Pengantar Ekonomi Mikro
Dr. Sigit Sardjono, M. S.
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Disusun oleh :
1222200017
Dila Selvia
1222200018
Nathalie Elsha
1222200021
Febrianti Novita
4. 05 06
08
DAFTAR ISI
TEORI BIAYA
PRODUKSI
PENENTUAN HARGA
DALAM PASAR
PERSAINGAN SEMPURNA
PENENTUAN HARGA DALAM
PASAR PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
PENENTUAN HARGA
PADA PASAR
MONOPOLI
07
09
MENENTUKAN
HARGA PADA
PASAR
OLIGOPOLI
7. PERMINTAAN
Permintaan akan barang dan jasa timbul dari kebutuhan konsumen untuk
menguasai barang dan jasa tersebut. Keinginan ini timbul karena barang dan
jasa itu mempunyai “nilai”. Dalam kenyataannya, tidak setiap keinginan
konsumen bisa terwujud. Tergantung apakah permintaanya dapat terealisasi
dalam transaksi atau tidak. karena permintaan adalah salah satu unsur
penting dalam menentukan harga sesuatu barang, sedangkan keinginan
bukanlah suatu unsur yang turut menentukan harga. Hampir setiap orang
mempunyai keinginan memiliki mobil, misalnya keinginan akan mobil ini saja
sekalipun keingian itu besar, tidak akan dapat turut mempengaruhi
terjadinya harga mobil walaupun keinginan itu merupakan pangkal dari
permintaan, karena keinginan itu tidak dapat diserati dengan kesediaan untuk
membeli dan juga tidak disertai dengan kekuatan membeli (purchasing
power) atau kemampuan untuk membeli mobil itu.
8. Dalam teori ekonomi yang dimaksud dengan”permintaan”ialah keinginan
konsumen untuk memiliki dan menguasai barang dan jasa. Dalam sistem
ekonomi yang menganut system harga, yang dimaksud dengan”barang yang
diminta”ialah keinginan untuk membeli yang didukung oleh uang yang cukup
untuk membayar barang yang diinginkan itu. Sedang permintaan itu sendiri bisa
didefinisikan dengan berbagai jumlah barang dan jasa yang diminta pembeli
pada berbagai tingkat harga untuk periode waktu tertentu dan dalam suatu pasar
tertentu.
Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa permintaan merupakan suatu
deretan jumlah barang yang pembeli bersedia membeli dengan tenaga beli yang
ada pada tingkatan tertentu.
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. harga barang itu sendiri
2. kegunaan barang tersebut
3. rasa dan keinginan konsumen
4.banyak dan sedikitnya konsumen itu sendiri
5. jumlah barang dan jasa yang tersedia
Namun, secara umum yang selalu melekat pada semua jenis barang
faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang adalah:
1. harga barang itu sendiri
2. harga barang lain
3. income
4. selera
10. HUKUM PERMINTAAN
Hukum permintaan merupakan hukum umum yang
menyangkut pengaruh harga terhadap jumlah barang
yang diminta mekanisme.
“jika harga turun maka permintaan akan barang
tersebut akan bertambah, sebaliknya jika harga naik
maka jumlah barang yang diminta akan berkurang.”
Dalam teori ekonomi dianggap bahwa permintaan suatu
barang terutama dipengaruhi oleh harga barang itu
sendiri.
11. Perubahan permintaan dapat dibedakan menjadi :
1. perubahan harga barang sendiri mengakibatkan
pergeseran di sepanjang kurva permintaan itu
sendiri
2. perubahan factor-factor lain selain berubahnya
harga barang itu sendiri mengakibatkan
pergeseran kurva permintaan.
13. PENAWARAN
Istilah penawaran ini dalam teori ekonomi
memiliki arti berbagai jumlah barang yang
ditawarkan pada berbagai tingkat harga dalam
periode tertentu.
Atau dapat juga diartikan sebagai hubungan
antara harga dengan kuantitas untuk setiap unit
yang akan dijual oleh penjual.
14. • Dengan adanya kebutuhan akan barang
dan jasa,maka sebagian dari masyarakat
ada yang bertindak untuk menyediakan
berbagai kebutuhan tersebut.
• Golongan ini disebut golongan produsen.
Golongan penawaran ini menciptakan
penawaran.
15. JENIS - JENIS PENAWARAN
1.Penawaran individu,
penawaran dari penjualan perorangan akan suatu barang di
pasar.
Contoh :
Aisya membuka toko busana muslim dan menawarkan busananya
kepada orang-orang di sekitarnya.
2.Penawaran pasar
penawaran dari semua penjual yang ada pada di pasar akan
suatu barang.
Misalnya penawaran seluruh pedagang busana di pasar atau total
keseluruhan penawaran pedagang jeruk di pasar buah.
16. 1. Harga Pasar
2. Biaya Produksi
3. Keuntungan yang diharapkan
4. Jumlah pedagan/penjual
5. Persaingan
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENAWARAN
17. HUKUM PENAWARAN
Hukum penawaran dapat juga dapat
dinyatakan sebagai berikut :
“ada hubungan ( positif ) langsung antara
jumlah barang yang ditawarkan dengan
harganya dengan anggapan ceteris
paribus.”
19. Harga adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan dengan
jumlah uang tertentu. Barang dan jasa tersebut mempunyai
nilai dan guna di samping berguna dan bernilai, barang
tersebut juga terbatas adanya (langka). Berguna tetapi tidak
langka membuat harga barang itu relatif tidak mahal, apalagi
jika barang itu tidak berguna dan langka maka barang itu tidak
berharga.
HARGA
PASAR
20. Terbentuknya harga karena adanya interaksi
antara permintaan dan penawaran, jika
permintaan lebih banyak daripada suplai maka
harga tersebut akan meningkat. Demikian
sebaliknya jika permintaan lebih kecil
dibandingkan dengan suplai maka harga barang
akan turun.
21. 1. Mengadakan keseimbangan antara kebutuhan dengan alat pemuas
yang diminta.
2. Dengan adanya harga maka manusia mau tidak mau membatasi
kebutuhannya sesuai dengan kemampuannya dalam membayar harga
barang dan jasa. Harga akan bertugas "to cut off demand" (cassel).
3. Harga juga membagi alat produksi pada berbagai kemungkinan
pemakaian.
4. Harga juga merupakan pembentuk pendapat berupah-upah, bunga
modal, serta pendapatan pengusaha dan
FUNGSI HARGA
24. 01
Mengukur respons atau reaksi dalam teori
ekonomi disebut dengan elastisitas. Semakin
elastis sifat permintaannya semakin besar,
sebaliknya semakin tidak elastis sifat
permintaannya semakin kecil responsnya.
Elastisitas harga permintaan adalah suatu
konsep penting yang sering dijumpai dalam
analisa ekonomi.
ELASTISITAS
25. Sifat elastisitas permintaan suatu barang ada 5
macam :
ELASTISITAS
PERMINTAAN
KOEFISIEN ELASTISITAS
Elastisitas tak terhingga Perfect Elastic
Elastisitas > 1 Elastis
Elastisitas < 1 Inelastis
Elastisitas = Unitary Elastis
Elastisitas = 0 Perfect Inelastis
26. CARA MENGUKUR TINGKAT
ELASTISITAS
1. Elastisitas Busur
Memperbandingkan presentanse
perubahan harga dengan presentanse
perubahan yang diminta atau yang di
tawarkan.
2. Point Elastisitas
Menggambarkan adanya kecilnya
perubahan harga sehingga seakan-
akan tidak terjadi perubahan
27. KECONDONGAN
KURVA PERMINTAAN
Jika kecondongan kurva permintaanya seperti
gambar 3.4 maka :
D1 sifat permintaannya disebut Perfect
Inelastis.
D2 sifat permintaannya disebut Perfect
Elastis.
D3 sifat permintaannya disebut Elastis.
D4 sifat permintaannya disebut Unitary Elastis
D5 sifat permintaannya disebut Inelastis.
28. 02
Elastisitas permintaan saling mengukur
samapi berapa jauh berbagai barang
berhubungan satu sama lain.elastisitas
permintaan silang mengukur sampai
berapa jauh berbagai barang yang
berhubungan satu sama lain.
ELASTISITAS SILANG
( CROSS ELASTISITY )
29. Jika hasilnya positif maka barang itu
merupakan barang subtitusi satu sama
lain dan jika hasilnya negatif maka
barang tersebut merupakan barang
komplementer.
Untuk menghitung tingkat cross elastisity
ini dengan membandingnkan prosentase
perubahan jumlah barang X yang dibeli
dengan prosentase perubahan harga Y
dan ni di formulasikan sebagai berikut :
30. Dalam ekonomi, Barang substitusi adalah
pemuas kebutuhan manusia yang dapat
saling menggantikan fungsi dan
kegunaannya secara sempurna.
Barang komplementer merupakan barang
yang kegunaannya saling melengkapi satu
sama lain.
31. Berikut lebih jelasnya untuk menentukan
subtitusi/komplementer dengan tabel di bawah ini.
33. Hubungan Barang
subtitusi,Komplemen,dan
Elastisitas Silang
Jika harga barang Y naik mengakibatkan
naiknya jumlah barang X yang diminta.
Barang X dan Y adalah substitut. Tetapi jika
harga barang Y naik mengakibatkan jumlah
yang diminta barang X turun maka barang X
dan Y adalah barang komplemen.
34. Elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang
menunjukkan tingkat kepekaan dari perubahan
jumlah barang yang diminta dengan perubahan
pendapatan. Konsep elastisitas pendapatan ini
dengan asumsi bahwa setiap orang akan
menambah/ mengurangi pembelian barang bila
pendapatannya berubah. Dapat dinyatakan
sebagai berikut:
INCOME ELASTICITY
35. ● Jika berupa fungsi, maka rumusnya sebagai
berikut:
36. ● Ada dua kemungkinan dalam elastisitas
pendapatan, yaitu:
● a. jika Ei >1; barang yang diminta adalah
barang superior
● b. jika 0 < Ei < 1 ; barang yang diminta adalah
barang kebutuhan pokok.
37. ● Perubahan permintaan barang lux karena
adanya kenaiakan income
● Barang luxury adalah barang yang
● Dibeli dalam jumlah lebih banyak
● Jika pendapatan konsumen
● bertambah.
38. perubahan permintaan barang inferior karena
adanya kenaikan income
Barang inferior adalah barang yang
dibeli dalam jumlah lebih sedikit atau
dikurangi jika pendapatan konsumen
bertambah.
40. ● Jika koefisien elastisitas income lebih besar dari
satu maka jenis produk itu adalah barang lux.
Atau jika income konsumen meningkat 20%
maka produk X tersebut adalah produk luxury
42. 2 Alasan untuk mempelajari perilaku
konsumen :
1. Alasan konsumen untuk membeli banyak barang atau jasa
pada harga yang lebih rendah dan menguranginya pada
saat harga tinggi.
2. Bagaimana sesorang konsumen menentukan jumlah dan
komposisi dari barang yang akan dibeli dari pendapatan
yang diperoleh.
Back Next
43. Ada dua cara pengukuran nilai manfaat dan
suatu barang, yakni :
Dua
pendekatan
Cardinal
Ordinal
Kepuasan komsumsi yang dapat diukur atau dihitung
dengan menggunakan angka, uang, atau satuan
lainnya.
Kenyataan bahwa utilitas suatu komoditas tidak dapat diukur dalam
jumlah absolut, tetapi konsumen dapat mengatakan secara
subjektif apakah komoditas tersebut memperoleh kepuasan yang
lebih atau kurang atau sama jika dibandingkan dengan yang lain.
44. Asumsi Nilai Cardinal
1. Nilai guna dapat diukur
2. Komsumen bersifat rasional sehingga perilakunya dapat
dipahami secara logis
3, Konsumen bertujuan untuk memaksimumkan utilitasnya.
45. Pendekatan guna dapat dibedakan menjadi dua antara guna total (total
utility = TU) dan guna batas (marginal utility = MU)
a). Guna Batas (Marginal Utility)
merupakan sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang terakhir
yang dimiliki orang tersebut.
b). Guna Total (Total Utility)
merupakan tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengonsumen
berbagai jumlah barang. Semakin besar barang yang dikomsumsi
semakin banyak tingkat nilai guna tersebut.
48. 1.3 Tabel jumlah X dan Y
Misalkan komsumen memiliki uang sebesar $ 15, Kombinasi
barang X dan Y yang mana yang dipilih komsumen agar
utility nya maksimal.
49. Dari table 1.3 diatas yang memenuhi persyaratan pertama ada 4
kombinasi, yaitu :
1) Kombinasi I : 4 barang X dan 1 barang Y.
2) Kombinasi II : 6 barang X dan 2 barang Y.
3) Kombinasi III : 7 barang X dan 4 barang Y.
4) Kombinasi IV : 8 barang X dan 5 barang Y.
50. INDIFFERENCE CURVA
Merupakan kurva yang menunjukkan kombinasi komsumsi dua macam barang dari
seseorang konsumen yang memberikan tingkat kepuasan yang sama.
Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan rill, indifference curva memerlukan beberapa
asumsi, yaitu :
a) Konsumen selalu bersifat rasional (rationality) atau kepuasan maksimal.
b) Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money).
c) Utility dinyatakan secara ordinal.
d) Berlakunya hokum tambahan yang semakin lama semakin berkurang (diminishing
marginal utility).
e) The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi,
f) Consistency and transitity of choice.
52. Sifat-sifat Indifference Curve
1. Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu jika kita menambah jumlah barang
X, maka jumlah barang Y yang ada akan dikurangi, sebaliknya bila barang Y yang
ditambah maka barang X yang akan dikurangi.
2. Cembung terhadap titik 0 atau origin.
3. Dua IC tidak akan saling berpotongan.
54. PERUBAHAN UTILITAS KONSUMEN
1. Berubahnya salah satu dari harga barang
Jika barang X naik, maka garis anggaran (budget line) dan indifference curvenya
bergeser ke kiri. Jika harga barang X turun maka garis anggaran (budget line) dan
indifference curvenya akan bergeser ke kanan.
2. Berubahnya pendapatan konsumen
Suatu ketika pendapatan konsumen meningkat menyebabkan prefenrence konsumen
terhadap barang X dan Y berubah.
55. PERUBAHAN HARGA pada Barang Normal dan Inferior
1. Perubahan Harga pada Barang Normal
Efek subtitusi dari gambar perhatikan berubahnya kombinasi barang X dan Y yang dikomsumsi
konsumen dari titik E1 ke E3 atau sebesar X1-X2. Berikut adalah kurva dampak perubahan harga
barang normal.
56. 2. Perubahan Harga pada Barang Inferior
Berikut adalah kurva perubahan harga pada barang inferior
57. Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC
Price Consumption Curve yaitu garis yang
menunjukkan keseimbangan konsumen karena
perubahan tingkat harga dengan asumsi tingkat
pendapatan tetap.
59. Perilaku produsen itu sendiri diartikan
sebagai suatu tindakan seorang produsen
untuk mendapatkan keuntungan yang
semaksimum mungkin dengan
menggunakan beberapa input yang
dimilikinya.
PENGERTIAN
PERILAKU PRODUSEN
60. 1. Dalam analisis proses produksi terdapat
jangka waktu yang dinamakan
2. “jangka pendek” &
3. “jangka panjang”.
KONSEP JANGKA WAKTU
DALAM PROSES PRODUKSI
61. Jangka Pendek
jangka pendek adalah jangka waktu yang
sedemikian pendek sehingga perusahaan tidak
dapat mengubah jumlah
beberapa sumber yang digunakan.
Hanya satu input yang bervariabel.
62. Jangka Panjang
para ekonom mengartikan
jangka panjang sebagai keadaan
proses produksi bersifat variabel.
Artinya jumlahnya dapat
diubah-ubah.
63. Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor
produksi dan barang produksi yang dihasilkan dalam
proses produksi.
Atau dapat diartikan dimana hubungan fisik antara
input (bersumber masukan) dengan output(barang-
barang atau jasa dihasilkan) tanpa memperhitungkan
harga.
FUNGSI PRODUKSI
64. Secara matematis fungsi produksi
dapat dituliskan sebagai berikut :
Keterangan :
Q = Output , C = Capital , L = Labor , B = Bahan Baku , S = Skill
FUNGSI PRODUKSI
Q = F(C,L,B,S)
65. Bentuk Linear fungsi produksi
dapat dituliskan sebagai berikut :
FUNGSI PRODUKSI
Q = a + bX
66.
67. Bentuk Fungsi Quandratik Fungsi Produksi
dapat dituliskan sebagai berikut :
FUNGSI PRODUKSI
Q = a + b1x + b2x
69. Bentuk Fungsi Cubic Fungsi Produksi
dapat dituliskan sebagai berikut :
FUNGSI PRODUKSI
Q = a + b1x + b2x + b3 𝒙𝟑
70.
71. Hubungan antara TP, AP, MP :
1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP
2. Jika AP maximum maka MPP = AP
3. Jika AP semakin berkurang maka MP < AP.
Keterangan :
AP = avarange product , TP = total product,
MP = marginal product
ANALISIS PROSES
PRODUKSI JANGKA PENDEK
72. • Tahap I :
Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi
rata-rata (AP), yaitu pada saat produksi marjinal (MP) sama
dengan produksi rata-rata (AP). Jika labor ditambah, maka
AP bertambah. Bertambahnya AP ini menunjukkan
terjadinya efisiensi labor. Pada stage (tahap) ini TP juga
bertambah.
TAHAPAN DALAM
FUNGSI PRODUKSI
73. • Tahap II:
Dari titik pada saat AP mencapai titik
maksimal sampai pada saat TP mencapai
maksimal atau pada saat MP = 0, AP dan
MP semakin berkurang tetapi MP masih
positif.
TAHAPAN DALAM
FUNGSI PRODUKSI
74. • Tahap II:
Dari titik pada saat AP mencapai titik
maksimal sampai pada saat TP mencapai
maksimal atau pada saat MP = 0, AP dan MP
semakin berkurang tetapi MP masih positif.
TAHAPAN DALAM
FUNGSI PRODUKSI
75. • Tahap III :
AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP
menjadi negatif karena luas tanah tetap dan labor ditambah
terus sehingga terjadi ketidakefisiensian tanah dan labor.
Akibatnya pada tahap ini produksi total (TP) menurun terus.
TAHAPAN DALAM
FUNGSI PRODUKSI
76. Tahap I & Tahap III disebut
sebagai tahap yang tidak rasional.
Sedangkan, Tahap II disebut
sebagai tahap yang rasional.
TAHAPAN DALAM
FUNGSI PRODUKSI
77. Produksi jangka panjang adalah suatu
proses dimana semua faktor produksi
dapat diubah-ubah jumlahnya. Atau
semua faktor produksi bersifat
variabel
PRODUKSI JANGKA PANJANG
78. Isoproduk atau isoquant adalah kurva
yang menunjukan berbagai kemungkinan
kombinasi teknis antara dua input yang
bervariabel yang menghasilkan suatu
tingkat output tertentu.
ISOQUANT
79. Sifat dari Kurva Isoquant :
a. Cembung ke arah titik origin.
b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah
C. Semakin jauh kurva isoquant dari titik asal menunjukkan
semakin tinggi produksi barang tersebut.
D. Tidak dapat saling berpotongan atau saling singgungan.
ISOQUANT
80.
81. MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus
dikompensasi oleh tambahan faktor Y
sehingga tingkat output tidak berubah.
Jadi MRTS adalah kemiringan isoquant
pada titik khusus.
MARGINAL RATE TECHNICAL OF
SUBTITUTION ( MRTS )
84. Iso biaya adalah kurva yang menunjukkan
berbagai kombinasi dari sumber-sumber yang
dapat dibeli oleh perusahaan dengan harga
tertentu dari masing-masing sumber persatuan
dan pengeluaran ongkos yang tertentu
dilakukan oleh perusahaan
ISO BIAYA (COST)
86. Dapat diartikan sebagai suatu keadaan
seimbang dimana produsen mendapat
keuntungan maksimum dan tidak ada
dorongan untuk mengubah tingkat produksi
atau dalam penggunaan faktor-faktor
produksinya.
EKUILIBRIUM PRODUSEN
89. PENGERTIANPRODUKSI
Dalam kegiatan produksi untuk mengubah input
menjadi output, perusahaan tidak hanya menentukan
input apa saja yang diperlukan,
tetapi juga harus mempertimbangkan harga dan input
tersebut yang merupakan biaya produksi
dan output.
Produksi menunjuk pada jumlah input yang dipakai dan
jumlah fisik output yang dihasilkan, sedangkan biaya
produksi menunjuk pada biaya perolehan input tersebut
(nilai uangnya).
90. PENGERTIANPRODUKSI
Biaya produksi sangat penting peranannya bagi perusahaan dalam
menentukan jumlah output sehingga pemahaman tentang konsep
dan definisi biaya produksi, bagaimana biaya bervariasi dengan
perubahan output, dan bagaimana biaya produksi diestimasi
secara empiris harus benar- benar dipahami.
Biaya produksi sangat penting peranannya bagi perusahaan dalam
menentukan jumlah output sehingga pemahaman tentang konsep
dan definisi biaya produksi, bagaimana biaya bervariasi dengan
perubahan output, dan bagaimana biaya produksi diestimasi
secara empiris harus benar- benar dipahami.
91. PENGERTIANPRODUKSI
Di dalam ekonomi, biaya produksi mempunyai pengertian yang
lebih luas. Biaya dan input diartikan sebagai balas jasa dan input
tersebut pada pemakaian terbaiknya.
Konsep ongkos produksi yang digunakan dalam analisis ekonomi
berbeda dengan konsep ongkos yang biasa digunakan secara
umum.
Penggunaan kata "ongkos" biasanya dikaitkan dengan biaya
yang harus dipikul oleh suatu perusahaan (produsen),
tetapi pengertian ini sering kabur karena ada pengeluaran yang
harus dimasukkan sebagai ongkos dan ada pula yang harus
dikeluarkan dalam komponen ongkos.
92. PENGERTIANPRODUKSI
Ongkos produksi merupakan faktor utama dalam menentukan
jumlah barang atau jasa yang akan dijual di pasar Untuk
mengetahui penawaran dan jumlah barang yang ditawarkan harus
mengetahui ongkos-ongkos yang dikeluarkan, di mana berakar
dan prinsip produksi.
Biaya dalam pengertian ilmu ekonomi adalah semua beban yang
harus dibayar produsen untuk menghasilkan suatu barang sampai
barang tersebut siap dikonsumsikan oleh konsumen. Oleh karena
itu, besar kecilnya biaya yang dikeluarkan tergantung pada besar
kecilnya barang yang diproduksikan.
94. Dalam analisis biaya terdapat jangka waktu yang dinamakan
"jangka pendek dan "jangka panjang".
Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian
pendek sehingga pemisahan dapat mengubah jumlah
beberapa sumber yang digunakan.
Jika perlu kita dapat membayangkan suatu jangka waktu
yang sedemikian pendek sehingga tak ada sumber yang
dapat diubah Kemudian dengan memperpanjang jangka
waktu yang dibicarakan maka perusahaan dapat mengubah
jumlah salah satu sumber.
95. Dengan memperpanjang jangka waktu maka semakin banyak sumber
yang menjadi variabel sehingga akhirnya semua sumber menjadi
variabel.
Setiap jangka waktu yang terletak antara jangka waktu di mana tak ada
sumber yang variabel dan jangka waktu di mana hanya satu sumber yang
variabel dinamakan jangka pendek.
Panjang jangka waktu yang dinamakan pendek tidak sama antara
berbagai industri.
Bagi perusahaan jangka pendek dapat sangat pendek sekali.
Hal ini umumnya dalam industri di mana sumber-sumber tetap yang
digunakan oleh perusahaan dalam industri tersebut sangat sedikit
jumlahnya atau dapat ditambah dan dikurangi dalam jangka pendek.
96. 1. Konsep Jangka Pendek
Pembicaraan mengenai biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari
pembicaraan mengenai proses produksi karena sesungguhnya
biaya produksi merupakan hasil kali antara masukan yang dipakai
dalam perusahaan dengan harganya masing-masing.
Oleh karena itu, kita dapat mengatakan bahwa fungsi biaya
produksi merupakan pencerminan dari fungsi produksi.
Kalau dalam teori produksi kita mengenal periode produksi jangka
pendek dan jangka panjang, maka dalam teori biaya kita juga
mengenal biaya jangka pendek dan jangka panjang.
Jangka pendek ialah suatu periode produksi di mana salah satu
faktor produksi tetap, sedangkan faktor produksi lain berubah-
ubah.
97. 1. Konsep Jangka Pendek
Jangka pendek dan jangka panjang dalam hal ini lebih banyak
dikaitkan dengan situasi proses produksi di mana produsen dapat
mengubah faktor produksi yang ia gunakan atau tidak.
Dalam kurun waktu satu hari mungkin lebih intensif apabila
produsen tetap mengutamakan mesin yang ada.Dalam kurun
waktu satu bulan produsen tersebut akan merasa lebih untung
apabila menyewa tambahan peralatan produksinya, dan dalam
kurun waktu satu tahun akan lebih menguntungkan lagi apabila
produsen tersebut membayar sendiri tambahan peralatan produksi
yang baru lagi. Dalam proses produksi jangka pendek, yaitu suatu
jangka waktu proses produksi tertentu, ada satu atau lebih faktor
produksi yang tidak dapat ditambah atau dikurangi jumlahnya.
98. 2. Konsep Jangka Panjang
Konsep jangka pendek yang akan kita gunakan adalah jangka waktu yang
demikian pendek sehingga perusahaan tak punya waktu untuk mengubah
jumlah sumber-sumber seperti tanah, gedung, mesin-mesin, dan
manajemen tertinggi.
Dalam kurun waktu yang lebih panjang kemungkinan produsen untuk
mengadakan penggantian dan penyesuaian faktor-faktor produksi yang ia
gunakan menjadi lebih besar.
Di sini terlihat dengan jelas bahwa besarnya biaya produksi untuk
menghasilkan sejumlah output tertentu tergantung kepada lamanya waktu
yang tersedia bagi produsen untuk mengadakan penyesuaian jumlah
faktor-faktor produksi yang ia gunakan. Seperti yang telah disinggung di
depan apa yang dimaksud dengan jangka panjang sebenarnya tidak ada
kaitannya sama sekali dengan waktu.
99. 2. Konsep Jangka Panjang
Para ekonom mengartikan jangka panjang sebagai keadaan
proses produksi di mana semua faktor produksi bersifat variabel.
Artinya, jumlahnya dapat diubah-ubah.
Dalam jangka pendek, kita mengenal adanya faktor produksi tetap
dan faktor produksi variabel sehingga dengan sendirinya biaya
produksi yang ditimbulkan oleh proses produksi itu juga
menyangkut biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap adalah biaya produksi karena penggunaan faktor
produksi yang tetap sehingga berapa pun yang dihasilkan biaya
yang dikeluarkan untuk membiayai faktor produksi tetap itu juga
tetap, atau tidak berubah walaupun jumlah barang yang dihasilkan
berubah-ubah.
100. 2. Konsep Jangka Panjang
Di lain pihak biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan sebagai akibat penggunaan faktor produksi
variabel sehingga biaya ini besarnya berubah-ubah sesuai dengan
berubahnya jumlah barang produksi yang dihasilkan perusahaan.
Dengan menjumlahkan biaya tetap total dan biaya variabel total,
kita mendapatkan apa yang kita sebut dengan biaya total.
Di samping biaya-biaya total, seperti biaya tetap total (TFC),
biaya variabel total (TVC), dan biaya total (IC) kita tertarik untuk
mengetahui biaya-biaya rata-rata seperti biaya tetap rata-rata
(AFC), biaya variabel rata-rata (AVC), dan biaya total rata-rata
(ATC).
102. 1. Biaya Implisit
Biaya implisit merupakan perkiraan jumlah pendapatan yang seharusnya
diperoleh apabila sumber daya yang digunakan tersebut digunakan dalam
usaha terbaik lainnya.
Ide dasar konsep ongkos dalam analisis ekonomi berdasar pada prinsip
ongkos alternatif (the alternative cost principle). Dalam keadaan full
employment dan jika input-input telah dialokasikan secara efisien di antara
barang-barang dan jasa yang dihasilkan, kenaikan produksi dari suatu
output harus diikuti oleh penurunan output alternatif yang lain, atau
dengan perkataan lain kenaikan output tertentu harus mengorbankan
output yang lainnya.
Pengeluaran yang dibuat oleh seorang pengusaha (produsen) biasanya
merupakan ongkos eksplisit karena hanya merupakan pembayaran untuk
pembelian input saja.
103. 1. Biaya Implisit
Sedangkan ongkos implisit merupakan ongkos yang dimilikinya.
Penggunaan input sendiri biasanya tidak dihitung sebagai
pengeluaran oleh pemilik perusahaan dari investasi pabrik,
peralatan, dan cadangan.
Sebagai contoh, misalnya seorang pemilik perusahaan
menginvestasikan dananya dalam bentuk tanah, bangunan, serta
peralatan untuk perusahaan.
Penghasilan atas investasinya sama dengan jika si pemilik
tersebut mampu menghasilkan sejumlah yang sama di mana saja
dalam perekonomian merupakan ongkos produksi implisit. Deviden
yang dibayarkan kepada pemilik saham merupakan ongkos
produksi implisit dan sudut pandang ekonom.
104. 1. Biaya Implisit
Biaya produksi implisit untuk menghasilkan sejumlah barang
tertentu adalah sama dengan jumlah yang dapat diterima oleh
produsen dalam penggunaan altenatif terbaik dari waktu dan uang
miliknya.
Produsen mendapatkan keuntungan ekonomi murni dalam
menghasilkan barang X tersebut hanya apabila total
penerimaannya lebih besar dan pada total biaya produksi, baik
eksplisit maupun implisit.
Biaya produksi implisit sering dipandang sebagai biaya produksi
yang tetap jumlahnya (dalam jangka pendek) yang harus
ditambahkan pada biaya produksi eksplisit dalam penghitungan
keuntungan ekonomi murni.
105. 2. Biaya Alternatif
Para ekonom mendefinisikan ongkos produksi untuk suatu output
tertentu sebagai nilai yang harus dikorbankan (hilang) dan altematif
produksi yang menggunakan input di mana input tersebut
digunakan untuk memproduksi output tertentu di atas.
Prinsip ini dikenal dengan nama alternative cost principle atau
opportunity cost principle.
Biaya produksi yang ditanggung oleh perusahaan bagi pemilik
merupakan kewajiban eksplisit maupun kewajiban implisit.
Kewajiban ini cukup besar untuk dapat memperoleh dan menarik
berbagai sumber untuk digunakan oleh perusahaan.
Biasanya biaya perusahaan hanya meliputi kewajiban eksplisit
saja.
106. 2. Biaya Alternatif
Biaya produksi alternatif atau biaya produksi oportuniti untuk
menghasilkan satu unit barang X adalah sama dengan jumlah
barang Y yang harus dikorbankan supaya faktor produksi yang
tertentu itu dapat digunakan untuk menghasilkan y dan bukan Y.
Jumlah tersebut juga menunjukkan besarnya ongkos sosial dalam
menghasilkan barang X.
Ada satu hubungan erat antara besarnya biaya produksi alternatif
untuk barang X dan perhitungan produsen di dalam memproduksi
barang tersebut.Penggunaan faktor produksi untuk menghasilkan
X dan bukan Y menunjukkan besarnya biaya produksi sosial.
Di samping ini, sebetulnya masih ada jenis biaya yang lain lagi,
yaitu yang disebut dengan biaya pribadi (private cost).
107. 2. Biaya Alternatif
Biaya pribadi adalah seluruh pengeluaran yang harus dilakukan
oleh pribadi karena ia menggunakan faktor produksi dalam proses
produksinya.
Produsen membayar uang sejumlah tertentu untuk faktor produksi
yang ia beli dari luar. Faktor produksi ini dapat menghasilkan
barang, dan dari barang yang ia produksi tersebut akhirnya ia
mendapatkan penghasilan sebagai hasil penjualan.
Dalam hal ini ia dapat membandingkan antara besarnya hasil
penjualan dan biaya produksi yang ia gunakan untuk menghasilkan
barang tersebut. Dari hasil perbandingan ini ia dapat menentukan
apakah ia mengalami keuntungan atau kerugian dalam bisnisnya.
108. 3. Biaya Eksplisit
Biaya ekplisit adalah biaya nyata diderita dan/atau yang umum
dibebankan pada produksi. Pada dasarnya, perkiraan ini berasal
dari transaksi yang dilakukan perusahaan atas pemberian faktor-
faktor produksi dalam rangka usahanya.
Dari segi pandangan ilmu ekonomi, sebenarnya produsen tersebut
masih harus mengadakan perhitungan yang lebih terperinci lagi.
Dalam hal ini, sebenarnya produsen telah menginvestasikan baik
waktu maupun uangnya dalam menghasilkan barang X.
Pengeluaran untuk biaya produksi barang X dan produsen tersebut
sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi dua macam biaya, yaitu
biaya produksi eksplisit (explicit cost) dan biaya produksi implisit
(implicit cost).
109. 3. Biaya Eksplisit
Biaya produksi eksplisit adalah biaya produksi yang harus
dikeluarkan untuk faktor-faktor produksi yang harus dibeli dari
pihak luar.
Sedangkan biaya produksi implisit adalah biaya produksi (dalam
pengertian biaya produksi alternatif) yang berasal dari penggunaan
faktor-faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh produsen tersebut.
Penentuan keuntungan atau kerugian dari suatu usaha seharusnya
memperhitungkan juga besarnya biaya produksi implisit tersebut.
110. 4. Konsep Biaya Lainnya
Biaya eksternal adalah biaya/kerugian yang diderita oleh pihak lain
sebagai akibat dari kegiatan usaha perusahaan.
Sedangkan konsep biaya akuntansi, mengartikan biaya sebagai
biaya eksplisit saja, yang merupakan jumlah pembelian faktor-
faktor produksi dalam rangka perusahaan. Berbeda dengan
konsep biaya akuntansi, konsep biaya ekonomi atau juga sering
disebut opportunity cost atau alternative cost mengartikan biaya
produksi sebagai produksi lainnya yang dikorbankan akibat
penggunaan sumber daya pada produksi yang bersangkutan.
Dengan demikian, biaya produksi menurut konsep ini terdiri dan
biaya eksplisit dan biaya implisit.
111. 5. TeoriBiayaTradisionaldanModern
Teori biaya dari teori ekonomi dibagi dua, yaitu teori biaya tradisional dan
teori biaya modern. Agar tidak menimbulkan kebingungan bagi para
mahasiswa pada tingkatan elementer, kali ini hanya diperkenalkan pada
konsep teori biaya yang tradisional saja.
Teori biaya tradisional adalah teori biaya yang sampai sekarang ini dianut
secara luas, yaitu teori biaya dengan kurva biaya total, biay variabel, dan
biaya marginal yang berbentuk U.
Dalam bagian ini akan diuraikan teori biaya tersebut dengan pendekatan
jangka pendek dan jangka panjang. Teori biaya modern adalah
perusahaan biasanya memelihara kapasitas cadangan Cadangan ini
dimaksudkan sebagai strategi perusahaan menghadapi perubahan-
perubahan ataupun gangguan atas usahanya ,
114. 1. Biaya produksi jangka pendek.
Biaya jangka pendek ialah biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan pada jangka waktu tertentu di mana perusahaan
tidak sempat mengubah berapa jumlah sumber yang dipakai
dalam proses produksi.
Jangka pendek yang dimaksud dalam teori ekonomi adalah suatu
periode di mana salah satu atau beberapa faktor produksi yang
digunakan dalam usaha perusahaan jumlahnya tetap (faktor
produksi tetap).
demikian, perubahan kuantitas produksi dalam periode tersebut
diperoleh melalui perubahan penggunaan faktor produksi variabel.
115. Analisis Biaya Jangka Pendek
Untuk menganalisis biaya produksi jangka pendek sebaiknya
menggunakan pendekatan secara total cost, dan dibagi dalam dua
unsur cost, yaitu:
1. Biaya tetap atau fixed cost (FC).
Biaya tetap (FC) ialah biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan pada waktu tertentu. Biaya ini tidak tergantung dengan
jumlah produksi.
2. Biaya variabel atau variable cost (VC).
Biaya variable (VC) ialah biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan pada waktu tertentu, dan biaya ini besar kecilnya
tergantung pada jumlah produk yang iabel atau variable cost (VC).
117. Ciri-ciri dari kedua golongan biaya ini:
1. Fixed cost secara total ialah tetap, tetapi biaya per satuan akan
variabel. Semakin besar produk yang dihasilkan maka biaya tetap
per satuan akan bertambah kecil namun begitu tidak akan
menjadi 0 (nol).
2. Biaya variabel secara total adalah variabel, tetapi biaya variabel
per satuan dalam jangka pendek adalah konstan.
118. Dari gambar di atas terlihat kurva TVC,
berawal dari titik nol.
Artinya biaya variabel itu tidak ada atau nol
jika perusahaan tidak berproduksi.
119. TFC berupa garis lurus yang horizontal. Hal ini dikarenakan berapa
pun produksinya, biaya fixed cost-nya tetap. Dari gambar tersebut
digambarkan besarnya TFC adalah 80. TFC ditambah TVC sama
dengan TC. Oleh karena itu, bentuk TC menyerupai TVC dan
selisih kurva TC dan TVC adalah jarak sebesar TFC, yaitu
selisihnya 80.
120. Analisis Biaya Jangka Panjang
Dalam analisis cost produksi jangka panjang pendekatan yang
akan dipakai sebaiknya pendekatan cost secara per satuan (rata-
rata) berdasarkan produk yang dihasilkan.Dalam pendekatan ini
maka biaya rata-rata dipisahkan menjadi:
1. Biaya Tetap Rata-rata atau Average Fixed Cost (AFC) Biaya
tetap rata-rata ini adalah total fixed cost dibagi dengan jumlah
produk. AFC = TFC/Q
Biaya ini, baik jangka panjang maupun jangka pendek,
mempunyai sifat sama,yaitu semakin besar produk yang
dihasilkan maka AFC-nya semakin kecil tetapi tidak nol (0)
121. Analisis Biaya Jangka Panjang
2. Biaya Variabel Rata-Rata atau Average Variable Cost (AVC), Biaya
variabel rata-rata ialah biaya total variabel dibagi dengan jumlah
produkyang dihasilkan:
AVC=TVC/Q
Di dalam grafik bentuk AVC akan seperti U. Sifat ini terjadi karena ada
faktor-faktor yang memengaruhi total variabel cost. Faktor-faktor ini antara
lain faktor penghematan biaya angkut sumber dan adanya potongan harga
sumber dan lain-lainnya. Akan tetapi, adanya penghematan-penghematan
cost sampai tingkat produksi tertentu tidak bisa lagi menurunkan biaya
variabel karena biaya variabel ini menyangkut biaya-biaya sumber dan
sifat sumber adalah terbatas jumlahnya, maka dengan bertambahnya
permintaan akan sumber harga sumber akan naik. Dengan naiknya harga
sumber ini maka total biaya variabel akan ikut naik.
123. Analisis Biaya Jangka Panjang
3. Biaya Rata-Rata atau Average Cost (AC)
Biaya rata-rata ini ialah biaya total produksi dibagi dengan jumlah produk
yang dihasilkan.
AC= TC/Q
Bentuk dan sifat dari AC ini relatif sama dengan AVC.
4. Marginal Cost (MC)
Marginal cost ialah tambahan cost pada total cost karena perusahaan
menambah 1 unit produksi lagi.
MC = TC₂-TC1
Q2- Q1
126. 1. Kurva Rata-Rata Jangka Pendek
Perlu diperhatikan bahwa dalam suatu tingkat produksi tertentu, kita
temukan adanya biaya produksi rata-rata jangka pendek yang sama
besarnya dengan biaya rata-rata jangka panjang.
Pada saat itu kurva biaya marjinal jangka pendek (SMC) harus
berpotongan dengan kurva biaya marjinal jangka panjang. Artinya, biaya
marjinal jangka panjang. Biaya marjinal jangka pendek harus lebih kecil
daripada biaya marjinal jangka panjang.
Jadi yang perlu diperhatikan dalam menggambarkan kurva biaya rata-rata
dan kurva biaya marjinal untuk jangka pendek maupun untuk jangka
panjang, pada suatu jumlah produksi tertentu pasti ada persinggungan
antara kurva biaya rata-rata jangka pendek dan kurva biaya rata-rata
jangka panjang.
127. 2. Kurva Rata-Rata Jangka Panjang
Para ekonom mengartikan jangka panjang sebagai keadaan proses
produksi di mana semua faktor produksi bersifat vaniabel. Artinya,
jumlahnya dapat diubah-ubah. Sebenarnya keadaan produksi jangka
panjang merupakan rangkaian saja dari keadaan produksi jangka pendek.
Dengan gambaran lain dapat dikatakan bahwa biaya produksi rata-rata
akan semakin murah apabila kita menghasilkan barang dengan jumlah
yang semakin banyak. ini disebut dengan skala ekonomis tetapi
pertambahan jumlah produksi itu ada batasnya karena dengan terlalu
banyaknya barang yang dihasilkan manajemen perusahaan menjadi
semakin terbatas dan perusahaan akan semakin rumit dalam
mengendalikan atau mengawasi bekerjanya perusahaan.
128. 3. Biaya Marginal Jangka Panjang
Biaya marginal jangka panjang adalah perubahan biaya total karena perubahan
satu unit output bila perusahaan punya banyak waktu untuk menghadapi perubahan
output dengan mengubah skala perusahaan. Definisi pada hakikatnya sama saja
dengan definisi biaya marginal jangka pendek kecuali bahwa perubahan biaya diihat
dan suatu jangka panjang dan bukannya suatu jangka pendek. Kurva biaya
marginal jangka panjang mempunyai hubungan yang sama dengan kurva biaya
rata-rata jangka panjang seperti hubungan antara kurva biaya marginal jangka
pendek dengan kurva biaya rata-rata jangka pendek
Jadi yang perlu diperhatikan dalam menggambarkan kurva blaya rata-rata dan
kurva biaya marjinal untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang, pada
suatu jumlah produksi tertentu pasti ada persinggungan antara kurva blaya rata-rata
jangka pendek dan kurva biaya rata-rata jangka panjang, dan pada saat itu kurva
biaya marjinal jangka pendek berpotongan dengan kurva biaya marjinal jangka
panjang
130. TINGKATOUTPUTOPTIMUM
Tingkat output di mana biaya rata-rata jangka pendek paling rendah
adalah tingkat output di mana skala pabrik tertentu paling penting
dipergunakan. Pada tingkat ini input sumber-sumber per unit output adalah
yang paling rendah. Tingkat output ini dinamakan tingkat output optimum".
133. Pengertian pasar dalam teori ekonomi berbeda
dengan pengertian fisik.
Pengertian pasar secara fisik adalah suatu tempat
berkumpulnya para penjual.
pengertian pasar dalam pengertian teori ekonomi
adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual
yang bersepakat mengenal harga dan jumlah yang
diperjualbelikan. Dengan kata lain terjadinya
transaksi jual beli suatu barang
134. Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara
teori ekonomi mikro menjadi empat golongan
besar, yaitu:
a. Pasar Persaingan Sempurna
b. Pasar Persaingan Monopolistik
c. Pasar Monopoll
d. Pasar Oligopoli
138. Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar
yang terdapat banyak penjual dan pembeli.
Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat
memengaruhi harga pasar.
Berapa pun jumlah barang yang diperjualbelikan
di pasar, harga akan tetap.
139. Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh garis lurus
yang sejajar dengan sumbu horizontal, yaitu sumbu
jumlah barang. Dengan demikian, masing-masing penjual
dipasar adalah sebagai pengikut harga pasar atau disebut
price taker.
140. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/Sempurna
Pasar persaingan murni memiliki ciri sebagai
berikut:
1. Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak.
2. Barang yang diperjualbelikan
homegen/identik
3. Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan
mudah.
4.Informasi terhadap pasar sempurna
141. 1. Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak
Jumlah pembeli dan penjual barang sangat
banyak sehingga masing masing pembeli
maupun punjual tidak dapat memengaruhi
pasar.
Hal ini berarti bahwa harga barang akan tetap
karena masing masing penjual hanya
merupakan bagaian yang kecil dari seluruh
pembeli dan penjual yang ada di pasar
142. 2. Barang yang diperjualbelikan homegen/identik
Barang homogen artinya semua jenis barang
yang ditawarkan semua penjual sama.
Jadi produksi satu penjual merupakan subtitusi
yang seumpama dengan hasil produksi penjual
yang lain.
Jadi pembeli membeli barang dari penjual satu
dengan lainnya akan mendapatkan barang yang
sama.
143. 3. Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah.
Pembeli maupun penjual bebas keluar ataupun
masuk ke pasar.
Sedangkan konsumen dengan bebas memilih
dalam pembelian barang tersebut di pasar.
144. 4.Informasi terhadap pasar sempurna
Terdapat informasi yang sempurna, artinya jika
ada konsumen yang mengetahui harga yang
lebih murah maka konsumen yang lain juga
segera mengetahuinya.
Demikian juga jika ada produsen/penjual yang
mengetahui ada bahan baku yang harganya
lebin murah maka produsen/penjual yang lain
juga segera mengetahuinya.
145. Sebagai akibat dari ciri-ciri tersebut,
maka kurva permintaannya sebagai berikut.
146.
147. Dari tabel diatas,perusahaan dalam persaingan
sempurna produsen tidak dapat memengaruhi
harga barang per satuan, maka kurva penerimaan
total akan bersifat linear berbentuk garis lurus,
mulai dari titik asal (0) karena harga adalah
konstan maka besarnya P,AR,dan MR mempunyai
nilai yang sama sehingga kurvanya berimpit jadi
satu.
149. Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi
minimal, harga dan jumlah produk yang diperjualbelikan
ditetapkan dengan kaidah MC = MR. Kaidah menetapkan
harga dan jumlah produk dengan MR = MC dengan syarat
informasi pasar untuk memperoleh nilai MC dan MR
bersifat centainty (bisa diperhitungkan).
Sedang kaidah MC = MR dikarenakan MR adalah turunan
pertama dari fungsi TR dan MC adalah turunan pertama
dari fungsi TC. Secara matematis nilai turunan pertama
dari suatu fungsi akan menghasilkan nilai tertinggi.
150. 1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna
yang Memperoleh Laba
151. 1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna
yang Memperoleh Laba
Dari gambar di atas terlihat harga yang menjamin laba
maksimal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1
besar TR adalah OP1KQ1. Sedang besarnya C adalah
OP2LQ1 dan total laba (TR - TC) adalah sebesar P1P2LK.
Besarnya AC sebesar OP2 dan laba per unit P1P2.
Harga dan jumlah yang diproduksi
yang menjamin laba maksimal
adalah sebesar
P = OP1 dan Q = 0Q1
152. 2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna
yang Memperoleh Kerugian yang Minimum
153. 2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna
yang Memperoleh Kerugian yang Minimum
Dari gambar di atas terlihat, harga yang menjamin rugi
minimum adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1
besar TC adalah OP2KQ1. Sedang besarnya TR adalah
OP1LQ1. Total rugi (TR - TC) adalah sebesar P1P2KL.
Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit P1P2.
Harga dan jumlah yang diproduksi
yang menjamin rugi manimal adalah
sebesar
P = OP2 dan Q = 0Q1
154. 3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna
yang Memperoleh Normal Profit (Break Even Income)
155. 3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna
yang Memperoleh Normal Profit (Break Even Income)
Dari gambar di atas terlihat harga yang menjamin laba normal adalah
sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besarnya TC adalah OPIKQ1.
Sedang besarnya TR adalah sama OP1KQ1. Kita perhatikan
perusahaan dalam pasarpersaingan sempurna seperti gambar di atas,
untuk mendapatkan laba normal perusahaan harus bekerja yang
paling efisien. Terlihat besarnya AC yang paling rendah. Kondisi
seperti ini tidak bisa dialami oleh perusahaan yang berada pada
persaingan yang lain.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang
menjamin laba normal adalah sebesar
P = OP1 dan Q = 0Q1
Dengan AC yang paling rendah
156. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang
Dialami Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
157. 1. kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka Pendek
Maksud jangka pendek adalah jangka waktu yang
demikian pendeknya sehingga apabila terjadi
kenaikan permintaan barang dan setiap produsen
tidak mampu untuk menaikkan produksinya serta
tidak cukup waktu bagi perusahaan-perusahaan
untuk menambah perusahaan.
158. 1. kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka Pendek
Dalam jangka pendek perusahaan dalam
persaingan sempurna dapat mengalami
tiga hal, yaitu:
a. Mendapat laba super normal.
b. Mendapat laba normal.
C. Menderita kerugian.
160. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka Panjang
Maksud jangka panjang adalah jangka waktu yang
cukup lama di mana produsen masih ada
kesempatan untuk memperbanyak produksinya
untuk dipasarkan atau masih dapat mendirikan
peruhaan-perusahaan baru untuk menaikkan
produksinya apabila terjadi kenaikkan permintaan
barang.
161. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka Panjang
Jika dalam periode jangka pendek perusahaan
yang berada dalam pasar persaingan sempurna
dapat mengalami tiga keadaan, yaitu laba, titik
impas, dan kerugian.
Dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan
hanya mendapatkan normal profit saja
(impas/break even).
162. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka Panjang
Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang
perusahaan-perusahaan "selalu" hanya akan
memperoleh keuntungan normal saja dengan
MR = MC =AC pada saat AC minimum. Perusahaan
yang hanya menenima keuntungan normal
(normal profit) dinamakan "Marginal Firm/Marginal
or Profitability",
Artinya apabila harga turun sedikit saja perusahaan
akan segera keluar dari pasar.
165. Keburukannya
Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan
konsumen. Produk yang diperjualbelikan identik
dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien
agar tidak mengalami kerugian sehingga produk
yang diperjualbelikan tidak ada inovasi. Antara
penjual yang satu dengan yang lain produknya
sama persis atau identik. Produk yang homogen ini
berakibat membatasi pilihan konsumen.Konsumen
tidak bisa memilih karena masing-masing
konsumen tidak kuasa memengaruhi pasar.
166. Kebaikannya
Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan
adanya kebebasan bertindak. Persaingan pada
perusahaan yang berada dalam persaingan
sempurna sangat ketat. Oleh karena itu, agar tidak
mengalami kerugian perusahaan harus bekerja
seefisien mungkin. Jika tidak bisa efisien pasar
sebagai pesaing, dan hal ini akan menyebabkan
tambahan supply dan selanjutnya berakibat
pasar ini dipersyaratkan pada pasar persaingan
sempurna.
169. Pasar persaingan monopolistik adalah pasar
yang terdapat banyak penjual dan masing-
masing penjual dapat memengaruhi harga
dengan jalan deferensiasi produk.
Deferensiasi produk atau product differentiation
adalah membedakan dua barang yang
sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda.
170. Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli.
Pertama, terdapat unsur monopoli karena jenis barang
tersebut memang hanya satu macam. Maka kurva
permintaannya miring dari kiri atas ke kanan bawah,
meskipun mendekati horizontal.
Kedua, terdapat juga unsur persaingannya karena
jumlah penjual banyak sehingga tindakan dari seorang
penjual tidak mempunyai pengaruh yang berarti
terhadap penjual lainnya.
171. Teori persaingan monopoli memberikan kita alat
analisis yang baru. Analisis ini sangat banyak
persamaannya dengan analisis persaingan murni.
Analisis ini memberikan gambaran yang lebih baik
tentang industri dengan persaingan di mana terdapat
perbedaan produk pengolahan makanan, pakaian pria,
tekstil, perusahaan jasa di kota besar, dan banyak
lainnya yang mengakui adanya sedikit unsur monopoli
dan perbedaan harga yang dikenakan oleh berbagai
penjual untuk suatu jenis produk tertentu.
172. Perbedaan produk menyebabkan sebagian konsumen
lebih menyukai produk penjual tertentu dibandingkan
dengan produk penjual lain.
Akibatnya kurva permintaan yang dihadapi oleh
seorang penjual agak miring sedikit ke bawah dan
menyebabkan penjual sedikit banyak dapat
mengendalikan harga produknya. kurva permintaan
yang dihadapi oleh perusahaan sangat elastis dalam
batas harga tertentu karena berbagai barang substitusi
tersedia bagi produknya.
173. Perlu diketahui bahwa adanya ongkos tambahan
seperti ongkos advertensidan lain sebagainya itu
merupakan penyebab pasar tersebut menjadi
berbentuk pasar persaingan monopoli.
Dalam jangka pendek, suatu perusahaan juga seperti
pada pasar yang lain, maksudnya bahwa pada suatu
saat perusahaan akan menerima keuntungan lebih
atau menerima kerugian atau hanya menerima
keuntungan normal saja
174. Pada pasar persaingan monopoli barang heterogen
sehingga semua produsen juga tidak akan menetapkan
harga yang sama.
Lain halnya dengan pasar persaingan sempurna di
mana barang adalah homogen, maka semua produsen
akan menetapkan harga pasar yang sama.
Oleh karena itu, selama tidak ada dua perusahaan yang
menjual barang yang persis sama maka harga-harga
juga tidak akan sama di dalam satu industri/pasar.
175. Dalam jangka panjang terjadi dua kemungkinan
penyesuaian jalan masuknya perusahaan-perusahaan
baru ke dalam industri, yaitu terbuka dan satunya
tertutup. Apabila dalam jangka panjang ada
perusahaan-perusahaan dalam persaingan ini
mengalami keuntungan lebih, maka akan mendorong
masuknya perusahaan- perusahaan lain.
176. Apabila semua barang merupakan barang substitusi yang baik,
maka pasar akan dibagi-bagikan di antara perusahaan yang ada.
Berarti, kurva permintaan penjual perseorangan akan bergeser
ke kiri.
Dengan adanya produk deferensiasi yang semakin besar berarti
akan menaikkan ongkos total, berarti kurva AC dan MC akan
bergeser ke atas. Hal ini disebut increasing cost industry.
Apabila ini berjalan terus maka lama-kelamaan sampai seluruh
keuntungan lebih yang mula-mula dinikmati masing-masing
perusahaan akan habis.
177. Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada di antara
perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Bila pada persaingan
sempurna bentuk kurva demand-nya horizontal atau elastis sempurna, kurva
demand dari monopoli bersifat inelastis. Kurva demand perusahaan yang
monopolistik berbentuk elastis. Kemiringannya di antara kedua kurva
demand dari monopoli dan persaingan
178. Dalam jangka pendek perusahaan dalam
persaingan monopoli dapat mengalami tiga hal,
yaitu:
Mendapat laba supernormal.
Mendapat laba normal.
Menderita kerugian.
189. ARTI MONOPOLI
Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya ada satu penjualan sehingga tidak ada
perusahaan pesaing. Keadaan seperti ini adalah kasus monopoli murni atau pure monopoly. Produk yang
dijual di pasar tersebut tak memiliki barang substitusinya. Perusahaan public lokal digambarkan oleh
beberapa ahli ekonnomi yang mendekati monopoli murni antara lain industry aluminium sebelum Perang
Dunia II, mesin-mesin pembuat sepatu, nike, besi, telepon, dan beberapa lainnya.
190. Ciri-ciri pasar monopoli
Terdapat satu orang penjual (one firm industry) dengan banyak pembeli di pasar. Karena
sifatnya ini, pembeli tidak dapat beralih ke penjual lain meskipun merasa dirugikan dengan harga
yang ditetapkan
Tidak terdapat barang pengganti yang dapat disediakan oleh pihak lain selain penjual yang ada di
pasar tersebut, karena hanya dia satu-satunya firm yang memproduksi barang itu
Terdapat hambatan dalam memasuki pasar bagi perusahaan baru. Hambatan yang ada dapat
berupa undang-undang, teknologi mutakhir yang dimiliki, modal yang sangat besar dan lainnya
Penjual pada pasar monopoli dapat menentukan harga sesuai keinginannya (price maker)
karena tidak tersedianya barang substitusi dekat dari barang yang dijual
Kurva permintaan di pasar sama dengan kurva permintaan yang dihadapi perusahaan monopolis.
191. Kelebihan pasar monopoli
Sifat barang yang tidak memiliki barang substitusi dekat membuat perusahaan
monopolis tidak perlu menggelontorkan banyak uang untuk melakukan promosi dan
iklan agar pembeli dapat membedakan produknya
Pada monopoli secara alamiah, tambahan penjual justru akan membuat produksi tidak
dapat mencapai skala ekonomi (economies of scale) sehingga monopoli justru akan
meningkatkan efisiensi dalam berproduksi.
Dengan monopoli pemerintah dapat menjaga sumber daya alam yang penting bagi
masyarakat
Melindungi hak kekayaan individu sehingga semakin mendorong dilakukannya
inovasi
192. Kekurangan pasar monopoli
Karena produsen dapat menetapkan harga dengan mengurangi atau
meningkatkan jumlah produksi, dimungkinkan produksi tidak dilakukan secara
optimum dan efisien
Pembeli tidak dapat berpindah ke penjual lain meskipun harga yang ditetapkan
dirasa mahal
Keuntungan terpusat di produsen karena konsumen tidak memiliki
pilihan selain membeli dari produsen tersebut untuk memenuhi kebutuhannya
193. Peran pemerintah pada perusahaan monopoli
Membuat agar monopoli lebih kompetitif
Mengatur perilaku monopoli dengan melakukan regulasi, ada tax
regulation dan specific tax
Doing nothing at all, pemerintah tidak melakukan apapun apabila kegagalan pasar
itu tidak akan memberikan efek yang begitu besar
194. Kerugian yang dialami monopolis
Di sisi permintaan,barang yang dijual permonopoli bisa saja kurang diminati
konsumen. TR rendah
Di sisi biaya,
- Monopolis bekerja dengan kurang efisien sehingga biaya terlalu tinggi
- Terjadi kenaikan biaya sehingga meskipun monopolis terhemat biaya tetap tinggi
Tekanan dari luar, pemerintah menekan harga jual monopolis untuk melindungi
Konsumen
195. Monopoli yang Mendapatkan Keuntungan
Posisi keuntungan maksimun akan dicapai pada saat MR=MC. Kurva D dan MR apabila
digabungkan dengan kurva ongkos, maka dpat diperoleh “ekuilibrium perusahaan: yang sekaligus
sama dengan “equal pasar”.Monopoli merupakan satu-satunya penjual/perusahaan di dalam
pasar/industry sehingga equilibrium perushaan individual saama dengan ekuilibrium pasar.
196. Monopoli yang Mendapatkan Kerugian
Monopolis tidak mampu mengatur ongkos rata-rata karena AC tergantung kepada
harga faktor-faktor produksi yang diperlukan, seperti upah tenaga kerja. Oleh karena
itu, dalam jangka pendek seorang monopolis dapat menderita rugi. Artinya, monopolis
tidak selalu tuntung. Ada bebrapa salag pengertian dalam monopolis. Pertama, bahwa
monopolis akan selalu untung. Hal ini tidaklah salah karena dalam jangka pendek
kemungkinan monopolis dapat mengalami kerugian, yang disebabkan oleh SAC
demikian tinggi sedang harga (P)P demikian rendah sehingga P <AC jangka pendek.
Kedua, bahwa kurav permintaan monopolis selalu inelastic. Hal ini tidaklah salah juga
sebab kurva permintaan monopolis tidak selalu inelastic. Elastis atau inelastic ini
tergantung dan kurva permintaannya.
197. Beberapa cara usaha monopolis untuk mempertahankan agar dia tetap sebagai monopolis yaitu:
a.Selalu mengontrol sumber-sumber bahan mentah yang dipakainya
b.Selalu memegang hak paten atas produksinya, supaya perusahaan lain tidak bisa meniru
c.Pasar sedemikian terbatasnya relatif dibanding dengan kala perusahaan optimum sehingga masuknya
perusahaan lain akan menekan harga sedemikian rendahnya hingga menghilangkan keuntungan yang ada
dari kedua-duanya akan menderita rugi
198. Perpajakan
Pajak yang dikenakan terhadap monopolis dapat bersifat tetap dasarnya (lumpsum) dan dapat bersifat khusus (specific). Pajak
yang lumpsum sifatnya tidak dipengaruhi oleh besarnya tingkat jumlah barang yang dihasilkan, sedangkan pajak yang khusus
sifatnya tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan oleh monopolis tersebut.
a.Pajak Lumpsum
Paajak inni tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dihasilkan perusahaan. Dengan demikian, berapa pun jumlah barang
yang dihasilkan jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan tetap sama. Oleh karena itu, pajak lumpsum ini sifatnay
seperti biaya tetap sehingga tidak akan memengaruhi besarnya biaya marjinal, tetapi hanya memengaruhi besarnya biaya rata-
rata.
b.Pajak Khusus (Specific)
Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah barang yang dihasilkan. Dengan kata ini, pajak khusus ini dikenakan sebagai
pajak per satuan barang yang dihasilkan. Semakin banyak barang yang dihasilkan, semakin besar pula jumlah pajak yang
harus dibayar oleh perusahaan atau produsen tersebut. Hal ini berarti pengenaan pajak khusus akan memengaruhi, baik biaya
rata-rata maupun biaya marjinal karena pajak tersebut sama artinya dengan menambah biaya variabel.
201. Pengertian Pasar Oligopoli
Bentuk lain dan pasar yang banyak ditemui dalam
praktik adalah pasar oligopoli, yaitu keadaan di mana
hanya sedikit penjual sehingga tindakan seorang produsen
akan mendorong produsen lain untuk bereaksi,
Pasar oligopoli adalah pasar yang terdapat banyak penjual
dan masing-masing penjual dapat mempengaruhi harga pasar.
202. Pengertian Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri dari beberapa
produsen (dua sampai dengan lima produsen),
sedangkan apabila terdiri dari dua perusahaan disebut
duopoli.
Karakter pasar oligopoli yaitu;
1 Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan penentuan
harga dan jumlah
produksi.
2. Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan.
203. Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di
mana wilayah pasar suatu perusahaan sangat kecil.
Oleh karena jumlah penjual yang kecil inilah maka saling
pengaruh antara mereka bisa dimasukkan dalam masalah
penentuan harga/output dari oligopoli.
Perhatikan duopoli, sebuah bentuk khusus oligopoli, di mana
ada dua perusahaan yang menghasilkan suatu produk
tertentu.
204. 1. Model Cournot
Model cournot adalah model pasar duopoli (dua penjual) yang
pertama kali diteliti oleh Augustin Cournot tahun 1938.
Model ini beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua
perusahaan adalah sama dan bersifat substitut sempurna
serta struktur ongkos produksi per unit sama.
205.
206.
207.
208.
209. Ada beberapa kelemahan dari model Cournot, yaitu:
a. Asumsi dalam model Cournot yang mengatakan bahwa masing.masing
produsen tidak memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam
mengantisipasti tindakan pesaing adalah tidak realistis.
b. meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada
masing-masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara
keseluruhan akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan
mengarah mendekati persaingan sempurna.
c. pada model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses
penyesualan untuk menuju ke posisi keseimbangan
d. Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah realistis.
210. 2. Model Bertrand
Model pasar duopoli yang kedua adalah model Bertrand yang
Dirumuskan partama kali pada tahun 1883 oleh J . Bertrand yang,
menyatakan bahwa masing-masing perusahaan dalam pasar duopoli
memperkirakan perusahaan pesaingnya.
Untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apa pun yang
ditentukan oleh perusahaan.
Masing masing perusahaan dikadapkan pada kurva permintaan pasar yang
sama dan berusaha memaksimumkan keuntungannya dengan asumsi
bahwa harga yang ditetapkan oleh pesaingnya tetap.
211. 2. Model Bertrand
Model Bertrand menggunakan alat analisis yang sama dengan model
Cournot, yatu menggunakan fungsi reaksi untuk menentukan posisi keseimbangan
yang stabil dari pasar, Namun, model inipun tidak lepas dari kritik seperti halnya
model Cournot, yaitu:
1. Anggapan dalam model Bertrand mengenal perilaku produsen yang tidak pernah
menggunakan pengalamannya untuk mengantisipasti pesaingnya tidaklah realistis.
2. Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya,tidak untuk
pasat.
3. Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada tingkat harga
persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan perusahaan
atau pesaing baru untuk masuk/keluar pasar
212. 3. Model Chamberlin (Model untuk Pasar Kelompok Kecil)
Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar kerja terjadi
apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat hanga ini merupakan kesepakatan
Bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk mermaksimuman
Keuntungannya.
Model Chamberlin beranggapan bahwa masing-masing perusahaan tidak bebas
bebas (terikat) terhadap pesaingnya yang ada di pasar, Setiap ada perubahan
tingkat output atau tingkat harga yang dilakukan oleh salah satu perusahaan ,akan
memengaruhi perusahaan pesaingnya dan pesaing itu akan mengambil kebijakan
untuk melawan tindakan tersebut. Chamberlin berpendapat bahwa pasar dapat
terjadi tampa adanya penggabungan (collusion) di antara yang ada di pasar.
213. 4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked - Demand Model)
P. Sweezy mengemukakan model ini pertama kali pada tahun 1939.
Ada tiga asumsi yang merupakan dasar bagi penelashan kurva permintaan yang
patah yaitu :
a. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa
deferensiasi produk. Perusahaan oligopolis akan belajar lewat pengalamannya
bahwa ia tidak akan melakukan perang harga karena akan merugikan diri sendiri.
b. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaan
lainnya dalam industri akan mengikuti menanding penurunan harga tersebut.
c. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya
dalam industri tidak akan mengikutinya
214. 4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked - Demand Model)
215. 4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked - Demand Model)
Dalam gambar di atas terlihat bahwa kurva permintaan yang dihadapi
ofeh oligopolis patah. Kurva tersebut patah pada tingkat harga Pe, yang
merupakan harga ekuilibrium awal. Jika perusahaan oligopolis menurunkan harga
tersebut dengan harga jualnya, maka perusahaan pesaing akan menandingi kebijak
menurunkan harga juga. Akibatnya, permintaan yang ada di pasar naik, tetapi
Tidak sebanyak apabila perusahaan lain tidak menurungkan harga.
Jika perusahaan tidak sebanyak apabila perusahaan lain tidak menurun
oligopolis menaikkan harga di atas Pe, maka penjualan akan menurun lebin cepat,
sebab perusahaan lain tidak akan menaikkan harganya. Akibatnya,kurva
permintaan yang dihadapi oleh oligopolis akan menjadi sangat drastis pada harga-
harga di atas
216. 5. Model Stackelberg
Model int pertama kall ciperkenallen aleh Heinrich Von Stackelberg tahun
1952, yang merupakan pengembangan dari model Cournot. Dalam model ini
dianggap bahwa salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat menjadi
leader sehigga perusahaan oesaing mengakuinya dapat berperilaku seperti halnya
perusahaan yang digambarkan oleh model cournot.
218. 5. Model Stackelberg
Pada gambar di atas terlihat bentuk kurva isoprofit dan kurva reaksi yang
miliki oleh masing-masing duopolls. Apabila perusahaan A yang kuat mendu
bahwa perusahaan pesaingnya akan bereaksi atas dasar kurva reaksinya, Deng
demikian, perusahaan A akan menentukan tingkat output, yaitu di titik a (
yang dapat memaksimumkan keuntungannya. Sedangkan perusahaan B sebagai
pengikut menghasilkan output sebesar Qb. Akan tetapi, apabila di pasar ada dua
perusahaan yang sama kuat dan keduanya berharap menjadi pemimpin pasar,
maka dalam keadaan ini keseimbangan pasar yang Keadaan seperti ini disebut
dengan "ketidakseimbangan Stakelberg" (Stackelberg disequilibrium)
dan gejalanya terlihat dengan adanya perang harga
219. 1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbeda
Menghasilkan barang standar misalnya perusahaan baja, aluminium. Sedangian
yang menghasikan barang berbeda misalnya perusahaan mobil, truk, sepeda
motor, dan sebagainya.
2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat
Apabila tampa adanya kerja sama, kekuatan menentukan harga sangat terbatas,
Suatu perusahaan menurunkan harga, perusahaan lain akan membalas
menurunkan yang lebin besar lagi sehingga keduanya akan sama atau kehilangan
pelanggan.
3. Promosi masih diperlukan
Kegiatan promosi bertujuan untuk merain pembell baru dan mempertahankcan
pembeli lama, terutama pada perusahaan yang menghasilkan barang yang
berbeda.
220. Pasar oligopoli ini mempunyai beberapa model
dalam menetapkan harga produknya, di antaranya
yang paling banyak ditemui adalah;
1. Pasar kartel,
2. Pasar dengan kepemimpinan harga (price
leadership)
221. Efek kesejahteraan dan bentuk pasar oligopoli kurang lebin sama dengan
monopoli. Di satu pinak oligopoli menimbul efek yang negatif dalam bentuk:
1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para
produsen oligopoli dalam jangka panjang.
2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada
AC yang minimal.
3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh (karena P>
MC; seperti dalam kasus monopoli).
4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat
merugikan masyarakat makro.