SlideShare a Scribd company logo
SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Disusun oleh
Nama : Wanda Soraya
NIM : 43217110045
Dosen Pengampu : Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA.
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen
JAKARTA
2018
SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi perubahan-perubahan kondisi
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal organisasi. Dalam menghadapi
perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
Proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dilakukan agar roda organisasi beserta administrasi
dapat berjalan terus dengan lancer
Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau administrator. Kegiatan pembuatan
keputusan meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi
daripada alternatif-alternatif tersebut,dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan
seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai
teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan pimpinan dalam pembuatan
keputusan maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, sehingga akan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja organisasi.
Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen. Misalnya,
dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang proses
perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses perencanaan ditujukan kepada
pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan
identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan
dan berbagai dampak yang mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional
dalam suatu organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka
mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam tahap
pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan
dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan.
Hakikatnya kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan keputusan. Kegiatan yang
dilakukan tersebut mencakup seluruh proses pengambilan keputusan dari mulai identifikasi masalah
sampai dengan evaluasi dari pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh elemen-elemen dalam
administrasi sebagai suatu sistem organisasi. Artinya dalam membuat suatu keputusan untuk memecahkan
suatu permasalahan yang ditimbulkan dari adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi
dibutuhkan informasi yang cukup baik dari internal maupun eksternal organisasi guna mengambil
keputusan yang tepat dan cepat.
Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian dari kegiatan
administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat roda organisasi dapat segera
terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif.
Definisi
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Halitu berkaitan
dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya
mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan
hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang
itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan
yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan
keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan
yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.
Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan pengertian tentang
“pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti
pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan
keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu
diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah,
pengumpulan fakta-fakta dan data,penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan
tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan
sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui
dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari
alternatif yang ada.
Tujuan Pengambilan Keputusan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan
organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai
dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan.
Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan
dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.
Dasar Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah
terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini
terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk
masalah-masalah yang dampaknya terbatas,pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif
akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena
kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif
hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
2. Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi
merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan
pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat,keputusan yang rasional dapat diukur
apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui
saat itu.
3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta
yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan
fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil
pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian
dijadikan dasar pengambilan keputusan.Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi
yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi
yang cukup itu sangat sulit.
4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus
seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip
penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata
permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan
tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan
cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah.
Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan
kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah
penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.
5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang
yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam
rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan
tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan,memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena
didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat
keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang
jelas.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry,yaitu :
a) Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b) Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c) Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan
kepentingan organisasi.
d) Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.
e) Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan
fisik.
f) Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g) Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
h) Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i) Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.
Keputusan Individual dan Kelompok
Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung bagaimana sifat dan
corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang pemimpin sendirian, sedangkan
keputusan kelompok dibuat sekelompok orang. Keputusan kelompok dibedakan dalam :
a) Sekelompok pimpinan
b) Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya.
c) Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan kelompok
Keputusan yang dibuat oleh seseorang
Kebaikannya antara lain :
1. Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan dari rekan
lainnya.
2. Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
3. Kalau pimpinan ya ng mengambil keputusan itu mempunyai kemampuan yang tinggi dan
berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya besar kemungkinan tepat.
Kelemahannya antara lain :
1. Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki keterbatasan.
2. Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat orang lain seringkali kurang
tepat.
3. Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi pimpinan seorang diri.
Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang
Kelebihannya antara lain :
1. Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi
2. Pertimbangannya akan lebih matang
3. Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung secara bersama.
Kelemahannya antara lain :
1. Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat
2. Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi perdebatan-perdebatan
3. Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan saling melemparkan
tanggung jawab jika terjadi kesalahan.
Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian menyatakan bahwa ada tiga kekuatan
yang selalu mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga kekuatan itu :
1. Dinamika individu di dalam organisasi
Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini adalah
pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat, pendidikan yang tinggi,
pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan pengaruh yang besar terhadap bawahannya
2. Dinamika kelompok orang-orang di dalam organisasi
Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar,oleh karena itu pemimpin hendaknya mengusahakan
agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa.
3. Dinamika lingkungan organisasi
Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk diperhatikan. Antara organisasi
dan lingkungan itu saling mempemgaruhi.
Proses Pengambilan Keputusan
Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena
itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan.
Proses pengambilan keputusan meliputi :
Identifikasi masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang ada di dalam suatu
organisasi.
Pengumpulan dan penganalisis data
Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu memecahkan
masalah yang ada.
Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya.
Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya alternatif-alternatif beserta konsekuensinya,
baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-
baiknya. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode
perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian:
Perkiraan dalam arti Proyeksi
Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul dan tersusun secara
kronologis.
Perkiraan dalam arti prediksi
Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat.
Perkiraan dalam arti konjeksi
Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini sifatnya subjektif, artinya
tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan.
Pemilihan salah satu alternatif terbaik
Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas
dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu
yang lama karena hal ini menentukan alternative yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
Pelaksanaan keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima dampak yang positif
atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang
lain.
Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan
Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari keputusan yang telah
dibuat.
Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah kami paparkan dalam makalah ini dapat kami simpulkan bahwa pengambilan
keputusan adalah suatu tindakan yang sengaja, tidak secara kebetulan dan tidak boleh sembarangan dalam
rangka memecahkan masalah yang dihadapi suatu organisasi. Dimana pengambilan keputusan ini
ditanggung dan diputuskan oleh pimpinan organisasi yang bersangkutan dan untuk menghasilkan
keputusan yang baik itu sangat dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai permasalahan, inti masalah,
penyelesaian masalah, dan konsekuensi dari keputusan yang diambil.
Selain informasi, dalam penyelesaian masalah pun dibutuhkan perumusan masalah dengan baik.
Kemudian dibuatkan alternatif-alternatif keputusan masalah yang disertai dengan konsekuensi positif dan
negatif. Jika semua hal itu dapat dikemukakan dan dicari secara tepat,masalah tersebut akan lebih mudah
untuk diselesaikan.
Dalam makalah ini kami mengambil contoh kasus yang menimpa Bibit-Chandra, yang pada
intinya Presiden Republik Indonesia mengambil keputusan untuk membentuk Tim Pencari Fakta (TPF).
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Presiden berdasarkan pada wewenang yang dimiliki,
rasional , dan fakta yang terjadi. Hal tersebut sesuai dengan dasar teori pengambilan keputusan.
MODEL PEMBUATAN KEPUTUSAN RASIONAL
Model pembuatan keputusan rasional menunjukan bahwa proses tersebut terdiri dari langkah-
langkah spesifik. Meskipun sekilas model ini tampak sangat teratur, implemetasi sesungguhnya
dari proses pembuatan keputusan tersebut sama sekali tidak teratur.
Langkah-langkah dalam pembuatan keputusan rasional adalah sebagai berikut:
1. Pengidentifikasian masalah
2. Pengembangan alternatif
3. Evaluasi alternatif
4. Seleksi alternatif
5. Implemetasi alternatif
6. Evaluasi pilihan
Proses pembuatan keputusan rasional tidak harus linear. Artinya, proses ini tidak selalu
mengikuti urutan seperti diatas. Dalam beberapa kasus, proses ini dapat dilakasanakan secara
tidak teratur dengan mengulangi langkah-langkah yang sebelumnya.
1. IDENTIFIKASI MASALAH
Memulai mungkin adalah salah satu langkah yang paling sulit untuk benar-benar dilaksanakan.
Kualitas proses pembuatan keputusan dipengaruhi oleh kemampuan anda untuk benar-benar
mengidentifikasi apa masalahnya. Tanpa pemahaman yang jelas tentang masalah yang sedang
dihadapi, proses ini tidak dapat diimplementasikan secara efektif.
Masalah sering kali teridentifikasi ketika terdapat jurang pemisah antara kinerja yang diharapkan
dan kinerja sebenarnya. Kemudian dicarilah alasan untuk perbedaan ini, yang didentifikasi
sebagai masalah. Disamping itu, anda harus mampu menghadapi masalah-masalah bahkan pada
saat masalah yang tidak menyenangkan dan memikul tanggung jawab. Sering kali mengabaikan
masalah yang mengancam reputasi atau kinerja pekerjaan anda adalah hal yang lebih mudah.
Agar lebih efektif dalam pengidentifikasian masalah, anda hendaknya mengetahui kondisi yang
meningkatkan kemungkinan tidak teridentifikasinya masalah dan peluang dengan benar.
Sebagian kondisi itu adalah :
 Ketika anda “diberi” masalah yang sudah diidentifikasi, anda cenderung menerima masalah
tersebut sebagai masalah yang sudah teridentifikasi dan dirumuskan bukannya melaksanakan
identifikasi anda sendiri.
 Ketika solusi yang cepat diperlukan, anda cenderung menghabiskan sedikit waktu yang anda
miliki untuk pembuatan keputusan (bukan pada pengidentifikasian masalah atau peluang).
 Ketika masalahnya bersifat emosional, anda dengan cepat menuju solusi tanpa meluangkan
cukup waktu untuk mengidentifikasi masalah.
 Apabila anda tidak mempunyai pengalaman mengidetifikasi masalah, anda cenderung untuk
tidak efektif.
 Apabila terdapat masalah yang kompleks, maka lebih sulit untuk menetukan apa masalahnya
karena banyaknya variable masalah tersebut.
2. PENGEMBANGAN ALTERNATIF
Untuk membuat keputusan yang baik, adalah penting untuk menghasilkan arah tindakan
alternative yang baik yang dipergunakan untuk membuat pilihan yang baik. Sayang sekali, kita
cenderung untuk memulai pencarian dengan apa yang sudah diketahui dan bahkan kadang-
kadang dengan apa yang sudah dicoba. Maka pilihan yang mudah adalah meniru yang telah
dilakukan pesaingnya.
Anda perlu menghasilkan gagasan sebanyak mungkin. Dengan demikian anda akan memiliki
daftar alternative bagus yang dapat dipilih. Ini tidak berarti anda harus membiarkan mereka
membuat keputusan, mereka hanya memberi masukan kepada anda. Dan anda hendaknya
terbuka pada masalah ini untuk menghindari kesalahpahaman.
Menurut pendekatan pembuatan keputusan rasional, apabila sebuah pilihan yang baik sudah
diidentifikasi, maka pencarian terhadap alternative lainya dihentikan. Ironisnya, hal ini justru
mengurangi apa yang selayaknya terjadi dalam proses tersebut. Berhenti sebelum semua arah
tindakan alternative dicatat menyalah artikan pendekatan pembuatan pendekatan rasional, lalu
alternatif-alternatif kreatif tidak dieksplorasi.
3. EVALUASI ALTERNATIF
Pengevaluasian alternatif meliputi pengukuran nilai-nilai masing-masing alternatif. Penilaian
alternative meliputi pengujian konsekuensi (baik positif dan negatif). Pembuatan peringkat
alternatif yang telah dianggap dapat diterima. Pembuatan peringkat alternatif-alternatif
dimungkinkan dengan menggunakan keuntungan dan kerugian.
Anda harus mempertimbangkan apakah mereka yang bertanggungjawab menerapkanya atau
mereka yang akan dipengaruhinya akan menerima alternative tersebut atau tidak. Evaluasi
hendaknya ini meliputi penilaian resiko dan kerugian dari setiap arah tindakan alternatif.
Kepastian adalah lingkungan pembuatan keputusan dimana anda mengetahui segala sesuatu yang
perlu anda ketahui. Pada dasarnya anda mempunyai informasi yang sempurna. Anda juga
mengetahui hasil yang mungkin.
Risiko adalah lingkungan yang ditandai dengan kemampuan untuk menentukan tingkat resiko
terhadap setiap setiap hasil alternative. Dalam lingkungan pembuatan resiko, anda dapat
menggunakan probalitas. Misalnya, anada dapat memakai pengalaman masa lalu untuk
menetukan tingkat kemungkinan jumlah barang yang ditolak dalam kondisi tertentu disuatu
perusahaan pabrik. Sebagian besar keputusan anada cenderung dibuat dalam lingkungan seperti
ini. Ketidakpastian adalah lingkungan pembuatan keputusan dimana anda tidak benar-benar
yakin pada hasil alternative.
4. PEMILIHAN ALTERNATIF: SOLUSI
Pemilihan solusi jarang sekali merupakan proses yang langsung. Tahap yang sebenarnya adalah
membuat pilihan inilah yang secara tradisional dianggap sebagai pembuatan keputusan.
Ada sejumlah masalah ketika dijumpai memilih alternatif. Dua diantara banyak masalah yang
ada adalah:
I. Masalah muncul ketika tidak ada satupun alternatif yang memenuhi semua kriteria. Oleh
karena itu keputusan berikutnya adalah memulai lagi atau puas dengan alternatif yang tidak
memenuhi kriteria.
II. Dilemma terjadi ketika memilih antara banyak alternatif yang dianggap diterima. Hal ini bisa
jadi manandai perlunya penyesuaian kriteria untuk mendapatkan gagasan yang lebih jelas
mengenai alternative yang baik.
5. IMPLEMENTASI ALTERNATIF
Begitu keputusan telah dibuat, maka keputusan tersebut harus dilaksanakan. Tapi itu tidaklah
mudah, sering kali terjadi resistansi dalam tahap ini. Demi implementasi yang efektif, anda harus
peka terhadap karyawan yang terkena dampak keputusan dan merencanakan strategi
implementasinya.
Anda harus memastikan bahwa semua orang tahu bagaimana dan mengapa keputusan itu dibuat.
Penting sekali untuk melibatkan merekayang terkena dampak keputusan itu karena kurangnya
komitmen akan mengakibatkan implementasikan yang buruk.
Merencanakan implementasi mengharuskan anda untuk :
 Memvisikan dengan jelas tentang seperti apakah implementasi tersebut. Apakah visi ini
jelas bagi anda dapat menjabarkan visi ini kepada orang lain dengan efektif.
 Membuat garis besar tugas-tugas tertentu yang harus diselesaikan agar arah tindakan yang
dipilih dapat di implementasikan dengan sukses.
 Mengidentifikasi sumber-sumber yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas ini.
 Mengidentifikasi beberapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masing-
masing tugas ini.
 Memastikan bahwa seseorang telah ditunjuk untuk bertanggungjawab untuk masing-
masing tugas ini.
6. EVALUASI PILIHAN
Diperlukan untuk memastikan bahwa hasil-hasil yang dikehendaki tercapai. Evaluasi adalah
penilaian dari konsekuensi dari keputusan. Hasil-hasil implementasi diobservasi. Semua
konsekuensi positif dan negatif perlu diketahui. Apabila tidak dilakukan evaluasi, maka tidak ada
indikasi yang jelas apakah sasaran sudah benar-benar dicapai. Apabila criteria tidak terpenuhi,
tindakan koreksi harus diambil.
FEED BACK
Feedback is a necessary component of the decision process, providing the decision maker with a
means for determining the effectiveness of the choosen alternatives in solving the problem or
taking advantage of the opportunity and moving the organization closer to the attainment of its
goals. Three items are necessary in such an evaluation of the effectiveness of a decision.
First, a set of standards must exist against which to compare performance.
Second, performance data must be available so that the comparison to standards may be made.
Finally, a data analysis strategy must be developed. Managers who know exactly how the data
are to be analyzed will be able to specify the types of data they need, the most preferred format,
and the time sequence in which they are need.
KERANGKA KERJA DAN KONSEP UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pemahaman terhadap kerangka kerja dan konsep pengambilan keputusan akan
memberikan nilai guna dalam pembahasan yang lebih dalam. Menurut Davis (1974) kerangka
kerja untuk pengambilan keputusan tersebut meliputi hal – hal berikut :
1. Sistem Pengambilan Keputusan.
Sistem pengambilan keputusan adalah suatu cara atau prosedur tertentu. Sistem pengambilan
keputusan tersebut dapat dilakukan secara terbuka dan tertutup.
Pertama, Sistem keputusan terbuka memandang suatu keputusan berada dalam suatu
lingkungan yang kompeks dan sebagian tidak diketahui. Keputusan lebih banyak dipengaruhi
oleh lingkungan dan ada suatu saat terjadi sebaliknya bahwa lingkungan lebih banyak
dipengaruhi oleh keputusan. Manajer dalam mengambil keputusan tidak selamanya harus logis
dan sepenuhnya rasional, tetapi hanya dituntut untuk menunjukan rasionalitas dalam batas
dikemukakan oleh latar belakang pandangan atas alternatif, kemampuan menangani suatu model
keputusan, dan sebagainya.
Manajer sebagai pengambil keputusan terbuka memiliki asumsi dasar, yaitu
a. Mengetahui seluruh altenatif dan keluarannya.
b. Melakukan pencarian secara terbatas untuk menentukan beberapa alternatif yang memuaskan
c. Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya
Kedua, sistem keputusan tertutup menganggap bahwa suatu keputusan dipisah dari masukan
yang tidak diketahui dari lingkungannya. Pada sistem tertutup manajer sebagai pengambil
keputusan diasumsikan.
a. Seluruh perangkat alternatif dan pengeluaranya.
b. Memiliki metode yang memungkinkan baginya untuk menentukan kronologi kepentingan
seluruh alternatif sesuai urgensinya.
c. Manentukan altenatif yang dipandang paling menguntungkan.
2. Pengetahuan Mengenai Keluaran
Dalam analisis pengambilan keputusan, biasanya dibedakan menjadi tiga kategori dasar
pengetahuan yang sangat berhubungan dengan keluaran, yaitu sebagai berikut :
a. Kepastian, yaitu pengetahuan yang akurat dan lengkap mengenai keluaran setiap alternatif.
Biasanya untuk satu alternatif hanya terdapat satu keluaran.
b. Resiko, yaitu keluaran yang mungkin timbul dapat dilekatkan pada setiap keluaran.
c. Ketidakpastian yaitu beberapa keluaran mungkin timbul dan dapat diidentifikasi tetapi tidak ada
pengetahuan tingkat kemungkinan yang dapat dilekatkan kepada setiap keluarannya.
3. Klasifikasi Jenis Keputusan
Herbert A. Simon (1980: 5-6) telah mengembangkan klasifikasi jenis keputusan yang berbeda yaitu
keputusan yang diprogram (programmed decisions) dan keputusan yang tidak diprogram
(nonprogrammed decisions).
1. Keputusan yang diprogram (Programmed decisions)
Keputusan dapat diprogramkan sejauh keputusan tersebut berulang dan rutin serta telah dikembangkan
prosedur tertentu untuk menanganinya. Secara traisional keputusan yang di program telah ditandatangani
dengan norma, prosedur kerja yang baku, dan struktur organisasi yang mengembangkan prosedur spesifik
untu menanganinya.
2. Keputusan yang tidak diprogram (nonprogrammed decisions)
Suatu keputusan tidak diprogram manakala keputusan tersebut baru dan tidak tersusun. Oleh karena
keputusan tersebut memiliki karakteristik demikian maka tidak ada prosedur yang pasti untuk menangani
permasalahan. Keputusan yang tidak diprogram harus diindentifikasi dengan tepat karena jenis
pengambilan keputusan seringkali memerlukan alokasi dana yang besar. Keputusan yang tidak diprogram
secara tradisional telah ditandatangani dengan proses pemecahan umum, pertimbangan, intuisi, dan
kreativitas. Namun, manajemen moderen belum banyak kemajuan dalam meningkatkan pengambilan
keputusan yang tidak di program dibandingkan dengan kemajuan dalam pengambilan keputusan yang
diprogram. Perhatian utama manajemen puncak (top management) hendaknya dipusatkan pada keputusan
yang tidak di program. Manajemen hierark tengah (middle management) memusatkan perhatian mereka
sebagian besar pada keputusan yang diprogram, meskipun dalam beberapa hal manajemen hierarki
pertama (lower management)memusatkan perhatian pada keputusan yang di program.
4. Deskripsi Mengenai Pengambilan Keputusan
Dua model pengambilan keputusan yang sangat sering terdapat dalam suatu organisasi adalah
model normatif dan model deskriptif.
a. Model normatif
Yaitu sebuah model pengambilan keputusan yang memberikan kepada manajer sebagai
pengambil keputusan mengenai bagaimana ia harus mengambil sekelompok keputusan. Model
normatif secara umum telah dkembangkan oleh para ekonom dan ilmuwan manajemen. Salah
satu contoh model normatif dalam akutansi adalah mengenai penganggaran modal.
b. Model deskriptif
Yaitu sebuah model pengambilan keputusan yang berusaha untuk menjelaskan prilaku konkret
dan karena itu telah dikembangkan terutama oleh para ilmuwan prilaku.
5. Kriteria untuk Pengambilan Keputusan
Pada model normatif kriteria untuk menentukan satu diantara beberapa alternatif adalah
memaksimumkan atas laba, utilitas, nilai yang diharapkan, dan sejenisnya. Tujuan ini apabila
dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, dianggap sebagai fungsi objektif sebuah keputusan.
Pandangan alternatif pada kriteria pengambilan keputusan adalah perumusan. Pandangan
tersebut berasal dari model prilaku deskriptif yang mengatakan bahwa manajer sebagai
pengambil keputusan tidak mengetahui seluruh alternatif dan harus mencarinya. Mereka tidak
sepenuhnya rasional atau menyeluruh dalam pencariannya. Mereka mengadakan simplikasi atas
faktor – faktor yang harus dipertimbangkan dan karena itu mengurangi banyaknya hal yang
harus dipertimbangkan.
6. Relevansi Konsep Keputusan Terhadap Desain Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen berdasarkan komputer berguna baik dalam model
keputusan tertutup maupun keputusan terbuka. Di dalam model keputusan tertutup, komputer
bertindak sebagai alat penghitung untuk dapat menghitung keluaran optimum. Didalam
keputusan terbuka, komputer bertindak sebagai pembantu bagi manajer guna menghitung,
menyimpan, mencari kembali, mengalisis data, dan sejenisnya.
Sistem informasi manajemen di desain untuk memantau keputusan terprogram dan untuk
mengenal yang tampaknya tidak dapat diaplikasikan oleh norma keputusan atau yang tampaknya
tidak memberikan keluaran sesuai dengan rencana.
GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dalam kehidupan organisasi mutlak diperlukan kemampuan untuk melihat, mengenal,
dan mengidentifikasi permasalahan. Terjadinya penyimpangan dari rencana yang telah
ditetapkan merupakan salah satu contoh suatu permasalahan yang ada dalam organisasi dan
memerlukan aktivitas pengambilan keputusan.
Manajer dalam pengambilan keputusan dapat berperan dalam berbagai macam gaya.
Gaya manajer dalam mengambil keputusan akan banyak diwarnai oleh beberapa hal seperti latar
belakang pengetahuan, prilaku, pengalaman, dan sejenisnya.
Secara umum gaya pengambilan keputusan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Manajer dalam pengambilan keputusan sendiri dengan menggunakan masukan informasi yang
tersedia pada waktu tertentu.
2. Manajer memperoleh informasi yang diperlukan dari para bawahan dan kemudian menetapkan
keputusan yang dipandang relevan. Peran yang dimainkan oleh orang lain adalah lebih, dalam
hal informasi yang diperlukan kepada manajer daripada rumusan atau penilaian alternatif.
3. Manajer membicarakan permasalahan yang dihadapi organisasi dengan para bawahan secara
individualdan mendapat gagasan dan saran tanpa melibatkan para bawahan sebagai suatu
kelompok. Kemudian manajer mengambil keputusan yang dapat atau tidak dapat mencerminkan
masukan atau intuisi maupun aspirasi para bawahan.
4. Manajer membicarakan situasi keperluan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok dan
mengumpulkan gagasan dan saran para bawahan tersebut dalam suatu konferensi atau pertemuan
kelompok
5. Manajer mambicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok dan
kelompok menyusun serta menilai alternatif. Manajer tidak bermaksud memengaruhi para
bawahan dan berkeinginan untuk menerima implementasi serta merealisasikan setiap keputusan
hasil musyawarah bersama.
BAGAIMANA MEMBUAT KEPUTUSAN BERKUALITAS TINGGI
Membuat keputusan berkualitas tinggi peting sekali untuk manajemen efektif. Anda perlu
memberikan perhatian khusus pada prosedur pembuatan keputusan itu sendiri. Pertimbanagan
tip-tip berikut ketika menggunakan model pembuatan keputusan rasional:
 Pilih dengan ganti kriteria yang akan dipergunakan untuk menguji alternatif dan mengukur
solusi terakhir. Criteria yang tidak tepat menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk.
 Munculnya beberapa gagasan. Semakin banyak gagasan yang dihasilkan, semakin baik
kesempatan anda untuk memilih solusi “terbaik”.
 Pertimbangan pro-kontra setiap alternatif.
 Cari terus informasi baru.
 Rencanakan implementasi dengan teliti.
MODEL PEMBUATAN KEPUTUSAN RASIONALITAS TERBATAS
Asumsi yang mendapat pembuatan keputusan rasionalitas terbatas yang dikemukakan Herbert
Simon adalah bahwa dalam pembuatan keputusan terdapat keterbatasan. Keterbatasan yang
utama adalah:
 Kurangnya informasi yang sempurna.
 Hambatan-hambatan (baik waktu maupun uang).
 Kompleksitas masalah.
Sebagai akibat dari keterbatasan ini, biasanya anda tidak bisa memilih alternatif yang optimal.
Sebaliknya, anda harus puas seadanya. Artinya, anda harus memilih alternatif-alternatif
memuaskan yang sesuai kriteria anda meskipun tidak optimal.
Model merupakan abstraksi dari keadaan nyata. Model dibuat secara sederhana namun
mengandung unsur-unsur utama dari suatu produk, proses atau sistem yang diwakili. Dengan
menggunakan model, pengambilan keputusan umumnya dapat dilakukan dengan lebih praktis,
murah, cepat, dan aman.
Model dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk, model fisik, skematik, dan model
matematik. Penjelasan lebih lanjut dari setiap model sebagai berikut.
1. Model fisik
Model yang secara fisik menggambarkan obyek aslinya. Keuntungan model ini adalah dapat
memberikan efek visual terhadap keadaan nyata dari benda itu.
2. Model skematik
Model yang dinyatakan dalam bentuk skema, diagram, grafik, atau gambar dari suatu obyek.
Model ini lebih simple dan mudah dilakukan penyesuaian jika perlu perubahan.
3. Model matematik
Model matematik mengguankan symbol, rumus, atau persamaan yang menggambarkan proses
atau system yang diwakili.
Model dikembangkan untuk bisa mengakomodasikan keadaan nyata dalam proses pengambilan
keputusan. Bila suatu model sudah dikembangkan, model harus diuji validitasnya lebih dulu
sebelum digunakan.
TEORI KEPUTUSAN
Teori keputusan adalah suatu pendekatan analitik untuk memilih alternative terbaik dari suatu
keputusan. Teori keputusan bertujuan untuk memberikan alat bagi manajemen dalam rangka
proses pengambilan keputusan. Oleh karenanya, teori keputusan dapat diterapkan dalam berbagai
masalah manajemen operasi.
Pada saat pengambilan keputusan, secara tipikal terdapat tiga kondisi/situasi yang dihadapi
pengambil keputusan, yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat kepastian dari hasil (payoff,
outcome) yang akan terjadi.
Tiga jenis kondisi itu ialah:
1. Ketidakpastian – mengacu kepada situasi dimana terdapat lebih dari satu hasil yang mungkin
terjadi dari suatu keputusan, dan probablilitas setiap kemungkinan tidak diketahui.
2. Berisiko – mengacu kepada situasi dimana terdapat lebih dari satu hasil yang mungkin
terjadi dari suatu keputusan, dan probablilitas setiap hasil diketahui atau dapat diperkirakan oleh
pengambil keputusan
3. Kepastian – mengacu kepada situasi dimana hanya ada satu hasil yang mungkin terjadi dari
suatu keputusan, dan hasil ini diketahui secara tepat oleh pengambil keputuan.
Ketiga kondisi itu berpengaruh pada tekhnik keputusan yang digunakan dalam pengambilan
keputusan. Tidak setiap teknik keputusan cocok untuk semua kondisi.
1. Pengambilan Keputusan Pada Kondisi Ketidakpastian
Pengambilan keputusan pada kondisi ketidakpastian (decision making under uncertainty)
mengasumsikan pengambil keputusan tidak tahu dengan pasti hasil yang mungkin terjasi dari
setiap alternative, bahkan probabilitasnya sekalipun.
Dalam hal ini dikenal tiga kriteria pengambilan keputusan:
1) Maximax
Kriteria ini mencari hasil yang paling baik (maximum) untuk setiap pilihan investasi, dan
kemudian membuat keputusan berdasarkan nilai maximum dari hasil maximum itu. Karena
kriteria keputusan ini memmilih alternative dengan keuntungan setinggi mungkin, disebut
sebagai keputusan kriteria yang optimistic.
2) Maximin
Kriteria ini mencari alternative yang maximum dari hasil yang minimum dari setiap alternative.
Pertam, dicari hasil minimum dari setiap alternative, dan selanjutnya memilih alternative dengan
nilai terbesar dari yang terkecil tadi. Karena kriteria ini memilih alternative yang memiliki
kerugian terkecil, disebut sebagai kriteria keputusan pesimistik.
3) Sama Rata
Kriteria sama rata (equally likely), juga dikenal sebagai Laplace, memilih alternative dengan
rata-rata sama tinggi. Dimulai dengan menghitung rata-rata hasil untuk setiap alternatife,
kemudian pilih alternatif yang memberikan nilai rata-rata yang maximum. Kriteria ini
mengasumsikan bahwa seluruh kemungkinan kejadian dianggap sama.
2. Pengambilan Keputusan Pada Kondisi Beresiko
Kondisi berisiko berada diantara kondisi pasti dan tidak pasti. Pengambilan keputusan pada
kondisi berisiko ( decision making under risk ) mengasumsikan bahwa pengambil keputusan
meskipun tidak tahu pasti hasil apa yang akan diperoleh dari setiap alternative, masih memiliki
gambaran tentang probablilitas dari setiap keadilan. Dari kemungkinan itu pengambil keputusan
dapat menghitung perkiraan dari hasil suatu alternative. Misalkan manajer (pengambil
keputusan) tidak tahu dengan pasti apakah harga bahan baku akan naik atau tidak, tetapi dapat
memperkirakan bahwa kemungkinan harga naik 30%. Dari perkiraan itu, manajer dapat
menghitung apakah lebih menguntungkan membeli dalam jumlah besar atau tetap.
Pengambilan keputusan jenis ini merupakan situasi keputusan probablilistik, dan yang paling
sering terjadi. Berbagai kemungkinan keadaan dapat terjadi, masing-masing dengan
probablilitasnya sendiri-sendiri. Pendekatan yang paling banyak digunakan pada posisi ini ialah
kriteria nilai harapan moneter (expected value , EV) saja. Expected Value (EV) – menentukan
harapan hasil untuk setiap altenatif, dan memilih alaternatif dengan nilai harapan tertinggi. EV
merupakan penjumlahan dari hasil untuk suatu alternative dimana setiap hasil diberikan bobot
berdasarkan probablilitasnya untuk keadaan yang relevan. Jumlah (probabalilitas) harus sama
dengan 1,00.
3. Pengambilan Keputusan Dengan Kondisi Pasti
Pada kondisi pasti, pengambilan keputusan mengetahui dengan pasti hasil dari setiap alternative
keputusan yang diambil dan akan memilih alternative yang akan memaksimalkan keinginannya.
Dalamsituasi tertentu, adalah kemungkinan untuk mendapatkan kepastiannya suatu keadaan.
Misalnya, pemasaran suatu produk baru sangat dipengaruhi oleh riset pasar terhadap produk itu.
Pengambil keputusan mempunyai perkiraan bahwa produk akan diterima pasar. Tetapi dia dapat
menunda keputusan membuat dan memasarkan produk baru itu sampai riset pasar selesai
dilakukan. Jika riset pasar menunjukan hasil yang positif, produk dibuat dan dipasarkan, jika
hasil negative, rencana pemasaran produk dibatalkan. Yang menjadi perhatian adalah apakah
biaya yang dihasilkan dari hasil opsi menunda keputusan lebih rendah dari keuntungan yang
akan diraih. Dari keadaan ini dikenal nilai harapan dari informasi sempurna (expected value of
perfect information, EVPI). EVPI merupakan perbedaan antara hasil yang diharapkan pada
kondisi pasti dengan hasil yang diharapkan pada kondisi yang beresiko.
EVPI = EVUC-EVmaks
Di mana:
EVUC = nilai harapan pada kondisi pasti(expected value certainty)
EV maks = nilai harapan maksimum
TYPES OF DECISIONS
There have been many attempts to categorize and classify the types of decisions that
organizations commonly face. One widely accepted model divides all organizational decisions
into three categorize are technical, managerial, and institutional decisions. According to the
model, not only are these decisions different in kind, but they are also typically made by different
individuals within the organization.
1) Technical decisions
Technical decisions concern the process by which input are changed into outputs by the
organization. Such inputs may be people, information, or products.
2) Managerial decisions
Managerial decisions making is also concerned with regulating the relationship between the
organization and its immediate environment. Maintenance and control of these inventories and
forecasting of shorter changes in supply and demands conditions are all part of managerial
decision making.
3) Institutional decisions
Institutional decisions involve long-term planning and policy formulation. They concern such
issues as diversification of activities, large-scale capital expansion, mergers, shifts in research
and development activities, and other critical organizational choices.
POHON KEPUTUSAN
Pohon keputusan (decision tree) adalah gambaran skematik dari dari alternative yang
tersedia bagi pengambil keputusan dan kemungkinan hasilnya. Pohon keputusan mempunyai
fungsi yang sama dengan table keputusan, namun biasanya lebih sesuai untuk situasi analisis
yang memiliki keputusan berjenjang.
Pohon keputusan dibuat dan dibaca dari kiri kekanan. Cabang yang berasal dari segi empat
(simpul keputusan) menunjukan alternative atau pilihan keputusan, sedangkan cabang yang
berasal dari lingkaran (simpul kejadian/peristiwa) menunjukan kejadian yang akan terjadi dari
setiap alternative beserta probabilitasnya.
JENIS-JENIS KEPUTUSAN
Jenis keputusan yang anda buat akan mempengaruhi metode pembuatan keputusan yang anda
gunakan. Sebagian besar masalah yang dijumpai bisa terprogram bisa pula tidak.
Keputusan terprogram adalah keputusan yang bersifat rutin. Ini adalah masalah yang anda yang
anda ketahui dengan baik. Masalah ini terjadi berulang kali artinya masalah ini sering kali
muncul dan cenderung dapat diramalkan.
Prosedur Operasi Standar (SOP) digunakan untuk mengarahkan perhatian kepada keputusan
yang terprogram. SOP memastikan konsisitensi diseluruh organisasi. Untuk masalah yang
sederhana, anda biasanya mempunyai prosedur atau respon yang sudah ada, bukan menciptakan
cara baru. Masalah sederhana tidak perlu menyita banyak waktu dan perhatian anda. komputer
dapat membantu menyederhanakan masalah yang lebih komplek untuk dijadikan keputusan yang
terprogram yang dapat terpecahkan dengan mudah.
Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang baru dan tidak rutin. Masalah-masalah ini
cenderung tidak dapat diramalkan. Biasanya tidak ada prosedur yang tersedia karena masalah ini
cenderung baru. Pemecahan yang kreatif diperluakan mengingat kejadian yang luar biasa yang
menyebabkan masalah-masalah tersebut..
Keputusan yang terprogram biasanya ditandatangani pada tingkat organisasi yang lebih rendah,
sedangkan keputusan yang tidak terprogram biasanya dibuat pada tingkat yang lebih tinggi.
Akan terdapat komplikasi yang signifikan apabila manajer puncak menghabiskan lebih banyak
waktu utuk keputusan rutin. Hal ini menyebabkan manajemen tidak efektif.
KOMPONEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Sebuah situasi pengambilan keputusan mengandung beberapa komponen keputusan itu sendiri
dan kejadian sesungguhnya yang dapat terjadi dimasa mendatang, dikenal sebagai Kondisi dasar
(state of nature). Pada saat keputusan dibuat, pengambilan keputusan tidak yakin atas kondisi
dasar yang akan terjadi dimasa mendatang dan tidak memiliki kendali atas kondisi dasar tersebut.
Misalkan perusahaan distributor ingin membeli computer untuk meningkatkan jumlah pesanan
yang dapat diproses dan dengan demikian dapat meningkatkan bisnisnya. Jika kondisi ekonomi
tetap baik, perusahaan akan memperoleh peningkatan laba yang besar. Namun, jika kondisi
ekonomi cenderung menurun maka perusahaan akan rugi. Dalam situasi seperti ini, keputusan
mungkin adalah membeli computer dan tidak membelinya. Kondisi dasarnya adalah kondisi
ekonomi yang baik dan kondisi ekonomi yang kondisi yang buruk. Kondisi dasar yang terjadi
akan menetukan hasil dari keputusan, dan sudah jelas bahwa pengambil keputusan tidak
memiliki kendali atas kondisi yang akan terjadi.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN TANPA PROBABILITAS
Contoh berikut ini akan mengilustrasikan pembentukan tabel hasil pertukaran tanpa probabilitas.
Seorang investor ingin membeli salah satu dari tiga jenis real estat. Ia harus memutuskan antara
sebuah apartemen, sebuah bangunan kantor, dan sebuah gudang. Kondisi dasar dimasa akan
datang yang akan menetukan besar laba yang akan diperoleh investor tersebut adalah kondisi
ekonomi yang baik dan kondisi ekonomi yang buruk.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN PROBALITAS
Kriteria pengambilan keputusan yang baru disajikan didasarkan pada asumsi bahwa informasi
mengenai kemungkinan terjadinya kondisi dasar tidak tersedia. Jadi tidak ada probabilitas
kejadian (probabilities of accurrence) yang diberikan pada setiap kondisi dasar, kecuali setiap
kondisi dasar memiliki kemungkinan sama untuk terjadi dan memberikan bobot 0.05 untuk
setiap kondisi dasar dalam contoh kita, secara implisit kita memberikan probabilitas sebesar 0.05
terjadinya setiap kondisi dasar.
Kadang kala memungkinkan bagi pengambil keputusan untuk mengetahui kondisi dasar dimasa
mendatang dan bisa memberikan probabilitas kejadian. Berdasarkan hal tersebut, terdapat
beberapa kriteria yang dapat membantu mengambil keputusan. Kita hanya akan
mempertimbangkan dua dari kriteria, yaitu: nilai yang diperkirakan (expected value ) dan
peluang rugi yang diperkirakan (expected opportunity loos), walaupun beberapa kriteria lain,
seperti maximum likelihood criterion, juga tersedia.
AN APPLIED APPROACH TO DECISION MAKING
Two researchers, Victor Vroom and Philip Yetton, have recently developed a normative model
of decision making. They identify five styles of decision making based on the degree of
participants by subordinates in choosing an alternative. The five styles are as follows :
1. Managers make the decision themselves, using the information available at the time.
2. Managers obtain information from subordinates, then make the decision themselves.
3. Managers discuss the problem with subordinates as a group, but make the decision
themselves.
4. Managers discuss the problem with subordinates on an individual basis, but make the decision
themselves.
5. Managers share the problem with subordinates as a group. Alternatives are generated and
evaluated jointly by managers and subordinates and the decision is made by consensus.
Managers accept and implement any solution that has the support of the group.
PERANTI PARA PEMBUAT KEPUTUSAN
Keputusan strategis biasanya dibuat dijenjang organisasi yang lebih tinggi. Namun, anda
hendaknya mengetahui bahwa lebih banyak tanggung jawab manajemen strategis yang
didelegasikan ke seluruh organisasi. Pembuat keputusan strategis bisa mempertimbangkan alat-
alat berikut untuk membantu dalam proses pembuatan keputusan:
 Matrix pembuatan keputusan strategis yang digunakan untuk pemilihan strategis bagi
organisasi.
 BCG (Boston Consulting Group) Growth Share Matrix memberikan pendekatan portofolio
untuk perumusan strategi.
 GE (General Electric) Matrix (disebut pula GE Business Screen) adalah pendekatan porto
folio untuk menentukan posisi strategis suatu bisnis berdasarkan daya tarik industry dan
kekuatan unit bisnis.
Keputusan operasional biasanya dibuat ditingkat lebih rendah. Alat-alat berikut ini dapat
membantu anda dalam proses pembuatan keputusan pada tingkat ini:
 Tabel payoff menyediakan matriks nilai kondisional elemen-elemen situasi.
 Pohon keputusan adalah diagram “pohon” yang menggambarkan alternatif-alternatif dan
pelunasan utang.
 Analisa impas merupakan analisa hubungan antara output yang dihasilkan dengan
pengeluaran dan biaya yang terkait untuk menentukan tingkat hasil dimana perusahaan impas
secara financial.
 Program linear adalah alat bantu dalam mengalokasikan sumber daya.
 PERT (Performance Evaluation and Review Tecnology) adalah pendekatan jaringan untuk
memproyeksikan penjadwalan.
Sejumlah alat tersedia bagi para pembuat keputusan. Alat-alat yang disebutkan dalam bagian ini
disertai dengan penjelasan singkat tentang apa yang didapat dibantu dengan alat itu.
GROUP DECISION MAKING
Group assets
The principal assets of groups in decision making are the following :
1. More knowledge exists in a group than in any of its individual members
2. Group members present a greater number of approaches to a problem
3. Participation in group problem solving increase acceptance of the decision by members,
reducing resistance to it.
4. When those who must implement a decision participate in making it, they have a better
comprehension of all the alternatives that have been considered and rejected.
Group liabilities
The forces operating within groups which can be liabilities include :
1. Social pressure from group members leads t conformity, regardless of the quality of the
solutions. Reaching agreement is confused with finding the right answer.
2. Problems have a variety of potential solutions. Each solution receives both critical and
supportive comments from group members.
3. “Winning” arguments can be each group member’s objective, to the detriment of the collective
performance.
4. A dominant individual may negate the group and convert the process to individual decision
making.
GROUP DECISION MAKING AND THE USE OF COMMITTEES
Although discussion of the steps involved in the decision making process focused primarily on
the individual decision maker, many of the decision in large, complex organizations are made by
groups. The shared power, bargaining activity, and need for compromise present in most group
decision further complicate the decision making process.
Group decision making strengths
1. Group decisions may be more accurate than individual decisions
2. More information can be processed by the group than by an individual decision maker
3. More alternatives can be proposed and the brainstorming of ideas can be conducted
4. Managers acceptance of solution is increase through their participation
Group decision making weakness
1. Decision made by groups take longer – as much as 50 percent longer than individual
decisions.
2. Group decisions are often compromise decisions – rather than the selection of the most
appropriate alternatives.
3. Indecisiveness and buckpassing are sometimes characteristic of groups.
4. Groups are occasionally dominated by one or a few individuals; this is particulary common
when individual who rank higher in status in the organization are present.
ESKALASI: MASALAH KHUSUS DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN
Eskalasi adalah masalah utama dalam pembuat keputusan. Ego manusia menyebabkan manusia
tetap berpegang pada keputusanya meskipun keputusan itu tidak berhasil. Orang tidak ingin
kalah, sehingga mereka membuat lebih untuk membuat keputusannya berhasil, meskipun
keputusan itu tidak berhasil. Orang terus melakukan segala upayanya untuk membuat keputusan
yang berhasil. Orang tidak ingin kalah sehingga mereka berbuat lebih untuk membuat
keputusannya berhasil.
Pembuat keputusan juga memikirkan tentang penekanan biaya yang merupakan suatu kesalahan.
Manajer harus membuktikan kebenaran finansialnya. Jangan berpikir apa yang telah dikeluarkan
tapi berpikirlah tentang biaya yang akan datang seakan-akan untuk meneruskan keputusan baru.
Kebutuhan untuk membenarkan keputusan sebelumnya (meskipun tampaknya gagal) bisa
mendorong eskalasi. Dengan kata lain apabila keputusan itu ditinggalkan, maka hal itu akan
menandakan kepada orang lain bahwa keputusan itu salah.
Maka, agar efektifdalam membuat keputusan anda juga harus mengetahui kapan saatnya harus
berhenti. Penjudi menyebut hal ini sebagai mengetahui kapan harus menutup kartunya. Kuncinya
adalah mengetahui kapan kartu harus berpindah ke pilihan lain.
KREATIF DAN INOVASI
Tidak semua masalah dapat diselesaikan secara efektif dengan pembuatan keputusan yang
rasional. Banyak masalah lain yang membutuhkan pendekatan yang berbeda. Organisasi tidak
boleh tetap sama. Bisnis tidak mungkin dilaksanakan dengan cara yang persis sama seperti cara
yang digunakan satu decade lalu. Setiap bisnis harus membuat perubahan agar tetap kompetitif
dan responsif terhadap perubahan lingkungan. Kreativitas dan inovasi adalah keharusan.
Pemecahan masalah yang kreatif akan memberikan alternatif-alternatif baru.
Kreativitas dan inovatif perlu demi kebaikan oraganisasi anda. Kreativitas adalah pemunculan
gagasan unik. Inovatif adalah penggunaan gagasan-gagasan unik ini.
Empat frase kreativitas adalah:
1. Persiapan
2. Inkubasi
3. Wawasan
4. Verivikasi
Persiapan meliputi kerja pendahuluan. Persiapanlah dari sekadar kilasan wawasan. Kuncinya
adalah menggabungkan dua ilmu pengetahuan yang tidak ada hubungannya. Inilah yang terjadi
ketika penisilin ditemukan dengan menemukan cendawan yamg tumbuh di cawan laboraturium.
Fase inkubasi mengharuskan anda melangkah mundur untuk merenung dan rileks. Dalam fase ini
anda tidak berpikir mengerjakan.
Wawasan melibatkan pengidentifikasikan hubungan baru. Pada fase ini solusi ini menjadi jelas.
Meskipun pengamat mungkin berpendapat bahwa wawasan ini adalah ilham semalam, dalam
kenyataan wawasan dicapai secara perlahan-lahan dan merupakan produk dari fase-fase
sebelumnya.
Fase keempat dari kreativitas adalah fase verifikasi. Pada fase ini dilaksanakan pengujian
gagasan. Ini dilakukan untuk memverifikasi bahwa gagasan itu berhasil dan dapat digunakan.
BAGAIMANA MENDORONG KREATIVITAS
Kreativitas adalah esensial dalam lingkungan yang bergolak. Anda tidak harus kreatif, tetapi juga
harus bisa mendorong kreativitas dalam diri orang lain.
Untuk mendorong kreativitas orang-orang disekitar anda, pertimbangkan tip-tip berikut:
 Pekerjaan orang-orang kreatif. Organisasi anda perlu suntikan kreativitas. Disamping itu,
orang-orang kreatif ini bisa menjadi teladan bagi karyawan yang lama.
 Latihlah karyawan untuk menjadi kreatif. Karena setiap orang dapat belajar menjadi kreatif.
 Ciptakan iklim yang mendorong kreativitas. Pastikan bahwa proses dan struktur organisasi
mendorong kreativitas.
 Bentuk fleksibelitas. Berikan karyawan waktu luang selama jam kerjanya untuk
mengembangkan gagasan dan proyek mereka sendiri.
 Hargai gagasan baru.
 Berikan karyawan untuk berinteraksi.
 Rayakan kesuksesan.
Orang kreatif juga mempunyai kinerja lebih baik dengan batas waktu yang ketat.
KARAKTERISTIK ORGANISASI KREATIF
Organisasi yang kreatif dapat dibedakan dengan organisasi yang lain. Karakteristiknya adalah
sebagai berikut:
 Komunikasi yang terbuka dengan aliran gagasan yang bebas.
 Tidak ada batasan mengenai cara melaksanakan pekerjaan.
 Tenaga kerja heterogen.
 Evaluasi gagasan secara objektif didasarkan pada prestasi.
 Organisasi yang kreatif mendorong pengambilan resiko.
 Struktut desentralisasi penting sekali.
 Kebebasan pribadi ditemukan dalam organisasi kreatif.
HAMBATAN-HAMBATAN DAN PEMECAHAAN MASALAH KREATIF
Ada sejumlah hambatan yang menghalangi proses pemecahan masalah kreatif. Mengetahui
hambatan-hambatan ini adalah langkah pertama untuk mengatasi hambatan tersebut.
Kreativitas akan tehambat oleh supervaisor yang menghukum atau memiliki toleransi yang kecil
terhadap kesalahan. Struktur yang kaku (terutama struktur sentralisasi tingkat tinggi) tidak
memberikan kesempatan untuk kreativitas.
Salah satu hambatan paling besar dalam kreativitas adalah kurangnya waktu. Ketika waktu tidak
ada untuk berefleksi, tak ada pula waktu untuk berkreasi.
KETERBATASAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Sekalipun keputusan yang diambil dalam setiap masalah yang dihadapi selalu diupayakan
melalui proses sleksi yang cukup ketat dan sistematis. Akan tetapi berbagai keputusan yang
diambil tidak memiliki kelemahan, bahkan dapat dikatakan dalam berbagai kasus memiliki
banyak keterbatasan.
Keterbatasn-keterbatasan dalam pengambilan keputusan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kesalahan umum dalam Pengambilan Keputusan
Salah satu keterbatasan yang dalam pengambilan keputusan yang rasional adalah diakibatkan
olehkesalahan umum yang biasa terjadi, yang biasa dikenal “bias”. Bias ini dapat disebabkan
karena pengambil keputusan terlalu melakukan generalisasi atau situasi yang dihadapi, atau
mungkin juga disebabkan oleh faktor emosi yang terlibat, dan sebagainya.
2. Keterbatasan Rasionalitas
Factor rasio memiliki berbagai keterbatasan ketika apa yang mungkin dapat diperoleh dan
dimiliki oleh pengambil keputusan tidak sejalan dengan kemampuan dari pengambilan keputusan
itu sendiri. Diantara faktor penyebab keterbatasan rasionalitas adalah sumber daya yang terbatas,
informasi yang berlebh, keterbatasan ingatan, dan masalah keahlian.
3. Factor Lingkungan Yang Berisiko
Risiko adalah salah satu faktor dalam setiap pengambilan keputusan dan kegiatan yang kita
kerjakan. Sekalipun kita telah meminimalisir, tak jarang terjadi risiko yang terjadi diluar
perkiraan kita, terlebih jika dikaitkan dengan faktor lingkungan yang bersifat makro dan diluar
kendali perusahaan. Hal ini dapat mendorong keputusan yang diambil sering kali tidak sesuai
dengan implementasi dan pencapaian tujuan yang diharapkan.
MEMPERBAIKI KEPUTUSAN
Berbagai keterbatasan memungkinkan terjadinya ketidaksesuaian dalam implementasi
kegiatan. Akibatnya, masalah yang hendak diselesaikan belum juga dapat dipecahkan melalui
alternative yang telah diambil.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil adalah
sebagai berikut:
 Penggunaan aturan terhadap alternative keputusan
 Pengujian terhadap berbagai alternative keputusan
 Pengambilan keputusan secara tim atau berkelompok
PEMBUAT KEPUTUSAN YANG SUKSES
Pembuat keputusan yang sukses menpunyai kesamaan tingkah laku. Pertimbangan apa yang
harus dilakukan pembuat keputusan yang sukses ini dan renungan seberapa banyak dari tingkah
laku iniyang ada pada anda:
 Selalu siap. Pembuatan keputusan mengharuskan diselesaikannya pekerjaan rumah dan
dikumpulkannya informasi.
 Mengetahui budaya organisasi. Pembuatan keputusan didasarkan pada budaya organisasi.
Keputusan dipandu oleh nilai-nilai dari inti budaya tersebut.
 Benar-benar menggunakan proses pembuatan keputusan. Mendasarkan keputusan
berdasarkan data, bukan emosi.
 Melibatkan karyawan dalam proses pembuatan keputusan. Mendengarkan orang-orang yang
benar menggerjakan pekerjaan.
 Mendukung pengambilan keputusan dari kelompok bila perlu. Memastikan bahwa informasi
yang digunakan benar. Kualitas informasi yang digunakan berdampak pada pengambilan
keputusan.
 Gunakan pemecahan masalah yang kreatif bila diperlukan. Tidak semua masalah dapat
dipecahkan dengan pemecahan masalah rasional.
 Ciptakan iklim terbuka untuk mendorong umoan balik.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Implementasi
Sistem Informasi. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.
Herjanto Eddy. 2001. Manajemenn Operasi Edisi Ketiga. Jakarta:PT. Gramedia pustaka Utama
Sule Ernie Tisnawati. 2005.Pengantar Manajemen Edisi Pertama. Jakarta:Kencana Prenada Media
Siswanto H. B. 2005. Pengantar Manajemen. Bandung : PT. Bumi Aksara
Buhler Patricia. 2007. Alpha Teach Yourself Management Skills Edisi kedua.Jakarta : Prenada
Media Group
Taylor III,Bernard W. 2008. Introduction To Management Science Edisi Kedelapan. Jakarta :
Salemba Empat
Webber, Ross A. 1981. To Be a Manager Essentials of Managemet. United States : Richard
Irwin, Inc
Bone, Louise E., David L. Kurtz. 1984. Principles of Management Second Edition. United States
: Random house Inc

More Related Content

What's hot

dasar dan faktor pengambilan keputusan
dasar dan faktor pengambilan keputusandasar dan faktor pengambilan keputusan
dasar dan faktor pengambilan keputusan
Mr.Mahmud
 
Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan KeputusanTeknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan Keputusan
Eko Mardianto
 
Pelaksanaan Keputusan
Pelaksanaan KeputusanPelaksanaan Keputusan
Pelaksanaan Keputusan
Lutfi Koto
 
Pengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan OrganisasiPengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan Organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENGAMBILAN KEPUTUSANPENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Universitas Negeri Gorontalo
 
Pertemuan 5&6
Pertemuan 5&6Pertemuan 5&6
Pertemuan 5&6
ikhwalrio
 
Pengambilan keputusan dalam organisasi
Pengambilan keputusan dalam organisasiPengambilan keputusan dalam organisasi
Pengambilan keputusan dalam organisasi
Rio Harisatia
 
12, be & gg, rudi, hapzi ali, ethical decision making in business, universita...
12, be & gg, rudi, hapzi ali, ethical decision making in business, universita...12, be & gg, rudi, hapzi ali, ethical decision making in business, universita...
12, be & gg, rudi, hapzi ali, ethical decision making in business, universita...
PT Kalbe Farma
 
Teori Pengambilan Keputusan
Teori Pengambilan KeputusanTeori Pengambilan Keputusan
Teori Pengambilan Keputusan
Eko Mardianto
 
Model pengambilan keputusan
Model pengambilan keputusanModel pengambilan keputusan
Model pengambilan keputusan
hasril ariel
 
Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan KeputusanTeknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan Keputusan
hanatamara
 
Konsep & Sistem Pengambilan Keputusan
Konsep & Sistem Pengambilan KeputusanKonsep & Sistem Pengambilan Keputusan
Konsep & Sistem Pengambilan Keputusan
Maitsa Anggraini
 
12, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,ethical decision ...
12, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,ethical decision ...12, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,ethical decision ...
12, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,ethical decision ...
ciciliaeritawanti
 
Pertemuan 7 _8-pengambilan_keputusan
Pertemuan 7 _8-pengambilan_keputusanPertemuan 7 _8-pengambilan_keputusan
Pertemuan 7 _8-pengambilan_keputusan
sandi217
 
Tugas sim, widya ayunda putri, yananto mihadi putra,sistem pengambilan keputu...
Tugas sim, widya ayunda putri, yananto mihadi putra,sistem pengambilan keputu...Tugas sim, widya ayunda putri, yananto mihadi putra,sistem pengambilan keputu...
Tugas sim, widya ayunda putri, yananto mihadi putra,sistem pengambilan keputu...
WidyaAyundaPutri
 
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan dalam OrganisasiPengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Saiful Rohman
 
Sim, ratna priatiningsih, hapzi ali, sistem pengambilan keputusan, universita...
Sim, ratna priatiningsih, hapzi ali, sistem pengambilan keputusan, universita...Sim, ratna priatiningsih, hapzi ali, sistem pengambilan keputusan, universita...
Sim, ratna priatiningsih, hapzi ali, sistem pengambilan keputusan, universita...
Ratna Priatiningsih
 
Teori keputusan
Teori keputusanTeori keputusan
Teori keputusan
Maya Zalena
 
Tou2# (pengambilan keputusan)
Tou2# (pengambilan keputusan)Tou2# (pengambilan keputusan)
Tou2# (pengambilan keputusan)Riski Nurfatimah
 
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemenMakalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemenMarobo United
 

What's hot (20)

dasar dan faktor pengambilan keputusan
dasar dan faktor pengambilan keputusandasar dan faktor pengambilan keputusan
dasar dan faktor pengambilan keputusan
 
Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan KeputusanTeknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan Keputusan
 
Pelaksanaan Keputusan
Pelaksanaan KeputusanPelaksanaan Keputusan
Pelaksanaan Keputusan
 
Pengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan OrganisasiPengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan Organisasi
 
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENGAMBILAN KEPUTUSANPENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
 
Pertemuan 5&6
Pertemuan 5&6Pertemuan 5&6
Pertemuan 5&6
 
Pengambilan keputusan dalam organisasi
Pengambilan keputusan dalam organisasiPengambilan keputusan dalam organisasi
Pengambilan keputusan dalam organisasi
 
12, be & gg, rudi, hapzi ali, ethical decision making in business, universita...
12, be & gg, rudi, hapzi ali, ethical decision making in business, universita...12, be & gg, rudi, hapzi ali, ethical decision making in business, universita...
12, be & gg, rudi, hapzi ali, ethical decision making in business, universita...
 
Teori Pengambilan Keputusan
Teori Pengambilan KeputusanTeori Pengambilan Keputusan
Teori Pengambilan Keputusan
 
Model pengambilan keputusan
Model pengambilan keputusanModel pengambilan keputusan
Model pengambilan keputusan
 
Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan KeputusanTeknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan Keputusan
 
Konsep & Sistem Pengambilan Keputusan
Konsep & Sistem Pengambilan KeputusanKonsep & Sistem Pengambilan Keputusan
Konsep & Sistem Pengambilan Keputusan
 
12, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,ethical decision ...
12, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,ethical decision ...12, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,ethical decision ...
12, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,ethical decision ...
 
Pertemuan 7 _8-pengambilan_keputusan
Pertemuan 7 _8-pengambilan_keputusanPertemuan 7 _8-pengambilan_keputusan
Pertemuan 7 _8-pengambilan_keputusan
 
Tugas sim, widya ayunda putri, yananto mihadi putra,sistem pengambilan keputu...
Tugas sim, widya ayunda putri, yananto mihadi putra,sistem pengambilan keputu...Tugas sim, widya ayunda putri, yananto mihadi putra,sistem pengambilan keputu...
Tugas sim, widya ayunda putri, yananto mihadi putra,sistem pengambilan keputu...
 
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan dalam OrganisasiPengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
 
Sim, ratna priatiningsih, hapzi ali, sistem pengambilan keputusan, universita...
Sim, ratna priatiningsih, hapzi ali, sistem pengambilan keputusan, universita...Sim, ratna priatiningsih, hapzi ali, sistem pengambilan keputusan, universita...
Sim, ratna priatiningsih, hapzi ali, sistem pengambilan keputusan, universita...
 
Teori keputusan
Teori keputusanTeori keputusan
Teori keputusan
 
Tou2# (pengambilan keputusan)
Tou2# (pengambilan keputusan)Tou2# (pengambilan keputusan)
Tou2# (pengambilan keputusan)
 
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemenMakalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemen
 

Similar to Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,sistem pengabilan keputusan, 2018

Pertemuan 5 & 6
Pertemuan 5 & 6Pertemuan 5 & 6
Pertemuan 5 & 6
dederaven
 
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusanPengambilan keputusan
Pengambilan keputusan
Lugas Angkoro
 
5 6 pengambilan keputusan
5 6 pengambilan keputusan5 6 pengambilan keputusan
5 6 pengambilan keputusan
tazkyyy
 
teori organisasi #2
teori organisasi #2teori organisasi #2
teori organisasi #2
danangtripangestu
 
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan dalam OrganisasiPengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
devinadh
 
Ilmu keputusan
Ilmu keputusanIlmu keputusan
Ilmu keputusan
AndiTaufik8
 
Tugas pertemuan ke 5 dan 6 bayu puja kusuma
Tugas pertemuan ke 5 dan 6 bayu puja kusumaTugas pertemuan ke 5 dan 6 bayu puja kusuma
Tugas pertemuan ke 5 dan 6 bayu puja kusuma
bayu_pkusuma14
 
Pengampilan keputusan dalam organisasi
Pengampilan keputusan dalam organisasiPengampilan keputusan dalam organisasi
Pengampilan keputusan dalam organisasi
fahmifrz
 
Tugas 3 (pertemuan 5 6)
Tugas 3 (pertemuan 5 6)Tugas 3 (pertemuan 5 6)
Tugas 3 (pertemuan 5 6)
vathelity
 
Ulung furtuna 2 ka17_19113049_proses organisasi 9&10
Ulung furtuna 2 ka17_19113049_proses organisasi 9&10Ulung furtuna 2 ka17_19113049_proses organisasi 9&10
Ulung furtuna 2 ka17_19113049_proses organisasi 9&10
ulungfurtuna
 
23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...
23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...
23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...
Ratihdewi1183
 
bab_7_problem_solving_1_ppt.ppt
bab_7_problem_solving_1_ppt.pptbab_7_problem_solving_1_ppt.ppt
bab_7_problem_solving_1_ppt.ppt
PujieRetnasuminar2
 
Softskill
SoftskillSoftskill
Softskill
Harry Oktavianus
 
Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan Dalam OrganisasiPengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
ikbalbale95
 
Softskill
SoftskillSoftskill
Softskill
Harry Oktavianus
 
Teori Organisasi Umum 2 (Pengambilan Keputusan)
Teori Organisasi Umum 2 (Pengambilan Keputusan)Teori Organisasi Umum 2 (Pengambilan Keputusan)
Teori Organisasi Umum 2 (Pengambilan Keputusan)
Bayu Wijaya
 
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
rian rian
 
10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...
10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...
10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...
Gunawan Adam
 
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASIPENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
AuliaVelayati
 
Teori organisasi umum 2 (pengambilan keputusan)
Teori organisasi umum 2 (pengambilan keputusan)Teori organisasi umum 2 (pengambilan keputusan)
Teori organisasi umum 2 (pengambilan keputusan)
ismiuntari24
 

Similar to Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,sistem pengabilan keputusan, 2018 (20)

Pertemuan 5 & 6
Pertemuan 5 & 6Pertemuan 5 & 6
Pertemuan 5 & 6
 
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusanPengambilan keputusan
Pengambilan keputusan
 
5 6 pengambilan keputusan
5 6 pengambilan keputusan5 6 pengambilan keputusan
5 6 pengambilan keputusan
 
teori organisasi #2
teori organisasi #2teori organisasi #2
teori organisasi #2
 
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan dalam OrganisasiPengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
 
Ilmu keputusan
Ilmu keputusanIlmu keputusan
Ilmu keputusan
 
Tugas pertemuan ke 5 dan 6 bayu puja kusuma
Tugas pertemuan ke 5 dan 6 bayu puja kusumaTugas pertemuan ke 5 dan 6 bayu puja kusuma
Tugas pertemuan ke 5 dan 6 bayu puja kusuma
 
Pengampilan keputusan dalam organisasi
Pengampilan keputusan dalam organisasiPengampilan keputusan dalam organisasi
Pengampilan keputusan dalam organisasi
 
Tugas 3 (pertemuan 5 6)
Tugas 3 (pertemuan 5 6)Tugas 3 (pertemuan 5 6)
Tugas 3 (pertemuan 5 6)
 
Ulung furtuna 2 ka17_19113049_proses organisasi 9&10
Ulung furtuna 2 ka17_19113049_proses organisasi 9&10Ulung furtuna 2 ka17_19113049_proses organisasi 9&10
Ulung furtuna 2 ka17_19113049_proses organisasi 9&10
 
23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...
23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...
23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...
 
bab_7_problem_solving_1_ppt.ppt
bab_7_problem_solving_1_ppt.pptbab_7_problem_solving_1_ppt.ppt
bab_7_problem_solving_1_ppt.ppt
 
Softskill
SoftskillSoftskill
Softskill
 
Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan Dalam OrganisasiPengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
 
Softskill
SoftskillSoftskill
Softskill
 
Teori Organisasi Umum 2 (Pengambilan Keputusan)
Teori Organisasi Umum 2 (Pengambilan Keputusan)Teori Organisasi Umum 2 (Pengambilan Keputusan)
Teori Organisasi Umum 2 (Pengambilan Keputusan)
 
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
 
10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...
10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...
10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...
 
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASIPENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
 
Teori organisasi umum 2 (pengambilan keputusan)
Teori organisasi umum 2 (pengambilan keputusan)Teori organisasi umum 2 (pengambilan keputusan)
Teori organisasi umum 2 (pengambilan keputusan)
 

More from wandasoraya

Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra se, msi, blog dan sistem databa...
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra se, msi, blog dan sistem databa...Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra se, msi, blog dan sistem databa...
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra se, msi, blog dan sistem databa...
wandasoraya
 
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., m.si., cma.,i, telekomunikas...
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., m.si., cma.,i, telekomunikas...Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., m.si., cma.,i, telekomunikas...
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., m.si., cma.,i, telekomunikas...
wandasoraya
 
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,implikasi etis da...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,implikasi etis da...Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,implikasi etis da...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,implikasi etis da...
wandasoraya
 
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,keamananan inform...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,keamananan inform...Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,keamananan inform...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,keamananan inform...
wandasoraya
 
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., informasi dalam praktik, 2018
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., informasi dalam praktik, 2018Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., informasi dalam praktik, 2018
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., informasi dalam praktik, 2018
wandasoraya
 
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, pengembangan sis...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, pengembangan sis...Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, pengembangan sis...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, pengembangan sis...
wandasoraya
 
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, sistem manajemen...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, sistem manajemen...Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, sistem manajemen...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, sistem manajemen...
wandasoraya
 
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., m.si., cma.,sumber daya komp...
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., m.si., cma.,sumber daya komp...Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., m.si., cma.,sumber daya komp...
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., m.si., cma.,sumber daya komp...
wandasoraya
 
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, pengguna dan pem...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, pengguna dan pem...Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, pengguna dan pem...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, pengguna dan pem...
wandasoraya
 
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, penggunaan tekno...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, penggunaan tekno...Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, penggunaan tekno...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, penggunaan tekno...
wandasoraya
 
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra, se, m.si, sistem informasi unt...
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra, se, m.si, sistem informasi unt...Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra, se, m.si, sistem informasi unt...
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra, se, m.si, sistem informasi unt...
wandasoraya
 
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra se, msi, pengantar sistem infor...
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra se, msi, pengantar sistem infor...Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra se, msi, pengantar sistem infor...
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra se, msi, pengantar sistem infor...
wandasoraya
 
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, proposal perencanaan bisnis,, universitas mer...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, proposal perencanaan bisnis,, universitas mer...Usaha, wanda soraya, hapzi ali, proposal perencanaan bisnis,, universitas mer...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, proposal perencanaan bisnis,, universitas mer...
wandasoraya
 
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan,...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan,...Usaha, wanda soraya, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan,...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan,...
wandasoraya
 
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, bisnis konvensional, waralaba dan e commerce,...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, bisnis konvensional, waralaba dan e commerce,...Usaha, wanda soraya, hapzi ali, bisnis konvensional, waralaba dan e commerce,...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, bisnis konvensional, waralaba dan e commerce,...
wandasoraya
 
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, universitas...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, universitas...Usaha, wanda soraya, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, universitas...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, universitas...
wandasoraya
 
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, motivasi untuk menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, motivasi untuk menjadi pengusaha sukses, univ...Usaha, wanda soraya, hapzi ali, motivasi untuk menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, motivasi untuk menjadi pengusaha sukses, univ...
wandasoraya
 
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, kewirausahaan, universitas mercu buana, 2018
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, kewirausahaan, universitas mercu buana, 2018Usaha, wanda soraya, hapzi ali, kewirausahaan, universitas mercu buana, 2018
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, kewirausahaan, universitas mercu buana, 2018
wandasoraya
 

More from wandasoraya (18)

Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra se, msi, blog dan sistem databa...
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra se, msi, blog dan sistem databa...Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra se, msi, blog dan sistem databa...
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra se, msi, blog dan sistem databa...
 
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., m.si., cma.,i, telekomunikas...
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., m.si., cma.,i, telekomunikas...Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., m.si., cma.,i, telekomunikas...
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., m.si., cma.,i, telekomunikas...
 
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,implikasi etis da...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,implikasi etis da...Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,implikasi etis da...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,implikasi etis da...
 
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,keamananan inform...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,keamananan inform...Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,keamananan inform...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,keamananan inform...
 
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., informasi dalam praktik, 2018
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., informasi dalam praktik, 2018Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., informasi dalam praktik, 2018
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., informasi dalam praktik, 2018
 
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, pengembangan sis...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, pengembangan sis...Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, pengembangan sis...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, pengembangan sis...
 
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, sistem manajemen...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, sistem manajemen...Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, sistem manajemen...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, sistem manajemen...
 
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., m.si., cma.,sumber daya komp...
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., m.si., cma.,sumber daya komp...Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., m.si., cma.,sumber daya komp...
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi p., se., m.si., cma.,sumber daya komp...
 
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, pengguna dan pem...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, pengguna dan pem...Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, pengguna dan pem...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, pengguna dan pem...
 
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, penggunaan tekno...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, penggunaan tekno...Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, penggunaan tekno...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma, penggunaan tekno...
 
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra, se, m.si, sistem informasi unt...
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra, se, m.si, sistem informasi unt...Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra, se, m.si, sistem informasi unt...
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra, se, m.si, sistem informasi unt...
 
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra se, msi, pengantar sistem infor...
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra se, msi, pengantar sistem infor...Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra se, msi, pengantar sistem infor...
Tugas sim, wanda soraya, yananto mihadi putra se, msi, pengantar sistem infor...
 
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, proposal perencanaan bisnis,, universitas mer...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, proposal perencanaan bisnis,, universitas mer...Usaha, wanda soraya, hapzi ali, proposal perencanaan bisnis,, universitas mer...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, proposal perencanaan bisnis,, universitas mer...
 
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan,...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan,...Usaha, wanda soraya, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan,...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, komunikasi dan mengetahui model kepemimpinan,...
 
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, bisnis konvensional, waralaba dan e commerce,...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, bisnis konvensional, waralaba dan e commerce,...Usaha, wanda soraya, hapzi ali, bisnis konvensional, waralaba dan e commerce,...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, bisnis konvensional, waralaba dan e commerce,...
 
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, universitas...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, universitas...Usaha, wanda soraya, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, universitas...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, universitas...
 
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, motivasi untuk menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, motivasi untuk menjadi pengusaha sukses, univ...Usaha, wanda soraya, hapzi ali, motivasi untuk menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, motivasi untuk menjadi pengusaha sukses, univ...
 
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, kewirausahaan, universitas mercu buana, 2018
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, kewirausahaan, universitas mercu buana, 2018Usaha, wanda soraya, hapzi ali, kewirausahaan, universitas mercu buana, 2018
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, kewirausahaan, universitas mercu buana, 2018
 

Recently uploaded

MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 

Recently uploaded (20)

MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 

Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,sistem pengabilan keputusan, 2018

  • 1. SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN Disusun oleh Nama : Wanda Soraya NIM : 43217110045 Dosen Pengampu : Yananto Mihadi P., S.E., M.Si., CMA. Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen JAKARTA 2018
  • 2. SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi perubahan-perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dilakukan agar roda organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancer Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut,dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan pimpinan dalam pembuatan keputusan maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, sehingga akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja organisasi. Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen. Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang proses perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses perencanaan ditujukan kepada pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan. Hakikatnya kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan keputusan. Kegiatan yang dilakukan tersebut mencakup seluruh proses pengambilan keputusan dari mulai identifikasi masalah sampai dengan evaluasi dari pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh elemen-elemen dalam administrasi sebagai suatu sistem organisasi. Artinya dalam membuat suatu keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan yang ditimbulkan dari adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi dibutuhkan informasi yang cukup baik dari internal maupun eksternal organisasi guna mengambil keputusan yang tepat dan cepat.
  • 3. Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian dari kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat roda organisasi dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif. Definisi Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Halitu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations. Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan). Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data,penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
  • 4. Tujuan Pengambilan Keputusan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut. Dasar Pengambilan Keputusan 1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu : 1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan. 2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan. Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas,pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan. 2. Pengambilan Keputusan Rasional Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat,keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu. 3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
  • 5. Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit. 4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul. Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah. 5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan,memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya. Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat
  • 6. keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry,yaitu : a) Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. b) Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi. c) Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi. d) Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan. e) Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik. f) Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama. g) Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. h) Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar. i) Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya. Keputusan Individual dan Kelompok Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung bagaimana sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat sekelompok orang. Keputusan kelompok dibedakan dalam : a) Sekelompok pimpinan b) Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya. c) Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan kelompok
  • 7. Keputusan yang dibuat oleh seseorang Kebaikannya antara lain : 1. Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan dari rekan lainnya. 2. Tidak akan terjadi pertentangan pendapat 3. Kalau pimpinan ya ng mengambil keputusan itu mempunyai kemampuan yang tinggi dan berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya besar kemungkinan tepat. Kelemahannya antara lain : 1. Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki keterbatasan. 2. Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat orang lain seringkali kurang tepat. 3. Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi pimpinan seorang diri. Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang Kelebihannya antara lain : 1. Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi 2. Pertimbangannya akan lebih matang 3. Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung secara bersama. Kelemahannya antara lain : 1. Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat 2. Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi perdebatan-perdebatan 3. Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan saling melemparkan tanggung jawab jika terjadi kesalahan. Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian menyatakan bahwa ada tiga kekuatan yang selalu mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga kekuatan itu :
  • 8. 1. Dinamika individu di dalam organisasi Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini adalah pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat, pendidikan yang tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan pengaruh yang besar terhadap bawahannya 2. Dinamika kelompok orang-orang di dalam organisasi Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar,oleh karena itu pemimpin hendaknya mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa. 3. Dinamika lingkungan organisasi Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk diperhatikan. Antara organisasi dan lingkungan itu saling mempemgaruhi. Proses Pengambilan Keputusan Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan. Proses pengambilan keputusan meliputi : Identifikasi masalah Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang ada di dalam suatu organisasi. Pengumpulan dan penganalisis data Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya alternatif-alternatif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus dapat mengadakan perkiraan sebaik- baiknya. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian:
  • 9. Perkiraan dalam arti Proyeksi Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul dan tersusun secara kronologis. Perkiraan dalam arti prediksi Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat. Perkiraan dalam arti konjeksi Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan. Pemilihan salah satu alternatif terbaik Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternative yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya. Pelaksanaan keputusan Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari keputusan yang telah dibuat. Kesimpulan Dari penjelasan yang telah kami paparkan dalam makalah ini dapat kami simpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang sengaja, tidak secara kebetulan dan tidak boleh sembarangan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi suatu organisasi. Dimana pengambilan keputusan ini ditanggung dan diputuskan oleh pimpinan organisasi yang bersangkutan dan untuk menghasilkan keputusan yang baik itu sangat dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai permasalahan, inti masalah, penyelesaian masalah, dan konsekuensi dari keputusan yang diambil.
  • 10. Selain informasi, dalam penyelesaian masalah pun dibutuhkan perumusan masalah dengan baik. Kemudian dibuatkan alternatif-alternatif keputusan masalah yang disertai dengan konsekuensi positif dan negatif. Jika semua hal itu dapat dikemukakan dan dicari secara tepat,masalah tersebut akan lebih mudah untuk diselesaikan. Dalam makalah ini kami mengambil contoh kasus yang menimpa Bibit-Chandra, yang pada intinya Presiden Republik Indonesia mengambil keputusan untuk membentuk Tim Pencari Fakta (TPF). Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Presiden berdasarkan pada wewenang yang dimiliki, rasional , dan fakta yang terjadi. Hal tersebut sesuai dengan dasar teori pengambilan keputusan. MODEL PEMBUATAN KEPUTUSAN RASIONAL Model pembuatan keputusan rasional menunjukan bahwa proses tersebut terdiri dari langkah- langkah spesifik. Meskipun sekilas model ini tampak sangat teratur, implemetasi sesungguhnya dari proses pembuatan keputusan tersebut sama sekali tidak teratur. Langkah-langkah dalam pembuatan keputusan rasional adalah sebagai berikut: 1. Pengidentifikasian masalah 2. Pengembangan alternatif 3. Evaluasi alternatif 4. Seleksi alternatif 5. Implemetasi alternatif 6. Evaluasi pilihan Proses pembuatan keputusan rasional tidak harus linear. Artinya, proses ini tidak selalu mengikuti urutan seperti diatas. Dalam beberapa kasus, proses ini dapat dilakasanakan secara tidak teratur dengan mengulangi langkah-langkah yang sebelumnya. 1. IDENTIFIKASI MASALAH Memulai mungkin adalah salah satu langkah yang paling sulit untuk benar-benar dilaksanakan. Kualitas proses pembuatan keputusan dipengaruhi oleh kemampuan anda untuk benar-benar
  • 11. mengidentifikasi apa masalahnya. Tanpa pemahaman yang jelas tentang masalah yang sedang dihadapi, proses ini tidak dapat diimplementasikan secara efektif. Masalah sering kali teridentifikasi ketika terdapat jurang pemisah antara kinerja yang diharapkan dan kinerja sebenarnya. Kemudian dicarilah alasan untuk perbedaan ini, yang didentifikasi sebagai masalah. Disamping itu, anda harus mampu menghadapi masalah-masalah bahkan pada saat masalah yang tidak menyenangkan dan memikul tanggung jawab. Sering kali mengabaikan masalah yang mengancam reputasi atau kinerja pekerjaan anda adalah hal yang lebih mudah. Agar lebih efektif dalam pengidentifikasian masalah, anda hendaknya mengetahui kondisi yang meningkatkan kemungkinan tidak teridentifikasinya masalah dan peluang dengan benar. Sebagian kondisi itu adalah :  Ketika anda “diberi” masalah yang sudah diidentifikasi, anda cenderung menerima masalah tersebut sebagai masalah yang sudah teridentifikasi dan dirumuskan bukannya melaksanakan identifikasi anda sendiri.  Ketika solusi yang cepat diperlukan, anda cenderung menghabiskan sedikit waktu yang anda miliki untuk pembuatan keputusan (bukan pada pengidentifikasian masalah atau peluang).  Ketika masalahnya bersifat emosional, anda dengan cepat menuju solusi tanpa meluangkan cukup waktu untuk mengidentifikasi masalah.  Apabila anda tidak mempunyai pengalaman mengidetifikasi masalah, anda cenderung untuk tidak efektif.  Apabila terdapat masalah yang kompleks, maka lebih sulit untuk menetukan apa masalahnya karena banyaknya variable masalah tersebut. 2. PENGEMBANGAN ALTERNATIF Untuk membuat keputusan yang baik, adalah penting untuk menghasilkan arah tindakan alternative yang baik yang dipergunakan untuk membuat pilihan yang baik. Sayang sekali, kita cenderung untuk memulai pencarian dengan apa yang sudah diketahui dan bahkan kadang- kadang dengan apa yang sudah dicoba. Maka pilihan yang mudah adalah meniru yang telah dilakukan pesaingnya.
  • 12. Anda perlu menghasilkan gagasan sebanyak mungkin. Dengan demikian anda akan memiliki daftar alternative bagus yang dapat dipilih. Ini tidak berarti anda harus membiarkan mereka membuat keputusan, mereka hanya memberi masukan kepada anda. Dan anda hendaknya terbuka pada masalah ini untuk menghindari kesalahpahaman. Menurut pendekatan pembuatan keputusan rasional, apabila sebuah pilihan yang baik sudah diidentifikasi, maka pencarian terhadap alternative lainya dihentikan. Ironisnya, hal ini justru mengurangi apa yang selayaknya terjadi dalam proses tersebut. Berhenti sebelum semua arah tindakan alternative dicatat menyalah artikan pendekatan pembuatan pendekatan rasional, lalu alternatif-alternatif kreatif tidak dieksplorasi. 3. EVALUASI ALTERNATIF Pengevaluasian alternatif meliputi pengukuran nilai-nilai masing-masing alternatif. Penilaian alternative meliputi pengujian konsekuensi (baik positif dan negatif). Pembuatan peringkat alternatif yang telah dianggap dapat diterima. Pembuatan peringkat alternatif-alternatif dimungkinkan dengan menggunakan keuntungan dan kerugian. Anda harus mempertimbangkan apakah mereka yang bertanggungjawab menerapkanya atau mereka yang akan dipengaruhinya akan menerima alternative tersebut atau tidak. Evaluasi hendaknya ini meliputi penilaian resiko dan kerugian dari setiap arah tindakan alternatif. Kepastian adalah lingkungan pembuatan keputusan dimana anda mengetahui segala sesuatu yang perlu anda ketahui. Pada dasarnya anda mempunyai informasi yang sempurna. Anda juga mengetahui hasil yang mungkin. Risiko adalah lingkungan yang ditandai dengan kemampuan untuk menentukan tingkat resiko terhadap setiap setiap hasil alternative. Dalam lingkungan pembuatan resiko, anda dapat menggunakan probalitas. Misalnya, anada dapat memakai pengalaman masa lalu untuk menetukan tingkat kemungkinan jumlah barang yang ditolak dalam kondisi tertentu disuatu perusahaan pabrik. Sebagian besar keputusan anada cenderung dibuat dalam lingkungan seperti ini. Ketidakpastian adalah lingkungan pembuatan keputusan dimana anda tidak benar-benar yakin pada hasil alternative.
  • 13. 4. PEMILIHAN ALTERNATIF: SOLUSI Pemilihan solusi jarang sekali merupakan proses yang langsung. Tahap yang sebenarnya adalah membuat pilihan inilah yang secara tradisional dianggap sebagai pembuatan keputusan. Ada sejumlah masalah ketika dijumpai memilih alternatif. Dua diantara banyak masalah yang ada adalah: I. Masalah muncul ketika tidak ada satupun alternatif yang memenuhi semua kriteria. Oleh karena itu keputusan berikutnya adalah memulai lagi atau puas dengan alternatif yang tidak memenuhi kriteria. II. Dilemma terjadi ketika memilih antara banyak alternatif yang dianggap diterima. Hal ini bisa jadi manandai perlunya penyesuaian kriteria untuk mendapatkan gagasan yang lebih jelas mengenai alternative yang baik. 5. IMPLEMENTASI ALTERNATIF Begitu keputusan telah dibuat, maka keputusan tersebut harus dilaksanakan. Tapi itu tidaklah mudah, sering kali terjadi resistansi dalam tahap ini. Demi implementasi yang efektif, anda harus peka terhadap karyawan yang terkena dampak keputusan dan merencanakan strategi implementasinya. Anda harus memastikan bahwa semua orang tahu bagaimana dan mengapa keputusan itu dibuat. Penting sekali untuk melibatkan merekayang terkena dampak keputusan itu karena kurangnya komitmen akan mengakibatkan implementasikan yang buruk. Merencanakan implementasi mengharuskan anda untuk :  Memvisikan dengan jelas tentang seperti apakah implementasi tersebut. Apakah visi ini jelas bagi anda dapat menjabarkan visi ini kepada orang lain dengan efektif.  Membuat garis besar tugas-tugas tertentu yang harus diselesaikan agar arah tindakan yang dipilih dapat di implementasikan dengan sukses.  Mengidentifikasi sumber-sumber yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas ini.
  • 14.  Mengidentifikasi beberapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masing- masing tugas ini.  Memastikan bahwa seseorang telah ditunjuk untuk bertanggungjawab untuk masing- masing tugas ini. 6. EVALUASI PILIHAN Diperlukan untuk memastikan bahwa hasil-hasil yang dikehendaki tercapai. Evaluasi adalah penilaian dari konsekuensi dari keputusan. Hasil-hasil implementasi diobservasi. Semua konsekuensi positif dan negatif perlu diketahui. Apabila tidak dilakukan evaluasi, maka tidak ada indikasi yang jelas apakah sasaran sudah benar-benar dicapai. Apabila criteria tidak terpenuhi, tindakan koreksi harus diambil. FEED BACK Feedback is a necessary component of the decision process, providing the decision maker with a means for determining the effectiveness of the choosen alternatives in solving the problem or taking advantage of the opportunity and moving the organization closer to the attainment of its goals. Three items are necessary in such an evaluation of the effectiveness of a decision. First, a set of standards must exist against which to compare performance. Second, performance data must be available so that the comparison to standards may be made. Finally, a data analysis strategy must be developed. Managers who know exactly how the data are to be analyzed will be able to specify the types of data they need, the most preferred format, and the time sequence in which they are need. KERANGKA KERJA DAN KONSEP UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pemahaman terhadap kerangka kerja dan konsep pengambilan keputusan akan memberikan nilai guna dalam pembahasan yang lebih dalam. Menurut Davis (1974) kerangka kerja untuk pengambilan keputusan tersebut meliputi hal – hal berikut : 1. Sistem Pengambilan Keputusan.
  • 15. Sistem pengambilan keputusan adalah suatu cara atau prosedur tertentu. Sistem pengambilan keputusan tersebut dapat dilakukan secara terbuka dan tertutup. Pertama, Sistem keputusan terbuka memandang suatu keputusan berada dalam suatu lingkungan yang kompeks dan sebagian tidak diketahui. Keputusan lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan ada suatu saat terjadi sebaliknya bahwa lingkungan lebih banyak dipengaruhi oleh keputusan. Manajer dalam mengambil keputusan tidak selamanya harus logis dan sepenuhnya rasional, tetapi hanya dituntut untuk menunjukan rasionalitas dalam batas dikemukakan oleh latar belakang pandangan atas alternatif, kemampuan menangani suatu model keputusan, dan sebagainya. Manajer sebagai pengambil keputusan terbuka memiliki asumsi dasar, yaitu a. Mengetahui seluruh altenatif dan keluarannya. b. Melakukan pencarian secara terbatas untuk menentukan beberapa alternatif yang memuaskan c. Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya Kedua, sistem keputusan tertutup menganggap bahwa suatu keputusan dipisah dari masukan yang tidak diketahui dari lingkungannya. Pada sistem tertutup manajer sebagai pengambil keputusan diasumsikan. a. Seluruh perangkat alternatif dan pengeluaranya. b. Memiliki metode yang memungkinkan baginya untuk menentukan kronologi kepentingan seluruh alternatif sesuai urgensinya. c. Manentukan altenatif yang dipandang paling menguntungkan. 2. Pengetahuan Mengenai Keluaran Dalam analisis pengambilan keputusan, biasanya dibedakan menjadi tiga kategori dasar pengetahuan yang sangat berhubungan dengan keluaran, yaitu sebagai berikut : a. Kepastian, yaitu pengetahuan yang akurat dan lengkap mengenai keluaran setiap alternatif. Biasanya untuk satu alternatif hanya terdapat satu keluaran. b. Resiko, yaitu keluaran yang mungkin timbul dapat dilekatkan pada setiap keluaran.
  • 16. c. Ketidakpastian yaitu beberapa keluaran mungkin timbul dan dapat diidentifikasi tetapi tidak ada pengetahuan tingkat kemungkinan yang dapat dilekatkan kepada setiap keluarannya. 3. Klasifikasi Jenis Keputusan Herbert A. Simon (1980: 5-6) telah mengembangkan klasifikasi jenis keputusan yang berbeda yaitu keputusan yang diprogram (programmed decisions) dan keputusan yang tidak diprogram (nonprogrammed decisions). 1. Keputusan yang diprogram (Programmed decisions) Keputusan dapat diprogramkan sejauh keputusan tersebut berulang dan rutin serta telah dikembangkan prosedur tertentu untuk menanganinya. Secara traisional keputusan yang di program telah ditandatangani dengan norma, prosedur kerja yang baku, dan struktur organisasi yang mengembangkan prosedur spesifik untu menanganinya. 2. Keputusan yang tidak diprogram (nonprogrammed decisions) Suatu keputusan tidak diprogram manakala keputusan tersebut baru dan tidak tersusun. Oleh karena keputusan tersebut memiliki karakteristik demikian maka tidak ada prosedur yang pasti untuk menangani permasalahan. Keputusan yang tidak diprogram harus diindentifikasi dengan tepat karena jenis pengambilan keputusan seringkali memerlukan alokasi dana yang besar. Keputusan yang tidak diprogram secara tradisional telah ditandatangani dengan proses pemecahan umum, pertimbangan, intuisi, dan kreativitas. Namun, manajemen moderen belum banyak kemajuan dalam meningkatkan pengambilan keputusan yang tidak di program dibandingkan dengan kemajuan dalam pengambilan keputusan yang diprogram. Perhatian utama manajemen puncak (top management) hendaknya dipusatkan pada keputusan yang tidak di program. Manajemen hierark tengah (middle management) memusatkan perhatian mereka sebagian besar pada keputusan yang diprogram, meskipun dalam beberapa hal manajemen hierarki pertama (lower management)memusatkan perhatian pada keputusan yang di program. 4. Deskripsi Mengenai Pengambilan Keputusan Dua model pengambilan keputusan yang sangat sering terdapat dalam suatu organisasi adalah model normatif dan model deskriptif. a. Model normatif Yaitu sebuah model pengambilan keputusan yang memberikan kepada manajer sebagai pengambil keputusan mengenai bagaimana ia harus mengambil sekelompok keputusan. Model normatif secara umum telah dkembangkan oleh para ekonom dan ilmuwan manajemen. Salah satu contoh model normatif dalam akutansi adalah mengenai penganggaran modal. b. Model deskriptif
  • 17. Yaitu sebuah model pengambilan keputusan yang berusaha untuk menjelaskan prilaku konkret dan karena itu telah dikembangkan terutama oleh para ilmuwan prilaku. 5. Kriteria untuk Pengambilan Keputusan Pada model normatif kriteria untuk menentukan satu diantara beberapa alternatif adalah memaksimumkan atas laba, utilitas, nilai yang diharapkan, dan sejenisnya. Tujuan ini apabila dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, dianggap sebagai fungsi objektif sebuah keputusan. Pandangan alternatif pada kriteria pengambilan keputusan adalah perumusan. Pandangan tersebut berasal dari model prilaku deskriptif yang mengatakan bahwa manajer sebagai pengambil keputusan tidak mengetahui seluruh alternatif dan harus mencarinya. Mereka tidak sepenuhnya rasional atau menyeluruh dalam pencariannya. Mereka mengadakan simplikasi atas faktor – faktor yang harus dipertimbangkan dan karena itu mengurangi banyaknya hal yang harus dipertimbangkan. 6. Relevansi Konsep Keputusan Terhadap Desain Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen berdasarkan komputer berguna baik dalam model keputusan tertutup maupun keputusan terbuka. Di dalam model keputusan tertutup, komputer bertindak sebagai alat penghitung untuk dapat menghitung keluaran optimum. Didalam keputusan terbuka, komputer bertindak sebagai pembantu bagi manajer guna menghitung, menyimpan, mencari kembali, mengalisis data, dan sejenisnya. Sistem informasi manajemen di desain untuk memantau keputusan terprogram dan untuk mengenal yang tampaknya tidak dapat diaplikasikan oleh norma keputusan atau yang tampaknya tidak memberikan keluaran sesuai dengan rencana. GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN Dalam kehidupan organisasi mutlak diperlukan kemampuan untuk melihat, mengenal, dan mengidentifikasi permasalahan. Terjadinya penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan merupakan salah satu contoh suatu permasalahan yang ada dalam organisasi dan memerlukan aktivitas pengambilan keputusan.
  • 18. Manajer dalam pengambilan keputusan dapat berperan dalam berbagai macam gaya. Gaya manajer dalam mengambil keputusan akan banyak diwarnai oleh beberapa hal seperti latar belakang pengetahuan, prilaku, pengalaman, dan sejenisnya. Secara umum gaya pengambilan keputusan yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Manajer dalam pengambilan keputusan sendiri dengan menggunakan masukan informasi yang tersedia pada waktu tertentu. 2. Manajer memperoleh informasi yang diperlukan dari para bawahan dan kemudian menetapkan keputusan yang dipandang relevan. Peran yang dimainkan oleh orang lain adalah lebih, dalam hal informasi yang diperlukan kepada manajer daripada rumusan atau penilaian alternatif. 3. Manajer membicarakan permasalahan yang dihadapi organisasi dengan para bawahan secara individualdan mendapat gagasan dan saran tanpa melibatkan para bawahan sebagai suatu kelompok. Kemudian manajer mengambil keputusan yang dapat atau tidak dapat mencerminkan masukan atau intuisi maupun aspirasi para bawahan. 4. Manajer membicarakan situasi keperluan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok dan mengumpulkan gagasan dan saran para bawahan tersebut dalam suatu konferensi atau pertemuan kelompok 5. Manajer mambicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok dan kelompok menyusun serta menilai alternatif. Manajer tidak bermaksud memengaruhi para bawahan dan berkeinginan untuk menerima implementasi serta merealisasikan setiap keputusan hasil musyawarah bersama. BAGAIMANA MEMBUAT KEPUTUSAN BERKUALITAS TINGGI Membuat keputusan berkualitas tinggi peting sekali untuk manajemen efektif. Anda perlu memberikan perhatian khusus pada prosedur pembuatan keputusan itu sendiri. Pertimbanagan tip-tip berikut ketika menggunakan model pembuatan keputusan rasional:  Pilih dengan ganti kriteria yang akan dipergunakan untuk menguji alternatif dan mengukur solusi terakhir. Criteria yang tidak tepat menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk.  Munculnya beberapa gagasan. Semakin banyak gagasan yang dihasilkan, semakin baik kesempatan anda untuk memilih solusi “terbaik”.
  • 19.  Pertimbangan pro-kontra setiap alternatif.  Cari terus informasi baru.  Rencanakan implementasi dengan teliti. MODEL PEMBUATAN KEPUTUSAN RASIONALITAS TERBATAS Asumsi yang mendapat pembuatan keputusan rasionalitas terbatas yang dikemukakan Herbert Simon adalah bahwa dalam pembuatan keputusan terdapat keterbatasan. Keterbatasan yang utama adalah:  Kurangnya informasi yang sempurna.  Hambatan-hambatan (baik waktu maupun uang).  Kompleksitas masalah. Sebagai akibat dari keterbatasan ini, biasanya anda tidak bisa memilih alternatif yang optimal. Sebaliknya, anda harus puas seadanya. Artinya, anda harus memilih alternatif-alternatif memuaskan yang sesuai kriteria anda meskipun tidak optimal. Model merupakan abstraksi dari keadaan nyata. Model dibuat secara sederhana namun mengandung unsur-unsur utama dari suatu produk, proses atau sistem yang diwakili. Dengan menggunakan model, pengambilan keputusan umumnya dapat dilakukan dengan lebih praktis, murah, cepat, dan aman. Model dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk, model fisik, skematik, dan model matematik. Penjelasan lebih lanjut dari setiap model sebagai berikut. 1. Model fisik Model yang secara fisik menggambarkan obyek aslinya. Keuntungan model ini adalah dapat memberikan efek visual terhadap keadaan nyata dari benda itu. 2. Model skematik Model yang dinyatakan dalam bentuk skema, diagram, grafik, atau gambar dari suatu obyek. Model ini lebih simple dan mudah dilakukan penyesuaian jika perlu perubahan. 3. Model matematik Model matematik mengguankan symbol, rumus, atau persamaan yang menggambarkan proses atau system yang diwakili.
  • 20. Model dikembangkan untuk bisa mengakomodasikan keadaan nyata dalam proses pengambilan keputusan. Bila suatu model sudah dikembangkan, model harus diuji validitasnya lebih dulu sebelum digunakan. TEORI KEPUTUSAN Teori keputusan adalah suatu pendekatan analitik untuk memilih alternative terbaik dari suatu keputusan. Teori keputusan bertujuan untuk memberikan alat bagi manajemen dalam rangka proses pengambilan keputusan. Oleh karenanya, teori keputusan dapat diterapkan dalam berbagai masalah manajemen operasi. Pada saat pengambilan keputusan, secara tipikal terdapat tiga kondisi/situasi yang dihadapi pengambil keputusan, yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat kepastian dari hasil (payoff, outcome) yang akan terjadi. Tiga jenis kondisi itu ialah: 1. Ketidakpastian – mengacu kepada situasi dimana terdapat lebih dari satu hasil yang mungkin terjadi dari suatu keputusan, dan probablilitas setiap kemungkinan tidak diketahui. 2. Berisiko – mengacu kepada situasi dimana terdapat lebih dari satu hasil yang mungkin terjadi dari suatu keputusan, dan probablilitas setiap hasil diketahui atau dapat diperkirakan oleh pengambil keputusan 3. Kepastian – mengacu kepada situasi dimana hanya ada satu hasil yang mungkin terjadi dari suatu keputusan, dan hasil ini diketahui secara tepat oleh pengambil keputuan. Ketiga kondisi itu berpengaruh pada tekhnik keputusan yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Tidak setiap teknik keputusan cocok untuk semua kondisi. 1. Pengambilan Keputusan Pada Kondisi Ketidakpastian Pengambilan keputusan pada kondisi ketidakpastian (decision making under uncertainty) mengasumsikan pengambil keputusan tidak tahu dengan pasti hasil yang mungkin terjasi dari setiap alternative, bahkan probabilitasnya sekalipun. Dalam hal ini dikenal tiga kriteria pengambilan keputusan: 1) Maximax
  • 21. Kriteria ini mencari hasil yang paling baik (maximum) untuk setiap pilihan investasi, dan kemudian membuat keputusan berdasarkan nilai maximum dari hasil maximum itu. Karena kriteria keputusan ini memmilih alternative dengan keuntungan setinggi mungkin, disebut sebagai keputusan kriteria yang optimistic. 2) Maximin Kriteria ini mencari alternative yang maximum dari hasil yang minimum dari setiap alternative. Pertam, dicari hasil minimum dari setiap alternative, dan selanjutnya memilih alternative dengan nilai terbesar dari yang terkecil tadi. Karena kriteria ini memilih alternative yang memiliki kerugian terkecil, disebut sebagai kriteria keputusan pesimistik. 3) Sama Rata Kriteria sama rata (equally likely), juga dikenal sebagai Laplace, memilih alternative dengan rata-rata sama tinggi. Dimulai dengan menghitung rata-rata hasil untuk setiap alternatife, kemudian pilih alternatif yang memberikan nilai rata-rata yang maximum. Kriteria ini mengasumsikan bahwa seluruh kemungkinan kejadian dianggap sama. 2. Pengambilan Keputusan Pada Kondisi Beresiko Kondisi berisiko berada diantara kondisi pasti dan tidak pasti. Pengambilan keputusan pada kondisi berisiko ( decision making under risk ) mengasumsikan bahwa pengambil keputusan meskipun tidak tahu pasti hasil apa yang akan diperoleh dari setiap alternative, masih memiliki gambaran tentang probablilitas dari setiap keadilan. Dari kemungkinan itu pengambil keputusan dapat menghitung perkiraan dari hasil suatu alternative. Misalkan manajer (pengambil keputusan) tidak tahu dengan pasti apakah harga bahan baku akan naik atau tidak, tetapi dapat memperkirakan bahwa kemungkinan harga naik 30%. Dari perkiraan itu, manajer dapat menghitung apakah lebih menguntungkan membeli dalam jumlah besar atau tetap. Pengambilan keputusan jenis ini merupakan situasi keputusan probablilistik, dan yang paling sering terjadi. Berbagai kemungkinan keadaan dapat terjadi, masing-masing dengan probablilitasnya sendiri-sendiri. Pendekatan yang paling banyak digunakan pada posisi ini ialah kriteria nilai harapan moneter (expected value , EV) saja. Expected Value (EV) – menentukan harapan hasil untuk setiap altenatif, dan memilih alaternatif dengan nilai harapan tertinggi. EV merupakan penjumlahan dari hasil untuk suatu alternative dimana setiap hasil diberikan bobot berdasarkan probablilitasnya untuk keadaan yang relevan. Jumlah (probabalilitas) harus sama dengan 1,00.
  • 22. 3. Pengambilan Keputusan Dengan Kondisi Pasti Pada kondisi pasti, pengambilan keputusan mengetahui dengan pasti hasil dari setiap alternative keputusan yang diambil dan akan memilih alternative yang akan memaksimalkan keinginannya. Dalamsituasi tertentu, adalah kemungkinan untuk mendapatkan kepastiannya suatu keadaan. Misalnya, pemasaran suatu produk baru sangat dipengaruhi oleh riset pasar terhadap produk itu. Pengambil keputusan mempunyai perkiraan bahwa produk akan diterima pasar. Tetapi dia dapat menunda keputusan membuat dan memasarkan produk baru itu sampai riset pasar selesai dilakukan. Jika riset pasar menunjukan hasil yang positif, produk dibuat dan dipasarkan, jika hasil negative, rencana pemasaran produk dibatalkan. Yang menjadi perhatian adalah apakah biaya yang dihasilkan dari hasil opsi menunda keputusan lebih rendah dari keuntungan yang akan diraih. Dari keadaan ini dikenal nilai harapan dari informasi sempurna (expected value of perfect information, EVPI). EVPI merupakan perbedaan antara hasil yang diharapkan pada kondisi pasti dengan hasil yang diharapkan pada kondisi yang beresiko. EVPI = EVUC-EVmaks Di mana: EVUC = nilai harapan pada kondisi pasti(expected value certainty) EV maks = nilai harapan maksimum TYPES OF DECISIONS There have been many attempts to categorize and classify the types of decisions that organizations commonly face. One widely accepted model divides all organizational decisions into three categorize are technical, managerial, and institutional decisions. According to the model, not only are these decisions different in kind, but they are also typically made by different individuals within the organization. 1) Technical decisions Technical decisions concern the process by which input are changed into outputs by the organization. Such inputs may be people, information, or products.
  • 23. 2) Managerial decisions Managerial decisions making is also concerned with regulating the relationship between the organization and its immediate environment. Maintenance and control of these inventories and forecasting of shorter changes in supply and demands conditions are all part of managerial decision making. 3) Institutional decisions Institutional decisions involve long-term planning and policy formulation. They concern such issues as diversification of activities, large-scale capital expansion, mergers, shifts in research and development activities, and other critical organizational choices. POHON KEPUTUSAN Pohon keputusan (decision tree) adalah gambaran skematik dari dari alternative yang tersedia bagi pengambil keputusan dan kemungkinan hasilnya. Pohon keputusan mempunyai fungsi yang sama dengan table keputusan, namun biasanya lebih sesuai untuk situasi analisis yang memiliki keputusan berjenjang. Pohon keputusan dibuat dan dibaca dari kiri kekanan. Cabang yang berasal dari segi empat (simpul keputusan) menunjukan alternative atau pilihan keputusan, sedangkan cabang yang berasal dari lingkaran (simpul kejadian/peristiwa) menunjukan kejadian yang akan terjadi dari setiap alternative beserta probabilitasnya. JENIS-JENIS KEPUTUSAN Jenis keputusan yang anda buat akan mempengaruhi metode pembuatan keputusan yang anda gunakan. Sebagian besar masalah yang dijumpai bisa terprogram bisa pula tidak. Keputusan terprogram adalah keputusan yang bersifat rutin. Ini adalah masalah yang anda yang anda ketahui dengan baik. Masalah ini terjadi berulang kali artinya masalah ini sering kali muncul dan cenderung dapat diramalkan. Prosedur Operasi Standar (SOP) digunakan untuk mengarahkan perhatian kepada keputusan yang terprogram. SOP memastikan konsisitensi diseluruh organisasi. Untuk masalah yang sederhana, anda biasanya mempunyai prosedur atau respon yang sudah ada, bukan menciptakan cara baru. Masalah sederhana tidak perlu menyita banyak waktu dan perhatian anda. komputer
  • 24. dapat membantu menyederhanakan masalah yang lebih komplek untuk dijadikan keputusan yang terprogram yang dapat terpecahkan dengan mudah. Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang baru dan tidak rutin. Masalah-masalah ini cenderung tidak dapat diramalkan. Biasanya tidak ada prosedur yang tersedia karena masalah ini cenderung baru. Pemecahan yang kreatif diperluakan mengingat kejadian yang luar biasa yang menyebabkan masalah-masalah tersebut.. Keputusan yang terprogram biasanya ditandatangani pada tingkat organisasi yang lebih rendah, sedangkan keputusan yang tidak terprogram biasanya dibuat pada tingkat yang lebih tinggi. Akan terdapat komplikasi yang signifikan apabila manajer puncak menghabiskan lebih banyak waktu utuk keputusan rutin. Hal ini menyebabkan manajemen tidak efektif. KOMPONEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Sebuah situasi pengambilan keputusan mengandung beberapa komponen keputusan itu sendiri dan kejadian sesungguhnya yang dapat terjadi dimasa mendatang, dikenal sebagai Kondisi dasar (state of nature). Pada saat keputusan dibuat, pengambilan keputusan tidak yakin atas kondisi dasar yang akan terjadi dimasa mendatang dan tidak memiliki kendali atas kondisi dasar tersebut. Misalkan perusahaan distributor ingin membeli computer untuk meningkatkan jumlah pesanan yang dapat diproses dan dengan demikian dapat meningkatkan bisnisnya. Jika kondisi ekonomi tetap baik, perusahaan akan memperoleh peningkatan laba yang besar. Namun, jika kondisi ekonomi cenderung menurun maka perusahaan akan rugi. Dalam situasi seperti ini, keputusan mungkin adalah membeli computer dan tidak membelinya. Kondisi dasarnya adalah kondisi ekonomi yang baik dan kondisi ekonomi yang kondisi yang buruk. Kondisi dasar yang terjadi akan menetukan hasil dari keputusan, dan sudah jelas bahwa pengambil keputusan tidak memiliki kendali atas kondisi yang akan terjadi. PENGAMBILAN KEPUTUSAN TANPA PROBABILITAS Contoh berikut ini akan mengilustrasikan pembentukan tabel hasil pertukaran tanpa probabilitas. Seorang investor ingin membeli salah satu dari tiga jenis real estat. Ia harus memutuskan antara sebuah apartemen, sebuah bangunan kantor, dan sebuah gudang. Kondisi dasar dimasa akan
  • 25. datang yang akan menetukan besar laba yang akan diperoleh investor tersebut adalah kondisi ekonomi yang baik dan kondisi ekonomi yang buruk. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN PROBALITAS Kriteria pengambilan keputusan yang baru disajikan didasarkan pada asumsi bahwa informasi mengenai kemungkinan terjadinya kondisi dasar tidak tersedia. Jadi tidak ada probabilitas kejadian (probabilities of accurrence) yang diberikan pada setiap kondisi dasar, kecuali setiap kondisi dasar memiliki kemungkinan sama untuk terjadi dan memberikan bobot 0.05 untuk setiap kondisi dasar dalam contoh kita, secara implisit kita memberikan probabilitas sebesar 0.05 terjadinya setiap kondisi dasar. Kadang kala memungkinkan bagi pengambil keputusan untuk mengetahui kondisi dasar dimasa mendatang dan bisa memberikan probabilitas kejadian. Berdasarkan hal tersebut, terdapat beberapa kriteria yang dapat membantu mengambil keputusan. Kita hanya akan mempertimbangkan dua dari kriteria, yaitu: nilai yang diperkirakan (expected value ) dan peluang rugi yang diperkirakan (expected opportunity loos), walaupun beberapa kriteria lain, seperti maximum likelihood criterion, juga tersedia. AN APPLIED APPROACH TO DECISION MAKING Two researchers, Victor Vroom and Philip Yetton, have recently developed a normative model of decision making. They identify five styles of decision making based on the degree of participants by subordinates in choosing an alternative. The five styles are as follows : 1. Managers make the decision themselves, using the information available at the time. 2. Managers obtain information from subordinates, then make the decision themselves. 3. Managers discuss the problem with subordinates as a group, but make the decision themselves. 4. Managers discuss the problem with subordinates on an individual basis, but make the decision themselves.
  • 26. 5. Managers share the problem with subordinates as a group. Alternatives are generated and evaluated jointly by managers and subordinates and the decision is made by consensus. Managers accept and implement any solution that has the support of the group. PERANTI PARA PEMBUAT KEPUTUSAN Keputusan strategis biasanya dibuat dijenjang organisasi yang lebih tinggi. Namun, anda hendaknya mengetahui bahwa lebih banyak tanggung jawab manajemen strategis yang didelegasikan ke seluruh organisasi. Pembuat keputusan strategis bisa mempertimbangkan alat- alat berikut untuk membantu dalam proses pembuatan keputusan:  Matrix pembuatan keputusan strategis yang digunakan untuk pemilihan strategis bagi organisasi.  BCG (Boston Consulting Group) Growth Share Matrix memberikan pendekatan portofolio untuk perumusan strategi.  GE (General Electric) Matrix (disebut pula GE Business Screen) adalah pendekatan porto folio untuk menentukan posisi strategis suatu bisnis berdasarkan daya tarik industry dan kekuatan unit bisnis. Keputusan operasional biasanya dibuat ditingkat lebih rendah. Alat-alat berikut ini dapat membantu anda dalam proses pembuatan keputusan pada tingkat ini:  Tabel payoff menyediakan matriks nilai kondisional elemen-elemen situasi.  Pohon keputusan adalah diagram “pohon” yang menggambarkan alternatif-alternatif dan pelunasan utang.  Analisa impas merupakan analisa hubungan antara output yang dihasilkan dengan pengeluaran dan biaya yang terkait untuk menentukan tingkat hasil dimana perusahaan impas secara financial.  Program linear adalah alat bantu dalam mengalokasikan sumber daya.  PERT (Performance Evaluation and Review Tecnology) adalah pendekatan jaringan untuk memproyeksikan penjadwalan. Sejumlah alat tersedia bagi para pembuat keputusan. Alat-alat yang disebutkan dalam bagian ini disertai dengan penjelasan singkat tentang apa yang didapat dibantu dengan alat itu.
  • 27. GROUP DECISION MAKING Group assets The principal assets of groups in decision making are the following : 1. More knowledge exists in a group than in any of its individual members 2. Group members present a greater number of approaches to a problem 3. Participation in group problem solving increase acceptance of the decision by members, reducing resistance to it. 4. When those who must implement a decision participate in making it, they have a better comprehension of all the alternatives that have been considered and rejected. Group liabilities The forces operating within groups which can be liabilities include : 1. Social pressure from group members leads t conformity, regardless of the quality of the solutions. Reaching agreement is confused with finding the right answer. 2. Problems have a variety of potential solutions. Each solution receives both critical and supportive comments from group members. 3. “Winning” arguments can be each group member’s objective, to the detriment of the collective performance. 4. A dominant individual may negate the group and convert the process to individual decision making. GROUP DECISION MAKING AND THE USE OF COMMITTEES Although discussion of the steps involved in the decision making process focused primarily on the individual decision maker, many of the decision in large, complex organizations are made by groups. The shared power, bargaining activity, and need for compromise present in most group decision further complicate the decision making process. Group decision making strengths 1. Group decisions may be more accurate than individual decisions
  • 28. 2. More information can be processed by the group than by an individual decision maker 3. More alternatives can be proposed and the brainstorming of ideas can be conducted 4. Managers acceptance of solution is increase through their participation Group decision making weakness 1. Decision made by groups take longer – as much as 50 percent longer than individual decisions. 2. Group decisions are often compromise decisions – rather than the selection of the most appropriate alternatives. 3. Indecisiveness and buckpassing are sometimes characteristic of groups. 4. Groups are occasionally dominated by one or a few individuals; this is particulary common when individual who rank higher in status in the organization are present. ESKALASI: MASALAH KHUSUS DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN Eskalasi adalah masalah utama dalam pembuat keputusan. Ego manusia menyebabkan manusia tetap berpegang pada keputusanya meskipun keputusan itu tidak berhasil. Orang tidak ingin kalah, sehingga mereka membuat lebih untuk membuat keputusannya berhasil, meskipun keputusan itu tidak berhasil. Orang terus melakukan segala upayanya untuk membuat keputusan yang berhasil. Orang tidak ingin kalah sehingga mereka berbuat lebih untuk membuat keputusannya berhasil. Pembuat keputusan juga memikirkan tentang penekanan biaya yang merupakan suatu kesalahan. Manajer harus membuktikan kebenaran finansialnya. Jangan berpikir apa yang telah dikeluarkan tapi berpikirlah tentang biaya yang akan datang seakan-akan untuk meneruskan keputusan baru. Kebutuhan untuk membenarkan keputusan sebelumnya (meskipun tampaknya gagal) bisa mendorong eskalasi. Dengan kata lain apabila keputusan itu ditinggalkan, maka hal itu akan menandakan kepada orang lain bahwa keputusan itu salah.
  • 29. Maka, agar efektifdalam membuat keputusan anda juga harus mengetahui kapan saatnya harus berhenti. Penjudi menyebut hal ini sebagai mengetahui kapan harus menutup kartunya. Kuncinya adalah mengetahui kapan kartu harus berpindah ke pilihan lain. KREATIF DAN INOVASI Tidak semua masalah dapat diselesaikan secara efektif dengan pembuatan keputusan yang rasional. Banyak masalah lain yang membutuhkan pendekatan yang berbeda. Organisasi tidak boleh tetap sama. Bisnis tidak mungkin dilaksanakan dengan cara yang persis sama seperti cara yang digunakan satu decade lalu. Setiap bisnis harus membuat perubahan agar tetap kompetitif dan responsif terhadap perubahan lingkungan. Kreativitas dan inovasi adalah keharusan. Pemecahan masalah yang kreatif akan memberikan alternatif-alternatif baru. Kreativitas dan inovatif perlu demi kebaikan oraganisasi anda. Kreativitas adalah pemunculan gagasan unik. Inovatif adalah penggunaan gagasan-gagasan unik ini. Empat frase kreativitas adalah: 1. Persiapan 2. Inkubasi 3. Wawasan 4. Verivikasi Persiapan meliputi kerja pendahuluan. Persiapanlah dari sekadar kilasan wawasan. Kuncinya adalah menggabungkan dua ilmu pengetahuan yang tidak ada hubungannya. Inilah yang terjadi ketika penisilin ditemukan dengan menemukan cendawan yamg tumbuh di cawan laboraturium. Fase inkubasi mengharuskan anda melangkah mundur untuk merenung dan rileks. Dalam fase ini anda tidak berpikir mengerjakan. Wawasan melibatkan pengidentifikasikan hubungan baru. Pada fase ini solusi ini menjadi jelas. Meskipun pengamat mungkin berpendapat bahwa wawasan ini adalah ilham semalam, dalam kenyataan wawasan dicapai secara perlahan-lahan dan merupakan produk dari fase-fase sebelumnya.
  • 30. Fase keempat dari kreativitas adalah fase verifikasi. Pada fase ini dilaksanakan pengujian gagasan. Ini dilakukan untuk memverifikasi bahwa gagasan itu berhasil dan dapat digunakan. BAGAIMANA MENDORONG KREATIVITAS Kreativitas adalah esensial dalam lingkungan yang bergolak. Anda tidak harus kreatif, tetapi juga harus bisa mendorong kreativitas dalam diri orang lain. Untuk mendorong kreativitas orang-orang disekitar anda, pertimbangkan tip-tip berikut:  Pekerjaan orang-orang kreatif. Organisasi anda perlu suntikan kreativitas. Disamping itu, orang-orang kreatif ini bisa menjadi teladan bagi karyawan yang lama.  Latihlah karyawan untuk menjadi kreatif. Karena setiap orang dapat belajar menjadi kreatif.  Ciptakan iklim yang mendorong kreativitas. Pastikan bahwa proses dan struktur organisasi mendorong kreativitas.  Bentuk fleksibelitas. Berikan karyawan waktu luang selama jam kerjanya untuk mengembangkan gagasan dan proyek mereka sendiri.  Hargai gagasan baru.  Berikan karyawan untuk berinteraksi.  Rayakan kesuksesan. Orang kreatif juga mempunyai kinerja lebih baik dengan batas waktu yang ketat. KARAKTERISTIK ORGANISASI KREATIF Organisasi yang kreatif dapat dibedakan dengan organisasi yang lain. Karakteristiknya adalah sebagai berikut:  Komunikasi yang terbuka dengan aliran gagasan yang bebas.  Tidak ada batasan mengenai cara melaksanakan pekerjaan.  Tenaga kerja heterogen.  Evaluasi gagasan secara objektif didasarkan pada prestasi.  Organisasi yang kreatif mendorong pengambilan resiko.  Struktut desentralisasi penting sekali.  Kebebasan pribadi ditemukan dalam organisasi kreatif.
  • 31. HAMBATAN-HAMBATAN DAN PEMECAHAAN MASALAH KREATIF Ada sejumlah hambatan yang menghalangi proses pemecahan masalah kreatif. Mengetahui hambatan-hambatan ini adalah langkah pertama untuk mengatasi hambatan tersebut. Kreativitas akan tehambat oleh supervaisor yang menghukum atau memiliki toleransi yang kecil terhadap kesalahan. Struktur yang kaku (terutama struktur sentralisasi tingkat tinggi) tidak memberikan kesempatan untuk kreativitas. Salah satu hambatan paling besar dalam kreativitas adalah kurangnya waktu. Ketika waktu tidak ada untuk berefleksi, tak ada pula waktu untuk berkreasi. KETERBATASAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN Sekalipun keputusan yang diambil dalam setiap masalah yang dihadapi selalu diupayakan melalui proses sleksi yang cukup ketat dan sistematis. Akan tetapi berbagai keputusan yang diambil tidak memiliki kelemahan, bahkan dapat dikatakan dalam berbagai kasus memiliki banyak keterbatasan. Keterbatasn-keterbatasan dalam pengambilan keputusan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kesalahan umum dalam Pengambilan Keputusan Salah satu keterbatasan yang dalam pengambilan keputusan yang rasional adalah diakibatkan olehkesalahan umum yang biasa terjadi, yang biasa dikenal “bias”. Bias ini dapat disebabkan karena pengambil keputusan terlalu melakukan generalisasi atau situasi yang dihadapi, atau mungkin juga disebabkan oleh faktor emosi yang terlibat, dan sebagainya. 2. Keterbatasan Rasionalitas Factor rasio memiliki berbagai keterbatasan ketika apa yang mungkin dapat diperoleh dan dimiliki oleh pengambil keputusan tidak sejalan dengan kemampuan dari pengambilan keputusan itu sendiri. Diantara faktor penyebab keterbatasan rasionalitas adalah sumber daya yang terbatas, informasi yang berlebh, keterbatasan ingatan, dan masalah keahlian. 3. Factor Lingkungan Yang Berisiko Risiko adalah salah satu faktor dalam setiap pengambilan keputusan dan kegiatan yang kita kerjakan. Sekalipun kita telah meminimalisir, tak jarang terjadi risiko yang terjadi diluar perkiraan kita, terlebih jika dikaitkan dengan faktor lingkungan yang bersifat makro dan diluar
  • 32. kendali perusahaan. Hal ini dapat mendorong keputusan yang diambil sering kali tidak sesuai dengan implementasi dan pencapaian tujuan yang diharapkan. MEMPERBAIKI KEPUTUSAN Berbagai keterbatasan memungkinkan terjadinya ketidaksesuaian dalam implementasi kegiatan. Akibatnya, masalah yang hendak diselesaikan belum juga dapat dipecahkan melalui alternative yang telah diambil. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil adalah sebagai berikut:  Penggunaan aturan terhadap alternative keputusan  Pengujian terhadap berbagai alternative keputusan  Pengambilan keputusan secara tim atau berkelompok PEMBUAT KEPUTUSAN YANG SUKSES Pembuat keputusan yang sukses menpunyai kesamaan tingkah laku. Pertimbangan apa yang harus dilakukan pembuat keputusan yang sukses ini dan renungan seberapa banyak dari tingkah laku iniyang ada pada anda:  Selalu siap. Pembuatan keputusan mengharuskan diselesaikannya pekerjaan rumah dan dikumpulkannya informasi.  Mengetahui budaya organisasi. Pembuatan keputusan didasarkan pada budaya organisasi. Keputusan dipandu oleh nilai-nilai dari inti budaya tersebut.  Benar-benar menggunakan proses pembuatan keputusan. Mendasarkan keputusan berdasarkan data, bukan emosi.  Melibatkan karyawan dalam proses pembuatan keputusan. Mendengarkan orang-orang yang benar menggerjakan pekerjaan.  Mendukung pengambilan keputusan dari kelompok bila perlu. Memastikan bahwa informasi yang digunakan benar. Kualitas informasi yang digunakan berdampak pada pengambilan keputusan.
  • 33.  Gunakan pemecahan masalah yang kreatif bila diperlukan. Tidak semua masalah dapat dipecahkan dengan pemecahan masalah rasional.  Ciptakan iklim terbuka untuk mendorong umoan balik.
  • 34. DAFTAR PUSTAKA Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Implementasi Sistem Informasi. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta. Herjanto Eddy. 2001. Manajemenn Operasi Edisi Ketiga. Jakarta:PT. Gramedia pustaka Utama Sule Ernie Tisnawati. 2005.Pengantar Manajemen Edisi Pertama. Jakarta:Kencana Prenada Media Siswanto H. B. 2005. Pengantar Manajemen. Bandung : PT. Bumi Aksara Buhler Patricia. 2007. Alpha Teach Yourself Management Skills Edisi kedua.Jakarta : Prenada Media Group Taylor III,Bernard W. 2008. Introduction To Management Science Edisi Kedelapan. Jakarta : Salemba Empat Webber, Ross A. 1981. To Be a Manager Essentials of Managemet. United States : Richard Irwin, Inc Bone, Louise E., David L. Kurtz. 1984. Principles of Management Second Edition. United States : Random house Inc