SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
0
Pendidikan Emosi
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Hadîts Tarbawiy
Dibimbing Oleh: Dr. Ali Masrur, M.Ag
Disusun Oleh: Erta Mahyudin Firdaus
NIM: 3.210.3.006
Program Pascasarjana S3
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung 2010 M/1432 H
1
PENDIDIKAN EMOSI
A. Pendahuluan
Dalam bab ini dibicarakan tentang perkembangan dan karakteristik
emosi, faktor terpenting yang mempengaruhi perkembangannya, serta perilaku
dan ragam dorongan pada manusia. Kemudian dibahas juga tentang jenis
pertumbuhan emosi, pergulatan antardorongan, serta gangguan jiwa dan cara
mengatasinya. Pada bagian akhir dari bab ini diajukan beberapa tujuan pokok
dari pendidikan emosional.
B. Perkembangan dan Karekteristik Emosi
Perkembangan emosional manusia terbentuk dari emosi, perasaan,
sensasi, dan emosi. Unsur-unsur tersebut mempengaruhi perilaku seseorang
dan membentuk karakternya yang khusus, serta mempengaruhi sikap dan
kecenderungan dalam hidupnya. Perkembangan emosional mempengaruhi
kesehatan mental, akal dan kesehatan fisik.
Karakteristik emosi manusia beragam, ada yang keras, ada yang lembut,
ada yang menyemangati, ada yang terang-terang, ada yang tersembunyi, ada
yang berkelanjutan, ada yang temporal, ada yang sederhana, ada yang
komplek, ada yang teridentifikasi sumbernya, dan ada juga yang tidak
diketahui sumbernya.
Mengkaji kandungan pendidikan dalam sunnah akan mengantarkan kita
pada kesimpulan bahwa sunnah mengakui keberadaan dan peranan penting
pengaruh emosi dalam pembentukan dan kematangan kepribadian manusia.
Kematangan tersebut ditandai antara lain dengan:
1. Kemampuan menguasai diri, mengendalikan dan menghindari
keterguncangan emosi.
2. Memiliki keseimbangan emosi dan ketepatan dalam merespon lingkungan.
Bersifat stabil, toleran, penuh cinta kasih dan bisa bergaul dengan baik
bersama orang lain.
2
3. Memiliki pencitraan diri yang realistik dan tidak membanggakan diri secara
berlebihan.
4. Mampu menguasai emosi pada saat menghadapi masalah, menggantungkan
diri kepada Allah SWT dan percaya pada sendiri, serta mampu mengambil
keputusan dengan tenang dan mantap.
5. Memiliki independensi emosional, mau berkorban, mendahulukan orang
lain, suka menolong dan tidak egois.
6. Tidak terpangaruh oleh dorongan emosional yang didasarkan pada pikiran
dan dugaan yang salah tentang orang lain.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
1. Perkembangan fisik
Perkembangan emosi dipengaruhi oleh perkembangan jasmani.
Misalnya, ketika organ-organ reproduksi manusia berkembang, berkembang
pula perasaan khususnya kepada lawan jenis. Perkembangan tubuh yang
sempurna akan mempangaruhi perkembangan kepercayaan diri seseorang,
dan mempengaruhi juga caranya melihat hubungan antarsesama manusia.
Sunnah nabawiyah juga memperhatikan keterkaitan dan hubungan tersebut
dengan mangajarkan pergaulan yang baik; pergaulan yang baik akan
melahirkan perasaan tentram; sementara perasaan yang tentram akan
bepengaruh positif terhadap emosi.
2. Perkembangan akal
Perubahan yang yang terjadi pada struktrul akal manusia akan
menambah kematangan emosinya. Kemampuan seseorang dalam berpikir
dan menganalisa berpengaruh terhadap perkembangan emosinya.
Pengalaman, pengetahuan dan beragam informasi yang didapatkan
seseorang juga mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan
emosinya. Perkembangan akal mempengaruhi kemampuan manusia untuk
menyesuaikan emosi mereka dengan beragam stimulus kehidupan yang
beragam. Sunnah nabawiyah memperhatikan hal itu antara lain dengan
3
mengaitkan antara tanggung jawab pribadi yang matang dengan
kemampuannya mengendalikan dan menguasai emosi.
3. Perkembangan masyarakat
Perasaan manusia juga dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang
terjadi pada masyarakat. Perhatian manusia pada keadaan masyarakat
bersamaan dengan keinginannya untuk bisa diterima oleh masyarakat
berpengaruh kepada perkembangan emosinya. Untuk memenuhi keinginan
tersebut, seseorang akan mengembangkan sikap-sikap yang dapat diterima
oleh masyarakatnya. Melalui menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang
dianut oleh suatu masyarakat, seseorang akan sukses di masa depan. Sunnah
nabawiyah misalnya mengajarkan kita untuk berpenampilan yang baik agar
bisa diterima oleh masyarakat.
4. Pergaulan keluarga dan sosial kemasyarakatan
Seorang yang sedang berkembang sangat dipengaruhi oleh pergaulan
dan pendidikan yang dia alami di tengah-tengah kelurga dan masyarakat
tempat dia berkembang. Suasana keluarga dan masyarakat yang penuh
dengan cinta kasih akan menumbuhkan emosi yang seimbang dan stabil.
Begitu juga sebaliknya, kekerasan dan kekasaran di tengah keluarga dan
masyarakat akan berakibat pada gangguan dan ketidakstabilan respon
emosional. Karena itu sunnah nabawiyah mewajibkan orang tua dan para
pendidik secara umum untuk membimbing dan membentuk kepribadian
anak-anak yang sedang berkembang.
Perilaku
Perilaku adalah kunci kepribadian manusia, karena perilaku adalah wujud
nyata dan terjemahan langsung dari kepribadiannya. Perilaku adalah pola
tingkah laku yang dapat diamati. Pola itu bersumber dari perasaan, insting, cita-
cita dan keinginan manusia. Karena itu perilaku yang baik merupakan indikator
dari pribadi yang seimbang dan sempurna. Sementara perilaku yang tidak stabil
juga merupakan indikator dari pribadi yang terganggu.
4
Perilaku adalah setiap kegiatan atau aktivitas atau tingkah laku atau
perbuatan yang dilakukan oleh manusia dalam hidupnya, yang didorong oleh
motivasi tertentu. Sama saja apakah tingkah laku itu dilakukan secara sengaja
atau terjadi secara alami saja. Suatu perilaku tertentu ditampakkan oleh
seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik yang alamiah, individual
maupun sosial. Perilaku merupakan hasil interaksi yang dinamis dan hidup
antara manusia dengan kecenderungan dan kebutuhannya, serta dengan
lingkungan sosial tempat dia berada.
Motivasi yang mendorong lahirnya perilaku
1. Motivasi pimer
Motivasi primer adalah motivasi alamiah atau instingtif yang tidak
diusahakan dan bukan merupakan hasil dari interaksi seseorang dengan
lingkungannya, baik melalui pelajaran, latihan, pengalaman, maupun uji coba.
Motivasi ini berbentuk kesiapan alami yang menyertai sesorang ketika lahir.
Motivasi primer misalnya dorongan untuk makan, minum, tidur, istirahat, dan
berketurunan.
2. Motivasi sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang hanya dimiliki oleh manusia,
tidak seperi motivasi primer yang juga ditemukan pada binatang. Ia merupakan
motivasi yang lahir dari interaksi manusia dengan lingkungan sosialnya.
Motivasi jenis ini terkait dengan posisi dan tuntutan sosial seseorang, serta
terkait juga dengan ambisinya dalam hidup. Contoh motivasi sekunder adalah
dorongan untuk merasa aman, dorongan untuk meraih penghargaan, dan
dorongan untuk bersosialisai.
D. Jenis Perkembangan Emosi
Motivasi yang mendorong lahirnya perilaku manusia ada yang instingtif
atau bersifat bawaan dan ada juga yang lahir dari hasil sosialisasi. Gabungan
dari dua jenis motivasi inilah yang melahirkan beragam bentuk perkembangan
emosional, yaitu: insting, emosi dan sentimen.
5
1. Insting
Insting atau naluri adalah suatu pola perilaku dan reaksi terhadap suatu
rangsangan tertentu yang tidak dipelajari tapi telah ada sejak kelahiran manusia
dan diperoleh secara turun-temurun atau secara warisan. Insting itu banyak
ragamnya, di antara insting manusia dan bagaimana arahan sunnah nabawiyyah
tentang pengendalian insting-insting tersebut adalah sebagai berikut:
a. Insting membunuh
Insting membunuh yang ada dalam diri manusia diarahkan oleh sunnah
nabawiyah ke arah jihad di jalan Allah. Mempertahankan diri, kehormatan,
harta, keluarga, dan negara. Orang yang meninggal dalam jihad dan
pembelaan diri tercatat sebagai orang yang mati syahid.
b. Insting berketurunan
Agama telah mengajarkan manusia cara untuk memenuhi insting ini, yaitu
melalui pernikahan halal sesuai syariat, yang tidak hanya didasarkan pada
hubungan biologis saja, tetapi juga didasarkan pada rasa cinta dan kasih
sayang.
c. Insting mencari aman
Insting ini terkait dengan perasaan takut dan keinginan melarikan diri untuk
mencari keselamatan dari mara bahaya. Sunnah nabawiyah telah
mengajarkan supaya potensi insting ini digunakan oleh manusia dalam
memelihara diri dari gangguan dan godaan hawa nafsu, memelihara diri dari
dosa dan dampak negatif segala jenis kejahatan, serta digunakan untuk
mencari keridhaan Allah Swt.
d. Insting mencari tahu
Insting ini terkait dengan tendensi manusia untuk bertanya, mengagumi,
berpikir, mendapat kemuliaan, mencari tahu, dan menggemari pengetahuan.
Insting ini berfungsi mengembangkan kemampuan akal manusia dan
memperluas wawasan dan pengalamannya. Ia juga berfungsi untuk
memperkuat pemahaman dan daya tanggkap manusia. Sunnah nabawiyyah
mengarahkan pemenuhan insting ini dengan cara belajar yang sungguh-
sungguh dan mencari ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
6
e. Insting mencari makanan
Insting ini harus dipenuhi untuk menjaga keberlangsungan hidup, kesehatan
dan stamina tubuh. Sunnah nabawiyah mengajarkan pemenuhan kebutuhan
insting ini dengan cara mengkonsumsi rizki yang halal dan bergizi. Dengan
tetap memelihara keseimbangan antara kualitas dan kuantitas, serta
menjauhi berlebih-lebihan dan kesia-siaan dalam mengkonsumsi makanan.
f. Insting mengasingkan diri
Insting ini terkait dengan rasa tidak nyaman karena hal-hal yang tidak
disukai seseorang. Perasaan tersebut bisa mengakibatkan tekanan kejiwaan
atau stress. Sunnah nabawiyah memperhatikan dan memberi bimbingan
untuk insting ini agar tidak ia tidak mengakibatkan keterjatuhan dalam dosa
dan kebinasaan. Serta tidak berakibat kepada penggangguan terhadap hak-
hak orang lain.
g. Insting meminta pertolongan
Insting ini berkaitan dengan perasaan lemah yang ada pada diri manusia.
Perasaan itu menjadikan seseorang membutuhkan bantuan dari orang yang
lebih kuat dari dirinya. Perhatian sunnah nabawiyah kepada insting ini
terlihat pada penjelasannya bahwa Allah SWT lah yang memiliki segala
kekuatan untuk menolong dan membantu manusia keluar dari segala
masalah dan penderitaan.
h. Insting tunduk atau patuh
Insting ini terkait dengan perasaan memiliki kekurangan pada diri manusia,
terutama ketika dia merasa tidak mampu melakukan banyak hal. Dalam
kerangka itulah kita mendapatkan sunnah nabawiyah memberikan perhatian
besar pada insting ini. Ia mengarahkan manusia untuk menggunakan insting
ini dalam beribadah, tunduk, patuh, dan taat kepada Allah Swt dalam
menjalankan seluruh perintah dan menjauhi seluruh larangan-Nya.
i. Insting menguasai
Insting ini berkaitan dengan perasaan unggul dan percaya diri pada diri
manusia serta perasaan dominan atas orang lain. Perasaan dominan ini
diarahkan oleh sunnah nabawiyah supaya digunakan dalam kebaikan seperti
7
dalam memelihara keluarga, anak dan orang-orang yang berada dalam
tanggung jawabnya, dengan penuh kasih sayang.
j. Insting memiliki
Ia merupakan salah satu insting yang penting bagi manusia. Ia menjadikan
manusia bersemangat menjalankan hidup, mendorongnya berusaha dan
berjuang meraih apa yang dia cita-citakan atau angankan dalam hidup ini.
Sunnah nabawiyah tidak mengabaikan insting ini, dengan memberi arahan
bagaimana penyalurannya, yaitu dengan cara memenuhinya menurut aturan
yang sesuai dengan syariat. Keinginan untuk memiliki harus dipenuhi
dengan bekerja halal, sehingga tidak ada orang yang dirugikan.
k. Insting menganalisa dan mensintesa
Insting ini mendorong aktifitas akal manusia; berpikir, merenung,
membayangkan, menyimpulkan dan merangkaikan berbagai hal. Insting ini
bisa bermanfaat untuk menghancurkan berbagai keyakinan yang keliru dan
membangun keyakinan yang benar berdasarkan pemikiran yang rasional.
Sunnah nabawiyah memperhatikan insting ini dengan memberikan kepada
manusia ajaran berpikir yang bisa mematangkan logika manusia, sehingga
dia bisa berijtihan memutuskan hukum yang benar. Dengan logika yang
benar manusia juga akan mamapu memperkuat keyakinannya.
l. Insting bermasyarakat
Insting ini mendorong manusia untuk berhubungan erat dengan orang lain
yang hidup bersamaanya dalam suatu masyarakat. Dengan kebersamaan itu
mereka saling tolong menolong dalam merealisasikan kebaikan umum yang
manfaatnya kembali kepada semua orang. Sunnah Nabawiyah memberi
arahan pada insting ini supaya dipenuhi dengan cara dibentuknya sebuah
masyarakat yang solid dimana anggotanya saling tolong menolong atas
dasar taqwa serta menghindari dosa dan permusuhan
m. Insting tertawa
Tertawa terkait dengan kesenangan manusia pada hiburan, senda-gurau dan
bergembira. Insting ini perlu dipenuhi kebutuhannya supaya manusia bisa
melepas kepenatan hidup dan memperbaharui semangat hidupnya. Cara
8
menyikapi insting ini menurut ajaran sunnah nabawiyah adalah dengan
menggunakan cara-cara yang seimbang, yaitu tidak selalu berkerut kening,
tetapi menggembirakan diri tanpa merusak gengsi dan harga diri.
n. Insting seksual
Insting ini berkaitan erat dengan insting berketurunan yang sudah dijelaskan
sebelumnya. Insting ini penting disalurkan karena dia menjadi media
keberlangsungan hidup manusia. Karena itu sunnah nabawiyah mengajarkan
nikah yang sesuai dengan sayariat agar manusia bisa menyalurkan hasrat
seksualnya dengan baik dan tidak merugikan orang lain.
2. Emosi
Manusia lahir dengan berbekal emosi yang mempengaruhi sikap,
orientasi, dan penyesuaian dirinya dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Pada
saat bayi lahir, emosi sangat mendominasi kehidupannya. Ketika dia
mendengar suara yang keras dia merasa takut, dia akan menangis ketika merasa
lapar atau tidak nyaman. Emosi anak-anak belum mapan dan cepat berubah-
ubah, sebentar-bentar dia menangis tapi kemudian terdiam, dia cepat marah
tetapi cepat membaik, dia cepat menerima dan cepat pula menolak.
Emosi manusia memiliki pengaruh terhadap perilaku manusia. Emosi
bisa memperkuat dorongan manusia melakukan sesuatu tetapi terkadang
memperlemahnya. Suatu dorongan juga memiliki emosi penyerta tertentu.
Seperti emosi marah dapat mendorong manusia membunuh, emosi takut
mendorong seseorang untuk melarikan diri mencari selamat, emosi cinta
mendorong manusia untuk berketurunan, dan emosi lapar mendorong
seseorang untuk mencari makanan.
3. Sentimen
Emosi manusia saling berhubungan antara yang satu dengan yang
lainnya, ia berkisar pada orang, benda dan nilai. Emosi menguat dan terus
bertambah sehingga membentuk sentimen. Itu artinya bahwa susunan sentimen
9
itu terdiri dari beberapa emosi. Ketika sentimen menguat, maka semakin
banyak emosi yang membentuknya.
Sentimen menggambarkan kesiapan pribadi yang menguat dengan usaha,
bukan karena faktor bawaan. Sebagai hasil dari berkumpulnya beberapa emosi
dan insting yang terkait dengan orang, atau sesuatu hal. Dengan semikian
sentiman adalah orientasi emosional terhadap seseorang atau sesuatu yang
didapatkan berdasarkan pengalaman atau hasil belajar.
Sentimen itu beragam dan memiliki karakter masing-masing. Berikut ini
ada beberapa ragam perasaan sentimen, serta bagaimana arahan sunnah
nabawiyah terkait dengan masing-masing sentimen.
1. Cinta
Sunnah nabawiyah memberikan perhatian besar kepada rasa ini, dia
mengarahkan supaya rasa ini diberikan kepada Allah dan Rasulullah.
Karena cinta kepada Allah dan rasul-Nya adalah sumber segala kebaikan,
hidayah, dan kebahagiaan. Sinarnya akan menyinari kecintaan yang berada
di bawahnya seperti kepada orang tua, pasangan hidup, anak-anak, suadara
karib kerabat, teman-teman, negara, masyarakat, dan nilai-nilai yang
dimuliakan.
2. Marah
Sunnah nabawiyah menginginkan supaya perasaan ini disalurkan dengan
cara yang sehat dan adil, jauh dari hal-hal yang haram dan hina dina,
sehingga tidak berubah menjadi perilaku yang buruk. Sebagaimana cinta,
marah juga harus tulus karena Allah supaya tidak mengakibatkan
keburukan pada diri sendiri atau orang lain.
3. Malu
Sunnah nabawiyah memperhatikan sentimen ini dengan memberinya arahan
supaya diarahkan kepada hal-hal yang positif, seperti untuk mencapai
ketinggian budi pekerti serta menghindari kelakuan buruk, kecerobohan,
dan kesombongan. Sunnah nabawiyah misalnya tidak membenarkan malu
dalam konteks belajar, dengan tidak mengajukan pertanyaan ketika belum
memahami sesuatu.
10
4. Cemburu
Sunnah nabawiyah mengakui adanya sentimen cemburu. Dia berposisi
meluruskan, menyeimbangkan, mendidik, meluruskan dan membimbingnya
menuju ke arah kebaikan yang dapat membantu seseorang memelihara
keyakinan, kehormatan, kemulian, dan perilaku kelompoknya.
Jenis-Jenis Sentimen
Sentimen manusia pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu sentimen
material dan sentimen immaterial. Sentimen jenis pertama berkisar pada orang-
orang tertentu, atau beberapa binatang, atau beberapa hal yang tampak dengan
jelas, semisal lukisan seni, atau pakaian atau makanan dan sebagainya.
Sentiman jenis kedua adalah sentimen yang berkisar pada nilai atau norma
yang agung, seperti sentimen keberagamaan, cinta negara, menggemari ilmu
pengetahuan, serta identifikasi diri pada karakter mulia.
Kedua jenis sentimen di atas bisa diperinci lagi menjadi beberapa jenis
berikut: 1. Sentimen yang mengarah kepada diri sendiri; 2. Sentimen yang
mengarah kepada orang lain; 3. Sentimen yang mengarah kepada kelompok; 4.
Sentieman yang mengarah kepada binatang atau benda; dan 5. Sentimen yang
dominen
D. Kebutuhuan Pribadi dan Sosial
Kebutuhan pribadi dan sosial merupakan motivasi yang memiliki dampak
besar terhadap prilaku manusia, membangkitkan semangat dan mengambil sikap
tertentu kepada orang lain. Kebutuhan pribadi dan sosial juga membentuk
kepribadian manusia, baik yang positif maupun negatif.
1. Kebutuhan rasa cinta (Need for afection and love)
Sunnah nabawiyah sering menyinggung persoalan kebutuhan ini, ia mengakui
keberadaannya dengan mengarahkan supaya kebutuhan ini dipenuhi dalam
rangka menciptakan rasa aman dan damai. Misalnya, sunnah mengajarkan
kepada kita untuk tidak membeda-bedakan antaranak dalam mendidik mereka.
11
Dengan cinta anak-anak akan merasa diterima dalam lingkungan keluarga dan
masyarakat.
2. Kebutuhan rasa aman (Need for security)
Kebahagiaan dan ketentraman dalam hidup akan diperoleh ketika rasa aman
dimiliki. Sunnah nabawiyah mengajarkan supaya cara memperlakukan sesama
manusia dibangun atas dasar kasih sayang dan kelembutan, terutama kepada
anak-anak.
3. Kebutuhan kebebasan (Need for freedom and independence)
Di samping memperhatikan kebutuhan rasa aman, sunnah nabawiyah juga
memperhatikan pemenuhan kebutuhan kebebasan dan kemerdekaan demia
terwujudnya kepribadian manusia yang utuh berdasarkan kekuatan dan
kepercayaan diri, terhindar dari ketergantungan kepada orang lain dan
kelemahan semangat.
4. Kebutuhan kesuksesan (Need for success)
Setiap kali manusia meraih kesuksesan, dia akan merasa bahagia dan berusaha
untuk meraih kebahagiaan yang lebih. Karena sukses manusia bisa memandang
kehidupan dengan optimis yang dipenuhi kepercayaan diri dan harapan. Untuk
meraik kesuksesan tersebut, ajaran sunnah menggariskan supaya anak-anak
dilatih untuk giat dalam beraktifitas dan bersabar dalam meraih kesuksesan.
5. Kebutuhan penghargaan (Need for recognition)
Orang yang tidak pernah dihargai akan merasakan banyak dampak negatif
dalam hidupnya, dia akan merasa tertekan dan hampa dari rasa kasih sayang,
tetapi pujian yang berlebihan akan membuat seseorang besar kepala. Untuk itu
sunnah mengajarkan supaya kita memberikan pujian dengan tidak berlebihan,
dan tidak pula merendahkan atau menghina orang lain, baik dengan perkataan
atau perbuatan.
6. Kebutuhan kontrol dan bimbingan (Need for control and guidence)
Sejak awal pertumbuhannya, manusia membutuhkan bimbingan dari orang
yang lebih dewasa dan lebih berpengalaman dibandingkan darinya. Sunnah
nabawiyah telah menegaskan dalam ajaran-ajarannya bahwa pengontrolan dan
pengarahan berperan penting dalam kehidupan. Tujuannya adalah meluruskan
12
perilaku yang menyimpang tanpa hinaan atau celaan kepada orang yang
melakukan kesalahan.
E. Pertarungan Antardorongan pada Diri Manusia
Tidak jarang terjadi pertentangan antar motiviasi manusia, yang berakibat
pada ketergangguan pada kondisi diri seseorang serta orientasi hidupnya.
Pertarungan tersebut bisa disadari oleh manusia, dan bisa juga tidak disadari
dengan jelas. Dampak dari pertarungan antarmotivasi adalah sebagai berikut: a.
Merasa tertekan, sedih, dan gundah yang dapat terlihat dari perilaku yang tidak
terkontrol. b. Perasaan tersebut bisa berdampak pada beberapa perilaku yang
menhancurkan seperti merusak dan memukul. c. Terkadang orang menjadi tidak
peduli dan mengasingkan diri dari lingkungannya. d. Mengakibatkan seseorang
suka berkhayal dan berangan-angan yang macam-macam.
1. Teknik pemeliharan diri
Cara untuk memelihara diri dari ketergoncangan tersebut adalah dengan
pendidikan yang terarah dan pergaulan yang kuat berdasarkan kasih sayang,
saling menghargai, saling melindungi, memenuhi kebutuhan sesuai dengan
ajaran syariat, serta menanamkan perilaku yang mulia.
2. Teknik penguatan keinginan diri
Salah satu cara terbaik untuk menghindari pertarungan antarmotivasi adalah
dengan cara memperkuat keinginan dan keteguhan. Memperteguh semangat
untuk menanggung segala macam beban dan ujian kehidupan. Menguatkan
tanggung jawab pribadi untuk mengendalikan insting dan kecenderungan
pribadinya.
3. Teknik pemulihan diri
Sunnah nabawiyah memperhatikan cara penyembuhan pribadi seseorang dan
membantunya keluar dari gangguan kejiwaan semisal kesedihan dan ketakutan
yang berlebihan. Yaitu dengan cara memperkuat akidah, menyucikan diri
dengan ibadah, taat, istigfar, tasbih, doa dan isti’azah. Cara lain yang juga
diajarkan oleh sunnah nabawiyah adalah memperkuat keyakinan dan
13
kepercayaan kepada Sang Pencipta, berprasangka baik kepada-Nya,
bertawakkal dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya, dan sebagainya.
F. Kesehatan Jiwa
Kesehatan mental memiliki banyak aspek, ia terkait dengan kesehatan
jiwa, kesahatan akal dan kesehatan syaraf-syaraf. Ia juga terkait dengan
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat. Berhubungan dengan
keseimbangkan emosional, perilaku, perasaan bahagia, penerimaan diri dan orang
lain, dan kepercayaan diri. Ia juga berkaitan dengan kemampuan untuk
menanggung berbagai persoalan, tanpa merasa lemah dalam menghadapi
kegagalan.
1. Sebab-sebab penyakit jiwa
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketergangguan jiwa
seseorang, yaitu sebagai berikut:
a. Faktor keturunan
Faktor keturunan seperti seseorang yang dilahirkan dalam kondisi otak
yang lemah atau dengan membawa penyakit jasmani. Atau ada syaraf-
syarafnya yang terganggu sehingga berakibat kepada gangguan kejiwaan
atau gangguan tubuh.
b. Faktor lingkungan
Yang termasuk ke dalam faktor lingkungan banyak sekali, di antaranya:
- Gizi dan pemeliharan kesehatan; kekurangan gizi dan rendahnya kualitas
pemeliharaan kesehatan bisa mengakibatkan berbagai macam penyakit
dan kurang sempurnanya perkembangan tubuh seseorang yang
kemudian berakibat pada ketidaksempurnaan jiwanya.
- Pendidikan keluarga; keluarga yang memperlakukan anak-anaknya
dengan kekerasan dan kering dari kasih sayang akan berdampak pada
ketersiksaan dan gangguan dalam jiwa anak-anaknya.
- Status keluarga; baik dari segi budaya, ekonomi dan sosial, juga
berpengaruh kepada kondisi kejiwaan seorang, baik dan buruknya.
14
Pengaruh status keluarga secara tidak langsung akan mempengaruhi
pola pemeliharaan kesehatan keluarga.
- Lingkungan masyarakat; seperti lingkungan keluarga, orang-orang yang
ada di dalamnya, lembaga atau norma-norma sosial yang dipegangi
oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari mereka. Apabila
lingkungan masyarakat bisa memenuhi keinginan dan kebutuhan
seseorang dengan cara yang sesuai syariat, maka orang itu akan
berkembang dengan baik, begitu pula sebaliknya, kondisi masyarakat
yang tidak kondusif akan menghambat perkembangan mental
seseorang.
2. Pengobatan gangguan kejiwaan
Pengobatan gangguan jiwa tidak mungkin dilakukan sebelum diketahui
penyebab dari gangguan tersebut. Tetapi pemahaman seseorang tentang dirinya
merupakan landasan terpenting dalam pengobatan tersebut. Dalam kerangka
tersebut ada beberapa cara yang bisa ditempuh seseorang untung mengobati
beragam bentuk gangguan kejiwaan, yaitu sebagai berikut:
a. Mengakui dosa diri; pengakuan dosa dapat meredakan ketegangan dan
mengembalikan ketenangan yang telah menghilang. Pengakuan dosa yang
jujur merupakan langkah pertama ke arah penyesalan yang mendorong
seseorang untuk bangkit memperbaiki kesalahannya.
b. Bertaubat; pengakuan dosa adalah langkah pertama penyesalan, sementara
penyesalan sendiri merupakan fase awal dari taubat. Ketika taubat dilakukan
semata-semat demi Allah, maka ia akan mampu melepaskan seseorang dari
berbagai belenggu penderitaan dan gangguan kejiwaan yang telah membuat
hidupnya sengsara.
c. Berdoa, bertasbih dan berzikir; ketiga hal ini dianggap sebagai cara yang
efektif untuk menyembuhkan diri dari gangguan kejiwaan karena cara-cara
tersebut dapat menambah keyakinan seseorang kepada Tuhannya,
menebalkan kepercayaan diri akan rahmat dan kasih sayang-Nya,
mengangkat derajat spiritualitasnya, memperkuat semangatnya untuk
menghadapi segala masalah, serta mendorong optimalisasi pekerjaan-
15
pekerjaan positif. Hal-hal itulah yang dapat melahirkan jiwa-jiwa yang sehat
yang jauh dari belenggu penderitaan.
d. Memperkuat keinginan manusiawi; memperkokoh keingian seseorang untuk
berani menghadapi berbagai ujian dan cobaan dalam hidup ini adalah salah
satu kunci penyembuhan gangguan kejiwaan. Dengan semangat yang kuat,
seseorang bisa melepaskan diri dari dampak negatif yang disebabkan oleh
kekurangan dan aibnya sendiri, dan melepaskan diri dari perasaan bersalah
yang telah membuatnya merasa sedih dan berduka lara.
e. Pemeriksaan medis; kesehatan jiwa juga terkait dengan kondisi tubuh, kedua
unsur tersebut saling melengkapi menjadi satu dalam membentuk
kepribadian manusia dengan berbagai aspeknya. Karena itu,
ketidakberfungsian beberapa anggota tubuh manusia akan berakibat
ketergangguan beberapa fungsi mental. Karena itu, dipersyaratkan adanya
pemeriksaan medis untuk memastikan apakah ada gangguan fisik yang
berakibat kepada gangguan psikis.
G. Tujuan Pendidikan Emosional
1. Menyempurnakan kematangan emosi, yang ditandai dengan kamampuan
menguasai dan mengontrol diri sendiri, serta tidak terombang-ambing dalam
kegamangan emosi.
2. Mampu mengontrol dan menguasai instink, kecenderungan, keinginan dan
hawa nafsu, sehingga tidak menjadi perusak diri sendiri atau perusak
hubungan dengan orang lain.
3. Mewujudkan keseimbangan jiwa, dengan cara menyelaraskan antara
motivasi dan kebutuhan, serta dengan unsur-unsur lingkungan; baik
lingkungan agama, moral, budaya dan ekonomi.
4. Menumbuhkan keinginan manusiawi, dan meningkatkan nilai spiritual
dalam diri pribadi serta meneguhkan kepercayaan diri sehingga melahirkan
keseimbangan kepribadian.
16
5. Memelihara diri dari penyimpangan dan penyeleweangan kejiwaan,
membantunya mengatasi berbagai gangguan kejiwaan serta bisa berdamai
dengan kekurangan yang dia miliki.
6. Memberi pangarahan kepada setiap orang untuk bisa melakukan
menyembukan diri sendiri menggunakan cara yang selaras dengan nilai-
niliai spiritual, moral dan sosial sehingga dia terbebas dari gangguan jiwa
dan berbahagia dalam hidupnya.
7. Menutup kehampaan spiritual yang terkadang menghinggapi manusia pada
masa-masa tertentu dalam hidupnya, serta memberinya rasa aman, tenang
dan tentram yang bersumber pada keimanan yang kuat, tawakkal, serta
keyakinan bahwa Dia akan membantu. Wallâhu A’lam bish Shawâb.
Revisi terakhir
Jakarta, 31 Desember 2010
Erta Mahyudin

More Related Content

What's hot

Ppt makanan halal dan haram
Ppt makanan halal dan haramPpt makanan halal dan haram
Ppt makanan halal dan haramyukbelajar
 
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyahpengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyahDiyach Ashfye
 
Pengendalian emosi dalam islam
Pengendalian emosi dalam islamPengendalian emosi dalam islam
Pengendalian emosi dalam islamHatta Syamsuddin
 
Ppt ilmu pendidikan islam.pptx
Ppt ilmu pendidikan islam.pptxPpt ilmu pendidikan islam.pptx
Ppt ilmu pendidikan islam.pptxMuhammadAlhamid3
 
RESUME KB 2.pdf
RESUME KB 2.pdfRESUME KB 2.pdf
RESUME KB 2.pdfkangifat
 
Pengantar Studi Islam
Pengantar Studi Islam Pengantar Studi Islam
Pengantar Studi Islam LBB. Mr. Q
 
Buku panduan metodologi studi islam
Buku panduan metodologi studi islamBuku panduan metodologi studi islam
Buku panduan metodologi studi islamAli Rif'an
 
DAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAH
DAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAHDAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAH
DAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAHMoh Hari Rusli
 
Power Point Sejarah perkembangan pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidin
Power Point Sejarah perkembangan pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidinPower Point Sejarah perkembangan pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidin
Power Point Sejarah perkembangan pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidinSri Juwita Alfath
 
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil Belajar
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil BelajarKB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil Belajar
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil BelajarIstna Zakia Iriana
 
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1Phujie FaHrani
 
2020 Moderasi WI_Kepsek
2020 Moderasi WI_Kepsek2020 Moderasi WI_Kepsek
2020 Moderasi WI_KepsekAnis Masykhur
 
Ilmu, Iman Dan Amal
Ilmu, Iman Dan AmalIlmu, Iman Dan Amal
Ilmu, Iman Dan Amalilmihusna
 

What's hot (20)

Ppt makanan halal dan haram
Ppt makanan halal dan haramPpt makanan halal dan haram
Ppt makanan halal dan haram
 
Silabus Kelas 8 Semester Genap
Silabus Kelas 8 Semester GenapSilabus Kelas 8 Semester Genap
Silabus Kelas 8 Semester Genap
 
KB 1 Konsep Dasar Profesi
KB 1 Konsep Dasar ProfesiKB 1 Konsep Dasar Profesi
KB 1 Konsep Dasar Profesi
 
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyahpengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
pengertian, objek kajian, tujuan dan manfaat studi Masail fiqhiyah
 
Pengendalian emosi dalam islam
Pengendalian emosi dalam islamPengendalian emosi dalam islam
Pengendalian emosi dalam islam
 
Ppt ilmu pendidikan islam.pptx
Ppt ilmu pendidikan islam.pptxPpt ilmu pendidikan islam.pptx
Ppt ilmu pendidikan islam.pptx
 
Tujuan Proses Pendidikan Islam PPT
Tujuan Proses Pendidikan Islam PPTTujuan Proses Pendidikan Islam PPT
Tujuan Proses Pendidikan Islam PPT
 
RESUME KB 2.pdf
RESUME KB 2.pdfRESUME KB 2.pdf
RESUME KB 2.pdf
 
Hadits Niat
Hadits NiatHadits Niat
Hadits Niat
 
Pengantar Studi Islam
Pengantar Studi Islam Pengantar Studi Islam
Pengantar Studi Islam
 
Buku panduan metodologi studi islam
Buku panduan metodologi studi islamBuku panduan metodologi studi islam
Buku panduan metodologi studi islam
 
Semangat Menuntut Ilmu
Semangat Menuntut IlmuSemangat Menuntut Ilmu
Semangat Menuntut Ilmu
 
DAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAH
DAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAHDAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAH
DAKWAH RASULULLAH PERIODE MAKKAH
 
Ilmu kalam
Ilmu kalamIlmu kalam
Ilmu kalam
 
Power Point Sejarah perkembangan pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidin
Power Point Sejarah perkembangan pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidinPower Point Sejarah perkembangan pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidin
Power Point Sejarah perkembangan pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidin
 
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil Belajar
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil BelajarKB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil Belajar
KB 3 Mengembangkan dan Mengolah Tes Hasil Belajar
 
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1
 
2020 Moderasi WI_Kepsek
2020 Moderasi WI_Kepsek2020 Moderasi WI_Kepsek
2020 Moderasi WI_Kepsek
 
Ilmu, Iman Dan Amal
Ilmu, Iman Dan AmalIlmu, Iman Dan Amal
Ilmu, Iman Dan Amal
 
Resume ppd kb 4
Resume ppd kb 4Resume ppd kb 4
Resume ppd kb 4
 

Similar to Pendidikan emosional (hadits tarbawiy)

perkembangan kepribadian.pptx
perkembangan kepribadian.pptxperkembangan kepribadian.pptx
perkembangan kepribadian.pptxDeskijulianda
 
puteri,+yessss_p170-181,oleh+Rini+Susanti,+Perkembangan+Emosi+Manusia.pdf
puteri,+yessss_p170-181,oleh+Rini+Susanti,+Perkembangan+Emosi+Manusia.pdfputeri,+yessss_p170-181,oleh+Rini+Susanti,+Perkembangan+Emosi+Manusia.pdf
puteri,+yessss_p170-181,oleh+Rini+Susanti,+Perkembangan+Emosi+Manusia.pdfghinaabbad2
 
Emosi, perkembangan sosial dalam pembentukan karakter
Emosi, perkembangan sosial dalam pembentukan karakterEmosi, perkembangan sosial dalam pembentukan karakter
Emosi, perkembangan sosial dalam pembentukan karakterAfrils
 
Kesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awalKesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awalPramudito Hutomo
 
Makalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan EmosiMakalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan Emosianna rasyla
 
Kepribadian (zir)
Kepribadian (zir)Kepribadian (zir)
Kepribadian (zir)Intan Nia
 
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in PramukaNasruddin Asnah
 
Muh prio susilo 19150408 pgmi_review buku karakteristik perkembangan emosi_re...
Muh prio susilo 19150408 pgmi_review buku karakteristik perkembangan emosi_re...Muh prio susilo 19150408 pgmi_review buku karakteristik perkembangan emosi_re...
Muh prio susilo 19150408 pgmi_review buku karakteristik perkembangan emosi_re...Muh Prio Susilo
 
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdfBhinekaTemplate
 
Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritualKonsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritualpjj_kemenkes
 
Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa
Perkmbangan jiwa keagamaan dewasaPerkmbangan jiwa keagamaan dewasa
Perkmbangan jiwa keagamaan dewasaNailiamani Aman
 
Kesehatan mental
Kesehatan mentalKesehatan mental
Kesehatan mentalFoenk Aji
 
Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...
Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...
Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...Rozaidi Yusof
 
Perkembangan Psikologi Anak dan memahami tahapan perkembangan.pdf
Perkembangan Psikologi Anak dan memahami tahapan perkembangan.pdfPerkembangan Psikologi Anak dan memahami tahapan perkembangan.pdf
Perkembangan Psikologi Anak dan memahami tahapan perkembangan.pdfrosistrahmawaty1
 

Similar to Pendidikan emosional (hadits tarbawiy) (20)

perkembangan kepribadian.pptx
perkembangan kepribadian.pptxperkembangan kepribadian.pptx
perkembangan kepribadian.pptx
 
puteri,+yessss_p170-181,oleh+Rini+Susanti,+Perkembangan+Emosi+Manusia.pdf
puteri,+yessss_p170-181,oleh+Rini+Susanti,+Perkembangan+Emosi+Manusia.pdfputeri,+yessss_p170-181,oleh+Rini+Susanti,+Perkembangan+Emosi+Manusia.pdf
puteri,+yessss_p170-181,oleh+Rini+Susanti,+Perkembangan+Emosi+Manusia.pdf
 
Emosi, perkembangan sosial dalam pembentukan karakter
Emosi, perkembangan sosial dalam pembentukan karakterEmosi, perkembangan sosial dalam pembentukan karakter
Emosi, perkembangan sosial dalam pembentukan karakter
 
Kesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awalKesehatan mental anak anak awal
Kesehatan mental anak anak awal
 
Makalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan EmosiMakalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan Emosi
 
Kepribadian (zir)
Kepribadian (zir)Kepribadian (zir)
Kepribadian (zir)
 
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
 
Muh prio susilo 19150408 pgmi_review buku karakteristik perkembangan emosi_re...
Muh prio susilo 19150408 pgmi_review buku karakteristik perkembangan emosi_re...Muh prio susilo 19150408 pgmi_review buku karakteristik perkembangan emosi_re...
Muh prio susilo 19150408 pgmi_review buku karakteristik perkembangan emosi_re...
 
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf
 
Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritualKonsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritual
 
Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa
Perkmbangan jiwa keagamaan dewasaPerkmbangan jiwa keagamaan dewasa
Perkmbangan jiwa keagamaan dewasa
 
Attachment
AttachmentAttachment
Attachment
 
Attachment
AttachmentAttachment
Attachment
 
Attachment
AttachmentAttachment
Attachment
 
Kesehatan mental
Kesehatan mentalKesehatan mental
Kesehatan mental
 
Antropologi kepribadian
Antropologi kepribadianAntropologi kepribadian
Antropologi kepribadian
 
Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...
Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...
Pringkat pringkatperkembangankanak-kanakdanteori-teoriperkembanganyangberkait...
 
Self assessment
Self assessmentSelf assessment
Self assessment
 
Tugas pa prinsip perkembangan
Tugas pa prinsip perkembanganTugas pa prinsip perkembangan
Tugas pa prinsip perkembangan
 
Perkembangan Psikologi Anak dan memahami tahapan perkembangan.pdf
Perkembangan Psikologi Anak dan memahami tahapan perkembangan.pdfPerkembangan Psikologi Anak dan memahami tahapan perkembangan.pdf
Perkembangan Psikologi Anak dan memahami tahapan perkembangan.pdf
 

More from Erta Erta

Pengajaran kosakata dengan Media Lagu
Pengajaran kosakata dengan Media LaguPengajaran kosakata dengan Media Lagu
Pengajaran kosakata dengan Media LaguErta Erta
 
Relevansi agama dan sains
Relevansi agama dan sainsRelevansi agama dan sains
Relevansi agama dan sainsErta Erta
 
Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)
Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)
Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)Erta Erta
 
Meramal kebijakan
Meramal kebijakan Meramal kebijakan
Meramal kebijakan Erta Erta
 
E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i Erta Erta
 
Isu isu seputar radikalisme (makalah)
Isu isu seputar radikalisme (makalah)Isu isu seputar radikalisme (makalah)
Isu isu seputar radikalisme (makalah)Erta Erta
 
Pemikiran ali ahmad madkur tentang kurikulum pendidikan islam
Pemikiran ali ahmad madkur tentang kurikulum pendidikan islamPemikiran ali ahmad madkur tentang kurikulum pendidikan islam
Pemikiran ali ahmad madkur tentang kurikulum pendidikan islamErta Erta
 
Pemikiran ali ahmad madkur tentang ilmu pengetahuan dalam islam
Pemikiran ali ahmad madkur tentang ilmu pengetahuan dalam islamPemikiran ali ahmad madkur tentang ilmu pengetahuan dalam islam
Pemikiran ali ahmad madkur tentang ilmu pengetahuan dalam islamErta Erta
 
An nazham menurut abdul qahir aljurjani (tugas uas)
An nazham menurut abdul qahir aljurjani (tugas uas)An nazham menurut abdul qahir aljurjani (tugas uas)
An nazham menurut abdul qahir aljurjani (tugas uas)Erta Erta
 
Memenangi globalisasi dari kritik diri
Memenangi globalisasi dari kritik diri Memenangi globalisasi dari kritik diri
Memenangi globalisasi dari kritik diri Erta Erta
 
Dawafi suluk fil quran (makalah)
Dawafi suluk fil quran (makalah)Dawafi suluk fil quran (makalah)
Dawafi suluk fil quran (makalah)Erta Erta
 
04 lingkungan bahasa (makalah perbaikan)
04 lingkungan bahasa (makalah perbaikan)04 lingkungan bahasa (makalah perbaikan)
04 lingkungan bahasa (makalah perbaikan)Erta Erta
 
Pembaharuan sistem pendidikan pondok pesantren
Pembaharuan sistem pendidikan pondok  pesantrenPembaharuan sistem pendidikan pondok  pesantren
Pembaharuan sistem pendidikan pondok pesantrenErta Erta
 
Total physical response
Total physical responseTotal physical response
Total physical responseErta Erta
 
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikanErta Erta
 
Kepribadian dalam psikologi islami
Kepribadian dalam psikologi islamiKepribadian dalam psikologi islami
Kepribadian dalam psikologi islamiErta Erta
 
Problem proposisi umum
Problem proposisi umumProblem proposisi umum
Problem proposisi umumErta Erta
 
Rasulullah sebagai pendidik holistik ideal revised
Rasulullah sebagai pendidik holistik ideal  revised Rasulullah sebagai pendidik holistik ideal  revised
Rasulullah sebagai pendidik holistik ideal revised Erta Erta
 
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)Erta Erta
 
00 makalah isu isu seputar radikalisme (revisi)
00 makalah isu isu seputar radikalisme (revisi)00 makalah isu isu seputar radikalisme (revisi)
00 makalah isu isu seputar radikalisme (revisi)Erta Erta
 

More from Erta Erta (20)

Pengajaran kosakata dengan Media Lagu
Pengajaran kosakata dengan Media LaguPengajaran kosakata dengan Media Lagu
Pengajaran kosakata dengan Media Lagu
 
Relevansi agama dan sains
Relevansi agama dan sainsRelevansi agama dan sains
Relevansi agama dan sains
 
Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)
Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)
Intergrasi ilmu dan agama serta gagasan islamisasi ilmu pengetahuan (makalah)
 
Meramal kebijakan
Meramal kebijakan Meramal kebijakan
Meramal kebijakan
 
E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i
 
Isu isu seputar radikalisme (makalah)
Isu isu seputar radikalisme (makalah)Isu isu seputar radikalisme (makalah)
Isu isu seputar radikalisme (makalah)
 
Pemikiran ali ahmad madkur tentang kurikulum pendidikan islam
Pemikiran ali ahmad madkur tentang kurikulum pendidikan islamPemikiran ali ahmad madkur tentang kurikulum pendidikan islam
Pemikiran ali ahmad madkur tentang kurikulum pendidikan islam
 
Pemikiran ali ahmad madkur tentang ilmu pengetahuan dalam islam
Pemikiran ali ahmad madkur tentang ilmu pengetahuan dalam islamPemikiran ali ahmad madkur tentang ilmu pengetahuan dalam islam
Pemikiran ali ahmad madkur tentang ilmu pengetahuan dalam islam
 
An nazham menurut abdul qahir aljurjani (tugas uas)
An nazham menurut abdul qahir aljurjani (tugas uas)An nazham menurut abdul qahir aljurjani (tugas uas)
An nazham menurut abdul qahir aljurjani (tugas uas)
 
Memenangi globalisasi dari kritik diri
Memenangi globalisasi dari kritik diri Memenangi globalisasi dari kritik diri
Memenangi globalisasi dari kritik diri
 
Dawafi suluk fil quran (makalah)
Dawafi suluk fil quran (makalah)Dawafi suluk fil quran (makalah)
Dawafi suluk fil quran (makalah)
 
04 lingkungan bahasa (makalah perbaikan)
04 lingkungan bahasa (makalah perbaikan)04 lingkungan bahasa (makalah perbaikan)
04 lingkungan bahasa (makalah perbaikan)
 
Pembaharuan sistem pendidikan pondok pesantren
Pembaharuan sistem pendidikan pondok  pesantrenPembaharuan sistem pendidikan pondok  pesantren
Pembaharuan sistem pendidikan pondok pesantren
 
Total physical response
Total physical responseTotal physical response
Total physical response
 
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
03 kondisi dan karakteristik perencanaan pendidikan
 
Kepribadian dalam psikologi islami
Kepribadian dalam psikologi islamiKepribadian dalam psikologi islami
Kepribadian dalam psikologi islami
 
Problem proposisi umum
Problem proposisi umumProblem proposisi umum
Problem proposisi umum
 
Rasulullah sebagai pendidik holistik ideal revised
Rasulullah sebagai pendidik holistik ideal  revised Rasulullah sebagai pendidik holistik ideal  revised
Rasulullah sebagai pendidik holistik ideal revised
 
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
 
00 makalah isu isu seputar radikalisme (revisi)
00 makalah isu isu seputar radikalisme (revisi)00 makalah isu isu seputar radikalisme (revisi)
00 makalah isu isu seputar radikalisme (revisi)
 

Recently uploaded

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 

Recently uploaded (20)

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 

Pendidikan emosional (hadits tarbawiy)

  • 1. 0 Pendidikan Emosi Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadîts Tarbawiy Dibimbing Oleh: Dr. Ali Masrur, M.Ag Disusun Oleh: Erta Mahyudin Firdaus NIM: 3.210.3.006 Program Pascasarjana S3 Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 2010 M/1432 H
  • 2. 1 PENDIDIKAN EMOSI A. Pendahuluan Dalam bab ini dibicarakan tentang perkembangan dan karakteristik emosi, faktor terpenting yang mempengaruhi perkembangannya, serta perilaku dan ragam dorongan pada manusia. Kemudian dibahas juga tentang jenis pertumbuhan emosi, pergulatan antardorongan, serta gangguan jiwa dan cara mengatasinya. Pada bagian akhir dari bab ini diajukan beberapa tujuan pokok dari pendidikan emosional. B. Perkembangan dan Karekteristik Emosi Perkembangan emosional manusia terbentuk dari emosi, perasaan, sensasi, dan emosi. Unsur-unsur tersebut mempengaruhi perilaku seseorang dan membentuk karakternya yang khusus, serta mempengaruhi sikap dan kecenderungan dalam hidupnya. Perkembangan emosional mempengaruhi kesehatan mental, akal dan kesehatan fisik. Karakteristik emosi manusia beragam, ada yang keras, ada yang lembut, ada yang menyemangati, ada yang terang-terang, ada yang tersembunyi, ada yang berkelanjutan, ada yang temporal, ada yang sederhana, ada yang komplek, ada yang teridentifikasi sumbernya, dan ada juga yang tidak diketahui sumbernya. Mengkaji kandungan pendidikan dalam sunnah akan mengantarkan kita pada kesimpulan bahwa sunnah mengakui keberadaan dan peranan penting pengaruh emosi dalam pembentukan dan kematangan kepribadian manusia. Kematangan tersebut ditandai antara lain dengan: 1. Kemampuan menguasai diri, mengendalikan dan menghindari keterguncangan emosi. 2. Memiliki keseimbangan emosi dan ketepatan dalam merespon lingkungan. Bersifat stabil, toleran, penuh cinta kasih dan bisa bergaul dengan baik bersama orang lain.
  • 3. 2 3. Memiliki pencitraan diri yang realistik dan tidak membanggakan diri secara berlebihan. 4. Mampu menguasai emosi pada saat menghadapi masalah, menggantungkan diri kepada Allah SWT dan percaya pada sendiri, serta mampu mengambil keputusan dengan tenang dan mantap. 5. Memiliki independensi emosional, mau berkorban, mendahulukan orang lain, suka menolong dan tidak egois. 6. Tidak terpangaruh oleh dorongan emosional yang didasarkan pada pikiran dan dugaan yang salah tentang orang lain. C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi 1. Perkembangan fisik Perkembangan emosi dipengaruhi oleh perkembangan jasmani. Misalnya, ketika organ-organ reproduksi manusia berkembang, berkembang pula perasaan khususnya kepada lawan jenis. Perkembangan tubuh yang sempurna akan mempangaruhi perkembangan kepercayaan diri seseorang, dan mempengaruhi juga caranya melihat hubungan antarsesama manusia. Sunnah nabawiyah juga memperhatikan keterkaitan dan hubungan tersebut dengan mangajarkan pergaulan yang baik; pergaulan yang baik akan melahirkan perasaan tentram; sementara perasaan yang tentram akan bepengaruh positif terhadap emosi. 2. Perkembangan akal Perubahan yang yang terjadi pada struktrul akal manusia akan menambah kematangan emosinya. Kemampuan seseorang dalam berpikir dan menganalisa berpengaruh terhadap perkembangan emosinya. Pengalaman, pengetahuan dan beragam informasi yang didapatkan seseorang juga mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan emosinya. Perkembangan akal mempengaruhi kemampuan manusia untuk menyesuaikan emosi mereka dengan beragam stimulus kehidupan yang beragam. Sunnah nabawiyah memperhatikan hal itu antara lain dengan
  • 4. 3 mengaitkan antara tanggung jawab pribadi yang matang dengan kemampuannya mengendalikan dan menguasai emosi. 3. Perkembangan masyarakat Perasaan manusia juga dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat. Perhatian manusia pada keadaan masyarakat bersamaan dengan keinginannya untuk bisa diterima oleh masyarakat berpengaruh kepada perkembangan emosinya. Untuk memenuhi keinginan tersebut, seseorang akan mengembangkan sikap-sikap yang dapat diterima oleh masyarakatnya. Melalui menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, seseorang akan sukses di masa depan. Sunnah nabawiyah misalnya mengajarkan kita untuk berpenampilan yang baik agar bisa diterima oleh masyarakat. 4. Pergaulan keluarga dan sosial kemasyarakatan Seorang yang sedang berkembang sangat dipengaruhi oleh pergaulan dan pendidikan yang dia alami di tengah-tengah kelurga dan masyarakat tempat dia berkembang. Suasana keluarga dan masyarakat yang penuh dengan cinta kasih akan menumbuhkan emosi yang seimbang dan stabil. Begitu juga sebaliknya, kekerasan dan kekasaran di tengah keluarga dan masyarakat akan berakibat pada gangguan dan ketidakstabilan respon emosional. Karena itu sunnah nabawiyah mewajibkan orang tua dan para pendidik secara umum untuk membimbing dan membentuk kepribadian anak-anak yang sedang berkembang. Perilaku Perilaku adalah kunci kepribadian manusia, karena perilaku adalah wujud nyata dan terjemahan langsung dari kepribadiannya. Perilaku adalah pola tingkah laku yang dapat diamati. Pola itu bersumber dari perasaan, insting, cita- cita dan keinginan manusia. Karena itu perilaku yang baik merupakan indikator dari pribadi yang seimbang dan sempurna. Sementara perilaku yang tidak stabil juga merupakan indikator dari pribadi yang terganggu.
  • 5. 4 Perilaku adalah setiap kegiatan atau aktivitas atau tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh manusia dalam hidupnya, yang didorong oleh motivasi tertentu. Sama saja apakah tingkah laku itu dilakukan secara sengaja atau terjadi secara alami saja. Suatu perilaku tertentu ditampakkan oleh seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik yang alamiah, individual maupun sosial. Perilaku merupakan hasil interaksi yang dinamis dan hidup antara manusia dengan kecenderungan dan kebutuhannya, serta dengan lingkungan sosial tempat dia berada. Motivasi yang mendorong lahirnya perilaku 1. Motivasi pimer Motivasi primer adalah motivasi alamiah atau instingtif yang tidak diusahakan dan bukan merupakan hasil dari interaksi seseorang dengan lingkungannya, baik melalui pelajaran, latihan, pengalaman, maupun uji coba. Motivasi ini berbentuk kesiapan alami yang menyertai sesorang ketika lahir. Motivasi primer misalnya dorongan untuk makan, minum, tidur, istirahat, dan berketurunan. 2. Motivasi sekunder Motivasi sekunder adalah motivasi yang hanya dimiliki oleh manusia, tidak seperi motivasi primer yang juga ditemukan pada binatang. Ia merupakan motivasi yang lahir dari interaksi manusia dengan lingkungan sosialnya. Motivasi jenis ini terkait dengan posisi dan tuntutan sosial seseorang, serta terkait juga dengan ambisinya dalam hidup. Contoh motivasi sekunder adalah dorongan untuk merasa aman, dorongan untuk meraih penghargaan, dan dorongan untuk bersosialisai. D. Jenis Perkembangan Emosi Motivasi yang mendorong lahirnya perilaku manusia ada yang instingtif atau bersifat bawaan dan ada juga yang lahir dari hasil sosialisasi. Gabungan dari dua jenis motivasi inilah yang melahirkan beragam bentuk perkembangan emosional, yaitu: insting, emosi dan sentimen.
  • 6. 5 1. Insting Insting atau naluri adalah suatu pola perilaku dan reaksi terhadap suatu rangsangan tertentu yang tidak dipelajari tapi telah ada sejak kelahiran manusia dan diperoleh secara turun-temurun atau secara warisan. Insting itu banyak ragamnya, di antara insting manusia dan bagaimana arahan sunnah nabawiyyah tentang pengendalian insting-insting tersebut adalah sebagai berikut: a. Insting membunuh Insting membunuh yang ada dalam diri manusia diarahkan oleh sunnah nabawiyah ke arah jihad di jalan Allah. Mempertahankan diri, kehormatan, harta, keluarga, dan negara. Orang yang meninggal dalam jihad dan pembelaan diri tercatat sebagai orang yang mati syahid. b. Insting berketurunan Agama telah mengajarkan manusia cara untuk memenuhi insting ini, yaitu melalui pernikahan halal sesuai syariat, yang tidak hanya didasarkan pada hubungan biologis saja, tetapi juga didasarkan pada rasa cinta dan kasih sayang. c. Insting mencari aman Insting ini terkait dengan perasaan takut dan keinginan melarikan diri untuk mencari keselamatan dari mara bahaya. Sunnah nabawiyah telah mengajarkan supaya potensi insting ini digunakan oleh manusia dalam memelihara diri dari gangguan dan godaan hawa nafsu, memelihara diri dari dosa dan dampak negatif segala jenis kejahatan, serta digunakan untuk mencari keridhaan Allah Swt. d. Insting mencari tahu Insting ini terkait dengan tendensi manusia untuk bertanya, mengagumi, berpikir, mendapat kemuliaan, mencari tahu, dan menggemari pengetahuan. Insting ini berfungsi mengembangkan kemampuan akal manusia dan memperluas wawasan dan pengalamannya. Ia juga berfungsi untuk memperkuat pemahaman dan daya tanggkap manusia. Sunnah nabawiyyah mengarahkan pemenuhan insting ini dengan cara belajar yang sungguh- sungguh dan mencari ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
  • 7. 6 e. Insting mencari makanan Insting ini harus dipenuhi untuk menjaga keberlangsungan hidup, kesehatan dan stamina tubuh. Sunnah nabawiyah mengajarkan pemenuhan kebutuhan insting ini dengan cara mengkonsumsi rizki yang halal dan bergizi. Dengan tetap memelihara keseimbangan antara kualitas dan kuantitas, serta menjauhi berlebih-lebihan dan kesia-siaan dalam mengkonsumsi makanan. f. Insting mengasingkan diri Insting ini terkait dengan rasa tidak nyaman karena hal-hal yang tidak disukai seseorang. Perasaan tersebut bisa mengakibatkan tekanan kejiwaan atau stress. Sunnah nabawiyah memperhatikan dan memberi bimbingan untuk insting ini agar tidak ia tidak mengakibatkan keterjatuhan dalam dosa dan kebinasaan. Serta tidak berakibat kepada penggangguan terhadap hak- hak orang lain. g. Insting meminta pertolongan Insting ini berkaitan dengan perasaan lemah yang ada pada diri manusia. Perasaan itu menjadikan seseorang membutuhkan bantuan dari orang yang lebih kuat dari dirinya. Perhatian sunnah nabawiyah kepada insting ini terlihat pada penjelasannya bahwa Allah SWT lah yang memiliki segala kekuatan untuk menolong dan membantu manusia keluar dari segala masalah dan penderitaan. h. Insting tunduk atau patuh Insting ini terkait dengan perasaan memiliki kekurangan pada diri manusia, terutama ketika dia merasa tidak mampu melakukan banyak hal. Dalam kerangka itulah kita mendapatkan sunnah nabawiyah memberikan perhatian besar pada insting ini. Ia mengarahkan manusia untuk menggunakan insting ini dalam beribadah, tunduk, patuh, dan taat kepada Allah Swt dalam menjalankan seluruh perintah dan menjauhi seluruh larangan-Nya. i. Insting menguasai Insting ini berkaitan dengan perasaan unggul dan percaya diri pada diri manusia serta perasaan dominan atas orang lain. Perasaan dominan ini diarahkan oleh sunnah nabawiyah supaya digunakan dalam kebaikan seperti
  • 8. 7 dalam memelihara keluarga, anak dan orang-orang yang berada dalam tanggung jawabnya, dengan penuh kasih sayang. j. Insting memiliki Ia merupakan salah satu insting yang penting bagi manusia. Ia menjadikan manusia bersemangat menjalankan hidup, mendorongnya berusaha dan berjuang meraih apa yang dia cita-citakan atau angankan dalam hidup ini. Sunnah nabawiyah tidak mengabaikan insting ini, dengan memberi arahan bagaimana penyalurannya, yaitu dengan cara memenuhinya menurut aturan yang sesuai dengan syariat. Keinginan untuk memiliki harus dipenuhi dengan bekerja halal, sehingga tidak ada orang yang dirugikan. k. Insting menganalisa dan mensintesa Insting ini mendorong aktifitas akal manusia; berpikir, merenung, membayangkan, menyimpulkan dan merangkaikan berbagai hal. Insting ini bisa bermanfaat untuk menghancurkan berbagai keyakinan yang keliru dan membangun keyakinan yang benar berdasarkan pemikiran yang rasional. Sunnah nabawiyah memperhatikan insting ini dengan memberikan kepada manusia ajaran berpikir yang bisa mematangkan logika manusia, sehingga dia bisa berijtihan memutuskan hukum yang benar. Dengan logika yang benar manusia juga akan mamapu memperkuat keyakinannya. l. Insting bermasyarakat Insting ini mendorong manusia untuk berhubungan erat dengan orang lain yang hidup bersamaanya dalam suatu masyarakat. Dengan kebersamaan itu mereka saling tolong menolong dalam merealisasikan kebaikan umum yang manfaatnya kembali kepada semua orang. Sunnah Nabawiyah memberi arahan pada insting ini supaya dipenuhi dengan cara dibentuknya sebuah masyarakat yang solid dimana anggotanya saling tolong menolong atas dasar taqwa serta menghindari dosa dan permusuhan m. Insting tertawa Tertawa terkait dengan kesenangan manusia pada hiburan, senda-gurau dan bergembira. Insting ini perlu dipenuhi kebutuhannya supaya manusia bisa melepas kepenatan hidup dan memperbaharui semangat hidupnya. Cara
  • 9. 8 menyikapi insting ini menurut ajaran sunnah nabawiyah adalah dengan menggunakan cara-cara yang seimbang, yaitu tidak selalu berkerut kening, tetapi menggembirakan diri tanpa merusak gengsi dan harga diri. n. Insting seksual Insting ini berkaitan erat dengan insting berketurunan yang sudah dijelaskan sebelumnya. Insting ini penting disalurkan karena dia menjadi media keberlangsungan hidup manusia. Karena itu sunnah nabawiyah mengajarkan nikah yang sesuai dengan sayariat agar manusia bisa menyalurkan hasrat seksualnya dengan baik dan tidak merugikan orang lain. 2. Emosi Manusia lahir dengan berbekal emosi yang mempengaruhi sikap, orientasi, dan penyesuaian dirinya dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Pada saat bayi lahir, emosi sangat mendominasi kehidupannya. Ketika dia mendengar suara yang keras dia merasa takut, dia akan menangis ketika merasa lapar atau tidak nyaman. Emosi anak-anak belum mapan dan cepat berubah- ubah, sebentar-bentar dia menangis tapi kemudian terdiam, dia cepat marah tetapi cepat membaik, dia cepat menerima dan cepat pula menolak. Emosi manusia memiliki pengaruh terhadap perilaku manusia. Emosi bisa memperkuat dorongan manusia melakukan sesuatu tetapi terkadang memperlemahnya. Suatu dorongan juga memiliki emosi penyerta tertentu. Seperti emosi marah dapat mendorong manusia membunuh, emosi takut mendorong seseorang untuk melarikan diri mencari selamat, emosi cinta mendorong manusia untuk berketurunan, dan emosi lapar mendorong seseorang untuk mencari makanan. 3. Sentimen Emosi manusia saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, ia berkisar pada orang, benda dan nilai. Emosi menguat dan terus bertambah sehingga membentuk sentimen. Itu artinya bahwa susunan sentimen
  • 10. 9 itu terdiri dari beberapa emosi. Ketika sentimen menguat, maka semakin banyak emosi yang membentuknya. Sentimen menggambarkan kesiapan pribadi yang menguat dengan usaha, bukan karena faktor bawaan. Sebagai hasil dari berkumpulnya beberapa emosi dan insting yang terkait dengan orang, atau sesuatu hal. Dengan semikian sentiman adalah orientasi emosional terhadap seseorang atau sesuatu yang didapatkan berdasarkan pengalaman atau hasil belajar. Sentimen itu beragam dan memiliki karakter masing-masing. Berikut ini ada beberapa ragam perasaan sentimen, serta bagaimana arahan sunnah nabawiyah terkait dengan masing-masing sentimen. 1. Cinta Sunnah nabawiyah memberikan perhatian besar kepada rasa ini, dia mengarahkan supaya rasa ini diberikan kepada Allah dan Rasulullah. Karena cinta kepada Allah dan rasul-Nya adalah sumber segala kebaikan, hidayah, dan kebahagiaan. Sinarnya akan menyinari kecintaan yang berada di bawahnya seperti kepada orang tua, pasangan hidup, anak-anak, suadara karib kerabat, teman-teman, negara, masyarakat, dan nilai-nilai yang dimuliakan. 2. Marah Sunnah nabawiyah menginginkan supaya perasaan ini disalurkan dengan cara yang sehat dan adil, jauh dari hal-hal yang haram dan hina dina, sehingga tidak berubah menjadi perilaku yang buruk. Sebagaimana cinta, marah juga harus tulus karena Allah supaya tidak mengakibatkan keburukan pada diri sendiri atau orang lain. 3. Malu Sunnah nabawiyah memperhatikan sentimen ini dengan memberinya arahan supaya diarahkan kepada hal-hal yang positif, seperti untuk mencapai ketinggian budi pekerti serta menghindari kelakuan buruk, kecerobohan, dan kesombongan. Sunnah nabawiyah misalnya tidak membenarkan malu dalam konteks belajar, dengan tidak mengajukan pertanyaan ketika belum memahami sesuatu.
  • 11. 10 4. Cemburu Sunnah nabawiyah mengakui adanya sentimen cemburu. Dia berposisi meluruskan, menyeimbangkan, mendidik, meluruskan dan membimbingnya menuju ke arah kebaikan yang dapat membantu seseorang memelihara keyakinan, kehormatan, kemulian, dan perilaku kelompoknya. Jenis-Jenis Sentimen Sentimen manusia pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu sentimen material dan sentimen immaterial. Sentimen jenis pertama berkisar pada orang- orang tertentu, atau beberapa binatang, atau beberapa hal yang tampak dengan jelas, semisal lukisan seni, atau pakaian atau makanan dan sebagainya. Sentiman jenis kedua adalah sentimen yang berkisar pada nilai atau norma yang agung, seperti sentimen keberagamaan, cinta negara, menggemari ilmu pengetahuan, serta identifikasi diri pada karakter mulia. Kedua jenis sentimen di atas bisa diperinci lagi menjadi beberapa jenis berikut: 1. Sentimen yang mengarah kepada diri sendiri; 2. Sentimen yang mengarah kepada orang lain; 3. Sentimen yang mengarah kepada kelompok; 4. Sentieman yang mengarah kepada binatang atau benda; dan 5. Sentimen yang dominen D. Kebutuhuan Pribadi dan Sosial Kebutuhan pribadi dan sosial merupakan motivasi yang memiliki dampak besar terhadap prilaku manusia, membangkitkan semangat dan mengambil sikap tertentu kepada orang lain. Kebutuhan pribadi dan sosial juga membentuk kepribadian manusia, baik yang positif maupun negatif. 1. Kebutuhan rasa cinta (Need for afection and love) Sunnah nabawiyah sering menyinggung persoalan kebutuhan ini, ia mengakui keberadaannya dengan mengarahkan supaya kebutuhan ini dipenuhi dalam rangka menciptakan rasa aman dan damai. Misalnya, sunnah mengajarkan kepada kita untuk tidak membeda-bedakan antaranak dalam mendidik mereka.
  • 12. 11 Dengan cinta anak-anak akan merasa diterima dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. 2. Kebutuhan rasa aman (Need for security) Kebahagiaan dan ketentraman dalam hidup akan diperoleh ketika rasa aman dimiliki. Sunnah nabawiyah mengajarkan supaya cara memperlakukan sesama manusia dibangun atas dasar kasih sayang dan kelembutan, terutama kepada anak-anak. 3. Kebutuhan kebebasan (Need for freedom and independence) Di samping memperhatikan kebutuhan rasa aman, sunnah nabawiyah juga memperhatikan pemenuhan kebutuhan kebebasan dan kemerdekaan demia terwujudnya kepribadian manusia yang utuh berdasarkan kekuatan dan kepercayaan diri, terhindar dari ketergantungan kepada orang lain dan kelemahan semangat. 4. Kebutuhan kesuksesan (Need for success) Setiap kali manusia meraih kesuksesan, dia akan merasa bahagia dan berusaha untuk meraih kebahagiaan yang lebih. Karena sukses manusia bisa memandang kehidupan dengan optimis yang dipenuhi kepercayaan diri dan harapan. Untuk meraik kesuksesan tersebut, ajaran sunnah menggariskan supaya anak-anak dilatih untuk giat dalam beraktifitas dan bersabar dalam meraih kesuksesan. 5. Kebutuhan penghargaan (Need for recognition) Orang yang tidak pernah dihargai akan merasakan banyak dampak negatif dalam hidupnya, dia akan merasa tertekan dan hampa dari rasa kasih sayang, tetapi pujian yang berlebihan akan membuat seseorang besar kepala. Untuk itu sunnah mengajarkan supaya kita memberikan pujian dengan tidak berlebihan, dan tidak pula merendahkan atau menghina orang lain, baik dengan perkataan atau perbuatan. 6. Kebutuhan kontrol dan bimbingan (Need for control and guidence) Sejak awal pertumbuhannya, manusia membutuhkan bimbingan dari orang yang lebih dewasa dan lebih berpengalaman dibandingkan darinya. Sunnah nabawiyah telah menegaskan dalam ajaran-ajarannya bahwa pengontrolan dan pengarahan berperan penting dalam kehidupan. Tujuannya adalah meluruskan
  • 13. 12 perilaku yang menyimpang tanpa hinaan atau celaan kepada orang yang melakukan kesalahan. E. Pertarungan Antardorongan pada Diri Manusia Tidak jarang terjadi pertentangan antar motiviasi manusia, yang berakibat pada ketergangguan pada kondisi diri seseorang serta orientasi hidupnya. Pertarungan tersebut bisa disadari oleh manusia, dan bisa juga tidak disadari dengan jelas. Dampak dari pertarungan antarmotivasi adalah sebagai berikut: a. Merasa tertekan, sedih, dan gundah yang dapat terlihat dari perilaku yang tidak terkontrol. b. Perasaan tersebut bisa berdampak pada beberapa perilaku yang menhancurkan seperti merusak dan memukul. c. Terkadang orang menjadi tidak peduli dan mengasingkan diri dari lingkungannya. d. Mengakibatkan seseorang suka berkhayal dan berangan-angan yang macam-macam. 1. Teknik pemeliharan diri Cara untuk memelihara diri dari ketergoncangan tersebut adalah dengan pendidikan yang terarah dan pergaulan yang kuat berdasarkan kasih sayang, saling menghargai, saling melindungi, memenuhi kebutuhan sesuai dengan ajaran syariat, serta menanamkan perilaku yang mulia. 2. Teknik penguatan keinginan diri Salah satu cara terbaik untuk menghindari pertarungan antarmotivasi adalah dengan cara memperkuat keinginan dan keteguhan. Memperteguh semangat untuk menanggung segala macam beban dan ujian kehidupan. Menguatkan tanggung jawab pribadi untuk mengendalikan insting dan kecenderungan pribadinya. 3. Teknik pemulihan diri Sunnah nabawiyah memperhatikan cara penyembuhan pribadi seseorang dan membantunya keluar dari gangguan kejiwaan semisal kesedihan dan ketakutan yang berlebihan. Yaitu dengan cara memperkuat akidah, menyucikan diri dengan ibadah, taat, istigfar, tasbih, doa dan isti’azah. Cara lain yang juga diajarkan oleh sunnah nabawiyah adalah memperkuat keyakinan dan
  • 14. 13 kepercayaan kepada Sang Pencipta, berprasangka baik kepada-Nya, bertawakkal dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya, dan sebagainya. F. Kesehatan Jiwa Kesehatan mental memiliki banyak aspek, ia terkait dengan kesehatan jiwa, kesahatan akal dan kesehatan syaraf-syaraf. Ia juga terkait dengan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat. Berhubungan dengan keseimbangkan emosional, perilaku, perasaan bahagia, penerimaan diri dan orang lain, dan kepercayaan diri. Ia juga berkaitan dengan kemampuan untuk menanggung berbagai persoalan, tanpa merasa lemah dalam menghadapi kegagalan. 1. Sebab-sebab penyakit jiwa Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketergangguan jiwa seseorang, yaitu sebagai berikut: a. Faktor keturunan Faktor keturunan seperti seseorang yang dilahirkan dalam kondisi otak yang lemah atau dengan membawa penyakit jasmani. Atau ada syaraf- syarafnya yang terganggu sehingga berakibat kepada gangguan kejiwaan atau gangguan tubuh. b. Faktor lingkungan Yang termasuk ke dalam faktor lingkungan banyak sekali, di antaranya: - Gizi dan pemeliharan kesehatan; kekurangan gizi dan rendahnya kualitas pemeliharaan kesehatan bisa mengakibatkan berbagai macam penyakit dan kurang sempurnanya perkembangan tubuh seseorang yang kemudian berakibat pada ketidaksempurnaan jiwanya. - Pendidikan keluarga; keluarga yang memperlakukan anak-anaknya dengan kekerasan dan kering dari kasih sayang akan berdampak pada ketersiksaan dan gangguan dalam jiwa anak-anaknya. - Status keluarga; baik dari segi budaya, ekonomi dan sosial, juga berpengaruh kepada kondisi kejiwaan seorang, baik dan buruknya.
  • 15. 14 Pengaruh status keluarga secara tidak langsung akan mempengaruhi pola pemeliharaan kesehatan keluarga. - Lingkungan masyarakat; seperti lingkungan keluarga, orang-orang yang ada di dalamnya, lembaga atau norma-norma sosial yang dipegangi oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari mereka. Apabila lingkungan masyarakat bisa memenuhi keinginan dan kebutuhan seseorang dengan cara yang sesuai syariat, maka orang itu akan berkembang dengan baik, begitu pula sebaliknya, kondisi masyarakat yang tidak kondusif akan menghambat perkembangan mental seseorang. 2. Pengobatan gangguan kejiwaan Pengobatan gangguan jiwa tidak mungkin dilakukan sebelum diketahui penyebab dari gangguan tersebut. Tetapi pemahaman seseorang tentang dirinya merupakan landasan terpenting dalam pengobatan tersebut. Dalam kerangka tersebut ada beberapa cara yang bisa ditempuh seseorang untung mengobati beragam bentuk gangguan kejiwaan, yaitu sebagai berikut: a. Mengakui dosa diri; pengakuan dosa dapat meredakan ketegangan dan mengembalikan ketenangan yang telah menghilang. Pengakuan dosa yang jujur merupakan langkah pertama ke arah penyesalan yang mendorong seseorang untuk bangkit memperbaiki kesalahannya. b. Bertaubat; pengakuan dosa adalah langkah pertama penyesalan, sementara penyesalan sendiri merupakan fase awal dari taubat. Ketika taubat dilakukan semata-semat demi Allah, maka ia akan mampu melepaskan seseorang dari berbagai belenggu penderitaan dan gangguan kejiwaan yang telah membuat hidupnya sengsara. c. Berdoa, bertasbih dan berzikir; ketiga hal ini dianggap sebagai cara yang efektif untuk menyembuhkan diri dari gangguan kejiwaan karena cara-cara tersebut dapat menambah keyakinan seseorang kepada Tuhannya, menebalkan kepercayaan diri akan rahmat dan kasih sayang-Nya, mengangkat derajat spiritualitasnya, memperkuat semangatnya untuk menghadapi segala masalah, serta mendorong optimalisasi pekerjaan-
  • 16. 15 pekerjaan positif. Hal-hal itulah yang dapat melahirkan jiwa-jiwa yang sehat yang jauh dari belenggu penderitaan. d. Memperkuat keinginan manusiawi; memperkokoh keingian seseorang untuk berani menghadapi berbagai ujian dan cobaan dalam hidup ini adalah salah satu kunci penyembuhan gangguan kejiwaan. Dengan semangat yang kuat, seseorang bisa melepaskan diri dari dampak negatif yang disebabkan oleh kekurangan dan aibnya sendiri, dan melepaskan diri dari perasaan bersalah yang telah membuatnya merasa sedih dan berduka lara. e. Pemeriksaan medis; kesehatan jiwa juga terkait dengan kondisi tubuh, kedua unsur tersebut saling melengkapi menjadi satu dalam membentuk kepribadian manusia dengan berbagai aspeknya. Karena itu, ketidakberfungsian beberapa anggota tubuh manusia akan berakibat ketergangguan beberapa fungsi mental. Karena itu, dipersyaratkan adanya pemeriksaan medis untuk memastikan apakah ada gangguan fisik yang berakibat kepada gangguan psikis. G. Tujuan Pendidikan Emosional 1. Menyempurnakan kematangan emosi, yang ditandai dengan kamampuan menguasai dan mengontrol diri sendiri, serta tidak terombang-ambing dalam kegamangan emosi. 2. Mampu mengontrol dan menguasai instink, kecenderungan, keinginan dan hawa nafsu, sehingga tidak menjadi perusak diri sendiri atau perusak hubungan dengan orang lain. 3. Mewujudkan keseimbangan jiwa, dengan cara menyelaraskan antara motivasi dan kebutuhan, serta dengan unsur-unsur lingkungan; baik lingkungan agama, moral, budaya dan ekonomi. 4. Menumbuhkan keinginan manusiawi, dan meningkatkan nilai spiritual dalam diri pribadi serta meneguhkan kepercayaan diri sehingga melahirkan keseimbangan kepribadian.
  • 17. 16 5. Memelihara diri dari penyimpangan dan penyeleweangan kejiwaan, membantunya mengatasi berbagai gangguan kejiwaan serta bisa berdamai dengan kekurangan yang dia miliki. 6. Memberi pangarahan kepada setiap orang untuk bisa melakukan menyembukan diri sendiri menggunakan cara yang selaras dengan nilai- niliai spiritual, moral dan sosial sehingga dia terbebas dari gangguan jiwa dan berbahagia dalam hidupnya. 7. Menutup kehampaan spiritual yang terkadang menghinggapi manusia pada masa-masa tertentu dalam hidupnya, serta memberinya rasa aman, tenang dan tentram yang bersumber pada keimanan yang kuat, tawakkal, serta keyakinan bahwa Dia akan membantu. Wallâhu A’lam bish Shawâb. Revisi terakhir Jakarta, 31 Desember 2010 Erta Mahyudin