Dokumen tersebut membahas tentang etika dalam pengambilan keputusan bisnis. Secara garis besar dibahas mengenai proses pengambilan keputusan, dasar-dasar pengambilan keputusan, kriteria pengambilan keputusan yang etis, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan.
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Universitas Mercu Buana, 2018.pdf
1. BUSINESS ETHICS & GG
Ethical Decision Making in Business
NAMA : Gunawan Adam
NIM : 55117120041
KODE MK : 35040
DOSEN : Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2018
2. Ethical Decision Making in Business
Gunawan adam, ST(1)
, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA(2)
1. Penulis
2. Dosen Pengampu
Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan pada umumnya adalah memilih suatu jalur tindakan di
antara beberapa alternatif yang tersedia melalui suatu proses mental dan berfikir yang
logis. Ketika mencoba untuk membuat keputusan yang terbaik, seseorang harus
menimbang sisi positif dan negatif dari setiap pilihan, dan mempertimbangkan semua
alternatif. Untuk pengambilan keputusan yang efektif, seseorang harus mampu
memprediksikan hasil dari setiap pilihan, dan berdasarkan pada semua item tersebut,
menentukan pilihan mana yang terbaik untuk situasi tertentu. Pengambilan keputusan
harus berdasarkan beberapa tahapan yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan.
Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yang
akan dipilih dan seterusnya.
Keputusan (decision) adalah hasil membuat pilihan di antara beberapa alternatif,
sedangkan istilah pengambilan keputusan (decision making) menunjuk pada proses yang
terjadi sampai keputusan itu tercapai.
Keputusan pada dasarnya merupakan proses memilih satu penyelesaian dari
beberapa alternatif yang ada. Keputusan yang kita ambil tentunya perlu di dukung
berbagi faktor yang akan memberikan keyakinan kepada kita sebagai pengambil
keputusan bahwa keputusan tersebut adalah tepat.
Pentingnya Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju mundurnya suatu
organisasi, terutama karena masa depan suatu organisasi banyak di tentukan oleh
pengambilan keputusan sekarang. Karena keputusan yang diambil oleh pimpinan
3. merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka
yang bersangkutan dengan organisasi yang ia pimpin. Penting karena menyangkut semua
aspek manajemen. Kesalahan dalam mengambil keputusan bisa merugikan organisasi,
mulai dari kerugian citra sampai kepada kerugian uang. Ada kalanya keputusan diambil
oleh manajer sendiri, tetapi tidak jarang juga bersama staf, tergantung dari besar kecilnya
masalah dan gaya kepemimpinan yang dianut oleh si manajer.
Sesungguhnya pengambilan keputusan itu sangat penting juga merupakan suatu
kegiatan dalam manajemen yang paling kompleks dalam suatu organisasi. Bukan hanya
keputusan-keputusan mengenai kebjaksanaan pokok yang rumit, tetapi juga pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan program, penempatan, dan penganggaran,
merupakan titik-titik kritis terhadap mantapnya suatu kebijaksanan (Gortner et al dalam
Salusus. 200).
Apakah Pengambilan Keputusan Itu ? Pengambilan keputusan. Ialah. Proses
memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi.
Proses itu untuk menemukan dan meyelesaikan masalah organisasi. Pernyataan ini
menegaskan bahwa pengambilan keputusan memerlukan satu seri tindakkan,
membutuhkan beberapa langkah.
Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang tepat
sudah diselesaikan keputusan harus dibuat (Brinckloe, at al, dalam Salusu. 2001) dengan
kata lain keputusan, keputusan mempercepat pergerakan dan perubahan (Hill et al., dalam
Salusu. 2001). Sehubungan dengan itu, pengambilan keputusan hendaknya dipahami
dalam dua pengertian yaitu (1) penetapan tujuan yang merupakan terjemahan cita-cita
dan aspirasi, dan (2) pencapaian tujuan melalui implementasinya (Inbar, dalam Salusu.
2001). Ringkasnya, keputusan dibuat untuk mencapai tujuan pelaksanaan dan berintikan
hubungan kemanusiaan.
Dasar- Dasar Pengambilan Keputusan
Menurut George R. Terry, dasar-dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1. Intuisi
4. Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi atau perasaan bersifat subjektif,
sehingga mudah terkena pengaruh.
2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan
praktis. Karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat
memperhitungkan untung ruginya, baik buruknya keputusan yang akan dihasilkan.
3. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat,
solid, dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan
keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang
dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
4. Wewenang
Biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi
kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.
5. Rasional
Keputusan yang dihasilkan lebih objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk
memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan
mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.
Proses Pengambilan Keputusan
Kata proses pada dasarnya berkaitan dengan urutan langkah yang mengarah pada
hasil tertentu, sehingga didalam proses pengambilan keputusan tidak akan terlepas dari:
1. Intelligence (Penyelidikan), yaitu pencarian kondisi yang memerlukan keputusan.
2. Design (Rancangan), yaitu dengan pengembangan dan analisis terhadap berbagai
kemungkinan tindakan.
3. Choice (Pemilihan), yaitu yang berkenaan dengan pemilihan tindakan yang
sesungguhnya.
5. Etika Pengambilan Keputusan
Seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dihadapkan pada dilema etika
dan moral. Keputusan yang diambil pemimpin tentunya akan menghasilkan dampak bagi
orang lain. Idealnya, seorang pemimpin mempunyai integritas yang menjunjung tinggi
nilai moral dan etika. Sehingga, keputusan yang diambilnya adalah mengacu tidak hanya
pada kepentingannya sendiri, melainkan juga kepentingan orang banyak termasuk
lingkungannya. Maka ada baiknya sebelum kita mengambil keputusa, kita harus mengacu
pada prinsip-prinsip berikut ini:
I. Autonomy
Isu ini berkaitan dengan apakah keputusan anda menimbulkan kerugikan terhadap
orang lain? Setiap keputusan yang Anda ambil tentunya akan mempengaruhi banyak
orang. Oleh karena itu, Anda perlu mempertimbangkan faktor ini ke dalam setiap proses
pengambilan keputusan Anda. Misalnya keputusan untuk merekrut pekerja dengan biaya
murah. Seringkali perusahaan mengeksploitasi buruh dengan biaya semurah mungkin
padahal sesungguhnya upah tersebut tidak layak untuk hidup.
II. Non-malfeasance
Apakah keputusan Anda akan mencederai pihak lain? Di kepemerintahan, nyaris setiap
peraturan tentunya akan menguntungkan bagi satu pihak sementara itu mencederai bagi
pihak lain. Begitu pula halnya dengan keputusan bisnis pada umumnya, dimana tentunya
menguntungkan bagi beberapa pihak namun tidak bagi pihak lain.
III. Beneficence
Merupakan keputusan harus dapat menjadi solusi bagi masalah dan merupakan solusi
terbaik yang bisa diambil.
IV. Justice
Proses pengambilan keputusan mempertimbangkan faktor keadilan, dan termasuk
implementasinya. Di dunia ini memang sulit untuk menciptakan keadilan yang
6. sempurnam namun tentunya kita selalu berusaha untuk menciptakan keadilan yang ideal
dimana memperlakukan tiap orang dengan sejajar.
Kriteria Pengambilan Keputusan Yang Etis
Pengambilan keputusan semata-mata bukan karena kepentingan pribadi dari
seorang si pengambil keputusannnya. Beberapa hal kriteria dalam pengambilan
keputusan yang etis diantaranya adalah:
a. Pendekatan bermanfaat
adalah konsep tentang etika bahwa prilaku moral menghasilkan kebaikan terbesar bagi
jumlah terbesar.
b. Pendekatan individualisme
adalah konsep tentang etika bahwa suatu tindakan dianggap pantas ketika tindakan
tersebut mengusung kepentingan terbaik jangka panjang seorang indivudu.
c. Konsep etika
adalah menyangkut keputusan yang dengan sangat baik menjaga hak-hak yang harus
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan :
hak persetujuan bebas. Individu akan diperlakukan hanya jika individu tersebut secara
sadar dan tidak terpaksa setuju untuk diperlakukan.
hak atas privasi. Individu dapat memilih untuk melakukan apa yang ia inginkan di luar
pekerjaanya.
hak kebebasan hati nurani. Individu dapat menahan diri dari memberikan perintah
yang melanggar moral dan norma agamanya.
hak untuk bebas berpendapat. Individu dapat secara benar mengkritik etika atau legalitas
tindakan yang dilakukan orang lain.
7. hak atas proses hak. Individu berhak untuk berbicara tanpa berat sebelah dan berhak atas
perlakuan yang adil.
hak atas hidup dan keamanan. Individu berhak untuk hidup tanpa bahaya dan ancaman
terhadap kesehatan dan keamananya.
Pilihan-pilihan Etis Seorang Manajer
Tingkat prekonvesional mematuhi peraturan untuk menghindari hukuman. Bertindak
dalam kepentingannya sendiri.
Tingkat konvensional menghidupkan pengharapan orang lain. Memenuhi kewajiban
Tingkat poskonvensional mengikuti prinsip keadilan dan hak yang dipilih sendiri.
Mengetahui bahwa orang-orang menganut nilai-nilai yang berbeda dan mencari solusi
kreatif untuk mengatasi dilema etika. Menyeimbangkan kepentingan diri dan kepentingan
orang banyak.
Teori Pengambilan Keputusan Dalam Hadapi Etik/Moral
a. Teori Utilitariansme adalah tindakan dimaksudkan untuk memberikan kebahagiaan
atau kepuasan yang maksimal
b. Teori Deontologi adalah tindakan berlaku umum & wajib dilakukan dalam situasi
normal karena menghargai: Norma yang berlaku, Misal kewajiban melakukan pelayanan
prima kepada semua orang secara obyektif.
c. Teori Hedonisme merupakan dasar yang menjadi alasan kepuasan Yang
ditimbulkannya mencari kesenangan, menghindari ketidaksenangan.
d. Teori Eudemonisme adalah tujuan akhir untuk kebahagiaan.
8. Factor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Beberapa tahap yang menjadi factor keberhasilan sebuah keputusan, diantaranya:
I. Tahap perkembangan moral :
Tahap ini merupakan suatu tahap penilaian (assessment) dari kapasitas seseorang untuk
menimbang nimbang apakah secara moral benar, makin tinggi perkembangan moral
seorang berarti makin kurang ketergantungannya pada pengaruh- pengaruh luar sehingga
ia akan makin cenderung berperilaku etis. Sebagai contoh, kebanyakan orang dewasa
berada dalam tingkat menengah dari
perkembangan moral, mereka sangat dipengaruhi oleh rekan sekerja dan akan
mengikuti aturan dan prosedur suatu organisasi. Individu-individu yang telah maju
ketahap-tahap yang lebih tinggi menaruh nilai yang bertambah pada hak-hak orang lain,
tak peduli akan pendapat mayoritas, dan kemungkinan besar menantang praktik-praktik
organisasi yang mereka yakini secara pribadi sebagai sesuatu hal yang keliru.
II. Lingkungan Organisasi
Dalam lingkungan organisasional merujuk pada persepsi karyawan mengenai
pengharapan (ekspetasi) organisasional. Apakah organisasi itu mendorong dan
mendukung perilaku etis dengan meberi ganjaran atau menghalangi perilaku tak-etis
dengan memberikan hukuman/sangsi. Kode etis yang tertulis, perilaku moral yang tinggi
dari para seniornya, pengharapan yang realistis akan kinerja, penilaian kinerja sebagai
dasar promosi bagi individu-individu, dan hukuman bagi individu-individu yang
bertindak tak-etis merupakan suatu contoh nyata dari kondisi lingkungan organisasional
sehingga
kemungkinan besar dapat menumbuh kembangkan pengambilan keputusan yang
sangat etis
III. Tempat kedudukan kendali
Tempat kedudukan kendali tidak lepas dengan struktur organisasi, pada umumnya
individu-individu yang memiliki moral kuat akan jauh lebih kecil
9. kemungkinannya untuk mengambil keputusan yang tak-etis, namun jika mereka
dikendalai oleh lingkungan organisasi sebagai tempat kedudukannya yang sedikit
banyak tidak menyukai pengambilan keputusan etis, ada kemungkinan individu-
individu yang telah mempunyai moral yang kuatpun dapat tercemari oleh suatu
lingkaungan organisasi sebagai tempat kedudukannya yang mengizinkan atau mendorong
praktik-praktik pengambilan keputusan tak-etis.
DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
I. Berdasarkan intuisi atau perasaan
Keputusan yang diambil berdasarkan perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah
terkena sugesti, pengaruh luar, dan factor kejiwaan lagi. Meskipun memiliki beberapa
kekurangan keputusan yang didasari intuisi atau perasaan juga memiliki keuntungan
diantaranya pengambilan keputusan dilakukan oleh satu pihak sehingga mudah untuk
memutuskan.
II. Berdasarkan rasional atau masuk akal
K e p u t u s a n y a n g b e r s i f a t r a s I o n a l b e r k a i t a n d e n g a n d a y
a g u n a m a s a l a h - masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan
pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional
lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat.
III. Berdasarkan fakta
B a n y a k yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh
sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkandengan istilah data
dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan
data.Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan
demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan
10. dasar pengambilan keputusan. Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau
informasi yang c u k u p I t u m e m a n g m e r u p a k a n k e p u t u s a n y a n
g b a I k d a n s o l i d .
IV. Berdasarkan pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman sering kali diterapkan pimpinan
dengan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi.
Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal
melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini.
Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi
masalah yang timbul.dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan
pedomandalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman
sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan
untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana
arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.
V. Berdasarkan wewenang
Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya
tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Keputusan yang berdasarkan wewenang
memiliki beberapa keuntungan,diantarana banyak diterimanya oleh bawahan, juga
karenad idasa r i wewena ng yang resmi maka akan lebih bersif at permanen.
11. Kasus Kekecewaan Pelenggan Perusahaan Apple Terhadap Penurunan Harga
Iphone
Pada tanggal 5 Septembe 2007, Steve Jobs, CEO Perusahaan Apple melakukan
praktek diskriminasi harga sebagai strategi pemasarannya yaitu menurunkan harga
product iPhone mereka yang sangat sukses sejumlah $200 dari harga semula sebesar
$599 yang merupakan harga perkenalan yang sudah sejak dua bulan. Tak
perlu dibicarakan, dia menerima email yang sangat banyak dari para pelanggan yang
kecewa dan marah. Dua hari kemudian, Steve Jobs menawarkan $100 kredit yang dapat
di gunakan di toko Apple dan online store kepada para pelanggan yang sudah membayar
harga penuh. Apakah keputusan untuk mengurangi $200 dan sikap untuk melakukannya
tepat dari sudut pandang etika?
Seandainya pihak management Apple melakukan sniff test sebelum mengambil
keputusan mungkin mereka memiliki kesimpulan bahwa ibu mreka tidak akan bangga
atau nyaman dengan keputusan tersebut. Sama halnya, mungkin mereka akan sadar
bahwa pengurangan harga juga bertentangan dengan kode etik pelayanan pelanggan
Apple.
Jika Apple hanya melihat dari sisi pemegang saham dalam mengambil keputusan
tersebut, mereka akan sadar selain pelanggan awal yang terkena imbas, perusahaan Apple
sendiri ternoda dan itu bisa juga berimbas terhadap pelanggan lain yang mereka coba
untuk dekati. Sebagai tambahan, para pekerja Apple yang mana banyak diantara mereka
sudah tergoda oleh reputasi Apple yang kuat yang selalu menyediakan solusi yang
inovatif dengan standar tinggi akan dipertanyakan oleh company mothers, yang mana
akan melemahkan komitmen dan kesetiaan mereka.
12. Seandainya pihak perusahan Apple sudah menerapkan philosophi etika traditional
mereka akan mengetahui hal hal berikut.
1. Konsekuensialisme
Dari sisi pandang keuntungan, Apple mengharapkan lebih dari sekedar
pengimbangan dari $200 pengurangan harga per unit in margin dan mendapatkan jumlah
penjualan yang besar. Jika hanya untukk iPhone saja mungkin cara ini sudah tepat, tapi
Apple juga memiliki banyak produk lain yang juga akan dibeli oleh pelanggan mereka
yang juga bisa terkenda dampak negatifnya. Dan juga melihat keputusan tersebut sebagai
kesempatan untuk pengurangan harga dari harga awal yang tinggi. Sikap GOUGING
sudah bisa di tebak yang mana akan merusak nilai proposisi apple secara keseluruhan dan
juga penjualan produk selain iPhone akan terpengaruh sebagai dampak dari keputusan
tersebut. Secara umum, pihak management mungkin yakin dengan keputusan
penggabungan untuk penjualan iPhone dan produk lainnya.
2. Tugas, Hak dan Justice Para excecutive Apple
Mempunyai tugas untuk mendapatkan keuntungan selama hal tersebut tidak
melanggar hukum. Dalam kasus ini, para pembeli awal iPhone memiliki hak secara legal
untuk menuntut perusahaan dengan alasan perlakuan yang tidak adil. Namun, aksi
individual akan lebih sedikit dari pada class action. Dampak dari ketidakadilan
pengurangan harga dapat berupa tekanan buruk yang signifikan.
3. Kualitas Bagus yang Diharapkan
Dalam pikiran pelanggan dan pekerja pada perusahaan Apple, Jobs mempunyai
image secara teknis sebagai jenius yang berpandangan jauh ke depan yang terarah untuk
menyediakan nilai yang hebat bagi stakeholder. Penurunan harga $200 tidak sesuai
dengan harapan mereka pada Jobs dan Apple.
13. Apple seharusnya juga menggunakan pertanyaan “Tucker Framework” yang
dikembangkan dan dimodifikasi untuk menguji penurunan harga $200. Jika begitu
adanya, jawabannya adalah sebagai berikut:
1) Apakah hal ini menguntungkan? Hasilnya tidak jelas apakah menguntungkan atau
tidak.
2) Apakah hal ini legal? Mungkin, kecuali perlindungan konsumen tidak disinggung.
3) Apakah hal ini adil? Tidak menurut beberapa pelanggan dan pekerja.
4) Apakah hal ini benar? Tidak menurut beberapa eksekutif, pekerja, dan pelanggan
potensial.
5) Apakah hal ini mendemonstrasikan kualitas bagus yang diharapkan? Tidak seperti
yang didiskusikan sebelumnya.
6) Pertanyaan opsional: Apakah ini berkelanjutan? Isu dampak terhadap lingkungan
tidak dilibatkan dalam keputusan ini, tapi akan berdampak
7) Negative dan signifikan jangka menengah dan jangka yang lebih panjang. Sangat
tidak bijak untuk mengulang keputusan atau mengabaikan dampak negatif di masa
depan yang berpengaruh terhadap reputasi.
Sewajarnya, Apple harus mempertimbangkan praktek diskriminasi harga sebagai
strategi pemasaran sebagai ketidakadilan dan ketidakbijakan tanpa adanya mitigasi bagi
pembeli awal iPhone. Apakah pemberian kredit $100 memadai? Dalam peristiwa apapun,
Jobs dapat menghindari tekanan negatif dan kerusakan pada reputasinya dan Apple, jika
Apple telah menggunaka EDM untuk menganalisa keputusan sebelum bertindak.
14. Hal ini harus menjadi catatan bahwa meskipun potongan harga yang disebutkan pada
kasus ini tidak jarang dan dianggap tidak umum sebagai masalah etika serius, mereka
mempunyai aspek etis yang bisa dinilai menggunakan pendekatan EDM. Mereka
merepresentasikan risiko yang dapat melemahkan reputasi eksekutif dan perusahaan yang
terlibat.
REVIEW/ tinjauan :
Dalam pengambilan keputusan, eksekutif maupun CEO suatu perusahaan
perlumempertimbangkan pendekatan etis pengambilan keputusan yaitu:
- Consequences, Utility
- Duty, Rights, Justice
- Virtue Expectations
Jika dijabarkan ketiganya, dapat dikatakan pertimbangan-pertimbangan dari ketiga
pendekatan antara lain:
§ Well-offness/ Consequentialism
Keputusan yang kan dibuat harus menghasilkan keuntungan lebih dari biaya yang
dikeluarkan. Dalam kasus Apple, tidak jelas apakah keputusan pengurangan harga
menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari biaya yang dikeluarkan atau sebaliknya.
§ Rights, Duty/ Deontology
Keputusan yang akan dibuat seharusnya tidak menyinggung hak daripada stakeholder
termasuk pembuat keputusan. Menurut perusahaan, perusahaan telah membuat keputusan
yang benar. Akan tetapi ada pihak-pihak yang merasa mereka tidak diperlakukan dengan
adil dan bijak atas keputusan yang dibuat perusahaan yakni pelanggan awal yang
membeli produk perusahaan tersebut dengan harga tinggi.
15. § Fairness/ Justice
Pembagian keuntungan dan beban harus adil. Menurut beberapa pelanggan dan pekerja,
ada ketidakadilan dalam keputusan yang diambil oleh perusahaan.
§ Virtue Expectations/ Virtue Ethics
Motivasi keputusan harus merefleksikan kualitas bagus yang diharapkan stakeholder.
Bayak pelanggan merasa kecewa dengan keputusan ini. Artinya, keputusan yang diambil
sama sekali tidak merefleksikan kualitas bagus yang diharapkan.
Empat pertimbangan di atas harus memuaskan orang yang terkena dampak keputusan
tersebut agar keputusan dapat dipertimbangkan sebagai keputusan yang etis.
Namun, jika dilihat dari kasus perusahaan Apple yang dikaitkan dengan pertimbangan di
atas, lebih banyak dampak negatif yang dirasakan dari keputusan tersebut. Artinya,
keputusan yang diambil oleh perusahaan Apple belum cukup etis.
Jika dilihat dari pendekatan tradisional dengan 5 pertanyaan, yakni:
1. Apakah hal ini menguntungkan? Hasilnya tidak jelas apakah menguntungkan
atau tidak seperti yang didiskusikan sebelumnya.
2. Apakah hal ini legal? Mungkin, kecuali perlindungan konsumen tidak
disinggung.
3. Apakah hal ini adil? Tidak menurut beberapa pelanggan dan pekerja.
4. Apakah hal ini benar? Tidak menurut beberapa eksekutif, pekerja, dan
pelanggan potensial.
5. Apakah hal ini mendemonstrasikan kualitas bagus yang diharapkan? Tidak
seperti yang didiskusikan sebelumnya
16. 6. Pertanyaan opsional: Apakah ini berkelanjutan? Isu dampak terhadap
lingkungan tidak dilibatkan dalam keputusan ini, tapi akan berdampak negative
dan signifikan jangka menengah dan jangka yang lebih panjang.
7. Sangat tidak bijak untuk mengulang keputusan atau mengabaikan dampak
negatif di masa depan yang berpengaruh terhadap reputasi.
Menurut teori, jika terdapat lebih dari satu respon negative ketika lima pertanyaan
tersebut diajukan, pe,buat keputusan seharusnya merevisi kembali keputusan yang akan
diambil untuk menghapus dampak-dampak negative yang akan timbul. Jika revisi
keputusan berhasil dan mengarah kea rah positif, maka keputusan yang diambil pun
menjadi keputusan yang etis,
Jika dilihat dari kasus perusahaan Apple, terdapat lebih dari satu respon negative
atas pertanyaan yang diajukan. Dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil oleh
Apple bukanlah suatu keputusan yang etis.
Kendala Pengambilan Keputusan
Tak dapat dipungkiri bahwa penggabungan yang paling tepat sekalipun antara
pendekatan ilmiah dan pemikiran yang kreatif, intuitif dan pengalaman, dala proses
pengambilan keputusan tetap mengandung resiko ketidakberhasilan. Keputusan yang
diambil bisa saja tidak tepat, meleset atau bahkan mungkin salah sama sekali.
Dengan kata lain, banyak manajer yang menjadi tidak efektif dalam mengambil
keputusan karena menghadapi banyak kendala dalam proses pengambilan keputusan itu
sendiri. Berikut beberapa kendala yang sering dihadapi seorang manajer :
1. “hantu” Kegagalan di Masa Lalu
Dalam perjalanan karir seorang manajer, tidak ada sorang pun yang mencapai nilai
keberhasilan seratus persen. Asa saja tindakan dan keputusan yang diambil yang tidak
17. mendatangkan hasil yang diharapkan. Pengalaman pahit yang dialami di masa lalu
menghantui sesorang sehingga ia menjadi takut dan ragu dalam mengambil keputusan.
2. Faktor Ketidakpastian
Tak dapat dipungkiri bahwa katidakpastian merupakan salah satu kendala yang dihadapi
dalam mengambil sebuah keputusan. Oleh karena itu, kemampuan memperhitungkan dan
mengatasi ketidakpastian akan mempengaruhi tingkat efektivitas seorang pengambil
keputusan. Ketidak pastian menjadi kendala karena : pertama, Mungkin kurangnnya
keyakinan dalam diri manajer tentang hasil yang akan diperoleh. Kedua, manajer yang
bersangkutan ragu, apakah keputusan baru diperlukan ?.
3. Kemalasan
Karena wewenang yang dimiliknya, tidak sedikit manajer yang gemar mencari “kambing
hitam” untuk menutupi kekurangan dalam menjatuhkan pilihan yang dipandang tepat.
Memang sifat yang manusiawi apabila dalam keberhasilan, seorang menepuk dada,
seolah – olah keberhasilan itu berkat kemampuan orang yang bersangkutan. Begitu juga
sebaliknya, dalam mengahadapi ketidakberhasilan dan kegagalan, orang yang sama akan
dengan cepat mengelak dari tanggung jawab dan menuding orang lain sebagai “biang
keladi” nya. Sifat yang demikian dapat menjadi kendala.
Sumber :
http://gudangilmuekonomi.blogspot.co.id/2015/08/pengambilan-keputusan-dalam-
manajemen.html (diakses 30.11.18)
http://iskameutia.blogspot.com/2015/11/contoh-kasus-komunikasi-dan-
pengambilan.html (diakses 30.11.18)
Hapzi Ali, 2018. Modul BE & GG, Univeristas Mercu Buana.