Developing assessment center tools (case study)Seta Wicaksana
Basically, to lead without a title is to derive your power within the organisation not from your position but from your competence, effectiveness, relationships, excellence, innovation and ethics.
Developing assessment center tools (case study)Seta Wicaksana
Basically, to lead without a title is to derive your power within the organisation not from your position but from your competence, effectiveness, relationships, excellence, innovation and ethics.
Pengembangan Alat Ukur di Assessment Center Seta Wicaksana
if you know what to do then you know how to measure
if you know what to measure then you know how to manage
if you know how to manage then you know what to improve
Pengembangan Alat Ukur di Assessment Center Seta Wicaksana
if you know what to do then you know how to measure
if you know what to measure then you know how to manage
if you know how to manage then you know what to improve
agar pada setiap jabatan dalam sebuah organisasi dapat berjalan dengan lancar, maka perlu melakukan analisis jabatan dalam manajemen sumber daya manusia
Policy Brief Model Integrasi Penilaian Kompetensi Kedalam Sistem Diklat Kepem...Krismiyati Tasrin
Lembaga Administrasi Negara memiliki kedudukan dan positioning strategis dalam manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur yakni sebagai instansi yang menjalankan fungsi pengembangan (development) SDM Aparatur. Policy Brief ini disusun dalam rangka memberikan sumbangan gagasan terkait dengan upaya penguatan terhadap kedudukan dan fungsi LAN sebagai pembina dan penyelenggara pendidikan dan pelatihan kepemimpinan (manajerial) pegawai ASN berbasis kompetensi. Upaya penguatan tersebut dilakukan dalam bentuk mengintegrasikan kegiatan penilaian kompetensi kedalam Sistem Diklat Kepemimpinan Pola Baru.
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
1. KONSEPSI ASSESSMENT CENTER
Assessment Center - Lembaga Administrasi Negara
Jl. Kiarapayung Km. 4,7, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat
Ph. +62 (22) 7790048 – 7782178
Fax. +62 (22) 7790055
Mobile. +62 811 2244461, +62 82117523454
Website: www.bandung.lan.go.id
Oleh: Krismiyati Tasrin
2. MATERI
Beberapa Metode Penilaian Kompetensi
Definisi Assessment Center
Tujuan dan Manfaat Assessment Center
Siklus Metode Assessment Center
Prinsip Dasar Assessment Center
Kelebihan dan Kelemahan assessment Center
Elemen-Elemen Assessment Center
3. Kebutuhan/Urgensi Penilaian Kompetensi
Kesadaran mengenai pengelolaan atau manajemen sumber
daya manusia berbasis kompetensi meningkat;
Implikasinya, dalam setiap pelaksanaan fungsi-fungsi
pengelolaan/manajemen SDM harus berdasarkan pada
kompetensi (rekruitmen, placement, promosi, kompensasi, dll)
Beberapa kebijakan terkait: UU No. 43 Tahun 1999 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian dan UU No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah mencakup konsepsi
MSDM-BK;
4. Perbandingan Validitas Metode Penilaian Kompetensi
Teknik Pengukuran Validitas (%)
Assessment Center 0,63
Work Sample Test 0,55
Ability Test 0,53
Personality Test (combined) 0,41
Researched Bio-data 0,38
Structured Interviews 0,31
Typical Industry Interview 0,15
5. Definisi Assessment Center (1)
A method of assessing individual potential to handle future responsibilities
through the use of behavioural simulations that measure an assessee’s
abilities compare with criteria managerial effectiveness (PPM).
(Sebuah metode untuk menilai potensi individu dalam menangani
tanggungjawabnya di masa depan melalui penggunaan simulasi-simulasi
perilaku yang mengukur kemampuan asesi dibandingkan dengan kriteria
efektivitas managerial)
6. Definisi Assessment Center (2)
An Assessment Center is a means for measuring human potential by
predicting future behaviours through the use of behavioural simulations
that measure an assessee’s ability to handle future responsibility (Alvin
Lum, 2005, p. 9)
(Assessment Center adalah alat untuk mengukur potensi manusia dengan
cara memprediksi perilakunya di masa depan melalui penggunaan simulasi
perilaku yang mengukur kemampuan assessee dalam menangani tanggung
jawab yang akan diberikan kepadanya)
8. AC Sebagai Alat (Means)
Sebagai alat, Assessment Center dapat dipahami sebagai sebuah
metode dan proses.
Assessment Center memang sering kali dipahami sebagai sebuah
lokasi/bangunan fisik, tempat untuk melakukan kegiatan penilaian
(assessment) kompetensi, namun sesungguhnya terminologi
Assessment Center sendiri berasosiasi dengan sebuah metodologi
dan proses tertentu.
Sebagai sebuah metode, Assessment Center dapat dilakukan
dimanapun. Meskipun demikian, beberapa praktisi berpendapat
bahwa pelaksanaan kegiatan penilaian kompetensi di gedung/lokasi
yang dibangun khusus untuk melakukan kegiatan Assessment
Center memiliki lebih banyak keuntungan (benefits).
9. AC Sebagai Metode Mengukur Potensi
Assessment Center merupakan salah satu metode yang cukup
baik untuk menilai dan mengukur kompetensi assesse terkait
dengan seberapa cocok bila mereka menempati jabatan
tertentu (future job).
10. AC Sebagai Metode Untuk Memprediksi
Perilaku Di Masa Depan (Future Behaviours)
Pada dasarnya, tujuan Assessment Center bukan untuk
mengevaluasi kinerja saat ini (current performance) pada
pekerjaan saat ini (current job).
Pada konteks untuk mengevaluasi kinerja, hal ini dapat dengan
mudah dilakukan melalui performance appraisal atau review
360 derajat.
Assessment center lebih fokus pada perilaku di masa depan
dan menggunakan metode-metode untuk menilai assessee
guna memprediksi seberapa baik mareka akan berkinerja bila
ditempatkan pada jabatan tertentu (future job).
11. AC Menggunakan Behavioural Simulations
Yang menjadi fokus dalam assessment center adalah perilaku
(behaviours). Hal ini termasuk tindakan dan tulisan yang dapat dilihat
(visible) dan statement yang dapat didengar (audible).
Simulasi adalah test dan latihan yang menggambarkan situasi dimana
assessee dituntut untuk melakukan sesuatu – seperti bertemu dengan
customer, berbicara dengan bawahan, menuliskan rencana stratejik,
merespon sejumlah surat dan memo, dll.
Jadi simulasi adalah serangkaian test yang menggambarkan hal-hal yang
biasa dilakukan dalam sebuah jabatan.
Simulasi perilaku adalah situasi riil yang diciptakan untuk memunculkan
respon dari assessee sehingga memungkinkan assessor untuk
mengamati bagaimana assessee bereaksi terhadap situasi yang
disajikan, bukan pada apa yang mereka pikirkan untuk mereka lakukan
dalam situasi tersebut.
12. Tujuan Assessment Center
“The main purpose of assessment center is to predict performance of
assessees in a target job by developing a profile of strenths and
developmental needs” (Alvin Lum, 2005)
(Tujuan utama dari assessment center adalah untuk memprediksi kinerja
dari assessee bila ia menduduki jabatan tertentu dengan cara menyusun
profil tentang kekuatan dan kebutuhan pengembangan yang
diperlukannya).
13. Manfaat Assessment Center
Seleksi, Promosi dan Rotasi; Hasil Assessmen Kompetensi dapat
digunakan untuk mendapatkan calon pejabat sesuai dengan
kompetensi yang dipersyaratkan;
Pengembangan Pelatihan, dimana hasil penilaian kompetensi dapat
memberikan gambaran tentang kompetensi pegawai yang perlu
dikembangkan disesuaikan dengan persyaratan jabatan.
Kebutuhan Pelatihan, dimana hasil penilaian kompetensi dapat
memberikan gambaran tentang pelatihan yang diperlukan untuk
pengembangan individu dan organisasi;
Identifikasi Kader Pimpinan, dimana dari hasil penilaian kompetensi
dapat diperoleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian tertentu
(talent pool).
16. 1. Competency Profiling
Assessment Center (AC) adalah tentang perilaku (behaviour)
Ketersediaan Standar Kompetensi Jabatan (SKJ) adalah persyaratan utama dalam
proses penilaian kompetensi
Pada situasi dimana suatu instansi belum memiliki SKJ, maka harus dilakukan
kegiatan competency profiling yaitu proses mengidentifikasi perilaku-perilaku
efektif yang diperlukan untuk kesuksesan melaksanakan targeted job.
Proses identifikasi dilakukan dengan menilai aktivitas-aktivitas yang signifikan
dalam suatu jabatan mendefinisikan kompetensi yang dibutuhkan pada suatu
jabatan.
Output Competency Profiling : 1. SKJ yaitu dokumen yang merinci jenis, nama,
definisi dan level kompetensi yang kemudian akan digunakan sebagai pedoman
dalam kegiatan penilaian kompetensi; 2. Indikasi simulasi yang akan digunakan
dalam penilaian kompetensi
17. Cara Menyusun Standar Kompetensi
Organisation Vision
Organisation CultureOrganisation Strategies
Vision Driven
Competencies
Job Driven
Job ResponsibilitiesWork Process
Job Structure
18. LEVEL DESKRIPSI
0 Menyadari tentang pentingnya norma dan etika bagi organisasi.
1 Menerapkan norma dan etika organisasi sebatas memenuhi kewajiban.
2
Menerapkan norma dan etika organisasi sebatas pada dirinya dalam segala situasi dan
kondisi.
3
Mengingatkan orang lain untuk bertindak sesuai dengan nilai, norma dan etika organisasi
dalam segala situasi dan kondisi.
4
Mengupayakan orang lain untuk bertindak sesuai dengan nilai, norma dan etika organisasi
dalam segala situasi dan kondisi.
5
Menciptakan situasi kerja yang membuat rekan kerja mematuhi nilai, norma dan etika
organisasi dalam segala situasi dan kondisi.
6
Menciptakan teladan dalam menerapkan nilai, norma dan etika organisasi pada segala
situasi.
Integritas
Definisi : Kemampuan bertindak secara konsisten dan transparan dalam segala situasi dan
kondisi sesuai dengan nilai-nilai, norma atau etika yang berlaku di lingkungan kerja.
Kata Kunci : Mampu bertindak secara konsisten.
19. 2. Penyusunan Simulasi
Setelah SKJ ada, selanjutnya dibuat simulasi/instrumen penilaian kompetensi
Simulasi/instrumen penilaian kompetensi didesign untuk
mengeluarkan/memunculkan perilaku-perilaku yang dituntut dari sebuah
targeted job.
Beberapa simulasi yang dapat digunakan antara lain:
1) Problem Analysis (PA); 2) Leaderless Group Discussion (LGD); 3) In Tray/In
Basket ; 4) Role Play; 5) Proposal Writing & Presentasi, dll.
Assessor melakukan pengamatan terhadap assessee dengan mengacu pada SKJ
yang telah dibuat.
20. Karakteristik Simulasi AC (1)
No. Simulasi Bentuk Kegunaan
1. Problem
Analysis
Pemecahan
Kasus
(dilengkapi
dengan
wawancara)
Untuk menggali kompetensi yang sifatnya
intrapersonal atau berkaitan dengan aspek
dalam diri, misalnya daya tahan terhadap stress,
integritas, berorientasi kualitas, pengambilan
keputusan, berfikir strategis, perencanaan &
pengelolaan
2. Leaderless
Group
Discussion
Pemecahan
Kasus dalam
Diskusi
Kelompok
Untuk menggali kompetensi interpersonal
(berhubungan dengan orang lain). Dapat
digunakan untuk menggali kompetensi
kepemimpinan, pemberian pengaruh, komunikasi
organisasi, kerjasama (utama), integritas, berfikir
analitis, pengambilan keputusan, perencanaan
dan pengelolaan (bukan utama)
21. Karakteristik Simulasi AC (2)
No. Simulasi Bentuk Kegunaan
3. In Tray/In
Basket
Test situasional
yang
menstimulasi
aspek
administrasi
sebuah jabatan
Untuk menggali kompetensi perencanaan &
pengelolaan, pengelolaan diri, pembinaan pada
anak buah, berfikir analisis, perhatian pada
pemangku kepentingan, berorientasi pada
kualitas, dll
4. Role Play Assesee harus
memerankan
suatu
posisi/jabatan
tertentu
Untuk menggali kompetensi interpersonal
(berhubungan dengan orang lain). Dapat
digunakan untuk menggali kompetensi
kepemimpinan, pemberian pengaruh, pembinaan
pada anak buah, perhatian pada pemangku
kepentingan, kerjasama, negosiasi (utama),
pengambilan keputusan, pengelolaan diri,
22. Karakteristik Simulasi AC (3)
No. Simulasi Bentuk Kegunaan
5. Proposal
Writing &
Presentati
on
Menyusun karya
tulis dan
mempresentasik
annya
Untuk menggali kompetensi perencanaan &
pengelolaan, pengelolaan diri, berfikir analitis,
berfikir kreatif, berorientasi pada kualitas, dll
23. 3. Tahap Pengumpulan Data
Tahap ini merupakan tahap dimana proses pengambilan data dilakukan dengan cara
melakukan pengamatan (observasi) dan pencatatan bukti perilaku (behavioural evidances)
dari assessee saat merespon simulasi-simulasi yang diberikan.
Metode Assessment Center adalah metode penilaian kompetensi yang bersifat multi
assessor dan multi simulasi.
Multi assessor artinya bahwa proses pengamatan terhadap 1 orang assessee
dilakukan oleh lebih dari satu assessor. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga objektivitas
proses assessment.
Multi simulasi maksudnya bahwa dalam proses penilaian kompetensi menggunakan
beberapa simulasi sekaligus. Tujuannya adalah untuk melihat konsistensi perilaku dari
assessee pada saat merespon masing-masing simulasi tersebut.
Jadi output dari tahapan ini adalah berupa catatan dan rekaman mengenai bukti perilaku
dari assessee.
Adapun jangka waktu pelaksanaan pengambilan data tergantung pada jumlah dan
kompleksitas kompetensi dari targeted job yang diassess.
24. 4. Tahap Integrasi Data
Dilakukan melalui Assessor Meeting.
Tahapan ini merupakan tahapan untuk mendiskusikan hasil
klasifikasi perilaku yang telah disusun oleh masing-masing
assessor untuk kemudian diperoleh kesepakatan mengenai
pencapaian level kompetensi dari setiap assessee.
Pada tahap ini juga dirumuskan rekomendasi terhadap hasil
penilaian kompetensi dari masing-masing assessee.
Adapun jangka waktu yang diperlukan untuk tahap ini juga
tergantung pada banyaknya assessee dan jumlah kompetensi
yang dinilai.
25. 5.a. Tahap Penyusunan Laporan
Setelah diperoleh kesepakatan mengenai level kompetensi dari
setiap assessee, maka selanjutnya masing-masing assessor
membuat laporan.
Adapun penyusunan laporan ini disesuaikan dengan format
yang telah ditetapkan.
Jangka waktu penyusunan laporan ini tergantung pada: 1) jenis
laporan yang dibuat (laporan adhock, cluster, dan overall), 2)
jumlah assessee yang diassess, dan 3) kompleksitas
kompetensinya.
26. 5.b. Tahap Finalisasi Laporan
Setelah laporan selesai dibuat, selanjutnya dikoreksi oleh
assessor lain dalam 1 (satu) tim assessment untuk
memperoleh “Second Opinion (SO) atau Quality Control (QC)”.
Selain koreksi terhadap substansi laporan, proses SO/QC juga
dilakukan terhadap struktur penulisan dan redaksional.
Dalam setiap laporan hasil assessment didalamnya terdapat
rekomendasi pengembangan yang dapat dilakukan baik oleh
assessee secara individu maupun institusi.
27. 6. Tahap Pemberian Feedback/Umpan Balik
Setelah laporan difinalisasi, kemudian disampaikan feedback kepada assessee.
Tujuannya untuk menjelaskan hasil assessment sekaligus untuk memberikan
konseling kepada yang bersangkutan dalam kerangka untuk melakukan
pengembangan kompetensi.
Penyampaian feedback untuk para pejabat struktural biasanya dilakukan oleh para
assessor, sementara untuk para pegawai non struktural, biasanya disampaikan
oleh atasan dari yang bersangkutan setelah sebelumnya para atasan tersebut
diberikan briefing mengenai tata cara pemberian feedback.
Harapan selanjutnya, pegawai yang dinilai (assessee) harus mendapatkan dan
menindaklanjuti umpan balik hasil dari assessment center.
Pemberian umpan balik yang efektif akan sangat berguna untuk memperoleh
pemahaman antara kompetensi yang dimiliki pegawai dengan kompetensi yang
disyaratkan dalam jabatan tertentu.
Pemberian umpan balik hasil assessment center dapat mendorong assessee untuk
memperhitungkan taraf kemampuan mereka dan menumbuhkan komitmen para
assessee untuk berupaya dalam pengembangan diri mereka.
28. AC harus didasarkan pada standar kompetensi yang jelas;
Menggunakan multiple assessment
Menggunakan sejumlah teknik terkait dengan pekerjaan;
Assessor harus familiar dengan pekerjaan dan organisasi yang
dinilai dan jika memungkinkan memiliki pengalaman dalam
pekerjaan tersebut;
Assessor harus melewati training menyeluruh mengenai
prosedur assessment center
Prinsip Dasar Assessment Center
29. Data perilaku harus diamati/observed, direkam/dicatat, dan
dikomunikasikan diantara para assessor;
Proses diskusi dalam assessor meeting harus digunakan untuk
mengintegrasikan hasil pengamatan, menetapkan leveling
kompetensi, dan memprediksi perilaku asesi di masa depan;
Asesi harus dievaluasi berdasar aturan yang jelas dan tidak
bertentangan satu sama lain;
Upaya memprediksi keberhasilan perilaku managerial harus
dibuat.
Prinsip Dasar Assessment Center (2)
30. BUKAN Assessment Center
Panel interviews or a series of sequential interviews
A single assessment technique
Paper and pencil measures only
Single rater assessments
Process without poooling of data
31. Kelebihan Metode Assessment Center
Comprehensive evaluation
Valid: better predictor
Less adverse impact
Training effect for raters
Training effect for candidates
Multiple uses
More information for decision making
32. Kekurangan Metode Assessment Center
Requires expertise to develop
Developmental time can be lengthy
Reguires high ratio of raters to participants
Requires multiple rooms for administration
Time Consuming
Costs more (time and dolars)
Involves more people
Still somewhat removed from the job
Difficult to administer for large groups
Hard to “reschedule” (appeals)
34. 1. HARDWARE
Lokasi/Bangunan fisik yang dikhususkan untuk kegiatan
Assessment Center, beserta peralatan dan fasilitas;
Penting agar assessee fokus dan tidak terganggu selama
mengikuti assessment
35. SARANA ASSESSMENT CENTER LAN (1)
Ruang Simulasi
Kelompok
Ruang yang berfungsi
sebagai tempat
dilakukannya simulasi
kelompok (Ex. LGD)
36. SARANA ASSESSMENT CENTER LAN (2)
Ruang Role Play
Ruang yang berfungsi
sebagai tempat
dilakukannya simulasi Role
Play (Ex. subordinate
interaction)
37. SARANA ASSESSMENT CENTER LAN (3)
Ruang Kontrol CCTV dan
Data
Ruang yang berfungsi
sebagai pusat
pengendalian cctv pada
setiap ruangan yang
dipergunakan untuk
assessment center
Ditunjang dengan media
penyimpanan data
berkapasitas besar.
38. SARANA ASSESSMENT CENTER LAN (4)
Ruang Pengamatan
Simulasi Kelompok
Ruang yang berfungsi
sebagai tempat observasi
langsung kegiatan simulasi
kelompok (LGD, Diskusi,
dsb)
39. SARANA ASSESSMENT CENTER LAN (5)
Ruang Server
Ruang yang berfungsi
sebagai pusat
pengendalian data dari
fasilitas assessment center
dan kegiatan perkantoran
PKKA
41. 2. COURSEWARE
Mencakup materi simulasi dan berbagai test yang digunakan
dalam proses assessment;
These are the actual content of the assessment
42. 4 Kategori Courseware
KATEGORI DESKRIPSI CONTOH
Assessee Materials Adalah meteri yang diberikan
kepada assessee untuk
melakukan tugas yang diminta
dalam sebuah assessment
Instruksi, Bahan Kasus untuk
Simulasi Problem Analysis,
Memo dan dokumen lainnya
untuk Simulasi In Tray, dll
Assessor Materials Adalah materi yang digunakan
oleh assessor untuk melakukan
proses scoring
Score sheet, Course of Action, dll
Role-Player Materials Adalah materi yang diberikan
kepada role-player sebagai guide
bagi mereka saat akan
melakukan simulasi role play
Instruksi untuk Role Players
Administrator Materials Adalah meteri yang digunakan
oleh administrator untuk
menjalankan proses assessment
Jadwal, Matrix
assessor/assesee, dll
43. 3. SOFTWARE
Adalah pemanfaatan teknologi dalam bentuk aplikasi software
untuk meningkatkan akurasi, objektivitas dan efisiensi
penyelenggaraan assessment;
44. 4. PEOPLEWARE
Administrator, adalah orang yang memanage seluruh fungsi
administratif dan menjalankan Assessment Center;
Assessors, adalah spesialist yang dilatih untuk melakukan
scoring dan melakukan penilaian kompetensi
Role players – adalah personil yang dilatih untuk menjadi
pelaku dalam simulasi yang memerlukan role-players
Simulation Designers – adalah orang-orang dengan
kapasitas untuk mendesign simulasi penilaian yang dibutuhkan
dalam assessment center
Dll