Paradigma baru dalam Manajemen Sumber daya Manusia menganggap bahwa sumber daya manusia merupakan aset organisasi (atau biasa dikenal dengan istilah human capital). Karena itu aset tersebut harus dikelola secara proaktif dan strategik (Ulrich, 1998).
Manajemen talenta merupakan implementasi dari strategi atau mekanisme yang terintegrasi untuk meningkatkan kondisi lingkungan kerja dengan mengembangkan proses-proses dalam rekrutmen dan seleksi, pengembangan, pengikatan, dan mempertahankan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan serta attitude yang dibutuhkan organisasi di masa ini dan akan datang.
Peran strategis dalam mengelola SDM atau (strategic human resource management) dimaknai sebagai keterkaitan antara pelaksanaan manajemen SDM dengan strategi organisasi untuk meningkatkan kinerja. Dalam implementasinya, peran strategis dalam mengelola SDM ini diartikan bahwa pengelola SDM harus dapat mengelaborasi semua kapasitas yang dimiliki pegawai atau SDM-nya, untuk dijadikan sebagai competitive advantage bagi organisasi. Manajemen SDM yang strategis seolah sudah menjadi suatu tuntutan untuk dilakukan.
Mekanisme dan proses penyusunan talent pool jpt bagi instansi pemerintah daerahDr. Zar Rdj
Prinsip HAKIKI Talent Pool adalah Objektif, Akuntabel dan Independen dan tidak memihak..!!
Materi yang Oke, dalam implementasinya, jangan diambil sepotong-potong apalagi faktor like and dislike, gunakan sistem merit yang fairness
TP menggunakan sistem merit adalah kebijakan dan manajemen aparatur sipil negara yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
Pemahaman Konsep Pengelolaan SDM BertalentaSeta Wicaksana
Pemahaman konsep secara menyeluruh dan mendalam terkait pembahasan pengelolaan SDM Bertalenta.
Praktek manajemen talenta telah menjadi kebutuhan strategis bagi organisasi. Praktek pola ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan peran sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh organisasi. Manajemen talenta adalah pengelolaan SDM yang dilakukan dengan menggunakan proses analisis, pengembangan, dan pemanfaatan talenta yang berkelanjutan dan efektif untuk memenuhi kebutuhan bisnis. Tujuan manajemen talenta adalah mengembangkan keunggulan kompetitif (competitive advantage) melalui pemanfaatan potensi sekelompok karyawan untuk meraih kinerja yang optimal. Selain dilakukan dari dalam organisasi management talenta juga bisa dimulai dari pencarian bakat calon karyawan (talent scouting).
Rencana perusahaan tentang bagaimana ia akan mencocokkan kekuatan dan kelemahan internalnya dengan peluang dan ancaman eksternal untuk mempertahankan keunggulan kompetitif.
Perlunya mendukung upaya peningkatan produktivitas dan kinerja perusahaan.
Bahwa karyawan memainkan peran yang diperluas dalam upaya peningkatan kinerja pemberi kerja.
SDM harus lebih terlibat dalam merancang—bukan sekadar mengeksekusi—rencana strategis perusahaan.
Mekanisme dan proses penyusunan talent pool jpt bagi instansi pemerintah daerahDr. Zar Rdj
Prinsip HAKIKI Talent Pool adalah Objektif, Akuntabel dan Independen dan tidak memihak..!!
Materi yang Oke, dalam implementasinya, jangan diambil sepotong-potong apalagi faktor like and dislike, gunakan sistem merit yang fairness
TP menggunakan sistem merit adalah kebijakan dan manajemen aparatur sipil negara yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
Pemahaman Konsep Pengelolaan SDM BertalentaSeta Wicaksana
Pemahaman konsep secara menyeluruh dan mendalam terkait pembahasan pengelolaan SDM Bertalenta.
Praktek manajemen talenta telah menjadi kebutuhan strategis bagi organisasi. Praktek pola ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan peran sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh organisasi. Manajemen talenta adalah pengelolaan SDM yang dilakukan dengan menggunakan proses analisis, pengembangan, dan pemanfaatan talenta yang berkelanjutan dan efektif untuk memenuhi kebutuhan bisnis. Tujuan manajemen talenta adalah mengembangkan keunggulan kompetitif (competitive advantage) melalui pemanfaatan potensi sekelompok karyawan untuk meraih kinerja yang optimal. Selain dilakukan dari dalam organisasi management talenta juga bisa dimulai dari pencarian bakat calon karyawan (talent scouting).
Rencana perusahaan tentang bagaimana ia akan mencocokkan kekuatan dan kelemahan internalnya dengan peluang dan ancaman eksternal untuk mempertahankan keunggulan kompetitif.
Perlunya mendukung upaya peningkatan produktivitas dan kinerja perusahaan.
Bahwa karyawan memainkan peran yang diperluas dalam upaya peningkatan kinerja pemberi kerja.
SDM harus lebih terlibat dalam merancang—bukan sekadar mengeksekusi—rencana strategis perusahaan.
Manpower planning menggambarkan pendekatan rasional dalam upaya forecasting apakah ada ketidak sesuaian antara supply dan demand tenaga kerja, serta merencanakan penyesuaian kebijakan yang paling tepat.
Secara parsial pengertian budaya dan organisasi mempunyai pengertian yang berbeda dan budaya organisasi pun mempunyai pengertian berbeda pula. Budaya merupakan konsep yang penting dalam memahami masyarakat dan kelompok manusia untuk waktu yang lama.
Stoner et al. (1995) memberikan pengertian budaya sebagai kompleks atas asumsi tingkah laku cerita, metos metafora, dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk menentukan apa arti menjadi anggota masyarakat tertentu. Pengertian yang lain dikemukakan oleh Krech dalam Graves (1986), Moeljono (2003: 16) budaya adalah sebagai pola semua suasana baik materiel atau semua perilaku yang sudah diadopsi masyarakat secara tradisional sebagai pemecahan masalah anggotanya budaya di dalamnya juga termasuk semua cara yang telah terorganisasi, kepercayaan, norma, nilai-nilai budaya implisit serta premis yang mendasar dan mengandung suatu perintah.
Di sisi lain, Moeljono mengemukakan pendapat Graves (1986) ada tiga sudut pandang mengenai budaya, yaitu:
Budaya merupakan produk konteks pasar di tempat organisasi operasi, peraturan yang menekan dan sebagainya.
Budaya merupakan produk struktur dan fungsi yang ada dalam organisasi, misalnya organisasi yang tersentralisasi berbeda dengan organisasi yang terdesentralisasi.
Budaya merupakan produk sikap orang dalam pekerjaan mereka, hal ini berarti produk perjanjian psikologi antara individu dan organisasi.
Dari sisi fungsi, budaya organisasi mempunyai beberapa peran dalam organisasi menurut Robins (1996), yaitu:
Budaya mempunyai suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya organisasi menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain.
Budaya organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota organisasi.
Budaya organisasi mempermudah timbul pertumbuhan komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual.
Budaya korporat itu meningkatkan kemantapan sistem sosial.
Dalam hubungannya dengan segi sosial, budaya menurut Gordon (1991) berfungsi sebagai perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan dilaku. kan oleh para karyawan. Akhirnya, budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan Budaya korporat yang kohesif atau efektif tecermin pada kepercayaan, keterbukaan komunikasi, kepemimpinan yang mendapat masukan (considerate), dan didukung oleh bawahan (supportive), pemecahan masalah oleh kelompok, kemandirian kerja, dan pertukaran informasi (Anderson dan Kryprianou, 1994).
Talent Management sangat penting untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh setiap orang, termasuk mengembangkannya hingga menjadi aset yang berkualitas bagi perusahaan
Bagi yang Membuituhkan CONTOH JOB DESCRIPTION LENGKAP, Kami menjual dengan harga HANYA Rp 500 Ribu saja. Untuk Pemesanan Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response) HARD-Hi SMART CONSULTING.
sumber daya manusia, pelatihan dan pengembangan sdm, pelatihan sdm, pelatihan karyawan, manajemen pelatihan, pelatihan manajemen, program pelatihan, pelatihan hrd, teori pengembangan sdm, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, tugas manajemen sumber daya manusia, training sdm, tugas msdm, pelatihan sumber daya manusia, teori pengembangan sumber daya manusia, pelatihan pengembangan sdm, pelatihan manajemen sdm,
http://infokonsultasisdm.web.id/
Training agar mampu menyusun Man Power Planning secara tepat, memahami cara strategis untuk menaikan produktifitas operasional
http://traininghrd.org/man-power-analysis/
Manpower planning menggambarkan pendekatan rasional dalam upaya forecasting apakah ada ketidak sesuaian antara supply dan demand tenaga kerja, serta merencanakan penyesuaian kebijakan yang paling tepat.
Secara parsial pengertian budaya dan organisasi mempunyai pengertian yang berbeda dan budaya organisasi pun mempunyai pengertian berbeda pula. Budaya merupakan konsep yang penting dalam memahami masyarakat dan kelompok manusia untuk waktu yang lama.
Stoner et al. (1995) memberikan pengertian budaya sebagai kompleks atas asumsi tingkah laku cerita, metos metafora, dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk menentukan apa arti menjadi anggota masyarakat tertentu. Pengertian yang lain dikemukakan oleh Krech dalam Graves (1986), Moeljono (2003: 16) budaya adalah sebagai pola semua suasana baik materiel atau semua perilaku yang sudah diadopsi masyarakat secara tradisional sebagai pemecahan masalah anggotanya budaya di dalamnya juga termasuk semua cara yang telah terorganisasi, kepercayaan, norma, nilai-nilai budaya implisit serta premis yang mendasar dan mengandung suatu perintah.
Di sisi lain, Moeljono mengemukakan pendapat Graves (1986) ada tiga sudut pandang mengenai budaya, yaitu:
Budaya merupakan produk konteks pasar di tempat organisasi operasi, peraturan yang menekan dan sebagainya.
Budaya merupakan produk struktur dan fungsi yang ada dalam organisasi, misalnya organisasi yang tersentralisasi berbeda dengan organisasi yang terdesentralisasi.
Budaya merupakan produk sikap orang dalam pekerjaan mereka, hal ini berarti produk perjanjian psikologi antara individu dan organisasi.
Dari sisi fungsi, budaya organisasi mempunyai beberapa peran dalam organisasi menurut Robins (1996), yaitu:
Budaya mempunyai suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya organisasi menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain.
Budaya organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota organisasi.
Budaya organisasi mempermudah timbul pertumbuhan komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual.
Budaya korporat itu meningkatkan kemantapan sistem sosial.
Dalam hubungannya dengan segi sosial, budaya menurut Gordon (1991) berfungsi sebagai perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan dilaku. kan oleh para karyawan. Akhirnya, budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan Budaya korporat yang kohesif atau efektif tecermin pada kepercayaan, keterbukaan komunikasi, kepemimpinan yang mendapat masukan (considerate), dan didukung oleh bawahan (supportive), pemecahan masalah oleh kelompok, kemandirian kerja, dan pertukaran informasi (Anderson dan Kryprianou, 1994).
Talent Management sangat penting untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh setiap orang, termasuk mengembangkannya hingga menjadi aset yang berkualitas bagi perusahaan
Bagi yang Membuituhkan CONTOH JOB DESCRIPTION LENGKAP, Kami menjual dengan harga HANYA Rp 500 Ribu saja. Untuk Pemesanan Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response) HARD-Hi SMART CONSULTING.
sumber daya manusia, pelatihan dan pengembangan sdm, pelatihan sdm, pelatihan karyawan, manajemen pelatihan, pelatihan manajemen, program pelatihan, pelatihan hrd, teori pengembangan sdm, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, tugas manajemen sumber daya manusia, training sdm, tugas msdm, pelatihan sumber daya manusia, teori pengembangan sumber daya manusia, pelatihan pengembangan sdm, pelatihan manajemen sdm,
http://infokonsultasisdm.web.id/
Training agar mampu menyusun Man Power Planning secara tepat, memahami cara strategis untuk menaikan produktifitas operasional
http://traininghrd.org/man-power-analysis/
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Organisasi Publik (Bagian 3)Seta Wicaksana
Hingga sekitar 20 tahun yang lalu, perusahaan mengalami desain ulang organisasi setiap beberapa tahun atau bahkan dekade.
Kebanyakan eksekutif puncak mungkin hanya memiliki pengalaman beberapa kali dalam karier mereka.
Namun, otomatisasi dan tekanan persaingan mulai mempercepat laju perubahan organisasi.
Dalam presentasi ini, kami mengeksplorasi model organisasi tradisional dan bagaimana model tersebut digunakan untuk menyelaraskan struktur dan operasi dengan strategi bisnis.
Kami akan menunjukkan bagaimana model tersebut masih dapat berfungsi sebagai alat diagnostik untuk memahami di mana berbagai faktor organisasi mungkin tidak seimbang.
Kemudian, kami akan menunjukkan bagaimana organisasi telah beralih dari model statis untuk diagnostik dan penyelarasan ke model fleksibel yang membantu organisasi beradaptasi terhadap perubahan yang dinamis dan berkelanjutan.
Bagian 1 Organizations and Organizations Theory
Bagian 2 From Strategy to Organization Design and Effectiveness
Bagian 3 Public Organization
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-from strategy (Bagian 2)Seta Wicaksana
Hingga sekitar 20 tahun yang lalu, perusahaan mengalami desain ulang organisasi setiap beberapa tahun atau bahkan dekade.
Kebanyakan eksekutif puncak mungkin hanya memiliki pengalaman beberapa kali dalam karier mereka.
Namun, otomatisasi dan tekanan persaingan mulai mempercepat laju perubahan organisasi.
Dalam presentasi ini, kami mengeksplorasi model organisasi tradisional dan bagaimana model tersebut digunakan untuk menyelaraskan struktur dan operasi dengan strategi bisnis.
Kami akan menunjukkan bagaimana model tersebut masih dapat berfungsi sebagai alat diagnostik untuk memahami di mana berbagai faktor organisasi mungkin tidak seimbang.
Kemudian, kami akan menunjukkan bagaimana organisasi telah beralih dari model statis untuk diagnostik dan penyelarasan ke model fleksibel yang membantu organisasi beradaptasi terhadap perubahan yang dinamis dan berkelanjutan.
Bagian 1 Organizations and Organizations Theory
Bagian 2 From Strategy to Organization Design and Effectiveness
Bagian 3 Public Organization
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Pengantar (bagian 1)Seta Wicaksana
Hingga sekitar 20 tahun yang lalu, perusahaan mengalami desain ulang organisasi setiap beberapa tahun atau bahkan dekade.
Kebanyakan eksekutif puncak mungkin hanya memiliki pengalaman beberapa kali dalam karier mereka.
Namun, otomatisasi dan tekanan persaingan mulai mempercepat laju perubahan organisasi.
Dalam presentasi ini, kami mengeksplorasi model organisasi tradisional dan bagaimana model tersebut digunakan untuk menyelaraskan struktur dan operasi dengan strategi bisnis.
Kami akan menunjukkan bagaimana model tersebut masih dapat berfungsi sebagai alat diagnostik untuk memahami di mana berbagai faktor organisasi mungkin tidak seimbang.
Kemudian, kami akan menunjukkan bagaimana organisasi telah beralih dari model statis untuk diagnostik dan penyelarasan ke model fleksibel yang membantu organisasi beradaptasi terhadap perubahan yang dinamis dan berkelanjutan.
Materi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
Bagian 1 Organizations and Organizations Theory
Bagian 2 From Strategy to Organization Design and Effectiveness
Bagian 3 Public Organization
Organizational Transformation Lead with CultureSeta Wicaksana
Transformation is even harder than we thought
“Only 22% of companies successfully carry out transformation. The failure rate was 78%.”
“Often the business value of digital transformation is not realized. One of the most common causes is an abundance of technology projects, not a true business culture transformation”
- Phil Le-Brun, Enterprise Strategist, AWS
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
“Perubahan organisasi merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan dinamis. Perubahan tidak berhenti ketika sebuah inisiatif perubahan telah sukses diimplementasikan, tapi akan selalu terjadi perubahan karena lingkungan yang terus menerus berubah.” – Seta A. Wicaksana
“Perubahan hadir karena adanya ketidaksempurnaan, sedangkan ketidaksempurnaan itu adalah ruang untuk belajar, tumbuh dan berkembang, …
itulah yang Sempurna.” – Seta A. Wicaksana
Organizational Structure Running A Successful BusinessSeta Wicaksana
Every company needs an organizational structure—whether they realize it or not.
The organizational structure is how the company delegates roles, responsibilities, job functions, accountability, and decision-making authority.
The organizational structure often shows the “chain of command” and how information moves within the company.
Have an organizational structure that aligns with your company’s goals and objectives.
This article describes the various organizational structures, the benefits of creating one for your business, and specific elements that should be included.
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...Seta Wicaksana
Up until about 20 years ago, companies experienced organizational redesign every few years or even decades.
Most top executives would have the experience perhaps only a few times in their careers.
However, automation and competitive pressures had begun to accelerate the pace of organizational change.
In this presentation, we explore traditional organizational models and how they have been used to align structure and operations to business strategies.
We will show how those models can still operate as diagnostic tools to understand where various organizational factors can be out of balance.
Then, we will show how organizations have shifted from static models for diagnostics and alignment to flexible models that help organizations adapt to continuous, dynamic change.
Understanding Business Function and Business ProcessSeta Wicaksana
Enterprise Resource Planning (ERP) programs: Core software used by companies to coordinate information in every area of business
Help manage companywide business processes
Use common database and shared management reporting tools
Business process: Collection of activities that takes some input and creates an output that is of value to the customer
HC Company Profile 2024 Excellence JourneySeta Wicaksana
Humanika Consulting is an HRD and Management consultant brand under the auspices of PT Humanika Amanah Indonesia. As a brand, Humanika Consulting, which was established in 2004, started its career in developing human resources through training program activities using an outdoor activity (Outbound) approach. The Experiential Learning method is promoted in developing people through continuous change so that the S.O.B.A.T. (Semua Orang Bisa Hebat) becomes a platform in the change process, namely Start, Order, Breakthrough, Accelerate, and Transform.
To anticipate high demands regarding Individual Assessment, Humanika Consulting has innovated to create a web-based application and has parameters (Job-Person Profile Matching), by having a subsidiary, PT Humanika Bisnis Digital, which a subsidiary that concentrates on Big Data and research related to HR. in 2019.
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive AdvantagesSeta Wicaksana
Effective strategies in an environment of constant change are a key requirement for success.
Corporate strategy: Deciding on the scope and purpose of the business, its objectives, and the initiatives and resources necessary to achieve the objectives.
Strategic Management Organization objective with Appreciative InquirySeta Wicaksana
To introduce the philosophy, practice and process of Appreciative Inquiry so that you can apply it to your setting objectives in strategic management.
Appreciative inquiry (AI) is a positive approach to leadership development and organizational change. The method is used to boost innovation among organizations.
A company might apply appreciative inquiry to best practices, strategic planning, and organizational culture, and to increase the momentum of initiatives.
Developing Organization's Vision, Mission and ValuesSeta Wicaksana
Together, the vision, mission, and values statements provide direction for everything that happens in an organization.
They keep everyone focused on where the organization is going and what it is trying to achieve. And they define the core values of the organization and how people are expected to behave.
Creating a mission, values and vision makes a statement as to how a company and its personnel will interact with the consumer, its colleagues and even competitors.
The value, mission and vision statements of a company are the foundation on which all business is conducted and decisions are made.
The Future of Business, Organization and HRMSeta Wicaksana
In an ever-evolving global landscape, the realm of business development is undergoing a profound transformation.
The convergence of technological advancements, shifting consumer preferences, and dynamic market conditions has created a paradigm shift that promises to reshape the way businesses approach growth and expansion.
The future of business development is not only about adapting to change but also about harnessing emerging trends and innovations to thrive in an increasingly competitive environment.
To better organize a business in the future, leaders should embrace nine imperatives that collectively explain “who we are” as an organization, “how we operate,” and “how we grow.”
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCASeta Wicaksana
Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul adalah bagian dari proses dan tujuan pembangunan nasional Indonesia. Saat ini Indonesia menghadapi tantangan untuk mengejar ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain yang telah lebih dahulu maju. Tantangan menjadi lebih berat karena saat ini berada di era VUCA yaitu Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity.
Kita hidup di dunia dengan perubahan yang sangat cepat, tidak terduga, dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit dikontrol, dan kompleks. Mustahil kita mampu mencapai kemajuan dan kemandirian bangsa apabila kita mengabaikan pembangunan yang semestinya bertitik berat pada keunggulan sumber daya manusia. Hanya melalui SDM unggul kita akan mampu menghadapi era VUCA ini dan mampu berkompetisi dengan bangsa–bangsa lain. Era VUCA harus kita hadapi dengan mencetak SDM unggul Indonesia.
SDM unggul adalah SDM yang mampu beradaptasi, menerima dan merangkul perubahan sebagai bagian dari lingkungan yang tidak dapat diprediksi. Di samping itu, SDM unggul juga adalah SDM yang mampu memahami sekaligus melaksanakan tugas pekerjaannya secara tuntas dan berkualitas dengan visi kerja yang jelas dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian, yang mampu berkolaborasi dan bersinergi secara efektif dengan kolega, tim kerja, dan menjadi insan penggerak perubahan dan inovasi dalam menghadapi kompleksitas persoalan organisasi. SDM unggul juga diharapkan mampu mengatasi ambiguitas dengan agilitas serta memiliki ketangkasan dan kecerdasan dalam menjalankan tugas pekerjaannya.
Using Workload Analysis for Manpower PlanningSeta Wicaksana
Mengapa Manpower Planning dibutuhkan:
Membantu mengidentifikasi kekurangan atau kelebihan tenaga kerja, sehingga memungkinkan perusahaan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini sebelum menjadi masalah.
Memastikan bahwa program rekrutmen dan seleksi didasarkan pada perencanaan tenaga kerja untuk mendapatkan hasil terbaik.
Membantu mengurangi biaya tenaga kerja dengan mengidentifikasi kelebihan staf atau jadwal shift kelebihan staf.
Membantu mengidentifikasi talenta yang tersedia dalam angkatan kerja, seperti pekerja terampil, dan membuat rencana pengembangan untuk mereka.
Membantu mengoptimalkan penggunaan sumber daya manusia yang ada, sehingga menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah.
Membantu meningkatkan kepuasan karyawan dengan memastikan bahwa tenaga kerja yang ada terlibat dalam pekerjaan yang bermakna.
The Talent Management Navigator Performance ManagementSeta Wicaksana
Effective Performance Management supports the achievement of both individual and business objectives. Through the Performance Management Process:
Employees understand how the work they are doing supports the broader goals of the organization
Employees understand what is expected of them, how they’re performing against those expectations, and how they can continue to improve their performance and contributions to advance their own career and business objectives
Managers provide feedback and coaching throughout the year to support employees in sustaining and improving their performance and developing their capabilities in alignment with their career goals
Employees and managers maintain on-going communications about performance and development progress and use the Company’s approved documents and/or technology to document progress
“Most companies still earn profits per employee at close to the same low levels earned in the 20th century because they have not become very adept at mobilizing the mind power of their workforces.
As a comparison, the average top-30 company increased profits per employee 70 percent
The target should be to improve profits per employee by 30 to 60 percent or more. “
“The opportunities to improve the performance of workers just from increased efficiency alone are huge: Surveys show that a majority of workers in thinking-intensive jobs in large companies feel they waste from half a day to two days out of every workweek...
The opportunities to improve the effectiveness of such workers are even larger. The opportunities to mobilize the latent intangible assets (that is, knowledge, skills, relationships and reputations) of a company’s workforce are vast.”
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coachingSeta Wicaksana
Teamwork is important because it promotes a positive work environment where employees can achieve more opportunities and overcome more obstacles.
Businesses and organizations need teamwork the most when a project is time-sensitive and requires a diverse set of skills and experiences.
Teamwork can improve efficiency and productivity.
Efficiency rules when work is appropriately divided within a team, responsibilities are shared, and tasks are more likely to be finished within a set time frame. Good teamwork also enhances group outcomes and the measurable effectiveness of organizations.
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through LeadingSeta Wicaksana
A productive leader can help to improve efficiency by getting the most out of their team.
Leaders can help improve efficiency by ensuring everyone is working towards the same goal and doing what they do best.
They can provide guidance and direction and delegate tasks to make the most of everyone's strengths.
Someone who leads by example can expect to receive trust and respect from their team.
Superiors see them as someone who is capable of running a team, and employees see them as trusted mentors.
A trusted leader can also inspire teammates to respect and trust each other.
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through ParticipatingSeta Wicaksana
Why is participation important in teams?
Increases productivity
No matter how you measure it, participation promotes productivity by helping teams work through problems, ideate different solutions, raise potential roadblocks, and communicate goals more clearly.
2. Seta A. Wicaksana
0811 19 53 43
wicaksana@humanikaconsulting.com
• Business Psychologist
• Pendiri dan Direktur Humanika Consulting dan hipotest.com
• Anggota Komite Dewan Komisaris Nominasi dan Remunerasi Askrindo
• Dosen Tetap dan Peneliti di Fakultas Psikologi UP
• Pembina Yayasan Humanika Edukasi Indonesia
• Wakil Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia wilayah DKI
• Penulis Buku: Sobat Way (2016), Industri dan Organisasi: Pendekatan
Integratif dalam menghadapi Perubahan (2020), Human Faktor
Engineering: Integratif Desain Manusia dan Lingkungan Kerja (2021),
Psikologi Industri dan Organisasi (2021), Psikologi Umum (2021),
Manajemen Pengembangan Talenta (2021), PIODiagnostik: Pengukuran
Psikologi di Lingkungan Kerja (2021), Transformasi Digital: Perspektif
Organisasi, Talenta dan Budaya Organisasi (2021), Psikologi Pelayanan
(2021) dan Psikologi Konsumen (2021).
• Dosen Tidak Tetap di: Program Pasca Sarjana Ekonomi di Univ. Pancasila,
STP TRISAKTI, Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, STIKOM IMA
• Certified of Assessor Talent Management
• Certified of Human Resources as a Business Partner
• Certified of Risk Professional
• Certified of HR Audit
• Ilmu Ekonomi dan Manajemen (MSDM) S3 Universitas Pancasila
• Fakultas Psikologi S1 dan S2 Universitas Indonesia
• Sekolah ikatan dinas Akademi Sandi Negara
4. TALENT:
• Bakat atau kemampuan
khusus yang membuat
seseorang mampu
melakukan sesuatu
pekerjaan dengan baik
• Bersifat alami
(keterampilan dan
pengetahuan merupakan
sesuatu yang bisa
diperoleh dari luar)
TALENT POOL
• sekelompok individu yang diidentifikasikan mempunyai top talent
untuk mengisi jabatan strategis dalam suatu organisasi.
• diperlukan karena:
✓ Spesialisasi dan sofistikasi pekerjaan sehingga talent perlu
dikembangkan secara khusus
✓ Rekrutment dari luar organisasi perlu waktu
✓ Talent yang diperlukan tidak selalu tersedia dalam jumlah yang
cukup
TALENT PIPELINE
• Sekeolompok individu yang memenuhi kualifikasi untuk
menduduki posisi yang lowong
TALENT & TALENT POOL
5. TALENT MANAGEMENT
• Talent Management adalah proses untuk memastikan organisasi mempunyai SDM
yang handal dengan jumlah dan kualitas sesuai kebutuukan untuk saat ini dan di
masa yang akan datang.
• Talent management meliputi identifikasi, pengelolaan dan pengembangan talent.
• Talent management merupakan upaya untuk membangun talent pool yang
berkesinambungan.
6. Tujuan dilakukan Talent Management
• Setiap organisasi ingin mempunyai SDM yang berkualitas agar dapat mewujudkan visi dan misi organisasi secara efisien dan efektif
(Perspektif Strategis)
• Identifikasi dan kembangkan saluran orang-orang yang kredibel untuk menyampaikan rencana bisnis organisasi (perspektif perencanaan
suksesi)
• Kembangkan orang-orang yang akan membuat perbedaan terbesar bagi bisnis, terutama mereka yang berpotensi bekerja di level tertinggi
(perspektif segmentasi tenaga kerja)
• SDM yang diinginkan tidak selalu tersedia sehingga selalu ada kesenjangan kualitas dan kuantitas (perspektif perencanaan tenaga kerja).
• Kesenjangan dapat ditutupi melalui rekrutmen dan/atau dengan melakukan pembinaan terhadap pegawai yang ada (Perspektif
Pengembangan)
• Libatkan dan pertahankan orang-orang terbaik (maksimalkan perspektif kontribusi)
• Mengembangkan kemampuan semua orang di seluruh organisasi untuk mendorong kinerja bisnis (perspektif kinerja organisasi)
• Menanamkan proses yang digerakkan oleh bisnis untuk mengidentifikasi dan mengembangkan potensi (perspektif proses)
• Memfasilitasi percakapan dua arah yang terbuka untuk memahami minat dan aspirasi karyawan yang sebenarnya (perspektif individu)
6
8. TRENDS IN TALENT MANAGEMENT
• Integrasi yang lebih dekat antara manajemen talenta dengan pembuatan strategi bisnis
• Meningkatkan tingkat keterlibatan para pemimpin senior dalam tinjauan bakat struktural
dan fungsional
• Penilaian potensi yang lebih kuat, menggunakan proses yang konsisten seperti 9 kotak
grid
• Minat pada kelompok bakat yang lebih luas, misalnya spesialis teknis
• Perlu memahami tantangan manajemen bakat di pasar negara berkembang yang tumbuh
tinggi
• Pergeseran ke pendekatan yang lebih berpusat pada karyawan untuk manajemen bakat
CRF Talent Management and Succession Planning Member Survey, 2012
9. DIFFERENTIATED TALENT
MANAGEMENT…CRITICAL FACTORS
• Business Context Driven, Selaras dengan
tujuan, strategi, dan perspektif TM
• Leaders Engaged, Memahami risiko
bisnis yang terkait dengan TM Yang
merupakan mitra berkomitmen dalam
proses TM
• Clear Scope and Purpose, Organisasi
jelas tentang di mana ia akan
memfokuskan upayanya, dan mengapa.
• Effective Processes and Measures,
Pendekatan yang kuat dan konsisten
Informasi yang dapat diandalkan untuk
para pemimpin dan karyawan individu.
Clear Scope &
Purpose
Effective
Processes &
Measures
Forecasting
Capability
Talent
Development
& Deployment
Individual
Focus
Business
Context
CRF Talent Management and Succession Planning Member Survey, 2012
10. • Forecasting Capability, Menyeimbangkan
kebutuhan jangka pendek dan aspirasi jangka
panjang dan Kriteria untuk memandu keputusan
membuat dan/atau membeli sumber daya
• Talent Development and Deployment,
Melampaui penilaian dan perencanaan serta
mengatasi hambatan gerakan lintas organisasi
• Individual Focus, Tautan ke keterlibatan,
produktivitas, dan retensi dipahami dan
percakapan karier terbuka, yang benar-benar
dua arah
• Leader Enabled, Pengembangan pribadi adalah
panutan dari atas, Pola pikir 'seluruh organisasi'
ada, dan Pemimpin dilatih dan dikembangkan
untuk mengidentifikasi, melatih, dan
memelihara bakat
Clear Scope &
Purpose
Effective
Processes &
Measures
Forecasting
Capability
Talent
Development
& Deployment
Individual
Focus
Business
Context
DIFFERENTIATED TALENT
MANAGEMENT…CRITICAL FACTORS
CRF Talent Management and Succession Planning Member Survey, 2012
12. The Talent-Strategy Framework
1. PLAN who and how many: Sebuah organisasi harus memiliki rencana tentang kemana strategi SDM akan memimpin perusahaan.
Departemen SDM harus memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang selaras dengan strategi perusahaan secara keseluruhan.
2. ATTRACT those you want: Setelah rencana ditentukan, departemen SDM harus mengembangkan metode untuk menarik kualitas dan
kuantitas karyawan baru yang diperlukan. Strategi harus menyoroti manfaat menjadi karyawan di perusahaan.
3. RECRUIT the right people: Selain menarik talenta, seringkali organisasi perlu merekrut talenta baru secara aktif. Banyak individu
berkualifikasi tinggi, yang dicari organisasi, mungkin tidak sedang mencari pekerjaan baru, atau tertarik untuk melamar posisi di
perusahaan Anda. Orang-orang ini harus direkrut secara aktif dan langsung.
4. ASSESS them correctly: Setelah minat muncul dan ada aliran pelamar yang stabil, departemen SDM perusahaan harus membedakan
antara kandidat yang tidak memenuhi syarat, dan mereka yang dapat memberikan nilai bagi perusahaan sambil dapat menyatu dengan
budaya perusahaan perusahaan.
5. DEVELOP them carefully: Hanya dengan menemukan individu berbakat, dan mempekerjakan mereka, tidak cukup untuk memiliki taktik
SDM yang sangat efektif. Jarang seorang individu, tidak peduli seberapa berkualitas, sangat cocok untuk posisi tertentu. Pelatihan
karyawan baru adalah bagian penting dari strategi bakat. Selain itu, seiring berjalannya waktu, kebutuhan bakat perusahaan akan
berubah dan keahlian karyawannya harus diperbarui dan dikembangkan dengan tepat.
6. RETAIN only those you want: Bahkan dengan praktik seleksi ekstensif ditambah dengan program pelatihan dan pengembangan,
kesalahan SDM tetap terjadi. Penting untuk terus mengevaluasi karyawan dan motivasi mereka. Karyawan yang sangat efektif harus
diberi penghargaan sementara yang berkinerja terendah harus dikeluarkan dari organisasi.
13. Karakter SDM Bertalenta
1. Kemampuan menjalankan peran. Kemampuan ini mendukung seseorang karyawan dapat memberikan hasil yang superior pada peran apa pun yang
dijalankan. Kemampuan ini yang membedakan karyawan yang memiliki kompetensi yang lebih luas daripada kemampuan spesialis.
2. Kemampuan untuk menangani perubahan. Kemampuan untuk mengadopsi perubahan sebagai bagian dari evolusi organisasi adalah salah satu
karakteristik yang dituntut dari karyawan yang bertalenta. Karyawan yang bertalenta menganggap perubahan sebagai sumber tantangan dan
peluang untuk membuktikan kompetensi dan kemampuannya. Dalam menghadapi perubahan, karyawan yang bertalenta akan menyiapkan cara-
cara baru untuk mencapai hasil yang diinginkan.
3. Kapasitas untuk belajar. Kemampuan untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan baru merupakan bagian penting dari pengembangan pribadi
bagi karyawan yang bertalenta. Karyawan bertalenta selalu berusaha memperluas pengetahuannya, serta menunjukkan kapasitas intelektual untuk
menyerap konsep dan teknik baru.
4. Profil pribadi. Profil pribadi bisa diartikan sebagai karakteristik karyawan bertalenta yang meliputi:
• Rasa percaya diri berdasarkan kemampuannya untuk menguasai perubahan terbaru dan keyakinan diri ini dikuasai berdasarkan teknik yang
mereka adopsi untuk membantu menganalisis tugas dan mengembangkan proses yang efektif untuk memberikan kinerja yang unggul.
• Keahlian dalam berkomunikasi baik tertulis maupun lisan, dan kemampuan ini akan mendukung mereka untuk menyampaikan gagasan dan
diterima oleh organisasi.
• Gabungan antara percaya diri dan komunikasi dibarengi dengan kemampuan logika (reasoning) yang memungkinkan menerapkan suatu
pendekatan pemecahan masalah.
• Fokus atau kemampuan berkonsentrasi pada faktor-faktor utama pembawa keberhasilan..
(Sudjatmiko dalam Wicaksana, 2022)
14. High Potential Talent Management Framework for Future Leader
Role of Future
Leader:
Strategic
Partner and
Change Agent
Workforce
Development
Workforce
Management
T & D Career Mgt Leadership Dev. Prog Prog Evaluation
Performance Mgt
Compensation
Workforce Planning
Succession Planning
Performance
Standard
Performance
Appraisal
360 Feedback
Fairness and
Attractive
Accuracy and
Availability
Accuracy and
Speed
Up-Skilling
Re-killing
Dual Career
Rotation
Promotion
Fast Track
Basic
Intermediate
Advance
Assignment/ Talent
Journey
Continual
Improvement
Excellence Talent Experiences for SCA, Innovation, Compliance and
Engagement
(Wicaksana, 2022)
1. Leader Mindset
Management
2. Self Management
3. Team Management
4. Team Member/
Individual
Management
5. Business
Management
*Harvard Business
Review, 2017
Culture
15. Workforce Performance
Memastikan adanya keterkaitan atau adanya dampak dari proses terhadap kinerja
organisasi secara akurat yang akan berdampak dengan penghargaan dan rekognisi
kepada SDM juga dengan tepat, sekaligus menjadi evaluasi terhadap program yang
telah dilaksanakan. Dalam tahapan ini terdapat bagian proses, yaitu: Performance
Management, Compensation, Workforce Planning, dan Succession Planning.
16. Performance Management
• Performance management, atau manajemen kinerja, adalah sebuah proses bersifat sistematis dalam perusahaan,
yang melibatkan karyawan demi mencapai misi dan tujuan organisasi. Secara umum memang performance
management dilakukan untuk menjaga kestabilan performa karyawan di perusahaan.
• Dengan menerapkan performance management, para leaders bisa mengetahui perkembangan kinerja karyawan
dari waktu ke waktu. Apabila terjadi penurunan, para leaders pun dapat segera mengambil keputusan demi masa
depan perusahaan.
• Performance management memiliki beberapa tujuan berikut:
• Mengetahui kekuatan dan kelemahan karyawan, sehingga membantu manajemen untuk menentukan
karyawan yang tepat dalam melakukan pekerjaan tertentu.
• Memberikan feedback kepada karyawan secara tepat sasaran dan efisien.
• Menjadi acuan untuk menentukan kompensasi, kenaikan gaji, struktur upah, dan lain-lain.
• Meningkatkan sistem komunikasi dua arah antara pihak manajemen dan karyawan.
• Meningkatkan kinerja karyawan melalui pemberdayaan karyawan dan mekanisme pemberian penghargaan
(rewards).
17. STRATEGIC
IMPORTANCE
• Consistency between job behavior and
• Organizational strategy
• Organization values
• Performance Management as an
• Employee development tool
• Administrative tool
18. Types of Performance to Measure
3 Types of Methods
• Trait based
• Behavior based
• Results based
Measurement Methods
Objective
• Production
• Dollar Sales
• Performance Tests
Subjective
• Comparative Procedures
• Ranking
• Forced Distribution
19. Why PA May Fail
Unclear
Language
Mgr not
taking PA
seriously
Mgr not
prepared
No on-
going
feedback
Mgr not
honest or
sincere
Ineffective
discussion
Lack
appraisal
skills
Mgr Lacks
Infor.
Insuff.
Rewards
20. Reward Strategic
Management
• Armstrong & Murlis (Reward Management, 5th edition, 2007) note the
importance of direction as an element in a reward strategy:
• “Reward strategy determines the direction in which reward
management innovations and developments should go to support the
business strategy, how they should be integrated, the priority that
should be given to initiatives, and the pace at which they should be
implemented.”
• The shorthand definition I mostly use is that reward strategy is “an
approach to reward based on a set of coherent principles in support of
the organization’s aims.”
• Duncan Brown (Reward Strategies: From Intent to Impact, 2001) says that
‘...reward strategy is ultimately a way of thinking that you can apply to any
reward issue arising in your organization, to see how you can create value
from it.’
• I think one can take some or a combination of these points and define what
reward strategy means for your organization. But whatever definition you
decide on, it is important to see reward strategy squarely in the context of the
organization’s strategy and overall HR strategy.
21. Reward Strategic
Management is
Holistic links
Although Reward is seen as one
of the most ‘technical’ HR
disciplines, it will fail badly if
not embedded as part of a
holistic approach to HR. In
particular, I see a strong
connection between Reward
and Learning and
Development.
22. 20 Benefits of Reward Management
• It will help you attract the top talent
• It helps retain top talent
• It contributes to a strong, positive company culture
• It strengthens your Employee Value Proposition (EVP)
• It contributes to employee wellbeing
• It increases productivity
• It helps you build a good reputation
• It improves your performance management system
• It's great for increasing true loyalty
• It encourages a long-term outlook from employees
• It increases engagement
• It encourages a proactive spirit
• Happier employees make for happier customers
• It helps lower stress levels, meaning less absenteeism
• It promotes teamwork and collaboration
• Having a reward strategy in place can prevent unintentional
awkward moments
• Reward policies make it easier to spot top talent
• Help employees focus on your company’s values
• Non-financial rewards can be just as effective in boosting
morale
• It can help employees develop new skills
23. Designing Reward System
Reward
System
Job
Evaluation
Job
Analysis
Internal Process:
1. Verified Job Analysis
2. Point Method Analysis
3. Remuneration design
4. Reward system Design
External Process:
1. Market Survey
2. Benchmarking
Focus on Operational Process:
1. Interview with incumbent
2. Data verification with supervisor (Up
Level)
3. Data Integration
4. Analysis Process
5. Creating Job description
Focus on Strategic Initiative:
1. In-depth Interview with C-Level
2. FGD with Strategic Planner
Organizational
Effectiveness
Evaluation
Fairness
Equity
Attractiveness
(Wicaksana, 2022)
24.
25. Evaluating reward effectiveness
Unfortunately, there is no silver bullet set of
metrics that every business can apply to improve
its reward management practices. Evaluating
reward effectiveness typically involves
researching and gathering information and
evidence on your existing reward policies.
Together with collating information on industry
trends, external reward practices, and concepts.
By using this information, you will be able to
make an assessment of the effectiveness and
identify any reward issues before deciding on a
course of action.
26. Workforce Planning
Dalam WP, HR memastikan :
• Kesesuaian kompetensi dan
pekerjaannya
• Kesesuaian jumlah SDM yang
dibutuhkan
• Memiliki kemampuan bekerja yang
efektif dan efisien dalam upayanya
mencapai tujuan organisasi.
• Ketepatan waktu pemenuhan
kebutuhan SDM
32. SUCCESSION PLANNING
Succession Planning adalah strategi-strategi
dan rencana-rencana yang dibuat oleh pemilik
perusahaan untuk mengembangkan segala
potensi, talenta, dan kemampuan yang dimiliki
oleh karyawan-karyawannya untuk
mendapatkan calon-calon pemimpin
perusahaan yang terbaik.
What’s
needed for
future
success?
Assess
your talent
What are
the gaps?
Develop
the talent
pipeline
TALENT
POOL
“Knowing where you’re heading and developing the
talent pool to get you there. “
34. What’s needed for future success?
SYSTEM Organizational
Effectiveness
Business
Strategic
1. Apakah Organisasi telah memiliki Sistem
yang terintegrasi?
2. Apakah sudah berbasis pada
kompetensi?
3. Apakah sudah menurunkan strategi,
bisnis proses hingga Pengelolaan SDM
dengan menggunakan Job Analysis, Job
Evaluasi?
4. Apakah sudah memiliki (dual) career
path?
5. Apakah penilaian kinerja sudah obyektif?
1. Bagaimana Kinerja Bisnis saat ini?
2. Apakah bisnis anda mendatangkan
dampak positif bagi stakeholder?
3. Apakah bisnis anda saat ini memiliki
pelayanan terbaik?
4. Bagimana posisi bisnis Anda ditengah
pesaing Bisnis lainnya?
5. Apakah selalu ada Inovasi dalam bisnis
anda?
35. STEP 1:
JOB FAMILY CATEGORIZATION
STEP 2:
COMPETENCY MAPPING
STEP 3:
CAREER MAPPING MAP
Vision, Mission,
HR Strategy, Org
Structure. Job
description.
Policies and
Procedures
Reports
Enhanced Career Path: Methodology
Identify common and essential
competencies per function and matching
each competencies between Families.
Compile a career path map between
families based on the potential for
possible transfer by matching the level
of similarity of competencies.
Identifying functions within organization and categorized it.
36. Job Movement Possibilities (Career Path)
Job Family: Operational Services
Management
Operational
Support
Staff
Toll Gate
Admin.
Staff
Engineering &
Maintenance
Supervisor
Traffic Mgt
Service
Supervisor
Head Of Toll
Gate
Operational
Excellence
QHSE
Supervisor
Operational
Excellence
QHSE
Manager
Engineering &
Maintenance
Manager
Operational
Business
Services
Manager
Toll IT
Equipment
Supervisor
JOB FAMILY & OTHERS
Engineering & Maintenance
Operational Services
QHSE (BU)
IT Operational
SBU (BMN & JTSE)
Traffic
Management
Services
Supervisor
Operational
Business
Services
Manager
Head of
Toll Gate
Structural Movement
Functional Movement
Promotion
Rotation
Civil Engineer
(Bachelor Degree)
Non-Electric/Electronic
(Vocational High School)
Non-Civil Engineering
(Bachelor Degree)
Management Function
REMARK
1. Education qualification for staff
at Operational Business Services
is mostly High School/Vocational
2. The movement of employee at
this family for both structural
and functional is very limited
3. By this limitation of movement,
the possible highest structural
career is in middle management
level unless qualification of
educational and required
competencies in new roles is
fulfilled.
Shift Leader
Toll Gate
Collection
Staff
Technic &
Maintenance
Staff
Computer/IT/Network
(Vocational High School)
Middle
Management
Level
(Spv
–
Asst.
Mgr
–
Manager
–
Deputy
Director)
High
Mgt.
Level
(Director
–
SM
–
GM)
Individual
Contributor
1 2
3
4 5 6
QHSE (SBU)
1
2
3
4
5
7
7
6
37. Assess Your Talent
POLICY
Workforce
Staffing
Workforce
Development
Business
Strategic
1. Apakah Anda sudah memiliki
aturan pengelolaan SDM berbasis
Talenta
2. Apakah basis pengembangan SDM
Anda berbasis pada
pengembangan yang terintegrasi?
3. Bagaimana Anda menentukan
Talent terbaik:
1. Kualifikasi (syarat kenaikan
jabatan)
2. Proses (pelaksanaan proses
promosi)
3. Implementasi (apakah
semua SDM merasa puas?)
POTENSI
KOMPETENSI
KINERJA
KEPUASAN
KERJA
ENGAGEMENT
1. Bagaimana Kinerja Bisnis saat ini?
2. Apakah bisnis anda mendatangkan
dampak positif bagi stakeholder?
3. Apakah bisnis anda saat ini memiliki
pelayanan terbaik?
4. Bagimana posisi bisnis Anda ditengah
pesaing Bisnis lainnya?
5. Apakah selalu ada Inovasi dalam bisnis
anda?
39. Lesson 1:
Make talent
management a
top priority in
your
organization.
Recognize that you can have a brilliant
strategy, but without the talent to execute it, it
will never materialize.
40. Lesson 2:
Develop a comprehensive approach,
as well as a commitment to track,
develop, reward, and keep top talent.
40
41. Lesson 3:
Ensure that
HR plays a
strategic
role.
• HR should be anticipating trends in the
outside environment that affect the
management of talent in your company, such
as demographic, labor market, or social
trends, and it should be identifying their
implications with respect to the ability of your
company to execute its strategy.
41
42. Lesson 4:
Develop a well-
crafted story that
describes your
company’s mission
and values.
• Your employees must have a clear idea of
what your company stands for. You must live
those values every day, and make sure that
everyone from the mail-room to the board-
room does too. Does your story get people
excited to come to work each day?
42
43. Lesson 5:
Understand why people join
your company, why they stay,
and why some of them leave.
Develop an action plan to accentuate the positives
and minimize the negatives.
45. TALENT POOL DALAM TAHAPAN
SELEKSI JPT
PERSIAPAN PENGUMUMAN
SELEKSI
ADMINISTRASI
UJI
KOMPETENSI
MANAJERIAL
UJI
KOMPETENSI
BIDANG
PENELUSURAN
REKAM JEJAK
WAWANCARA
AKHIR
REKOMENDASI
3 CALON
PENETAPAN
DAN
PELANTIKAN
TALENT POOL (1)
(2)
(1) Talent pool hanya
didasarkan uji kompetensi
manajerial
(2) Talent pool yang
berdasarkan uji kompetesni
manajerial dan bidang
46. TAHAPAN MEMBANGUN TALENT
POOL
46
• Mapping
• Gap Analysis
Talent Pool
Readiness
• Career path
• Succession
planning
• Talent pipelines
• General
employee
development
• Individual
Development
• Retention &
Engagement
• Define talent
need
• Develop
strategy
DATA-BASE
47. Identifikasi Talenta
• ASN yang bertalenta adalah ASN yang berkinerja tinggi dan
berpotensi. Distribusi kurva normal menggambarkan sekitar
15% pegawai yang berkinerja tinggi juga berpotensi.
Kinerja Potensi
Evaluasi atas apa yang telah dilakukan
atau sedang dilakukan:
1. Kesuksesan yang pernah
dicapainya
2. Perilaku yang ditunjukkan untuk
mencapai kesuksesan tsb.
Perkiraan apa yang akan dihasilkan
apabila ybs diberikan tanggung jawab
yang lebih besar dan lebih kompleks.
1. Kemungkinan atas keberhasilannya
2. Kemungkinan atas perilaku yang
memadai.
3. Kemungkinan untuk bertahan dan
maju
48. HIGH POTENTIAL MODEL
• Ability : Kapasitas
kognitif; intelijensia
emosional, kemampuan
adaptasi dan oerientasi
pembelajaran serta
kepemimpinan.
• Engagement : Motivasi
pribadi, mengambil tanggung
jawab dalam mengambil
peluang dan pengembangan
dirinya dan meleburkan diri
dengan kultur dan tujuan
organisasi.
• Aspiration(Aspirasi
: Motivasi; apa yang
di inginkan dalam
karir dan dalam
hidupnya.
ABILITY
ENGAGEMENT
ASPIRATION
HIGH
POTENTIAL
49. High Potential Employees
Quality Indicators What you observe/hear
Ability
Capacity to grow, adapt
and develop enough to
handle the complex work
challenges which come
with more senior roles
Cognitive Capacity
Relatively fixed in an individual
Smart; quick thinker
Makes connections
Adept at conceptualising
Emotional Intelligence
Some scope for development
Stable and resilient in face of pressure
Self-aware with ability to develop relationships
Adaptability & learning
orientation
Some scope for development
Able to translate learning to behavioural change
Inquisitive
Open to feedback
Propensity to lead
Some scope for development
Not afraid to take the lead
Comfortable with authority
Influential and inspiring team player
Engagement
Strong commitment to the
APS with application of
discretionary effort to
achieve objectives
Alignment with APS culture &
values
Commitment to the work of the APS or agency
Behaviours align with APS values
Discretionary Effort Goes above and beyond expectations to achieve
goals
Environmental Fit
Aspiration
Motivation and desire to
rise to more senior
positions
Motivation Internally driven
Committed to achieving outcomes
Career Aspiration Eager to broaden experience and take on more
complex roles
50. Talent Management Toolkit
High Potential Criteria Measured through:
Questionnaire Personality
Assessment
Cognitive Ability
Assessment
Interview
Ability
Cognitive capacity ✓ ✓
Emotional intelligence ✓
Adaptability and learning orientation ✓ ✓
Propensity to lead ✓
Aspiration
Motivation ✓
Career aspiration ✓
Engagement
Alignment with APS culture and
values
✓
Discretionary effort ✓ ✓
51. Talent Management Tool Kit
Assessment Tools
a. Questionnaire
Aspiration & Engagement
Bespoke questionnaire completed by individual to assess aspiration
and engagement.
b.
Online
Psychometric
Assessment
Personality
Assessment (Saville
Wave Professional
Styles)
Online assessment to provide an indication of individual’s preferred
behavioural style in the workplace. This provides insights into an
individual’s typical approach to relating to people, dealing with
change, analysing and problem solving, structuring their environment,
thinking strategically, managing their emotions and displaying
motivation.
Cognitive Ability
Assessment
(Executive Level)
Online assessment to test verbal and numerical reasoning using set of
questions specifically designed for, and normed on, high level
managerial roles. Tests provide evidence to ascertain someone’s
potential for high level, complex analysis.
c. Interview
Capability Based Behavioural
Validation
Participants are invited to provide specific examples of situations
where they have applied a capability in the past. These examples are
in turn probed by the interviewer to ascertain the level of complexity
and the level of capability demonstrated in the example. Results of
the questionnaire and online assessments are used to validate results
and probe any specific areas of focus.
52. ASSESSMENT CENTER
• Instrument untuk mengetahui kompetensi, kelemahan, kekuatan, potensi seseorang
• Diperlukan dalam membangunan talent pool
• Diperlukan dalam rangka menyiapkan program training
52
FUNGSI ASSESSMENT CENTER
• Fungsi seleksi dan promosi
• Memprediksi perilaku masa depan untuk pembatan keputusan
• Fungsi pengembangan
• mendiagnose kekuatan dan kelemahan untuk pengembangan human capital
• Mengembangkan keterampilan yang diperlukan dalam bekerja
• Fungsi feedback kepada pegawai
53. Nine Box Talent Mapping
53
Underperformer loads
of potential
Definitely in wrong
role
Move out of role
Meets all target
Potential for
promotion
Develop and coach
Top talent
Strong candidate for
promotion
Provide special
development
Underperformer
Likely to be in the
wrong role
Move out of role
Meets all target
Some potential for
growth
Traning dan
development
opportunity
Exceeds target
Need greater
challence
Provide development
Under performer
Exir if no improvement
Little ambiition
Meet basic
requirement
Same job, same role
forever
High performer but
not ambitious
Love their jobs
Individual
Assessment
Performance
Management
High
Low
High
Talent Pool
Readiness
Catatan:
Hasil Assessment jangan hanya digunakan untuk pertimbangan promosi dan mutasi, namun harus dijadikan dasar
dalam menganalisis kesenjangan kompetensi dan kinerja sebagai masukan dalam menyiapkan strategi dan program
peningkatan kapasitas pegawai
57. Facilitator led, self study and/or
online learning:
▪ Business/technical specific
classroom based training
▪ Online mandatory and self-
selective e-learning
▪ Sponsored educational
qualification e.g. MBA
Management Development/
Professional Development
training programs
▪ Attending conferences/
specialist external event
▪ Reading relevant literature/
publications
Learning that takes place within the
workplace and natural environment
▪ Building deeper technical skill in a
specific product area
▪ Taking on more responsibility
▪ Attending more client meetings
▪ Managing multiple projects
▪ Continual improvement initiatives
▪ Managing end to end, as opposed to
specific parts of a process
▪ Exposure to managing budgets
▪ Shadowing a product expert in new
business/function/geography
Learning that is gained from the
experiences of others
▪ Shadowing LM or other managers
▪ Having a mentor / strengths coach
▪ Increased people management
responsibilities with support from
more experienced peer
▪ Great interaction externally – with
regulators/ external networks
▪ Taking a role or leading a cross
functional/business/geographic
project or team with exposure top
learning from other areas
▪ Exposure to senior executive
meetings
▪ Attending networking events
Formal Learning 10% Learning On the job 70%
Learning from Others 20 %
57
10%
20%
70%
70 / 20/ 10 Framework
58. KASN 58
Membantu Pemda menterjemahkan Rencana Strategis dan
Sasaran Organisasi kedalam Rencana Strategis Manajemen ASN.
Melakukan uji kompetensi dan melakukan pemetaan kompetensi
untuk mengetahui kesenjangan kompetensi organisasi.
Merencanakan rencana pengembangan atas kesenjangan
kompetensi tersebut diatas.
Melaksanakan dan memfasilitasi pengembangan High Potential
Employees.
Memfasilitasi proses monitoring atas pelaksanaan suksesi
kepemimpinan dengan strategi dan sasaran orgaisasi
Langkah Strategis BPSDM Dalam Manajemen
Talenta
59. KUALITAS PEJABAT PIMPINAN TINGGI
VII
5.44%
III
5.44%
I
8.84%
VIII
5.78%
IV
3.06%
II
2.72%
IX
48.64%
VI
12.93%
V
7.14%
Talent Matrix Hasil Assessment:
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama untuk Mencapai Pemerintahan Berkinerja Tinggi
MMS 90-94
BMS < 90
K
O
M
P
E
T
E
N
S
I
P O T E N S I
MS ≥ 95
RENDAH
PS 66 - 90
TINGGI
TINGGI
PR < 66 PT ≥ 91
29/06/2022 Badan Kepegawaian Negara 59
63. Pengembangan
Karier Karyawan
1. Pengembangan dan pelatihan sesuai dengan
Inividual Development Plan dan kebutuhan
organisasi perusahaan.
2. Membuat rencana karier kepada pegawainya
dengan melakukan assessment dan dilakukan
“talent management” untuk memperoleh
“Talent Pool”.
3. Melakukan Profiling talent sesuai
requirement daripada kapabilitas leadership
dan manajerial yang paling baik dan tentunya
telah lulus program LDP dengan baik.
4. Setelah lulus maka talent akan ditempatkan,
dipromosikan dengan rencana karier
65. Karir Manajemen
pada tenaga spesialis
1. Pengembangan dan pelatihan sesuai dengan Inividual
Development Plan dan kebutuhan organisasi
perusahaan.
2. Membuat rencana karier kepada pegawainya dengan
melakukan assessment dan dilakukan “talent
management” untuk memperoleh “Talent Pool”.
3. Melakukan Profiling talent sesuai requirement daripada
kapabilitas technical skill dan penilaian aktivitas kum
yang paling baik.
4. Setelah lulus maka talent akan ditempatkan,
dipromosikan dengan rencanakarier.