SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
LAPORAN PRAKTIKUM
PERBANYAKAN VEGETATIF TANAMAN
Oleh:
EKAL KURNIAWAN
A.1411129
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
BOGOR
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul
“Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Root-Up dan Urin Sapi terhadap
Pertumbuhan Stek Tanaman Katuk (Sauropus androgynus (L) Merr.)”.
Laporan praktikum ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perbanyakan
Vegetatif Tanaman.
Laporan ini disusun agar pembaca dapat mengetahui secara mendalam
tentang perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan berbagai sumber referensi.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Ibu Arifah Rahayu selaku dosen mata
kuliah Perbanyakan Vegetatif Tanaman. Serta pihak-pihak terkait yang membantu
dalam menyelesaikan laporan praktikum ini.
Penyusun mengakui masih banyak kekurangan dalam laporan praktikum ini
karena keterbatasan ilmu, pengetahuan dan pengalaman. Semoga dengan laporan
praktikum ini dapat memberikan manfaat kepada penyusun khususnya dan
kepada setiap pembaca umumnya.
Bogor, Maret 2018
Penyusun
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Katuk (Sauropus androgynus (L) Merr.) termasuk kedalam famili
Euphorbiaceae, yang banyak dikonsumsi sebagai sayuran berkhasiat dan dikenal
sebagai laktogogum atau penambah air susu ibu (ASI) (Rahmanisa dan Aulianova
2016). Di Indonesia tanaman katuk biasanya dibudidayakan di pekarangan rumah
atau di kebun secara komersial dan bagian yang dapat dimanfaatkan yaitu daun
berikut bagian pucuk batang yang masih muda (Sudiarto et al. 2002). Selain untuk
penambah ASI, katuk juga banyak digunakan sebagai obat antikuman, antilemak
dan antioksidan (Santoso 2013).
Katuk termasuk kedalam sayuran indijenes (indigenous) yang merupakan
sayuran asli daerah yang telah banyak diusahakan dan dikonsumsi sejak zaman
dahulu (Suryadi dan Kusmana 2004). Menurut Soetiarso (2010) sayuran indijenes
memiliki beberapa karakteristik yang cukup menjanjikan, antara lain dapat
beradaptasi baik dalam kondisi lingkungan yang relatif beragam, merupakan
alternatif sumber protein, vitamin dan mineral.
Katuk dapat tumbuh didataran rendah sampai dengan ketinggian 2100 m
diatas permukaan laut (dpl) (Sudiarto et al. 2002). Tanaman katuk dapat
diperbanyak dengan stek dari batang yang sudah berkayu. Kendala perbanyakan
stek katuk, lamanya muncul akar dan tunas, oleh karena itu untuk memacu
pertumbuhan akar dan tunas perlu diberi zat pengatur tumbuh (Silalahi et al.
2015).
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati pertumbuhan pada
stek tanaman katuk (Saoropus androgynus (L.) Merr) dengan perlakuan
menggunakan Root-Up dan Urin Sapi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.)
Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) merupakan tanaman berupa
perdu yang tumbuh menahun berasal dari India dan Srilanka, kemudian menyebar
ke kawasan Asia Tenggara (Indonesia, Vietnam, Laos, Kamboja, Thailand dan
Myanmar) (Petrus 2013). Tanaman katuk dapat diklasifikasikan kedalam divisi
Magnoliophyta, kelas: Magnoliopsida, ordo: Malpighiales, famili:
Euphorbiaceae, sub-famili: Phyllanthaceae, genus: Sauropus dan spesies:
Sauropus androgynus L. (Rukmana dan Harahap 2003).
Tanaman katuk terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
Sistem perakarannya menyebar ke segala arah dan dapat mencapai kedalaman
antara 30-50 cm (Andini 2014). Batang tanaman katuk tumbuh tegak dan berkayu.
Daun katuk merupakan daun majemuk yang berjumlah genap, berbentuk lonjong
sampai bulat dengan panjang 2-6 cm dan lebar 1.25-3 cm (Gambar 1) (Rukmana
dan Harahap 2003).
Gambar 1. Morfologi Daun Katuk
Tanaman katuk berbunga tunggal atau berkelompok tiga, keluar di ketiak
daun atau diantara satu daun dengan daun lainnya yang terdiri dari bunga jantan
dan bunga betina dalam satu tanaman (Monocius) (Gambar 2) (Sudiarto et al.
2002). Bunga jantan berbentuk seperti giwang, berwarna merah kecoklatan dan
bunga betina memiliki kelopak dan mahkotanya serupa, berwarna merah atau
kekuningan dengan bintik merah, masing-masing berjumlah 3, tipis berlepasan,
tidak mudah luruh dan tetap menempel pada buah (Santoso 2013).
Gambar 2. Morfologi Bunga Katuk, a) bunga jantan, b) bunga betina
Katuk dapat tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian 500-1.300 m dpl
dengan pH tanah 5,5-6 (Anas et al. 2012). Menurut Rubatzky dan Yamaguchi
(1998) dalam Rohmawati (2013) tanaman katuk memiliki adaptasi tropika dan
subtropika serta produktif sepanjang tahun walaupun tanaman cenderung agak
dorman pada cuaca dingin. Toleran terhadap panas, kelembaban, sensitive
terhadap dingin dan tanah salin (Rahmat dan Nurawan 1997).
2.2. Stek dan ZPT Tanaman
Stek (cutting atau stuk) adalah salah satu cara pembiakan tanaman tanpa
melalui proses penyerbukan (vegetatif) dengan menumbuhkan bagian atau
potongan batang, cabang, akar muda, pucuk dan daun tanaman (Prastowo et al.
2006). Perbanyakan tanaman dengan memakai stek diperlukan pengetahuan
mengenai berbagai jenis tanaman dan berbagai cara yang mungkin dilakukan agar
tanaman tersebut dapat diperbanyak (Aziz 2012).
Perbanyakan dengan cara stek mampu menghasilkan bibit dalam jumlah
banyak dan seragam. Hidayanto et al. (2003) menyatakan hal penting yang harus
diperhatikan sebelum melakukan stek, yaitu ukuran panjang stek yang berkaitan
dengan cadangan makanan pada stek yang dibutuhkan sebagai sumber energi
untuk perkembangan akar, tunas dan daun.
Usaha lain untuk meningkatkan produktivitas stek dapat dilakukan dengan
penggunaan hormon atau zat pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh (ZPT)
merupakan senyawa organik bukan hara yang mempengaruhi proses fisiologi
suatu tanaman (Widyastuti dan Tjokrokusumo 2006). Menurut Kurnianti (2012)
seringkali ZPT yang secara alami ada dalam tanaman berada di bawah optimal,
sehingga dibutuhkan sumber dari luar. Pemberian hormon tumbuhan (ZPT) dari
luar sistem individu disebut juga dengan hormon eksogen, yaitu dengan
memberikan bahan kimia sintetik yang dapat berfungsi dan berperan seperti
halnya hormon endogen, sehingga mampu menimbulkan rangsangan dan
pengaruh pada tumbuhan seperti layaknya fitohormon alami (Davies 2004).
III. METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum vegetatif tanaman mengenai perlakuan stek pada Katuk
(Sauropus androgynus (L.) Merr.) dimulai pada bulan Oktober sampai Desember
2017, yang bertempat di Kebun Prodi Agroteknologi Universitas Djuanda Bogor.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu cangkul, sekop kecil,
meteran, gunting stek, dan alat tulis. Bahan yang digunakan yaitu batang katuk
(Sauropus androgynus (L.) Merr.), Root-Up, urine sapi, polibag, tanah, dan arang
sekam.
3.3. Pelaksanaan Praktikum
Media arang sekam dan tanah dicampur dan diaduk dengan perbandingan
1:1 menggunakan cangkul. Media yang telah tercampur dimasukkan ke dalam
polibag dengan ukuran diameter 15 cm dan panjang 20 cm. Bahan stek dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu bahan stek yang dicelupkan dalam zat pengatur
tumbuh Root-up, bahan stek yang direndam dalam urine sapi, dan bahan stek yang
tidak menggunakan perlakuan apapun (kontrol). Bahan yang telah siap kemudan
dimasukkan kedalam polibag, masing-masing polibag berisi 3-4 bahan stek.
Bahan stek disimpan dalam naungan berbahan plastik UV untuk menjaga
kelembapan dan intensitas cahaya pada tanaman.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Umum
Praktikum berlangsung dari bulan Oktober sampai Desember 2017 di
lahan percobaan Program Studi Agroteknologi Universitas Djuanda Bogor. Lahan
percobaan Program Studi Agroteknologi berlokasi di Kecamatan Ciawi.
Kecamatan Ciawi berada di kaki Gunung Pangrango dan Gunung Gede serta
Gunung Salak yang memiliki jenis tanah andosol (Balai Besar Litbang
Sumberdaya Lahan Pertanian 2014).
Tanaman yang dipilih untuk bahan stek diambil dari tanaman yang sehat
dan bebas dari penyakit. Bahan stek yang digunakan yaitu bagian batang atas,
batang tengah dan batang bawah. Stek ditanam dalam media berupa tanah dan
arang sekam yang sudah diaduk.
Bahan stek yang sudah ditanam disimpan di dalam naungan berupa
kerangka plastik UV yang berguna untuk menjaga kestabilan lingkungan, sinar
matahari langsung dan air hujan yang berlebih. Akan tetapi selama di dalam
naungan sebagian tanaman mengalami kekeringan akibat kekurangan air. Pada
minggu ke 4 setelah tanam, sebagian tanaman mulai mengalami kematian.
4.2. Hasil dan Pembahasan
Pada praktikum perbanyakan stek katuk parameter yang diamati berupa
jumlah stek tumbuh, stek berakar, jumlah dan panjang akar/stek, jumlah dan
panjang tunas pada berbagai perlakuan (Tabel 1).
Tabel 1. Hasil pengamatan stek tanaman katuk dengan berbagai perlakuan
Parameter
Perlakuan
Urin Sapi ZPT Root-Up Kontrol
(1) (2) (3) (1) (2) (3) (1) (2) (3)
Persentase stek tumbuh 4 4 3 3 4 4 4 4 4
Persentase stek berakar 4 4 3 3 4 4 4 4 4
Jumlah akar 23 32 41 93 83 65 38 30 30
Panjang akar 6 11 11 8 8 8 11 9 11
Jumlah tunas 1 1 1 1 1 11 2 1 1
Panjang tunas 2 1 2 2 10 3 1 1 2
Hasil pengamatan persentase stek tumbuh pada perlakuan ZPT Root-Up
menunjukkan hasil yang sama baik dengan perlakuan urin sapi dan kontrol, hal ini
menyatakan hasil yang tidak berbeda nyata pada setiap perlakuan. Hasil yang
sama juga ditunjukkan pada persentase stek berakar. Jumlah akar dan panjang
akar yang paling baik dihasilkan dari perlakuan ZPT Root-Up (Gambar 3).
Menurut Suprapto (2004), pemberian zat pengatur tumbuh pada bagian
tumbuhnya akar tidak hanya menambah panjang akar, tetapi juga memperbanyak
akar lateral.
Gambar 3. a) stek katuk dengan perlakuan ZPT Root-Up
b) stek katuk dengan perlakuan urin sapi
c) stek katuk tanpa perlakuan (kontrol)
Persentase jumlah akar dan panjang akar pada perlakuan urin sapi dan
kontrol menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Prihastanti et al. (2012)
menyatakan, faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dari stek batang
tanaman, antara lain suhu, intensitas cahaya matahari, serta pengaruh dalam
perawatan stek yaitu penyiraman. Hal ini memungkinkan akar tidak dapat tumbuh
karena cekaman lingkungan.
Jumlah tunas dan panjang tunas yang paling baik ditunjukkan pada
perlakuan ZPT Root-Up. Hal ini diduga ZPT akan merangsang pertumbuhan
suatu tanaman dalam membantu pembentukan fitohormon yang ada didalam
tanaman dan menggantikan fungsi dan peran hormon. Menurut Ramadan et al.
(2016) penggunaan zat pengatur tumbuh perlu diperhatikan konsentrasinya, zat
pembawanya, waktu penggunaan dan bagian tanaman yang diperlukan.
V. KESIMPULAN
Pada praktikum perbanyakan tanaman katuk secara stek dengan berbagai
perlakuan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Persentase jumlah akar
dan panjang akar yang menunjukkan hasil paling baik dihasilkan oleh perlakuan
ZPT Root-Up.
DAFTAR PUSTAKA
Anas D, Susila, Syukur M, dan Dharma. 2012. Tanaman Sayuran Indigenous.
Bogor: Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB.
Andini D. 2014. “Potential of katuk leaf (Sauropus Androgynus L. Merr) as
aphrodisiac.” Journal Majority 3(7): 17-22.
Aziz S A. 2012. Perbanyakan Tanaman Dengan Memakai Setek. Bogor:
Southeast Asian Food And Agricultural Science and Technology.
Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2014. Tanah Andosol di
Indonesia Karakteristik, Potensi, Kendala, dan Pengelolaannya Untuk
Pertanian. Bogor: Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.
Kementerian Pertanian.
Davies F. 2004. Plant Hormones in Plant Plant Hormones in Plant Propagation.
Texas: Texas A&M University.
Hidayanto M, Nurjanah S, dan Yossita. 2003. “Pengaruh panjang stek akar dan
konsentrasi natriumnitrofenol terhadap pertumbuhan stek akar sukun
(Artocarpus communis F.).” Jurnal Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian 6(2): 154-160.
Kurnianti N. 2012. Hormon tumbuhan atau zpt (zat pengatur tumbuh). Tani Jogo
Negoro [Internet]. [Diakses pada 2018 Februari 15]. Tersedia pada:
www.tanijogonegoro.com/2012/11/hormon-tumbuhan-atau-zpt-zat-
pengatur.html
Petrus A. 2013. “Sauropus androgynus (L.) Merrill-A potentially nutritive
functional leafy-vegetable.” Asian Journal of Chemistry 25(17): 9425-
9433.
Prastowo N H, Roshetko J M, Maurung G, dan Nugraha. 2006. Tehnik
Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah. Bogor: World
Agroforestry Centre (ICRAF) dan Winrock International.
Prihastanti E, Jinus, dan Haryanti S. 2012. “Pengaruh zat pengatur tumbuh (ZPT)
Root-Up dan super GA terhadap pertumbuhan akar stek tanaman
jabon (Anthocephalus candamba Miq).” Jurnal Sains dan Matematika
20(2): 35-40.
Rahmanisa S, dan Aulianova T. 2016. “Efektivitas ekstraksi alkaloid dan sterol
daun katuk (Sauropus androgynus) terhadap produksi ASI.” Majority
5(1): 117-121.
Rahmat E M, dan Nurawan A. 1997. “Pengaruh zat pengatur tumbuh 2,4-D dan
pemupukan nitrogen terhadap pertumbuhan tanaman katuk (Sauropus
androgynus Merr.).” Warta Tumbuhan Obat Indonesia 3(3): 20-21.
Ramadan V R, Kendarini N, dan Ashari S. 2016. “Kajian pemberian zat pengatur
tumbuh terhadap pertumbuhan stek tanaman buah naga (Hylocereus
costaricensis).” Jurnal Produksi Tanaman 4(3): 180-186.
Rohmawati I. 2013. “Penentuan dosis pemupukan N, P dan K pada budidaya
katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.).” [Tesis]. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Rukmana R, dan Harahap I M. 2003. Katuk : Potensi dan Manfaatnya.
Yogyakarta: Kanisus.
Santoso U. 2013. Katuk Multi Khasiat. Bengkulu: BPFP UNIB.
Soetiarso. 2010. “Sayuran indigenous alternatif sumber pangan bernilai gizi
tinggi.” Iptek Hortikultura 6(1): 1-6.
Sudiarto, Maslahah N, dan Sukmajaya D. 2002. “Pengaruh pupuk organik
terhadap pertumbuhan dan produksi katuk (Sauropus androgynus (L)
Merr.).” Jurnal Littri 8(3): 77-82.
Suprapto A. 2004. “Auksin : zat pengatur tumbuh penting meningkatkan mutu
stek tanaman.” Jurnal Pertanian 21(1): 81-90.
Suryadi dan Kusmana. 2004. Mengenal Sayuran Indijenes. Bandung: Balitsa.
Widyastuti N, dan Tjokrokusumo D. 2006 “Peranan beberapa zat pengatur
tumbuh (ZPT) tanaman pada kultur in vitro.” Jurnal Sains dan
Teknologi BPPT 3(5): 55-63.

More Related Content

What's hot

Morfologi dan anatomi tomat
Morfologi dan anatomi tomatMorfologi dan anatomi tomat
Morfologi dan anatomi tomatdhabitha
 
Perkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan MikrobaPerkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan MikrobaAtik Yuli
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Monalisa Pirade
 
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora Dhanti Utari
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Biology Education
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringanEkal Kurniawan
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumRukmana Suharta
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGIEDIS BLOG
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasiSyahrir Ghibran
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Maedy Ripani
 
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasiLaporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasifahmiganteng
 
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)Athiyyah Yaa
 

What's hot (20)

Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
Morfologi dan anatomi tomat
Morfologi dan anatomi tomatMorfologi dan anatomi tomat
Morfologi dan anatomi tomat
 
Perkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan MikrobaPerkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4
 
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
 
Organogenesis 2
Organogenesis 2Organogenesis 2
Organogenesis 2
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Ppt replikasi DNA
Ppt replikasi DNAPpt replikasi DNA
Ppt replikasi DNA
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
 
Morfologi Batang
Morfologi BatangMorfologi Batang
Morfologi Batang
 
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasiLaporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
 
Lauraceae
LauraceaeLauraceae
Lauraceae
 
Laporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 AmphibiaLaporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 Amphibia
 
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
 

Similar to Laporan vegetatif tanaman katuk

Laporan vegetatif tanaman sansevieria
Laporan vegetatif tanaman sansevieriaLaporan vegetatif tanaman sansevieria
Laporan vegetatif tanaman sansevieriaEkal Kurniawan
 
Laporan vegetatif pamelo
Laporan vegetatif pameloLaporan vegetatif pamelo
Laporan vegetatif pameloEkal Kurniawan
 
Laporan vegetatif tanaman puring
Laporan vegetatif tanaman puringLaporan vegetatif tanaman puring
Laporan vegetatif tanaman puringEkal Kurniawan
 
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiLaporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiPutrimian Hairani
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Laporan praktikum pembiakan vegetatif Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Laporan praktikum pembiakan vegetatif Febrina Tentaka
 
Pertumbuhan Tanaman Jarak Pagar
Pertumbuhan Tanaman Jarak PagarPertumbuhan Tanaman Jarak Pagar
Pertumbuhan Tanaman Jarak PagarNur Haida
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Sultan Herlino
 
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdfMuhammadSarif8
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...Moh Masnur
 
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman HayatiPetunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman HayatiWado Surono
 
Karakter agronomi berbagai aksesi tanaman katuk (
Karakter agronomi berbagai aksesi tanaman katuk (Karakter agronomi berbagai aksesi tanaman katuk (
Karakter agronomi berbagai aksesi tanaman katuk (Ekal Kurniawan
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
 
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdfAgathaHaselvin
 

Similar to Laporan vegetatif tanaman katuk (20)

Laporan vegetatif tanaman sansevieria
Laporan vegetatif tanaman sansevieriaLaporan vegetatif tanaman sansevieria
Laporan vegetatif tanaman sansevieria
 
Laporan vegetatif pamelo
Laporan vegetatif pameloLaporan vegetatif pamelo
Laporan vegetatif pamelo
 
Laporan vegetatif tanaman puring
Laporan vegetatif tanaman puringLaporan vegetatif tanaman puring
Laporan vegetatif tanaman puring
 
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiLaporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Laporan praktikum pembiakan vegetatif Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Laporan praktikum pembiakan vegetatif
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Pertumbuhan Tanaman Jarak Pagar
Pertumbuhan Tanaman Jarak PagarPertumbuhan Tanaman Jarak Pagar
Pertumbuhan Tanaman Jarak Pagar
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
 
Jarak Tanam bayam merah.pdf
Jarak Tanam bayam merah.pdfJarak Tanam bayam merah.pdf
Jarak Tanam bayam merah.pdf
 
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
6 apresus
6 apresus6 apresus
6 apresus
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnal
 
Outline bejo
Outline bejoOutline bejo
Outline bejo
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
 
Laporan kjt
Laporan kjtLaporan kjt
Laporan kjt
 
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman HayatiPetunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
 
Karakter agronomi berbagai aksesi tanaman katuk (
Karakter agronomi berbagai aksesi tanaman katuk (Karakter agronomi berbagai aksesi tanaman katuk (
Karakter agronomi berbagai aksesi tanaman katuk (
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
 

More from Ekal Kurniawan

Margin pemasaran tanaman pangan
Margin pemasaran tanaman panganMargin pemasaran tanaman pangan
Margin pemasaran tanaman panganEkal Kurniawan
 
Kmb persentations (Peran Mahasiswa)
Kmb persentations (Peran Mahasiswa)Kmb persentations (Peran Mahasiswa)
Kmb persentations (Peran Mahasiswa)Ekal Kurniawan
 
Pengenalan teori Akuntansi
Pengenalan teori AkuntansiPengenalan teori Akuntansi
Pengenalan teori AkuntansiEkal Kurniawan
 
Perbaikan sistem tataniaga
Perbaikan sistem tataniagaPerbaikan sistem tataniaga
Perbaikan sistem tataniagaEkal Kurniawan
 
Pengaruh pengapuran terhadap pertumbuhan kacang tanah
Pengaruh pengapuran terhadap pertumbuhan kacang tanahPengaruh pengapuran terhadap pertumbuhan kacang tanah
Pengaruh pengapuran terhadap pertumbuhan kacang tanahEkal Kurniawan
 
Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)
Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)
Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)Ekal Kurniawan
 
Pascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan SayurPascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan SayurEkal Kurniawan
 
“Pengaruh pemberian pupuk hayati dengan berbagai perlakuan terhadap budidaya ...
“Pengaruh pemberian pupuk hayati dengan berbagai perlakuan terhadap budidaya ...“Pengaruh pemberian pupuk hayati dengan berbagai perlakuan terhadap budidaya ...
“Pengaruh pemberian pupuk hayati dengan berbagai perlakuan terhadap budidaya ...Ekal Kurniawan
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanEkal Kurniawan
 
Skripsi agroteknologi unida
Skripsi agroteknologi unidaSkripsi agroteknologi unida
Skripsi agroteknologi unidaEkal Kurniawan
 
Skripsi agroteknologi unida
Skripsi agroteknologi unidaSkripsi agroteknologi unida
Skripsi agroteknologi unidaEkal Kurniawan
 
Makalah (anacardium occidentale)
Makalah (anacardium occidentale)Makalah (anacardium occidentale)
Makalah (anacardium occidentale)Ekal Kurniawan
 
Pengukuran kecepatan respirasi pada organ tumbuhan
Pengukuran kecepatan respirasi pada organ tumbuhanPengukuran kecepatan respirasi pada organ tumbuhan
Pengukuran kecepatan respirasi pada organ tumbuhanEkal Kurniawan
 

More from Ekal Kurniawan (20)

Margin pemasaran tanaman pangan
Margin pemasaran tanaman panganMargin pemasaran tanaman pangan
Margin pemasaran tanaman pangan
 
Kerusakan pangan
Kerusakan panganKerusakan pangan
Kerusakan pangan
 
Kmb persentations (Peran Mahasiswa)
Kmb persentations (Peran Mahasiswa)Kmb persentations (Peran Mahasiswa)
Kmb persentations (Peran Mahasiswa)
 
Pengenalan teori Akuntansi
Pengenalan teori AkuntansiPengenalan teori Akuntansi
Pengenalan teori Akuntansi
 
Nutrisi hidroponik f
Nutrisi hidroponik fNutrisi hidroponik f
Nutrisi hidroponik f
 
Perbaikan sistem tataniaga
Perbaikan sistem tataniagaPerbaikan sistem tataniaga
Perbaikan sistem tataniaga
 
Hidroponik
HidroponikHidroponik
Hidroponik
 
Pengaruh pengapuran terhadap pertumbuhan kacang tanah
Pengaruh pengapuran terhadap pertumbuhan kacang tanahPengaruh pengapuran terhadap pertumbuhan kacang tanah
Pengaruh pengapuran terhadap pertumbuhan kacang tanah
 
Genetika mendel
Genetika mendelGenetika mendel
Genetika mendel
 
Blas padi
Blas padiBlas padi
Blas padi
 
Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)
Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)
Budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala)
 
Pascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan SayurPascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan Sayur
 
Biogeokimia
BiogeokimiaBiogeokimia
Biogeokimia
 
Present
PresentPresent
Present
 
“Pengaruh pemberian pupuk hayati dengan berbagai perlakuan terhadap budidaya ...
“Pengaruh pemberian pupuk hayati dengan berbagai perlakuan terhadap budidaya ...“Pengaruh pemberian pupuk hayati dengan berbagai perlakuan terhadap budidaya ...
“Pengaruh pemberian pupuk hayati dengan berbagai perlakuan terhadap budidaya ...
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
Skripsi agroteknologi unida
Skripsi agroteknologi unidaSkripsi agroteknologi unida
Skripsi agroteknologi unida
 
Skripsi agroteknologi unida
Skripsi agroteknologi unidaSkripsi agroteknologi unida
Skripsi agroteknologi unida
 
Makalah (anacardium occidentale)
Makalah (anacardium occidentale)Makalah (anacardium occidentale)
Makalah (anacardium occidentale)
 
Pengukuran kecepatan respirasi pada organ tumbuhan
Pengukuran kecepatan respirasi pada organ tumbuhanPengukuran kecepatan respirasi pada organ tumbuhan
Pengukuran kecepatan respirasi pada organ tumbuhan
 

Recently uploaded

UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 

Recently uploaded (7)

UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 

Laporan vegetatif tanaman katuk

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM PERBANYAKAN VEGETATIF TANAMAN Oleh: EKAL KURNIAWAN A.1411129 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR BOGOR 2018
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Root-Up dan Urin Sapi terhadap Pertumbuhan Stek Tanaman Katuk (Sauropus androgynus (L) Merr.)”. Laporan praktikum ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perbanyakan Vegetatif Tanaman. Laporan ini disusun agar pembaca dapat mengetahui secara mendalam tentang perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan berbagai sumber referensi. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Ibu Arifah Rahayu selaku dosen mata kuliah Perbanyakan Vegetatif Tanaman. Serta pihak-pihak terkait yang membantu dalam menyelesaikan laporan praktikum ini. Penyusun mengakui masih banyak kekurangan dalam laporan praktikum ini karena keterbatasan ilmu, pengetahuan dan pengalaman. Semoga dengan laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat kepada penyusun khususnya dan kepada setiap pembaca umumnya. Bogor, Maret 2018 Penyusun
  • 3. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Katuk (Sauropus androgynus (L) Merr.) termasuk kedalam famili Euphorbiaceae, yang banyak dikonsumsi sebagai sayuran berkhasiat dan dikenal sebagai laktogogum atau penambah air susu ibu (ASI) (Rahmanisa dan Aulianova 2016). Di Indonesia tanaman katuk biasanya dibudidayakan di pekarangan rumah atau di kebun secara komersial dan bagian yang dapat dimanfaatkan yaitu daun berikut bagian pucuk batang yang masih muda (Sudiarto et al. 2002). Selain untuk penambah ASI, katuk juga banyak digunakan sebagai obat antikuman, antilemak dan antioksidan (Santoso 2013). Katuk termasuk kedalam sayuran indijenes (indigenous) yang merupakan sayuran asli daerah yang telah banyak diusahakan dan dikonsumsi sejak zaman dahulu (Suryadi dan Kusmana 2004). Menurut Soetiarso (2010) sayuran indijenes memiliki beberapa karakteristik yang cukup menjanjikan, antara lain dapat beradaptasi baik dalam kondisi lingkungan yang relatif beragam, merupakan alternatif sumber protein, vitamin dan mineral. Katuk dapat tumbuh didataran rendah sampai dengan ketinggian 2100 m diatas permukaan laut (dpl) (Sudiarto et al. 2002). Tanaman katuk dapat diperbanyak dengan stek dari batang yang sudah berkayu. Kendala perbanyakan stek katuk, lamanya muncul akar dan tunas, oleh karena itu untuk memacu pertumbuhan akar dan tunas perlu diberi zat pengatur tumbuh (Silalahi et al. 2015). 1.2. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati pertumbuhan pada stek tanaman katuk (Saoropus androgynus (L.) Merr) dengan perlakuan menggunakan Root-Up dan Urin Sapi.
  • 4. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) merupakan tanaman berupa perdu yang tumbuh menahun berasal dari India dan Srilanka, kemudian menyebar ke kawasan Asia Tenggara (Indonesia, Vietnam, Laos, Kamboja, Thailand dan Myanmar) (Petrus 2013). Tanaman katuk dapat diklasifikasikan kedalam divisi Magnoliophyta, kelas: Magnoliopsida, ordo: Malpighiales, famili: Euphorbiaceae, sub-famili: Phyllanthaceae, genus: Sauropus dan spesies: Sauropus androgynus L. (Rukmana dan Harahap 2003). Tanaman katuk terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Sistem perakarannya menyebar ke segala arah dan dapat mencapai kedalaman antara 30-50 cm (Andini 2014). Batang tanaman katuk tumbuh tegak dan berkayu. Daun katuk merupakan daun majemuk yang berjumlah genap, berbentuk lonjong sampai bulat dengan panjang 2-6 cm dan lebar 1.25-3 cm (Gambar 1) (Rukmana dan Harahap 2003). Gambar 1. Morfologi Daun Katuk Tanaman katuk berbunga tunggal atau berkelompok tiga, keluar di ketiak daun atau diantara satu daun dengan daun lainnya yang terdiri dari bunga jantan dan bunga betina dalam satu tanaman (Monocius) (Gambar 2) (Sudiarto et al. 2002). Bunga jantan berbentuk seperti giwang, berwarna merah kecoklatan dan bunga betina memiliki kelopak dan mahkotanya serupa, berwarna merah atau kekuningan dengan bintik merah, masing-masing berjumlah 3, tipis berlepasan, tidak mudah luruh dan tetap menempel pada buah (Santoso 2013).
  • 5. Gambar 2. Morfologi Bunga Katuk, a) bunga jantan, b) bunga betina Katuk dapat tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian 500-1.300 m dpl dengan pH tanah 5,5-6 (Anas et al. 2012). Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1998) dalam Rohmawati (2013) tanaman katuk memiliki adaptasi tropika dan subtropika serta produktif sepanjang tahun walaupun tanaman cenderung agak dorman pada cuaca dingin. Toleran terhadap panas, kelembaban, sensitive terhadap dingin dan tanah salin (Rahmat dan Nurawan 1997). 2.2. Stek dan ZPT Tanaman Stek (cutting atau stuk) adalah salah satu cara pembiakan tanaman tanpa melalui proses penyerbukan (vegetatif) dengan menumbuhkan bagian atau potongan batang, cabang, akar muda, pucuk dan daun tanaman (Prastowo et al. 2006). Perbanyakan tanaman dengan memakai stek diperlukan pengetahuan mengenai berbagai jenis tanaman dan berbagai cara yang mungkin dilakukan agar tanaman tersebut dapat diperbanyak (Aziz 2012). Perbanyakan dengan cara stek mampu menghasilkan bibit dalam jumlah banyak dan seragam. Hidayanto et al. (2003) menyatakan hal penting yang harus diperhatikan sebelum melakukan stek, yaitu ukuran panjang stek yang berkaitan dengan cadangan makanan pada stek yang dibutuhkan sebagai sumber energi untuk perkembangan akar, tunas dan daun. Usaha lain untuk meningkatkan produktivitas stek dapat dilakukan dengan penggunaan hormon atau zat pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh (ZPT) merupakan senyawa organik bukan hara yang mempengaruhi proses fisiologi suatu tanaman (Widyastuti dan Tjokrokusumo 2006). Menurut Kurnianti (2012) seringkali ZPT yang secara alami ada dalam tanaman berada di bawah optimal,
  • 6. sehingga dibutuhkan sumber dari luar. Pemberian hormon tumbuhan (ZPT) dari luar sistem individu disebut juga dengan hormon eksogen, yaitu dengan memberikan bahan kimia sintetik yang dapat berfungsi dan berperan seperti halnya hormon endogen, sehingga mampu menimbulkan rangsangan dan pengaruh pada tumbuhan seperti layaknya fitohormon alami (Davies 2004).
  • 7. III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum vegetatif tanaman mengenai perlakuan stek pada Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2017, yang bertempat di Kebun Prodi Agroteknologi Universitas Djuanda Bogor. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu cangkul, sekop kecil, meteran, gunting stek, dan alat tulis. Bahan yang digunakan yaitu batang katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.), Root-Up, urine sapi, polibag, tanah, dan arang sekam. 3.3. Pelaksanaan Praktikum Media arang sekam dan tanah dicampur dan diaduk dengan perbandingan 1:1 menggunakan cangkul. Media yang telah tercampur dimasukkan ke dalam polibag dengan ukuran diameter 15 cm dan panjang 20 cm. Bahan stek dibagi menjadi tiga kelompok yaitu bahan stek yang dicelupkan dalam zat pengatur tumbuh Root-up, bahan stek yang direndam dalam urine sapi, dan bahan stek yang tidak menggunakan perlakuan apapun (kontrol). Bahan yang telah siap kemudan dimasukkan kedalam polibag, masing-masing polibag berisi 3-4 bahan stek. Bahan stek disimpan dalam naungan berbahan plastik UV untuk menjaga kelembapan dan intensitas cahaya pada tanaman.
  • 8. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Praktikum berlangsung dari bulan Oktober sampai Desember 2017 di lahan percobaan Program Studi Agroteknologi Universitas Djuanda Bogor. Lahan percobaan Program Studi Agroteknologi berlokasi di Kecamatan Ciawi. Kecamatan Ciawi berada di kaki Gunung Pangrango dan Gunung Gede serta Gunung Salak yang memiliki jenis tanah andosol (Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian 2014). Tanaman yang dipilih untuk bahan stek diambil dari tanaman yang sehat dan bebas dari penyakit. Bahan stek yang digunakan yaitu bagian batang atas, batang tengah dan batang bawah. Stek ditanam dalam media berupa tanah dan arang sekam yang sudah diaduk. Bahan stek yang sudah ditanam disimpan di dalam naungan berupa kerangka plastik UV yang berguna untuk menjaga kestabilan lingkungan, sinar matahari langsung dan air hujan yang berlebih. Akan tetapi selama di dalam naungan sebagian tanaman mengalami kekeringan akibat kekurangan air. Pada minggu ke 4 setelah tanam, sebagian tanaman mulai mengalami kematian. 4.2. Hasil dan Pembahasan Pada praktikum perbanyakan stek katuk parameter yang diamati berupa jumlah stek tumbuh, stek berakar, jumlah dan panjang akar/stek, jumlah dan panjang tunas pada berbagai perlakuan (Tabel 1). Tabel 1. Hasil pengamatan stek tanaman katuk dengan berbagai perlakuan Parameter Perlakuan Urin Sapi ZPT Root-Up Kontrol (1) (2) (3) (1) (2) (3) (1) (2) (3) Persentase stek tumbuh 4 4 3 3 4 4 4 4 4 Persentase stek berakar 4 4 3 3 4 4 4 4 4 Jumlah akar 23 32 41 93 83 65 38 30 30 Panjang akar 6 11 11 8 8 8 11 9 11 Jumlah tunas 1 1 1 1 1 11 2 1 1 Panjang tunas 2 1 2 2 10 3 1 1 2
  • 9. Hasil pengamatan persentase stek tumbuh pada perlakuan ZPT Root-Up menunjukkan hasil yang sama baik dengan perlakuan urin sapi dan kontrol, hal ini menyatakan hasil yang tidak berbeda nyata pada setiap perlakuan. Hasil yang sama juga ditunjukkan pada persentase stek berakar. Jumlah akar dan panjang akar yang paling baik dihasilkan dari perlakuan ZPT Root-Up (Gambar 3). Menurut Suprapto (2004), pemberian zat pengatur tumbuh pada bagian tumbuhnya akar tidak hanya menambah panjang akar, tetapi juga memperbanyak akar lateral. Gambar 3. a) stek katuk dengan perlakuan ZPT Root-Up b) stek katuk dengan perlakuan urin sapi c) stek katuk tanpa perlakuan (kontrol) Persentase jumlah akar dan panjang akar pada perlakuan urin sapi dan kontrol menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Prihastanti et al. (2012) menyatakan, faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dari stek batang tanaman, antara lain suhu, intensitas cahaya matahari, serta pengaruh dalam perawatan stek yaitu penyiraman. Hal ini memungkinkan akar tidak dapat tumbuh karena cekaman lingkungan. Jumlah tunas dan panjang tunas yang paling baik ditunjukkan pada perlakuan ZPT Root-Up. Hal ini diduga ZPT akan merangsang pertumbuhan suatu tanaman dalam membantu pembentukan fitohormon yang ada didalam tanaman dan menggantikan fungsi dan peran hormon. Menurut Ramadan et al. (2016) penggunaan zat pengatur tumbuh perlu diperhatikan konsentrasinya, zat pembawanya, waktu penggunaan dan bagian tanaman yang diperlukan.
  • 10. V. KESIMPULAN Pada praktikum perbanyakan tanaman katuk secara stek dengan berbagai perlakuan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Persentase jumlah akar dan panjang akar yang menunjukkan hasil paling baik dihasilkan oleh perlakuan ZPT Root-Up.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Anas D, Susila, Syukur M, dan Dharma. 2012. Tanaman Sayuran Indigenous. Bogor: Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB. Andini D. 2014. “Potential of katuk leaf (Sauropus Androgynus L. Merr) as aphrodisiac.” Journal Majority 3(7): 17-22. Aziz S A. 2012. Perbanyakan Tanaman Dengan Memakai Setek. Bogor: Southeast Asian Food And Agricultural Science and Technology. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2014. Tanah Andosol di Indonesia Karakteristik, Potensi, Kendala, dan Pengelolaannya Untuk Pertanian. Bogor: Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Kementerian Pertanian. Davies F. 2004. Plant Hormones in Plant Plant Hormones in Plant Propagation. Texas: Texas A&M University. Hidayanto M, Nurjanah S, dan Yossita. 2003. “Pengaruh panjang stek akar dan konsentrasi natriumnitrofenol terhadap pertumbuhan stek akar sukun (Artocarpus communis F.).” Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian 6(2): 154-160. Kurnianti N. 2012. Hormon tumbuhan atau zpt (zat pengatur tumbuh). Tani Jogo Negoro [Internet]. [Diakses pada 2018 Februari 15]. Tersedia pada: www.tanijogonegoro.com/2012/11/hormon-tumbuhan-atau-zpt-zat- pengatur.html Petrus A. 2013. “Sauropus androgynus (L.) Merrill-A potentially nutritive functional leafy-vegetable.” Asian Journal of Chemistry 25(17): 9425- 9433. Prastowo N H, Roshetko J M, Maurung G, dan Nugraha. 2006. Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah. Bogor: World Agroforestry Centre (ICRAF) dan Winrock International. Prihastanti E, Jinus, dan Haryanti S. 2012. “Pengaruh zat pengatur tumbuh (ZPT) Root-Up dan super GA terhadap pertumbuhan akar stek tanaman jabon (Anthocephalus candamba Miq).” Jurnal Sains dan Matematika 20(2): 35-40. Rahmanisa S, dan Aulianova T. 2016. “Efektivitas ekstraksi alkaloid dan sterol daun katuk (Sauropus androgynus) terhadap produksi ASI.” Majority 5(1): 117-121. Rahmat E M, dan Nurawan A. 1997. “Pengaruh zat pengatur tumbuh 2,4-D dan pemupukan nitrogen terhadap pertumbuhan tanaman katuk (Sauropus androgynus Merr.).” Warta Tumbuhan Obat Indonesia 3(3): 20-21.
  • 12. Ramadan V R, Kendarini N, dan Ashari S. 2016. “Kajian pemberian zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan stek tanaman buah naga (Hylocereus costaricensis).” Jurnal Produksi Tanaman 4(3): 180-186. Rohmawati I. 2013. “Penentuan dosis pemupukan N, P dan K pada budidaya katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.).” [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Rukmana R, dan Harahap I M. 2003. Katuk : Potensi dan Manfaatnya. Yogyakarta: Kanisus. Santoso U. 2013. Katuk Multi Khasiat. Bengkulu: BPFP UNIB. Soetiarso. 2010. “Sayuran indigenous alternatif sumber pangan bernilai gizi tinggi.” Iptek Hortikultura 6(1): 1-6. Sudiarto, Maslahah N, dan Sukmajaya D. 2002. “Pengaruh pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi katuk (Sauropus androgynus (L) Merr.).” Jurnal Littri 8(3): 77-82. Suprapto A. 2004. “Auksin : zat pengatur tumbuh penting meningkatkan mutu stek tanaman.” Jurnal Pertanian 21(1): 81-90. Suryadi dan Kusmana. 2004. Mengenal Sayuran Indijenes. Bandung: Balitsa. Widyastuti N, dan Tjokrokusumo D. 2006 “Peranan beberapa zat pengatur tumbuh (ZPT) tanaman pada kultur in vitro.” Jurnal Sains dan Teknologi BPPT 3(5): 55-63.