SlideShare a Scribd company logo
1 of 75
RESPIRASI• TB PARU
• ASMA BRONKIAL
• PPOK
• BE
• PNEUMONIA
• BRONKIOLITIS
TB PARU
• batuk berdahak > 2minggu
• sesak napas
• hemoptoe
• nyeri dada
• demam
• keringat malam
• nafsu makan ↓, BB ↓
TB
PARU
GEJALA
• Tanda-tanda konsolidasi
(redup, ronkhi basah di
apeks)
TANDA
PEM.PENUNJANG
SPUTUM BTA
CXR
KULTUR
Aktif : - Bayangan berawan/nodular di apex
- Kavitas
- Bayangan bercak milier/ gambaran
badai salju
- Efusi pleura
Inaktif: Kalsifikasi, fibrosis
•Sputum S-P-S  positif : 2 dari 3 positif
•Pewarnaan Ziehl-Nielsen
• Metode penghitungan BTA :skala IUAT
(International Union Against Tuberculosis)
1. Negatif: Tidak ditemukan BTA dalam 100
lapang pandang
2. Tulis jumlah kuman yang ditemukan: jika
ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang
pandang, ditulis jumlah kuman yang
ditemukan
3. + (1+) : 10-99 BTA dalam 100 lapang
pandang
4. ++ (2+) : 1-10 BTA dalam 1 lapang
pandang
5. +++ (3+) : Ditemukan >10 BTA dalam 1
lapang pandang
ALUR DIAGNOSIS TB
KLASIFIKASI Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya
PASIEN BARU
TB
 belum pernah terapi OAT sebelumnya, /
Sudah pernah terapi OAT namun <1 bulan (<28 dosis)
PASIEN PERNAH
BEROBAT TB
 pernah terapi OAT selama ≥ 1 bulan
KASUS
KAMBUH
KASUS GAGAL
KASUS
DEFAULT/
PUTUS OBAT
 pernah tuntas berobat dan dinyatakan sembuh,
lalu datang berobat kembali
 pernah berobat dan dinyatakan gagal
 pernah berobat >1 bulan, namun putus berobat
KLASIFIKASI Berdasarkan riwayat hasil uji kepekaan obat
TB
MONORESISTEN
1 OAT LINI 1
TB POLIRESISTEN
>1 OAT LINI 1 (Selain H
dan R)
TB MULTIDRUG
RESISTEN (MDR)
H+R
TB EXTENSIVE
DRUG RESISTEN
(TB XDR)
TB MDR + 1 gol.
fluorokuinolon + 1 OAT
lini 2 suntikan
TERAPI
Kategori-1
2RHZE/4H3R3
− Penderita baru, BTA positif
− Penderita baru, BTA negatif, foto toraks positif
− Penderita baru, TB ekstraparu
Kategori-2
2RHZES/1RHZE/ 5H3R3E3
− Pasien kambuh
− Pasien after default/lost to follow up
− Pasien gagal dengan OAT kategori 1
PANDUAN OAT LINI 1
OAT Lini I: Rifampisin, INH, Pirazinamid, Streptomisin (bersifat
bakterisidal), Etambutol (bersifat bakteriostatik).
OAT Lini 2 :Kanamisin, Levofloxacin, Kapreomisin, Etionamid
EFEK SAMPING OAT
R
E
S
P
I
hepatotoksik
HEPATOTOKSIK
hepatotoksik
Ekskresi merah, antagonis obat KB hormonal
Gangguan penglihatan, anak
tuli, hamil, gangguan keseimbangan
gout
B6↓
EFEK SAMPING TERAPI
PEMANTAUAN PENGOBATAN TB
TB PADA KEADAAN KHUSUS
TB dengan penyerta HIV/AIDS
Kapan pengobatan ARV dimulai ?
CD4
<200
CD4
200-350
CD4
>350
2 minggu setelah pengobatan TB dimulai.
setelah pengobatan fase intensif TB selesai
setelah pengobatan TB selesai
TB PADA KEADAAN KHUSUS
Hepatitis Imbas Obat/ drug induced hepatitis
KLINIS (+)
KLINIS (-) LAB (+)
Bilirubin > 2
SGOT, SGPT>
5X
SGOT, SGPT>
3X Lanjutkan terapi
TB PADA KEADAAN KHUSUS
Hepatitis Imbas Obat/ drug induced hepatitis
Paduan OAT yang dianjurkan :
Stop OAT yang bersifat hepatotoksik (RHZ) !!
- Setelah itu, monitor klinik dan laboratorium. Bila klinik dan
laboratorium normal kembali (bilirubin, SGOT,SGPT), maka
tambahkan INH.
- Selama itu perhatikan klinik dan periksa laboratorium saat INH
dosis penuh, bila klinik dan laboratorium normal , tambahkan
RIFAMPISIN
- Sehingga paduan obat menjadi RHES.
Pirazinamid tidak boleh digunakan lagi
TB PADA KEADAAN KHUSUS
Hepatitis Imbas Obat/ drug induced hepatitis
Paduan OAT yang dianjurkan :
Stop OAT yang bersifat hepatotoksik (RHZ) !!
- Setelah itu, monitor klinik dan laboratorium. Bila klinik dan
laboratorium normal kembali (bilirubin, SGOT,SGPT), maka
tambahkan INH.
- Selama itu perhatikan klinik dan periksa laboratorium saat INH
dosis penuh, bila klinik dan laboratorium normal , tambahkan
RIFAMPISIN
- Sehingga paduan obat menjadi RHES.
Pirazinamid tidak boleh digunakan lagi
TB ANAK
• Diagnosis: skor TB anak ≥ 6
uji BB demam batuk
kontak foto kelenjar bengkak
3 2,1 1 1
1113,2
Uji tuberkulin
0,1 cc intrakutan
Dibaca setelah 72 jam
TB ANAK
• Terapi OAT : 2RHZ/4RH
 pada anak sakit TB (skor≥6)
• Profilaksis TB: INH 5-10mg/kgBB/hari.
– Profilaksis primer  pada anak dengan kontak TB (+).
– Profilaksis sekunder yaitu INHselama 6-9 bulan  pada anak yang terinfeksi TB tanpa sakit (uji tuberkulin +).
– Bila skor = 6 (uji tuberkulin positif dan kontak TB positif, namun tidak ada gejala)  profilaksis TB.
TERIMA KASIH
Latihan Soal
1
• Seorang anak berumur 3 tahun dibawa ibunya ke PKM dengan keluhan
berat anak tidak naik-naik. Sang ibu memperhatikannya sejak 1 tahun yang
lalu. Saat ini berat anak bla kg. Sang ibu khawatir bila anaknya tertular oleh
ayahnya yang terdiagnosa Tuberkulosis paru setelah melakukan
pemeriksaan sputum dengan hasil positif. Saat ini keluhan anak hanya
sebatas berat badan yang tidak kunjung naik dan batuk sejak 3 minggu yang
lalu. Untuk menegakkan diagnosis dan melakukan penatalaksanaan dokter
ingin melakukan tes mantoux. Bagaimanakah cara melakukannya?
a. Tuberculin subkutan 0,1ml
b. Tuberculin intrakutan 0,1 ml
c. Tuberculin subkutan 0,3 ml
d. Tuberculin intrakutan 0,3 ml
e. Tuberkulin intramuscular 0,5 ml
2
• Seorang wanita berusia 35 tahun datang dengan keluhan batuk yang tidak
sembuh sejak 1 bulan terakhir. Batuk berdahak kental berwarna putih. Pasien
juga mengalami penurunan nafsu makan, badan lemas, demam ringan, dan
keringat dingin. Riwayat pernah didiagnosis tuberkulosis 1 tahun lalu, sudah
menjalani terapi dan dinyatakan sembuh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
ronkhi basah halus pada kedua apeks paru. Hasil pemeriksaan sputum BTA
+/-/-. Hasil pemeriksaan radiologis mendukung diagnosis tuberkulosis.
Apakah diagnosis pada pasien ini?
a. TB paru kasus putus obat
b. TB paru kasus gagal
c. TB paru kasus kambuh
d. TB paru kasus kronik
e. TB paru kasus pindahan
5
Seorang perempuan 40 tahun sudah berobat TB selama 6 bulan,
Tetapi pada hasil pemeriksaan sputum terakhir didapatkan BTA (++
+). Penatalaksanaan selanjutnya pada kasus ini adalah ....
a. Menyisipkan isoniazid, pirazinamid, etambutol dan rifampisin
selama 1 bulan
b. Mengulang dengan obat yang sama selama 6 bulan
c. Memberikan OAT kategori 2 dengan injeksi streptomycin selama 2
bulan
d. Tes kultur dan resistensi jika masih sensitif lanjutkan dengan
regimen obat yang sama
e. Rujuk karena termasuk kasus kronik
11
• Laki laki 35 tahun datang dengan batuk sejak 2 minggu yg lalu.
Pasien sudah pernah mendapatkan pengobatan OAT kategori I
sejak 2 tahun yang lalu dan sudah dinyatakan sembuh oleh
dokter. Pada saat sekarang pasien melakukan pemeriksaan
dahak kembali dan hasilnya +1/+2/+2. Pengobatan yang tepat
untuk pasien ini adalah
a. 2 RHZ/4R3H3
b. 2 RHZ/6R3H3
c. 2 RHZE/HRZE/5RH
d. 2 RHZS/HRZE/5R3H3
e. 2RHZES/HRZE/5R3H3E3
12
• Pasien laki-laki, 39 tahun datang dengan keluhan dada kanan terasa nyeri. Dada
juga terasa berat dan sesak nafas. Pasien belum pernah menjalani pengobatan
sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda efusi pleura pada
dada kanan. Dilakukan pungsi percobaan, didapatkan cairan serosa, tes rivalta
(+), protein 25 mg/dl, kadar protein cairan dibandingkan kadar protein serum
>0,5 , LDH >200 mg/dl, kadar LDH cairan dibandingkan LDH serum > 0,6. Pada
biopsi pleura ditemukan tuberkel. Pengobatan yang tepat untuk pasien yaitu
a. Pungsi pleura
b. Pungsi pleura + OAT kategori I
c. Pungsi pleura + OAT kategori II
d. Pungsi pleura + OAT kategori I + kortikosteroid tappering off
e. Pungsi pleura + OAT kategori II + kortikosteroid tappering off
13
• Seorang laki-laki usia 32 tahun mengeluh mata
kabur, sudah minum obat TB teratur 4 bulan.
Ishihara test: buta warna ringan. Obat apa yang
menyebabkan keluhan tersebut?
a. Rifampisin
b. Isoniazid
c. Streptomisin
d. Etambutol
e. Pirazinamid
15
• Seorang laki-laki usia 47 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak
sejak 1 bulan lalu, disertai demam dan keringat malam. Pasien pernah
mengkonsumsi obat batuk yang dibelinya sendiri di apotek namun tidak
begitu mengalami perbaikan. Pada pemeriksaan dahak SPS didapatkan
hasil BTA +/++/++. Pasien juga memiliki riwayat DM, dan
mengkonsumsi Glibenklamid. OAT apa yang perlu diwaspadai
pemberiannya pada pasien ini?
a. Rifampisin
b. Isoniazid
c. Streptomisin
d. Etambutol
e. Pirazinamid
16
• Seorang wanita berusia 35 tahun datang dengan keluhan batuk yang tidak sembuh
sejak 1 bulan terakhir. Batuk berdahak kental berwarna putih. Pasien juga
mengalami penurunan nafsu makan, badan lemas, demam ringan, dan keringat
dingin. Riwayat pernah didiagnosis tuberkulosis 1 tahun lalu, sudah menjalani terapi
dan dinyatakan sembuh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ronkhi basah halus pada
kedua apeks paru. Hasil pemeriksaan sputum BTA +/-/-. Hasil pemeriksaan radiologis
mendukung diagnosis tuberkulosis. Apakah diagnosis pada pasien ini?
a. TB paru kasus putus obat
b. TB paru kasus gagal
c. TB paru kasus kambuh
d. TB paru kasus kronik
e. TB paru kasus pindahan
17
• Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang dengan keluhan
batuk berdarah sejak 2 hari yang lalu. Pasien pernah
mendapatkan terapi OAT selama 2 minggu tetapi telah
berhenti minum obat selama 3 minggu. Terapi pasien
pada saat ini adalah ....
a. OAT kategori 2
b. OAT lini kedua
c. Lanjutkan OAT kategori 1
d. Berikan antibiotik spektrum luas
e. Beri sisipan OAT kategori 1 selama 1 bulan
18
• Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang dengan keluhan
kencing seperti berdarah. Pasien telah menjalani terapi TB
selama 2 bulan. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan sklera
tampak ikterik. Pada pemeriksaan laboratorium SGPT 240 dan
SGOT 253. OAT manakah yang boleh dilanjutkan pemberiannya
pada pasien ini?
a. Rifampisin
b. Etambutol
c. Pirazinamid
d. INH
e. Ciprofloxacin
24
• Seorang ibu membawa anaknya yang masih berusia 1 tahun ke dokter
karena berat badan anaknya tidak kunjung naik. Ibu pasien takut anaknya
tertular sakit TB yang diderita suaminya yang sempat dikatakan hasil
pemeriksaan dahaknya BTA (+). Suaminya sejak 1 bulan ini
mengkonsumsi obat TB. Pada anak ini kemudian dilakukan tes mantoux
dan hasilnya 15 mm. Apa yang sebaiknya Anda sarankan untuk anak
tersebut?
a. Segera berikan imunisasi BCG
b. Langsung berikan OAT
c. Berikan profilaksis berupa isoniazid 5-10 mg/kg/hari selama 6 bulan
d. Berikan antibiotik spektrum luas untuk infeksi saluran napas selama 1 minggu
e. Melakukan foto toraks
29
• Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
berat badan menurun sejak 2 bulan terakhir. Pasien juga mengaku
mengalami batuk yang tak kunjung sembuh sejak 6 minggu, riwayat
demam disangkal. Dokter melakukan pemeriksaan dahak dan
memutuskan untuk memberikan obat selama 6 bulan. Untuk
mengevaluasi pengobatan pada pasien, perlu dilakukan pemeriksaan
sputum pada saat?
a. Akhir bulan ke 2 dan 4 pengobatan
b. Akhir bulan ke 2, 4 dan 5 pengobatan
c. Akhir bulan ke 2, 4, 5 dan 6 pengobatan
d. Akhir bulan ke 2, 5, dan 6 pengobatan
e. Akhir bulan ke 2 dan 6 pengobatan
31
• Seorang perempuan 53 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk
sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan lain dahak berwarna kekuningan, pilek,
dan penurunan berat badan. BMI pasien 17 kg/m2. Pada pemeriksaan
fisik TD 130/90 mmHg, nadi 100x/menit, RR 24x/menit. Pada auskultasi
terdapat suara nafas vesikuler pada kedua hemithoraks paru. Pada foto
thoraks terdapat gambar bercak kesuraman kecil-kecil pada kedua
hemithoraks paru yang membentuk gambaran SNOW STORM. Apa
diagnosis pada pasien ini?
a. Bronkhitis kronis
b. TB paru
c. TB milier
d. Bronkiektasis
e. Bronkhiolitis
32
• Pasien laki-laki usia 35 tahun datang ke klinik dengan keluhan
batuk berdahak sejak 4 minggu disertai penurunan berat badan
dan diagnosa TBC. Pasien diketahui memiliki 3 anak umur 7
tahun, 5 tahun dan 2 tahun. Pemeriksaan apa yang harus
dilakukan terhadap anak-anak pasien?
a. Foto thoraks
b. Sputum BTA
c. Tuberkulin
d. Kultur
e. Tidak perlu dilakukan pemeriksaan
32
• Pasien laki-laki usia 35 tahun datang ke klinik dengan keluhan
batuk berdahak sejak 4 minggu disertai penurunan berat badan
dan diagnosa TBC. Pasien diketahui memiliki 3 anak umur 7
tahun, 5 tahun dan 2 tahun. Pemeriksaan apa yang harus
dilakukan terhadap anak-anak pasien?
a. Foto thoraks
b. Sputum BTA
c. Tuberkulin
d. Kultur
e. Tidak perlu dilakukan pemeriksaan
ASMA BRONKIAL
Alergi/ atopi
S
T
H
M
A
rigger
ipersensitivitas
ukus ↑
nak2 (onset awal)
esak, wheezing, ekspirasi
memanjang
GEJALA
GEJALA
MALAM
APE
BULANAN MINGGUAN HARIAN KONTINYU
<1x/minggu Setiap hari Terus-menerus>1x/minggu
≤ 2 kali sebulan
≥ 80 %
> 2 kali sebulan
≥ 80%
> 1x seminggu
60-80%
sering
<60%
DERAJAT INTERMITTEN
PERSISTEN
RINGAN
PERSISTEN
SEDANG
PERSISTEN
BERAT
P
E
N
G
O
N
T
R
O
L
Tatalaksana Asma Serangan Akut
1. Oksigenasi dengan kanul nasal
2. Inhalasi agonis beta-2 kerja singkat (nebulisasi), setiap 20 menit dalam
satu jam) atau agonis beta-2 injeksi (Terbutalin 0,5 ml subkutan atau
Adrenalin 1/1000 0,3 ml subkutan)
Kalo belum ada perbaikan dgn SABA  antikolinergik (ipratropium)
3. Kortikosteroid sistemik :
• serangan asma berat
• tidak ada respons segera dengan pengobatan bronkodilator
• dalam kortikosteroid oral
ASMA PADA ANAK
Tidak setiap
bulan kambuh
setiap bulan
kambuh
ASMA PADA ANAK
ASMA PADA ANAK
Penilaian derajat serangan asma
ASMA PADA ANAK
Penilaian derajat serangan asma
Ringan
Sedang
Berat
• Sekali nebulisasi pasien menunjukkan respons yang baik
(complete response )
• Sesak timbul bila berjalan
• Bicara: kalimat
• Posisi: bisa berbaring
• nebulisasi 2-3kali, pasien hanya menunjukkan respons parsial
(incomplete response)
• Sesak timbul bila berbicara
• Bicara: penggal kalimat
• Posisi: lebih suka duduk
• 3 kali nebulisasi berturut-turut pasien tidak menunjukkan respons
(poor response)
• Sesak timbul saat istirahat
• Bicara: kata-kata
• Posisi: duduk bertopang lengan
Tatalaksana Serangan Asma pada Anak
Tatalaksana Serangan Asma pada Anak
• Nebulisasi SABA 1-3x, selang 20 menit
• Nebulisasi ke-3: + antikolinergik
• Jika sejak awal serangan berat: O2 + nebul 1x (+antikolinergik)
• Nilai derajat serangan
SERANGAN RINGAN
• Observasi 1-2 jam
• Jika efek bertahan,
boleh plg
• Jika gejala kambuh
tindaki sebagai
serangan sedang
SERANGAN SEDANG
• Berikan O2
• Nilai kembali derajat,
bila sedang observasi
di ruang rawat sehari
• Pasang jalur
parenteral
SERANGAN BERAT
• Sejak awal beri O2
• Pasang jalur
parenteral
• Nilai kembali derajat,
bila berat: rawat di
ruang rawat inap
• Foto ro.thorax
TERIMA KASIH
Latihan Soal
3
Seorang anak berusia 6 tahun dibawa ke IGD oleh orang tuanya dengan
keluhan sesak napas sejak setengah jam lalu. Keluhan disertai dengan adanya
napas yang berbunyi. Pasien juga mengeluhkan batuk dan pilek sejak 3 hari lalu
tanpa disertai demam. Sebelumnya anak pernah beberapa kali mengeluhkan
seperti ini, terakhir 2 bulan lalu. Pada pemeriksaan fisik, pasien dapat berbaring
tanpa sianosis, frekuensi napas 50x/menit, nadi 100x/menit, retraksi dada
interkostal (+) dan wheezing pada akhir ekspirasi. Terapi awal yang diberikan
adalah ....
a. Aminofilin IV
b. Adrenalin subkutan
c. Nebulizer beta-2 agonis
d. Oksigen 2-4 lpm via kanul
e. Kortikosteroid IV
8
• Anak berusia 3 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sulit
bernapas. Sesak kambuh setiap bulan, dan telah kambuh sebanyak 5 kali
dalam 3 bulan terakhir. Serangan sebelumnya terjadi pada bulan lalu dan
membaik dengan nebulizer. Anak tampak rewel, memanggil ibunya minta
minum, dan tidak tampak sianosis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
frekuensi napas 48x/menit, frekuensi nadi 118x/menit, suhu 37,2oC, dan
terdengar wheezing. Diagnosis pada pasien ini adalah ....
a. Bronkiolitis
b. Asma episodik jarang
c. Asma episodik sering
d. Asma persisten
e. Asma sangat berat
9
• Seorang laki-laki berusia 22 tahun datang ke poliklinik RS dengan
keluhan batuk yang kemudian diikuti dengan sesak nafas dan mengi
sejak 7 hari yang lalu. Gejala sesak timbul setiap hari dalam satu
minggu ini. Pasien sudah sering berobat ke poliklinik penyakit dalam
karena keluhan yang sama sejak 1 tahun terakhir. Hasil pemeriksaan
spirometri peak flow meter nilai APE 70% nilai prediksi. Diagnosa
kasus ini adalah ....
a. Asma intermitten
b. Asma persisten ringan
c. Asma persisten sedang
d. Asma persisten berat
e. Asma persisten sangat berat
10
• Seorang laki laki 40 tahun datang dengan keluhan jantung
berdebar sejak kemarin. pasien sebelumya didiagnosis asma
bronkiale dan minum obat dari dokter, TTV = TD : 160/95
mmHg, HR 90 x/menit. RR : 20 x/memit, t : 36,5 derajat celcius.
Obat apakah yang menimbulkan gejala pada pasien ini ?
a. Dexamethasone
b. Amitriptilin
c. Salbutamol
d. Aminophilin
e. Budesonide
19
• Seorang laki-laki 28 tahun diantar keluarganya ke IGD dengan
keluhan sesak. Pasien memiliki riwayat asma dan kambuh 2-
3x/minggu, serta sesak pada malam hari dialami 3 kali dalam bulan
ini. Pada pemeriksaan fisik, tekanan darah 130/70 mmHg, frekuensi
nadi 76x/menit, frekuensi napas 26x/menit, dan suhu 37oC. Pasien
telah diberi obat nebulisasi salbutamol sebelumnya namun belum
membaik. Terapi yang selanjutnya diberikan adalah ....
a. Aminofilin oral
b. Kortikosteroid oral
c. Aminofilin IV
d. Kortikosteroid IV
e. Ipratropium bromida
22
• Seorang wanita, berusia 18 tahun datang dengan keluhan sesak
yang sering kambuh. Dalam seminggu dapat terjadi 2-3 kali
kekambuhan pada pasien. Pasien pernah mendapat pengobatan
salbutamol oral tetapi mengi masih sering muncul. Tatalaksana
yang diberikan adalah ....
a. Menaikkan dosis salbutamol oral
b. Menambahkan steroid sebagai controller dan edukasi
c. Melakukan pemeriksaan rontgen toraks terlebih dahulu
d. Memberikan salbutamol spray
e. Menghentikan salbutamol dan edukasi untuk menghindari pajanan
26
• Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke IGD dengan
keluhan sesak napas yang berbunyi mengi. Pasien masih dapat
tidur terlentang dan masih dapat berbicara kalimat. Selama 3
bulan terakhir, pasien mengalami serangan satu kali sebulan
tetapi masih dapat diatasi dengan obat asma warung. Diagnosis
pasien ini adalah....
a. Asma intermitten serangan ringan
b. Asma intermitten serangan sedang
c. Asma persisten ringan serangan ringan
d. Asma persisten ringan serangan sedang
e. Asma persisten sedang serangan ringan
27
• Seorang laki-laki pasien asma, secara rutin menggunakan
budesonid inhaler untuk mengontrol serangan asmanya serta
salbutamol inhaler bila timbul serangan akut. Namun dalam 3
bulan terakhir pasien merasa serangan asmanya menjadi
semakin sering timbul. Apakah pengobatan yang paling tepat
ditambahkan untuk mengontrol asmanya adalah?
a. Antihistamin
b. Leukotrien inhibitor
c. B2 agonis kerja cepat oral
d. Kortikosteroid oral
e. B2 agonis kerja lambat oral
28
• Anak usia 9 thaun dibawa ke RS dengan keluhan batuk dan sesak
napas sejak 1 jam yang lalu. Pasien masih dapat berbicara dalam
penggalan kalimat. Kejadian ini pernah terjadi 2 bulan sebelumnya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan retraksi suprasternal dan
interkostal, serta wheezing saat ekspirasi dan inspirasi. Pasien sudah
mendapatkan terapi inhalasi beta 2 agnois kerja cepat namun respon
masih kurang optimal. Diagnosis pad a pasien ini adalah?
a. Asma episodic jarang serangan berat
b. Asma episodic sering serangan berat
c. Asma persisten
d. Asma episodic jarang serangan sedang
e. Asma episodic jarang serangan sedang
PPOK
PPOK
• obstruksi saluran napas bersifat ireversibel atau reversibel parsial.
• PPOK meliputi 2: bronkitis kronik dan emfisema, sering terjadi bersamaan.
• Pemeriksaan penunjang: Spirometri (VEP1/KVP) <70%. Foto thorax:
gambaran emfisema
• ≠ ada terapi spesifik
• Stop merokok!
• Bronkodilator inhalasi (agonis
β2 spt Salbutamol,
antikolinergik spt
Ipratropium)
• Terapi oksigen.
• Mukolitik (ambroxol) ,
antioksidan (n-asetilsistein)
• Menjamin asupan nutrisi
• Latihan fisis
TERAPI
PPOK EX.AKUT
PPOK
• Bronkodilator
inhalasi
• terapi oksigen
terkontrol,
• steroid oral
selama 10-14 hari
(bila berat dapat
diberikan steroid
IV)
• antibiotik.
BRONKIEKTASIS
BRONKIEKTASIS
• Merupakan dilatasi
(>2 mm) bronkus
proksimal yang
abnormal dan
permanen yang
disebabkan oleh
inflamasi dan
akibatnya terjadi
destruksi komponen
elastik dan muskular
pada dindingnya.
BRONKIEKTASIS
KLINIS
Sputum 3 lapis
(lapisan busa,
mukoid, dan
purulen)
CXR
• dilatasi dan penebalan
bronkus (HONEYCOMB
APPEARANCE)
• TREM TRACK APPEARANCE
TERAPI
• kontrol infeksi,
• meningkatkan
bersihan mukus
dengan drainase
postural
• memperbaiki nutrisi.
BRONKIOLITIS
BRONKIOLITIS
• anak yang berumur < 2 tahun.
• Etiologi: RSV (>>), parainfluenza,
influenza dan adenovirus.
Klinis
• Batuk
• takipneu
• wheezing,
ekspirasi
memanjang
Terapi
• oksigen,
• drainase postural (menepuk
dada untuk mengeluarkan
lendir)
• cairan dan nutrisi adekuat,
bronkodilator
PNEUMONIA
PNEUMONIA
CAP
• Terjadi di luar rumah
sakit, atau dalam 48 jam
setelah mrs.
HAP
• terjadi >48 jam smrs.
Etiologi:
• Streptococcus.
Pneumonia (>>),
Klebsiella pneumonia, H.
influenza
Etiologi: tergantung pola
kuman di RS, kebanyakan
Staphylococcus aureus
(pemakaian slang infus),
P. aeruginosa (ventilator).
PNEUMONIA
Batuk berdahakBatuk berdahakDemam tinggiDemam tinggisesaksesak
GEJALA : TRIAS PNEUMONIA
TANDA
• takipnea,
• Retraksi
• perkusi dapat redup,
• ronkhi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• CXR: infiltrat/konsolidasi
• darah rutin: leukositosis
• pewarnaan gram sputum,
kultur sputum.
TERAPI
simptomatik + antibiotik
PNEUMONIA
Skor PORT
INDIKASI RAWAT INAP
• Skor PORT lebih dari 70
• Bila skor PORT kurang < 70
maka penderita tetap
perlu dirawat inap bila
dijumpai salah satu :
• P >30X/m
• FiO2 <250 mmHg
• Foto toraks: kelainan
bilateral / 2 lobus
• TDS <90 mmHg atau
TDD<60 mmHg
• Pneumonia pada
NAPZA
RO THORAXKLINIS
TB
INFILTRAT, KAVITAS
DI APEKS
ASMA
PNEUMONIA
PPOK
BRONKIEK-
TASIS
BRONKIOLITI
S
GEJALA KHAS TB*, RONKHI APEKS
RIWAYAT ATOPI, FAKTOR PENCETUS, ONSET
USIA DINI, WHEEZING, EKSP. ↔
HIPERINFLASI
TRIAS PNEUMONIA, PERKUSI REDUP,
RONKHI
PATCHY INFILTRAT
USIA <2 THN, WHEEZING, EKSP. ↔ STREAKY INFILTRAT
SPUTUM 3 LAPIS
HONEYCOMB APP.
TREM LINE APP.
EFUSI PLEURA, PNEUMOTORAKS,
ABSES PARU, ATELEKTASIS
PERKUSI* RO THORAXKLINIS
EFUSI PLEURA
• < KOSTOFRENIKUS
TUMPUL,
• MENISCUS SIGN (+)
• DEVIASI TRAKEA KE SISI
SEHAT
PNEUMO-
TORAKS
TENSION
PNEUMO-THORAX
ATELEKTASIS
PERKUSI REDUP, PLEURAL FRICTION RUB
PERKUSI HIPERSONOR
• takikardia berat
• hipotensI
• distensi vena leher
• deviasi trakea ke sisi sehat
• PLEURAL WHITE
LINE
• HIPERLUSEN
AVASKULER
• DEVIASI TRAKEA KE
SISI SEHAT
ABSES
PARU
PERKUSI PEKAK
• DEVIASI TRAKEA&
MEDIASTINUM KE
SISI SAKIT
SPURUM PURULEN BANYAK DAN BAU AMIS
PERKUSI REDUP
• KAVITAS dgn AIR
FLUID LEVEL
EFUSI PLEURA
• < KOSTOFRENIKUS TUMPUL,
• MENISCUS SIGN (+)
• DEVIASI TRAKEA KE SISI SEHAT
• Efusi karena CHF: diuretik.
Torakosintesis diagnostik bila efusi
menetap dengan terapi diuretik, efusi
unilateral/ bilateral dengan ketinggian
berbeda, atau disertai demam dan
nyeri dada pleuritik
• Efusi parapneumonia / empyema :
torakosintesis + antibiotika
• Efusi pleura karena pleuritis TB : OAT
6-12 bulan + kortikosteroid,
torakosintesis terapeutik bila sesak
atau efusi >tinggi dari sela iga III
• Efusi pleura keganasan : drainase
dengan chest tube, pertimbangkan
pleurodesis
• Hemotoraks: chest
tube/thoracostomy
TERAPI
PNEUMOTORAKS
• PLEURAL WHITE LINE
• HIPERLUSEN AVASKULER
ABSES PARU ATELEKTASIS
• KAVITAS dgn AIR FLUID LEVEL
• DEVIASI TRAKEA& MEDIASTINUM KE
SISI SAKIT
TERIMA KASIH
Latihan Soal
28
• Anak usia 9 thaun dibawa ke RS dengan keluhan batuk dan sesak
napas sejak 1 jam yang lalu. Pasien masih dapat berbicara dalam
penggalan kalimat. Kejadian ini pernah terjadi 2 bulan sebelumnya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan retraksi suprasternal dan
interkostal, serta wheezing saat ekspirasi dan inspirasi. Pasien sudah
mendapatkan terapi inhalasi beta 2 agnois kerja cepat namun respon
masih kurang optimal. Diagnosis pad a pasien ini adalah?
a. Asma episodic jarang serangan berat
b. Asma episodic sering serangan berat
c. Asma persisten
d. Asma episodic jarang serangan sedang
e. Asma episodic jarang serangan sedang
PPOK

More Related Content

What's hot (20)

Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Tuberculosis pada anak
Tuberculosis pada anakTuberculosis pada anak
Tuberculosis pada anak
 
Catatan perkembangan
Catatan perkembanganCatatan perkembangan
Catatan perkembangan
 
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
 
Case kecamatan
Case kecamatanCase kecamatan
Case kecamatan
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Tifoid Pada Anak
Tifoid Pada AnakTifoid Pada Anak
Tifoid Pada Anak
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoring
 
Tb anak dr.anam-1
Tb anak  dr.anam-1Tb anak  dr.anam-1
Tb anak dr.anam-1
 
Ppt lapsus ika
Ppt lapsus ikaPpt lapsus ika
Ppt lapsus ika
 
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...
 
GASTROENTERITIS AKUT
GASTROENTERITIS AKUTGASTROENTERITIS AKUT
GASTROENTERITIS AKUT
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Kak program-tb
Kak program-tbKak program-tb
Kak program-tb
 
tuberkulosis Anak
tuberkulosis Anaktuberkulosis Anak
tuberkulosis Anak
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Presus diare
Presus diarePresus diare
Presus diare
 
Tifoid
TifoidTifoid
Tifoid
 
Asuhan keperawatan dhf.
Asuhan keperawatan dhf.Asuhan keperawatan dhf.
Asuhan keperawatan dhf.
 
Demam tipoid
Demam tipoidDemam tipoid
Demam tipoid
 

Viewers also liked

Patient information leaflet
Patient information leafletPatient information leaflet
Patient information leafletAkshaya M
 
Satuan acara penyuluha tb paru
Satuan acara penyuluha tb paruSatuan acara penyuluha tb paru
Satuan acara penyuluha tb paruMJM Networks
 
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAKPETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAKSurya Amal
 
TB and HIV screening in healthcare workers in a Mozambique hospital
TB and HIV screening in healthcare workers in a Mozambique hospitalTB and HIV screening in healthcare workers in a Mozambique hospital
TB and HIV screening in healthcare workers in a Mozambique hospitalKimberly Schafer
 
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivInisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivSoroy Lardo
 
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS  Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS Soroy Lardo
 
TB-HIV Co-infection Treatment
TB-HIV Co-infection TreatmentTB-HIV Co-infection Treatment
TB-HIV Co-infection TreatmentHopkinsCFAR
 
Leaflet tb paru akper pemerintah kabupaten muna
Leaflet tb paru akper pemerintah kabupaten munaLeaflet tb paru akper pemerintah kabupaten muna
Leaflet tb paru akper pemerintah kabupaten munaWarnet Raha
 
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis TbcTuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis TbcSoroy Lardo
 
Tb hiv coinfection dr. kurnia f. jamil 20 april 2013
Tb hiv coinfection dr. kurnia f. jamil 20 april 2013Tb hiv coinfection dr. kurnia f. jamil 20 april 2013
Tb hiv coinfection dr. kurnia f. jamil 20 april 2013Kurnia Fitri Jamil
 

Viewers also liked (20)

Makalah respirasi
Makalah respirasiMakalah respirasi
Makalah respirasi
 
Hiv bumil
Hiv bumilHiv bumil
Hiv bumil
 
Patient information leaflet
Patient information leafletPatient information leaflet
Patient information leaflet
 
Kelompok 11
Kelompok 11Kelompok 11
Kelompok 11
 
Satuan acara penyuluha tb paru
Satuan acara penyuluha tb paruSatuan acara penyuluha tb paru
Satuan acara penyuluha tb paru
 
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAKPETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
 
Leaflet tbc akper raha 2
Leaflet tbc akper raha 2Leaflet tbc akper raha 2
Leaflet tbc akper raha 2
 
Leaflet tbc akper muna 2
Leaflet tbc akper muna 2Leaflet tbc akper muna 2
Leaflet tbc akper muna 2
 
TB and HIV screening in healthcare workers in a Mozambique hospital
TB and HIV screening in healthcare workers in a Mozambique hospitalTB and HIV screening in healthcare workers in a Mozambique hospital
TB and HIV screening in healthcare workers in a Mozambique hospital
 
Makalah respirasi
Makalah respirasiMakalah respirasi
Makalah respirasi
 
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivInisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
 
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS  Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
 
TB-HIV Co-infection Treatment
TB-HIV Co-infection TreatmentTB-HIV Co-infection Treatment
TB-HIV Co-infection Treatment
 
Penyuluhan tbc
Penyuluhan tbcPenyuluhan tbc
Penyuluhan tbc
 
Tuberculosis miliar
Tuberculosis miliarTuberculosis miliar
Tuberculosis miliar
 
Leaflet tb paru akper pemerintah kabupaten muna
Leaflet tb paru akper pemerintah kabupaten munaLeaflet tb paru akper pemerintah kabupaten muna
Leaflet tb paru akper pemerintah kabupaten muna
 
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis TbcTuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
 
Tb hiv coinfection dr. kurnia f. jamil 20 april 2013
Tb hiv coinfection dr. kurnia f. jamil 20 april 2013Tb hiv coinfection dr. kurnia f. jamil 20 april 2013
Tb hiv coinfection dr. kurnia f. jamil 20 april 2013
 
Pedoman PMTCT Nasional
Pedoman PMTCT NasionalPedoman PMTCT Nasional
Pedoman PMTCT Nasional
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 

Similar to TB GEJALA DAN DIAGNOSIS

TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptx
TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptxTUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptx
TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptxWuriPaparazie
 
Tuberculosis.pptx
Tuberculosis.pptxTuberculosis.pptx
Tuberculosis.pptxIts4people
 
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docxBAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docxabdulrazak928000
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUKharima SD
 
Program TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasProgram TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasJoni Iswanto
 
174989355-power-point-TB-paru.ppt
174989355-power-point-TB-paru.ppt174989355-power-point-TB-paru.ppt
174989355-power-point-TB-paru.pptAndrewHukom1
 
Askep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcAskep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcArdian Putra
 
Analisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBSAnalisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBSAmalia Senja
 
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...maharanimariam
 
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptxMI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptxzakinaoctaviano
 
Buku panduan Kader TB Paru
Buku panduan Kader TB ParuBuku panduan Kader TB Paru
Buku panduan Kader TB Paruhanglaho
 
Workshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdf
Workshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdfWorkshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdf
Workshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdfTaufiqurrokhman Rofii
 

Similar to TB GEJALA DAN DIAGNOSIS (20)

TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptx
TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptxTUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptx
TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptx
 
Tuberculosis.pptx
Tuberculosis.pptxTuberculosis.pptx
Tuberculosis.pptx
 
TB.pptx
TB.pptxTB.pptx
TB.pptx
 
Nusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tbNusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tb
 
TB Paru
TB ParuTB Paru
TB Paru
 
PULMO CEU.pptx
PULMO CEU.pptxPULMO CEU.pptx
PULMO CEU.pptx
 
BATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptxBATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptx
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docxBAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
 
Program TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasProgram TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmas
 
174989355-power-point-TB-paru.ppt
174989355-power-point-TB-paru.ppt174989355-power-point-TB-paru.ppt
174989355-power-point-TB-paru.ppt
 
Askep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcAskep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbc
 
Analisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBSAnalisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBS
 
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
 
PPT asuhan keperawatan.pptx
PPT asuhan keperawatan.pptxPPT asuhan keperawatan.pptx
PPT asuhan keperawatan.pptx
 
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptxMI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
 
Buku panduan Kader TB Paru
Buku panduan Kader TB ParuBuku panduan Kader TB Paru
Buku panduan Kader TB Paru
 
Workshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdf
Workshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdfWorkshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdf
Workshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdf
 
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptxLASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
 

Recently uploaded

konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 

Recently uploaded (18)

konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 

TB GEJALA DAN DIAGNOSIS

  • 1. RESPIRASI• TB PARU • ASMA BRONKIAL • PPOK • BE • PNEUMONIA • BRONKIOLITIS
  • 3. • batuk berdahak > 2minggu • sesak napas • hemoptoe • nyeri dada • demam • keringat malam • nafsu makan ↓, BB ↓ TB PARU GEJALA • Tanda-tanda konsolidasi (redup, ronkhi basah di apeks) TANDA PEM.PENUNJANG SPUTUM BTA CXR KULTUR Aktif : - Bayangan berawan/nodular di apex - Kavitas - Bayangan bercak milier/ gambaran badai salju - Efusi pleura Inaktif: Kalsifikasi, fibrosis •Sputum S-P-S  positif : 2 dari 3 positif •Pewarnaan Ziehl-Nielsen • Metode penghitungan BTA :skala IUAT (International Union Against Tuberculosis) 1. Negatif: Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang 2. Tulis jumlah kuman yang ditemukan: jika ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman yang ditemukan 3. + (1+) : 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang 4. ++ (2+) : 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang 5. +++ (3+) : Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang
  • 5. KLASIFIKASI Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya PASIEN BARU TB  belum pernah terapi OAT sebelumnya, / Sudah pernah terapi OAT namun <1 bulan (<28 dosis) PASIEN PERNAH BEROBAT TB  pernah terapi OAT selama ≥ 1 bulan KASUS KAMBUH KASUS GAGAL KASUS DEFAULT/ PUTUS OBAT  pernah tuntas berobat dan dinyatakan sembuh, lalu datang berobat kembali  pernah berobat dan dinyatakan gagal  pernah berobat >1 bulan, namun putus berobat
  • 6. KLASIFIKASI Berdasarkan riwayat hasil uji kepekaan obat TB MONORESISTEN 1 OAT LINI 1 TB POLIRESISTEN >1 OAT LINI 1 (Selain H dan R) TB MULTIDRUG RESISTEN (MDR) H+R TB EXTENSIVE DRUG RESISTEN (TB XDR) TB MDR + 1 gol. fluorokuinolon + 1 OAT lini 2 suntikan
  • 7. TERAPI Kategori-1 2RHZE/4H3R3 − Penderita baru, BTA positif − Penderita baru, BTA negatif, foto toraks positif − Penderita baru, TB ekstraparu Kategori-2 2RHZES/1RHZE/ 5H3R3E3 − Pasien kambuh − Pasien after default/lost to follow up − Pasien gagal dengan OAT kategori 1 PANDUAN OAT LINI 1 OAT Lini I: Rifampisin, INH, Pirazinamid, Streptomisin (bersifat bakterisidal), Etambutol (bersifat bakteriostatik). OAT Lini 2 :Kanamisin, Levofloxacin, Kapreomisin, Etionamid
  • 8. EFEK SAMPING OAT R E S P I hepatotoksik HEPATOTOKSIK hepatotoksik Ekskresi merah, antagonis obat KB hormonal Gangguan penglihatan, anak tuli, hamil, gangguan keseimbangan gout B6↓ EFEK SAMPING TERAPI
  • 10. TB PADA KEADAAN KHUSUS TB dengan penyerta HIV/AIDS Kapan pengobatan ARV dimulai ? CD4 <200 CD4 200-350 CD4 >350 2 minggu setelah pengobatan TB dimulai. setelah pengobatan fase intensif TB selesai setelah pengobatan TB selesai
  • 11. TB PADA KEADAAN KHUSUS Hepatitis Imbas Obat/ drug induced hepatitis KLINIS (+) KLINIS (-) LAB (+) Bilirubin > 2 SGOT, SGPT> 5X SGOT, SGPT> 3X Lanjutkan terapi
  • 12. TB PADA KEADAAN KHUSUS Hepatitis Imbas Obat/ drug induced hepatitis Paduan OAT yang dianjurkan : Stop OAT yang bersifat hepatotoksik (RHZ) !! - Setelah itu, monitor klinik dan laboratorium. Bila klinik dan laboratorium normal kembali (bilirubin, SGOT,SGPT), maka tambahkan INH. - Selama itu perhatikan klinik dan periksa laboratorium saat INH dosis penuh, bila klinik dan laboratorium normal , tambahkan RIFAMPISIN - Sehingga paduan obat menjadi RHES. Pirazinamid tidak boleh digunakan lagi
  • 13. TB PADA KEADAAN KHUSUS Hepatitis Imbas Obat/ drug induced hepatitis Paduan OAT yang dianjurkan : Stop OAT yang bersifat hepatotoksik (RHZ) !! - Setelah itu, monitor klinik dan laboratorium. Bila klinik dan laboratorium normal kembali (bilirubin, SGOT,SGPT), maka tambahkan INH. - Selama itu perhatikan klinik dan periksa laboratorium saat INH dosis penuh, bila klinik dan laboratorium normal , tambahkan RIFAMPISIN - Sehingga paduan obat menjadi RHES. Pirazinamid tidak boleh digunakan lagi
  • 14. TB ANAK • Diagnosis: skor TB anak ≥ 6
  • 15. uji BB demam batuk kontak foto kelenjar bengkak 3 2,1 1 1 1113,2
  • 16. Uji tuberkulin 0,1 cc intrakutan Dibaca setelah 72 jam
  • 17. TB ANAK • Terapi OAT : 2RHZ/4RH  pada anak sakit TB (skor≥6) • Profilaksis TB: INH 5-10mg/kgBB/hari. – Profilaksis primer  pada anak dengan kontak TB (+). – Profilaksis sekunder yaitu INHselama 6-9 bulan  pada anak yang terinfeksi TB tanpa sakit (uji tuberkulin +). – Bila skor = 6 (uji tuberkulin positif dan kontak TB positif, namun tidak ada gejala)  profilaksis TB.
  • 19. 1 • Seorang anak berumur 3 tahun dibawa ibunya ke PKM dengan keluhan berat anak tidak naik-naik. Sang ibu memperhatikannya sejak 1 tahun yang lalu. Saat ini berat anak bla kg. Sang ibu khawatir bila anaknya tertular oleh ayahnya yang terdiagnosa Tuberkulosis paru setelah melakukan pemeriksaan sputum dengan hasil positif. Saat ini keluhan anak hanya sebatas berat badan yang tidak kunjung naik dan batuk sejak 3 minggu yang lalu. Untuk menegakkan diagnosis dan melakukan penatalaksanaan dokter ingin melakukan tes mantoux. Bagaimanakah cara melakukannya? a. Tuberculin subkutan 0,1ml b. Tuberculin intrakutan 0,1 ml c. Tuberculin subkutan 0,3 ml d. Tuberculin intrakutan 0,3 ml e. Tuberkulin intramuscular 0,5 ml
  • 20. 2 • Seorang wanita berusia 35 tahun datang dengan keluhan batuk yang tidak sembuh sejak 1 bulan terakhir. Batuk berdahak kental berwarna putih. Pasien juga mengalami penurunan nafsu makan, badan lemas, demam ringan, dan keringat dingin. Riwayat pernah didiagnosis tuberkulosis 1 tahun lalu, sudah menjalani terapi dan dinyatakan sembuh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ronkhi basah halus pada kedua apeks paru. Hasil pemeriksaan sputum BTA +/-/-. Hasil pemeriksaan radiologis mendukung diagnosis tuberkulosis. Apakah diagnosis pada pasien ini? a. TB paru kasus putus obat b. TB paru kasus gagal c. TB paru kasus kambuh d. TB paru kasus kronik e. TB paru kasus pindahan
  • 21. 5 Seorang perempuan 40 tahun sudah berobat TB selama 6 bulan, Tetapi pada hasil pemeriksaan sputum terakhir didapatkan BTA (++ +). Penatalaksanaan selanjutnya pada kasus ini adalah .... a. Menyisipkan isoniazid, pirazinamid, etambutol dan rifampisin selama 1 bulan b. Mengulang dengan obat yang sama selama 6 bulan c. Memberikan OAT kategori 2 dengan injeksi streptomycin selama 2 bulan d. Tes kultur dan resistensi jika masih sensitif lanjutkan dengan regimen obat yang sama e. Rujuk karena termasuk kasus kronik
  • 22. 11 • Laki laki 35 tahun datang dengan batuk sejak 2 minggu yg lalu. Pasien sudah pernah mendapatkan pengobatan OAT kategori I sejak 2 tahun yang lalu dan sudah dinyatakan sembuh oleh dokter. Pada saat sekarang pasien melakukan pemeriksaan dahak kembali dan hasilnya +1/+2/+2. Pengobatan yang tepat untuk pasien ini adalah a. 2 RHZ/4R3H3 b. 2 RHZ/6R3H3 c. 2 RHZE/HRZE/5RH d. 2 RHZS/HRZE/5R3H3 e. 2RHZES/HRZE/5R3H3E3
  • 23. 12 • Pasien laki-laki, 39 tahun datang dengan keluhan dada kanan terasa nyeri. Dada juga terasa berat dan sesak nafas. Pasien belum pernah menjalani pengobatan sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda efusi pleura pada dada kanan. Dilakukan pungsi percobaan, didapatkan cairan serosa, tes rivalta (+), protein 25 mg/dl, kadar protein cairan dibandingkan kadar protein serum >0,5 , LDH >200 mg/dl, kadar LDH cairan dibandingkan LDH serum > 0,6. Pada biopsi pleura ditemukan tuberkel. Pengobatan yang tepat untuk pasien yaitu a. Pungsi pleura b. Pungsi pleura + OAT kategori I c. Pungsi pleura + OAT kategori II d. Pungsi pleura + OAT kategori I + kortikosteroid tappering off e. Pungsi pleura + OAT kategori II + kortikosteroid tappering off
  • 24. 13 • Seorang laki-laki usia 32 tahun mengeluh mata kabur, sudah minum obat TB teratur 4 bulan. Ishihara test: buta warna ringan. Obat apa yang menyebabkan keluhan tersebut? a. Rifampisin b. Isoniazid c. Streptomisin d. Etambutol e. Pirazinamid
  • 25. 15 • Seorang laki-laki usia 47 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak sejak 1 bulan lalu, disertai demam dan keringat malam. Pasien pernah mengkonsumsi obat batuk yang dibelinya sendiri di apotek namun tidak begitu mengalami perbaikan. Pada pemeriksaan dahak SPS didapatkan hasil BTA +/++/++. Pasien juga memiliki riwayat DM, dan mengkonsumsi Glibenklamid. OAT apa yang perlu diwaspadai pemberiannya pada pasien ini? a. Rifampisin b. Isoniazid c. Streptomisin d. Etambutol e. Pirazinamid
  • 26. 16 • Seorang wanita berusia 35 tahun datang dengan keluhan batuk yang tidak sembuh sejak 1 bulan terakhir. Batuk berdahak kental berwarna putih. Pasien juga mengalami penurunan nafsu makan, badan lemas, demam ringan, dan keringat dingin. Riwayat pernah didiagnosis tuberkulosis 1 tahun lalu, sudah menjalani terapi dan dinyatakan sembuh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ronkhi basah halus pada kedua apeks paru. Hasil pemeriksaan sputum BTA +/-/-. Hasil pemeriksaan radiologis mendukung diagnosis tuberkulosis. Apakah diagnosis pada pasien ini? a. TB paru kasus putus obat b. TB paru kasus gagal c. TB paru kasus kambuh d. TB paru kasus kronik e. TB paru kasus pindahan
  • 27. 17 • Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang dengan keluhan batuk berdarah sejak 2 hari yang lalu. Pasien pernah mendapatkan terapi OAT selama 2 minggu tetapi telah berhenti minum obat selama 3 minggu. Terapi pasien pada saat ini adalah .... a. OAT kategori 2 b. OAT lini kedua c. Lanjutkan OAT kategori 1 d. Berikan antibiotik spektrum luas e. Beri sisipan OAT kategori 1 selama 1 bulan
  • 28. 18 • Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang dengan keluhan kencing seperti berdarah. Pasien telah menjalani terapi TB selama 2 bulan. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan sklera tampak ikterik. Pada pemeriksaan laboratorium SGPT 240 dan SGOT 253. OAT manakah yang boleh dilanjutkan pemberiannya pada pasien ini? a. Rifampisin b. Etambutol c. Pirazinamid d. INH e. Ciprofloxacin
  • 29. 24 • Seorang ibu membawa anaknya yang masih berusia 1 tahun ke dokter karena berat badan anaknya tidak kunjung naik. Ibu pasien takut anaknya tertular sakit TB yang diderita suaminya yang sempat dikatakan hasil pemeriksaan dahaknya BTA (+). Suaminya sejak 1 bulan ini mengkonsumsi obat TB. Pada anak ini kemudian dilakukan tes mantoux dan hasilnya 15 mm. Apa yang sebaiknya Anda sarankan untuk anak tersebut? a. Segera berikan imunisasi BCG b. Langsung berikan OAT c. Berikan profilaksis berupa isoniazid 5-10 mg/kg/hari selama 6 bulan d. Berikan antibiotik spektrum luas untuk infeksi saluran napas selama 1 minggu e. Melakukan foto toraks
  • 30. 29 • Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan berat badan menurun sejak 2 bulan terakhir. Pasien juga mengaku mengalami batuk yang tak kunjung sembuh sejak 6 minggu, riwayat demam disangkal. Dokter melakukan pemeriksaan dahak dan memutuskan untuk memberikan obat selama 6 bulan. Untuk mengevaluasi pengobatan pada pasien, perlu dilakukan pemeriksaan sputum pada saat? a. Akhir bulan ke 2 dan 4 pengobatan b. Akhir bulan ke 2, 4 dan 5 pengobatan c. Akhir bulan ke 2, 4, 5 dan 6 pengobatan d. Akhir bulan ke 2, 5, dan 6 pengobatan e. Akhir bulan ke 2 dan 6 pengobatan
  • 31. 31 • Seorang perempuan 53 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan lain dahak berwarna kekuningan, pilek, dan penurunan berat badan. BMI pasien 17 kg/m2. Pada pemeriksaan fisik TD 130/90 mmHg, nadi 100x/menit, RR 24x/menit. Pada auskultasi terdapat suara nafas vesikuler pada kedua hemithoraks paru. Pada foto thoraks terdapat gambar bercak kesuraman kecil-kecil pada kedua hemithoraks paru yang membentuk gambaran SNOW STORM. Apa diagnosis pada pasien ini? a. Bronkhitis kronis b. TB paru c. TB milier d. Bronkiektasis e. Bronkhiolitis
  • 32. 32 • Pasien laki-laki usia 35 tahun datang ke klinik dengan keluhan batuk berdahak sejak 4 minggu disertai penurunan berat badan dan diagnosa TBC. Pasien diketahui memiliki 3 anak umur 7 tahun, 5 tahun dan 2 tahun. Pemeriksaan apa yang harus dilakukan terhadap anak-anak pasien? a. Foto thoraks b. Sputum BTA c. Tuberkulin d. Kultur e. Tidak perlu dilakukan pemeriksaan
  • 33. 32 • Pasien laki-laki usia 35 tahun datang ke klinik dengan keluhan batuk berdahak sejak 4 minggu disertai penurunan berat badan dan diagnosa TBC. Pasien diketahui memiliki 3 anak umur 7 tahun, 5 tahun dan 2 tahun. Pemeriksaan apa yang harus dilakukan terhadap anak-anak pasien? a. Foto thoraks b. Sputum BTA c. Tuberkulin d. Kultur e. Tidak perlu dilakukan pemeriksaan
  • 35. Alergi/ atopi S T H M A rigger ipersensitivitas ukus ↑ nak2 (onset awal) esak, wheezing, ekspirasi memanjang
  • 36. GEJALA GEJALA MALAM APE BULANAN MINGGUAN HARIAN KONTINYU <1x/minggu Setiap hari Terus-menerus>1x/minggu ≤ 2 kali sebulan ≥ 80 % > 2 kali sebulan ≥ 80% > 1x seminggu 60-80% sering <60% DERAJAT INTERMITTEN PERSISTEN RINGAN PERSISTEN SEDANG PERSISTEN BERAT P E N G O N T R O L
  • 37.
  • 38. Tatalaksana Asma Serangan Akut 1. Oksigenasi dengan kanul nasal 2. Inhalasi agonis beta-2 kerja singkat (nebulisasi), setiap 20 menit dalam satu jam) atau agonis beta-2 injeksi (Terbutalin 0,5 ml subkutan atau Adrenalin 1/1000 0,3 ml subkutan) Kalo belum ada perbaikan dgn SABA  antikolinergik (ipratropium) 3. Kortikosteroid sistemik : • serangan asma berat • tidak ada respons segera dengan pengobatan bronkodilator • dalam kortikosteroid oral
  • 39.
  • 40. ASMA PADA ANAK Tidak setiap bulan kambuh setiap bulan kambuh
  • 42. ASMA PADA ANAK Penilaian derajat serangan asma
  • 43. ASMA PADA ANAK Penilaian derajat serangan asma Ringan Sedang Berat • Sekali nebulisasi pasien menunjukkan respons yang baik (complete response ) • Sesak timbul bila berjalan • Bicara: kalimat • Posisi: bisa berbaring • nebulisasi 2-3kali, pasien hanya menunjukkan respons parsial (incomplete response) • Sesak timbul bila berbicara • Bicara: penggal kalimat • Posisi: lebih suka duduk • 3 kali nebulisasi berturut-turut pasien tidak menunjukkan respons (poor response) • Sesak timbul saat istirahat • Bicara: kata-kata • Posisi: duduk bertopang lengan
  • 45. Tatalaksana Serangan Asma pada Anak • Nebulisasi SABA 1-3x, selang 20 menit • Nebulisasi ke-3: + antikolinergik • Jika sejak awal serangan berat: O2 + nebul 1x (+antikolinergik) • Nilai derajat serangan SERANGAN RINGAN • Observasi 1-2 jam • Jika efek bertahan, boleh plg • Jika gejala kambuh tindaki sebagai serangan sedang SERANGAN SEDANG • Berikan O2 • Nilai kembali derajat, bila sedang observasi di ruang rawat sehari • Pasang jalur parenteral SERANGAN BERAT • Sejak awal beri O2 • Pasang jalur parenteral • Nilai kembali derajat, bila berat: rawat di ruang rawat inap • Foto ro.thorax
  • 47. 3 Seorang anak berusia 6 tahun dibawa ke IGD oleh orang tuanya dengan keluhan sesak napas sejak setengah jam lalu. Keluhan disertai dengan adanya napas yang berbunyi. Pasien juga mengeluhkan batuk dan pilek sejak 3 hari lalu tanpa disertai demam. Sebelumnya anak pernah beberapa kali mengeluhkan seperti ini, terakhir 2 bulan lalu. Pada pemeriksaan fisik, pasien dapat berbaring tanpa sianosis, frekuensi napas 50x/menit, nadi 100x/menit, retraksi dada interkostal (+) dan wheezing pada akhir ekspirasi. Terapi awal yang diberikan adalah .... a. Aminofilin IV b. Adrenalin subkutan c. Nebulizer beta-2 agonis d. Oksigen 2-4 lpm via kanul e. Kortikosteroid IV
  • 48. 8 • Anak berusia 3 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan sulit bernapas. Sesak kambuh setiap bulan, dan telah kambuh sebanyak 5 kali dalam 3 bulan terakhir. Serangan sebelumnya terjadi pada bulan lalu dan membaik dengan nebulizer. Anak tampak rewel, memanggil ibunya minta minum, dan tidak tampak sianosis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi napas 48x/menit, frekuensi nadi 118x/menit, suhu 37,2oC, dan terdengar wheezing. Diagnosis pada pasien ini adalah .... a. Bronkiolitis b. Asma episodik jarang c. Asma episodik sering d. Asma persisten e. Asma sangat berat
  • 49. 9 • Seorang laki-laki berusia 22 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan batuk yang kemudian diikuti dengan sesak nafas dan mengi sejak 7 hari yang lalu. Gejala sesak timbul setiap hari dalam satu minggu ini. Pasien sudah sering berobat ke poliklinik penyakit dalam karena keluhan yang sama sejak 1 tahun terakhir. Hasil pemeriksaan spirometri peak flow meter nilai APE 70% nilai prediksi. Diagnosa kasus ini adalah .... a. Asma intermitten b. Asma persisten ringan c. Asma persisten sedang d. Asma persisten berat e. Asma persisten sangat berat
  • 50. 10 • Seorang laki laki 40 tahun datang dengan keluhan jantung berdebar sejak kemarin. pasien sebelumya didiagnosis asma bronkiale dan minum obat dari dokter, TTV = TD : 160/95 mmHg, HR 90 x/menit. RR : 20 x/memit, t : 36,5 derajat celcius. Obat apakah yang menimbulkan gejala pada pasien ini ? a. Dexamethasone b. Amitriptilin c. Salbutamol d. Aminophilin e. Budesonide
  • 51. 19 • Seorang laki-laki 28 tahun diantar keluarganya ke IGD dengan keluhan sesak. Pasien memiliki riwayat asma dan kambuh 2- 3x/minggu, serta sesak pada malam hari dialami 3 kali dalam bulan ini. Pada pemeriksaan fisik, tekanan darah 130/70 mmHg, frekuensi nadi 76x/menit, frekuensi napas 26x/menit, dan suhu 37oC. Pasien telah diberi obat nebulisasi salbutamol sebelumnya namun belum membaik. Terapi yang selanjutnya diberikan adalah .... a. Aminofilin oral b. Kortikosteroid oral c. Aminofilin IV d. Kortikosteroid IV e. Ipratropium bromida
  • 52. 22 • Seorang wanita, berusia 18 tahun datang dengan keluhan sesak yang sering kambuh. Dalam seminggu dapat terjadi 2-3 kali kekambuhan pada pasien. Pasien pernah mendapat pengobatan salbutamol oral tetapi mengi masih sering muncul. Tatalaksana yang diberikan adalah .... a. Menaikkan dosis salbutamol oral b. Menambahkan steroid sebagai controller dan edukasi c. Melakukan pemeriksaan rontgen toraks terlebih dahulu d. Memberikan salbutamol spray e. Menghentikan salbutamol dan edukasi untuk menghindari pajanan
  • 53. 26 • Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas yang berbunyi mengi. Pasien masih dapat tidur terlentang dan masih dapat berbicara kalimat. Selama 3 bulan terakhir, pasien mengalami serangan satu kali sebulan tetapi masih dapat diatasi dengan obat asma warung. Diagnosis pasien ini adalah.... a. Asma intermitten serangan ringan b. Asma intermitten serangan sedang c. Asma persisten ringan serangan ringan d. Asma persisten ringan serangan sedang e. Asma persisten sedang serangan ringan
  • 54. 27 • Seorang laki-laki pasien asma, secara rutin menggunakan budesonid inhaler untuk mengontrol serangan asmanya serta salbutamol inhaler bila timbul serangan akut. Namun dalam 3 bulan terakhir pasien merasa serangan asmanya menjadi semakin sering timbul. Apakah pengobatan yang paling tepat ditambahkan untuk mengontrol asmanya adalah? a. Antihistamin b. Leukotrien inhibitor c. B2 agonis kerja cepat oral d. Kortikosteroid oral e. B2 agonis kerja lambat oral
  • 55. 28 • Anak usia 9 thaun dibawa ke RS dengan keluhan batuk dan sesak napas sejak 1 jam yang lalu. Pasien masih dapat berbicara dalam penggalan kalimat. Kejadian ini pernah terjadi 2 bulan sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan retraksi suprasternal dan interkostal, serta wheezing saat ekspirasi dan inspirasi. Pasien sudah mendapatkan terapi inhalasi beta 2 agnois kerja cepat namun respon masih kurang optimal. Diagnosis pad a pasien ini adalah? a. Asma episodic jarang serangan berat b. Asma episodic sering serangan berat c. Asma persisten d. Asma episodic jarang serangan sedang e. Asma episodic jarang serangan sedang
  • 56. PPOK
  • 57. PPOK • obstruksi saluran napas bersifat ireversibel atau reversibel parsial. • PPOK meliputi 2: bronkitis kronik dan emfisema, sering terjadi bersamaan.
  • 58. • Pemeriksaan penunjang: Spirometri (VEP1/KVP) <70%. Foto thorax: gambaran emfisema • ≠ ada terapi spesifik • Stop merokok! • Bronkodilator inhalasi (agonis β2 spt Salbutamol, antikolinergik spt Ipratropium) • Terapi oksigen. • Mukolitik (ambroxol) , antioksidan (n-asetilsistein) • Menjamin asupan nutrisi • Latihan fisis TERAPI PPOK EX.AKUT PPOK • Bronkodilator inhalasi • terapi oksigen terkontrol, • steroid oral selama 10-14 hari (bila berat dapat diberikan steroid IV) • antibiotik.
  • 60. BRONKIEKTASIS • Merupakan dilatasi (>2 mm) bronkus proksimal yang abnormal dan permanen yang disebabkan oleh inflamasi dan akibatnya terjadi destruksi komponen elastik dan muskular pada dindingnya.
  • 61. BRONKIEKTASIS KLINIS Sputum 3 lapis (lapisan busa, mukoid, dan purulen) CXR • dilatasi dan penebalan bronkus (HONEYCOMB APPEARANCE) • TREM TRACK APPEARANCE TERAPI • kontrol infeksi, • meningkatkan bersihan mukus dengan drainase postural • memperbaiki nutrisi.
  • 63. BRONKIOLITIS • anak yang berumur < 2 tahun. • Etiologi: RSV (>>), parainfluenza, influenza dan adenovirus. Klinis • Batuk • takipneu • wheezing, ekspirasi memanjang Terapi • oksigen, • drainase postural (menepuk dada untuk mengeluarkan lendir) • cairan dan nutrisi adekuat, bronkodilator
  • 65. PNEUMONIA CAP • Terjadi di luar rumah sakit, atau dalam 48 jam setelah mrs. HAP • terjadi >48 jam smrs. Etiologi: • Streptococcus. Pneumonia (>>), Klebsiella pneumonia, H. influenza Etiologi: tergantung pola kuman di RS, kebanyakan Staphylococcus aureus (pemakaian slang infus), P. aeruginosa (ventilator).
  • 66. PNEUMONIA Batuk berdahakBatuk berdahakDemam tinggiDemam tinggisesaksesak GEJALA : TRIAS PNEUMONIA TANDA • takipnea, • Retraksi • perkusi dapat redup, • ronkhi PEMERIKSAAN PENUNJANG • CXR: infiltrat/konsolidasi • darah rutin: leukositosis • pewarnaan gram sputum, kultur sputum. TERAPI simptomatik + antibiotik
  • 67. PNEUMONIA Skor PORT INDIKASI RAWAT INAP • Skor PORT lebih dari 70 • Bila skor PORT kurang < 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap bila dijumpai salah satu : • P >30X/m • FiO2 <250 mmHg • Foto toraks: kelainan bilateral / 2 lobus • TDS <90 mmHg atau TDD<60 mmHg • Pneumonia pada NAPZA
  • 68. RO THORAXKLINIS TB INFILTRAT, KAVITAS DI APEKS ASMA PNEUMONIA PPOK BRONKIEK- TASIS BRONKIOLITI S GEJALA KHAS TB*, RONKHI APEKS RIWAYAT ATOPI, FAKTOR PENCETUS, ONSET USIA DINI, WHEEZING, EKSP. ↔ HIPERINFLASI TRIAS PNEUMONIA, PERKUSI REDUP, RONKHI PATCHY INFILTRAT USIA <2 THN, WHEEZING, EKSP. ↔ STREAKY INFILTRAT SPUTUM 3 LAPIS HONEYCOMB APP. TREM LINE APP.
  • 70. PERKUSI* RO THORAXKLINIS EFUSI PLEURA • < KOSTOFRENIKUS TUMPUL, • MENISCUS SIGN (+) • DEVIASI TRAKEA KE SISI SEHAT PNEUMO- TORAKS TENSION PNEUMO-THORAX ATELEKTASIS PERKUSI REDUP, PLEURAL FRICTION RUB PERKUSI HIPERSONOR • takikardia berat • hipotensI • distensi vena leher • deviasi trakea ke sisi sehat • PLEURAL WHITE LINE • HIPERLUSEN AVASKULER • DEVIASI TRAKEA KE SISI SEHAT ABSES PARU PERKUSI PEKAK • DEVIASI TRAKEA& MEDIASTINUM KE SISI SAKIT SPURUM PURULEN BANYAK DAN BAU AMIS PERKUSI REDUP • KAVITAS dgn AIR FLUID LEVEL
  • 71. EFUSI PLEURA • < KOSTOFRENIKUS TUMPUL, • MENISCUS SIGN (+) • DEVIASI TRAKEA KE SISI SEHAT • Efusi karena CHF: diuretik. Torakosintesis diagnostik bila efusi menetap dengan terapi diuretik, efusi unilateral/ bilateral dengan ketinggian berbeda, atau disertai demam dan nyeri dada pleuritik • Efusi parapneumonia / empyema : torakosintesis + antibiotika • Efusi pleura karena pleuritis TB : OAT 6-12 bulan + kortikosteroid, torakosintesis terapeutik bila sesak atau efusi >tinggi dari sela iga III • Efusi pleura keganasan : drainase dengan chest tube, pertimbangkan pleurodesis • Hemotoraks: chest tube/thoracostomy TERAPI PNEUMOTORAKS • PLEURAL WHITE LINE • HIPERLUSEN AVASKULER
  • 72. ABSES PARU ATELEKTASIS • KAVITAS dgn AIR FLUID LEVEL • DEVIASI TRAKEA& MEDIASTINUM KE SISI SAKIT
  • 74. 28 • Anak usia 9 thaun dibawa ke RS dengan keluhan batuk dan sesak napas sejak 1 jam yang lalu. Pasien masih dapat berbicara dalam penggalan kalimat. Kejadian ini pernah terjadi 2 bulan sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan retraksi suprasternal dan interkostal, serta wheezing saat ekspirasi dan inspirasi. Pasien sudah mendapatkan terapi inhalasi beta 2 agnois kerja cepat namun respon masih kurang optimal. Diagnosis pad a pasien ini adalah? a. Asma episodic jarang serangan berat b. Asma episodic sering serangan berat c. Asma persisten d. Asma episodic jarang serangan sedang e. Asma episodic jarang serangan sedang
  • 75. PPOK

Editor's Notes

  1. Aritmia: irama yang bukan berasal dari nodus SA irama yang tidak teratur, sekalipun berasal dari nodus SA, misalnya sinus aritmia frekuensi kurang dari 60x/menit (sinus bradikardia) atau lebih dari 100x/menit (sinus takikardia) adanya hambatan impuls supra atau intra ventrikuler &amp;lt;number&amp;gt;
  2. digunakan adalah PPD RT 23 dengan Tween 80. 2. Tulislah tanggal pada setiap vial dari PPD pada waktu PPD tersebut dibuka. Jangan menggunakan PPD yang sudah dibuka lebih dari 30 hari. 3. PPD harus disimpan di tempat yang dingin (suhu 2 – 8 derajat Celcius) yaitu dalam refrigrator (lemari es) atau dalam cool-box atau vaccine-carrier dengan cool-pack . Jangan menyimpan dalam freezer sebab PPD tidak boleh beku. PPD yang beku, tidak dapat digunakan untuk Uji Tuberkulin dan harus dibuang. 4. Simpanlah PPD ditempat yang terlindung dari sinar matahari. Jika PPD tersebut terpapar dengan sinar matahari untuk suatu jangka waktu yang lama, PPD tersebut tidak dapat digunakan lagi. 5. Alat suntik (semprit) yang digunakan untuk uji tuberkulin ini adalah semprit sekali-pakai khusus untuk tuberkulin yaitu semprit 1 cc dengan jarum 26 – 27 gauge yang panjangnya 1 cm dan 20 o bevel B. Ambil tuberkulin PPD sebanyak 0,1 ml dengan cara membalik vial kemudian cabut jarum dari vial. C. Ganti jarum dengan yang baru (ukuran No 26/ 27 G). Jarum yang sudah digunakan untuk mengambil PPD dari vial tidak boleh digunakan untuk menyuntikkan PPD tersebut. 2. Pemilihan lokasi penyuntikan , a &amp;lt;number&amp;gt;
  3. Pasien TB yang perlu mendapat tambahan kortikosteroid Kortikosteroid hanya digunakan pada keadaan khusus yang membahayakan jiwa pasien seperti: a) Meningitis TB dengan gangguan kesadaran dan dampak neurologis b) TB milier dengan atau tanpa meningitis c) Efusi pleura dengan gangguan pernafasan berat atau efusi pericardial d) Laringitis dengan obstruksi saluran nafas bagian atas, TB saluran kencing ( untuk mencegah penyempitan ureter ), pembesaran kelenjar getah bening dengan penekanan pada bronkus atau pembuluh darah. e) Hipersensitivitas berat terhadap OAT. f) IRIS ( Immune Response Inflammatory Syndrome ) Dosis dan lamanya pemberian kortikosteroid tergantung dari berat dan ringannya kel uhan serta respon klinis. Predinisolon (per oral): • Anak : 2 mg / kg BB, sekali sehari pada pagi hari • Dewasa : 30 – 60 mg, sekali sehari pada pagi hari Apabila pengobatan diberikan sampai atau lebih dari 4 minggu, dosis harus diturunkan secara b ertahap ( tappering off &amp;lt;number&amp;gt;
  4. &amp;lt;number&amp;gt;
  5. Anjuran pengobatan TB pada pasien dengan Diabetes melitus: a) Paduan OAT yang diberikan pada prinsipnya sama dengan paduan OAT bagi pasien TB tanpa DM dengan syarat kadar gula darah terkontrol b) Apabila kadar gula darah tidak terkontrol, maka lama pengobatan dapat dilanjutkan sampai 9 bulan c) Hati hati efek samping dengan pengg unaan Etambutol karena pasien DM sering mengalami komplikasi kelainan pada mata d) Perlu diperhatikan penggunaan Rifampisin karena akan mengurangi efektifitas obat oral anti diabetes (sulfonil urea) sehingga dosisnya perlu ditingkatkan e) Perlu pengawasan sesuda h pengobatan selesai untuk mendeteksi dini bila terjadi kekambuhan &amp;lt;number&amp;gt;
  6. &amp;lt;number&amp;gt;
  7. &amp;lt;number&amp;gt;
  8. &amp;lt;number&amp;gt;
  9. &amp;lt;number&amp;gt;
  10. &amp;lt;number&amp;gt;
  11. &amp;lt;number&amp;gt;
  12. &amp;lt;number&amp;gt;
  13. &amp;lt;number&amp;gt;
  14. Leukotrien modifier: contoh: zafirlukas &amp;lt;number&amp;gt;
  15. disarankan menggunakan kombinasi inhalasi antikolinergik dan agnonis beta-2 kerja singkat sebagai bronkodilator pada terapi awal serangan asma berat atau pada serangan asma yang kurang respons dengan agonis beta-2 saja, sehingga dicapai efek bronkodilatasi maksimal. Tidak bermanfaat diberikan jangka panjang, dianjurkan sebagai alternatif pelega pada penderita yang menunjukkan efek samping dengan agonis beta-2 kerja singkat inhalasi seperti takikardia, aritmia dan tremor. &amp;lt;number&amp;gt;
  16. Adrenalin Dapat sebagai pilihan pada asma eksaserbasi sedang sampai berat, bila tidak tersedia agonis beta-2, atau tidak respons dengan agonis beta-2 kerja singkat. &amp;lt;number&amp;gt;
  17. &amp;lt;number&amp;gt;
  18. &amp;lt;number&amp;gt;
  19. &amp;lt;number&amp;gt;
  20. &amp;lt;number&amp;gt;
  21. &amp;lt;number&amp;gt;
  22. &amp;lt;number&amp;gt;
  23. &amp;lt;number&amp;gt;
  24. &amp;lt;number&amp;gt;
  25. &amp;lt;number&amp;gt;
  26. Pneumonia Patient Outcome Research Team (PORT) &amp;lt;number&amp;gt;
  27. Fremitus taktil memberikan informasi yang berguna mengenai kepadatan jaringan paru-paru dan rongga dada dibawahnya. Fremitus meningkat pada keadaan dengan infiltrat paru, compressive atelektasis, cavitas paru. Keadaan seperti ini kepadatan paru-paru meningkat seperti konsolidasi, sehingga meningkatkan penghantaran fremitus taktil. Fremitus menurun atau melemah pada keadaan penebalan pleura, efusi pleura, pneumotoraks, emfisema paru dan obstruksi dari bronkus. Keadaan klinis yang mengurangi penghantaran gelombang suara ini akan mengurangi fremitus taktil. Jika ada jaringan lemak yang berlebihan di dada, udara atau cairan di dalam rongga dada, atau paru-paru yang mengembang secara berlebihan, fremitus taktil akan melemah. &amp;lt;number&amp;gt;
  28. &amp;lt;number&amp;gt;