Dokumen tersebut membahas tentang asuransi konvensional dan syariah dari segi definisi, sejarah, prinsip, ketentuan hukum, dan unsur-unsur pelaksanaannya. Asuransi ditinjau sebagai metode mengurangi risiko dengan memindahkan dan menggabungkan ketidakpastian, serta memiliki perbedaan pada akad, investasi, dan pembagian keuntungan antara sistem konvensional dan syariah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian asuransi menurut Islam, pendapat hukum asuransi dikalangan ulama, prinsip-prinsip dasar asuransi syariah, ciri-ciri asuransi syariah, dan manfaat asuransi syariah. Secara ringkas, asuransi syariah adalah usaha saling tolong menolong melalui investasi tabarru' yang memberikan pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu sesuai syariat.
Dokumen tersebut membahas tentang asuransi konvensional dan syariah dari segi definisi, sejarah, prinsip, ketentuan hukum, dan unsur-unsur pelaksanaannya. Asuransi ditinjau sebagai metode mengurangi risiko dengan memindahkan dan menggabungkan ketidakpastian, serta memiliki perbedaan pada akad, investasi, dan pembagian keuntungan antara sistem konvensional dan syariah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian asuransi menurut Islam, pendapat hukum asuransi dikalangan ulama, prinsip-prinsip dasar asuransi syariah, ciri-ciri asuransi syariah, dan manfaat asuransi syariah. Secara ringkas, asuransi syariah adalah usaha saling tolong menolong melalui investasi tabarru' yang memberikan pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu sesuai syariat.
Produk asuransi syariah Prudential Unit Link Syariah menggunakan prinsip tabarru' dan wakalah untuk mengalokasikan kontribusi peserta dan membayar klaim secara berkelanjutan. Peserta akan menerima bagian surplus jika memenuhi syarat seperti tidak mengajukan klaim dan mempertahankan keikutsertaan.
Perkembangan & pertumbuhan asuransi syariah life insurance di indonesiaWahyu Ketapang
Perkembangan asuransi syariah life insurance di Indonesia antara tahun 2011-2013 menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pertumbuhan premi asuransi syariah mencapai 43% pada 2013, lebih tinggi dari pertumbuhan asuransi konvensional sebesar 20%. Masa depan industri asuransi syariah di Indonesia dinilai masih terbuka lebar, didukung oleh pertumbuhan ekonomi kuat dan meningkatnya kelas menengah.
Asuransi syariah adalah sistem saling tolong menolong antara para peserta melalui pembentukan dana yang dikelola secara syariah untuk menghadapi risiko tertentu. Dana peserta dikelola melalui akad-akad seperti tabarru', wakalah, dan mudharabah. Asuransi syariah memiliki prospek besar di Indonesia karena mayoritas penduduk muslim, tetapi tantangan utamanya adalah pemahaman masyarakat yang masih rendah terhadap asur
Dokumen tersebut membahas tentang akad dalam asuransi syariah. Akad merupakan perjanjian yang menghasilkan dampak hukum syariah dan terdiri dari rukun-rukun tertentu. Ada dua jenis akad yaitu akad tabarru' yang bersifat non-profit dan akad tijari yang bertujuan mencari keuntungan. Dalam asuransi syariah, akad antara peserta dan perusahaan bersifat tabarru' sedangkan hubungan antara per
Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...An Nisbah
Abstract: Insurance business can be distinguished on some reviews. It includes general insurances, life insurances and reinsurances (on the basis of its function). Based on its basic policy, It includes term life insurances, whole life insurances, two benefcial insurances, insurances of investment unit (unit linked). Based on its belongings, it includes national private-owned insurances, state-owned
insurances, foreign corporations-owned insurances, and multiplicity-owned insurances. Based on the nature of its implementation, it includes voluntary and compulsory insurances. Based on the business support activities, it includes insurance brokers, reinsurance brokers, insurance loss assessor, consulting
actuary, and insurance agents. Mean while, mechanisms of Takaful (shari’a insurances) include underwriting, insurance policies, premiums, management of premiums, claims and insurance coverage. The main obstacles to develop shari’a insurance are lack of socialization, limitation of human resources of Takaful’s expert; lack of Muslim support, weakness of government support.
Keywords: Insurance, Syari’ah, BPJS.
Asuransi syariah di Indonesia bermula dari perusahaan asuransi konvensional pada abad ke-19. Pada tahun 1993, beberapa lembaga membentuk tim untuk mendirikan perusahaan asuransi syariah pertama, yaitu Syarikat Takaful Indonesia. Produk asuransi syariah meliputi asuransi keluarga dan umum, yang didasarkan pada prinsip saling tolong menolong antarpeserta.
PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
Makalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level MarketingAZA Zulfi
Makalah ini membahas tentang pembidangan hukum Islam dalam bidang muamalah khususnya asuransi dan multi level marketing, dengan menjelaskan pengertian muamalah, ruang lingkup fiqh muamalah, pengertian asuransi dan asuransi syariah serta sistem kerja multi level marketing."
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis asuransi termasuk asuransi jiwa, dana pensiun, asuransi pendidikan, dan asuransi kesehatan. Asuransi jiwa digunakan untuk menjamin keluarga dan kebutuhan hidup pemegang polis, sedangkan dana pensiun dan asuransi pendidikan bertujuan untuk menyediakan dana masa depan seperti masa pensiun dan biaya pendidikan.
Asuransi syariah berkembang pesat beberapa tahun terakhir meskipun belum secara masif. Konsep asuransi syariah berdasarkan ayat Al-Quran yang menyerukan umat Islam bertaqwa kepada Allah dan memperhatikan masa depan. Prinsip asuransi syariah menggunakan akad mudharabah untuk mengelola dana.
Lembaga keuangan syariah sampai sejauh ini terus mengalami peningkatan. Bentuk dari Lembaga salah satunya adalah asuransi syariah yang dikenal dengan takaful. Asuransi Syariah pertama adalah PT Syarikat Takaful Indonesia sebagai perusahaan pada 24 Februari 1994 berawal dari prakarsa Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI) yang dimatangkan melalui seminar nasional dan studi banding dengan Takaful Malaysia. Dimonitori oleh Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia, PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan, serta para pengusaha muslim Indonesia pada tanggal 4 Agustus 1994 berdirilah PT Asuransi Takaful Keluarga, saat itu saham dimiliki oleh IDB, Takaful Malaysia,Permodalan Nasional Madani dan Bank Muamalat. Maka, mulailah perkembangan asuransi syariah (takaful) di Indonesia.
Produk asuransi syariah Prudential Unit Link Syariah menggunakan prinsip tabarru' dan wakalah untuk mengalokasikan kontribusi peserta dan membayar klaim secara berkelanjutan. Peserta akan menerima bagian surplus jika memenuhi syarat seperti tidak mengajukan klaim dan mempertahankan keikutsertaan.
Perkembangan & pertumbuhan asuransi syariah life insurance di indonesiaWahyu Ketapang
Perkembangan asuransi syariah life insurance di Indonesia antara tahun 2011-2013 menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pertumbuhan premi asuransi syariah mencapai 43% pada 2013, lebih tinggi dari pertumbuhan asuransi konvensional sebesar 20%. Masa depan industri asuransi syariah di Indonesia dinilai masih terbuka lebar, didukung oleh pertumbuhan ekonomi kuat dan meningkatnya kelas menengah.
Asuransi syariah adalah sistem saling tolong menolong antara para peserta melalui pembentukan dana yang dikelola secara syariah untuk menghadapi risiko tertentu. Dana peserta dikelola melalui akad-akad seperti tabarru', wakalah, dan mudharabah. Asuransi syariah memiliki prospek besar di Indonesia karena mayoritas penduduk muslim, tetapi tantangan utamanya adalah pemahaman masyarakat yang masih rendah terhadap asur
Dokumen tersebut membahas tentang akad dalam asuransi syariah. Akad merupakan perjanjian yang menghasilkan dampak hukum syariah dan terdiri dari rukun-rukun tertentu. Ada dua jenis akad yaitu akad tabarru' yang bersifat non-profit dan akad tijari yang bertujuan mencari keuntungan. Dalam asuransi syariah, akad antara peserta dan perusahaan bersifat tabarru' sedangkan hubungan antara per
Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...An Nisbah
Abstract: Insurance business can be distinguished on some reviews. It includes general insurances, life insurances and reinsurances (on the basis of its function). Based on its basic policy, It includes term life insurances, whole life insurances, two benefcial insurances, insurances of investment unit (unit linked). Based on its belongings, it includes national private-owned insurances, state-owned
insurances, foreign corporations-owned insurances, and multiplicity-owned insurances. Based on the nature of its implementation, it includes voluntary and compulsory insurances. Based on the business support activities, it includes insurance brokers, reinsurance brokers, insurance loss assessor, consulting
actuary, and insurance agents. Mean while, mechanisms of Takaful (shari’a insurances) include underwriting, insurance policies, premiums, management of premiums, claims and insurance coverage. The main obstacles to develop shari’a insurance are lack of socialization, limitation of human resources of Takaful’s expert; lack of Muslim support, weakness of government support.
Keywords: Insurance, Syari’ah, BPJS.
Asuransi syariah di Indonesia bermula dari perusahaan asuransi konvensional pada abad ke-19. Pada tahun 1993, beberapa lembaga membentuk tim untuk mendirikan perusahaan asuransi syariah pertama, yaitu Syarikat Takaful Indonesia. Produk asuransi syariah meliputi asuransi keluarga dan umum, yang didasarkan pada prinsip saling tolong menolong antarpeserta.
PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
Makalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level MarketingAZA Zulfi
Makalah ini membahas tentang pembidangan hukum Islam dalam bidang muamalah khususnya asuransi dan multi level marketing, dengan menjelaskan pengertian muamalah, ruang lingkup fiqh muamalah, pengertian asuransi dan asuransi syariah serta sistem kerja multi level marketing."
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis asuransi termasuk asuransi jiwa, dana pensiun, asuransi pendidikan, dan asuransi kesehatan. Asuransi jiwa digunakan untuk menjamin keluarga dan kebutuhan hidup pemegang polis, sedangkan dana pensiun dan asuransi pendidikan bertujuan untuk menyediakan dana masa depan seperti masa pensiun dan biaya pendidikan.
Asuransi syariah berkembang pesat beberapa tahun terakhir meskipun belum secara masif. Konsep asuransi syariah berdasarkan ayat Al-Quran yang menyerukan umat Islam bertaqwa kepada Allah dan memperhatikan masa depan. Prinsip asuransi syariah menggunakan akad mudharabah untuk mengelola dana.
Lembaga keuangan syariah sampai sejauh ini terus mengalami peningkatan. Bentuk dari Lembaga salah satunya adalah asuransi syariah yang dikenal dengan takaful. Asuransi Syariah pertama adalah PT Syarikat Takaful Indonesia sebagai perusahaan pada 24 Februari 1994 berawal dari prakarsa Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI) yang dimatangkan melalui seminar nasional dan studi banding dengan Takaful Malaysia. Dimonitori oleh Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia, PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan, serta para pengusaha muslim Indonesia pada tanggal 4 Agustus 1994 berdirilah PT Asuransi Takaful Keluarga, saat itu saham dimiliki oleh IDB, Takaful Malaysia,Permodalan Nasional Madani dan Bank Muamalat. Maka, mulailah perkembangan asuransi syariah (takaful) di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang asuransi Islam, meliputi pengertian, macam-macam, dalil, ciri-ciri, manfaat, dan prinsip asuransi Islam. Asuransi Islam didasarkan pada prinsip saling tolong menolong dan kerjasama, bukan untuk mencari keuntungan, serta bebas dari unsur riba dan gharar.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengertian asuransi secara umum dan asuransi syariah, sejarah berdirinya asuransi dan asuransi syariah, landasan hukum asuransi syariah, pendapat ulama tentang asuransi syariah, prinsip-prinsip asuransi syariah, perbedaan antara asuransi konvensional dan syariah, kendala dan strategi pengembangan asuransi syariah, serta produk-produk asuransi syariah individu dan grup.
Dokumen tersebut membahas tentang perbankan syariah dan asuransi syariah. Perbankan syariah beroperasi sesuai prinsip-prinsip syariah Islam tanpa unsur bunga dan meminimalkan unsur-unsur yang dilarang oleh syariah seperti gharar dan maisir. Asuransi syariah berdasarkan prinsip tolong menolong untuk menghadapi risiko melalui akad yang sesuai syariah."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis akad syariah yang digunakan dalam asuransi syariah seperti tabarru', mudharabah, wakalah, dan musyarakah serta skema hubungan antara peserta, perusahaan asuransi syariah dan perusahaan reasuransi syariah dalam penerapan prinsip-prinsip syariah. Dokumen tersebut juga menjelaskan komposisi premi
Makalah ini membahas tentang pengertian asuransi, prinsip dasar, tujuan, fungsi, dan jenis-jenis asuransi. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak dimana pihak penanggung menanggung risiko pihak tertanggung. Prinsip dasar asuransi meliputi insurable interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity, subrogation, dan contribution.
Syirkah adalah kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk menggabungkan modal dan bekerja sama dalam suatu usaha. Ada dua jenis syirkah, yaitu syirkah harta dan syirkah kerja. Perbankan syariah menerapkan prinsip bagi hasil sedangkan perbankan konvensional menerapkan bunga. Ada perbedaan pendapat tentang hukum asuransi, tetapi secara umum asuransi syariah diatur berdasarkan prinsip kerja sama
Dokumen tersebut membahas tentang asuransi syariah. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa asuransi syariah berbeda dengan asuransi konvensional karena didasarkan pada prinsip saling tolong menolong dan bagi hasil bukan pengalihan risiko. Dokumen tersebut juga menjelaskan produk-produk asuransi syariah seperti takaful dana investasi dan takaful kecelakaan diri.
1. Akutansi Asuransi Diah Aryati Hal 1
ASURANSI SYARIAH
Asuransi dalam bahasa Arab disebut At’ta’min yang berasal dari kata amanah yang
berarti memberikan perlindungan, ketenangan, rasa aman serta bebas dari rasa takut.
Istilah menta’minkan sesuatu berarti seseorang memberikan uang cicilan agar ia atau
orang yang ditunjuk menjadi ahli warisnya mendapatkan ganti rugi atas hartanya yang
hilang.
Sedangkan pihak yang menjadi penanggung asuransi disebut mu’amin dan pihak yang
menjadi tertanggung disebut mu’amman lahu atau musta’min.
Konsep asuransi Islam berasaskan konsep Takaful yang merupakan perpaduan rasa
tanggung jawab dan persaudaraan antara peserta. Takaful berasal dari bahasa Arab yang
berakar dari kata ”kafala yakfulu” yang artinya tolong menolong, memberi nafkah dan
mengambil alih perkara seseorang. Takaful yang berarti saling menanggung/memikul
resiko antar umat manusia merupakan dasar pijakan kegiatan manusia sebagai makhluk
sosial. Saling pikul resiko inidilakukan atas dasar saling tolong menolong dalam kebaikan
dengan cara, setiap orang mengeluarkan dana kebajikan (tabarru) yang ditujukan untuk
menanggung resiko tersebut.
Menurut Fatwa Dewan Asuransi Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah bagian
pertama menyebutkan pengertian Asuransi Syariah (ta’min, takaful’ atau tadhamun)
adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang atau pihak
melalui investasi dalam bentuk set dan atau tabarru yang memberikan pola pengembalian
untuk mengehadapi resiko tertentu melalui akad atau perikatan yang sesuai dengan
syariah.
Asuransi Syariah bersifat saling melindungi dan tolong menolong yang dikenal dengan
istilah ta’awun, yaitu prinsip hidup yang saling melindungi dan saling tolong menolong
atas dasar ukhuwah Islamiyah antara sesama anggota asuransi syariah dalam menghadapi
hal tak tentu yang merugikan.
2. Akutansi Asuransi Diah Aryati Hal 2
Dasar Hukum Asuransi Syariah
Dari segi hukum positif, hingga saat ini asuransi syariah masih mendasarkan legalitasnya
pada Undang-undang No. 2 tahun 1992 tentang perasuransian.
Dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang Pasal 246, yaitu :
”Asuransi adalah suatu perjanjian dimana seseorang penanggung mengikatkan diri
kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan
penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tentu.”
Pengertian diatas tidak dapat dijadikan landasan hukum yang kuat bagi Asuransi Syariah
karena tidak mengatur keberadaan asuransi berdasarkan prinsip syariah, serta tidak
mengatur teknis pelaksanaan kegiatan asuransi dalam kaitannya kegiatan
administrasinya. Pedoman untuk menjalankan usaha asuransi syariah terdapat dalam
Fatwa Dewan Asuransi Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah, fatwa tersebut
dikeluarkan kareni regulasi yang ada tidak dapat dijadikan pedoman untuk menjalankan
kegiatan Asuransi Syariah. Tetapi fatwa DSN-MUI tersebut tidak memiliki kekuatan
hukum dalam Hukum Nasional karena tidak termasuk dalam peraturan perundang-
undangan di Indonesia. Agar ketentuan Asuransi Syariah memiliki kekuatan hukum,
maka perlu dibentuk peraturan yang termasuk peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia meskipun dirasa belum memberi kepastian hukum yang lebih kuat, peraturan
tersebut yaitu Keputusan Menteri Keuangan RI No.426/KMK.06/2003, Keputusan
Menteri Keuangan RI No. 424/KMK.06/2003 dan Keputusan Direktorat Jendral
Lembaga Keuangan No. 4499/LK/2000. Semua keputusan tersebut menyebutkan
mengenai peraturan sistem asuransi berbasis Syariah.