Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...UNESA
Substansi seperti elektrolit, gas, dan nutrisi harus bergerak ke seluruh tubuh. Hal ini dapat dapat dilakukan dengan sistem traspor pasif atau aktif. Difusi dan osmosis merupakan contoh dari sistem transpor pasif (James, dkk., 2008: 27). Partikel berpindah karena energi kinetik yang dimilikinya. Hal ini penting untuk memungkinkan partikel menyebrangi membran sel. Tidak diperlukan energi tambahan untuk proses ini. Difusi adalah pengaliran larutan dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah dan hasil akhir dari proses difusi adalah konsentrasi di kedua kompartemen manjadi sama. Larutan tersebut adalah zat-zat atau pertikel-partikel yang berada dalam cairan seperti glukosa, elektrolit, oksigen, dan lain-lain.
Sedangkan osmosis adalah gerakan air melewati membran semipermeabel dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (Horne & Swearingen, 2001). Pada osmosis, biasnya perpindahan terjadi hanya satu arah karena yang bergerak adalah air. Tujuan osmosis adalah melarutkan zat terlarut (solute) sampai terjadi ekuilibrium pada kedua larutan, suhu larutan, muatan listrik solute dan perbedaan tekanan osmotik. Tekanan osmotik ini bergantung pada konsentrasi molekul di dalam larutan. Bila konsentrasi molekulnya tinggi, maka tekanan osmotik pada larutan tersebut tinggi sehingga air akan tertarik masuk ke dalam larutan tersebut. (Asmadi, 2008: 52-53). Tekanan osmotik dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
TO sel = 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa, semakin banyak prosentase sel yang terplasmolisis, pada konsentrasi sukrosa 0,14 M, prosentase sel yang terplasmolisis 45%, dimana mendekati 50%, dan nilai tekanan osmosis dari konsentrasi sukrosa 0,14 M adalah 3,48 atm.
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...UNESA
Senyawa organik menyimpan energi dalam susunan atomnya. Dengan bantuan enzim, sel secara sistematik merombak molekul organik kompleks yang kaya akan energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah. Sebagian energi yang diambil dari simpanan kimiawi dapat digunakan untuk melakukan kerja; sisanya dilepas sebagai panas. Jalur metabolisme yang melepaskan energi simpanan dengan cara memecah molekul kompleks disebut jalur katabolik. Suatu proses katabolik, fermentasi, merupakan perombakan parsial gula yang terjadi tanpa bantuan oksigen. Akan tetapi, jalur katabolik yang paling umum dan paling efisien ialah respirasi seluler, di mana oksigen dikonsumsi sebagai reaktan bersama-sama dengan bahan bakar organik.
Dalam sel eukariotik, mitokondria mewadahi sebagian besar perlengkapan metabolik yang digunakan untuk respirasi seluler. Walau sangat berbeda mekanismenya, respirasi pada prisipnya serupa dengan pembakaran bensin dalam mesin mobil setelah oksigen dicampiur dengan bahan bakar (hidrokarbon). Makanan merupakan bahan bakar untuk respirasi, dan buangannya adalah karbon dioksida dan air (Campbell dkk., 2002: 159).
Proses keseluruhan dapat dirangkum sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + ATP
glukosa oksigen karbon dioksida air energi
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, semakin rendah suhu, maka semakin lambat laju respirasi, begitu pula dengan semakin tinggi suhu maka semakin cepat cepat laju respirasi.
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...UNESA
Difusi adalah pergerakan molekul melintasi membran semipermiabel dari kompartemen berkonsentrasi tinggi menuju kompartemen berkonsentrasi rendah. Sedangkan osmosis adalah pergerakan cair solven (pelarut) murni (misalnya air) melintasi membran sel dari larutan berkonsentrasi tinggi (pekat) (Tamsuri, 2009: 3-4).
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial air. Potensial air adalah energi yang dimiliki air untuk bergerak atau untuk mengadakan reaksi. Potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan difusi. Potensial air dinyatakan sebagai nol, sehingga potensial air dari suatu larutan adalah kurang dari nol. Potensial air dapat dipengaruhi oleh tekanan, suhu, dan partikel-partikel bahan terlarut.
Dalam proses osmosis, potensial osmotik juga berperan penting. Potensial osmotik merupakan potensial yang disebabkan adanya materi yang terlarut. Kontribusi dari potensial air pada zat terlarut disebut dengan potensial osmotik, yang selalu bernilai negatif, karena air sebagai pelarut dalam larutan itu melakukan kerja kurang dari air murni.
Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial tekanan dan potensial osmotik. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi potensial air, sedangkan potensial osmotik menunjukkan status larutan di dalam sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tumbuhan dalam seri larutan yang telah diketahui potensial airnya, maka potensial air jaringan tersebut dapat diketahui. Potensial tekanan air bernilai positif, negatif, bahkan nol. Tetapi secara umum, nilai potensial tekanan ini bernilai positif, karena setiap sel tumbuhan memiliki tekanan tugor (Advinda, 2018). Nilai potensial air jaringan tumbuhan pada umbi kentang dihitung dengan rumus:
PA = PO + PT → PT = 0
PA = PO → PO = -TO
PA = _ 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang tidak menambah panjang umbi kentang
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
1. Semakin kecil konsentrasi sukrosa, semakin bertambah panjang jaringan tumbuhan pada umbi kentang
2. Konsentrasi larutan sukrosa 0 M dan 0,4 M tidak menyebabkan perubahan panjang irisan jaringan umbi kentang
3. Nilai potensial air jaringan tumbuhan dari konsentrasi larutan sukrosa 0 M adalah 0 atm, dan nilai potensial air dari konsentrasi larutan sukrosa 0,4 M adalah -9,94 atm
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...UNESA
Substansi seperti elektrolit, gas, dan nutrisi harus bergerak ke seluruh tubuh. Hal ini dapat dapat dilakukan dengan sistem traspor pasif atau aktif. Difusi dan osmosis merupakan contoh dari sistem transpor pasif (James, dkk., 2008: 27). Partikel berpindah karena energi kinetik yang dimilikinya. Hal ini penting untuk memungkinkan partikel menyebrangi membran sel. Tidak diperlukan energi tambahan untuk proses ini. Difusi adalah pengaliran larutan dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah dan hasil akhir dari proses difusi adalah konsentrasi di kedua kompartemen manjadi sama. Larutan tersebut adalah zat-zat atau pertikel-partikel yang berada dalam cairan seperti glukosa, elektrolit, oksigen, dan lain-lain.
Sedangkan osmosis adalah gerakan air melewati membran semipermeabel dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (Horne & Swearingen, 2001). Pada osmosis, biasnya perpindahan terjadi hanya satu arah karena yang bergerak adalah air. Tujuan osmosis adalah melarutkan zat terlarut (solute) sampai terjadi ekuilibrium pada kedua larutan, suhu larutan, muatan listrik solute dan perbedaan tekanan osmotik. Tekanan osmotik ini bergantung pada konsentrasi molekul di dalam larutan. Bila konsentrasi molekulnya tinggi, maka tekanan osmotik pada larutan tersebut tinggi sehingga air akan tertarik masuk ke dalam larutan tersebut. (Asmadi, 2008: 52-53). Tekanan osmotik dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
TO sel = 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa, semakin banyak prosentase sel yang terplasmolisis, pada konsentrasi sukrosa 0,14 M, prosentase sel yang terplasmolisis 45%, dimana mendekati 50%, dan nilai tekanan osmosis dari konsentrasi sukrosa 0,14 M adalah 3,48 atm.
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...UNESA
Senyawa organik menyimpan energi dalam susunan atomnya. Dengan bantuan enzim, sel secara sistematik merombak molekul organik kompleks yang kaya akan energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah. Sebagian energi yang diambil dari simpanan kimiawi dapat digunakan untuk melakukan kerja; sisanya dilepas sebagai panas. Jalur metabolisme yang melepaskan energi simpanan dengan cara memecah molekul kompleks disebut jalur katabolik. Suatu proses katabolik, fermentasi, merupakan perombakan parsial gula yang terjadi tanpa bantuan oksigen. Akan tetapi, jalur katabolik yang paling umum dan paling efisien ialah respirasi seluler, di mana oksigen dikonsumsi sebagai reaktan bersama-sama dengan bahan bakar organik.
Dalam sel eukariotik, mitokondria mewadahi sebagian besar perlengkapan metabolik yang digunakan untuk respirasi seluler. Walau sangat berbeda mekanismenya, respirasi pada prisipnya serupa dengan pembakaran bensin dalam mesin mobil setelah oksigen dicampiur dengan bahan bakar (hidrokarbon). Makanan merupakan bahan bakar untuk respirasi, dan buangannya adalah karbon dioksida dan air (Campbell dkk., 2002: 159).
Proses keseluruhan dapat dirangkum sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + ATP
glukosa oksigen karbon dioksida air energi
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, semakin rendah suhu, maka semakin lambat laju respirasi, begitu pula dengan semakin tinggi suhu maka semakin cepat cepat laju respirasi.
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...UNESA
Difusi adalah pergerakan molekul melintasi membran semipermiabel dari kompartemen berkonsentrasi tinggi menuju kompartemen berkonsentrasi rendah. Sedangkan osmosis adalah pergerakan cair solven (pelarut) murni (misalnya air) melintasi membran sel dari larutan berkonsentrasi tinggi (pekat) (Tamsuri, 2009: 3-4).
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial air. Potensial air adalah energi yang dimiliki air untuk bergerak atau untuk mengadakan reaksi. Potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan difusi. Potensial air dinyatakan sebagai nol, sehingga potensial air dari suatu larutan adalah kurang dari nol. Potensial air dapat dipengaruhi oleh tekanan, suhu, dan partikel-partikel bahan terlarut.
Dalam proses osmosis, potensial osmotik juga berperan penting. Potensial osmotik merupakan potensial yang disebabkan adanya materi yang terlarut. Kontribusi dari potensial air pada zat terlarut disebut dengan potensial osmotik, yang selalu bernilai negatif, karena air sebagai pelarut dalam larutan itu melakukan kerja kurang dari air murni.
Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial tekanan dan potensial osmotik. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi potensial air, sedangkan potensial osmotik menunjukkan status larutan di dalam sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tumbuhan dalam seri larutan yang telah diketahui potensial airnya, maka potensial air jaringan tersebut dapat diketahui. Potensial tekanan air bernilai positif, negatif, bahkan nol. Tetapi secara umum, nilai potensial tekanan ini bernilai positif, karena setiap sel tumbuhan memiliki tekanan tugor (Advinda, 2018). Nilai potensial air jaringan tumbuhan pada umbi kentang dihitung dengan rumus:
PA = PO + PT → PT = 0
PA = PO → PO = -TO
PA = _ 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang tidak menambah panjang umbi kentang
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
1. Semakin kecil konsentrasi sukrosa, semakin bertambah panjang jaringan tumbuhan pada umbi kentang
2. Konsentrasi larutan sukrosa 0 M dan 0,4 M tidak menyebabkan perubahan panjang irisan jaringan umbi kentang
3. Nilai potensial air jaringan tumbuhan dari konsentrasi larutan sukrosa 0 M adalah 0 atm, dan nilai potensial air dari konsentrasi larutan sukrosa 0,4 M adalah -9,94 atm
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...UNESA
Istilah auksin (auxin) sebetulnya digunakan untuk menjelaskan segala jenis bahan kimia yang membantu proses pemanjangan koleoptil, meskipun auksin memiliki banyak fungsi baik pada monokotil maupun pada dikotil. Auksin alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan merupakan suatu senyawa yang dinamai asam indolasetat (indolasetic acid, IAA). Selain auksin alamiah ini, beberapa senyawa sintetik memiliki aktivitas auksin. Meskipun auksin mempengaruhi beberapa aspek perkembangan tumbuhan, salah satu fungsinya yang paling penting adalah merangsang pemanjangan sel pada tunas muda yang sedang berkembang. Meristem apikal suatu tunas merupakan tempat utama sintesis auksin. Karena auksin dari apeks tunas begerak turun ke daerah pemanjangan sel, hormon akan merangsang pertumbuhan sel-sel tersebut (Campbell dkk., 2002).
Auksin merupakan hormon pertumbuhan tanaman yang ditemukan pertama kali, dimana hormon ini berperan dalam proses pemanjangan beberapa organ tumbuhan sebagai respon adanya ekspansi atau peluasan sel (Opik et al., 2005). Auksin alamiah yang ditemukan pada tanaman berupa asam indolasetat atau indolasetic acid (IAA). IAA merupakan salah satu hormon auksin yang paling aktif, dimana hormon ini dihasilkan dari metabolisme atau sintesis L-Tryptophan (Shahab et al., 2009). Auksin berperan dalam proses perkembangan tumbuhan pada tahapan lebih lanjut serta dapat merubah ekspresi gen dengan cepat sehingga menyebabkan sel-sel di daerah pemanjangan menghasilkan protein-protein baru dalam waktu singkat (Verheye, 2010).
Auksin alami yakni tanaman yang dapat memproduksi sendiri hormon auksin endogen. Auksin merupakan salah satu zat pengatur tumbuh tanaman, contohnya hormon IAA dan IBA. Zat pengatur tumbuh tanaman merupakan susunan organik berbeda dengan nutrient, dimana hormon dihasilkan oleh tanaman dalam konsentrasi yang bisa mengatur proses fisiologi tanaman yang aktivitasnya dapat merangsang atau mendorong pengembangan sel, auksin sudah tersedia secara alami pada tumbuhan (Patma dkk., 2013).
Auksin sintetik yakni hormon yang berasal dari luar tubuh tumbuhan (auksin eksogen) yakni buatan manusia. Salah satu jenis auksin sintetik yang dijual di pasaran adalah atonik. Atonik merupakan salah satu merk dagang yang mengandung pengatur tumbuh auksin yang dapat merangsang pertumbuhan akar dan dapat mempercepat perkecambahan benih. Antonik ini hanya efektif pada lama perendaman tertentu. Cara pemberian zat pengarur tumbuh dapat dalam bentuk pencelupan, perendaman, penyemprotan, pengolesan dan lain-lain (Kumianjani dkk., 2013).
Kesimpulan
Hormon NAA, AIA, 2,4 D berpengaruh dalam pertumbuhan panjang jaringan koleoptil dan jaringan radikula. Pertambahan panjang jaringan tertinggi terdapat pada hormon NAA jaringan koleoptil sebesar 7,6 mm dan jaringan radikula sebesar 1,8 mm. Pertambahan panjang jaringan terendah terdapat pada akuades yaitu jaringan koleoptil sebesar 0,4 mm dan jaringan radikula 1 mm.
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)UNESA
Kemampuan bertunas berhenti saat biji mengalami dormansi. Dormansi terjadi segera setelah pemanenan atau saat kondisi lingkungannya tidak mendukung pada periode akhir pertumbuhannya. Fase awal dormansi ini merupakan titik awal proses pematangan fisiologis, seringkali disebut sebagai ‘wilting point’. Periode dormansi dapat didefinisikan sebagai periode menurunnya aktivitas metabolisme endogeneous dimana biji tidak menunjukkan pertumbuhan tunas di dalam atau di luar, walaupun komoditas tetap mempertahankan potensi pertumbuhannya pada masa berikutnya saat kondisi memungkinkan. Kemampuan dormansi ini merupakan karakteristik yang membedakan antar spesies dan varietas. Periode ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, kelembaban, oksigen dan CO2, komposisi atmosfir ruang penyimpanan serta ada atau tidaknya luka karena kerusakan fisik atau penyakit (Estiasih, dkk., 2017).
Dormansi merupakan masa istirahat biji sehingga proses perkecambahan tidak dapat terjadi yang disebabkan adanya pengaruh dari dalam biji (Salisbury dan Ross, 1995). Dormansi benih mengakibatkan benih menjadi sulit berkecambah. Hal ini dapat disebabkan oleh sifat atau tekstur kulit biji yang keras (Mulyana dan Asmarahman, 2012).
Bila penyebab terjadinya dormansi adalah embrio benih disebut dormansi fisiologi, sedangkan bila penyebabnya kulit benih disebut dormansi fisik. Penyebab dormansi fisik dan dormansi fisiologi dapat dijumpai pada berbagai spesies, tetapi ada spesies yang mempunyai dormansi ganda. Dari semua perlakuan pematahan dormansi secara fisik yang dicoba ternyata skarifikasi (dengan kertas amplas) adalah cara yang cocok untuk mematahkan dormansi benih aren, sebab mampu mempercepat proses perkecambahan (43 hari setelah ditanam) dan mempunyai daya berkecambah yang tinggi yaitu 79,41 % (Hartawan, 2016).
Umumnya perlakuan pematahan dormansi diberikan secara fisik, seperti skarifikasi mekanik dan kimiawi. Skarifikasi mekanik meliputi pengamplasan, pengikiran, pemotongan dan penusukan bagian tertentu pada benih. Kimiawi biasanya dilakukan dengan menggunakan air panas dan bahan-bahan kimia seperti asam kuat (H2SO4 dan HCl), alkohol dan H2O2 yang bertujuan untuk merusak atau melunakkan kulit benih (Kartika, et al., 2015).
Kesimpulan
Proses dormansi biji sirsak cepat tumbuh pada biji yang diamplas, dibandingkan dengan biji yang direndam H2SO4 dan dicuci air.
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
Pertumbuhan adalah proses pertambahan jumlah dan atau ukuran sel dan tidak dapat kembali kebentuk semula (irreversible), dapat diukur (dinyatakan dengan angka, grafik dsb).
Perkembangan adalah proses menuju ke tingkat kedewasaan / pematangan tidak dapat diukur tetapi hanya dapat di amati.
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...UNESA
Istilah auksin (auxin) sebetulnya digunakan untuk menjelaskan segala jenis bahan kimia yang membantu proses pemanjangan koleoptil, meskipun auksin memiliki banyak fungsi baik pada monokotil maupun pada dikotil. Auksin alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan merupakan suatu senyawa yang dinamai asam indolasetat (indolasetic acid, IAA). Selain auksin alamiah ini, beberapa senyawa sintetik memiliki aktivitas auksin. Meskipun auksin mempengaruhi beberapa aspek perkembangan tumbuhan, salah satu fungsinya yang paling penting adalah merangsang pemanjangan sel pada tunas muda yang sedang berkembang. Meristem apikal suatu tunas merupakan tempat utama sintesis auksin. Karena auksin dari apeks tunas begerak turun ke daerah pemanjangan sel, hormon akan merangsang pertumbuhan sel-sel tersebut (Campbell dkk., 2002).
Auksin merupakan hormon pertumbuhan tanaman yang ditemukan pertama kali, dimana hormon ini berperan dalam proses pemanjangan beberapa organ tumbuhan sebagai respon adanya ekspansi atau peluasan sel (Opik et al., 2005). Auksin alamiah yang ditemukan pada tanaman berupa asam indolasetat atau indolasetic acid (IAA). IAA merupakan salah satu hormon auksin yang paling aktif, dimana hormon ini dihasilkan dari metabolisme atau sintesis L-Tryptophan (Shahab et al., 2009). Auksin berperan dalam proses perkembangan tumbuhan pada tahapan lebih lanjut serta dapat merubah ekspresi gen dengan cepat sehingga menyebabkan sel-sel di daerah pemanjangan menghasilkan protein-protein baru dalam waktu singkat (Verheye, 2010).
Auksin alami yakni tanaman yang dapat memproduksi sendiri hormon auksin endogen. Auksin merupakan salah satu zat pengatur tumbuh tanaman, contohnya hormon IAA dan IBA. Zat pengatur tumbuh tanaman merupakan susunan organik berbeda dengan nutrient, dimana hormon dihasilkan oleh tanaman dalam konsentrasi yang bisa mengatur proses fisiologi tanaman yang aktivitasnya dapat merangsang atau mendorong pengembangan sel, auksin sudah tersedia secara alami pada tumbuhan (Patma dkk., 2013).
Auksin sintetik yakni hormon yang berasal dari luar tubuh tumbuhan (auksin eksogen) yakni buatan manusia. Salah satu jenis auksin sintetik yang dijual di pasaran adalah atonik. Atonik merupakan salah satu merk dagang yang mengandung pengatur tumbuh auksin yang dapat merangsang pertumbuhan akar dan dapat mempercepat perkecambahan benih. Antonik ini hanya efektif pada lama perendaman tertentu. Cara pemberian zat pengarur tumbuh dapat dalam bentuk pencelupan, perendaman, penyemprotan, pengolesan dan lain-lain (Kumianjani dkk., 2013).
Kesimpulan
Hormon NAA, AIA, 2,4 D berpengaruh dalam pertumbuhan panjang jaringan koleoptil dan jaringan radikula. Pertambahan panjang jaringan tertinggi terdapat pada hormon NAA jaringan koleoptil sebesar 7,6 mm dan jaringan radikula sebesar 1,8 mm. Pertambahan panjang jaringan terendah terdapat pada akuades yaitu jaringan koleoptil sebesar 0,4 mm dan jaringan radikula 1 mm.
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)UNESA
Kemampuan bertunas berhenti saat biji mengalami dormansi. Dormansi terjadi segera setelah pemanenan atau saat kondisi lingkungannya tidak mendukung pada periode akhir pertumbuhannya. Fase awal dormansi ini merupakan titik awal proses pematangan fisiologis, seringkali disebut sebagai ‘wilting point’. Periode dormansi dapat didefinisikan sebagai periode menurunnya aktivitas metabolisme endogeneous dimana biji tidak menunjukkan pertumbuhan tunas di dalam atau di luar, walaupun komoditas tetap mempertahankan potensi pertumbuhannya pada masa berikutnya saat kondisi memungkinkan. Kemampuan dormansi ini merupakan karakteristik yang membedakan antar spesies dan varietas. Periode ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, kelembaban, oksigen dan CO2, komposisi atmosfir ruang penyimpanan serta ada atau tidaknya luka karena kerusakan fisik atau penyakit (Estiasih, dkk., 2017).
Dormansi merupakan masa istirahat biji sehingga proses perkecambahan tidak dapat terjadi yang disebabkan adanya pengaruh dari dalam biji (Salisbury dan Ross, 1995). Dormansi benih mengakibatkan benih menjadi sulit berkecambah. Hal ini dapat disebabkan oleh sifat atau tekstur kulit biji yang keras (Mulyana dan Asmarahman, 2012).
Bila penyebab terjadinya dormansi adalah embrio benih disebut dormansi fisiologi, sedangkan bila penyebabnya kulit benih disebut dormansi fisik. Penyebab dormansi fisik dan dormansi fisiologi dapat dijumpai pada berbagai spesies, tetapi ada spesies yang mempunyai dormansi ganda. Dari semua perlakuan pematahan dormansi secara fisik yang dicoba ternyata skarifikasi (dengan kertas amplas) adalah cara yang cocok untuk mematahkan dormansi benih aren, sebab mampu mempercepat proses perkecambahan (43 hari setelah ditanam) dan mempunyai daya berkecambah yang tinggi yaitu 79,41 % (Hartawan, 2016).
Umumnya perlakuan pematahan dormansi diberikan secara fisik, seperti skarifikasi mekanik dan kimiawi. Skarifikasi mekanik meliputi pengamplasan, pengikiran, pemotongan dan penusukan bagian tertentu pada benih. Kimiawi biasanya dilakukan dengan menggunakan air panas dan bahan-bahan kimia seperti asam kuat (H2SO4 dan HCl), alkohol dan H2O2 yang bertujuan untuk merusak atau melunakkan kulit benih (Kartika, et al., 2015).
Kesimpulan
Proses dormansi biji sirsak cepat tumbuh pada biji yang diamplas, dibandingkan dengan biji yang direndam H2SO4 dan dicuci air.
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
Pertumbuhan adalah proses pertambahan jumlah dan atau ukuran sel dan tidak dapat kembali kebentuk semula (irreversible), dapat diukur (dinyatakan dengan angka, grafik dsb).
Perkembangan adalah proses menuju ke tingkat kedewasaan / pematangan tidak dapat diukur tetapi hanya dapat di amati.
Air memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan tumbuhan. Air diserap oleh akar dan ditransportasikan ke dalam tubuh tumbuhan kemudian diuapkan ke atmosfer. Bila terjadi ketidak seimbangan air dalam tubuh tumbuhan menimbulkan masalah defisit air yang mengakibatkan terganggunya sejumlah proses selular. Oleh karena itu tumbuhan harus menjaga seimbangan air yaitu antara pengambilan dan penguapan. Air berperan penting dalam sel tumbuhan. Pada slide ini juga dibahas mengenai sistem transpor air pada tumbuhan. Juga menjelaskan peranan aquaporin sebagai sistem transportasi air pada tumbuhan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1.Peristiwa plasmolisis adalah peristiwa lepasnya membrane sel dari dinding sel sebagai dampak dari hipertonisnya larutan dari luar sel, sehingga cairan yang berada di dalam sel keluar dari sel dan akibatnya tekanan turgor sel menjadi nol.
2.Sel tumbuhan yang dimasukan dalam larutan glukosa akan mengalami plasmolisis, dan semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang mengalami plasmolisis .
3.Inciepient plasmolysis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari seluruh jumlah sel menunjukkan tanda-tanda plasmolisis.
4. Inciepient plasmolysis (IP) pada percobaan ini terjadi pada konsentrasi 0,20 M
5. Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang berplasmolisis karena konsentrasi larutan semakin pekat dan semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin sedikit jumlah sel yang tidak berplasmolisis .
Pamelo (Citrus maxima (Burm.) Merr) merupakan salah satu buah eksotis tropika Indonesia yang sudah lama dikenal oleh masyarakat, selain buahnya berukuran besar, jeruk pamelo memiliki rasa segar dan daya simpan lama. Kesuksesan perbanyakan jeruk pamelo dengan teknik cangkok, dipengaruhi faktor perakaran dan ketersediaan hormon tanaman. Praktikum ini bertujuan untuk mengamati pengaruh zat pengatur tumbuh (ZPT) Root-Up terhadap pertumbuhan akar cangkok pada jeruk pamelo (Citrus maxima Burm.).
Sansevieria merupakan tanaman yang populer dikenal masyarakat sebagai tanaman penghias ruangan dan taman obat. Tanaman ini dijuluki tanaman sukulen, karena memiliki daun yang banyak mengandung air untuk bertahan hidup dan dapat tumbuh pada media yang tingkat kesuburannya rendah, serta tahan dengan media kering, dan hidup di banyak kondisi suhu udara. Sansevieria dapat diperbanyak secara vegetatif dengan pemisahan anakan, stek daun, menumbuhkan tunas rimpang, serta dengan kultur jaringan.
Puring (Codiaeum variegatum (Lam.) Blume.) atau disebut juga croton termasuk keluarga Euphorbiaceae. Selain dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias, tanaman puring juga dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Salah satu cara memperbanyak tanaman ini adalah dengan cara perbanyakan vegetatif, menggunakan teknik penyambungan atau enten (grafting).
Tanaman katuk dapat diperbanyak dengan stek dari batang yang sudah berkayu. Kendala perbanyakan stek katuk, lamanya muncul akar dan tunas, oleh karena itu untuk memacu pertumbuhan akar dan tunas perlu diberi zat pengatur tumbuh
Pemasaran merupakan salah satu subsistem penting dari sistem agribisnis. Kegiatan pemasaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terjadi dalam proses mengalirkan barang dan jasa dari sentra produksi ke sentra konsumsi guna memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan bagi konsumen serta memberikan keuntungan bagi produsen.
Karakter agronomi berbagai aksesi tanaman katuk (Ekal Kurniawan
Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) termasuk ke dalam famili Euphorbiaceae yang telah banyak diusahakan dan dikonsumsi sejak zaman dahulu.
Menurut Soetiarso (2010) katuk termasuk sayuran indigenous yang dapat beradaptasi baik dalam kondisi lingkungan yang relatif beragam.
Akuntan sering dihadapkan pada berbagai masalah yang menyangkut transaksi yang memerlukan interpretasi atau analisa khusus seperti analisis ekonomi, social, hukum, statistic, dan politik. Misalnya,dalam akuntansi terdapat karakteristik kualitatif dan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, yaitu obyektif. Namun demikian, tidak ada ukuran yang pasti terhadap kualitas tersebut. Karena memang akuntansi bukan bersifat matematis yang memiliki obyektifitas mutlak.
Nutrisi hidroponik ini ialah pupuk hidroponik lengkap yang mengadung semua unsur hara makro dan mikro yang diperlukan tanaman hidroponik. Pupuk tersebut diformulasi secara khusus sesuai dengan jenis dan fase pertumbuhan tanaman. Pupuk yang dapat digunakan untuk larutan nutrisi Hidroponik diantaranya:
Segala kegiatan yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik barang–barang hasil pertanian dari tangan produsen ke tangan konsumen termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan. Kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu, Elemen-elemen yang ada dalam bauran pemasaran adalah produk, harga, tempat, promosi, SDM, process dan customer service, sehingga secara keseluruhan terdapat tujuh komponen.Elemen-elemen yang ada dalam bauran pemasaran adalah produk, harga, tempat, promosi, SDM, process dan customer service, sehingga secara keseluruhan terdapat tujuh komponen.
Hydrophonic merupakan budidaya kultur air. Belajar hidroponik dengan tekun akan menjadikan diri kita lebih dekat dengan tanaman. NFT, DFT, Week System, Irrigationt system.
Pengaruh pengapuran terhadap pertumbuhan kacang tanahEkal Kurniawan
Kapur sebagai bahan penyedia kalsium diambil dari tanah sebagai kation Ca+. Pemberian kapur tidak saja menambah Ca itu sendiri, namun mengakibatkan pula unsur lain menjadi lebih tersedia, baik pada lapisan ginofor maupun pada daerah akar tanaman. Tersedianya Ca dan unsur lainnya menyebabkan pertumbuhan generatif menjadi lebih baik, sehingga pengisian polong lebih sempurna dan mengakibatkan hasil menjadi lebih tinggi. Pada Budidaya Kacang tanah ini dilakukan pemberian kapur dolomit yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kapur dolomit terhadap pertumbuhan dan daya hasil kacang tanah.
Hukum mendel merupakan hukum yang sangat penting dalam pola-pola hereditas. Pola-pola hereditas yaitu cara pewarisan sifat atau karakter induk yang diturunkan kepada keturunannya melalui sel-sel gamet dengan mengikuti aturan-aturan tertentu. Aturan tersebut diatur oleh hukum mendel. Hukum mendel merupakan hukum tentang pewarisan sifat.
Mendel melakukan persilangan monohibrid atau persilangan satu sifat beda, dengan tujuan mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya. Persilangan ini untuk membuktikan hukum Mendel I yang menyatakanbahwa pasangan alel pada proses pembentukkan sel gamet dapat memisah secara bebas. Hukum Mendel I disebut juga dengan hukum segregasi.
Ekal Kurniawan
Blas (pyricularia oryzae) merupakan penyakit yang sering menyerang tanaman padi sehingga menyebabkan kerusakan dan menimbulkan kerugian yang parah. penyakit blas dapat dikendalikan dengan menggunakan pestisida nabati.
Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)Ekal Kurniawan
Kale atau borecole (Brasicca oleraceae var. Acephala) merupakan jenis sayur kelas dunia yang mengandung nilai nutrisi tinggi. Kale berasal dari golongan Brasicca, layaknya kubis, brokoli dan kailan. Tanaman kale juga dapat dibudidayakan tanpa menggunakan tanah sebagai media pertumbuhan, yaitu dapat dibudidayakan dalam hidroponik.
Siklus biogeokimia atau siklus organik anorganik, Carbon C, Oksigen (O), Hidrogen (H), Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Belerang (S), proses fiksasi nitrogen, proses ini dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang akan bersimbiosis dengan bakteri Azotobacter, Clostridium, dan polong-polongan. Ganggang hijau juga memiliki kemampuan yang sama seperti memfiksasi nitrogen.
Pengertian Modal Secara umum, rumus BEP, Menurut Prof. Bakker, biaya produksi, Analisis Titik Impas Dalam Unit, Analisis Titik Impas Dalam Rupiah, Analisis Titik Impas Dalam Rupiah
“Pengaruh pemberian pupuk hayati dengan berbagai perlakuan terhadap budidaya ...Ekal Kurniawan
Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Tanam Cabai Merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Kebutuhan cabai terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabai. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk hayati dengan berbagai perlakuan terhadap budidaya cabai merah (Capsicum Annum L).
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR FISIOLOGI TUMBUHAN
PENGUKURAN POTENSIAL AIR JARINGAN TUMBUHAN
Oleh :
Nama : Ekal Kurniawan
NIM : A. 1411129
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2016
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Potensial kimia adalah energi bebas per mol substansi di dalam suatu system
kimia. Oleh karena itu, potensial kimia suatu senyawa di bawah kondisi tekanan
dan temperature konstan tergantung kepada jumlah mol substansi yang ada.
Dalam hal hubungan air dan tanaman, potensial kimia dan air sering dinyatakan
dengan istilah “potensial air”. Selanjutnya, bila potensial kimia dapat dinyatakan
sebagai ukuran energi dari suatu substansi yang akan bereaksi atau bergerak.
Dengan kata lain, potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul
air untuk molekul difusi.
Potensial air murni adalah nol (0), adanya beberapa substansi yang terlarut di
dalam air tersebut akan menurunkan potensial airnya, sehingga potensial air dari
suatu larutan adalah kurang dari nol. Definisi ini hanya berlaku pada tekanan
atmosfir. Apabila tekanan di sekitar system ditingkatkan atau diturunkan, maka
secara otomatis potensial air akan naik atau turun sesuai dengan perubahan
tekanan tersebut. Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu
potensial tekanan dan potensial osmosis. Potensial tekanan dapat menambah atau
mengurangi potensial air, sedangkan potensial osmosis menunjukkan status
larutan di dalam sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tersebut ke
dalam seri larutan yang telah diketahui potensial airnya, maka potensial air
jaringan tumbuhan tersebut dapat diketahui.
Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan secara
tepat keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan. Semakin rendah
potensial dari suatu sel atau jaringan tumbuhan, maka semakin besar kemampuan
tanaman untuk menyerap air dari dalam tanah. Sebaliknya, semakin tinggi
potensial air, semakin besar kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada
sel yang mempunyai kandungan air lebih rendah.
3. Sel tumbuhan memerlukan oksigen dan karbondioksida. Bagian-bagian
penyusun zat yang ukurannya sangat kecil disebut partikel. Partikel tersebut
meyebar merata ke segala arah. Zat-zat bergerak dari tempat yang mempunyai
konsentrasi lebih tinggi ke tempat yang konsentrasinya lebih rendah. Proses
perpindahan zat seperti tersebut dinamakan difusi. Konsentrasi suatu zat adalah
ukuran yang menunjukkan jumlah suatu zat dalam volume tertentu. Difusi partikel
zat itu akan berhenti jika konsetrasi zat di kedua tempat tersebut sudah sama.
Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel
terjadi jika terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan
isotonic, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapatkan dan
kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan laut, seperti bintang laut
(Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifat isotonic dengan
lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut
akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan)
atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan
hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil
dan dapat menyebabkan kematian. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam
lingkungan yang hipotonik atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan
keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.
Pada praktikum ini kita akan melakukan pengamatan terhadap potensi kimia
air untuk mengetahui pergerakan kimia air dalam tumbuhan yang mengalami
kelebihan air ataupun kekurangan cairan. Huruf yunani psi (Ψ), digunakan untuk
menyatakan potensial air dari suatu system, apakah system itu berupa sampel
tanah tempat tumbuhan atau berupa suatu larutan. Potensial air dinyatakan dalam
bar. Pada umumnya nilai potensial air dalam tumbuhan mempunyai nilai yang
lebih kecil dari 0 bar.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan nilai potensial air jaringan
umbi kentang.
4. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Potensial Air
Air merupakan 85-98% berat tumbuhan herba yang hidup di air. Dalam
sel, air diperlukan sebagai pelarut unsur hara sehingga dapat digunakan untuk
mengangkutnya; selain itu air diperlukan juga sebagai substrat atau reaktan untuk
berbagai reaksi kimia misalnya fotosintesis; dan air dapat menyebabkan
terbentuknya enzim dalam tiga dimensi sehingga dapat digunakan untuk aktivitas
katalisnya. Tanaman yang kekurangan air akan menjadi layu, dan apabila tidak
diberikan air secepatnya akan terjadi layu permanen yang dapat menyebabkan
kematian (Syarif, 2009).
Potensial kimia adalah energy bebas per mol substansi di dalam suatu
system kimia. Oleh karena itu, potensial kimia suatu senyawa di bawah kondisi
tekanan dan temperature konstan tergantung kepada jumlah mol substansi tekanan
dan temperature yang ada. Dalam hal hubungan air dan tanaman, potensial kimia
air sering dinyatakan dengan istilah “potensial air”. Selanjutnya, bila potensial
kimia dapat dinyatakan sebagai ukuran energy dari suatu substansi yang akan
bereaksi atau bergerak, maka potensial air merupakan ukuran dari energy yang
tersedia di dalam air untuk bereaksi atau bergerak. Dengan kata lain, potensial air
merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk molekul difusi
(Anonim, 2010).
Salah satu ciri yang membedakan antara sel hewan dan sel tumbuhan
adalah adanya dinding sel. Dinding sel terdiri atas dinding primer dan dinding
sekunder, antara dinding primer dari suatu sel dengan dinding primer dari sel
tetangganya terdapat lamella tengah. Lamella tengah merupakan perekat yang
mengikat sel secara bersama-sama untuk membentuk jaringan (Adnan, 2008).
Potensial air murni adalah nol (0), adanya beberapa substansi yang terlarut
di dalam air tersebut akan menurunkan potensial airnya, sehingga potensial air
dari suatu larutan adalah kurang dari nol. Definisi ini hanya berlaku pada tekanan
5. atmosfir. Apabila tekanan di sekitar system ditingkatkan atau diturunkan, maka
secara otomatis potensial air akan naik atau turun sesuai dengan perubahan
tekanan tersebut (Anonim, 2011).
Hubungan antar potensial air adalah dengan melakukan peristiwa osmosis
karena osmosis merupakan peristiwa difusi dimana antara dua tempat tersedianya
difusi dipisahkan oleh membrane atau selaput. Maka dapat diartikan bahwa
dinding sel atau membrane protoplasma adalah membrane pembatas antara zat
yang berdifusi karena pada umumnya sel tumbuh-tumbuhan tinggi mempunyai
dinding sel maka sebagian besar proses fitokimia dalam tumbuh-tumbuhan adalah
merupakan proses osmosis (Heddy, 1987).
Pada fisiologi tanaman hal biasa untuk menunjukkan energy bebas yang
dikandung di dalam air adalah dalam bentuk potensial air (Ψ). Definisi dari
potensial air adalah energy per unit volume air, potensial air berbanding lurus
dengan suhunya (Filter, A.h., 1981).
Potensial osmotic merupakan potensial kimia yang disebabkan adanya
materi yang terlarut. Potensial osmotic selalu memiliki nilai negative, hal ini
disebabkan karena cenderung bergerak menyeberangi membrane semi permeable
dari air murni menuju air yang mengandung zat terlarut (Lambers, dkk, 1998).
Besar jumlah potensial air pada tumbuhan dipengaruhi oleh 4 macam
komponen potensial, yaitu gravitasi, matriks, osmotic, dan tekanan. Potensial
gravitasi bergantung pada air di dalam daerah gravitasi, potensial matriks
bergantung pada kekuatan mengikat air saat penyerapan. Potensial osmotic
bergantung pada hidrostatik atau tekanan angina dalam air (Deragon, 2005).
Potensial air merupakan ukuran dari energy bebas air yang dipengaruhi
oleh zat terlarut, tekananm dan partikel matriks. Kontribusi dari potensial air oleh
solute terlarut disebut dengan potensial osmotic, yang selalu bernilai negative. Di
lain pihak, zat terlarut menurunkan potensial air. Potensial tekanan air dapat
bernilai positif, negative, bahkan nol. Tetapi secara umum nilai potensial tekanan
ini berarti bernilai positif, karena setiap sel tumbuhan memiliki tekanan turgor.
(Heddy, S, 1982).
6. Terkait dengan kemampuan air untuk berasosiasi dengan partikel koloid,
maka muncullah istilah potensial matriks. Potensial matriks bernilai cukup kecil
sehingga seringkali diabaikan. Namun potensial matriks sangatlah penting ketika
membahas mengenai hubungannya dengan air tanah (Lambers, dan T.E. Pons,
1998).
Potensial osmotic merupakan potensial kimia yang disebabkan adanya
materi yang terlarut. Besar jumlah potensial air pada tumbuhan dipengaruhi oleh
empat macam komponen potensial, yaitu gravitasi, matriks, osmotic, dan tekanan
(Filter, 1989).
Tanaman yang kekurangan air akan menjadi layu dan apabila tidak diberikan
air secepatnya akan terjadi layu permanen yang dapat menyebabkan kematian.
Terdapat lima mekanisme utama yang dapat menggerakkan air dari suatu tempat
ke tempat lain melalui proses:
a. Difusi adalah pergerakan molekul dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah. Laju difusi antara lain tergantung pada suhu
dan densitas medium. Gas berdifusi lebih cepat daripada air.
b. Osmosis adalah difusi melalui membrane semi permeable.
Masuknya larutan ke dalam sel-sel endodermis merupakan contoh
proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergerak
dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Osmosis juga dapat
terjadi dari sitoplasma ke organel-organel bermembran.
c. Tekanan kapiler, apabila pipa kapiler dicelupkan ke dalam bak
yang berisi air, maka permukaan air di dalam pipa kapiler akan
naik sampai terjadi keseimbangan antara tegangan yang menarik
air tersebut dengan beratnya.
d. Tekanan hidrostatik, masuknya air ke dalam sel akan menyebabkan
tekanan terhadap dinding sel sehingga dinding sel menegang. Hal
ini akan menyebabkan timbulnya tekanan hidrostatik untuk
melawan aliran tersebut.
e. Gravitasi, air juga bergerak untuk merespon gaya gravitasi bumi,
sehingga perlu tekanan untuk menarik ke atas. Pada tumbuhan
7. herba, pengaruh gravitasi dapat diabaikan karena perbedaan
tinggian pada bagian tanaman tersebut relative kecil. Pada
tumbuhan yang tinggi, pengaruh gravitasi sangat nyata. Untuk
menggerakkan air ke atas pada pohon yang tingginya 100 meter
diperlukan tekanan sekitar 20 atm (Anonim, 2009).
Pada potensial kimia, energy bebas per mol substansi di dalam suatu system
kimia. Oleh karena itu potensi kimia suatu senyawa di bawah kondisi tekanan dan
temperature konstan tergantung kepada jumlah mol substansi yang ada (Lakitan,
1996).
Turunan-turunan potensial air dari prinsip termodinamika dapat dijumpai
dalam slatyer, akan tetapi untuk saat ini cukup mendefinisikan potensial air
sebagai energy bebas per unit volume (Salisbury dan Ross, 1995).
2.2 Perhitungan Potensial Air Jaringan
Potensial air sel tau jaringan ditentukan oleh 3 faktor, yaitu potensial matriks,
potensial solut dan potensial tekanan. Hubungan tersebut dapat digambarkan
dengan persamaan :
Yw = Ym + Ys + Yp, dimana :
Yw : Potensial air dalam sel atau jaringan tumbuhan.
Ym : Potensial matriks, menunjukan ikatan molekul air dengan protoplasma
dan dinding sel.
Ys : Potensial solut, berhubungan dengan zat terlarut yang kebanyakan
terdapat dalam vakuola.
Yp : Potensial tekanan, karena adanya tkanan hidrostatis antara iai sel dan
dinding sel.
Nilai potensial matriks dangat berarti dalam sel yang tidak bervakuola dan
dalam beberapa jaringan yang mengalami dehidrasi. Misalnya biji yang kering
udara tau jaringan tumbuhan asli daerah kering atau padang pasir.
8. Pada umumnya dalam tumbuhan herba atau jaringan dewasa terdiri dasi
sel yang bervakuola, potensial matriks tersebut dapat diabaikan. Oleh karena itu
persamaan diatas dapat disederhankan menjadi :
Yw = Ys + Yp
Dalam percobaan dicari larutan sukrosa yang tidak mengakibatkan
perubahan berat pada jaringan, artinya potensial larutan tersebut sama dengan
potensial air jaringan umbi kentang, potensial air larutan adalah sama dengan
potensial osmotiknya. Maka persamaannya menjadi :
Yw = Ys
Unutng menghitung potensial osmotik larutan digunakan persamaan :
Ys = , dimana
M = Konsentrasi larutan yang tidak mengakibatkan penambatan atau
pengurangan berat isidan kentang.
T = Temperatur absolut, (0o
C = 273o
).
9. BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan tentang Pengukuran Potensial
Air Jaringan Tumbuhan dilaksanakan di Laboratorium Biologi Tumbuhan,
Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda Bogor.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun bahan dan alat yang dibutuhkan dalam praktikum kali ini adalah
umbi kentang, bor sumbat botol, pisau silet, tabung reaksi, kertas saring atau
kertas stensil, timbangan, penggaris, dan larutan sukrosa dengan berbagai
konsentrasi seperti 0,00 M; 0,10 M; 0,15 M; 0,20 M; 0,25 M; 0,30 M; 0,35 M;
0,40 M; 0,45 M; 0,50 M; 0,55 M; dan 0,60 M.
3.3 Cara Kerja
1. Siapkan 12 buah tabung reaksi yang masing – masing berisi 50 ml
larutan sukrosa : 0,00 M; 0,10 M; 0,15 M; 0,20 M; 0,25 M; 0,30 M; 0,35
M; 0,40 M; 0,45 M; 0,50 M; 0,55 M; dan 0,60 M.
2. Buat 12 buah selinder umbi kentang dengan bor sumbat botol (diameter
1 cm) pada sebuah umbi kentang yang sudah dikuliti Pembuat silinder
hendaknya seragam dengan diameter 1 cm dan panjang 4 cm.
3. Potonglah satu silinder kentang menjadi irisan tipis kira-kira 1-2 mm,
dengan menggunakan pisau silet.
4. Bilasi irisan kentang tersebut dengan air destilata secara cepat, keringkan
dengan kertas handuk dan timbang. Selanjutnya masukan kedalam
larutan sukrosa yang telah disiapkan. Ulangi untuk tiap tabung lainya.
5. Setelah 2 jam perendaman didalam tabung, angkatlah irisan itu, lalu
keringkan dengan kertas handuk dan timbanglah kembali. Ulangi untuk
setiap tabung lainnya.
6. Cari larutan sukrosa yang tidak mengakibatkan perubahan berat pada
umbi kentang.
10. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No Konsentrasi Larutan Berat Awal Berat Akhir
1 0,10 8,1 8,2
2 0,15 5,7 5,5
3 0,20 6,7 5,7
4 0,25 2,9 2,0
5 0,30 3,5 2,2
6 0,35 3,6 2,2
7 0,40 3,5 1,8
8 0,45 3,8 2,2
9 0,50 3,7 2,4
10 0,55 2,8 1,7
11 0,60 4,9 2,8
Tabel 1. Hasil pengukuran potensial air tumbuhan.
A. Perubahan Berat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11. B. Potensial Osmotik Sukrosa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kita menggunakan objek kentang yang akan
dilihat potensial air jaringan hidupnya untuk mengetahui pergerakan kimia air.
Pergerakan air dan larutan sukrosa yang terjadi pada kentang dapat dijadikan
sebagai acuan untuk mengetahui apakah kentang mempunyai daya serap yang
tinggi terhadap air atau larutan sukrosa.
Berdasarkan table di atas maka kita melihat adanya konsentrasi sukrosa
yang bervariasi, maka bervariasi pula % Δ bobot ubi jalar, dimana ada yang
bernilai positif ataupun negative. Nilai positif diperoleh dari berat akhir umbi
kentang yang lebih besar dibandingkan dengan berat awal umbi kentang. Potensial
osmotic larutan bernilai negatif, karena air pelarut dalam larutan itu melakukan
kerja kurang dari air murni. Kalau tekanan pada larutan meningkat, kemampuan
larutan untuk melakukan kerja, jadi potensial air larutan juga meningkat.
Potensial osmotic larutan bernilai positif, karena air pelarut dalam
larutan kentang maupun ubi jalar melakukan kerja lebih dari air murni. Jika
12. tekanan pada larutan meningkat, maka kemampuan larutan untuk melakukan kerja
juga meningkat sehingga bobot berat kentang meningkat. Pada percobaan
menggunakan larutan sukrosa pada kentang, larutan sukrosa dengan konsentrasi 0
sampai 0,10, % Δ bobotnya bernilai positif, sebaliknya konsentrasi sukrosa 0,15-
0,60 bernilai negative. Nilai positif pada konsentrasi 0,0 N sampai 0,10 N dan
nilai positif pada ke semua konsentrasi yang terdapat pada berat kentang setelah
direndam lebih besar dibandingkan dengan sebelum direndam. Akibatnya terjadi
penambahan berat jaringan oleh air dari larutan sukrosa. Pergerakan air dari
larutan sukrosa lebih tinggi (hipertonis) daripada konsentrasi air di dalam sel
kentang.
Nilai negative % Δ bobot pada konsentrasi sukrosa 0,15; sampai 0,60
diperoleh dari berat kentang sebelum direndam lebih kecil dibandingkan dengan
berat kentang sebelum direndam. Akibatnya terjadi penyusutan berat jaringan
karena air keluar dari sel menuju larutan sukrosa sehingga dapat disimpulkan
bahwa konsentrasi air di dalam larutan sukrosa lebih rendah (hipotonis) daripada
konsentrasi air didalam sel kentang (hipertonis) (kandungan solutenya lebih tinggi
daripada sekelilingnya).
Pada praktikum kali ini tidak terdapat jaringan kentang yang tidak
mengalami penambahan maupun pengeluaran air atau tidak ada pergerakan
molekul air karena tidak ada gradient konsentrasi larutan yang memiliki
konsentrasi sama dengan konsentrasi larutan dalam sel disebut larutan isotoner.
Pada pengamatan ini dilihat potensial air pada jaringan umbi kentang
untuk mengetahui pergerakan kimia air khususnya pada sel tumbuhan umbi
kentang (Solanum tuberosum) yang direndam selama 2 jam sehingga mengalami
kelebihan dan kekurangan cairan. Pergerakan air dan larutan sukrosa yang terjadi
pada umbi kentang dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengetahui apakah umbi
kentang mempunyai daya serap yang tinggi terhadap air atau larutan sukrosa.
13. BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini terjadi proses difusi yang mengakibatkan
pertambahan berat, hal ini karena kemampuan potensial air untuk menembus
membran selektif permeabel dari jaringan kentang ataupun ubi jalar. Air
merupakan pelarut yang hipotonik sehingga terjadi peristiwa osmosis pada
jaringan kentang yang hipertonik.
5.2 Saran
Diharapkan agar praktikan lebih teliti dan bersungguh-sungguh dalam
melakukan suatu percobaan.
14. DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum. 2016. PENETAPAN POTENSIAL AIR JARINGAN. Hal 1-2.
Universitas Djuanda : Bogor.
Anonim. 2010. LAPORAN SEMENTARA FISIOLOGI TUMBUHAN.
http://forestum.untad.blogspot.com. Diakses pada 12 Juni 2016
Anonim. 2011. LAPORAN PRAKTIKUM FISISOLOGI TUMBUHAN.
http://ekaboy-master.blogspot.com. Diakses pada 12 Juni 2016
Deragon. 2005. WATER POTENTIAL. http://www.deragon.com. Diakses pada
12 Juni 2016.