Dokumen tersebut membahas tentang berbagai penyakit pernapasan seperti TB paru, asma bronkial, PPOK, bronkiolitis, dan pneumonia serta gejala, tanda, dan penatalaksanaannya.
5. KLASIFIKASI Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya
PASIEN BARU
TB
belum pernah terapi OAT sebelumnya, /
Sudah pernah terapi OAT namun <1 bulan (<28 dosis)
PASIEN PERNAH
BEROBAT TB
pernah terapi OAT selama ≥ 1 bulan
KASUS
KAMBUH
KASUS GAGAL
KASUS
DEFAULT/
PUTUS OBAT
pernah tuntas berobat dan dinyatakan sembuh,
lalu datang berobat kembali
pernah berobat dan dinyatakan gagal
pernah berobat >1 bulan, namun putus berobat
6. KLASIFIKASI Berdasarkan riwayat hasil uji kepekaan obat
TB
MONORESISTEN
1 OAT LINI 1
TB POLIRESISTEN
>1 OAT LINI 1 (Selain H
dan R)
TB MULTIDRUG
RESISTEN (MDR)
H+R
TB EXTENSIVE
DRUG RESISTEN
(TB XDR)
TB MDR + 1 gol.
fluorokuinolon + 1 OAT
lini 2 suntikan
10. TB PADA KEADAAN KHUSUS
TB dengan penyerta HIV/AIDS
Kapan pengobatan ARV dimulai ?
CD4
<200
CD4
200-350
CD4
>350
2 minggu setelah pengobatan TB dimulai.
setelah pengobatan fase intensif TB selesai
setelah pengobatan TB selesai
11. TB PADA KEADAAN KHUSUS
Hepatitis Imbas Obat/ drug induced hepatitis
KLINIS (+)
KLINIS (-) LAB (+)
Bilirubin > 2
SGOT, SGPT>
5X
SGOT, SGPT>
3X Lanjutkan terapi
12. TB PADA KEADAAN KHUSUS
Hepatitis Imbas Obat/ drug induced hepatitis
Paduan OAT yang dianjurkan :
Stop OAT yang bersifat hepatotoksik (RHZ) !!
- Setelah itu, monitor klinik dan laboratorium. Bila klinik dan
laboratorium normal kembali (bilirubin, SGOT,SGPT), maka
tambahkan INH.
- Selama itu perhatikan klinik dan periksa laboratorium saat INH
dosis penuh, bila klinik dan laboratorium normal , tambahkan
RIFAMPISIN
- Sehingga paduan obat menjadi RHES.
Pirazinamid tidak boleh digunakan lagi
13. TB PADA KEADAAN KHUSUS
Hepatitis Imbas Obat/ drug induced hepatitis
Paduan OAT yang dianjurkan :
Stop OAT yang bersifat hepatotoksik (RHZ) !!
- Setelah itu, monitor klinik dan laboratorium. Bila klinik dan
laboratorium normal kembali (bilirubin, SGOT,SGPT), maka
tambahkan INH.
- Selama itu perhatikan klinik dan periksa laboratorium saat INH
dosis penuh, bila klinik dan laboratorium normal , tambahkan
RIFAMPISIN
- Sehingga paduan obat menjadi RHES.
Pirazinamid tidak boleh digunakan lagi
17. TB ANAK
• Terapi OAT : 2RHZ/4RH
pada anak sakit TB (skor≥6)
• Profilaksis TB: INH 5-10mg/kgBB/hari.
– Profilaksis primer pada anak dengan kontak TB (+).
– Profilaksis sekunder yaitu INHselama 6-9 bulan pada anak yang terinfeksi TB tanpa sakit (uji tuberkulin +).
– Bila skor = 6 (uji tuberkulin positif dan kontak TB positif, namun tidak ada gejala) profilaksis TB.
19. 1
• Seorang anak berumur 3 tahun dibawa ibunya ke PKM dengan keluhan
berat anak tidak naik-naik. Sang ibu memperhatikannya sejak 1 tahun yang
lalu. Saat ini berat anak bla kg. Sang ibu khawatir bila anaknya tertular oleh
ayahnya yang terdiagnosa Tuberkulosis paru setelah melakukan
pemeriksaan sputum dengan hasil positif. Saat ini keluhan anak hanya
sebatas berat badan yang tidak kunjung naik dan batuk sejak 3 minggu yang
lalu. Untuk menegakkan diagnosis dan melakukan penatalaksanaan dokter
ingin melakukan tes mantoux. Bagaimanakah cara melakukannya?
a. Tuberculin subkutan 0,1ml
b. Tuberculin intrakutan 0,1 ml
c. Tuberculin subkutan 0,3 ml
d. Tuberculin intrakutan 0,3 ml
e. Tuberkulin intramuscular 0,5 ml
20. 2
• Seorang wanita berusia 35 tahun datang dengan keluhan batuk yang tidak
sembuh sejak 1 bulan terakhir. Batuk berdahak kental berwarna putih. Pasien
juga mengalami penurunan nafsu makan, badan lemas, demam ringan, dan
keringat dingin. Riwayat pernah didiagnosis tuberkulosis 1 tahun lalu, sudah
menjalani terapi dan dinyatakan sembuh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
ronkhi basah halus pada kedua apeks paru. Hasil pemeriksaan sputum BTA
+/-/-. Hasil pemeriksaan radiologis mendukung diagnosis tuberkulosis.
Apakah diagnosis pada pasien ini?
a. TB paru kasus putus obat
b. TB paru kasus gagal
c. TB paru kasus kambuh
d. TB paru kasus kronik
e. TB paru kasus pindahan
21. 5
Seorang perempuan 40 tahun sudah berobat TB selama 6 bulan,
Tetapi pada hasil pemeriksaan sputum terakhir didapatkan BTA (++
+). Penatalaksanaan selanjutnya pada kasus ini adalah ....
a. Menyisipkan isoniazid, pirazinamid, etambutol dan rifampisin
selama 1 bulan
b. Mengulang dengan obat yang sama selama 6 bulan
c. Memberikan OAT kategori 2 dengan injeksi streptomycin selama 2
bulan
d. Tes kultur dan resistensi jika masih sensitif lanjutkan dengan
regimen obat yang sama
e. Rujuk karena termasuk kasus kronik
22. 11
• Laki laki 35 tahun datang dengan batuk sejak 2 minggu yg lalu.
Pasien sudah pernah mendapatkan pengobatan OAT kategori I
sejak 2 tahun yang lalu dan sudah dinyatakan sembuh oleh
dokter. Pada saat sekarang pasien melakukan pemeriksaan
dahak kembali dan hasilnya +1/+2/+2. Pengobatan yang tepat
untuk pasien ini adalah
a. 2 RHZ/4R3H3
b. 2 RHZ/6R3H3
c. 2 RHZE/HRZE/5RH
d. 2 RHZS/HRZE/5R3H3
e. 2RHZES/HRZE/5R3H3E3
23. 12
• Pasien laki-laki, 39 tahun datang dengan keluhan dada kanan terasa nyeri. Dada
juga terasa berat dan sesak nafas. Pasien belum pernah menjalani pengobatan
sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda efusi pleura pada
dada kanan. Dilakukan pungsi percobaan, didapatkan cairan serosa, tes rivalta
(+), protein 25 mg/dl, kadar protein cairan dibandingkan kadar protein serum
>0,5 , LDH >200 mg/dl, kadar LDH cairan dibandingkan LDH serum > 0,6. Pada
biopsi pleura ditemukan tuberkel. Pengobatan yang tepat untuk pasien yaitu
a. Pungsi pleura
b. Pungsi pleura + OAT kategori I
c. Pungsi pleura + OAT kategori II
d. Pungsi pleura + OAT kategori I + kortikosteroid tappering off
e. Pungsi pleura + OAT kategori II + kortikosteroid tappering off
24. 13
• Seorang laki-laki usia 32 tahun mengeluh mata
kabur, sudah minum obat TB teratur 4 bulan.
Ishihara test: buta warna ringan. Obat apa yang
menyebabkan keluhan tersebut?
a. Rifampisin
b. Isoniazid
c. Streptomisin
d. Etambutol
e. Pirazinamid
25. 15
• Seorang laki-laki usia 47 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak
sejak 1 bulan lalu, disertai demam dan keringat malam. Pasien pernah
mengkonsumsi obat batuk yang dibelinya sendiri di apotek namun tidak
begitu mengalami perbaikan. Pada pemeriksaan dahak SPS didapatkan
hasil BTA +/++/++. Pasien juga memiliki riwayat DM, dan
mengkonsumsi Glibenklamid. OAT apa yang perlu diwaspadai
pemberiannya pada pasien ini?
a. Rifampisin
b. Isoniazid
c. Streptomisin
d. Etambutol
e. Pirazinamid
26. 16
• Seorang wanita berusia 35 tahun datang dengan keluhan batuk yang tidak sembuh
sejak 1 bulan terakhir. Batuk berdahak kental berwarna putih. Pasien juga
mengalami penurunan nafsu makan, badan lemas, demam ringan, dan keringat
dingin. Riwayat pernah didiagnosis tuberkulosis 1 tahun lalu, sudah menjalani terapi
dan dinyatakan sembuh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ronkhi basah halus pada
kedua apeks paru. Hasil pemeriksaan sputum BTA +/-/-. Hasil pemeriksaan radiologis
mendukung diagnosis tuberkulosis. Apakah diagnosis pada pasien ini?
a. TB paru kasus putus obat
b. TB paru kasus gagal
c. TB paru kasus kambuh
d. TB paru kasus kronik
e. TB paru kasus pindahan
27. 17
• Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang dengan keluhan
batuk berdarah sejak 2 hari yang lalu. Pasien pernah
mendapatkan terapi OAT selama 2 minggu tetapi telah
berhenti minum obat selama 3 minggu. Terapi pasien
pada saat ini adalah ....
a. OAT kategori 2
b. OAT lini kedua
c. Lanjutkan OAT kategori 1
d. Berikan antibiotik spektrum luas
e. Beri sisipan OAT kategori 1 selama 1 bulan
28. 18
• Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang dengan keluhan
kencing seperti berdarah. Pasien telah menjalani terapi TB
selama 2 bulan. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan sklera
tampak ikterik. Pada pemeriksaan laboratorium SGPT 240 dan
SGOT 253. OAT manakah yang boleh dilanjutkan pemberiannya
pada pasien ini?
a. Rifampisin
b. Etambutol
c. Pirazinamid
d. INH
e. Ciprofloxacin
29. 24
• Seorang ibu membawa anaknya yang masih berusia 1 tahun ke dokter
karena berat badan anaknya tidak kunjung naik. Ibu pasien takut anaknya
tertular sakit TB yang diderita suaminya yang sempat dikatakan hasil
pemeriksaan dahaknya BTA (+). Suaminya sejak 1 bulan ini
mengkonsumsi obat TB. Pada anak ini kemudian dilakukan tes mantoux
dan hasilnya 15 mm. Apa yang sebaiknya Anda sarankan untuk anak
tersebut?
a. Segera berikan imunisasi BCG
b. Langsung berikan OAT
c. Berikan profilaksis berupa isoniazid 5-10 mg/kg/hari selama 6 bulan
d. Berikan antibiotik spektrum luas untuk infeksi saluran napas selama 1 minggu
e. Melakukan foto toraks
30. 29
• Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
berat badan menurun sejak 2 bulan terakhir. Pasien juga mengaku
mengalami batuk yang tak kunjung sembuh sejak 6 minggu, riwayat
demam disangkal. Dokter melakukan pemeriksaan dahak dan
memutuskan untuk memberikan obat selama 6 bulan. Untuk
mengevaluasi pengobatan pada pasien, perlu dilakukan pemeriksaan
sputum pada saat?
a. Akhir bulan ke 2 dan 4 pengobatan
b. Akhir bulan ke 2, 4 dan 5 pengobatan
c. Akhir bulan ke 2, 4, 5 dan 6 pengobatan
d. Akhir bulan ke 2, 5, dan 6 pengobatan
e. Akhir bulan ke 2 dan 6 pengobatan
31. 31
• Seorang perempuan 53 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk
sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan lain dahak berwarna kekuningan, pilek,
dan penurunan berat badan. BMI pasien 17 kg/m2. Pada pemeriksaan
fisik TD 130/90 mmHg, nadi 100x/menit, RR 24x/menit. Pada auskultasi
terdapat suara nafas vesikuler pada kedua hemithoraks paru. Pada foto
thoraks terdapat gambar bercak kesuraman kecil-kecil pada kedua
hemithoraks paru yang membentuk gambaran SNOW STORM. Apa
diagnosis pada pasien ini?
a. Bronkhitis kronis
b. TB paru
c. TB milier
d. Bronkiektasis
e. Bronkhiolitis
32. 32
• Pasien laki-laki usia 35 tahun datang ke klinik dengan keluhan
batuk berdahak sejak 4 minggu disertai penurunan berat badan
dan diagnosa TBC. Pasien diketahui memiliki 3 anak umur 7
tahun, 5 tahun dan 2 tahun. Pemeriksaan apa yang harus
dilakukan terhadap anak-anak pasien?
a. Foto thoraks
b. Sputum BTA
c. Tuberkulin
d. Kultur
e. Tidak perlu dilakukan pemeriksaan
33. 32
• Pasien laki-laki usia 35 tahun datang ke klinik dengan keluhan
batuk berdahak sejak 4 minggu disertai penurunan berat badan
dan diagnosa TBC. Pasien diketahui memiliki 3 anak umur 7
tahun, 5 tahun dan 2 tahun. Pemeriksaan apa yang harus
dilakukan terhadap anak-anak pasien?
a. Foto thoraks
b. Sputum BTA
c. Tuberkulin
d. Kultur
e. Tidak perlu dilakukan pemeriksaan
36. GEJALA
GEJALA
MALAM
APE
BULANAN MINGGUAN HARIAN KONTINYU
<1x/minggu Setiap hari Terus-menerus>1x/minggu
≤ 2 kali sebulan
≥ 80 %
> 2 kali sebulan
≥ 80%
> 1x seminggu
60-80%
sering
<60%
DERAJAT INTERMITTEN
PERSISTEN
RINGAN
PERSISTEN
SEDANG
PERSISTEN
BERAT
P
E
N
G
O
N
T
R
O
L
37.
38. Tatalaksana Asma Serangan Akut
1. Oksigenasi dengan kanul nasal
2. Inhalasi agonis beta-2 kerja singkat (nebulisasi), setiap 20 menit dalam
satu jam) atau agonis beta-2 injeksi (Terbutalin 0,5 ml subkutan atau
Adrenalin 1/1000 0,3 ml subkutan)
Kalo belum ada perbaikan dgn SABA antikolinergik (ipratropium)
3. Kortikosteroid sistemik :
• serangan asma berat
• tidak ada respons segera dengan pengobatan bronkodilator
• dalam kortikosteroid oral
43. ASMA PADA ANAK
Penilaian derajat serangan asma
Ringan
Sedang
Berat
• Sekali nebulisasi pasien menunjukkan respons yang baik
(complete response )
• Sesak timbul bila berjalan
• Bicara: kalimat
• Posisi: bisa berbaring
• nebulisasi 2-3kali, pasien hanya menunjukkan respons parsial
(incomplete response)
• Sesak timbul bila berbicara
• Bicara: penggal kalimat
• Posisi: lebih suka duduk
• 3 kali nebulisasi berturut-turut pasien tidak menunjukkan respons
(poor response)
• Sesak timbul saat istirahat
• Bicara: kata-kata
• Posisi: duduk bertopang lengan
45. Tatalaksana Serangan Asma pada Anak
• Nebulisasi SABA 1-3x, selang 20 menit
• Nebulisasi ke-3: + antikolinergik
• Jika sejak awal serangan berat: O2 + nebul 1x (+antikolinergik)
• Nilai derajat serangan
SERANGAN RINGAN
• Observasi 1-2 jam
• Jika efek bertahan,
boleh plg
• Jika gejala kambuh
tindaki sebagai
serangan sedang
SERANGAN SEDANG
• Berikan O2
• Nilai kembali derajat,
bila sedang observasi
di ruang rawat sehari
• Pasang jalur
parenteral
SERANGAN BERAT
• Sejak awal beri O2
• Pasang jalur
parenteral
• Nilai kembali derajat,
bila berat: rawat di
ruang rawat inap
• Foto ro.thorax
47. 3
Seorang anak berusia 6 tahun dibawa ke IGD oleh orang tuanya dengan
keluhan sesak napas sejak setengah jam lalu. Keluhan disertai dengan adanya
napas yang berbunyi. Pasien juga mengeluhkan batuk dan pilek sejak 3 hari lalu
tanpa disertai demam. Sebelumnya anak pernah beberapa kali mengeluhkan
seperti ini, terakhir 2 bulan lalu. Pada pemeriksaan fisik, pasien dapat berbaring
tanpa sianosis, frekuensi napas 50x/menit, nadi 100x/menit, retraksi dada
interkostal (+) dan wheezing pada akhir ekspirasi. Terapi awal yang diberikan
adalah ....
a. Aminofilin IV
b. Adrenalin subkutan
c. Nebulizer beta-2 agonis
d. Oksigen 2-4 lpm via kanul
e. Kortikosteroid IV
48. 8
• Anak berusia 3 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sulit
bernapas. Sesak kambuh setiap bulan, dan telah kambuh sebanyak 5 kali
dalam 3 bulan terakhir. Serangan sebelumnya terjadi pada bulan lalu dan
membaik dengan nebulizer. Anak tampak rewel, memanggil ibunya minta
minum, dan tidak tampak sianosis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
frekuensi napas 48x/menit, frekuensi nadi 118x/menit, suhu 37,2oC, dan
terdengar wheezing. Diagnosis pada pasien ini adalah ....
a. Bronkiolitis
b. Asma episodik jarang
c. Asma episodik sering
d. Asma persisten
e. Asma sangat berat
49. 9
• Seorang laki-laki berusia 22 tahun datang ke poliklinik RS dengan
keluhan batuk yang kemudian diikuti dengan sesak nafas dan mengi
sejak 7 hari yang lalu. Gejala sesak timbul setiap hari dalam satu
minggu ini. Pasien sudah sering berobat ke poliklinik penyakit dalam
karena keluhan yang sama sejak 1 tahun terakhir. Hasil pemeriksaan
spirometri peak flow meter nilai APE 70% nilai prediksi. Diagnosa
kasus ini adalah ....
a. Asma intermitten
b. Asma persisten ringan
c. Asma persisten sedang
d. Asma persisten berat
e. Asma persisten sangat berat
50. 10
• Seorang laki laki 40 tahun datang dengan keluhan jantung
berdebar sejak kemarin. pasien sebelumya didiagnosis asma
bronkiale dan minum obat dari dokter, TTV = TD : 160/95
mmHg, HR 90 x/menit. RR : 20 x/memit, t : 36,5 derajat celcius.
Obat apakah yang menimbulkan gejala pada pasien ini ?
a. Dexamethasone
b. Amitriptilin
c. Salbutamol
d. Aminophilin
e. Budesonide
51. 19
• Seorang laki-laki 28 tahun diantar keluarganya ke IGD dengan
keluhan sesak. Pasien memiliki riwayat asma dan kambuh 2-
3x/minggu, serta sesak pada malam hari dialami 3 kali dalam bulan
ini. Pada pemeriksaan fisik, tekanan darah 130/70 mmHg, frekuensi
nadi 76x/menit, frekuensi napas 26x/menit, dan suhu 37oC. Pasien
telah diberi obat nebulisasi salbutamol sebelumnya namun belum
membaik. Terapi yang selanjutnya diberikan adalah ....
a. Aminofilin oral
b. Kortikosteroid oral
c. Aminofilin IV
d. Kortikosteroid IV
e. Ipratropium bromida
52. 22
• Seorang wanita, berusia 18 tahun datang dengan keluhan sesak
yang sering kambuh. Dalam seminggu dapat terjadi 2-3 kali
kekambuhan pada pasien. Pasien pernah mendapat pengobatan
salbutamol oral tetapi mengi masih sering muncul. Tatalaksana
yang diberikan adalah ....
a. Menaikkan dosis salbutamol oral
b. Menambahkan steroid sebagai controller dan edukasi
c. Melakukan pemeriksaan rontgen toraks terlebih dahulu
d. Memberikan salbutamol spray
e. Menghentikan salbutamol dan edukasi untuk menghindari pajanan
53. 26
• Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke IGD dengan
keluhan sesak napas yang berbunyi mengi. Pasien masih dapat
tidur terlentang dan masih dapat berbicara kalimat. Selama 3
bulan terakhir, pasien mengalami serangan satu kali sebulan
tetapi masih dapat diatasi dengan obat asma warung. Diagnosis
pasien ini adalah....
a. Asma intermitten serangan ringan
b. Asma intermitten serangan sedang
c. Asma persisten ringan serangan ringan
d. Asma persisten ringan serangan sedang
e. Asma persisten sedang serangan ringan
54. 27
• Seorang laki-laki pasien asma, secara rutin menggunakan
budesonid inhaler untuk mengontrol serangan asmanya serta
salbutamol inhaler bila timbul serangan akut. Namun dalam 3
bulan terakhir pasien merasa serangan asmanya menjadi
semakin sering timbul. Apakah pengobatan yang paling tepat
ditambahkan untuk mengontrol asmanya adalah?
a. Antihistamin
b. Leukotrien inhibitor
c. B2 agonis kerja cepat oral
d. Kortikosteroid oral
e. B2 agonis kerja lambat oral
55. 28
• Anak usia 9 thaun dibawa ke RS dengan keluhan batuk dan sesak
napas sejak 1 jam yang lalu. Pasien masih dapat berbicara dalam
penggalan kalimat. Kejadian ini pernah terjadi 2 bulan sebelumnya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan retraksi suprasternal dan
interkostal, serta wheezing saat ekspirasi dan inspirasi. Pasien sudah
mendapatkan terapi inhalasi beta 2 agnois kerja cepat namun respon
masih kurang optimal. Diagnosis pad a pasien ini adalah?
a. Asma episodic jarang serangan berat
b. Asma episodic sering serangan berat
c. Asma persisten
d. Asma episodic jarang serangan sedang
e. Asma episodic jarang serangan sedang
57. PPOK
• obstruksi saluran napas bersifat ireversibel atau reversibel parsial.
• PPOK meliputi 2: bronkitis kronik dan emfisema, sering terjadi bersamaan.
58. • Pemeriksaan penunjang: Spirometri (VEP1/KVP) <70%. Foto thorax:
gambaran emfisema
• ≠ ada terapi spesifik
• Stop merokok!
• Bronkodilator inhalasi (agonis
β2 spt Salbutamol,
antikolinergik spt
Ipratropium)
• Terapi oksigen.
• Mukolitik (ambroxol) ,
antioksidan (n-asetilsistein)
• Menjamin asupan nutrisi
• Latihan fisis
TERAPI
PPOK EX.AKUT
PPOK
• Bronkodilator
inhalasi
• terapi oksigen
terkontrol,
• steroid oral
selama 10-14 hari
(bila berat dapat
diberikan steroid
IV)
• antibiotik.
60. BRONKIEKTASIS
• Merupakan dilatasi
(>2 mm) bronkus
proksimal yang
abnormal dan
permanen yang
disebabkan oleh
inflamasi dan
akibatnya terjadi
destruksi komponen
elastik dan muskular
pada dindingnya.
61. BRONKIEKTASIS
KLINIS
Sputum 3 lapis
(lapisan busa,
mukoid, dan
purulen)
CXR
• dilatasi dan penebalan
bronkus (HONEYCOMB
APPEARANCE)
• TREM TRACK APPEARANCE
TERAPI
• kontrol infeksi,
• meningkatkan
bersihan mukus
dengan drainase
postural
• memperbaiki nutrisi.
65. PNEUMONIA
CAP
• Terjadi di luar rumah
sakit, atau dalam 48 jam
setelah mrs.
HAP
• terjadi >48 jam smrs.
Etiologi:
• Streptococcus.
Pneumonia (>>),
Klebsiella pneumonia, H.
influenza
Etiologi: tergantung pola
kuman di RS, kebanyakan
Staphylococcus aureus
(pemakaian slang infus),
P. aeruginosa (ventilator).
67. PNEUMONIA
Skor PORT
INDIKASI RAWAT INAP
• Skor PORT lebih dari 70
• Bila skor PORT kurang < 70
maka penderita tetap
perlu dirawat inap bila
dijumpai salah satu :
• P >30X/m
• FiO2 <250 mmHg
• Foto toraks: kelainan
bilateral / 2 lobus
• TDS <90 mmHg atau
TDD<60 mmHg
• Pneumonia pada
NAPZA
68. RO THORAXKLINIS
TB
INFILTRAT, KAVITAS
DI APEKS
ASMA
PNEUMONIA
PPOK
BRONKIEK-
TASIS
BRONKIOLITI
S
GEJALA KHAS TB*, RONKHI APEKS
RIWAYAT ATOPI, FAKTOR PENCETUS, ONSET
USIA DINI, WHEEZING, EKSP. ↔
HIPERINFLASI
TRIAS PNEUMONIA, PERKUSI REDUP,
RONKHI
PATCHY INFILTRAT
USIA <2 THN, WHEEZING, EKSP. ↔ STREAKY INFILTRAT
SPUTUM 3 LAPIS
HONEYCOMB APP.
TREM LINE APP.
70. PERKUSI* RO THORAXKLINIS
EFUSI PLEURA
• < KOSTOFRENIKUS
TUMPUL,
• MENISCUS SIGN (+)
• DEVIASI TRAKEA KE SISI
SEHAT
PNEUMO-
TORAKS
TENSION
PNEUMO-THORAX
ATELEKTASIS
PERKUSI REDUP, PLEURAL FRICTION RUB
PERKUSI HIPERSONOR
• takikardia berat
• hipotensI
• distensi vena leher
• deviasi trakea ke sisi sehat
• PLEURAL WHITE
LINE
• HIPERLUSEN
AVASKULER
• DEVIASI TRAKEA KE
SISI SEHAT
ABSES
PARU
PERKUSI PEKAK
• DEVIASI TRAKEA&
MEDIASTINUM KE
SISI SAKIT
SPURUM PURULEN BANYAK DAN BAU AMIS
PERKUSI REDUP
• KAVITAS dgn AIR
FLUID LEVEL
71. EFUSI PLEURA
• < KOSTOFRENIKUS TUMPUL,
• MENISCUS SIGN (+)
• DEVIASI TRAKEA KE SISI SEHAT
• Efusi karena CHF: diuretik.
Torakosintesis diagnostik bila efusi
menetap dengan terapi diuretik, efusi
unilateral/ bilateral dengan ketinggian
berbeda, atau disertai demam dan
nyeri dada pleuritik
• Efusi parapneumonia / empyema :
torakosintesis + antibiotika
• Efusi pleura karena pleuritis TB : OAT
6-12 bulan + kortikosteroid,
torakosintesis terapeutik bila sesak
atau efusi >tinggi dari sela iga III
• Efusi pleura keganasan : drainase
dengan chest tube, pertimbangkan
pleurodesis
• Hemotoraks: chest
tube/thoracostomy
TERAPI
PNEUMOTORAKS
• PLEURAL WHITE LINE
• HIPERLUSEN AVASKULER
72. ABSES PARU ATELEKTASIS
• KAVITAS dgn AIR FLUID LEVEL
• DEVIASI TRAKEA& MEDIASTINUM KE
SISI SAKIT
74. 28
• Anak usia 9 thaun dibawa ke RS dengan keluhan batuk dan sesak
napas sejak 1 jam yang lalu. Pasien masih dapat berbicara dalam
penggalan kalimat. Kejadian ini pernah terjadi 2 bulan sebelumnya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan retraksi suprasternal dan
interkostal, serta wheezing saat ekspirasi dan inspirasi. Pasien sudah
mendapatkan terapi inhalasi beta 2 agnois kerja cepat namun respon
masih kurang optimal. Diagnosis pad a pasien ini adalah?
a. Asma episodic jarang serangan berat
b. Asma episodic sering serangan berat
c. Asma persisten
d. Asma episodic jarang serangan sedang
e. Asma episodic jarang serangan sedang
Aritmia:
irama yang bukan berasal dari nodus SA
irama yang tidak teratur, sekalipun berasal dari nodus SA, misalnya sinus aritmia
frekuensi kurang dari 60x/menit (sinus bradikardia) atau lebih dari 100x/menit (sinus takikardia)
adanya hambatan impuls supra atau intra ventrikuler
&lt;number&gt;
digunakan adalah PPD RT 23 dengan Tween 80.
2.
Tulislah tanggal pada setiap vial dari PPD pada waktu PPD tersebut dibuka.
Jangan menggunakan PPD yang sudah dibuka lebih dari 30 hari.
3.
PPD harus disimpan di tempat yang dingin (suhu 2 – 8 derajat Celcius) yaitu
dalam
refrigrator
(lemari es) atau dalam
cool-box
atau
vaccine-carrier
dengan
cool-pack
. Jangan menyimpan dalam
freezer
sebab PPD tidak boleh beku. PPD
yang beku, tidak dapat digunakan untuk Uji Tuberkulin dan harus dibuang.
4.
Simpanlah PPD ditempat yang terlindung dari sinar matahari. Jika PPD
tersebut terpapar dengan sinar matahari untuk suatu jangka waktu yang
lama, PPD tersebut tidak dapat digunakan lagi.
5.
Alat suntik (semprit) yang digunakan untuk uji tuberkulin ini adalah
semprit sekali-pakai khusus untuk tuberkulin yaitu semprit 1 cc dengan
jarum
26 – 27 gauge
yang panjangnya 1 cm dan
20
o
bevel
B.
Ambil tuberkulin PPD sebanyak 0,1 ml dengan cara membalik vial
kemudian cabut jarum dari vial.
C.
Ganti jarum dengan yang baru (ukuran No 26/ 27 G). Jarum yang sudah
digunakan untuk mengambil PPD dari vial tidak boleh digunakan untuk
menyuntikkan PPD tersebut.
2.
Pemilihan lokasi penyuntikan , a
&lt;number&gt;
Pasien TB yang perlu mendapat tambahan kortikosteroid
Kortikosteroid
hanya digunakan pada keadaan khusus yang membahayakan jiwa
pasien seperti:
a)
Meningitis TB dengan gangguan kesadaran
dan dampak neurologis
b)
TB milier dengan atau tanpa meningitis
c)
Efusi pleura dengan gangguan pernafasan berat atau efusi pericardial
d)
Laringitis dengan obstruksi saluran nafas bagian atas, TB saluran kencing
(
untuk mencegah penyempitan ureter
), pembesaran kelenjar getah bening
dengan penekanan pada bronkus atau pembuluh darah.
e)
Hipersensitivitas berat terhadap OAT.
f)
IRIS (
Immune Response Inflammatory Syndrome
)
Dosis dan lamanya pemberian kortikosteroid tergantung dari berat dan ringannya
kel
uhan serta respon klinis.
Predinisolon (per oral):
•
Anak
: 2 mg / kg BB, sekali sehari pada pagi hari
•
Dewasa
: 30
–
60 mg, sekali sehari pada pagi hari
Apabila pengobatan diberikan sampai atau lebih dari 4 minggu, dosis harus
diturunkan secara b
ertahap (
tappering off
&lt;number&gt;
&lt;number&gt;
Anjuran pengobatan TB pada pasien dengan Diabetes melitus:
a)
Paduan
OAT yang diberikan pada prinsipnya sama dengan paduan OAT bagi
pasien TB tanpa DM dengan syarat kadar gula darah terkontrol
b)
Apabila kadar gula darah tidak terkontrol, maka lama pengobatan dapat
dilanjutkan sampai 9 bulan
c)
Hati hati efek samping dengan pengg
unaan Etambutol karena pasien DM sering
mengalami komplikasi kelainan pada mata
d)
Perlu diperhatikan penggunaan Rifampisin karena akan mengurangi efektifitas
obat oral anti diabetes (sulfonil urea) sehingga dosisnya perlu ditingkatkan
e)
Perlu pengawasan sesuda
h pengobatan selesai untuk mendeteksi dini bila
terjadi kekambuhan
&lt;number&gt;
disarankan menggunakan kombinasi inhalasi antikolinergik dan agnonis beta-2 kerja singkat sebagai bronkodilator pada terapi awal serangan asma berat atau pada serangan asma yang kurang respons dengan agonis beta-2 saja, sehingga dicapai efek bronkodilatasi maksimal. Tidak bermanfaat diberikan jangka panjang, dianjurkan sebagai alternatif pelega pada penderita yang menunjukkan efek samping dengan agonis beta-2 kerja singkat inhalasi seperti takikardia, aritmia dan tremor.
&lt;number&gt;
Adrenalin
Dapat sebagai pilihan pada asma eksaserbasi sedang sampai berat, bila tidak tersedia agonis beta-2, atau tidak respons dengan agonis beta-2 kerja singkat.
&lt;number&gt;
&lt;number&gt;
&lt;number&gt;
&lt;number&gt;
&lt;number&gt;
&lt;number&gt;
&lt;number&gt;
&lt;number&gt;
&lt;number&gt;
&lt;number&gt;
Pneumonia Patient Outcome Research Team (PORT)
&lt;number&gt;
Fremitus taktil memberikan informasi yang berguna mengenai kepadatan jaringan paru-paru dan rongga dada dibawahnya. Fremitus meningkat pada keadaan dengan infiltrat paru, compressive atelektasis, cavitas paru. Keadaan seperti ini kepadatan paru-paru meningkat seperti konsolidasi, sehingga meningkatkan penghantaran fremitus taktil. Fremitus menurun atau melemah pada keadaan penebalan pleura, efusi pleura, pneumotoraks, emfisema paru dan obstruksi dari bronkus. Keadaan klinis yang mengurangi penghantaran gelombang suara ini akan mengurangi fremitus taktil. Jika ada jaringan lemak yang berlebihan di dada, udara atau cairan di dalam rongga dada, atau paru-paru yang mengembang secara berlebihan, fremitus taktil akan melemah.
&lt;number&gt;