SlideShare a Scribd company logo
1 of 123
Download to read offline
ProdiKeperawatan
Semester03
http://www.freestockphotos.name/wallpaper-original/wallpapers/effective-communication-137.jpg
Komunikasidalam
keperawatan
Modul2
PenerapanKomunikasiBerdasarkan
TingkatUsia
KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN
MODUL 2
“PENERAPAN KOMUNIKASI
BERDASARKAN TINGKAT USIA”
PENULIS
TRI ANJASWARNI, SKp. M.Kep
PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN
PUSDIKLATNAKES, BADAN PPSDM KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2013
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
1
Daftar Isi
MK KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN
MODUL 2 : PENERAPAN KOMUNIKASI BERDASARKAN TINGKAT USIA
Cover 			
Daftar isi 										1
Daftar Gambar										3
Pendahuluan										4
	Rasional dan Diskripsi Singkat						4
	Relevansi									5
Petunjuk Belajar								6
Kegiatan Belajar 1 Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Bayi dan Anak	
	Tujuan Pembelajaran Umum							7
Tujuan Pembelajaran Khusus							7
Pokok-pokok Materi								7
Uraian Materi									8
Rangkuman									24
Tes Formatif									27
Tugas Terstruktur								29
Tugas Mandiri 									29
Kegiatan Belajar 2	 Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja.		 30
2
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
	Tujuan Pembelajaran Umum							30
Tujuan Pembelajaran Khusus							30
Pokok-pokok Materi								30
Uraian Materi									31
Rangkuman									36
Tes Formatif									37
Tugas Terstruktur								37
Tugas Mandiri 									37
Kegiatan Belajar 3	 Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut
Usia 		
	Tujuan Pembelajaran Umum							38
Tujuan Pembelajaran Khusus							38
Pokok-pokok Materi								38
Uraian Materi									39
Rangkuman									53
Tes Formatif									56
Tugas Terstruktur								59
Tugas Mandiri 									59
Tugas Akhir terstruktur (Praktikum)							60
Tugas Akhir Mandiri 									60
Test Akhir 										61
Acuan Pustaka										68
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3
Gambar 2.1	 Ekspresi emosional gembira bayi 	 …………………………………		 6
Gambar 2.2	 Teknik orang ketiga dengan melibatkan ibu dan saudara……		 8
Gambar 2.3	 Komunikasi dengan bibliografi 	 …………………………………		 10
Gambar 2.4	 Bermain sebagai cara berkomunikasi dengan anak 	 ………….		 11
Gambar 2.5	 Komunikasi pada anak dengan tulisa 	 ……………………		 12
Gambar 2.6	 Gunakan nada suara lembut 	 ……………………………………………		 13
Gambar 2.7 	 Aktivitas pengalihan	 …………………………………………………………		 14
Gambar 2.8 	 Kontak mata, postur dan jarak fisik 		 ……………………		 14
Gambar 2.9 	 Dipeluk dapat memberikan rasa aman anak pada saat marah…..	 15
Gambar 2.10	 Gambar komunikasi pada bayi 	 ………………………………..		 16
Gambar 2.11	 Implementasi komunikasi pada todler dan prasekolah 		 17
Gambar 2.12	 Gambar komunikasi terapeutik pada remaja	 ……………..		 26
		
Daftar Gambar
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
4
Pendahuluan
A.	 Rasional dan Diskripsi Singkat
Salam hangat dan bahagia selalu, semoga Tuhan YME senantiasa memberikan
kekuatan, perlindungan dan keselamatan kepada kita, Amiin.
Setelah Anda mempelajari Modul 1 yang membahas tentang Konsep Komunikasi
Terapeutik dan melakukan latihan-latihan yang diminta, bagaimanakah
pemahaman Anda sekarang?
Saat ini Anda sedang mempelajari Modul 2 Mata Kuliah Komunikasi dalam
Keperawatan. Modul 2 ini berjudul Penerapan Komunikasi Berdasarkan
Tingkat Usia yang terdiri dari tiga (3) Kegiatan Belajar dengan alokasi waktu 9
jampembelajaran.Modul ini disusun secara berurutan sebagai berikut:
1.	 Kegiatan Belajar 1:	 Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan
Anak
2.	 Kegiatan Belajar 2: 	Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
3.	 Kegiatan Belajar 3:	 Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan
Lansia
Manusia melakukan komunikasi sepanjang rentang kehidupannya, yaitu
semenjak bayi dalam rahim ibu sampai lansia dan bahkan sampai menjelang ajal.
Sejak dalam rahim / kandungan anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara
menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur, sedangkan
ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya
melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan panggilan lembut dekat
perut ibu. Hal ini dilakukan dalam rangka membina hubungan, berinteraksi dan
memberikan stimulasi komunikasi secara dini.
Dalam kegiatan belajar 1 akan memberikan pengetahuan dan pemahaman
tentang komunikasi terapeutik pada bayi dan anak meliputi esensi, bentuk-
bentuk, dan teknik-teknik komunukasi pada anak, serta uraian terperinci sesuai
tingkat tumbuh kembang anak. Kegiatan belajar 2 memberikan pengetahuan
dan pemahaman tentang komunikasi pada remaja meliputi tugas-tugas
perkembangan remaja, bentuk-bentuk dan teknik komunikasi pada remaja,
Sikap-sikap dalam berkomunikasi pada remaja, Suasana komunikasi pada remaja
dan model komunikasi yang sesuai pada remaja penerapannya. Kegiatan Belajar
5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3 memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang komunikasi pada orang
dewasa dan lansia meliputi: sikap & bentuk-bentuk dan teknik komunikasi pada
orang dewasa dan lansia, suasana dan model komunikasi pada orang dewasa dan
lansia.
Setelah mempelajari modul 2 ini, peserta didik diharapkan mampu menjelaskan
komunikasi pada semua tingkat usia mulai bayi dan anak, remaja, dewasa dan
lansia, serta penerapannya daslam asuhan keperawatan.
B.	 Relevansi
Penerapan komunikasi pada berbagai tingkat usia, meliputi bayi dan anak, remaja
serta dewasa dan lansia memerlukan pengetahuan dan pemahaman tentang
komunikasi dan komunikasi terapeutik dalam keperawatan. Hal ini sangat
penting terkait dengan tugas-tugas Anda dalam melakukan asuhan keperawatan
dan dalam melakukan hubungan profesional dengan tim kesehatan lainnya.
Sebagai calon perawat ahli madya, ketrampilan dasar dan esensial yang harus
Anda kuasai adalah Komunikasi. Penguasaan tentang komunikasi terapeutik
dalam praktek keperawatan akan memungkinkan Anda melaksanakan praktik
keperawatan secara berkualitas.
C.	 Petunjuk Belajar
Untuk memudahkan Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul 2 ini,
maka Akan lebih mudah bagi Anda untuk mengikuti langkah-langkah belajar
sebagai berikut:
1.	 Pahami lebih dulu kepentingan dan kegunaan komunikasi dalam aktivitas
sehari-hari Anda sebagai manusia dan calon perawat ahli madya.
2.	 Pelajari secara berurutan kegiatan belajar 1, 2 dan 3
3.	 Baca dengan seksama materi yang disampaikan
4.	 Kerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang
dibahas dan diskusikan dengan teman Anda atau fasilitator / tutor pada
saat kegiatan tatap muka.
5.	 Pada bagian akhir Anda diminta untuk latihan melakukan pengamatan
terhadap perilaku seseorang dalam berkomunikasi, selanjutnya Anda
6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
diminta untuk mengidentifikasi jenis komunikasi yang dilakukan.
6.	 Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan anda
mengingat.
7.	 Kerjakan test formatif pada akhir kegiatan belajar sebagai evaluasi proses
pembelajaran dan carilah jawabannya pada materiyang sudah Anda
pelajari.
8.	 Jika anda mengalami kesulitan diskusikan dengan teman Anda dan
konsultasikan kepada fasilitator
9.	 Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mempelajari materi
dalam modul ini tergantung dari kesungguhan Anda dalam mengerjakan
latihan. Untuk itu belajarlah dan berlatih secara mandiri atau
berkelompok dengan teman sejawat Anda.
Kami mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan belajar dalam
modul ini dengan baik. Saya yakin Anda mampu menyelesaikan modul ini
dengan baik. SELAMAT BELAJAR !
D.	 Petunjuk Bagi Dosen Pengajar / Fasilitator
1.	 Pahami Capaian Pembelajaran dalam Modul 2 ini.
2.	 Motivasi peserta didik untuk membaca dengan seksama materi yang
disampaikan dan berikan penjelasan untuk hal-hal yang dianggap sulit
3.	 Motivasi peserta didik untuk mengerjakan latihan-latihan / tugas-tugas
terkait dengan materi yang dibahas.
4.	 Identifikasi kesulitan peserta didik dalam mempelajari modul terutama
materi-materi yang dianggap penting
5.	 Jika peserta didik mengalami kesulitan, mintalah mahasiswa
mendiskusikan dalam kelompok atau kelas dan berikan kesimpulan.
6.	 Motivasi peserta didik untuk mengerjakan evaluasi proses pembelajaran
untuk setiap materi yang dibahas dan mendiskusikannya dengan teman
sejawat.
7.	 Bersama peserta didik lakukan penilaian terhadap kemampuan yang
dicapai peserta didik.
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
7
I
Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 1 diharapkan
Anda mampu menerapkan komunikasi terapeutik pada
bayi dan anak secara tepat dalam praktek keperawatan.
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan
belajar 1, diharapkan Anda dapat :
1.	 Menjelaskan unsur penting
Komunikasi pada anak
2.	 Mengidentifikasi bentuk-bentuk
komunikasi pada bayi dan anak
3.	 Menerapkan teknik komunikasi
pada anak.
4.	 Menerapkan komunikasi sesuai
tingkat perkembangan anak
Berdasarkan tujuan pembelajaran
pada kegiatan belajar 1, maka secara
berurutan pokok-pokok materi yang
akan dipaparkan secara berurutan
adalah Esensi Komunikasi pada anak,
Bentuk-bentuk komunikasi pada bayi
dan anak, Teknik-teknik komunikasi
pada anak dan Komunikasi sesuai
tingkat perkembangan anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
8
Uraian Materi
Coba pikirkan dan selanjutnya diskusikan dengan teman Anda , sejak kapankah
sayogyanya manusia mulai melakukan komunikasi?
Manusia melakukan komunikasi sepanjang rentang kehidupannya, yaitu semenjak
bayi dalam rahim ibu sampai lansia dan bahkan sampai menjelang ajal. Sejak
dalam kandungan anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang
dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur, sedangkan ibu / ayah /
kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan
atau kecupan lembut pada perut ibu, dan panggilan lembut dekat perut ibu. Hal
ini dilakukan dalam rangka membina hubungan dan berinteraksi sedini mungkin
dengan anak untuk memberikan stimulasi komunikasi secara dini.
Apakah aspek penting yang harus dilakukan dalam berkomunikasi pada bayi dan
anak? Bagaimana teknik dan penerapannya?
Pelajarilah uraian materi tentang penerapan komunikasi pada bayi dan anak ini
dengan baik.
1.	 Aspek Penting Komunikasi pada anak
Komunikasi adalah hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan.
Orang dewasa berusaha melakukan komunikasi yang bisa dipahami anak,
sebaliknya anak juga menggunakan bahasa atau isyarat-isyarat yang bisa
dipahami orang dewasa. Dalam berkomunikasi dengan anak, orang dewasa
harus memahmi apa yang dipikirkan dan perasaan apa yang akan disampaikan
anak dan berusaha memahamkan anak dengan bahasa yang tepat. Aspek
penting dalam komunikasi supaya anak bisa paham komunikasi yaitu :
a.	 Orang dewasa harus menggunakan bentuk bahasa yang bermakna bagi
anak yang diajak berbicara,
	 Maksudnya :
•	 Menggunakan isyarat seperti menunjuk ke obyek secara jelas jika
Dalam melakukan komunikasi pada anak, maka perawat perlu memperhatikan usia
dan tingkat tumbuh kembang anak
9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
obyek tersebut ingin dilihat anak.
•	 Memilih kata-kata secara tepat dan struktur bahasa yang mudah
dipahami anak.
b.	 Anak berusaha agar komunikasinya juga dipahami orang lain.
	 Maksudnya :
•	 Anak menggunakan isyarat-isyarat tertentu untuk menyampaikan
keinginan atau mengungkapkan perasaannya agar orang dewasa
paham dengan apa yang dia inginkan.
•	 Semakin bertambah besar anak, komunikasi dengan isyarat semakin
kurang diperlukan karena pemahaman komunikasi anak sudah lebih
baik.
2.	 Bentuk-bentuk komunikasi pada bayi dan anak
Sebelum bayi mampu menyampaikan keinginan dengan kata-kata, bayi
melakukan komunikasi melalui kode-kode khusus untuk menyampaikan
keinginannya sebagai bentuk komunikasinya. Komunikasi yang demikian
disebut sebagai bentuk komunikasi pra bicara (prespeech). Komunikasi
ini bersifat sementara, berlangsung selama tahun pertama kelahiran bayi
dan akan berakhir seiring dengan perkembangan bayi atau anak telah
menunjukkankematangan fungsi mental-emosionalnya.
	
Gambar 2.1 Ekspresi emosional gembira bayi
Bentuk komunikasi pra-bicara ada empat yaitu : tangisan, celoteh, isyarat dan
ekspresi emosional
10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Berikut ini akan diuraikan tentang empat bentuk komunikasi prabicara.
a.	 Tangisan
Tangisan kelahiran bayi yang memecahkan kesunyian, membuat segaris
senyum kesyukuran terpancar pada wajah seorang ibu. Tangisan
seorang bayi merupakan bentuk komunikasi dari seorang bayi kepada
orang dewasa. Dimana dengan tangisan itu, bayi dapat memberikan
pesan dan orang dewasa menangkap pesan yang diberikan sang bayi
Pada awal kehidupan pasca lahir, menangis merupakan salah satu cara
pertama yang dapat dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan dunia
luar. Melalui tangisan dia memberi tahu kebutuhannya seperti lapar,
dingin, panas, lelah dan kebutuhan untuk diperhatikan. Bayi hanya
akan menangis bila ia merasa sakit atau tertekan. Bayi yang sehat dan
normal frekwensi tangisan menurun pada usia 6 bulan karena keinginan
& kebutuhan mereka cukup terpenuhi. Frekuensi tangis seharusnya
menurun sejalan dengan meningkatnya kemampuan bicara.
Perawat harus banyak berlatih megenal macam-macam arti tangisan
bayi untuk memenuhikebutuhannya dan mengajarkan kepada ibu,
karena karena ibu muda memerlukan bantuan ini.
b.	 Ocehan dan Celoteh
Bentuk komunikasi prabicara disebut “ocehan” (Cooing) atau “Celoteh”
(Babbling). Ocehan timbul karena bunyi eksplosif awal yang disebabkan
oleh perubahan gerakan mekanisme ‘suara’. Ocehan ini terjadi pada
bulan awal kehidupan bayi seperti : merengek, menjerit, menguap,
bersin, menagis & mengeluh.
Sebagian ocehan akan berkembang menjadi celoteh dan sebagian akan
hilang. Sebagian bayi mulai berceloteh pada awal bulan kedua, kemudian
meningkat cepat antara bulan ke-6 & ke-8. Celoteh merupakan indikator
mekanisme perkembangan otot saraf bayi.
Nilai celoteh :
1)	 Berceloteh adalah praktek verbal sebagai dasar perkembangan
gerakan terlatih yang dikehendaki dalam bicara. Celoteh
mempercepat ketrampilan berbicara.
11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2)	 Celoteh mendorong keinginan berkomunikasi dengan orang lain.
Berceloteh membantu bayi merasakan bahwa dia bagian dari
kelompok sosial.
c.	 Isyarat
Yaitu gerakan anggota badan tertentu yang berfungsi sebagai pengganti
atau pelengkap bicara. Bahasa isyarat bayi dapat mempercepat
komunikasi dini pada anak.
Contoh isyarat umum pada masa bayi :
•	 Mendorong putting susu dari mulut artinya kenyang / tidak lapar
•	 Terseyum dan mengacungkan tangan yang berarti ingin digendong
•	 Menggeliat, meronta, menangis pada saat ibu mengenakan
pakaiannya atau memandikannya. Hal ini berarti bayi tidak suka akan
pembatasan gerak.
d.	 Ungkapan Emosional
Adalah ungkapan emosional melalui perubahan tubuh & roman muka.
Misal:
•	 Tubuh yang mengejang atau gerakan-gerakan tangan / kaki disertai
jeritan dan wajah tertawa adalah bentuk ekspresi kegembiraan pada
bayi.
•	 Menegangkan badan, gerakan membanting tangan / kaki, roman
muka tegang & menangis adalah bentuk ungkapan marah atau
tidak suka.
3.	 Teknik-teknik komunikasi pada anak
Anak adalah individu yang unik dan berespon secara berbeda-beda untuk
kebutuhan mereka. Anak dengan keunikannya mempunyai cara yang berbeda
pula dalam menyatakan keinginannya. Untuk berkomunikasi dengan anak,
diperlukan pendekatan atau tehnik khusus agar hubungan yang dijalankan
dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan tumbuh kembang anak.
12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Secara umum ada dua tehnik berkomunikasi yang digunakan pada anak, yaitu
teknik komunikasi verbal dan non verbal.
1)	 Tehnik komunikasi non verbal : tehnik orang ketiga, Neuro Linguistic
Programming (N. L. P), facilitativa respondin, bercerita, bibliotheraphy,
fantasy, mimpi, pertanyaan “bagaimana bila”, “tiga permintaan”, rating
game, word association game, melengkapi kalimat dan tehnik pro dan
kontra.
2)	 Teknik Komunikasi verbal dapat berupa : menulis, menggambar, gerakan
gambar keluarga, sociogram, menggambar bersama dalam keluarga dan
tehnik bermain. Komunikasi verbal bagi kebanyakan anak dan orang
tua sering mendapat kesulitan karena harus membicarakan perasaan-
perasaannya (Mundakir, 2006).
Tehnik Verbal
a.	 Tehnik Orang Ketiga
Teknik ini merupakan teknik komunikasi secara tidak langsung dengan cara
menggunakan orang ketiga, seperti “dia atau mereka. Orang ketiga yang
biasanya dilibatkan dalam komunikasi adalah ibu / ayah, kakak dan adik.
Tehnik ini mengurangi perasaan terancam dan meningkatkan rasa percaya
diri anak. Teknik ini juga dapat digunakan saat perawat memberikan komentar
pada diri anak dengan cara tidak langsung pada pokok pembicaraan dengan
melibatkan kakak atau ibunya.
Gambar 2.2 Teknik orang ketiga dengan melibatkan ibu dan
saudara
13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
b.	 Neuro Linguistic Programming ( NLP )
Pendekatan ini dilakukan untuk mengerti proses komunikasi dengan
memperhatikan gaya / perilaku sehingga informasinya dapat diterima dan
dimengerti. Untuk bisa memahami komunikasi dengan anak diperlukan tiga
macam sensorik yaitu : Penglihatan, pendengaran dan kinesthetik. Perawat
dapat meningkatkan hubungan dan komunikasi dengan anak melalui fungsi
sensorik tersebut. Untuk berkomunikasi dengan anak tipe visual, perawat
dapat menggunakan alat bantu seperti gambar-gambar atau ilustrasi. Untuk
berkomunikasi dengan anak tipe mendengar , perawat dapat menggunakan
kata-kata atau suara-suara dengan bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami anak. Untuk berkomunikasi dengan anak tipe kinestetik dapat
dilakukan dengan menggunakan atau manipulasi objek-objek tertentu.
c.	 Respon Memfasilitasi (Facilitative Responding)
	 Facilitative Responding adalah mendengarkan secara seksama dan
membayangkan kembali perasaan-perasaan dan isi pernyataan anak.
Termasuk dalam hal ini adalah respon yang empati dan tidak menghakimi.
	Contoh:
	 Seorang anak berkata “Saya tidak mau sakit dan minum obat ini”. Teknik respon
fasilitatif yang dapat digunakan perawat adalah : “Tidak enak ya obatnya?”
d.	 Bercerita (Story Telling)
Bercerita menggunakan bahasa anak dapat menghindari ketakutan-ketakutan
yang yang terjadi selama anak dirawat. Teknik strory telling dapat dilakukan
dengan cara meminta anak menceritakan tentang pengalamannya ketika
sedang diperiksa dokter. Teknik ini juga dapat menggunkan gambar dari
suatu peristiwa (misalnya gambar perawat waktu membantu makan) dan
meminta anak untuk menceritakannya dan selanjutnya perawat masuk dalam
masalah yang dihadapi anak. Tujuan dari teknik ini adalah membantu anak
masuk kedalam masalahnya.
Contohnya : Anak bercerita tentang ketakutannya saat diperiksa oleh perawat.
Kemudian perawat cerita bahwa pasien anak disebelah juga diperiksa tetapi
14
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
tidak merasa takut karena perawatnya baik dan ramah-ramah. Dengan
demikian diharapkan perasaan takut anak akan berkurang karena semua anak
juga diperiksa seperti dirinya.
e.	 Bibliotheraphy
	Bibliotheraphy adalah teknik komunikasi terapeutik pada anak yang dilakukan
dengan menggunakan buku-buku dalam rangka proses therapeutic dan
supportive. Sasarannya adalah membantu anak mengungkapkan perasaan-
perasaan dan perhatiannya melalui aktivitas membaca. Cara ini dapat memberi
kesempatan pada anak untuk menjelajahi suatu kejadian yang sama dengan
keadaannya tetapi sedikit berbeda. Pada dasarnya buku tidak mengancam
karena anak dapat sewaktu-waktu menutup buku tersebut atau berhenti
membacanya saat dia merasa tidak aman atau tidak nyaman.
	 Dalam menggunakan buku untuk berkomunikasi dengan anak, yang penting
diperhatikan adalah mengetahui emosi dan pengetahuan anak serta
melakukan penghayatan terhadap cerita sehingga dapat menyampaikan
sesuai dengan maksud dalam buku yang dibaca dengan bahasa yang
sederhana dan dapat dipahami anak. Selanjutnya diskusikan isi buku dengan
anak dan bersama anak membuat kesimpulan.
Gambar 2.3 Komunikasi dengan biblioterapi
f.	 Mimpi
	 Mimpi adalah aktivitas tidak sadar sebagai bentuk perasaan dan pikiran yang
ditekan ke alam tidak sadar. Mimpi ini dapat digunakan oleh perawat untuk
mengidentifikasi adanya perasaan bersalah, perasaan tertekan, perasaan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
15
jengkel, atau perasaan marah yang mengganggu anak sehingga terjadi
ketidaknyamanan
g.	 Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan meminta
anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang
dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan
pikiran anak pada saat itu.
h.	 Bermain dan Permainan
Bermain adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling penting dan dapat
menjadi tehnik yang paling efektif untuk berhubungan dengan anak. Dengan
bermain dapat memberikan petunjuk mengenai tumbuh kembang fisik,
intelektual dan sosial. Terapeutik Play sering digunakan untuk mengurangi
trauma akibat sakit atau masuk rumah sakit atau untuk mempersiapkan
anak sebelum dilakukan prosedur medis / perawatan. Perawat dapat
melakukan permainan bersama anak sehingga perawat dapat bertanya dan
mengeksplorasi perasaan anak selama di rumah sakit.
Gambar 2.4 bermain sebagai cara berkomunikasi dengan anak
i.	 Melengkapi Kalimat (Sentences Completion)
	 Teknik komunikasi ini dilakukan dengan cara meminta anak menyempurnakan
atau melengkapi kalimat yang dibuat perawat. Dengan teknik ini perawat
dapat mengetahui perasaan anak tanpa bertanya secara langsung kepadanya,
misalnya terkait dengan kesehatannya atau perasaannya. Pernyataan dimulai
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
dengan yang netral kemudian dilanjutkan dengan pernyataan yang difokuskan
pada perasaan nya.
Contoh :
“Hal-hal yang menyenangkan waktu di rumah adalah …………………”
“Dirumah sakit ini hal yang dapat menyenangkan atau menghibur hati adalah
……………”
j.	 Pro dan Kontra
	 Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau
mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang
menunjukkan pilihan yang positif dan negatif sesuai dengan pendapat anak.
Teknik komunikasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengekplorasi perasaan-
perasaan anak, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan.
Tehnik ini penting diterapkan untuk menciptakan hubungan baik antara
perawat dengan anak.Teknik ini dimulai dari hal-hal yang bersifat netral
selanjutnya hal yang serius. Teknik ini dapat dilakukan bersama dengan
keluarga atau dimulai dari keluarga (ibu atau kakak atau ayah).
Misalnya:
•	 Topik netral : Anak diminta menceritakan hoby nya, selanjutnya
anak diminta menyebutkan kebaikan-kebaikan dari hoby-nya dan
keburukan-keburukan dari hobby-nya.
•	 Topik khusus: Anak diminta menceritakan pengalamannya di rawat
di rumah sakit, selanjutnya anak diminta menyebutkan kebaikan-
kebaikan dan keburukan-keburukan dirawat di rumah sakit.
Teknik Non Verbal
Tehnik komunikasi non verbal dapat digunakan pada anak-anak seperti uraian
berikut ini :
a.	 Menulis
Menulis adalah pendekatan komunikasi yang secara efektif tidak saja dilakukan
17
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
padaanaktetapijugapadaremaja.Ungkapanrasayangsulitdikomunikasikan
secara verbal bisa ampuh dengan komunikasi lewat tulisan. Cara ini
dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis.
	 Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada
keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada
anak yang jengkel, marah dan diam.
	 Perawat dapat memulai komunikasi dengan anak dengan cara memeriksa
/ menyelidiki tentang tulisan dan mungkin juga meminta untuk membaca
beberapa bagian. Dengan menulis perawat dapat mengetahui apa yang
dipikirkan anak dan bagaimana perasaan anak.
Gambar 2.5 Komunikasi pada Anak dengan Tulisan
b.	 Menggambar
	 Teknik ini dilakukan dengan cara meminta anak untuk menggambarkan
sesuatu terkait dengan dirinya, misalnya perasaan, apa yang dipikirkan,
keinginan, dll. Dasar asumsi dalam menginterpretasi gambar adalah bahwa
anak-anak mengungkapkan tentang dirinya melalui coretan atau gambar
yang dibuat. Dengan gambar akan dapat diketahui perasaan anak, hubungan
anak dalam keluarga, adakah sifat ambivalen atau pertentangan, keprihatinan
atau kecemasan pada hal-hal tertentu.
	 Pengembaangan dari teknik menggambar ini adalah anak dapat
menggambarkan keluarganya dan dilakukan secara bersama antara keluarga
(ibu / ayah) dengan anak. Anak diminta menggambar suatu lingkaran untuk
melambangkan orang-orang yang berada dalam lingkungan kehidupannya
18
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
dan gambar bundaran-bundaran didekat lingkaran menunjukkan keakraban /
kedekatan. Menggambar bersama dalam keluarga merupakan satu alat yang
berguna untuk mengungkapkan dinamika dan hubungan keluarga.
Struat & Sundeen (1998) menguraikan bahwa dalam berkomunikasi dengan
anak dapat menggunakan beberapa teknik, yaitu : penggunaan nada suara,
mengalihkan aktivitas, penggunaan jarak fisik, ungkapan marah, dan sentuhan.
a.	 Nada Suara
Gunakan nada suara lembut, terutama jika emosi anak dalam keadaan
tidak stabil. Hindari berteriak karena berteriak hanya akan mendorong
pergerakan fisik dan merangsang kemarahan anak semakin meningkat.
Gambar 2.6 Gunakan nada suara lembut
b.	 Aktivitas Pengalihan
Untuk mengurangi kecemasan anak saat berkomunikasi, gunakan aktivitas
pengalihan misalnya membiarkan anak bermain dengan barang-barang
kesukaannya seperti boneka, handphone, mobil-mobilan, kacamata, dll.
atau komunikasi dilakukan sambil menggambar bersama anak. Bermacam-
macam aktivitas ini akan berdampak fokus anak teralihkan sehingga dia
merasa lebih rileks / santai saat berkomunikasi.
Gambar 2.7 Aktivitas Pengalihan
19
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
c.	 Kontak Mata, Postur dan Jarak fisik
Gambar 2.8 Kontak mata, postur dan Jarak Fisik
Pembicaraan atau komunikasai akan terasa lancer dan efektif jika kita
sejajar. Saat berkomunikasi dengan anak, sikap ini dapat dilakukan dengan
cara membungkuk atau merendahkan posisi kitasejajar dengan anak.
Dengan posisi sejajar akan memungkinkan kita dapat mempertahankan
kontak mata dengan anak dan mendengarkan secara jelas apa yang
dikomunikasikan anak.
d.	 Ungkapan Marah
Kadang-kadang, anak merasa jengkel, tidak senang dan marah. Pada
situasi ini ijinkanlah anak untuk mengungkapkan perasaan marahnya dan
dengarkanlah dengan baik dan penuh perhatian apa yang menyebabkan
dia merasa jengkel dan marah. Untuk memberikan ketenangan pada
anak saat marah, duduklah dekat dia, pegang tangan / pundaknya atau
peluklah dia. Dengan cara-cara seperti tersebut, anak akan merasa aman
dan tenang bersama Anda.
Gambar 2.9 Dipeluk dapat memberi rasa aman anak pada saat marah
20
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
e.	 Sentuhan
Sentuhan adalah kontak fisik yang dilakukan dengan cara memagang
sebagian tangan atau bagian tubuh anak misalnya pundak, usapan di
kepala, berjabat tangan atau pelukan, bertujuan untuk memberikan
perhatian dan penguatan terhadap komunikasi yang dilakukan antara
anak dengan orang tua. Dengan kontak fisik berupa sentuhan ini,
anak merasa dekat dan aman selama komunikasi. Teknik ini efektif
dilakukan saat anak merasa sedi, menangis atau bahkan marah.
LATIHAN
•	 Praktekkanlah teknik komunikasi di atas sebagai sikap terapeutik
perawat pada anak
•	 Silakan Anda berpasangan dengan teman Anda saling bergantian
berperan sebagai perawat dan anak
•	 Diskusikan pengalaman Anda dan kesulitan yang Anda hadapi saat
mempraktekkan teknik di atas.
4.	 Penerapan Komunikasi sesuai tingkat perkembangan anak
Perkembangan komunikasi pada bayi dan anak tergantung dari perkembangan
otak dan fungsi kognitifnya. Perkembangan ini juga berhubungan dengan
kematangan atau kemampuan organ sensorik dalam menerima rangsangan
atau stimulus internal maupun eksternal. Perkembangan komunikasi pada bayi
dan anak juga dipengaruhi oleh kuatnya stimulus internal dan eksternal yang
masuk dalam diri anak melalui reseptor pendengarannya dan organ sensorik
lainnya.
Perkembangan komunikasi pada anak, mempunyai karakteristik yang berbeda-
beda dan spesifik pada setiap tingkat perkembangannya. Berikut ini akan
diuraikan perkembangan komunikasi mulai bayi, toddler dan pra sekolah, usia
sekolah dan remaja.
a.	 Penerapan Komunikasi pada bayi (0 – 1 tahun)
Bagaimanakah bayi berkomunikasi?
21
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Sesaat setelah bayi dilahirkan, dan ibu diizinkan menggendong si kecil
dalam dekapannya, itulah awal seorang ibu berkomunikasi dengan
bayinya. Meskipun baru dilahirkan, bayi bisa dengan cepat belajar
mengenali dunianya melalui panca inderanya.
Bayi terlahir dengan kemampuan menangis karena dengan cara itu mereka
berkomunikasi. Bayi menyampaikan keinginannya melalui komunikasi non
verbal. Bayi akan tampak tenang dan merasa nyaman dan aman jika ada
kontak fisik yang dekat terutama dengan orang yang dikenalnya (ibu).
Tangisan bayi itu adalah cara bayi memberitahukan bahwa ada sesuatu
yang tidak enak ia rasakan, misalnya, lapar, popok basah, kedinginan, lelah
dan lain-lain.
Gambar 2.10 Gambar Komunikasi pada bayi
Bayi yang agak besar akan merasa tidak nyaman jika dia melakukan kontak
fisikdenganorangyangtidakdikenalnya.Bayiakantersenyum,menggerak-
gerakkan kaki dan tangannya berulang-ulang jika dia ingin menyatakan
kegembiraannya, dan akan menjerit, menangis, atau merengek jika dia
merasa tidak nyaman. Bayi juga akan tersenyum dan kegirangan jika dia
merasa kenyang, aman atau nyaman, dan akan menangis atau gelisah
jika merasa lapar, basah, buang air besar, digigit nyamuk atau kepanasan/
kedinginan.
b.	 Penerapan Komunikasi pada Kelompok Toddler (1 – 3 tahun) dan Pra
Sekolah (3 – 6 tahun)
Pada kelompok usia ini, anak sudah mampu berkomunikasi secara
verbal maupun non verbal. Anak sudah mampu menyatakan keinginan
Belajar dan kenalilah tangisan bayi
22
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
dengan menggunakan kata-kata yang sudah dikuasainya. Ciri khas anak
kelompok ini adalah egosentris, dimana mereka melihat segala sesuatu
hanya berhubungan dengan dirinya sendiri dan melihat sesuatu hanya
berdasarkan sudut pandangnya sendiri. Anak tidak mampu membedakan
antara kenyataan dan fantasi, sehingga tampak jika mereka bicara akan
banyak ditambahi dengan fantasi diri tentang obyek yang diceritakan.
Contoh Implementasi Komunikasi dalam keperawatan:
•	 Memberi tahu apa yang terjadi pada diri anak
•	 Memberi kesempatan pada anak untuk menyentuh alat pemeriksaan
yang akan digunakan
•	 Nada suara rendah dan bicara lambat. Jika anak tidak menjawab
harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana
•	 Hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab
dong”
•	 Mengalihkanaktivitassaatkomunikasimisalnyadenganmemberikan
mainan saat komunikasi
•	 Menghindari konfrontasi langsung,
•	 Jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak
•	 Bersalaman dengan anak saat memulai interaksi, karena bersalaman
dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan
cemas.
•	 Mengajak anak menggambar, menulis atau bercerita untuk
menggali perasaan dan fikiran anak.
Gambar 2.11 Implementasi Komunikasi pada Todler dan prasekolah
23
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
c.	 Komunikasi Pada Usia Sekolah (7 – 11 tahun)
Pada masa ini anak sudah mampu untuk memahami komunikasi penjelasan
sederhana yang diberikan. Pada masa ini anak akan banyak mencari tahu
terhadap hal-hal baru dan akan belajar menyelesaikan masalah yang
dihadapinyaberdasarkanpengetahuanyangdimilikinya.Padamasainianak
harus difasilitasi untuk mengekspresikan rasa takut, rasa heran, penasaran,
berani mengajukan pendapat dan melakukan klarifikasi terhadap hal-hal
yang tidak jelas baginya.
Contoh Implementasi Komunikasi dalam keperawatan:
•	 Memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak dengan
menggunakan kata-kata sederhana yang spesifik
•	 Menjelaskan sesuatu yang ingin diketahui anak
•	 Pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural
dari objek tertentu sangat tinggi, maka jelaskan arti, fungsi dan
prosedurnya.
•	 Jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak
tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
24
	
1.	 Komunikasi adalah hubungan timbal balik antara komunikator dan
komunikan. Orang dewasa berusaha melakukan komunikasi yang bisa
dipahami anak, sebaliknya anak juga menggunakan bahasa atau isyarat-
isyarat yang bisa dipahami orang dewasa. Aspek yang penting diperhatikan
dalam komunikasi antara anak dan orang dewasa adalah :
•	 Menggunakan isyarat seperti menunjuk ke obyek secara jelas jika
obyek tersebut ingin dilihat anak.
•	 Memilih kata-kata secara tepat dan struktur bahasa yang mudah
dipahami anak.
•	 Anak menggunakan isyarat-isyarat tertentu dalam komunikasinya
sehingga orang tua harus mengenal isyarat yang digunakan anak.
•	 Semakin bertambah besar anak, komunikasi dengan isyarat semakin
kurang diperlukan karena pemahaman komunikasi anak sudah lebih
baik.
2.	 Bentuk-bentuk komunikasi pada bayi dan anak
Sebelum bayi mampu berbicara dengan kata-kata, dia menggunakan
kode-kode khusus untuk menyampaikan keinginannya yang disebut
sebagai bentuk komunikasi pra bicara (prespeech). Komunikasi ini bersifat
sementara, berlangsung selama tahun pertama kelahiran bayi dan akan
berakhir seiring dengan perkembangan bayi. Komunikasi pra bicara meliputi
tangisan, celoteh, isyarat dan ekspresi emosional. Bentuk komunikasi
prabicara ini harus dikenali dan dipahami orang dewasa supaya apa yang
diinginkan anak dapat terpenehui atau maksudnya dapat tersampaikan.
3.	 Teknik komunikasi pada anak secara umum ada 2 yaitu komunikasi
Untuk berkomunikasi dengan anak, diperlukan pendekatan atau tehnik
khusus agar hubungan yang dijalankan dapat berlangsung dengan baik
sesuai dengan tumbuh kembang anak. Secara umum ada dua tehnik
berkomunikasi yang digunakan pada anak, yaitu teknik komunikasi verbal
dan non verbal.
Rangkuman
25
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
•	 Tehnik komunikasi non verbal : tehnik orang ketiga, Neuro Linguistic
Programming (N. L. P), facilitativa respondin, bercerita, bibliotheraphy,
fantasy, mimpi, pertanyaan “bagaimana bila”, “tiga permintaan”, rating
game, word association game, melengkapi kalimat dan tehnik pro dan
kontra.
•	 Teknik Komunikasi verbal dapat berupa : menulis, menggambar, gerakan
gambar keluarga, sociogram, menggambar bersama dalam keluarga dan
tehnik bermain. Komunikasi verbal bagi kebanyakan anak dan orang
tua sering mendapat kesulitan karena harus membicarakan perasaan-
perasaannya
4.	 Penerapan komunikasi sesuai tingkat perkembangan anak
Perkembangan komunikasi pada bayi dan anak tergantung dari
perkembangan otak dan fungsi kognitifnya. Teguhsubianto (2009)
menjelaskan bahwa perkembangankomunikasi bayi – anak juga
berhubungan dengan kematangan atau kemampuan organ sensorik
dalam menerima rangsangan atau stimulus internal maupun eksternal.
Perkembangan komunikasi pada bayi dan anak juga dipengaruhi oleh
kuatnya stimulus internal dan eksternal. Perkembangan komunikasi pada
anak, mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan spesifik pada setiap
tingkat perkembangannya.
•	 Perkembangan komunikasi mulai bayi menggunakan tangisan untuk
mengkomunikasikan kebutuhannya, misal lapar, basah, sakit dsb. Bayi
juga akan tersenyum atau melakukan gerakan riang jika merasa senang.
•	 Perkembangan Komunikasi anak usia Toddler dan pra sekolah, anak
sudah mampu berkomunikasi secara verbal maupun non verbal. Anak
sudah mampu menyatakan keinginan dengan menggunakan kata-
kata yang sudah dikuasainya. Ciri khas anak kelompok ini adalah
egosentris (berkomunikasi berfokus pada sudut pandangnya sendiri)
dan fantasi (anak bicara ditambahi dengan fantasi diri tentang obyek
yang diceritakan).
•	 Perkembangan komunikasi Usia sekolah dan remaja, anak sudah
mampu untuk memahami komunikasi penjelasan sederhana yang
diberikan. Pada masa ini anak akan banyak mencari tahu terhadap hal-
hal baru dan akan belajar menyelesaikan masalah yang dihadapinya
26
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Pada masa ini anak harus
difasilitasi untuk mengekspresikan rasa takut, rasa heran, penasaran,
berani mengajukan pendapat dan melakukan klarifikasi terhadap hal-
hal yang tidak jelas baginya. Orang tua harus bisa menjadi teman buat
anak/remaja.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
27
Tes Formatif
1.	 Jelaskan apa yang dimaksud komunikasi prabicara?
	...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
	
2.	 Bagaimanakah bayi mengkomunikasikan keinginan, perasaan dan
ketidaknyamanan dirinya?
	...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
	
3.	 Apa perbedaan perkembangan komunikasi pada kelompok pra sekolah
dan usia sekolah?
	...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
	
4.	 Sikap komunikasi berikut ini sangat tepat dilakukan saat anak sedang
menangis atau sedih
A.	 Membiarkan anak menangis
B.	 Duduk dekat anak dan merangkul pundaknya
C.	 Menasehati agar tidak menangis
D.	 Melakukan konfrontasi terhadap sikap anak
E.	 Memberikan aktivitas pengalihan
5.	 Seoranganaklaki-lakiusia8tahun,marahpadaibunyakarenakeinginannya
beli mainan tidak dipenuhi. Anak merasa kesal dengan melempar semua
mainan yang dimilikinya dan tidak mau makan.
28
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Bagaimanakah sikap orang dewasa menghadapi anak tersebut?
A.	 Menasehati anak bahwa mainannya masih banyak
B.	 Meminta anak untuk tidak marah
C.	 Memarahi anak karena membuang mainannya
D.	 Memfasilitasi ungkapan marah anak dan mendampingi
E.	 Memenuhi keinginan untuk membeli mainan
6.	 Seorang anak perempuan usia 3 tahun sedang dirawat di rumah sakit
karena panas dan diare. Anak selalu menangis dan tidak mau diperiksa
atau dilakukan prosedur perawatan.
Apakah teknik komunikasi yang tepat digunakan pada anak tersebut?
A.	 Bercerita penyebab tidak mau diperiksa
B.	 Menggambar bersama anak
C.	 Bermain
D.	 Menggambar bersama keluarga
E.	 Menjelaskan tujuan tindakan
7.	 Seorang anak laki-laki usia 4 tahun merasa ketakutan jika perawat
datang untuk melakukan pemeriksaan rutin misalnya mengukur tekanan
darah dan observasi suhu tubuh.
Bagaimanakah implementasi komunikasi yang dilakukan perawat
menghadapi anak tersebut?
A.	 Memberi tahu bahwa pemeriksaan adalah penting
B.	 Memberi kesempatan anak untuk menyentuh alat pemeriksaan yang
akan digunakan
C.	 Bersikap mendesak orang tua supaya anak mau dilakukan tindakan
D.	 Melakukan konfrontasi langsung jika anak menolak maka tidak akan
sembuh
E.	 Meminta anak bercerita untuk menggali perasaan dan fikirannya.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
29
Tugas Terstruktur
1.	 Buatlah kelompok dikelas, masing-masing berisi 4-5 anggota.
2.	 Masing-masing kelompok lakukan pengamatan terhadap komunikasi
verbal maupun non verbal berdasarkan tingkat usia bayi-anak-anak, yaitu:
kelompok todler (0 – 1 tahun), kelompok todler (1-3 tahun), kanak-kanak
(3-6 tahun) dan kelompok sekolah 6-11 tahun).
3.	 Catat hasil pengamatan terhadap komunikasi anak
4.	 Diskusikan perkembangan komunikasi yang terjadi pada kelompok usia
masing-masing
5.	 Presentasikan perbedaan-perbedaan perkembangan komunikasi yang
Anda amati di kelas dan diskusikan bersama kelompok besar di kelas Anda.
6.	 Laporkan dan kumpulkan tugas pada fasilitator.
Tugas Mandiri
1.	 Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 1 didalam buku Anda
2.	 Belajarlah secara terus menerus untuk berkomunikasi dan menerapkan
teknik-teknik komunikasi yang tepat pada situasi yang tepat baik di rumah
maupun diluar rumah.
3.	 Jangan paksa anak jika mereka menolak Anda ajak berkomunikasi
Tugas
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
30
II
Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 2
diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi
terapeutik pada remaja secara tepat dalam praktek
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan
belajar 2, diharapkan Anda dapat :
1.	 Menjelaskan perkembangan
komunikasi pada usia remaja
2.	 Menerapkan sikap terapeutik
berkomunikasi dengan remaja
3.	 Mengidentifikasi suasana
komunikasi yang kondusif pada
remaja
4.	 Menerapkan komunikasi sesuai
tingkat perkembangan remaja
Berdasarkan tujuan pada kegiatan
belajar 2, maka secara berurutan
akan diuraikan secara berturut-
turut tentang perkembangan
komunikasi remaja, sikap terapeutik
saat nerkomunikasi dengan remaja,
menciptakan suasana kondusif untuk
berkomunikasi dengan remaja dan
menerapkan model komunikasi yang
sesuai untuk remaja.
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
31
Uraian Materi
Masa remaja adalah masa yang sulit. Pada masa ini, remaja dihadapkan pada dua
situasi yang bertentangan yaitu berfikir dan berperilaku antara anak dan orang
dewasa. Kelompok ini sering mengalami ketegangan karena sulitnya menentukan
sikap antara berperilaku anak dengan berperilaku sebagai orang dewasa. Masa
ini adalah masa yang penuh konflik dan dilema. Konflik yang terjadi dapat
berhubungan dengan perubahan-perubahan dalam dirinya, sedangkan dilema
yang terjadi dapat berhubungan denga perbedaan nilai, persepsi atau keyakinan
antara dirinya dengan orang dewasa.
Untuk memahami komunikasi pada remaja, pelajarilah dengan baik uraian pada
kegiatan belajar ini yang dimulai dengan mempelajari perkembangan komunikasi
pada remaja, sikap dan suana terapeutik saat berkomunikasi pada remaja dan
penerapan komunikasi terapeutik pada remaja.
1.	 Perkembangan komunikasi pada usia remaja
Perkembangan komunikasi pada usia remaja dapat ditunjukkan dengan
kemampuan berdiskusi atau berdebat. Pada usia remaja, pola perkembangan
kognisinya sudah mulai berpikir secara konseptual mengingat masa ini adalah
masa peralihan anak menjadi dewasa sedangkan secara emosional sudah
mulai menunjukkan perasaan malu. Anak usia Remaja sering kali merenung
kehidupan yaitu tentang masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi.
Sehubungan dengan perkembangan komunikasi ini, maka yang dapat kita
lakukan adalah mengijinkan remaja berdiskusi atau curah pendapat pada
teman sebaya. Hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa
malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi karena akan menimbulkan
ketidakpercayaan remaja.
2.	 Sikap terapeutik berkomunikasi dengan remaja
Remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Pada masa transisi
ini remaja banyak mengalami kesulitan yang membutuhkan kemampuan
Bagaimana komunikasi dengan anak remaja dilakukan? Adakah spesifik
komunikasi yang diterapkan pada remaja?
32
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
adaptasi. Remaja sering tidak mendapat tempat untuk mengekspresikan
ungkapan hatinya dan cenderung tertekan Hal ini akan dapat mempengaruhi
komunikasi remaja terutma komunikasi dengan orang tua atau orang
dewasa lainnya.
Terkait dengan permasalahan di atas, maka dalam berkomunikasi dengan
remaja perawat atau orang dewasa lain harus mampu bersikap sebagai
“SAHABAT” buat remaja. Tidak meremahkan atau memperlakukan dia sebagai
anak kecil dan tidak membiarkan dia berperilaku sebagai orang dewasa. Pola
asuh remaja perlu cara khusus. Walau usia masih tergolong anak-anak, ia tak
bisa diperlakukan seperti anak kecil. Remaja sudah mulai menunjukkan jati diri.
Biasanya remaja lebih senang berkumpul bersama teman sebaya ketimbang
dengan orangtua.
Berikut ini sikap perawat, orang tua atau orang dewasa lain yang perlu
diperhatikan saat berkomunikasi dengan remaja.
•	 Menjadi pendengar yang baik dan memberi kesempatan pada mereka
untuk mengekspresikan perasaannya, pikiran dan sikapnya.
•	 Mengajak remaja berdiskusi terkait dengan perasaan, pikiran dan
sikapnya.
•	 Janganmemotongpembicaraandanjanganberkomentaratauberespon
yang berlebihan pada saat remaja menunjukkan sikap emosional, maka
sikap kita adalah.
•	 Memberikan support atas segala masalah yang dihadapi remaja dan
membantu untuk menyelesaikan dengan mendiskusikannya.
•	 Perawat atau orang dewasa lain harus dapat menjadi sahabat buat
remaja, tempat berbagi cerita suka dan duka.
•	 Duduk bersama remaja, memeluk, merangkul, mengobrol dan
bercengkrama dengan mereka serta sering melakukan makan bersama.
3.	 Suasana komunikasi yang kondusif pada remaja
Keberhasilan berkomunikasi dengan remaja dapat dipengaruhi oleh suasana
psikologis antara perawat / orang tua / orang dewasa lain dengan remaja.
33
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
a.	 Suasana hormat menghormati
Orang dewasa akan akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila
pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut
berfikir dan mengemukakan fikirannya.
b.	 Suasana Saling Menghargai
Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai yang dianut
perlu dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka akan
dapat menjadi kendala dalam jalannya komunikasi.
c.	 Suasana Saling Percaya
Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanaya
akan dapat membawa hasil yang diharapkan.
d.	 Suasana Saling Terbuka
Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan
orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat
tergali.
Komunikasi verbal dan non verbal remaja perlu diperhatikan, misalnya ekspresi
wajah, gerkan tubuh dan nada suara yang memberikan tanda tentang status
emosionalnya.
4.	 Penerapan Komunikasi sesuai tingkat perkembangan remaja
Berkomunikasi dengan anak yang sudah masuk usia remaja (praremaja)
sebenarnya lebih mudah. Pemahaman mereka sudah memadai untuk bicara
tentang masalah yang kompleks. Dalam berkomunikasi dengan remaja, kita
tidak bisa mengendalikan alur pembicaraan, mengatur atau memegang
kendali secara otoriter. Remaja sudah punya pemikiran dan perasaan sendiri
tentang hal yang ia bicarakan pada.
Contoh respon yang sering diungkapkan oleh orang tua kepada anaknya
yang bisa menyebabkan terputusnya komunikasi adalah mengancam-
memperingatkan, memerintah, menilai-mengkritik-tidak setuju-menyalahkan,
menasehati-menyelesaikan masalah, menghindar-mengalihkan perhatian-
menertawakan,mendesak,memberikuliah-mengajari, mencemooh-membuat
34
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
malu, menyelidiki-mengusut, dan memuji-menyetujui.
Gambar 2.12 Gambar komunikasi terapeutik pada remaja
Perhatikanlah bagaimana penerapan komunikasi terapeutik pada remaja
berikut ini:
•	 Komunikasi terbuka: “Bagaimana sekolahmu hari ini?”, “Apa yang
membuatmu merasa senang hari ini di sekolah?”
•	 Komunikasi Dua arah, yaitu bergantian yang berbicara dan yang
mendengarkan. Jangan mendominasi pembicaraan, sediakan waktu untuk
remaja untuk menyampaikan pendapatnya.
•	 Mendengar aktif artinya tidak hanya sekadar mendengar tapi juga
memahami dan menghargai apa yang diutarakan remaja. Terima dan
refleksikan emosi yang ditunjukkan, misalnya dengan mengatakan, “ibu
tahu, kamu merasa kesal karena diejek seperti itu...”
•	 Sediakan waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan remaja. Jika
sedang tidak bisa, katakan terus terang daripada Anda tidak fokus dan
memutus komunikasi dengan remaja.
•	 Jangan memaksa remaja untuk mengungkapkan sesuatu yang dia
rahasiakan karena akan membuatnya tidak nyaman dan enggan
berkomunikasi. Anak remaja sudah mulai memiliki privasi yang tidak boleh
diketahui orang lain termasuk orang tuanya.
•	 Utarakan perasaan Anda jika ada perilaku remaja yang kurang tepat dan
jangan memarahi atau membentak. Misalnya, “Mama khawatir sekali
kalau kamu tidak langsung pulang ke rumah. Kalau mau ke rumah teman,
telepon dulu agar Mama tenang.”
35
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
•	 Dorong anak untuk mengatakan hal-hal positif tentang dirinya. Misalnya,
“Aku sedang berusaha menguasai matematika” daripada “Aku payah
dalam matematika”.
•	 Perhatikan bahasa tubuh remaja. Orang tua harus bisa menangkap
sinyal-sinyal emosi dari bahasa tubuhnya.
•	 Hindari komentar menyindir atau meremehkan anak. Berikan pujian pada
aspek terbaik yang dia lakukan sekecil apapun.
•	 Hindari ceramah panjang dan menyalahkan anak.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
36
1.	 Masa remaja adalah masa yang sulit, Karena remaja dihadapkan pada dua
situasi yang bertentangan yaitu berfikir dan berperilaku antara anak dan
orang dewasa. Masa remaja adalah masa yang penuh konflik dan dilema
sehingga komunikasi dengan remaja harus lebih hati dan dan terbuka, karena
kegagalan komunikasi akan menyebabkan kegagalan remaja.
2.	 Perkembangan komunikasi pada usia remaja ditunjukkan dengan kemampuan
berdiskusi atau berdebat karena pola perkembangan kognisinya sudah mulai
berpikir secara konseptual. Sehubungan dengan perkembangan komunikasi
ini, maka yang dapat kita lakukan adalah mengijinkan remaja berdiskusi atau
curah pendapat pada teman sebaya. Hindari beberapa pertanyaan yang dapat
menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi karena akan
menimbulkan ketidakpercayaan remaja.
3.	 Sikap terapeutik berkomunikasi dengan remaja adalah mampu sebagai
“SAHABAT” buat remaja. Tidak meremahkan atau memperlakukan dia sebagai
anak kecil dan tidak membiarkan dia berperilaku sebagai orang dewasa. Pola
asuh remaja perlu cara khusus. Walau usia masih tergolong anak-anak, ia
tak bisa diperlakukan seperti anak kecil. Remaja sudah mulai menunjukkan
jati diri. Biasanya remaja lebih senang berkumpul bersama teman sebaya
ketimbang dengan orangtua. Beberapa sikap penting yang harus diperhatikan
dalam berkomunikasi dengan remaja adalah: menjadi pendengar yang baik.
Mengajak berdiskusi, tidak memotong pembicaraan, menjadi sahabat, dusuk
bersama, memeluk, merangkul, ngobrol dan bercengkrama.
4.	 Suasana komunikasi yang kondusif pada remaja adalah saling menghormati,
menghargai, saling percaya, dan terbuka
5.	 Penerapan Komunikasi sesuai tingkat perkembangan remaja
Dalam berkomunikasi dengan remaja, kita tidak bisa mengendalikan alur
pembicaraan, mengatur atau memegang kendali secara otoriter. Remaja sudah
punya pemikiran dan perasaan sendiri tentang hal yang ia bicarakan pada.
Komunikasi yang bisa diterima remaja adalah terbuka, dua arah, mendengar
aktif, menyediakan waktu yang cukup, Jangan memaksa remaja, mendorong
remaja untuk mengatakan hal-hal positif tentang dirinya. Hindari komentar
menyindir atau meremehkan, berikan pujian pada aspek terbaik yang dia
lakukan sekecil apapun dan hindari ceramah panjang dan menyalahkan anak.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
37
1.	 Jelaskan perkembangan komunikasi pada usia remaja
2.	 Bagaimanakah sikap terapeutik berkomunikasi dengan remaja
3.	 Jelaskan kenapa kita harus lebih banyak duduk bersama dan ngobrol dengan
remaja?
4.	 Orang dewasa harus bisa menjadi SAHABAT buat remaja, jelaskan apa
maksudnya?
Tugas Terstruktur
1.	 Buatlah kelompok dikelas, masing-masing berisi 4-5 anggota.
2.	 Masing-masing kelompok lakukan pengamatan terhadap komunikasi
verbal maupun non verbal remaja di beberapa tempat yaitu: di rumah,
sekolah, lingkungan rumah dan kelompok sebaya..
3.	 Catat hasil pengamatan terhadap komunikasi remaja
4.	 Diskusikan gambaran komunikasi remaja pada tempat-tempat yang
berbeda tersebut
5.	 Laporkan dan kumpulkan tugas pada fasilitator.
Tugas Mandiri
1.	 Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 2 didalam buku Anda
2.	 Berlatihlah untuk berkomunikasi secara efektif dengan remaja, praktikkan
setiap hari
3.	 Tuliskan kesulitan-kesulitan komunikasi yang hadapi.
Tes Formatif
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
38
III
Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 3 diharapkan
Anda mampu menerapkan komunikasi terapeutik pada
dewasa dan lansia secara tepat dalam praktek keperawatan.
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan
belajar 3, diharapkan Anda dapat :
1.	 Menjelaskan permasalahan dan
perkembangan komunikasi pada
orang dewasa
2.	 Menerapkan sikap komunikasi
pada orang dewasa
3.	 Mengidentifikasi suasana
komunikasi pada orang dewasa
4.	 Menerapkan teknik-teknik
komunikasi terapeutik pada orang
dewasa
5.	 Mengidentifikasi karakteristik
lanjut usia
6.	 Mengidentifikasi perkembangan
komunikasi lanjut usia
7.	 Mengidentifikasi faktor yang
mempengaruhi komunikasi pada
lanjut usia
8.	 Mengidentifikasi hambatan
komunikasi pada lanjut usia
9.	 Menerapkan pendekatan
komunikasi terapeutik pada lansia
10.	 Menerapkan teknik komunikasi
terapeutik pada lanjut usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
39
1.	 Permasalahan dan Perkembangan Komunikasi orang Dewasa
Erikson (1985) dalam Stuart & Sundeen (1998), menjelaskan bahwa pada orang
dewasa terjadi perkembangan psikososial yaitu intimasi vs isolasi. Orang
dewasa sudah mempunyai sikap-sikap tertentu, pengetahuan tertentu, bahkan
tidak jarang sikap itu sudah sangat lama menetap dalam dirinya, sehingga
tidak mudah untuk merubahnya. Pengetahuan yang selama ini dianggapnya
benar dan bermanfaat belum tentu mudah digantikan dengan pengetahuan
baru jika kebetulan tidak sejalan dengan yang lama. Orang dewasa bukan
seperti gelas kosong yang dapat diisikan sesuatu. Oleh karena itu dikatakan
bahwa kepada orang dewasa tidak dapat diajarkan sesuatu yang baru untuk
merubah tingkah lakunya dengan cepat. Orang dewasa, kalau ia sendiri yang
ingin belajar hal baru maka dia akan terdorong mengambil langkah untuk
mencapai sesuatu yang baru itu.
Pada tahap ini orang dewasa mampu belajar membagi perasaan cinta kasih,
minat dan permasalah dengan orang lain. Pada masa ini orang dewasa
mempunyai cara-cara tersendiri dalam berkomunikasi dengan orang lain. Cara-
cara spesifik yang biasa mereka lakukan adalah terkait dengan pengetahuan,
pengalaman, sikap, kemapanan, harga diri dan aktualisasi dirinya.
2.	 Sikap komunikasi pada orang dewasa
Berdasarkanperkembangankomunikasipadaorangdewasa danpermasalahan
yang terjadi, maka agar tercapai komunikasi yang efektif terutama dalam
melaksanakan pelayanan keperawatan, perlu menunjukkan dan menerapkan
sikap-sikap terapeutik.
Dalam berkomunikasi dengan dewasa sampai lansia diperlukan pengetahuan
tentang sikap-sikap yang khas. Berikut sikap-sikap psikologis spesifik pada
orang dewasa terhadap komunikasinya:
Bagaimanakah sikap berkomunikasi yang diterapkan pada orang dewasa?
Uraian Materi
40
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
a.	 Orang dewasa / lansia melakukan komunikasi berdasarkan pengetahuan
/ pengalamannya sendiri.
Sikap perawat:
•	 Menggunakan motivasi untuk mencari pengetahuan sendiri sesuai
yang diinginkan.
•	 Tidak perlu mengajari tetapi cukup memberikan motivasi untuk
menggantikan perilaku yang kurang tepat.
b.	 Berkomunikasi pada orang dewasa / lansia harus melibatkan perasaan dan
pikiran.
Sikap perawat:
•	 Gunakan perasaan dan pikiran orang dewasa / lansia sebagai
kekuatan untuk merubah perilakunya.
c.	 Komunikasi adalah hasil kerjasama antara manusia yang saling memberi
pengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai
suatu masalah.
Sikap perawat:
•	 Bekerjasama dengan orang dewasa / lansia untuk menyelesaikan
masalah
•	 Memberikan kesempatan pada lansia untuk mengungkapkan
pengalaman dan memberi tanggapan sendiri terhadap pengalaman
tersebut
3.	 Suasana komunikasi pada orang dewasa dan lansia
Disamping sikap, kita juga harus memperhatikan atau mampu menciptakan
suasana yang dapat mendorong efektifitas komunikasi pada kelompok usia
dewasa maupun lansia. Upayakan penciptaan suasana komunikasi yang dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.
a.	Suasana hormat menghormati
Orang dewasa dan lansia akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila
41
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berfikir
dan mengemukakan fikirannya.
b.	Suasana Saling Menghargai
Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai yang dianut perlu
dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka akan dapat
menjadi kendala dalam jalannya komunikasi.
c.	 Suasana Saling Percaya
Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanaya akan
dapat membawa hasil yang diharapkan. Jangan melakukan penyangkalan
pada apa yang dikomunikasikan oleh orang dewasa atau lansia, karena
mereka akan tidak percaya dengan Anda dan mengakibatkan tujuan
komunikasi tidak tercapai.
d.	Suasana Saling Terbuka
Keterbukaan dalam komunikasi sangat diperlukan baik bagi orang dewasa
maupun lansia. Maksud terbuka adalah terbuka untuk mengungkapkan
diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana
keterbukaan segala alternatif dapat tergali.
Komunikasi verbal dan non verbal adalah bentuk komunikasi yang harus
saling mendukung satu sama lain. Seperti halnya komunikasi pada anak-anak,
perilaku non verbal sama pentingnya pada orang dewasa dan juga lansia.
Ekspresi wajah, gerkan tubuh dan nada suara memberi tanda tentang status
emosional dari orang dewasa dan lansia.
Orang dewasa yang sakit dan dirawat di rumah sakit bisa merasa tidak
berdaya, tidak aman dan tidak mampu ketika dikelilingi oleh tokoh-tokoh yang
berwenang. Status kemandirian mereka telah berubah menjadi status dimana
orang lain yang memutuskan kapan mereka makan dan kapan mereka tidur.
Ini merupakan pengalaman yang mengancam dirinya, dimana orang dewasa
tidak berdaya dan cemas dan ini dapat terungkap dalam bentuk kemarahan
dan agresi.
42
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks pasien sebagai
orang dewasa oleh para profesional, pasien dewasa akan mampu menunjukkan
perilaku yang adaptif dan mampu mencapai penerimaan terhadap masalahnya.
4.	 Teknik komunikasi pada orang dewasa dan Penerapannya
Penggunaan teknik-teknik komunikasi secara umum telah Anda pelajari
pada Modul 1 tentang Konsep Dasar Komunikasi. Dalam setiap anda
berkomunikasi, mulai pada tingkat usia bayi-anak sampai dewasa dan lansia
teknik tersebut harus digunakan secara kombinasi. Akan tetapi secara khusus
Anda harus menguasai teknik-teknik yang membedakan pada kelompok usia
tertentu yang disesuaikan dengan karakteristik perkembangannya.
Berikut ini teknik komunikasi yang secara khusus yang harus Anda terapkan
saat berkomunikasi dengan orang dewasa:
a.	 Penyampaian pesan langsung kepada penerima tanpa perantara. Dengan
penyampaian langsung maka klien akan lebih mudah untuk menerima
penjelasan yang disampaikan. Penggunaan telepon atau media komunikasi
lain misalnya tulisan akan dapat menimbulkan salah persepsi karena tidak
ada feedback untuk mengevaluasi secara langsung
b.	 Saling mempengaruhi dan dipengaruhi, maksudnya komunikasi antara
perawat dan pasien dewasa harus ada keseimbangan dan tidak boleh ada
yang mendominasi. Perawat jangan selalu mendominasi peran sehingga
klien ditempatkan dalam keadaan yang selalu patuh. Teknik ini menekankan
pada hubungan saling membantu a (helping-Relationship).
c.	 Melakukan komunikasi secara timbal balik secara langsung, maksudnya
komunikasi timbal balik dapat meminimalkan kemungkin terjadinya salah
persepsi. Hubungan dan komunikasi secara timbal balik ini menunjukkan
pentingnya arti hubungan perawat-klien.
d.	 Komunikasi secara berkesinambungan, tidak statis dan bersifat dinamis.
	 Orang dewasa memiliki pengetahuan, pengalaman, sikap dan ketrampilan yang
menetap dan sukar untuk dirubah dalam waktu singkat. Memberi motivasi dan
memberdayakan pengetahuan/pengalaman dan sikap yang sudah dimiliki adalah
hal yang penting untuk melakukan komunikasi dengan orang dewasa dalam rangka
merubah perilakunya.
43
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Selanjutnya, bagaimanakah strategi berkomunikasi dengan orang yang sudah
lanjut usia?
Bagaimakah perbedaan komunikasi pada orang dewasa dan lansia?
5.	 Karakteristik Lanjut Usia
Lanjut usia (Lansia) adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua
orang yang dikarunia usia panjang. Lanjut usia merupakan kelompok umur
pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional mendefinisikan batasan
penduduk lanjut usia dikategorikan dalam tiga aspek yaitu aspek biologi,
aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998).
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami
proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya
daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang
dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan
dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban
dari pada sebagai sumber daya. Sedangkan dari aspek sosial, penduduk
lanjut usia merupakan satu kelompok sosial sendiri yang berbeda dengan
kelompok usia produktif dan mempunyai karakteristik yang spesifik. Di
Indonesia penduduk lanjut usia menduduki kelas sosial yang tinggi yang
harus dihormati oleh warga muda.
Permasalahan lansia terkait dengan komunikasi, pada umumnya terjadi akibat
kemunduran fisik, mental, dan sosial, kondisi penyakit, produktivitas kerja
menurun,hubungandankomunikasiterbatas.Adanyaketerbatasankomunikasi
pada lansia yang diakibatkan proses menua (aging process) mengharuskan
perawat memahami kondisi tersebut. Asuhan keperawatan yang diberikan
perawat kepada klien lanjut usia diharapkan mempertimbangkan karakteristik,
faktor yang mempengaruhi komunikasi, hambatan dalam komunikasi yang
harus sudah diantisipasi dengan pendekatan dan teknik-teknik komunikasi
terapeutik tertentu.
44
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Karakteristik Lansia
Masa tua adalah suatu periode permulaan kemunduran. Usia tua
dipandang sebagai masa kemunduran, kelemahan manusiawi dan sosial.
Usia tua dialami oleh para lansia dengan cara yang berbeda-beda. Ada
orang berusia lanjut yang mampu melihat arti penting usia tua dalam
konteks eksistensi manusia, yaitu sebagai masa hidup yang memberi mereka
kesempatan untuk tumbuh berkembang dan berbakti . Ada juga lanjut usia
yang memandang usia tua dengan bersikap antara kepasrahan yang pasif
dan pemberontakan, penolakan, dan keputusasaan.
WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi:
a. 	 Midle age (usia pertengahan) yaitu kelompok usia 45-59 tahun,
b. 	 Elderly, antara 60-74 tahun
c. 	 Usia antara 75-90 tahun
d. 	 Very old, lebih dari 90 tahun
Sedangkan bila di klasifikasi lansia berdasarkan kronologis usia, yaitu:
a. 	 Young old: 60-75 tahun,
b.	 Middle old: 75-84 tahun,
c.	 Old-old: >85 tahun.
Karakteristik lansia sering berhubungan dengan kemunduran fisik yang terjadi
dan Penyakit akibat proses menua. Untuk mempermudah memahami bagaimana
melakukan pendekatan maupun bagaimana strategi komunikasi pada lansia
maka perawat perlu tahu masalah dan penyakit yang sering dihadapi oleh lansia
yaitu:
45
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
1) mudah jatuh
2) mudah lelah
3) nyeri dada
4) kekacauan mental
5) sesak nafas pada waktu
melakukan kerja fisik
6) berdebar-debar (palpitasi)
7) pembengkakan kaki bagian bawah
8) nyeri pinggang atau punggung
9) nyeri pada sendi pinggul
10) berat badan menurun
11) sukar menahan buang air kecil
(sering ngompol)
12) sukar menahan buang air besar
13) gangguan sulit tidur
14) keluhan perasaan dingin
15) kesemutan pada anggota badan
16) mudah gatal-gatal
17) keluhan pusing-pusing
18) sakit kepala
Gangguan komunikasi pada lansia sering terjadi karena masalah-masalah fisik
yang dialami dan penurunan fungsi dari panca inderanya.
6.	 Perkembangan Komunikasi Pada Lansia
Meskipun batasan usia sangat beragam untuk menggolongkan lansia, namun
perubahan-perubahanakibatusiatersebuttelahdapatdiidentifikasi.Perubahan
pada aspek fisik berupa perubahan neurologis & sensorik, perubahan visual
dan pendengaran. Perubahan-perubahan tersebut dapat menghambat proses
penerimaan & interpretasi terhadap maksud komunikasi. Perubahan ini
juga menyebabkan klien lansia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.
Disamping itu, hal yang menyebabkan kesulitan komunikasi pada lansia adalah
perubahan kognitif yang berpengaruh pada tingkat intelegensia, kemampuan
belajar, daya memori dan motivasi klien.
Perubahanemosiyangseringnampakadalahberupareaksipenolakanterhadap
kondisi lansia. Berikut ini gejala-gejala penolakan lansia yang menyebabkan
gagalnya komunikasi dengan lansia:
•	 Tidak percaya terhadap diagnosa, gejala, perkembangan serta
keterangan yang diberikan petugas kesehatan.
•	 Mengubah keterangan yang diberikan sedemikian rupa, sehingga
46
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
diterima keliru.
•	 Menolak membicarakan perawatannya di rumah sakit.
•	 Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum, khususnya
tindakan yang langsung mengikutsertakan dirinya.
•	 Menolak nasehat-nasehat misalnya, istirahat baring, berganti posisi
tidur, terutama bila nasehat tersebut demi kenyamanan klien.
7.	 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Lansia
a. 	Faktor klien meliputi; kecemasan, penurunan sensori (penurunan
pendengaran dan penglihatan, kurang hati-hati, tema yang menetap
missal kepedulian terhadap kebugaran tubuh, kehilangan reaksi,
mengulangi kehidupan, takut kehilangan control dan kematian)
b. Faktor Perawat meliputi ; Perilaku perawat terhadap lansia dan ketidak
pahaman perawat
c. 	Faktor lingkungan, lingkungan yang bising dapat menstimulasi
kebingungan lansia dan terganggunya penerimaan pesan yang
disampaikan.
8.	 Hambatan komunikasi pada lansia dan Cara Mengatasi
Hambatan komunikasi yang efektif pada lansia berhubungan dengan
keterbatasan fisik yang terjadi akibat dari proses menua (aging process), antara
lain fungsi pendengaran yang menurun, mata yang kabur, tidak adanya gigi,
suara yang mulai melemah dsb. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
berkomunikasi dengan lansia maka diperlukan penguasaan terhadap cara-
cara mengatasi hambatan komunikai.
Berikut ini adalah cara mengatasi hambatan berkomunikasi pada lansia
•	 Menjaga agar tingkat kebisingan minimum.
•	 Menjadi pendengar yang setia, sediakan waktu untuk mengobrol.
•	 Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik.
•	 Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas.
•	 Jangan berbicara dengan keras/berteriak, bicara langsung dengan
Semakin banyak reaksi penolakan lansia, semakin buruk komunikasi yang dilakukan
47
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
telinga yang dapat mendengar dengan lebih baik.
•	 Berdiri di depan klien jangan terlalu jauh dari lansia
•	 Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana
•	 Beri kesempatan bagi klien untuk berfikir.
•	 Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial seperti perkumpulan
orang tua, kegiatan rohani.
•	 Berbicara pada tingkat pemahaman klien.
•	 Selalu menanyakan respons, terutama ketika mengajarkan suatu
tugas atau keahlian.
9.	 Pendekatan komunikasi terapeutik pada lansia
Komunikasi pada lansia merupakan permasalahan komplek dan heterogen
dibanding klien yang lebih muda. Latar belakang budaya sering mempengaruhi
klien lansia untuk mempersepsikan penyakit, kesediaan untuk mengikuti
aturan rencana perawatan dan pengobatan. Untuk mengurangi pengaruh
negatif atau mengurangi hambatan-hambatan yang terjadi maka diperlukan
komunikasi yang efektif antara perawat dan klien.
Berikut ini akan dipaparkan bagaimana perawat dapat meningkatkan
komunikasi pada klien lansia sebagai bentuk pendekatan dalam melakukan
komunikasi pada lansia, yaitu :
a.	 Buat suasana yang menyenangkan dan usahakan berhadapan langsung
dengan klien baik fisik maupun emosi.
b.	 Untuk memulai komunikasi berikan instruksi maupun informasi.
c.	 Tips yang bisa dipertimbangkan antara lain:
	 Beri waktu ekstra. Biasanya lansia menginginkan menerima informasi
lebih banyak dan lebih rinci dibanding klien yang lebih muda. Waktu
ekstra diberikan mengingat ada beberapa lansia yang kemungkinan
cara berkomunikasi kurang baik, kurang fokus sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama
	 Hindari ketidak-pedulian. Klien lansia ingin merasakan bahwa
perawat menyediakan waktu yang berkualitas untuk klien. 60 detik
pertama adalah waktu untuk menciptakan kesan pertama dengan
penuh perhatian
48
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
	 Duduk berhadapan dengan klien. Klien yang mengalami gangguan
pendengaran, akan membaca bibir untuk menerima informasi yang
diberikan perawat
	 Pelihara kontak mata. Kontak mata adalah penting pada komunikasi
non verbal Sampaikan kepada klien bahwa perawat senang
bertemu klien sehingga klien menaruh kepercayaan kepada
perawat. Memelihara kontak mata merupakan hal positif dan
dapat menciptakan suasana nyaman sehingga klien lebih terbuka
menerima tambahan informasi
	 Mendengarkan, kurangi kegagalan komunikasi dengan
mendengarkan cerita pasien lansia, 6) bicara pelan dengan jelas dan
nyaring
	 Gunakan kata-kata sederhana, pendek dan singkat untuk
memudahkan penerimaan klien lansia
	 Fokuskan pada satu pembicaraan karena klien lansia tidak mampu
memfokuskan pembicaraan pada banyak topik yang berbeda.
	 Beri catatan untuk instruksi yang rumit untuk menghindari
kebingungan klien
	 gunakan gambar, tabel untuk mempermudah pemahaman
	 Ringkas point utama untuk memberikan penekanan pada topik
utama pembicaraan
	 Beri kesempatan pada lansia untuk bertanya
	 Cari tempat yang tenang untuk mencegh kebingungan dan
menciptakan suasana kondusif dalam komunikasi
	 gunakan sentuhan untuk memberikan kenyamanan pada lansia dan
sebagai bentuk perhatian perawat kepada lansia
Disamping pendekatan di atas, ketrampilan komunikasi yang penting
dilakukan perawat pada saat komunikasi dengan lansia adalah seperti
berikut ini :
•	 Perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri ,
menjelaskan tujuan dan lama wawancara.
49
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
•	 Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan
dengan pemunduran kemampuan untuk merespon verbal
•	 Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar
belakang sosiokulturalnya
•	 Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia
kesulitan dalam berfikir abstrak
•	 Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan
memberikan respon nonverbal seperti kontak mata secara langsung,
duduk dan menyentuh pasien.
•	 Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda
kepribadian pasien dan distress yang ada.
•	 Perawat tidak boleh berasumsi bahwa pasien memahami tujuan dari
wawancara pengkajian.
•	 Perawat harus memperhatikan respon pasien dengan mendengarkan
dengan cermat dan tetap mengobservasi.
•	 Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan
asing bagi pasien.
•	 Lingkungan harus dibuat nyaman dan kursi harus dibuat senyaman
mungkin.
•	 Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi lansia
yang sensitif terhadap, suara berfrekuensi tinggi atau perubahan
kemampuan penglihatan.
•	 Perawat harus mengkonsultasikan hasil wawancara kepada keluarga
pasien atau orang lain yang sangat mengenal pasien.
•	 Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu wawancara.
Secara spesifik pendekatan komunikasi pada lansia dapat dilakukan
berdasarkan 4 aspek, yaitu pendekatan aspek fisik, psikologis, sosial, dan
spiritual.
Tahukah Anda bagaima pendekatan spesifik yang penting dilakukan
saat berkomunikasi dengan lansia?
50
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
	 Berikut uraian dari keempat pendekatan komunikasi pada lansia.
a. 	Pendekatan fisik
Mencari informasi tentang kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian yang
dialami, perubahan fisik organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih
bisa dicapai dan dikembangkan serta penyakit yang dapat dicegah
progresifitasnya. Pendekatan ini relatif lebih mudah dilaksanakan dan
dicarikan solusinya karena riil dan mudah diobservasi.
b. 	Pendekatan psikologis
Karena pendekatan ini sifatnya abstrak dan mengarah pada perubahan
perilaku, maka umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk
melaksanakan pendekatan ini, perawat berperan sebagai konselor, advokat,
supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing atau sebagai
penampung masalah-masalah rahsaia yang pribadi dan sebagai sahabat
yang akrab bagi klien.
c. 	 Pendekatan sosial
Pendekatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan ketrampilan berinteraksi
dengan lingkungan. Mengadakan diskusi, tukar pikiran, bercerita, bermain
atau mengadakan kegiatan-kegiatan kelompok merupakan implementasi
dari pendekatan ini agar klien dapat berinteraksi agar klien dapat
berinteraksi dengan sesama lansia nmaupun dengan petugas kesehatan.
d. 	Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan Tuhan atau agama yang dianutnya terutama bila klien dalam
keadaan sakit atau mendekati kematian.
Pendekatan spiritual ini cukup efektif terutama bagi klien yang mempunyai
kesadaran tinggi dan latar belakang keagamaan yang baik.
10.	 Tehnik Komunikasi Pada Lansia
	 Mundakir (2006) mengidentifikasi beberapa tehnik komunikasi yang dapat
digunakan perawat dalam berkomunikasi dengan lansia adalah :
51
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
a.	 Tehnik Asertif
Asertif adalah menyatakan dengan sesungguhnya, terima klien apa
adanya. Perawat bersikap menerima yang menunjukkan sikap peduli dan
sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan klien serta berusaha
untuk mengerti / memahami klien. Sikap ini membantu perawat untuk
menjaga hubungan yang terapeutik dengan lansia.
b.	 Responsif
Reaksi spontan perawat terhadap perubahan yang terjadi pada klien
dan segera melakukan klarifikasi tentang perubahan tersebut. Teknik ini
merupakan bentuk perhatian perawat kepada klien yang dilakukan secara
aktif untuk memberikan ketenangan klien. Berespon berarti bersikap aktif,
tidak menunggu permintaan dari klien.
Contoh:
“Apa yang ibu fikirkan saat ini? Apakah yang bisa saya bantu untuk ibu?”.
c.	 Fokus
Dalam berkomunikasi, sering kita jumpai lansia berbicara panjang lebar
dan mengungkapkan pernyatan-pernyataan di luar materi dan tidak
relevan dengan tujuan terapi. Sehubungan dengan hal tersebut maka
perawat harus tetap fokus pada topik pembicaraan dan mengarahkan
kembali komunikasi lansia pada topik untuk mencapai tujuan terapi. Sikap
ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi
komunikasi yang diinginkan.
d.	 Supportif
Lansia sering menunjukkan sikap labil atau berubah-ubah. Perubahan ini
perlu disikapi dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia dengan cara
memberikan dukungan (suportif).
Contoh sikap sopportif:
52
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Tersenyum dan mengangguk ketika lansia mengungkapkan perasaannya
sebagai sikap hormat dan menghargai lansia berbicara. Sikap ini dapat
menumbuhkan kepercayaan diri klien lansia sehingga lansia tidak merasa
menjadi beban bagi keluarganya, dengan demikian diharapkan klien
termotivasi untuk mandiri dan berkarya sesuai kemampuannya. Selama
memberi dukunganjangan mempunyai kesan menggurui atau mengajari
klien karena ini dapat merendahkan kepercayaan klien kepada perawat.
Contoh Ungkapan-ungkapan yang bisa memberi support / motivasi
kepada lansia adalah:
“saya yakin bapak dapat mampu melakukan tugas bapak dengan baik”,
“Jika bapak memerlukan saya siap membantu.”
e.	 Klarifikasi
Klarifikasi adalah teknik yang digunakan perawat untuk memperjelas
informasi yang disampaikan klien.
Hal ini penting dilakukan perawat karena seringnya perubahan yang
terjadi pada lansia dapat mengakibatkan proses komunikasi lancar dan
kurang bisa dipahami. Klarifikasi dilakukan dengan cara mengajukan
pertanyaan ulang atau meminta klien memberi penjelasan ulang dengan
tujuan menyamakan persepsi.
Contoh:
“Coba ibu jelaskan kembali bagaimana perasaan ibu saat ini ?”
f.	 Sabar dan Ikhlas
Perubahan yang terjadi pada lansia terkadang merepotkan dan seperti
kekanak-kanakan. Perubahan ini harus disikapi dengan sabar dan ikhlas
agar hubungan antara perawat dengan klien lansia dapat efektif dan
terapeutik. Sabar dan ikhlas dilakukan supaya tidak muncul kejengkelan
perawat yang dapat merusak komunikasi dan hubungan perawat dan
klien.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
53
	
1.	 Permasalahan dan Perkembangan Komunikasi orang Dewasa
Komunikasi pada dewasa sampai lansia adalah sulit dan perlu pendekatan
khusus. Mereka mempunyai sikap dan pengetahuan tertentu, bahkan tidak
jarang sikap itu sudah sangat lama menetap dalam dirinya, sehingga tidak
mudah untuk merubahnya. Pengetahuan yang dianggapnya benar tidak
mudah digantikan dengan pengetahuan baru. Sehingga kepada orang
dewasa sampai lansia, tidak dapat diajarkan sesuatu yang baru.
2.	 Sikap komunikasi pada orang dewasa
Dalam berkomunikasi dengan lansia diperlukan pengetahuan tentang sikap-
sikap yang khas. Sikap-sikap psikologis spesifik pada orang dewasa dalam
komunikasi yaitu: menggunakan motivasi, tidak perlu mengajari, Gunakan
perasaan dan pikiran orang dewasa / lansia, bekerjasama untuk menyelesaikan
masalah dan memberikan kesempatan pada lansia untuk mengungkapkan
pengalaman dan memberi tanggapan sendiri terhadap pengalaman tersebut
3.	 Suasana komunikasi pada orang dewasa dan lansia
Seperti halnya remaja, pada orang dewasa dan lansia memerlukan Suasana
hormat menghormati, Saling Menghargai, Saling Percaya, Saling Terbuka
4.	 Teknik komunikasi pada orang dewasa dan Penerapannya
Penyampaian pesan langsung tanpa perantara, Saling mempengaruhi dan
dipengaruhi, komunikasi secara timbal balik secara langsung, dan dilakukan
secara berkesinambungan, tidak statis dan selalu dinamis.
5.	 Karakteristik Lanjut Usia
Lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya. Masa tua adalah suatu periode
permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran,
kelemahan manusiawi dan sosial. Karakteristik lansia sering berhubungan
dengan kemunduran fisik yang terjadi dan Penyakit akibat proses menua.
Rangkuman
54
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami
proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya
daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang
dapat menyebabkan kematian. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih
dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Sedangkan
dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial
sendiri yang berbeda dengan kelompok usia produktif dan mempunyai
karakteristik yang spesifik.
6.	 Perkembangan Komunikasi Pada Lansia
Perubahan menjadi prosese menua, menyebabkan klien lansia mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi. Disamping berkurangnya fungsi organ
komunikasi, kesulitan komunikasi pada lansia disebabkan oleh perubahan
kognitif yang berpengaruh pada tingkat intelegensia, kemampuan belajar,
daya memori dan motivasi klien. Perubahan emosi yang berdampak pada
perubahan komunikasi lansia yang sering nampak adalah reaksi penolakan
terhadap kondisi lansianya, yaitu:
•	 Tidak percaya terhadap diagnosa, gejala, perkembangan serta
keterangan yang diberikan petugas kesehatan.
•	 Mengubah keterangan yang diberikan sedemikian rupa, sehingga
diterima keliru.
•	 Menolak membicarakan perawatannya di rumah sakit.
•	 Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum, khususnya
tindakan yang langsung mengikutsertakan dirinya.
•	 Menolak nasehat-nasehat misalnya, istirahat baring, berganti posisi
tidur, terutama bila nasehat tersebut demi kenyamanan klien.
7.	 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Lansia adalah Faktor
klien meliputi; kecemasan, penurunan sensori (penurunan pendengaran dan
penglihatan, kurang hati-hati, tema yang menetap missal kepedulian terhadap
kebugaran tubuh, kehilangan reaksi, mengulangi kehidupan, takut kehilangan
control dan kematian). Faktor Perawat meliputi ; Perilaku perawat terhadap
lansia dan ketidak pahaman perawat dan Faktor lingkungan, lingkungan yang
bising dapat menstimulasi kebingungan lansia dan terganggunya penerimaan
pesan yang disampaikan.
55
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
8.	 Hambatan komunikasi pada lansia dan Cara Mengatasi
Hambatan komunikasi yang efektif pada lansia berhubungan dengan
keterbatasan fisik yang terjadi akibat dari proses menua (aging process),
antara lain fungsi pendengaran yang menurun, mata yang kabur, tidak
adanya gigi, suara yang mulai melemah dsb. Untuk meningkatkan efisiensi
dan efektifitas berkomunikasi dengan lansia maka diperlukan penguasaan
terhadap cara-cara mengatasi hambatan komunikai.
9.	 Pendekatan komunikasi terapeutik pada lansia yaitu membuat suasana
yang menyenangkan, beri waktu ekstra, hindari ketidak-pedulian, duduk
berhadapan dengan klien, pelihara kontak, mendengarkan, bicara pelan
dengan jelas dan nyaring, gunakan kata-kata sederhana, fokuskan pada
satu pembicaraan, beri catatan untuk instruksi yang rumit ringkas point
utama untuk memberikan penekanan pada topik utama pembicaraan,
beri kesempatan pada lansia untuk bertanya, cari tempat yang tenang
untuk mencegh kebingungan dan menciptakan suasana kondusif dalam
komunikasi, gunakan sentuhan untuk memberikan kenyamanan pada lansia
dan sebagai bentuk perhatian perawat kepada lansia .
Secara spesifik pendekatan komunikasi pada lansia dapat dilakukan
berdasarkan 4 aspek, yaitu pendekatan aspek fisik, psikologis, sosial, dan
spiritual.
10.	 Tehnik Komunikasi Pada Lansia
Beberapa tehnik komunikasi yang dapat diterapkan antara lain : Tehnik Asertif,
Responsif, Fokus, Supporti, Klarifikasi serta Sabar dan Ikhlas
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
56
Tes Formatif
PETUNJUK UMUM:
1.	Jawablah pertanyaan pada soal formatif berikut pada tempat yang
disediakan
2.	Pilih satu jawaban yang paling tepat
3.	Pilih A. Jika 1, 2, dan 3 Benar
B. Jika 1 dan 3 Benar
C. Jika 2 dan 4 Benar
D. Jika hanya no 4 yang Benar
E. Jika semua Benar / Salah
SOAL:
1.	 Sebutkan 4 suasana yang dapat meningkatkan komunikasi pada orang
dewasa dan lansia
a.	 …..............................................................................................................................
b.	 …..............................................................................................................................
c.	 …..............................................................................................................................
d.	 …..............................................................................................................................
2.	 Perubahan emosi pada lansia yang sering tampak adalah gejala-gejala
penolakan. Manakah gejala penolakan lansia yang mengakibatkan
kegagalan komunikasi?
1.	 Tidak percaya terhadap diagnosa yang ditetapkan
2.	 Mengubah keterangan yang diberikan
3.	 Menghindar mendiskusikan penyakitnya
4.	 Menolak dikunjungi teman-temannya
3.	 Orang dewasa sudah mempunyai pengetahuan dan pengalaman sendiri
yang mempengaruhi komunikasinya. Untuk memudahkan tindakan
57
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
keperawatan yang perawat lakukan, manakah sikap psikologis perawat
yang paling tepat?
A.	 Memberi motivasi klien untuk meningkatkan kesehatan
B.	 Menggunakan keyakinan perawat untuk merubah perilaku klien
C.	 Mengajari cara-cara memelihara kesehatan
D.	 Menyelesaikan masalah berdasarkan sudut pandang perawat
E.	 Mengganti pengetahuan klien dengan yang baru
4.	 Penyampaian komunikasi yang tepat dilakukan pada orang dewasa /
lansia supaya tidak terjadi kesalahan dalam penerimaan informasi adalah
dengan teknik:
A.	 Penyampaian melalui media leaflet
B.	 Langsung menggunakan telepon
C.	 Langsung dengan tatap muka
D.	 Langsung melalui keluarga
E.	 Tidak langsung
5.	 Berikut di bawah ini manakah karakteristik fisik lansia yang dapat
mempengaruhi keberhasilan komunikasi?
A.	 Penurunan penglihatan
B.	 Keluhan pusing-pusing
C.	 Keluhan sulit tidur
D.	 Perasaan cemas
E.	 Penurunan pendengaran
6.	 Seorang lansia dirawat dengan keluhan mengalami kesulitan tidur dan
mengatakan bingung yang tidak tahu penyebabnya.
Manakah berikut ini upaya yang harus dilakukan perawat dalam aspek
fisik untuk mengahatasi hambatan komuniasi dengan lansia.
A.	 Meminta pasien untuk tenang
58
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
B.	 Menganjurkan klien untuk relaksasi
C.	 Menyediakan waktu untuk ngobrol dengan perawat
D.	 Menyediakan lingkungan tenang
E.	 Menjadi pendengar setia buat klien
7.	 Seorang lansia di rawat dengan dimensia. Selama interaksi dan
berkomunikasi klien selalu meminta pertanyaan dan penjelasan yang
berikan perawat untuk diulang. Klien tampak kurang fokus dan mudah
beralih dan menyatakan tidak paham.
Apakah yang harus dilakukan perawat dalam berkomunikasi dengan klien
supaya tujuan dapat tercapai?
A.	 Duduk berhadapan
B.	 Mempertahankan kontak mata
C.	 Memberikan waktu ekstra untuk klien
D.	 Meminta keluarga menjelaskan kembali
E.	 Menciptakan suasana menyenangkan
8.	 Seorang perawat sedang berinteraksi dengan klien lansia usia 80 tahun.
Klien mengalami kesulitan memahami penjelasan perawat.
Bagaimanakah pemilihan kata dalam komunikasi yang penting dilakukan
perawat?
1.	 Menggunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien
2.	 Pertanyaan pendek dan jelas
3.	 Memberikan waktu yang cukup buat klien
4.	 Menyediakan tempat yang baru untuk suasana yang nyaman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
5959
Tugas
Tugas Terstruktur
1.	 Lakukan pengamatan pola komunikasi pada orang dewasa dan lansia
2.	 Bandingkan pola komunikasi diantara kedua kelompok tersebut secara
vernal maupun non verbal
3.	 Diskusikan dengan teman Anda dan buatlah laporan tertulis.
4.	 Bandingkan dengan teori yang telah Anda pelajari pada kegiatan belajar
3
Tugas Mandiri
1.	 Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 3 didalam buku Anda
2.	 Bacalah kembali kegiatan belajar 1 sampai 3 dalam modul 2 ini sebelum
Anda mempelajari modul 3 mata kuliah komunikasi dalam keperawatanTugas Akhir Terstruktur
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
60
Praktikum:
Ilustrasi Kasus:
Seorang wanita, usia 84 tahun, tinggal di rumah perawatan lansia.. Pada saat
pengkajian pasien tampak bingung, komunikasi tidak jelas, dan sering meminta
perawat untuk mengulang pertanyaan dan informasi yang telah diberikan. Klien
Tugas:
1.	 Sebelum berkomunikasi / interaksi, buatlah Strategi pelaksanaan (SP)
komunikasi sesuai contoh (pada kegiatan belajar 3 dalam modul 1) dengan
menggunakan format yang telah ditentukanseperti dalam modul 1.
2.	 Lakukan kegiatan praktik komunikasi dengan cara berpasangan dengan
teman Anda dengan menggunakan SP komunikasi yang Anda buat. (Anda
bermain peran sebagai perawat dan pasien lansia sesuai kasus / ilustrasi di
atas)
3.	 Tuliskan perasaan Anda setelah mempraktikkan komunkasi tersebut
Tugas Akhir Mandiri
1.	 Pahami setiap fase interaksi dan komunikasi
2.	 Lakukanlah latihan terus menerus dengan kasus-kasus yang berbeda.
Tugas Akhir
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
61
Petunjuk Umum :
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat
Pilihlah A Jika 1, 2, dan 3 Benar
Pilihlah B Jika 1 dan 3 Benar
Pilihlah C Jika 2 dan 4 Benar
Pilihlah D Jika 4 saja yang Benar
Pilihlah E Jika semua jawaban benar / salah
SOAL:
1.	 Manakah Yang termasuk bentuk komunikasi prabicara pada bayi berikut ini:
1.	 Tangisan
2.	 Cisyarat
3.	 Celoteh
4.	 Ekpresi
2.	 Pada kelompok umur berapakah komunikasi pra bicara mulai digunakan?
A.	 Umur 0 – 6 bulan
B.	 Umur 6 – 12 bulan
C.	 Umur 0 – 12 bulan
D.	 Umur 1 – 3 tahun
E.	 Umur 3 – 6 tahun
4.	 Seorang bayi tiba-tiba menagis ketika sedang tidur. Pada waktu dilihat
tampak popok bayi basah dan badan bayi taraba dingin. Apakah arti / maksud
tangisan bayi dalam komunikasi tersebut?
1.	 Menyampaikan pesan bahwa dia merasa tidak nyaman
2.	 Merupakan kebiasaan bayi yang dibawa sejak lahir
3.	 Memberi tahu agar ibu memenuhi kebutuhannya
4.	 Menunjukkan bahwa dia normal karena bisa menangis
Tes Akhir Modul
62
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
6.	 Pada waktu digendongan ibu, seorang ibu tampak sedang menyusui bayinya.
Pada waktu putting susu disodorkan, tampak bayi mendorong putting susu
ibu dan tidak mau menyusu. Bayi tampak tenang dan akan tidur. Apakah
komunikasi prabicara yang digunakan bayi tersebut ?
A.	 Ocehan
B.	 Celoteh
C.	 Isyarat
D.	 Ekspresi emosi
E.	 Ungkapan tidak langsung
8.	 Pada saat bayi merasa senang, Apakah respon kegembiraan yang di
tunjukkan bayi?
A.	 Menjerit dan menggerakkan kaki berulang-ulang
B.	 Menjerit dan menangis
C.	 Ekspresi wajah tampak tegang
D.	 Menjerit dan melempar
E.	 Meronta
10.	Seorang anak perempuan usia 5 tahun di rawat di rumah sakit karena panas.
Anak mendapatkan buku-buku bergambar tentang aktivitas dokter dan
perawat yang sedang melakukan pemeriksaan dan perawatan. Mengurangi
rasa takutnya, anak diminta untuk menceritakan gambar yang ada dalam buku
tersebut. Apakah teknik komunikasi yang dilakukan oleh perawat?
A.	 Memfasilitasi
B.	 Teknik orang ketiga
C.	 Storytelling
D.	 Biblioterapi
E.	 Meminta menyebutkan keinginan
12.	Manakah Salah satu bentuk implementasi penggunaan teknik komunikasi
terapeutik bermain pada anak?
A.	 Meminta anak memegang stetoskop yang akan digunakan untuk
pemeriksaan
B.	 Mengajak bermain diluar ruangan sambil melakukan tindakan
C.	 Melibatkan kakak dalam aktivitas bermain di rumah sakit
D.	 Meminta ibu mengajak bermain sambil dilakukan tindakan
E.	 Membiarkan anak bermain sendiri
63
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
14.	Berkomunikasi dengan remaja adalah unik karena orang tua / orang dewasa
harus bisa sebagai SAHABAT buat remaja. Manakah bentuk implementasi
komunikasi pada remaja yang paling tepat berikut ini?
A.	 Memaksaremaja menceritakan apa yang menjadi privasi dirinya
B.	 Memberikan penilaian / koreksi terhadap perilaku remaja yang kurang
tepat
C.	 Memberikan informasi terkait tanggung jawab remaja
D.	 Meminta remaja mengungkapkan alasan jika pulang sekolah terlambat
E.	 Membantu menyelesaikan masalah berfokus pada ibu (orang tua)
16.	Seorang remaja wanita usia 16 tahun, tampak sedih sepulang dari sekolah.
Remaja tersebut mengatakan tidak mau lagi sekolah ditempat tersebut karena
merasa malu dengan teman-temannya.
Bagaimanakah sikap orang tua dalam menghadapi sikap remaja tersebut?
1.	 Mengajak remaja berdiskusi terkait perasaannya
2.	 Memberikan support terhadap masalah yang dihadapi remaja
3.	 Mendengarkan ungkapan perasaan remaja
4.	 Memberikan komentar secara langsung terhadap ungkapan yang tidak
sesuai
17.	Berikut petikan komunikasi antara remaja dengan perawat dalam sesi
konsultasi di sekolah.
P : Coba jelaskan apa yang membuat adik merasa tidak nyaman lagi
disekolah ini?
K : Saya tidak tahu, kenapa saya yang harus bertanggung jawab terhadap
masalah ini?
P : Saya tahu, hal ini adalah masalah sulit buat adik (memandang klien dan
menganggukkan kepala)
Kalau boleh tahu, apa masalah besar yang adik hadapi sekarang?
Apakah sikap komunikasi yang dilakukan perawat berdasarkan komunikasi
di atas?
A.	 Tidak memaksa
B.	 Memberi support
C.	 Tidak mendominasi
D.	 Mendengarkan secara aktif
64
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
18.	Orang dewasa sudah mempunyai pengetahuan dan pengalaman sendiri yang
mempengaruhi komunikasinya. Untuk memudahkan tindakan keperawatan
yang perawat lakukan, manakah sikap psikologis perawat yang paling tepat?
A.	 Memberi motivasi klien untuk meningkatkan kesehatan
B.	 Menggunakan keyakinan perawat untuk merubah perilaku klien
C.	 Mengajari cara-cara memelihara kesehatan
D.	 Menyelesaikan masalah berdasarkan sudut pandang perawat
E.	 Mengganti pengetahuan klien dengan yang baru
19.	Penyampaian komunikasi yang tepat dilakukan pada orang dewasa / lansia
supaya tidak terjadi kesalahan dalam penerimaan informasi adalah dengan
teknik:
A.	 Penyampaian melalui media leaflet
B.	 Langsung menggunakan telepon
C.	 Langsung dengan tatap muka
D.	 Langsung melalui keluarga
E.	 Tidak langsung
20.	Berikut di bawah ini manakah karakteristik fisik lansia yang dapat
mempengaruhi keberhasilan komunikasi?
A.	 Penurunan penglihatan
B.	 Keluhan pusing-pusing
C.	 Keluhan sulit tidur
D.	 Perasaan cemas
E.	 Penurunan pendengaran
21.	Seorang lansia dirawat dengan keluhan mengalami kesulitan tidur dan
mengatakan bingung yang tidak tahu penyebabnya.
Manakah berikut ini upaya yang harus dilakukan perawat dalam aspek fisik
untuk mengahatasi hambatan komuniasi dengan lansia.
65
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
A.	 Meminta pasien untuk tenang
B.	 Menganjurkan klien untuk relaksasi
C.	 Menyediakan waktu untuk ngobrol dengan perawat
D.	 Menyediakan lingkungan tenang
E.	 Menjadi pendengar setia buat klien
22.	Seorang lansia di rawat dengan dimensia. Selama interaksi dan berkomunikasi
klien selalu meminta pertanyaan dan penjelasan yang berikan perawat untuk
diulang. Klien tampak kurang fokus dan mudah beralih dan menyatakan tidak
paham.
Apakah yang harus dilakukan perawat dalam berkomunikasi dengan klien
supaya tujuan dapat tercapai?
A.	 Duduk berhadapan
B.	 Mempertahankan kontak mata
C.	 Memberikan waktu ekstra untuk klien
D.	 Meminta keluarga menjelaskan kembali
E.	 Menciptakan suasana menyenangkan
23.	Seorang perawat sedang berinteraksi dengan klien lansia usia 80 tahun. Klien
mengalami kesulitan memahami penjelasan perawat.
Bagaimanakah pemilihan kata dalam komunikasi yang penting dilakukan
perawat?
1.	 Menggunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien
2.	 Pertanyaan pendek dan jelas
3.	 Memberikan waktu yang cukup buat klien
4.	 Menyediakan tempat yang baru untuk suasana yang nyaman
24.	Manakah komunikasi berikut ini yang menunjukkan sikap memberikan
support dalam memabantu remaja yang bermasalah?
66
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
A.	 “Lanjutkan cerita adik, kenapa mempunyai perasaan selalu ingin marah
dengan orang tua”
B.	 Menganggu-angguk sambil memandang klien dan berkata ….. LANJUTKAN
C.	 “Saya paham dengan masalah adik dan mari kita mendiskusikan
penyelesaiannya
D.	 “adik jangan merasa bahwa orang tua tidak memperhatian, pahami bahwa
orang tua juga punya kesibukan”
E.	 Memeluk dan merangkul remaja sambil berkata”menangislah jika ingin
menangis”
26.	Pada saat berkomunikasi dengan remaja pada sesi konsultasi kesulitan
adaptasi dengan teman sebaya, seorang perawat berkata: “Kalau adik sulit
menceritakan masalah yang sesungguhnya secara langsung kepada saya,
tulislah masalah yang adik rasakan pada kertas. Bukalah kembali kertas itu
jika sudah siap menceritakan kepada saya atau orang lain”
Bagaimanakah suasana komunikasi yang sedang dibangun oleh perawat
dalam mencapai tujuan?
A.	 Suasana penuh rahasia
B.	 Suasana menghormati
C.	 Suasana keterbukaan
D.	 Suasana kekeluargaan
E.	 Suasana saling percaya
27.	Berikut komunikasi antara Perawat dan Remaja pada sesi konsultasi:
P : Coba jelaskan apa yang membuat adik merasa marah dengan
orang tua?
K	 : Saya tidak tahu, kenapa saya benci dengan orang tua saya?
P : Saya tahu, hal ini adalah masalah sulit buat adik (memandang
klien dan mengangguk)
Kalau boleh tahu, apa masalah besar yang adik hadapi sekarang?
Pada fase apakah komunikasi yang sedang dilakukan perawat berdasarkan
gambaran dialog di atas?
67
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
A.	 Fase Pra orientasi
B.	 Fase orientasi
C.	 Fase Interaksi
D.	 Fase Kerja
E.	 Fase terminasi
28.	Manakah komunikasi berikut ini yang menggambarkan fase terminasi dalam
komunikasi antara perawat dan klien?
A.	 “Ayo kita diskusikan bersama masalah adik tersebut”
B.	 “Saya akan membantu menyelesaikan masalah adik”
C.	 “Dimana kita akan berdiskusi supaya merasa nyaman?”
D.	 “Saya paham bahwa adik sedang menghadapi masalah berat”
E.	 “Saya lihat adik lebih tenang, terimakasih telah bekerjasama dengan
baik”
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
68
Acuan Pustaka
1.	 Chitty (1997). Professional Nursing Practice. St. Louis : Mosby
2.	 DeVito, J.A. (1997). Komunikasi antar manusia. (ed. Indonesia). Alih bahasa
Agus Maulana. Jakarta : Professional Book
3.	 Engel, J (1998). Pengkajian pediatric. Jakarta : EGC
4.	 Kozier & Erb (1999) Fundamental of Nursing : Concept and practice. St.
Louis
5.	 Mulyana, D. (2005). Komunikasi efektif: suatu pendekatan lintas budaya.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
6.	 Mundakir (2006). Komunikasi Keperawatan: Aplikasi dalam keperawatan.
Cetakan pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
7.	 Taylor, C; Lillis, C & LeMone, P. (1989). Fundamental of nursing : The art and
science of nursing care. Philadelphia : J.B. Lippincott.
8.	 Stuard, GW & Laraia, M.L. (1998). Principle and practice of psychiatric
nursing. Mosby year book6th
edition. St. Louis : Mosby
9.	 http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/10/komunikasi-pada-anak.html
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang
Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang

More Related Content

What's hot

Modul4 kb1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
Modul4 kb1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khususModul4 kb1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
Modul4 kb1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khususpjj_kemenkes
 
Modul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iiiModul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iiipjj_kemenkes
 
Modul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha iModul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha ipjj_kemenkes
 
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika   ansietas, citra tubuh, kehilanganPraktika   ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilanganpjj_kemenkes
 
Praktikum 2 kehilangan
Praktikum 2   kehilanganPraktikum 2   kehilangan
Praktikum 2 kehilanganpjj_kemenkes
 
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanKb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanpjj_kemenkes
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik  Pada Dewasa dan Lanjut UsiaPenerapan Komunikasi Terapeutik  Pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Dewasa dan Lanjut Usiapjj_kemenkes
 
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anak
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anakKb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anak
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anakpjj_kemenkes
 
Modul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktekModul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktekpjj_kemenkes
 
MELAKUKAN HEALTH EDUCATION
MELAKUKAN HEALTH EDUCATIONMELAKUKAN HEALTH EDUCATION
MELAKUKAN HEALTH EDUCATIONpjj_kemenkes
 
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi KeperawatanPenerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 4 pedoman praktek
Modul 4   pedoman praktekModul 4   pedoman praktek
Modul 4 pedoman praktekpjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Modul4 kb1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
Modul4 kb1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khususModul4 kb1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
Modul4 kb1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
 
Modul 2 cetak
Modul 2 cetakModul 2 cetak
Modul 2 cetak
 
Modul 3 cetak
Modul 3 cetakModul 3 cetak
Modul 3 cetak
 
Modul 1 cetak
Modul 1 cetakModul 1 cetak
Modul 1 cetak
 
Modul 6 cetak
Modul 6 cetakModul 6 cetak
Modul 6 cetak
 
Modul 5 cetak
Modul 5 cetakModul 5 cetak
Modul 5 cetak
 
Modul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iiiModul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iii
 
Modul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha iModul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha i
 
Modul 4 cetak
Modul 4 cetakModul 4 cetak
Modul 4 cetak
 
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika   ansietas, citra tubuh, kehilanganPraktika   ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilangan
 
Pre konferens
Pre konferensPre konferens
Pre konferens
 
Praktikum 2 kehilangan
Praktikum 2   kehilanganPraktikum 2   kehilangan
Praktikum 2 kehilangan
 
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukanKb 2 pesiapan akan dilakukan
Kb 2 pesiapan akan dilakukan
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik  Pada Dewasa dan Lanjut UsiaPenerapan Komunikasi Terapeutik  Pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Dewasa dan Lanjut Usia
 
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anak
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anakKb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anak
Kb 3 persiapan pre dan postoperasi pada anak
 
Modul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktekModul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktek
 
MELAKUKAN HEALTH EDUCATION
MELAKUKAN HEALTH EDUCATIONMELAKUKAN HEALTH EDUCATION
MELAKUKAN HEALTH EDUCATION
 
Modul 8 cetak
Modul 8 cetakModul 8 cetak
Modul 8 cetak
 
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi KeperawatanPenerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
Penerapan Pancasila dalam Profesi Keperawatan
 
Modul 4 pedoman praktek
Modul 4   pedoman praktekModul 4   pedoman praktek
Modul 4 pedoman praktek
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Kb 3
Kb 3Kb 3
Kb 3
 
Modul 1 kb 3 komunikasi
Modul 1 kb 3 komunikasiModul 1 kb 3 komunikasi
Modul 1 kb 3 komunikasi
 
4. aktivitas terapi
4. aktivitas terapi4. aktivitas terapi
4. aktivitas terapi
 
Managemen laktasi
Managemen laktasiManagemen laktasi
Managemen laktasi
 
Anatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indraAnatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indra
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
Fisiologi laktasi
Fisiologi laktasiFisiologi laktasi
Fisiologi laktasi
 
Anestesi pediatrik
Anestesi pediatrikAnestesi pediatrik
Anestesi pediatrik
 
Asi formula
Asi   formulaAsi   formula
Asi formula
 
Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)
 
gangguan emosi
gangguan emosigangguan emosi
gangguan emosi
 
Askeb iii nifas
Askeb iii nifasAskeb iii nifas
Askeb iii nifas
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
Pedoman ibu hamil
Pedoman ibu hamilPedoman ibu hamil
Pedoman ibu hamil
 
Anatomi fisiologi menyusui risna
Anatomi fisiologi menyusui risnaAnatomi fisiologi menyusui risna
Anatomi fisiologi menyusui risna
 
Pedoman umum-pemeriksaan-fisik
Pedoman umum-pemeriksaan-fisikPedoman umum-pemeriksaan-fisik
Pedoman umum-pemeriksaan-fisik
 
LAKTASI
LAKTASILAKTASI
LAKTASI
 
10 Tips Lancar Menyusui Sukses Bekerja
10 Tips Lancar Menyusui Sukses Bekerja10 Tips Lancar Menyusui Sukses Bekerja
10 Tips Lancar Menyusui Sukses Bekerja
 
Mitos VS Fakta Vaksin
Mitos VS Fakta Vaksin Mitos VS Fakta Vaksin
Mitos VS Fakta Vaksin
 
Imd ToT Presentation
Imd ToT PresentationImd ToT Presentation
Imd ToT Presentation
 

Similar to Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang

Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut UsiaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usiapjj_kemenkes
 
Kb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
Kb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khususKb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
Kb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khususpjj_kemenkes
 
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanKb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanpjj_kemenkes
 
Materi I Keperawatan MI KBI
Materi I Keperawatan MI KBIMateri I Keperawatan MI KBI
Materi I Keperawatan MI KBISPADAIndonesia
 
Materi M1KB1 : Konsep Dasar Komunikasi
Materi M1KB1 :  Konsep Dasar KomunikasiMateri M1KB1 :  Konsep Dasar Komunikasi
Materi M1KB1 : Konsep Dasar Komunikasippghybrid4
 
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunKb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunpjj_kemenkes
 
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahunKb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahunpjj_kemenkes
 
Kb 1 perspektif keperawatan anak
Kb 1 perspektif keperawatan anakKb 1 perspektif keperawatan anak
Kb 1 perspektif keperawatan anakpjj_kemenkes
 
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatanKb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatanpjj_kemenkes
 
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasiKb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasipjj_kemenkes
 
Aplikasi Komunikasi Dan Interaksi
Aplikasi Komunikasi Dan InteraksiAplikasi Komunikasi Dan Interaksi
Aplikasi Komunikasi Dan Interaksipjj_kemenkes
 
Konsep Dasar Komunikasi
Konsep Dasar KomunikasiKonsep Dasar Komunikasi
Konsep Dasar Komunikasipjj_kemenkes
 
Kb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic careKb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic carepjj_kemenkes
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada RemajaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remajapjj_kemenkes
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada RemajaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remajapjj_kemenkes
 

Similar to Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang (20)

Kb 3.2
Kb 3.2Kb 3.2
Kb 3.2
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut UsiaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Kb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
Kb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khususKb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
Kb 1 konsep komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus
 
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguanKb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
 
Materi I Keperawatan MI KBI
Materi I Keperawatan MI KBIMateri I Keperawatan MI KBI
Materi I Keperawatan MI KBI
 
Materi M1KB1 : Konsep Dasar Komunikasi
Materi M1KB1 :  Konsep Dasar KomunikasiMateri M1KB1 :  Konsep Dasar Komunikasi
Materi M1KB1 : Konsep Dasar Komunikasi
 
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunKb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
 
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahunKb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
 
Kb 1 perspektif keperawatan anak
Kb 1 perspektif keperawatan anakKb 1 perspektif keperawatan anak
Kb 1 perspektif keperawatan anak
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatanKb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
Kb 1 penerapan komunikasi terapeutik padasetiap proses keperawatan
 
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasiKb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
 
Aplikasi Komunikasi Dan Interaksi
Aplikasi Komunikasi Dan InteraksiAplikasi Komunikasi Dan Interaksi
Aplikasi Komunikasi Dan Interaksi
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
Konsep Dasar Komunikasi
Konsep Dasar KomunikasiKonsep Dasar Komunikasi
Konsep Dasar Komunikasi
 
Modul 1
Modul 1Modul 1
Modul 1
 
Kb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic careKb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic care
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada RemajaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada RemajaPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakpjj_kemenkes
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 

Recently uploaded (19)

PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 

Berdasarkan uraian di modul, manusia mulai melakukan komunikasi sejak berada dalam kandungan ibu. Secara spesifik:- Sejak dalam rahim / kandungan, anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur. - Ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan pang

  • 2. KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN MODUL 2 “PENERAPAN KOMUNIKASI BERDASARKAN TINGKAT USIA” PENULIS TRI ANJASWARNI, SKp. M.Kep PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN PUSDIKLATNAKES, BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2013
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 1 Daftar Isi MK KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN MODUL 2 : PENERAPAN KOMUNIKASI BERDASARKAN TINGKAT USIA Cover Daftar isi 1 Daftar Gambar 3 Pendahuluan 4 Rasional dan Diskripsi Singkat 4 Relevansi 5 Petunjuk Belajar 6 Kegiatan Belajar 1 Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Bayi dan Anak Tujuan Pembelajaran Umum 7 Tujuan Pembelajaran Khusus 7 Pokok-pokok Materi 7 Uraian Materi 8 Rangkuman 24 Tes Formatif 27 Tugas Terstruktur 29 Tugas Mandiri 29 Kegiatan Belajar 2 Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja. 30
  • 4. 2 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Tujuan Pembelajaran Umum 30 Tujuan Pembelajaran Khusus 30 Pokok-pokok Materi 30 Uraian Materi 31 Rangkuman 36 Tes Formatif 37 Tugas Terstruktur 37 Tugas Mandiri 37 Kegiatan Belajar 3 Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia Tujuan Pembelajaran Umum 38 Tujuan Pembelajaran Khusus 38 Pokok-pokok Materi 38 Uraian Materi 39 Rangkuman 53 Tes Formatif 56 Tugas Terstruktur 59 Tugas Mandiri 59 Tugas Akhir terstruktur (Praktikum) 60 Tugas Akhir Mandiri 60 Test Akhir 61 Acuan Pustaka 68
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 3 Gambar 2.1 Ekspresi emosional gembira bayi ………………………………… 6 Gambar 2.2 Teknik orang ketiga dengan melibatkan ibu dan saudara…… 8 Gambar 2.3 Komunikasi dengan bibliografi ………………………………… 10 Gambar 2.4 Bermain sebagai cara berkomunikasi dengan anak …………. 11 Gambar 2.5 Komunikasi pada anak dengan tulisa …………………… 12 Gambar 2.6 Gunakan nada suara lembut …………………………………………… 13 Gambar 2.7 Aktivitas pengalihan ………………………………………………………… 14 Gambar 2.8 Kontak mata, postur dan jarak fisik …………………… 14 Gambar 2.9 Dipeluk dapat memberikan rasa aman anak pada saat marah….. 15 Gambar 2.10 Gambar komunikasi pada bayi ……………………………….. 16 Gambar 2.11 Implementasi komunikasi pada todler dan prasekolah 17 Gambar 2.12 Gambar komunikasi terapeutik pada remaja …………….. 26 Daftar Gambar
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 4 Pendahuluan A. Rasional dan Diskripsi Singkat Salam hangat dan bahagia selalu, semoga Tuhan YME senantiasa memberikan kekuatan, perlindungan dan keselamatan kepada kita, Amiin. Setelah Anda mempelajari Modul 1 yang membahas tentang Konsep Komunikasi Terapeutik dan melakukan latihan-latihan yang diminta, bagaimanakah pemahaman Anda sekarang? Saat ini Anda sedang mempelajari Modul 2 Mata Kuliah Komunikasi dalam Keperawatan. Modul 2 ini berjudul Penerapan Komunikasi Berdasarkan Tingkat Usia yang terdiri dari tiga (3) Kegiatan Belajar dengan alokasi waktu 9 jampembelajaran.Modul ini disusun secara berurutan sebagai berikut: 1. Kegiatan Belajar 1: Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak 2. Kegiatan Belajar 2: Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja 3. Kegiatan Belajar 3: Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lansia Manusia melakukan komunikasi sepanjang rentang kehidupannya, yaitu semenjak bayi dalam rahim ibu sampai lansia dan bahkan sampai menjelang ajal. Sejak dalam rahim / kandungan anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur, sedangkan ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan panggilan lembut dekat perut ibu. Hal ini dilakukan dalam rangka membina hubungan, berinteraksi dan memberikan stimulasi komunikasi secara dini. Dalam kegiatan belajar 1 akan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang komunikasi terapeutik pada bayi dan anak meliputi esensi, bentuk- bentuk, dan teknik-teknik komunukasi pada anak, serta uraian terperinci sesuai tingkat tumbuh kembang anak. Kegiatan belajar 2 memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang komunikasi pada remaja meliputi tugas-tugas perkembangan remaja, bentuk-bentuk dan teknik komunikasi pada remaja, Sikap-sikap dalam berkomunikasi pada remaja, Suasana komunikasi pada remaja dan model komunikasi yang sesuai pada remaja penerapannya. Kegiatan Belajar
  • 7. 5 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 3 memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang komunikasi pada orang dewasa dan lansia meliputi: sikap & bentuk-bentuk dan teknik komunikasi pada orang dewasa dan lansia, suasana dan model komunikasi pada orang dewasa dan lansia. Setelah mempelajari modul 2 ini, peserta didik diharapkan mampu menjelaskan komunikasi pada semua tingkat usia mulai bayi dan anak, remaja, dewasa dan lansia, serta penerapannya daslam asuhan keperawatan. B. Relevansi Penerapan komunikasi pada berbagai tingkat usia, meliputi bayi dan anak, remaja serta dewasa dan lansia memerlukan pengetahuan dan pemahaman tentang komunikasi dan komunikasi terapeutik dalam keperawatan. Hal ini sangat penting terkait dengan tugas-tugas Anda dalam melakukan asuhan keperawatan dan dalam melakukan hubungan profesional dengan tim kesehatan lainnya. Sebagai calon perawat ahli madya, ketrampilan dasar dan esensial yang harus Anda kuasai adalah Komunikasi. Penguasaan tentang komunikasi terapeutik dalam praktek keperawatan akan memungkinkan Anda melaksanakan praktik keperawatan secara berkualitas. C. Petunjuk Belajar Untuk memudahkan Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul 2 ini, maka Akan lebih mudah bagi Anda untuk mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut: 1. Pahami lebih dulu kepentingan dan kegunaan komunikasi dalam aktivitas sehari-hari Anda sebagai manusia dan calon perawat ahli madya. 2. Pelajari secara berurutan kegiatan belajar 1, 2 dan 3 3. Baca dengan seksama materi yang disampaikan 4. Kerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas dan diskusikan dengan teman Anda atau fasilitator / tutor pada saat kegiatan tatap muka. 5. Pada bagian akhir Anda diminta untuk latihan melakukan pengamatan terhadap perilaku seseorang dalam berkomunikasi, selanjutnya Anda
  • 8. 6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan diminta untuk mengidentifikasi jenis komunikasi yang dilakukan. 6. Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan anda mengingat. 7. Kerjakan test formatif pada akhir kegiatan belajar sebagai evaluasi proses pembelajaran dan carilah jawabannya pada materiyang sudah Anda pelajari. 8. Jika anda mengalami kesulitan diskusikan dengan teman Anda dan konsultasikan kepada fasilitator 9. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mempelajari materi dalam modul ini tergantung dari kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu belajarlah dan berlatih secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat Anda. Kami mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan belajar dalam modul ini dengan baik. Saya yakin Anda mampu menyelesaikan modul ini dengan baik. SELAMAT BELAJAR ! D. Petunjuk Bagi Dosen Pengajar / Fasilitator 1. Pahami Capaian Pembelajaran dalam Modul 2 ini. 2. Motivasi peserta didik untuk membaca dengan seksama materi yang disampaikan dan berikan penjelasan untuk hal-hal yang dianggap sulit 3. Motivasi peserta didik untuk mengerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas. 4. Identifikasi kesulitan peserta didik dalam mempelajari modul terutama materi-materi yang dianggap penting 5. Jika peserta didik mengalami kesulitan, mintalah mahasiswa mendiskusikan dalam kelompok atau kelas dan berikan kesimpulan. 6. Motivasi peserta didik untuk mengerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan mendiskusikannya dengan teman sejawat. 7. Bersama peserta didik lakukan penilaian terhadap kemampuan yang dicapai peserta didik.
  • 9. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar 7 I Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 1 diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi terapeutik pada bayi dan anak secara tepat dalam praktek keperawatan. TUJUANPembelajaran Umum TUJUANPembelajaran Khusus Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1, diharapkan Anda dapat : 1. Menjelaskan unsur penting Komunikasi pada anak 2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk komunikasi pada bayi dan anak 3. Menerapkan teknik komunikasi pada anak. 4. Menerapkan komunikasi sesuai tingkat perkembangan anak Berdasarkan tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar 1, maka secara berurutan pokok-pokok materi yang akan dipaparkan secara berurutan adalah Esensi Komunikasi pada anak, Bentuk-bentuk komunikasi pada bayi dan anak, Teknik-teknik komunikasi pada anak dan Komunikasi sesuai tingkat perkembangan anak Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 8 Uraian Materi Coba pikirkan dan selanjutnya diskusikan dengan teman Anda , sejak kapankah sayogyanya manusia mulai melakukan komunikasi? Manusia melakukan komunikasi sepanjang rentang kehidupannya, yaitu semenjak bayi dalam rahim ibu sampai lansia dan bahkan sampai menjelang ajal. Sejak dalam kandungan anak berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan secara teratur, sedangkan ibu / ayah / kakak berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya melalui elusan atau kecupan lembut pada perut ibu, dan panggilan lembut dekat perut ibu. Hal ini dilakukan dalam rangka membina hubungan dan berinteraksi sedini mungkin dengan anak untuk memberikan stimulasi komunikasi secara dini. Apakah aspek penting yang harus dilakukan dalam berkomunikasi pada bayi dan anak? Bagaimana teknik dan penerapannya? Pelajarilah uraian materi tentang penerapan komunikasi pada bayi dan anak ini dengan baik. 1. Aspek Penting Komunikasi pada anak Komunikasi adalah hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan. Orang dewasa berusaha melakukan komunikasi yang bisa dipahami anak, sebaliknya anak juga menggunakan bahasa atau isyarat-isyarat yang bisa dipahami orang dewasa. Dalam berkomunikasi dengan anak, orang dewasa harus memahmi apa yang dipikirkan dan perasaan apa yang akan disampaikan anak dan berusaha memahamkan anak dengan bahasa yang tepat. Aspek penting dalam komunikasi supaya anak bisa paham komunikasi yaitu : a. Orang dewasa harus menggunakan bentuk bahasa yang bermakna bagi anak yang diajak berbicara, Maksudnya : • Menggunakan isyarat seperti menunjuk ke obyek secara jelas jika Dalam melakukan komunikasi pada anak, maka perawat perlu memperhatikan usia dan tingkat tumbuh kembang anak
  • 11. 9 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan obyek tersebut ingin dilihat anak. • Memilih kata-kata secara tepat dan struktur bahasa yang mudah dipahami anak. b. Anak berusaha agar komunikasinya juga dipahami orang lain. Maksudnya : • Anak menggunakan isyarat-isyarat tertentu untuk menyampaikan keinginan atau mengungkapkan perasaannya agar orang dewasa paham dengan apa yang dia inginkan. • Semakin bertambah besar anak, komunikasi dengan isyarat semakin kurang diperlukan karena pemahaman komunikasi anak sudah lebih baik. 2. Bentuk-bentuk komunikasi pada bayi dan anak Sebelum bayi mampu menyampaikan keinginan dengan kata-kata, bayi melakukan komunikasi melalui kode-kode khusus untuk menyampaikan keinginannya sebagai bentuk komunikasinya. Komunikasi yang demikian disebut sebagai bentuk komunikasi pra bicara (prespeech). Komunikasi ini bersifat sementara, berlangsung selama tahun pertama kelahiran bayi dan akan berakhir seiring dengan perkembangan bayi atau anak telah menunjukkankematangan fungsi mental-emosionalnya. Gambar 2.1 Ekspresi emosional gembira bayi Bentuk komunikasi pra-bicara ada empat yaitu : tangisan, celoteh, isyarat dan ekspresi emosional
  • 12. 10 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Berikut ini akan diuraikan tentang empat bentuk komunikasi prabicara. a. Tangisan Tangisan kelahiran bayi yang memecahkan kesunyian, membuat segaris senyum kesyukuran terpancar pada wajah seorang ibu. Tangisan seorang bayi merupakan bentuk komunikasi dari seorang bayi kepada orang dewasa. Dimana dengan tangisan itu, bayi dapat memberikan pesan dan orang dewasa menangkap pesan yang diberikan sang bayi Pada awal kehidupan pasca lahir, menangis merupakan salah satu cara pertama yang dapat dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Melalui tangisan dia memberi tahu kebutuhannya seperti lapar, dingin, panas, lelah dan kebutuhan untuk diperhatikan. Bayi hanya akan menangis bila ia merasa sakit atau tertekan. Bayi yang sehat dan normal frekwensi tangisan menurun pada usia 6 bulan karena keinginan & kebutuhan mereka cukup terpenuhi. Frekuensi tangis seharusnya menurun sejalan dengan meningkatnya kemampuan bicara. Perawat harus banyak berlatih megenal macam-macam arti tangisan bayi untuk memenuhikebutuhannya dan mengajarkan kepada ibu, karena karena ibu muda memerlukan bantuan ini. b. Ocehan dan Celoteh Bentuk komunikasi prabicara disebut “ocehan” (Cooing) atau “Celoteh” (Babbling). Ocehan timbul karena bunyi eksplosif awal yang disebabkan oleh perubahan gerakan mekanisme ‘suara’. Ocehan ini terjadi pada bulan awal kehidupan bayi seperti : merengek, menjerit, menguap, bersin, menagis & mengeluh. Sebagian ocehan akan berkembang menjadi celoteh dan sebagian akan hilang. Sebagian bayi mulai berceloteh pada awal bulan kedua, kemudian meningkat cepat antara bulan ke-6 & ke-8. Celoteh merupakan indikator mekanisme perkembangan otot saraf bayi. Nilai celoteh : 1) Berceloteh adalah praktek verbal sebagai dasar perkembangan gerakan terlatih yang dikehendaki dalam bicara. Celoteh mempercepat ketrampilan berbicara.
  • 13. 11 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2) Celoteh mendorong keinginan berkomunikasi dengan orang lain. Berceloteh membantu bayi merasakan bahwa dia bagian dari kelompok sosial. c. Isyarat Yaitu gerakan anggota badan tertentu yang berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap bicara. Bahasa isyarat bayi dapat mempercepat komunikasi dini pada anak. Contoh isyarat umum pada masa bayi : • Mendorong putting susu dari mulut artinya kenyang / tidak lapar • Terseyum dan mengacungkan tangan yang berarti ingin digendong • Menggeliat, meronta, menangis pada saat ibu mengenakan pakaiannya atau memandikannya. Hal ini berarti bayi tidak suka akan pembatasan gerak. d. Ungkapan Emosional Adalah ungkapan emosional melalui perubahan tubuh & roman muka. Misal: • Tubuh yang mengejang atau gerakan-gerakan tangan / kaki disertai jeritan dan wajah tertawa adalah bentuk ekspresi kegembiraan pada bayi. • Menegangkan badan, gerakan membanting tangan / kaki, roman muka tegang & menangis adalah bentuk ungkapan marah atau tidak suka. 3. Teknik-teknik komunikasi pada anak Anak adalah individu yang unik dan berespon secara berbeda-beda untuk kebutuhan mereka. Anak dengan keunikannya mempunyai cara yang berbeda pula dalam menyatakan keinginannya. Untuk berkomunikasi dengan anak, diperlukan pendekatan atau tehnik khusus agar hubungan yang dijalankan dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan tumbuh kembang anak.
  • 14. 12 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Secara umum ada dua tehnik berkomunikasi yang digunakan pada anak, yaitu teknik komunikasi verbal dan non verbal. 1) Tehnik komunikasi non verbal : tehnik orang ketiga, Neuro Linguistic Programming (N. L. P), facilitativa respondin, bercerita, bibliotheraphy, fantasy, mimpi, pertanyaan “bagaimana bila”, “tiga permintaan”, rating game, word association game, melengkapi kalimat dan tehnik pro dan kontra. 2) Teknik Komunikasi verbal dapat berupa : menulis, menggambar, gerakan gambar keluarga, sociogram, menggambar bersama dalam keluarga dan tehnik bermain. Komunikasi verbal bagi kebanyakan anak dan orang tua sering mendapat kesulitan karena harus membicarakan perasaan- perasaannya (Mundakir, 2006). Tehnik Verbal a. Tehnik Orang Ketiga Teknik ini merupakan teknik komunikasi secara tidak langsung dengan cara menggunakan orang ketiga, seperti “dia atau mereka. Orang ketiga yang biasanya dilibatkan dalam komunikasi adalah ibu / ayah, kakak dan adik. Tehnik ini mengurangi perasaan terancam dan meningkatkan rasa percaya diri anak. Teknik ini juga dapat digunakan saat perawat memberikan komentar pada diri anak dengan cara tidak langsung pada pokok pembicaraan dengan melibatkan kakak atau ibunya. Gambar 2.2 Teknik orang ketiga dengan melibatkan ibu dan saudara
  • 15. 13 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan b. Neuro Linguistic Programming ( NLP ) Pendekatan ini dilakukan untuk mengerti proses komunikasi dengan memperhatikan gaya / perilaku sehingga informasinya dapat diterima dan dimengerti. Untuk bisa memahami komunikasi dengan anak diperlukan tiga macam sensorik yaitu : Penglihatan, pendengaran dan kinesthetik. Perawat dapat meningkatkan hubungan dan komunikasi dengan anak melalui fungsi sensorik tersebut. Untuk berkomunikasi dengan anak tipe visual, perawat dapat menggunakan alat bantu seperti gambar-gambar atau ilustrasi. Untuk berkomunikasi dengan anak tipe mendengar , perawat dapat menggunakan kata-kata atau suara-suara dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami anak. Untuk berkomunikasi dengan anak tipe kinestetik dapat dilakukan dengan menggunakan atau manipulasi objek-objek tertentu. c. Respon Memfasilitasi (Facilitative Responding) Facilitative Responding adalah mendengarkan secara seksama dan membayangkan kembali perasaan-perasaan dan isi pernyataan anak. Termasuk dalam hal ini adalah respon yang empati dan tidak menghakimi. Contoh: Seorang anak berkata “Saya tidak mau sakit dan minum obat ini”. Teknik respon fasilitatif yang dapat digunakan perawat adalah : “Tidak enak ya obatnya?” d. Bercerita (Story Telling) Bercerita menggunakan bahasa anak dapat menghindari ketakutan-ketakutan yang yang terjadi selama anak dirawat. Teknik strory telling dapat dilakukan dengan cara meminta anak menceritakan tentang pengalamannya ketika sedang diperiksa dokter. Teknik ini juga dapat menggunkan gambar dari suatu peristiwa (misalnya gambar perawat waktu membantu makan) dan meminta anak untuk menceritakannya dan selanjutnya perawat masuk dalam masalah yang dihadapi anak. Tujuan dari teknik ini adalah membantu anak masuk kedalam masalahnya. Contohnya : Anak bercerita tentang ketakutannya saat diperiksa oleh perawat. Kemudian perawat cerita bahwa pasien anak disebelah juga diperiksa tetapi
  • 16. 14 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan tidak merasa takut karena perawatnya baik dan ramah-ramah. Dengan demikian diharapkan perasaan takut anak akan berkurang karena semua anak juga diperiksa seperti dirinya. e. Bibliotheraphy Bibliotheraphy adalah teknik komunikasi terapeutik pada anak yang dilakukan dengan menggunakan buku-buku dalam rangka proses therapeutic dan supportive. Sasarannya adalah membantu anak mengungkapkan perasaan- perasaan dan perhatiannya melalui aktivitas membaca. Cara ini dapat memberi kesempatan pada anak untuk menjelajahi suatu kejadian yang sama dengan keadaannya tetapi sedikit berbeda. Pada dasarnya buku tidak mengancam karena anak dapat sewaktu-waktu menutup buku tersebut atau berhenti membacanya saat dia merasa tidak aman atau tidak nyaman. Dalam menggunakan buku untuk berkomunikasi dengan anak, yang penting diperhatikan adalah mengetahui emosi dan pengetahuan anak serta melakukan penghayatan terhadap cerita sehingga dapat menyampaikan sesuai dengan maksud dalam buku yang dibaca dengan bahasa yang sederhana dan dapat dipahami anak. Selanjutnya diskusikan isi buku dengan anak dan bersama anak membuat kesimpulan. Gambar 2.3 Komunikasi dengan biblioterapi f. Mimpi Mimpi adalah aktivitas tidak sadar sebagai bentuk perasaan dan pikiran yang ditekan ke alam tidak sadar. Mimpi ini dapat digunakan oleh perawat untuk mengidentifikasi adanya perasaan bersalah, perasaan tertekan, perasaan
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 15 jengkel, atau perasaan marah yang mengganggu anak sehingga terjadi ketidaknyamanan g. Meminta untuk menyebutkan keinginan Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan meminta anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran anak pada saat itu. h. Bermain dan Permainan Bermain adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling penting dan dapat menjadi tehnik yang paling efektif untuk berhubungan dengan anak. Dengan bermain dapat memberikan petunjuk mengenai tumbuh kembang fisik, intelektual dan sosial. Terapeutik Play sering digunakan untuk mengurangi trauma akibat sakit atau masuk rumah sakit atau untuk mempersiapkan anak sebelum dilakukan prosedur medis / perawatan. Perawat dapat melakukan permainan bersama anak sehingga perawat dapat bertanya dan mengeksplorasi perasaan anak selama di rumah sakit. Gambar 2.4 bermain sebagai cara berkomunikasi dengan anak i. Melengkapi Kalimat (Sentences Completion) Teknik komunikasi ini dilakukan dengan cara meminta anak menyempurnakan atau melengkapi kalimat yang dibuat perawat. Dengan teknik ini perawat dapat mengetahui perasaan anak tanpa bertanya secara langsung kepadanya, misalnya terkait dengan kesehatannya atau perasaannya. Pernyataan dimulai
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan dengan yang netral kemudian dilanjutkan dengan pernyataan yang difokuskan pada perasaan nya. Contoh : “Hal-hal yang menyenangkan waktu di rumah adalah …………………” “Dirumah sakit ini hal yang dapat menyenangkan atau menghibur hati adalah ……………” j. Pro dan Kontra Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif sesuai dengan pendapat anak. Teknik komunikasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengekplorasi perasaan- perasaan anak, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Tehnik ini penting diterapkan untuk menciptakan hubungan baik antara perawat dengan anak.Teknik ini dimulai dari hal-hal yang bersifat netral selanjutnya hal yang serius. Teknik ini dapat dilakukan bersama dengan keluarga atau dimulai dari keluarga (ibu atau kakak atau ayah). Misalnya: • Topik netral : Anak diminta menceritakan hoby nya, selanjutnya anak diminta menyebutkan kebaikan-kebaikan dari hoby-nya dan keburukan-keburukan dari hobby-nya. • Topik khusus: Anak diminta menceritakan pengalamannya di rawat di rumah sakit, selanjutnya anak diminta menyebutkan kebaikan- kebaikan dan keburukan-keburukan dirawat di rumah sakit. Teknik Non Verbal Tehnik komunikasi non verbal dapat digunakan pada anak-anak seperti uraian berikut ini : a. Menulis Menulis adalah pendekatan komunikasi yang secara efektif tidak saja dilakukan
  • 19. 17 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan padaanaktetapijugapadaremaja.Ungkapanrasayangsulitdikomunikasikan secara verbal bisa ampuh dengan komunikasi lewat tulisan. Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis. Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam. Perawat dapat memulai komunikasi dengan anak dengan cara memeriksa / menyelidiki tentang tulisan dan mungkin juga meminta untuk membaca beberapa bagian. Dengan menulis perawat dapat mengetahui apa yang dipikirkan anak dan bagaimana perasaan anak. Gambar 2.5 Komunikasi pada Anak dengan Tulisan b. Menggambar Teknik ini dilakukan dengan cara meminta anak untuk menggambarkan sesuatu terkait dengan dirinya, misalnya perasaan, apa yang dipikirkan, keinginan, dll. Dasar asumsi dalam menginterpretasi gambar adalah bahwa anak-anak mengungkapkan tentang dirinya melalui coretan atau gambar yang dibuat. Dengan gambar akan dapat diketahui perasaan anak, hubungan anak dalam keluarga, adakah sifat ambivalen atau pertentangan, keprihatinan atau kecemasan pada hal-hal tertentu. Pengembaangan dari teknik menggambar ini adalah anak dapat menggambarkan keluarganya dan dilakukan secara bersama antara keluarga (ibu / ayah) dengan anak. Anak diminta menggambar suatu lingkaran untuk melambangkan orang-orang yang berada dalam lingkungan kehidupannya
  • 20. 18 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan dan gambar bundaran-bundaran didekat lingkaran menunjukkan keakraban / kedekatan. Menggambar bersama dalam keluarga merupakan satu alat yang berguna untuk mengungkapkan dinamika dan hubungan keluarga. Struat & Sundeen (1998) menguraikan bahwa dalam berkomunikasi dengan anak dapat menggunakan beberapa teknik, yaitu : penggunaan nada suara, mengalihkan aktivitas, penggunaan jarak fisik, ungkapan marah, dan sentuhan. a. Nada Suara Gunakan nada suara lembut, terutama jika emosi anak dalam keadaan tidak stabil. Hindari berteriak karena berteriak hanya akan mendorong pergerakan fisik dan merangsang kemarahan anak semakin meningkat. Gambar 2.6 Gunakan nada suara lembut b. Aktivitas Pengalihan Untuk mengurangi kecemasan anak saat berkomunikasi, gunakan aktivitas pengalihan misalnya membiarkan anak bermain dengan barang-barang kesukaannya seperti boneka, handphone, mobil-mobilan, kacamata, dll. atau komunikasi dilakukan sambil menggambar bersama anak. Bermacam- macam aktivitas ini akan berdampak fokus anak teralihkan sehingga dia merasa lebih rileks / santai saat berkomunikasi. Gambar 2.7 Aktivitas Pengalihan
  • 21. 19 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan c. Kontak Mata, Postur dan Jarak fisik Gambar 2.8 Kontak mata, postur dan Jarak Fisik Pembicaraan atau komunikasai akan terasa lancer dan efektif jika kita sejajar. Saat berkomunikasi dengan anak, sikap ini dapat dilakukan dengan cara membungkuk atau merendahkan posisi kitasejajar dengan anak. Dengan posisi sejajar akan memungkinkan kita dapat mempertahankan kontak mata dengan anak dan mendengarkan secara jelas apa yang dikomunikasikan anak. d. Ungkapan Marah Kadang-kadang, anak merasa jengkel, tidak senang dan marah. Pada situasi ini ijinkanlah anak untuk mengungkapkan perasaan marahnya dan dengarkanlah dengan baik dan penuh perhatian apa yang menyebabkan dia merasa jengkel dan marah. Untuk memberikan ketenangan pada anak saat marah, duduklah dekat dia, pegang tangan / pundaknya atau peluklah dia. Dengan cara-cara seperti tersebut, anak akan merasa aman dan tenang bersama Anda. Gambar 2.9 Dipeluk dapat memberi rasa aman anak pada saat marah
  • 22. 20 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan e. Sentuhan Sentuhan adalah kontak fisik yang dilakukan dengan cara memagang sebagian tangan atau bagian tubuh anak misalnya pundak, usapan di kepala, berjabat tangan atau pelukan, bertujuan untuk memberikan perhatian dan penguatan terhadap komunikasi yang dilakukan antara anak dengan orang tua. Dengan kontak fisik berupa sentuhan ini, anak merasa dekat dan aman selama komunikasi. Teknik ini efektif dilakukan saat anak merasa sedi, menangis atau bahkan marah. LATIHAN • Praktekkanlah teknik komunikasi di atas sebagai sikap terapeutik perawat pada anak • Silakan Anda berpasangan dengan teman Anda saling bergantian berperan sebagai perawat dan anak • Diskusikan pengalaman Anda dan kesulitan yang Anda hadapi saat mempraktekkan teknik di atas. 4. Penerapan Komunikasi sesuai tingkat perkembangan anak Perkembangan komunikasi pada bayi dan anak tergantung dari perkembangan otak dan fungsi kognitifnya. Perkembangan ini juga berhubungan dengan kematangan atau kemampuan organ sensorik dalam menerima rangsangan atau stimulus internal maupun eksternal. Perkembangan komunikasi pada bayi dan anak juga dipengaruhi oleh kuatnya stimulus internal dan eksternal yang masuk dalam diri anak melalui reseptor pendengarannya dan organ sensorik lainnya. Perkembangan komunikasi pada anak, mempunyai karakteristik yang berbeda- beda dan spesifik pada setiap tingkat perkembangannya. Berikut ini akan diuraikan perkembangan komunikasi mulai bayi, toddler dan pra sekolah, usia sekolah dan remaja. a. Penerapan Komunikasi pada bayi (0 – 1 tahun) Bagaimanakah bayi berkomunikasi?
  • 23. 21 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Sesaat setelah bayi dilahirkan, dan ibu diizinkan menggendong si kecil dalam dekapannya, itulah awal seorang ibu berkomunikasi dengan bayinya. Meskipun baru dilahirkan, bayi bisa dengan cepat belajar mengenali dunianya melalui panca inderanya. Bayi terlahir dengan kemampuan menangis karena dengan cara itu mereka berkomunikasi. Bayi menyampaikan keinginannya melalui komunikasi non verbal. Bayi akan tampak tenang dan merasa nyaman dan aman jika ada kontak fisik yang dekat terutama dengan orang yang dikenalnya (ibu). Tangisan bayi itu adalah cara bayi memberitahukan bahwa ada sesuatu yang tidak enak ia rasakan, misalnya, lapar, popok basah, kedinginan, lelah dan lain-lain. Gambar 2.10 Gambar Komunikasi pada bayi Bayi yang agak besar akan merasa tidak nyaman jika dia melakukan kontak fisikdenganorangyangtidakdikenalnya.Bayiakantersenyum,menggerak- gerakkan kaki dan tangannya berulang-ulang jika dia ingin menyatakan kegembiraannya, dan akan menjerit, menangis, atau merengek jika dia merasa tidak nyaman. Bayi juga akan tersenyum dan kegirangan jika dia merasa kenyang, aman atau nyaman, dan akan menangis atau gelisah jika merasa lapar, basah, buang air besar, digigit nyamuk atau kepanasan/ kedinginan. b. Penerapan Komunikasi pada Kelompok Toddler (1 – 3 tahun) dan Pra Sekolah (3 – 6 tahun) Pada kelompok usia ini, anak sudah mampu berkomunikasi secara verbal maupun non verbal. Anak sudah mampu menyatakan keinginan Belajar dan kenalilah tangisan bayi
  • 24. 22 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan dengan menggunakan kata-kata yang sudah dikuasainya. Ciri khas anak kelompok ini adalah egosentris, dimana mereka melihat segala sesuatu hanya berhubungan dengan dirinya sendiri dan melihat sesuatu hanya berdasarkan sudut pandangnya sendiri. Anak tidak mampu membedakan antara kenyataan dan fantasi, sehingga tampak jika mereka bicara akan banyak ditambahi dengan fantasi diri tentang obyek yang diceritakan. Contoh Implementasi Komunikasi dalam keperawatan: • Memberi tahu apa yang terjadi pada diri anak • Memberi kesempatan pada anak untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan • Nada suara rendah dan bicara lambat. Jika anak tidak menjawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana • Hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong” • Mengalihkanaktivitassaatkomunikasimisalnyadenganmemberikan mainan saat komunikasi • Menghindari konfrontasi langsung, • Jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak • Bersalaman dengan anak saat memulai interaksi, karena bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas. • Mengajak anak menggambar, menulis atau bercerita untuk menggali perasaan dan fikiran anak. Gambar 2.11 Implementasi Komunikasi pada Todler dan prasekolah
  • 25. 23 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan c. Komunikasi Pada Usia Sekolah (7 – 11 tahun) Pada masa ini anak sudah mampu untuk memahami komunikasi penjelasan sederhana yang diberikan. Pada masa ini anak akan banyak mencari tahu terhadap hal-hal baru dan akan belajar menyelesaikan masalah yang dihadapinyaberdasarkanpengetahuanyangdimilikinya.Padamasainianak harus difasilitasi untuk mengekspresikan rasa takut, rasa heran, penasaran, berani mengajukan pendapat dan melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang tidak jelas baginya. Contoh Implementasi Komunikasi dalam keperawatan: • Memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak dengan menggunakan kata-kata sederhana yang spesifik • Menjelaskan sesuatu yang ingin diketahui anak • Pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi, maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya. • Jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 24 1. Komunikasi adalah hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan. Orang dewasa berusaha melakukan komunikasi yang bisa dipahami anak, sebaliknya anak juga menggunakan bahasa atau isyarat- isyarat yang bisa dipahami orang dewasa. Aspek yang penting diperhatikan dalam komunikasi antara anak dan orang dewasa adalah : • Menggunakan isyarat seperti menunjuk ke obyek secara jelas jika obyek tersebut ingin dilihat anak. • Memilih kata-kata secara tepat dan struktur bahasa yang mudah dipahami anak. • Anak menggunakan isyarat-isyarat tertentu dalam komunikasinya sehingga orang tua harus mengenal isyarat yang digunakan anak. • Semakin bertambah besar anak, komunikasi dengan isyarat semakin kurang diperlukan karena pemahaman komunikasi anak sudah lebih baik. 2. Bentuk-bentuk komunikasi pada bayi dan anak Sebelum bayi mampu berbicara dengan kata-kata, dia menggunakan kode-kode khusus untuk menyampaikan keinginannya yang disebut sebagai bentuk komunikasi pra bicara (prespeech). Komunikasi ini bersifat sementara, berlangsung selama tahun pertama kelahiran bayi dan akan berakhir seiring dengan perkembangan bayi. Komunikasi pra bicara meliputi tangisan, celoteh, isyarat dan ekspresi emosional. Bentuk komunikasi prabicara ini harus dikenali dan dipahami orang dewasa supaya apa yang diinginkan anak dapat terpenehui atau maksudnya dapat tersampaikan. 3. Teknik komunikasi pada anak secara umum ada 2 yaitu komunikasi Untuk berkomunikasi dengan anak, diperlukan pendekatan atau tehnik khusus agar hubungan yang dijalankan dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan tumbuh kembang anak. Secara umum ada dua tehnik berkomunikasi yang digunakan pada anak, yaitu teknik komunikasi verbal dan non verbal. Rangkuman
  • 27. 25 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan • Tehnik komunikasi non verbal : tehnik orang ketiga, Neuro Linguistic Programming (N. L. P), facilitativa respondin, bercerita, bibliotheraphy, fantasy, mimpi, pertanyaan “bagaimana bila”, “tiga permintaan”, rating game, word association game, melengkapi kalimat dan tehnik pro dan kontra. • Teknik Komunikasi verbal dapat berupa : menulis, menggambar, gerakan gambar keluarga, sociogram, menggambar bersama dalam keluarga dan tehnik bermain. Komunikasi verbal bagi kebanyakan anak dan orang tua sering mendapat kesulitan karena harus membicarakan perasaan- perasaannya 4. Penerapan komunikasi sesuai tingkat perkembangan anak Perkembangan komunikasi pada bayi dan anak tergantung dari perkembangan otak dan fungsi kognitifnya. Teguhsubianto (2009) menjelaskan bahwa perkembangankomunikasi bayi – anak juga berhubungan dengan kematangan atau kemampuan organ sensorik dalam menerima rangsangan atau stimulus internal maupun eksternal. Perkembangan komunikasi pada bayi dan anak juga dipengaruhi oleh kuatnya stimulus internal dan eksternal. Perkembangan komunikasi pada anak, mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan spesifik pada setiap tingkat perkembangannya. • Perkembangan komunikasi mulai bayi menggunakan tangisan untuk mengkomunikasikan kebutuhannya, misal lapar, basah, sakit dsb. Bayi juga akan tersenyum atau melakukan gerakan riang jika merasa senang. • Perkembangan Komunikasi anak usia Toddler dan pra sekolah, anak sudah mampu berkomunikasi secara verbal maupun non verbal. Anak sudah mampu menyatakan keinginan dengan menggunakan kata- kata yang sudah dikuasainya. Ciri khas anak kelompok ini adalah egosentris (berkomunikasi berfokus pada sudut pandangnya sendiri) dan fantasi (anak bicara ditambahi dengan fantasi diri tentang obyek yang diceritakan). • Perkembangan komunikasi Usia sekolah dan remaja, anak sudah mampu untuk memahami komunikasi penjelasan sederhana yang diberikan. Pada masa ini anak akan banyak mencari tahu terhadap hal- hal baru dan akan belajar menyelesaikan masalah yang dihadapinya
  • 28. 26 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Pada masa ini anak harus difasilitasi untuk mengekspresikan rasa takut, rasa heran, penasaran, berani mengajukan pendapat dan melakukan klarifikasi terhadap hal- hal yang tidak jelas baginya. Orang tua harus bisa menjadi teman buat anak/remaja.
  • 29. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 27 Tes Formatif 1. Jelaskan apa yang dimaksud komunikasi prabicara? ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... 2. Bagaimanakah bayi mengkomunikasikan keinginan, perasaan dan ketidaknyamanan dirinya? ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................. 3. Apa perbedaan perkembangan komunikasi pada kelompok pra sekolah dan usia sekolah? ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................. 4. Sikap komunikasi berikut ini sangat tepat dilakukan saat anak sedang menangis atau sedih A. Membiarkan anak menangis B. Duduk dekat anak dan merangkul pundaknya C. Menasehati agar tidak menangis D. Melakukan konfrontasi terhadap sikap anak E. Memberikan aktivitas pengalihan 5. Seoranganaklaki-lakiusia8tahun,marahpadaibunyakarenakeinginannya beli mainan tidak dipenuhi. Anak merasa kesal dengan melempar semua mainan yang dimilikinya dan tidak mau makan.
  • 30. 28 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Bagaimanakah sikap orang dewasa menghadapi anak tersebut? A. Menasehati anak bahwa mainannya masih banyak B. Meminta anak untuk tidak marah C. Memarahi anak karena membuang mainannya D. Memfasilitasi ungkapan marah anak dan mendampingi E. Memenuhi keinginan untuk membeli mainan 6. Seorang anak perempuan usia 3 tahun sedang dirawat di rumah sakit karena panas dan diare. Anak selalu menangis dan tidak mau diperiksa atau dilakukan prosedur perawatan. Apakah teknik komunikasi yang tepat digunakan pada anak tersebut? A. Bercerita penyebab tidak mau diperiksa B. Menggambar bersama anak C. Bermain D. Menggambar bersama keluarga E. Menjelaskan tujuan tindakan 7. Seorang anak laki-laki usia 4 tahun merasa ketakutan jika perawat datang untuk melakukan pemeriksaan rutin misalnya mengukur tekanan darah dan observasi suhu tubuh. Bagaimanakah implementasi komunikasi yang dilakukan perawat menghadapi anak tersebut? A. Memberi tahu bahwa pemeriksaan adalah penting B. Memberi kesempatan anak untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan C. Bersikap mendesak orang tua supaya anak mau dilakukan tindakan D. Melakukan konfrontasi langsung jika anak menolak maka tidak akan sembuh E. Meminta anak bercerita untuk menggali perasaan dan fikirannya.
  • 31. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 29 Tugas Terstruktur 1. Buatlah kelompok dikelas, masing-masing berisi 4-5 anggota. 2. Masing-masing kelompok lakukan pengamatan terhadap komunikasi verbal maupun non verbal berdasarkan tingkat usia bayi-anak-anak, yaitu: kelompok todler (0 – 1 tahun), kelompok todler (1-3 tahun), kanak-kanak (3-6 tahun) dan kelompok sekolah 6-11 tahun). 3. Catat hasil pengamatan terhadap komunikasi anak 4. Diskusikan perkembangan komunikasi yang terjadi pada kelompok usia masing-masing 5. Presentasikan perbedaan-perbedaan perkembangan komunikasi yang Anda amati di kelas dan diskusikan bersama kelompok besar di kelas Anda. 6. Laporkan dan kumpulkan tugas pada fasilitator. Tugas Mandiri 1. Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 1 didalam buku Anda 2. Belajarlah secara terus menerus untuk berkomunikasi dan menerapkan teknik-teknik komunikasi yang tepat pada situasi yang tepat baik di rumah maupun diluar rumah. 3. Jangan paksa anak jika mereka menolak Anda ajak berkomunikasi Tugas
  • 32. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar 30 II Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 2 diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi terapeutik pada remaja secara tepat dalam praktek TUJUANPembelajaran Umum TUJUANPembelajaran Khusus Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, diharapkan Anda dapat : 1. Menjelaskan perkembangan komunikasi pada usia remaja 2. Menerapkan sikap terapeutik berkomunikasi dengan remaja 3. Mengidentifikasi suasana komunikasi yang kondusif pada remaja 4. Menerapkan komunikasi sesuai tingkat perkembangan remaja Berdasarkan tujuan pada kegiatan belajar 2, maka secara berurutan akan diuraikan secara berturut- turut tentang perkembangan komunikasi remaja, sikap terapeutik saat nerkomunikasi dengan remaja, menciptakan suasana kondusif untuk berkomunikasi dengan remaja dan menerapkan model komunikasi yang sesuai untuk remaja. Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja
  • 33. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 31 Uraian Materi Masa remaja adalah masa yang sulit. Pada masa ini, remaja dihadapkan pada dua situasi yang bertentangan yaitu berfikir dan berperilaku antara anak dan orang dewasa. Kelompok ini sering mengalami ketegangan karena sulitnya menentukan sikap antara berperilaku anak dengan berperilaku sebagai orang dewasa. Masa ini adalah masa yang penuh konflik dan dilema. Konflik yang terjadi dapat berhubungan dengan perubahan-perubahan dalam dirinya, sedangkan dilema yang terjadi dapat berhubungan denga perbedaan nilai, persepsi atau keyakinan antara dirinya dengan orang dewasa. Untuk memahami komunikasi pada remaja, pelajarilah dengan baik uraian pada kegiatan belajar ini yang dimulai dengan mempelajari perkembangan komunikasi pada remaja, sikap dan suana terapeutik saat berkomunikasi pada remaja dan penerapan komunikasi terapeutik pada remaja. 1. Perkembangan komunikasi pada usia remaja Perkembangan komunikasi pada usia remaja dapat ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat. Pada usia remaja, pola perkembangan kognisinya sudah mulai berpikir secara konseptual mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa sedangkan secara emosional sudah mulai menunjukkan perasaan malu. Anak usia Remaja sering kali merenung kehidupan yaitu tentang masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi. Sehubungan dengan perkembangan komunikasi ini, maka yang dapat kita lakukan adalah mengijinkan remaja berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya. Hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi karena akan menimbulkan ketidakpercayaan remaja. 2. Sikap terapeutik berkomunikasi dengan remaja Remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Pada masa transisi ini remaja banyak mengalami kesulitan yang membutuhkan kemampuan Bagaimana komunikasi dengan anak remaja dilakukan? Adakah spesifik komunikasi yang diterapkan pada remaja?
  • 34. 32 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan adaptasi. Remaja sering tidak mendapat tempat untuk mengekspresikan ungkapan hatinya dan cenderung tertekan Hal ini akan dapat mempengaruhi komunikasi remaja terutma komunikasi dengan orang tua atau orang dewasa lainnya. Terkait dengan permasalahan di atas, maka dalam berkomunikasi dengan remaja perawat atau orang dewasa lain harus mampu bersikap sebagai “SAHABAT” buat remaja. Tidak meremahkan atau memperlakukan dia sebagai anak kecil dan tidak membiarkan dia berperilaku sebagai orang dewasa. Pola asuh remaja perlu cara khusus. Walau usia masih tergolong anak-anak, ia tak bisa diperlakukan seperti anak kecil. Remaja sudah mulai menunjukkan jati diri. Biasanya remaja lebih senang berkumpul bersama teman sebaya ketimbang dengan orangtua. Berikut ini sikap perawat, orang tua atau orang dewasa lain yang perlu diperhatikan saat berkomunikasi dengan remaja. • Menjadi pendengar yang baik dan memberi kesempatan pada mereka untuk mengekspresikan perasaannya, pikiran dan sikapnya. • Mengajak remaja berdiskusi terkait dengan perasaan, pikiran dan sikapnya. • Janganmemotongpembicaraandanjanganberkomentaratauberespon yang berlebihan pada saat remaja menunjukkan sikap emosional, maka sikap kita adalah. • Memberikan support atas segala masalah yang dihadapi remaja dan membantu untuk menyelesaikan dengan mendiskusikannya. • Perawat atau orang dewasa lain harus dapat menjadi sahabat buat remaja, tempat berbagi cerita suka dan duka. • Duduk bersama remaja, memeluk, merangkul, mengobrol dan bercengkrama dengan mereka serta sering melakukan makan bersama. 3. Suasana komunikasi yang kondusif pada remaja Keberhasilan berkomunikasi dengan remaja dapat dipengaruhi oleh suasana psikologis antara perawat / orang tua / orang dewasa lain dengan remaja.
  • 35. 33 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan a. Suasana hormat menghormati Orang dewasa akan akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berfikir dan mengemukakan fikirannya. b. Suasana Saling Menghargai Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai yang dianut perlu dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka akan dapat menjadi kendala dalam jalannya komunikasi. c. Suasana Saling Percaya Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanaya akan dapat membawa hasil yang diharapkan. d. Suasana Saling Terbuka Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat tergali. Komunikasi verbal dan non verbal remaja perlu diperhatikan, misalnya ekspresi wajah, gerkan tubuh dan nada suara yang memberikan tanda tentang status emosionalnya. 4. Penerapan Komunikasi sesuai tingkat perkembangan remaja Berkomunikasi dengan anak yang sudah masuk usia remaja (praremaja) sebenarnya lebih mudah. Pemahaman mereka sudah memadai untuk bicara tentang masalah yang kompleks. Dalam berkomunikasi dengan remaja, kita tidak bisa mengendalikan alur pembicaraan, mengatur atau memegang kendali secara otoriter. Remaja sudah punya pemikiran dan perasaan sendiri tentang hal yang ia bicarakan pada. Contoh respon yang sering diungkapkan oleh orang tua kepada anaknya yang bisa menyebabkan terputusnya komunikasi adalah mengancam- memperingatkan, memerintah, menilai-mengkritik-tidak setuju-menyalahkan, menasehati-menyelesaikan masalah, menghindar-mengalihkan perhatian- menertawakan,mendesak,memberikuliah-mengajari, mencemooh-membuat
  • 36. 34 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan malu, menyelidiki-mengusut, dan memuji-menyetujui. Gambar 2.12 Gambar komunikasi terapeutik pada remaja Perhatikanlah bagaimana penerapan komunikasi terapeutik pada remaja berikut ini: • Komunikasi terbuka: “Bagaimana sekolahmu hari ini?”, “Apa yang membuatmu merasa senang hari ini di sekolah?” • Komunikasi Dua arah, yaitu bergantian yang berbicara dan yang mendengarkan. Jangan mendominasi pembicaraan, sediakan waktu untuk remaja untuk menyampaikan pendapatnya. • Mendengar aktif artinya tidak hanya sekadar mendengar tapi juga memahami dan menghargai apa yang diutarakan remaja. Terima dan refleksikan emosi yang ditunjukkan, misalnya dengan mengatakan, “ibu tahu, kamu merasa kesal karena diejek seperti itu...” • Sediakan waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan remaja. Jika sedang tidak bisa, katakan terus terang daripada Anda tidak fokus dan memutus komunikasi dengan remaja. • Jangan memaksa remaja untuk mengungkapkan sesuatu yang dia rahasiakan karena akan membuatnya tidak nyaman dan enggan berkomunikasi. Anak remaja sudah mulai memiliki privasi yang tidak boleh diketahui orang lain termasuk orang tuanya. • Utarakan perasaan Anda jika ada perilaku remaja yang kurang tepat dan jangan memarahi atau membentak. Misalnya, “Mama khawatir sekali kalau kamu tidak langsung pulang ke rumah. Kalau mau ke rumah teman, telepon dulu agar Mama tenang.”
  • 37. 35 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan • Dorong anak untuk mengatakan hal-hal positif tentang dirinya. Misalnya, “Aku sedang berusaha menguasai matematika” daripada “Aku payah dalam matematika”. • Perhatikan bahasa tubuh remaja. Orang tua harus bisa menangkap sinyal-sinyal emosi dari bahasa tubuhnya. • Hindari komentar menyindir atau meremehkan anak. Berikan pujian pada aspek terbaik yang dia lakukan sekecil apapun. • Hindari ceramah panjang dan menyalahkan anak.
  • 38. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 36 1. Masa remaja adalah masa yang sulit, Karena remaja dihadapkan pada dua situasi yang bertentangan yaitu berfikir dan berperilaku antara anak dan orang dewasa. Masa remaja adalah masa yang penuh konflik dan dilema sehingga komunikasi dengan remaja harus lebih hati dan dan terbuka, karena kegagalan komunikasi akan menyebabkan kegagalan remaja. 2. Perkembangan komunikasi pada usia remaja ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat karena pola perkembangan kognisinya sudah mulai berpikir secara konseptual. Sehubungan dengan perkembangan komunikasi ini, maka yang dapat kita lakukan adalah mengijinkan remaja berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya. Hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi karena akan menimbulkan ketidakpercayaan remaja. 3. Sikap terapeutik berkomunikasi dengan remaja adalah mampu sebagai “SAHABAT” buat remaja. Tidak meremahkan atau memperlakukan dia sebagai anak kecil dan tidak membiarkan dia berperilaku sebagai orang dewasa. Pola asuh remaja perlu cara khusus. Walau usia masih tergolong anak-anak, ia tak bisa diperlakukan seperti anak kecil. Remaja sudah mulai menunjukkan jati diri. Biasanya remaja lebih senang berkumpul bersama teman sebaya ketimbang dengan orangtua. Beberapa sikap penting yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi dengan remaja adalah: menjadi pendengar yang baik. Mengajak berdiskusi, tidak memotong pembicaraan, menjadi sahabat, dusuk bersama, memeluk, merangkul, ngobrol dan bercengkrama. 4. Suasana komunikasi yang kondusif pada remaja adalah saling menghormati, menghargai, saling percaya, dan terbuka 5. Penerapan Komunikasi sesuai tingkat perkembangan remaja Dalam berkomunikasi dengan remaja, kita tidak bisa mengendalikan alur pembicaraan, mengatur atau memegang kendali secara otoriter. Remaja sudah punya pemikiran dan perasaan sendiri tentang hal yang ia bicarakan pada. Komunikasi yang bisa diterima remaja adalah terbuka, dua arah, mendengar aktif, menyediakan waktu yang cukup, Jangan memaksa remaja, mendorong remaja untuk mengatakan hal-hal positif tentang dirinya. Hindari komentar menyindir atau meremehkan, berikan pujian pada aspek terbaik yang dia lakukan sekecil apapun dan hindari ceramah panjang dan menyalahkan anak. Rangkuman
  • 39. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 37 1. Jelaskan perkembangan komunikasi pada usia remaja 2. Bagaimanakah sikap terapeutik berkomunikasi dengan remaja 3. Jelaskan kenapa kita harus lebih banyak duduk bersama dan ngobrol dengan remaja? 4. Orang dewasa harus bisa menjadi SAHABAT buat remaja, jelaskan apa maksudnya? Tugas Terstruktur 1. Buatlah kelompok dikelas, masing-masing berisi 4-5 anggota. 2. Masing-masing kelompok lakukan pengamatan terhadap komunikasi verbal maupun non verbal remaja di beberapa tempat yaitu: di rumah, sekolah, lingkungan rumah dan kelompok sebaya.. 3. Catat hasil pengamatan terhadap komunikasi remaja 4. Diskusikan gambaran komunikasi remaja pada tempat-tempat yang berbeda tersebut 5. Laporkan dan kumpulkan tugas pada fasilitator. Tugas Mandiri 1. Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 2 didalam buku Anda 2. Berlatihlah untuk berkomunikasi secara efektif dengan remaja, praktikkan setiap hari 3. Tuliskan kesulitan-kesulitan komunikasi yang hadapi. Tes Formatif
  • 40. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar 38 III Setelah menyelesaikan Unit kegiatan belajar 3 diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi terapeutik pada dewasa dan lansia secara tepat dalam praktek keperawatan. TUJUANPembelajaran Umum TUJUANPembelajaran Khusus Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3, diharapkan Anda dapat : 1. Menjelaskan permasalahan dan perkembangan komunikasi pada orang dewasa 2. Menerapkan sikap komunikasi pada orang dewasa 3. Mengidentifikasi suasana komunikasi pada orang dewasa 4. Menerapkan teknik-teknik komunikasi terapeutik pada orang dewasa 5. Mengidentifikasi karakteristik lanjut usia 6. Mengidentifikasi perkembangan komunikasi lanjut usia 7. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi komunikasi pada lanjut usia 8. Mengidentifikasi hambatan komunikasi pada lanjut usia 9. Menerapkan pendekatan komunikasi terapeutik pada lansia 10. Menerapkan teknik komunikasi terapeutik pada lanjut usia Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa dan Lanjut Usia
  • 41. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 39 1. Permasalahan dan Perkembangan Komunikasi orang Dewasa Erikson (1985) dalam Stuart & Sundeen (1998), menjelaskan bahwa pada orang dewasa terjadi perkembangan psikososial yaitu intimasi vs isolasi. Orang dewasa sudah mempunyai sikap-sikap tertentu, pengetahuan tertentu, bahkan tidak jarang sikap itu sudah sangat lama menetap dalam dirinya, sehingga tidak mudah untuk merubahnya. Pengetahuan yang selama ini dianggapnya benar dan bermanfaat belum tentu mudah digantikan dengan pengetahuan baru jika kebetulan tidak sejalan dengan yang lama. Orang dewasa bukan seperti gelas kosong yang dapat diisikan sesuatu. Oleh karena itu dikatakan bahwa kepada orang dewasa tidak dapat diajarkan sesuatu yang baru untuk merubah tingkah lakunya dengan cepat. Orang dewasa, kalau ia sendiri yang ingin belajar hal baru maka dia akan terdorong mengambil langkah untuk mencapai sesuatu yang baru itu. Pada tahap ini orang dewasa mampu belajar membagi perasaan cinta kasih, minat dan permasalah dengan orang lain. Pada masa ini orang dewasa mempunyai cara-cara tersendiri dalam berkomunikasi dengan orang lain. Cara- cara spesifik yang biasa mereka lakukan adalah terkait dengan pengetahuan, pengalaman, sikap, kemapanan, harga diri dan aktualisasi dirinya. 2. Sikap komunikasi pada orang dewasa Berdasarkanperkembangankomunikasipadaorangdewasa danpermasalahan yang terjadi, maka agar tercapai komunikasi yang efektif terutama dalam melaksanakan pelayanan keperawatan, perlu menunjukkan dan menerapkan sikap-sikap terapeutik. Dalam berkomunikasi dengan dewasa sampai lansia diperlukan pengetahuan tentang sikap-sikap yang khas. Berikut sikap-sikap psikologis spesifik pada orang dewasa terhadap komunikasinya: Bagaimanakah sikap berkomunikasi yang diterapkan pada orang dewasa? Uraian Materi
  • 42. 40 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan a. Orang dewasa / lansia melakukan komunikasi berdasarkan pengetahuan / pengalamannya sendiri. Sikap perawat: • Menggunakan motivasi untuk mencari pengetahuan sendiri sesuai yang diinginkan. • Tidak perlu mengajari tetapi cukup memberikan motivasi untuk menggantikan perilaku yang kurang tepat. b. Berkomunikasi pada orang dewasa / lansia harus melibatkan perasaan dan pikiran. Sikap perawat: • Gunakan perasaan dan pikiran orang dewasa / lansia sebagai kekuatan untuk merubah perilakunya. c. Komunikasi adalah hasil kerjasama antara manusia yang saling memberi pengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai suatu masalah. Sikap perawat: • Bekerjasama dengan orang dewasa / lansia untuk menyelesaikan masalah • Memberikan kesempatan pada lansia untuk mengungkapkan pengalaman dan memberi tanggapan sendiri terhadap pengalaman tersebut 3. Suasana komunikasi pada orang dewasa dan lansia Disamping sikap, kita juga harus memperhatikan atau mampu menciptakan suasana yang dapat mendorong efektifitas komunikasi pada kelompok usia dewasa maupun lansia. Upayakan penciptaan suasana komunikasi yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan. a. Suasana hormat menghormati Orang dewasa dan lansia akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila
  • 43. 41 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berfikir dan mengemukakan fikirannya. b. Suasana Saling Menghargai Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai yang dianut perlu dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka akan dapat menjadi kendala dalam jalannya komunikasi. c. Suasana Saling Percaya Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanaya akan dapat membawa hasil yang diharapkan. Jangan melakukan penyangkalan pada apa yang dikomunikasikan oleh orang dewasa atau lansia, karena mereka akan tidak percaya dengan Anda dan mengakibatkan tujuan komunikasi tidak tercapai. d. Suasana Saling Terbuka Keterbukaan dalam komunikasi sangat diperlukan baik bagi orang dewasa maupun lansia. Maksud terbuka adalah terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat tergali. Komunikasi verbal dan non verbal adalah bentuk komunikasi yang harus saling mendukung satu sama lain. Seperti halnya komunikasi pada anak-anak, perilaku non verbal sama pentingnya pada orang dewasa dan juga lansia. Ekspresi wajah, gerkan tubuh dan nada suara memberi tanda tentang status emosional dari orang dewasa dan lansia. Orang dewasa yang sakit dan dirawat di rumah sakit bisa merasa tidak berdaya, tidak aman dan tidak mampu ketika dikelilingi oleh tokoh-tokoh yang berwenang. Status kemandirian mereka telah berubah menjadi status dimana orang lain yang memutuskan kapan mereka makan dan kapan mereka tidur. Ini merupakan pengalaman yang mengancam dirinya, dimana orang dewasa tidak berdaya dan cemas dan ini dapat terungkap dalam bentuk kemarahan dan agresi.
  • 44. 42 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks pasien sebagai orang dewasa oleh para profesional, pasien dewasa akan mampu menunjukkan perilaku yang adaptif dan mampu mencapai penerimaan terhadap masalahnya. 4. Teknik komunikasi pada orang dewasa dan Penerapannya Penggunaan teknik-teknik komunikasi secara umum telah Anda pelajari pada Modul 1 tentang Konsep Dasar Komunikasi. Dalam setiap anda berkomunikasi, mulai pada tingkat usia bayi-anak sampai dewasa dan lansia teknik tersebut harus digunakan secara kombinasi. Akan tetapi secara khusus Anda harus menguasai teknik-teknik yang membedakan pada kelompok usia tertentu yang disesuaikan dengan karakteristik perkembangannya. Berikut ini teknik komunikasi yang secara khusus yang harus Anda terapkan saat berkomunikasi dengan orang dewasa: a. Penyampaian pesan langsung kepada penerima tanpa perantara. Dengan penyampaian langsung maka klien akan lebih mudah untuk menerima penjelasan yang disampaikan. Penggunaan telepon atau media komunikasi lain misalnya tulisan akan dapat menimbulkan salah persepsi karena tidak ada feedback untuk mengevaluasi secara langsung b. Saling mempengaruhi dan dipengaruhi, maksudnya komunikasi antara perawat dan pasien dewasa harus ada keseimbangan dan tidak boleh ada yang mendominasi. Perawat jangan selalu mendominasi peran sehingga klien ditempatkan dalam keadaan yang selalu patuh. Teknik ini menekankan pada hubungan saling membantu a (helping-Relationship). c. Melakukan komunikasi secara timbal balik secara langsung, maksudnya komunikasi timbal balik dapat meminimalkan kemungkin terjadinya salah persepsi. Hubungan dan komunikasi secara timbal balik ini menunjukkan pentingnya arti hubungan perawat-klien. d. Komunikasi secara berkesinambungan, tidak statis dan bersifat dinamis. Orang dewasa memiliki pengetahuan, pengalaman, sikap dan ketrampilan yang menetap dan sukar untuk dirubah dalam waktu singkat. Memberi motivasi dan memberdayakan pengetahuan/pengalaman dan sikap yang sudah dimiliki adalah hal yang penting untuk melakukan komunikasi dengan orang dewasa dalam rangka merubah perilakunya.
  • 45. 43 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Selanjutnya, bagaimanakah strategi berkomunikasi dengan orang yang sudah lanjut usia? Bagaimakah perbedaan komunikasi pada orang dewasa dan lansia? 5. Karakteristik Lanjut Usia Lanjut usia (Lansia) adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikarunia usia panjang. Lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia dikategorikan dalam tiga aspek yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998). Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Sedangkan dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial sendiri yang berbeda dengan kelompok usia produktif dan mempunyai karakteristik yang spesifik. Di Indonesia penduduk lanjut usia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh warga muda. Permasalahan lansia terkait dengan komunikasi, pada umumnya terjadi akibat kemunduran fisik, mental, dan sosial, kondisi penyakit, produktivitas kerja menurun,hubungandankomunikasiterbatas.Adanyaketerbatasankomunikasi pada lansia yang diakibatkan proses menua (aging process) mengharuskan perawat memahami kondisi tersebut. Asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada klien lanjut usia diharapkan mempertimbangkan karakteristik, faktor yang mempengaruhi komunikasi, hambatan dalam komunikasi yang harus sudah diantisipasi dengan pendekatan dan teknik-teknik komunikasi terapeutik tertentu.
  • 46. 44 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Karakteristik Lansia Masa tua adalah suatu periode permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, kelemahan manusiawi dan sosial. Usia tua dialami oleh para lansia dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang berusia lanjut yang mampu melihat arti penting usia tua dalam konteks eksistensi manusia, yaitu sebagai masa hidup yang memberi mereka kesempatan untuk tumbuh berkembang dan berbakti . Ada juga lanjut usia yang memandang usia tua dengan bersikap antara kepasrahan yang pasif dan pemberontakan, penolakan, dan keputusasaan. WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi: a. Midle age (usia pertengahan) yaitu kelompok usia 45-59 tahun, b. Elderly, antara 60-74 tahun c. Usia antara 75-90 tahun d. Very old, lebih dari 90 tahun Sedangkan bila di klasifikasi lansia berdasarkan kronologis usia, yaitu: a. Young old: 60-75 tahun, b. Middle old: 75-84 tahun, c. Old-old: >85 tahun. Karakteristik lansia sering berhubungan dengan kemunduran fisik yang terjadi dan Penyakit akibat proses menua. Untuk mempermudah memahami bagaimana melakukan pendekatan maupun bagaimana strategi komunikasi pada lansia maka perawat perlu tahu masalah dan penyakit yang sering dihadapi oleh lansia yaitu:
  • 47. 45 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 1) mudah jatuh 2) mudah lelah 3) nyeri dada 4) kekacauan mental 5) sesak nafas pada waktu melakukan kerja fisik 6) berdebar-debar (palpitasi) 7) pembengkakan kaki bagian bawah 8) nyeri pinggang atau punggung 9) nyeri pada sendi pinggul 10) berat badan menurun 11) sukar menahan buang air kecil (sering ngompol) 12) sukar menahan buang air besar 13) gangguan sulit tidur 14) keluhan perasaan dingin 15) kesemutan pada anggota badan 16) mudah gatal-gatal 17) keluhan pusing-pusing 18) sakit kepala Gangguan komunikasi pada lansia sering terjadi karena masalah-masalah fisik yang dialami dan penurunan fungsi dari panca inderanya. 6. Perkembangan Komunikasi Pada Lansia Meskipun batasan usia sangat beragam untuk menggolongkan lansia, namun perubahan-perubahanakibatusiatersebuttelahdapatdiidentifikasi.Perubahan pada aspek fisik berupa perubahan neurologis & sensorik, perubahan visual dan pendengaran. Perubahan-perubahan tersebut dapat menghambat proses penerimaan & interpretasi terhadap maksud komunikasi. Perubahan ini juga menyebabkan klien lansia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Disamping itu, hal yang menyebabkan kesulitan komunikasi pada lansia adalah perubahan kognitif yang berpengaruh pada tingkat intelegensia, kemampuan belajar, daya memori dan motivasi klien. Perubahanemosiyangseringnampakadalahberupareaksipenolakanterhadap kondisi lansia. Berikut ini gejala-gejala penolakan lansia yang menyebabkan gagalnya komunikasi dengan lansia: • Tidak percaya terhadap diagnosa, gejala, perkembangan serta keterangan yang diberikan petugas kesehatan. • Mengubah keterangan yang diberikan sedemikian rupa, sehingga
  • 48. 46 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan diterima keliru. • Menolak membicarakan perawatannya di rumah sakit. • Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum, khususnya tindakan yang langsung mengikutsertakan dirinya. • Menolak nasehat-nasehat misalnya, istirahat baring, berganti posisi tidur, terutama bila nasehat tersebut demi kenyamanan klien. 7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Lansia a. Faktor klien meliputi; kecemasan, penurunan sensori (penurunan pendengaran dan penglihatan, kurang hati-hati, tema yang menetap missal kepedulian terhadap kebugaran tubuh, kehilangan reaksi, mengulangi kehidupan, takut kehilangan control dan kematian) b. Faktor Perawat meliputi ; Perilaku perawat terhadap lansia dan ketidak pahaman perawat c. Faktor lingkungan, lingkungan yang bising dapat menstimulasi kebingungan lansia dan terganggunya penerimaan pesan yang disampaikan. 8. Hambatan komunikasi pada lansia dan Cara Mengatasi Hambatan komunikasi yang efektif pada lansia berhubungan dengan keterbatasan fisik yang terjadi akibat dari proses menua (aging process), antara lain fungsi pendengaran yang menurun, mata yang kabur, tidak adanya gigi, suara yang mulai melemah dsb. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas berkomunikasi dengan lansia maka diperlukan penguasaan terhadap cara- cara mengatasi hambatan komunikai. Berikut ini adalah cara mengatasi hambatan berkomunikasi pada lansia • Menjaga agar tingkat kebisingan minimum. • Menjadi pendengar yang setia, sediakan waktu untuk mengobrol. • Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik. • Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas. • Jangan berbicara dengan keras/berteriak, bicara langsung dengan Semakin banyak reaksi penolakan lansia, semakin buruk komunikasi yang dilakukan
  • 49. 47 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan telinga yang dapat mendengar dengan lebih baik. • Berdiri di depan klien jangan terlalu jauh dari lansia • Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana • Beri kesempatan bagi klien untuk berfikir. • Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial seperti perkumpulan orang tua, kegiatan rohani. • Berbicara pada tingkat pemahaman klien. • Selalu menanyakan respons, terutama ketika mengajarkan suatu tugas atau keahlian. 9. Pendekatan komunikasi terapeutik pada lansia Komunikasi pada lansia merupakan permasalahan komplek dan heterogen dibanding klien yang lebih muda. Latar belakang budaya sering mempengaruhi klien lansia untuk mempersepsikan penyakit, kesediaan untuk mengikuti aturan rencana perawatan dan pengobatan. Untuk mengurangi pengaruh negatif atau mengurangi hambatan-hambatan yang terjadi maka diperlukan komunikasi yang efektif antara perawat dan klien. Berikut ini akan dipaparkan bagaimana perawat dapat meningkatkan komunikasi pada klien lansia sebagai bentuk pendekatan dalam melakukan komunikasi pada lansia, yaitu : a. Buat suasana yang menyenangkan dan usahakan berhadapan langsung dengan klien baik fisik maupun emosi. b. Untuk memulai komunikasi berikan instruksi maupun informasi. c. Tips yang bisa dipertimbangkan antara lain:  Beri waktu ekstra. Biasanya lansia menginginkan menerima informasi lebih banyak dan lebih rinci dibanding klien yang lebih muda. Waktu ekstra diberikan mengingat ada beberapa lansia yang kemungkinan cara berkomunikasi kurang baik, kurang fokus sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama  Hindari ketidak-pedulian. Klien lansia ingin merasakan bahwa perawat menyediakan waktu yang berkualitas untuk klien. 60 detik pertama adalah waktu untuk menciptakan kesan pertama dengan penuh perhatian
  • 50. 48 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan  Duduk berhadapan dengan klien. Klien yang mengalami gangguan pendengaran, akan membaca bibir untuk menerima informasi yang diberikan perawat  Pelihara kontak mata. Kontak mata adalah penting pada komunikasi non verbal Sampaikan kepada klien bahwa perawat senang bertemu klien sehingga klien menaruh kepercayaan kepada perawat. Memelihara kontak mata merupakan hal positif dan dapat menciptakan suasana nyaman sehingga klien lebih terbuka menerima tambahan informasi  Mendengarkan, kurangi kegagalan komunikasi dengan mendengarkan cerita pasien lansia, 6) bicara pelan dengan jelas dan nyaring  Gunakan kata-kata sederhana, pendek dan singkat untuk memudahkan penerimaan klien lansia  Fokuskan pada satu pembicaraan karena klien lansia tidak mampu memfokuskan pembicaraan pada banyak topik yang berbeda.  Beri catatan untuk instruksi yang rumit untuk menghindari kebingungan klien  gunakan gambar, tabel untuk mempermudah pemahaman  Ringkas point utama untuk memberikan penekanan pada topik utama pembicaraan  Beri kesempatan pada lansia untuk bertanya  Cari tempat yang tenang untuk mencegh kebingungan dan menciptakan suasana kondusif dalam komunikasi  gunakan sentuhan untuk memberikan kenyamanan pada lansia dan sebagai bentuk perhatian perawat kepada lansia Disamping pendekatan di atas, ketrampilan komunikasi yang penting dilakukan perawat pada saat komunikasi dengan lansia adalah seperti berikut ini : • Perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri , menjelaskan tujuan dan lama wawancara.
  • 51. 49 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan • Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan dengan pemunduran kemampuan untuk merespon verbal • Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang sosiokulturalnya • Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan dalam berfikir abstrak • Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan memberikan respon nonverbal seperti kontak mata secara langsung, duduk dan menyentuh pasien. • Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian pasien dan distress yang ada. • Perawat tidak boleh berasumsi bahwa pasien memahami tujuan dari wawancara pengkajian. • Perawat harus memperhatikan respon pasien dengan mendengarkan dengan cermat dan tetap mengobservasi. • Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan asing bagi pasien. • Lingkungan harus dibuat nyaman dan kursi harus dibuat senyaman mungkin. • Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi lansia yang sensitif terhadap, suara berfrekuensi tinggi atau perubahan kemampuan penglihatan. • Perawat harus mengkonsultasikan hasil wawancara kepada keluarga pasien atau orang lain yang sangat mengenal pasien. • Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu wawancara. Secara spesifik pendekatan komunikasi pada lansia dapat dilakukan berdasarkan 4 aspek, yaitu pendekatan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Tahukah Anda bagaima pendekatan spesifik yang penting dilakukan saat berkomunikasi dengan lansia?
  • 52. 50 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Berikut uraian dari keempat pendekatan komunikasi pada lansia. a. Pendekatan fisik Mencari informasi tentang kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian yang dialami, perubahan fisik organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan serta penyakit yang dapat dicegah progresifitasnya. Pendekatan ini relatif lebih mudah dilaksanakan dan dicarikan solusinya karena riil dan mudah diobservasi. b. Pendekatan psikologis Karena pendekatan ini sifatnya abstrak dan mengarah pada perubahan perilaku, maka umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk melaksanakan pendekatan ini, perawat berperan sebagai konselor, advokat, supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing atau sebagai penampung masalah-masalah rahsaia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab bagi klien. c. Pendekatan sosial Pendekatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan ketrampilan berinteraksi dengan lingkungan. Mengadakan diskusi, tukar pikiran, bercerita, bermain atau mengadakan kegiatan-kegiatan kelompok merupakan implementasi dari pendekatan ini agar klien dapat berinteraksi agar klien dapat berinteraksi dengan sesama lansia nmaupun dengan petugas kesehatan. d. Pendekatan spiritual Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan atau agama yang dianutnya terutama bila klien dalam keadaan sakit atau mendekati kematian. Pendekatan spiritual ini cukup efektif terutama bagi klien yang mempunyai kesadaran tinggi dan latar belakang keagamaan yang baik. 10. Tehnik Komunikasi Pada Lansia Mundakir (2006) mengidentifikasi beberapa tehnik komunikasi yang dapat digunakan perawat dalam berkomunikasi dengan lansia adalah :
  • 53. 51 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan a. Tehnik Asertif Asertif adalah menyatakan dengan sesungguhnya, terima klien apa adanya. Perawat bersikap menerima yang menunjukkan sikap peduli dan sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan klien serta berusaha untuk mengerti / memahami klien. Sikap ini membantu perawat untuk menjaga hubungan yang terapeutik dengan lansia. b. Responsif Reaksi spontan perawat terhadap perubahan yang terjadi pada klien dan segera melakukan klarifikasi tentang perubahan tersebut. Teknik ini merupakan bentuk perhatian perawat kepada klien yang dilakukan secara aktif untuk memberikan ketenangan klien. Berespon berarti bersikap aktif, tidak menunggu permintaan dari klien. Contoh: “Apa yang ibu fikirkan saat ini? Apakah yang bisa saya bantu untuk ibu?”. c. Fokus Dalam berkomunikasi, sering kita jumpai lansia berbicara panjang lebar dan mengungkapkan pernyatan-pernyataan di luar materi dan tidak relevan dengan tujuan terapi. Sehubungan dengan hal tersebut maka perawat harus tetap fokus pada topik pembicaraan dan mengarahkan kembali komunikasi lansia pada topik untuk mencapai tujuan terapi. Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi komunikasi yang diinginkan. d. Supportif Lansia sering menunjukkan sikap labil atau berubah-ubah. Perubahan ini perlu disikapi dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia dengan cara memberikan dukungan (suportif). Contoh sikap sopportif:
  • 54. 52 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Tersenyum dan mengangguk ketika lansia mengungkapkan perasaannya sebagai sikap hormat dan menghargai lansia berbicara. Sikap ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien lansia sehingga lansia tidak merasa menjadi beban bagi keluarganya, dengan demikian diharapkan klien termotivasi untuk mandiri dan berkarya sesuai kemampuannya. Selama memberi dukunganjangan mempunyai kesan menggurui atau mengajari klien karena ini dapat merendahkan kepercayaan klien kepada perawat. Contoh Ungkapan-ungkapan yang bisa memberi support / motivasi kepada lansia adalah: “saya yakin bapak dapat mampu melakukan tugas bapak dengan baik”, “Jika bapak memerlukan saya siap membantu.” e. Klarifikasi Klarifikasi adalah teknik yang digunakan perawat untuk memperjelas informasi yang disampaikan klien. Hal ini penting dilakukan perawat karena seringnya perubahan yang terjadi pada lansia dapat mengakibatkan proses komunikasi lancar dan kurang bisa dipahami. Klarifikasi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan ulang atau meminta klien memberi penjelasan ulang dengan tujuan menyamakan persepsi. Contoh: “Coba ibu jelaskan kembali bagaimana perasaan ibu saat ini ?” f. Sabar dan Ikhlas Perubahan yang terjadi pada lansia terkadang merepotkan dan seperti kekanak-kanakan. Perubahan ini harus disikapi dengan sabar dan ikhlas agar hubungan antara perawat dengan klien lansia dapat efektif dan terapeutik. Sabar dan ikhlas dilakukan supaya tidak muncul kejengkelan perawat yang dapat merusak komunikasi dan hubungan perawat dan klien.
  • 55. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 53 1. Permasalahan dan Perkembangan Komunikasi orang Dewasa Komunikasi pada dewasa sampai lansia adalah sulit dan perlu pendekatan khusus. Mereka mempunyai sikap dan pengetahuan tertentu, bahkan tidak jarang sikap itu sudah sangat lama menetap dalam dirinya, sehingga tidak mudah untuk merubahnya. Pengetahuan yang dianggapnya benar tidak mudah digantikan dengan pengetahuan baru. Sehingga kepada orang dewasa sampai lansia, tidak dapat diajarkan sesuatu yang baru. 2. Sikap komunikasi pada orang dewasa Dalam berkomunikasi dengan lansia diperlukan pengetahuan tentang sikap- sikap yang khas. Sikap-sikap psikologis spesifik pada orang dewasa dalam komunikasi yaitu: menggunakan motivasi, tidak perlu mengajari, Gunakan perasaan dan pikiran orang dewasa / lansia, bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dan memberikan kesempatan pada lansia untuk mengungkapkan pengalaman dan memberi tanggapan sendiri terhadap pengalaman tersebut 3. Suasana komunikasi pada orang dewasa dan lansia Seperti halnya remaja, pada orang dewasa dan lansia memerlukan Suasana hormat menghormati, Saling Menghargai, Saling Percaya, Saling Terbuka 4. Teknik komunikasi pada orang dewasa dan Penerapannya Penyampaian pesan langsung tanpa perantara, Saling mempengaruhi dan dipengaruhi, komunikasi secara timbal balik secara langsung, dan dilakukan secara berkesinambungan, tidak statis dan selalu dinamis. 5. Karakteristik Lanjut Usia Lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Masa tua adalah suatu periode permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, kelemahan manusiawi dan sosial. Karakteristik lansia sering berhubungan dengan kemunduran fisik yang terjadi dan Penyakit akibat proses menua. Rangkuman
  • 56. 54 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Sedangkan dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial sendiri yang berbeda dengan kelompok usia produktif dan mempunyai karakteristik yang spesifik. 6. Perkembangan Komunikasi Pada Lansia Perubahan menjadi prosese menua, menyebabkan klien lansia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Disamping berkurangnya fungsi organ komunikasi, kesulitan komunikasi pada lansia disebabkan oleh perubahan kognitif yang berpengaruh pada tingkat intelegensia, kemampuan belajar, daya memori dan motivasi klien. Perubahan emosi yang berdampak pada perubahan komunikasi lansia yang sering nampak adalah reaksi penolakan terhadap kondisi lansianya, yaitu: • Tidak percaya terhadap diagnosa, gejala, perkembangan serta keterangan yang diberikan petugas kesehatan. • Mengubah keterangan yang diberikan sedemikian rupa, sehingga diterima keliru. • Menolak membicarakan perawatannya di rumah sakit. • Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum, khususnya tindakan yang langsung mengikutsertakan dirinya. • Menolak nasehat-nasehat misalnya, istirahat baring, berganti posisi tidur, terutama bila nasehat tersebut demi kenyamanan klien. 7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi pada Lansia adalah Faktor klien meliputi; kecemasan, penurunan sensori (penurunan pendengaran dan penglihatan, kurang hati-hati, tema yang menetap missal kepedulian terhadap kebugaran tubuh, kehilangan reaksi, mengulangi kehidupan, takut kehilangan control dan kematian). Faktor Perawat meliputi ; Perilaku perawat terhadap lansia dan ketidak pahaman perawat dan Faktor lingkungan, lingkungan yang bising dapat menstimulasi kebingungan lansia dan terganggunya penerimaan pesan yang disampaikan.
  • 57. 55 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 8. Hambatan komunikasi pada lansia dan Cara Mengatasi Hambatan komunikasi yang efektif pada lansia berhubungan dengan keterbatasan fisik yang terjadi akibat dari proses menua (aging process), antara lain fungsi pendengaran yang menurun, mata yang kabur, tidak adanya gigi, suara yang mulai melemah dsb. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas berkomunikasi dengan lansia maka diperlukan penguasaan terhadap cara-cara mengatasi hambatan komunikai. 9. Pendekatan komunikasi terapeutik pada lansia yaitu membuat suasana yang menyenangkan, beri waktu ekstra, hindari ketidak-pedulian, duduk berhadapan dengan klien, pelihara kontak, mendengarkan, bicara pelan dengan jelas dan nyaring, gunakan kata-kata sederhana, fokuskan pada satu pembicaraan, beri catatan untuk instruksi yang rumit ringkas point utama untuk memberikan penekanan pada topik utama pembicaraan, beri kesempatan pada lansia untuk bertanya, cari tempat yang tenang untuk mencegh kebingungan dan menciptakan suasana kondusif dalam komunikasi, gunakan sentuhan untuk memberikan kenyamanan pada lansia dan sebagai bentuk perhatian perawat kepada lansia . Secara spesifik pendekatan komunikasi pada lansia dapat dilakukan berdasarkan 4 aspek, yaitu pendekatan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. 10. Tehnik Komunikasi Pada Lansia Beberapa tehnik komunikasi yang dapat diterapkan antara lain : Tehnik Asertif, Responsif, Fokus, Supporti, Klarifikasi serta Sabar dan Ikhlas
  • 58. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 56 Tes Formatif PETUNJUK UMUM: 1. Jawablah pertanyaan pada soal formatif berikut pada tempat yang disediakan 2. Pilih satu jawaban yang paling tepat 3. Pilih A. Jika 1, 2, dan 3 Benar B. Jika 1 dan 3 Benar C. Jika 2 dan 4 Benar D. Jika hanya no 4 yang Benar E. Jika semua Benar / Salah SOAL: 1. Sebutkan 4 suasana yang dapat meningkatkan komunikasi pada orang dewasa dan lansia a. ….............................................................................................................................. b. ….............................................................................................................................. c. ….............................................................................................................................. d. ….............................................................................................................................. 2. Perubahan emosi pada lansia yang sering tampak adalah gejala-gejala penolakan. Manakah gejala penolakan lansia yang mengakibatkan kegagalan komunikasi? 1. Tidak percaya terhadap diagnosa yang ditetapkan 2. Mengubah keterangan yang diberikan 3. Menghindar mendiskusikan penyakitnya 4. Menolak dikunjungi teman-temannya 3. Orang dewasa sudah mempunyai pengetahuan dan pengalaman sendiri yang mempengaruhi komunikasinya. Untuk memudahkan tindakan
  • 59. 57 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan keperawatan yang perawat lakukan, manakah sikap psikologis perawat yang paling tepat? A. Memberi motivasi klien untuk meningkatkan kesehatan B. Menggunakan keyakinan perawat untuk merubah perilaku klien C. Mengajari cara-cara memelihara kesehatan D. Menyelesaikan masalah berdasarkan sudut pandang perawat E. Mengganti pengetahuan klien dengan yang baru 4. Penyampaian komunikasi yang tepat dilakukan pada orang dewasa / lansia supaya tidak terjadi kesalahan dalam penerimaan informasi adalah dengan teknik: A. Penyampaian melalui media leaflet B. Langsung menggunakan telepon C. Langsung dengan tatap muka D. Langsung melalui keluarga E. Tidak langsung 5. Berikut di bawah ini manakah karakteristik fisik lansia yang dapat mempengaruhi keberhasilan komunikasi? A. Penurunan penglihatan B. Keluhan pusing-pusing C. Keluhan sulit tidur D. Perasaan cemas E. Penurunan pendengaran 6. Seorang lansia dirawat dengan keluhan mengalami kesulitan tidur dan mengatakan bingung yang tidak tahu penyebabnya. Manakah berikut ini upaya yang harus dilakukan perawat dalam aspek fisik untuk mengahatasi hambatan komuniasi dengan lansia. A. Meminta pasien untuk tenang
  • 60. 58 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan B. Menganjurkan klien untuk relaksasi C. Menyediakan waktu untuk ngobrol dengan perawat D. Menyediakan lingkungan tenang E. Menjadi pendengar setia buat klien 7. Seorang lansia di rawat dengan dimensia. Selama interaksi dan berkomunikasi klien selalu meminta pertanyaan dan penjelasan yang berikan perawat untuk diulang. Klien tampak kurang fokus dan mudah beralih dan menyatakan tidak paham. Apakah yang harus dilakukan perawat dalam berkomunikasi dengan klien supaya tujuan dapat tercapai? A. Duduk berhadapan B. Mempertahankan kontak mata C. Memberikan waktu ekstra untuk klien D. Meminta keluarga menjelaskan kembali E. Menciptakan suasana menyenangkan 8. Seorang perawat sedang berinteraksi dengan klien lansia usia 80 tahun. Klien mengalami kesulitan memahami penjelasan perawat. Bagaimanakah pemilihan kata dalam komunikasi yang penting dilakukan perawat? 1. Menggunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien 2. Pertanyaan pendek dan jelas 3. Memberikan waktu yang cukup buat klien 4. Menyediakan tempat yang baru untuk suasana yang nyaman
  • 61. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 5959 Tugas Tugas Terstruktur 1. Lakukan pengamatan pola komunikasi pada orang dewasa dan lansia 2. Bandingkan pola komunikasi diantara kedua kelompok tersebut secara vernal maupun non verbal 3. Diskusikan dengan teman Anda dan buatlah laporan tertulis. 4. Bandingkan dengan teori yang telah Anda pelajari pada kegiatan belajar 3 Tugas Mandiri 1. Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 3 didalam buku Anda 2. Bacalah kembali kegiatan belajar 1 sampai 3 dalam modul 2 ini sebelum Anda mempelajari modul 3 mata kuliah komunikasi dalam keperawatanTugas Akhir Terstruktur
  • 62. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 60 Praktikum: Ilustrasi Kasus: Seorang wanita, usia 84 tahun, tinggal di rumah perawatan lansia.. Pada saat pengkajian pasien tampak bingung, komunikasi tidak jelas, dan sering meminta perawat untuk mengulang pertanyaan dan informasi yang telah diberikan. Klien Tugas: 1. Sebelum berkomunikasi / interaksi, buatlah Strategi pelaksanaan (SP) komunikasi sesuai contoh (pada kegiatan belajar 3 dalam modul 1) dengan menggunakan format yang telah ditentukanseperti dalam modul 1. 2. Lakukan kegiatan praktik komunikasi dengan cara berpasangan dengan teman Anda dengan menggunakan SP komunikasi yang Anda buat. (Anda bermain peran sebagai perawat dan pasien lansia sesuai kasus / ilustrasi di atas) 3. Tuliskan perasaan Anda setelah mempraktikkan komunkasi tersebut Tugas Akhir Mandiri 1. Pahami setiap fase interaksi dan komunikasi 2. Lakukanlah latihan terus menerus dengan kasus-kasus yang berbeda. Tugas Akhir
  • 63. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 61 Petunjuk Umum : Pilihlah satu jawaban yang paling tepat Pilihlah A Jika 1, 2, dan 3 Benar Pilihlah B Jika 1 dan 3 Benar Pilihlah C Jika 2 dan 4 Benar Pilihlah D Jika 4 saja yang Benar Pilihlah E Jika semua jawaban benar / salah SOAL: 1. Manakah Yang termasuk bentuk komunikasi prabicara pada bayi berikut ini: 1. Tangisan 2. Cisyarat 3. Celoteh 4. Ekpresi 2. Pada kelompok umur berapakah komunikasi pra bicara mulai digunakan? A. Umur 0 – 6 bulan B. Umur 6 – 12 bulan C. Umur 0 – 12 bulan D. Umur 1 – 3 tahun E. Umur 3 – 6 tahun 4. Seorang bayi tiba-tiba menagis ketika sedang tidur. Pada waktu dilihat tampak popok bayi basah dan badan bayi taraba dingin. Apakah arti / maksud tangisan bayi dalam komunikasi tersebut? 1. Menyampaikan pesan bahwa dia merasa tidak nyaman 2. Merupakan kebiasaan bayi yang dibawa sejak lahir 3. Memberi tahu agar ibu memenuhi kebutuhannya 4. Menunjukkan bahwa dia normal karena bisa menangis Tes Akhir Modul
  • 64. 62 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 6. Pada waktu digendongan ibu, seorang ibu tampak sedang menyusui bayinya. Pada waktu putting susu disodorkan, tampak bayi mendorong putting susu ibu dan tidak mau menyusu. Bayi tampak tenang dan akan tidur. Apakah komunikasi prabicara yang digunakan bayi tersebut ? A. Ocehan B. Celoteh C. Isyarat D. Ekspresi emosi E. Ungkapan tidak langsung 8. Pada saat bayi merasa senang, Apakah respon kegembiraan yang di tunjukkan bayi? A. Menjerit dan menggerakkan kaki berulang-ulang B. Menjerit dan menangis C. Ekspresi wajah tampak tegang D. Menjerit dan melempar E. Meronta 10. Seorang anak perempuan usia 5 tahun di rawat di rumah sakit karena panas. Anak mendapatkan buku-buku bergambar tentang aktivitas dokter dan perawat yang sedang melakukan pemeriksaan dan perawatan. Mengurangi rasa takutnya, anak diminta untuk menceritakan gambar yang ada dalam buku tersebut. Apakah teknik komunikasi yang dilakukan oleh perawat? A. Memfasilitasi B. Teknik orang ketiga C. Storytelling D. Biblioterapi E. Meminta menyebutkan keinginan 12. Manakah Salah satu bentuk implementasi penggunaan teknik komunikasi terapeutik bermain pada anak? A. Meminta anak memegang stetoskop yang akan digunakan untuk pemeriksaan B. Mengajak bermain diluar ruangan sambil melakukan tindakan C. Melibatkan kakak dalam aktivitas bermain di rumah sakit D. Meminta ibu mengajak bermain sambil dilakukan tindakan E. Membiarkan anak bermain sendiri
  • 65. 63 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 14. Berkomunikasi dengan remaja adalah unik karena orang tua / orang dewasa harus bisa sebagai SAHABAT buat remaja. Manakah bentuk implementasi komunikasi pada remaja yang paling tepat berikut ini? A. Memaksaremaja menceritakan apa yang menjadi privasi dirinya B. Memberikan penilaian / koreksi terhadap perilaku remaja yang kurang tepat C. Memberikan informasi terkait tanggung jawab remaja D. Meminta remaja mengungkapkan alasan jika pulang sekolah terlambat E. Membantu menyelesaikan masalah berfokus pada ibu (orang tua) 16. Seorang remaja wanita usia 16 tahun, tampak sedih sepulang dari sekolah. Remaja tersebut mengatakan tidak mau lagi sekolah ditempat tersebut karena merasa malu dengan teman-temannya. Bagaimanakah sikap orang tua dalam menghadapi sikap remaja tersebut? 1. Mengajak remaja berdiskusi terkait perasaannya 2. Memberikan support terhadap masalah yang dihadapi remaja 3. Mendengarkan ungkapan perasaan remaja 4. Memberikan komentar secara langsung terhadap ungkapan yang tidak sesuai 17. Berikut petikan komunikasi antara remaja dengan perawat dalam sesi konsultasi di sekolah. P : Coba jelaskan apa yang membuat adik merasa tidak nyaman lagi disekolah ini? K : Saya tidak tahu, kenapa saya yang harus bertanggung jawab terhadap masalah ini? P : Saya tahu, hal ini adalah masalah sulit buat adik (memandang klien dan menganggukkan kepala) Kalau boleh tahu, apa masalah besar yang adik hadapi sekarang? Apakah sikap komunikasi yang dilakukan perawat berdasarkan komunikasi di atas? A. Tidak memaksa B. Memberi support C. Tidak mendominasi D. Mendengarkan secara aktif
  • 66. 64 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 18. Orang dewasa sudah mempunyai pengetahuan dan pengalaman sendiri yang mempengaruhi komunikasinya. Untuk memudahkan tindakan keperawatan yang perawat lakukan, manakah sikap psikologis perawat yang paling tepat? A. Memberi motivasi klien untuk meningkatkan kesehatan B. Menggunakan keyakinan perawat untuk merubah perilaku klien C. Mengajari cara-cara memelihara kesehatan D. Menyelesaikan masalah berdasarkan sudut pandang perawat E. Mengganti pengetahuan klien dengan yang baru 19. Penyampaian komunikasi yang tepat dilakukan pada orang dewasa / lansia supaya tidak terjadi kesalahan dalam penerimaan informasi adalah dengan teknik: A. Penyampaian melalui media leaflet B. Langsung menggunakan telepon C. Langsung dengan tatap muka D. Langsung melalui keluarga E. Tidak langsung 20. Berikut di bawah ini manakah karakteristik fisik lansia yang dapat mempengaruhi keberhasilan komunikasi? A. Penurunan penglihatan B. Keluhan pusing-pusing C. Keluhan sulit tidur D. Perasaan cemas E. Penurunan pendengaran 21. Seorang lansia dirawat dengan keluhan mengalami kesulitan tidur dan mengatakan bingung yang tidak tahu penyebabnya. Manakah berikut ini upaya yang harus dilakukan perawat dalam aspek fisik untuk mengahatasi hambatan komuniasi dengan lansia.
  • 67. 65 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan A. Meminta pasien untuk tenang B. Menganjurkan klien untuk relaksasi C. Menyediakan waktu untuk ngobrol dengan perawat D. Menyediakan lingkungan tenang E. Menjadi pendengar setia buat klien 22. Seorang lansia di rawat dengan dimensia. Selama interaksi dan berkomunikasi klien selalu meminta pertanyaan dan penjelasan yang berikan perawat untuk diulang. Klien tampak kurang fokus dan mudah beralih dan menyatakan tidak paham. Apakah yang harus dilakukan perawat dalam berkomunikasi dengan klien supaya tujuan dapat tercapai? A. Duduk berhadapan B. Mempertahankan kontak mata C. Memberikan waktu ekstra untuk klien D. Meminta keluarga menjelaskan kembali E. Menciptakan suasana menyenangkan 23. Seorang perawat sedang berinteraksi dengan klien lansia usia 80 tahun. Klien mengalami kesulitan memahami penjelasan perawat. Bagaimanakah pemilihan kata dalam komunikasi yang penting dilakukan perawat? 1. Menggunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien 2. Pertanyaan pendek dan jelas 3. Memberikan waktu yang cukup buat klien 4. Menyediakan tempat yang baru untuk suasana yang nyaman 24. Manakah komunikasi berikut ini yang menunjukkan sikap memberikan support dalam memabantu remaja yang bermasalah?
  • 68. 66 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan A. “Lanjutkan cerita adik, kenapa mempunyai perasaan selalu ingin marah dengan orang tua” B. Menganggu-angguk sambil memandang klien dan berkata ….. LANJUTKAN C. “Saya paham dengan masalah adik dan mari kita mendiskusikan penyelesaiannya D. “adik jangan merasa bahwa orang tua tidak memperhatian, pahami bahwa orang tua juga punya kesibukan” E. Memeluk dan merangkul remaja sambil berkata”menangislah jika ingin menangis” 26. Pada saat berkomunikasi dengan remaja pada sesi konsultasi kesulitan adaptasi dengan teman sebaya, seorang perawat berkata: “Kalau adik sulit menceritakan masalah yang sesungguhnya secara langsung kepada saya, tulislah masalah yang adik rasakan pada kertas. Bukalah kembali kertas itu jika sudah siap menceritakan kepada saya atau orang lain” Bagaimanakah suasana komunikasi yang sedang dibangun oleh perawat dalam mencapai tujuan? A. Suasana penuh rahasia B. Suasana menghormati C. Suasana keterbukaan D. Suasana kekeluargaan E. Suasana saling percaya 27. Berikut komunikasi antara Perawat dan Remaja pada sesi konsultasi: P : Coba jelaskan apa yang membuat adik merasa marah dengan orang tua? K : Saya tidak tahu, kenapa saya benci dengan orang tua saya? P : Saya tahu, hal ini adalah masalah sulit buat adik (memandang klien dan mengangguk) Kalau boleh tahu, apa masalah besar yang adik hadapi sekarang? Pada fase apakah komunikasi yang sedang dilakukan perawat berdasarkan gambaran dialog di atas?
  • 69. 67 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan A. Fase Pra orientasi B. Fase orientasi C. Fase Interaksi D. Fase Kerja E. Fase terminasi 28. Manakah komunikasi berikut ini yang menggambarkan fase terminasi dalam komunikasi antara perawat dan klien? A. “Ayo kita diskusikan bersama masalah adik tersebut” B. “Saya akan membantu menyelesaikan masalah adik” C. “Dimana kita akan berdiskusi supaya merasa nyaman?” D. “Saya paham bahwa adik sedang menghadapi masalah berat” E. “Saya lihat adik lebih tenang, terimakasih telah bekerjasama dengan baik”
  • 70. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 68 Acuan Pustaka 1. Chitty (1997). Professional Nursing Practice. St. Louis : Mosby 2. DeVito, J.A. (1997). Komunikasi antar manusia. (ed. Indonesia). Alih bahasa Agus Maulana. Jakarta : Professional Book 3. Engel, J (1998). Pengkajian pediatric. Jakarta : EGC 4. Kozier & Erb (1999) Fundamental of Nursing : Concept and practice. St. Louis 5. Mulyana, D. (2005). Komunikasi efektif: suatu pendekatan lintas budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 6. Mundakir (2006). Komunikasi Keperawatan: Aplikasi dalam keperawatan. Cetakan pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. 7. Taylor, C; Lillis, C & LeMone, P. (1989). Fundamental of nursing : The art and science of nursing care. Philadelphia : J.B. Lippincott. 8. Stuard, GW & Laraia, M.L. (1998). Principle and practice of psychiatric nursing. Mosby year book6th edition. St. Louis : Mosby 9. http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/10/komunikasi-pada-anak.html