SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
11
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘alamiin.... Kata itulah yang dapat saya ucapkan sebagai Hamba Tuhan
Yang Maha Esa. Atas nikmat kesehatan, kesempatan dan pertolonganNya semata akhirnya modul
pembelajaran termokimia ini dapat terselesaikan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
Kimia merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala atau perubahan zat di
alam semesta yang sangat penting untuk dipelajari. Termasuk energi yang menyertai terjadinya reaksi.
Besar kecilnya energi yang terlibat reaksi kimia dipepelajari dalam bab termokimia.
Pada modul ini akan dipelajari materi-materi yang terkait termokimia. Misalnya: pengenalan
reaksi eksotermik dan endotermik, jenis dan karakteristik entalpi sampai penentuan entalpi. Tujuan dari
materi yang disajikan adalah untuk mensyukuri nikmat Tuhan yang telah menciptakan senyawa bentuk
energi kimia yang sangat bermanfaat bagi manusia.
Modul hidrokarbon ini diperuntukkan bagi siswa SMA kelas XI IPA semester ganjil. Proses
pembelajaran memerlukan 12 jam pelajaran (12 x 45 menit) dengan harapan konsep belajar tuntas
(Mastery Leraning) dapat tercapai. Di dalam modul ini juga disediakan soal-soal latihan dan evaluasi,
memotivasi siswa untuk belajar dengan giat dan mandiri agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Modul yang saya susun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, masukan dari pengguna
sangat diperlukan demi penyempurnaan modul ini.
Penyusun
Dasianto, S.Pd
11
DAFTAR ISI
Kata pengantar .............................................................................................................................. 1
Daftar isi ........................................................................................................................................ 2
Glosarium....................................................................................................................................... 3
BAB 1 Pendahuluan ......................................................................................................................
A. Deskripsi modul .............................................................................................................
B. Prasyarat .......................................................................................................................
C. Petunjuk Penggunaan Modul.........................................................................................
D. Tujuan ...........................................................................................................................
E. Kompetensi ....................................................................................................................
F. Cek Kemampuan ...........................................................................................................
BAB 2 Materi Pembelajaran ..........................................................................................................
Rencana Belajar Siswa .................................................................................................................
Kegiatan Belajar 1 .........................................................................................................................
Tujuan Kegiatan Blajar 1 ...............................................................................................................
Materi Belajar 1 .............................................................................................................................
11
GLOSARIUM
Sistem reaksi: zat yang terlibat reaksi kimia
Lingkungan: segala sesuatu yang mempengaruhi sistem reaksi
Entalpi: energi kimia yang tersimpan di dalam benda yang tidak dapat diukur secara pasti, namun
perubahannya saja yang dapat ditentukan
Reaksi eksotermik: reaksi pelepasan kalor oleh sistem reaksi
Reaksi endotermik: reaksi penyerapan kalor oleh sistem reaksi
Hukum Hess: hukum yang menjelaskan tata cara penentuan entalpi reaksi
11
BAB 1: PENDAHULUAN
A. Deskripsi Modul
Modul pada kelas XI Semester ganjil ini bertujuan memberikan wawasan tentang hidrokarbon dan
penggolongannya beserta berbagi ciri khas lainnya. Berikut ini cakupan materi pada modul ini:
1. Sistem dan lingkungan reaksi
2. Reaksi eksotermik dan endotermik
3. Perubahan entalpi dan jenis perubahan entalpi
4. Penentuan entalpi reaksi
B. Prasyarat
Agar siswa dapat memahami materi termokimia, diperlukan pemahaman ikatan kekuatan ikatan dan
energi ikatan, dan stoikiometri reaksi
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Bagi siswa
- Baca dan pahami dulu materi yang disajikan pada modul
- Lakukan latihan yang ada di dalam modul
- Setelah semua latihan dikerjakan, dan dikonsultasikan guru sudah benar, lanjutkan
mengerjakan soal-soal evaluasi
2. Bagi guru
- Proses pembelajaran dirancang sesuai urutan kegiatan belajar
- Memberikan informasi awal tentang arah dan tujuan materi
- Membimbing pada proses pembelajaran
- Mengevaluasi dan membukukan hasil belajar siswa
D. Tujuan
1. Tujuan akhir: setelah mempelajari modul ini, siswa diharapkan mampu mensyukuri, memahami,
menjelaskan konsep termokimia serta mampu menyelsaikan persoalan yang berhubungan
dengan bab termokimia
2. Tujuan antara: setelah mengikuti pembelajaran siswa diharapkan:
a. Mampu membedakan sistem dan lingkungan reaksi
b. Mampu membedakan reaksi eksotermik dan endotermik
c. Mampu menjelaskan konsep entalpi dan jenis entalpi
d. Mampu menghitung perubahan entalpi
E. Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan
kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya
keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu
membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis,
11
komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan
dalam sikap sehari-hari.
3.4 Membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan hasil percobaan dan diagram
tingkat energi.
3.5 Menentukan ∆H reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar,
dan data energi ikatan
4.4 Merancang, melakukan, menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan reaksi eksoterm dan
reaksi endoterm
4. 5 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan penentuan ∆H
suatu reaksi.
F. Tes Kemampuan
(terlampir)
11
BAB II: PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Didik
1. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan
kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang
adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya
bersifat tentatif.
Indikator:
1.1.1 mensyukuri terciptanya senyawa karbon di alam semesta yang ditunjukkan oleh semangat
dan antusian di dalam belajar.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,
mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif,
demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
Indikator:
3.4 Membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan hasil percobaan dan
diagram tingkat energi.
3.5 Menentukan ∆H reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan
standar, dan data energi ikatan
Indikator:
3.4.1 melalui percobaan, peserta didik dapat membedakan sistem dan lingkungan reaksi
3.4.2 melalui percobaan, peserta didik dapat membedakan reaksi eksotermik dan endotermik
3.5.1 melalui pengamatan, peserta didik dapat menjelaskan jenis entalpi
3.5.2 melalui percobaan, peserta didik dapat menentukan entalpi netralisasi standar
3.5.3 melalui data percobaan, peserta ddidik dapat menentukan entalpi reaksi menggunakan
entalpi pembentukan standar, dan energi ikatan rata-rata
2. Rencana Pembelajaran
Jenis kegiatan Tanggal Waktu
Tempat
belajar
Alasan
perubahan
Tanda
tangan guru
Kegiatan Belajar 1
Tujuan Kegiatan Belajar 1:
1. melalui percobaan, peserta didik dapat membedakan sistem dan lingkungan reaksi
11
2. melalui percobaan, peserta didik dapat membedakan reaksi eksotermik dan endotermik
Termokimia
Mengapa sumber energi manusia disimpan dalam bentuk lemak dan bukan karbohidrat?
Aerobik, tenis, angkat beban, jogging merupakan bentuk olahraga populer untuk
mempertahankan kesehatan tubuh. Pernahkan kita bertanya, darimanakah energi untuk melakukan
kegiatan tersebut berasal? Yang mengejutkan, sebagian besar berasal dari lemak, yaitu sistem
penyimpanan energi utama dalam tubuh.
Selama olahraga, molekul lemak bereaksi dengan air (hidrolisis) membentuk golongan senyawa
yang disebut asam lemak. Melalui sederet reaksi yang rumit, asam lemak diubah menjadi karbon doksida
dan air. Energi yang dibebaskan dalam reaksi ini digunakan untuk menggerakkan otot. Asam lemak yang
khas pada manusia adalah asam palmitat, CH3(CH2)14COOH.
Pembakaran langsung asam palmitat di dalam kalorimeter bom menghasilkan produk yang sama
dengan hasil metabolisme di dalam tubuh dan disertai dengan energi yang sangat besar, menurut
persamaan: CH3(CH2)14COOH + 23O2 → 16CO2 + 16H2O ΔHo
= -9.977 kJ.
Jika dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon serupa, misalnya C16H34, energi pembakaran
asam palmitat nilainya hampir sama. Kalor pembakaran C16H34 sebesar – 10.700 kJ. Lemak yang
tersimpan di dalam tubuh kita yang merupakan sebagai bahan bakar utama, ternyata sebanding dengan
bahan bakar jet di pesawat udara. Dalam kedua kasus ini, bahan bakar dapat menambah berat, tetapi
dapat dibakar untuk menghasilkan sejumlah energi yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari.
Namun demikian, pemecahan asam lemak memerlukan waktu lebih lama jika dibandingkan
dengan pemecahan karbohidrat sederhana. Hal inilah yang menyebabkan manusia cenderung
mengonsumsi gula (jus buah, permen, ) untuk mendapatkan energi secara cepat. Padahal pembakaran
gula (sukrosa) sebesar 1 mol menghasilkan energi yang jauh lebih rendah (- 5.640 kJ/mol) dibandingkan
dengan asam lemak. Sebagai perbandingan, perhatikan grafik entalpi pembakaran zat-zat yang memiliki
jumlah atom C dan H yang sama berikut ini:
C12H24
CH3(CH2)COOH
ΔH = -7377 kJ C12H22O11
ΔH = -7926 kJ
ΔH = -5640 kJ
12CO2 + 12 H2O
Berdasarkan grafik tersebut, dapat kita simpulkan bahwa energi (entalpi) pembakaran terbesar dihasilkan
oleh hidrokarbon, dan yang terendah dihasilkan oleh molekul gula.
Sebagai sumber energi, lemak menghasilkan sekitar 9 kal/g (38 kJ/g). Sedangkan karbohidrat
dan protein keduanya menghasilkan sekitar 4 kal/g (17 kJ/g). Dari data tersebut, jika seorang manusia
ingin memiliki cadangan energi yang sama, misalnya 4,2 x 105
kJ, dan disimpan dalam bentuk lemak,
maka perlu tambahan 11 kg berat badan dari berat semula. Namun jika disimpan dalam bentuk
karbohidrat, memerlukan tambahan 25 kg berat badan. Oleh karena itu, kita harus bersyukur kepada
Tuhan, bahwa cadangan energi disimpan dalam bentuk lemak dan bukan dalam bentuk karbohidrat.
Seandainya dalam bentuk karbohidrat, semua orang akan mengalami kegemukan atau obesitas, dan
11
akan menghambat aktivitas sehari-hari. Hal inilah yang menyebabkan pentingnya termokimia dipeljari di
SMA.
A. Sistem dan Lingkungan
Selama mempelajari termokimia (kalor yang menyertai reaksi kimia) selalu dibicarakan dua
istilah penting, yaitu sistem dan lingkungan. Sistem merupakan obyek utama yang dipelajari, yaitu
suatu zat yang terlibat di dalam reaksi kimia. Sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu yang
langsung berpengaruh (bersentuhan) dengan sistem reaksi.
Sebagai contoh adalah pencampuran asam klorida, HCl, dengan natrium hidroksida, NaOH, di
dalam tabung reaksi terbuka. Untuk menentukan sistem dan lingkungan, perlu dituliskan dulu
persamaan reaksi yang terlibat dalam percampuran, yaitu: HCl(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l).
Sehingga sistem reasksinya adalah HCl, NaOH, H2O dan NaCl. Jika dipelajari lebih lanjut, ternyata
tidak semua zat tersebut disebut sebagai sistem. Hal ini didasarkan pada reaksi ion yang terjadi:
H+
(aq) + Cl-
(aq) + Na+
(aq) + OH-
(aq) → Na+
(aq) + Cl-
(aq) + H2O(l)
Apabila terdapat ion di kiri dan kanan reaksi ada yang sama, akan saling menghilangkan. Sehingga
persamaan reaksi ion bersihyang terjadi adalah: H+
(aq) + OH-
(aq) → H2O(l). Dengan demikan, sistem
reaksi yang terdapat dalam reaksi di atas adalah H+
, OH-
, dan H2O.
Bagaimana dengan lingkungan reaksi? Lingkungan reaksi yang terdapat pada percampuran di
atas adalah tabung reaksi dan udara di dalam tabung reaksi. Mengapa? Karena keduanya langsung
bersentuhan dengan sistem dan mempengaruhi terjadinya reaksi kimia.
Latihan soal: sebutkan sistem dan lingkungan reaksi pada:
a. Melarutkan batu gamping, CaO, ke dalam air
b. Mencampurkan larutan timbal(II) nitrat, Pb(NO3)2, dan kalium iodida, KI, untuk menghasilkan
larutan kalium nitrat, KNO3, dan endapan timbal(II) iodida, PbI2.
B. Reaksi Eksotermik dan Endotermik
Reaksi kimia yang terkait dengan bab termokimia dikategorikan menjadi dua macam, yaitu
reaksi eksotermik dan endotermik. Reaksi eksotermik terjadi jika sistem reaksi melepaskan sejumlah
kalor (energi) menuju lingkungan. Reaksi ini ditandai dengan kenaikan suhu pada lingkungan.
Sedangkan reaksi endotermik merupakan reaksi yang menyerap kalor (energi) lingkungan. Reaksi ini
ditandai dengan menurunnya suhu lingkungan. Berikut ilustrasi reaksi eksotermik dan endotermik.
Gambar (a) adalah reaksi eksotermik dan gambar (b) adalah reaksi endotermik.
11
Perbedaan reaksi eksotermik dan endotermik diberikan dalam tabel berikut ini:
Endotermik Eksotermik
Aliran energy Dari lingkungan menuju system Dari system menuju lingkungan
Grafik
Harga ∆H Bertanda +
∆H R < ∆H P
Bertanda –
∆H R > ∆H P
Untuk lebih memahami konsep sistem dan lingkungan, reaksi eksotermik dan endotemik,
lakukan kegiatan berikut ini:
Kegiatan 1: membedakan sistem dan lingkungan, serta reaksi eksotermik dan endotermik.
Alat dan Bahan:
- Tabung reaksi - Larutan cuka dapur
- Termometer - Soda kue
- Pengaduk - Batu gamping
Cara Kerja:
- Masukkan larutan cuka dapur ke dalam 2 tabung reaksi masing-masing hingga setengahnya
- Ukur suhu larutan cuka
- Masukkan 2 spatula soda kue ke dalam tabung pertama, dan sebongkah batu gamping ke
tabung kedua
- Ukur suhu campuran
- Sentuh bagian luar tabung dengan menggunakan kulit punggung tangan
Data Pengamatan:
Tabung reaksi Suhu awal (o
C) Suhu akhir (o
C) Perubahan suhu (o
C) Yang dirasakan kulit
tangan
1
2
Analisis data:
No Pertanyaan Analisis
1 Zat-zat yang terlibat reaksi dikatakan sebagai
sistem. Apa sajakah yang termasuk sistem
untuk reaksi di tabung pertama dan kedua?
2 Segala sesuatu yang ada ada di sekitar
sistem, dan langsung mempengaruhinya
disebut sebagai lingkungan. Apa sajakah
yang termasuk lingkungan untuk reaksi di
11
tabung pertama dan kedua?
3 Suatu reasksi kimia (sistem) ada yang mampu
melepas ada pula yang mampu menyerap
kalor dari lingkungannya.
a. Sistem reaksi manakah yang melepas
kalor? Jelaskan!
b. Sistem manakah yang menyerap kalor?
Jelaskan?
4 Reaksi yang melibatkan kalor dikategorikan
menjadi 2, yaitu eksotermik dan
endotermik. Reaksi eksotermik, yaitu reaksi
yang sistem reaksinya melepaskan kalor.
Sedangkan reaksi endotermik adalah
reaksi yang sistem reaksinya menyerap
kalor.
a. Reaksi manakah yang tergolong
eksotermik?Jelaskan!
b. Reaksi manakah yang tergolong
endotermik?jelaskan!
Kegiatan Belajar 2
Tujuan Kegiatan Belajar 2:
1. Menjelaskan jenis entalpi reaksi
2. Menjelaskan karakteristik entalpi
C. Jenis Perubahan dan Karakteristik Entalpi
Berdasarkan kegiatan di atas, reaksi kimia disertai dengan kalor (energi). Kalor atau energi reaksi
kimia biasa dikenal sebagai entalpi (H), yang nilainya hanya bisa ditentukan dari perubahan zat
sebelum dan sesudah reaksi. Sehingga, istilah yang sering digunakan untuk menjelaskan perubahan
kalor (energi) adalah perubahan entalpi (ΔH). Berikut ini disajikan beberapa jenis perubahan entalpi
1. Entalpi pembentukan (ΔHf) dan entalpi pembentukan standar (ΔHf
o
)
Perubahan entalpi pembentukan (ΔHf) adalah entalpi yang menyertai pembentukan senyawa dari
unsur-unsurnya dalam fase gas. Sedangkan perubahan entalpi pembentukan standar (ΔHf
o
)
adalah entalpi yang menyertai pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya dalam fase gas.
Contoh:
a. N2(g) + 3H2(g) → 2 NH3(g) ΔHf = - x kJ
b. ½ N2(g) + 3/2 H2(g) → 1 NH3(g) ΔHf
o
= - ½ x kJ/mol
2. Entalpi penguraian (ΔHd) dan entalpi penguraian standar (ΔHd
o
)
11
Perubahan entalpi penguraian (ΔHd) adalah entalpi yang menyertai penguraian senyawa menjadi
unsur-unsurnya dalam fase gas. Sedangkan perubahan entalpi penguraian standar (ΔHd
o
) adalah
entalpi yang menyertai penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya dalam fase gas.
Contoh:
a. 2 NH3(g) → N2(g) + 3H2(g) ΔHd = + x kJ
b. 1 NH3(g) → ½ N2(g) + 3/2 H2(g) ΔHd
o
= + ½ x kJ/mol
3. Entalpi pembakaran (ΔHc) dan entalpi pembakaran standar (ΔHc
o
)
Perubahan entalpi pembakaran (ΔHc) adalah entalpi yang menyertai pembakaran suatu zat.
Sedangkan perubahan entalpi pembakaran standar (ΔHc
o
) adalah entalpi yang menyertai
pembakaran 1 mol zat. Contoh:
a. 2C2H6(g) + 7O2(g) → 4CO2(g) + 6H2O(g) ΔHc = - x kJ
b. 1C2H6(g) + 7/2 O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(g) ΔHc
o
= - ½ x kJ/mol
4. Entalpi netralisasi (ΔHn) dan entalpi netralisasi standar (ΔHn
o
)
Perubahan entalpi netralisasi (ΔHn) adalah entalpi yang menyertai reaksi netralisasi antara asam
dan basa untuk membentuk molekul air. Sedangkan perubahan entalpi netralisasi standar (ΔHn
o
)
adalah entalpi yang menyertai reaksi netralisasi antara asam dan basa untuk membentuk molekul
air. Contoh:
a. 2HCl(aq) + Ba(OH)2(aq) → BaCl2(aq) + 2H2O(l) ΔHn = - x kJ
b. HCl(aq) + ½ Ba(OH)2(aq) → ½ BaCl2(aq) + 1H2O(l) ΔHn
o
= - ½ x kJ/mol
Latihan soal: identifikasi reaksi berikut, termasuk perubahan entalpi ada, dan termasuk standar atau
tidak.
No. Persamaan Termokimia Jenis Entalpi/Symbol
1 2CH4 + 4O2 → 2CO2 + 4H2O ∆H = - 50 kJ
2 C3H4(g) → 3C(g) + 2H2(g) ∆H = + 50 kJ
3 2C(g) + 2H2(g) → 2CH4(g) ∆H = - 100 kJ
4 1CH4(g) → C(g) + H2(g) ∆H = + 25 kJ
5 HCl(aq+ + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) ∆H = - 82 kJ
6 C(g) + 2H2(g) → 1CH4(g) ∆H = - 50 kJ
Perubahan entalpi juga memiliki karakteristik yang khas. Karakteristik entalpi ada 3 macam,
yaitu:
1. Apabila arah reaksi kimia dibalik, tanda perubahan entalpi juga akan dibalik. Contoh:
a. N2(g) + 3H2(g) → 2 NH3(g) ΔH = - x kJ
b. 2 NH3(g) → N2(g) + 3H2(g) ΔH = + x kJ
2. Jika reaksi kimia dilipatgandakan sebanyak n kali, nilai perubahan entalpi juga dilipatgandakan
sebesar n kali
a. N2(g) + 3H2(g) → 2 NH3(g) ΔH = - x kJ
b. 2N2(g) + 6H2(g) → 4 NH3(g) ΔH = - 2x kJ
3. Jika ada dua buah reaksi kimia bisa dijumlahkan menjadi reaksi yang ketiga, nilai entalpi reaksi
yang ketiga adalah jumlah dari entalpi reaksi pertama dan kedua.
11
Latihan soal:
No Pertanyaan Jawaban
1 Diketahui persamaan termokimia:
2CH4 + 4O2 → 2CO2 + 4H2O ∆H = - 50 kJ
Tentukan perubahan entalpi pada:
a. CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
b. CO2 + 2H2O → CH4 + 2O2
c. Pembakaran 4 gram CH4 (Mr = 16 g/mol)
2 Diketahui persamaan termokimia:
2C + O2  2CO ∆H = - 60 kJ
CO + ½ O2  CO2 ∆H = - 80 kJ
Hitung ∆H untuk C + O2  CO2
Kegiatan Belajar 3
Tujuan Kegiatan Belajar 3:
1. Menentukan entalpi reaksi netralisasi
2. Menentukan entalpi dengan perhitungan (hukum Hess, Energi ikatan dan pembentukan standar)
D. Penentuan Entalpi Reaksi
Untuk menghitung perubahan entalpi reaksi dapat dlakukan dengan dua cara. Yaitu cara
percobaan dan cara perhitungan.
1. Cara percobaan
Penentuan entalpi reaksi dengan metode percobaan menggunakan alat
yang disebut kalorimeter.
Metode kalorimeter ini sangat mudah untuk menghitung entalpi reaksi
netralisasi standar (ΔHn
o
). Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah
mencampurkan senyawa asam dan basa ke dalam kaloimeter, dan
mengukur selisih suhu sebelum dan sesudah percampuran. Berikut cara
menghitung entalpi reaksi.
Q = m.c.ΔT
Dengan Q adalah kalor reaksi (J), m adalah massa campuran asam dan basa (g), c adalah kalor
jenis air (4,18 J/g.K) dan ΔT adalah selisih suhu sebelum dan sesudah reaksi. Selanjutnya
mencari hubungan Q dengan ΔHn
o
, dengan persamaan:
, mol air didapatkan dari proses stoikiometri asam dan basa. Tanda + digunakan
untuk membedakan reaksi eksotermik atau endotermik. Jika suhu naik, berarti terjadi reaksi
eksotermik dan ΔH bertanda negatif. Jika suhu turun, berarti terjadi reaksi endotermik dan ΔH
bertanda positif.
11
Metode kalorimeter memiliki kelemahan, yaitu adanya kalor reaksi yang hilang. Hal ini
disebabkan sistem reaksinya tidak terisolasi. Agar hasil lebih maksimal, digunakan kalometer
bom. Penggunaan alat ini tidak hanya untuk netralisasi, namun juga bisa untuk entalpi
pembakaran. Berikut gambar kalorimeter bom.
Perbedaan analisis hanya pada perhitungan kalor (Q)
reaksi, karena kalor jenis kalorimeter sangat menentukan.
Rumus yang dipakai untuk menghitung kalor reaksi adalah:
Q = m.c. ΔT + Ckalorimeter. ΔT
Contoh soal: sebanyak 50 mL KOH 0,1 M dicampur
dengan 50 mL HCl 0,1 M di dalam kalorimeter. Jika terjadi kenaikan suhu sebesar 10o
C, dan
massa jenis larutan dianggap sama dengan massa jenis air (1 g/mL), serta kalor jenis air adalah
4,18 J/g.K, tentukan ΔHn
o
reaksi tersebut.
Jawab: volume campuran = 50 mL + 50 mL = 100 mL. Jika massa jenis 1 g/mL, maka massa
campuran adalah 100 gram.
Q = m.c. ΔT
Q = 100 g x 4,18 J/g.K x 10 K
Q = 4.180 J atau Q = 4,18 kJ
Mol KOH = M x V(L) = 0,1 x 0,05 = 0,005 mol
Mol HCl = M x V(L) = 0,1 x 0,05 = 0,005 mol
KOH(aq) + HCl(aq) → KCl(aq) + H2O(l)
Mula-mula: 0,005 mol 0,005 mol
Reaksi: 0,005 mol 0,005 mol 0,005 mol 0,005 mol
Sisa: 0 0 0,005 mol 0,005 mol
ΔHn
o
= - Q/mol air (suhu naik, reaksi eksotermik, entalpi bertanda negatif)
ΔHn
o
= - 4,18 kJ/0,005 mol = - 836 kJ/mol
Latihan soal:
Pertanyaaan Jawaban
Seorang siswa melakukan percobaan untuk
menentukan kalor netralisasi zat. Dia
mencampurkan 100 mL NaOH 0,1 M dan
100 mL HCl 0,1 M. Suhu NaOH dan HCl
sebelum dicampur adalah 25o
C, setelah
dicampur suhunya berubah menjadi 35o
C.
Jika kalor jenis air 4,2 J/g.o
C, tentukan kalor
netralisasi standarnya!
2. Cara perhitungan
11
Penentuan entalpi reaksi dengan cara perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan data
entalpi pembentukan standar, energi ikatan rata-rata maupun menggunakan hukum Hess.
a. Menggunkan entalpi pembentukan standar (ΔHf
o
)
Setiap senyawa memiliki entalpi pembentukan standar. Apabila reaksi kimia melibatkan
beberapa senyawa, entalpi reaksinya pun dapat dihitung. Rumus yang digunakan adalah:
Contoh: diberikan data ΔHf
o
CH4 = -75 kJ/mol, ΔHf
o
CO2 =- 394 kJ/mol dan ΔHf
o
H2O = - 286
kJ/mol. Hitunglah kalor reaksi pada: CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
Penyelesaian:
ΔHr
o
= ΔHƩ f
o
produk - ΔHƩ f
o
reaktan
ΔHr
o
= [ΔHf
o
CO2 + 2 ΔHf
o
H2O] – [ΔHf
o
CH4]
ΔHr
o
= [-394 + 2(-286)] – [-75]
ΔHr
o
= - 891 kJ/mol
Latihan soal:
Pertanyaan Jawaban
Diketahui ∆Ho
f C2H6 = - 200 kJ/mol, ∆Ho
f
CO2 = - 320 kJ/mol dan ∆Ho
f H2O = - 180
kJ/mol. Hitung ∆H untuk reaksi
pembakaran C2H6.
C2H6 + O2 → CO2 + H2O (belum setara)
b. Menggunkan energi ikatan rata-rata (Do
)
Apabila atom bergabung untuk membentuk unsur diatomik atau senyawa, pasti melibatkan
suatu ikatan kimia. Setiap ikatan kimia memiliki sejumlah energi tertentu. Energi ikatan rata-
rata inipun akan berubah apabila terjadi reaksi kimia. Rumus yang digunakan untuk
menghitung entalpi reaksi berdasarkan energi ikatan rata-rata adalah sebagai berikut:
Contoh soal: diketahui energi ikatan rata-rata dari C – H = 415 kJ/mol, C = C = 607 kJ/mol, C
– C = 348 kJ/mol, H – H = 436 kJ/mol. Hitunglah entalpi reaksi adisi etena untuk
menghasilkan etana berikut ini:
Penyelesaian:
ΔHr
o
= DƩ o
reaktan – DƩ o
produk
11
ΔHr
o
= [4(C-H) + C=C + H-H] – [6(C-H) + C-C]
ΔHr
o
= [4(415) + 607+ 436] – [6(415) + 348]
ΔHr
o
= - 135 kJ/mol
Latihan soal:
Pertanyaan Jawaban
Diketahui: C – H = 222 kJ O = O = 360 kJ
C – C = 160 kJ C – O = 480 kJ
O – H = 444 kJ
Hitung ∆H untuk pembakaran gas propana
C3H8 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O
c. Hukum Hess
Menurut Henry Germain Hess, perubahan entalpi reaksi hanya tergantung pada keadaan
awal (pereaksi) dan keadaan akhir (produk) dan tidak tergantung jalannya reaksi. Padahal
reaksi kimia/peristiwa yang terjadi di alam semesta jarang yang berlangsung hanya satu jalan,
namun bisa banyak jalan. Misalnya reaksi pembentukan gas belerang trioksida (SO3) dari
unsur-unsurnya yang melalui dua tahap.
S(s) + O2(g) → SO2(g) ∆H = - 300 kJ (tahap 1)
2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g) ∆H = - 190 kJ (tahap 2)
Jika kedua tahap tersebut dijumlahkan akan menghasilkan reaksi berikut ini.
2S(s) + 3O2(g) → 2SO3(g)
Sesusi dengan karakteristik entalpi di bagian terdahulu entalpi reaksi di atas juga bisa
ditentukan. Cara penentuannya bisa dengan tiga cara, yaitu:
1). Metode penjumlahan. Strateginya, reaksi yang ditanyakan tulis sebagai hasil
penjumlahan, kemudian reaksi yang diketahui disesuaikan dengan kebutuhan (gunakan
karakteristik entalpi diperlukan untuk mengerjakan).
2S(s) + 2O2(g) → 2SO2(g) ∆H = - 600 kJ
2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g) ∆H = - 190 kJ +
2S(s) + 3O2(g) → 2SO3(g) ∆H = - 790 kJ
2). Metode siklus energi. Strategi membuat siklus adalah sebagai berikut:
- tentukan reaksi utama (yaitu yang memiliki senyawa terbanyak)
- hubungkan reaksi lain dengan reaksi utama
- entalpi yang arah reaksinya searah dijumlahkan
ΔH3 = ΔH1 + ΔH2
ΔH3 = (- 600) + (- 190) = - 790 kJ
3). Metode diagram tingkat energi. Stategi membuat diagram tingkat energi:
2SO2
(g) + O2
(g) 2SO3
(g)
2S(s) + 3O2
(g)
∆H1
= - 600 ∆H3
= ?
∆H2
= - 190
11
- reaksi eksotermik digambarkan ke arah bawah
- reaksi endotermik digambarkan ke arah atas
Kegiatan Belajar 4
Tujuan Kegiatan Belajar 4:
1. Menyelesaikan latihan soal bab termokimia
E. Evaluasi
1. Seorang siswa mengisi lima buah gelas kimia
dengan 50 mL air yang suhunya 25o
C. setelah
dimasukkan suatu zat pada masing-masing
gelas terjadi perubahan suhu seperti gambar
berikut:
Gambar yang menunjukkan reaksi eksoterm
adalah..
a. 1 dan 2 c. 2 dan 4 e. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 4 dan 5
2. Pernyataan yang benar untuk reaksi:
2CO + O2 → 2CO2 ∆H = x kJ adalah…
a. Kalor pembentukan CO = 2x kJ/mol
b. Kalor penguraian CO = x kJ/mol
c. Kalor pembakaran CO = ½ x kJ/mol
d. Kalor pembakaran CO = 2x kJ/mol
e. Kalor pembentukan CO2 = ½ x kJ/mol
3. Diketahui reaksi: 2S + 3O2  2SO3 ∆H = -800
kJ. Jika suatu saat reaksi tersebut hanya
menghasilkan 200 kJ, maka gas SO3 yang
terbentuk pada kondisi di mana 10 L gas
nitrogen massanya 7 gram adalah … L (Ar S
= 32, O = 16, H = 1, N = 14)
a. 10 c. 20 e. 40
b. 11,2 d. 22,4
4. Bila 2,3 gram dimetil eter (Mr = 46) dibakar
pada tekanan tetap, kalor yang dilepaskan
adalah 82,5 kJ. Berdasarkan data tersebut,
kalor pembakaran dimetil eter adalah…
kJ/mol.
a. – 413 c. – 825 e. – 1650
b. + 825 d. + 1650
5. Diketahui data:
2H2 + O2  2H2O ∆H = - 571 kJ
2Ca + O2  2CaO ∆H = - 1269 kJ
CaO + H2O  Ca(OH)2 ∆H = - 64 kJ
Maka, entalpi pembentukan Ca(OH)2
adalah…
a. – 984 kJ/mol d. – 856 kJ/mol
b. – 1966 kJ/mol e. – 1904 kJ/mol
c. – 1161 kJ/mol
6. Diketahui persamaan termokimia:
C(s) + 2H2(g)  CH4 ∆H = - 18 kJ
C(s)  C(g) ∆H = 170 kJ
H2(g)  2H(g) ∆H = 104 kJ
Energy ikatan rata-rata C-H adalah…kJ
a. – 4,5 c. – 99 e. + 73
b. + 4,5 d. + 99
7. Diketahui: ∆Hf
o
H2O = - 242 kJ/mol
∆Hf
o
CO2 = - 394 kJ/mol ∆Hf
o
C2H2 = 52
kJ/mol
Maka kalor pembakaran 52 gram gas etuna
(C2H2) adalah…kJ. (Ar C = 12, H = 1)
a. 391,2 c. 1082 e. 4328
b. 432,8 d. 2164
8. Diketahui:
CS2 + 3O2 → CO2 + 2SO2 ∆H = -1.110 kJ
CO2 → C + O2 ∆H = + 394 kJ
SO2 → S + O2 ∆H = + 297 kJ
Maka, kalor pembentukan CS2 adalah…
a. + 122 kJ c. + 419 kJ e. + 906 kJ
b. – 122 kJ d. – 419 kJ
2S(s) + 3O2
(g)
2SO3
(g)
2SO2
(g) + O2
(g)
ΔH1
= - 600 kJ
ΔH2
= - 190 kJ
ΔH3
= ?
ΔH3 = ΔH1 + ΔH2
ΔH3 = (-600) + (-190)
ΔH3 = - 790 kJ
11
9. Reaksi 3 gram magnesium (Ar = 24) dengan
gas nitrogen (Ar = 14) berlebih menghasilkan
Mg3N2. Pada keadaan standar, proses
tersebut melepaskan kalor sebesar 28 kJ.
Maka entalphi pembentukan standar Mg3N2
adalah….kJ/mol
a. – 75 c. – 244 e. – 672
b. – 177 d. – 350
10. Diketahui energy ikatan:
C – F = 439 kJ/mol F – F = 159 kJ/mol
C – Cl = 330 kJ/mol Cl – Cl = 243 kJ/mol
Panas reaksi untuk: CF2Cl2 + F2 → CF4 + Cl2
adalah…kJ
a. + 136 c. – 320 e. – 622
b. + 302 d. + 622
11. Diketahui:
∆Hf
o
H2O = - 242 kJ/mol
∆Hf
o
CO2 = - 394 kJ/mol
∆Hf
o
C2H2 = 52 kJ/mol
Maka kalor pembakaran 52 gram gas etuna
(C2H2) adalah…kJ. (Ar C = 12, H = 1)
a. 391,2 c. 1082 e. 4328
b. 432,8 d. 2164
12. Pembakaran glukosa dalam tubuh manusia
menurut persamaan:
C6H12O6 + 6O2  6H2O + 6CO2 ∆H = -2820 kJ
Dengan menganggap semua glukosa terurai
menjadi air dan karbon dioksida, serta semua
kalor yang dihasilkan digunakan manaikkan
suhu badan, seseorang dengan berat badan
75 kg (kapasitas kalor spesifik 4 J/K g), yang
mengkonsumsi 18 gram glukosa (Mr = 180),
akan mengalami kenaikan suhu badan
sebesar… K
a. 0,4 c. 1,88 e. 3,86
b. 0,94 d. 3,86
13. Perhatikan berbagai hasil percobaan berikut:
1) Serbuk NH4Cl + serbuk Ca(OH)2, timbul
gas berbau tidak sedap disertai
penurunan suhu
2) Pita magnesium + larutan H2SO4, pita
magnesium larut disertai kenaikkan suhu
3) Pita tembaga + serbuk belerang, tidak
terjadi perubahan, tetapi berubah
menjadi zat padat hitam setelah
dipanaskan; reaksi berlanjut ketika
pemanasan dihentikan
4) Gas N2O4 yang tidak berwarna berubah
menjadi coklat jika dipanaskan; jika
pemanasan dihentikan, perlahan-lahan
kembali tidak berwarna.
Proses yang tergolong reaksi endoterm
adalah
a. 1 dan 3 c. 1 dan 4 e. 2 dan 4
b. 3 dan 4 d. 2 dan 3
14. Perhatikan diagram tingkat energy berikut:
Besarnya perubahan entalphi pembentukan
ZnSO4 dari ZnS adalah….
a. + 983 c. – 777 e. + 206
b. + 777 d. – 983
15. Jika C(grafit) + O2  CO2 ∆H = 313,5 kJ.
Maka besarnya perubahan entalpi (ΔH) untuk
penguraian 88 gram gas CO2 menjadi unsur-
unsurnya adalah ….
a. – 627,0 kJ c. – 313,5 kJ e. – 156,7 kJ
b. + 313,5 kJ d. + 627,0 kJ
16. Diagram tahap reaksi pembentukan gas SO3 :
Berdasarkan diagram di atas harga ∆H2
adalah ..
a. 790,4 kJ c. 593,8 kJ e. 196,6 kJ
b. -196,6 kJ d. -593,8 kJ
17. Diketahui energi ikatan rata-rata:
C = C : 839 kJ/mol C – C : 343kJ/mol
H – H : 436 kJ/mol C – H : 410 kJ/mol
Perubahan entalpi yang terjadi pada reaksi :
CH3 – C = CH + 2H2 → CH3 – CH2 – CH3
sebesar ...
a. +272 kJ/mol d. + 136 kJ/mol
b. – 272 kJ/mol e. –181,3 kJ/mol
c. – 136 kJ/mol
18. Data energy ikatan rata-rata:
C – C : 348 kJ/mol C = O : 799 kJ/mol
C – H : 414 kJ/mol O = O : 495 kJ/mol
C – O : 358 kJ/mol O – H : 463 kJ/mol
Spiritus yang mengandung etanol dibakar
dengan persamaaan reaksi:
CH3 – CH2OH + 3O2 → 2CO2 + 3H2O.
Entalphi reaksi tersebut adalah…kJ
a. – 6710 c. + 1250 e. - 1250
b. – 3355 d. + 6710
19. Perhatikan diagram berikut:
11
Maka harga x adalah…
a. – 197 c. – 1383 e.
– 1970
b. + 197 d. + 1383
20. Pembakaran 32 gram metana (Mr = 16)
dalam calorimeter menyebabkan suhu
calorimeter naik dari 25,5o
C menjadi 90,5o
C.
Jika calorimeter berisi 4 liter air dan Cair = 4,2
J/go
C serta Ckalorimeter = 0, maka entalphi
pembakaran gas metana tersebut adalah…
a. – 546 kJ/mol d. + 546 kJ/mol
b. – 273 kJ/mol e. – 1.092 kJ/mol
c. + 273 kJ/mol
F. Daftar Pustaka
Chang, R. 2010. Chemistry 10th
Edition. New York: McGraw-Hill Companies.
Dasianto, dkk. 2009. Worksheet Kimia XI IPA. Malang: Workshet Kimia SMAN 3 Malang.
Effendy. 2008. A-Level Chemistry for Senior High School Student Vol. 2A. Malang:Bayu Media.
Haryanto. 2008. Worksheet: Thermochemistry. Worksheet di SMAN 3 Malang.
Petrucci, dkk. 2011. Kimia Dasar: Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern Jilid 1. Terjemahan:Prof.
Suminar Setiadi Achmadi. Jakarta: Erlangga.
Sudarmo, U. 2014. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:Erlangga.
Syarifuddin & Murniasih. 2014. Modul Kimia Untuk Semester Ganjil SMA/MA. Malang: Modul
Pembelajaran Kimia SMAN 3 Malang Tahun 2014-2015.
Utami, dkk. 2009. Kimia Untuk SMA Kelas X SMA/MA. Jakarta: BSE DEPDIKNAS.
Wijaya, H.W.. 2009. Ringkasan Kimia SMA: Termokimia. Malang: Modul Pada Bimbel Logos.
11
Kunci jawaban evaluasi
1 6 11 16
2 7 12 17
3 8 13 18
4 9 14 19
5 10 15 20

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimiaLaporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimiaEmirSyarif
 
Struktur kristal ionik
Struktur  kristal ionik Struktur  kristal ionik
Struktur kristal ionik Ida Farida Ch
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Laju Reaksi ppt
Laju Reaksi ppt Laju Reaksi ppt
Laju Reaksi ppt Elra Repi
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriqlp
 
3. ATP KIMIA FASE E.docx
3. ATP KIMIA FASE E.docx3. ATP KIMIA FASE E.docx
3. ATP KIMIA FASE E.docxyussy2
 
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutanKelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutanA.p. Nugroho
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprakpraditya_21
 
Kekuatan asam basa lewis
Kekuatan asam basa lewisKekuatan asam basa lewis
Kekuatan asam basa lewisNia Sasria
 
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPISPEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPISLinda Rosita
 
Media Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
Media Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non-elektrolitMedia Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
Media Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non-elektrolitReza Firmansyah
 
209109096 4 bab-ii-metode-kimia-komputasi
209109096 4 bab-ii-metode-kimia-komputasi209109096 4 bab-ii-metode-kimia-komputasi
209109096 4 bab-ii-metode-kimia-komputasiGiea Yueriza Gifella
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatRidwan Ajipradana
 
Lkpd pbl hidrolisis
Lkpd pbl hidrolisisLkpd pbl hidrolisis
Lkpd pbl hidrolisisBASUKI SSi
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field TheoryTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field TheoryUniversity Of Jakarta
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiAndreas Cahyadi
 

What's hot (20)

Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimiaLaporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
 
Struktur kristal ionik
Struktur  kristal ionik Struktur  kristal ionik
Struktur kristal ionik
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Laju Reaksi ppt
Laju Reaksi ppt Laju Reaksi ppt
Laju Reaksi ppt
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
 
3. ATP KIMIA FASE E.docx
3. ATP KIMIA FASE E.docx3. ATP KIMIA FASE E.docx
3. ATP KIMIA FASE E.docx
 
Pemisahan kation gol.iv
Pemisahan kation gol.ivPemisahan kation gol.iv
Pemisahan kation gol.iv
 
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutanKelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutan
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
 
Kekuatan asam basa lewis
Kekuatan asam basa lewisKekuatan asam basa lewis
Kekuatan asam basa lewis
 
Elektrolisis
ElektrolisisElektrolisis
Elektrolisis
 
3 rpp ke 3 konsep mol
3 rpp ke 3 konsep mol3 rpp ke 3 konsep mol
3 rpp ke 3 konsep mol
 
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPISPEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
 
Media Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
Media Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non-elektrolitMedia Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
Media Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
 
209109096 4 bab-ii-metode-kimia-komputasi
209109096 4 bab-ii-metode-kimia-komputasi209109096 4 bab-ii-metode-kimia-komputasi
209109096 4 bab-ii-metode-kimia-komputasi
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
 
Lkpd pbl hidrolisis
Lkpd pbl hidrolisisLkpd pbl hidrolisis
Lkpd pbl hidrolisis
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field TheoryTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasi
 

Similar to TERMOKIMIA (20)

Energi inti dan efek radiasi
Energi inti dan efek radiasiEnergi inti dan efek radiasi
Energi inti dan efek radiasi
 
Termokimia 1
Termokimia 1Termokimia 1
Termokimia 1
 
XI_Kimia_KD-3.4_Final.pdf
XI_Kimia_KD-3.4_Final.pdfXI_Kimia_KD-3.4_Final.pdf
XI_Kimia_KD-3.4_Final.pdf
 
Suhu, Kalor dan Perubahan Wujud rpp
Suhu, Kalor dan Perubahan Wujud rppSuhu, Kalor dan Perubahan Wujud rpp
Suhu, Kalor dan Perubahan Wujud rpp
 
rpp 1.pdf
rpp 1.pdfrpp 1.pdf
rpp 1.pdf
 
RPP KIMIA X Kurikulum 2013 kd 3.9
RPP KIMIA X Kurikulum 2013 kd 3.9RPP KIMIA X Kurikulum 2013 kd 3.9
RPP KIMIA X Kurikulum 2013 kd 3.9
 
Rencana pelaksanaan pembelajara2
Rencana pelaksanaan pembelajara2Rencana pelaksanaan pembelajara2
Rencana pelaksanaan pembelajara2
 
Contoh rpp ipa terpadu
Contoh rpp ipa terpaduContoh rpp ipa terpadu
Contoh rpp ipa terpadu
 
Rpp kimia x
Rpp kimia xRpp kimia x
Rpp kimia x
 
01 rpp kls vii 6
01 rpp kls vii 601 rpp kls vii 6
01 rpp kls vii 6
 
Rpp inkuiri
Rpp inkuiriRpp inkuiri
Rpp inkuiri
 
Rpp termodinamika
Rpp termodinamikaRpp termodinamika
Rpp termodinamika
 
RPP HAKIKAT FISIKA
RPP HAKIKAT FISIKA RPP HAKIKAT FISIKA
RPP HAKIKAT FISIKA
 
02 rpp fotosintesis kel ii
02 rpp fotosintesis kel ii02 rpp fotosintesis kel ii
02 rpp fotosintesis kel ii
 
Teori atom
Teori atomTeori atom
Teori atom
 
Energi dalam sistem kehidupan
Energi dalam sistem kehidupanEnergi dalam sistem kehidupan
Energi dalam sistem kehidupan
 
Rpp 2 kimia-kls-12-ganjil_rev-2017 websiteedukasi.com
Rpp 2 kimia-kls-12-ganjil_rev-2017 websiteedukasi.comRpp 2 kimia-kls-12-ganjil_rev-2017 websiteedukasi.com
Rpp 2 kimia-kls-12-ganjil_rev-2017 websiteedukasi.com
 
Rpp redoks
Rpp redoksRpp redoks
Rpp redoks
 
2. Reaksi Kimia.pdf
2. Reaksi Kimia.pdf2. Reaksi Kimia.pdf
2. Reaksi Kimia.pdf
 
Rpp smt 2 kls 1
Rpp smt 2 kls 1Rpp smt 2 kls 1
Rpp smt 2 kls 1
 

More from dasi anto

SOAL PTS GASAL KIMIA KELAS X SMA/MA Model AKM
SOAL PTS GASAL KIMIA KELAS X SMA/MA Model AKMSOAL PTS GASAL KIMIA KELAS X SMA/MA Model AKM
SOAL PTS GASAL KIMIA KELAS X SMA/MA Model AKMdasi anto
 
Persiapan PTS Gasal Kimia Kelas XII IPA SMA/MA Model Soal AKM
Persiapan PTS Gasal Kimia Kelas XII IPA SMA/MA Model Soal AKMPersiapan PTS Gasal Kimia Kelas XII IPA SMA/MA Model Soal AKM
Persiapan PTS Gasal Kimia Kelas XII IPA SMA/MA Model Soal AKMdasi anto
 
Bilangan kuantum Kimia Kelas 10 SMA/MA
Bilangan kuantum Kimia Kelas 10 SMA/MABilangan kuantum Kimia Kelas 10 SMA/MA
Bilangan kuantum Kimia Kelas 10 SMA/MAdasi anto
 
Modul Benzena kimia kelas xii sma
Modul Benzena kimia kelas xii sma Modul Benzena kimia kelas xii sma
Modul Benzena kimia kelas xii sma dasi anto
 
Modul Kimia Kelas X: Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
Modul Kimia Kelas X: Larutan Elektrolit dan Non-elektrolitModul Kimia Kelas X: Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
Modul Kimia Kelas X: Larutan Elektrolit dan Non-elektrolitdasi anto
 
Ringkasan kimia unsur Kelas XII SMA IPA
Ringkasan kimia unsur Kelas XII SMA IPARingkasan kimia unsur Kelas XII SMA IPA
Ringkasan kimia unsur Kelas XII SMA IPAdasi anto
 
SOAL LATIHAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) KIMIA KELAS XII
SOAL LATIHAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) KIMIA KELAS XIISOAL LATIHAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) KIMIA KELAS XII
SOAL LATIHAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) KIMIA KELAS XIIdasi anto
 
SOAL LATIHAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) KIMIA KELAS X
SOAL LATIHAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) KIMIA KELAS XSOAL LATIHAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) KIMIA KELAS X
SOAL LATIHAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) KIMIA KELAS Xdasi anto
 
Polimer (Pengembangan Pembelajaran HOTS: RPP, LKS)
Polimer (Pengembangan Pembelajaran HOTS: RPP, LKS)Polimer (Pengembangan Pembelajaran HOTS: RPP, LKS)
Polimer (Pengembangan Pembelajaran HOTS: RPP, LKS)dasi anto
 
Bentuk Molekul (Pegembangan Pembelajaran HOTS: RPP, LKS)
Bentuk Molekul (Pegembangan Pembelajaran HOTS: RPP, LKS)Bentuk Molekul (Pegembangan Pembelajaran HOTS: RPP, LKS)
Bentuk Molekul (Pegembangan Pembelajaran HOTS: RPP, LKS)dasi anto
 
MODUL Ikatan kimia (Materi kimia kelas x sma)
MODUL Ikatan kimia (Materi kimia kelas x sma)MODUL Ikatan kimia (Materi kimia kelas x sma)
MODUL Ikatan kimia (Materi kimia kelas x sma)dasi anto
 
Larutan Buffer (Penyangga) Kimia SMA Kelas XI Semester Genap
Larutan Buffer (Penyangga) Kimia SMA Kelas XI Semester GenapLarutan Buffer (Penyangga) Kimia SMA Kelas XI Semester Genap
Larutan Buffer (Penyangga) Kimia SMA Kelas XI Semester Genapdasi anto
 
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)dasi anto
 
Modul Bimbingan Belajar Persiapan UN dan USBN Mapel Kimia
Modul Bimbingan Belajar Persiapan UN dan USBN Mapel Kimia Modul Bimbingan Belajar Persiapan UN dan USBN Mapel Kimia
Modul Bimbingan Belajar Persiapan UN dan USBN Mapel Kimia dasi anto
 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bab polimer (kimia)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bab polimer (kimia)Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bab polimer (kimia)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bab polimer (kimia)dasi anto
 
Soal Ujian nasional (UN) kimia 2019.doc
Soal Ujian nasional (UN) kimia 2019.docSoal Ujian nasional (UN) kimia 2019.doc
Soal Ujian nasional (UN) kimia 2019.docdasi anto
 
Materi MAKROMOLEKUL (SMA), sub polimer
Materi MAKROMOLEKUL (SMA), sub polimerMateri MAKROMOLEKUL (SMA), sub polimer
Materi MAKROMOLEKUL (SMA), sub polimerdasi anto
 
MODUL STEM dan ICT in Education
MODUL STEM dan ICT in EducationMODUL STEM dan ICT in Education
MODUL STEM dan ICT in Educationdasi anto
 
SOAL Penilaian Akhir Tahun (PAT) Kimia Kelas XI IPA
SOAL Penilaian Akhir Tahun (PAT) Kimia Kelas XI IPASOAL Penilaian Akhir Tahun (PAT) Kimia Kelas XI IPA
SOAL Penilaian Akhir Tahun (PAT) Kimia Kelas XI IPAdasi anto
 
Prediksi USBN dan UN kimia 2018-2019
Prediksi USBN dan UN kimia 2018-2019Prediksi USBN dan UN kimia 2018-2019
Prediksi USBN dan UN kimia 2018-2019dasi anto
 

More from dasi anto (20)

SOAL PTS GASAL KIMIA KELAS X SMA/MA Model AKM
SOAL PTS GASAL KIMIA KELAS X SMA/MA Model AKMSOAL PTS GASAL KIMIA KELAS X SMA/MA Model AKM
SOAL PTS GASAL KIMIA KELAS X SMA/MA Model AKM
 
Persiapan PTS Gasal Kimia Kelas XII IPA SMA/MA Model Soal AKM
Persiapan PTS Gasal Kimia Kelas XII IPA SMA/MA Model Soal AKMPersiapan PTS Gasal Kimia Kelas XII IPA SMA/MA Model Soal AKM
Persiapan PTS Gasal Kimia Kelas XII IPA SMA/MA Model Soal AKM
 
Bilangan kuantum Kimia Kelas 10 SMA/MA
Bilangan kuantum Kimia Kelas 10 SMA/MABilangan kuantum Kimia Kelas 10 SMA/MA
Bilangan kuantum Kimia Kelas 10 SMA/MA
 
Modul Benzena kimia kelas xii sma
Modul Benzena kimia kelas xii sma Modul Benzena kimia kelas xii sma
Modul Benzena kimia kelas xii sma
 
Modul Kimia Kelas X: Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
Modul Kimia Kelas X: Larutan Elektrolit dan Non-elektrolitModul Kimia Kelas X: Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
Modul Kimia Kelas X: Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit
 
Ringkasan kimia unsur Kelas XII SMA IPA
Ringkasan kimia unsur Kelas XII SMA IPARingkasan kimia unsur Kelas XII SMA IPA
Ringkasan kimia unsur Kelas XII SMA IPA
 
SOAL LATIHAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) KIMIA KELAS XII
SOAL LATIHAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) KIMIA KELAS XIISOAL LATIHAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) KIMIA KELAS XII
SOAL LATIHAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) KIMIA KELAS XII
 
SOAL LATIHAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) KIMIA KELAS X
SOAL LATIHAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) KIMIA KELAS XSOAL LATIHAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) KIMIA KELAS X
SOAL LATIHAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) KIMIA KELAS X
 
Polimer (Pengembangan Pembelajaran HOTS: RPP, LKS)
Polimer (Pengembangan Pembelajaran HOTS: RPP, LKS)Polimer (Pengembangan Pembelajaran HOTS: RPP, LKS)
Polimer (Pengembangan Pembelajaran HOTS: RPP, LKS)
 
Bentuk Molekul (Pegembangan Pembelajaran HOTS: RPP, LKS)
Bentuk Molekul (Pegembangan Pembelajaran HOTS: RPP, LKS)Bentuk Molekul (Pegembangan Pembelajaran HOTS: RPP, LKS)
Bentuk Molekul (Pegembangan Pembelajaran HOTS: RPP, LKS)
 
MODUL Ikatan kimia (Materi kimia kelas x sma)
MODUL Ikatan kimia (Materi kimia kelas x sma)MODUL Ikatan kimia (Materi kimia kelas x sma)
MODUL Ikatan kimia (Materi kimia kelas x sma)
 
Larutan Buffer (Penyangga) Kimia SMA Kelas XI Semester Genap
Larutan Buffer (Penyangga) Kimia SMA Kelas XI Semester GenapLarutan Buffer (Penyangga) Kimia SMA Kelas XI Semester Genap
Larutan Buffer (Penyangga) Kimia SMA Kelas XI Semester Genap
 
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
 
Modul Bimbingan Belajar Persiapan UN dan USBN Mapel Kimia
Modul Bimbingan Belajar Persiapan UN dan USBN Mapel Kimia Modul Bimbingan Belajar Persiapan UN dan USBN Mapel Kimia
Modul Bimbingan Belajar Persiapan UN dan USBN Mapel Kimia
 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bab polimer (kimia)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bab polimer (kimia)Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bab polimer (kimia)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bab polimer (kimia)
 
Soal Ujian nasional (UN) kimia 2019.doc
Soal Ujian nasional (UN) kimia 2019.docSoal Ujian nasional (UN) kimia 2019.doc
Soal Ujian nasional (UN) kimia 2019.doc
 
Materi MAKROMOLEKUL (SMA), sub polimer
Materi MAKROMOLEKUL (SMA), sub polimerMateri MAKROMOLEKUL (SMA), sub polimer
Materi MAKROMOLEKUL (SMA), sub polimer
 
MODUL STEM dan ICT in Education
MODUL STEM dan ICT in EducationMODUL STEM dan ICT in Education
MODUL STEM dan ICT in Education
 
SOAL Penilaian Akhir Tahun (PAT) Kimia Kelas XI IPA
SOAL Penilaian Akhir Tahun (PAT) Kimia Kelas XI IPASOAL Penilaian Akhir Tahun (PAT) Kimia Kelas XI IPA
SOAL Penilaian Akhir Tahun (PAT) Kimia Kelas XI IPA
 
Prediksi USBN dan UN kimia 2018-2019
Prediksi USBN dan UN kimia 2018-2019Prediksi USBN dan UN kimia 2018-2019
Prediksi USBN dan UN kimia 2018-2019
 

Recently uploaded

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 

Recently uploaded (20)

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 

TERMOKIMIA

  • 1. 11 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil ‘alamiin.... Kata itulah yang dapat saya ucapkan sebagai Hamba Tuhan Yang Maha Esa. Atas nikmat kesehatan, kesempatan dan pertolonganNya semata akhirnya modul pembelajaran termokimia ini dapat terselesaikan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Kimia merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala atau perubahan zat di alam semesta yang sangat penting untuk dipelajari. Termasuk energi yang menyertai terjadinya reaksi. Besar kecilnya energi yang terlibat reaksi kimia dipepelajari dalam bab termokimia. Pada modul ini akan dipelajari materi-materi yang terkait termokimia. Misalnya: pengenalan reaksi eksotermik dan endotermik, jenis dan karakteristik entalpi sampai penentuan entalpi. Tujuan dari materi yang disajikan adalah untuk mensyukuri nikmat Tuhan yang telah menciptakan senyawa bentuk energi kimia yang sangat bermanfaat bagi manusia. Modul hidrokarbon ini diperuntukkan bagi siswa SMA kelas XI IPA semester ganjil. Proses pembelajaran memerlukan 12 jam pelajaran (12 x 45 menit) dengan harapan konsep belajar tuntas (Mastery Leraning) dapat tercapai. Di dalam modul ini juga disediakan soal-soal latihan dan evaluasi, memotivasi siswa untuk belajar dengan giat dan mandiri agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Modul yang saya susun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, masukan dari pengguna sangat diperlukan demi penyempurnaan modul ini. Penyusun Dasianto, S.Pd
  • 2. 11 DAFTAR ISI Kata pengantar .............................................................................................................................. 1 Daftar isi ........................................................................................................................................ 2 Glosarium....................................................................................................................................... 3 BAB 1 Pendahuluan ...................................................................................................................... A. Deskripsi modul ............................................................................................................. B. Prasyarat ....................................................................................................................... C. Petunjuk Penggunaan Modul......................................................................................... D. Tujuan ........................................................................................................................... E. Kompetensi .................................................................................................................... F. Cek Kemampuan ........................................................................................................... BAB 2 Materi Pembelajaran .......................................................................................................... Rencana Belajar Siswa ................................................................................................................. Kegiatan Belajar 1 ......................................................................................................................... Tujuan Kegiatan Blajar 1 ............................................................................................................... Materi Belajar 1 .............................................................................................................................
  • 3. 11 GLOSARIUM Sistem reaksi: zat yang terlibat reaksi kimia Lingkungan: segala sesuatu yang mempengaruhi sistem reaksi Entalpi: energi kimia yang tersimpan di dalam benda yang tidak dapat diukur secara pasti, namun perubahannya saja yang dapat ditentukan Reaksi eksotermik: reaksi pelepasan kalor oleh sistem reaksi Reaksi endotermik: reaksi penyerapan kalor oleh sistem reaksi Hukum Hess: hukum yang menjelaskan tata cara penentuan entalpi reaksi
  • 4. 11 BAB 1: PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul Modul pada kelas XI Semester ganjil ini bertujuan memberikan wawasan tentang hidrokarbon dan penggolongannya beserta berbagi ciri khas lainnya. Berikut ini cakupan materi pada modul ini: 1. Sistem dan lingkungan reaksi 2. Reaksi eksotermik dan endotermik 3. Perubahan entalpi dan jenis perubahan entalpi 4. Penentuan entalpi reaksi B. Prasyarat Agar siswa dapat memahami materi termokimia, diperlukan pemahaman ikatan kekuatan ikatan dan energi ikatan, dan stoikiometri reaksi C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Bagi siswa - Baca dan pahami dulu materi yang disajikan pada modul - Lakukan latihan yang ada di dalam modul - Setelah semua latihan dikerjakan, dan dikonsultasikan guru sudah benar, lanjutkan mengerjakan soal-soal evaluasi 2. Bagi guru - Proses pembelajaran dirancang sesuai urutan kegiatan belajar - Memberikan informasi awal tentang arah dan tujuan materi - Membimbing pada proses pembelajaran - Mengevaluasi dan membukukan hasil belajar siswa D. Tujuan 1. Tujuan akhir: setelah mempelajari modul ini, siswa diharapkan mampu mensyukuri, memahami, menjelaskan konsep termokimia serta mampu menyelsaikan persoalan yang berhubungan dengan bab termokimia 2. Tujuan antara: setelah mengikuti pembelajaran siswa diharapkan: a. Mampu membedakan sistem dan lingkungan reaksi b. Mampu membedakan reaksi eksotermik dan endotermik c. Mampu menjelaskan konsep entalpi dan jenis entalpi d. Mampu menghitung perubahan entalpi E. Kompetensi Dasar 1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis,
  • 5. 11 komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 3.4 Membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan hasil percobaan dan diagram tingkat energi. 3.5 Menentukan ∆H reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan 4.4 Merancang, melakukan, menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm 4. 5 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan penentuan ∆H suatu reaksi. F. Tes Kemampuan (terlampir)
  • 6. 11 BAB II: PEMBELAJARAN A. Rencana Belajar Peserta Didik 1. Kompetensi Dasar dan Indikator 1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. Indikator: 1.1.1 mensyukuri terciptanya senyawa karbon di alam semesta yang ditunjukkan oleh semangat dan antusian di dalam belajar. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. Indikator: 3.4 Membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan hasil percobaan dan diagram tingkat energi. 3.5 Menentukan ∆H reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan Indikator: 3.4.1 melalui percobaan, peserta didik dapat membedakan sistem dan lingkungan reaksi 3.4.2 melalui percobaan, peserta didik dapat membedakan reaksi eksotermik dan endotermik 3.5.1 melalui pengamatan, peserta didik dapat menjelaskan jenis entalpi 3.5.2 melalui percobaan, peserta didik dapat menentukan entalpi netralisasi standar 3.5.3 melalui data percobaan, peserta ddidik dapat menentukan entalpi reaksi menggunakan entalpi pembentukan standar, dan energi ikatan rata-rata 2. Rencana Pembelajaran Jenis kegiatan Tanggal Waktu Tempat belajar Alasan perubahan Tanda tangan guru Kegiatan Belajar 1 Tujuan Kegiatan Belajar 1: 1. melalui percobaan, peserta didik dapat membedakan sistem dan lingkungan reaksi
  • 7. 11 2. melalui percobaan, peserta didik dapat membedakan reaksi eksotermik dan endotermik Termokimia Mengapa sumber energi manusia disimpan dalam bentuk lemak dan bukan karbohidrat? Aerobik, tenis, angkat beban, jogging merupakan bentuk olahraga populer untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Pernahkan kita bertanya, darimanakah energi untuk melakukan kegiatan tersebut berasal? Yang mengejutkan, sebagian besar berasal dari lemak, yaitu sistem penyimpanan energi utama dalam tubuh. Selama olahraga, molekul lemak bereaksi dengan air (hidrolisis) membentuk golongan senyawa yang disebut asam lemak. Melalui sederet reaksi yang rumit, asam lemak diubah menjadi karbon doksida dan air. Energi yang dibebaskan dalam reaksi ini digunakan untuk menggerakkan otot. Asam lemak yang khas pada manusia adalah asam palmitat, CH3(CH2)14COOH. Pembakaran langsung asam palmitat di dalam kalorimeter bom menghasilkan produk yang sama dengan hasil metabolisme di dalam tubuh dan disertai dengan energi yang sangat besar, menurut persamaan: CH3(CH2)14COOH + 23O2 → 16CO2 + 16H2O ΔHo = -9.977 kJ. Jika dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon serupa, misalnya C16H34, energi pembakaran asam palmitat nilainya hampir sama. Kalor pembakaran C16H34 sebesar – 10.700 kJ. Lemak yang tersimpan di dalam tubuh kita yang merupakan sebagai bahan bakar utama, ternyata sebanding dengan bahan bakar jet di pesawat udara. Dalam kedua kasus ini, bahan bakar dapat menambah berat, tetapi dapat dibakar untuk menghasilkan sejumlah energi yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari. Namun demikian, pemecahan asam lemak memerlukan waktu lebih lama jika dibandingkan dengan pemecahan karbohidrat sederhana. Hal inilah yang menyebabkan manusia cenderung mengonsumsi gula (jus buah, permen, ) untuk mendapatkan energi secara cepat. Padahal pembakaran gula (sukrosa) sebesar 1 mol menghasilkan energi yang jauh lebih rendah (- 5.640 kJ/mol) dibandingkan dengan asam lemak. Sebagai perbandingan, perhatikan grafik entalpi pembakaran zat-zat yang memiliki jumlah atom C dan H yang sama berikut ini: C12H24 CH3(CH2)COOH ΔH = -7377 kJ C12H22O11 ΔH = -7926 kJ ΔH = -5640 kJ 12CO2 + 12 H2O Berdasarkan grafik tersebut, dapat kita simpulkan bahwa energi (entalpi) pembakaran terbesar dihasilkan oleh hidrokarbon, dan yang terendah dihasilkan oleh molekul gula. Sebagai sumber energi, lemak menghasilkan sekitar 9 kal/g (38 kJ/g). Sedangkan karbohidrat dan protein keduanya menghasilkan sekitar 4 kal/g (17 kJ/g). Dari data tersebut, jika seorang manusia ingin memiliki cadangan energi yang sama, misalnya 4,2 x 105 kJ, dan disimpan dalam bentuk lemak, maka perlu tambahan 11 kg berat badan dari berat semula. Namun jika disimpan dalam bentuk karbohidrat, memerlukan tambahan 25 kg berat badan. Oleh karena itu, kita harus bersyukur kepada Tuhan, bahwa cadangan energi disimpan dalam bentuk lemak dan bukan dalam bentuk karbohidrat. Seandainya dalam bentuk karbohidrat, semua orang akan mengalami kegemukan atau obesitas, dan
  • 8. 11 akan menghambat aktivitas sehari-hari. Hal inilah yang menyebabkan pentingnya termokimia dipeljari di SMA. A. Sistem dan Lingkungan Selama mempelajari termokimia (kalor yang menyertai reaksi kimia) selalu dibicarakan dua istilah penting, yaitu sistem dan lingkungan. Sistem merupakan obyek utama yang dipelajari, yaitu suatu zat yang terlibat di dalam reaksi kimia. Sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu yang langsung berpengaruh (bersentuhan) dengan sistem reaksi. Sebagai contoh adalah pencampuran asam klorida, HCl, dengan natrium hidroksida, NaOH, di dalam tabung reaksi terbuka. Untuk menentukan sistem dan lingkungan, perlu dituliskan dulu persamaan reaksi yang terlibat dalam percampuran, yaitu: HCl(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l). Sehingga sistem reasksinya adalah HCl, NaOH, H2O dan NaCl. Jika dipelajari lebih lanjut, ternyata tidak semua zat tersebut disebut sebagai sistem. Hal ini didasarkan pada reaksi ion yang terjadi: H+ (aq) + Cl- (aq) + Na+ (aq) + OH- (aq) → Na+ (aq) + Cl- (aq) + H2O(l) Apabila terdapat ion di kiri dan kanan reaksi ada yang sama, akan saling menghilangkan. Sehingga persamaan reaksi ion bersihyang terjadi adalah: H+ (aq) + OH- (aq) → H2O(l). Dengan demikan, sistem reaksi yang terdapat dalam reaksi di atas adalah H+ , OH- , dan H2O. Bagaimana dengan lingkungan reaksi? Lingkungan reaksi yang terdapat pada percampuran di atas adalah tabung reaksi dan udara di dalam tabung reaksi. Mengapa? Karena keduanya langsung bersentuhan dengan sistem dan mempengaruhi terjadinya reaksi kimia. Latihan soal: sebutkan sistem dan lingkungan reaksi pada: a. Melarutkan batu gamping, CaO, ke dalam air b. Mencampurkan larutan timbal(II) nitrat, Pb(NO3)2, dan kalium iodida, KI, untuk menghasilkan larutan kalium nitrat, KNO3, dan endapan timbal(II) iodida, PbI2. B. Reaksi Eksotermik dan Endotermik Reaksi kimia yang terkait dengan bab termokimia dikategorikan menjadi dua macam, yaitu reaksi eksotermik dan endotermik. Reaksi eksotermik terjadi jika sistem reaksi melepaskan sejumlah kalor (energi) menuju lingkungan. Reaksi ini ditandai dengan kenaikan suhu pada lingkungan. Sedangkan reaksi endotermik merupakan reaksi yang menyerap kalor (energi) lingkungan. Reaksi ini ditandai dengan menurunnya suhu lingkungan. Berikut ilustrasi reaksi eksotermik dan endotermik. Gambar (a) adalah reaksi eksotermik dan gambar (b) adalah reaksi endotermik.
  • 9. 11 Perbedaan reaksi eksotermik dan endotermik diberikan dalam tabel berikut ini: Endotermik Eksotermik Aliran energy Dari lingkungan menuju system Dari system menuju lingkungan Grafik Harga ∆H Bertanda + ∆H R < ∆H P Bertanda – ∆H R > ∆H P Untuk lebih memahami konsep sistem dan lingkungan, reaksi eksotermik dan endotemik, lakukan kegiatan berikut ini: Kegiatan 1: membedakan sistem dan lingkungan, serta reaksi eksotermik dan endotermik. Alat dan Bahan: - Tabung reaksi - Larutan cuka dapur - Termometer - Soda kue - Pengaduk - Batu gamping Cara Kerja: - Masukkan larutan cuka dapur ke dalam 2 tabung reaksi masing-masing hingga setengahnya - Ukur suhu larutan cuka - Masukkan 2 spatula soda kue ke dalam tabung pertama, dan sebongkah batu gamping ke tabung kedua - Ukur suhu campuran - Sentuh bagian luar tabung dengan menggunakan kulit punggung tangan Data Pengamatan: Tabung reaksi Suhu awal (o C) Suhu akhir (o C) Perubahan suhu (o C) Yang dirasakan kulit tangan 1 2 Analisis data: No Pertanyaan Analisis 1 Zat-zat yang terlibat reaksi dikatakan sebagai sistem. Apa sajakah yang termasuk sistem untuk reaksi di tabung pertama dan kedua? 2 Segala sesuatu yang ada ada di sekitar sistem, dan langsung mempengaruhinya disebut sebagai lingkungan. Apa sajakah yang termasuk lingkungan untuk reaksi di
  • 10. 11 tabung pertama dan kedua? 3 Suatu reasksi kimia (sistem) ada yang mampu melepas ada pula yang mampu menyerap kalor dari lingkungannya. a. Sistem reaksi manakah yang melepas kalor? Jelaskan! b. Sistem manakah yang menyerap kalor? Jelaskan? 4 Reaksi yang melibatkan kalor dikategorikan menjadi 2, yaitu eksotermik dan endotermik. Reaksi eksotermik, yaitu reaksi yang sistem reaksinya melepaskan kalor. Sedangkan reaksi endotermik adalah reaksi yang sistem reaksinya menyerap kalor. a. Reaksi manakah yang tergolong eksotermik?Jelaskan! b. Reaksi manakah yang tergolong endotermik?jelaskan! Kegiatan Belajar 2 Tujuan Kegiatan Belajar 2: 1. Menjelaskan jenis entalpi reaksi 2. Menjelaskan karakteristik entalpi C. Jenis Perubahan dan Karakteristik Entalpi Berdasarkan kegiatan di atas, reaksi kimia disertai dengan kalor (energi). Kalor atau energi reaksi kimia biasa dikenal sebagai entalpi (H), yang nilainya hanya bisa ditentukan dari perubahan zat sebelum dan sesudah reaksi. Sehingga, istilah yang sering digunakan untuk menjelaskan perubahan kalor (energi) adalah perubahan entalpi (ΔH). Berikut ini disajikan beberapa jenis perubahan entalpi 1. Entalpi pembentukan (ΔHf) dan entalpi pembentukan standar (ΔHf o ) Perubahan entalpi pembentukan (ΔHf) adalah entalpi yang menyertai pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya dalam fase gas. Sedangkan perubahan entalpi pembentukan standar (ΔHf o ) adalah entalpi yang menyertai pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya dalam fase gas. Contoh: a. N2(g) + 3H2(g) → 2 NH3(g) ΔHf = - x kJ b. ½ N2(g) + 3/2 H2(g) → 1 NH3(g) ΔHf o = - ½ x kJ/mol 2. Entalpi penguraian (ΔHd) dan entalpi penguraian standar (ΔHd o )
  • 11. 11 Perubahan entalpi penguraian (ΔHd) adalah entalpi yang menyertai penguraian senyawa menjadi unsur-unsurnya dalam fase gas. Sedangkan perubahan entalpi penguraian standar (ΔHd o ) adalah entalpi yang menyertai penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya dalam fase gas. Contoh: a. 2 NH3(g) → N2(g) + 3H2(g) ΔHd = + x kJ b. 1 NH3(g) → ½ N2(g) + 3/2 H2(g) ΔHd o = + ½ x kJ/mol 3. Entalpi pembakaran (ΔHc) dan entalpi pembakaran standar (ΔHc o ) Perubahan entalpi pembakaran (ΔHc) adalah entalpi yang menyertai pembakaran suatu zat. Sedangkan perubahan entalpi pembakaran standar (ΔHc o ) adalah entalpi yang menyertai pembakaran 1 mol zat. Contoh: a. 2C2H6(g) + 7O2(g) → 4CO2(g) + 6H2O(g) ΔHc = - x kJ b. 1C2H6(g) + 7/2 O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(g) ΔHc o = - ½ x kJ/mol 4. Entalpi netralisasi (ΔHn) dan entalpi netralisasi standar (ΔHn o ) Perubahan entalpi netralisasi (ΔHn) adalah entalpi yang menyertai reaksi netralisasi antara asam dan basa untuk membentuk molekul air. Sedangkan perubahan entalpi netralisasi standar (ΔHn o ) adalah entalpi yang menyertai reaksi netralisasi antara asam dan basa untuk membentuk molekul air. Contoh: a. 2HCl(aq) + Ba(OH)2(aq) → BaCl2(aq) + 2H2O(l) ΔHn = - x kJ b. HCl(aq) + ½ Ba(OH)2(aq) → ½ BaCl2(aq) + 1H2O(l) ΔHn o = - ½ x kJ/mol Latihan soal: identifikasi reaksi berikut, termasuk perubahan entalpi ada, dan termasuk standar atau tidak. No. Persamaan Termokimia Jenis Entalpi/Symbol 1 2CH4 + 4O2 → 2CO2 + 4H2O ∆H = - 50 kJ 2 C3H4(g) → 3C(g) + 2H2(g) ∆H = + 50 kJ 3 2C(g) + 2H2(g) → 2CH4(g) ∆H = - 100 kJ 4 1CH4(g) → C(g) + H2(g) ∆H = + 25 kJ 5 HCl(aq+ + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) ∆H = - 82 kJ 6 C(g) + 2H2(g) → 1CH4(g) ∆H = - 50 kJ Perubahan entalpi juga memiliki karakteristik yang khas. Karakteristik entalpi ada 3 macam, yaitu: 1. Apabila arah reaksi kimia dibalik, tanda perubahan entalpi juga akan dibalik. Contoh: a. N2(g) + 3H2(g) → 2 NH3(g) ΔH = - x kJ b. 2 NH3(g) → N2(g) + 3H2(g) ΔH = + x kJ 2. Jika reaksi kimia dilipatgandakan sebanyak n kali, nilai perubahan entalpi juga dilipatgandakan sebesar n kali a. N2(g) + 3H2(g) → 2 NH3(g) ΔH = - x kJ b. 2N2(g) + 6H2(g) → 4 NH3(g) ΔH = - 2x kJ 3. Jika ada dua buah reaksi kimia bisa dijumlahkan menjadi reaksi yang ketiga, nilai entalpi reaksi yang ketiga adalah jumlah dari entalpi reaksi pertama dan kedua.
  • 12. 11 Latihan soal: No Pertanyaan Jawaban 1 Diketahui persamaan termokimia: 2CH4 + 4O2 → 2CO2 + 4H2O ∆H = - 50 kJ Tentukan perubahan entalpi pada: a. CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O b. CO2 + 2H2O → CH4 + 2O2 c. Pembakaran 4 gram CH4 (Mr = 16 g/mol) 2 Diketahui persamaan termokimia: 2C + O2  2CO ∆H = - 60 kJ CO + ½ O2  CO2 ∆H = - 80 kJ Hitung ∆H untuk C + O2  CO2 Kegiatan Belajar 3 Tujuan Kegiatan Belajar 3: 1. Menentukan entalpi reaksi netralisasi 2. Menentukan entalpi dengan perhitungan (hukum Hess, Energi ikatan dan pembentukan standar) D. Penentuan Entalpi Reaksi Untuk menghitung perubahan entalpi reaksi dapat dlakukan dengan dua cara. Yaitu cara percobaan dan cara perhitungan. 1. Cara percobaan Penentuan entalpi reaksi dengan metode percobaan menggunakan alat yang disebut kalorimeter. Metode kalorimeter ini sangat mudah untuk menghitung entalpi reaksi netralisasi standar (ΔHn o ). Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah mencampurkan senyawa asam dan basa ke dalam kaloimeter, dan mengukur selisih suhu sebelum dan sesudah percampuran. Berikut cara menghitung entalpi reaksi. Q = m.c.ΔT Dengan Q adalah kalor reaksi (J), m adalah massa campuran asam dan basa (g), c adalah kalor jenis air (4,18 J/g.K) dan ΔT adalah selisih suhu sebelum dan sesudah reaksi. Selanjutnya mencari hubungan Q dengan ΔHn o , dengan persamaan: , mol air didapatkan dari proses stoikiometri asam dan basa. Tanda + digunakan untuk membedakan reaksi eksotermik atau endotermik. Jika suhu naik, berarti terjadi reaksi eksotermik dan ΔH bertanda negatif. Jika suhu turun, berarti terjadi reaksi endotermik dan ΔH bertanda positif.
  • 13. 11 Metode kalorimeter memiliki kelemahan, yaitu adanya kalor reaksi yang hilang. Hal ini disebabkan sistem reaksinya tidak terisolasi. Agar hasil lebih maksimal, digunakan kalometer bom. Penggunaan alat ini tidak hanya untuk netralisasi, namun juga bisa untuk entalpi pembakaran. Berikut gambar kalorimeter bom. Perbedaan analisis hanya pada perhitungan kalor (Q) reaksi, karena kalor jenis kalorimeter sangat menentukan. Rumus yang dipakai untuk menghitung kalor reaksi adalah: Q = m.c. ΔT + Ckalorimeter. ΔT Contoh soal: sebanyak 50 mL KOH 0,1 M dicampur dengan 50 mL HCl 0,1 M di dalam kalorimeter. Jika terjadi kenaikan suhu sebesar 10o C, dan massa jenis larutan dianggap sama dengan massa jenis air (1 g/mL), serta kalor jenis air adalah 4,18 J/g.K, tentukan ΔHn o reaksi tersebut. Jawab: volume campuran = 50 mL + 50 mL = 100 mL. Jika massa jenis 1 g/mL, maka massa campuran adalah 100 gram. Q = m.c. ΔT Q = 100 g x 4,18 J/g.K x 10 K Q = 4.180 J atau Q = 4,18 kJ Mol KOH = M x V(L) = 0,1 x 0,05 = 0,005 mol Mol HCl = M x V(L) = 0,1 x 0,05 = 0,005 mol KOH(aq) + HCl(aq) → KCl(aq) + H2O(l) Mula-mula: 0,005 mol 0,005 mol Reaksi: 0,005 mol 0,005 mol 0,005 mol 0,005 mol Sisa: 0 0 0,005 mol 0,005 mol ΔHn o = - Q/mol air (suhu naik, reaksi eksotermik, entalpi bertanda negatif) ΔHn o = - 4,18 kJ/0,005 mol = - 836 kJ/mol Latihan soal: Pertanyaaan Jawaban Seorang siswa melakukan percobaan untuk menentukan kalor netralisasi zat. Dia mencampurkan 100 mL NaOH 0,1 M dan 100 mL HCl 0,1 M. Suhu NaOH dan HCl sebelum dicampur adalah 25o C, setelah dicampur suhunya berubah menjadi 35o C. Jika kalor jenis air 4,2 J/g.o C, tentukan kalor netralisasi standarnya! 2. Cara perhitungan
  • 14. 11 Penentuan entalpi reaksi dengan cara perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan data entalpi pembentukan standar, energi ikatan rata-rata maupun menggunakan hukum Hess. a. Menggunkan entalpi pembentukan standar (ΔHf o ) Setiap senyawa memiliki entalpi pembentukan standar. Apabila reaksi kimia melibatkan beberapa senyawa, entalpi reaksinya pun dapat dihitung. Rumus yang digunakan adalah: Contoh: diberikan data ΔHf o CH4 = -75 kJ/mol, ΔHf o CO2 =- 394 kJ/mol dan ΔHf o H2O = - 286 kJ/mol. Hitunglah kalor reaksi pada: CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O Penyelesaian: ΔHr o = ΔHƩ f o produk - ΔHƩ f o reaktan ΔHr o = [ΔHf o CO2 + 2 ΔHf o H2O] – [ΔHf o CH4] ΔHr o = [-394 + 2(-286)] – [-75] ΔHr o = - 891 kJ/mol Latihan soal: Pertanyaan Jawaban Diketahui ∆Ho f C2H6 = - 200 kJ/mol, ∆Ho f CO2 = - 320 kJ/mol dan ∆Ho f H2O = - 180 kJ/mol. Hitung ∆H untuk reaksi pembakaran C2H6. C2H6 + O2 → CO2 + H2O (belum setara) b. Menggunkan energi ikatan rata-rata (Do ) Apabila atom bergabung untuk membentuk unsur diatomik atau senyawa, pasti melibatkan suatu ikatan kimia. Setiap ikatan kimia memiliki sejumlah energi tertentu. Energi ikatan rata- rata inipun akan berubah apabila terjadi reaksi kimia. Rumus yang digunakan untuk menghitung entalpi reaksi berdasarkan energi ikatan rata-rata adalah sebagai berikut: Contoh soal: diketahui energi ikatan rata-rata dari C – H = 415 kJ/mol, C = C = 607 kJ/mol, C – C = 348 kJ/mol, H – H = 436 kJ/mol. Hitunglah entalpi reaksi adisi etena untuk menghasilkan etana berikut ini: Penyelesaian: ΔHr o = DƩ o reaktan – DƩ o produk
  • 15. 11 ΔHr o = [4(C-H) + C=C + H-H] – [6(C-H) + C-C] ΔHr o = [4(415) + 607+ 436] – [6(415) + 348] ΔHr o = - 135 kJ/mol Latihan soal: Pertanyaan Jawaban Diketahui: C – H = 222 kJ O = O = 360 kJ C – C = 160 kJ C – O = 480 kJ O – H = 444 kJ Hitung ∆H untuk pembakaran gas propana C3H8 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O c. Hukum Hess Menurut Henry Germain Hess, perubahan entalpi reaksi hanya tergantung pada keadaan awal (pereaksi) dan keadaan akhir (produk) dan tidak tergantung jalannya reaksi. Padahal reaksi kimia/peristiwa yang terjadi di alam semesta jarang yang berlangsung hanya satu jalan, namun bisa banyak jalan. Misalnya reaksi pembentukan gas belerang trioksida (SO3) dari unsur-unsurnya yang melalui dua tahap. S(s) + O2(g) → SO2(g) ∆H = - 300 kJ (tahap 1) 2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g) ∆H = - 190 kJ (tahap 2) Jika kedua tahap tersebut dijumlahkan akan menghasilkan reaksi berikut ini. 2S(s) + 3O2(g) → 2SO3(g) Sesusi dengan karakteristik entalpi di bagian terdahulu entalpi reaksi di atas juga bisa ditentukan. Cara penentuannya bisa dengan tiga cara, yaitu: 1). Metode penjumlahan. Strateginya, reaksi yang ditanyakan tulis sebagai hasil penjumlahan, kemudian reaksi yang diketahui disesuaikan dengan kebutuhan (gunakan karakteristik entalpi diperlukan untuk mengerjakan). 2S(s) + 2O2(g) → 2SO2(g) ∆H = - 600 kJ 2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g) ∆H = - 190 kJ + 2S(s) + 3O2(g) → 2SO3(g) ∆H = - 790 kJ 2). Metode siklus energi. Strategi membuat siklus adalah sebagai berikut: - tentukan reaksi utama (yaitu yang memiliki senyawa terbanyak) - hubungkan reaksi lain dengan reaksi utama - entalpi yang arah reaksinya searah dijumlahkan ΔH3 = ΔH1 + ΔH2 ΔH3 = (- 600) + (- 190) = - 790 kJ 3). Metode diagram tingkat energi. Stategi membuat diagram tingkat energi: 2SO2 (g) + O2 (g) 2SO3 (g) 2S(s) + 3O2 (g) ∆H1 = - 600 ∆H3 = ? ∆H2 = - 190
  • 16. 11 - reaksi eksotermik digambarkan ke arah bawah - reaksi endotermik digambarkan ke arah atas Kegiatan Belajar 4 Tujuan Kegiatan Belajar 4: 1. Menyelesaikan latihan soal bab termokimia E. Evaluasi 1. Seorang siswa mengisi lima buah gelas kimia dengan 50 mL air yang suhunya 25o C. setelah dimasukkan suatu zat pada masing-masing gelas terjadi perubahan suhu seperti gambar berikut: Gambar yang menunjukkan reaksi eksoterm adalah.. a. 1 dan 2 c. 2 dan 4 e. 2 dan 3 b. 1 dan 3 d. 4 dan 5 2. Pernyataan yang benar untuk reaksi: 2CO + O2 → 2CO2 ∆H = x kJ adalah… a. Kalor pembentukan CO = 2x kJ/mol b. Kalor penguraian CO = x kJ/mol c. Kalor pembakaran CO = ½ x kJ/mol d. Kalor pembakaran CO = 2x kJ/mol e. Kalor pembentukan CO2 = ½ x kJ/mol 3. Diketahui reaksi: 2S + 3O2  2SO3 ∆H = -800 kJ. Jika suatu saat reaksi tersebut hanya menghasilkan 200 kJ, maka gas SO3 yang terbentuk pada kondisi di mana 10 L gas nitrogen massanya 7 gram adalah … L (Ar S = 32, O = 16, H = 1, N = 14) a. 10 c. 20 e. 40 b. 11,2 d. 22,4 4. Bila 2,3 gram dimetil eter (Mr = 46) dibakar pada tekanan tetap, kalor yang dilepaskan adalah 82,5 kJ. Berdasarkan data tersebut, kalor pembakaran dimetil eter adalah… kJ/mol. a. – 413 c. – 825 e. – 1650 b. + 825 d. + 1650 5. Diketahui data: 2H2 + O2  2H2O ∆H = - 571 kJ 2Ca + O2  2CaO ∆H = - 1269 kJ CaO + H2O  Ca(OH)2 ∆H = - 64 kJ Maka, entalpi pembentukan Ca(OH)2 adalah… a. – 984 kJ/mol d. – 856 kJ/mol b. – 1966 kJ/mol e. – 1904 kJ/mol c. – 1161 kJ/mol 6. Diketahui persamaan termokimia: C(s) + 2H2(g)  CH4 ∆H = - 18 kJ C(s)  C(g) ∆H = 170 kJ H2(g)  2H(g) ∆H = 104 kJ Energy ikatan rata-rata C-H adalah…kJ a. – 4,5 c. – 99 e. + 73 b. + 4,5 d. + 99 7. Diketahui: ∆Hf o H2O = - 242 kJ/mol ∆Hf o CO2 = - 394 kJ/mol ∆Hf o C2H2 = 52 kJ/mol Maka kalor pembakaran 52 gram gas etuna (C2H2) adalah…kJ. (Ar C = 12, H = 1) a. 391,2 c. 1082 e. 4328 b. 432,8 d. 2164 8. Diketahui: CS2 + 3O2 → CO2 + 2SO2 ∆H = -1.110 kJ CO2 → C + O2 ∆H = + 394 kJ SO2 → S + O2 ∆H = + 297 kJ Maka, kalor pembentukan CS2 adalah… a. + 122 kJ c. + 419 kJ e. + 906 kJ b. – 122 kJ d. – 419 kJ 2S(s) + 3O2 (g) 2SO3 (g) 2SO2 (g) + O2 (g) ΔH1 = - 600 kJ ΔH2 = - 190 kJ ΔH3 = ? ΔH3 = ΔH1 + ΔH2 ΔH3 = (-600) + (-190) ΔH3 = - 790 kJ
  • 17. 11 9. Reaksi 3 gram magnesium (Ar = 24) dengan gas nitrogen (Ar = 14) berlebih menghasilkan Mg3N2. Pada keadaan standar, proses tersebut melepaskan kalor sebesar 28 kJ. Maka entalphi pembentukan standar Mg3N2 adalah….kJ/mol a. – 75 c. – 244 e. – 672 b. – 177 d. – 350 10. Diketahui energy ikatan: C – F = 439 kJ/mol F – F = 159 kJ/mol C – Cl = 330 kJ/mol Cl – Cl = 243 kJ/mol Panas reaksi untuk: CF2Cl2 + F2 → CF4 + Cl2 adalah…kJ a. + 136 c. – 320 e. – 622 b. + 302 d. + 622 11. Diketahui: ∆Hf o H2O = - 242 kJ/mol ∆Hf o CO2 = - 394 kJ/mol ∆Hf o C2H2 = 52 kJ/mol Maka kalor pembakaran 52 gram gas etuna (C2H2) adalah…kJ. (Ar C = 12, H = 1) a. 391,2 c. 1082 e. 4328 b. 432,8 d. 2164 12. Pembakaran glukosa dalam tubuh manusia menurut persamaan: C6H12O6 + 6O2  6H2O + 6CO2 ∆H = -2820 kJ Dengan menganggap semua glukosa terurai menjadi air dan karbon dioksida, serta semua kalor yang dihasilkan digunakan manaikkan suhu badan, seseorang dengan berat badan 75 kg (kapasitas kalor spesifik 4 J/K g), yang mengkonsumsi 18 gram glukosa (Mr = 180), akan mengalami kenaikan suhu badan sebesar… K a. 0,4 c. 1,88 e. 3,86 b. 0,94 d. 3,86 13. Perhatikan berbagai hasil percobaan berikut: 1) Serbuk NH4Cl + serbuk Ca(OH)2, timbul gas berbau tidak sedap disertai penurunan suhu 2) Pita magnesium + larutan H2SO4, pita magnesium larut disertai kenaikkan suhu 3) Pita tembaga + serbuk belerang, tidak terjadi perubahan, tetapi berubah menjadi zat padat hitam setelah dipanaskan; reaksi berlanjut ketika pemanasan dihentikan 4) Gas N2O4 yang tidak berwarna berubah menjadi coklat jika dipanaskan; jika pemanasan dihentikan, perlahan-lahan kembali tidak berwarna. Proses yang tergolong reaksi endoterm adalah a. 1 dan 3 c. 1 dan 4 e. 2 dan 4 b. 3 dan 4 d. 2 dan 3 14. Perhatikan diagram tingkat energy berikut: Besarnya perubahan entalphi pembentukan ZnSO4 dari ZnS adalah…. a. + 983 c. – 777 e. + 206 b. + 777 d. – 983 15. Jika C(grafit) + O2  CO2 ∆H = 313,5 kJ. Maka besarnya perubahan entalpi (ΔH) untuk penguraian 88 gram gas CO2 menjadi unsur- unsurnya adalah …. a. – 627,0 kJ c. – 313,5 kJ e. – 156,7 kJ b. + 313,5 kJ d. + 627,0 kJ 16. Diagram tahap reaksi pembentukan gas SO3 : Berdasarkan diagram di atas harga ∆H2 adalah .. a. 790,4 kJ c. 593,8 kJ e. 196,6 kJ b. -196,6 kJ d. -593,8 kJ 17. Diketahui energi ikatan rata-rata: C = C : 839 kJ/mol C – C : 343kJ/mol H – H : 436 kJ/mol C – H : 410 kJ/mol Perubahan entalpi yang terjadi pada reaksi : CH3 – C = CH + 2H2 → CH3 – CH2 – CH3 sebesar ... a. +272 kJ/mol d. + 136 kJ/mol b. – 272 kJ/mol e. –181,3 kJ/mol c. – 136 kJ/mol 18. Data energy ikatan rata-rata: C – C : 348 kJ/mol C = O : 799 kJ/mol C – H : 414 kJ/mol O = O : 495 kJ/mol C – O : 358 kJ/mol O – H : 463 kJ/mol Spiritus yang mengandung etanol dibakar dengan persamaaan reaksi: CH3 – CH2OH + 3O2 → 2CO2 + 3H2O. Entalphi reaksi tersebut adalah…kJ a. – 6710 c. + 1250 e. - 1250 b. – 3355 d. + 6710 19. Perhatikan diagram berikut:
  • 18. 11 Maka harga x adalah… a. – 197 c. – 1383 e. – 1970 b. + 197 d. + 1383 20. Pembakaran 32 gram metana (Mr = 16) dalam calorimeter menyebabkan suhu calorimeter naik dari 25,5o C menjadi 90,5o C. Jika calorimeter berisi 4 liter air dan Cair = 4,2 J/go C serta Ckalorimeter = 0, maka entalphi pembakaran gas metana tersebut adalah… a. – 546 kJ/mol d. + 546 kJ/mol b. – 273 kJ/mol e. – 1.092 kJ/mol c. + 273 kJ/mol F. Daftar Pustaka Chang, R. 2010. Chemistry 10th Edition. New York: McGraw-Hill Companies. Dasianto, dkk. 2009. Worksheet Kimia XI IPA. Malang: Workshet Kimia SMAN 3 Malang. Effendy. 2008. A-Level Chemistry for Senior High School Student Vol. 2A. Malang:Bayu Media. Haryanto. 2008. Worksheet: Thermochemistry. Worksheet di SMAN 3 Malang. Petrucci, dkk. 2011. Kimia Dasar: Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern Jilid 1. Terjemahan:Prof. Suminar Setiadi Achmadi. Jakarta: Erlangga. Sudarmo, U. 2014. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:Erlangga. Syarifuddin & Murniasih. 2014. Modul Kimia Untuk Semester Ganjil SMA/MA. Malang: Modul Pembelajaran Kimia SMAN 3 Malang Tahun 2014-2015. Utami, dkk. 2009. Kimia Untuk SMA Kelas X SMA/MA. Jakarta: BSE DEPDIKNAS. Wijaya, H.W.. 2009. Ringkasan Kimia SMA: Termokimia. Malang: Modul Pada Bimbel Logos.
  • 19. 11 Kunci jawaban evaluasi 1 6 11 16 2 7 12 17 3 8 13 18 4 9 14 19 5 10 15 20