UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono M. S.
DAFTAR ISI :
BAB 1
TEORI PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA PASAR
BAB 2
TEORI ELASTISITAS (Permintaan, Silang, Penawaran, & Pendapatan)
BAB 3
PERILAKU KONSUMEN
BAB 4
PERILAKU PRODUSEN
BAB 5
TEORI BIAYA PRODUKSI
BAB 6
PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
BAB 7
PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
BAB 8
PENENTUAN HARGA PADA PASAR MONOPOLI
BAB 9
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR OLIGOPOLI
3. DAFTAR ISI
01
TEORI PERMINTAAN,
PENAWARAN, DAN
HARGA PASAR
02
TEORI ELASTISITAS
03
Permintaan, Silang,
Penawaran, & Pendapatan
PERILAKU KONSUMEN
04
PERILAKU PRODUSEN
05
TEORI BIAYA PRODUKSI
06
PENENTUAN HARGA DALAM
PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA
07
PENENTUAN HARGA PADA
PASAR PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
08
PENENTUAN HARGA PADA
PASAR MONOPOLI
09
MENENTUKAN HARGA
PADA PASAR OLIGOPOLI
5. TEORI PERMINTAAN
Kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan
hubungan antara jumlah barang atau jasa yang diminta
dengan harga di mana harga sebagai variabel independen
dan jumlah barang yang diminta merupakan variabel
dependen. Kurva permintaan merupakan tempat titik-titik
yang masing-masing menggambarkan tingkat maksimal
pembelian pada harga tertentu, dengan ceteris paribus.
6. Dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Permintaan merupakan suatu deretan jumlah barang yang
pembeli bersedia membeli dengan tenaga beli yang ada
padanya pada tingkatan harga tertentu.
2. Permintaan itu adalah permintaan akan satu jenis barang.
3. Tingkatan harga satuan dari tiap-tiap jumlah barang itu
berlainan.
4. Permintaan tersebut berlaku pada waktu tertentu, misalnya
satu hari, satu minggu, atau satu bulan.
5. Permintaan tersebut berlaku pada pasar tertentu.
7. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
PERMINTAAN SUATU BARANG
1. Harga barang itu sendiri.
2. Kegunaan barang tersebut.
3. Rasa dan keinginan konsumen.
4. Banyak dan sedikitnya konsumen itu sendiri.
5. Jumlah barang dan jasa yang tersedia.
6. Jumlah dan jenis barang pengganti.
7. Harga barang yang lain.
8. Tingkat penghasilan konsumen.
9. Waktu/tempat.
8. "Jika harga turun maka permintaan akan barang
tersebut akan bertambah, sebaliknya jika harga
naik maka jumlah barang yang diminta akan
berkurang".
HUKUM
PERMINTAAN
9. FAKTOR YANG MEMENGARUHI
PERUBAHAN PERMINTAAN
a. Pendapatan Konsumen
b. Harga Barang Terkait Substitusi dan
Komplementer
c. Selera dan Preferensi Konsumen
d. Perubahan Faktor Lain, Misalnya
Perubahan Pengharapan Harga
10. PERMINTAAN INDIVIDU DAN
PERMINTAAN PASAR
Kurva permintaan pasar adalah penjumlahan horizontal
dari permintaan individu.
Permintaan suatu komoditi dapat dibedakan atas
permintaan individu dan permintaan semua orang dalam
pasar. Kurva permintaan pasar diperoleh dari
penjumlahan kurva permintaan berbagai individu terhadap
barang tersebut pada setiap tingkat harga.
11. TEORI PENAWARAN
Dalam teori ekonomi, istilah penawaran memiliki arti
berbagai jumlah barang yang ditawarkan pada berbagai
tingkat harga dalam periode tertentu.
Kurva penawaran suatu barang atau jasa pada
umumnya mempunyai bentuk dari kiri bawah ke kanan
atas. Artinya semakin tinggi harga jual suatu barang
makan semakin banyak jumlah yang ditawarkan.
12. "jika harga suatu barang/jasa naik maka jumlah barang
yang ditawarkan akan bertambah dan sebaliknya jika
harga turun makan jumlah barang yang ditawarkan akan
berkurang dengan anggapan ceteris paribus"
HUKUM PENAWARAN
13. BENTUK KURVA PENAWARAN
1. Kurva penawaran yang
tunduk dengan hukum
penawaran
2. Kurva penawaran yang
tidak tunduk kepada hukum
penawaran
14. 1) Berubahnya harga input variable
2) Perubahan Teknologi
3) Perubahan iklim
4) Harga komoditas lain
5) Biaya untuk memperoleh faktor produksi
6) Pajak dan subsidi
7) Harapan harga
8) Tujuan perusahaan
FAKTOR PERUBAHAN PENAWARAN
15. PENENTUAN HARGA
PASAR
Harga pasar terjadi karena adanya interaksi permintaan
dan penawaran dimana konsumen bersedia membeli
barang dan produsen bersedia melepaskan barang.
Jika permintaan melebihi barang yang ditawarkan akan
terjadi peningkatan hargasebaliknya jika penawaran
melebihi jumlah yang diminta harga akan menurun.
Penentuan harga pasar dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu secara grafik dan sistematis.
16. PERUBAHAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN MENGUBAH
HARGA DAN KUANTITAS PASAR
A. Harga pasar berubah jika
penawaran bertambah sedangkan
permintaan tetap
B. Harga pasar berubah jika terjadi
perubahan permintaan meningkat
sedangkan penawaran tetap
19. Konsep Sifat Elastisitas Permintaan
1. Jika koefisien elastisitas tak terhingga maka elastisitasnya
disebut perfect elastic (sangat elastis).
2. Jika koefisien elastisitas > 1 maka elastisitasnya disebut
elastis.
3. jika koefisien elastisitas < 1 maka elastisitasnya disebut
inelastis.
4. jika koefisien elastisitas = 1 maka elastisitasnya disebut
unitary elastic.
5. Jika koefisien elastisitas = 0 maka elastisitasnya disebut
perfect inelastic (inelastis sempurna).
20. 1. Arc Elasticity (Elastisitas Busur)
2. Point Elasticity
Cara Mengukur Tingkat Elastisitas
Menghitung Tingkat Elastisitas dengan
Mempergunakan Pendekatan Persamaan Fungsi
Dengan Mengamati Hubungan Elastisitas dengan
Total Revenue (Total Penerimaan)
Mengamati Arah Perubahan Harga dan Total
Revenue
Dengan Melihat Kurva Permintaan (AR) dengan
MR
Melihat Kecondongan Kurva Permintaan
21. Elastis Sempurna
Bila kurva permintaan
sejajar sumbu x maka
besarnya tingkat
elastisitas = tak terhingga.
Keadaan ini disebut elastis
sempurna yang berarti
berapapun jumlah barang
yang diminta harga akan
tetap
22. Inelastis Sempurna
Jika kurva permintaan
sejajar dengan sumbu Y
maka besarnya tingkat
elastisitas = 0. Keadaan
ini disebut inelastis
sempurna.
23. Konsep elastisitas penawaran persis sama dengan konsep
elastisitas permintaan. Rumus untuk pengukuran
koefisiennya :
Suatu perubahan harga akan mengakibatkan perubahan
jumlah dalam arah yang sama bila kurva penawaran miring
ke arah kanan atas, jadi X dan P adalah positif keduanya
atau negatif keduanya.
ELASTISITAS PENAWARAN (SUPPLY)
25. Elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang menunjukkan
tingkat kepekaan dari perubahan jumlah barang yang
diminta dengan perubahan pendapatan yang dapat
dinyatakan sebagai berikut :
Jika berupa fungsi, rumusnya sebagai berikut :
ELASTISITAS PENDAPATAN
28. Elastisitas pengukuran silang mengukur sampai berapa
jauh berbagai barang berhubungan satu sama lain.
Untuk menghitung tingkat cross elastisity dapat dengan
membandingkan prosentase perubahan jumlah barang X
yang dibeli dengan prosentase perubahan Y, dapat
diformulasikan sebagai berikut :
ELASTISITAS SILANG
29. Apabila hasilnya positif makan barang itu merupakan
barang sibtitusi, dan jika hasilnya negatif makan barang itu
merupakan barang komplementer. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat melalui tabel di bawah ini :
30. Karena harga teh turun, selain berakibat naiknya jumlah
yang dimintaj uga mengakibatkan jumlah yang diminta kopi
berkurang walaupun harga kopi tidak berubah. Kejadian
tersebut diakibatkan karena kopi dan the adalah barang
subtitusi.
1. Elastisitas Silang Barang Substitusi
31. Kopi dan gula adalah barang komplementer karena, jika
harga gula turun maka permintaan barang gula akan
bertambah diikuti dengan permintaan barang kopi
meskipun harga kopi tidak ikut berubah.
2. Elastisitas Silang Barang Komplementer
33. 1. Permintaan timbul karena konsumen memerlukan
manfaat dan barang yang diminta. Manfaat inilah yang
dikenal dengan istilah utilitas (utility). Jika konsumen
membeli barang karena mengharap memperoleh
manfaat atau nilai gunanya (utility), tentu saja secara
rasional konsumen berharap memperoleh utility yang
optimal. Permasalahannya adalah bagaimana
mengukur nilai manfaat tersebut? Dalam hal ini ada dua
cara pengukuran nilai manfaat dan suatu barang, yakni
secara kardinal dan secara ordinal
34. Nilai barang dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Nilai penggunaan objektif atau nilai guna ialah
kesanggupan suatu barang dan jasa untuk memenuhi
keperluan manusia. Sebagai contoh beras (nasi) dapat
memenuhi kebutuhan akan makanan
b. Nilai penggunaan subjektif yaitu arti yang diberikan oleh
seseorang kepada suatu barang yang tertentu untuk
memuaskan kebutuhannya
NILAI BARANG
35. Suatu barang bernilai objektif tetapi tidak mempunyai nilai
subjektif. Hal ini disebabkan oleh jumlah, waktu, dan tempat.
Nilai pertukaran ini dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Nilai pertukaran objektif, yaitu kemampuan barang dan jasa
itu sendiri untukditukarkan dengan barang dan jasa lain.
b. Nilai pertukaran subjektif, yaitu arti yang diberikan oleh
seseorang kepada suatu barang dan jasa, bertalian dengan
kegunaan barang tersebut terhadap dirinya.
36. PEMENUHAN KEPUASAN
Hendaknya manusia dapat berpikir rasional dalam menentukan
kebutuhan sehingga keseimbangan antara kebutuhan dan alat
pemuasnya mendekati keseimbangan. Pemikiran yang rasional di sini
artinya menentukan target kebutuhan yang harus dipenuhi,
disesuaikan dengan kemampuan, lingkungan, dan waktu yang
tersedia atau mungkin tersedia.
Pendekatan tradisional ini merumuskan hubungan antara jumlah daya
guna dengan barang yang dikonsumsikan dalam bentuk suatu fungsi:
U = f(x1; X2; Xn)
37. PENDEKATAN PERILAKU
KONSUMEN
Teori daya guna kardinal
(cardinal utility)
01
Teori daya guna ordinal
(ordinal utility)
02
TRADISIONAL
MODERN
Menggunakan pendekatan marginal
utility dan total utility
Menggunakan pendekatan indifference
curve (kurva indiferen)
38. Konsumen yang akan kita pelajari perilakunya itu adalah seseorang
yang mampu memuat order atau urutan-urutan kombinasi barang
yang dikonsumsi berdasarkan besarnya daya guna yang diterimanya.
Utility seseorang mongonsumsi barang dan jasa tidak bisa
dinyatakan dengan bilangan numerik, tetapi bisa diungkapkan lebih
senang atau lebih suka. Dalam pendekatan utilitas kardinal dianggap
bahwa kenikmatan yang diperoleh konsumen dapat dinyatakan
secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti. Dalam teori teori
nilai guna itu dikenal dengan nilai guna total ( total utility) dan nilai
marginal (marginal utility).
CARDINAL APPROACH
39. 1. Guna Batas (Marginal Utility)
Guna batas ialah sumbangan
kepuasan yang diberikan oleh
barang terakhir yang dimiliki
oleh orang tersebut. Menurut
Hukum Gossen maka semakin
banyak jumlah barang sejenis
yang dipunyai oleh seseorang
maka sumbangan kepuasan dari
barang yang terakhir semakin
kecil.
Guna total ialah tingkat kepuasan
yang diperoleh karena mengonsumsi
berbagai jumlah barang. Guna total
akan semakin besar jika barang yang
dikonsumsi semakin banyak sampai
dengan tingkat tertentu dimana guna
total ini akan mencapai titik
maksimum, maka kepuasan
konsumen tidak akan bertambah lagi
dan toral guanya akan menurun
walaupun konsumen terus
menambah barang tersebut.
2. Guna Utility (Total Utility)
40. 1. Utility seseorang bisa
diukur dengan uang
Asumsi dasar yang digunakan
pada pendekatan ini adalah
tingkat kepuasan konsumen
mengonsumsi barang/jasa dapat
dihitung secara numerik.
Dalan teori nilai guna dikenal
hukum Diminishing of Marginal
Utility, yaitu pertambahan utilitas
yang menurun karena pertambahan
satu unit barang yang dikonsumsi.
Jumlah pertambahannya dapat
menjadi nol dan bila penambahan
konsumsinya diteruskan jumlahnya
bahkan menjadi negatif.
2. Berlakunya Hukum Gossen
Asumsi dalam Teori Cardinal
41. Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari
subjek yang memberikan penilaian.
Kritik Pada Pendekatan Cardinal
1. Asumsi Utility Bisa Diukur adalah Pemikiran yang
Keliru
2. Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan
Hal ini disebabkan semakin banyaknya uang yang dimiliki maka
semakin rendah penilaiannya terhadap uang
42. atau
Maksimalisasi Guna
Untuk mencari marginal utility dipergunakan perhitungan sebagai berikut :
TU2 (sesudah tambahan) - TU1 (sebelum ada penambahan) = MUx
(TUx+1) -(TUx) = MUx
-Jika total utility mencapai titik maksimal maka MU=0
-Jika tital utility menurun karena penambaban unit barang yang dikonsumsi maka
MU = negatif (-)
43. Perubahan Kombinasi Barang yang Dibeli Konsumen
Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dibutuhkan dapat
mengubah kombinasi barang yang dibeli. Hal ini disebabkan :
• Adanya efek subtitusi, haitu dengan naiknya harga salah satu barang
tersebut konsumen akan mengalikan barang yang dibelinya kepada
barang pengganti yang harganya lebih murah.
• Efek pendapatannya (Income), dengan kenaikan harga bagi konsumem
yang pendapatannya tetap akan menyebabkan pendapatan riil
konsumen tersebut akan berkurang.
44. 3 kelemahan pada The Cardinalist Approach yaitu :
1.) Asumsi yang digunakan adalah asumsi yang keliru (doubtful) dimana
ukuran utility yang digunakan tidak bersifat objektif, tetapi ukuran
kepuasan itu bersifat subjektif
2.) Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan tidak
realistis karena jika income seseorang meningkat maka marginal utility
dari uang akan berubah
3.) Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat
psikologis saja.
INDIFFERENCE CURVE
APPROACH
45. 1. Asumsi dalam Pendekatan Indifference Curve
- Konsumen selalu bersifat rasional (rationality), ingin mendapatkan utilitas
yang maksimum
- Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money), uang
harus mempunyai nilai subjektif yang tetap.
- Utility dinyatakan secara ordinal
- Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang
(diminishing marginal utility), pertambahan utilitas yang menurun karena
pertambahan 1 unit barang yang dikonsumsi
- The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi
- Consistency and transitity of choice
46. 2. Kurva IC menunjukkan berlakunya hukum Diminishing Marginal
Rate of Substitution
Berubahnya kombinasi dari
A ke B menunjukkan jika
konsumen menghendaki
barang X lebih banyak maka
ia harus bersedia
mengurangi barang Y
dengan jumlah tertentu.
47. 3. Sifat-sifat Indifference Curve
a. Berlakunya hukum
diminishing rate of return,
yaitu jika kita menambah
jumlah barang X, maka
jumlah barang Y yang ada
akan dikurangi
b. Cembung terhadap titik 0
atau origin
c. Dua IC tidak akan saling
berpotongan
4. Jika terjadi kumpulan kurva IC,
kurva IC yang semakin jauh dari
titik origin, utilitasnya semakin
besar
48. Pada dua IC tidak saling berpotongan
Kombinasi di titik A memberikan
utilitas sama dengan kombinasi
dititik B (terletak pada IC2).
Kombinasi di titik A memberikan
utilitas sama dengan kombinasi
dititik C (terletak pada IC1).
Kombinasi di titik B sama dengan
kombinasi yang ada di titik C
49. KENDALA ANGGARAN (BUDGET
CONTRAINT)
BPx . (X) + Py. Y
Jika barang yang dikonsumsi adalah X dan Y, maka persamaan budget
line dapat ditulis :
Keterangan :
B = Anggaran
Px = Tingkat harga X
Py = Tingkat harga Y
Cara membuat garis anggaran diatas tersebut ialah dengan
menghubungkan 2 titik kombinasi ekstrem antara barang X dan Y
50. KESEIMBANGAN KONSUMEN
Slope BL = Slope IC Slope IC = MRS = MUy / Mux Slope BL = Py / Px
Py/Px = MUy / Mux MUy/Py = Mux/Px
51. DERIVASI KURVA PERMINTAAN DARI
KURVA PCC
Hubungan antara jumlah barang X yang
diminta (diturunkan dari titik A, B, dan C)
karena perubahan harga disebut kurva
permintaan. Bila titik-titik keseimbangan A, B
C pada kurva BL dihubungkan menjadi 1 garis,
hasil yang diperoleh dikena ldengan Price
Consumption Curve (FCC) yaitu garis yang
menunjukkan keseimbangan konsumen karena
perubahan tingkat harga, dengan asumsi
tingkat pendapatan tetap.
52. Engel mencermati bahwa
jika barang yang diminta
adalah barang pertanian
atau barang yang mudah
rusak maka perubahan
pendapatan tidak diikuti
dengan perubahan jumlah
barang yang diminta secara
progresif dalam jumlah besar
PENGGAMBARAN KURVA ENGEL KURVA
ICC
53. BENTUK INDIFFERENCE CURVE
Pengurangan barang Y
sebesar AC sama besarnya
dengan penambahan X
sebesar CB.
Bentuk kurva indifference curve adalah non linier turun dari
kiri atas ke kanan bawah dan cembung terhadap titik nol,
ini yang menggambarkan berlakunya hukum diminishing
marginal utilty.
Kurva Indifference yang Linier menunjukkan adanya Substitusi
Sempurna
54. Barang Y ditambah atau
dikurangi tidak bisa
digantikan dengan barang X
Kurva Indifference Curve yang berupa huruf L menunjukkan
barang komplemen.
56. • land (bahan baku)
• man (tenaga kerja)
• capital (modal)
• skill (keterampilan)
FAKTOR PRODUKSI DALAM PEMBAHASAN
PERILAKU KONSUMEN
Perilaku produsen itu sendiri diartikan sebagai suatu tindakan seorang
produsen untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimum mungkin
dengan menggunakan beberapa input yang dimilikinya. Pada saat
memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya inilah seorang produsen
dikatakan dalam keadaan keseimbangan atau ekuilibrium atau "ekuilibrium
produsen".
57. KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES
PRODUKSI
Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang
dinamakan "jangka pendek" dan "jangka panjang". Jangka
pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga
perusahaan tidak dapat mengubah jumlah beberapa sumber yang
digunakan. Hanya satu input yang bervariabel. Apa yang
dimaksud dengan jangka panjang sebenarnya tidak ada
kaitannya sama sekali dengan waktu. Para ekonom mengartikan
jangka panjang sebagai keadaan proses produksi di mana semua
faktor produksi bersifat variabel. Artinya jumlahnya dapat diubah-
ubah.
58. FUNGSI PRODUKSI
Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan
barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. Fungsi
produksi adalah hubungan fisik antara input (bersumber masukan)
dengan output (barang-barang atau jasa dihasilkan) tanpa
memperhitungkan harga. Dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu
menunjukkan bahwa jumlah barang produksi tergantung pada jumlah
faktor produksi yang digunakan. Secara matematis fungsi produksi
dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = F(C,L,B,S)
59. Bentuk Fungsi Linier
Q = a + bX
Bentuk Kurvanya
Bentuk Fungsi Quadratik
Q = a + b1X + b2X^2
Bentuk Kurvanya
Bentuk Fungsi Quadratik
Q = a + b1X + b2X^2 + b3^3
Bentuk Kurvanya
60. ANALISIS PROSES PRODUKSI
JANGKA PENDEK
Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek
diungkapkan denga kurva TP (Total Product), AP (Average
Product), dari MP (Marginal Product). Dimana TP adalah total.
produksi yang dihasilkan oleh tenaga kerja (labor). AP adalah rata-
rata yang dihasilkan tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil
produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor).
- AP = TP/Labor
- MP = TP2-TP1
- Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP
- MP = Delta TP/ Delta L
61. Hubungan antara TP, AP, dan MP
Hubungan antara AP, MP, dan TO sangat penting untuk dipahami
karena posisinya sangat menentukan kegiatan produsen dalam
melakukan kegiatan udahanya.
1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP
2. jika AP maksimum maka MP = AP
3. Jika AP semakin berkurang maka M0 < AP
62. Tahapan dalam Fungsi Produksi
• Tahap I
mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi rata-rata (AP) , yaitu
pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP).
• Tahap II
Dari titik saat AP mencapai titik maksimal sampainTp mencapai maksimal atau
MP sama dengan nol, AP dan MP semakin berkurang namun MP masih positif.
• Tahap III
AP dan TP pada tahap jni semakin berkurang dan MP menjadj negatif
karena kuas tanag tetap dan labor ditambah terus sehingga terjadi
ketidakefesiensian tanah dan labir. akibatnya TP menurun terus.
Tahap I dan III disebut sebagai tahap yang tidak rasional dan tahal II disebut tahap
rasional. Alasannya karena pada tahap II MP untuk semua faktor produksi
(masukan), yaitu untuk tenaga kerja maupun tanah adalah positif.
63. PRODUKSI JANGKA PANJANG
Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi dimana
semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua
faktor produksi bersifat variabel. Untuk menjelasken fungsi
produksi jangka panjang kita akan menggunakan apa yang disebut
dengan kurva isoquant (isoproduct atau isoquant).
ISOQUANT
Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai
kemungkinan kombinasi teknis antara dua input yang bervariabel yang
menghasilkan suatu tingkat output tertentu". Kurva isoquant ini digambarkan
pada Gambar 5.3 dengan sumbu horizontal menunjukkan faktor produksi
tenaga kerja dan sumbu vertikal menunjukkan faktor capital.
64. a. Cembung ke arah titik origin.
b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas
menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak atau
dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari
titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi
barang tersebut.
d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak
dapat saling berpotongan atau saling bersinggungan.
Sifat dari Kurva Isoquant
65. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution)
MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh
tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi,
tingkat MRTS itu adalah kemiringan isoquant pada titik khusus.
Dari Gambar 5.3 besarnya slope MRTS di titik C adalah :
Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya
menghasilkan rasio K dan L-nya:• K1/L1> K2/L2 proses
produksinya capital intensif. • K1/L1 < K2/L2 proses produksinya
labor intensif.
66. ISO-BIAYA (ISOCOST)
Iso biaya (isocost) adalah :
“ Kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik titik yang menunjukkan kombinasi
barang barang atau factor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah
anggaran tertentu.
“ Kurva yang memperlihatkan berbagai kombinasi dari sumber sumber yang dapat dibeli
oleh perusahaan dengan harga tertentu dari masing masing sumber persatuan dan
pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan oleh perusahaan itu. “
Semakin besar anggaran perusahaan dengan harga factor produksi yang tetap, maka
letak dan garis iso-biaya ini akan semakin menjauhi titik asal (nol)
=M/Pk : M/PI=M/Pk x PI/M = PI/Pk
sedang fungsi TC = PI L + Pk K
Slope garis iso cost adalah
67. EKUILIBRIUM PRODUSEN
Diartikan sebagai “suatu keadaan seimbang
dimana produsen mendapat keuntungan
maksimum dan tidak ada dorongan untuk
mengubah-ubah tingkat produksi atau dalam
penggunaan factor factor produksinya.”
Produsen tidak ada dorongan untuk mengubah
posisi produksi maupun penggunaan kombinasi
factor produksi tsb
( equilibrium producen )
MRTS = Slope Iso Quant
68. Faktor yang bisa menyebabkan
proses produksi lebih efisien
1. Terjadi spesialisasi dari para pekerja. Semakin banyak terlibat dalam
proses produksi tenaga kerjanya semakin tinggi
2. Penggunaan teknologi
3. Ada beberapa biaya yang bisa digunakan bersama
4. Semakin besar skala produksinya, semakin efisien
Skala ekonomi ini bersumber dari beberapa faktor yaitu specialization and
division of labor, sebagaimana yang dikemukakan oleh Adam Smith.
69. MEMILIH KOMBINASI INDPUT YANG
EFISIEN (RIDGE LINE)
Relevant range (daerah relevan) yaitu
daerah yang mnemungkinkan bagi
produsen untuk berproduksi dengan
kombinasi dua input di beberapa tingkat
isoquant. Jadi apabila produsen masih
berproduksi di luar relevant range
(daerah relevan) maka titik produksi itu
terletak di daerah yang tidak relevan
(irrelevant range). Ada dua macam
ridge-line, yaitu ridge-line atas dan
ridge-line bawah.
70. KOMBINASI ONGKOS TERKECIL
Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana
perusahaan) sedang lainnya tetap akan
menyebabkan pergeseran kurva isocost ke
kanan atau ke kiri. Garis yang
menghubungkan semua titik keseimbangan
produsen, yaitu titik singgung antara
isoquant dan isocost dinamakan jalur
perluasan (expansion path). Bagi
perusahaan yang ingin meminimumkan
ongkos produksi untuk suatu tingkat output
tertentu disebut dengan least cost resources
combinations.
72. PENGERTIAN
• SECARA EKONOMIS : Penciptaan guna baik
berupa barang atau jasa untuk memenuhi keb
utuhan manusia atau setiap proses dalam pen
ciptaan nilai / memperbesar nilai .
• SECARA TEKNIS: Organisasi / lembaga yang
mengkombinasikan factor-faktor produksi
dalam rangka menghasilkan barang dan jasa.
• FUNGSI PRODUKSI adalah hubungan antara
input dan out put ,yang dapat diformulasikan
sebagai: Q = f(L,K,M ……. Dst )
72
73. BIAYA
MENURUT
JANGKA
WAKTU
A. BIAYA JANGKA PENDEK
1. Biaya Jangka Pendek terdiri dari:
2. Biaya Tetap ( Fixed Cost )
3. Biaya Variabel ( Variable Cost )
B. BIAYA JANGKA PANJANG
1. Dalam jangka Panjang semua
biaya adalah variable
73
74. PERIODE WAKTU
PEMBEBANAN
BIAYA
74
Dalam proses produksi jangka pendek, yaitu suatu jangka
waktu proses produksi tertentu, ada satu atau lebih faktor
produksi yang tidak dapat ditambah atau dikurangi
jumlahnya. Jadi, dalam waktu jangka pendek ini, hanya
ada satu atau lebih faktor produksi yang jumlahnya tidak
dapat diubah (ditambah atau dikurangi) oleh produsen,
berapa pun output dihasilkan.
1. Konsep Jangka Pendek
2. Konsep Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya
sehingga dalam jangka panjang produsen mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan kombinasi faktor-faktor produksi yang paling efisien.
Pengertian periode produksi jangka pendek dan jangka panjang secara
mutlak tidak dikaitkan dengan kurun waktu yang tertentu.
75. BIAYA
75
BIAYA IMPLISIT
Biaya implisit merupakan perkiraan jumlah
pendapatan yang seharusnya diperoleh apabila sumber
daya yang digunakan tersebut digunakan dalam usaha
terbaik lainnya.
BIAYA ALTERNATIF
BIAYA EKSPLISIT
Biaya produksi alternatif atau biaya produksi oportuniti
untuk menghasilkan satu unit barang X adalah sama dengan
jumlah barang Y yang harus dikorbankan supaya faktor
produksi yang tertentu itu dapat digunakan untuk
menghasilkan X dan bukan Y.
Biaya ekplisit adalah biaya nyata diderita dan/atau yang umum dibebankan
pada produksi. Pada dasarnya, perkiraan ini berasal dari transaksi yang dilakukan
perusahaan atas pemberian faktor-faktor produksi dalam rangka usahanya.
76. 76
Jangka Panjang adalah suatu periode waktu yang cukup panjang untuk me
rubah skala perusahaan.
Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua aktor produks
i, sehingga biayanya semua adalah variable.
Kapasitas produksi bisa berubah dan bisa menentukan kapasitas produksi
yang meminimumkan biaya.
Dalam analisa ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurve biaya rat
a-rata total ( AC ).
Jadi produksi bisa dianalisa dengan memperhatikan kurve AC untuk kapas
itas yang berbeda.
BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG
77. Teori Biaya
Tradisional
Jangka Pendek
dan Jangka
Panjang
77
Analisis Biaya Jangka Pendek
Untuk menganalisis biaya produksi jangka
pendek sebaiknya menggunakan pendekatan secara
total cost, dan dibagi dalam dua unsur cost, yaitu:
1. Biaya tetap atau fixed cost (FC).
2. Biaya variabel atau variable cost (VC).
Analisis Biaya Jangka Panjang
Dalam analisis cost produksi jangka panjang
pendekatan yang akan dipakai sebaiknya pendekatan
cost secara per satuan (rata-rata) berdasarkan produk
yang dihasilkan.
78. 78
1. Biaya Tetap Rata-Rata atau Average Fixed Cost (AFC)
Biaya tetap rata-rata ini adalah total fixed cost dibagi dengan jumlah produk.
2. Biaya Variabel Rata-Rata atau Average Variable Cost (AVC)
Biaya variabel rata-rata ialah biaya total variabel dibagi dengan jumlah produk
yang dihasilkan:
3. Biaya Rata-Rata atau Average Cost (AC)
Biaya rata-rata ini ialah biaya total produksi dibagi dengan jumlah produk yang
dihasilkan.
4. Marginal Cost (MC)
Marginal cost ialah tambahan cost pada total cost karena perusahaan
menambah 1 unit produksi lagi TC2 - TC1 ΔTC
MC = ------------------ = --------
Q2 - Q1 ΔQ
AVC = TVC/Q
AFC = TFC/Q
AC = TVC/Q
81. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna adalah
suatu pasar yang terdapat banyak
penjual dan pembeli dimana
masing masing peran tidak dapat
mempengaruhi harga pasar = harga
akan tetap. Setiap penjual adalah
sebagai pengikut harga pasar atau
price taker
82. Ciri-Ciri Persaingan Murni / Sempurna
1. Jumlah penjual & pembeli
sangat banyak
Masing masing penjual dan
pembeli tidak dapat
memengaruhi harga pasar. Hal
ini berarti bahwa harga barang
akan tetap karena masing
masing penjual hanya
merupakan bagian yang kecil
dari seluruh pembeli dan
penjual yang ada di pasar.
2. Barang yang
diperjualbelikan homogen
Barang homogen artinya
semua jenis barang yang
ditawarkan semua penjual
sama. Jadi produksi satu
penjual merupakan
substitusi yang sempurna
dengan hasil produksi
penjual yang lain.
3. Penjual bisa keluar masuk
di pasar dengan mudah
Penjual mudah keluar
masuk pasar artinya baik
penjual yang baru maupun
yang lama bebas untuk
masuk atau meninggalkan
pasar/ Artinya penjual bisa
memulai mengusahakan
produksi atau berjuala
tanpa ada suatu hambatan.
83. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga
Kaidah menetapkan harga dan jumlah produk dengan
MR = MC dengan syarat informasi pasar untuk
memperoleh nilai MC dan MR bersifat centainty (bisa
diperhitungkan).
Sedang kaidah MC = MR karena MR adalah turunan
pertama dari fungsi TR dan MC adalah turunan
pertama dari fungsi TC.
84. 1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan
Sempurna yang Memperoleh Laba
Terlihat harga yang menjamin
laba maksimal adalah sebesar
OP1. Dengan harga sebesar
OP1 besar TR adalah OP1KQ1.
Sedang besarnya TC adalah
OP2LQ1 dan total laba (TR-TC)
adalah sebesar P1P2LK.
Besarnya AC sebesar OP2 dan
laba per unit P1P2
85. 2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan
Sempurna yang Memperoleh Kerugian yanng
Minimum
Harga yang mencapai rugi
adalah OP1. Dengan harga
sebesar OP 1 besar TC adalah
OP1KQ1. Sedangkan
besarnya TR adalah OP1LQ1.
Total rugi (TR-TC) adalah
sebesar P1P2KL. Besarnya
AC sebesar OP2 dan rugi per
unit P1P2.
Harga dan jumlah yang
diproduksi yang menjamin
rugi minimal adalah sebsar
P = OP2 dan Q=OQ1
86. Harga yang menjamin laba normal
adalah sebesar OP1 . Dengan harga
sebesar OP1 besarnya TC adalah
OP1KQ1. Sedangkan besarnya TR
adalah sama OP1KQ1. Dalam pasar
persaingan sempurna , untuk
mendapatkan laba normal maka
perusahaan harus bekerja secara
paling efisien. Terlihat besarnya AC
paling rendah.
3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang
Memperoleh Normal Profit (Break Even Income )
Harga dan jumlah yang
diproduksi dengan menjamin
laba normal adalah sebesar P
= OP1 dan Q = OQ1 dengan
AC paling rendah
87. PERIODE JANGKA PENDEK DAN JANGKA
PANJANG YANG DIALAMI PERUSAHAAN
DALAM PERSAINGAN SEMPURNA
1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
Dalam Periode Jangka Pendek
Terjadi apabila terdapat kenaikan
permintaan barang dan setiap
produsen tidak mampu untuk
menaikkan produksinya. Serta tidak
cukup waktu untuk perusahaan
menambah perusahaan yang baru.
Perusahaan dapat
mengalami 3 hal, yaitu :
1. Mendapat Laba Super
Normal
2. Mendapat Laba Normal
3. Menderita Kerugian
88. Perusahaan dalam Persaingan
Sempurna Memperoleh Kerugian
Pada harga P = AVC
perusahaan tidak perlu tutup
usaha karena tutup usaha
dengan melanjutkan usaha
kondisi kerugiannya sama,
yaitu KL titik ini disebut
Shortdown Point.
89. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka Panjang
Dalam periode jangka pendek perusahaan yang berada dalam pasar
persaingan sempurna dapat mengalami tiga keadaan, yaitu laba, titik impas,
dan kerugian.
Masuknya perusahaan baru akan menambah jumlah produksi (supply
meningkat). Bertambahnya jumlah produksi (suply lebih besar dari
demand) akan menyebabkan harga jual turun.
Mengapa jika ada perusahaan mendapatkan laba, akan mendorong
perusahaan baru masuk dalam pasar (ingat informasi pasar sempurna
dan tidak adanya hambatan untuk masuk pasar)?
90. Perusahaan dalam Pasar Persaingan Sempurna dalam
Jangka Panjang yang Memperoleh Laba Normal
Dalam jangka panjang perusahaan -
perusahaan "selalu" hanya akan memperoleh
keuntungan normal saja dengan MR = MC =
AC, pada saat AC minimum. Perusahaan
yang hanya menenima keuntungan normal
(normal profit) dinamakan "Marginal
Firm/Marginal or Profitability", artinya
apabila harga turun sedikit saja perusahaan
akan segera keluar dari pasar
92. Bentuk Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat
banyak penjual dan masing-masing penjual dapat
memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk.
Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli :
1. Unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya
satu macam, kurva permintaannya miring dari kiri atas ke kanan
bawah.
2. Unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak sehingga
tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang
berarti terhadap penjual lainnya.
93. TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan
monopoli dapat mengalami tiga hal, yaitu:
• Mendapat laba supernormal.
• Mendapat laba normal.
• Menderita kerugian
94. Dari gambar di samping, harga
dan output yang menjamin laba
maksimal dengan menggunakan
kaidah MR - MC. Pada kaidah MR
- MC harga jual produk sebesar
OP1 dan output yang dijual
sebanyak OO1 dan besarnya laba
P1P2LK.
1. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
Mendapat Laba Supernormal
95. 2. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik
yang Mendapat Laba Normal
MR - MC adalah kaidah guna
menetapkan harga dan output
yang menjamin laba maksimal.
Pada kaidah MR - MC harga jual
produk sebesar OP1 dan output
yang dijual sebanyak OO1 dan
besarnya TC - TR, yaitu sebesar
OP1KO1
96. Akibat Persaingan Monopoli
terhadap Output dan Harga
1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar
Kurva permintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis dan bentuk
kurvanya bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit menaikkan
harga maka output akan mengalami banyak pengurangan.
2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan
Perusahaan tidak akan dirangsang untuk membangun skala optimum
perusahaan atau untuk menjalankan skala perusahaan yang telah
dibangunnya pada tingkat output optimum.
97. 3. Promosi Penjualan
Usaha masing-masing perusahaan untuk memperluas pasarnya dengan
cara ini akan diimbangi dengan kegiatan yang sama oleh penjual lainnya,
dan sumber yang digunakan untuk usaha tersebut akan menambah biaya
produksi. Bila iklan yang dilakukan oleh salah satu penjual diimbangi oleh
yang lain, maka tindakan balasan tersebut sebenarnya merupakan usaha
yang sama untuk memperluas pasar masing-masing.
4. Jenis Produk yang Tersedia
Konsumen dapat memilih jenis, gaya atau warna yang sangat mendekati
selera dan kemampuan, tetapi beragam produk tertentu sedemikian
banyak sehingga membingungkan konsumen, dan persoalan pemilihan
dapat menjadi lebih sulit.
99. Arti Monopoli
Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya ada
satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing. Keadaan
seperti ini adalah kasus monopoli murni atau pure monopoly. Produk
yang dijual di pasar tersebut tak memiliki barang substitusinya.
Produk yang dijual oleh sang monopoli harus dengan mudah
dibedakan dengan barang lain yang dijual dalam perekonomian.
Perubahan harga dan output produk lain yang dijual dalam
perekonomian tak memengaruhi sang monopoli. Macam persaingan
tidak langsung lain adalah kemungkinan adanya perusahaan-
perusahaan baru yang masuk ke dalam pasar yang sering disebut
dengan istilah "persaingan potensial“. Dikarenakan adanya
persaingan potensial ini, perilaku seorang produsen monopoli tidak
sebebas seperti apa yang digambarkan dalam kasus monopoli murni.
100. 1. Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahan. Barang atau jasa yang
dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain.
2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip. Barang tersebut
merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat
barang mirip (close subtitute) yang dapat menggantikan barang tersebut.
3. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri. Keuntungan
perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan perusahaan- lain
memasuki industri tersebut.
4. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga. perusahaan monopoli dipandang
sebagai penentu harga atau price setter.
5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan. Iklan tersebut bukanlah bertujuan
untuk menarik pembeli, tetapi untuk memelihara hubungan baik dengan
masyarakat.
Ciri-Ciri Pasar Monopoli
101. Faktor-Faktor yang Menimbulkan
Adanya Pasar Monopoli
Perusahaan monopoli mempunyai suatu
sumber daya tertentu yang unik dan
tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
Perusahaan monopoli pada umumnya
dapat menikmati skala ekonomi
(economic of scale) hingga ke tingkat
produksi yang sangat tinggi.
Monopoli ada dan berkembang melalui
undang undang, yaitu pemerintah
memberi hak monopoli kepada
perusahaan.
102. Perusahaan menghasilkan output sebesar Q
unit pada tingkat biaya C per unit dan ia
menjual output-nya tersebut pada tingkat
harga P. Laba, yaitu sama dengan (P-C) kali Q,
ditunjukkan oleh bidang PP’C’C dan merupakan
laba maksimum. Walaupun Q merupakan
tingkat outputnya optimal jangka pendek,
perusahaan tersebut akan berproduksi hanya
jika penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P)
lebih besar daripada AVC. Jika MR > MC berarti,
jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan
yang diperoleh akan lebih besar dari kenaikan
biayanya. Kondisi laba maksimal yaitu kondisi
tingkat output optimal pada saat MC = MR
yang secara matematis dapat ditunjukkan pada:
Penentuan Besarnya Harga dan Output
103. Kurva MR memotong kurva MC pada tingkat
output Q, yang sekaligus menunjukkan tingkat
output optimal. Harga maksimal yang masih
dapat diterima oleh konsumen untuk output Q
adalah P. Jadi kombinasi harga dan output yang
memaksimalkan laba bagi monopoli adalah Q
dan P. Besar laba yang diperoleh monopoli
ditunjukkan oleh daerah CPP’C’. Laba itu
diperoleh TR (OPC’Q) dikurangi dengan TC
(OCC’Q)
104. Seorang Produsen monopoli adalah satu satunya produsen dalam suatu
pasar sehingga kurva permintaan yang dihadapinya adalah juga kurva
permintaan pasar. Kurva permintaan pasar biasanya menurun dari kiri
atas ke kanan bawahyang berarti bahwa produsen tersebut bisa
memengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit atau lebih
banyak barang produksinya. Ada atau tidaknya laba tergantung pada
hubungan antara kurva permintaan yang dihadapi oleh sang monopolis
dan keadaan biayanya.
POSISI KESEIMBANGAN
105. Monopolis yang Mendapat Keuntungan
Analisis perilaku perusahaan monopoli
dalam mencapai posisi ekuilibrium, yaitu
posisi keuntungan maksimum akan
dicapai pada saat MC = MR. Equal pasar
yang menjamin diperoleh keuntungan
maksimum pada saat MR MC, yaitu pada
produksi sebesar Q. Keuntungan
maksimum yang merupakan tujuan
pokok dari seorang produsen dapat
dilihat dari gambar disamping, laba
maksimal (P1KLP2) dicapai pada saat
MR = MC
106. Dalam Jangka Pendek Monopolis Mengalami Impas
Besarnya harga TR = TC karena
adanya kenaikan ongkos rata
rata sehingga besarnya AC
jangka pendek naik menjadi
sama dengan harga (P)
sehingga TR - OP1KQ dan TC =
OQKP1
107. Monopolis yang Mendapat Kerugian
Besarnya TC lebih besar
daripada TR apabila terjadi
kenaikan ongkos rata rata yang
terus menerus sehingga AC
jangka pendek lebih besar
daripada harga per unit (P).
Dengan demikian, dalam jangka
pendek dapat menimbulkan
kerugian sebesar P1P2KL karena
TR = 0P1LQ dan TC = OP2KQ
108. Halangan masuk
ke pasar
Isyarat untuk meluaskan
output dalam industri yang
bersangkutan
Output lebih kecil
Monopoli menaikkan
harga dan memperkecil
output dari sebelumnya
Kerugian adanya monopoli
Promosi Penjualan
Untuk memperbesar
pasarnya, artinya untuk
menggeser kurva
permintaannya ke
kanan
Efisiensi Ekonomi
Menggunakan skala
optimum perusahaan
pada tingkat output
optimum
109. Menunjukkan seorang produsen
monopolis sedang mendapatkan laba
dengan memproduksi barang X sebanyak
OQ dengan tingkat harga setinggi OP1.
Laba maksimum yang dicapai monopolis
tidak perlu bekerja dengan AC yang
terendah (tidak efisien). Keadaan ini
berbeda bila dibandingkan dengan
keadaan seorang pesaing sempurna yang
bekerja untuk memaksimumkan laba.
Gambar Kurva Penentuan Harga
110. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni
dengan Decrasing Cost
Disebut kasus decreasing cost
karena kita menghadapi kasus di
mana luas pasar terbatas sehingga
untuk memenuhi permintaan yang
ada di pasar, perusahaan monopoli
hanya beroperasi pada bagian
kurva di mana AC menurun
(decreasing cost).
111. Tiga Macam Diskriminasi Harga
Diskriminasi
Harga Derajat
Pertama
Keadaan dimana
produsen monopolis
berusaha untuk
mengambil surplus
konsumen. Caranya
dengan menentukan
harga yang berbeda
untuk setiap jumlah
barangyang berbeda
Diskriminasi
Harga Derajat
Kedua
Penjual hanya
dapat
menetapkan
harga dengan
menurunkan
kelompok
kelompok harga
Diskriminasi
Harga Derajat
Ketiga
Dengan menjual
barang dipasar yang
berbeda yaitu
elastisitas
permintaan yang
berbeda. Di tingkat
ini adalah
pengelompokkan
pembeli secara
fungsional
112. Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik dan Numerik
Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara
Grafik
Diskriminasi harga adalah kebijakan yang
dilakukan oleh penjual dengan membeda-
bedakan harga jual berdasarkan pasar dan
kemampuan pembeli. Produk yang dijual
dengan harga berbeda tersebut mempunyai
struktur biaya yang sama.
Gambar 10.10 menjelaskan bahwa biaya
marginal ditunjukkan oleh garis MC. Biaya
marginal ini konstan dan sama untuk dua
kelompok pembeli. Dengan kata lain, produk
yang dijual mempunyai biaya produksi yang
sama.
114. Pasar oligopoli yaitu keadaan dimana hanya sedikit penjual
sehingga tindakan seorang produsen akan mendorong produsen
lain untuk bergerak dimana banyak terdapat penjual dan dapat
memengaruhi harga pasar. Ciri lain oligopoli yang dikemukakan oleh
Douglas adalah :
Pengertian Oligopoli
115. Demand Oligopoli
Struktur pasar oligopoli bisa
terjadi dalam industri dimana
wilayah pasar suatu perusahaan
sangat kecil. Oleh karena
jumlah penjual yang sedikit kecil
inilah maka saling pengaruh
antara mereka bisa dimasukkan
dalam masalah penentuan
harga/output dari oligopoli.
116. Yaitu model pasar duopoli (dua
perusahaan) yang pertama kali diteliti
oleh Augustin Cournot tahun 1938
dimana barang yang dihasilkan adalah
sama dan bersifat substitut sempurna
serta struktur ongkos produksi per unit
sama. Semakin banyak perusahaan
yang memasuki industri, output industri
semakin mendekati output yang
dipersaingkan.
Model Oligopoli
1. Model Cournot
117. Model Cournot ditinjau dari kurva reaksi (reaction curved)
ditunjukkan pada gambar :
Jika salah satu perusahaan pasif dan yang lainnya bereaksi maka
kurva reaksi dapat digambar dengan mudah. Jika perusahaan
pertama memproduksi setengah maka perusahaan kedua
memproduksi seperempat. Hal ini menyebabkan perusahaan kedua
bereaksi terhadap perusahaan pertama. Begitu juga sebaliknya, jika
sekarang kita mendapatkan perusahaan pertama bereaksi terhadap
perusahaan kedua, maka akan saling berpotongan pada titik
cournot, dimana masing-masing memproduksi sepertiga. Keadaan
ini akan menghasilkan equilibrium yang stabil.
118. PENURUNAN KURVA REAKSI SECARA MATEMATIS
Misalkan kurva permintaan yang dihadapi duopoli adalah :
Q = a + bx, dan b > 0, serta Q = Q1 + Q2
Dimana:
Q = Jumlah output total
Q1 = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan pertama
Q2 = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan kedua
a = Konstanta
b = slope/kemiringan garis permintaan
Apabila keadaan duopolis tidak sama besarnya, maka perusahaan
yang mempunyai ukuran yang lebih besar akan memiliki 1/1R yang
lebih kecil.
Buktinya :
TR1 = P . Q1 dimana ; P = a + b (Q1 + Q2) - f(Q1,Q2)
119. PENURUNAN KURVA REAKSI SECARA MATEMATIS
Karena P > 0 dan b < 0, maka dapat
disimpulkan bahwa semakin besar
Qi, akan semakin kecil MR.
Sekarang seandainya struktur
ongkos yang dihadapi duopolis
adalah berbeda :
TC1 = f1 (Q1) dan TC2 = f2 (Q2)
Dimana MR2' < MC2'
Jadi dapat disimpulkan bahwa
masing masing kurva MR duopolis
harus meningkat lebih lambat
daripada meningkatnya MC atau
kemiringan kurva MC lebih besar
daripada kemiringan kurva MR.
120. Dirumuskan pertama kali oleh J. Bertrand pada tahun
1883 yang menyatakan bahwa masing masing
perusahaan dalam pasar duopoli memperkirakan
perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan
tingkat harga jualnya apaun yang ditentukan oleh
perusahaan. Model ini menggunakan alat analisis yang
sama dengan model cournot yaitu menggunakan fungsi
reaksi untuk menentukan posisi keseimbangan yang
stabil dari pasar
2. Model Bertrand
121. a. Perusahaan oligopolis akan belajar
lewat pengalamannya bahwa ia tidak
akan melakukan perang harga karena
akan merugikan diri sendiri
b. Apabila suatu perusahaan
menurunkan harga, maka perusahaan
perusahaan lainnya dalam industri akan
mengikuti menandingi penurunan harga
tersebut.
c. Apabila perusahaan menaikkan harga,
maka perusahaan perusahaan lainnya
dalam industri tidak akan mengikutinya
3. Model Chamberlin (Model untuk pasar kelompok
kecil)
122. 4. Model Kurva Permintaan Patah
Kurva permintaan yang dihadapi
oleh oligopolis patah. Kurva
tersebut patah pada tingkat harga
Pe, yang merupakan harga
equilibrium awal. Jika perusahaan
oligopolis menurunkan harga
jualnya, maka perusahaan pesaing
akan menandingi kebijakan
tersebut dengan menurunkan
harga juga. Akibatnya, permintaan
yang ada di pasar naik, tetapi tidak
sebanyak apabila perusahaan lain
tidak menurunkan harga.
Jika perusahaan
oligopolis menaikkan
harga di atas Pe, maka
penjualan akan menurun
lebih cepat,
123. 5. Model Stackelberg
Model ini pertama kali
diperkenalkan oleh Heinrich Vol
Stackelberg tahun 1952. Dalam
model ini dianggap bahwa
salah satu perusahaan dalam
pasar oligopoli cukup kuat
menjadi leader.
Pada gambar kurva diatas terlihat bentuk kurva
isoprofit dan kurva reaksi yang dimiliki oleh masing
masing duopolis.
124. 6. Penentuan Harga dan Output Dalam
Kurva yang baru sama tidak stabilnya dengan
kurva mula-mula. Oleh karena itu, pengetahuan
akan bentuk kurva tersebut tidak berguna bagi
perusahaan . Jika ia mencoba untuk bergerak
sepanjang D,, maka perusahaan-perusahaan
pesaing akan bereaksi yang bisa memaksa
perusahaan tersebut berpindah ke kurva lainnya.
Pergeseran kurva permintaan tidak akan
menimbulkan kesulitan yang berarti dalam
pembuatan keputusan tentang harga/output
jika perusahaan A mengetahui secara pasti
bagaimana reaksi perusahaan saingannya
terhadap perubahan-perubahan harga.
125. Kurva permintaan terpatah (kinked
demand curve) dalam oligopoli:
a) Dalam pasar oligopoli apabila
perusahaan menurunkan harga ke
P1, maka permintaan akan
bertambah ke C1, harga ke P2
maka permintaan akan bertambah
ke B1. sehingga : Pelanggan
perusahaan membeli barang yang
harganya turun.Pelanggan lain
membatalkan pembeliannya.
b) Sedangkan apabila perusahaan
juga menurunkan harga ke P1,
dan P2, perubahan permintaan
akan ke titik B dan C.
c) Menaikkan harga ke P3,
permintaan ada di titik A1,
karena reaksi perusahaan
mengubah harga maka
kurva permintaan menjadi
D1ED2.
126. Pasar Dengan Ketegaran Harga
Model kurva permintaan kinked demand ini
dikembangkan oleh Sweezy tahun 1939.
Sweezy membuat pemisalan dalam pasar
hanya ada dua penjual. Kedua penjual
tersebut mempunyai kurva demand D1 untuk
penjual satu dan D2 untuk penjual lainnya.
Harga yang membuat nyaman penjual satu
dan penjual dua adalah sebesar OP2. Pada
harga sebesar OP2 jumlah yang diminta
pada penjual satu (D1) dan penjual dua (D2)
adalah sama
127. Harga bisa berubah naik atau turun jika MC
memotong MR buka pada bagian yang patah
(tegak lurus LN). Misalkan Jika biaya terus
turun hingga memotong MR yang turun miring
(bukan yang tegak lurus) maka harga bisa
turun. Mula-mula harga yang menjamin laba
maksimal pada saat MC berpotongan dengan
MR (PLN-MR), yaitu setinggi OP2. Turun
menjadi OP1. Demikian juga jika biaya terus
naik hinggamemotong MR yang bukan tegak
lurus LN harga akan meningkat. Dari gambar
di atas biaya produksi naik terus hingga MC3
memotong MR yang miring (bukan yang tegak
lurus LN) maka harga berubah dari OP2
menjadi OP3.
128. CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by
Freepik
TERIMAKASIH