Asuransi dan judi memiliki kesamaan yaitu adanya keuntungan atau kerugian yang bergantung pada peristiwa tidak pasti. Namun, asuransi didasarkan pada kepentingan tertanggung untuk melindungi diri dari risiko, sedangkan judi semata-mata untuk menang atau kalah. Secara hukum, asuransi sah karena ada kepentingan yang dilindungi, sedangkan judi dilarang karena hanya spekulatif.
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
manajemen resiko
1. MANAJEMEN RESIKO
PERBEDAAN ASURANSI DENGAN JUDI
1. Menurut Aspek Agama
Di kalangan umat islam ada anggapan bahwa asuransi itu tidak islami. Orang yang
melakukan asuransi sama halnya dengan orang yang mengingkari rahmat Allah.
Sehingga asuransi itu haram dalam segala macam bentuknya, termasuk asuransi
jiwa. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan, yaitu : asuransi sama dengan judi,
asuransi mengandung unsur-unsur tidak pasti, asuransi mengandung unsur riba/renten,
asuransi mengandung unsur pemerasan karena pemegang polis apabila tidak bisa
melanjutkan pembayaran preminya maka akan kehilangan premi yang sudah
dibayarkan atau dikurangi, premi-premi yang sudah dibayarkan akan diputar dalam
praktek-praktek riba, asuransi termasuk jual beli atau tukar menukar mata uang tidak
tunai, hidup dan mati manusia dijadikan obyek bisnis dan sama halnya dengan
mendahului takdir Allah. Namun asuransi diperbolehkan dalam praktek seperti
sekarang ini, hal ini dikarenakan tidak ada nash (al-qur’an dan sunnah) yang melarang
asuransi, ada kesepakatan dan kerelaan kedua belah pihak, asuransi dapat
menanggulangi kepentingan umum sebab premi-premi yang terkumpul dapat
diinvestasikan untuk proyek-proyek yang produktif dan pembangunan, asuransi
termasuk akad mudharabah (bagi hasil), asuransi termasuk koperasi (syirkah
ta’awuniyah), dan asuransi dianalogikan/diqiyaskan dengan sistem pension seperti
taspen.
Mengenai judi jelas hukumnya adalah haram, terlarang baik itu terlibat secara
mendalam maupun hanya berperan secara sedikit saja atau tidak berperan sama sekali,
mengaharapkan keuntungan semata (misalnya hanya mencoba-coba) di samping
sebagian orang-orang yang terlibat melakukan kecurangan, kita mendapatkan apa
yang semestinya kita tidak dapatkan, atau menghilangkan suatu kesempatan.
2. Menurut Aspek Sosial
Asuransi memiliki tujuan untuk mengurangi resiko yang sudah ada dalam masyarakat
dengan jalan mempertanggung pada perusahaan asuransi; asuransi mempunyai sifat
sosial terhadap masyarakat berarti dari resiko-resiko yang ada akan ditanggung oleh
perusahaan asuransi, dengan adanya asuransi akan memberikan keuntungan-
keuntungan tertentu pada masyarakat umumnya (jaminan hari tua, pendidikan anak-
anak dan sebagainya); besarnya resiko/kerugian yang timbul bisa kita ketahui atau
2. bisa kita tentukan resiko tersebut; kontrak asuransi dibuat secara tertulis dan mengikat
pihak-pihak yang mengadakan perjanjian; asuransi hanya melibatkan bentuk resiko
murni dimana penerima ganti rugi tidak diuntungkan menerima keuntungan karena
sifatnya kompensasi, asuransi memiliki prinsip-prinsip dan dilindungi hukum/undang-
undang, kepentingan keuangan tertanggung atas objek asuransi sangat
dominan/penting, identitas masing-masing pihak diketahui sebelum dimulai
kontrak/perjanjian, asuransi memberi keuntungan positif bagi perkembangan
ekonomi.
Pada perjudian mula-mula kerugian tidak ada, setelah perjudian terjadi timbullah
resiko (kalah), artiinya resiko yang tadinya belum ada sekarang menjadi ada;
perjudian bersifat tidak sosial karena bisa mengacaukan rumah tangga (amoral) dan
pada judi sulit untuk diukur/diketahui; kontrak pada judi tidak mengikat dan tidak
tertulis; Judi melibatkan resiko spekulatif (ada yang untung dan rugi), judi tidak
memiliki prinsip apapun bahkan dilarang Undang-Undang, tidak ada kepentingan apa-
apa kecuali menang dan kalah, tidak memerlukan identitas para pelakunya, tidak
member manfaat apa-apa.
3. Menurut Aspek Hukum
Berdasarkan Pasal 1774 KUH Perdata dinyatakan bahwa suatu persetujuan untung-
untungan adalah suatu perbuatan yang hasilnya mengenai untung ruginya, baik untuk
semua pihak, maupun bagi sementara pihak, bergantung kepada suatu kerjadian yang
belum pasti (contoh : asuransi dan perjudian/pertaruhan). Sehingga berdasarkan bunyi
pasal di atas dapatlah dinyatakan bahwa persamaan antara asuransi dengan perjudian
yaitu terdapatnya suatu hasil pelaksanaan persetujuan berupa untung atau rugi yang
digantungkan pada suatu peristiwa yang belum tentu akan terjadi. Namun perbedaan
mendasar antara asuransi dengan perjudian adalah :
Asuransi didasarkan pada terdapatnya suatu kepentingan si terjamin yang menyatakan
bahwa suatu peristiwa yang belum tentu akan terjadi tesebut tidak akan terjadi pada si
terjamin.
Judi didasarkan pada terdapatnya suatu kepentingan para pihak yang melakukan judi
yang menyatakan bahwa suatu peristiwa yang belum tentu akan terjadi tersebut akan
terjadi atau tidak akan terjadi.