Modul ini membahas penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan perilaku. Materi yang dibahas meliputi pengertian gangguan perilaku seperti autisme dan hiperaktif, karakteristik kedua gangguan tersebut, serta masalah komunikasi dan teknik komunikasi yang sesuai untuk pasien dengan gangguan perilaku. Tujuan akhir modul ini adalah agar mahasiswa mampu menerapkan komunikasi terapeutik dalam menangani pasien dengan
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
Kb 3 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan
1. Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
KOMUNIKASI DALAM
Tri Anjaswarni
KEPERAWATAN
SEMESTER 3
MODUL
Penerapan komunikasi pada pasien dengan kebutuhan khusus
KEGIATAN BELAJAR III
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PERILAKU
PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkah dan karuniNyalah penyusun
dapat menyelesaikan Modul Mata
Kuliah Komunikasi Dalam Keperawatan.
Buku ini disusun sebagai referensi
dan bahan belajar untuk mahasiswa
program Pendidikan Jarak Jauh Program
D.III Keperawatan yang diselenggarakan
oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Penyusun mengucapkan terima
kasih atas berbagai bantuan baik materiil
maupun imateriil dari berbagai pihak
atas keberhasilan penyusunan modul
ini.
Mudah-mudahan Modul ini dapat
digunakan secara efektif dan dapat
menjadimediayangdapatmeningkatkan
pemahaman dan kemampuan
memberikan asuhan keperawatan jiwa
bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh
Program D.III Keperawatan.
Kata
Pengantar
Tim Penyusun
Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Pendahuluan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Halo…. Salam hangat dan bahagia selalu,
semoga Tuhan YME senantiasa memberikan
kekuatan, perlindungan dan keselamatan
kepada kita.
Saat ini Anda sedang belajar Modul ke-4
yang merupakan modul terakhir untuk mata
kuliah Komunikasi dalam Keperawatan.
Mohon diingat bahwa semua modul saling
berhubungan dan konsep atau materi
sebelumnya sangat diperlukan sampai di
akhir modul ini. Diharapkan Anda dapat
memahami semua modul yang disajikan.
Adakah kesulitan atau keragu-raguan yang
masih Anda pikirkan? Jika masih ada yang
Kurang Anda mengerti, catatlah dalam
buku catatan Anda, dan diskusikan dengan
fasilitator pada saat kegiatan tatap muka.
Modul ke-4 Mata Kuliah Komunikasi dalam
Keperawatan ini berjudul Penerapan
Komunikasipadapasiendengankebutuhan
khusus. Modul ini terdiri dari tiga (3)
Kegiatan Belajar dengan alokasi waktu 9
jampembelajaran.Modul ini disusun secara
berurutan sebagai berikut:
A. Rasional dan Diskripsi Singkat
Gambar : komunikasi senyum pasien
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
1. Kegiatan Belajar 1: Konsep komunikasi pada pasien kebutuhan khusus
2. Kegiatan Belajar 2: Penerapan Komunikasi Pada Pasien dengan Penginderaan
(wicara/pendengaran)
3. Kegiatan Belajar 3: Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien dengan
Gangguan Perilaku
Setelah mempelajari modul 4 ini, diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi
terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus, pasien dengan gangguan penginderaan,
dan gangguan perilaku .
Dalam Modul 4 ini, Anda akan diberikan pengetahuan tentang bernagai kesulitan pasien
yang mempunyai masalah khusus dalam komunikasi. Selanjutnya lakukan latihan-latihan
yang diminta, dengan terlebih dahulu menyiapkan Strategi Pelaksanaan Komunikasi (SP
Komunikasi), serta mendemonstrasikan dengan bersama teman-teman Anda. Hal ini
penting untuk melatih Anda bagaimana berkomunikasi dalam aktivitas keperawatan Anda
pada kondisi khusus.
Penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan khususnya dalam menangani pasien
dengan kebutuhan khusus diperlukan penguasaan perawat dalam menggunakan
komunikasi sebagai alat kerjanya. Setiap berinteraksi dengan pasien, perawat selalu
menerapkan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan. Berkomunikasi dengan pasien
dengan kebutuhan khusus adalah sesuatu yang “spesial” karena memerlukan kesadaran,
kesabaran dan strategi khusus. Prinsip komunikasi adalah bahwa “KOMUNIKATOR HARUS
MEMAHAMI KOMUNIKASI PASIEN DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS”
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Relevansi
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Petunjuk Belajar
Untuk memudahkan Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul 4 ini, maka Akan
lebih mudah bagi Anda untuk mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut:
1. Pahami lebih dulu kepentingan dan kegunaan komunikasi dalam aktivitas sehari-hari
Anda sebagai manusia dan calon perawat ahli madya.
2. Review kembali materi dalam modul 1, 2 dan 3 yang telah Anda pelajari sebelumnya.
3. Pelajari secara berurutan kegiatan belajar 1, 2 dan 3 dalam modul ke-4 ini.
4. Baca dengan seksama materi yang disampaikan
5. Kerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas dan
diskusikan dengan teman Anda atau fasilitator / tutor pada saat kegiatan tatap muka.
6. Pada bagian akhir Anda diminta untuk latihan melakukan pengamatan terhadap
perilaku seseorang dalam berkomunikasi, selanjutnya Anda diminta untuk
mengidentifikasi jenis komunikasi yang dilakukan.
7. Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan anda mengingat.
8. Kerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan
cocokkan jawaban anda dengan kunci yang disediakan pada akhir setiap unit.
9. Jika anda mengalami kesulitan diskusikan dengan teman Anda dan
konsultasikan kepada fasilitator
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Selamat belajar, semoga berhasil
10. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mempelajari materi dalam modul ini
tergantung dari kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu belajarlah
dan berlatih secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat Anda.
Kami mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan belajar dalam modul ini dengan
baik. Saya yakin Anda mampu menyelesaikan modul ini dengan baik.
Gambar : Pahami Petunjuk
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D. Petunjuk Bagi Dosen Pengajar / Fasilitator
1. Pahami Capaian Pembelajaran dalam Modul 2 ini.
2. Motivasi peserta didik untuk membaca dengan seksama materi yang disampaikan
dan berikan penjelasan untuk hal-hal yang dianggap sulit
3. Motivasi peserta didik untuk mengerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait
dengan materi yang dibahas.
4. Identifikasi kesulitan peserta didik dalam mempelajari modul terutama
materi-materi yang dianggap penting
5. Jika peserta didik mengalami kesulitan, mintalah mahasiswa mendiskusikan
dalam kelompok atau kelas dan berikan kesimpulan.
6. Motivasi peserta didik untuk mengerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk
setiap materi yang dibahas dan mendiskusikannya dengan teman sejawat.
7. Bersama peserta didik lakukan penilaian terhadap kemampuan yang dicapai
peserta didik.
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar
3 diharapkan Anda mampu menerapkan
komunikasi terapeutik dalam melakukan
asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan perilaku.
Kegiatan
Belajar 3
Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Pasien
dengan Gangguan Perilaku
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Berdasarkan tujuan pada kegiatan belajar 3 dalam modul 4 ini, maka berikut akan diuraikan
secara berurutan tentang pengertian gangguan perilaku, karakteristik gangguan perilaku,
masalah-masalah klien dengan gangguan perilaku, teknik dan strategi komunikasi pada
klien gangguan komunikasi dan Penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan
gangguan perilaku.
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 diharapkan Anda dapat :
1. Menjelaskan gangguan perilaku
2. Mengidentifikasi gangguan perilaku yang memerlukan kebutuhan khusus
3. Memahami masalah komunikasi pada pasien gangguan gangguan perilaku
4. Memilih dan menggunakan teknik-teknik komunikasi terapeutik yang sesuai
untuk pasien dengan gangguan perilaku
5. Menerapkan Komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan perilaku
Gambar : gangguan perilaku
Pokok-pokok Materi
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
Uraian
Materi
Dewasa ini Perkembangan Anak berkebutuhan
Khusus seperti autisme dan hiperaktif semakin
mengkhawatirkan mengingat sampai saat
ini penyebab Autisme masih misterius. Krisis
sosialisasi merupakan hal menonjol bagi anak
penderita autis maupun hiperaktif. Jumlah anak
Autis semakin besar. Mulai tahun 90 –an jumlah
anak yang mengalami gangguan autis semakin
meningkat dan ini tentunya memerlukan
perhatiankhususdarikitasemua.Autismedapat
terjadi pada siapa saja, dengan perbandingan
antara anak laki laki dan anak perempuan yang
mengalami gangguan tersebut adalah 4 : 1.
Kata Autisme berasal dari bahasa Yunani
“auto” berarti sendiri. Iatilah ini ditujukan
pada seeorang yang menunjukkan gejala
“hidup dalam dunianya sendiri”. Pada
umumnya penderita Autisma mengacuhkanGambar : Autis
Pernahkah Anda melihat seorang anak yang tidak bisa duduk diam, selalu bergerak, tidak
bisa duduk tenang, memanjat, melempar, bahkan lari-lari ke jalan raya?
1. Definisi Gangguan Perilaku (Autis & Hiperaktif)
suara, penglihatan ataupun kejadian yang melibatkan mereka. Jika ada reaksi biasanya
reaksi ini tidak sesuai dengan situasi atau malahan tidak ada reaksi sama sekali. Mereka
menghindari atau tidak berespon terhadap kontak sosial (pandangan mata, sentuhan kasih
sayang, bermain dengan anak lain dan sebagianya).
Itulah gangguan perilaku pada anak yang secara khusus harus mendapatkan perhatian
khusus dan penangannan secara khusus.
Apakah yang harus dilakukan perawat jika kita menghadapi anak dengan gangguan perilaku?
Sebelum diuraikan tentang penerapan komunikasi terapeutik pada anak kebutuhan khusus
karenagangguanperilaku,akandiuraikanlebihdulutentanghal-halterkaitdengangangguan
perilaku autis / hiperaktif yaitu definisi, karakteristik gangguan perilaku, memahami masalah
komunikasi anak dengan gangguan komunikasi, dan teknik serta strategi komunikasi pada
anak dengan gangguan perilaku.
Secara khusus gangguan perilaku yang akan di bahas dalam kegitan belajar ini adalah
hiperaktif / autis karena mempunyai karakteristik yang hampir sama.
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
Autis (Autism/Autisme/Autisma) merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang
berat, yang timbul dalam 3 (tiga) tahun pertama kehidupan anak. Gejala-gejala bisa terlihat
sejak beberapa hari/minggu setelah bayi lahir, atau beberapa bulan kemudian setelah
tahap-tahap perkembangan yang seharusnya ada tetapi tidak dicapai oleh batita yang
bersangkutan. Ada juga anak-anak yang mula-mula perkembangannya tampak normal,
tetapi kemudian terjadi kemunduran pada umur 18 bulan, yaitu berbagai kemampuan yang
tadinya sudah ada tidak bisa berkembang dan kemudian menghilang.
Gambar : Hiperaktif
2. Karakteristik Gangguan Perilaku
Autis merupakan kelainan perilaku dimana penderita hanya tertarik pada aktivitas
mentalnya sendiri dan tidak mampu membentuk hubungan sosial atau komunikasi
Sedangkan Hiperaktif adalah defisit perhatian yang ditandai dengan sikap kurang
memperhatikan, overaktif dan impulsif. Gambaran penting gangguan pemusatan perhatian
adalah pola persisten tidak perhatian dan atau hiperaktivitas serta impulsivitas.
Gangguan perilaku, baik autis maupun hiperaktif sama-sama mempunyai ketidakmampuan
dalam membentuk hubungan sosial dan berkomunikasi. Mereka memerlukan kebutuhan
khusus untuk bisa berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain
Gangguan perilaku (autis) ditandai dengan tiga gejala utama, yaitu gangguan interaksi
sosial, gangguan komunikasi, dan gangguan perilaku. Gangguan perilaku yang terjadi
berupa kurangnya interaksi sosial, menghindari kontak mata, serta kesulitan dalam
bahasa. Anak dengan autis menunjukkan gejala kesulitan berhubungan dengan orang
lain, mengisolasi diri, perilaku yang tidak biasa dan cara berkomunikasi yang aneh
A. Autis
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan autisme ada 6 gangguan spesifik yang
mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil; dan biasanya sebelum anak berusia 3
tahun dalam bidang:
Interaksi sosial, anak menunjukkan perilaku menolak / menghindar tatap muka.
Tidak menoleh bila dipanggil, sehingga sering diduga tuli. Merasa tidak senang atau
menolak dipeluk. Bila menginginkan sesuatu, menarik tangan orang yang terdekat
dan berharap orang tersebut melakukan sesuatu untuknya.
Komunikasi (bahasa dan bicara), anak menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat
berkomunikasi dalam waktu singkat. Menggunakan Kata-kata yang tidak dapat
dimengerti orang lain (“bahasa planet”)
Perilaku-Emosi, senang kerapian, harus menempatkan barang tertentu pada
tempatnya. Anak dapat terlihat hiperaktif misalnya bila masuk dalam rumah yang baru
pertama kali ia datang, ia akan membuka semua pintu, berjalan kesana kemari, berlari-
lari tak tentu arah. Mengulang suatu gerakan tertentu (menggerakkan tangannya
seperti burung terbang). Ia juga sering menyakiti diri sendiri seperti memukul kepala
atau membenturkan kepala di dinding. Dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat
pasif (pendiam), duduk diam bengong dengan tatap mata kosong. Sangat menaruh
perhatian pada satu benda, ide, aktifitas ataupun orang. Dapat sangat agresif ke orang
lain atau dirinya sendiri. Anak dapat pula mengalami Gangguan tidur, gangguan makan
dan gangguan perilaku lainnya. Gangguan perasaan dan emosi dapat pula dilihat dari
perilaku tertawa-tawa sendiri, menangis atau marah tanpa sebab nyata. Marah tanpa
alasan yang jelas dan sering ngamuk tak terkendali (temper tantrum), terutama bila
tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan bahkan bisa menjadi agresif, merusak.
Tidak dapat berbagi perasaan (empati) dengan anak lain.
Gambar : interaksi pola bermain
1.
2.
3.
Pola Bermain, sangat monoton dan aneh misalnya menderetkan sabut menjadi satu
deretan yang panjang, memutar ban pada mainan mobil dan mengamati dengan
seksama dalam jangka waktu lama. Ada kelekatan dengan benda tertentu seperti,
kertas, gambar, kartu atau guling, terus dipegang dibawa kemana saja dia pergi. Bila
senang satu mainan tidak mau mainanya lainnya. Lebih menyukai benda yang kurang
menarik seperti, botol, gelang karet, baterai atau benda lainnya. Bermain tidak spontan
dan tidak berimajinasi dengan baik. Tidak dapat meniru tindakan temannya dan tidak
dapat memulai permainan yang bersifat pura-pura. Sering memperhatikan jari-jarinya
sendiri, kipas angin yang berputar atau angin yang bergerak.
4.
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
3. Masalah Komunikasi pada Anak dengan Gangguan Perilaku (Autis)
• Gelisah dan tidak dapat diam dan sukar untuk duduk diam walaupun
diperintahkan demikian.
• Perhatian mudah teralihkan dengan rangsangan yang sedikit.
• Sukar untuk menunggu giliran dalam permainan atau ketika belajar di kelas.
• Langsung menjawab pertanyaan yang belum selesai di ucapkan.
• Sukar mengikuti instruksi yang beruntun
• Sukar menyimak dan menyulitkan dalam permainan.
• Sering beralih dari satu aktifitas yang belum diselesaikan ke aktifitas yang lain.
• Sukar untuk bermain dengan tenang.
• Sering menyela pembicaraan orang lain atau kegiatan orang lain.
• Waktu diajak bicara, ekspresi wajah seperti ekspresi tidak sedang mendengarkan.
• Sering kehilangan benda-benda penting, misal alat-alat keperluan sekolah.
• Banyak bicara.
• Melakukan kegiatan-kegaiatan yang berbahaya tanpa memikirkan akibatnya.
a. Bayi Autistik menununjukkan adanya gangguan awal komunikasi dengan
lingkungannya, antara lain:
Gangguan sensorik dan motorik, Gangguan dalam persepsi sensori meliputi perasaan
sensitif terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa (lidah) dari
mulai ringan sampai berat. Menggigit, menjilat atau mencium mainan atau benda apa
saja. Bila mendengar suara keras, menutup telinga. Menangis setiap dicuci rambutnya,
merasa tidak nyaman bila diberi pakaian tertentu, tidak menyukai rabaan atau pelukan,
bila digendong sering merosot atau melepaskan diri dari pelukan
Perkembangan terlambat atau tidak normal, hal ini terjadi karena anak mengalami
gangguan kognitif dan hidup dengan dunianya sendiri sehingga stimulus eksternal
sebagai fasilitas untuk pengembangan diri tidak bisa dimanfaatkan dengan baik.
5.
6.
b. Hiperaktif
• Tidak berespon terhadap penglihatan/suara dari orang lain
• Tidak ada senyum sosial
• Tidak ada perasaan senang bila berada di dekat Ibunya
• Tidak mau berusaha menggapai seseorang secara fisik
• Tidak ada reaksi terhadap orang lain, perilaku bayi ini sering disalah artikan
sebagai “bayi yang penurut”
Pada usia yang agak besar, maka anak tidak ada kegiatan berimajinasi, suara abnormal
(volume nada) dan isi pembicaraan sering terbalik, adanya echolalia serta menggunakan
bahasanya sendiri.
Pengenalan dini tidak berkembangnya komunikasi bayi diawal kehidupannya penting bagi
perawat sebagai salah satu cara identifikasi dini gangguan perilaku
(autis atau hiperaktif).
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
Gambar : World auisem awarned day
b. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun nonverbal meliputi:
• Ketidakmampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali
tidak dapat berbicara.
• Menggunakan kata-kata tanpa menghubungkannya dengan arti yang
lazim digunakan.
• Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat
berkomunikasi dalam waktu singkat.
• Kata-kata yang tidak dapat dimengerti orang lain (“bahasa planet”).
• Tidak mengerti atau tidak menggunakan kata-kata dalam konteks yang sesuai.
• Ekolalia (meniru atau membeo), menirukan kata, kalimat atau lagu tanpa
tahu artinya. Bicaranya monoton seperti robot.
• Bicara sendiri dan mimik datar.
4. Teknik dan Strategi Komunikasi pada Anak dengan Gangguan Perilaku
(Autis / hiperaktif).
Adanya gangguan spesifik pada kemampuan interaksi dan komunikasi pada anak autis
atau hiperatif, memerlukan kemampuan perawat untuk memilih dan menggunakan
strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan anak dengan kebutuhan khusus
(autis atau hiperatif). Perawat, orang tua atau orang dewasa lain harus menunjukkan
kesabaran yang tinggi waktu berkomunikasi dan berinteraksi.
Teknik komunikasi terapeutik apa sajakah yang efektif digunakan pada anak dengan
kebutuhan khusus karena autis atau hiperaktif?
Komunikasi dengan anak yang mengalami kerusakan hubungan sosial atau kerusakan
komunikasi verbal karena autis atau hiperatif, perlu selektif dalam memilih teknik
karena ada hal-hal yang tidak disenangi anak. Komunikasi bisa dilakukan secara verbal
maupun non verbal. Pada prinsipnya komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk
mempertahankan kenyamanan dan keselamatan klien, serta menjaga interaksi dan
memperbaiki kerusakan komunikasi.
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
• Ketidakmampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali
tidak dapat berbicara.
• Menggunakan kata-kata tanpa menghubungkannya dengan arti yang
lazim digunakan.
• Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat
berkomunikasi dalam waktu singkat.
• Kata-kata yang tidak dapat dimengerti orang lain (“bahasa planet”).
• Tidak mengerti atau tidak menggunakan kata-kata dalam konteks yang sesuai.
• Ekolalia (meniru atau membeo), menirukan kata, kalimat atau lagu tanpa
tahu artinya. Bicaranya monoton seperti robot.
• Bicara sendiri dan mimik datar.
Komunikasi Non Verbal (Bahasa Tubuh) dan sikap:
• Pertanyaan sederhana atau tertutup, karena anak / klien sangat tidak koorperatif
• Mengulang pembicaraan yang kurang jelas
• Memperjelas ungkap verbal anak
• Jangan berbicara sambil berjalan.
• Bicara singkat dan jelas sesuai kemampuan menerima anak
• Memfokuskan, dll yang sesuai dengan kondisi anak
Komunikasi Verbal dan teknik komunikasi yang digunakan
5. Penerapan Strategi Komunikasi Terapeutik pada Anak dengan Gangguan
Perilaku (Autis)
Berikut Contoh penerapan Strategi komunikasi pada pasien yang mengalami gangguan
kebutuhan khusus (gangguan wicara dan pendengaran)
Ilustrasi kasus :
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun diantar ibunya ke rumah sakit untuk konsultasi
karena mencurigai adanya gangguan perilaku pada anak. Menurut ibu, anaknya tidak
bisa duduk diam, sering lari-lari ke jalan raya, memanjat tembok atau pohon tanpa rasa
khawatir, dan tampak selalu gelisah. Saat pengkajian tampak anak selalu gelisah / tidak
bisa duduk diam, tidak ada kontak mata dan tidak respon dengan panggilan.
Contoh komunikasi :
Anda sebagai Perawat sudah siap untuk melakukan pertemuan dengan orang tua dan
anak. Anda sudah tahu permasalahan anak dan Anda telah mengidentifikasi diri akan
kekuatan dan kelemahan sendiri.
(Mahasiswa membuat SP Komunikasi sebelum interaksi)
Fase Pra Interaksi :
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
• Tidak bisa duduk tenang dan selalu gelisah, tidak ada kontak mata dan tidak
berrespon ketika dipanggil namanya.
• Menurut ibumya, anak sering manjat tembok, pohon atau lari ke jalan raya.
Kondisi Klien:
1. Kerusakan komunikasi verbal
2. Resiko cidera fisik
Diagnosis Keperawatan:
1. Meningkatkan kemampuan anak untuk mengenal komunikasinya
2. Meningkatkan kemampuan mengontrol perilaku dan mencegah trauma / cidera fisik
Rencana Keperawatan:
1. Mampu mengenal komunikasi
2. Tidak terjadi cidera fisik
Tujuan Asuhan Keperawatan:
Pelaksanaan (SP) Komunikasi:
P : Selamat pagi sayang, assalamu’alaikum (Mengulurkan tangan, mendekat pada
anak dan duduk disampingnya)
K : Respon klien
P : Apa yang kamu rasakan sayang? (sambil memegang bahu anak)
K : Respon klien
P : Apa mau bermain dengan saya? .
Mana yang kamu suka? (sambil menunjukkan pilihan permainan)
K : Respon klien (memilih bermain ular tangga)
P : Main di sini saja ya?
K : Respon klien
Fase Orientasi : (salam terapeutik, evaluasi / validasi dan kontrak)
Fase Kerja (Tekait permaianan bersama yang dilakukan)
P : Mengamati perilaku anak bermain sambil mengajak bermain bersama ibunya.
K : Respon klien terkait permainan
P : Apa kamu senang permainannya?
K : respon klien
P : Lanjutkan kalau kamu senang
Fase Terminasi :
P : Bagaimana perasaan kamu sekarang? (sambil memegang bahu anak)
K : Respon klien
P : Senang ya?
K : Respon Klien
P : Permainan mu sudah selesai ya, sekarang ayo duduk dekat ibu. Nanti dilanjutkan di
rumah bersama ibu. Selamat siang. (meminta jabatan tangan dengan anak)
K : Respon klien
Anak dengan kebutuhan khusus harus dipahami komunikasi dan kebutuhannya. Bantulah
dia beradaptasi dan berikan perhatian khusus dengan penuh kesabaran dan keikhlasan
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
Autis (Autism/Autisme/Autisma) merupakan gangguan perkembangan neurobiologis
yang berat dimana individu tertarik pada aktivitas mentalnya sendiri, yang timbul dalam
3 (tiga) tahun pertama kehidupan anak, ditandai dengan gangguan interaksi, komunikasi
dan perilaku.. Sedangkan hiperaktif adalah defisit perhatian yang ditandai dengan
sikap kurang memperhatikan, overaktif dan impulsif. Gambaran penting gangguan
pemusatan perhatian adalah pola persisten tidak perhatian dan atau hiperaktivitas serta
impulsivitas. Gangguan perilaku, baik autis maupun hiperaktif sama-sama mempunyai
ketidakmampuan dalam membentuk hubungan sosial dan berkomunikasi. Mereka
memerlukan kebutuhan khusus untuk bisa berkomunikasi atau berinteraksi dengan
orang lain
Karakteristik Gangguan Perilaku
a. Autis
Gangguan perilaku (autis) ditandai dengan tiga gejala utama, yaitu gangguan interaksi
sosial, gangguan komunikasi, dan gangguan perilaku. Gangguan perilaku yang terjadi
berupa kurangnya interaksi sosial, menghindari kontak mata, serta kesulitan dalam
bahasa. Anak dengan autis menunjukkan gejala kesulitan berhubungan dengan orang
lain, mengisolasi diri, perilaku yang tidak biasa dan cara berkomunikasi yang aneh
Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan autisme ada 6 gangguan spesifik yang
mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil; dan biasanya sebelum anak berusia 3
tahun dalam bidang:Interaksi sosial, Komunikasi (bahasa dan bicara), Perilaku-Emosi,
Pola Bermain, Gangguan sensorik dan motorik, dan Perkembangan terlambat atau tidak
normal.
b. Hiperaktif,
karakteristik berfokus pada ketidakadaan perhatian / gangguan pemusatan perhatian
dan komunikasi. Klien selalu bergerak dan tidak bisa diam.
Masalah Komunikasi pada Anak dengan Gangguan Perilaku (Autis)
a. Bayi Autistik menununjukkan adanya gangguan awal komunikasi dengan
lingkungannya, antara lain:
• Tidak berespon terhadap penglihatan/suara dari orang lain
• Tidak ada senyum sosial
• Tidak ada perasaan senang bila berada di dekat Ibunya
• Tidak mau berusaha menggapai seseorang secara fisik
• Tidak ada reaksi terhadap orang lain, perilaku bayi ini sering disalah artikan
sebagai “bayi yang penurut”
b. Pada usia yang agak besar, maka anak tidak ada kegiatan berimajinasi,
suara abnormal (volume nada) dan isi pembicaraan sering terbalik, adanya
echolalia serta menggunakan bahasanya sendiri.
1.
2.
3.
Rangkuman
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
c. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun nonverbal meliputi:
• Ketidakmampuan berbahasa menggunakan kata-kata tidak lazim dan tidak
dimengerti orang lain, menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat
berkomunikasi dalam waktu singkat.
• Ekolalia (meniru atau membeo), menirukan kata, kalimat atau lagu tanpa tahu
artinya. Bicaranya monoton seperti robot.
• Bicara sendiri dan mimik datar.
Adanya gangguan spesifik pada kemampuan interaksi dan komunikasi pada anak autis
atau hiperatif, memerlukan kemampuan perawat untuk memilih dan menggunakan
strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan anak dengan kebutuhan khusus
(autis atau hiperatif). Perawat, orang tua atau orang dewasa lain harus menunjukkan
kesabaran yang tinggi waktu berkomunikasi dan berinteraksi. Perlu selektif dalam
memilih teknik karena ada hal-hal yang tidak disenangi anak. Komunikasi bisa dilakukan
secara verbal maupun non verbal. Pada prinsipnya komunikasi yang dilakukan bertujuan
untuk mempertahankan kenyamanan dan keselamatan klien, serta menjaga interaksi
dan memperbaiki kerusakan komunikasi.
Penerapan Strategi Komunikasi Terapeutik pada Anak dengan Gangguan Perilaku (Autis)
Penggunaan strategi komunikasi dan teknik-teknik komunikasi terapeutik dalam
berinteraksi dengan klien. Perawat harus selalu menyiapkan diri sebelum berinteraksi
denganStrategi komunikasi spesifik sesuai masalah dan kondisi klien.
4.
5.
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
Identifikasi gangguan perilaku anak dengan autis
Identifikasi gangguan perilaku anak dengan hiperaktif
Seorang Anak usia 6 tahun, saat ini sudah sekolah kelas 1 SD. Menurut guru sekolahnya,
bila di kelas anak banyak bicara (talk excessively), tidak perhatian bila guru menerangkan,
Jika waktu istirahat, Robert sering memanjat tembok sekolah,dan lari lari ke jalan raya.
Jika ditegur oleh guru, biasanya Robert akan tampak merasa kesal , menendang kursi,
melempar tas dan memporakporandakan isinya.
a. Identifikasi perilaku terkait dengan gangguan komunikasi pada anak
b. Identifikasi perilaku terkait gangguan psikomotor
Berdasarkan ilustrasi kasus pada soal no 3 di atas, Apakah Diagnosa keperawatan yang
tepat pada anak tersebut?
A. Resiko cidera fisik
B. Gangguan motorik
C. Gangguan konsep diri
D. Koping individu tidak efektif
E. Ketidakmampuan mengontrol perilaku
Saat interaksi dengan anak dengan hiperaktif perawat berkata: „bagaimana perasaanmu
saat ini? Saya lihat kamu gelisah, ada yang bisa saya bantu?
Apakah fase komunikasi yang sedang terjadi pada kasus di atas?
A. Fase perkenalan
B. Fase Pra interaksi
C. Fase orientasi
D. Fase kerja
E. Fase Terminasi
1.
2.
3.
4.
5.
Evaluasi
Formatif
17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
1. Carilah kasus autis
2. Identifikasi gangguan perilaku yang terjadi
3. Buatlah ilustrasi kasus anak dengan autis
4. Buatlah SP Komunikasi sesuai dengan fase-fase orientasi. Kerja dan terminasi.
5. Diskusikan dengan teman Anda dan Konsultasikan SP komunikasi yang Anda
buat kepada fasilitator / tutor jika mengalami kesulitan.
6. Selanjutnya lakukan role play (bermain peran) dengan teman Anda untuk
menerapkan teknik-teknik komunikasi sesuai SP komunikasi yang telah Anda buat.
7. Mintalah tutor Anda memberikan penilaian terhadap penampilan Anda dalam
bermain peran dalam perawatan anak autis.
Tugas
Terstruktur
Kondisi Klien :
Diagnosis Keperawatan :
Tujuan Keperawatan :
SP Komunikasi :
Fase Orientasi :
…………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………..
Fase Kerja :
…………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………..
Fase Terminasi :
Evaluasi subyektif dan obyektif …………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………………………...
Rencana tidak lanjut ...................…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………………………...
Kontrak yang akan datang .........…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………………………...
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI
18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
Tugas
Mandiri
Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 1 didalam buku Anda
Untuk menambah pemahaman diskusikan dengan rekan sejawat Anda hasil membaca
Anda dalam mengenal karakteristik gangguan perilaku.
1.
2.
19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
Buat Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi dalam rangka pengkajian data keperawatan
dengan format yang telah disediakan.
Diskusikan dengan teman Anda dan Konsultasikan SP komunikasi yang Anda buat
kepada fasilitator / tutor jika mengalami kesulitan.
Lakukan role play (bermain peran) dengan teman Anda untuk menerapkan teknik-teknik
dan sikap komunikasi terapeutik secara bergantian.
Mintalah teman / tutor Anda memberikan penilaian terhadap penampilan Anda dalam
bermain peran konseling dalam keperawatan.
1.
2.
3.
4.
Tugas akhir terstruktur
Seorang anak berusia 5 tahun dibawa orang tua ke RS karena menunjukkan gejala perilaku
yang aneh. Menurut ibu anak asyik dengan “dunia” nya sendiri, tidak ada interaksi dan
komunikasi dengan orang lain dan lingkungannya. Anak lebih senang main sendiri daripana
bersama teman sebayanya.
20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
Tugas Akhir
Mandiri
Lakukan latihan terus menerus untuk mengamati gangguan perilaku anak
autis dan hiperaktif serta catat dalam buku tugas Anda
Lakukan latihan komunikasi untuk menggali masalah klien dan membantu mengatasi
gangguan perilaku yang terjadi. Sebelumnya buat lebih dulu SP Komunikasi sesuai
format.
1.
2.
21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
19
Test Akhir
Modul
Data obyektif yang menunjukkan bahwa anak mengalami masalah psikologis adalah:
A. Mata berkaca-kaca
B. Tidak bisa bicara normal
C. Gangguan fungsi pendengaran
D. Merasa tertekan
E. Sering diolok-olok teman
Seorang anak perempuan usia 10 tahun, tampak duduk menyendiri dan terpisah
dari teman-teman sebayanya. Diketahui bahwa anak tersebut mengalami kesulitan
bicara (gagap) dan fungsi pendengaran yang tidak normal. Anak seperti tertekan,
tampak mata berkaca-kaca seperti mau menangis. Anak tersebut sering diolok-olok
temannya karena tidak bisa berbicara secara normal.
1.
A. Gangguan alam perasaan
B. Gangguan interaksi sosial
C. Perasaan berduka
D. Gangguan pendengaran
E. Gangguan bicara
Berdasarkan kasus no 1 di atas, apakah masalah keperawatan yang terjadi pada
anak pada kasus di atas?
2.
P : Saya akan mengajak kamu bermain. Permainan apa yang kamu suka? .
K : Respon klien (memilih bermain ular tangga)
P : Kamu mau main dimana?
K : Respon klien (disini)
Seorang perawat sedang melakukan komunikasi dengan anak kebutuhan khusus.
Berikut gambaran proses komunikasi yang dilakukan perawat dengan anak tersebut:
3.
A. Melakukan kontrak
B. Evaluasi obyektif
C. Evaluasi subyektif
D. Penjelasan pada fase kerja
E. Rencana tindak lanjut
Apakah aktivitas komunikasi yang dilakukan perawat berdasarkan dialog tersebut?
4.
P : Kamu harus yakin bahwa kamu mempunyai kepandaian yang dapat
kamu banggakan
dihadapan teman-temanmu. (Perawat terus menerus membesarkan hati
klien, mengajak
dia bicara, menerima apa adanya dan bersahabat dengan klien)
K : respon klien
P : Terimakasih, kamu adalah teman yang menyenangkan buat saya
Seorang perawat sedang melakukan tindakan untuk meningkatkan harga diri anak
dengan kebutuhan khusus. Sambil mengajak bermain anak, perawat menggali
kelebihannya sebagai potensi yang dapat dikembangkan.
22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
A. Bagaimana perasaan kamu sekarang? (sambil memegang bahu anak)
B. Saya lihat kamu tampak bersedih, Apa yang membuatmu bersedih?
C. Kamu tidak perlu bersedih lagi karena sekarang saya menjadi sahabatmu
D. Saya akan kembali lagi untuk bermain bersama kamu
E. Jelaskan kepada saya kenapa kamu menyendiri dan menangis
Bagaimanakah respon komunikasi verbal selanjutnya yang harus dilakukan perawat?
5.
A. Fase pra Orientasi
B. Fase orientasi
C. Fase interaksi
D. Fase kerja
E. Fase terminasi
Dody adalah anak laki-laki berusia 2 tahun dan masih belum bisa berbicara. Dia
dapat mengatakan beberapa kata, namun dibandingkan teman sebayanya dia jauh
ketinggalan. Berikut komunikasi antara orang tua anak kepada perawat,
Orang tua anak :“Banyak orang tua ragu untuk mencari bantuan karena
mereka yakin bahwa anaknya kelak akan bisa berbicara.
Sayapun demikian, saya yakin anak saya normal”
Perawat : Mendengarkan sambil memperhatian
Pada fase apakah proses komunikasi yang terjadi antara orang tua dan perawat?
6.
A. Kemarahan
B. Hiperaktif
C. Autistik
D. Gangguan emosi
E. Perilaku tidak efektif
Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun dibawa ibunya untuk konsultasi di Poli jiwa
karena menunjukkan perilaku sering marah-marah. Jika dia merasa kesal maka akan
menendang, melempar barang-barang yang ada disekitarnya. Anak suka menantang
dan tiba-tiba lari dan manjat tembok.
Apakah gangguan perilaku yang terjadi pada anak sehingga termasuk anak dgn
kebutuhan khusus?
7.
A. Fase pra Orientasi
B. Fase orientasi
C. Fase interaksi
D. Fase kerja
E. Fase terminasi
Seorang anak berusia 7 tahun diantar ibunya ke RS karena menurut ibu, anaknya
tidak bisa duduk diam, sering lari-lari ke jalan raya, memanjat tembok atau pohon
tanpa rasa khawatir, dan tampak selalu gelisah.
Apakah Diagnosa keperawatan yang tepat pada anak tersebut?
8.
A. Bicara dengan bahasa tubuh
B. Komunikasi dalam waktu yang singkat
C. Berlari-lari tidak tentu
D. Menghindar tatap muka
E. Senang dengan mainnya sendiri
Manakah Berikut ini yang merupakan karakteristik anak autis pada aspek gangguan
interaksi:
23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
219.
A. Gangguan persepsi
B. Gangguan pola bermain
C. Gangguan komuniksi
D. Gangguan sensorik –motorik
E. Gangguan perilaku emosi
Seorang laki-laki 6 tahun mengalai gangguan perilaku suka marah-marah tanpa
sebab dan ngamuk tanpa terkendali terutama jika keinginannya tidak terpenuhi.
Pada aspek apakah gangguan perilaku yang terjadi pada anak tersebut:
10.
A. Pra orientasi
B. Interaksi
C. Orientasi
D. Kerja
E. Terminasi
Seorang anak laki-laki 5 tahun, nampak duduk sendiri sambil memainkan jari-jarinya.
Kadang-kadang mengamati suatu benda dalam waktu lama. Waktu dipanggil
namanya, anak tidak berespon dan tampak asyik dengan kesendiriannya. Perawat
duduk disamping anak, memagang pundak sambil bertanya “namamu siapa? Halo…
selamat pagi …. Namamu siapa? Saya ibu Tri, Boleh saya ikut bermain disini?
Apakah fase komunikasi dalam proses hubungan terapeutik di atas?
11.
1. Duduk di samping anak
2. Memberi salam
3. Memegang pundak anak
4. Bertanya tentang nama
Manakah sikap fisik terapeutik perawat yang dilakukan saat berinteraksi berdasarkan
kasus soal no: 10 di atas?
12.
1. Menggunakan kata-kata sederhana
2. Meningkatkan orientasi
3. Mengulang
4. Memaksa
Saat berinteraksi dengan anak dengan kebutuhan khusus karena gangguan perilaku,
perawat melakukan komunikasi “Halo… selamat pagi …. Namamu siapa? Saya ibu Tri,
Boleh saya ikut bermain disini? Halo….. selamat pagi…… namamu siapa? ….. Bu Tri
akan main dengan kamu disini…
Strategi komunikasi yang digunakan oleh perawat
13.
A. “Dimana kita akan bermain?”
B. “Mainanmu bagus, kamu suka?”
C. “Setelah ini, Saya akan tunjukkan mainan yang lain.
D. “Berapa lama kita akan bermain?”
E. “Siapa namamu, dari tadi belum menjawab”
Seorang perawat telah berhasil membina hubungan saling percaya dengan klien
anak yang mengalami autis dan saat ini telah masuk fase kerja. Manakah komunikasi
yang tepat menggambarkan fase kerja perawat?
14.
A. Menanyakan kenapa marah
B. Memberi kesempatan anak untuk mengekspresikan marahnya
C. Memberi nasehat untuk tidak marah
D. Memeluk anak
E. Menjaga kontak mata
Manakah berikut ini yang merupakan sikap fisik yang harus dipertahankan pada
saat anak menunjukkan kemarahan?
24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
15.
A. Bermain mata
B. Menerima secara terbuka
C. Rileks dan tenang
D. Melindungi anak supaya aman
E. Suara lembut
Bahasa tubuh yang harus dihindari perawat saat berinteraksi dengan anak autis
adalah:
25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
23
Acuan Pustaka
1. Chitty (1997). Professional Nursing Practice. St. Louis : Mosby
2. Dani Vardiansyah. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor. Ghalia Indonesia
3. Kozier & Erb (1999) Fundamental of Nursing : Concept and practice. St. Louis
4. Taylor, C; Lillis, C & LeMone, P. (1989). Fundamental of nursing : The art and science of
nursing care. Philadelphia : J.B. Lippincott.
5. Stuard, GW & Laraia, M.L. (1998). Principle and practice of psychiatric nursing. Mosby
year book6th edition. St. Louis : Mosby
6. http://miftah88tea.wordpress.com/macam-macam-gangguan-komunikasi-pada-anak-
berkebutuhan-khusus/ Posted on October 21, 2011 by jlc
7. http://infowanitakarir.blogspot.com/2011/04/cara-berkomunikasi-dengan-anak.html
8. http://dannyprijadi.wordpress.com/2009/01/19/gangguan-komunikasi-pada-anak/
9. http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/10/komunikasi-pada-anak.html
10. http://www.infoautis.com/index.php
11. http://www.resep.web.id/kesehatan/gangguan-autis-pada-anak.htm
26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
24
Selamat Anda telah menyelesaikan Modul 4 Pembelajaran Komunikasi dalam
Keperawatan dengan baik dan tepat waktu. Modul 4 berjudul Penerapan Komunikasi
Pada Pasien dengan Kebutuhan Khusus ini dibagi dalam tiga kegiatan belajar, yaitu
(1) Konsep Komunikasi Terapeutik Pada Pasien dengan Kebutuhan Khusus, (2)
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien dengan Gangguan Penginderaan,
dan (3) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Gangguan Perilaku.
Pastikan bahwa Anda telah memahami Bagaimana penerapan komunikasi terapeutik
pada keadaan khusus tersebut dengan baik. Hal ini penting karena perlu kemampuan
dan pengetahuan khusus perawat dalam menangani pasien-pasien dengan
kebutuhan khusus. Untuk itu pastikan bahwa Anda telah menyelesaikan tugas-tugas
dan mendemonstrasikan latihan-latihan yang diminta. Kami berharap pemahaman
dan kemampuan Anda dalam mendemonstrasikan ketrampilan komunikasi pada
pasien dengan kebutuhan khusus, dapat membantu Anda untuk berkomunikasi
secara efektif saat melaksanakan tugas-tugas Anda sebagai perawat pada saat Anda
merawat dengan pasien dengan kebutuhan khusus.
Anda dianggap BERHASIL dalam mempelajari modul ini jika mampu menyelesaikan
test akhir yang terdapat pada bagian akhir modul ini dengan nilai lebih besar atau
sama dengan 70 %. Jika Anda mengalami kesulitan dalam mempelajari modul 3 ini,
atau ada bagian-bagian yang belum Anda pahami, mintalah bantuan pada fasilitator
/ tutor untuk membantu.
Dengan Anda telah menyelesaikan test akhir modul, berarti Anda telah selesai
mempelajari modul ini. Berlatihlah terus untuk menerapkan komunikasi terapeutik
dalam setiap aktivitas keperawatan dan dalam menangani pasien-pasien dengan
kebutuhan khusus……………….. sukses untuk Anda.
SALAM HANGAT & SEMOGA BERHASIL
Penutup
27. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
25
Kunci Jawaban Test Formatif
Kegiatan Belajar 2
1. Berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan wicara dan pendengaran
dapat menyebabkan frustrasi karena membutuhkan waktu lama, harus diulang-
ulang dan membutuhkan kesabaran yang tinggi karena sering terjadi salah penerimaan
dan kegagalan komunikasi. Klien tidak paham dengan apayang kita bicarakan dan kita
sulit memahami apa yang dikatakan klien.
2. Masalah-masalah komunikasi yang harus dipahami oleh perawat pada saat
berkomunikasi dengan pasien gangguan wicara / pendengaran:
a. Kesulitan mengungkapkan pendapat / perasaan
b. Kesulitan memahami pembicaraan
c. Kesalahan pesepsi
d. Kegagalan menyampaian pesan / informasi
e. Pengulangan kata-kata secara tidak tepat
f. Kesalahan penggunaan kata-kata / kalimat
g. Tidak dikenalinya kata-kata yang diucapkan klien oleh lawan bicara
h. Tidak jelasnya vokal
Kegiatan Belajar 1
1. Anak dengan Kebutuhan khusus adalah kondisi dimana anak mempunyai keterbatasan
atau kelainan tertentu yang memerlukan pemahaman dan perlakuan secara khusus.
2. Empat Bentuk gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus:
gangguan bahasa, gangguan bicara, gangguan suara dan gangguan irama
3. Dua bentuk gangguan bahasa secara umum adalah: keterlambatan dalam
perkembangan bahasa dan afasia
4. Afasia salah satu jenis kelainan bahasa yang disebabkan adanya kerusakan pada pusat-
pusat bahasa di cortex cerebri
5. Gangguan bicara adalah gangguan perilaku komunikasi yang ditandai dengan adanya
kesalahan proses produksi bunyi bicara yang menyebabkan kesalahan artikulasi baik
dalam titik artikulasinya maupun cara pengucapannya.
6. Jenis gangguan bicara disaudia, dislogia, disartria, displosia dan dislalia
7. Gangguan Suara Yaitu salah satu jenis gangguan komunikasi karena adanya gangguan
pada proses produksi suara, meliputi: gangguan nada, kelainan kualitas suara
dan afonia. .
8. Gangguan Irama Yaitu gangguan bicara dengan ditandai adanya ketidaklancaran pada
saat berbicara, antara lain gagap dan ganguan kelancaran bicara.
28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
26
Kegiatan Belajar 3
Gangguan perilaku anak dengan autis meliputi: adanya gangguan Interaksi sosial,
Komunikasi (bahasa dan bicara), Perilaku-Emosi, Pola Bermain, Gangguan sensorik
dan motorik, dan Perkembangan terlambat atau tidak normal.
1.
Gangguan perilaku anak dengan hiperaktif sikap kurang memperhatikan (gangguan
perhatian), komunikasi, overaktif dan impulsif
2.
Jawaban Kasus
a. Gangguan komunikasi: banyak bicara
b. Gangguan psikomotor: sering memanjat tembok, lari-lari, menendang,
melempar tas.
3.
A4.
C4.
3. Sikap (kehadiran) secara fisik yang harus diperhatikan perawat saat berkomunikasi
dengan klien dengan gangguan wicara atau pendengaran: berhadapan, kontak mata,
memegang tangan klien
4. Sikap Psikologis perawat saat berkomunikasi: terbuka, ikhlas, menghargai
7. Strategi khusus dan teknik komunikasi yang dapat digunakan pada pasien kebutuhan
khusus karena mengalami gangguan wicara dan pendengaran antara lain:
a. Terimalah klien secara utuh
b. jadilah pendengar yang aktif
c. jadikan diri anda teman buat klien
d. pertahankan kontak mata
e. gunakan bahasa dan gerak tubuh yang sopan
f. kata-kata yang singkat dan jelas
g. lakukan Pengulangan pertanyaan sebelum dapat menjawab yang benar
29. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
27
Kunci Jawaban Test Akhir Modul
NO JAWABAN NO JAWABAN
1. A 11. B
2. B 12. B
3. A 13. B
4. C 14. D
5. D 15. A
6. D
7. A
8. D
9. E
10. C
30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
28
Profil Singkat
Penulis
Tri Anjaswarni, S.Kp. M.Kep., Lahir di Madiun Jawa Timur pada tanggal 19 Mei 1967.
Riwayat Pendidikan
Penulis lulus sebagai Ahli Madya Keperawatan dari Akademi Keperawatan Depkes
Malang tahun 1989, melanjutkan kuliah dan lulus sebagai Sarjana Keperawatan dari
Program Studi Ilmu mKeperawatan - Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran pada
tahun 1998, selanjutnya kuliah dan lulus sebagai Magister Keperawatan dari Fakultas
Keperawatan Universitas Indonesia pada tahun 2002.
Riwayat Pekerjaan dan Organisasi
Sejak lulus penulis mengabdikan diri pada almamater sendiri di Akademi Keperawatan
Depkes Malang sampai tahun 2001 selanjutnya di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang mulai 2001 sampai sekarang sebagai dosen. Pernah menjadi Kepala Urusan
Akademik dan Kemahasiswaan Jurusan Keperawatan periode 2006 – 2009, Ketua
Pengelola Program Unggulan Diploma III Keperawatan dan sebagai Kepala Sub Unit
Penjaminan Mutu. Saat ini penulis menjadi Ketua Jurusan Keperawatan pada Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang periode 2010 – 2014. Sebagai dosen, bidang studi yang
diajarkan adalah Komunikasi dalam Keperawatan, Etika Keperawatan, Manajemen dan
Kepemimpinan Keperawatan, serta Keperawatan Jiwa. Penulis pernah mengajar di
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
sampai tahun 2009 dan beberapa perguruan tinggi swasta di Jawa Timur. Dalam bidang
organisasi, saat ini penulis sebagai sekretaris Himpunan Perawat Manajer Indonesia
(HPMI) Jawa Timur dan Sekretaris Asosiasi Institusi Pendidikan Diploma III (APDiKI)
Regional Jawa Timur.
Selainmengajar,saatinipenulisjugaaktifmenjadinarasumber/pembicaradanfasilitator
pada kegiatan workshop atau pelatihan yang diselenggarakan oleh Badan Diklat, rumah
sakit pemerintah maupun swasta, serta organisasi profesi bidang manajemen dan
kepemimpinan keperawatan khususnya terkait dengan pengembangan dan penerapan
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). Penulis juga aktif melakukan kegiatan
pengabdian masyarakat dan penelitian bidang Keperawatan.
Produk modul yang pernah ditulis adalah modul tentang psikoloogi, Keperawatan Jiwa
Anak dan Remaja, Manajemen dan Kepemimpinan Keperawatan, Komunikasi dalam
Keperawatan dan Etika Keperawatan.
--- 000 ---
31. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
29
Daftar
Gambar
http://dreamatico.com/data_images/sunset/sunset-2.jpg
https://drnusapurnawan.files.wordpress.com/2014/09/2014-01-26-14-04-43_deco.
jpg
http://www.hilo.hawaii.edu/~csav/gallery/beautyL/SunsetL.jpg
h t t p : / / m e d i c a r t e o n c o l o g i a . c o m / w p - c o n t e n t / u p l o a
ds/2013/08/1370370755_515918060_1-Gambar-Penyalur-Baby-Sitter-Nanny-
Governess-dan-Perawat-Lansia.jpg
http://4.bp.blogspot.com/-izs2GCssIhc/Tfom0dVy2FI/AAAAAAAAABo/qA_A_LfeJAM/
s1600/communication.bmp
http://www.dadangkadarusman.com/wp-content/uploads/2014/11/comunica-
tion-galleryhipcm.png
http://1.bp.blogspot.com/-CLkqNu__XFk/TeS_DEHCMWI/AAAAAAAAABg/8oWLPat-
GZ60/s1600/Bian%2Bno.073.jpg
http://kesehatangizianak.com/wp-content/uploads/2014/04/perkembangan-anak2.
jpg
http://www.orientacionandujar.es/wp-content/uploads/2013/05/r.jpg
https://4.bp.blogspot.com/-ntk_5KWrHQs/VGIeT9xfR_I/AAAAAAAAAAo/c5NpkKy-
5fM0/s1600/Music%2BWallpaper%2B(35).jpg
h t t p s : / / l h 3 . g o o g l e u s e r c o n t e n t . c o m / - e A l 2 G J h D p 1 s / U W T w _ K v 5 o V I /
AAAAAAAAAkE/3snQK3BXkck/s737/Nurse1+(1).jpg
http://3.bp.blogspot.com/-FpqptCWng0Y/U1KLUm6bpSI/AAAAAAAABIU/bt-
fvBOvb1_Q/s1600/311.png
http://blogs.independent.co.uk/wp-content/uploads/2012/11/public-services.jpg
http://1.bp.blogspot.com/-R1qbpVrspZ4/Uu27QuFMqzI/AAAAAAAAA9s/czLCvW-
ZczMw/s1600/20130616_124820.jpg
https://marianofaola.files.wordpress.com/2013/01/mental-health-insurance_xl.jpg
https://qeizhaza.files.wordpress.com/2013/03/brainwave.jpg
32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
30
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015