1. 1. ASURANSI SARI’AH
PENGERTIAN ASURANSI
Pengertian Asuransi Syariah, Istilah asuransi dalam perkembangannya di Indonesia berasal
dari kata Belanda assurantie yang kemudian menjadi “asuransi” dalam bahasa Indonesia.
Namun dalam istilah assurantie itu sendiri sebenarnya bukanlah istilah asli bahasa Belanda
akan tetapi, berasal dari bahasa latin, yaitu assecurare yang berarti “meyakinkan orang” kata
ini kemudian dikenal dalam bahasa Perancis sebagai assurance. Banyak pendapat mengenai
pengertian asuransi antara lain :
1. Asuransi dapat pula diartikan sebagai suatu persetujuan dimana penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung dengan mendapat premi, untuk mengganti
kerugian, atau tidak diporlehnya keuntungan yang diharapkan, yang dapat diderita
karena peristiwa yang tidak diketahui lebih dahulu.
2. Secara umum pengertian asuransi adalah perjanjian antara penanggung (perusahaan
asuransi) dengan tertanggung (peserta asuransi) yang dengan meneriman premi dari
tertanggung penanggung berjanji akan membayar sejumlah pertanggungan manakala
tertanggung:
a. Mengalami kerugian, kerusakan atau kehilangan atas barang/kepentingan yang
diasuransikan karena peristiwa tidak pasti dan tanpa kesengajaan.
b. Didasarkan atas hidup atau matinya seseorang
3. Asuransi adalah suatu kemauan untuk menempatkan kerugian-kerugian kecil yang
sudah pasti sebagai pengganti kerugian-kerugian besar yang belum pasti.
4. Asuransi atau pertanggungan menurut UU No.2 Tahun 1992 tentan Usaha
Peransuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengingatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan pergantian kepada tertanggung karena kerugian, atau
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau keuntungan yang
diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin yang
mungkin akan diderita tertanggung yaitu timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
5. Asuransi dalam sudut pandang ekonomi merupakan metode untuk mengurangi risiko
dengan jalan memindahkan dan mengombinasikan ketidakpastian akan adanya
kerugian keuangan. Menurut sudut pandang bisnis, asuransi adalah sebuah
perusahaan yang usaha utamanya menerima/menjual jasa, pemindahan risiko dari
pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagai resiko diantara sejumlah
nasabahnya. dari sudut pandan sosial asuransi sebagai sebuah organisasi sosial yang
menerima pemindahan risiko dan mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna
2. membayar kerugian yang mungkin terjadi pada masing-masing anggota asuransi
tersebut.
6. Asuransi syariah dalam fatwa DSN MUI adalah usaha saling melindungi dan tolong-
menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset
dan/atau Tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko
tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah. Akad yang sesuai dengan syariah
yang dimaksud adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian),
riba, zhulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.
Asuransi syariah berbeda dengan asuransi konvensioanl, pada asuransi syariah setiap
peserta sejak awal bermaksud saling menolong dan melindungi satu dengan yang lain
dengan menyisihkan dananya sebagai iuran kewajiban yang disebut Tabarru’. Jadi
sistem ini tidak menerima pengalihan risiko dimana tertanggung harus membayar
premi, tetapi lebih merupakan pembagian risiko di mana para peserta saling
menanggung kemudian akad yang digunakan dalam asuransi syariah harus selaras
dalam hukum Islam.
Beberapa istilah pokok yang harus dipahami untuk bisa mengenal usaha
peransuransian syariah antara lain:
1. Peserta Asuransi : adalah pihak pertama yang berbagi risiko dan mempunyai hak
untuk menerima sejumlah uang dari perusahaan asuransi sebagai ganti rugi atas
terjadinya suatu risiko sebagaimana tercantum dalam perjanjian. Dalam asuransi
syariah peserta asuransi minimal dalam keadaan tertentu memiliki hak yang sama
dengan perusahaan termasuk dalam hak perolehan keuntungan dari dana yang
diasuransikan perusahaan asuransi konvensional disebut tertanggung yang
melimpahkan risiko kepada perusahaan asuransi sebagai penanggung risiko
kepada perusahaan asuransi sebagai penanggung risiko.
2. Perusahaan asuransi : sebagai pengelola risk sharing. Dalam asuransi syariah
perusahaan asuransi adalah pengelola dana yang berhak memperoleh imbalan
tertentu dalam bentuk fee dan/atau bagi hasil pengelolaan dana asuransi dapat
dilakukan atas dasar akad wakalah bil ujrah, mudharabah dan/atau mudharabah
musyarakah. Sedangkan dalam asuransi konvensional pengelola disebut
penanggung karena menanggung risiko tertanggung. Akad yang digunakan
adalah akad jual beli di mana perusahaan asuransi menjadi pemilik penuh dana
yang disetor.
3. Al-kafalah : suatu kepentingan yang menjadi dasar berlakunya suatu
pertanggungan asuransi, yaitu adanya kepentingan terhadap kepentingan
seseorang, benda atau terhadap tangung gugat kepada pihak lain. Objek asuransi
3. dapat berupa benda dan jasa, jiwa dan raga, kesehatan manusia, tanggung jawab
hukum serta semua kepentingan lainnya yang dapat hilang, rusak, rugi dan/ atau
berkurag nilainya.
4. Underwriting : yaitu proses penafsiran jangka hidup seorang calon peserta yang
dikaitkan dengan besarnya risiko untuk menentuksn besarnyan premi. Atau
dengan kata lain, merupakan proses seleksi yang dilakukan oleh perusahaan
asuransi jiwa untuk menentukan tingkat risiko yang akan diterima dan
menentukan besarnya premi yang akan dibayar. Penentuan dan pengklasifikasian
risiko calon peserta terkait dengan besar kecilnya risiko untuk menentukan
diterima atau ditolaknya permohonan calon pemegang polis (peserta).
5. Polis Asuransi : yaitu surat perjanjian antara pihak yang menjadi peserta asuransi
dengan prusahaan asuransi, polis asuransi sendiri merupakan bukti autentik
berupa akta mengenai adanya perjanjian asuransi.
6. Premi Asuransi : sejumlah uang yang harus dibayarkan peserta asuransi untuk
mengikat kewajiban pengelola dalam membayar ganti rugi atas terjadinya risiko.
Dalam asuransi syariah premi disebut dengan istilah kontribusi yaitu meupakan
dana peserta secara bersama-sama setelah dikurangi fee pengelola. Umumnya
premi asuransi erbagi 3 yaitu premi tabungan, premi Tabarru’, dan premi biaya.
Dalam asuransi konvensional premi merupakan harga yang dibayar tertanggung
untuk membeli asuransi kepada penanggung yang telah mengambil alih risiko
tertanggung oleh karenanya premi menjadi pendapatan penuh perusahaan.
7. Jangka waktu pertanggungan yang menunjukkan lamanya suatu perjanjian
asuransi berlaku, masa pertanggungan akan habis saat jangka waktu yang
ditetapkan habis.
8. Tanggal dikeluarkan polis adalah tanggal yang tercantum pada polis saat
dikeluarkan atau diterbitkan oleh perusahaan asuransi.
9. Manfaat asuransi atau jumlah uang pertanggungan merupakan jumlah uang yang
dinyatakan dalam polis sebagai proteksimaksimum yang akan dibayarkan
perusahaan asuransi kepada peserta sebagai ganti rugi atas terjadinya suatu risiko.
10. Agen asuransi adalah seseorang atau badan hukum yang kegiatannya memberikan
jasa dalam memasarkan jasa asuransi untuk dan atas nama perusahaan asuransi.
11. Aktuaria adalah pegawai asuransi yang bertugas utama melaksanakan
perhitungan keuangan perusahaan.
12. Reasuransi pada prinsipnya adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang
diasuransikan atau sering disebut asuransi dari asuransi. Reasuransi merupakan
suatu sistem penyebaran risiko di mana penanggungan yang ditutupnya kepada
penanggung yang lain.
4. Manfaat Dan Risiko Asuransi
1. Manfaat Asuransi Syariah, asuransi pada dasarnya dapat memberi manfaat bagi para
peserta asuransi antara lain:
a. Rasa aman dan perlindungan. Peserta asuransi berhak memperoleh klaim (hak
peserta asuransi) yang wajib diberikan oleh perusahaan asuransi sesuai dengan
kesepakatan dalam akad. Klaim tersebut akan menghindarkan peserta asuransi
dari kerugian yang mungkin timbul.
b. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Semakin besar kemungkinan
terjadinya suatu kerugian dan semakin besar kerugian yang mungkin
ditimbulkannya makin besar pula premi pertanggungannya. Untuk menentukan
besarnya premi perusahaan asuransi syariah dapat menggunakan rujukan,
misalnya tabel mortalita untuk asuransi jiwa dan tabel morbidita untuk asuransi
kesehatan, dengan syarat tidak memasukkan unsur riba dalam perhitungannya.
c. Berfungsi sebagai tabungan. Kepemilikan dana pada asuransi syariah merupakan
hak peserta. Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya
secara syariah. Jika pada masa kontrak peserta tidak dapat melanjutkan
pembayaran premi dan ingin mengundurkan diri sebelum masa reversing, period,
maka dana yang dimasukkan dapat diambil kembali, kecuali sebagian dana kecil
yang telah diminatkan untuk Tabarru’ (dihibahkan).
d. Alat penyebaran risiko. Dalam asuransi syariah risiko dibagi bersama para peserta
sebagai bentuk salng tolong-menolong dan membantu diantara mereka.
e. Membantu meningkatkan kegiatan usaha karena perusahaan asuransi akan
melakukan investasi sesuai dengan syariah atau suatu bidang usaha tertentu.
2. Risiko, risiko dalam industri peransuransian diartikan sebagai ketidakpastian dari
kerugian finansial atau kemungkinan terjadi kerugian Risiko selalu melibatkan dua
istilah, yaitu ketidakpastian dan peluang kerugian finansial. Jenis-jenis risiko yang
umum dikenal dalam usaha peransuransian antara lain:
a. Risiko Murni, bahwa ada ketidakpastian terjadi ya suatu kerugian atau dengan
kata lain hanya ada peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan. Risiko
murni adalah suatu risiko yang bila terjadi akan memberikan dan apabila tidak
terjadi, tidak menimbulkan kerugian akan tetapi juga tidak memberikan
keuntungan.
b. Risiko Investasi, yaitu risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan
yaitu peluang mengalami kerugian finansial atau peluang memperoleh
keuntungan. Perbedaan risiko murni dan risiko investasi adalah dalam risiko
5. murni kerugian terjadi atau tidak terjadi sama sekali, Sedangkan dalam risiko
investasi kemungkinan terjadi kerugian atau keuntungan.
c. Risiko individu
d. Risiko tanggung gugat, adalah risiko yang mungkin dialami sebagai tanggung
jawab akibat merugikan pihak lain. Jika seseorang menanggung kerugian orang
lain, maka dia harus membayarnya sehingga hal ini merupakan kerugian finansial.
3. Risiko Yang Diasurangsikan (Insurable Risk), Pihak yang dapat mengasuransikan
suatu benda adalah pihak yang memiliki Insurable Risk lalu persolan selanjutnya
risiko apa saja yang dapat diasuransikan. Insurable Risk merupakan semua risiko
yang dapat diasuransikan, ada beberapa karakteristik risiki yang dapat diasuransikan
yang biasanya disingkat dengan LURCH yaitu:
a. Loss-Unexpected (kerugian tidak terduga), risiko yang dapat diasuransikan harus
berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian (loss). Kerugian tersebut ada
yang dapat diukur dan dipastikan waktu dan tempatnya dan ada yang tidak, oleh
karena itu terjadinya kerugian haruslah merupakan kecelakaan atau karena diluar
kotrol atau kemampuan seseorang dan bukan hal yang dapat direncanakan.
b. Reasonable (beralasan), risiko yang diasuransikan adalah risiko yang memiliki
nilai.
c. Catastropic (kemungkinan bencana besar), risiko yang diasuransikan haruslah
tidak akan menimbulkan suatu kemungkinan rugi yang sangat besar yaitu jika
sebagian besar pertanggungan kemungkinan akan mengalami kerugian pada
waktu yang bersamaan yang disebabkan oleh suatu bencana.
d. Homogeneous (sama/serupa), barang yang diasuransikan haruslah homogen
dalam arti ada banyak barang yang serupa atau sejenis. Oleh karena itu, jika ingin
mengetahui besarnya kemungkinan kerugian suatu benda, maka harus ada jenis
yang serupa sebagai bahan perbandingan untuk memperkirakan kerugian yang
mungkin terjadi tersebut.
4. Cara mengelola Risiko, dalam menangani risiko ini sekurang-kurangnya ada 5 hal
yang dapat dilakukan antara lain:
a. Menghindari risiko, untuk menghindari risiko jangan melakukan kegiatan apa pun
yang memungkinkan dapat menimbulkan kerugian.
b. Mengurangi risiko, yaitu sedapat mungkin memperkecil kemungkinan terjadinya
kerugian. Mengurangi risiko ini dapat dilakukan dengan dua cara, pertama
mengurangi peluang terjadinya kerugian, kedua mengurangi jumlah kerugian
yang mugkin terjadi.
6. c. Retensi risiko, berarti kita tidak melakukan apapun terhadap risiko resebut.
d. Membagi risiko, konsep ini merupakan konsep yang diterapkan dalam asuransi
syariah, terkadang suatu risiko tidak dapat dihindari dan rtensi akan memberi
peluang kerugian yang amat besar, maka dapat dilakukan pembagian kerugian
e. Mentransfer risiko, merupakan risiko konsep usaha asuransi kerugian
konvensional, yaitu berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain,
biasanya kepada perusahaan asuransi yang bersedia dan mampu memikul beban
risiko. Pengalihan atau pemindahan tersebut dapat berupa risiko investasi maupun
risiko murni.