SlideShare a Scribd company logo
Oleh :
Rosliana Dewi, s.Kp., MH.Kes.
Pendahuluan
 Keputusan etik yg bertanggung jawab a/ yang berpikir
rasional.
 Prosesnya sistematis dan didasarkan pada prinsip etik serta
hukum.
 Pengambilan keputusan etik tdk didasarkan pada emosi,
intuisi, kebijakan permanen atau kejadian sebelumnya yang
serupa tp secara rasional.
 Setiap perawat hrs dpt mendeterminasi dasar2 yg ia miliki
dlm membuat keputusan misalnya agama, kepercayaan /
falsafah moral tertentu yg menyatakan hub kebenaran /
kebaikan dgn keburukan.
Lanjutan……
 Faktor2 yg mempengaruhi pembuatan keputusan etis :
1. Faktor agama dan adat-istiadat
 Mrpkan faktor utama dlm membuat keputusan etis shg perawat
disarankan mamahami nilai2 yg diyakini maupun kaidah agama
yg dianutnya.
 Sebagai negara berketuhanan, maka segala kebijakan/aturan
yg dibuat diupayakan tdk bertentangan dgn aspek agama yg
ada di Indonesia.
 Dgn kejelasan ttg program kes nasional dgn ketentuan agama,
maka perawat tdk ragu2 lagi dlm mempromosikan program tsb
dan dpt memberi informasi yg tdk bertentangan dgn agama yg
dianut oleh pasien.
 Selain faktor agama, faktor adat istiadat juga berpengaruh
pada seseorang dlm membuat keputusan etis.
Lanjutan……
2. Faktor sosial
 Berbagai faktor sosial berpengaruh terhdp pembuatan etis,
antara lain prilaku sosial dan budaya.
3. Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi
 Kemajuan di bidang kes telah mampu meningkatkan kualitas
hidup serta memperpanjang usia manusia dgn ditemukannya
berbagai mesin mekanik kesehatan, cara prosedur baru dan
bahan2/obat2an baru.
 Kemajuan2 ini menimbulkan pertanyaan2 yg berhub dgn etika
3. Faktor legislasi dan keputusan juridis
 Legislasi mrpkan jaminan tindakan menurut hukum shg org yg
bertindak tdk sesuai hukum dpt menimbulkan suatu konflik.
 Saat ini aspek legislasi dan bentuk keputusan juridis bagi
permasalahan etika kesehatan sedang mjd topik yg banyak
dibicarakan.
 Hukum kesehatan disusun utk menyempurnakan perundang-
undangan utk mengantisipasi perkembangan permasalahan
hukum kesehatan.
 UU perlu disusun utk mengatur berbagai permasalahan yg
menyangkut hak asasi manusia.
Lanjutan….
5. Faktor dana/keuangan
 Dana/keuangan utk membiayai pengobatan&perawatan dpt
menimbulkan konflik.
 Perawat sbg tenaga kes yg setiap hari menghadapi pasien
sering menerima keluhan pasien mengenai pendanaan.
 Dlm daftar kategori dx kep tdk ada pernyataan yg
menyatakan ketdkcukupan dana, tapi hal ini dpt mjd etiologi
bagi berbagai dx kep, antara lain gelisah dan tdk taat/patuh.
6. Faktor pekerjaan
 Dlm pembuatan suatu keputusan perawat perlu
mempertimbangkan posisi pekerjaannya.
 Tdk semua keputusan pribadi perawat dpt dilaksanakan,
namun hrs disesuaikan dgn keputusan/aturan tempat ia
bekerja.
 Perawat yg mengutamakan kepentingan pribadi sering
mendpt sorotan sbg perawat pembangkang, shg
konsekuensinya ia dpt sanksi administrasi atau mungkin
kehilangan pekerjaan.
Lanjutan…….
7. Kode etik keperawatan
 Kode etik mrpkan salah satu ciri/persyaratan profesi, yg
memberikan arti penting dlm penentuan, pemertahanan
dan peningkatan standar profesi.
 Apabila seorang anggota melanggar kode etik maka
organisasi profesi dpt memberi sanksi atau
mengeluarkan anggota tsb.
 Utk dpt mengambil keputusan&tindakan yg tepat terhdp
masalah yg menyangkut etika, perawat hrs banyak
berlatih mencoba menganalisa masalah2 etis yg dpt
diperoleh dari berbagai buku, jurnal, artikel atau video.
7. Hak-hak pasien
 Pada awalnya isu ttg hak2 pasien muncul berdasarkan
berbagai peristiwa yg merugikan pasien dan melanggar
martabat pasien sbg manusia.
 Untuk melindungi hak2 pasien beberapa negara
menyusun UU perlindungan hak pasien.
Teori Dasar Pembuatan Keputusan
Etis
 Teori dasar/prinsip2 etika mrpkan penuntun utk membuat keputusan
etis praktik profesional.
 Teori etik digunakan dlm pembuatan keputusan bila terjadi konflik
antara prinsip2 dan aturan2.
 Para ahli falsafah moral telah mengembangkan beberapa teori etik,
yg secara garis besar dpt diklasifikasikan mjd teori teleologi dan
deontologi.
1. Teleologi
 Teleologi (berasal dari bahasa Yunani telos, berarti akhir).
 Teleologi mrpkan suatu dokrin yg menjelaskan fenomena
berdasarkan akibat yg dihasilkan atau konsekuensi yg dpt
terjadi.
 Teori ini menekankan pada pencapaian hasil dgn kebaikan
maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia.
 Contoh penerapan teori ini misalnya bayi2 yg lahir cacat lebih
baik diizinkan meninggal daripada nantinya mjd beban di
masyarakat.
Lanjutan…..
2. Deontologi
 Deontologi (berasal dari bahasa Yunani deon, berarti tugas),
berprinsip pada aksi atau tindakan.
 Dlm konteks di sini perhatian difokuskan pada tindakan
melakukan tanggung jawab moral yg dpt memberikan penentu
apakah tindakan tsb secara moral benar atau salah.
 Contoh penerapan deontologi a/ seorang perawat yg yakin
bahwa pasien hrs diberitahu ttg apa yg sebenarnya terjadi
walaupun kenyataan tsb sangat menyakitkan.
 Contoh lain misalnya seorang perawat menolak membantu
pelaksanaan abortus krn keyakinan agamanya yg melarang
tindakan membunuh.
 Dlm menggunakan pendekatan teori ini, perawat tdk
menggunakan pertimbangan misalnya seperti tindakan
abortus dilakukan utk menyelamatkan nyawa ibu krn setiap
tindakan yg mengakhiri kehidupan mrpkan tindakan yg secara
moral buruk.
Lanjutan……
 Secara lebih luas teori deontologi dikembangkan mjd 5 prinsip :
1. Kemurahan hati (benefience)
 Inti dari prinsip kemurahan hati a/ tanggung jawab utk melakukan
kebaikan yg menguntungkan pasien dan menghindari perbuatan
yg merugikan / membahayakan pasien.
1. Keadilan (justice)
 Prinsip dari keadilan menyatakan bahwa mrk yg sederajat hrs
diperlakukan sederajat, sedangkan yg tdk sederajat diperlakukan
secara tdk sederajat, sesuai dgn kebutuhan mereka.
1. Otonomi
 Prinsip otonomi menyatakan bahwa setiap individu memp
kebebasan menentukan tindakan / keputusan berdasarkan
rencana yg mrk pilih.
 Permasalahan yg muncul dari penerapan prinsip ini a/ variasi
kemampuan otonomi pasien yg dipengaruhi oleh banyak hal,
seperti tingkat kesadaran, usia, penyakit, lingkungan RS, ekonomi,
tersedianya informasi, dll.
Lanjutan…..
3. Kejujuran (Veracity)
 Prinsip kejujuran didefinisikan sebagai menyatakan hal yg
sebenarnya dan tidak bohong.
 Kejujuran mrpkan dasar terbinanya hubungan saling percaya antara
perawat-pasien.
3. Ketaatan (Fidelity)
 Prinsip ketaatan didefinisikan sebagai tanggung jawab utk tetap setia
pada suatu kesepakatan.
 Tanggung jawab dlm konteks hub perawat-pasien meliputi tanggung
jawab menjaga janji, mempertahankan konfidensi ( menepati janji)
dan memberikan perhatian/kepedulian.
 Salah satu cara utk menerapkan prinsip konfidensi a/ dgn
memasukkan ketaatan dlm tanggungjawab.
 Peduli pada pasien mrpkan salah satu aspek dari prinsip ketaatan.
 Rasa kepedulian perawat diwujudkan dlm memberi perawatan dgn
pendekatan individual, bersikap baik pada pasien, memberikan
kenyamanan dan menunjukkan kemampuan profesional.
Lanjutan….
 Catalano (1997) menyusun algoritma pengambilan etik
untuk perawat, yg berisi 5 langkah.
 Algoritma Pengambilan Keputusan Etik :
Identifikasi dilema etik yang mungkin terjadi
Kumpulkan, analisis, dan interpretasi data
Tetapkan Dilema
Dilema tidak dapat
Diselesaikan oleh perawat
Dilema dapat
Diselesaikan oleh perawat
Tidak melakukan tindakan Tuliskan Penyelesaian
Masalah yang mungkin digunakan
Konsekuensi dapat diterima Konsekuensi tidak dapat
diterima
Dilema terselesaikan
Keputusan etik Tidak melakukan tindakan
:Lanjutan…..
 Komponen yg masuk dlm proses pengambilan keputusan :
 Fakta situasi
 Teori dan prinsip etik
 Kode etik keperawatan
 Hak klien
 Nilai personal
 Faktor yg berperan/menggangu seseorang utk membuat
suatu keputusan.
 Perawat bertanggungjawab utk memutuskan tindakan mrk
sendiri dan mendukung klien yg mengambil keputusan etik
atau melakukan koping terhdp hasil keputusan yg dibuat
orang lain.
Lanjutan……
 Suatu keputusan yg baik a/ keputusan yang berpihak pada
kepentingan klien dan pada waktu yg sama juga melindungi
integritas semua pihak yg terlibat.
 Langkah pertama dlm pengambilan keputusan etik a/
memastikan bahwa masalah memiliki muatan etik atau
moral.
 Kriteria yg digunakan utk menentukan apakah terdpt situasi
moral (Fry, 1989) :
1. Terdpt kebutuhan utk memilih antara tindakan alternatif
yg menimbulkan konflik dgn kebutuhan
manusia/kesejahteraan orang lain.
2. Pilihan apa yg akan dibuat dipandu oleh prinsip/teori
moral universal, yg dpt digunakan utk memberikan
beberapa pembenaran tindakan.
3. Pilihan dipandu oleh suatu proses penimbangan alasan
4. Pilihan dipengaruhi oleh perasaan personal dan oleh
konteks tertentu dari situasi.
Lanjutan…….
 Dalam beberapa kasus, pertanyaan yang paling penting
adalah siapa yang seharusnya mengambil keputusan.
 Pertanyaan di bawah ini dapat membantu perawat
menentukan siapa yg memiliki masalah :
 Untuk siapa keputusan dibuat?
 Siapa yg akan terlibat dlm pengambilan keputusan dan
mengapa?
 Kriteria apa (sosial, ekonomi, psikologi, fisiologi atau
legal) yg sehrsnya digunakan dlm memutuskan siapa yg
akan mengambil keputusan.
 Persetujuan semacam apa yg diperlukan oleh subyek.
Aplikasi Klinis Model Pengambilan
Keputusan Bioetik
 Situasi :
 Ny. I, usia 67 thn, msk RS dgn fraktur multipel & laserasi
disebabkan krn kecelakaan mobil. Suaminya, meninggal
dlm kecelakaan tsb dan dibawa juga ke RS yg sama. Ny I
sering kali menanyakan pada Ners A, perawat primer Ny
I, mengenai suaminya, dr M telah memberi tahu perawat
utk tdk memberitahu Ny I mengenai kematian suaminya,
namun tdk memberi alasan utk instruksi ini. Ners A
mengungkapkan kekhawatirannya pada kepala ruangan,
dan dia mengatakan instruksi dr M hrs diikuti. Ners A tdk
nyaman dgn hal ini dan bertanya2 apa yg seharusnya dia
lakukan.
Lanjutan…….
Tindakan
Keperawatan
Pertimbangan
1. Identifikasi aspek
moral.
2. Kumpulkan fakta2
relevan yg terkait
dgn isu.
Dlm situasi ini, dilema etik yg dihadapi a/ apakah
mengatakan yg sebenarnya atau tdk.Terdpt konflik
antara nilai kejujuran dan loyalitas : Ners A ingin jujur
pada Ny I tanpa tdk setia pada dr M dan kepala
ruangan. Pilihanya mungkin akan dipengaruhi oleh
keprihatinannya terhdp Ny I dan mungkin oleh
komunikasi dr M yg tdk lengkap.
Data hrs mencakup informasi mengenai masalah kes.
klien. Tentukan siapa yg terlibat, sifat dari keterlibatan
mrk & motif mrk bertindak. Dlm kasus ini, org yg terlibat
a/ klien, suami klien, dr M, kepala ruangan, dan Ners A.
Motif tdk diketahui. Mungkin perawat ingin melindungi
hub terapeutik dgn Ny I, mungkin dr M yakin bahwa ia
melindungi Ny I dari trauma psikologis & kerusakan fisik
kemudian.
Lanjutan………
Tindakan
Keperawatan
Pertimbangan
3. Tentukan
pengambilan
keputusan
4. Klarifikasi &
terapkan nilai
personal
5. Identifikasi teori
& prinsip etik
Dlm kasus ini, keputusan dibuat utk Ny I. dr M sangat yakin
bahwa dialah yg sehrsnya memutuskan & kepala ruangan
menyetujuinya. Akan sangat membantu jika pemberi
perawatan setuju mengenai kriteria utk memutuskan siapa
yg seharusnya mjd pengambil keputusan.
Kita dpt menyimpulkan dari situasi ini bahwa Ny I
mementingkan kesejahteraan suaminya, kepala ruangan
mementingkan kebijakan & prosedur dan Ners A tampak
mementingkan hak klien utk dptkan informasi. Ners A
perlu utk mengklarifikasi nilainya sendiri & nilai dr M, jg
memastikan nilai Ny I dan kepala ruangan.
Contoh : tdk memberi tahu Ny I ttg hal yg sebenarnya dpt
menghilangkan otonominya. Perawat akan memegang
prinsip kejujuran dgn mengatakan yg sebenarnya pada Ny
I. Prinsip beneficence & nonmaleficence jg terlibat krn
kemungkinan pengaruh dari tindakan alternatif pd
kesejahteraan fisik & psikologis Ny I.
Lanjutan…….
Tindakan
Keperawatan
Pertimbangan
6. Identifikasi
hukum/kebijakan
institusi yg dpt
digunakan
7. Gunakan sumber
interdisiplin yg
kompeten
8. Susun tindakan
alternatif dan
rancang hasil
akhirnya utk klien
& kelg.
Krn dr M semata2 “memberi instruksi” bukan program
kebijakan institusi tdk mengharuskan Ners A melakukan
apa yg dikatakannya. Ners A hrs mengklarifikasi
instruksi tsb dgn kepala ruangan. Dia sehrsnya jg
familier dgn peraturan perUU ttg praktek perawat.
Dlm kasus ini, Ners A dpt membawa literatur utk
mengetahui apakah klien akan mengalami bahaya jika
menerima berita buruk saat mrk cedera. Dia jg dpt
berkonsultasi dgn rohaniawan.
2 tindakan alternatif, dgn kemungkinan hasil akhir, sbb :
a.Mengikuti saran kepala ruangan & melakukan sesuai
dgn apa yg dikatakan dr M. Hasil akhir yg mungkin :
1.Ny I dpt sangat cemas& marah saat mengetahui
informasi telah disembunyikan.
2.Menunggu hingga Ny I cukup kuat utk menyampaikan
berita buruk padanya, tim kes menghindari bahaya kes
Ny I.
Lanjutan……
Tindakan Keperawatan Pertimbangan
9.Aplikasikan kode etik
keperawatan utk
membantu memandu
tindakan. Kode etik
biasanya mendukung
otonomi & advokasi
keperawatan
b. Diskusikan situasi lebih lanjut dgn kepala ruangan
& dr M, dgn menekankan hak Ny I terhdp otonomi
& informasi. Hasil akhir yg mungkin :
1. dr M mengakui hak Ny I utk mendpt informasi.
2. dr M menyatakan bahwa kes Ny I berisiko &
berkeras agar dia tdk diinformasikan hingga waktu
yg tepat.
Tanpa mempertimbangkan apakah tindakan ini
sesuai dgn sistem nilai personal Ners A,
kepentingan Ny I didahulukan
Jika Ners A sangat yakin bahwa Ny I hrs
mendengar kebenaran, kemudian sbg advokat
klien, ia hrs memilih menentang kepala ruangan
dan dr M tsb.
Lanjutan…….
Tindakan
Keperawatan
Pertimbangan
10.Utk setiap
tindakan alternatif,
identifikasi risiko &
keseriusan
konsekuensinya
bagi perawat.
11.Berpartisipasi aktif
dlm
menyelesaikan isu
tsb.
Jika Ners A memberi tahu Ny I ttg kebenaran tanpa
persetujuan dari kepala ruangan & dr M, dia berisiko
dimarahi dr M & dpt teguran dari kepala ruangan. Jika
Ners A mengikuti saran kepala ruangan, dia akan
mendptkan persetujuan dari kepala ruangan & dr M,
dia berisiko terlihat tdk asertif, dan dia melanggar nilai
pribadinya ttg kejujuran. Jika Ners A meminta suatu
pertemuan, dia bisa mendptkan rasa hormat utk
keasertifan & profesionalismenya, tetapi dia berisiko
menjengkelkan dr M krn instruksinya dipertanyakan.
Derajat input keperawatan yg tepat bervariasi sesuai
dgn situasi. Terkadang perawat berpartisipasi dlm
memilih apa yg dilakukan, terkadang mrk hanya
mendukung klien yg mengambil keputusan. Dlm situasi
ini, Ners A hrs memutuskan apakah isu ini cukup
penting utk risiko personal yg akan dihadapinya.
Lanjutan……..
Tindakan
Keperawatan
Pertimbangan
12.Implementasikan
tindakan
13.Evaluasi tindakan
yg diambil
Ners A dpt mulai dgn menanyakan “Apakah saya
melakukan hal yg terbaik?”. Libatkan klien, kelg & tim
kes lain dlm evaluasi, jika memungkinkan Ners A dpt
menanyakan kpd dirinya apakah dia membuat
keputusan yg sama lg jika situasinya berulang. Jika
dia tdk puas, dia dpt meninjau alternatif lain &
melewati proses tsb kembali.

More Related Content

What's hot

Ikd1 prinsip-prinsip legal etis dalam pengambilan keputusan
Ikd1 prinsip-prinsip legal etis dalam pengambilan keputusanIkd1 prinsip-prinsip legal etis dalam pengambilan keputusan
Ikd1 prinsip-prinsip legal etis dalam pengambilan keputusan
Nursestikes
 
Diagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasusDiagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasus
Ririnisahawaitun
 
Praktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatanPraktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatan
Sandra Aja
 
Teori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handersonTeori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handerson
Rara Niken FA
 
Role play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi TerapeutikRole play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi Terapeutik
Okta-Shi Sama
 
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian KeperawatanPengkajian Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
Uwes Chaeruman
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
ﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Agus Arianto
 
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat Darurat
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat DaruratAspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat Darurat
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat Darurat
Elon Yunus
 

What's hot (20)

Skenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSkenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terima
 
berfikir-kritis-dlm-keperawatan
berfikir-kritis-dlm-keperawatanberfikir-kritis-dlm-keperawatan
berfikir-kritis-dlm-keperawatan
 
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahDilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
 
Etika Keperawatan.ppt
Etika Keperawatan.pptEtika Keperawatan.ppt
Etika Keperawatan.ppt
 
Ikd1 prinsip-prinsip legal etis dalam pengambilan keputusan
Ikd1 prinsip-prinsip legal etis dalam pengambilan keputusanIkd1 prinsip-prinsip legal etis dalam pengambilan keputusan
Ikd1 prinsip-prinsip legal etis dalam pengambilan keputusan
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Diagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasusDiagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasus
 
Praktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatanPraktik mandiri keperawatan
Praktik mandiri keperawatan
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Konsep legal dan etik keperawatan gerontik
Konsep legal dan etik keperawatan gerontikKonsep legal dan etik keperawatan gerontik
Konsep legal dan etik keperawatan gerontik
 
Teori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handersonTeori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handerson
 
Holistic Care
Holistic CareHolistic Care
Holistic Care
 
Role play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi TerapeutikRole play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi Terapeutik
 
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian KeperawatanPengkajian Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Teori Nola. J.Pender
Teori Nola. J.PenderTeori Nola. J.Pender
Teori Nola. J.Pender
 
Memberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGTMemberi Makan Melalui NGT
Memberi Makan Melalui NGT
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
 
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat Darurat
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat DaruratAspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat Darurat
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat Darurat
 

Viewers also liked

Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNISEtika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
levana412y
 
Pert 5b permasalahan etika keperawatan psik stikba smt 2
Pert 5b permasalahan etika keperawatan psik stikba smt 2Pert 5b permasalahan etika keperawatan psik stikba smt 2
Pert 5b permasalahan etika keperawatan psik stikba smt 2
tarmizitaher
 
Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)
Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)
Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)
Yolly Finolla
 
Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)
Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)
Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)
Phiea Elizabeth
 
Makalah perencanaan program kesehatan
Makalah perencanaan program kesehatanMakalah perencanaan program kesehatan
Makalah perencanaan program kesehatan
Muklis Bat'Rock
 

Viewers also liked (20)

Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNISEtika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
 
Makalah Etik Keperawatan
Makalah Etik KeperawatanMakalah Etik Keperawatan
Makalah Etik Keperawatan
 
Makalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatanMakalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatan
 
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsipContoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
 
Keputusan etis MK: ILMU KEPERAWATAN DASAR I BY: EVY NOORHASANAH, S.KEP, NS
Keputusan etis  MK: ILMU KEPERAWATAN DASAR I BY: EVY NOORHASANAH, S.KEP, NSKeputusan etis  MK: ILMU KEPERAWATAN DASAR I BY: EVY NOORHASANAH, S.KEP, NS
Keputusan etis MK: ILMU KEPERAWATAN DASAR I BY: EVY NOORHASANAH, S.KEP, NS
 
Pert 5b permasalahan etika keperawatan psik stikba smt 2
Pert 5b permasalahan etika keperawatan psik stikba smt 2Pert 5b permasalahan etika keperawatan psik stikba smt 2
Pert 5b permasalahan etika keperawatan psik stikba smt 2
 
Tanggung jawab sosial dan msdm
Tanggung jawab sosial dan msdmTanggung jawab sosial dan msdm
Tanggung jawab sosial dan msdm
 
Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)
Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)
Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)
 
Standar praktikkeperawatan ppni
Standar praktikkeperawatan ppniStandar praktikkeperawatan ppni
Standar praktikkeperawatan ppni
 
Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)
Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)
Kode Etik Keperawatan Indonesia (ETIKA II)
 
Isu Etika dalam Dunia Bisnis dan Profesi
Isu Etika dalam Dunia Bisnis dan ProfesiIsu Etika dalam Dunia Bisnis dan Profesi
Isu Etika dalam Dunia Bisnis dan Profesi
 
Etika dalam ekonomi islam
Etika dalam ekonomi islamEtika dalam ekonomi islam
Etika dalam ekonomi islam
 
Pengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan OrganisasiPengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan Organisasi
 
Makalah keperawatan anak
Makalah keperawatan anakMakalah keperawatan anak
Makalah keperawatan anak
 
Isu Gojek Terkait Etika Bisnis
Isu Gojek Terkait Etika BisnisIsu Gojek Terkait Etika Bisnis
Isu Gojek Terkait Etika Bisnis
 
Asuhan keperawatan jiwa
Asuhan keperawatan jiwa Asuhan keperawatan jiwa
Asuhan keperawatan jiwa
 
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
 
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENGAMBILAN KEPUTUSANPENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
 
Etika keperawatan
Etika keperawatanEtika keperawatan
Etika keperawatan
 
Makalah perencanaan program kesehatan
Makalah perencanaan program kesehatanMakalah perencanaan program kesehatan
Makalah perencanaan program kesehatan
 

Similar to Pembuatan keputusan etik

Etika keperawatan dilema etik
Etika keperawatan dilema etik Etika keperawatan dilema etik
Etika keperawatan dilema etik
Praseta Okta Viana
 
96666973 makalah-bu-aini-kasus-2
96666973 makalah-bu-aini-kasus-296666973 makalah-bu-aini-kasus-2
96666973 makalah-bu-aini-kasus-2
Amhar Rizki
 

Similar to Pembuatan keputusan etik (20)

Makalah azan
Makalah azanMakalah azan
Makalah azan
 
Makalah azan
Makalah azanMakalah azan
Makalah azan
 
Makalah etika dan hukum kesehatan
Makalah etika dan hukum kesehatanMakalah etika dan hukum kesehatan
Makalah etika dan hukum kesehatan
 
Dilema etik
Dilema etikDilema etik
Dilema etik
 
Fidelity dkk
Fidelity dkkFidelity dkk
Fidelity dkk
 
Makala etika keperawatan
Makala etika keperawatanMakala etika keperawatan
Makala etika keperawatan
 
Dilema etika keperawatan
Dilema etika keperawatanDilema etika keperawatan
Dilema etika keperawatan
 
Dilema etikkeperawatan
Dilema etikkeperawatanDilema etikkeperawatan
Dilema etikkeperawatan
 
Pak akbar ppt
Pak akbar pptPak akbar ppt
Pak akbar ppt
 
Moral AKPER PEMKAB MUNA
Moral AKPER PEMKAB MUNA Moral AKPER PEMKAB MUNA
Moral AKPER PEMKAB MUNA
 
Etika keperawatan dilema etik
Etika keperawatan dilema etik Etika keperawatan dilema etik
Etika keperawatan dilema etik
 
Bioetika
BioetikaBioetika
Bioetika
 
Aborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasiaAborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasia
 
eTIK LEGAL.pptx
eTIK LEGAL.pptxeTIK LEGAL.pptx
eTIK LEGAL.pptx
 
Dilema etik moral
Dilema etik moralDilema etik moral
Dilema etik moral
 
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan KebidananPengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
 
Konsep dasar etika profesi keperawatan
Konsep dasar etika  profesi keperawatanKonsep dasar etika  profesi keperawatan
Konsep dasar etika profesi keperawatan
 
96666973 makalah-bu-aini-kasus-2
96666973 makalah-bu-aini-kasus-296666973 makalah-bu-aini-kasus-2
96666973 makalah-bu-aini-kasus-2
 
Modul 3 kb 3
Modul 3 kb 3Modul 3 kb 3
Modul 3 kb 3
 
Tugas Etika Keperawatan.docx
Tugas Etika Keperawatan.docxTugas Etika Keperawatan.docx
Tugas Etika Keperawatan.docx
 

More from Cahya

Biooptik
BiooptikBiooptik
Biooptik
Cahya
 
Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksual
Cahya
 
Trend issue pengobatan
Trend issue pengobatanTrend issue pengobatan
Trend issue pengobatan
Cahya
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatan
Cahya
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
Cahya
 
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananNutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Cahya
 
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskulerNutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Cahya
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu gizi
Cahya
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
Cahya
 

More from Cahya (20)

Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi burukDatabase kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
Database kesehataan per kabupaten pada tahun 2012 mengenai gizi buruk
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatan
 
Biooptik
BiooptikBiooptik
Biooptik
 
Terapi panas
Terapi panasTerapi panas
Terapi panas
 
Siklus tidur
Siklus tidurSiklus tidur
Siklus tidur
 
Remaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDSRemaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDS
 
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasKebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitas
 
Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksual
 
Siklus sirkardian
Siklus sirkardianSiklus sirkardian
Siklus sirkardian
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyaman
 
Kebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitasKebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitas
 
Aspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanAspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatan
 
ANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksiANFIS sistem reproduksi
ANFIS sistem reproduksi
 
Trend issue pengobatan
Trend issue pengobatanTrend issue pengobatan
Trend issue pengobatan
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatan
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makananNutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
Nutrisi pada gangguan sistem pencernaan makanan
 
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskulerNutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
Nutrisi pada gangguan sistem kardiovaskuler
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu gizi
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
 

Pembuatan keputusan etik

  • 1. Oleh : Rosliana Dewi, s.Kp., MH.Kes.
  • 2. Pendahuluan  Keputusan etik yg bertanggung jawab a/ yang berpikir rasional.  Prosesnya sistematis dan didasarkan pada prinsip etik serta hukum.  Pengambilan keputusan etik tdk didasarkan pada emosi, intuisi, kebijakan permanen atau kejadian sebelumnya yang serupa tp secara rasional.  Setiap perawat hrs dpt mendeterminasi dasar2 yg ia miliki dlm membuat keputusan misalnya agama, kepercayaan / falsafah moral tertentu yg menyatakan hub kebenaran / kebaikan dgn keburukan.
  • 3. Lanjutan……  Faktor2 yg mempengaruhi pembuatan keputusan etis : 1. Faktor agama dan adat-istiadat  Mrpkan faktor utama dlm membuat keputusan etis shg perawat disarankan mamahami nilai2 yg diyakini maupun kaidah agama yg dianutnya.  Sebagai negara berketuhanan, maka segala kebijakan/aturan yg dibuat diupayakan tdk bertentangan dgn aspek agama yg ada di Indonesia.  Dgn kejelasan ttg program kes nasional dgn ketentuan agama, maka perawat tdk ragu2 lagi dlm mempromosikan program tsb dan dpt memberi informasi yg tdk bertentangan dgn agama yg dianut oleh pasien.  Selain faktor agama, faktor adat istiadat juga berpengaruh pada seseorang dlm membuat keputusan etis.
  • 4. Lanjutan…… 2. Faktor sosial  Berbagai faktor sosial berpengaruh terhdp pembuatan etis, antara lain prilaku sosial dan budaya. 3. Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi  Kemajuan di bidang kes telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta memperpanjang usia manusia dgn ditemukannya berbagai mesin mekanik kesehatan, cara prosedur baru dan bahan2/obat2an baru.  Kemajuan2 ini menimbulkan pertanyaan2 yg berhub dgn etika 3. Faktor legislasi dan keputusan juridis  Legislasi mrpkan jaminan tindakan menurut hukum shg org yg bertindak tdk sesuai hukum dpt menimbulkan suatu konflik.  Saat ini aspek legislasi dan bentuk keputusan juridis bagi permasalahan etika kesehatan sedang mjd topik yg banyak dibicarakan.  Hukum kesehatan disusun utk menyempurnakan perundang- undangan utk mengantisipasi perkembangan permasalahan hukum kesehatan.  UU perlu disusun utk mengatur berbagai permasalahan yg menyangkut hak asasi manusia.
  • 5. Lanjutan…. 5. Faktor dana/keuangan  Dana/keuangan utk membiayai pengobatan&perawatan dpt menimbulkan konflik.  Perawat sbg tenaga kes yg setiap hari menghadapi pasien sering menerima keluhan pasien mengenai pendanaan.  Dlm daftar kategori dx kep tdk ada pernyataan yg menyatakan ketdkcukupan dana, tapi hal ini dpt mjd etiologi bagi berbagai dx kep, antara lain gelisah dan tdk taat/patuh. 6. Faktor pekerjaan  Dlm pembuatan suatu keputusan perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya.  Tdk semua keputusan pribadi perawat dpt dilaksanakan, namun hrs disesuaikan dgn keputusan/aturan tempat ia bekerja.  Perawat yg mengutamakan kepentingan pribadi sering mendpt sorotan sbg perawat pembangkang, shg konsekuensinya ia dpt sanksi administrasi atau mungkin kehilangan pekerjaan.
  • 6. Lanjutan……. 7. Kode etik keperawatan  Kode etik mrpkan salah satu ciri/persyaratan profesi, yg memberikan arti penting dlm penentuan, pemertahanan dan peningkatan standar profesi.  Apabila seorang anggota melanggar kode etik maka organisasi profesi dpt memberi sanksi atau mengeluarkan anggota tsb.  Utk dpt mengambil keputusan&tindakan yg tepat terhdp masalah yg menyangkut etika, perawat hrs banyak berlatih mencoba menganalisa masalah2 etis yg dpt diperoleh dari berbagai buku, jurnal, artikel atau video. 7. Hak-hak pasien  Pada awalnya isu ttg hak2 pasien muncul berdasarkan berbagai peristiwa yg merugikan pasien dan melanggar martabat pasien sbg manusia.  Untuk melindungi hak2 pasien beberapa negara menyusun UU perlindungan hak pasien.
  • 7. Teori Dasar Pembuatan Keputusan Etis  Teori dasar/prinsip2 etika mrpkan penuntun utk membuat keputusan etis praktik profesional.  Teori etik digunakan dlm pembuatan keputusan bila terjadi konflik antara prinsip2 dan aturan2.  Para ahli falsafah moral telah mengembangkan beberapa teori etik, yg secara garis besar dpt diklasifikasikan mjd teori teleologi dan deontologi. 1. Teleologi  Teleologi (berasal dari bahasa Yunani telos, berarti akhir).  Teleologi mrpkan suatu dokrin yg menjelaskan fenomena berdasarkan akibat yg dihasilkan atau konsekuensi yg dpt terjadi.  Teori ini menekankan pada pencapaian hasil dgn kebaikan maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia.  Contoh penerapan teori ini misalnya bayi2 yg lahir cacat lebih baik diizinkan meninggal daripada nantinya mjd beban di masyarakat.
  • 8. Lanjutan….. 2. Deontologi  Deontologi (berasal dari bahasa Yunani deon, berarti tugas), berprinsip pada aksi atau tindakan.  Dlm konteks di sini perhatian difokuskan pada tindakan melakukan tanggung jawab moral yg dpt memberikan penentu apakah tindakan tsb secara moral benar atau salah.  Contoh penerapan deontologi a/ seorang perawat yg yakin bahwa pasien hrs diberitahu ttg apa yg sebenarnya terjadi walaupun kenyataan tsb sangat menyakitkan.  Contoh lain misalnya seorang perawat menolak membantu pelaksanaan abortus krn keyakinan agamanya yg melarang tindakan membunuh.  Dlm menggunakan pendekatan teori ini, perawat tdk menggunakan pertimbangan misalnya seperti tindakan abortus dilakukan utk menyelamatkan nyawa ibu krn setiap tindakan yg mengakhiri kehidupan mrpkan tindakan yg secara moral buruk.
  • 9. Lanjutan……  Secara lebih luas teori deontologi dikembangkan mjd 5 prinsip : 1. Kemurahan hati (benefience)  Inti dari prinsip kemurahan hati a/ tanggung jawab utk melakukan kebaikan yg menguntungkan pasien dan menghindari perbuatan yg merugikan / membahayakan pasien. 1. Keadilan (justice)  Prinsip dari keadilan menyatakan bahwa mrk yg sederajat hrs diperlakukan sederajat, sedangkan yg tdk sederajat diperlakukan secara tdk sederajat, sesuai dgn kebutuhan mereka. 1. Otonomi  Prinsip otonomi menyatakan bahwa setiap individu memp kebebasan menentukan tindakan / keputusan berdasarkan rencana yg mrk pilih.  Permasalahan yg muncul dari penerapan prinsip ini a/ variasi kemampuan otonomi pasien yg dipengaruhi oleh banyak hal, seperti tingkat kesadaran, usia, penyakit, lingkungan RS, ekonomi, tersedianya informasi, dll.
  • 10. Lanjutan….. 3. Kejujuran (Veracity)  Prinsip kejujuran didefinisikan sebagai menyatakan hal yg sebenarnya dan tidak bohong.  Kejujuran mrpkan dasar terbinanya hubungan saling percaya antara perawat-pasien. 3. Ketaatan (Fidelity)  Prinsip ketaatan didefinisikan sebagai tanggung jawab utk tetap setia pada suatu kesepakatan.  Tanggung jawab dlm konteks hub perawat-pasien meliputi tanggung jawab menjaga janji, mempertahankan konfidensi ( menepati janji) dan memberikan perhatian/kepedulian.  Salah satu cara utk menerapkan prinsip konfidensi a/ dgn memasukkan ketaatan dlm tanggungjawab.  Peduli pada pasien mrpkan salah satu aspek dari prinsip ketaatan.  Rasa kepedulian perawat diwujudkan dlm memberi perawatan dgn pendekatan individual, bersikap baik pada pasien, memberikan kenyamanan dan menunjukkan kemampuan profesional.
  • 11. Lanjutan….  Catalano (1997) menyusun algoritma pengambilan etik untuk perawat, yg berisi 5 langkah.  Algoritma Pengambilan Keputusan Etik :
  • 12. Identifikasi dilema etik yang mungkin terjadi Kumpulkan, analisis, dan interpretasi data Tetapkan Dilema Dilema tidak dapat Diselesaikan oleh perawat Dilema dapat Diselesaikan oleh perawat Tidak melakukan tindakan Tuliskan Penyelesaian Masalah yang mungkin digunakan Konsekuensi dapat diterima Konsekuensi tidak dapat diterima Dilema terselesaikan Keputusan etik Tidak melakukan tindakan
  • 13. :Lanjutan…..  Komponen yg masuk dlm proses pengambilan keputusan :  Fakta situasi  Teori dan prinsip etik  Kode etik keperawatan  Hak klien  Nilai personal  Faktor yg berperan/menggangu seseorang utk membuat suatu keputusan.  Perawat bertanggungjawab utk memutuskan tindakan mrk sendiri dan mendukung klien yg mengambil keputusan etik atau melakukan koping terhdp hasil keputusan yg dibuat orang lain.
  • 14. Lanjutan……  Suatu keputusan yg baik a/ keputusan yang berpihak pada kepentingan klien dan pada waktu yg sama juga melindungi integritas semua pihak yg terlibat.  Langkah pertama dlm pengambilan keputusan etik a/ memastikan bahwa masalah memiliki muatan etik atau moral.  Kriteria yg digunakan utk menentukan apakah terdpt situasi moral (Fry, 1989) : 1. Terdpt kebutuhan utk memilih antara tindakan alternatif yg menimbulkan konflik dgn kebutuhan manusia/kesejahteraan orang lain. 2. Pilihan apa yg akan dibuat dipandu oleh prinsip/teori moral universal, yg dpt digunakan utk memberikan beberapa pembenaran tindakan. 3. Pilihan dipandu oleh suatu proses penimbangan alasan 4. Pilihan dipengaruhi oleh perasaan personal dan oleh konteks tertentu dari situasi.
  • 15. Lanjutan…….  Dalam beberapa kasus, pertanyaan yang paling penting adalah siapa yang seharusnya mengambil keputusan.  Pertanyaan di bawah ini dapat membantu perawat menentukan siapa yg memiliki masalah :  Untuk siapa keputusan dibuat?  Siapa yg akan terlibat dlm pengambilan keputusan dan mengapa?  Kriteria apa (sosial, ekonomi, psikologi, fisiologi atau legal) yg sehrsnya digunakan dlm memutuskan siapa yg akan mengambil keputusan.  Persetujuan semacam apa yg diperlukan oleh subyek.
  • 16. Aplikasi Klinis Model Pengambilan Keputusan Bioetik  Situasi :  Ny. I, usia 67 thn, msk RS dgn fraktur multipel & laserasi disebabkan krn kecelakaan mobil. Suaminya, meninggal dlm kecelakaan tsb dan dibawa juga ke RS yg sama. Ny I sering kali menanyakan pada Ners A, perawat primer Ny I, mengenai suaminya, dr M telah memberi tahu perawat utk tdk memberitahu Ny I mengenai kematian suaminya, namun tdk memberi alasan utk instruksi ini. Ners A mengungkapkan kekhawatirannya pada kepala ruangan, dan dia mengatakan instruksi dr M hrs diikuti. Ners A tdk nyaman dgn hal ini dan bertanya2 apa yg seharusnya dia lakukan.
  • 17. Lanjutan……. Tindakan Keperawatan Pertimbangan 1. Identifikasi aspek moral. 2. Kumpulkan fakta2 relevan yg terkait dgn isu. Dlm situasi ini, dilema etik yg dihadapi a/ apakah mengatakan yg sebenarnya atau tdk.Terdpt konflik antara nilai kejujuran dan loyalitas : Ners A ingin jujur pada Ny I tanpa tdk setia pada dr M dan kepala ruangan. Pilihanya mungkin akan dipengaruhi oleh keprihatinannya terhdp Ny I dan mungkin oleh komunikasi dr M yg tdk lengkap. Data hrs mencakup informasi mengenai masalah kes. klien. Tentukan siapa yg terlibat, sifat dari keterlibatan mrk & motif mrk bertindak. Dlm kasus ini, org yg terlibat a/ klien, suami klien, dr M, kepala ruangan, dan Ners A. Motif tdk diketahui. Mungkin perawat ingin melindungi hub terapeutik dgn Ny I, mungkin dr M yakin bahwa ia melindungi Ny I dari trauma psikologis & kerusakan fisik kemudian.
  • 18. Lanjutan……… Tindakan Keperawatan Pertimbangan 3. Tentukan pengambilan keputusan 4. Klarifikasi & terapkan nilai personal 5. Identifikasi teori & prinsip etik Dlm kasus ini, keputusan dibuat utk Ny I. dr M sangat yakin bahwa dialah yg sehrsnya memutuskan & kepala ruangan menyetujuinya. Akan sangat membantu jika pemberi perawatan setuju mengenai kriteria utk memutuskan siapa yg seharusnya mjd pengambil keputusan. Kita dpt menyimpulkan dari situasi ini bahwa Ny I mementingkan kesejahteraan suaminya, kepala ruangan mementingkan kebijakan & prosedur dan Ners A tampak mementingkan hak klien utk dptkan informasi. Ners A perlu utk mengklarifikasi nilainya sendiri & nilai dr M, jg memastikan nilai Ny I dan kepala ruangan. Contoh : tdk memberi tahu Ny I ttg hal yg sebenarnya dpt menghilangkan otonominya. Perawat akan memegang prinsip kejujuran dgn mengatakan yg sebenarnya pada Ny I. Prinsip beneficence & nonmaleficence jg terlibat krn kemungkinan pengaruh dari tindakan alternatif pd kesejahteraan fisik & psikologis Ny I.
  • 19. Lanjutan……. Tindakan Keperawatan Pertimbangan 6. Identifikasi hukum/kebijakan institusi yg dpt digunakan 7. Gunakan sumber interdisiplin yg kompeten 8. Susun tindakan alternatif dan rancang hasil akhirnya utk klien & kelg. Krn dr M semata2 “memberi instruksi” bukan program kebijakan institusi tdk mengharuskan Ners A melakukan apa yg dikatakannya. Ners A hrs mengklarifikasi instruksi tsb dgn kepala ruangan. Dia sehrsnya jg familier dgn peraturan perUU ttg praktek perawat. Dlm kasus ini, Ners A dpt membawa literatur utk mengetahui apakah klien akan mengalami bahaya jika menerima berita buruk saat mrk cedera. Dia jg dpt berkonsultasi dgn rohaniawan. 2 tindakan alternatif, dgn kemungkinan hasil akhir, sbb : a.Mengikuti saran kepala ruangan & melakukan sesuai dgn apa yg dikatakan dr M. Hasil akhir yg mungkin : 1.Ny I dpt sangat cemas& marah saat mengetahui informasi telah disembunyikan. 2.Menunggu hingga Ny I cukup kuat utk menyampaikan berita buruk padanya, tim kes menghindari bahaya kes Ny I.
  • 20. Lanjutan…… Tindakan Keperawatan Pertimbangan 9.Aplikasikan kode etik keperawatan utk membantu memandu tindakan. Kode etik biasanya mendukung otonomi & advokasi keperawatan b. Diskusikan situasi lebih lanjut dgn kepala ruangan & dr M, dgn menekankan hak Ny I terhdp otonomi & informasi. Hasil akhir yg mungkin : 1. dr M mengakui hak Ny I utk mendpt informasi. 2. dr M menyatakan bahwa kes Ny I berisiko & berkeras agar dia tdk diinformasikan hingga waktu yg tepat. Tanpa mempertimbangkan apakah tindakan ini sesuai dgn sistem nilai personal Ners A, kepentingan Ny I didahulukan Jika Ners A sangat yakin bahwa Ny I hrs mendengar kebenaran, kemudian sbg advokat klien, ia hrs memilih menentang kepala ruangan dan dr M tsb.
  • 21. Lanjutan……. Tindakan Keperawatan Pertimbangan 10.Utk setiap tindakan alternatif, identifikasi risiko & keseriusan konsekuensinya bagi perawat. 11.Berpartisipasi aktif dlm menyelesaikan isu tsb. Jika Ners A memberi tahu Ny I ttg kebenaran tanpa persetujuan dari kepala ruangan & dr M, dia berisiko dimarahi dr M & dpt teguran dari kepala ruangan. Jika Ners A mengikuti saran kepala ruangan, dia akan mendptkan persetujuan dari kepala ruangan & dr M, dia berisiko terlihat tdk asertif, dan dia melanggar nilai pribadinya ttg kejujuran. Jika Ners A meminta suatu pertemuan, dia bisa mendptkan rasa hormat utk keasertifan & profesionalismenya, tetapi dia berisiko menjengkelkan dr M krn instruksinya dipertanyakan. Derajat input keperawatan yg tepat bervariasi sesuai dgn situasi. Terkadang perawat berpartisipasi dlm memilih apa yg dilakukan, terkadang mrk hanya mendukung klien yg mengambil keputusan. Dlm situasi ini, Ners A hrs memutuskan apakah isu ini cukup penting utk risiko personal yg akan dihadapinya.
  • 22. Lanjutan…….. Tindakan Keperawatan Pertimbangan 12.Implementasikan tindakan 13.Evaluasi tindakan yg diambil Ners A dpt mulai dgn menanyakan “Apakah saya melakukan hal yg terbaik?”. Libatkan klien, kelg & tim kes lain dlm evaluasi, jika memungkinkan Ners A dpt menanyakan kpd dirinya apakah dia membuat keputusan yg sama lg jika situasinya berulang. Jika dia tdk puas, dia dpt meninjau alternatif lain & melewati proses tsb kembali.