1. 1
No. Kode: DAR2/Profesional/575/014/2019
PENDALAMAN MATERI KEPERAWATAN
M1KB1 – KONSEP DAN PRINSIP DASAR KOMUNIKASI
Penulis
Faqih Ruhyanudin
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
2019
2. 2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... 2
A. PENDAULUAN ............................................................................................................................... 3
1. DESKRIPSI MATERI ............................................................................................................... 3
2. RELEVANSI ............................................................................................................................... 3
3. PETUNJUK BELAJAR ............................................................................................................. 4
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN ...................................................................................................... 5
C. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN .............................................................................................. 5
D. URAIAN MATERI .......................................................................................................................... 5
1. Pengertian Komunikasi .............................................................................................................. 6
2. Tujuan Komunikasi .................................................................................................................... 7
3. Fungsi Komunikasi ..................................................................................................................... 9
4. Unsur-unsur atau Elemen Komunikasi .................................................................................... 9
5. Proses Komunikasi ................................................................................................................... 15
6. Faktor-Faktor yang Perlu diperhatikan dalam Komunikasi ............................................... 17
7. Jenis – Jenis Komunikasi ......................................................................................................... 22
8. Prinsip-prinsip Komunikasi .................................................................................................... 28
9. Tingkatan Komunikasi ............................................................................................................ 29
10. Komunikasi Kesehatan ............................................................................................................... 30
E. RANGKUMAN ................................................................. Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
F. TES FORMATIF ................................................................ Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
G. DAFTAR PUSTAKA ......................................................... Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
H. KUNCI JAWABAN TES FOMATIF ................................ Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
3. 3
A. PENDAHULUAN
1. DESKRIPSI MATERI
Komunikasi merupakan sarana yang penting dan dibutuhkan untuk menjalin
hubungan dengan orang lain. Komunikasi juga dapat memberikan pertukaran informasi
dan dukungan emosional terutama pada saat individu mengalami stress. Sepanjang hayat
individu tidak akan bisa lepas dari berkomunikasi dan komunikasi merupakan sebuah
proses manusiawi yang melibatkan hubungan interpersonal. Komunikasi mencakup
pengertian yang lebih luas dari sekedar wawancara. Komunikasi dikatakan efektif
apabila terdapat penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksudkan oleh
komunikator. Selain itu, komunikasi juga dapat menimbulkan kesenangan. Komunikasi
dilakukan untuk mengupayakan agar mereka sama-sama merasa senang. Sebagaimana
disebut pada Analisis Transaksional (Eric Berne, 1982) sebagai “saya oke - kamu oke”.
Komunikasi ini lazim disebut komunikasi Fatis (phatic communication), dimaksudkan
untuk menimbulkan kesenangan.
Banyak tujuan yang ingin dicapai saat berkomunikasi diantaranya adalah
mempengaruhi sikap misal, orang tua melakukan komunikasi dengan anaknya bertujuan
untuk mempengaruhi agar mau belajar, inilah contoh persuasif. Komunikasi persuasif
memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada diri orang tua dan pesan yang
menimbulkan efek pada remaja. Hubungan sosial yang baik artinya komunikasi
ditunjukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Manusia yang merupakan
mahluk individu yang sosial mempunyai kebutuhan sosial, yaitu ingin berhubungan
dengan orang lain secara positif.
Modul 1 pada mata pelajaran keperawatan ini berjudul Konsep dan prinsip
dasar komunikasi yang terdiri atas 4 (empat) kegiatan belajar (KB), yaitu
a. Kegiatan belajar 1 (M1KB1): Konsep Dasar Komunikasi
b. Kegiatan belajar 2 (M1KB2): Perkembangan Komunikasi sesuai tahapan usia
c. Kegiatan belajar 3 (M1KB3): Gangguan komunikasi
d. Kegiatan belajar 4 (M1KB4): Komunikasi Terapeutik
2. RELEVANSI
Komunikasi sangat erat kaitannya dengan proses berhubungan sehari-hari baik
kondisi formal maupun informal. Kondisi tersebut bisa berlangsung kapan saja dan dimana
saja serta dilakukan secara berjenjang, mulai dari intrapersonal, interpersonal, kelompok
4. 4
dan massa. Komunikasi yang bersifat membawa peningkatan kondisi maupun beraspek
positif, merupakan tujuan yang akan dicapai ketika berkomunikasi dengan pihak lain.
Sehingga komunikasi tersebut bisa berdampak bagi kedua belah pihak. Inilah yang
dimaksudkan sebagai komunikasi terapeutik.
Menjadi sangat diperlukan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. PETUNJUK BELAJAR
Agar kita berhasil dengan baik dalam mempelajari bahan ajar ini berikut beberapa
petunjuk yang dapat anda ikuti :
1) Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai anda memahami
secara tuntas, untuk apa, dan bagaimana mempelajarinya.
2) Pahami garis besar materi-materi yang akan dipelajari atau dibahas secara seksama
apa yang akan dicapai.
3) Upayakan untuk dapat membaca sumber-sumber lain yang relevan untuk
menambahkan wawasan anda menjadikan perbandingan jika pembahasan dalam
modul ini masih dianggap kurang.
4) Mantapkan pemahaman anda dengan latihan dalam modul dan melalui kegiatan
diskusi dengan mahasiswa atau dosen.
5. 5
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Menguasai teori dan aplikasi materi keahlian keperawatan, kompetensi keahlian
keperawatan yang mencakup: (1) Komunikasi Keperawatan, (2) Konsep Dasar
Keperawatan (anatomi fisiologi, promosi kesehatan, dan pelayanan prima), (3) Kebutuhan
Dasar Manusia, (4) Keperawatan Medikal Bedah (ilmu penyakit, penunjang diagnostic dan
kegawatdaruratan), (5), Ilmu Kesehatan Masyarakat (Keperawatan Jiwa dan Keluarga,
Keperawatan Geriatrik dan Komunitas, Keperawatan Maternitas, (6) Ketrampilan Dasar
Tindakan Keperawatan termasuk advancy materials yang dapat menjelaskan aspek “apa”
(konten), “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari
C. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaian pembelajaran Modul 1 Kegiatan belajar 1 (M1KB1) ini
diharapkan peserta didik mampu menganalisis konsep dan prinsip Komunikasi
Keperawatan dan aplikasinya dalam pembelajaran keperawatan
D. URAIAN MATERI
Salam hangat, Apa kabar Anda sekalian? semoga Anda selalu sehat dan penuh
semangat dalam mempelajari kegiatan belajar dalam modul ini. Komunikasi adalah
keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat
komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial
yang tergantung satu dengan yang lain serta saling terkait dilingkungannya. Satu-satunya alat
untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya adalah komunikasi baik secara
verbal maupun non verbal (bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh suku
bangsa). Komunikasi adalah fungsi universal umat manusiatidak tergantung dari tempat,
waktu, atau konteks apa pun. Mulailah belajar secara berurutan mulai dari halaman pertama
sampai halaman terakhir.
Berdasarkan subcapaian pembelajaran, secara terperinci modul 1 kegiatan belajar 1
(M1KB1) menyajikan indikator esensial yaitu: peserta didik mampu membedakan unsur-unsur
komunikasi. Sehingga setelah menyelesaikan pembelajaran KB 1 ini diharapkan peserta didik
mampu:
1. Menjelaskan Pengertian komunikasi
2. Mengidentifikasi Tujuan Komunikasi
6. 6
3. Menguraikan Fungsi Komunikasi
4. Membedakan Unsur-unsur Komunikasi
5. Menunjukkan Proses Komunikasi
6. Mengidentifikasi Faktor Yang diperhatikan dalam komunikasi
7. Membedakan Jenis jenis komunikasi
8. Menjelaskan Prinsip-prinsip komunikasi
9. Membedakan Level komunikasi, dan
10. Menjelaskan Komunikasi kesehatan
Berdasarkan subcapaian pembelajaran pada KB 1, secara berurutan pokok-pokok
materi dijelaskan dimulai dengan Pengertian komunikasi, tujuan komunikasi, menguraikan
fungsi komunikasi, unsur-unsur komunikasi, proses komunikasi, faktor yang diperhatikan
dalam komunikasi, jenis jenis komunikasi, prinsip-prinsip komunikasi, level komunikasi, dan
komunikasi kesehatan.
1. Pengertian Komunikasi
Batasan komunikasi berasal dari kata Latin Communis yang berarti sama atau
menjadikan milik bersama, membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara
dua orang atau lebih. Berasal dari akar kata communico yang berarti berbagi. Komunikasi
juga berasal dari kata communicare yang berarti mengalihkan atau mengirimkan. Berarti
bahwa kata komunikasi dalam prosesnya sebagai kata kerja (verb) communicate berarti:
(1) untuk bertukar pikiran, perasaan, dan informasi; (2) untuk membuat tahu; (3) untuk
membuat sama; dan (4) untuk membuat hubungan yang simpatik. Sedangka dalam kata
benda (noun) communication berarti: (1) pertukaran simbol, pesan-pesan yang sama, dan
informasi; (2) proses pertukaran diantara individu melalui simbol-simbol yang sama; (3)
seni untuk mengekspresikan gagasan, dan (4) ilmu pengetahuan tentang pengiriman
informasi. Jadi kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa
yang kita sampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya. Komunikasi berorientasi
pada adanya kesamaan dalam memaknai suatu simbol dengan tujuan menciptakan
hubungan kebersamaan, keakraban, dan keintiman antara pihak-pihak yang melakukan
kegiatan komunikasi (Bahfiarti, 2012; Liliweri, 2015; Sarfika, Maisa, & Freska, 2018).
Secara istilah para ahli diantaranya Chitty (1997) dan Jurgen Ruesch (1972) dalam
Anjaswarni (2016) mendefinisikan arti komunikasi adalah: suatu proses tukar menukar ide,
pikiran, gagasan, atau infermasi dalam suatu interaksi. Informasi dapat disampaikan secara
7. 7
sadar maupun tidak sadar dengan menggunakan lisan, tulisan, dan gerakan atau isyarat baik
menggunakan tanda-tanda maupun dengan simbol-simbol. Jadi yang dinamakan
Komunikasi adalah pertukaran keseluruhan perilaku dari komunikator (orang yang
memberi informasi) kepada komunikan (orang yag mendapat informasi), baik yang
disadari maupun tidak disadari, yang berupa ucapan verbal atau tulisan, gerakan, ekspresi
wajah, dan semua yang ada dalam diri komunikator dengan tujuan untuk memengaruhi
orang lain. Komunikasi adalah tentang proses timbal balik di mana pesan dikirim dan
diterima antara dua orang atau lebih
2. Tujuan Komunikasi
Selanjutnya kita mempelajari tentang tujuan komunikasi. Apakah tujuan sesorang
melakukan komunikasi atau berkomunikasi dengan orang lain? Saudara sekalian, kita dapat
mengidentifikasi tujuan seseorang atau suatu kelompok melakukan komunikasi. Tujuan
komunikasi bisa dilihat dari komunikator dan juga komunikan sebagaian disebutkan oleh
Anjaswarni (2016), Ariani (2018), yaitu:
a. Memberikan informasi
Komunikasi dilakukan oleh komunikator adalah untuk memberikan atau
menyampaikan informasi yang berupa ide, pikiran, persepsi, perasaan, dan lainnya
kepada komunikan. Sebagai contoh dalam lingkup kesehatan adalah komunikasi pesaat
memberikan informasi tenaga kesehatan tentang penyakit klien, menjelaskan masalah
keperawatan klien, rencana tindakan keperawatan, dan perawat atau dokter
memberikan informasi serta edukasi kepada klien.
b. Mengubah opini, cara berfikir, sikap, dan mempengaruhi perilaku seseorang
Tujuan lain dari komunikasi adalah untuk mengubah opini, pandangan, sikap dan
perilaku seseorang. Dalam hal ini komunikasi yang dilakukan atau informasi yang
diberikan secara kita sadari ataupun tidak kita sadari akan memengaruhi perilaku orang
lain. Secara sadar, jika kita berkomunikasi untuk tujuan memotivasi seseorang, kita
berharap bahwa orang yang kita motivasi akan melakukan hal sesuai dengan yang kita
inginkan. Secara tidak kita sadari, jika pada saat kita memotivasi menunjukkan wajah
yang serius, kita akan membuat lawan bicara antusias untuk mendengarkan dan
memperhatikan apa yang disampaikan kepada dirinya.
c. Memberikan pendidikan
8. 8
Komunikasi yang dilakukan atau pesan yang dikirim ditujukan unuk
menyampaikan pembelajaran, memberikan pengajaran kepada komunikan. Termasuk
diataranya memberikan pendidikan kesehatan kepada klien. Misalnya komunikasi
seorang guru atau dosen kepada siswa atau mahasiswanya. Komunikasi orang tua yag
memberikan pendidikan kepada anaknya. Begitu juga komunikasi seorang perawat
yang memberikan penjelasan tentang prosedur tindakan atau penetalaksanaan
keperawatan kepada kliennya melalui penyuluhan kesehatan.
d. Mengungkapkan perasaan
Seorang komunikator melalui komunikasi mengirimkan pesan kepada
komunikan untuk mengungkapkan pesan baik melalui verbal ataupun nonverbal.
Perasaan yang terpendam dalam hati tidak akan mungkin diketahui oleh orang lain atau
orang yang dimaksud apabila tidak ditampakkan dalam wujud suatu ungkapan baik
melalui media langsung atau melalui perantara perilaku. Misal ungkapan rasa senang,
cinta, benci, kasihan, dan lain sebagainya jika tidak dikomunikasikan maka perasaan
itu tidak ada yang tahu.
e. Menyelesaikan sebuah masalah atau menurunkan ketegangan dan menyelesaikan
konflik
Dalam hubungan sosial tidak jarang menghadapi suatu permasalahan sehingga
menimbulkan konflik antar individu ataupun kelompok. Maka dengan komunikasi yang
baik masalah tersebut dapat diatasi sehingga tidak menimbulkan konflik yang berlarut-
larut.
f. Menemukan kesadaran diri, penerimaan diri sendiri dan meningkatnya kehormatan diri
Suatu proses komunikasi dua arah akan memberikan dampak selain kepada
komunikan juga kepada komunikator yang saling menerima dan memberi manfaat dari
sebuah informasi. Pilihan kata, intonasi, dan contoh contoh kasus yang menggugah jiwa
dapat meningkatkan minat dan motivasi diri sendiri dan orang. Dalam komunikasi ini
adalah untuk menemuan diri sendiri, siapa diri kita sebenarnya. Pada saat
berkomunnikasi dengan orang lain maka kita dapat mengukur dan mengetahui siapa
diri kita, bagaimana perbedaan yang kita miliki dengan komunikan. Komuikator
mungkin merasa puas dengan ketika menyampaikan atau membndingkan dengan
komunikan tentang kemampuan, prestasi, persepsi, dan hal positif lainnya. Namun juga
sebaiknya jika komunikator merasa tidak puas dan hal negatif lainnya dibandingkan
9. 9
dengan komunikan hal ini dapat menjadi evaluasi bagi diri komunikator untuk
memperbaiki atau meningkatkan dirinya.
3. Fungsi Komunikasi
Saudara sekalian perlu anda ketahui bahwa Sebagaimana tujuan komunikasi maka fungsi
komunikasi menurut Rahmadiana (2012) adalah:
a. Untuk menyampaikan pesan (informasi) atau menyebarluaskan informasi kepada orang
lain. Artinya, dari penyebarluasan informasi ini diharapkan penerima informasi akan
mengetahui apa yang ingin diketahui.
b. Untuk menyampaikan pesan (informasi) atau menyebarluaskan informasi yang bersifat
mendidik orang lain. Artinya, dari penyebarluasan informasi ini diharapkan penerima
informasi akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang ingin diketahui.
c. Untuk memberikan instruksi kepada penerima pesan.
d. Untuk mempengaruhi dan mengubah sikap penerima pesan.
4. Unsur-unsur atau Elemen Komunikasi
Sekarang apakah atau siapakah elemen atau unsur-unsur yang mendukung dan
terlibat dalam berlangsungnya proses komunikasi. Beberapa ahli berbeda pandangan terkait
hal tersebut namun secara substansi menunjukkan adaya kesamaan elemen, yaitu:
a. Komunikator atau pengirim pesan (sender)
Komunikator atau disebut pengirim adalah orang atau kelompok yang
menyampaikan pesan kepada lawan komunikasi dalam proses
komunikasi.Komunikator berarti sumber berita/informasi atau disebut informan, yaitu
sumber/asal berita yang disampaikan kepada komunikan. Seorang komunikator beraksi
dan bereaksi secara utuh meliputi fisik dan kognitif, emosional, dan intelektual.Dalam
suatu percakapan komunikasi komunikator disebut juga orang pertama.
Komunikator sering disebut juga sebagai Enkoding (pembuat kode) yaitu suatu
aktivitas komunikasi yang menghasilkan pesan berupa kode-kode. Pengodean
melibatkan penggunaan bahasa dan tanda serta simbol khusus lainnya dalam mengirim
pesan. Sender dapat berupa individu, kelompok maupun organisasi. Komunikator juga
dapat berupa individu yang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi
seperti surat kabar, radio, televisi, film, dan sebagainya. Terkadang komunikator
10. 10
berganti sebagai komunikan, dan sebaliknya. Komunikator yang baik adalah seorang
yang memiliki ciri-ciri:
1) Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya.
2) Menguasai Keterampilan komunikasi
3) Memiliki pengetahuan yang luas
4) Memiliki Sikap dan perilaku yang baik
5) Memiliki daya tarik dalam melakukan perubahan sikap/penambahan pengetahuan
bagi atau pada diri komunikan.
Ada Berbagai macam model gaya komunikator dalam melakukan aksi
berkomunikasi:
1) Komunikator yang membangun, yakni seorang komunikator yang berkarakter
membangun dan mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat terhadap
komunikannya dengan berciri-ciri sebagai berikut:
a) Mau mendengarkan pendapat orang lain dan tidak menganggap dirinya paling
benar dan orang lain salah.
b) Ingin bekerjasama sehingga timbul saling pengertian.
c) Tidak terlalu mendominiasi situasi dan mau mengadakan komunikasi timbal
balik.
d) Selalu beranggapan bahwa sesuatu yang merupakan hasil buah pikiran orang
banyak lebih baik dari pada pikiran seorang individu.
2) Komunikator yang mengendalikan, yakni seorang Komunikator yang
berkomunikasi dengan model ataupun ciri-ciri sebagai berikut:
a) Menganggap pendapatnya yang paling baik sehingga ia tidak mau mendengar
pandangan yang lain.
b) menginginkan komunikasi satu arah, dan tidak menerima pendapat dari arah
lain.
c) Biasanya dalam gaya kepemimpinan termasuk dalam gaya otokrasi atau gaya
instruksi
3) Komunikator yang melepaskan diri. Komunikator seperti ini adalah seorang yang
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a) Lebih banyak menerima dari lawanya berkomunikasi.
b) Terkadang rasa rendah diri timbul sehingga mengakibatkan
ketidakmampuannya untuk keluar.
11. 11
c) Lebih suka mendengar pendapat orang lain dengan tdk bersungguh-sungguh
menanggapinya.
d) Sumbangan pikirannya tidak banyak mengandung arti sehingga lebih suka
melempar tanggungjawabnya kepada orang lain.
4) Komunikator yang menarik diri
b) Bersifat pesimis, sehingga menurutnya keadaan tidak bisa diperbaiki lagi.
c) Suka melihat keadaan seadanya, dan kalau mungkin berusaha menghindari
keadaan yang bertambah buruk.
d) Ia selalu diamdan tidak menunjukkan reaksi dan jarang memberikan pendapat
atau buah pikiran.
b. Pesan atau isi informasi (Message)
Pesan adalah sesuatu yang disampaikan atau dikirim oleh penirim
(komunikator) dan ditterima oleh penerima ((komunikan). Pesan dapat dalam
bentuk lisan atau verbal, nonverbal, atau dapat secara tertulis. Dapat juga dalam
bentuk gambar-gambar, angka-angka, benda, gerak-gerik, atau tingkah laku. Bisa
berisi ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, maupun propaganda yang
merupakan ide, pendapat, pikiran, maupun saran
Sebuah pesan harus mempunyai inti atau tema yang disampaikan subagai
pengarah didalam usaha menyampaikan pesan sebagai upaya mengubah sikap atau
perilaku seseorang sehingga tujuan dari komunikasi dapat tercapai. Pesan juga
dapat disampaikan secara panjang dan lebar namun yang perlu diperhatikan adalah
tetap kepada tujuan akhir dari komuikasi yang direncanakan semula.
Pesan atau isi informasi dapat disampaikan secara langsung bertatap muka
(face to face) melalui ucapan lisan atau dapat menggunakan saluran atau media
yang tidak langsung bertatap muka. Bentuk pesan dapat bersifat: 1) informatif, yaitu
memberikan keterangan-keterangan yang kemudian komunikan dapat mengambil
kesimpulan sendiri; 2) Persuasif, yakni bersifat rayuan, atau bujukan yang
membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang, bahwa apa yang disampaikan
akan memberikan warna atau sikap sehingga terjadi perubahan pada komunikan; 3)
Coersif, yaitu bentuk pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-
sanksi. Bentuk penyampaian pesan yang sering pada jenis ini adalah agitasi, dengan
12. 12
penekanan yang menimbulkan tekanan batin dan ketakutan. Coersif juga dapat
berbentuk perintah, instruksi, dan sebagainya
Seorang komunikator pasti menginginkan bahwa isi pesan yang dikirim
dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Adapan syarat-syarat agar isi pesan
dapat diterima dan dipahami atau mengena adalah:
1) Pesan harus direncanakan (persiapkan) dengan baik sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
2) Pesan yang dikirim harus menggunakan bahasa yang dimengerti dan
dipahami oleh kedua belah pihak.
3) Pesan harus menarik minat, sebagai kebutuhan pribadi penerima dan
menimbulkan kepuasan.
Namun terkadang isi pesan yang disampaikan oleh komunkator tidak dapat
diterima dan dipahami dengan baik oleh komunkan dikarena adanya hambatan
dalam berkomukasi, yakni:
1) Hambatan bahasa (language factor)
Penggunaan bahasa yang tidak dimengerti oleh komunikan dapat
menyebabkan isi pesan akan disalahartikan sehingga apa yang diinginkan
tidak tercapai. (seperti penggunaan istilah-istilah kedaerahan, dan pemilihan
bahasa yang berbeda)
2) Hambatan teknis (noise factor)
Isi suatu Pesan tidak utuh diterima oleh komunikan karena gangguan teknis,
seperti: speaker rusak, kebisingan, (biasanya komunikasi yang
menggunakan media), atau juga dikarenakan adanya kelainan atau
gangguan anatomi organ pengucapan komunikator dan atau pendengaran
komunikan.
3) Hambatan bola salju (snow ball effect)
Hambatan bolaa salju merujuk pada semakin besar isi pesan (banyak dan
panjang) maka kemungkinan akan menyimpang jauh dari tujuan semula.
Hal ini disebabkan karena: a) kemampuan manusia untuk menerima dan
menghayati pesan terbatas, b) pengaruh kepribadian dari yang
bersangkutan.
c. Media atau saluran (Channel)
13. 13
Unsur atau elemen selanjutnya yang harus ada adalah media atau saluran
komunikasi. Media atau saluran adalah alat yang yang digunakan untuk
menyalurkan atau memindahkan pesan dari komunikator agar dapat tersampaikan
pada komunikan. Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat
diterima melalui panca indera. Ada tiga saluran utama komunikasi: visual,
pendengaran, dan kinestetik. Saluran Visual adalah dengan penglihatan,
pengamatan, dan persepsi. Saluran pendengaran terdiri dari kata-kata dan isyarat
yang diucapkan. Saluran kinestetik mengacu pada sensasi yang dialami. Setiap
orang memiliki saluran paling dominan yang mempengaruhi komunikasi. Media
juga dapat berupa media massa mecakup surat kabar, atau media elektronik lainnya.
d. Penerima atau komunikan (Receiver)
Unsur penting dari komuniasi adalah Penerima atau komunikan, yaitu pihak
yang menerima kiriman pesan dari pengirim. Penerimaan dipengaruhi oleh
fisiologis, psikologis, dan kognitif dari komunikan. Komponen fisiologis
melibatkan proses pendengaran, penglihatan, dan juga sentuhan yang
memungkinkan penerimaan rangsangan tersebut.
Keberadaan penerima pesan tergantung adannya sumber berita dimana perlu
memperhatikan hal berikut: karakteristik, budaya, teknik/cara penyampaian, tingkat
pemahaman, waktu, lingkungan fisik dan psikologis, serta tingkat kebutuhan.
Komunikan dapat digolonkan menjadi 3 jenis, yaitu persona (individu),
kelompok,dan massa (masyarakat)
e. Umpan Balik (Feedback)
Umpan balik adalah informasi yang diterima balik oleh pengirim dari
penerima sebagai reaksi penerima terhadap pesan yang diterimanya. Fungsi dari
umpan balik adalah untuk memberi informasi bagaimanakah persepsi penerima
atau komunikan terhadap pesan atau informasi yang diterima. Dengan umpan balik
ini, komunikator kemudian dapat mengetahui dan menyesuaikan apakah
pengiriman dapat diterima dengan baik ataukah dipersepsikan salah oleh penerima
sehingga dapat mengulangi pesan atau merubah saluran sehingga berkomunikasi
menjadi lebih efektif.
14. 14
Komunikasi bersifat timbal balik karena terlibatnya pengirim dan penerima.
Pengirimmengirimkan pesan, dan penerima memberikan umpan balik. Sebuah
komunikasi menjadi lengkap bila disertai dengan umpan balik yang
efektif.Karakteristik umpan balik yang efektif yaitu: spesifik, deskriptif, diberikan
dengan cara yang baik dan tidak mengancam, diberikan pada waktu yang tepat,
sesuai dengan kebutuhan komunikan, Jelas dan tidak ambigu, serta diberikan secara
langsung dan jujur
f. Lingkungan atau Atmosfer
Lingkungan atau atmosfer adalah tempat dan suasana ketika proses
komunikasi terjadi atau berlangsung. Lingkungan ini tidak hanya berupa fisik yaitu
lokasi saja tetapi juga meliputi suasana, situasi, dan kondisi dilokasi tersebut
termasuk suasana psiksosial. Unsur ini juga mempengaruhi proses komunikasi.
Sebagai contoh misalnya terjadi komunikasi antara seorang perawat dengan klien
yang dirawat diruang rawai inap penyakit dalam kelas 3, maka yang menjadi
lingkungan adalah ruang rawat inap dan sekaligus suasananya, jumlah pasien di
ruangan itu, keluarganya, sarana prasarana yang ada, suasana emosional dari semua
elemen yag disitu.
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas maka Elemen atau unsur yang terlibat dalam
sebuah komunikasi dapat digambarkan dalam ilustrasi kasus pada gambar 1 sebagai
berikut:
15. 15
Gambar 1. Elemen atau unsur utama komunikasi
Dalam gambar 1 menunjukkan gambaran hubungan antar unsur yang terlibat dalam
proses komunikasi. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa proses komunikasi dimulai
ketika komunikator menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan melalui media
yang ada yang selanjutnya komunikan menjawab atau memberikan umpan balik dimana
komunikasi tersebut dilakukan di lingkunan yang juga dapat mempengaruhi jalannya
komunikasi.
5. Proses Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari seorang atau sekelompok
orang kepada orang atau kelompok lainnya yang sebenarnya merupakan proses yang
kompleks dimana Vecchio (1995) dalam Anjaswarni (2016) menguraikan bahwa proses
komunikasi merupakan urutan tahap-tahap komunikasi yang meliputi dimulai adanya ide,
encoding, transmisi ide melalui berbagai media, receiving, decoding, pemahanan, dan
responding yang merupakan suatu siklus yang selalu berulang. Yang dapat digambarkan
dalam suatu bagan sebagai berikut: komunikator mempunyai ide berupa informasi yang
akan diberikan kepada komunikan, kemudian ide yang berupa isi pesan dibuat dalam
bentuk suatu kode-kode tertentu (encoding) dikirim melalui suatu media, selanjutnya
seorang komunikan akan menterjemahkan atau memahami ide yang dikirim (decoding)
16. 16
sehingga melakukan respon atau umpan balik. Akhirnya apakah komunikasi tersebut
diterjemhkan dengan baik oleh penerima ini dipengaruhi oleh tingkat kebisingan (noise)
sebagai penghambat. Sebagaimana dijelaskan dalam gambar 2 berikut:
Gambar 2. Bagan unsur-unsur dalam proses komunikasi
(sumber: http://communicationofcourse.blogspot.com/2009/11/unsur-unsur-dalam-proses-
komunikasi.html)
Komunikasi merupakan alat dasar dalam hubungan pelayanan keperawatan.
Namun demikian kualitas komunikasi memiliki hubungan yang kuat dengan
efektivitasnya. Ada dua kerangka teori yang menggambarkan bagaimana komunikasi
terjadi: linier dan sirkular atau transaksional. Model linier melibatkan komunikasi dari
pengirim ke penerima melalui pesan (lihat Tabel 2). Pesan disampaikan oleh satu atau
lebih dari panca indera (penglihatan, sentuhan, pendengaran, rasa atau bau).
Tabel 2 Kerangka kerja komunikasi linier oleh Bateson (1979)
Pengirim (Sender) à Pesan (Message) à Penerima (Receiver)
Ide dikodekan dan
diekspresikan.
Pengirim memiliki
tanggung jawab atas
keakuratan konten dan nada
emosi
Pikiran dan / atau perasaan
verbal dan / atau non-
verbal
Ide diterjemahkan,
diterjemahkan ke dalam kata-
kata atau simbol yang dapat
diterima akal.
(Sumber: Bach, & Grant (2009))
Namun dengan semakin bertambah kompleks interaksi modern dan
memperhitungkan sistem dan konteks sosial yang lebih besar maka berkembang proses
komunikasi sebagai proses sirkuler. Model ini awalnya dikembangkan oleh Bateson
(1979) dan masih memiliki relevansi saat ini karena memperhitungkan efek dari
konteks di mana interaksi berlangsung. Komunikasi dipandang sebagai berkelanjutan,
yang melibatkan saling memberi dan menerima. Ini merupakan perluasan dari model
HambatanHambatan
17. 17
linear dan menggunakan pendekatan sistem untuk memahami komunikasi. Dalam
model sistem setiap bagian memiliki efek pada bagian lain dalam sistem. Pengirim dan
penerima masing-masing memiliki seperangkat karakteristik yang mempengaruhi
komunikasi. Ada karakteristik bersama untuk keduanya, yaitu: budaya, pengetahuan,
kemampuan dan gaya komunikasi, nilai-nilai, kerangka referensi internal dan peran.
Pengirim memiliki serangkaian faktor yang berhubungan dengan kebutuhan dan tujuan
mereka. Penerima juga memiliki tujuan dan kebutuhan, tetapi ditambahkan ke ini
adalah pengalaman mereka sebelumnya dan sistem pendukung apa pun yang mungkin
mereka miliki atau akan miliki (lihat Gambar 3).
Gambar 3. Kerangka kerja komunikasi Sirkuler transaksional
(Sumber: Bach, & Grant (2009))
Model sirkular tersebut menekankan kompleksitas komunikasi dan banyak
faktor yang harus diperhitungkan. Ini juga menunjukkan bahwa kemampuan
komunikator memiliki efek yang signifikan dan sistem nilai internal individu yang
terlibat dalam berkomunikasi satu sama lain memainkan peran. Ada juga petunjuk kuat
dalam model ini bahwa tidak hanya komunikasi yang memungkinkan pesan
dikirimkan. Sifat interpersonal dari respons satu orang terhadap orang lain juga
diperhitungkan. Konteks situasional di mana interaksi berlangsung juga memiliki efek.
6. Faktor-Faktor yang Perlu diperhatikan dalam Komunikasi
Bahasan selanjutnya adalah faktor yang perlu diperhatikan dalam komunkasi.
Bahasan ini juga penting karena berpengaruh terhadap efektifitas suatu komunikasi.
Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam komuikasi meliputi:
a. Tahapan proses komunikasi. Beberapa tahap yang harus dilalui oleh komunikator
ketika melakukan komunikasi adalah:
18. 18
1) Mencari fakta (Fact finding). Yakni mencari dan mengumpulkan fakta dan data
yang memerkuat isi informasi yang disampaiakan sebelum melakukan kegiatan
komunikasi. Tahap ini penting dilakukan apalagi jika informasi yang akan
disampaikan berupa berita yang bertujuan mempengaruhi orang lain.
2) Perencanaan (planning). Tahap yang dilakukan komunikator untuk merencanakan
apa yang akan dikemukakan beserta cara dan media yang digunakan dalam
komunikasi berdasarkan data dan fakta yang telah ditemukan dalam tahap
sebelumnya. Tahap perencanaan in penting dilakukan agar komunikasi yang akan
dibangun dapat terjadi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Perencanaan yang
dibuat tidak harus tersusun dalam suatu susunan yang tertulis namun dapat berupa
suatu konsep alur pikiran dalam angan-angan (dialam pikiran) bentuk rencana isi
pesan yang akan disampaikan tergantung dengan kompleksitas isi pesan yang akan
disampaikan.
3) Komunikasi (communicating). Merupakan tahap pelaksanaan komunikasi
sebagaimana yang sudah direncanakan sebelumnya. Isi pesan atau konten yang
sudah direncanakan dan disiapkan disampaikan kepada komunikan. Namun
terkadang pada suatu situasi tertentu seorang komunikator diharuskan atau dapat
merubah rencana komunikasi yang sudah disusun untuk menyesuaikan lingkungan
yang ada agar tujuan komunikasi tetap tercpai sesuai yang diharapkan.
4) Evaluasi. Yakni penilaian dan analisis hasil komunikasi yang telah dilaksanakan
sebagai bahan untuk perencanaan selanjutnya.
b. Unsur atau komponen yang terlibat dalam komunikasi sangat berpengaruh terhadap
komunikasi. Faktor yang berpengaruh dapat berasal dari internal maupun eksternal.
Faktor tersebut adalah:
1) Pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang menjadi faktor utama dalam komunikasi.
Seseorang dapat menyampaikan pesan dengan mudah apabila ia memiliki
pengetahuan yang luas. Seorang komunikator yang memiliki tingkat pengetahuan
tinggi, akan lebih mudah memilih kata-kata (diksi) untuk menyampaikan informasi
baik verbal maupun non verbal kepada komunikan. Hal ini berlaku juga untuk
seorang komunikan. Seorang komunikan dapat merespon atau menginterpretasikan
informasi yang diberikan komunikator dengan baik apabila ia memiliki
pengetahuan. Misalnya seorang akademisi tidak mungkin menggunakan kata-kata
19. 19
yang intelektual apabila ia menghadapi seorang yang pendidikannya lebih rendah
darinya. Hal tersebut justru menjadi penghambat dalam proses komunikasi
2) Perkembangan
Perkembangan memiliki dua aspek, yaitu:
a) Pertumbuhan manusia
Pertumbuhan dapat mempengaruhi pola pikir manusia. Bagaimana
komunikan menyikapi informasi yang diberikan komunikator dan bagaimana
komunikator menyampaikan informasi kepada komunikan. Setiap orang
memiliki cara masing-masing untuk menyampaikan informasi agar dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya cara menyampaikan informasi
kepada anak balita dengan remaja tentu saja berbeda. Ada cara-cara tersendiri
yang dapat kita sesuaikan dengan pola pikir yang sesuai dengan
pertumbuhannya.
b) Keterampilan menguasai bahasa
Keterampilan dalam berbahasa ini merupakan salah satu faktor yang
sangat terkait dengan pertumbuhan. Misalnya jika kita menghadapi remaja
maka kita lebih baik mengetahui bahasa-bahasa yang digunakan dalam
kesehariannya atau disebut dengan bahasa gaul. Dengan demikian kita dapat
menjalin komunikasi dengan baik. Begitu pula dengan bayi, bayi memiliki
keterampilan bahasa hanya dengan isyarat (non verbal) seperti menangis jika
sakit, haus, atau lapar
3) Kondisi fisik
Kondisi fisik mempunyai peranan yang penting untuk berkomunikasi.
Semua indera memiliki fungsi-fungsi yang digunakan dalam kelangsungan
komunikasi.
4) Kredibilitas
Kredibilitas (credibility) berkaitan dengan hubungan saling percaya antara
komunikator dan komunikan. Komunikator perlu memiliki kredibilitas dimata
komunikan, misalnya dalam hal tingkat keahliannya dalam bidang yang
bersangkutan dengan pesan/ informasi yang disampaikan
5) Konteks (context)
Konteks (context) berkaitan dengan situasi dan kondisi dimana komunikasi
berlangsung. Konteks disini terdiri dari aspek yang bersifat fisik (iklim, cuaca);
aspek Psikologis (baca: psikologi komunikasi); aspek sosial (baca: sosiologi
20. 20
komunikasi); dan aspek waktu. Agar komunikasi dapat berjalan dengan baik,
komunikator harus memperhatikan situasi dan kondisi dimana komunikan berada.
6) Konten (content)
Konten (content) berkaitan dengan isi pesan yang disampaikan komunikator
kepada komunikan. Isi pesan/ informasi disesuaikan dengan kebutuhan komunikan,
misalnya pesan/ informasi mengenai kesehatan janin diberikan kepada ibu-ibu,
bukan kepada anak remaja. komunikasi yang efektif akan dapat dicapai jika konten
yang disampaikan komunikator mengandung informasi/ pesan yang berarti/ penting
untuk diketahui oleh komunikan.
7) Kejelasan (clarity)
Kejelasan (clarity) dari pesan/ informasi yang disampaikan komunikator
sangat penting. Untuk menghindari kesalahpahaman komunikan dalam menangkap
isi pesan/ informasi yang disampaikan komunikator. Kejelasan disini mencapkup
kejelasan isi pesan, kejelasam tujuan yang akan dicapai, kejelasan kata-kata (verbal)
yang digunakan, dan kejelasan bahasa tubuh (non verbal) yang digunakan.
8) Kesinambungan dan konsistensi (continuity and consistency)
Kesinambungan dan konsistensi (continuity and consistency) pesan/
informasi yang disampaikan diperlukan agar komunikasi berhasil dilakukan. Pesan
perlu disampaikan secara terus menerus dan konsisten. Pesan yang disampaikan
sebelumnya dengan pesan selanjutnya tidak saling bertentangan. Contohnya
informasi mengenai program KB ‘dua anak saja cukup’ dari pemerintah, perlu
disiarkan terus menerus melalui berbagai media, agar pesan tersebut tertanam dan
dapat mempengaruhi prilaku masyarakat.
9) Persepsi
Persepsi adalah suatu cara seseorang dalam menggambarkan atau
menafsirkan informasi yang diolah menjadi sebuah pandangan. Pembentukan
persepsi ini terjadi berdasarkan pengalaman, harapan, dan perhatian. Proses
pemahaman manusia terhadap suatu rangsangan atau stimulus ini dapat memiliki
padangan yang berbeda-beda. Selain dapat menjadi pengaruh baik, persepsi juga
dapat menjadi penghambat untuk komunikasi.
Misalnya ada dua orang yang sedang berbicara mengenai “behel”. Seorang
berprofesi sebagai dokter gigi dan seorang lagi berprofesi sebagai pekerja
bangunan. Maka mereka memiliki persepsi yang berbeda tentang “behel”. Si dokter
gigi berpersepsi bahwa “behel” adalah alat yang digunakan untuk merapikan
21. 21
struktur gigi, sedangkan si pekerja bangunan memiliki persepsi bahwa “behel”
adalah besi yang digunakan untuk membuat bangunan.
10) Kemampuan Komunikan (capability of audience)
Kemampuan Komunikan (capability of audience) berkaitan dengan tingkat
pengetahuan, dan kemampuan penerima pesan dalam memahami pesan yang
disampaikan. Komikator harus memperhatikan audiensnya, menggunakan bahasa
(baik verbal maupun non verbal) yang sesuai dan dipahami oleh audiens (baca
juga: komunikasi visual)
11) Saluran distribusi (channels of distribution)
Saluran distribusi (channels of distribution) berkaitan dengan sarana/ media
penyampaian pesan. Sebaiknya komunikator menggunakan media yang sesuai dan
tepat sasaran (baca juga: pengaruh media sosial). Misalnya dengan menggunakan
media yang telah umum digunakan komunikan. Dengan begitu, komunikan tidak
bingung dan komunikasi dapat berjalan dengan baik
12) Lingkungan
Lingkungan interaksi memiliki pengaruh dalam komunikasi. Lingkungan
yang nyaman dan kondusif biasanya dapat berpengaruh baik terhadap proses
komunikasi. Adapun faktor yang mempengaruhi lingkungan adalah sebagai berikut.
a) Nilai dan budaya/ adat
Nilai dan budaya/ adat menjadi kacamata yang dijadikan tolak ukur
untuk komunikasi (pantas atau tidak pantas) agar komunikasi terjalin dengan
baik. Sebelum berbicara dengan orang lain, lebih baik kita mengetahui
bagaimana latar belakang budaya/ adat yang mereka anut. Misalnya orang batak
yang terbiasa dengan suara keras dan intonasi yang tinggi. Sedangkan orang
jawa terbiasa dengan bahasa yang halus dengan intonasi yang rendah.
b) Stimulus Eksternal
Stimulus eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi dari luar. Misalnya kebisingan suara dapat mempengaruhi respon
yang kurang baik karena adanya penurunan indera pendengaran, sehingga dapat
menjadi penghambat dalam proses komunikasi.
c) Jarak
Jarak antara komunikator dan komunikan mempengaruhi komunikasi.
Jika komunikator dan komunikan berjarak cukup jauh maka komunikator akan
22. 22
sulit menciptakan komunikasi yang baik kepada komunikan. Namun di zaman
yang sudah modern ini memiliki alternatif lain untuk menciptakan komunikasi
yang baik, yaitu komunikator dan komunikan dapat menggunakan komunikasi
secara lisan, tulisan, atau media lainnya. Tetapi masih ada beberapa gangguan
atau hambatan yang terjadi ketika memiliki komunkasi jarak jauh.
7. Jenis – Jenis Komunikasi
Baik saudara sekalian kini kita membahas tentang jenis komunikasi yang biasanya
diidentifikasi berdasarkan cara pesan disampaikan. Apakah secara langsung melalui ucapan
ataukah disampaikan dengan menggunakan media atau saluran tertentu ataukah memakai
cara lain. Dalam hal ini jenis atau tipe komunikasi dapat dibedakan berdasarkan beberapa
hal:
a. Berdasarkan penggunaan Kata. Pesan yang disampaikan oleh pengirim atau
komunikator kepada penerima dapat dikemas secara verbak melalui kata-kata atau
dengan menggunakan nonverbal tanpa kata-kata, yakni sebagai berikut:
1) Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan melalui kata-kata
termasuk bicara atau lisan maupun tulisan (membaca dan menulis). Komunikasi
dengan ucapan dapat dilakukan secara langsung melalui tatap muka atau dalam
jarak dekat dan dapat juga dilakukan melalui media alat komunikasi elektronik
seperti telepon dan lainnya. Demikian juga dengan komunikasi secara tertulis dapat
dilakukan secara manual maupun dengan menggunakan media elektronik yang
digunakan untuk memberi informasi dalam jumlah yang besar dan juga sekaligus
dapat digunakan sebagai alat bukti. Komunikasi verbal tertulis bisa dengan tulisan
tangan, pesan singkat (SMS), surat elektronik (e-mail) atau yang bentuk tertulis
lainnya.
Komunikasi verbal ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar
manusia. Melalui kata-kata, komunikator mengungkapkan perasaan, emosi,
pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi
serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat.
Potter dan Perry (1987) dalam Arwani (2002) mengidentifikasi bahwa
efektifitas komunikasi verbal ini sangat di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) tingkat kemaknaan suatu pesan atau pernyataan,
23. 23
b) perbendaharaan dan pemilihan kata,
c) kecepatan penyampaian,
d) intonasi atau nada suara,
e) kejelasan dan keringkasan pesan, dan
f) waktu dan relevansi penyampaian.
2) Komunikasi nonverbal
Jenis komunikasi lainnya adalah komunikasi nonverbal, yaitu komunikasi
selain komunikasi verbal, dikemas tanpa menggunakan kata seperti ekspresi wajah,
gestur tubuh, sentuhan tangan, penggunaan bahasa isyarat, pemakaian
perlengkapan seperti pakaian, perhiasan yang ingin mengiformasikan sesuatu.
Dengan kata lain bahwa Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih
banyak dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara
otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal
bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal biasanya bersifat spontan dan
lebih jujur mengungkapkan hal yang ingin disampaikan.
Selain melalui cara tersebut diatas, maka saudara sekalian, dalam bahasan
jenis komunikasi selain jenis komuikasi verbal dan nonverbal sebagaimana sudah
dijelaskan diatas, ada juga yang membagi jenis komunikasi berdasarkan tujuan
komunikasi dan penerima informasi.
b. Berdasarkan tujuan dan penerima informasi. Menurut tujuan dari komunikasi dan
penerima informasi yaitu:
1) Komunikasi terapeutik, yaitu komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan, dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.Komunikasi
terapeutik dalam konteks hubungan saling membantu (the helping relationship)
menurut Taylor, Lillis, dan LeMone (1989) adalah hubungan saling membantu
antara perawat-klien yang berfokus pada hubungan untuk memberikan bantuan
yang dilakukan oleh perawat kepada klien yang membutuhkan pencapaian tujuan.
Dalam hubungan saling membantu ini, perawat berperan sebagai orang yang
membantu dan klien adalah orang yang dibantu, sedangkan sifat hubungan adalah
hubungan timbal balik dalam rangka mencapai tujuan klien. Secara detil terkait
dengan komunikasi akan dibahas di kegiatan belajar 4
2) Komunikasi sosial. Komunikasi yang bertujuan untuk membangun hubungan
sosial, hubungan anatar individu yang membutuhkan orang lain untuk saling
24. 24
berinteraksi dan berbagi. Komunikasi terapeutik berbeda secara spesifik dengan
komunikasi sosial. Apakah perbedaannya?, kita jelaskan perbedaannya sebagai
berikut:
Tabel 1 Perbedaan jenis komunikasi sosial dengan komuniasi terapeutik
Komunikasi Sosial Komunikasi Terapeutik
• Apakah spontan, kebetulan saja.
• Apakah saling menguntungkan?
• Seringkali tidak ada kegiatan yang
direncanakan.
• Berdasarkan kepentingan bersama.
• Setiap peserta mengharapkan untuk
disukai oleh yang lain.
• Masalah dibagikan.
• Komunikasi bersifat spontan.
• Terencana dan diarahkan tujuan.
• Berusaha memenuhi kebutuhan
komunikan.
• Berdasarkan teori.
• Informasi istimewa tersedia bagi
penyedia layanan kesehatan.
• Komunikan rentan secara emosional.
• Komunikan harus diterima sebagaimana
mestinya.
• Komunikasi direncanakan.
• Memiliki batas yang jelas.
c. Sedangkan klasifikasi atau tipe komunikasi berdasarkan jumlah orang yang terlibat
Berdasarkan jumlah orang yang terlibat komunikasi dibedakan menjadi 3
kelompok, yeitu komunikasi intrapersonal (dengan diri sendiri), komunikasi
interpersonal (dengan satu orang lain), dan komunikasi kelompok. Komunikasi terjadi
pada level yang berbeda, dengan masing-masing level mempengaruhi yang lain.
1) Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal terdiri dari pesan-pesan yang dikirim seseorang ke
dirinya sendiri, termasuk self-talk, atau komunikasi dengan diri sendiri. Seseorang
yang menerima pesan internal atau eksternal mengatur, menafsirkan, dan
memberikan makna pada pesan tersebut. Hasil dari proses ini adalah cara
mempersepsikan individu yang unik. Pesan pembicara mungkin berbeda dari yang
didengar oleh penerima karena komunikasi intrapersonal masing-masing. Juga,
self-talk dapat mengganggu perhatian orang lain dan menyebabkan banyak yang
terlewatkan selama pertukaran interpersonal
25. 25
Gambar 1. Gambaran self talk dalam komunikasi intrapersonal
(sumber: DeLaune, & Ladner, 2011)
2) Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah proses yang terjadi antara dua orang baik
dalam pertemuan tatap muka, melalui telepon, atau melalui media komunikasi
lainnya. Komunikasi interpersonal dibangun di atas tingkat intrapersonal di mana
setiap orang berkomunikasi harus berkomunikasi dengan diri sendiri untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Hasil penting dari komunikasi interpersonal
adalah pengembangan hubungan interpersonal. Keterampilan interpersonal adalah
kompetensi penting bagi perawat.
Gambar 2 Seorang Perawat Berkomunikasi dengan Klien di Tingkat Interpersonal
(sumber: DeLaune, & Ladner, 2011)
3) Komunikasi kelompok
26. 26
Komunikasi kelompok terjadi ketika tiga orang atau lebih bertemu dalam
pertemuan tatap muka atau melalui media komunikasi lain, seperti conference call
atau webinar. Tingkat komunikasi ini kompleks karena jumlah orang yang
berkomunikasi secara intrapersonal dan interpersonal dan kombinasi dari orang-
orang yang terlibat. Studi tentang peristiwa yang terjadi selama interaksi kelompok
disebut dinamika kelompok. Dinamika kelompok mana pun memengaruhi
produktivitas kelompok. Perawat berurusan dengan kelompok ketika mereka
berinteraksi dengan keluarga klien, tim perawatan, terapi kelompok, dan komite
keperawatan atau komite medik.
Dalam berurusan dengan kelompok, perawat harus menyadari berbagai
pesan nonverbal yang berasal dari pengaturan spasial anggota kelompok. Misalnya,
pemimpin cenderung duduk di ujung atau kepala meja. Peserta yang pemalu atau
tidak tertarik cenderung duduk di belakang ruangan. Dudukkan klien dalam
lingkaran, bukan dalam barisan untuk mempromosikan interaksi dan kohesi. Studi
tentang proxemics dalam situasi kelompok kecil disebut ekologi kelompok kecil
dan menyediakan sumber pesan nonverbal yang kuat tentang peserta.
Gambar 3 diskusi kelompok bagian dalam komunikasi kelompok
(sumber: DeLaune, & Ladner, 2011)
Komunikasi satu persatu (intrapersonal dan interpersonal) dengan komnikasi
kelompok tentu mempunyi perbedaan baik dari efektifitas, efesiensi. Tetapi memang
akan menggunakan tingkat komunikasi apa tergantung pada tujuan komunikasi.
27. 27
Perbedaan antara masing masing tingkat komunikasi tersebut disampaikan di tabel 1
berikut ini:
Tabel 1 perbedaan antara komunnikasi satu-satu (one-to-one) dengan komunikasi kelompok
Interaksi satu-satu (one-to-one) Interaksi kelompok
• Satu pengirim dan satu penerima,
masing-masing dengan persepsi
uniknya sendiri.
• Dipengaruhi oleh dinamika
menciptakan, mempertahankan, dan
mengakhiri hubungan perawat-klien
terapeutik.
• Memerlukan pemahaman tentang teori
hubungan perawat-klien, teori
komunikasi, dan pendekatan teoretis
secara keseluruhan (mis., Rogers,
Peplau, Reusch).
• Identifikasi masalah dan pemecahan
masalah dilakukan oleh klien, dengan
masukan dari perawat.
• Perawat adalah dukungan utama bagi
klien selama interaksi.
• Hasil logis dari komunikasi satu-ke-
satu adalah pengembangan hubungan
perawat-klien.
• Banyak pengirim dan penerima, masing-
masing dengan persepsi unik.
• Dipengaruhi oleh dinamika kelompok.
• Memerlukan pemahaman tentang
modalitas yang mendasarinya serta
kerangka kerja teoritis untuk memandu
intervensi dan interpretasi (mis., Model
psikoanalitik, perilaku, atau
interpersonal).
• Identifikasi masalah dan penyelesaian
masalah dilakukan oleh kelompok,
dengan bantuan dari pemimpin.
• Grup adalah dukungan utama bagi klien
selama interaksi.
• Hasil logisnya adalah keterpaduan
kelompok dan produktivitas kelompok
sumber: DeLaune, & Ladner, (2011)
d. Berdasarkan sikap dan perilaku pemberi pesan, komunikasi dapat berbentuk tiga
tipe seperti berikut:
1) Komunikasi Agresif
Komunikasi yang digunakan oleh seseorang yang cenderung menyerang sesuatu
yang dipandang menghalangi atau menghambat komunikator. Komuikator bersifat
aktif dengan memilih diksi yang berbentuk pertanyaan dan pernyataan yang
menyelidik dan menekan komunikan. Tipe komunikasi ini dapat mengurangi hak
orang lain dan cenderung merendahkan atau mengendalikan orang lain.
2) Komunikasi Pasif
Komunikasi ini merupakan lawan dari komunikasi agresif, di mana seseorang
cenderung untuk mengalah dan tidak mempertahankan kepentingannya sendiri.
Bahkan hak mereka cenderung dilanggar namun dibiarkan.
3) Komunikasi Asertif
28. 28
Komunikasi asertif adalah komunikasi yang terbuka, menghargai diri sendiri, dan
orang lain. Komunikasi ini tidak menaruh perhatian hanya pada hasil akhir, tetapi
juga hubungan perasaan antarmanusia.
8. Prinsip-prinsip Komunikasi
Komunikasi dibangun atas prinsip-prinsip komunikasi yang harus menjadi pedoman bagi
seorang komunikator yakni :
a. Komunikasi adalah proses simbolik. Salah satu kebutuhan pokok manusia, adalah
kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Manusia memang satu-satunya
hewan yang menggunakan lambang, dan itulah yeng membedakan manusai dengan
mahkluk lainnya.
b. Setiap prilaku mempunyai potensi komunikasi. Tidak berarti bahwa semua prilaku
adalah komunikasi. Komunikasi terjadi bila sesorang memberi makna pada perilaku
orang lain atau perilakunya sendiri.
c. Komunkasi memiliki dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi disandi secara
verbal, sementara dimensi hubungnan disandi secara nonverbal. Dimensi isi
menunjukan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi
hubungan menunjukan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaratkan
bagaimana hubungan pasa peserta komunikasi itu.
d. Komunikasi berlangsung dalam bebagai tingkat kesenjangan. Komunikasi dilakukan
dalam berbagai tingkat kesenjangan, dari komunikasi disengaja sama sekali hingga
komunikasi yang yang benar-benar direncanakan dan disadari.
e. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu. Makna pesan juga bergantung
pada kontek fisik ruang, waktu, sosial dan psikologis
f. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi. Komuniksi juga terikat oleh
aturan atau tatakrama. Artinya orang-orang memilih stategi tertentu berdasarkan
bagaimana orang yang menerima pesan akan merespon.
g. Komunikasi Bersifat Sistemik. Setiap indivisu adalah sistem yang hidup. Organ dalam
tubuh juga terhubung. Hl itu juga yang terjadi dalam komunikasi, semua hal tehubung
menjadi satu.
h. Komunikasi akans emakin efektif apabila memiliki latar belakang sosialbudaya yang
semakin mirip. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnnya sesuai
dngan harapan para peserta komunikasi.
29. 29
i. Komunikais Bersifat Nonkonsekuensial. Sebenarnya komunikasi manusia adalah
bentuk dasarnya (komunikasi tatap muka) bersifat dua-arah.
j. Komunikasi bersifat prosensual, dinamis, dan transaksional. Komunikasi tidak punya
awal dan tidak punya akhir, melainkan proses yang berkesinambungan.
k. Komunikasi bersifat irreversible. Sekali mengirim pesan kita tidak bisa mengendalikan
pengaruh pesan yang diberikan.
l. Komunikasi Bukan Panasea (obat mujarab)untuk menyelesaikan berbagai masalah.
Untuk menyelesaikan persoalan atau konflik, karena tersebut mungkin berkaintan
dengan masalah struktural.
9. Tingkatan Komunikasi
Dalam berkomunikasi, Untuk mendukung proses komunikasi dapat berlangsung
dengan baik dan pesan yang disampaikan oleh komunikator dipahami oleh komunikan,
maka penting untuk membedakan tiga level atau tingkatan komunikasi, yakni:
a. Content atau Isi pesan yang sampaikan atau dikatakan seseorang; atau isi pesan atau
konten adalah level tertinggi dalam suatu proses komunikasi dan merupakan inti utama.
Yang menjadi tujuan utama dala proses komunikasi adalah proses pengiriman pesan
dan penerimaan isi suatu pesan. Isi pesan yang baik adalah bersifat objektif dan
merupakan hasil dari suatu fakta dan data sehingga isi pesan harus mejawab petanyaan
yang detil yaitu, apa, siapa, kapan, bagaimana.
b. Prosedur. adalah dari apa yang dikatakan seseorang (atau cara seseorang mengatakan
apa yang dia katakan); merupakan tahap atau langkah demi komunikasi
c. Proses. hubungan antara pembicara dan pendengar serta emosi yang muncul selama
percakapan
Ketiga level ini selalu ada pada saat yang sama ketika komunikasi terjadi. Secara
teori, tiga level digambarkan seperti berikut untuk memahami proses komunikasi.
30. 30
Gambar 4. Piramida level komunikasi
(sumber: Kessels & Smit, The Learning Company)
Gambar di atas menggambarkan tingkat komunikasi dalam bentuk piramida level
dimana proses komunikasi adalah tingkat terendah dalam piramida. Proses adalah dasar
komunikasi, tanpa suatu proses komunikasi yang baik maka tidak akan ada prosedur
komunikasi yang efektif. Tanpa proses yang baik dan prosedur yang jelas, kualitas konten
akan sangat rendah. Karena itu, emosi juga akan mendominasi atas rasionalitas. Proses
selalu ditindaklanjuti oleh konten
10. Komunikasi Kesehatan
Komunikasi kesehatan adalah usaha yang sistematis untuk mempengaruhi secara
positif perilaku kesehatan individu dan komunitas masyarakat, dengan menggunakan
berbagai prinsip dan metode komunikasi baik komunikasi interpersonal, maupun
komunikasi massa. Selain itu, komunikasi kesehatan juga dipahami sebagai studi yang
mempelajari bagaimana cara menggunakan strategi komunikasi untuk menyebarluaskan
informasi kesehatan yang dapat mempengaruhi individu dan komunitas agar dapat
membuat keputusan yang tepat berkaitan dengan pengelolaan kesehatan (Liliweri, 2008)
Komunikasi kesehatan mencakup pemanfaatan jasa komunikasi untuk
menyampaikan pesan dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan upaya peningkatan dan pengelolaan kesehatan oleh individu maupun
komunitas masyarakat. Selain itu, komunikasi kesehatan juga meliputi kegiatan
menyebarluaskan informasi tentang kesehatan kepada masyarakat agar tercapai perilaku
31. 31
hidup sehat, menciptakan kesadaran, mengubah sikap dan memberikan motivasi pada
individu untuk mengadopsi perilaku sehat yang direkomendasikan menjadi tujuan utama
komunikasi kesehatan.
Komunikasi kesehatan memberi kontribusi dan menjadi bagian dari upaya
pencegahan penyakit serta promosi kesehatan. Komunikasi kesehatan juga dianggap
relevan dengan beberapa konteks dalam bidang kesehatan, termasuk didalamnya 1)
hubungan antara ahli medis dengan pasien, 2) daya jangkau individu dalam mengakses
serta memanfaatkan informasi kesehatan, 3) kepatuhan individu pada proses pengobatan
yang harus dijalani serta kepatuhan dalam melakukan saran medis yang diterima, 4) bentuk
penyampaian pesan kesehatan dan kampanye kesehatan 5) penyebaran informasi mengenai
resiko kesehatan pada individu dan populasi, 6) gambaran secara garis besar profil
kesehatan di media massa dan budaya, 7) pendidikan bagi pengguna jasa kesehatan
bagaimana mengakses fasilitas kesehatan umum serta sistem kesehatan dan 8)
perkembangan aplikasi program seperti tele-kesehatan.
Komunikasi kesehatan meliputi informasi tentang pencegahan penyakit, promosi
kesehatan, kebijaksanaan pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis dalam bidang kesehatan
yang sejauh mungkin mengubah dan memperbaharui kualitas individu dalam suatu
komunitas masyarakat dengan mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa komunikasi kesehatan merupakan aplikasi
dari konsep dan teori komunikasi dalam transaksi yang berlangsung antar
individu/kelompok terhadap isu-isu kesehatan. Tujuan pokok dari komunikasi kesehatan
adalah perubahan perilaku kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan.
Refleksi:
Apa tujuan komunikasi dalam seting layanan kesehatankhususnya di layanan
keperawatan?
Luangkan waktu sejenak untuk memikirkan pertanyaan di atas dan untuk
mempertimbangkan perbedaan apa yang ada antara berkomunikasi dalam kehidupan
sehari-hari Anda dan dalam lingkungan pelayanan kesehatan. Aspek apa yang
sama?Jangan lupa bahwa Anda selain berkomunikasi dengan Klien juga dengan
kleuarganya serta teman sejawat