Praktikum ini membahas tentang status air pada jaringan tumbuhan segar dan layu dengan mengukur turgiditas relatif dan defisit air. Hasilnya menunjukkan bahwa tumbuhan segar memiliki turgiditas relatif lebih besar sedangkan tumbuhan layu memiliki defisit air yang lebih besar.
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...UNESA
Senyawa organik menyimpan energi dalam susunan atomnya. Dengan bantuan enzim, sel secara sistematik merombak molekul organik kompleks yang kaya akan energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah. Sebagian energi yang diambil dari simpanan kimiawi dapat digunakan untuk melakukan kerja; sisanya dilepas sebagai panas. Jalur metabolisme yang melepaskan energi simpanan dengan cara memecah molekul kompleks disebut jalur katabolik. Suatu proses katabolik, fermentasi, merupakan perombakan parsial gula yang terjadi tanpa bantuan oksigen. Akan tetapi, jalur katabolik yang paling umum dan paling efisien ialah respirasi seluler, di mana oksigen dikonsumsi sebagai reaktan bersama-sama dengan bahan bakar organik.
Dalam sel eukariotik, mitokondria mewadahi sebagian besar perlengkapan metabolik yang digunakan untuk respirasi seluler. Walau sangat berbeda mekanismenya, respirasi pada prisipnya serupa dengan pembakaran bensin dalam mesin mobil setelah oksigen dicampiur dengan bahan bakar (hidrokarbon). Makanan merupakan bahan bakar untuk respirasi, dan buangannya adalah karbon dioksida dan air (Campbell dkk., 2002: 159).
Proses keseluruhan dapat dirangkum sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + ATP
glukosa oksigen karbon dioksida air energi
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, semakin rendah suhu, maka semakin lambat laju respirasi, begitu pula dengan semakin tinggi suhu maka semakin cepat cepat laju respirasi.
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...UNESA
Difusi adalah pergerakan molekul melintasi membran semipermiabel dari kompartemen berkonsentrasi tinggi menuju kompartemen berkonsentrasi rendah. Sedangkan osmosis adalah pergerakan cair solven (pelarut) murni (misalnya air) melintasi membran sel dari larutan berkonsentrasi tinggi (pekat) (Tamsuri, 2009: 3-4).
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial air. Potensial air adalah energi yang dimiliki air untuk bergerak atau untuk mengadakan reaksi. Potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan difusi. Potensial air dinyatakan sebagai nol, sehingga potensial air dari suatu larutan adalah kurang dari nol. Potensial air dapat dipengaruhi oleh tekanan, suhu, dan partikel-partikel bahan terlarut.
Dalam proses osmosis, potensial osmotik juga berperan penting. Potensial osmotik merupakan potensial yang disebabkan adanya materi yang terlarut. Kontribusi dari potensial air pada zat terlarut disebut dengan potensial osmotik, yang selalu bernilai negatif, karena air sebagai pelarut dalam larutan itu melakukan kerja kurang dari air murni.
Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial tekanan dan potensial osmotik. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi potensial air, sedangkan potensial osmotik menunjukkan status larutan di dalam sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tumbuhan dalam seri larutan yang telah diketahui potensial airnya, maka potensial air jaringan tersebut dapat diketahui. Potensial tekanan air bernilai positif, negatif, bahkan nol. Tetapi secara umum, nilai potensial tekanan ini bernilai positif, karena setiap sel tumbuhan memiliki tekanan tugor (Advinda, 2018). Nilai potensial air jaringan tumbuhan pada umbi kentang dihitung dengan rumus:
PA = PO + PT → PT = 0
PA = PO → PO = -TO
PA = _ 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang tidak menambah panjang umbi kentang
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
1. Semakin kecil konsentrasi sukrosa, semakin bertambah panjang jaringan tumbuhan pada umbi kentang
2. Konsentrasi larutan sukrosa 0 M dan 0,4 M tidak menyebabkan perubahan panjang irisan jaringan umbi kentang
3. Nilai potensial air jaringan tumbuhan dari konsentrasi larutan sukrosa 0 M adalah 0 atm, dan nilai potensial air dari konsentrasi larutan sukrosa 0,4 M adalah -9,94 atm
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...UNESA
Perkecambahan (germinasi) merupakan suatu proses keluarnya bakal tanaman (tunas) dari lembaga yang disertai dengan terjadinya mobilisasi cadangan makanan dari jaringan penyimpanan atau keping biji ke bagian vegetatif (sumbu pertumbuhan embrio atau lembaga). Proses perkecambahan dipengaruhi oleh kondisi tempat dikecambahkan. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh adalah: air, gas, suhu, dan cahaya. Temperatur optimum untuk perkecambahan adalah 34°C (Astawan, 2009).
Benih yang tak diberi perlakuan akan berkecambah dalam waktu 4 bulan. Penempatan benih dalam media yang lembap dan di bawah sinar matahari yang hangat dapat mempercepat proses perkecambahan. Pemecahan kulit biji dan merendamnya semalaman dalam air mungkin juga mempercepat perkecambahan (Krisnawati, dkk., 2011).
Sutopo, (2002) menyatakan bahwa perendaman dalam air dapat memudahkan penyerapan air oleh benih, sehingga kulit benih menjadi lisis dan lemah, selain itu juga dapat digunakan untuk pencucian benih sehingga benih terbebas dari patogen yang menghambat perkecambahan benih. Untuk mempertahankan daya perkecambahan yang tinggi, biji yang kurang baik kualitasnya biasanya direndam dalam air (Elevitch dan Manner, 2006).
Permulaan fase perkecambahan ini ditandai dengan penghisapan air atau imbibisi. Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang hidrofilik, yang menyebabkan zat tersebut mengembang setelah menyerap air. Kata imbibisi berasal dari kata Latin imbibere yang berarti “menyelundup”. Proses imbibisi yang terjadi pada biji berguna untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperma. Hal ini menyebabkan pecah atau robeknya kulit biji. Selain itu, air memberikan fasilitas untuk masuknya oksigen ke dalam biji. Dinding sel yang kering hampir tidak permeabel untuk gas, tetapi apabila dinding sel mengalami imbibisi, maka gas akan masuk ke dalam sel secara difusi. Apabila dinding sel kulit biji dan embrio menyerap air, maka suplai oksigen meningkat kepada sel-sel hidup sehingga memungkinkan lebih aktifnya pernafasan. Sehingga di dalam proses imbibisi ditimbulkan panas. Sebaliknya CO2 yang dihasilkan oleh pernapasan tersebut lebih mudah keluar secara difusi. Peristiwa imbibisi pada hakekatnya tidak lain adalah suatu proses difusi. Sel-sel biji kering mempunyai nilai osmosis tinggi, sehingga molekul-molekul air berdifusi ke dalam sel biji kering. Peristiwa imbibisi juga hekekatnya adalah peristiwa osmosis. Dinding sel-sel kulit biji kering adalah permeabel untuk molekul-molekul air. Sehingga molekul air dengan mudahnya melewati pori yang ada pada dinding sel tersebut (Advinda, 2018).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, semakin lama perendaman pada biji timun (Cucumis sativus) maka semakin cepat pula perkecambahan bijinya.
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...UNESA
Senyawa organik menyimpan energi dalam susunan atomnya. Dengan bantuan enzim, sel secara sistematik merombak molekul organik kompleks yang kaya akan energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah. Sebagian energi yang diambil dari simpanan kimiawi dapat digunakan untuk melakukan kerja; sisanya dilepas sebagai panas. Jalur metabolisme yang melepaskan energi simpanan dengan cara memecah molekul kompleks disebut jalur katabolik. Suatu proses katabolik, fermentasi, merupakan perombakan parsial gula yang terjadi tanpa bantuan oksigen. Akan tetapi, jalur katabolik yang paling umum dan paling efisien ialah respirasi seluler, di mana oksigen dikonsumsi sebagai reaktan bersama-sama dengan bahan bakar organik.
Dalam sel eukariotik, mitokondria mewadahi sebagian besar perlengkapan metabolik yang digunakan untuk respirasi seluler. Walau sangat berbeda mekanismenya, respirasi pada prisipnya serupa dengan pembakaran bensin dalam mesin mobil setelah oksigen dicampiur dengan bahan bakar (hidrokarbon). Makanan merupakan bahan bakar untuk respirasi, dan buangannya adalah karbon dioksida dan air (Campbell dkk., 2002: 159).
Proses keseluruhan dapat dirangkum sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + ATP
glukosa oksigen karbon dioksida air energi
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, semakin rendah suhu, maka semakin lambat laju respirasi, begitu pula dengan semakin tinggi suhu maka semakin cepat cepat laju respirasi.
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...UNESA
Difusi adalah pergerakan molekul melintasi membran semipermiabel dari kompartemen berkonsentrasi tinggi menuju kompartemen berkonsentrasi rendah. Sedangkan osmosis adalah pergerakan cair solven (pelarut) murni (misalnya air) melintasi membran sel dari larutan berkonsentrasi tinggi (pekat) (Tamsuri, 2009: 3-4).
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial air. Potensial air adalah energi yang dimiliki air untuk bergerak atau untuk mengadakan reaksi. Potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan difusi. Potensial air dinyatakan sebagai nol, sehingga potensial air dari suatu larutan adalah kurang dari nol. Potensial air dapat dipengaruhi oleh tekanan, suhu, dan partikel-partikel bahan terlarut.
Dalam proses osmosis, potensial osmotik juga berperan penting. Potensial osmotik merupakan potensial yang disebabkan adanya materi yang terlarut. Kontribusi dari potensial air pada zat terlarut disebut dengan potensial osmotik, yang selalu bernilai negatif, karena air sebagai pelarut dalam larutan itu melakukan kerja kurang dari air murni.
Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial tekanan dan potensial osmotik. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi potensial air, sedangkan potensial osmotik menunjukkan status larutan di dalam sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tumbuhan dalam seri larutan yang telah diketahui potensial airnya, maka potensial air jaringan tersebut dapat diketahui. Potensial tekanan air bernilai positif, negatif, bahkan nol. Tetapi secara umum, nilai potensial tekanan ini bernilai positif, karena setiap sel tumbuhan memiliki tekanan tugor (Advinda, 2018). Nilai potensial air jaringan tumbuhan pada umbi kentang dihitung dengan rumus:
PA = PO + PT → PT = 0
PA = PO → PO = -TO
PA = _ 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang tidak menambah panjang umbi kentang
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
1. Semakin kecil konsentrasi sukrosa, semakin bertambah panjang jaringan tumbuhan pada umbi kentang
2. Konsentrasi larutan sukrosa 0 M dan 0,4 M tidak menyebabkan perubahan panjang irisan jaringan umbi kentang
3. Nilai potensial air jaringan tumbuhan dari konsentrasi larutan sukrosa 0 M adalah 0 atm, dan nilai potensial air dari konsentrasi larutan sukrosa 0,4 M adalah -9,94 atm
Laporan Fisiologi Tumbuhan VII Pengaruh Perendaman Biji Timun Dalam Air Terha...UNESA
Perkecambahan (germinasi) merupakan suatu proses keluarnya bakal tanaman (tunas) dari lembaga yang disertai dengan terjadinya mobilisasi cadangan makanan dari jaringan penyimpanan atau keping biji ke bagian vegetatif (sumbu pertumbuhan embrio atau lembaga). Proses perkecambahan dipengaruhi oleh kondisi tempat dikecambahkan. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh adalah: air, gas, suhu, dan cahaya. Temperatur optimum untuk perkecambahan adalah 34°C (Astawan, 2009).
Benih yang tak diberi perlakuan akan berkecambah dalam waktu 4 bulan. Penempatan benih dalam media yang lembap dan di bawah sinar matahari yang hangat dapat mempercepat proses perkecambahan. Pemecahan kulit biji dan merendamnya semalaman dalam air mungkin juga mempercepat perkecambahan (Krisnawati, dkk., 2011).
Sutopo, (2002) menyatakan bahwa perendaman dalam air dapat memudahkan penyerapan air oleh benih, sehingga kulit benih menjadi lisis dan lemah, selain itu juga dapat digunakan untuk pencucian benih sehingga benih terbebas dari patogen yang menghambat perkecambahan benih. Untuk mempertahankan daya perkecambahan yang tinggi, biji yang kurang baik kualitasnya biasanya direndam dalam air (Elevitch dan Manner, 2006).
Permulaan fase perkecambahan ini ditandai dengan penghisapan air atau imbibisi. Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang hidrofilik, yang menyebabkan zat tersebut mengembang setelah menyerap air. Kata imbibisi berasal dari kata Latin imbibere yang berarti “menyelundup”. Proses imbibisi yang terjadi pada biji berguna untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperma. Hal ini menyebabkan pecah atau robeknya kulit biji. Selain itu, air memberikan fasilitas untuk masuknya oksigen ke dalam biji. Dinding sel yang kering hampir tidak permeabel untuk gas, tetapi apabila dinding sel mengalami imbibisi, maka gas akan masuk ke dalam sel secara difusi. Apabila dinding sel kulit biji dan embrio menyerap air, maka suplai oksigen meningkat kepada sel-sel hidup sehingga memungkinkan lebih aktifnya pernafasan. Sehingga di dalam proses imbibisi ditimbulkan panas. Sebaliknya CO2 yang dihasilkan oleh pernapasan tersebut lebih mudah keluar secara difusi. Peristiwa imbibisi pada hakekatnya tidak lain adalah suatu proses difusi. Sel-sel biji kering mempunyai nilai osmosis tinggi, sehingga molekul-molekul air berdifusi ke dalam sel biji kering. Peristiwa imbibisi juga hekekatnya adalah peristiwa osmosis. Dinding sel-sel kulit biji kering adalah permeabel untuk molekul-molekul air. Sehingga molekul air dengan mudahnya melewati pori yang ada pada dinding sel tersebut (Advinda, 2018).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, semakin lama perendaman pada biji timun (Cucumis sativus) maka semakin cepat pula perkecambahan bijinya.
Air memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan tumbuhan. Air diserap oleh akar dan ditransportasikan ke dalam tubuh tumbuhan kemudian diuapkan ke atmosfer. Bila terjadi ketidak seimbangan air dalam tubuh tumbuhan menimbulkan masalah defisit air yang mengakibatkan terganggunya sejumlah proses selular. Oleh karena itu tumbuhan harus menjaga seimbangan air yaitu antara pengambilan dan penguapan. Air berperan penting dalam sel tumbuhan. Pada slide ini juga dibahas mengenai sistem transpor air pada tumbuhan. Juga menjelaskan peranan aquaporin sebagai sistem transportasi air pada tumbuhan.
1. Praktikum ke 1
Judul : Difusi – Osmosis dan Penyerapan zat
Kegiatan 4 (Status “Water deficit” pada tanaman kecukupan dari kurang
air)
Tempat : Laboratorium Biologi FKIP Unpas Bandung
Waktu Praktikum : Kamis, 28 Februari 2013
A. Landasan Teori
Pentingnya air sebagai pelarut dalam organisme hidup tampak amat jelas, misalnya pada proses
osmosis. Dalam suatu daun, volume sel dibatasi oleh dinding sel dan relative hanya sedikit aliran
air yang dapat diakomodasikan oleh elastisitas dinding sel. Konsekuensi tekanan hidrostatis
(tekanan turgor) berkembang dalam vakuola menekan sitoplasma melawan permukaan dalam
dinding sel dan meningkatkan potensial air vakuola. Dengan naiknya tekanan turgor, sel-sel yang
berdekatan saling menekan, dengan hasil bahwa sehelai daun yang mulanya dalam keadaan
layu menjadi bertambah segar (turgid). Pada keadaan seimbang, tekanan turgor menjadi atau
mempunyai nilai maksimum dan disini air tidak cenderung mengalir dari apoplast ke vakuola
(Fitter dan Hay, 1981).
Dwijoseputro (1985), menjelaskan bahwa pemasukan air dari dalam tanah ke dalam jaringan
tanaman melalui sel-sel akar secara difusi dan osmosis. Dengan masuknya air melalui sel akar
tentulah akan terbawa ion-ion yang terdapat di dalam tanah karena larutan tanah mengandung
ion.
Pertumbuhan juga bergantung pada pengambilan air, dan banyak hal dalam hubungan air
tumbuhan bergantung pada interaksi antara sel dengan lingkungan. Tumbuhan memang
merupakan sistem yang dinamis dan sangat rumit, fungsi yang satu berinteraksi dengan fungsi
yang lain. Dengan kata lain, tumbuhan adalah sistem multidimensi. (Salisbury dan Ross, 1995).
Perbedaan konsentrasi sangat umum terjadi pada sel hidup. Misalnya jika pada senyawa organik
tertentu dalam sitosol masuk ke dalam sel dan dimetabolisme oleh mitokondria, maka
konsentrasi sitosol yang berada di dekat mitokondria harus dipertahankan lebih rendah
daripada konsentrasi sitosol yang berada di dekat organel lainnya. Hal ini penting diperhatikan
terutama jika membicarakan difusi air. (Campbell, 1977).
Di muka bumi ini, air merupakan bahan yang paling kerap ditemui terutama dalam bentuk cair.
Walau bagaimanapun, terdapat juga kuantiti air yang besar yang wujud dalam bentuk gas (uap)
di atmosfer dan dalam bentuk pepejal. Molekul air boleh diuraikan kepada unsur asas dengan
mengalirkan arus elektrik melaluinya. Proses ini yang dikenali sebagai elektrolisis menguraikan
dua atom hidrogen menerima elektron dan membentuk gas H2 pada katod sementara empat
ion OH- bergabung dan membentuk gas O2 (oksigen) pada anod. Gas-gas ini membentuk buih
dan boleh dikumpulkan air juga merupakan bahan pelarut semesta. Ini disebabkan molekul air
terdiri daripada dua atom hidrogen bergabung dengan satu atom oksigen pada sudut 105 darjah
antara keduanya. Struktur ini menjadikan molekul air mempunyai caj positif di sebelah atom
2. hidrogen dan negatif di sebelah atom oksigen. Oleh yang demikian, molekul air adalah
dwikutub. (Anonimous, 2008).
Sel tumbuhan, prokariota, fungi, dan sejumlah protista memiliki dinding. Apabila sel seperti ini
berada dalam larutan hipotonik ketika direndam dalam air hujan, misalnya dinding akan
membantu mempertahankan keseimbangan air sel tersebut. Seperti sel hewan, sel tumbuhan
ini membengkak ketika air masuk melalui osmosis. Akan tetapi, dindingnya yang lentur akan
mengembang hanya sampai pada ukuran tertentu sebelum dinding ini mengerahkan tekanan
balik pada sel yang melawan penyerapan air lebih lanjut. Pada saat ini sel tersebut membengkak
(sangat kaku) yang merupakan keadaan yang sehat untuk sebagian besar sel tumbuhan.
Tumbuhan yang tidak berkayu, seperti sebagian besar tumbuhan rumahan, tergantung pada
dukungan mekanis dari sel yang dijaga untuk tetap bengkak oleh larutan hipotonik sekelilingnya.
Jika sel tumbuhan dan sekelilingnya isotonik, tidak ada kecenderungan bagi air untuk masuk dan
selnya menjadi lembek (lembut), yang menyebabkan tumbuhan menjadi layu. (Salisbury dan
Ross, 1995).
Molekul-molekul air bersatu sebagai akibat adanya ikatan hidrogen. Pada saat itu berada dalam
wujud cair, ikatan hidrogennya sangat rapuh, kekuatannya hanya sekitar seperduapuluh dari
kekuatan ikatan kovalen. Ikatan-ikatan tersebut terbentuk, terpisah, dan terbentuk kembali
dengan sangat cepat. Tiap ikatan hidrogen hanya mampu beberapa piko detik, tetapi molekul-
molekulnya secara terus-menerus membentuk ikatan baru dengan pasangan penggantinya.
Oleh karenanya, dalam waktu yang singkat, sejumlah tertentu dari seluruh molekul air akan
berikatan dengan molekul tetangganya, membuat molekul air lebih teratur dibanding cairan
lainnya. Secar keseluruhan, ikatan hidrogen menyatukan substansi tersebut, suatu fenomena
yang disebut kohesi. (Campbell, dkk, 2002).
Akar mengabsorbsi air dengan cara osmosis. Oleh karena itu absorbsi air oleh tanaman mungkin
dilakukan dengan mengendalikan potencial air larutan dimana akar itu berada. Jika potencial
osmotik larutan luar lebih rendah dari potensial osmotik sel-sel akar, maka air dapat masuk dari
larutan luar ke dalam sistem akar. Dengan meningkatnya konsentrasi zat-zat terlarut maka
masuknya air ke dalam akar akan menjadi lebih lambat sampai arah pergerakan air mungkin
akan tebalik. (Tim Fisiologi Tumbuhan, 2008).
Potensial air suatu sistem menunjukkan kemampuannya untuk melakukan kerja dibandingkan
dengan kemampuan sejumlah murni yang setara, pada tekanan atmosfer dan pada suhu yang
sama. Potensial osmotik larutan bernilai negatif, karena air pelarut dalam larutan itu melakukan
kerja kurang dari air murni. Kalau tekanan pada larutan meningkat, kemampuan larutan untuk
melakukan kerja (jadi, potensial-air larutan) juga meningkat. (Salisbury dan Ross, 1995).
B. Alat dan Bahan
Kegiatan 4
Alat :
1. Cawan petri
2. Bekker glass
3. Penggaris
4. Timbangan digital
3. 5. Inkubator
6. Lampu
7. Batang pengaduk
Bahan :
1. Daun Kamboja dan Lidah mertua
2. Tissue
3. Aquades
C. Cara kerja
1. Timbang daun dan cawan petri
2. Di beri aquades 20ml lalu direndam dan diberi sinar lampu selama 2 jam
3. Setelah direndam daun dikeringkan menggunakan tissue
4. Kemudian timbang berat daun dan cawan petri pada timbangan digital
4. 5. Catat hasil timbangan pada tabel
6. Dan lanjutkan dengan memasukkan ke inkubator selama 2jam
7. Tulis hasil timbangan pada tabel
8. Selanjutnya meminta data pada kelompok lain
D. Bahan Diskusi
1. Berdasarkan data, kelompok potongan daun manakah yang memiliki TR dan WD lebih
besar?
2. Kapan jaringan tidak mengalami “water deficit” ?
3. Jaringan manakah di antara keduanya memiliki potensial air yang lebih rendah?
4. Kesimpulan apakah yang dapat saudara nyatakan dari percobaan ini?
E. Hasil Pengamatan
1. Hitung besar turgiditas relative (TR) daun tersebut dengan rumus:
x 100
2. Mengukur “water deficit” (WD) jaringan tumbuhan dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
x 100
Keterangan :
BS : Berat Segar
BT : Berat Turgor
BK : Berat Kering
3. Masukkan hasil pengukuran dalam tabel berikut
Tabel : Status Air Jaringan Daun Tumbuhan Segar dan Tumbuhan Layu
KELOMPOK
ULANGAN
TUMBUHAN SEGAR (DAUN LIDAH
MERTUA)
TUMBUHAN LAYU (DAUN KAMBOJA)
BS BT BK BS BT BK
1 47,5 47,29 47,11 42,5 45,45 45,42
5. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa turgiditas relatif tumbuhan segar (daun lidah
mertua) lebih besar dengan turgiditas relatif tumbuhan layu (daun kamboja), Sedangkan
water defisit lebih besar pada tumbuhan layu dibandingkan dengan tumbuhan segar.
Menurut Devlin (1975) menyatakan bahwa Turgiditas relatif adalah perkiraan isi sel terhadap
dinding sel dan water defisit adalah perkiraan kekurangan air pada sel tersebut.Menurut
Noggle dan Fritz (1979), yang menyatakan bahwa mengalami turgiditas apabila berada pada
lingkungan yang banyak airnya sehingga air tersebut akan masuk ke dalam sel sampai dinding
sel tidak mampu membesar.
4. Hitunglah Turgiditas Relatif (TR) segar, Turgiditas Relatif (TR) layu dan Water Dificit (WD)
segar dan WD layu .
Jawab :
1. Turgiditas Relatif
a. Turgiditas Relatif (TR) segar
x 100
x 100
x 100
x 100
b. Turgiditas Relatif (TR) layu
x 100
x 100
x 100
x 100
2. Water Deficit
a. Water Deficit (WD) segar
x 100
x 100
x 100
6. x 100
b. Water Deficit (WD) layu
x 100
x 100
x 100
x 100
F. HASIL DISKUSI
1. Berdasarkan data hasil pengamatan diatas dapat diketahui bahwa kelompok potongan daun
yang memiliki turgiditas relative lebih besar adalah kelompok tumbuhan segar yaitu daun
lidah mertua, Dan kelompok daun yang memiliki water deficit lebih besar adalah kelompok
tumbuhan layu yaitu daun kamboja. Menurut Devlin (1975) menyatakan bahwa Turgiditas
relatif adalah perkiraan isi sel terhadap dinding sel dan water defisit adalah perkiraan
kekurangan air pada sel tersebut. Menurut Noggle dan Fritz (1979), yang menyatakan
bahwa mengalami turgiditas apabila berada pada lingkungan yang banyak airnya sehingga
air tersebut akan masuk ke dalam sel sampai dinding sel tidak mampu membesar.
2. Jaringan tidak mengalami water deficit pada saat spesimen telah di tambahkan aquades dan
spesimen belum mendapatkan perlakuan apapun selain ditambahkan aquades.
3. Jaringan tumbuhan layu (daun kamboja). Karena pada tumbuhan layu penyerapannya tidak
mampu mengimbangi laju kehilangan air, maka turgiditas jaringannya akan menurun dan
menimbulkan kelayuan. Gejala ini terjadi karena jaringan kekurangan air atau dikenal
sebagai gejala water deficit.
4. Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
Turgiditas relatif tumbuhan segar (daun lidah mertua) lebih besar dari pada
turgiditas relatif tumbuhan layu (daun kamboja)
Water deficit tumbuhan layu (daun kamboja) lebih besar dari pada tumbuhan segar
(daun lidah mertua)