SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Mata Kuliah : PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN (KLOROFIL) DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
OLEH :
NAMA : LINDA ROSITA
NIM : 4173131020
JURUSAN : KIMIA
PROGRAM : S-1 PENDIDIKAN
KELOMPOK : V (LIMA)
TGL PELAKSANAAN : 22 NOVEMBER 2019
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
I. JUDUL PERCOBAAN : PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN (KLOROFIL) DENGAN
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
II. PEMBAHASAN MATERI
Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan metode analisa yang cukup sederhana karena
dapat menetukan jumlah komponen yang ada pada suatu bahan, bahkan dapat pula
mengidetifikasi komponen-komponen tersebut (Soebagio, 2002). Kromatografi lapis
tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin dideteksi dengan
memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran.
Pada kromatografi, komponen-komponen yang akan dipisahkan antara dua fase yaitu fase
diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak
akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam
akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih
cepat (Khopkar, 1990).
Prinsip kerja KLT memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel
dengan pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dalam bentuk
plat silica dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan. Larutan
atau campuaran larutan yang digunakan dinamakan eluen. Semakin dekat kepolaran antara
sampel dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase geraknya tersebut (Vogel.
1994).
Fase diam (adsorben) contohnya silika gel (asam silikat), alumina (aluminium oksida),
kieslguhr (diatomeous earth), dan selulosa (Syahmani, 2017). Dari keempat jenis adsorben
tersebut, yang paling banyak dipakai ialah silika gel dan masing-masing terdiri dari beberapa
jenis yang mempunyai nama perdagangan bermacam-macam. Silika gel ini menghasilkan
perbedaan dalam efek pemisahan yang tergantung kepada cara pembuatannya. Selain itu
harus diingat bahwa penyerap yang berpengaruh nyata terhadap daya pemisahnya.
Berikut ini merupakan langkah - langkah dalam menentukan jenis pigmen dengan
menggunakan Kromatografi Lapis Tipis :
1. Penyediaan pelat silika gel sebagai fase tetap.
2. Pembuatan kromatogram, bagian bawah dan bagian atas pelat dibuat garis horizontal
dengan jarak 1 cm dari ujung bawah dan 1 cm dari ujung atas. Pada garis awal dibuat spot
dan ditotolkan larutan pigmen yang akan dianalisis menggunakan pipet kapiler.
3. Pelat kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi eluen. Eluen yang digunakan
adalah Petroleum Eter : Aseton (80:20)
4. Setelah eluen naik sampai batas yang ditetapkan, pelat silika diangkat dari bejana, spot-
spot yang terlihat ditentukan nilai Rf. Penentuan nilai Rf dilakukan dengan membagi
jarak yang ditempuh oleh senyawa dari titik asal dengan jarak yang ditempuh pelarut dari
titik asal (Sastrohamidjojo, 1991).
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Dalam praktikum ini, ekstrak awal daun pandan dilarutkan petroleum eter dan etanol.
Ekstrak daun pandan dilarutkan dengan benzene dan aseton 7:3 sebagai eluen polar. Eluen ini
dipilih karena pada saat di elusi dengan eluen tersebut lempeng menunjukkan noda yang baik.
Eluen yang merupakan fase gerak (mobile phase) akan membawa komponen kimia untuk
melewati penjerap (silika gel) pada lempeng dan memberikan noda yang diukur Rf-nya. Suatu
adsorben diaktifkan untuk menghindari kandungan air yang masih tertinggal di dalamnya.
Apabila terdapat kandungan air dikhawatirkan akan mengganggu partisi dari senyawa-
senyawa dalam suatu ekstrak. Hal ini berkaitan dengan terganggunya partisi senyawa akibat
adanya kepolaran yang berbeda dari senyawa. Kepolaran yang tinggi oleh air dapat
mempengaruhi tinggi noda terpartisi berbeda. Kepolaran air yang tinggi ini dapat
menyebabkan senyawa dengan tingkat kepolaran lebih rendah akan terpartisi lebih tinggi oleh
adanya ikatan dengan silika. Senyawa yang dapat membentuk ikatan hidrogen akan melekat
pada silika gel lebih kuat dibanding senyawa lainnya.
Fase diam yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah silika gel. Namun, pada
permukaan gel silika, atom silikon berikatan dengan gugus-OH. Jadi, pada permukaan silika
gel terdapat ikatan Si-O-H (gugus silanol) selain Si-O-Si (gugus siloxan). Permukaan silika
gel sangat polar. Oleh karena itu gugus-OH ini dapat membentuk ikatan hidrogen dengan
senyawa-senyawa yang agak polar sampai sangat polar. Sifat ini menguntungkan karena
dengan demikian fase diam ini dapat berinteraksi dengan fase gerak dan solut yang agak polar
maupun yang polar (Vogel, (1994).
Pada percobaan ini, dilanjutkan dengan perhitungan nilai Rf untuk masing-masing spot
yang diperoleh. Nilai Rf (retaration factor) berperan untuk membantu mengidentifikasi zat-zat
yang ada. Di mana pada daun pandan diperoleh 4 nilai Rf dari 4 spot yang masing-masing
sebesar 0,49; 0,60; 0,81 dan 0,86; sedangkan untuk pewarna makanan ungu diperoleh 2 spot
sehingga nilai Rf yang didapatkan adalah 0,23; dan 0,30. Terjadi perbedaan jumlah spot
dipengaruhi oleh tingkat adsorpsi dari fasa diam terhadap eluen serta komposisi/tingkat
kepolaran dari masing-masing komponen eluen denagn kecepatan pemisahan dan daya serap
yang berbeda.
Pada dasarnya, pemisahan senyawa-senyawa dalam kromatogram dipengaruhi oleh
bagaimana kelarutan senyawa dalam pelarut, tergantung pada bagaimana besar antaraksi
antara molekul-molekul senyawa dengan pelarut serta bagaimana senyawa melekat pada fasa
diam yang tergantung pada antar aksi aenyawa dengan fasa diam. Dalam proses analisis
spot/pemisahan zat, chamber yang berisi eluen dijenuhkan dan ditutup dengan tujuan agar
pelarut yang digunakan tidak menguap, karena hal itu nantinya dapat mempengaruhi proses
pemisahan.
Dari percobaan ini, makin tinggi nilai Rf yang diperoleh maka makin rendah tingkat
polaritas dari zat tersebut. Karena secara konsep makin tinggi kepolaran dari suatu zat, maka
fasa diam yang tersusun atas alumina dan serbuk selulosa yang merupakan senyawa polar
akan saling berikatan dan membentuk ikatan yang sangat kuat sehingga jarak spot akan makin
kecil dan menyebabkan nilai Rf yang semakin rendah.
III. DAFTAR PUSTAKA
Suryani, C.L., (2017). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Pandan (Pandanus
Amaryllifolius) Dan Fraksi-Fraksinya. Jurnal Agritech. Vol 37(3). 271-279. ISSN : 0216-
0455.
Syahmani. L., (2017). Penggunaan Kittin Sebagai Alternative Fase Diam Kromatografi Lapis
Tipis Dalam Praktikum Kimia Organic. Jurnal Vidya Karya. Vol 32(1). 1-11.
Khopkar, S.M (1990). Konsep dasar kimia analitik. Jakarta. UI Press.
Vogel., (1994), Kimia Kuantitatif Anorganik, Buku kedokteran, Jakarta.
Soebagio., (2002), Kimia Analitik, Universitas Negeri Makassar Fakultas MIPA, Makassar.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Ppt konduktometri
Ppt konduktometriPpt konduktometri
Ppt konduktometri
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 
anorganik Belerang
anorganik Belerang anorganik Belerang
anorganik Belerang
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
 
Halogen
HalogenHalogen
Halogen
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
 
Identifikasi anion co3, hco3, tiosulfat copy
Identifikasi anion co3, hco3, tiosulfat   copyIdentifikasi anion co3, hco3, tiosulfat   copy
Identifikasi anion co3, hco3, tiosulfat copy
 
Perc 3 kuat medan ligan
Perc 3   kuat medan liganPerc 3   kuat medan ligan
Perc 3 kuat medan ligan
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Kimia Analitik I
Kimia Analitik IKimia Analitik I
Kimia Analitik I
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Penentuan kadar asam cuka
Penentuan kadar asam cukaPenentuan kadar asam cuka
Penentuan kadar asam cuka
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
 
Spektrometri massa
Spektrometri massaSpektrometri massa
Spektrometri massa
 

Similar to PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS

Similar to PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS (20)

Klt ku
Klt kuKlt ku
Klt ku
 
Kromatografi kertas
Kromatografi kertasKromatografi kertas
Kromatografi kertas
 
Kromatografi kertas
Kromatografi kertasKromatografi kertas
Kromatografi kertas
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
 
Ppt presentasi
Ppt presentasiPpt presentasi
Ppt presentasi
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Kromatografi2
Kromatografi2Kromatografi2
Kromatografi2
 
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi PartisiMakalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
 
Laporan tlc
Laporan tlcLaporan tlc
Laporan tlc
 
Bahan kuliah kromatografi
Bahan kuliah kromatografiBahan kuliah kromatografi
Bahan kuliah kromatografi
 
Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Kromatografi-ppt
Kromatografi-ppt Kromatografi-ppt
Kromatografi-ppt
 
pemisahan campuran.pptx
pemisahan campuran.pptxpemisahan campuran.pptx
pemisahan campuran.pptx
 
Kromatografi kertas & kromatografi lapis tipis b4
Kromatografi kertas & kromatografi lapis tipis b4Kromatografi kertas & kromatografi lapis tipis b4
Kromatografi kertas & kromatografi lapis tipis b4
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
2. Jenis-jenis kromatografi.ppt
2. Jenis-jenis kromatografi.ppt2. Jenis-jenis kromatografi.ppt
2. Jenis-jenis kromatografi.ppt
 
RESUME KLT PCT tentang Kromatografi lapis tipis
RESUME KLT PCT tentang Kromatografi lapis tipisRESUME KLT PCT tentang Kromatografi lapis tipis
RESUME KLT PCT tentang Kromatografi lapis tipis
 
Sol gel
Sol gelSol gel
Sol gel
 

More from Linda Rosita

CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTWCJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTWLinda Rosita
 
ANALISIS INSTRUMEN TES
ANALISIS INSTRUMEN TESANALISIS INSTRUMEN TES
ANALISIS INSTRUMEN TESLinda Rosita
 
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...Linda Rosita
 
PPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
PPT POWER POINT UNSUR NITROGENPPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
PPT POWER POINT UNSUR NITROGENLinda Rosita
 
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYAMAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYALinda Rosita
 
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYACBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYALinda Rosita
 
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUMPROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUMLinda Rosita
 
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIANPENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIANLinda Rosita
 
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASIKONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASILinda Rosita
 
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASALinda Rosita
 
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIAANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIALinda Rosita
 
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASALinda Rosita
 
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASALinda Rosita
 
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROPREKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROPLinda Rosita
 
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERALTERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERALLinda Rosita
 
Kromatografi vakum cair
Kromatografi vakum cairKromatografi vakum cair
Kromatografi vakum cairLinda Rosita
 
PEMISAHAN ZONE MELTING
PEMISAHAN ZONE MELTINGPEMISAHAN ZONE MELTING
PEMISAHAN ZONE MELTINGLinda Rosita
 
ISU PENCEMARAN AIR SUNGAI DELI
ISU PENCEMARAN AIR SUNGAI DELIISU PENCEMARAN AIR SUNGAI DELI
ISU PENCEMARAN AIR SUNGAI DELILinda Rosita
 

More from Linda Rosita (20)

CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTWCJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
 
ANALISIS INSTRUMEN TES
ANALISIS INSTRUMEN TESANALISIS INSTRUMEN TES
ANALISIS INSTRUMEN TES
 
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
 
PPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
PPT POWER POINT UNSUR NITROGENPPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
PPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
 
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYAMAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
 
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYACBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
 
CBR BORON
CBR BORONCBR BORON
CBR BORON
 
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUMPROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
 
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIANPENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN
 
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASIKONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
 
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
 
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIAANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
 
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
 
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
 
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROPREKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
 
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERALTERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
 
Kromatografi vakum cair
Kromatografi vakum cairKromatografi vakum cair
Kromatografi vakum cair
 
PEMISAHAN ZONE MELTING
PEMISAHAN ZONE MELTINGPEMISAHAN ZONE MELTING
PEMISAHAN ZONE MELTING
 
CBR ZONE MELTING
CBR ZONE MELTINGCBR ZONE MELTING
CBR ZONE MELTING
 
ISU PENCEMARAN AIR SUNGAI DELI
ISU PENCEMARAN AIR SUNGAI DELIISU PENCEMARAN AIR SUNGAI DELI
ISU PENCEMARAN AIR SUNGAI DELI
 

Recently uploaded

materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 

Recently uploaded (8)

materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 

PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Mata Kuliah : PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN (KLOROFIL) DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS OLEH : NAMA : LINDA ROSITA NIM : 4173131020 JURUSAN : KIMIA PROGRAM : S-1 PENDIDIKAN KELOMPOK : V (LIMA) TGL PELAKSANAAN : 22 NOVEMBER 2019 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN
  • 2. I. JUDUL PERCOBAAN : PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN (KLOROFIL) DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS II. PEMBAHASAN MATERI Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan metode analisa yang cukup sederhana karena dapat menetukan jumlah komponen yang ada pada suatu bahan, bahkan dapat pula mengidetifikasi komponen-komponen tersebut (Soebagio, 2002). Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran. Pada kromatografi, komponen-komponen yang akan dipisahkan antara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat (Khopkar, 1990). Prinsip kerja KLT memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dalam bentuk plat silica dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan. Larutan atau campuaran larutan yang digunakan dinamakan eluen. Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase geraknya tersebut (Vogel. 1994). Fase diam (adsorben) contohnya silika gel (asam silikat), alumina (aluminium oksida), kieslguhr (diatomeous earth), dan selulosa (Syahmani, 2017). Dari keempat jenis adsorben tersebut, yang paling banyak dipakai ialah silika gel dan masing-masing terdiri dari beberapa jenis yang mempunyai nama perdagangan bermacam-macam. Silika gel ini menghasilkan perbedaan dalam efek pemisahan yang tergantung kepada cara pembuatannya. Selain itu harus diingat bahwa penyerap yang berpengaruh nyata terhadap daya pemisahnya. Berikut ini merupakan langkah - langkah dalam menentukan jenis pigmen dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis : 1. Penyediaan pelat silika gel sebagai fase tetap. 2. Pembuatan kromatogram, bagian bawah dan bagian atas pelat dibuat garis horizontal dengan jarak 1 cm dari ujung bawah dan 1 cm dari ujung atas. Pada garis awal dibuat spot dan ditotolkan larutan pigmen yang akan dianalisis menggunakan pipet kapiler.
  • 3. 3. Pelat kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi eluen. Eluen yang digunakan adalah Petroleum Eter : Aseton (80:20) 4. Setelah eluen naik sampai batas yang ditetapkan, pelat silika diangkat dari bejana, spot- spot yang terlihat ditentukan nilai Rf. Penentuan nilai Rf dilakukan dengan membagi jarak yang ditempuh oleh senyawa dari titik asal dengan jarak yang ditempuh pelarut dari titik asal (Sastrohamidjojo, 1991). Perhitungannya adalah sebagai berikut: Dalam praktikum ini, ekstrak awal daun pandan dilarutkan petroleum eter dan etanol. Ekstrak daun pandan dilarutkan dengan benzene dan aseton 7:3 sebagai eluen polar. Eluen ini dipilih karena pada saat di elusi dengan eluen tersebut lempeng menunjukkan noda yang baik. Eluen yang merupakan fase gerak (mobile phase) akan membawa komponen kimia untuk melewati penjerap (silika gel) pada lempeng dan memberikan noda yang diukur Rf-nya. Suatu adsorben diaktifkan untuk menghindari kandungan air yang masih tertinggal di dalamnya. Apabila terdapat kandungan air dikhawatirkan akan mengganggu partisi dari senyawa- senyawa dalam suatu ekstrak. Hal ini berkaitan dengan terganggunya partisi senyawa akibat adanya kepolaran yang berbeda dari senyawa. Kepolaran yang tinggi oleh air dapat mempengaruhi tinggi noda terpartisi berbeda. Kepolaran air yang tinggi ini dapat menyebabkan senyawa dengan tingkat kepolaran lebih rendah akan terpartisi lebih tinggi oleh adanya ikatan dengan silika. Senyawa yang dapat membentuk ikatan hidrogen akan melekat pada silika gel lebih kuat dibanding senyawa lainnya. Fase diam yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah silika gel. Namun, pada permukaan gel silika, atom silikon berikatan dengan gugus-OH. Jadi, pada permukaan silika gel terdapat ikatan Si-O-H (gugus silanol) selain Si-O-Si (gugus siloxan). Permukaan silika gel sangat polar. Oleh karena itu gugus-OH ini dapat membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa-senyawa yang agak polar sampai sangat polar. Sifat ini menguntungkan karena dengan demikian fase diam ini dapat berinteraksi dengan fase gerak dan solut yang agak polar maupun yang polar (Vogel, (1994).
  • 4. Pada percobaan ini, dilanjutkan dengan perhitungan nilai Rf untuk masing-masing spot yang diperoleh. Nilai Rf (retaration factor) berperan untuk membantu mengidentifikasi zat-zat yang ada. Di mana pada daun pandan diperoleh 4 nilai Rf dari 4 spot yang masing-masing sebesar 0,49; 0,60; 0,81 dan 0,86; sedangkan untuk pewarna makanan ungu diperoleh 2 spot sehingga nilai Rf yang didapatkan adalah 0,23; dan 0,30. Terjadi perbedaan jumlah spot dipengaruhi oleh tingkat adsorpsi dari fasa diam terhadap eluen serta komposisi/tingkat kepolaran dari masing-masing komponen eluen denagn kecepatan pemisahan dan daya serap yang berbeda. Pada dasarnya, pemisahan senyawa-senyawa dalam kromatogram dipengaruhi oleh bagaimana kelarutan senyawa dalam pelarut, tergantung pada bagaimana besar antaraksi antara molekul-molekul senyawa dengan pelarut serta bagaimana senyawa melekat pada fasa diam yang tergantung pada antar aksi aenyawa dengan fasa diam. Dalam proses analisis spot/pemisahan zat, chamber yang berisi eluen dijenuhkan dan ditutup dengan tujuan agar pelarut yang digunakan tidak menguap, karena hal itu nantinya dapat mempengaruhi proses pemisahan. Dari percobaan ini, makin tinggi nilai Rf yang diperoleh maka makin rendah tingkat polaritas dari zat tersebut. Karena secara konsep makin tinggi kepolaran dari suatu zat, maka fasa diam yang tersusun atas alumina dan serbuk selulosa yang merupakan senyawa polar akan saling berikatan dan membentuk ikatan yang sangat kuat sehingga jarak spot akan makin kecil dan menyebabkan nilai Rf yang semakin rendah. III. DAFTAR PUSTAKA Suryani, C.L., (2017). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Pandan (Pandanus Amaryllifolius) Dan Fraksi-Fraksinya. Jurnal Agritech. Vol 37(3). 271-279. ISSN : 0216- 0455. Syahmani. L., (2017). Penggunaan Kittin Sebagai Alternative Fase Diam Kromatografi Lapis Tipis Dalam Praktikum Kimia Organic. Jurnal Vidya Karya. Vol 32(1). 1-11. Khopkar, S.M (1990). Konsep dasar kimia analitik. Jakarta. UI Press. Vogel., (1994), Kimia Kuantitatif Anorganik, Buku kedokteran, Jakarta. Soebagio., (2002), Kimia Analitik, Universitas Negeri Makassar Fakultas MIPA, Makassar.