SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Tugas Kelompok 10
EKOSISTEM PERAIRAN
(Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi)
Dosen :
Lora Puspitasari, M.Si
Disusun Oleh :
Kelompok X
Fitri Mulyana 1211060062
Vivi Noviana Sari 1211060137
Winda Kurniati 1211060052
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunianya penyusunan makalah yang berjudul ‘’EKOSISTEM PERAIRAN’’
dapat kami selesaikan dengan baik.
Dalam makalah ini membahas proses hubungan atau intearksi timbal balik
antar organisme berdasarkan fungsi dan aspek penyusunannya yang tak dapat
terpisahkan satu dengan yang lainnya, semua kehidupan dibumi dipertahankan
oleh energi yang mencapai suatu komunitas organisme dan makhluk hidup.
Dan diharapkan dapat mengembangkan wawasan dengan cara mencari
informasi tentang ekosistem perairan dari berbagai macam pembahasan dari
dalam dan luar untuk mendapatkan informasi yang lebih dari pada makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah
ini, oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan masukan dari pembaca demi
penyempurnaan makalah ini.
Bandar Lampung, November 2014
PENULIS
DAFTAR ISI
JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................. 2
2.1 Pengertian Ekosistem........................................................ 2
2.2 Komponen ekosistem........................................................ 2
2.3 Faktor fisik kimiawi ekosistem air ...................................
2.4 Macam-macam ekosistem air...........................................
BAB III KESIMPULAN .............................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perairan dimuka bumi menunjang ekosistem yang berbeda, ekosistem air
terbagi atas ekosistem air tawar dan ekosistem laut. Ekosistem air tawar dan
ekosistem laut sangat berbeda kondisi osmotik yang dimuatnya sehingga relatif
sedikit organisme yang dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat penting bagi
kehidupan. Secara ekologis perairan dapat berperan sebagai tempat hidup (habitat)
permanen maupun temporal bagi berbagai jenis biota, dan bagian dari
berlangsungnya siklus materi serta aliran energi. Massa air di bumi dapat berupa
massa air permukaan, masa air tanah, massa es di kutub dan gletser, air laut, masa
air di atmosfer, dan massa air yang berada di tubuh makhluk hidup. 97,39% massa
air dibumi berupa air laut, sedangkan sisanya berupa massa air daratan (air payau
dan air tawar).
Ekosistem perairan memiliki kontribusi dan keterlibatan yang sangat besar
dalam mengatur keseimbangan alam semesta. Perairan baik perairan laut maupun
perairan darat (payau dan tawar), sebenarnya merupakan perairan yang secara
fisik tidak terpisahkan sebagai satu kesatuan ekologis. Dengan melihat batapa
kompleksnya ekosistem perairan, dalam makalah ini akan dibahas mengenai
ekosistem perairan baik itu air tawar ataupun air laut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian ekosistem?
2. Bagaimanakah komponen-komponen ekosistem?
3. Apakah macam-macam ekosistem perairan?
4. Bagaimanakah ekosistem air tawar dan ekosistem laut?
1.3 Tujuan
1. Untuk mendapatkan pengetahuan tentang ekosistem perairan.
2. Dapat mengetahui komponen-komponen dalam ekosistem perairan.
3. Dapat mengetahui macam dan ciri ekosistem perairan.
4. Dapat mengetahui ekosistem air tawar dan ekosistem laut
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik antar makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem merupakan
penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik
antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada
suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan
anorganisme. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, dan
mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Khususnya
mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu
sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan. Ekosistem
terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup yang terinteraksi membentuk suatu
kesatuan teratur. Selama setiap komponen tetap melakukan fungsinya dan
bekerjasama dengan baik, keteraturan ekosistem akan tetap terjaga. Gangguan
terhadap salah satu komponen akan mempengaruhi keseluruhan komponen
tersebut.
2.2 Komponen Ekosistem
1. Komponen Abiotik
Komponen abiotik adalah komponen yang terdiri atas bahan-bahan tidak
hidup (non hayati), yang meliputi komponen fisik dan kimia, seperti tanah, air,
matahari, udara, dan energi. Contoh komponen abiotik diantaranya adalah
intensitas cahaya, suhu, air, tipe tanah, atau batuan, ketersediaan mineral dan gas,
seperti oksigen, karbondioksida, dan nitrogen. Kemampuan organisme untuk
hidup dan berkembangbiak bergantung pada beberapa faktor abiotik.
2. Komponen Biotik
Komponen ini terdiri atas bahan-bahan yang bersifat hidup yang meliputi
organisme autotrof dan heterorof. Contoh komponen biotok itu tumbuhan, hewan
dan manusia selain itu cacing, jamur dan bakteri yang hidup didalam tanah pun
juga merupakan komponen biotik.
2.3 Faktor Fisik-kimiawi Perairan
Sifat fisik-kimia perairan sangat penting dalam ekologi. Faktor fisika
kimia perairan yang mempengaruhi produktivitas primer antara lain:
1. Suhu
Cahaya matahari merembes sampai pada kedalaman tertentu pada semua
perairan, sehingga permukaan air hangat (agak panas). Lapisan air yang dingin
disebut epilimnion dan lapisan air yang hangat disebut hipolimnion. Pemisah dari
kedua lapisan tersebut dinamakan metalimnion dan diantara kedua lapisan
tersebut terjadi peningkatan suhu yang tajam yang disebut termoklin. Dalam
ekosistem akuatik sangat dipengaruhi oleh temperatur. Kenaikan suhu sebesar
10oC akan meningkatkan aktivitas fisiologis (misalnya respirasi) dari organisme
sebesar 2-3 kali lipat. Pola suhu ekosistem akuatik dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara
sekelilingnya dan juga oleh faktor kanopi (penutupan oleh vegetasi) dari
pepohonan yang tumbuh ditepi.
2. Penetrasi Cahaya
Penetrasi cahaya merupakan besaran untuk mengetahui sampai kedalaman
berapa cahaya matahari dapat menembus lapisan suatu ekosistem perairan.
Penetrasi cahaya merupakan faktor pembatas bagi organisme fotosintetik
(fitoplankton), yang mempengaruhi migrasi vertikal harian dan dapat pula
mengakibatkan kematian pada organisme tertentu. Kedalaman penetrasi cahaya di
dalam laut, yang merupakan kedalaman dimana produksi fitoplankton masih dapat
berlangsung, bergantung pada beberapa faktor, antara lain absorbs cahaya oleh air,
panjang gelombang cahaya, kecerahan air, pemantulan cahaya oleh permukaan
laut, lintang geografik, dan musim.
3. Salinitas
Salinitas merupakan salah satu parameter perairan yang berpengaruh pada
fitoplankton. Variasi salinitas mempengaruhi laju fotosintesis, terutama di daerah
estuari khususnya pada fitoplankton yang hanya bisa bertahan pada batas-batas
salinitas yang kecil atau stenohalin. Meskipun salinitas mempengaruhi
produktivitas individu fitoplankton namun peranannya tidak begitu besar, tetapi di
perairan pantai peranan salinitas mungkin lebih menentukan terjadinya suksesi
jenis pada produktivitas secara keseluruhan. Karena salinitas bersama-sama
dengan suhu menentukan densitas air, maka salinitas ikut pula mempengaruhi
pengambangan dan penenggelaman fitoplankton.
4. pH
pH yang ideal bagi kehidupan organisma akuatik pada umumnya berkisar
antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat
basa membahayakan kelangsungan hidup organisma karena menyebabkan
terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. pH yang sangat rendah
menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat yang bersifat toksik
semakin tinggi yang tentunya mengancam kelangsungan organisma akuatik.
Sementara pH yang tinggi menyebabkan keseimbangan antara amonium dan
amoniak dalam air akan terganggu. Kenaikan pH di atas netral meningkatkan
konsentrasi amoniak yang juga bersifat sangat toksik bagi organisme. Nilai pH air
yang normal adalah netral yaitu antara 6 sampai 8.
5. Oksigen Terlarut (DO = Disolved Oxygen)
Disolved Oxygen (DO) merupakan banyaknya oksigen terlarut dalam suatu
perairan. Oksigen terlarut merupakan faktor yang sangat penting di dalam
ekosistem perairan, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi
sebagian besar organisme-organisme air. Kelarutan maksimum oksigen di dalam
air terdapat pada suhu 0oC, yaitu sebesar 14,16 mg/l O2. Oksigen merupakan
salah satu gas yang terlarut dalam perairan. Difusi oksigen kedalam air dapat
terjadi secara langsung pada kondisi air diam/ stagnan;
6. BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Nilai BOD menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme aerobik dalam proses penguraian senyawa organik, yang diukur
pada temperatur 20oC. BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah kebutuhan
oksigen yang dibutuhkan oleh organisma dalam lingkungan air untuk
menguraikan senyawa organik. Proses penguraian bahan buangan organik melalui
proses oksidasi oleh mikroorganisma di dalam lingkungan air merupakan proses
alamiah yang mudah terjadi apabila air lingkungan mengandung oksigen yang
cukup.
7. Kandungan Nitrat dan Fosfat
Fitoplankton dapat menghasilkan energi dan molekul yang kompleks jika
tersedia bahan nutrisi yang paling penting adalah nitrat dan fosfat. Keberadaan
nitrat di perairan sangat dipengaruhi oleh buangan yang berasal dari industri,
bahan peledak, piroteknik dan pemupukan. Secara alamiah kadar nitrat biasanya
rendah namun kadar nitrat dapat menjadi tinggi sekali dalam air tanah di daerah
yang diberi pupuk yang diberi nitrat/nitrogen. Fosfat merupakan unsur yang
penting dalam aktivitas pertukaran energi dari organisme yang dibutuhkan dalam
jumlah sedikit, sehingga fosfat berperan sebagai faktor pembatas bagi
pertumbuhan organisme. Peningkatan konsentrasi fosfat dalam suatu ekosistem
perairan akan meningkatkan pertumbuhan algae dan tumbuhan air lainnya secara
cepat. Kelimpahan komunitas fitoplankton di laut sangat berhubungan dengan
kandungan nutrien seperti fosfat, nitrat, silikat, dan hara lainnya. Kandungan
nutrien dapat mempengaruhi kelimpahan fitoplankton dan sebaliknya fitoplankton
yang padat dapat menurunkan kandungan nutrien dalam air.
2.4 Macam-Macam Ekosistem Perairan
Ekosistem perairan terbagi menjadi dua, yaitu ekosistem air tawar dan
ekosistem air laut. Bioma air tawar umumnya memiliki konsentrasi garam kurang
dari 1%, sedangkan bioma laut umumnya memiliki konsentrasi garam 3%.
1. Ekosistem Air Tawar
a. Zonasi Ekosistem Air Tawar
1) Zona litoral
Merupakan daerah pinggiran perairan yang masih bersentuhan dengan
daratan. Organisme yang dapat ditemukan yaitu tumbuhan akuatik atau
mengapung, siput, crustacea, serangga, amfibi, ikan, dan lain-lain
2) Zona Limnetik
Merupakan daerah air yang terbentang antara zona litoral di satu sisi dan
zona litoral disisi lain. Organisme yang hidup dan banyak ditemukan
didaerah ini antara lain: ikan, udang, dan plankton.
3) Zona Profundal
Merupakan daerah dasar perairan yang lebih dalam dan menerima sedikit
cahaya matahari dibanding daerah litoral dan limnetik.
4) Zona Sublitoral
Merupakan daerah peralihan antara zona litoral dan zona profundal.
Berdasarkan besarnnya intensitas cahaya matahari yang masuk, perairan
dibagi menjadi 3 zona yaitu:
(a) Zona eufotik/fotik
Zona ini merupakan zona produktif dalam perairan dan dihuni oleh
berbagai macam jenis biota di dalamnya, Cahaya matahari masih
dapat menembus zona ini.
(b) Zona afotik
Cahaya matahari tidak dapat menembus zonz ini. Pada zona ini
produsen primer bukan tumbuh-tumbuhan algae tetapi terdiri dari
jenis-jenis bakteri seperti bakteri Sulfur, karena tidak adanya cahaya
matahari yang masuk, menyebabkan daerah ini miskin oksigen.
(c) Zona mesofotik
Bagian perairan yang berada diantara zona fotik dan afotik atau
dikenal sebagai daerah remang-remang. Daerah ini merupakan
wilayah perburuan bagi organisme yang hidup di zona afotik dan
juga organisme yang hidup di zona fotik.
b. Macam-macam Ekosistem Air Tawar
1) Ekosistem Perairan Menggenang (lentic water).
Perairan menggenang disebut juga perairan tenang yaitu perairan
dimana aliran air lambat atau bahkan tidak ada dan massa air
terakumulasi dalam periode waktu yang lama. Perairan menggenang
dibedakan menjadi perairan alamiah dan buatan. Perairan alami
dibedakan menjadi perairan yang terbentuk karena aktifitas tektonik dan
vulkanik. Contoh perairan lentik alamiah yaitu danau dan rawa,
sedangkan perairan buatan yaitu Waduk. Pada ekosistem perairan lentik
akan terjadi arus vertikal yaitu pergerakan air dari dasar ke permukaan
atau sebaliknya, karena adanya stratifikasi suhu pada perairan tersebut.
(a) Danau
Danau merupakan perairan lentik yang alami, terdiri dari danau
vulkanik dan danau tektonik. Danau vulkanik yaitu danau yang
terbentuk karena peristiwa letusan gunung berapi, dan danau
tektonik yaitu danau yang terbentuk karena peristiwa tektonik
misalnya akibat gempa bumi. Danau vulkanik pada awal
terbentuknya memiliki suhu air yang tinggi, kaya akan bahan
belerang, miskin bahan organik, Sedangkan danau tektonik pada
awal perkembangannya suhu air relative rendah, air jernih, memiliki
kandungan bahan organik yang cukup lengkap sehingga dapat dihuni
oleh berbagai jenis organisme.
Danau Kelimutu, Ende NTT
Sumber:ttp://www.google.co.id
(b) Waduk
Waduk merupakan perairan menggenang akibat
pembendungan secara sengaja beberapa sungai untuk kepentingan
tertentu. Dikenal tiga tipe waduk, yaitu waduk irigasi, waduk
lapangan dan waduk serbaguna. Waduk irigasi berasal dari
pembendungan sungai intermiten, memiliki luas antara 10–500 Ha
dan difungsikan untuk kebutuhan irigasi. Waduk lapangan berasal
dari pembendungan sungai episodik dengan luas kurang dari 10 ha,
dan difungsikan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat di sekitar
waduk, seperti pembuatan telaga di wonosari.Waduk serbaguna
berasal dari pembendungan sungai yang permanen denganluas lebih
dari 500 ha, dan digunakan untuk keperluan PLTA, Irigasi, Air
minum dan lain-lain.
Waduk Sermo, Yogyakarta Waduk Sempor, Kebumen
Sumber: Satino, 2009
(c) Rawa
Merupakan ekosistem perairan menggenang yang terbentuk
karena proses pendangkalan dari danau, waduk, atau karena proses
yang lain seperti karena gempa yang mengakibatkan suatu daerah
turun tetapi tidak dalam, atau karena aktifitas angin, dan pasang
surut air laut (rawa asin/payau).
Rawa Pening,
Sumber:http://www.fao.org/
2) Ekosistem Perairan Mengalir (lotic water)
Perairan lotik dicirikan adanya arus yang terus menerus dengan
kecepatan bervariasi sehingga perpindahan massa air berlangsung terus-
menerus, contohnya antara lain: sungai, , kanal, parit, dan lain- lain. Ciri
khas ekosistem perairan mengalir yaitu adanya pergerakan/perpindahan
massa air secara terus-menerus dari satu tempat ke tempat
lain.Pergerakan massa air ini yang kemudian dikenal sebagai arus.
Perairan mengalir secara umum juga dibagi menjadi 3 bagian (zona),
yaitu bagian hulu, tengah dan hilir. Bagian hulu merupakan wilayah
sungai yang terdiri dari zona krenal dan zona rithral, menurut klasifikasi
pemanfaatan wilayah ini merupakan wilayah produksi. Zona tengah
meliputi sebagian wilayah potamal, pada wilayah ini aktivitasmanusia
sudah mulai cukup banyak dan jugadifungsikan untuk transportasi.
Sedangkanzona hilir merupakan wilayah termasuk dalam zona
hypopotamal.
Sungai Sempor, Kebumen SungaiDonan, Cilacap
Sumber: Satino, 2007
2. Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang paling luas di bumi ini. Luas
ekosistem air laut hampir lebih dari dua per tiga dari permukaan bumi ( + 70 % ),
Ekosistem air laut memiliki salinitas (kadar garam) tinggi, NaCl mendominasi
mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%, dan ekosistem air laut tidak
dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
a. Zonasi Ekosistem Air Laut
1) Zona Intertidal atau Zona pasang surut, merupakan area pasang dan surut
air laut di sepanjang garis pantai. Pada saat pasang, akan tertutupi oleh
air laut sedangkan pada saat surut, akan kering dan terpapar oleh udara
terbuka. Cahaya matahari bisa masuk hingga kedasar perairan sehingga
produktivitas organisme fotosintetik didalamnya juga tinggi. Organisme
yang ada di zona ini antara lain rumput laut, anemon, kepiting, dan
bintang laut.
2) Zona neritik atau zona laut dangkal, zona ini berada di antar zona
intertidal dan zona pelagik. Kedalamn rata-rata zona ini adalah sekitar
200 m. Proses fotosintesis berlangsung di zona neritik karena cahaya
matahari dapat menembus hingga ke dasar laut. Di wilayah tropis, zona
neritik biasanya dihuni oleh terumbu karang, yang menjadi rumah
berbagai ikan tropis, dan lebih dari 4000 spesies ikan menghuni terumbu
karang, seperti parrotfish, angelfish, dan penghuini karang lainnya
seperti spons, Cnidaria, cacing, moluska, bintang laut, dan ular laut.
3) Zona pelagik atau zona laut terbuka, memiliki rata-rata kedalaman 4000
m dan sekitar 75% air laut terdapat pada zona ini. Zona ini paling tidak
produktif dibandingkan zona intertidal dan fotik. Organisme di zona ini
hidup dengan cara menyaring makanan, memakai bangkai, atau
memangsa organisme lainnya. Ikan yang hidup di laut yang lebih dalam
beradaptasi dengan baik akan ketiadaan cahaya dan jarangnya makanan.
Ikan d ilaut dalam akan makan sebanyak mungkin ketika makanan
banyak tersedia.
Berdasarkan ada atau tidak adanya penetrasi cahaya, ekosistem laut
dapat dibagi menjadi beberapa zona, yaitu:
1) Zona fotik, yaitu area permukaan laut yang masih menerima cahaya
matahari dalam jumlah yang cukup untuk proses fotosintesis organisme.
2) Zona bentik yaitu area dasar laut
3) Zona afotik yaitu zona pertengahan antara permukaan dengan dasar laut
yang tidak menerima masukan cahaya matahari yang cukup untuk
fotosintesis organisme.
.
b. Macam-Macam Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan/laut, pantai, estuari, dan
terumbu karang.
1. Lautan / laut
Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas
yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Pada
hewan dan tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya kurang lebih
sama dengan tekanan osmosis air laut sehingga tidak terlalu mengalami
kesulitan untuk beradaptasi. Tetapi hewan tingat tinggi, seperti ikan
beradaptasi dengan kondisi seperti itu adalah banyak minum, air masuk
ke jaringan secara osmosis melalui usu, sedikit mengeluarkan urine,
pengeluaran air terjadi secara osmosis, garam-garam dikeluarkan secara
aktif melalui insang.
2. Pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat,
laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus
harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki
adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.
Adapun pembagian daerah pantai terbagi atas 3, yaitu :
1) Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi.
Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis
yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
2) Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang
rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut,
siput, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
3) Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut.
Dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.
3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.
Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau
rawa garam. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain
rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya
antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
4. Terumbu Karang
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang
bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga. Terumbu karang
merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut,
dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui. Terumbu
karang secara umum dapat dinisbatkan kepada struktur fisik beserta
ekosistem yang menyertainya yang secara aktif membentuk sedimen
kalsium karbonat akibat aktivitas biologi (biogenik) yang berlangsung
di bawah permukaan laut. Bagi ahli biologi terumbu karang merupakan
suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh komunitas koral.
Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan
tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya
terutama suhu, salinitas, sedimentasi. Untuk dapat bertumbuh dan
berkembang biak secara baik, terumbu karang membutuhkan kondisi
lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada suhu hangat sekitar di atas
20oC. Terumbu karang juga memilih hidup pada lingkungan perairan
yang jernih dan tidak berpolusi.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup yang terinteraksi
membentuk suatu kesatuan teratur, ekosistem air terbagi atas ekosistem air
tawar dan ekosistem laut.
2. Ekosistem air laut dibedakan atas lautan/laut, pantai, estuari, dan terumbu
karang. Ekosistem air laut memiliki salinitas tinggi, NaCl mendominasi
mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%, dan ekosistem air laut tidak
dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
3. Ekosistem air tawar memiliki peranan yang sangat penting karena merupakan
sumber air rumah tangga dan industri yang murah. Ekosistem air tawar dibagi
menjadi ekosistem perairan menggenang dan ekosistem perairan mengalir
DAFTAR PUSTAKA
Campbell A. Neil & Reece B. Jane, dkk.2008. Biologi Jilid 3 edisi 8.Jakarta:
Erlangga
Fried H. George & Hademenos J George.1999. Biologi Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga.
Kimball W. John, dkk.1983. Biologi Jilid 3 edisi 5. Jakarta: Erlangga
Romimohtarto, K dan Sri Juwana.2001.Biologi Laut. Penerbit Djambatan, Jakarta

More Related Content

What's hot

Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanKLOTILDAJENIRITA
 
Praktikum difusi dan osmosis
Praktikum difusi dan osmosisPraktikum difusi dan osmosis
Praktikum difusi dan osmosiskurniawancahyadi
 
Praktikum bio protista
Praktikum bio protistaPraktikum bio protista
Praktikum bio protistanailun
 
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinyasayedchairudin
 
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel PenelitianStruktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel PenelitianUwes Chaeruman
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESdewisetiyana52
 
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)Meda Aji Saputro
 
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianPKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianRisdawati Hutabarat
 
Materi AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxMateri AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxEffrila Nita
 
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotKel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotSumayyah Nida Azizah
 
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negaraBab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negaraSyaiful Ahdan
 

What's hot (20)

Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturan
 
Mikroalga
MikroalgaMikroalga
Mikroalga
 
Praktikum difusi dan osmosis
Praktikum difusi dan osmosisPraktikum difusi dan osmosis
Praktikum difusi dan osmosis
 
Praktikum bio protista
Praktikum bio protistaPraktikum bio protista
Praktikum bio protista
 
Ppt pkm k
Ppt pkm kPpt pkm k
Ppt pkm k
 
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
 
Bukti–Bukti Evolusi
Bukti–Bukti EvolusiBukti–Bukti Evolusi
Bukti–Bukti Evolusi
 
Sampling plankton
Sampling planktonSampling plankton
Sampling plankton
 
Ppt ekosistem
Ppt ekosistemPpt ekosistem
Ppt ekosistem
 
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel PenelitianStruktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
 
Kependudukan dan lingkungan hidup
Kependudukan dan lingkungan hidupKependudukan dan lingkungan hidup
Kependudukan dan lingkungan hidup
 
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGANASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
 
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
 
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianPKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
 
Materi AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxMateri AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptx
 
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotKel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
 
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negaraBab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
 
EKOLOGI LAUT
EKOLOGI LAUTEKOLOGI LAUT
EKOLOGI LAUT
 

Viewers also liked

Ekosistem darat & ekosistem akuatik ppt
Ekosistem darat & ekosistem akuatik pptEkosistem darat & ekosistem akuatik ppt
Ekosistem darat & ekosistem akuatik pptsunaryono
 
Powerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemPowerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemTitoSelaluEnjoy
 
makalah biologi laut dan perikanan
makalah biologi laut dan perikananmakalah biologi laut dan perikanan
makalah biologi laut dan perikananuniversitas samawa
 
Makalah energi dalam ekosistem
Makalah energi dalam ekosistemMakalah energi dalam ekosistem
Makalah energi dalam ekosistemPoetra Chebhungsu
 
Makalah struktur kurikulum 2013
Makalah struktur kurikulum 2013Makalah struktur kurikulum 2013
Makalah struktur kurikulum 2013Bambang Giwank
 
Kerusakan laut
Kerusakan lautKerusakan laut
Kerusakan lautraras
 
Keistimewaan angka 19 dalam al-quran
Keistimewaan angka 19 dalam al-quranKeistimewaan angka 19 dalam al-quran
Keistimewaan angka 19 dalam al-quranMeli Sani
 
Ekositem pantai berbatu
Ekositem pantai berbatuEkositem pantai berbatu
Ekositem pantai berbatuBasyrowi Arby
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat PesisirPemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat PesisirSugeng Budiharsono
 
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatasEkologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatasUNHAS
 
Pengendalian Pencemaran Laut
Pengendalian Pencemaran LautPengendalian Pencemaran Laut
Pengendalian Pencemaran Lautgalih
 

Viewers also liked (20)

biologi dasar - ekosistem laut
biologi dasar - ekosistem lautbiologi dasar - ekosistem laut
biologi dasar - ekosistem laut
 
ekosistem air tawar
ekosistem air tawarekosistem air tawar
ekosistem air tawar
 
Ekosistem darat & ekosistem akuatik ppt
Ekosistem darat & ekosistem akuatik pptEkosistem darat & ekosistem akuatik ppt
Ekosistem darat & ekosistem akuatik ppt
 
Buku Ekosistem
Buku EkosistemBuku Ekosistem
Buku Ekosistem
 
Powerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemPowerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang Ekosistem
 
makalah biologi laut
makalah biologi lautmakalah biologi laut
makalah biologi laut
 
makalah biologi laut dan perikanan
makalah biologi laut dan perikananmakalah biologi laut dan perikanan
makalah biologi laut dan perikanan
 
Makalah ekosistem
Makalah ekosistemMakalah ekosistem
Makalah ekosistem
 
Makalah energi dalam ekosistem
Makalah energi dalam ekosistemMakalah energi dalam ekosistem
Makalah energi dalam ekosistem
 
Makalah struktur kurikulum 2013
Makalah struktur kurikulum 2013Makalah struktur kurikulum 2013
Makalah struktur kurikulum 2013
 
Kerusakan laut
Kerusakan lautKerusakan laut
Kerusakan laut
 
Keistimewaan angka 19 dalam al-quran
Keistimewaan angka 19 dalam al-quranKeistimewaan angka 19 dalam al-quran
Keistimewaan angka 19 dalam al-quran
 
Ekositem pantai berbatu
Ekositem pantai berbatuEkositem pantai berbatu
Ekositem pantai berbatu
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat PesisirPemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir
 
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatasEkologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
 
Hukum mendel
Hukum mendelHukum mendel
Hukum mendel
 
Pengendalian Pencemaran Laut
Pengendalian Pencemaran LautPengendalian Pencemaran Laut
Pengendalian Pencemaran Laut
 
Jurnal perairan
Jurnal perairanJurnal perairan
Jurnal perairan
 
Power Point IPA
Power Point IPAPower Point IPA
Power Point IPA
 

Similar to Makalah Ekosistem Laut

Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"Biology Education
 
Makalah hilda
Makalah hildaMakalah hilda
Makalah hildaHildaGL
 
Biogeokimia dan pencemaran
Biogeokimia dan pencemaranBiogeokimia dan pencemaran
Biogeokimia dan pencemaranANN Novianti
 
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY Solok
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY SolokLaporan praktikum ekologi hewan UMMY Solok
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY Solokhimabioummy
 
Pendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPT. SASA
 
Tipe tipe ekosistem dan kerawanannya
Tipe tipe ekosistem dan kerawanannyaTipe tipe ekosistem dan kerawanannya
Tipe tipe ekosistem dan kerawanannyaYos F. da-Lopes
 
44. bayuda luqman al farisi new
44. bayuda luqman al farisi new44. bayuda luqman al farisi new
44. bayuda luqman al farisi newYudha Al-Farisi
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
Ekosistem kelas1 biologi
Ekosistem kelas1 biologiEkosistem kelas1 biologi
Ekosistem kelas1 biologiRangga Db
 
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerLaporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerUNESA
 
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiLaporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiPT. SASA
 
Komponen abiotik
Komponen abiotikKomponen abiotik
Komponen abiotikVJ Asenk
 

Similar to Makalah Ekosistem Laut (20)

Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
 
Makalah hilda
Makalah hildaMakalah hilda
Makalah hilda
 
Biogeokimia dan pencemaran
Biogeokimia dan pencemaranBiogeokimia dan pencemaran
Biogeokimia dan pencemaran
 
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY Solok
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY SolokLaporan praktikum ekologi hewan UMMY Solok
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY Solok
 
Mua
MuaMua
Mua
 
Pendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairan
 
Tipe tipe ekosistem dan kerawanannya
Tipe tipe ekosistem dan kerawanannyaTipe tipe ekosistem dan kerawanannya
Tipe tipe ekosistem dan kerawanannya
 
44. bayuda luqman al farisi new
44. bayuda luqman al farisi new44. bayuda luqman al farisi new
44. bayuda luqman al farisi new
 
ILMU LINGKUNGAN
ILMU LINGKUNGANILMU LINGKUNGAN
ILMU LINGKUNGAN
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Ekosistem kelas1 biologi
Ekosistem kelas1 biologiEkosistem kelas1 biologi
Ekosistem kelas1 biologi
 
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerLaporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
 
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiLaporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
 
Komponen abiotik
Komponen abiotikKomponen abiotik
Komponen abiotik
 
Ekosistem.pptx
Ekosistem.pptxEkosistem.pptx
Ekosistem.pptx
 
Unit 9 ekosistem x
Unit 9 ekosistem xUnit 9 ekosistem x
Unit 9 ekosistem x
 
PPT EKTUM SUCI
PPT EKTUM SUCIPPT EKTUM SUCI
PPT EKTUM SUCI
 

More from Google

Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Google
 
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaRPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaGoogle
 
Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisGoogle
 
Melacak filogeni
Melacak filogeni Melacak filogeni
Melacak filogeni Google
 
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaGoogle
 
Penilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatifPenilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatifGoogle
 
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...Google
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiGoogle
 
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013Google
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramGoogle
 
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKALaporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKAGoogle
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanGoogle
 
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGMLaporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGMGoogle
 
Laporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di RagunanLaporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di RagunanGoogle
 
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataLaporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataGoogle
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiGoogle
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanGoogle
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaGoogle
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramGoogle
 
Rpp ktsp sistem ekskresi
Rpp ktsp sistem ekskresiRpp ktsp sistem ekskresi
Rpp ktsp sistem ekskresiGoogle
 

More from Google (20)

Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.
 
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada ManusiaRPP sistem peredaran Darah pada Manusia
RPP sistem peredaran Darah pada Manusia
 
Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir Kritis
 
Melacak filogeni
Melacak filogeni Melacak filogeni
Melacak filogeni
 
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
 
Penilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatifPenilaian formatif sumatif
Penilaian formatif sumatif
 
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
 
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
LKPD Materi Plantae Kurikulum 2013
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
 
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKALaporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
Laporan PKL Kultur Jaringan di UIN SUKA
 
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial TumbuhanUnsur Hara Esensial Tumbuhan
Unsur Hara Esensial Tumbuhan
 
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGMLaporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
Laporan PKL Pembuatan Taksidermis di UGM
 
Laporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di RagunanLaporan PKL di Ragunan
Laporan PKL di Ragunan
 
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataLaporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
 
Rpp ktsp sistem ekskresi
Rpp ktsp sistem ekskresiRpp ktsp sistem ekskresi
Rpp ktsp sistem ekskresi
 

Recently uploaded

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 

Recently uploaded (20)

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 

Makalah Ekosistem Laut

  • 1. Tugas Kelompok 10 EKOSISTEM PERAIRAN (Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi) Dosen : Lora Puspitasari, M.Si Disusun Oleh : Kelompok X Fitri Mulyana 1211060062 Vivi Noviana Sari 1211060137 Winda Kurniati 1211060052 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN RADEN INTAN LAMPUNG 2014 KATA PENGANTAR
  • 2. Puji syukur kami panjatkan kepada allah SWT, karena dengan rahmat dan karunianya penyusunan makalah yang berjudul ‘’EKOSISTEM PERAIRAN’’ dapat kami selesaikan dengan baik. Dalam makalah ini membahas proses hubungan atau intearksi timbal balik antar organisme berdasarkan fungsi dan aspek penyusunannya yang tak dapat terpisahkan satu dengan yang lainnya, semua kehidupan dibumi dipertahankan oleh energi yang mencapai suatu komunitas organisme dan makhluk hidup. Dan diharapkan dapat mengembangkan wawasan dengan cara mencari informasi tentang ekosistem perairan dari berbagai macam pembahasan dari dalam dan luar untuk mendapatkan informasi yang lebih dari pada makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan masukan dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Bandar Lampung, November 2014 PENULIS DAFTAR ISI
  • 3. JUDUL.......................................................................................... i KATA PENGANTAR.................................................................. ii DAFTAR ISI................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN............................................................. 1 1.1 Latar Belakang.................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah............................................................. 1 1.3 Tujuan................................................................................ 1 BAB II PEMBAHASAN.............................................................. 2 2.1 Pengertian Ekosistem........................................................ 2 2.2 Komponen ekosistem........................................................ 2 2.3 Faktor fisik kimiawi ekosistem air ................................... 2.4 Macam-macam ekosistem air........................................... BAB III KESIMPULAN ............................................................. DAFTAR PUSTAKA BAB I
  • 4. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan dimuka bumi menunjang ekosistem yang berbeda, ekosistem air terbagi atas ekosistem air tawar dan ekosistem laut. Ekosistem air tawar dan ekosistem laut sangat berbeda kondisi osmotik yang dimuatnya sehingga relatif sedikit organisme yang dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan. Secara ekologis perairan dapat berperan sebagai tempat hidup (habitat) permanen maupun temporal bagi berbagai jenis biota, dan bagian dari berlangsungnya siklus materi serta aliran energi. Massa air di bumi dapat berupa massa air permukaan, masa air tanah, massa es di kutub dan gletser, air laut, masa air di atmosfer, dan massa air yang berada di tubuh makhluk hidup. 97,39% massa air dibumi berupa air laut, sedangkan sisanya berupa massa air daratan (air payau dan air tawar). Ekosistem perairan memiliki kontribusi dan keterlibatan yang sangat besar dalam mengatur keseimbangan alam semesta. Perairan baik perairan laut maupun perairan darat (payau dan tawar), sebenarnya merupakan perairan yang secara fisik tidak terpisahkan sebagai satu kesatuan ekologis. Dengan melihat batapa kompleksnya ekosistem perairan, dalam makalah ini akan dibahas mengenai ekosistem perairan baik itu air tawar ataupun air laut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian ekosistem? 2. Bagaimanakah komponen-komponen ekosistem? 3. Apakah macam-macam ekosistem perairan? 4. Bagaimanakah ekosistem air tawar dan ekosistem laut? 1.3 Tujuan 1. Untuk mendapatkan pengetahuan tentang ekosistem perairan. 2. Dapat mengetahui komponen-komponen dalam ekosistem perairan. 3. Dapat mengetahui macam dan ciri ekosistem perairan. 4. Dapat mengetahui ekosistem air tawar dan ekosistem laut
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Ekosistem Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antar makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, dan mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup yang terinteraksi membentuk suatu kesatuan teratur. Selama setiap komponen tetap melakukan fungsinya dan bekerjasama dengan baik, keteraturan ekosistem akan tetap terjaga. Gangguan terhadap salah satu komponen akan mempengaruhi keseluruhan komponen tersebut. 2.2 Komponen Ekosistem 1. Komponen Abiotik Komponen abiotik adalah komponen yang terdiri atas bahan-bahan tidak hidup (non hayati), yang meliputi komponen fisik dan kimia, seperti tanah, air, matahari, udara, dan energi. Contoh komponen abiotik diantaranya adalah intensitas cahaya, suhu, air, tipe tanah, atau batuan, ketersediaan mineral dan gas, seperti oksigen, karbondioksida, dan nitrogen. Kemampuan organisme untuk hidup dan berkembangbiak bergantung pada beberapa faktor abiotik. 2. Komponen Biotik Komponen ini terdiri atas bahan-bahan yang bersifat hidup yang meliputi organisme autotrof dan heterorof. Contoh komponen biotok itu tumbuhan, hewan dan manusia selain itu cacing, jamur dan bakteri yang hidup didalam tanah pun juga merupakan komponen biotik.
  • 6. 2.3 Faktor Fisik-kimiawi Perairan Sifat fisik-kimia perairan sangat penting dalam ekologi. Faktor fisika kimia perairan yang mempengaruhi produktivitas primer antara lain: 1. Suhu Cahaya matahari merembes sampai pada kedalaman tertentu pada semua perairan, sehingga permukaan air hangat (agak panas). Lapisan air yang dingin disebut epilimnion dan lapisan air yang hangat disebut hipolimnion. Pemisah dari kedua lapisan tersebut dinamakan metalimnion dan diantara kedua lapisan tersebut terjadi peningkatan suhu yang tajam yang disebut termoklin. Dalam ekosistem akuatik sangat dipengaruhi oleh temperatur. Kenaikan suhu sebesar 10oC akan meningkatkan aktivitas fisiologis (misalnya respirasi) dari organisme sebesar 2-3 kali lipat. Pola suhu ekosistem akuatik dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya dan juga oleh faktor kanopi (penutupan oleh vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh ditepi. 2. Penetrasi Cahaya Penetrasi cahaya merupakan besaran untuk mengetahui sampai kedalaman berapa cahaya matahari dapat menembus lapisan suatu ekosistem perairan. Penetrasi cahaya merupakan faktor pembatas bagi organisme fotosintetik (fitoplankton), yang mempengaruhi migrasi vertikal harian dan dapat pula mengakibatkan kematian pada organisme tertentu. Kedalaman penetrasi cahaya di dalam laut, yang merupakan kedalaman dimana produksi fitoplankton masih dapat berlangsung, bergantung pada beberapa faktor, antara lain absorbs cahaya oleh air, panjang gelombang cahaya, kecerahan air, pemantulan cahaya oleh permukaan laut, lintang geografik, dan musim. 3. Salinitas Salinitas merupakan salah satu parameter perairan yang berpengaruh pada fitoplankton. Variasi salinitas mempengaruhi laju fotosintesis, terutama di daerah estuari khususnya pada fitoplankton yang hanya bisa bertahan pada batas-batas
  • 7. salinitas yang kecil atau stenohalin. Meskipun salinitas mempengaruhi produktivitas individu fitoplankton namun peranannya tidak begitu besar, tetapi di perairan pantai peranan salinitas mungkin lebih menentukan terjadinya suksesi jenis pada produktivitas secara keseluruhan. Karena salinitas bersama-sama dengan suhu menentukan densitas air, maka salinitas ikut pula mempengaruhi pengambangan dan penenggelaman fitoplankton. 4. pH pH yang ideal bagi kehidupan organisma akuatik pada umumnya berkisar antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa membahayakan kelangsungan hidup organisma karena menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. pH yang sangat rendah menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat yang bersifat toksik semakin tinggi yang tentunya mengancam kelangsungan organisma akuatik. Sementara pH yang tinggi menyebabkan keseimbangan antara amonium dan amoniak dalam air akan terganggu. Kenaikan pH di atas netral meningkatkan konsentrasi amoniak yang juga bersifat sangat toksik bagi organisme. Nilai pH air yang normal adalah netral yaitu antara 6 sampai 8. 5. Oksigen Terlarut (DO = Disolved Oxygen) Disolved Oxygen (DO) merupakan banyaknya oksigen terlarut dalam suatu perairan. Oksigen terlarut merupakan faktor yang sangat penting di dalam ekosistem perairan, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagian besar organisme-organisme air. Kelarutan maksimum oksigen di dalam air terdapat pada suhu 0oC, yaitu sebesar 14,16 mg/l O2. Oksigen merupakan salah satu gas yang terlarut dalam perairan. Difusi oksigen kedalam air dapat terjadi secara langsung pada kondisi air diam/ stagnan; 6. BOD (Biochemical Oxygen Demand) Nilai BOD menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme aerobik dalam proses penguraian senyawa organik, yang diukur pada temperatur 20oC. BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah kebutuhan
  • 8. oksigen yang dibutuhkan oleh organisma dalam lingkungan air untuk menguraikan senyawa organik. Proses penguraian bahan buangan organik melalui proses oksidasi oleh mikroorganisma di dalam lingkungan air merupakan proses alamiah yang mudah terjadi apabila air lingkungan mengandung oksigen yang cukup. 7. Kandungan Nitrat dan Fosfat Fitoplankton dapat menghasilkan energi dan molekul yang kompleks jika tersedia bahan nutrisi yang paling penting adalah nitrat dan fosfat. Keberadaan nitrat di perairan sangat dipengaruhi oleh buangan yang berasal dari industri, bahan peledak, piroteknik dan pemupukan. Secara alamiah kadar nitrat biasanya rendah namun kadar nitrat dapat menjadi tinggi sekali dalam air tanah di daerah yang diberi pupuk yang diberi nitrat/nitrogen. Fosfat merupakan unsur yang penting dalam aktivitas pertukaran energi dari organisme yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sehingga fosfat berperan sebagai faktor pembatas bagi pertumbuhan organisme. Peningkatan konsentrasi fosfat dalam suatu ekosistem perairan akan meningkatkan pertumbuhan algae dan tumbuhan air lainnya secara cepat. Kelimpahan komunitas fitoplankton di laut sangat berhubungan dengan kandungan nutrien seperti fosfat, nitrat, silikat, dan hara lainnya. Kandungan nutrien dapat mempengaruhi kelimpahan fitoplankton dan sebaliknya fitoplankton yang padat dapat menurunkan kandungan nutrien dalam air. 2.4 Macam-Macam Ekosistem Perairan Ekosistem perairan terbagi menjadi dua, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Bioma air tawar umumnya memiliki konsentrasi garam kurang dari 1%, sedangkan bioma laut umumnya memiliki konsentrasi garam 3%. 1. Ekosistem Air Tawar a. Zonasi Ekosistem Air Tawar 1) Zona litoral Merupakan daerah pinggiran perairan yang masih bersentuhan dengan daratan. Organisme yang dapat ditemukan yaitu tumbuhan akuatik atau mengapung, siput, crustacea, serangga, amfibi, ikan, dan lain-lain
  • 9. 2) Zona Limnetik Merupakan daerah air yang terbentang antara zona litoral di satu sisi dan zona litoral disisi lain. Organisme yang hidup dan banyak ditemukan didaerah ini antara lain: ikan, udang, dan plankton. 3) Zona Profundal Merupakan daerah dasar perairan yang lebih dalam dan menerima sedikit cahaya matahari dibanding daerah litoral dan limnetik. 4) Zona Sublitoral Merupakan daerah peralihan antara zona litoral dan zona profundal. Berdasarkan besarnnya intensitas cahaya matahari yang masuk, perairan dibagi menjadi 3 zona yaitu: (a) Zona eufotik/fotik Zona ini merupakan zona produktif dalam perairan dan dihuni oleh berbagai macam jenis biota di dalamnya, Cahaya matahari masih dapat menembus zona ini. (b) Zona afotik Cahaya matahari tidak dapat menembus zonz ini. Pada zona ini produsen primer bukan tumbuh-tumbuhan algae tetapi terdiri dari jenis-jenis bakteri seperti bakteri Sulfur, karena tidak adanya cahaya matahari yang masuk, menyebabkan daerah ini miskin oksigen. (c) Zona mesofotik Bagian perairan yang berada diantara zona fotik dan afotik atau dikenal sebagai daerah remang-remang. Daerah ini merupakan wilayah perburuan bagi organisme yang hidup di zona afotik dan juga organisme yang hidup di zona fotik. b. Macam-macam Ekosistem Air Tawar 1) Ekosistem Perairan Menggenang (lentic water). Perairan menggenang disebut juga perairan tenang yaitu perairan dimana aliran air lambat atau bahkan tidak ada dan massa air terakumulasi dalam periode waktu yang lama. Perairan menggenang dibedakan menjadi perairan alamiah dan buatan. Perairan alami dibedakan menjadi perairan yang terbentuk karena aktifitas tektonik dan
  • 10. vulkanik. Contoh perairan lentik alamiah yaitu danau dan rawa, sedangkan perairan buatan yaitu Waduk. Pada ekosistem perairan lentik akan terjadi arus vertikal yaitu pergerakan air dari dasar ke permukaan atau sebaliknya, karena adanya stratifikasi suhu pada perairan tersebut. (a) Danau Danau merupakan perairan lentik yang alami, terdiri dari danau vulkanik dan danau tektonik. Danau vulkanik yaitu danau yang terbentuk karena peristiwa letusan gunung berapi, dan danau tektonik yaitu danau yang terbentuk karena peristiwa tektonik misalnya akibat gempa bumi. Danau vulkanik pada awal terbentuknya memiliki suhu air yang tinggi, kaya akan bahan belerang, miskin bahan organik, Sedangkan danau tektonik pada awal perkembangannya suhu air relative rendah, air jernih, memiliki kandungan bahan organik yang cukup lengkap sehingga dapat dihuni oleh berbagai jenis organisme. Danau Kelimutu, Ende NTT Sumber:ttp://www.google.co.id (b) Waduk Waduk merupakan perairan menggenang akibat pembendungan secara sengaja beberapa sungai untuk kepentingan tertentu. Dikenal tiga tipe waduk, yaitu waduk irigasi, waduk lapangan dan waduk serbaguna. Waduk irigasi berasal dari pembendungan sungai intermiten, memiliki luas antara 10–500 Ha dan difungsikan untuk kebutuhan irigasi. Waduk lapangan berasal
  • 11. dari pembendungan sungai episodik dengan luas kurang dari 10 ha, dan difungsikan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat di sekitar waduk, seperti pembuatan telaga di wonosari.Waduk serbaguna berasal dari pembendungan sungai yang permanen denganluas lebih dari 500 ha, dan digunakan untuk keperluan PLTA, Irigasi, Air minum dan lain-lain. Waduk Sermo, Yogyakarta Waduk Sempor, Kebumen Sumber: Satino, 2009 (c) Rawa Merupakan ekosistem perairan menggenang yang terbentuk karena proses pendangkalan dari danau, waduk, atau karena proses yang lain seperti karena gempa yang mengakibatkan suatu daerah turun tetapi tidak dalam, atau karena aktifitas angin, dan pasang surut air laut (rawa asin/payau). Rawa Pening, Sumber:http://www.fao.org/ 2) Ekosistem Perairan Mengalir (lotic water) Perairan lotik dicirikan adanya arus yang terus menerus dengan kecepatan bervariasi sehingga perpindahan massa air berlangsung terus- menerus, contohnya antara lain: sungai, , kanal, parit, dan lain- lain. Ciri
  • 12. khas ekosistem perairan mengalir yaitu adanya pergerakan/perpindahan massa air secara terus-menerus dari satu tempat ke tempat lain.Pergerakan massa air ini yang kemudian dikenal sebagai arus. Perairan mengalir secara umum juga dibagi menjadi 3 bagian (zona), yaitu bagian hulu, tengah dan hilir. Bagian hulu merupakan wilayah sungai yang terdiri dari zona krenal dan zona rithral, menurut klasifikasi pemanfaatan wilayah ini merupakan wilayah produksi. Zona tengah meliputi sebagian wilayah potamal, pada wilayah ini aktivitasmanusia sudah mulai cukup banyak dan jugadifungsikan untuk transportasi. Sedangkanzona hilir merupakan wilayah termasuk dalam zona hypopotamal. Sungai Sempor, Kebumen SungaiDonan, Cilacap Sumber: Satino, 2007 2. Ekosistem Air Laut Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang paling luas di bumi ini. Luas ekosistem air laut hampir lebih dari dua per tiga dari permukaan bumi ( + 70 % ), Ekosistem air laut memiliki salinitas (kadar garam) tinggi, NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%, dan ekosistem air laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. a. Zonasi Ekosistem Air Laut 1) Zona Intertidal atau Zona pasang surut, merupakan area pasang dan surut air laut di sepanjang garis pantai. Pada saat pasang, akan tertutupi oleh air laut sedangkan pada saat surut, akan kering dan terpapar oleh udara terbuka. Cahaya matahari bisa masuk hingga kedasar perairan sehingga produktivitas organisme fotosintetik didalamnya juga tinggi. Organisme yang ada di zona ini antara lain rumput laut, anemon, kepiting, dan bintang laut.
  • 13. 2) Zona neritik atau zona laut dangkal, zona ini berada di antar zona intertidal dan zona pelagik. Kedalamn rata-rata zona ini adalah sekitar 200 m. Proses fotosintesis berlangsung di zona neritik karena cahaya matahari dapat menembus hingga ke dasar laut. Di wilayah tropis, zona neritik biasanya dihuni oleh terumbu karang, yang menjadi rumah berbagai ikan tropis, dan lebih dari 4000 spesies ikan menghuni terumbu karang, seperti parrotfish, angelfish, dan penghuini karang lainnya seperti spons, Cnidaria, cacing, moluska, bintang laut, dan ular laut. 3) Zona pelagik atau zona laut terbuka, memiliki rata-rata kedalaman 4000 m dan sekitar 75% air laut terdapat pada zona ini. Zona ini paling tidak produktif dibandingkan zona intertidal dan fotik. Organisme di zona ini hidup dengan cara menyaring makanan, memakai bangkai, atau memangsa organisme lainnya. Ikan yang hidup di laut yang lebih dalam beradaptasi dengan baik akan ketiadaan cahaya dan jarangnya makanan. Ikan d ilaut dalam akan makan sebanyak mungkin ketika makanan banyak tersedia. Berdasarkan ada atau tidak adanya penetrasi cahaya, ekosistem laut dapat dibagi menjadi beberapa zona, yaitu: 1) Zona fotik, yaitu area permukaan laut yang masih menerima cahaya matahari dalam jumlah yang cukup untuk proses fotosintesis organisme. 2) Zona bentik yaitu area dasar laut 3) Zona afotik yaitu zona pertengahan antara permukaan dengan dasar laut yang tidak menerima masukan cahaya matahari yang cukup untuk fotosintesis organisme.
  • 14. . b. Macam-Macam Ekosistem Air Laut Ekosistem air laut dibedakan atas lautan/laut, pantai, estuari, dan terumbu karang. 1. Lautan / laut Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya kurang lebih sama dengan tekanan osmosis air laut sehingga tidak terlalu mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Tetapi hewan tingat tinggi, seperti ikan beradaptasi dengan kondisi seperti itu adalah banyak minum, air masuk ke jaringan secara osmosis melalui usu, sedikit mengeluarkan urine, pengeluaran air terjadi secara osmosis, garam-garam dikeluarkan secara aktif melalui insang. 2. Pantai Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Adapun pembagian daerah pantai terbagi atas 3, yaitu : 1) Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
  • 15. 2) Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, siput, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. 3) Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut. 3. Estuari Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. 4. Terumbu Karang Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga. Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui. Terumbu karang secara umum dapat dinisbatkan kepada struktur fisik beserta ekosistem yang menyertainya yang secara aktif membentuk sedimen kalsium karbonat akibat aktivitas biologi (biogenik) yang berlangsung di bawah permukaan laut. Bagi ahli biologi terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh komunitas koral. Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi. Untuk dapat bertumbuh dan berkembang biak secara baik, terumbu karang membutuhkan kondisi lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada suhu hangat sekitar di atas 20oC. Terumbu karang juga memilih hidup pada lingkungan perairan yang jernih dan tidak berpolusi.
  • 16. BAB III KESIMPULAN Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa: 1. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup yang terinteraksi membentuk suatu kesatuan teratur, ekosistem air terbagi atas ekosistem air tawar dan ekosistem laut. 2. Ekosistem air laut dibedakan atas lautan/laut, pantai, estuari, dan terumbu karang. Ekosistem air laut memiliki salinitas tinggi, NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%, dan ekosistem air laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. 3. Ekosistem air tawar memiliki peranan yang sangat penting karena merupakan sumber air rumah tangga dan industri yang murah. Ekosistem air tawar dibagi menjadi ekosistem perairan menggenang dan ekosistem perairan mengalir
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Campbell A. Neil & Reece B. Jane, dkk.2008. Biologi Jilid 3 edisi 8.Jakarta: Erlangga Fried H. George & Hademenos J George.1999. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Kimball W. John, dkk.1983. Biologi Jilid 3 edisi 5. Jakarta: Erlangga Romimohtarto, K dan Sri Juwana.2001.Biologi Laut. Penerbit Djambatan, Jakarta