Pre dan post konferensi merupakan pertemuan tim perawat sebelum dan sesudah memberikan perawatan kepada pasien untuk membahas rencana tindakan dan evaluasi hasil perawatan, dengan tujuan mengkoordinasikan perawatan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
1. KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan “pre dan post konfre” Tepat pada waktunya,
salawat beserta salam semoga teteap di limpahkan pada kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang
seperti yang kita rasakan saat ini.
Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kelompok baik bantuan moral dan material dalam penyusunan makalah ini, di
dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu
kami sangat menharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari rekan-rekan
semuanya demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan khususya mahasiswa Stikes Tri Mandiri Sakti Bengkulu. Atas
perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bengkulu, juni 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk
rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab
tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi
pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari
katim dan PJ tim(Modul MPKP, 2006).
Pre-konferens merupakan tahapan sebelum melakukan konferens yang akan dilakukan oleh
para instruktur klinis dimana akan dijelaskan apa yang akan dilakukan oleh setiap mahasiswa
sebelum melakukan tindakan keperawatan. Sedangkan dalam Pre-konferens para instruktur
klinis harus sudah menyiapkan apa yang akan dibahas dalam konferens sehingga tidak
banyak waktu yang terbuang. Pada makalah ini akan di bahas mengenai pre dan post kompre.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah yaitu :
1. Apakah pengertian pre dan post komfre ?
2. Apakah tujuan dari pre dan post konfre ?
3. Apakah gejala syarat pre dan post konfre ?
4. Bagaimana pedoman pelaksanaan ?
5. Bagaimana penanganan tuntutan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaa pre dan postkonfre
?
6. Bagaimana kegiatan ketua tim dalam pre dan post konfre ini ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui :
1. Definisi
2. 2. Tujuan pre dan post konfre
3. Syarat pre dan post konfre
4. Pedoman pelaksanaan conference
5. Tuntutan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pre dan post konfe
6. Kegiatan ketua tim pada fase pre dan post konfre
7. Hal-hal yang disampaikan oleh perawat
8. Hal-hal yang di sampaikan oleh ketua tim
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk
rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab
tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi
pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari
katim dan PJ tim(Modul MPKP, 2006).
Pre-konferens merupakan tahapan sebelum melakukan konferens yang akan dilakukan oleh
para instruktur klinis dimana akan dijelaskan apa yang akan dilakukan oleh setiap mahasiswa
sebelum melakukan tindakan keperawatan. Sedangkan dalam Pre-konferens para instruktur
klinis harus sudah menyiapkan apa yang akan dibahas dalam konferens sehingga tidak
banyak waktu yang terbuang.
Fase pre-konferens, esensinya adalah aktivitas kelompok kecil, yang didalamnya terkandung
unsur fasilitasi dari instruktur klinis. Kelompok kecil siswa tersebut dalam melaksanakan
program pendidikan keperawatan harus benar-benar memperhatikan hal yang akan dibahas
pada fase pre-konferens. Pada saat instruktur klinis merencanakan fase pre-konferens dengan
kelompok kecil siswa tentang suatu topik.
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil
askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin
oleh katim atau Pj tim (Modul MPKP, 2006).
Pos konferens adalah fase dimana dari hasil pembahasan di buat evaluasi. Setiap mahasiswa
harus mampu melakukan evaluasi dari setiap konferens yang sudah dilaksanakan sehingga
mahasiswa tahu apa yang harus dilakukan berikutnya. Pembahasan yang sudah dibuat akan
menjadi acuan untuk bisa berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah yang timbul dari
setiap tindakan selama berpraktek.
Pos konferens merupakan kesempatan dari mahasiswa untuk bertanya dan menyelesaikan
masalah saat berdiskusi. Setiap mahasiswa mempunyai masalah selama berpraktek dan
inbstruktur klinis memberikan arahan setelah berdiskusi bersama untuk mencari penyelesaian
dari setiap masalah tersebut. Para instruktur klinis memberikan pembahasan yang bisa
mahasiswa diskusikan bersama masalah dan membuat evaluasi dari setiap diskusi.
B. Tujuan pre dan post konfre
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah secara kritis dan
menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran berbagai situasi
lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat
meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang
efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962).
3. Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak
terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan (T.M. Marelli,
et.al, 1997).
a. Tujuan pre konfre adalah:
1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan asuhan dan
merencanakan evaluasi hasil
2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
4) bagi mahasiswa yaitu menyiapkan mahasiswa untuk pembelajaran pada setting klinik,
5) menyiapkan mahasiswa untuk aktivitas penugasan klinik.
6) menyiapkan mahasiswa untuk pengalaman praktek klinik.
b. Tujuan post conference adalah:
1) Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan
masalah yang dijumpai.
C. Syarat pre dan post konfre
Syarat Pre dan Post Conference yaitu:
1. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan post conference
dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan.
2. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit.
3. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien, perencanaan
tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan.
4. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim.
D. Pedoman pelaksanaan conference
1. Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan
2. Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok
3. Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa mendominasi dan
memberi umpan balik
4. Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodik
5. Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan mengambil tanggung
jawab dan menerima pendekatan serta pendapat yang berbeda
6. Raung diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi
7. . Frekuensi pre-konferens yaitu apakah dilakukan setiap hari sebelum praktek klinik atau
pada awal mahasiswa akan melaksanakan praktek klinik saja.
8. Tingkat pengetahuan dan keterampilan mahasiswa menentukan seberapa sering di perlukan
fase pre-konferens.
9. Waktu yang diperlukan untuk setiap mahasiswa seharusnya sama atau mungkin dapat
diperpanjang. Cara lebih efektif dengan penggunaan waktu sekitar 20 menit sampai satu jam
untuk diskusi.
10. Waktu apakah dilakukan setiap hari, jam tujuh misalnya sebelum praktek klinik.
11. Lokasi terdapat keuntungan apabila pre-konferens dilakukan pada lokasi yang berdekatan
dengan tempat praktek. Salah satu keuntungannya adalah mengurangi jumlah waktu yang
diperlukan untuk pergi ke lahan praktek. Perlu di ingat bahwa keadaan fisik yang nyaman
atau baik dari sisi mahasiswa adalah kondisis yang baik bagi proses belajar mengajar
termasuk untuk praktek klinik..
12. Bila memungkinkan, libatkan staf ruangan tempat praktek untuk menjelaskan
4. dan negosiasi program dalam hubungannya dengan penggunaan fasilitas yang ada.
13. Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin dan
kesesuaiannya dengan situasi lapangan.
E. Tuntutan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pre dan post konferens
adalah sebagai berikut :
a. Tujuan yang telah di buat dalam konferens seharusnya di konfirmasikan terlebih dahulu..
b. Diskusikan yang di lakukan seharusnya merefleksikan prinsip-prinsip kelompok yang
dinamis.
c. Instruktur klinis memiliki peran dalam kelangsungan diskusi dengan berpegang kepada
fokus yang di bicarakan, tanpa mendomisilinya dan memberikan umpan balik yang di
perlukan secara tepat.
d. Instruktur klinis harus memberikan penekanan-penekanan pada poin-poin penting selama
diskusi berlansung.
e. Atmosfer diskusi seharusnya mendukung bagi partisipasi kelompok, mengandung
keinginan anggota diskusi untuk memberikan responsnya dan menerima pendapat atau
pandangan yang berbedauntuk selanjutnya mencari persamaannya.
f. Besar kelompok seharusnya di batasi 10-12 orang untuk memelihara pertukaran ide-ide
pemikiran yang ade kuat di antara mereka.
g. Usahakan antara anggota kelompok dapat bertatapan langsung ( face to face).
h. Pada kesimpulan akhir dari konferens, ringkasan dan kesimpulan seharusnya berikan oleh
instruktur klinis atau siswa dengan mengacu pada tujuan pembelajaran dan sifat applicability
pada situasi dan kondisi yang lain.
F. Kegiatan ketua tim pada fase pre dan post konfre
1. Fase pre konfre
a. Ketua tim atau Pj tim membuka acara
b. Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing – masing perawat pelaksana
c. Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait dengan asuhan
yang diberikan saat itu.
d. Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
e. Ketua tim atau Pj tim menutup acara
2. Fase post konfre
a. Ketua tim atau Pj tim membuka acara.
b. Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan.
c. Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang harus dioperkan
kepada perawat shift berikutnya.
d. Ketua tim atau Pj menutup acara.
G. Hal-hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi
1. Data utama klien
2. Keluhan klien
3. TTV dan kesadaran
4. Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
5. Masalah keperawatan
6. Rencana keperawatan hari ini.
7. Perubahan keadaan terapi medis.
8. Rencana medis.
5. H. Hal-hal yang di sampaikan oleh ketua tim
1. Ketua tim mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang masalah yang terkait
dengan perawatan klien yang meliputi :
a. Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan, kesalahan pemberian makan,
kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang dikonsulkan.
b. Ketepatan pemberian infuse.
c. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
d. Ketepatan pemberian obat / injeksi.
e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,
f. Ketepatan dokumentasi.
g. Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
2. Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan masing –
masing perawatan asosiet.
3. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat diselesaikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fase pre-konfre, esensinya adalah aktivitas kelompok kecil, yang didalamnya
terkandung unsur fasilitasi dari instruktur klinis. Kelompok kecil siswa tersebut dalam
melaksanakan program pendidikan keperawatan harus benar-benar memperhatikan
hal yang akan dibahas pada fase pre-konferens. Pada saat instruktur klinis
merencanakan fase pre-konferens dengan kelompok kecil siswa tentang suatu topik.
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference
adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post
conference dipimpin oleh katim atau Pj tim (Modul MPKP, 2006).
B. saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis mengharapkan kepada teman-teman ataupun
pembaca agar makalah kami ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami ini.
1. Pengertian
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan
sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal
dinas perawatan pelaksanaan. Konferense sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri
sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar.
Konferensi terdiri dari 2 macam, yaitu:
1. Pre Conference
Komunikasi kepala tim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana
kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh katim atau penanggung jawab tim . Jika
yang dinas pada tim tersebut hanya 1 orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre
6. conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari
kepala tim dan penanggung jawab tim (Modul MPKP,2006)
Waktu : Setelah operan
Tempat : meja masing-masing tim
PJ : Kepala tim atau penanggung jawab tim
Kegiatan :
1. Kepala tim atau penanggung jawab tim membuka acara
2. Kepala tim atau penanggung jawab tim menanyakan rencana harian masing-masing
perawat pelaksana
3. Kepala tim atau penanggung jawab tim memberikan masukan dan tindakan lanjut
terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu
4. Kepala tim atau penanggung jawab tim memberikan reinforcement
5. Kepala tim atau penanggung jawab tim menutup acara
1. Post Conference
Komunikasi kepala tim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift
dan sebelum operan kepada shift berikutnya.
Isinya adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawatan dan hal penting untuk
operanI(tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh kepala tim atau penanggung
jawab tim. (Modul MPKP, 2006)
Waktu : sebelum operan ke dinas berikutnya
Tempat : meja masing-masing tim
PJ : kepala tim atau penanggung jawab tim
Kegiatan :
1. Kepala tim atau penanggung jawab tim membuka acara
2. Kepala tim atau penanggung jawab tim menanyakan kendala dalam asuhan yang
telah diberikan
3. Kepala tim atau penanggung jawab tim menyakan tindakan lanjut asuhan klien yang
harus dioperkan kepada perawat shift berikut nya
4. Kepala tim atau penanggung jawab tim menutup acara
1. Tujuan
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah secara
kritis dan menjabarkan alternative penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran
berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana
antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan
keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non
kognitif(McKeachie,1962). Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian
asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan
frustasi bagi pemberi asuhan (T.M.Marelli, et.al,1997)
7. Tujuan pre conference adalah :
Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan asuhan dan
merencanakan evaluasi hasil
Mempersiapkan hal-hal yang akan di temui di lapangan
Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
1. Tujuan post conference
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang dijumpai.
1. Syarat
2. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan post
conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan
3. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
4. Topic yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien, perencanaan
tindaka rencana dan data-data yang perlu ditambahkan
5. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim
1. Panduan perawat dalam pelaksanaan
Menurut Ratna Sitorus, 2006 , panduan perawat dalam pelaksanaan, antara lain:
1. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas pagi atau
sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana
2. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing-masing
3. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan
kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.
Hal-hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi:
Keluhan utama klien
TTV dan kesadaran
Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnostik terbaru
Masalah keperawatan
8. Rencana keperawatan hari ini
Perubahan keadaan terapi medis
Rencana medis
1. Perawat pelaksana mendiskusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang masalah
yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi:
1. Klien yang terkait dengan pelayanan, seperti: keterlambatan, kesalahan
pemberian makanan, kebisikan pengunjung lainnya, kehadiran dokter yang
dikonsulkan.
2. Ketepatan pemberian infuse
3. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan
4. Ketepatan pemberian obat/injeksi
5. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain
6. Ketepatan dokumentasi
7. Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan
8. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran, dan
kemajuan masing-masing perawatan asosiet
9. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalah yang tidak dapat
diselesaikan
Pre dan Pos Konferens Dalam Praktek
Klinik Keperawatan
A. konferens
Konferens adalah langkah awal yang harus dilakukan oleh instruktur klinis
dalam memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap mahasiswa. Dalam
konferens instruktur klinis memberikan pengarahan terhadap mahasiswa yang
akan melakukan pelayanan kesehatan. Sehingga para mahasiswa mendapatkan
pengertian akan apa yang akan dilakukan setelah berada di tempat pasien.
Konferens adalah salah satu jalan yang ditempuh untuk membantu para calon
perawat dalam melakukan tindakan keperawatan terhadap klien.
Penyiapan mahasiswa untuk praktek klinik telah menjadi bagian yang sangat
penting dalam pendidikan keperawatan. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam memasuki praktek keperawatan
secara nyata terhadap pasien langsung. Hal ini dimaksudkan untuk setiap
menjaga kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
9. B. Pre-Konferens
Pre-konferens merupakan tahapan sebelum melakukan konferens yang akan
dilakukan oleh para instruktur klinis dimana akan dijelaskan apa yang akan
dilakukan oleh setiap mahasiswa sebelum melakukan tindakan keperawatan.
Sedangkan dalam Pre-konferens para instruktur klinis harus sudah menyiapkan
apa yang akan dibahas dalam konferens sehingga tidak banyak waktu yang
terbuang.
Fase pre-konferens, esensinya adalah aktivitas kelompok kecil, yang didalamnya
terkandung unsur fasilitasi dari instruktur klinis. Kelompok kecil siswa
tersebut dalam melaksanakan program pendidikan keperawatan harus benar-
benar memperhatikan hal yang akan dibahas pada fase pre-konferens. Pada
saat instruktur klinis merencanakan fase pre-konferens dengan kelompok kecil
siswa tentang suatu topik, ada hal-hal yang harus diperhatikan instruktur klinis
yaitu :
(1) Bagaiman instruktur klinis memperkenalkan topic pembahasan kepada
mahasiswa.
(2) Bagaimana instruktur klinis menciptakan situasi yang mendukung terjadinya
partisipasi aktif dari anggota kelompok.
(3) Bagaimana instruktur klinis membuat diskusi.
(4) Diskusi kelompok yang dilakukan ditujukan untuk memberikan kesempatan
kepada siswa dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
mereka pada saat memasuki praktek klinik sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Instruktur klinis perlu membuat keputusan dalam menentukan rangkaian
kegiatan, struktur dan arahan pada fase pre-konferens. Apabila instruktur
klinis akan mendampingi siswa dalam beberapa minggu praktek klinik,
instruktur klinis perlu memperbandingkan penyusunan rencana perkembangan
fase pre-konferens yang dikerjakan bersama mahasiswa. Tujuan yang disusun
seharusnya mempertimbangkan kesinambungan antara pre-konferns dan post
konferens dan mendiskusikan dengan siswa tentang kemajuan-kemajuan yang
diperoleh siswa selama praktek klinik.
Fase perencanaan ini meliputi hal-hal sebagai berikut : tujuan pre-konferens,
pengorganisasian pre-konferens dan pelaksanaan pre-konferens.
C. Tujuan Pre-Konferens
Tujuan utama fase pre-konferens adalah mempersiapkan mahasiswa untuk
praktek klinik, instruktur klinik harus berusaha menciptakan lingkungan fisik
10. dan emosional senyaman mungkin.
Ada tiga tujuan pre-konferens bagi mahasiswa yaitu menyiapkan mahasiswa
untuk pembelajaran pada setting klinik, menyiapkan mahasiswa untuk aktivitas
penugasan klinik, menyiapkan mahasiswa untuk pengalaman praktek klinik.
Instruktur klinis perlu mempertimbangkan kejadian yang tidak terduga
tersebut dan tindakan-tindakan yang tidak terduga tersebut dan tindakan-
tindakan yang dilakukan yang dilakukan untuk mengatasinya. Sekaligus
menunjukkan bahwa pre-konferens sangat menentukan efektifitas bagi
pengalaman praktek mahasiswa. Mahasiswa mampu menghadapi kejadian yang
tiba-tiba terjadi dan menjadi seorang pelajar mandiri di mana dapat belajar
untuk menginterpretasikan yang terjadi selama pengalaman praktek yang
dijalani.
D. Pengorganisasian Pre-Konferens
Beberapa faktor yang penting di perhatikan dalam pengorganisasian fase pre-
koferens ini adalah :
1. Frekuensi pre-konferens yaitu apakah dilakukan setiap hari sebelum praktek
klinik atau pada awal mahasiswa akan melaksanakan praktek klinik saja.
2. Tingkat pengetahuan dan keterampilan mahasiswa menentukan seberapa
sering di perlukan fase pre-konferens.
3. Waktu yang diperlukan untuk setiap mahasiswa seharusnya sama atau
mungkin dapat diperpanjang. Cara lebih efektif dengan penggunaan waktu
sekitar 20 menit sampai satu jam untuk diskusi.
4. Waktu apakah dilakukan setiap hari, jam tujuh misalnya sebelum praktek
klinik.
5. Lokasi terdapat keuntungan apabila pre-konferens dilakukan pada lokasi
yang berdekatan dengan tempat praktek. Salah satu keuntungannya adalah
mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk pergi ke lahan praktek. Perlu
di ingat bahwa keadaan fisik yang nyaman atau baik dari sisi mahasiswa adalah
kondisis yang baik bagi proses belajar mengajar termasuk untuk praktek klinik.
6. Bila memungkinkan, libatkan staf ruangan tempat praktek untuk
menjelaskan dan negosiasi program dalam hubungannya dengan penggunaan
fasilitas yang ada.
11. E. Pos Konferens
Pos konferens adalah fase dimana dari hasil pembahasan di buat evaluasi.
Setiap mahasiswa harus mampu melakukan evaluasi dari setiap konferens yang
sudah dilaksanakan sehingga mahasiswa tahu apa yang harus dilakukan
berikutnya. Pembahasan yang sudah dibuat akan menjadi acuan untuk bisa
berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah yang timbul dari setiap tindakan
selama berpraktek.
Pos konferens merupakan kesempatan dari mahasiswa untuk bertanya dan
menyelesaikan masalah saat berdiskusi. Setiap mahasiswa mempunyai masalah
selama berpraktek dan inbstruktur klinis memberikan arahan setelah
berdiskusi bersama untuk mencari penyelesaian dari setiap masalah tersebut.
Para instruktur klinis memberikan pembahasan yang bisa mahasiswa diskusikan
bersama masalah dan membuat evaluasi dari setiap diskusi.
Beberapa cara dalam pelaksanaan pos konferens yaitu: memulai diskusi
kelompok, dukungan bagi partisipasi kelompok, mengakhiri diskusi dan
evaluasi.
Tuntutan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pre dan post konferens
adalah sebagai berikut :
a. Tujuan yang telah di buat dalam konferens seharusnya di konfirmasikan
terlebih dahulu.
b. Diskusikan yang di lakukan seharusnya merefleksikan prinsip-prinsip
kelompok yang dinamis.
c. Instruktur klinis memiliki peran dalam kelangsungan diskusi dengan
berpegang kepada fokus yang di bicarakan, tanpa mendomisilinya dan
memberikan umpan balik yang di perlukan secara tepat.
d. Instruktur klinis harus memberikan penekanan-penekanan pada poin-poin
penting selama diskusi berlansung.
e. Atmosfer diskusi seharusnya mendukung bagi partisipasi kelompok,
mengandung keinginan anggota diskusi untuk memberikan responsnya dan
menerima pendapat atau pandangan yang berbedauntuk selanjutnya mencari
persamaannya.
f. Besar kelompok seharusnya di batasi 10-12 orang untuk memelihara
pertukaran ide-ide pemikiran yang ade kuat di antara mereka.
g. Usahakan antara anggota kelompok dapat bertatapan langsung (face to
face).
h. Pada kesimpulan akhir dari konferens, ringkasan dan kesimpulan seharusnya
12. berikan oleh instruktur klinis atau siswa dengan mengacu pada tujuan
pembelajaran dan sifat applicability pada situasi dan kondisi yang lain