
besar.
3. Kriteria pokok dari suatu alat pengukur adalah bahwa alat
penuhukur tersebut harus mempunyai nilai yang tetap.
61. MAKSIMAL GUNA
• guna batas adalah tambahan guna pada guna total karena ada
tambahan satu unit barang lagi yang dikonsumsi. Untuk mencari
marginal digunakan hitungan ini :
• TU2 ( Sesudah tambahan) – TU1 (sebelum ada tambahan) = Mux
• atau
• (TUx+1) – (TUx) = Mux
62. SAMBUNGAN
• Jika total utility mencapai maksimal MU=0 dan selanjutnya jika
total utility menurun karena pertambahan unit barang yang
dikonsumsi maka MU akan menjadi negatif (-). Turunan
pertama dari fungsi TU adalah nilai x yang bisa menghasilkan
TU maksimal atau bisa juga dikataka nilai x dari turunan
pertama dari MU= 0 maka TU maksimal
63. CARA MEMPERGUNAKAN PERSAMAAN
FUNGSI
• Mencari kemungkinan dari kombinasi-kombinasi tersebut yang
dapat memenuhi formula.
1.Kemudian diuji apakah juga memenuhi formula
2.Jika salah satu tidak tidak terpenuhi maka harus dicari
kombinasi yang lain.
64. PERUBAHAN KOMBINASI BARANG YANG
DIBELI KONSUMEN
• Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dibutuhkan dapat
mengubah kombinasi barang yang dibeli. Hal itu disebabkan oleh :
• Adanya efek subtitusi yaitu dengan naiknya harga salah satu barang, konsumen
akan mengalihkan barang yag dibeli kepada barang pengganti
• Efek pendapatannya (income) dengan kenaikan harga bagi konsumen yang
pendapatannya tetap akan menyebabkan pendapatan riil konsumen tersebut akan
berkurang.
Dan kedua efek ini akan saling memperkuat bila barang yang dibeli
konsumen tersebut adalah barang normal
65. INDIFFERENCE CURVE APPROACH
• Ada beberapa asumsi didalam indifference curve yaitu:
konsumen selalu bersifat rasional, nilai guna dari uang bersifat
konstan, utility dinyatakan secara ordinal, berlakunya hukum
tambahan yang semakin lama semakin berkurang, the total
utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditas, dan
consistency and transitity of choice
• Sifat-sifat yang dimiliki oleh indifference curve adalah:
1. berlakunya hukum diminishing rate of return yaitu jika jika
menambah jumlah barang X maka jumlah barang y yang ada
akan dikurangi dan sebaliknya.
66. SAMBUNGAN
2. cembung terhadap titik 0 atau origin
3. dua IC tidak akan saling berpotongan
• Pendekatan ordinal sebenarnya dikembangkan oleh banyak ahli
ekonomi. Beberapa di antaranya yaitu John R. Hicks, R. G. Allen,
Vilfredo Pareto, dan Ysidro Edgeworth. Pendekatan ini menyatakan
bahwa kepuasan itu tidak dapat diukur secara kuantitatif, melainkan
sifatnya bertingkat/berjenjang, dan hanya bisa dibandingkan.
67. • Indifference Curve (IC) adalah kurva yang
menggambarkan kombinasi konsumsi dua
Macam barang/jasa yang menghasilkan
tingkat kepuasan yang sama. Setiap titik
dalam kurva ini melambangkan tingkat
kepuasan yang tidak berbeda (indifference),
meski kombinasi konsumsi barang/jasanya
berbeda-beda.
68. INDIFFERENCE CURVE APPROACH MEMILIKI
BEBERAPA CIRI-CIRI
1. Memiliki Slope (Kemiringan) yang Negatif
• untuk mempertahankan kepuasan yang sama, maka
penambahan di satu barang harus diimbangi dengan
pengurangan barang lainnya.
• 2. Cembung ke Arah Ordinat merupakan ukuran yang
menggambarkan sejauh mana konsumen bersedia menukarkan
barang yang satu dengan barang lainnya dalam kurva IC yang
sama.
69. SEMAKIN KEKANAN, SEMAKIN TINGGI
KEPUASANNYA
Posisi IC yang lebih tinggi (lebih ke
kanan) menggambarkan jumlah
pakaian dan makanan yang lebih
banyak. Posisi IC tersebut tentunya
lebih disukai konsumen karena
memberikan tingkat kepuasan yang
lebih tinggi.
70. SESAMA INDIFFERENCE CURVE TIDAK
SALING BERPOTONGAN
Sesama kurva IC tidak mungkin saling
berpotongan. Hal ini terkait dengan
asumsi konsistensi dan transitivitas
71. KESEIMBANGAN KONSUMEN
Kombinasi yang memberikan guna maksimal bagi konsumen
ialah yang terletak bagi konsumen antara curve indifference
dengan kurva anggaran. Kombinasi yang memberikan guna yang
maksimal bagi konsumen ialah kombinasi A
72. KESEIMBANGAN KONSUMEN YANG OPTIMAL
Keseimbangan konsumen terjadi dengan jumlah uang tertentu
mengonsumsi kombinasi barang yang optimal.
74. PERUBAHAN UTILITAS KONSUMEN
1. Berubahnya Salah Satu dari Harga Barang
harga barang X naik, maka garis anggaran dan indifference curve
bergeser ke kiri. Harga barang X turun maka garis anggaran dan
indifference curve bergeser ke kanan.
Titik singgung garis anggaran dengan indifference curve baru
dan lama dihubungkan maka garis itu disebut price cunsumtion
curve (PCC).
76. BERUBAHNYA PENDAPATAN KONSUMEN
Meningkatnya pendapatan konsumen menyebabkan preference
konsumen terhadap barang X dan Y berubah pada titik E2. Bila
turun maka kedua curva di atas bergeser ke kanan dan sejajar
pula.
Bila titik singgung antara kurva anggaran dan indefference yang
lama dan yang baru dihubungkan disebut garis Income
Counsumption Curve (ICC)
78. PERUBAHAN HARGA PADA BARANF
NORMAL
Perubahan Harga pada Barang Normal dan Inferior
Dampak perubahan harga menyebabkan kurva BL berubah dari
BL1 ke BL2. Konsumen akan membeli barang dengan jumlah
yang lebih banyak jika harga barang itu murah. Perubahan ini
yang disebut dengan efek substitusi.
79. PERUBAHAN HARGA PADA BARANG
INFERIOR
Semakin murahnya barang X menghasilkan efek pendapatan
yang negatif, yaitu jumlah barang X yang diminta berkurang.
80. DERIVASI KURVA PERMINTAAN DARI KURVA
PCC
Perubahan harga akan mengubah jumlah yang diminta.
Hubungan antara jumlah barang X yang diminta (diturunkan dan
titik A, B, dan C) karena perubahan harga. Hubungan itu adalah
kurva permintaan. Kurva permintaan adalah keseimbangan
konsumen.
82. PENGGAMBARAN KURVA ENGEL DARI
KURVA ICC
Dari kurva ICC dapat dibentuk Kurva Engel yang menggambarkan
hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang
diminta.
Kurva Engel dapat diklasifikasikan sebagai barang normal,
inferior, giffen.
84. BENTUK INDIFFERENCE CURVE
Bentuk kurva Indiference Curve adalah nonlinier turun dari kiri
atas ke kanan bawah dan cembung terhadap titik nol. Bentuk ini
menggambarkan berlakunya hukum diminishing marginal utility.
86. KURVA INDIFERRENCE CURVE YANG BERUPA
HURUF L MENUNJUKKAN BARANG
KOMPLEMEN
Barang Y ditambah atau dikurangi tidak bisa
digantikan dengan barang X.
87. KRITIK DAN APLIKASI PENDEKATAN
INDIFFERENCE CURVE
1. Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk individu
tidaklah mudah
2. subtitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan adanya
kenaikan harga barang X tidak secara otomatis terjadi karena
masih ada faktor faktor lain yang membuat konsumen tetap
pada barang X atau meninggalkan barang Y
3. IC approach tidak dapat digunakan untuk menganalisis effect
advertising, past behavior of stock
88. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. VI
PERILAKU PRODUSEN
Oleh Kel 1 Kelas : J
1. Anggella Angraini 2. Kristiana Greta Calosa 3. Della Widyasari
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
90. Pengertian
Produksi adalah transformasi atau
pengubahan faktor produksi menjadi
barang produksi atau suatu proses
dimana masukan input diubah menjadi
output.
Faktor produksi yang dimaksud yaitu
land,man,capital and skill. (bahan
baku,tenaga kerja,modal dan
keterampilan).
92. Konsep jangka
pendek.
Jangka pendek adalah jangka waktu
yang sedemikian pendek sehingga
perusahaan tidak dapat mengubah
jumlah beberapa sumber yang
digunakan. Seperti tanah, gednung,
mesin – mesin dan manajemen.
Contoh dalam hal ini yaitu industri
tekstil
93. Konsepjangka
panjang
Jangka panjang sebagai keadaan proses
produksi semua faktor produksi bersifat
variabel.
Dalam jangka panjang semua faktor
produksi dapat diubah jumlahnya sehingga
produsen mempunyai kesempatan
mendapatkan kombinasi faktor produksi
yang efisien.
94. Fungsiproduksi
Fungsi produksi ialah hubungan antara
faktor produksi dan barang produksi yang
dihasilkan dalam proses produksi. Fungsi
produksi ialah hubungan fisik antara input
(bersumber masukan) dan output (barang
atau jasa yang dihasilkan) tanpa
memperhitungkan harga.
Q = F
(C,L,B,S)
95. Fungsiproduksi
Output yang dihasilkan tergantung pada teknik
produksi yang digunakan.
Semakin efisien teknik yang digunakan, semakin
kecil output yang dihasilkan.
Teknik produksi lebih efisien maka output
perusahaan akan lebih besar.
Jumlah barang produksi tergantung jumlah
faktor produksi yang digunakan.
100. Analisisproses
produksijangka
pendek
Teori ini diungkapkan dengan kurva TP, AP,
MP.
TP (Total Product) adalah total produksi
yang dhasilkan oleh sejumlah tenaga kerja
(labor).
AP (Average Product) adalah rata – rata
yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja.
MP (Marginal Product) adalah tambahan
hasil produksi apabila menambah satu
tenaga kerja.
102. Thelawof
diminishing
returns
Satu faktor bersifat variabel dan lainnya
tetap, akan dijumpai suatu kenaikan
produksi total menambah faktor produksi
variabel secara terus – menerus.
Produksi total akan bertambah terus tetapi
dengan tambahan yang semakin kecil, dan
setelah suatu jumlah tertentu akan
mencapai maksimum dan kemudian
menurun.
104. Hubungan
antaraTP,AP,
MP
1. Hubungan TP & MP pada saat TP
mengalami perubahan peningkatan
produksi.
2. Hubungan AP & MP pada saat MP
lebih tinggi daripada AP, dan pada saat
AP menurun maka produksi MP lebih
rndah dari AP.
105. HubunganAP,
TP, MP
Jika AP semakin bertambah maka MP >
AP.
Jika Ap maximum maka MP = AP
Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP
106. Tahapandalam
fungsiproduksi
Tahap I
Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum
produksi rata-rata (AP), yaitu pada saat produksi
marjinal (MP) sama dengan AP.
Tahap II
Dari titik saat AP mencapai titik maksimal
sampai pada saat produksi total (TP) mencapai
maksimal atau pada saat MP sama dengan nol,
AP dan MP semakin berkurang tetapi MP masih
positif.
107. Sambungan
Tahap III
AP dan TP pada tahap ini semakin
berkurang dan MP menjadi negatif karena
luas tanah tetap dan labor ditambah terus
sehingga terjadi ketidakefisiensian tanah
dan labor.
109. Pengertian
KurvaIsoquant
Isoproduk atau isoquant adalah "kurva
yang menunjukkan berbagai
kemungkinan kombinasi teknis antara
dua input yang bervariabelyang
menghasilkan suatu tingkat output
tertentu“.
110. SifatdariKurva
Isoquant
Ciri-ciri umum isoquant pada dasarnya sama
dengan ciri-ciri kurva indifference,yaitu:
a)Cembung ke arah titik origin.
b)Menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
c) Semakin jauh kurva isoquant ini dari
titikasal menunjukkan semakin tinggi
tingkat produksi barang tersebut.
111. Sambungan
d) Antara kurva yang satu dengan yang
lain tidak dapat saling berpotongan
atau saling bersinggungan.
113. MRTS(Marginal
RateTechnical
ofSubstitution)
Tingkat MRTS adalah kemiringan isoquant pada
titik khusus.
Dari Gambar 5.3 besarnya slope MRTS di titik C :
MRTS di C=-AK/AL
Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke
lainnya menghasilkan rasio K dan L-nya:
K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif.
K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labor intensif.
114. BentukIsoquant
Lain
ISOQUANT YANG LINIER
Menunjukkan adanya substitusi
input kapital dan labor adalah
sempurna. Substitusi kapital
dan labor secara sempurna ini
dalam dunia nyata tidak pernah
bisa terjadi.
ISOQUANT YANG INPUT OUTPUT
Menunjukkan tidak adanya
substitusi input kapital dan labor.
Substitusi kapital dan labor
hanya terjadi pada kebutuhan
minimum saja. Setelah itu tidak
terjadi substitusi.
115. Pengertian
IsoCost
“Kurva yang memperlihatkan berbagai
kombinasi dari sumber-sumber yang dapat
dibeli oleh perusahan dengan harga tertentu
dari masing-masing sumber persatuan dan
pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan
oleh perusahaan itu.”
117. Perubahan
Isocost
Kurva Iso Cost dapat berubah disebabkan:
Harga faktor produski labor turun
atau naik sedang lainnya tetap.
Harga faktor produksi kapital turun
atau naik sedang lainnya tetap.
Jumlah modal (dana) berubah
berkurang atau bertambah.
118. PerubahanIsocost
KURVA ISOCOST BERUBAH JIKA HARGA
FAKTOR PRODUSKI LABOR TURUN ATAU
NAIK SEDANG LAINNYA TETAP
Jika harga labor bertambah murah maka
kurva isocost bergesar ke kanan dari KLZ
menjadi KL3. Dan jika harga labor bertambah
mahal maka kurva isocost bergesar ke kiri
dari KL2 menjadi KL3.
119. Perubahan
Isocost
KURVA ISOCOST BERUBAH JIKA HARGA
FAKTOR PRODUKSI KAPITAL TURUN ATAU
NAIK SEDANG LAINNYA TETAP
Jika harga kapital bertambah murah maka
kurva isocost bergesar ke atas dari K2L
menjadi K3L. Dan jika harga kapital
bertambah mahal maka kurva isocost bergesar
ke bawah dari K2L menjadi K3L.
120. Perubahan
Isocost
KURVA ISOCOST BERUBAH JIKA JUMLAH
MODAL (DANA) BERUBAH BERKURANG
ATAUBERTAMBAH
Jika jumlah modal bertambah besar maka
kurva isocost bergesar ke atas dari K2L2
menjadi K3L3. Jika harga kapital bertambah
mahal maka kurva isocost bergesar ke bawah
dari K212 menjadi K1L1.
121. Ekuilibrum
Produsen
Ekuillbrium produsen bisa diartikan
sebagai "suatu keadaan seimbang di
mana produsen mendapat keuntungan
maksimum dan tidak ada dorongan
untuk mengubah-ubah tingkat produksi
atau dalam penggunaan faktor-faktor
produksinya".
122. Sambungan
Maka pada titik singgung antara garis
isocost dan isoquant inilah merupakan
titik terbaik bagi produsen atau titik
yang memberikan tingkat produksi, yang
memberikan keuntungan yang paling
besar dengan biaya yang paling kecil.
Titik ini juga disebut titik keseimbangan
produsen atau "Equilibrium Producen"
123. Keadaandan
JumlahProduksi
yangOptimum Titik C menunjukkan produksi yang optimum di
mana pada saat itu produsen dalam posisi
keseimbangan Dengan demikian, posisi
keseimbangan produsen dicapai pada saat kurva
isoquant bersinggungan dengan kurva isocost.
124. Sambungan
PADA SAAT ITU DALAM POSISI
PERSAMAAN DIATAS MASING-MASING
RUAS KIRI DAN KANAN DIBAGI PL. PC
MAKA HASIL :
125. JalurEkspansi
(ExpansionPath)
Expantion path adalah garis yang
menunjukkan titik titik least cost
combination di berbagai isoquant.
Least cost combination adalah titik yang
menunjukkan ongkos terkecil untuk
menghasilkan sejumlah produk tertentu.
127. Hasildari
pengembangan
skalausaha
(returnto scale)
Jika L adalah labor dan C adalah kapital
dan Q adalah output maka :
= L+C akan menghasilkan Q
Jika input L dan C ditambah maka Q juga
akan berubah :
= al+aC bQ
Hasil penambahan input (a) berakibat
perubahan output (b).
128. Increasingreturn
to scale
b > a disebut dengan increasing return to
scale. Misalkan input labor dan kapital
ditambahkan 20% maka output akan
meningkat sebesar 30%
129. Constantreturn
to scale
b = a disebut dengan cosntant return to
scale. Misalkan input labor dan kapital
ditambah 20% maka output meningkat
sebesar 20%.
130. Decreasing
returnto scale
b < a disebut dengan decreasing return to
scale. Misalkan input labor dan kapital
ditambahkan 20% maka output akan
meningkat sebesar 10%.
131. Faktorpenyebab
prosesproduksi
lebihefisien
Terjadi spesialisasi dari para pekerja.
Semakin terlibat dalam proses produksi
tenaga kerjanya semakin terampil.
Penggunaan teknologi.
Ada beberapa biaya yang bisa digunakan
bersama.
Semakin besar skala produksinya,
semakin efisien.
134. Relevantrange
(daerahrelevan)
Daerah yang memungkinkan bagi produsen
untuk berproduksi dengan kombinasi dua
input di beberapa tingkat isoquant. Garis
yang membatasi daerah relevan dan tidak
relevant dinamakan ridge-line, daerah itu
relevan untuk memproduksi output
dikombinasi input yang digunakan. Ada ridge
line atas dan bawah.
135. Kombinasi
OngkosTerkecil
(LeastCost
Combination)
Garis yang menghubungkan semua titik
keseimbangan produsen, yaitu titik
singgung antara isoquant dan isocost
dinamakan jalur perluasan (expansion
path). Bagi perusahaan yang ingin
meminimumkan ongkos produksi untuk
suatu tingkat output tertentu disebut
dengan least cost resources combinations.
138. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. VII
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Oleh Kel 1 Kelas : J
1. Anggella Angraini 2. Kristiana Greta Calosa 3. Della Widyasari
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
139. ANGGOTA KELOMPOK 1 :
Anggella Angraini
(1222200150)
Kristiana Greta C.
(1222200151)
Della widyasari
(1222200152)
140. PENGERTIAN PASAR
• Pengertian pasar dalam teori ekonomi adalah tempat bertemunya
pembeli dan penjual yang mengenai harga dan jumlah yang
diperjualbelikan, dengan kata lain terjadinya jual beli suatu barang.
• Persaingan adalah jika sesama produsen bersaing agar konsumen
membeli produknya, dan sesama konsumen bersaing mendapatkan
barang yang dibutuhkan.
141. 4 GOLONGAN PASAR MENURUT TEORI EKONOMI
• Pasar persaingan sempurna
• Pasar persaingan monopolistik
• Pasar monopoli
• Pasar oligopoli
143. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
• Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat
banyak penjual dan pembeli.
• Berapapun jumlah barang yang diperjualbelikan dipasar,
harga akan tetap
144. CIRI – CIRI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
• Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak.
• Barang yang diperjualbelikan homogen/identik.
• Penjual bisa keluar masuk dipasar dengan mudah.
• Informasi terhadap pasar sempurna.
146. PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DAN HARGA
• PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
YANG MEMPEROLEH LABA.
• Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin
laba maksimal adalah sebesar
• P = OP1 dan Q = OQ1
147. PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA YANG MEMPEROLEH KERUGIAN YANG
MINIMUM
• HARGA DAN JUMLAH YANG DIPRODUKSI YANG
MENJAMIN RUGI MINIMAL ADALAH SEBESAR
• P = OP2 dan Q = OQ1
148. PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA YANG MEMPEROLEH NORMAL PROFIT
(BREAK EVENT INCOME)
• HARGA DAN JUMLAH YANG DIPRODUKSI, YANG MENJAMIN LABA
NORMAL ADALAH SEBESAR
• P = OP1 dan Q = OQ1
dengan AC yang paling rendah
149. PERIODE JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG YANG
DIALAMI PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN SEMPURNA
A. kondisi perusahaan dalam persaingan sempurna dalam
periode jangka pendek
• Jangka pendek adalah jangka waktu yang pendeknya
apabila terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap
produsen tidak mampu menaikkan produksinya, serta tidak
cukup waktu bagi perusahaannya untuk menambah
perusahaan baru.
150. JANGKA PENDEK PERUSAHAAN DAPAT MENGALAMI
3 HAL :
A. MENDAPAT LABA SUPER NORMAL
B. MENDAPAT LABA NORMAL
C. MENDERITA KERUGIAN
152. B. KONDISI PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN
SEMPURNA DALAM PERIODE JANGKA PANJANG
A. Jangka panjang adalah jangka waktu yang cukup lama
sehingga produsen masih ada kesempatan untuk
memperbanyak produksinya dan masih dapat mendirikan
perusahaan – perusahaan baru untuk menaikkan
produksinya apabila terjadi kenaikan permintaan barang.
154. KEBURUKAN DAN KEBAIKAN PERUSAHAAN YANG
BERADA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
A. KEBURUKANNYA
tidak ada inovasi membatasi pilihan konsumen, produk yang
homogen berakibat membatasi pilihan konsumen dan konsumen
tidak bisa memilih karena masing – masing konsumen tidak kuasa
memengaruhi pasar.
155. B. KEBAIKANNYA
adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya
kebebasan bertindak, persaingan perusahaan yang berada
dalam persaingan sempurna sangat ketat, dan persaingan
yang ketat dan mudahnya memasuki pasar berakibat
alokasi sumber daya menjadi efisien dan konsumen dapat
memperoleh barang dengan harga yang kompetitif.
157. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. VIII
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
Oleh Kel 1 Kelas : J
1. Anggella Angraini 2. Kristiana Greta Calosa 3. Della Widyasari
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
160. BENTUK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak
penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga
dengan jalan deferensiasi produk.
161. DUA UNSUR MODEL PASAR PERSAINGAN
MONOPOLI
• Pertama, terdapat unsur monopoli karena jenis barang tersebut
memang hanya satu macam. Maka kurva permintaannya miring dari
kiri atas ke kanan bawah, meskipun mendekati horizontal.
• Kedua, terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual
banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai
pengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya.
162. BENTUK KURVA DEMAND PERUSAHAAN
MONOPOLISTIK
Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada di antara
perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Bila pada
persaingan sempurna bentuk kurva demand-nya horizontal atau
elastis sempurna, kurva demand dari monopoli bersifat inelastis.
Kurva demand perusahaan yang monopolistik berbentuk elastis.
Kemiringannya di antara kedua kurva demand dari monopoli dan
persaingan sempurna.
164. TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan monopoli dapat
mengalami tigahal, yaitu:
• Mendapat laba supernormal.
• Mendapat laba normal.
• Menderita kerugian.
166. 1. PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN MONOPOLISTIK
YANG MENDAPAT LABA SUPERNORMAL
Harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan
menggunakan kaidah MR = MC. Pada kaidah MR =MC harga jual
produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan
besarnya laba P1P2LK.
167. PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN
MONOPOLISTIC YANG MENDAPAT LABA NORMAL
MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang
menjamin laba maksimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk
sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya TC =
TR, yaitu sebesar OP1KQ1.
168. 3. PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN
MONOPOLISTIC YANG MENDAPAT LABA NORMAL
MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang
menjamin laba, laba yang maksimal tetapi kalua rugi kerugian yang
minimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP2,
sedang biaya rata-ratanya OP1. Biaya rata-rata (AC) lenih besar dari
penerimaan rata-rata (AR). Kerugian yag minimal ini output/jumlah
produksi yang dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC (OQ1KP1),
sedang besarnya TR(OQ1LP2).
171. 1. PERUBAHAN HARGA BERAKIBAT PERUBAHAN
PERMINTAAN YANG BESAR
Bentuk kurva demand-nya bersifat sangat elastis sehingga dengan
sedikit menaikkan harga maka output akan mengalami banyak
pengurangan. Kurva permintaan yang dihadapi oleh persaingan
monopolis sangat elastis.
172. 2. EFISIENSI MASING-MASING PERUSAHAAN
Akan terdapat beberapa efisiensi masing-masing perusahaan dalam
jangka panjang bila masuknya perusahaan baru ke dalam industri
yang bersangkutan bebas dan mudah. Artinya, perusahaan tidak akan
dirangsang untuk membangun skala optimum perusahaan atau untuk
menjalankan skala perusahaan yang telah dibangunnya pada tingkat
output optimum.
173. 3. PROMOSI PENJUALAN
Beberapa pemborosan iklan dari perubahan desain dapat terjadi
dalam persaingan monopoli. Iklan yang dilakukan oleh salah satu
perusahaan tidak menimbulkan tindakan balasan dan yang lain. Bila
iklan yang dilakukan oleh salah satu penjual diimbangi oleh yang lain,
maka tindakan balasan tersebut sebenarnya merupakan usaha yang
sama untuk memperluas pasar masing-masing.
174. 4. JENIS PRODUK YANG TERSEDIA
Konsumen akan memperoleh berbagai merek produk tertentu yang
berbagai ragam yang dapat dipilih dalam pasar persainngan
monopoli. Akan tetapi, suatu peringatan perlu diberikan di sini
ragam produk tertentu demikian banyak sehingga membingungkan
konsumen, dan persoalan pemilihan dapat menjadi lebih sulit.
176. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. IX
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR MONOPOLI
Oleh Kel 1 Kelas : J
1. Anggella Angraini 2. Kristiana Greta Calosa 3. Della Widyasari
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
178. Arti Monopoli
Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya ada satu
penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing. Keadaan seperti ini adalah
kasus monopoli murni atau pure monopoly. Produk yang dijual di pasar
tersebut tak memiliki barang substitusinya.
179. Prinsip-prinsip Monopoli Murni
• Monopoli sebagai alat analisis sangat berguna dipakai pada
industri-industri yang mendekati monopoli murni atau industri
yang dalam banyak hal bertindak seperti dalam monopoli
murni.
• Monopoli sebagai alat analisis dan berbagai modifikasinya
sangat berguna dalam mempelajari persaingan oligopoli dan
persaingan monopoli.
180. Ciri-ciri Pasar Monopoli
• Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahaan
• Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip
• Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri
• Dapat Mempengaruhi Penentuan Harga
• Promosi Iklan Kurang Diperlukan
181. Faktor-faktor yang Menimbulkan Adanya Pasar
Monopoli
• Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu
yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
• Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala
ekonomi (economic of scale) hingga ke tingkat produksi yang
sangat tinggi.
• Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu
pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan.
182. Hambatan Bagi Perusahaan Yang Akan
Memasuki Pasar
Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam industri persaingan
murni maka dalam jangka panjang akan ada perusahaan-perusahaan baru lainnya yang
masuk ke dalam suatu industri. Akibatnya monopolis tidak lagi bisa memonopoli pasar.
Sang Monopolis harus sanggup menghalangi masuknya perusahaan baru bila dia
mendapat laba atau kalau dia tidak sanggup maka dia tidak jadi monopolis lagi.
Masuknya perusahaan baru akan mengubah keadaan pasar di mana perusahaan itu
bergerak.
183. Penyebab Timbulnya Perusahaan Monopoli
• Penguasaan Bahan Mentah
• Hak Paten
• Terbatasnya Pasar
• Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah
184. Penentuan Besarnya Harga dan Output
Kurva MR memotong kurva MC pada tingkat output Q, yang sekaligius menunjukkan tingkat output optimal. Harga
maksimal yang masih dapat diterima oleh konsumen untuk output Q adalah P. Jadi kombinasi harga dan output
yang memaksimalkan laba bagi monopoli adalah Q dan P. Besar laba yang diperoleh monopoli ditunjukkan oleh
daerah CPP'C'. Laba itu diperoleh TR (OPC'Q) dikurangi dengan TC (OCC'Q).
185. Posisi Keseimbangan
Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen dalam suatu
pasar sehingga kurva permintaan yang dihadapinya adalah juga kurva
permintaan pasar. Kurva permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas
ke kanan bawah, yang berarti bahwa produsen tersebut bisa memengaruhi
harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit atau lebih banyak barang
produksinya.
187. Monopolis yang Mendapatkan Keuntungan
Equal pasar yang menjamin diperolehnya keuntungan maksimum pada saat MR MC, yaitu pada produksi sebesar Q.
Laba maksimal (P1KLP2) dicapai pada saat MC MR. Laba maksimal dicapai bila monopolis menjual produksinya
dengan tingkat harga sebesar OP1 dengan jumlah barang yang dijual sebanyak OQ. Jika monopolis menjual dengan
jumlah lebih banyak atau lebih sedikit laba yang diperolehnya tidak maksimal atau belum maksimal.
188. Monopolis yang mendapatkan laba normal
(impas)
Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya harga TR = TC. Hal ini terjadi
karena adanya kenaikan ongkos rata-rata sehingga besarnya AC jangka pendek naik
menjadi sama dengan harga (P) sehingga TR = OP1KQ dan TC = OQKP1.
189. Monopolis yang Mendapatkan Kerugian
Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya TC lebih besar daripada TR. Hal ini terjadi
apabila terjadi kenaikan ongkos rata-rata yang terus- menerus sehingga AC jangka pendek lebih besar
daripada harga per unit (P). Dengan demikian, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugian
sebesar P1P2KL karena TR =OP1LQ dan TC = OP2KQ.
190. Usaha Monopolis untuk mempertahankan tetap sebagai
monopolis
• Selalu mengontrol sumber-sumber bahan mentah yang dipakainya.
• Selalu memegang hak paten atas produksinya, supaya perusahaan lain tidakbisa
meniru.
• Pasar sedemikian terbatasnya relatif dibanding dengan akala perusahaanoptimum
sehingga masuknya perusahain lain akan menekan harga sedemikian rendahnya
hingga menghilangkan keuntungan yang ada dan kedua-duanyaakan menderita rugi.
191. Kerugian dan Pengaturan Monopoli
• Kerugian Adanya Monopoli
kerugian masyarakat dan adanya monopoli bukan hanya timbul
karena perusahaan monopoli bisa menikmati keuntungan di
atas keuntungan yang wajar tetapi ada bentuk-bentuk kerugian
lain. Akan tetapi, monopoli tidak selalu lebih buruk daripada
persaingan sempurna, yaitu bila kita lihat dan segi-segi lain.
192. Kerugian Adanya Monopoli
• Output yang Lebih kecil
Jika suatu industri dengan persaingan murni dijadikan
monopoli, maka monopoli akan menaikkan harga dan
memperkecil output dari sebelumnya.
193. Kerugian Adanya Monopoli
• Halangan bagi Perusahaan Lain yang Hendak Masuk Pasar
Dalam industri monopoli, dihalanginya perusahaan baru untuk
masuk memungkinkan diperolehnya laba jangka panjang. Bila
terdapat laba, konsumen membayar lebih mahal untuk produk
tersebut dari biaya produksinya.
194. Kerugian Adanya Monopoli
• Efisiensi Ekonomi
Monopoli mempergunakan sumber-sumber tetap yang tidak
digunakan dengan efisiensi sebaik-baiknya. Berbeda dengan
perusahaan dalam persaingan murni, dalam ekuilibrium jangka
panjang menggunakan skala optimum perusahaan pada
tingkat output optimum.
195. Kerugian Adanya Monopoli
• Promosi Penjualan
Kegiatan promosi penjualan mungkin akan menguntungkan
Sang Monopolis. Kegiatan seperti itu digunakan untuk
melindungi diri dari persaingan yang mungkin timbul dan
untuk melindungi kedudukan monopolinya. Tujuannya untuk
mengaitkan namanya dengan produk tersebut sehingga calon
saingan akan sukar memasuki pasar tersebut.
196. Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah
Kita akan lihat dua alat pengaturan pemerintah, yaitu (1)
pengaturan langsung terhadap harga yang dijual oleh monopolis,
dan (2) pengaturan pajak.
197. Pengaturan Harga
Pemerintah bisa mengawasi untuk mengatur harga yang
dikenakan olek perusahaan monopoli negara, seperti perusahaan
gas dan listrik. Persoalan ekonomi yang dihadapi adalah
penentuan harga yang akan menarik Sang Monopolis untuk
menyediakan produk sebanyak-banyaknya sesuai dengan
permintaan konsumen.
199. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli
Murni dengan Decrosing Cost
Disebut kasus decreasing cost karena kita menghadapi kasus di
mana luas pasar terbatas sehingga untuk memenuhi permintaan
yang ada di pasar, perusahaan monopoli hanya beroperasi pada
bagian kurva di mana AC menurun (decreasing cost).
201. Monopoli Alami
Sebuah monopoli alamiah terjadi dalam industri di mana LRAC
jatuh di atas berbagai tingkat output seperti mungkin hanya ada
ruang untuk satu pemasok untuk sepenuhnya memanfaatkan
semua skala ekonomi internal, mencapai skala efisien minimum,
dan oleh karena itu mencapai efisiensi produktif.
203. Perpajakan
Pajak yang dikenakan terhadap monopolis dapat bersifat tetap
dasarnya (lumpsum) dan dapat bersifat khusus (spesific). Pajak
yang lumpsum sifatnya tidak dipengaruhi oleh besarnya tingkat
jumlah barang yang dihasilkan, sedangkan pajak yang khusus
sifatnya tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan oleh
monopolis tersebut.
204. Perpajakan
• Pajak Lumpsum
Pajak yang lumpsurn ini tidak dipengaruhi oleh jumlah barang
yang dihasilkan perusahaan. Dengan demikian, berapa pun
jumlah barang yang dihasilkan jumlah pajak yang harus dibayar
oleh perusahaan tetap sama. Pajak lumpsum ini sifatnya seperti
biaya tetap sehingga tidak akan memengaruhi besarnya biaya
marjinal, tetapi hanya memengaruhi besarnya biaya rata-rata.
206. Pajak Khusus
• Pajak khusus (specific)
Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah barang yang
dihasilkan. Semakin banyak barang yang dihasilkan, semakin
besar jumlah pajak yang harus dibayar perusahaan atau
produsen tersebut. Penggeseran beban pajak dengan cara
menaikkan harga disebut forward shifting, dan penggeseran
beban pajak itu kepada pemasok faktor produksi disebut
backward shifting.
208. Monopoli dan Ekonomi Efisiensi
Dalam catatan ini kita mengevaluasi biaya dan manfaat dari
bisnis dengan otot industri, kekuatan harga monopoli di pasar.
Kasus ekonomi dan sosial standar terhadap bisnis monopoli tidak
lagi mudah. Pasar berubah sepanjang waktu dan sebagainya
adalah kondisi di mana bisnis harus beroperasi terlepas dari
apakah mereka memiliki kekuatan pasar nyata.
209. Kasus Ekonomi terhadap Monopoli
Kasus standar melawan monopoli adalah harga monopoli lebih
tinggi daripada biaya marjinal dan rata-rata, baik menyebabkan
hilangnya efisiensi alokatif dan kegagalan mekanisme pasar.
210. X Inefisiensi di bawah Monopoli
• Inefisiensi X adalah istilah yang pertama kali diciptakan
oleh Harvey Libenstein. Kurang kompetisi yang nyata
dapat memberikan monopoli kurang intensif untuk
berinvestasi dalam ide-ide baru atau
mempertimbangkan kesejahteraan konsumen. Hal ini
juga dapat dikatakan bahwa bahkan jika keuntungan
monopoli dari skala ekonomi mereka akan memiliki
sedikit intensif untuk mengendalikan biaya produksi dan
inefisiensi X akan berarti bahwa tidak akan penghematan
biaya yang nyata.
214. Potensi manfaat dari Monopoli
• Konsentrasi pasar yang tinggi tidak selalu sinyal tidak
adanya persaingan. Salah satu kesulitan dalam menilai
konsekuensi kesejahteraan dari monopoli, duopoli, atau
oligopoli terletak dalam mendefinisikan tepat apa yang
sebenarnya merupakan pasar. Dalam hampir setiap
industri pasar tersegmentasi menjadi produk yang
berbeda, dan dampak dari globalisasi membuat sulit untuk
mengukur tingkat kekuatan monopoli sejati yang mungkin
ada dalam suatu industri pada setiap saat dalam waktu
215. Skala Ekonomis
• Seorang monopolis mungkin lebih baik diposisikan untuk
mengeksploitasi ekonomi penyewaan skala untuk
keseimbangan yang memberikan output yang lebih tinggi
dan harga yang lebih rendah daripada kondisi yang
kompetitif.
• Keuntungan monopoli penelitian dan pengembangan serta
efisinsi dinamis sebagai perusahaan mampu mendapatkan
keuntungan abnormal dalam jangka panjang.
• Menurut penelitian oleh profesor Federico Etro monopoli
bisa baik untuk inovasi.
216.
217. Diskriminasi Harga
• Diskriminasi harga bukan menetapkan harga disebabkan
biaya produksi yang berbeda, melainkan biaya produksi
sama tetapi dijual dengan harga yang berbeda pada dua
pasar atau lebih. Diskriminasi harga produsen monopolis
berusaha untuk memperluas pasar dengan cara menjual
barang yang dihasilkannya pasar yang berbeda
218. 3 Kondisi awal Terjadinya
Diskriminasi Harga
• Pembeli pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang
berbeda-beda.
• Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini dan
dapat menggolongkan pembeli dalam kelompok-kelompok
berdasarkan elastisitas yang berbeda-beda.
• Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual
kembali barang barang yang dibeli.
219. Diskriminasi Harga dapat
dibedakan menjadi 3 macam
• Diskriminasi harga derajat pertama merupakan keadaan
dimana seseorang produsen monopolis berusaha
sepenuhnya mengambil surplus konsumen.
• Diskriminasi harga derajat kedua merupakan versi yang
lebih sederhana, dimaa penjual hanya dapat menetapkan
harga dengan menurunkan kelompok—kelompok harga.
• Diskriminasi harga derajat ketiga ini produsen betul betul
menjual barang di pasar yang berbeda
220. Pembagian Pasar Penjualan yang
berbeda
• Dua syarat yang harus dipenuhi untuk membuat pasar
seperti itu yang pertama adalah dia harus sanggup
memisahkan pasar tersebut, kalau tidak produknya akan
dibeli dari pasar dengan harga yang lebih rendah untuk
dijual kembali dipasar dengan harga yang lebih mahal.
• Kedua, elastisitas permintaan pada masing-masing
tingkat harga harus berbeda diantara pasar pasar
tersebut. Diskriminasi harga juga sering dijumpai dalam
industri public utility.
221. Penetapan harga terbagi menjadi
dua yaitu
• Melihat penetapan harga diskriminasi secara
grafik
• Melihat peetapan harga diskriminasi secara
numerik.
222. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. X
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR OLIGOPOLI
Oleh Kel 1 Kelas : J
1. Anggella Angraini 2. Kristiana Greta Calosa 3. Della Widyasari
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
223. Anggota Kelompok 1
Anggella Angraini
(1222200150)
Kristiana Greta Calosa
(1222200151)
Della Widyasari
(1222200152)
224. Pengertian pasar oligopoli
pasar oligopoli, yaitu keadaan di mana hanya sedikit
penjual sehingga tindakan seorang produsen akan
mendorong produsen lain untuk bereaksi. Pasar
oligopoli adalah pasar yang terdapat banyak penjual
dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga
pasar.
226. Demand oligopoli
Perusahaan A berusaha untuk meningkatkan
penjualannya dengan cara menurunan harganya,
maka semua pembeli akan membeli produk
perusahaan A tersebut dan perusahaan B akan
kehilangan pangsa pasar yang cukup besar.
227. Model oligopoli
Beberapa model pasar oligopoli, antara lain :
1. Model Cournot
2. Model Bertrand
3. Model Chamberlin
4. Model Kurva Permintaan Patah
5. Model Stackelberg
229. Model cournot
Perusahaan yang pertama memproduksi A dengan
harga PA agar keuntungan yang diperolehnya
maksimum (karena pada tingkat output dan harga
tersebut MC MR = 0). Besarnya elastisitas permintaan
= 1, dan total = penerimaannya (TR) adalah
maksimum, dengan ongkos produksi 0 sehingga
keuntungannya juga maksimum.
231. Model Cournot ditinjau dari kurva reaksi
Jika perusahaan pertama memproduksi 1, maka
perusahaan kedua akan memproduksi 0. Jika
perusahaan pertama memproduksi 0 maka
perusahaan kedua akan memaksimumkan laba
dengan memproduksi setengah. Hal ini akan
menyebabkan perusahaan kedua bereaksi terhadap
perusahaan pertama. Begitu juga sebaliknya.
233. Penurunan kurva Reaksi secara matematis
Kurva marginal revenue (MR) dari masing-masing
duopoli tidak perlu sama Apabila keadaan duopolis
tidak sama besarnya, maka perusahaan yang
mempunyai ukuran/skala usaha yang lebih besar akan
memiliki 1/1R yang lebih kecil.
234. Beberapa kelemahan dari model Cournot
1. Asumsi bahwa produsen tidak memanfaatkan
pengalaman dalam mengantisipasi tindakan pesaing
adalah tidak realistis.
2. Meskipun output dianggap konstan, tetapi jumlah
output secara keseluruhan akan mengarah mendekat
persaingan sempurna.
3. Tidak dijelaskan berapa lama proses penyesuaian
untuk menuju ke posisi keseimbanga
4. Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol
tidaklah realistis
235. Model Bertrand
Model pasar duopoli yang kedua adalah model
Bertrand yang dirumuskan pertama kali pada tahun
1883 oleh j. Model Bertrand menggunakan alat
analisis yang sama dengan model Cournot, yaitu
menggunakan fungsi reaksi untuk menentukan posisi
keseimbangan yang stabil dari pasar.
236. Model Chamberlin (Model untuk Pasar
Kelompok Kecil)
Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan
stabil di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan satu
harga. Kelemahan dari model ini adalah apabila ada
perusahaan baru yang masuk maka keseimbangan
stabil tidak dapat dipecahkan dalam model ini dengan
mekanisme model pasar monopoli.
237. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked
- Model)
• Terdapat industri dewasa dan berpengalaman dengan
atau tanpa deferensiasi produk.
• Apabila perusahaan menurunkan harga, maka
perusahaan lainnya akan mengikuti menandingi
penurunan harga tersebut.
• Apabila perusahaan menaikkan harga, maka
perusahaan lainnya tidak akan mengikutiny
238. Model Stackelberg
Dalam model ini dianggap bahwa salah satu
perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat menjadi
leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya
dapat berperilaku seperti
239. Penentuan harga output
Jika suatu perusahaan menurunkan harganya dan
memperoleh kenaikan volume penjualan yang cukup
tinggi, maka perusahaan- perusahaan lainnya akan
kehilangan sebagian besar volume usaha mereka.
Kemudian, setelah perusahaan-perusahaan tersebut
mengetahui mengapa penjualan mereka turun, maka
mereka akan bereaksi dengan menurunkan harga
produk mereka sendiri.
240. Kurva permintaan terpatah dalam oligopoli
1. Apabila perusahaan menurunkan harga ke P,
maka permintaan akan bertambah ke C, harga ke
P, maka permintaan akan bertambahke B1.
2. Apabila perusahaan juga menurunkan permintaan
akan ke titik B dan C. harga ke P, dan P,
perubahan.
3. Menaikkan harga ke P, permintaan ada di titik A,
karena reaksi perusahaan mengubah harga maka
kurva permintaan menjadi D1ED2
241. Ciri-ciri Pasar Oligopoli
1. Menghasilkan atau menjual barang standar
atau barang berbeda
2. Kekuatan menentukan harga kadang-
kadang lemaah/kuat
3. Promosi masih diperlukan
242. Pasar oligopoli ini mempunyai beberapa model dalam
menetapkan harga produknya, di antaranya yang paling
banyak ditemui adalah:
1.Pasar kartel.
2.Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership).
Model Penetapan Harga Pasar Oligopoli
243. Pasar dengan Ketegaran Harga (Kinked
Demand Curve Model)
Sebab pokok dari terjadinya perang harga adalah karena adanya
saling ketergantungan (interdependency) antara penjual yang satu
dengan yang lain. Penjual telah mengadakan persetujuan harga yang
telah ditaati bersama karena dianggap dapat memberikan keuntungan
yang cukup besar. Harga ini sering dipertahankan secara kaku.
Kekakuan harga ini mengakibatkan kurva permintaannya menjadi patah
dan disebut kinked demand.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa harga barang, bersifat
tegar untuk naik, tetapi tidak tegar untuk turun. Sifat yang demikian itu
menyebakan produsen memiliki kurva permintaan yang patah.
244. Kurva demand oligopoli yang kinked
D1 untuk penjual satu dan D2 untuk penjual lainnya. Harga kesepakatan Bersama adalah sebesar OP2.
Akan tetapi, jika ada produsen menurunkan harga menjadi OP1, dengan menurunkan harga ia
mengharap permintaan bertambah menjadi OQ4. Karena diikuti persaingan, Kalau D1 menaikkan
harga menjadi OP3, D2 diam saja tidak ikut menaikkan harga. Dengan tindakan ini maka D1
kehilangan permintaan Q1-Q2. Bentuk kurva yang kinked itu adalah PED2. Kurva penerimaan
marjinalnya adalah PLNMR, yaitu ada bagian yang patah (LN).
245. Harga dari pasar oligopoli yang rigid
Mula-mula kurva sebesar MC2. Pada MC2 ini tingkat harga yang menjamin laba maksimal
(MC=MR) adalah OP1. Jika biaya per unit turun, MC bergesar menjadi MC1. Turunnya MC
tidak mengubah harga yang menjamin labanya maksimal tetap sebesar OP1. Demikian
juga jika biaya per unit naik, harga yang menjamin laba maksimum adalah sebesar OP2.
Dapat disimpulkan harga tidak berubah selama MC memotong MR pada bagian yang
patah (tegak lurus LN) walaupun biaya naik atau turun.
246. Perubahan harga oligopoli
Harga bisa berubah naik atau turun jika MC memotong MR bukan pada bagian yang
patah (tegak lurus LN). Mula-mula harga yang menjamin laba maksimal pada saat
MC berpotongan dengan MR (PLN-MR), yaitu setinggi OP2. Turun menjadi OP1.
Demikian juga jika biaya terus naik hingga memotong MR yang bukan tegak lurus
LN harga akan meningkat. Dari gambar di atas biaya produksi naik terus hingga
MC3 memotong MR yang miring (bukan yang tegak lurus LN) maka harga berubah
dari OP2 menjadi OP3.
247. Pengaruh Oligopoli Terhadap
Kesejahteraan
Di satu pihak oligopoli menimbul efek yang negatif dalam bentuk:
1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati
oleh para produsen oligopoli dalam jangka panjang.
2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak
beroperasi pada AC yang minimal.
3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh
(karena P> MC; seperti dalam kasus monopoli).
4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang
dapat merugikanmasyarakat makro.
248. Kebijaksanaan Untuk Mengurangi Efek
Negatif
1. Pemerintah harus menjaga agar hambatan-hambatan bagi perusahaan baru
untuk masuk ke dalam pasar oligopoli ditekan sampai sekecil-kecilnya.
2. Diadakannya Undang-Undang Persaingan (di Amerika Serikat Antitrust Low)
yang melarang adanya kerja sama diantara para pengusaha oligopoli (baik
secara diam-diam atau terbuka).
3. Mencoba merombak struktur pasar yang oligopolistis, antara lain dengan
menentukan batas maksimum dari ukuran suatu badan usaha dan melarang
diadakannyapenggabungan (merger) antara perusahaan-perusahaan yang
telah ada.
249. Faktor Yang Memungkinkan Terjadinya Kerja Sama
Dapat
meningkatkan
keuntungan
mereka jika
mengurangi tingkat
persaingan antara
mereka dan
mereka bertindak
seperti monopolis.
Dapat mengurangi
ketidakpuasan yang
ada, dalam arti
tindakan produsen
yang satu terhadap
yang lain jelas jika
mereka
mengadakan kerja
sama.
Adanya kerja
sama antar
mereka menutup
kemungkinan
masuknya
produsen baru
dalam industri.
01 02 03
250. Keuntungan Oligopoli Secara
Matematis
Laba maksimum dari
model kurva
demand yang
patah (Kinked
Demand).
Model Kartel
dengan
Manajemen
Terpusat.
Model Kartel
dengan
Pembagian
Pasar.
01 02 03