SlideShare a Scribd company logo
1 of 128
Pengantar Ekonomi Mikro
Dr. Sigit Sardjono, M. S.
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Disusun oleh :
1222200029
ALLYSIA SAFIRA P.P.
1222200030
RISKA SEPTI ARIANI
1222200032
LISA LAVENIA
DAFTAR ISI
01
TEORI PERMINTAAN,
PENAWARAN, DAN
HARGA PASAR
02
TEORI ELASTISITAS
03
Permintaan, Silang,
Penawaran, & Pendapatan
PERILAKU KONSUMEN
04
PERILAKU PRODUSEN
05
TEORI BIAYA PRODUKSI
06
PENENTUAN HARGA DALAM
PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA
07
PENENTUAN HARGA PADA
PASAR PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
08
PENENTUAN HARGA PADA
PASAR MONOPOLI
09
MENENTUKAN HARGA
PADA PASAR OLIGOPOLI
TEORI PERMINTAAN,
PENAWARAN DAN
HARGA PASAR
BAB 1
TEORI PERMINTAAN
Kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan
hubungan antara jumlah barang atau jasa yang diminta
dengan harga di mana harga sebagai variabel independen
dan jumlah barang yang diminta merupakan variabel
dependen. Kurva permintaan merupakan tempat titik-titik
yang masing-masing menggambarkan tingkat maksimal
pembelian pada harga tertentu, dengan ceteris paribus.
Dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Permintaan merupakan suatu deretan jumlah barang yang
pembeli bersedia membeli dengan tenaga beli yang ada
padanya pada tingkatan harga tertentu.
2. Permintaan itu adalah permintaan akan satu jenis barang.
3. Tingkatan harga satuan dari tiap-tiap jumlah barang itu
berlainan.
4. Permintaan tersebut berlaku pada waktu tertentu, misalnya
satu hari, satu minggu, atau satu bulan.
5. Permintaan tersebut berlaku pada pasar tertentu.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
PERMINTAAN SUATU BARANG
1. Harga barang itu sendiri.
2. Kegunaan barang tersebut.
3. Rasa dan keinginan konsumen.
4. Banyak dan sedikitnya konsumen itu sendiri.
5. Jumlah barang dan jasa yang tersedia.
6. Jumlah dan jenis barang pengganti.
7. Harga barang yang lain.
8. Tingkat penghasilan konsumen.
9. Waktu/tempat.
"Jika harga turun maka permintaan akan barang
tersebut akan bertambah, sebaliknya jika harga
naik maka jumlah barang yang diminta akan
berkurang".
HUKUM
PERMINTAAN
FAKTOR YANG MEMENGARUHI
PERUBAHAN PERMINTAAN
a. Pendapatan Konsumen
b. Harga Barang Terkait Substitusi dan
Komplementer
c. Selera dan Preferensi Konsumen
d. Perubahan Faktor Lain, Misalnya
Perubahan Pengharapan Harga
PERMINTAAN INDIVIDU DAN
PERMINTAAN PASAR
Kurva permintaan pasar adalah penjumlahan horizontal
dari permintaan individu.
Permintaan suatu komoditi dapat dibedakan atas
permintaan individu dan permintaan semua orang dalam
pasar. Kurva permintaan pasar diperoleh dari
penjumlahan kurva permintaan berbagai individu terhadap
barang tersebut pada setiap tingkat harga.
TEORI PENAWARAN
Dalam teori ekonomi, istilah penawaran memiliki arti
berbagai jumlah barang yang ditawarkan pada berbagai
tingkat harga dalam periode tertentu.
Kurva penawaran suatu barang atau jasa pada
umumnya mempunyai bentuk dari kiri bawah ke kanan
atas. Artinya semakin tinggi harga jual suatu barang
makan semakin banyak jumlah yang ditawarkan.
"jika harga suatu barang/jasa naik maka jumlah barang
yang ditawarkan akan bertambah dan sebaliknya jika
harga turun makan jumlah barang yang ditawarkan akan
berkurang dengan anggapan ceteris paribus"
HUKUM PENAWARAN
BENTUK KURVA PENAWARAN
1. Kurva penawaran yang
tunduk dengan hukum
penawaran
2. Kurva penawaran yang
tidak tunduk kepada hukum
penawaran
1) Berubahnya harga input variable
2) Perubahan Teknologi
3) Perubahan iklim
4) Harga komoditas lain
5) Biaya untuk memperoleh faktor produksi
6) Pajak dan subsidi
7) Harapan harga
8) Tujuan perusahaan
FAKTOR PERUBAHAN PENAWARAN
PENENTUAN HARGA
PASAR
Harga pasar terjadi karena adanya interaksi permintaan
dan penawaran dimana konsumen bersedia membeli
barang dan produsen bersedia melepaskan barang.
Jika permintaan melebihi barang yang ditawarkan akan
terjadi peningkatan hargasebaliknya jika penawaran
melebihi jumlah yang diminta harga akan menurun.
Penentuan harga pasar dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu secara grafik dan sistematis.
PERUBAHAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN MENGUBAH
HARGA DAN KUANTITAS PASAR
A. Harga pasar berubah jika
penawaran bertambah sedangkan
permintaan tetap
B. Harga pasar berubah jika terjadi
perubahan permintaan meningkat
sedangkan penawaran tetap
C. Perubahan keseimbangan jika
terjadi perubahan permintaan
meningkat sedangkan penawaran
turun
TEORI ELASTISITAS
(Permintaan,
Silang,
Penawaran, &
Pendapatan)
BAB 2
Konsep Sifat Elastisitas Permintaan
1. Jika koefisien elastisitas tak terhingga maka elastisitasnya
disebut perfect elastic (sangat elastis).
2. Jika koefisien elastisitas > 1 maka elastisitasnya disebut
elastis.
3. jika koefisien elastisitas < 1 maka elastisitasnya disebut
inelastis.
4. jika koefisien elastisitas = 1 maka elastisitasnya disebut
unitary elastic.
5. Jika koefisien elastisitas = 0 maka elastisitasnya disebut
perfect inelastic (inelastis sempurna).
1. Arc Elasticity (Elastisitas Busur)
2. Point Elasticity
Cara Mengukur Tingkat Elastisitas
Menghitung Tingkat Elastisitas dengan
Mempergunakan Pendekatan Persamaan Fungsi
Dengan Mengamati Hubungan Elastisitas dengan
Total Revenue (Total Penerimaan)
Mengamati Arah Perubahan Harga dan Total
Revenue
Dengan Melihat Kurva Permintaan (AR) dengan
MR
Melihat Kecondongan Kurva Permintaan
Elastis Sempurna
Bila kurva permintaan
sejajar sumbu x maka
besarnya tingkat
elastisitas = tak terhingga.
Keadaan ini disebut elastis
sempurna yang berarti
berapapun jumlah barang
yang diminta harga akan
tetap
Inelastis Sempurna
Jika kurva permintaan
sejajar dengan sumbu Y
maka besarnya tingkat
elastisitas = 0. Keadaan
ini disebut inelastis
sempurna.
Konsep elastisitas penawaran persis sama dengan konsep
elastisitas permintaan. Rumus untuk pengukuran
koefisiennya :
Suatu perubahan harga akan mengakibatkan perubahan
jumlah dalam arah yang sama bila kurva penawaran miring
ke arah kanan atas, jadi X dan P adalah positif keduanya
atau negatif keduanya.
ELASTISITAS PENAWARAN (SUPPLY)
SIFAT PENAWARAN
1. Melihat Besarnya
Koefisien Elastisitasnya
2. Melihat Kecondongan
Kurva Permintaan
Elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang menunjukkan
tingkat kepekaan dari perubahan jumlah barang yang
diminta dengan perubahan pendapatan yang dapat
dinyatakan sebagai berikut :
Jika berupa fungsi, rumusnya sebagai berikut :
ELASTISITAS PENDAPATAN
Perubahan Permintaan
Barang Inferior karena
Adanya Kenaikan Income
Perubahan Permintaan
Barang Lux karena
Adanya Kenaikan Income
Hubungan Elastisitas Income dan
Jenis Produk
Elastisitas pengukuran silang mengukur sampai berapa
jauh berbagai barang berhubungan satu sama lain.
Untuk menghitung tingkat cross elastisity dapat dengan
membandingkan prosentase perubahan jumlah barang X
yang dibeli dengan prosentase perubahan Y, dapat
diformulasikan sebagai berikut :
ELASTISITAS SILANG
Apabila hasilnya positif makan barang itu merupakan
barang sibtitusi, dan jika hasilnya negatif makan barang itu
merupakan barang komplementer. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat melalui tabel di bawah ini :
Karena harga teh turun, selain berakibat naiknya jumlah
yang dimintaj uga mengakibatkan jumlah yang diminta kopi
berkurang walaupun harga kopi tidak berubah. Kejadian
tersebut diakibatkan karena kopi dan the adalah barang
subtitusi.
1. Elastisitas Silang Barang Substitusi
Kopi dan gula adalah barang komplementer karena, jika
harga gula turun maka permintaan barang gula akan
bertambah diikuti dengan permintaan barang kopi
meskipun harga kopi tidak ikut berubah.
2. Elastisitas Silang Barang Komplementer
PERILAKU
KONSUMEN
BAB 3
1. Permintaan timbul karena konsumen memerlukan
manfaat dan barang yang diminta. Manfaat inilah yang
dikenal dengan istilah utilitas (utility). Jika konsumen
membeli barang karena mengharap memperoleh
manfaat atau nilai gunanya (utility), tentu saja secara
rasional konsumen berharap memperoleh utility yang
optimal. Permasalahannya adalah bagaimana
mengukur nilai manfaat tersebut? Dalam hal ini ada dua
cara pengukuran nilai manfaat dan suatu barang, yakni
secara kardinal dan secara ordinal
Nilai barang dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Nilai penggunaan objektif atau nilai guna ialah
kesanggupan suatu barang dan jasa untuk memenuhi
keperluan manusia. Sebagai contoh beras (nasi) dapat
memenuhi kebutuhan akan makanan
b. Nilai penggunaan subjektif yaitu arti yang diberikan oleh
seseorang kepada suatu barang yang tertentu untuk
memuaskan kebutuhannya
NILAI BARANG
Suatu barang bernilai objektif tetapi tidak mempunyai nilai
subjektif. Hal ini disebabkan oleh jumlah, waktu, dan tempat.
Nilai pertukaran ini dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Nilai pertukaran objektif, yaitu kemampuan barang dan jasa
itu sendiri untukditukarkan dengan barang dan jasa lain.
b. Nilai pertukaran subjektif, yaitu arti yang diberikan oleh
seseorang kepada suatu barang dan jasa, bertalian dengan
kegunaan barang tersebut terhadap dirinya.
PEMENUHAN KEPUASAN
Hendaknya manusia dapat berpikir rasional dalam menentukan
kebutuhan sehingga keseimbangan antara kebutuhan dan alat
pemuasnya mendekati keseimbangan. Pemikiran yang rasional di sini
artinya menentukan target kebutuhan yang harus dipenuhi,
disesuaikan dengan kemampuan, lingkungan, dan waktu yang
tersedia atau mungkin tersedia.
Pendekatan tradisional ini merumuskan hubungan antara jumlah daya
guna dengan barang yang dikonsumsikan dalam bentuk suatu fungsi:
U = f(x1; X2; Xn)
PENDEKATAN PERILAKU
KONSUMEN
Teori daya guna kardinal
(cardinal utility)
01
Teori daya guna ordinal
(ordinal utility)
02
TRADISIONAL
MODERN
Menggunakan pendekatan marginal
utility dan total utility
Menggunakan pendekatan indifference
curve (kurva indiferen)
Konsumen yang akan kita pelajari perilakunya itu adalah seseorang
yang mampu memuat order atau urutan-urutan kombinasi barang
yang dikonsumsi berdasarkan besarnya daya guna yang diterimanya.
Utility seseorang mongonsumsi barang dan jasa tidak bisa
dinyatakan dengan bilangan numerik, tetapi bisa diungkapkan lebih
senang atau lebih suka. Dalam pendekatan utilitas kardinal dianggap
bahwa kenikmatan yang diperoleh konsumen dapat dinyatakan
secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti. Dalam teori teori
nilai guna itu dikenal dengan nilai guna total ( total utility) dan nilai
marginal (marginal utility).
CARDINAL APPROACH
1. Guna Batas (Marginal Utility)
Guna batas ialah sumbangan
kepuasan yang diberikan oleh
barang terakhir yang dimiliki
oleh orang tersebut. Menurut
Hukum Gossen maka semakin
banyak jumlah barang sejenis
yang dipunyai oleh seseorang
maka sumbangan kepuasan dari
barang yang terakhir semakin
kecil.
Guna total ialah tingkat kepuasan
yang diperoleh karena mengonsumsi
berbagai jumlah barang. Guna total
akan semakin besar jika barang yang
dikonsumsi semakin banyak sampai
dengan tingkat tertentu dimana guna
total ini akan mencapai titik
maksimum, maka kepuasan
konsumen tidak akan bertambah lagi
dan toral guanya akan menurun
walaupun konsumen terus
menambah barang tersebut.
2. Guna Utility (Total Utility)
1. Utility seseorang bisa
diukur dengan uang
Asumsi dasar yang digunakan
pada pendekatan ini adalah
tingkat kepuasan konsumen
mengonsumsi barang/jasa dapat
dihitung secara numerik.
Dalan teori nilai guna dikenal
hukum Diminishing of Marginal
Utility, yaitu pertambahan utilitas
yang menurun karena pertambahan
satu unit barang yang dikonsumsi.
Jumlah pertambahannya dapat
menjadi nol dan bila penambahan
konsumsinya diteruskan jumlahnya
bahkan menjadi negatif.
2. Berlakunya Hukum Gossen
Asumsi dalam Teori Cardinal
Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari
subjek yang memberikan penilaian.
Kritik Pada Pendekatan Cardinal
1. Asumsi Utility Bisa Diukur adalah Pemikiran yang
Keliru
2. Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan
Hal ini disebabkan semakin banyaknya uang yang dimiliki maka
semakin rendah penilaiannya terhadap uang
atau
Maksimalisasi Guna
Untuk mencari marginal utility dipergunakan perhitungan sebagai berikut :
TU2 (sesudah tambahan) - TU1 (sebelum ada penambahan) = MUx
(TUx+1) -(TUx) = MUx
-Jika total utility mencapai titik maksimal maka MU=0
-Jika tital utility menurun karena penambaban unit barang yang dikonsumsi maka
MU = negatif (-)
Perubahan Kombinasi Barang yang Dibeli Konsumen
Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dibutuhkan dapat
mengubah kombinasi barang yang dibeli. Hal ini disebabkan :
• Adanya efek subtitusi, haitu dengan naiknya harga salah satu barang
tersebut konsumen akan mengalikan barang yang dibelinya kepada
barang pengganti yang harganya lebih murah.
• Efek pendapatannya (Income), dengan kenaikan harga bagi konsumem
yang pendapatannya tetap akan menyebabkan pendapatan riil
konsumen tersebut akan berkurang.
3 kelemahan pada The Cardinalist Approach yaitu :
1.) Asumsi yang digunakan adalah asumsi yang keliru (doubtful) dimana
ukuran utility yang digunakan tidak bersifat objektif, tetapi ukuran
kepuasan itu bersifat subjektif
2.) Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan tidak
realistis karena jika income seseorang meningkat maka marginal utility
dari uang akan berubah
3.) Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat
psikologis saja.
INDIFFERENCE CURVE
APPROACH
1. Asumsi dalam Pendekatan Indifference Curve
- Konsumen selalu bersifat rasional (rationality), ingin mendapatkan utilitas
yang maksimum
- Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money), uang
harus mempunyai nilai subjektif yang tetap.
- Utility dinyatakan secara ordinal
- Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang
(diminishing marginal utility), pertambahan utilitas yang menurun karena
pertambahan 1 unit barang yang dikonsumsi
- The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi
- Consistency and transitity of choice
2. Kurva IC menunjukkan berlakunya hukum Diminishing Marginal
Rate of Substitution
Berubahnya kombinasi dari
A ke B menunjukkan jika
konsumen menghendaki
barang X lebih banyak maka
ia harus bersedia
mengurangi barang Y
dengan jumlah tertentu.
3. Sifat-sifat Indifference Curve
a. Berlakunya hukum
diminishing rate of return,
yaitu jika kita menambah
jumlah barang X, maka
jumlah barang Y yang ada
akan dikurangi
b. Cembung terhadap titik 0
atau origin
c. Dua IC tidak akan saling
berpotongan
4. Jika terjadi kumpulan kurva IC,
kurva IC yang semakin jauh dari
titik origin, utilitasnya semakin
besar
Pada dua IC tidak saling berpotongan
Kombinasi di titik A memberikan
utilitas sama dengan kombinasi
dititik B (terletak pada IC2).
Kombinasi di titik A memberikan
utilitas sama dengan kombinasi
dititik C (terletak pada IC1).
Kombinasi di titik B sama dengan
kombinasi yang ada di titik C
KENDALA ANGGARAN (BUDGET
CONTRAINT)
BPx . (X) + Py. Y
Jika barang yang dikonsumsi adalah X dan Y, maka persamaan budget
line dapat ditulis :
Keterangan :
B = Anggaran
Px = Tingkat harga X
Py = Tingkat harga Y
Cara membuat garis anggaran diatas tersebut ialah dengan
menghubungkan 2 titik kombinasi ekstrem antara barang X dan Y
KESEIMBANGAN KONSUMEN
Slope BL = Slope IC Slope IC = MRS = MUy / Mux Slope BL = Py / Px
Py/Px = MUy / Mux MUy/Py = Mux/Px
DERIVASI KURVA PERMINTAAN DARI
KURVA PCC
Hubungan antara jumlah barang X yang
diminta (diturunkan dari titik A, B, dan C)
karena perubahan harga disebut kurva
permintaan. Bila titik-titik keseimbangan A, B
C pada kurva BL dihubungkan menjadi 1 garis,
hasil yang diperoleh dikena ldengan Price
Consumption Curve (FCC) yaitu garis yang
menunjukkan keseimbangan konsumen karena
perubahan tingkat harga, dengan asumsi
tingkat pendapatan tetap.
Engel mencermati bahwa
jika barang yang diminta
adalah barang pertanian
atau barang yang mudah
rusak maka perubahan
pendapatan tidak diikuti
dengan perubahan jumlah
barang yang diminta secara
progresif dalam jumlah besar
PENGGAMBARAN KURVA ENGEL KURVA
ICC
BENTUK INDIFFERENCE CURVE
Pengurangan barang Y
sebesar AC sama besarnya
dengan penambahan X
sebesar CB.
Bentuk kurva indifference curve adalah non linier turun dari
kiri atas ke kanan bawah dan cembung terhadap titik nol,
ini yang menggambarkan berlakunya hukum diminishing
marginal utilty.
Kurva Indifference yang Linier menunjukkan adanya Substitusi
Sempurna
Barang Y ditambah atau
dikurangi tidak bisa
digantikan dengan barang X
Kurva Indifference Curve yang berupa huruf L menunjukkan
barang komplemen.
PERILAKU
PRODUSEN
BAB 4
• land (bahan baku)
• man (tenaga kerja)
• capital (modal)
• skill (keterampilan)
FAKTOR PRODUKSI DALAM PEMBAHASAN
PERILAKU KONSUMEN
Perilaku produsen itu sendiri diartikan sebagai suatu tindakan seorang
produsen untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimum mungkin
dengan menggunakan beberapa input yang dimilikinya. Pada saat
memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya inilah seorang produsen
dikatakan dalam keadaan keseimbangan atau ekuilibrium atau "ekuilibrium
produsen".
KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES
PRODUKSI
Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang
dinamakan "jangka pendek" dan "jangka panjang". Jangka
pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga
perusahaan tidak dapat mengubah jumlah beberapa sumber yang
digunakan. Hanya satu input yang bervariabel. Apa yang
dimaksud dengan jangka panjang sebenarnya tidak ada
kaitannya sama sekali dengan waktu. Para ekonom mengartikan
jangka panjang sebagai keadaan proses produksi di mana semua
faktor produksi bersifat variabel. Artinya jumlahnya dapat diubah-
ubah.
FUNGSI PRODUKSI
Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan
barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. Fungsi
produksi adalah hubungan fisik antara input (bersumber masukan)
dengan output (barang-barang atau jasa dihasilkan) tanpa
memperhitungkan harga. Dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu
menunjukkan bahwa jumlah barang produksi tergantung pada jumlah
faktor produksi yang digunakan. Secara matematis fungsi produksi
dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = F(C,L,B,S)
Bentuk Fungsi Linier
Q = a + bX
Bentuk Kurvanya
Bentuk Fungsi Quadratik
Q = a + b1X + b2X^2
Bentuk Kurvanya
Bentuk Fungsi Quadratik
Q = a + b1X + b2X^2 + b3^3
Bentuk Kurvanya
ANALISIS PROSES PRODUKSI
JANGKA PENDEK
Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek
diungkapkan denga kurva TP (Total Product), AP (Average
Product), dari MP (Marginal Product). Dimana TP adalah total.
produksi yang dihasilkan oleh tenaga kerja (labor). AP adalah rata-
rata yang dihasilkan tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil
produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor).
- AP = TP/Labor
- MP = TP2-TP1
- Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP
- MP = Delta TP/ Delta L
Hubungan antara TP, AP, dan MP
Hubungan antara AP, MP, dan TO sangat penting untuk dipahami
karena posisinya sangat menentukan kegiatan produsen dalam
melakukan kegiatan udahanya.
1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP
2. jika AP maksimum maka MP = AP
3. Jika AP semakin berkurang maka M0 < AP
Tahapan dalam Fungsi Produksi
• Tahap I
mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi rata-rata (AP) , yaitu
pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP).
• Tahap II
Dari titik saat AP mencapai titik maksimal sampainTp mencapai maksimal atau
MP sama dengan nol, AP dan MP semakin berkurang namun MP masih positif.
• Tahap III
AP dan TP pada tahap jni semakin berkurang dan MP menjadj negatif
karena kuas tanag tetap dan labor ditambah terus sehingga terjadi
ketidakefesiensian tanah dan labir. akibatnya TP menurun terus.
Tahap I dan III disebut sebagai tahap yang tidak rasional dan tahal II disebut tahap
rasional. Alasannya karena pada tahap II MP untuk semua faktor produksi
(masukan), yaitu untuk tenaga kerja maupun tanah adalah positif.
PRODUKSI JANGKA PANJANG
Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi dimana
semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua
faktor produksi bersifat variabel. Untuk menjelasken fungsi
produksi jangka panjang kita akan menggunakan apa yang disebut
dengan kurva isoquant (isoproduct atau isoquant).
ISOQUANT
Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai
kemungkinan kombinasi teknis antara dua input yang bervariabel yang
menghasilkan suatu tingkat output tertentu". Kurva isoquant ini digambarkan
pada Gambar 5.3 dengan sumbu horizontal menunjukkan faktor produksi
tenaga kerja dan sumbu vertikal menunjukkan faktor capital.
a. Cembung ke arah titik origin.
b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas
menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak atau
dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari
titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi
barang tersebut.
d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak
dapat saling berpotongan atau saling bersinggungan.
Sifat dari Kurva Isoquant
MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution)
MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh
tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi,
tingkat MRTS itu adalah kemiringan isoquant pada titik khusus.
Dari Gambar 5.3 besarnya slope MRTS di titik C adalah :
Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya
menghasilkan rasio K dan L-nya:• K1/L1> K2/L2 proses
produksinya capital intensif. • K1/L1 < K2/L2 proses produksinya
labor intensif.
ISO-BIAYA (ISOCOST)
Iso biaya (isocost) adalah :
“ Kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik titik yang menunjukkan kombinasi
barang barang atau factor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah
anggaran tertentu.
“ Kurva yang memperlihatkan berbagai kombinasi dari sumber sumber yang dapat dibeli
oleh perusahaan dengan harga tertentu dari masing masing sumber persatuan dan
pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan oleh perusahaan itu. “
Semakin besar anggaran perusahaan dengan harga factor produksi yang tetap, maka
letak dan garis iso-biaya ini akan semakin menjauhi titik asal (nol)
=M/Pk : M/PI=M/Pk x PI/M = PI/Pk
sedang fungsi TC = PI L + Pk K
Slope garis iso cost adalah
EKUILIBRIUM PRODUSEN
Diartikan sebagai “suatu keadaan seimbang
dimana produsen mendapat keuntungan
maksimum dan tidak ada dorongan untuk
mengubah-ubah tingkat produksi atau dalam
penggunaan factor factor produksinya.”
Produsen tidak ada dorongan untuk mengubah
posisi produksi maupun penggunaan kombinasi
factor produksi tsb
( equilibrium producen )
MRTS = Slope Iso Quant
Faktor yang bisa menyebabkan
proses produksi lebih efisien
1. Terjadi spesialisasi dari para pekerja. Semakin banyak terlibat dalam
proses produksi tenaga kerjanya semakin tinggi
2. Penggunaan teknologi
3. Ada beberapa biaya yang bisa digunakan bersama
4. Semakin besar skala produksinya, semakin efisien
Skala ekonomi ini bersumber dari beberapa faktor yaitu specialization and
division of labor, sebagaimana yang dikemukakan oleh Adam Smith.
MEMILIH KOMBINASI INDPUT YANG
EFISIEN (RIDGE LINE)
Relevant range (daerah relevan) yaitu
daerah yang mnemungkinkan bagi
produsen untuk berproduksi dengan
kombinasi dua input di beberapa tingkat
isoquant. Jadi apabila produsen masih
berproduksi di luar relevant range
(daerah relevan) maka titik produksi itu
terletak di daerah yang tidak relevan
(irrelevant range). Ada dua macam
ridge-line, yaitu ridge-line atas dan
ridge-line bawah.
KOMBINASI ONGKOS TERKECIL
Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana
perusahaan) sedang lainnya tetap akan
menyebabkan pergeseran kurva isocost ke
kanan atau ke kiri. Garis yang
menghubungkan semua titik keseimbangan
produsen, yaitu titik singgung antara
isoquant dan isocost dinamakan jalur
perluasan (expansion path). Bagi
perusahaan yang ingin meminimumkan
ongkos produksi untuk suatu tingkat output
tertentu disebut dengan least cost resources
combinations.
TEORI BIAYA
PRODUKSI
BAB 5
PENGERTIAN
• SECARA EKONOMIS : Penciptaan guna baik
berupa barang atau jasa untuk memenuhi keb
utuhan manusia atau setiap proses dalam pen
ciptaan nilai / memperbesar nilai .
• SECARA TEKNIS: Organisasi / lembaga yang
mengkombinasikan factor-faktor produksi
dalam rangka menghasilkan barang dan jasa.
• FUNGSI PRODUKSI adalah hubungan antara
input dan out put ,yang dapat diformulasikan
sebagai: Q = f(L,K,M ……. Dst )
72
BIAYA
MENURUT
JANGKA
WAKTU
A. BIAYA JANGKA PENDEK
1. Biaya Jangka Pendek terdiri dari:
2. Biaya Tetap ( Fixed Cost )
3. Biaya Variabel ( Variable Cost )
B. BIAYA JANGKA PANJANG
1. Dalam jangka Panjang semua
biaya adalah variable
73
PERIODE WAKTU
PEMBEBANAN
BIAYA
74
Dalam proses produksi jangka pendek, yaitu suatu jangka
waktu proses produksi tertentu, ada satu atau lebih faktor
produksi yang tidak dapat ditambah atau dikurangi
jumlahnya. Jadi, dalam waktu jangka pendek ini, hanya
ada satu atau lebih faktor produksi yang jumlahnya tidak
dapat diubah (ditambah atau dikurangi) oleh produsen,
berapa pun output dihasilkan.
1. Konsep Jangka Pendek
2. Konsep Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya
sehingga dalam jangka panjang produsen mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan kombinasi faktor-faktor produksi yang paling efisien.
Pengertian periode produksi jangka pendek dan jangka panjang secara
mutlak tidak dikaitkan dengan kurun waktu yang tertentu.
BIAYA
75
BIAYA IMPLISIT
Biaya implisit merupakan perkiraan jumlah
pendapatan yang seharusnya diperoleh apabila sumber
daya yang digunakan tersebut digunakan dalam usaha
terbaik lainnya.
BIAYA ALTERNATIF
BIAYA EKSPLISIT
Biaya produksi alternatif atau biaya produksi oportuniti
untuk menghasilkan satu unit barang X adalah sama dengan
jumlah barang Y yang harus dikorbankan supaya faktor
produksi yang tertentu itu dapat digunakan untuk
menghasilkan X dan bukan Y.
Biaya ekplisit adalah biaya nyata diderita dan/atau yang umum dibebankan
pada produksi. Pada dasarnya, perkiraan ini berasal dari transaksi yang dilakukan
perusahaan atas pemberian faktor-faktor produksi dalam rangka usahanya.
76
 Jangka Panjang adalah suatu periode waktu yang cukup panjang untuk me
rubah skala perusahaan.
 Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua aktor produks
i, sehingga biayanya semua adalah variable.
 Kapasitas produksi bisa berubah dan bisa menentukan kapasitas produksi
yang meminimumkan biaya.
 Dalam analisa ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurve biaya rat
a-rata total ( AC ).
 Jadi produksi bisa dianalisa dengan memperhatikan kurve AC untuk kapas
itas yang berbeda.
BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG
Teori Biaya
Tradisional
Jangka Pendek
dan Jangka
Panjang
77
Analisis Biaya Jangka Pendek
Untuk menganalisis biaya produksi jangka
pendek sebaiknya menggunakan pendekatan secara
total cost, dan dibagi dalam dua unsur cost, yaitu:
1. Biaya tetap atau fixed cost (FC).
2. Biaya variabel atau variable cost (VC).
Analisis Biaya Jangka Panjang
Dalam analisis cost produksi jangka panjang
pendekatan yang akan dipakai sebaiknya pendekatan
cost secara per satuan (rata-rata) berdasarkan produk
yang dihasilkan.
78
1. Biaya Tetap Rata-Rata atau Average Fixed Cost (AFC)
Biaya tetap rata-rata ini adalah total fixed cost dibagi dengan jumlah produk.
2. Biaya Variabel Rata-Rata atau Average Variable Cost (AVC)
Biaya variabel rata-rata ialah biaya total variabel dibagi dengan jumlah produk
yang dihasilkan:
3. Biaya Rata-Rata atau Average Cost (AC)
Biaya rata-rata ini ialah biaya total produksi dibagi dengan jumlah produk yang
dihasilkan.
4. Marginal Cost (MC)
Marginal cost ialah tambahan cost pada total cost karena perusahaan
menambah 1 unit produksi lagi TC2 - TC1 ΔTC
MC = ------------------ = --------
Q2 - Q1 ΔQ
AVC = TVC/Q
AFC = TFC/Q
AC = TVC/Q
HUBUNGAN ANTARA
AC, AVC & MC
KURVA BIAYA RATA-RATA
JANGKA PANJANG
Pasar
Persaingan
Sempurna
BAB 6
Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna adalah
suatu pasar yang terdapat banyak
penjual dan pembeli dimana
masing masing peran tidak dapat
mempengaruhi harga pasar = harga
akan tetap. Setiap penjual adalah
sebagai pengikut harga pasar atau
price taker
Ciri-Ciri Persaingan Murni / Sempurna
1. Jumlah penjual & pembeli
sangat banyak
Masing masing penjual dan
pembeli tidak dapat
memengaruhi harga pasar. Hal
ini berarti bahwa harga barang
akan tetap karena masing
masing penjual hanya
merupakan bagian yang kecil
dari seluruh pembeli dan
penjual yang ada di pasar.
2. Barang yang
diperjualbelikan homogen
Barang homogen artinya
semua jenis barang yang
ditawarkan semua penjual
sama. Jadi produksi satu
penjual merupakan
substitusi yang sempurna
dengan hasil produksi
penjual yang lain.
3. Penjual bisa keluar masuk
di pasar dengan mudah
Penjual mudah keluar
masuk pasar artinya baik
penjual yang baru maupun
yang lama bebas untuk
masuk atau meninggalkan
pasar/ Artinya penjual bisa
memulai mengusahakan
produksi atau berjuala
tanpa ada suatu hambatan.
Penentuan Jumlah Produksi dan Harga
Kaidah menetapkan harga dan jumlah produk dengan
MR = MC dengan syarat informasi pasar untuk
memperoleh nilai MC dan MR bersifat centainty (bisa
diperhitungkan).
Sedang kaidah MC = MR karena MR adalah turunan
pertama dari fungsi TR dan MC adalah turunan
pertama dari fungsi TC.
1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan
Sempurna yang Memperoleh Laba
Terlihat harga yang menjamin
laba maksimal adalah sebesar
OP1. Dengan harga sebesar
OP1 besar TR adalah OP1KQ1.
Sedang besarnya TC adalah
OP2LQ1 dan total laba (TR-TC)
adalah sebesar P1P2LK.
Besarnya AC sebesar OP2 dan
laba per unit P1P2
2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan
Sempurna yang Memperoleh Kerugian yanng
Minimum
Harga yang mencapai rugi
adalah OP1. Dengan harga
sebesar OP 1 besar TC adalah
OP1KQ1. Sedangkan
besarnya TR adalah OP1LQ1.
Total rugi (TR-TC) adalah
sebesar P1P2KL. Besarnya
AC sebesar OP2 dan rugi per
unit P1P2.
Harga dan jumlah yang
diproduksi yang menjamin
rugi minimal adalah sebsar
P = OP2 dan Q=OQ1
Harga yang menjamin laba normal
adalah sebesar OP1 . Dengan harga
sebesar OP1 besarnya TC adalah
OP1KQ1. Sedangkan besarnya TR
adalah sama OP1KQ1. Dalam pasar
persaingan sempurna , untuk
mendapatkan laba normal maka
perusahaan harus bekerja secara
paling efisien. Terlihat besarnya AC
paling rendah.
3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang
Memperoleh Normal Profit (Break Even Income )
Harga dan jumlah yang
diproduksi dengan menjamin
laba normal adalah sebesar P
= OP1 dan Q = OQ1 dengan
AC paling rendah
PERIODE JANGKA PENDEK DAN JANGKA
PANJANG YANG DIALAMI PERUSAHAAN
DALAM PERSAINGAN SEMPURNA
1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
Dalam Periode Jangka Pendek
Terjadi apabila terdapat kenaikan
permintaan barang dan setiap
produsen tidak mampu untuk
menaikkan produksinya. Serta tidak
cukup waktu untuk perusahaan
menambah perusahaan yang baru.
Perusahaan dapat
mengalami 3 hal, yaitu :
1. Mendapat Laba Super
Normal
2. Mendapat Laba Normal
3. Menderita Kerugian
Perusahaan dalam Persaingan
Sempurna Memperoleh Kerugian
Pada harga P = AVC
perusahaan tidak perlu tutup
usaha karena tutup usaha
dengan melanjutkan usaha
kondisi kerugiannya sama,
yaitu KL titik ini disebut
Shortdown Point.
2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka Panjang
Dalam periode jangka pendek perusahaan yang berada dalam pasar
persaingan sempurna dapat mengalami tiga keadaan, yaitu laba, titik impas,
dan kerugian.
Masuknya perusahaan baru akan menambah jumlah produksi (supply
meningkat). Bertambahnya jumlah produksi (suply lebih besar dari
demand) akan menyebabkan harga jual turun.
Mengapa jika ada perusahaan mendapatkan laba, akan mendorong
perusahaan baru masuk dalam pasar (ingat informasi pasar sempurna
dan tidak adanya hambatan untuk masuk pasar)?
Perusahaan dalam Pasar Persaingan Sempurna dalam
Jangka Panjang yang Memperoleh Laba Normal
Dalam jangka panjang perusahaan -
perusahaan "selalu" hanya akan memperoleh
keuntungan normal saja dengan MR = MC =
AC, pada saat AC minimum. Perusahaan
yang hanya menenima keuntungan normal
(normal profit) dinamakan "Marginal
Firm/Marginal or Profitability", artinya
apabila harga turun sedikit saja perusahaan
akan segera keluar dari pasar
Pasar Persaingan
Tidak Sempurna
(Monopolistik)
BAB 7
Bentuk Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat
banyak penjual dan masing-masing penjual dapat
memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk.
Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli :
1. Unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya
satu macam, kurva permintaannya miring dari kiri atas ke kanan
bawah.
2. Unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak sehingga
tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang
berarti terhadap penjual lainnya.
TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan
monopoli dapat mengalami tiga hal, yaitu:
• Mendapat laba supernormal.
• Mendapat laba normal.
• Menderita kerugian
Dari gambar di samping, harga
dan output yang menjamin laba
maksimal dengan menggunakan
kaidah MR - MC. Pada kaidah MR
- MC harga jual produk sebesar
OP1 dan output yang dijual
sebanyak OO1 dan besarnya laba
P1P2LK.
1. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
Mendapat Laba Supernormal
2. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik
yang Mendapat Laba Normal
MR - MC adalah kaidah guna
menetapkan harga dan output
yang menjamin laba maksimal.
Pada kaidah MR - MC harga jual
produk sebesar OP1 dan output
yang dijual sebanyak OO1 dan
besarnya TC - TR, yaitu sebesar
OP1KO1
Akibat Persaingan Monopoli
terhadap Output dan Harga
1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar
Kurva permintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis dan bentuk
kurvanya bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit menaikkan
harga maka output akan mengalami banyak pengurangan.
2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan
Perusahaan tidak akan dirangsang untuk membangun skala optimum
perusahaan atau untuk menjalankan skala perusahaan yang telah
dibangunnya pada tingkat output optimum.
3. Promosi Penjualan
Usaha masing-masing perusahaan untuk memperluas pasarnya dengan
cara ini akan diimbangi dengan kegiatan yang sama oleh penjual lainnya,
dan sumber yang digunakan untuk usaha tersebut akan menambah biaya
produksi. Bila iklan yang dilakukan oleh salah satu penjual diimbangi oleh
yang lain, maka tindakan balasan tersebut sebenarnya merupakan usaha
yang sama untuk memperluas pasar masing-masing.
4. Jenis Produk yang Tersedia
Konsumen dapat memilih jenis, gaya atau warna yang sangat mendekati
selera dan kemampuan, tetapi beragam produk tertentu sedemikian
banyak sehingga membingungkan konsumen, dan persoalan pemilihan
dapat menjadi lebih sulit.
Penentuan Harga
pada Pasar
Monopoli
BAB 8
Arti Monopoli
Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya ada
satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing. Keadaan
seperti ini adalah kasus monopoli murni atau pure monopoly. Produk
yang dijual di pasar tersebut tak memiliki barang substitusinya.
Produk yang dijual oleh sang monopoli harus dengan mudah
dibedakan dengan barang lain yang dijual dalam perekonomian.
Perubahan harga dan output produk lain yang dijual dalam
perekonomian tak memengaruhi sang monopoli. Macam persaingan
tidak langsung lain adalah kemungkinan adanya perusahaan-
perusahaan baru yang masuk ke dalam pasar yang sering disebut
dengan istilah "persaingan potensial“. Dikarenakan adanya
persaingan potensial ini, perilaku seorang produsen monopoli tidak
sebebas seperti apa yang digambarkan dalam kasus monopoli murni.
1. Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahan. Barang atau jasa yang
dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain.
2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip. Barang tersebut
merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat
barang mirip (close subtitute) yang dapat menggantikan barang tersebut.
3. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri. Keuntungan
perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan perusahaan- lain
memasuki industri tersebut.
4. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga. perusahaan monopoli dipandang
sebagai penentu harga atau price setter.
5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan. Iklan tersebut bukanlah bertujuan
untuk menarik pembeli, tetapi untuk memelihara hubungan baik dengan
masyarakat.
Ciri-Ciri Pasar Monopoli
Faktor-Faktor yang Menimbulkan
Adanya Pasar Monopoli
 Perusahaan monopoli mempunyai suatu
sumber daya tertentu yang unik dan
tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
 Perusahaan monopoli pada umumnya
dapat menikmati skala ekonomi
(economic of scale) hingga ke tingkat
produksi yang sangat tinggi.
 Monopoli ada dan berkembang melalui
undang undang, yaitu pemerintah
memberi hak monopoli kepada
perusahaan.
Perusahaan menghasilkan output sebesar Q
unit pada tingkat biaya C per unit dan ia
menjual output-nya tersebut pada tingkat
harga P. Laba, yaitu sama dengan (P-C) kali Q,
ditunjukkan oleh bidang PP’C’C dan merupakan
laba maksimum. Walaupun Q merupakan
tingkat outputnya optimal jangka pendek,
perusahaan tersebut akan berproduksi hanya
jika penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P)
lebih besar daripada AVC. Jika MR > MC berarti,
jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan
yang diperoleh akan lebih besar dari kenaikan
biayanya. Kondisi laba maksimal yaitu kondisi
tingkat output optimal pada saat MC = MR
yang secara matematis dapat ditunjukkan pada:
Penentuan Besarnya Harga dan Output
Kurva MR memotong kurva MC pada tingkat
output Q, yang sekaligus menunjukkan tingkat
output optimal. Harga maksimal yang masih
dapat diterima oleh konsumen untuk output Q
adalah P. Jadi kombinasi harga dan output yang
memaksimalkan laba bagi monopoli adalah Q
dan P. Besar laba yang diperoleh monopoli
ditunjukkan oleh daerah CPP’C’. Laba itu
diperoleh TR (OPC’Q) dikurangi dengan TC
(OCC’Q)
Seorang Produsen monopoli adalah satu satunya produsen dalam suatu
pasar sehingga kurva permintaan yang dihadapinya adalah juga kurva
permintaan pasar. Kurva permintaan pasar biasanya menurun dari kiri
atas ke kanan bawahyang berarti bahwa produsen tersebut bisa
memengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit atau lebih
banyak barang produksinya. Ada atau tidaknya laba tergantung pada
hubungan antara kurva permintaan yang dihadapi oleh sang monopolis
dan keadaan biayanya.
POSISI KESEIMBANGAN
Monopolis yang Mendapat Keuntungan
Analisis perilaku perusahaan monopoli
dalam mencapai posisi ekuilibrium, yaitu
posisi keuntungan maksimum akan
dicapai pada saat MC = MR. Equal pasar
yang menjamin diperoleh keuntungan
maksimum pada saat MR MC, yaitu pada
produksi sebesar Q. Keuntungan
maksimum yang merupakan tujuan
pokok dari seorang produsen dapat
dilihat dari gambar disamping, laba
maksimal (P1KLP2) dicapai pada saat
MR = MC
Dalam Jangka Pendek Monopolis Mengalami Impas
Besarnya harga TR = TC karena
adanya kenaikan ongkos rata
rata sehingga besarnya AC
jangka pendek naik menjadi
sama dengan harga (P)
sehingga TR - OP1KQ dan TC =
OQKP1
Monopolis yang Mendapat Kerugian
Besarnya TC lebih besar
daripada TR apabila terjadi
kenaikan ongkos rata rata yang
terus menerus sehingga AC
jangka pendek lebih besar
daripada harga per unit (P).
Dengan demikian, dalam jangka
pendek dapat menimbulkan
kerugian sebesar P1P2KL karena
TR = 0P1LQ dan TC = OP2KQ
Halangan masuk
ke pasar
Isyarat untuk meluaskan
output dalam industri yang
bersangkutan
Output lebih kecil
Monopoli menaikkan
harga dan memperkecil
output dari sebelumnya
Kerugian adanya monopoli
Promosi Penjualan
Untuk memperbesar
pasarnya, artinya untuk
menggeser kurva
permintaannya ke
kanan
Efisiensi Ekonomi
Menggunakan skala
optimum perusahaan
pada tingkat output
optimum
Menunjukkan seorang produsen
monopolis sedang mendapatkan laba
dengan memproduksi barang X sebanyak
OQ dengan tingkat harga setinggi OP1.
Laba maksimum yang dicapai monopolis
tidak perlu bekerja dengan AC yang
terendah (tidak efisien). Keadaan ini
berbeda bila dibandingkan dengan
keadaan seorang pesaing sempurna yang
bekerja untuk memaksimumkan laba.
Gambar Kurva Penentuan Harga
Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni
dengan Decrasing Cost
Disebut kasus decreasing cost
karena kita menghadapi kasus di
mana luas pasar terbatas sehingga
untuk memenuhi permintaan yang
ada di pasar, perusahaan monopoli
hanya beroperasi pada bagian
kurva di mana AC menurun
(decreasing cost).
Tiga Macam Diskriminasi Harga
Diskriminasi
Harga Derajat
Pertama
Keadaan dimana
produsen monopolis
berusaha untuk
mengambil surplus
konsumen. Caranya
dengan menentukan
harga yang berbeda
untuk setiap jumlah
barangyang berbeda
Diskriminasi
Harga Derajat
Kedua
Penjual hanya
dapat
menetapkan
harga dengan
menurunkan
kelompok
kelompok harga
Diskriminasi
Harga Derajat
Ketiga
Dengan menjual
barang dipasar yang
berbeda yaitu
elastisitas
permintaan yang
berbeda. Di tingkat
ini adalah
pengelompokkan
pembeli secara
fungsional
Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik dan Numerik
Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara
Grafik
Diskriminasi harga adalah kebijakan yang
dilakukan oleh penjual dengan membeda-
bedakan harga jual berdasarkan pasar dan
kemampuan pembeli. Produk yang dijual
dengan harga berbeda tersebut mempunyai
struktur biaya yang sama.
Gambar 10.10 menjelaskan bahwa biaya
marginal ditunjukkan oleh garis MC. Biaya
marginal ini konstan dan sama untuk dua
kelompok pembeli. Dengan kata lain, produk
yang dijual mempunyai biaya produksi yang
sama.
Menentukan Harga
pada Pasar
Oligopoli
0
BAB 9
Pasar oligopoli yaitu keadaan dimana hanya sedikit penjual
sehingga tindakan seorang produsen akan mendorong produsen
lain untuk bergerak dimana banyak terdapat penjual dan dapat
memengaruhi harga pasar. Ciri lain oligopoli yang dikemukakan oleh
Douglas adalah :
Pengertian Oligopoli
Demand Oligopoli
Struktur pasar oligopoli bisa
terjadi dalam industri dimana
wilayah pasar suatu perusahaan
sangat kecil. Oleh karena
jumlah penjual yang sedikit kecil
inilah maka saling pengaruh
antara mereka bisa dimasukkan
dalam masalah penentuan
harga/output dari oligopoli.
Yaitu model pasar duopoli (dua
perusahaan) yang pertama kali diteliti
oleh Augustin Cournot tahun 1938
dimana barang yang dihasilkan adalah
sama dan bersifat substitut sempurna
serta struktur ongkos produksi per unit
sama. Semakin banyak perusahaan
yang memasuki industri, output industri
semakin mendekati output yang
dipersaingkan.
Model Oligopoli
1. Model Cournot
Model Cournot ditinjau dari kurva reaksi (reaction curved)
ditunjukkan pada gambar :
Jika salah satu perusahaan pasif dan yang lainnya bereaksi maka
kurva reaksi dapat digambar dengan mudah. Jika perusahaan
pertama memproduksi setengah maka perusahaan kedua
memproduksi seperempat. Hal ini menyebabkan perusahaan kedua
bereaksi terhadap perusahaan pertama. Begitu juga sebaliknya, jika
sekarang kita mendapatkan perusahaan pertama bereaksi terhadap
perusahaan kedua, maka akan saling berpotongan pada titik
cournot, dimana masing-masing memproduksi sepertiga. Keadaan
ini akan menghasilkan equilibrium yang stabil.
PENURUNAN KURVA REAKSI SECARA MATEMATIS
Misalkan kurva permintaan yang dihadapi duopoli adalah :
Q = a + bx, dan b > 0, serta Q = Q1 + Q2
Dimana:
Q = Jumlah output total
Q1 = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan pertama
Q2 = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan kedua
a = Konstanta
b = slope/kemiringan garis permintaan
Apabila keadaan duopolis tidak sama besarnya, maka perusahaan
yang mempunyai ukuran yang lebih besar akan memiliki 1/1R yang
lebih kecil.
Buktinya :
TR1 = P . Q1 dimana ; P = a + b (Q1 + Q2) - f(Q1,Q2)
PENURUNAN KURVA REAKSI SECARA MATEMATIS
Karena P > 0 dan b < 0, maka dapat
disimpulkan bahwa semakin besar
Qi, akan semakin kecil MR.
Sekarang seandainya struktur
ongkos yang dihadapi duopolis
adalah berbeda :
TC1 = f1 (Q1) dan TC2 = f2 (Q2)
Dimana MR2' < MC2'
Jadi dapat disimpulkan bahwa
masing masing kurva MR duopolis
harus meningkat lebih lambat
daripada meningkatnya MC atau
kemiringan kurva MC lebih besar
daripada kemiringan kurva MR.
Dirumuskan pertama kali oleh J. Bertrand pada tahun
1883 yang menyatakan bahwa masing masing
perusahaan dalam pasar duopoli memperkirakan
perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan
tingkat harga jualnya apaun yang ditentukan oleh
perusahaan. Model ini menggunakan alat analisis yang
sama dengan model cournot yaitu menggunakan fungsi
reaksi untuk menentukan posisi keseimbangan yang
stabil dari pasar
2. Model Bertrand
a. Perusahaan oligopolis akan belajar
lewat pengalamannya bahwa ia tidak
akan melakukan perang harga karena
akan merugikan diri sendiri
b. Apabila suatu perusahaan
menurunkan harga, maka perusahaan
perusahaan lainnya dalam industri akan
mengikuti menandingi penurunan harga
tersebut.
c. Apabila perusahaan menaikkan harga,
maka perusahaan perusahaan lainnya
dalam industri tidak akan mengikutinya
3. Model Chamberlin (Model untuk pasar kelompok
kecil)
4. Model Kurva Permintaan Patah
Kurva permintaan yang dihadapi
oleh oligopolis patah. Kurva
tersebut patah pada tingkat harga
Pe, yang merupakan harga
equilibrium awal. Jika perusahaan
oligopolis menurunkan harga
jualnya, maka perusahaan pesaing
akan menandingi kebijakan
tersebut dengan menurunkan
harga juga. Akibatnya, permintaan
yang ada di pasar naik, tetapi tidak
sebanyak apabila perusahaan lain
tidak menurunkan harga.
Jika perusahaan
oligopolis menaikkan
harga di atas Pe, maka
penjualan akan menurun
lebih cepat,
5. Model Stackelberg
Model ini pertama kali
diperkenalkan oleh Heinrich Vol
Stackelberg tahun 1952. Dalam
model ini dianggap bahwa
salah satu perusahaan dalam
pasar oligopoli cukup kuat
menjadi leader.
Pada gambar kurva diatas terlihat bentuk kurva
isoprofit dan kurva reaksi yang dimiliki oleh masing
masing duopolis.
6. Penentuan Harga dan Output Dalam
Kurva yang baru sama tidak stabilnya dengan
kurva mula-mula. Oleh karena itu, pengetahuan
akan bentuk kurva tersebut tidak berguna bagi
perusahaan . Jika ia mencoba untuk bergerak
sepanjang D,, maka perusahaan-perusahaan
pesaing akan bereaksi yang bisa memaksa
perusahaan tersebut berpindah ke kurva lainnya.
Pergeseran kurva permintaan tidak akan
menimbulkan kesulitan yang berarti dalam
pembuatan keputusan tentang harga/output
jika perusahaan A mengetahui secara pasti
bagaimana reaksi perusahaan saingannya
terhadap perubahan-perubahan harga.
Kurva permintaan terpatah (kinked
demand curve) dalam oligopoli:
a) Dalam pasar oligopoli apabila
perusahaan menurunkan harga ke
P1, maka permintaan akan
bertambah ke C1, harga ke P2
maka permintaan akan bertambah
ke B1. sehingga : Pelanggan
perusahaan membeli barang yang
harganya turun.Pelanggan lain
membatalkan pembeliannya.
b) Sedangkan apabila perusahaan
juga menurunkan harga ke P1,
dan P2, perubahan permintaan
akan ke titik B dan C.
c) Menaikkan harga ke P3,
permintaan ada di titik A1,
karena reaksi perusahaan
mengubah harga maka
kurva permintaan menjadi
D1ED2.
Pasar Dengan Ketegaran Harga
Model kurva permintaan kinked demand ini
dikembangkan oleh Sweezy tahun 1939.
Sweezy membuat pemisalan dalam pasar
hanya ada dua penjual. Kedua penjual
tersebut mempunyai kurva demand D1 untuk
penjual satu dan D2 untuk penjual lainnya.
Harga yang membuat nyaman penjual satu
dan penjual dua adalah sebesar OP2. Pada
harga sebesar OP2 jumlah yang diminta
pada penjual satu (D1) dan penjual dua (D2)
adalah sama
Harga bisa berubah naik atau turun jika MC
memotong MR buka pada bagian yang patah
(tegak lurus LN). Misalkan Jika biaya terus
turun hingga memotong MR yang turun miring
(bukan yang tegak lurus) maka harga bisa
turun. Mula-mula harga yang menjamin laba
maksimal pada saat MC berpotongan dengan
MR (PLN-MR), yaitu setinggi OP2. Turun
menjadi OP1. Demikian juga jika biaya terus
naik hinggamemotong MR yang bukan tegak
lurus LN harga akan meningkat. Dari gambar
di atas biaya produksi naik terus hingga MC3
memotong MR yang miring (bukan yang tegak
lurus LN) maka harga berubah dari OP2
menjadi OP3.
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by
Freepik
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Materi kuliah pengantar ilmu ekonomi
Materi kuliah  pengantar  ilmu ekonomiMateri kuliah  pengantar  ilmu ekonomi
Materi kuliah pengantar ilmu ekonomiIhrom Lestari
 
Pasar (Penawaran dan Permintaan) dan Elastisitas
Pasar (Penawaran dan Permintaan) dan ElastisitasPasar (Penawaran dan Permintaan) dan Elastisitas
Pasar (Penawaran dan Permintaan) dan ElastisitasAntonius Suranto
 
Mekanisme Pasar (Ppt Ekonomi)
Mekanisme Pasar (Ppt Ekonomi)Mekanisme Pasar (Ppt Ekonomi)
Mekanisme Pasar (Ppt Ekonomi)pakguruku.site
 
Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)
Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)
Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)Altina Hanum
 
Materi Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Materi Elastisitas Permintaan dan PenawaranMateri Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Materi Elastisitas Permintaan dan PenawaranDoni Ramdhani
 
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanJelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanMaria Khusuma
 
teori permintaan
teori permintaanteori permintaan
teori permintaanmas karebet
 
Teori pilihan konsumen
Teori pilihan konsumenTeori pilihan konsumen
Teori pilihan konsumenyunisarosa
 
Pasar Faktor Produksi
Pasar Faktor ProduksiPasar Faktor Produksi
Pasar Faktor Produksiginakarlina
 
Pencatatan transaksi perusahaan dagang dengan periodik
Pencatatan transaksi perusahaan dagang dengan periodikPencatatan transaksi perusahaan dagang dengan periodik
Pencatatan transaksi perusahaan dagang dengan periodikkelompokmediapembela
 
Pengantar Ilmu Ekonomi
Pengantar Ilmu EkonomiPengantar Ilmu Ekonomi
Pengantar Ilmu EkonomiMuhamad Yogi
 
Pengantar ilmu ekonomi - elastisitas
Pengantar ilmu ekonomi - elastisitasPengantar ilmu ekonomi - elastisitas
Pengantar ilmu ekonomi - elastisitasnunuoho
 
Pendapatan Nasional.pptx
Pendapatan Nasional.pptxPendapatan Nasional.pptx
Pendapatan Nasional.pptxNarayanaGita1
 
Elastisitas Permintaan dan penawaran
Elastisitas Permintaan dan penawaranElastisitas Permintaan dan penawaran
Elastisitas Permintaan dan penawaranAnanda Setiawan
 
Konsep Elastisitas (ppt ekonomi)
Konsep Elastisitas (ppt ekonomi)Konsep Elastisitas (ppt ekonomi)
Konsep Elastisitas (ppt ekonomi)pakguruku.site
 
Kelompok 1 pe mikro (1)
Kelompok 1 pe mikro (1)Kelompok 1 pe mikro (1)
Kelompok 1 pe mikro (1)FaizaMasudiyah
 

What's hot (20)

Pasar monopoli
Pasar monopoliPasar monopoli
Pasar monopoli
 
Materi kuliah pengantar ilmu ekonomi
Materi kuliah  pengantar  ilmu ekonomiMateri kuliah  pengantar  ilmu ekonomi
Materi kuliah pengantar ilmu ekonomi
 
Elastisitas Pasar
Elastisitas PasarElastisitas Pasar
Elastisitas Pasar
 
Pasar (Penawaran dan Permintaan) dan Elastisitas
Pasar (Penawaran dan Permintaan) dan ElastisitasPasar (Penawaran dan Permintaan) dan Elastisitas
Pasar (Penawaran dan Permintaan) dan Elastisitas
 
Mekanisme Pasar (Ppt Ekonomi)
Mekanisme Pasar (Ppt Ekonomi)Mekanisme Pasar (Ppt Ekonomi)
Mekanisme Pasar (Ppt Ekonomi)
 
Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)
Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)
Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)
 
Materi Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Materi Elastisitas Permintaan dan PenawaranMateri Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Materi Elastisitas Permintaan dan Penawaran
 
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanJelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
 
teori permintaan
teori permintaanteori permintaan
teori permintaan
 
Teori pilihan konsumen
Teori pilihan konsumenTeori pilihan konsumen
Teori pilihan konsumen
 
Pasar Faktor Produksi
Pasar Faktor ProduksiPasar Faktor Produksi
Pasar Faktor Produksi
 
Pencatatan transaksi perusahaan dagang dengan periodik
Pencatatan transaksi perusahaan dagang dengan periodikPencatatan transaksi perusahaan dagang dengan periodik
Pencatatan transaksi perusahaan dagang dengan periodik
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 
Pengantar Ilmu Ekonomi
Pengantar Ilmu EkonomiPengantar Ilmu Ekonomi
Pengantar Ilmu Ekonomi
 
Elastisitas dan aplikasinya
 Elastisitas dan aplikasinya Elastisitas dan aplikasinya
Elastisitas dan aplikasinya
 
Pengantar ilmu ekonomi - elastisitas
Pengantar ilmu ekonomi - elastisitasPengantar ilmu ekonomi - elastisitas
Pengantar ilmu ekonomi - elastisitas
 
Pendapatan Nasional.pptx
Pendapatan Nasional.pptxPendapatan Nasional.pptx
Pendapatan Nasional.pptx
 
Elastisitas Permintaan dan penawaran
Elastisitas Permintaan dan penawaranElastisitas Permintaan dan penawaran
Elastisitas Permintaan dan penawaran
 
Konsep Elastisitas (ppt ekonomi)
Konsep Elastisitas (ppt ekonomi)Konsep Elastisitas (ppt ekonomi)
Konsep Elastisitas (ppt ekonomi)
 
Kelompok 1 pe mikro (1)
Kelompok 1 pe mikro (1)Kelompok 1 pe mikro (1)
Kelompok 1 pe mikro (1)
 

Similar to PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx

Tugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar MikroTugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar MikroYohanaCristanti
 
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)SofinatusSolikhah
 
Pengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi MikroPengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi Mikronathalieelsa1
 
Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas J
Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas JPengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas J
Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas JMuhammad Nur Rohman Syah
 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 13.pdf
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 13.pdfTUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 13.pdf
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 13.pdfindrianarsyanandito1
 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4SalsabilaAlyaMaharan
 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptxPENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptxSeptianaRozziRahmawa
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kel.9 Kelas U.pptx
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kel.9 Kelas U.pptxTugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kel.9 Kelas U.pptx
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kel.9 Kelas U.pptxSugihPrakoso
 
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptxSELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptxDellaWidyasari
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pdf
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pdfTugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pdf
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pdfDevi Alitaa
 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptxPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptxSeptianaRozziRahmawa
 
Makalah elastisitas permintaan dan penawaran
Makalah elastisitas permintaan dan penawaranMakalah elastisitas permintaan dan penawaran
Makalah elastisitas permintaan dan penawaranDoni Ramdhani
 
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptxtugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptxFikriAminullah2
 
PengantarEkonomiMikroKelompok3.pptx
PengantarEkonomiMikroKelompok3.pptxPengantarEkonomiMikroKelompok3.pptx
PengantarEkonomiMikroKelompok3.pptxatainaarf
 
Elastisitas Permintaan dan Penawaran.docx
Elastisitas Permintaan dan Penawaran.docxElastisitas Permintaan dan Penawaran.docx
Elastisitas Permintaan dan Penawaran.docxZukét Printing
 
Elastisitas Permintaan dan Penawaran.pdf
Elastisitas Permintaan dan Penawaran.pdfElastisitas Permintaan dan Penawaran.pdf
Elastisitas Permintaan dan Penawaran.pdfZukét Printing
 

Similar to PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx (20)

Tugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar MikroTugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
 
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
 
Pengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi MikroPengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi Mikro
 
Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas J
Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas JPengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas J
Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas J
 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 13.pdf
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 13.pdfTUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 13.pdf
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 13.pdf
 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptxPENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
 
Kelompok 11 Ekonomi Mikro.pptx
Kelompok 11 Ekonomi Mikro.pptxKelompok 11 Ekonomi Mikro.pptx
Kelompok 11 Ekonomi Mikro.pptx
 
Ekonomi Mikro Kelompok 11.pptx
Ekonomi Mikro Kelompok 11.pptxEkonomi Mikro Kelompok 11.pptx
Ekonomi Mikro Kelompok 11.pptx
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kel.9 Kelas U.pptx
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kel.9 Kelas U.pptxTugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kel.9 Kelas U.pptx
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kel.9 Kelas U.pptx
 
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptxSELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
 
Elastisitas permintaan
Elastisitas permintaanElastisitas permintaan
Elastisitas permintaan
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pdf
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pdfTugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pdf
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pdf
 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptxPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
 
Makalah elastisitas permintaan dan penawaran
Makalah elastisitas permintaan dan penawaranMakalah elastisitas permintaan dan penawaran
Makalah elastisitas permintaan dan penawaran
 
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptxtugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
 
PengantarEkonomiMikroKelompok3.pptx
PengantarEkonomiMikroKelompok3.pptxPengantarEkonomiMikroKelompok3.pptx
PengantarEkonomiMikroKelompok3.pptx
 
Elastisitas Permintaan dan Penawaran.docx
Elastisitas Permintaan dan Penawaran.docxElastisitas Permintaan dan Penawaran.docx
Elastisitas Permintaan dan Penawaran.docx
 
Elastisitas Permintaan dan Penawaran.pdf
Elastisitas Permintaan dan Penawaran.pdfElastisitas Permintaan dan Penawaran.pdf
Elastisitas Permintaan dan Penawaran.pdf
 
KELOMPOK 6 PE MIKRO
KELOMPOK 6 PE MIKROKELOMPOK 6 PE MIKRO
KELOMPOK 6 PE MIKRO
 

Recently uploaded

PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 

Recently uploaded (20)

PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 

PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx

  • 1. Pengantar Ekonomi Mikro Dr. Sigit Sardjono, M. S. UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
  • 2. Disusun oleh : 1222200029 ALLYSIA SAFIRA P.P. 1222200030 RISKA SEPTI ARIANI 1222200032 LISA LAVENIA
  • 3. DAFTAR ISI 01 TEORI PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA PASAR 02 TEORI ELASTISITAS 03 Permintaan, Silang, Penawaran, & Pendapatan PERILAKU KONSUMEN 04 PERILAKU PRODUSEN 05 TEORI BIAYA PRODUKSI 06 PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA 07 PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK 08 PENENTUAN HARGA PADA PASAR MONOPOLI 09 MENENTUKAN HARGA PADA PASAR OLIGOPOLI
  • 5. TEORI PERMINTAAN Kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang atau jasa yang diminta dengan harga di mana harga sebagai variabel independen dan jumlah barang yang diminta merupakan variabel dependen. Kurva permintaan merupakan tempat titik-titik yang masing-masing menggambarkan tingkat maksimal pembelian pada harga tertentu, dengan ceteris paribus.
  • 6. Dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Permintaan merupakan suatu deretan jumlah barang yang pembeli bersedia membeli dengan tenaga beli yang ada padanya pada tingkatan harga tertentu. 2. Permintaan itu adalah permintaan akan satu jenis barang. 3. Tingkatan harga satuan dari tiap-tiap jumlah barang itu berlainan. 4. Permintaan tersebut berlaku pada waktu tertentu, misalnya satu hari, satu minggu, atau satu bulan. 5. Permintaan tersebut berlaku pada pasar tertentu.
  • 7. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERMINTAAN SUATU BARANG 1. Harga barang itu sendiri. 2. Kegunaan barang tersebut. 3. Rasa dan keinginan konsumen. 4. Banyak dan sedikitnya konsumen itu sendiri. 5. Jumlah barang dan jasa yang tersedia. 6. Jumlah dan jenis barang pengganti. 7. Harga barang yang lain. 8. Tingkat penghasilan konsumen. 9. Waktu/tempat.
  • 8. "Jika harga turun maka permintaan akan barang tersebut akan bertambah, sebaliknya jika harga naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang". HUKUM PERMINTAAN
  • 9. FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERUBAHAN PERMINTAAN a. Pendapatan Konsumen b. Harga Barang Terkait Substitusi dan Komplementer c. Selera dan Preferensi Konsumen d. Perubahan Faktor Lain, Misalnya Perubahan Pengharapan Harga
  • 10. PERMINTAAN INDIVIDU DAN PERMINTAAN PASAR Kurva permintaan pasar adalah penjumlahan horizontal dari permintaan individu. Permintaan suatu komoditi dapat dibedakan atas permintaan individu dan permintaan semua orang dalam pasar. Kurva permintaan pasar diperoleh dari penjumlahan kurva permintaan berbagai individu terhadap barang tersebut pada setiap tingkat harga.
  • 11. TEORI PENAWARAN Dalam teori ekonomi, istilah penawaran memiliki arti berbagai jumlah barang yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga dalam periode tertentu. Kurva penawaran suatu barang atau jasa pada umumnya mempunyai bentuk dari kiri bawah ke kanan atas. Artinya semakin tinggi harga jual suatu barang makan semakin banyak jumlah yang ditawarkan.
  • 12. "jika harga suatu barang/jasa naik maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah dan sebaliknya jika harga turun makan jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang dengan anggapan ceteris paribus" HUKUM PENAWARAN
  • 13. BENTUK KURVA PENAWARAN 1. Kurva penawaran yang tunduk dengan hukum penawaran 2. Kurva penawaran yang tidak tunduk kepada hukum penawaran
  • 14. 1) Berubahnya harga input variable 2) Perubahan Teknologi 3) Perubahan iklim 4) Harga komoditas lain 5) Biaya untuk memperoleh faktor produksi 6) Pajak dan subsidi 7) Harapan harga 8) Tujuan perusahaan FAKTOR PERUBAHAN PENAWARAN
  • 15. PENENTUAN HARGA PASAR Harga pasar terjadi karena adanya interaksi permintaan dan penawaran dimana konsumen bersedia membeli barang dan produsen bersedia melepaskan barang. Jika permintaan melebihi barang yang ditawarkan akan terjadi peningkatan hargasebaliknya jika penawaran melebihi jumlah yang diminta harga akan menurun. Penentuan harga pasar dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara grafik dan sistematis.
  • 16. PERUBAHAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN MENGUBAH HARGA DAN KUANTITAS PASAR A. Harga pasar berubah jika penawaran bertambah sedangkan permintaan tetap B. Harga pasar berubah jika terjadi perubahan permintaan meningkat sedangkan penawaran tetap
  • 17. C. Perubahan keseimbangan jika terjadi perubahan permintaan meningkat sedangkan penawaran turun
  • 19. Konsep Sifat Elastisitas Permintaan 1. Jika koefisien elastisitas tak terhingga maka elastisitasnya disebut perfect elastic (sangat elastis). 2. Jika koefisien elastisitas > 1 maka elastisitasnya disebut elastis. 3. jika koefisien elastisitas < 1 maka elastisitasnya disebut inelastis. 4. jika koefisien elastisitas = 1 maka elastisitasnya disebut unitary elastic. 5. Jika koefisien elastisitas = 0 maka elastisitasnya disebut perfect inelastic (inelastis sempurna).
  • 20. 1. Arc Elasticity (Elastisitas Busur) 2. Point Elasticity Cara Mengukur Tingkat Elastisitas Menghitung Tingkat Elastisitas dengan Mempergunakan Pendekatan Persamaan Fungsi Dengan Mengamati Hubungan Elastisitas dengan Total Revenue (Total Penerimaan) Mengamati Arah Perubahan Harga dan Total Revenue Dengan Melihat Kurva Permintaan (AR) dengan MR Melihat Kecondongan Kurva Permintaan
  • 21. Elastis Sempurna Bila kurva permintaan sejajar sumbu x maka besarnya tingkat elastisitas = tak terhingga. Keadaan ini disebut elastis sempurna yang berarti berapapun jumlah barang yang diminta harga akan tetap
  • 22. Inelastis Sempurna Jika kurva permintaan sejajar dengan sumbu Y maka besarnya tingkat elastisitas = 0. Keadaan ini disebut inelastis sempurna.
  • 23. Konsep elastisitas penawaran persis sama dengan konsep elastisitas permintaan. Rumus untuk pengukuran koefisiennya : Suatu perubahan harga akan mengakibatkan perubahan jumlah dalam arah yang sama bila kurva penawaran miring ke arah kanan atas, jadi X dan P adalah positif keduanya atau negatif keduanya. ELASTISITAS PENAWARAN (SUPPLY)
  • 24. SIFAT PENAWARAN 1. Melihat Besarnya Koefisien Elastisitasnya 2. Melihat Kecondongan Kurva Permintaan
  • 25. Elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang menunjukkan tingkat kepekaan dari perubahan jumlah barang yang diminta dengan perubahan pendapatan yang dapat dinyatakan sebagai berikut : Jika berupa fungsi, rumusnya sebagai berikut : ELASTISITAS PENDAPATAN
  • 26. Perubahan Permintaan Barang Inferior karena Adanya Kenaikan Income Perubahan Permintaan Barang Lux karena Adanya Kenaikan Income
  • 27. Hubungan Elastisitas Income dan Jenis Produk
  • 28. Elastisitas pengukuran silang mengukur sampai berapa jauh berbagai barang berhubungan satu sama lain. Untuk menghitung tingkat cross elastisity dapat dengan membandingkan prosentase perubahan jumlah barang X yang dibeli dengan prosentase perubahan Y, dapat diformulasikan sebagai berikut : ELASTISITAS SILANG
  • 29. Apabila hasilnya positif makan barang itu merupakan barang sibtitusi, dan jika hasilnya negatif makan barang itu merupakan barang komplementer. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel di bawah ini :
  • 30. Karena harga teh turun, selain berakibat naiknya jumlah yang dimintaj uga mengakibatkan jumlah yang diminta kopi berkurang walaupun harga kopi tidak berubah. Kejadian tersebut diakibatkan karena kopi dan the adalah barang subtitusi. 1. Elastisitas Silang Barang Substitusi
  • 31. Kopi dan gula adalah barang komplementer karena, jika harga gula turun maka permintaan barang gula akan bertambah diikuti dengan permintaan barang kopi meskipun harga kopi tidak ikut berubah. 2. Elastisitas Silang Barang Komplementer
  • 33. 1. Permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat dan barang yang diminta. Manfaat inilah yang dikenal dengan istilah utilitas (utility). Jika konsumen membeli barang karena mengharap memperoleh manfaat atau nilai gunanya (utility), tentu saja secara rasional konsumen berharap memperoleh utility yang optimal. Permasalahannya adalah bagaimana mengukur nilai manfaat tersebut? Dalam hal ini ada dua cara pengukuran nilai manfaat dan suatu barang, yakni secara kardinal dan secara ordinal
  • 34. Nilai barang dapat dibedakan menjadi dua yaitu : a. Nilai penggunaan objektif atau nilai guna ialah kesanggupan suatu barang dan jasa untuk memenuhi keperluan manusia. Sebagai contoh beras (nasi) dapat memenuhi kebutuhan akan makanan b. Nilai penggunaan subjektif yaitu arti yang diberikan oleh seseorang kepada suatu barang yang tertentu untuk memuaskan kebutuhannya NILAI BARANG
  • 35. Suatu barang bernilai objektif tetapi tidak mempunyai nilai subjektif. Hal ini disebabkan oleh jumlah, waktu, dan tempat. Nilai pertukaran ini dapat dibagi menjadi dua yaitu : a. Nilai pertukaran objektif, yaitu kemampuan barang dan jasa itu sendiri untukditukarkan dengan barang dan jasa lain. b. Nilai pertukaran subjektif, yaitu arti yang diberikan oleh seseorang kepada suatu barang dan jasa, bertalian dengan kegunaan barang tersebut terhadap dirinya.
  • 36. PEMENUHAN KEPUASAN Hendaknya manusia dapat berpikir rasional dalam menentukan kebutuhan sehingga keseimbangan antara kebutuhan dan alat pemuasnya mendekati keseimbangan. Pemikiran yang rasional di sini artinya menentukan target kebutuhan yang harus dipenuhi, disesuaikan dengan kemampuan, lingkungan, dan waktu yang tersedia atau mungkin tersedia. Pendekatan tradisional ini merumuskan hubungan antara jumlah daya guna dengan barang yang dikonsumsikan dalam bentuk suatu fungsi: U = f(x1; X2; Xn)
  • 37. PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN Teori daya guna kardinal (cardinal utility) 01 Teori daya guna ordinal (ordinal utility) 02 TRADISIONAL MODERN Menggunakan pendekatan marginal utility dan total utility Menggunakan pendekatan indifference curve (kurva indiferen)
  • 38. Konsumen yang akan kita pelajari perilakunya itu adalah seseorang yang mampu memuat order atau urutan-urutan kombinasi barang yang dikonsumsi berdasarkan besarnya daya guna yang diterimanya. Utility seseorang mongonsumsi barang dan jasa tidak bisa dinyatakan dengan bilangan numerik, tetapi bisa diungkapkan lebih senang atau lebih suka. Dalam pendekatan utilitas kardinal dianggap bahwa kenikmatan yang diperoleh konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti. Dalam teori teori nilai guna itu dikenal dengan nilai guna total ( total utility) dan nilai marginal (marginal utility). CARDINAL APPROACH
  • 39. 1. Guna Batas (Marginal Utility) Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut. Menurut Hukum Gossen maka semakin banyak jumlah barang sejenis yang dipunyai oleh seseorang maka sumbangan kepuasan dari barang yang terakhir semakin kecil. Guna total ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengonsumsi berbagai jumlah barang. Guna total akan semakin besar jika barang yang dikonsumsi semakin banyak sampai dengan tingkat tertentu dimana guna total ini akan mencapai titik maksimum, maka kepuasan konsumen tidak akan bertambah lagi dan toral guanya akan menurun walaupun konsumen terus menambah barang tersebut. 2. Guna Utility (Total Utility)
  • 40. 1. Utility seseorang bisa diukur dengan uang Asumsi dasar yang digunakan pada pendekatan ini adalah tingkat kepuasan konsumen mengonsumsi barang/jasa dapat dihitung secara numerik. Dalan teori nilai guna dikenal hukum Diminishing of Marginal Utility, yaitu pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi. Jumlah pertambahannya dapat menjadi nol dan bila penambahan konsumsinya diteruskan jumlahnya bahkan menjadi negatif. 2. Berlakunya Hukum Gossen Asumsi dalam Teori Cardinal
  • 41. Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari subjek yang memberikan penilaian. Kritik Pada Pendekatan Cardinal 1. Asumsi Utility Bisa Diukur adalah Pemikiran yang Keliru 2. Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan Hal ini disebabkan semakin banyaknya uang yang dimiliki maka semakin rendah penilaiannya terhadap uang
  • 42. atau Maksimalisasi Guna Untuk mencari marginal utility dipergunakan perhitungan sebagai berikut : TU2 (sesudah tambahan) - TU1 (sebelum ada penambahan) = MUx (TUx+1) -(TUx) = MUx -Jika total utility mencapai titik maksimal maka MU=0 -Jika tital utility menurun karena penambaban unit barang yang dikonsumsi maka MU = negatif (-)
  • 43. Perubahan Kombinasi Barang yang Dibeli Konsumen Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dibutuhkan dapat mengubah kombinasi barang yang dibeli. Hal ini disebabkan : • Adanya efek subtitusi, haitu dengan naiknya harga salah satu barang tersebut konsumen akan mengalikan barang yang dibelinya kepada barang pengganti yang harganya lebih murah. • Efek pendapatannya (Income), dengan kenaikan harga bagi konsumem yang pendapatannya tetap akan menyebabkan pendapatan riil konsumen tersebut akan berkurang.
  • 44. 3 kelemahan pada The Cardinalist Approach yaitu : 1.) Asumsi yang digunakan adalah asumsi yang keliru (doubtful) dimana ukuran utility yang digunakan tidak bersifat objektif, tetapi ukuran kepuasan itu bersifat subjektif 2.) Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan tidak realistis karena jika income seseorang meningkat maka marginal utility dari uang akan berubah 3.) Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis saja. INDIFFERENCE CURVE APPROACH
  • 45. 1. Asumsi dalam Pendekatan Indifference Curve - Konsumen selalu bersifat rasional (rationality), ingin mendapatkan utilitas yang maksimum - Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money), uang harus mempunyai nilai subjektif yang tetap. - Utility dinyatakan secara ordinal - Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang (diminishing marginal utility), pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan 1 unit barang yang dikonsumsi - The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi - Consistency and transitity of choice
  • 46. 2. Kurva IC menunjukkan berlakunya hukum Diminishing Marginal Rate of Substitution Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukkan jika konsumen menghendaki barang X lebih banyak maka ia harus bersedia mengurangi barang Y dengan jumlah tertentu.
  • 47. 3. Sifat-sifat Indifference Curve a. Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu jika kita menambah jumlah barang X, maka jumlah barang Y yang ada akan dikurangi b. Cembung terhadap titik 0 atau origin c. Dua IC tidak akan saling berpotongan 4. Jika terjadi kumpulan kurva IC, kurva IC yang semakin jauh dari titik origin, utilitasnya semakin besar
  • 48. Pada dua IC tidak saling berpotongan Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi dititik B (terletak pada IC2). Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi dititik C (terletak pada IC1). Kombinasi di titik B sama dengan kombinasi yang ada di titik C
  • 49. KENDALA ANGGARAN (BUDGET CONTRAINT) BPx . (X) + Py. Y Jika barang yang dikonsumsi adalah X dan Y, maka persamaan budget line dapat ditulis : Keterangan : B = Anggaran Px = Tingkat harga X Py = Tingkat harga Y Cara membuat garis anggaran diatas tersebut ialah dengan menghubungkan 2 titik kombinasi ekstrem antara barang X dan Y
  • 50. KESEIMBANGAN KONSUMEN Slope BL = Slope IC Slope IC = MRS = MUy / Mux Slope BL = Py / Px Py/Px = MUy / Mux MUy/Py = Mux/Px
  • 51. DERIVASI KURVA PERMINTAAN DARI KURVA PCC Hubungan antara jumlah barang X yang diminta (diturunkan dari titik A, B, dan C) karena perubahan harga disebut kurva permintaan. Bila titik-titik keseimbangan A, B C pada kurva BL dihubungkan menjadi 1 garis, hasil yang diperoleh dikena ldengan Price Consumption Curve (FCC) yaitu garis yang menunjukkan keseimbangan konsumen karena perubahan tingkat harga, dengan asumsi tingkat pendapatan tetap.
  • 52. Engel mencermati bahwa jika barang yang diminta adalah barang pertanian atau barang yang mudah rusak maka perubahan pendapatan tidak diikuti dengan perubahan jumlah barang yang diminta secara progresif dalam jumlah besar PENGGAMBARAN KURVA ENGEL KURVA ICC
  • 53. BENTUK INDIFFERENCE CURVE Pengurangan barang Y sebesar AC sama besarnya dengan penambahan X sebesar CB. Bentuk kurva indifference curve adalah non linier turun dari kiri atas ke kanan bawah dan cembung terhadap titik nol, ini yang menggambarkan berlakunya hukum diminishing marginal utilty. Kurva Indifference yang Linier menunjukkan adanya Substitusi Sempurna
  • 54. Barang Y ditambah atau dikurangi tidak bisa digantikan dengan barang X Kurva Indifference Curve yang berupa huruf L menunjukkan barang komplemen.
  • 56. • land (bahan baku) • man (tenaga kerja) • capital (modal) • skill (keterampilan) FAKTOR PRODUKSI DALAM PEMBAHASAN PERILAKU KONSUMEN Perilaku produsen itu sendiri diartikan sebagai suatu tindakan seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimum mungkin dengan menggunakan beberapa input yang dimilikinya. Pada saat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya inilah seorang produsen dikatakan dalam keadaan keseimbangan atau ekuilibrium atau "ekuilibrium produsen".
  • 57. KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES PRODUKSI Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang dinamakan "jangka pendek" dan "jangka panjang". Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga perusahaan tidak dapat mengubah jumlah beberapa sumber yang digunakan. Hanya satu input yang bervariabel. Apa yang dimaksud dengan jangka panjang sebenarnya tidak ada kaitannya sama sekali dengan waktu. Para ekonom mengartikan jangka panjang sebagai keadaan proses produksi di mana semua faktor produksi bersifat variabel. Artinya jumlahnya dapat diubah- ubah.
  • 58. FUNGSI PRODUKSI Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input (bersumber masukan) dengan output (barang-barang atau jasa dihasilkan) tanpa memperhitungkan harga. Dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu menunjukkan bahwa jumlah barang produksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Secara matematis fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut: Q = F(C,L,B,S)
  • 59. Bentuk Fungsi Linier Q = a + bX Bentuk Kurvanya Bentuk Fungsi Quadratik Q = a + b1X + b2X^2 Bentuk Kurvanya Bentuk Fungsi Quadratik Q = a + b1X + b2X^2 + b3^3 Bentuk Kurvanya
  • 60. ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek diungkapkan denga kurva TP (Total Product), AP (Average Product), dari MP (Marginal Product). Dimana TP adalah total. produksi yang dihasilkan oleh tenaga kerja (labor). AP adalah rata- rata yang dihasilkan tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor). - AP = TP/Labor - MP = TP2-TP1 - Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP - MP = Delta TP/ Delta L
  • 61. Hubungan antara TP, AP, dan MP Hubungan antara AP, MP, dan TO sangat penting untuk dipahami karena posisinya sangat menentukan kegiatan produsen dalam melakukan kegiatan udahanya. 1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP 2. jika AP maksimum maka MP = AP 3. Jika AP semakin berkurang maka M0 < AP
  • 62. Tahapan dalam Fungsi Produksi • Tahap I mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi rata-rata (AP) , yaitu pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP). • Tahap II Dari titik saat AP mencapai titik maksimal sampainTp mencapai maksimal atau MP sama dengan nol, AP dan MP semakin berkurang namun MP masih positif. • Tahap III AP dan TP pada tahap jni semakin berkurang dan MP menjadj negatif karena kuas tanag tetap dan labor ditambah terus sehingga terjadi ketidakefesiensian tanah dan labir. akibatnya TP menurun terus. Tahap I dan III disebut sebagai tahap yang tidak rasional dan tahal II disebut tahap rasional. Alasannya karena pada tahap II MP untuk semua faktor produksi (masukan), yaitu untuk tenaga kerja maupun tanah adalah positif.
  • 63. PRODUKSI JANGKA PANJANG Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi dimana semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel. Untuk menjelasken fungsi produksi jangka panjang kita akan menggunakan apa yang disebut dengan kurva isoquant (isoproduct atau isoquant). ISOQUANT Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan suatu tingkat output tertentu". Kurva isoquant ini digambarkan pada Gambar 5.3 dengan sumbu horizontal menunjukkan faktor produksi tenaga kerja dan sumbu vertikal menunjukkan faktor capital.
  • 64. a. Cembung ke arah titik origin. b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah. c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak atau dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut. d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau saling bersinggungan. Sifat dari Kurva Isoquant
  • 65. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution) MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan isoquant pada titik khusus. Dari Gambar 5.3 besarnya slope MRTS di titik C adalah : Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan L-nya:• K1/L1> K2/L2 proses produksinya capital intensif. • K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labor intensif.
  • 66. ISO-BIAYA (ISOCOST) Iso biaya (isocost) adalah : “ Kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik titik yang menunjukkan kombinasi barang barang atau factor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu. “ Kurva yang memperlihatkan berbagai kombinasi dari sumber sumber yang dapat dibeli oleh perusahaan dengan harga tertentu dari masing masing sumber persatuan dan pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan oleh perusahaan itu. “ Semakin besar anggaran perusahaan dengan harga factor produksi yang tetap, maka letak dan garis iso-biaya ini akan semakin menjauhi titik asal (nol) =M/Pk : M/PI=M/Pk x PI/M = PI/Pk sedang fungsi TC = PI L + Pk K Slope garis iso cost adalah
  • 67. EKUILIBRIUM PRODUSEN Diartikan sebagai “suatu keadaan seimbang dimana produsen mendapat keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah-ubah tingkat produksi atau dalam penggunaan factor factor produksinya.” Produsen tidak ada dorongan untuk mengubah posisi produksi maupun penggunaan kombinasi factor produksi tsb ( equilibrium producen ) MRTS = Slope Iso Quant
  • 68. Faktor yang bisa menyebabkan proses produksi lebih efisien 1. Terjadi spesialisasi dari para pekerja. Semakin banyak terlibat dalam proses produksi tenaga kerjanya semakin tinggi 2. Penggunaan teknologi 3. Ada beberapa biaya yang bisa digunakan bersama 4. Semakin besar skala produksinya, semakin efisien Skala ekonomi ini bersumber dari beberapa faktor yaitu specialization and division of labor, sebagaimana yang dikemukakan oleh Adam Smith.
  • 69. MEMILIH KOMBINASI INDPUT YANG EFISIEN (RIDGE LINE) Relevant range (daerah relevan) yaitu daerah yang mnemungkinkan bagi produsen untuk berproduksi dengan kombinasi dua input di beberapa tingkat isoquant. Jadi apabila produsen masih berproduksi di luar relevant range (daerah relevan) maka titik produksi itu terletak di daerah yang tidak relevan (irrelevant range). Ada dua macam ridge-line, yaitu ridge-line atas dan ridge-line bawah.
  • 70. KOMBINASI ONGKOS TERKECIL Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana perusahaan) sedang lainnya tetap akan menyebabkan pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri. Garis yang menghubungkan semua titik keseimbangan produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan isocost dinamakan jalur perluasan (expansion path). Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos produksi untuk suatu tingkat output tertentu disebut dengan least cost resources combinations.
  • 72. PENGERTIAN • SECARA EKONOMIS : Penciptaan guna baik berupa barang atau jasa untuk memenuhi keb utuhan manusia atau setiap proses dalam pen ciptaan nilai / memperbesar nilai . • SECARA TEKNIS: Organisasi / lembaga yang mengkombinasikan factor-faktor produksi dalam rangka menghasilkan barang dan jasa. • FUNGSI PRODUKSI adalah hubungan antara input dan out put ,yang dapat diformulasikan sebagai: Q = f(L,K,M ……. Dst ) 72
  • 73. BIAYA MENURUT JANGKA WAKTU A. BIAYA JANGKA PENDEK 1. Biaya Jangka Pendek terdiri dari: 2. Biaya Tetap ( Fixed Cost ) 3. Biaya Variabel ( Variable Cost ) B. BIAYA JANGKA PANJANG 1. Dalam jangka Panjang semua biaya adalah variable 73
  • 74. PERIODE WAKTU PEMBEBANAN BIAYA 74 Dalam proses produksi jangka pendek, yaitu suatu jangka waktu proses produksi tertentu, ada satu atau lebih faktor produksi yang tidak dapat ditambah atau dikurangi jumlahnya. Jadi, dalam waktu jangka pendek ini, hanya ada satu atau lebih faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat diubah (ditambah atau dikurangi) oleh produsen, berapa pun output dihasilkan. 1. Konsep Jangka Pendek 2. Konsep Jangka Panjang Dalam jangka panjang, semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya sehingga dalam jangka panjang produsen mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor-faktor produksi yang paling efisien. Pengertian periode produksi jangka pendek dan jangka panjang secara mutlak tidak dikaitkan dengan kurun waktu yang tertentu.
  • 75. BIAYA 75 BIAYA IMPLISIT Biaya implisit merupakan perkiraan jumlah pendapatan yang seharusnya diperoleh apabila sumber daya yang digunakan tersebut digunakan dalam usaha terbaik lainnya. BIAYA ALTERNATIF BIAYA EKSPLISIT Biaya produksi alternatif atau biaya produksi oportuniti untuk menghasilkan satu unit barang X adalah sama dengan jumlah barang Y yang harus dikorbankan supaya faktor produksi yang tertentu itu dapat digunakan untuk menghasilkan X dan bukan Y. Biaya ekplisit adalah biaya nyata diderita dan/atau yang umum dibebankan pada produksi. Pada dasarnya, perkiraan ini berasal dari transaksi yang dilakukan perusahaan atas pemberian faktor-faktor produksi dalam rangka usahanya.
  • 76. 76  Jangka Panjang adalah suatu periode waktu yang cukup panjang untuk me rubah skala perusahaan.  Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua aktor produks i, sehingga biayanya semua adalah variable.  Kapasitas produksi bisa berubah dan bisa menentukan kapasitas produksi yang meminimumkan biaya.  Dalam analisa ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurve biaya rat a-rata total ( AC ).  Jadi produksi bisa dianalisa dengan memperhatikan kurve AC untuk kapas itas yang berbeda. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG
  • 77. Teori Biaya Tradisional Jangka Pendek dan Jangka Panjang 77 Analisis Biaya Jangka Pendek Untuk menganalisis biaya produksi jangka pendek sebaiknya menggunakan pendekatan secara total cost, dan dibagi dalam dua unsur cost, yaitu: 1. Biaya tetap atau fixed cost (FC). 2. Biaya variabel atau variable cost (VC). Analisis Biaya Jangka Panjang Dalam analisis cost produksi jangka panjang pendekatan yang akan dipakai sebaiknya pendekatan cost secara per satuan (rata-rata) berdasarkan produk yang dihasilkan.
  • 78. 78 1. Biaya Tetap Rata-Rata atau Average Fixed Cost (AFC) Biaya tetap rata-rata ini adalah total fixed cost dibagi dengan jumlah produk. 2. Biaya Variabel Rata-Rata atau Average Variable Cost (AVC) Biaya variabel rata-rata ialah biaya total variabel dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan: 3. Biaya Rata-Rata atau Average Cost (AC) Biaya rata-rata ini ialah biaya total produksi dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan. 4. Marginal Cost (MC) Marginal cost ialah tambahan cost pada total cost karena perusahaan menambah 1 unit produksi lagi TC2 - TC1 ΔTC MC = ------------------ = -------- Q2 - Q1 ΔQ AVC = TVC/Q AFC = TFC/Q AC = TVC/Q
  • 79. HUBUNGAN ANTARA AC, AVC & MC KURVA BIAYA RATA-RATA JANGKA PANJANG
  • 81. Pasar Persaingan Sempurna Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli dimana masing masing peran tidak dapat mempengaruhi harga pasar = harga akan tetap. Setiap penjual adalah sebagai pengikut harga pasar atau price taker
  • 82. Ciri-Ciri Persaingan Murni / Sempurna 1. Jumlah penjual & pembeli sangat banyak Masing masing penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar. Hal ini berarti bahwa harga barang akan tetap karena masing masing penjual hanya merupakan bagian yang kecil dari seluruh pembeli dan penjual yang ada di pasar. 2. Barang yang diperjualbelikan homogen Barang homogen artinya semua jenis barang yang ditawarkan semua penjual sama. Jadi produksi satu penjual merupakan substitusi yang sempurna dengan hasil produksi penjual yang lain. 3. Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah Penjual mudah keluar masuk pasar artinya baik penjual yang baru maupun yang lama bebas untuk masuk atau meninggalkan pasar/ Artinya penjual bisa memulai mengusahakan produksi atau berjuala tanpa ada suatu hambatan.
  • 83. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga Kaidah menetapkan harga dan jumlah produk dengan MR = MC dengan syarat informasi pasar untuk memperoleh nilai MC dan MR bersifat centainty (bisa diperhitungkan). Sedang kaidah MC = MR karena MR adalah turunan pertama dari fungsi TR dan MC adalah turunan pertama dari fungsi TC.
  • 84. 1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Laba Terlihat harga yang menjamin laba maksimal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TR adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TC adalah OP2LQ1 dan total laba (TR-TC) adalah sebesar P1P2LK. Besarnya AC sebesar OP2 dan laba per unit P1P2
  • 85. 2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Kerugian yanng Minimum Harga yang mencapai rugi adalah OP1. Dengan harga sebesar OP 1 besar TC adalah OP1KQ1. Sedangkan besarnya TR adalah OP1LQ1. Total rugi (TR-TC) adalah sebesar P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit P1P2. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi minimal adalah sebsar P = OP2 dan Q=OQ1
  • 86. Harga yang menjamin laba normal adalah sebesar OP1 . Dengan harga sebesar OP1 besarnya TC adalah OP1KQ1. Sedangkan besarnya TR adalah sama OP1KQ1. Dalam pasar persaingan sempurna , untuk mendapatkan laba normal maka perusahaan harus bekerja secara paling efisien. Terlihat besarnya AC paling rendah. 3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Normal Profit (Break Even Income ) Harga dan jumlah yang diproduksi dengan menjamin laba normal adalah sebesar P = OP1 dan Q = OQ1 dengan AC paling rendah
  • 87. PERIODE JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG YANG DIALAMI PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN SEMPURNA 1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna Dalam Periode Jangka Pendek Terjadi apabila terdapat kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu untuk menaikkan produksinya. Serta tidak cukup waktu untuk perusahaan menambah perusahaan yang baru. Perusahaan dapat mengalami 3 hal, yaitu : 1. Mendapat Laba Super Normal 2. Mendapat Laba Normal 3. Menderita Kerugian
  • 88. Perusahaan dalam Persaingan Sempurna Memperoleh Kerugian Pada harga P = AVC perusahaan tidak perlu tutup usaha karena tutup usaha dengan melanjutkan usaha kondisi kerugiannya sama, yaitu KL titik ini disebut Shortdown Point.
  • 89. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Panjang Dalam periode jangka pendek perusahaan yang berada dalam pasar persaingan sempurna dapat mengalami tiga keadaan, yaitu laba, titik impas, dan kerugian. Masuknya perusahaan baru akan menambah jumlah produksi (supply meningkat). Bertambahnya jumlah produksi (suply lebih besar dari demand) akan menyebabkan harga jual turun. Mengapa jika ada perusahaan mendapatkan laba, akan mendorong perusahaan baru masuk dalam pasar (ingat informasi pasar sempurna dan tidak adanya hambatan untuk masuk pasar)?
  • 90. Perusahaan dalam Pasar Persaingan Sempurna dalam Jangka Panjang yang Memperoleh Laba Normal Dalam jangka panjang perusahaan - perusahaan "selalu" hanya akan memperoleh keuntungan normal saja dengan MR = MC = AC, pada saat AC minimum. Perusahaan yang hanya menenima keuntungan normal (normal profit) dinamakan "Marginal Firm/Marginal or Profitability", artinya apabila harga turun sedikit saja perusahaan akan segera keluar dari pasar
  • 92. Bentuk Pasar Persaingan Monopolistik Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk. Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli : 1. Unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya satu macam, kurva permintaannya miring dari kiri atas ke kanan bawah. 2. Unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya.
  • 93. TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN MONOPOLISTIK Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan monopoli dapat mengalami tiga hal, yaitu: • Mendapat laba supernormal. • Mendapat laba normal. • Menderita kerugian
  • 94. Dari gambar di samping, harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan kaidah MR - MC. Pada kaidah MR - MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OO1 dan besarnya laba P1P2LK. 1. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba Supernormal
  • 95. 2. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba Normal MR - MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba maksimal. Pada kaidah MR - MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OO1 dan besarnya TC - TR, yaitu sebesar OP1KO1
  • 96. Akibat Persaingan Monopoli terhadap Output dan Harga 1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar Kurva permintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis dan bentuk kurvanya bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit menaikkan harga maka output akan mengalami banyak pengurangan. 2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan Perusahaan tidak akan dirangsang untuk membangun skala optimum perusahaan atau untuk menjalankan skala perusahaan yang telah dibangunnya pada tingkat output optimum.
  • 97. 3. Promosi Penjualan Usaha masing-masing perusahaan untuk memperluas pasarnya dengan cara ini akan diimbangi dengan kegiatan yang sama oleh penjual lainnya, dan sumber yang digunakan untuk usaha tersebut akan menambah biaya produksi. Bila iklan yang dilakukan oleh salah satu penjual diimbangi oleh yang lain, maka tindakan balasan tersebut sebenarnya merupakan usaha yang sama untuk memperluas pasar masing-masing. 4. Jenis Produk yang Tersedia Konsumen dapat memilih jenis, gaya atau warna yang sangat mendekati selera dan kemampuan, tetapi beragam produk tertentu sedemikian banyak sehingga membingungkan konsumen, dan persoalan pemilihan dapat menjadi lebih sulit.
  • 99. Arti Monopoli Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing. Keadaan seperti ini adalah kasus monopoli murni atau pure monopoly. Produk yang dijual di pasar tersebut tak memiliki barang substitusinya. Produk yang dijual oleh sang monopoli harus dengan mudah dibedakan dengan barang lain yang dijual dalam perekonomian. Perubahan harga dan output produk lain yang dijual dalam perekonomian tak memengaruhi sang monopoli. Macam persaingan tidak langsung lain adalah kemungkinan adanya perusahaan- perusahaan baru yang masuk ke dalam pasar yang sering disebut dengan istilah "persaingan potensial“. Dikarenakan adanya persaingan potensial ini, perilaku seorang produsen monopoli tidak sebebas seperti apa yang digambarkan dalam kasus monopoli murni.
  • 100. 1. Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahan. Barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. 2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip. Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang mirip (close subtitute) yang dapat menggantikan barang tersebut. 3. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri. Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan perusahaan- lain memasuki industri tersebut. 4. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga. perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga atau price setter. 5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan. Iklan tersebut bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat. Ciri-Ciri Pasar Monopoli
  • 101. Faktor-Faktor yang Menimbulkan Adanya Pasar Monopoli  Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain.  Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economic of scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.  Monopoli ada dan berkembang melalui undang undang, yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan.
  • 102. Perusahaan menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C per unit dan ia menjual output-nya tersebut pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (P-C) kali Q, ditunjukkan oleh bidang PP’C’C dan merupakan laba maksimum. Walaupun Q merupakan tingkat outputnya optimal jangka pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi hanya jika penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P) lebih besar daripada AVC. Jika MR > MC berarti, jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari kenaikan biayanya. Kondisi laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC = MR yang secara matematis dapat ditunjukkan pada: Penentuan Besarnya Harga dan Output
  • 103. Kurva MR memotong kurva MC pada tingkat output Q, yang sekaligus menunjukkan tingkat output optimal. Harga maksimal yang masih dapat diterima oleh konsumen untuk output Q adalah P. Jadi kombinasi harga dan output yang memaksimalkan laba bagi monopoli adalah Q dan P. Besar laba yang diperoleh monopoli ditunjukkan oleh daerah CPP’C’. Laba itu diperoleh TR (OPC’Q) dikurangi dengan TC (OCC’Q)
  • 104. Seorang Produsen monopoli adalah satu satunya produsen dalam suatu pasar sehingga kurva permintaan yang dihadapinya adalah juga kurva permintaan pasar. Kurva permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas ke kanan bawahyang berarti bahwa produsen tersebut bisa memengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit atau lebih banyak barang produksinya. Ada atau tidaknya laba tergantung pada hubungan antara kurva permintaan yang dihadapi oleh sang monopolis dan keadaan biayanya. POSISI KESEIMBANGAN
  • 105. Monopolis yang Mendapat Keuntungan Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam mencapai posisi ekuilibrium, yaitu posisi keuntungan maksimum akan dicapai pada saat MC = MR. Equal pasar yang menjamin diperoleh keuntungan maksimum pada saat MR MC, yaitu pada produksi sebesar Q. Keuntungan maksimum yang merupakan tujuan pokok dari seorang produsen dapat dilihat dari gambar disamping, laba maksimal (P1KLP2) dicapai pada saat MR = MC
  • 106. Dalam Jangka Pendek Monopolis Mengalami Impas Besarnya harga TR = TC karena adanya kenaikan ongkos rata rata sehingga besarnya AC jangka pendek naik menjadi sama dengan harga (P) sehingga TR - OP1KQ dan TC = OQKP1
  • 107. Monopolis yang Mendapat Kerugian Besarnya TC lebih besar daripada TR apabila terjadi kenaikan ongkos rata rata yang terus menerus sehingga AC jangka pendek lebih besar daripada harga per unit (P). Dengan demikian, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar P1P2KL karena TR = 0P1LQ dan TC = OP2KQ
  • 108. Halangan masuk ke pasar Isyarat untuk meluaskan output dalam industri yang bersangkutan Output lebih kecil Monopoli menaikkan harga dan memperkecil output dari sebelumnya Kerugian adanya monopoli Promosi Penjualan Untuk memperbesar pasarnya, artinya untuk menggeser kurva permintaannya ke kanan Efisiensi Ekonomi Menggunakan skala optimum perusahaan pada tingkat output optimum
  • 109. Menunjukkan seorang produsen monopolis sedang mendapatkan laba dengan memproduksi barang X sebanyak OQ dengan tingkat harga setinggi OP1. Laba maksimum yang dicapai monopolis tidak perlu bekerja dengan AC yang terendah (tidak efisien). Keadaan ini berbeda bila dibandingkan dengan keadaan seorang pesaing sempurna yang bekerja untuk memaksimumkan laba. Gambar Kurva Penentuan Harga
  • 110. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni dengan Decrasing Cost Disebut kasus decreasing cost karena kita menghadapi kasus di mana luas pasar terbatas sehingga untuk memenuhi permintaan yang ada di pasar, perusahaan monopoli hanya beroperasi pada bagian kurva di mana AC menurun (decreasing cost).
  • 111. Tiga Macam Diskriminasi Harga Diskriminasi Harga Derajat Pertama Keadaan dimana produsen monopolis berusaha untuk mengambil surplus konsumen. Caranya dengan menentukan harga yang berbeda untuk setiap jumlah barangyang berbeda Diskriminasi Harga Derajat Kedua Penjual hanya dapat menetapkan harga dengan menurunkan kelompok kelompok harga Diskriminasi Harga Derajat Ketiga Dengan menjual barang dipasar yang berbeda yaitu elastisitas permintaan yang berbeda. Di tingkat ini adalah pengelompokkan pembeli secara fungsional
  • 112. Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik dan Numerik Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik Diskriminasi harga adalah kebijakan yang dilakukan oleh penjual dengan membeda- bedakan harga jual berdasarkan pasar dan kemampuan pembeli. Produk yang dijual dengan harga berbeda tersebut mempunyai struktur biaya yang sama. Gambar 10.10 menjelaskan bahwa biaya marginal ditunjukkan oleh garis MC. Biaya marginal ini konstan dan sama untuk dua kelompok pembeli. Dengan kata lain, produk yang dijual mempunyai biaya produksi yang sama.
  • 114. Pasar oligopoli yaitu keadaan dimana hanya sedikit penjual sehingga tindakan seorang produsen akan mendorong produsen lain untuk bergerak dimana banyak terdapat penjual dan dapat memengaruhi harga pasar. Ciri lain oligopoli yang dikemukakan oleh Douglas adalah : Pengertian Oligopoli
  • 115. Demand Oligopoli Struktur pasar oligopoli bisa terjadi dalam industri dimana wilayah pasar suatu perusahaan sangat kecil. Oleh karena jumlah penjual yang sedikit kecil inilah maka saling pengaruh antara mereka bisa dimasukkan dalam masalah penentuan harga/output dari oligopoli.
  • 116. Yaitu model pasar duopoli (dua perusahaan) yang pertama kali diteliti oleh Augustin Cournot tahun 1938 dimana barang yang dihasilkan adalah sama dan bersifat substitut sempurna serta struktur ongkos produksi per unit sama. Semakin banyak perusahaan yang memasuki industri, output industri semakin mendekati output yang dipersaingkan. Model Oligopoli 1. Model Cournot
  • 117. Model Cournot ditinjau dari kurva reaksi (reaction curved) ditunjukkan pada gambar : Jika salah satu perusahaan pasif dan yang lainnya bereaksi maka kurva reaksi dapat digambar dengan mudah. Jika perusahaan pertama memproduksi setengah maka perusahaan kedua memproduksi seperempat. Hal ini menyebabkan perusahaan kedua bereaksi terhadap perusahaan pertama. Begitu juga sebaliknya, jika sekarang kita mendapatkan perusahaan pertama bereaksi terhadap perusahaan kedua, maka akan saling berpotongan pada titik cournot, dimana masing-masing memproduksi sepertiga. Keadaan ini akan menghasilkan equilibrium yang stabil.
  • 118. PENURUNAN KURVA REAKSI SECARA MATEMATIS Misalkan kurva permintaan yang dihadapi duopoli adalah : Q = a + bx, dan b > 0, serta Q = Q1 + Q2 Dimana: Q = Jumlah output total Q1 = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan pertama Q2 = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan kedua a = Konstanta b = slope/kemiringan garis permintaan Apabila keadaan duopolis tidak sama besarnya, maka perusahaan yang mempunyai ukuran yang lebih besar akan memiliki 1/1R yang lebih kecil. Buktinya : TR1 = P . Q1 dimana ; P = a + b (Q1 + Q2) - f(Q1,Q2)
  • 119. PENURUNAN KURVA REAKSI SECARA MATEMATIS Karena P > 0 dan b < 0, maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar Qi, akan semakin kecil MR. Sekarang seandainya struktur ongkos yang dihadapi duopolis adalah berbeda : TC1 = f1 (Q1) dan TC2 = f2 (Q2) Dimana MR2' < MC2' Jadi dapat disimpulkan bahwa masing masing kurva MR duopolis harus meningkat lebih lambat daripada meningkatnya MC atau kemiringan kurva MC lebih besar daripada kemiringan kurva MR.
  • 120. Dirumuskan pertama kali oleh J. Bertrand pada tahun 1883 yang menyatakan bahwa masing masing perusahaan dalam pasar duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apaun yang ditentukan oleh perusahaan. Model ini menggunakan alat analisis yang sama dengan model cournot yaitu menggunakan fungsi reaksi untuk menentukan posisi keseimbangan yang stabil dari pasar 2. Model Bertrand
  • 121. a. Perusahaan oligopolis akan belajar lewat pengalamannya bahwa ia tidak akan melakukan perang harga karena akan merugikan diri sendiri b. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan perusahaan lainnya dalam industri akan mengikuti menandingi penurunan harga tersebut. c. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan perusahaan lainnya dalam industri tidak akan mengikutinya 3. Model Chamberlin (Model untuk pasar kelompok kecil)
  • 122. 4. Model Kurva Permintaan Patah Kurva permintaan yang dihadapi oleh oligopolis patah. Kurva tersebut patah pada tingkat harga Pe, yang merupakan harga equilibrium awal. Jika perusahaan oligopolis menurunkan harga jualnya, maka perusahaan pesaing akan menandingi kebijakan tersebut dengan menurunkan harga juga. Akibatnya, permintaan yang ada di pasar naik, tetapi tidak sebanyak apabila perusahaan lain tidak menurunkan harga. Jika perusahaan oligopolis menaikkan harga di atas Pe, maka penjualan akan menurun lebih cepat,
  • 123. 5. Model Stackelberg Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich Vol Stackelberg tahun 1952. Dalam model ini dianggap bahwa salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat menjadi leader. Pada gambar kurva diatas terlihat bentuk kurva isoprofit dan kurva reaksi yang dimiliki oleh masing masing duopolis.
  • 124. 6. Penentuan Harga dan Output Dalam Kurva yang baru sama tidak stabilnya dengan kurva mula-mula. Oleh karena itu, pengetahuan akan bentuk kurva tersebut tidak berguna bagi perusahaan . Jika ia mencoba untuk bergerak sepanjang D,, maka perusahaan-perusahaan pesaing akan bereaksi yang bisa memaksa perusahaan tersebut berpindah ke kurva lainnya. Pergeseran kurva permintaan tidak akan menimbulkan kesulitan yang berarti dalam pembuatan keputusan tentang harga/output jika perusahaan A mengetahui secara pasti bagaimana reaksi perusahaan saingannya terhadap perubahan-perubahan harga.
  • 125. Kurva permintaan terpatah (kinked demand curve) dalam oligopoli: a) Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan menurunkan harga ke P1, maka permintaan akan bertambah ke C1, harga ke P2 maka permintaan akan bertambah ke B1. sehingga : Pelanggan perusahaan membeli barang yang harganya turun.Pelanggan lain membatalkan pembeliannya. b) Sedangkan apabila perusahaan juga menurunkan harga ke P1, dan P2, perubahan permintaan akan ke titik B dan C. c) Menaikkan harga ke P3, permintaan ada di titik A1, karena reaksi perusahaan mengubah harga maka kurva permintaan menjadi D1ED2.
  • 126. Pasar Dengan Ketegaran Harga Model kurva permintaan kinked demand ini dikembangkan oleh Sweezy tahun 1939. Sweezy membuat pemisalan dalam pasar hanya ada dua penjual. Kedua penjual tersebut mempunyai kurva demand D1 untuk penjual satu dan D2 untuk penjual lainnya. Harga yang membuat nyaman penjual satu dan penjual dua adalah sebesar OP2. Pada harga sebesar OP2 jumlah yang diminta pada penjual satu (D1) dan penjual dua (D2) adalah sama
  • 127. Harga bisa berubah naik atau turun jika MC memotong MR buka pada bagian yang patah (tegak lurus LN). Misalkan Jika biaya terus turun hingga memotong MR yang turun miring (bukan yang tegak lurus) maka harga bisa turun. Mula-mula harga yang menjamin laba maksimal pada saat MC berpotongan dengan MR (PLN-MR), yaitu setinggi OP2. Turun menjadi OP1. Demikian juga jika biaya terus naik hinggamemotong MR yang bukan tegak lurus LN harga akan meningkat. Dari gambar di atas biaya produksi naik terus hingga MC3 memotong MR yang miring (bukan yang tegak lurus LN) maka harga berubah dari OP2 menjadi OP3.
  • 128. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik TERIMAKASIH