Levofloxacin merupakan antibiotik fluorokinolon yang dapat digunakan untuk pengobatan pneumonia dan infeksi paru lainnya. Dosis yang diberikan sesuai dengan pedoman pengobatan pneumonia dan TB paru.
2. IDENTITAS PASIEN
Nama Tn. A
Usia 26 tahun
Jenis kelamin Pria
Alamat Tambora
Pekerjaan Supir
Agama Islam
Suku Bangsa 30-10-15
Tanggal Masuk 30-10-2015
Tanggal Periksa 30-10-2015
3. Anamnesa
• Sesak sejak 1 bulan yang
memberat sejak 4 hari
SMRS
Keluhan
Utama
• Batuk sejak 2 bulan SMRS
• Demam sejak 2 bulan
SMRS
Keluhan
tambahan
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Sesak sejak 1 bulan SMRS
Dirasakan setiap hari sepanjang hari setiap menarik
napas
Tidak dipengaruhi perubahan posisi, tidak
membangunkan pasien di malam hari, tidak memberat
saat beraktivitas
Tidak disertai mengi
Sesak baru pertama kali dirasakan
Sesak semakin berat dengan puncaknya 4 hari SMRS
pasien ke IGD
5. Sesak disertai keluhan batuk dan demam sejak 2 bulan
SMRS
Batuk berdahak kuning, hijau. Darah –
Batuk sepanjang hari
Tidak disertai pilek
Demam dirasakan sepanjang hari, hilang timbul, suhu
tidak pernah diukur
6. Pasien mengaku terdapat keringat pada malam hari.
Pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak ±10 kg
dalam 2 bulan tanpa disertai nafsu makan menurun.
Pasien tidak merasakan nyeri dada
Tidak ada riwayat tersedak atau trauma
Pasien tidak merasakan adanya benjolan di bagian tubuh.
Tidak terdapat gangguan BAB dan BAK.
Tidak terdapat keluhan pada kulit, mata, perut maupun
gangguan berjalan dan bengkak pada sendi.
7. Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat sesak dan batuk lama
sebelumnya.
Riwayat TB disangkal.
Riwayat asma disangkal.
8. Riwayat keluarga
Pasien mengatakan memiliki saudara yang menderita
sakit TB yang sering berkunjung ke rumah pasien.
Keluarga lain tidak memiliki riwayat penyakit serupa.
Tidak ada riwayat keganasan dalam keluarga.
9. Riwayat lingkungan
Pasien tinggal di wilayah lingkungan yang padat dan
kumuh, ventilasi rumah kurang baik
Riwayat kebiasaan
Pasien memiliki riwayat merokok selama 10 tahun
sebanyak 1 bungkus rokok sehari.
Pasien menyangkal riwayat menggunakan NAPZA
10. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: tampak
sakit sedang
Kesadaran: compos
mentis
Tanda vital
TD: 120/90 mmHg
HR: 106x/menit
RR: 40x/menit
S: 37,6oC
SaO2 tanpa O2 = 80%,
SaO2 dengan O2 = 96%
Status gizi:
LLA = 16 cm
BB berdasarkan LLA =
32kg
TB = 155 cm
IMT= 13,3 kg/m2
11. Kepala: normocephali, deformitas –
Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil
isokor, refleks cahaya langsung dan tak langsung +/+
Hidung: deformitas -, deviasi septum -, sekret -/-,
hiperemis konkha -/-
Mulut: mukosa oral basah
Leher: KGB tidak teraba, JVP 5+2 cm H2O
12. Paru
I: gerakan napas simetri kiri dan kanan, retraksi
substernal dan intercostal
P: fremitus taktil meningkat di daerah apex
P: sonor +/+, lebih redup di daerah apex dan basal,
BPH ICS V
A: vesikular +/+, bronkovesikular di daerah apex,
rhonki basah kasar +/+ di apex dan basal bilateral,
wheezing -/-
13. Jantung:
I: ictus cordis tidak terlihat
P: ictus cordis tidak teraba
P: kesan kardiomegali –
Batas atas: Linea parasternal ICS III sinistra
Batas kanan: Linea sternalis dekstra ICS V
Batas kiri: Linea midklavikularis ICS V sinistra
A: bunyi jantung 1,2 regular, gallop -, murmur -
19. Resume
Seorang pria 26 tahun dengan dispneu sejak 1 bulan
SMRS yang memberat 4 hari SMRS, sebelumnya
didahului tussis dan febris 2 bulan SMRS. Pasien juga
mengalami penurunan berat badan dan keringat di
malam hari. Orthopneu, PND, disangkal. Wheezing
disangkal. Gejala komplikasi TB di tempat lain,
disangkal. Riwayat kontak dengan penderita TB (+).
Pada pemeriksaan, pasien severe underweight dan
didapatkan paru konsolidasi karena radang.
Foto thoraks menunjukkan gambaran TB milier.
20. Diagnosis
TB paru miliar kasus baru dengan community acquired
pneumonia
Malnutrisi
21. Tatalaksana
Rawat dalam bangsal TB
O2 5 lpm via simple mask
Diet 1700 kkal, protein 1,5 g/kg/hari
IVFD NS 1.500cc/24 jam
Levofloxacin 1x750 mg IV
OAT RHZE 300/450/1000/750
Pemeriksaan BTA apabila dahak ada
22. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad malam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanactionam : dubia ad malam
26. • Belum pernah OAT
• Sudah pernah OAT tapi < 1 bulan (30
dosis harian)
Kasus Baru
• Sebelumnya mendapat OAT
dinyatakan sembuh kembali dengan
BTA (+)
Kasus Relaps
• Mendapat pengobatan di suatu tempat
pindah dan membawa surat rujukan
Kasus
Pindahan
• Sudah OAT 1 bulan, berhenti ≥2 minggu
kembali dengan BTA (+)
Kasus Lalai
Berobat
27. • BTA tetap (+) atau menjadi (+) kembali
setelah OAT 5 bulan (1 bulan sebelum
akhir pengobatan)
Kasus Gagal
• BTA (+) setelah selesai pengobatan ulang
kategori 2 dengan pengawasan yang baik
Kasus
Kronik
• Dahak (-) dan radiologik terdapat lesi TB inaktif
(serital tetap) + riwayat OAT adekuat
• Radiologik terdapat TB aktif 2 bulan tidak
berubah
Kasus Bekas
TB
28.
29. Paru
I: gerakan napas simetri kiri dan kanan, retraksi
substernal dan intercostal
P: fremitus taktil meningkat di daerah apex
P: sonor +/+, lebih redup di daerah apex dan
basal, BPH ICS V
A: vesikular +/+, bronkovesikular di daerah apex,
rhonki basah kasar +/+ di apex dan basal
bilateral, wheezing -/-
30. Bayangan berawan / nodular di segmen
apikal dan posterior lobus atas paru dan
segmen superior lobus bawah
Kaviti, terutama lebih dari satu,
dikelilingi oleh bayangan opak berawan
atau nodular
Bayangan bercak milier
Efusi pleura
Curiga lesi TB aktif