SlideShare a Scribd company logo
1 of 61
Hukum Asuransi
Sejarah Asuransi
Konsep dan perkembangan asuransi dari
jaman sebelum masehi sampai abad
modern
SEBELUM MASEHI
Komunitas sosial dalam bentuk tolong menolong
Jika suatu rumah terbakar, maka tetangga sekitar wajib membantu
membangun kembali rumah yang rusak.
Kalau seseorang tidak mau membantu, maka ia tidak akan
dibantu tetangganya jika dikemudian hari ia mendapat
musibah.
Cara logis untuk mengurangi risiko
3000 SM (Cina) = kirim tepung via kapal menyusuri sungai =
- 1 kali kirim = satu musibah  total loss
- Beberapa kali kirim  terhindar dari total loss
 Konsep ASURANSI KARGO
1750 SM (Code of Hammurabi - Babilonia – Irak) =
- Pedagang bayar sejumlah uang kepada pemilik modal
sebelum melakuan perjalanan.
- Jika barang dirampok dalam perjalanan, pedagang tidak
perlu mengganti kerugian kepada pemilik modal
 Konsep ASURANSI KREDIT
IDE AWAL ASURANSI
Budaya pedagang bangsa Phoenic (Laut Mediteranian)
 tiap pedagang menyisihkan sebagian dari gandum
yang mereka kirim, lalu disimpan disuatu tempat
dibawah pengawasan khusus.
 Gandum cadangan ini akan digunakan sebagai ganti
rugi kepada peserta yang kehilangan seluruh muatan
gandumnya.
IDE AWAL ASURANSI
1. > pedagang yang turut berpartisipasi, < gandum yang
perlu disisihkan oleh setiap peserta.
2. > jarak tempuh, > tua usia kapal = > risiko
3. investigator penyebab kerugian harus berpengalaman
 Konsep diatas = konsep awal asuransi.
 Konsep perdagangan internasional menjadi dasar
terbentuknya asuransi.
ASURANSI MODERN
Tahun 600 – Romawi, komunitas “benevolent societies”
(budak dan masyarakat kelas bawah),
benefit =
a. Biaya pemakaman jenasah anggotanya,
b. Santunan bagi pihak keluarga / ahli waris yang
ditinggalkan.
 “benevolent societies” = ASURANSI JIWA pertama untuk
masyarakat umum.
ASURANSI MODERN
1347 – Genoa, Italia – kontrak asuransi marine insurance
pertama kali dalam bentuk tertulis
1380 – Portugal – pemilik kapal wajib beli asuransi
1583 – Inggris - polis asuransi jiwa pertama atas nama
Williams Gybbons
1609 – Jerman - ada usulan membuat asuransi kebakaran
1666 – the Great Fire of London ( 2 – 6 Sept),
(www.london-fire.gov.uk)
1667 – Inggris - asuransi kebakaran pertama di dunia
didirikan Nicholas Barbon  The Fire Office (1680)
ASURANSI MODERN
1688 – Inggris - Edward Lloyd buka Lloyd’s Coffee House di
Tower Street, cetak info seputar pelayaran (1696) 
Lloyd’s List (1734)  nama Lloyd dipakai oleh para
underwriter untuk menghormati Edward Lloyd.
1694 – konsep asuransi kesehatan pertama kali muncul
1759 – Amerika Serikat, Sinode Presbiterian di Philadelphia
dan New York mempopulerkan asuransi jiwa
1850 – Inggris dan Amerika Serikat - The Railway Passengers
Assurance Company dan The Franklin Health
Assurance Company of Massachusetts jual asuransi
kecelakaan diri akibat tertabrak kereta api, kapal uap.
1927 – Brussel, Belgia  International Conference of
Sickness Insurance Funds and Mutual Benefit
Societies
disponsori oleh International Labour Organization
1935 – Amerika Serikat, presiden Franklin D. Roosevelt
menandatangani Social Security Act (14 Agt) 
santunan Juga bisa diterima ahli waris
1939  Produk asuransi bermunculan mengikuti
perkembangan jaman (era revolusi industri, era
mekanisasi pertanian, era informasi): asuransi
kendaraan, asuransi pertanian, asuransi pabrik,
asuransi perjalanan, asuransi pesawat, asuransi
satelit, asuransi handphone/laptop, asuransi
kesehatan, asuransi pendidikan, dan sebagainya.
ASURANSI MODERN
Hubungan antara Risiko
dengan Asuransi
Pengertian risiko, dan beragam risiko
dalam bisnis yang dapat diasuransikan
DEFINISI RISIKO
Risiko = “uncertainty as to the outcome of an event when
two or more possibilities exist” (The Committee on Insurance
Terminology - 1966)
- Ketidakpastian suatu peristiwa  kerugian ekonomis /
keadaan yang memburuk
- Ketidakpastian suatu peristiwa dalam waktu tertentu 
gagal mencapai target yang sudah direncanakan
Jika risiko menimpa aset (tangible / intangible) maka
nilai ekonomis aset tersebut akan berkurang / hilang.
Contoh: mobil bekas tabrakan  besi tua
KARAKTERISTIK RISIKO
Pure Risk ( risiko murni )
Akibat suatu peristiwa hanya 1 = kerugian finansial.
Contoh: musibah kebakaran, bencana alam, tabrakan,
perampokan, sakit, kematian.
Speculative Risk ( risiko spekulatif )
Akibat suatu peristiwa ada 2 = untung - rugi.
Contoh: beli saham, judi.
Tidak semua risiko dapat diasuransikan. Hanya risiko
murni yang dapat diasuransikan. Risiko spekulatif
tidak dapat diasuransikan.
RISIKO DALAM BISNIS
Risiko dinamis
Manusia (keamanan dan kesehatan lingkungan kerja),
Teknologi (gagal membuat produk baru), Manajerial
(perubahan selera konsumen), Ekonomi (inflasi),
Politik (terorisme).
Risiko statis
Manusia (sakit, cedera, kerampokan), Teknis (alat
rusak), Legal (tanggung jawab produk baru),
Lingkungan (gempa bumi, banjir)
SUATU RISIKO DAPAT DIASURANSIKAN JIKA…
1. Kapan terjadinya tidak dapat dipastikan sebelumnya
2. Jika terjadi, pasti menimbulkan kerugian yang dapat
dinilai dengan uang
3. Terjadi tiba-tiba
4. Tanpa direncanakan
5. Risiko justru ingin dihindari
6. Dapat dilihat secara fisik
7. Dapat pula tidak terlihat (hilangnya keuntungan yang
diharapkan sebagai dampak dari terjadinya risiko)
8. Memenuhi hukum bilangan besar (the law of large
number)
Pembagian Asuransi
Definisi dan penggolongan asuransi serta
bagaimana asuransi mengelola premi
Definisi Asuransi
Insurance is defined as the equitable transfer of the risk of a
loss, from one entity to another, in exchange for a premium,
and can be thought of a guaranteed small loss to prevent a
large, possibly devastating loss. (Sumber = wikipedia–15 Dec 2008).
Definisi Asuransi
Asuransi =
• Sarana / cara untuk memindahkan risiko kerugian,
• dari satu pihak (yang seharusnya menanggung risiko
tersebut),
• kepada pihak lain (yang bersedia menerima pengalihan
risiko tersebut),
• dengan cara membayar premi asuransi, yaitu mengeluarkan
biaya yang relatif kecil namun mampu memberikan
kepastian (guaranteed small loss),
• untuk mencegah kerugian dalam jumlah besar atau bahkan
luar biasa besar dikemudian hari.
DASAR HUKUM PELAKSANAAN ASURANSI DI INDONESIA
1. UU No. 2 tahun 1992 – Usaha Perasuransian
2. UU Perlindungan Konsumen
3. PP No. 39 tahun 2008 – Penyelenggaraan Usaha
Perasuransian
4. PP No. 81 tahun 2008 – Perubahan ketiga Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 73 tahun 1992
5. PP No. 73 tahun 1992 - Penyelenggaraan Usaha Asuransi
6. KMK No. 422 tahun 2003 - Penyelenggaraan Usaha
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi
7. KMK No. 426 tahun 2003 - Perizinan Usaha dan
Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi
PEMBAGIAN ASURANSI
1. Asuransi Jiwa (Life Insurance)
- Unsur proteksi
- Unsur investasi + proteksi
 dikelola swasta / pemerintah
2. Asuransi Umum (General Insurance)
- Unsur proteksi
 Dikelola swasta / pemerintah
3. Asuransi Sosial (Social Insurance)
- Unsur proteksi
 Dikelola pemerintah
Diatur dalam UU No. 2 1992 – Usaha Perasuransian
PEMBAGIAN ASURANSI
4. Asuransi Kesejahteraan Sosial (Social Security Insurance)
- Unsur proteksi
 dikelola swasta / pemerintah
Diatur dalam UU No. 11 Thn 2009 – Kesejahteraan Sosial
ASURANSI JIWA (LIFE INSURANCE)
 Apa saja yang dapat diasuransikan:
 Kemampuan untuk mendapat penghasilan setelah mengalami
musibah / memasuki masa pensiun
 Biaya rawat inap / pengobatan
 Biaya pendidikan di masa depan
 Biaya melunasi agunan / kredit bank
 Masa berlaku kontrak asuransi:
 Polis (akta kontrak asuransi) 1 tahun (asuransi kesehatan dan
kecelakaan), > 1 tahun (asuransi pendidikan) bahkan sampai usia
nasabah mencapai 90 tahun (whole life)
 Risiko yang ditanggung:
 Meninggal dunia
 Sakit
 Cacat
 Pendapatan tetap setelah pensiun
ASURANSI UMUM (GENERAL INSURANCE)
 Aset apa saja yang dapat diasuransikan:
Bangunan berikut isi bangunan (perabot, mesin)
Kegiatan konstruksi (bangunan, jembatan, PLTU)
Kehilangan pendapatan yang semestinya diperoleh jika
tidak terjadi musibah
Kendaraan / alat transportasi
Barang / mesin dalam perjalanan (ekspor / impor)
Barang pribadi (laptop, handphone)
Uang (uang milik sendiri / milik nasabah, sisa hutang,
uang muka perjalanan, uang jaminan proyek)
Biaya dokter / biaya rumah sakit / biaya obat / biaya
ambulans / sewa pesawat untuk evakuasi
Tanaman / hewan / pesawat terbang / satelit
ASURANSI UMUM (GENERAL INSURANCE)
 Masa berlaku kontrak asuransi
- Beberapa jam (asuransi uang), beberapa hari/minggu
(asuransi perjalanan, asuransi kargo), sampai 12 bulan
(asuransi kebakaran, asuransi kendaraan) atau lebih
 Risiko yang ditanggung:
Kerugian finansial akibat kebakaran, petir, kejatuhan
pesawat, perampokan, tabrakan, banjir, gempa bumi,
kerusuhan, pembajakan, tenggelam, kelalaian, dll
Akibat dari sakit = biaya rawat inap, sisa tagihan kartu
kredit, hilang uang muka perjalanan
Akibat dari meninggal = kehilangan penghasilan, sisa
tagihan kartu kredit / sisa hutang KPR
ASURANSI SOSIAL (SOCIAL INSURANCE)
 Apa saja yang dapat diasuransikan:
Kemampuan untuk mendapat penghasilan setelah
mengalami musibah / memasuki masa pensiun
Biaya rawat inap / pengobatan
 Masa berlaku kontrak asuransi:
Mulai dari beberapa menit / jam / hari (selama naik
kendaraan umum), sampai puluhan tahun selama
menjadi karyawan perusahaan
 Risiko yang ditanggung:
Meninggal dunia
Sakit
Cacat
Pendapatan tetap setelah pensiun
ASURANSI SOSIAL (SOCIAL INSURANCE)
Contoh Asuransi Sosial:
- Asuransi Kesehatan (ASKES)
- Jasa Raharja
- JAMSOSTEK
- ASABRI
- TASPEN
ASURANSI KESEJAHTERAAN SOSIAL
(SOCIAL SECURITY INSURANCE)
• Jaminan Sosial =
1. Asuransi Kesejahteraan Sosial,
2. Bantuan Langsung Berkelanjutan
• Asuransi Kesejahteraan Sosial  khusus untuk orang
tidak mampu dan tidak terjamin oleh sistem asuransi
sosial pada umumnya yang berbasis pada kontribusi
peserta.
• Ditujukan untuk = fakir miskin, lanjut usia terlantar,
anak yatim piatu terlantar, penyandang cacat fisik,
cacat mental)
ASURANSI DI INDONESIA
Asuransi juga dimuat dalam UU yang lain, yaitu:
UU No. 10 Tahun 2009 – Kepariwisataan
UU No. 11 Tahun 2009 – Kesejahteraan Sosial
UU No. 22 Tahun 2009 – Lalu Lintas
UU No. 1 Tahun 2009 – Pengangkutan Udara
UU No. 25 Tahun 2009 – Pelayanan Publik
UU No. 17 Tahun 2008 – Pelayaran
UU No. 23 Tahun 2007 – Perkeretaapian
APA BEDANYA?
Asuransi Jiwa/Umum – Asuransi Sosial
1. Manfaat yang diperoleh individu ditentukan oleh berapa
besar premi yang dibayar peserta asuransi, sedangkan
asuransi sosial lebih menekankan kepada kecukupan
manfaat untuk semua peserta.
2. Bersifat sukarela sedangkan asuransi sosial bersifat
wajib sehingga dana yang terkumpul akan sangat besar.
3. Manfaat diberikan sesuai kontrak asuransi yang dibuat
sebelumnya. Pada asuransi sosial, manfaat / santunan
diberikan sesuai undang-undang yang berlaku.
Fungsi Asuransi
Aneka manfaat asuransi baik untuk
kehidupan pribadi, usaha, maupun sosial
FUNGSI UTAMA ASURANSI
1. Pemindahan risiko (risk transfer)
Contoh : jasa porter Rp 5.000 untuk koper senilai Rp
5.000.000
2. Pengumpulan dana (common pool)
Contoh : seluruh premi asuransi rumah tinggal tidak
boleh disatukan dengan premi asuransi kargo
3. Premi yang seimbang (equitable premium)
Contoh : premi asuransi rumah beton < premi asuransi
premi asuransi rumah kayu
FUNGSI SEKUNDER ASURANSI
1. Merangsang pertumbuhan usaha
Dana cadangan lebih baik untuk investasi Rumah tipe 45
senilai Rp 100 juta.
Pilihan 1 = beli rumah cadangan Rp 100 juta
Pilihan 2 = bayar premi asuransi Rp 100.000 / tahun atau
Rp 274 / hari dan sisa uang Rp 99.900.000
untuk investasi
2. Keamanan, sehingga tertanggung dapat berkonsentrasi pada
usahanya.
3. Pencegahan kerugian (loss prevention)  identifikasi risiko-
risiko potensial. Contoh: pasang tanda dilarang merokok
dalam gudang kertas.
4. Pengendalian kerugian (loss control) untuk meminimalkan
kerugian.
Contoh: latihan evakuasi, menyusun barang dengan rapi dan
tidak memblokir jalan keluar
FUNGSI SEKUNDER ASURANSI
5. Manfaat sosial  mempercepat pemulihan
perekono-mian dan mencegah kemiskinan.
6. Tabungan (investasi)  khusus untuk asuransi
jiwa = unit link, dana pensiun, tabungan
berasuransi yang ditawarkan melalui perbankan.
FUNGSI TAMBAHAN ASURANSI
1. Sumber dana masyarakat  perusahaan asuransi
menginvestasikan premi yang terkumpul melalui
instrumen keuangan.
Contoh: obligasi, deposito, saham, mata uang asing,
reksadana, penyertaan modal, properti, mendirikan
anak perusahaan yang bergerak dalam bidang
perbankan, service management, dll.
2. Invisible earnings: pendapatan bagi
perusahaan asuransi dari komisi
reasuransi.
Prinsip-prinsip Dasar
Asuransi Jiwa - Asuransi
Umum - Asuransi Sosial
Rumusan dasar yang dipakai oleh seluruh
jenis asuransi yang ada di dunia
INSURABLE INTEREST (PASAL 250 KUHD)
KEPENTINGAN YANG DIPERTANGGUNGKAN
Memberi hak kepada seseorang untuk mengasuransikan
karena adanya hubungan keuangan yang diakui hukum
antara orang tersebut dengan obyek yang diasuransikan.
Contoh:
 CV MODUIT mengasuransikan tokonya.
 David Beckham mengasuransikan kaki-nya.
=== 
 CV MODUIT tidak dapat mengasuransikan kaki David
Beckham.
 David Beckman tidak dapat mengasuransikan
CV MODUIT
UTMOST GOOD FAITH (PASAL 251 KUHD)
ITIKAD PALING BAIK
Ubberima fides (most abundant faith) = Utmost Good Faith
Pihak Nasabah (Tertanggung) dan pihak Perusahaan Asuransi
(Penanggung) wajib saling memberitahukan sejelas-jelasnya
semua fakta penting mengenai obyek yang akan diasuransikan
(material facts) maupun persyaratan asuransi.
Informasi Nasabah digunakan oleh underwriter asuransi untuk
menentukan:
1. Apakah harta benda atau Tertanggung layak diasuransikan.
2. Premi asuransi yang sesuai / seimbang.
3. Persyaratan polis lainnya (risiko sendiri, klausula dll).
INDEMNITY
GANTI RUGI
Asuransi akan mengembalikan posisi keuangan nasabah
(tertanggung) setelah mengalami suatu kerugian, seperti
yang tertanggung miliki sesaat sebelum terjadi kerugian.
Contoh:
Sebuah rumah diasuransikan terhadap risiko kebakaran senilai
Rp 100 juta. Jika rumah terbakar, dan mengalami kerugian Rp
20 juta, maka tertanggung berhak mendapat ganti rugi Rp 20
juta saja, bukan Rp 100 juta.
! ASURANSI (UMUM) bukan INVESTASI.
! INVESTASI = uang Rp 100 juta jika diinvestasikan akan
menjadi Rp 110 juta dalam waktu satu tahun.
Produk-produk asuransi yang berkaitan dengan “nilai tebus”
(asuransi pendidikan, asuransi jiwa) dan beberapa produk
asuransi kesehatan membayarkan manfaat kepada peserta
asuransi tanpa melihat berapa besar kerugian keuangan yang
sebenarnya diderita peserta.
Contoh:
1. dana pendidikan,
2. dana pensiun,
3. santunan yang dibayar dengan sistem “lump sum” seperti
santunan rawat inap, santunan kecelakaan, santunan
meninggal / uang duka.
SUBROGATION (PASAL 251 KUHD)
SUBROGASI
Dasar Hukum = Pasal 251 KUHD
Bila penanggung telah membayar ganti rugi kepada
tertanggung, maka penanggung akan menggantikan
tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak
ketiga yang menimbulkan kerugian pada tertanggung.
Mobil Joko diasuransikan ke Asuransi X dengan jaminan
komprehensif. Saat ditempat parkir, mobil Joko ditabrak
mobil Budi.
Alur proses ganti rugi sesuai prinsip Subrogasi, yaitu =
1. Asuransi X memproses kerusakan mobil Joko, hingga
mobil Joko diperbaiki.
2. Joko tidak boleh lagi menuntut ke Budi karena
kerusakan mobilnya sudah diganti asuransi X.
3. Joko diminta oleh asuransi X agar hak menuntut Budi
dialihkan kepada asuransi X.
4. Asuransi X akan menuntut Budi untuk mengganti
semua biaya yang telah dikeluarkan Asuransi X untuk
memperbaiki atau mengganti mobil Joko.
Pelanggan Asuransi
Siapa saja yang memerlukan asuransi dan
aneka tips untuk memilih perusahaan
asuransi yang tepat sesuai kebutuhan dan
kemampuan
PENGGUNA ASURANSI
PERORANGAN (PERSONAL)
a. Pribadinya sendiri dan keluarga
- Rumah dan isinya (terutama KPR)
- Kendaraan (kredit dari bank, leasing)
- Luka / cacat anggota tubuh
- Kesehatan (rawat inap)
b. Usaha pribadi
- Aset fisik (bangunan, peralatan, mesin, bahan baku,
termasuk tenaga kerja, kendaraan)
- Aset SDM (karyawan)
PENGGUNA ASURANSI
PERUSAHAAN (KORPORASI)
a. Asuransi wajib dimiliki perusahaan (kredit bank/leasing)
- bangunan, mesin, mobil, sepeda motor (tidak termasuk
tanah karena tidak perlu diasuransikan)
- kecelakaan kerja (Jamsostek)
b. Asuransi diminta sendiri oleh Perusahaan untuk proteksi
aset: bangunan, kendaraan, mesin, peralatan, bahan
baku, barang jadi, barang dalam perjalanan, pegawai
(kesehatan, kecelakaan diri, perjalanan dinas), dll.
PENGGUNA ASURANSI
PUBLIK
a. Pengguna angkutan umum : angkutan darat, laut dan
udara - Jasa Raharja
b. Kesehatan masyarakat - Jamsostek, asuransi
kesejahteraan sosial
TIPS MEMILIH PERUSAHAAN ASURANSI YANG TEPAT
1. Pilihlah perusahaan yang memiliki reputasi dan
kredibilitas yang baik.
2. Pilihlah perusahaan yang telah lama beroperasi.
3. Pilihlah perusahaan yang keuangannya sehat
(Risk Base Capital min.120%)
4. Analisa secara mendalam produk yang ditawarkan dan
jangan membeli produk hanya karena nama besar
perusahaan.
5. Pelajari pengalaman beberapa orang yang pernah
secara langsung mendapat layanan klaim.
6. Pilihlah perusahaan yang karyawannya:
- dapat dihubungi tiap saat (e-mail, website, telepon),
- memberi penjelasan produk dengan benar,
- mencetak dan mengirim kontrak asuransi dengan cepat,
- memproses klaim secara profesional (responsif, tidak
mengada-ada, membimbing peserta melengkapi
dokumen-dokumen klaim, cepat membayar uang klaim)
7. Hindari perusahaan yang hanya menawarkan premi
yang murah tanpa didukung oleh fasilitas dan manfaat
yang memberi perlindungan sekaligus kenyamanan
bagi nasabah.
PERLINDUNGAN HUKUM
BAGI
TERTANGGUNG
DI INDONESIA
Perjanjian, di mana penanggung mengikat diri terhadap
tertanggung dengan memperoleh premi, untuk
memberikan kepadanya ganti rugi karena suatu
kehilangan, kerusakan, atau tidak mendapat
keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dapat
diderita karena suatu peristiwa yang tidak pasti
Pasal 246
KUHD
Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri pada
tertanggung dengan menerima premi asuransi
untuk memberikan penggantian kepada
Tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan diderita Tertanggung yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan
Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian
SYARAT SAHNYA PERJANJIAN ASURANSI
 Perjanjian asuransi dilihat dari bentuknya : perjanjian
konsensual.
 Sifat konsensual terlihat dari Pasal 257 KUHD :
“Perjanjian pertanggungan diterbitkan seketika setelah
ia ditutup; hak-hak dan kewajiban-kewajiban bertimbal
balik dari penanggung dan tertanggung mulai berlaku
semenjak saat itu, bahkan sebelum polisnya
ditandatangani.”
 Pasal 257 KUHD tersebut merupakan penerobosan
terhadap Pasal 255 KUHD yang mensyaratkan bahwa
perjanjian asuransi harus dibuat dalam suatu akta
yang dinamakan polis.
PERJANJIAN ASURANSI
 Perjanjian asuransi harus dilakukan dengan
membuat suatu akta, yang disebut polis
 Polis bukan merupakan suatu syarat untuk
adanya (bestaanvoorwaarde) perjanjian asuransi.
 Polis berfungsi sebagai alat bukti yang
menerangkan telah terjadinya perjanjian
asuransi.
POLIS
 Pasal 19 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 73 Tahun 1992 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perasuransian
“Polis atau bentuk perjanjian asuransi dengan nama
apapun, berikut lampiran yang merupakan kesatuan
dengannya, tidak boleh mengandung kata atau kalimat
yang dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda
mengenai resiko yang ditutup asuransinya, kewajiban
Penanggung dan kewajiban Tertanggung, atau
mempersulit Tertanggung mengurus haknya.”
Pasal 8 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
422/KMK.06/2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan
Asuransi dan Perusahaan Reasuransi :
Polis Asuransi harus memuat sekurang-kurangnya ketentuan
mengenai : 
a. saat berlakunya pertanggungan,
b. uraian manfaat yang diperjanjikan,
c. cara pembayaran premi,
d. tenggang waktu (grace period) pembayaran premi,
e. kurs yang digunakan untuk Polis Asuransi dengan mata uang
asing apabila pembayaran premi dan manfaat dikaitkan dengan
mata uang rupiah,
f. waktu yang diakui sebagai saat diterimanya pembayaran premi,
g. kebijakan perusahaan yang ditetapkan apabila pembayaran premi
dilakukan melewati tenggang waktu yang disepakati;
h. periode dimana pihak perusahaan tidak dapat meninjau ulang
keabsahan kontrak asuransi (incontestable period);
i. tabel nilai tunai, bagi Polis Asuransi jiwa yang mengandung nilai
tunai;
j. perhitungan dividen polis atau yang sejenis, bagi Polis Asuransi
jiwa yang menjanjikan dividen polis atau yang sejenis;
k. penghentian pertanggungan, baik dari pihak penanggung maupun
dari pihak pemegang polis, termasuk syarat dan penyebabnya;
l. syarat dan tata cara pengajuan klaim, termasuk bukti pendukung
yang diperlukan dalam mengajukan klaim;
m. pemilihan tempat penyelesaian perselisihan;
n. bahasa yang dijadikan acuan dalam hal terjadi sengketa atau
beda pendapat, untuk Polis Asuransi yang dicetak dalam 2 (dua)
bahasa atau lebih.
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 422/KMK.06/2003
Polis Asuransi harus dicetak dengan jelas
sehingga dapat dibaca dengan mudah dan
dimengerti baik langsung maupun tidak
langsung oleh pemegang polis dan atau
tertanggung
(1)Setiap Polis Asuransi yang diterbitkan dan
dipasarkan di wilayah hukum Indonesia harus
dibuat dalam Bahasa Indonesia.
(2)Dalam hal diperlukan, Polis Asuransi dapat dibuat
dalam bahasa asing berdampingan dengan Bahasa
Indonesia.
Pasal 9
Pasal 10
PERMASALAHAN
PELAKSANAAN ASURANSI
Jangka waktu pembayaran klaim asuransi : Pasal
27 Keputusan Menteri Keuangan No.
422/KMK.06/2003 Tahun 2003 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi
Dan Perusahaan Reasuransi :
“Perusahaan Asuransi harus telah membayar
klaim paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak
adanya kesepakatan antara tertanggung dan
penanggung atau kepastian mengenai jumlah klaim
yang harus dibayar.”
KETERLAMBATAN PEMBAYARAN KLAIM
Sanksi keterlambatan pembayaran klaim : Pasal 37
PP 73/1992 tentang Penyelenggaraan Usaha
Perasuransian :
“Setiap Perusahaan Perasuransian yang tidak
memenuhi ketentuan dalam Peraturan Pemerintah
ini dan peraturan pelaksanaannya tentang perizinan
usaha, kesehatan keuangan, penyelenggaraan usaha,
penyampaian laporan, pengumuman neraca dan
perhitungan laba rugi, atau tentang pemeriksaan
langsung, dikenakan, sanksi peringatan, sanksi
pembatasan kegiatan usaha, dan sanksi
pencabutan izin usaha.”
Gugatan perdata dapat diajukan Tertanggung
berdasarkan pasal 1243 KUH Perdata :
“Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak
dipenuhinya suatu perikatan mulai diwajibkan, bila
debitur, walaupun telah dinyatakan Ialai, tetap Ialai
untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang
harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat
diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang
melampaui waktu yang telah ditentukan.”
Gugatan perdata dapat diajukan Tertanggung
berdasarkan pasal 1243 KUH Perdata :
“Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak
dipenuhinya suatu perikatan mulai diwajibkan, bila
debitur, walaupun telah dinyatakan Ialai, tetap Ialai
untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang
harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat
diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang
melampaui waktu yang telah ditentukan.”

More Related Content

What's hot

Prinsip – prinsip asuransi
Prinsip – prinsip asuransiPrinsip – prinsip asuransi
Prinsip – prinsip asuransiQuinta Nursabrina
 
PRESENTASI ASURANSI
PRESENTASI ASURANSIPRESENTASI ASURANSI
PRESENTASI ASURANSIheckaathaya
 
Psak 102 murabahah
Psak 102 murabahahPsak 102 murabahah
Psak 102 murabahahcitra Joni
 
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resikoManajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resikoJudianto Nugroho
 
Pengertian asuransi
Pengertian asuransiPengertian asuransi
Pengertian asuransiEddy W
 
Manajemen Risiko
Manajemen RisikoManajemen Risiko
Manajemen RisikoDwi Wahyu
 
Pasar modal
Pasar modalPasar modal
Pasar modalpudle27
 
manajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawaban
manajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawabanmanajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawaban
manajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawabanSyafril Djaelani,SE, MM
 
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...yufendriansyah auriga
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingFergieta Prahasdhika
 
Model indeks tunggal ppt
Model indeks tunggal pptModel indeks tunggal ppt
Model indeks tunggal pptAnisa Kirana
 
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuangan
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuanganManajemen Risiko 20 perusahaan non keuangan
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuanganJudianto Nugroho
 
Manajemen Risiko 11 Risiko operasional
Manajemen Risiko 11 Risiko operasionalManajemen Risiko 11 Risiko operasional
Manajemen Risiko 11 Risiko operasionalJudianto Nugroho
 
Obligasi konversi bagian 1 pendahuluan
Obligasi konversi bagian 1 pendahuluanObligasi konversi bagian 1 pendahuluan
Obligasi konversi bagian 1 pendahuluanFuturum2
 
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 b
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 bObligasi konversi - akuntansi bagian 2 b
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 bFuturum2
 

What's hot (20)

Manajemen asuransi ppt
Manajemen asuransi pptManajemen asuransi ppt
Manajemen asuransi ppt
 
Prinsip – prinsip asuransi
Prinsip – prinsip asuransiPrinsip – prinsip asuransi
Prinsip – prinsip asuransi
 
PRESENTASI ASURANSI
PRESENTASI ASURANSIPRESENTASI ASURANSI
PRESENTASI ASURANSI
 
Psak 102 murabahah
Psak 102 murabahahPsak 102 murabahah
Psak 102 murabahah
 
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resikoManajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
Manajemen Risiko 13 teknik manajemen resiko
 
Pengertian asuransi
Pengertian asuransiPengertian asuransi
Pengertian asuransi
 
Manajemen Risiko
Manajemen RisikoManajemen Risiko
Manajemen Risiko
 
Pasar modal
Pasar modalPasar modal
Pasar modal
 
manajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawaban
manajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawabanmanajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawaban
manajemen risiko kepatuhan beserta pertanyaan dan jawaban
 
Hukum Perbankan
Hukum PerbankanHukum Perbankan
Hukum Perbankan
 
Pemilihan Portofolio
Pemilihan PortofolioPemilihan Portofolio
Pemilihan Portofolio
 
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
 
Model indeks tunggal ppt
Model indeks tunggal pptModel indeks tunggal ppt
Model indeks tunggal ppt
 
Penjelasan COSO & COBIT
Penjelasan COSO & COBITPenjelasan COSO & COBIT
Penjelasan COSO & COBIT
 
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuangan
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuanganManajemen Risiko 20 perusahaan non keuangan
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuangan
 
Manajemen Risiko 11 Risiko operasional
Manajemen Risiko 11 Risiko operasionalManajemen Risiko 11 Risiko operasional
Manajemen Risiko 11 Risiko operasional
 
Obligasi konversi bagian 1 pendahuluan
Obligasi konversi bagian 1 pendahuluanObligasi konversi bagian 1 pendahuluan
Obligasi konversi bagian 1 pendahuluan
 
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 b
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 bObligasi konversi - akuntansi bagian 2 b
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 b
 
Fraud Risk Management
Fraud Risk ManagementFraud Risk Management
Fraud Risk Management
 

Viewers also liked

Tanggung jawab developer_dlm_ppjb_ayu_dyah_utami_putri
Tanggung jawab developer_dlm_ppjb_ayu_dyah_utami_putriTanggung jawab developer_dlm_ppjb_ayu_dyah_utami_putri
Tanggung jawab developer_dlm_ppjb_ayu_dyah_utami_putriLinda Trianto
 
Manajemen asuransi
Manajemen asuransi Manajemen asuransi
Manajemen asuransi nonarunny
 
Makalah perlindungan konsumen perumahan
Makalah perlindungan konsumen perumahanMakalah perlindungan konsumen perumahan
Makalah perlindungan konsumen perumahanAndy Susanto
 
Presentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariahPresentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariahElla Aisah
 
SMOKE - The Convenient Truth [1st place Worlds Best Presentation Contest] by ...
SMOKE - The Convenient Truth [1st place Worlds Best Presentation Contest] by ...SMOKE - The Convenient Truth [1st place Worlds Best Presentation Contest] by ...
SMOKE - The Convenient Truth [1st place Worlds Best Presentation Contest] by ...Empowered Presentations
 
Healthcare Napkins All
Healthcare Napkins AllHealthcare Napkins All
Healthcare Napkins AllDan Roam
 

Viewers also liked (9)

Tanggung jawab developer_dlm_ppjb_ayu_dyah_utami_putri
Tanggung jawab developer_dlm_ppjb_ayu_dyah_utami_putriTanggung jawab developer_dlm_ppjb_ayu_dyah_utami_putri
Tanggung jawab developer_dlm_ppjb_ayu_dyah_utami_putri
 
Manajemen asuransi
Manajemen asuransi Manajemen asuransi
Manajemen asuransi
 
Makalah perlindungan konsumen perumahan
Makalah perlindungan konsumen perumahanMakalah perlindungan konsumen perumahan
Makalah perlindungan konsumen perumahan
 
5. asuransi
5. asuransi5. asuransi
5. asuransi
 
Perusahaan asuransi
Perusahaan asuransiPerusahaan asuransi
Perusahaan asuransi
 
Presentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariahPresentasi asuransi syariah
Presentasi asuransi syariah
 
THIRST
THIRSTTHIRST
THIRST
 
SMOKE - The Convenient Truth [1st place Worlds Best Presentation Contest] by ...
SMOKE - The Convenient Truth [1st place Worlds Best Presentation Contest] by ...SMOKE - The Convenient Truth [1st place Worlds Best Presentation Contest] by ...
SMOKE - The Convenient Truth [1st place Worlds Best Presentation Contest] by ...
 
Healthcare Napkins All
Healthcare Napkins AllHealthcare Napkins All
Healthcare Napkins All
 

Similar to HUKUM ASURANSI

Asuransisyariah 1-131010012708-phpapp02
Asuransisyariah 1-131010012708-phpapp02Asuransisyariah 1-131010012708-phpapp02
Asuransisyariah 1-131010012708-phpapp02Lee Juan
 
Asuransi Properti Usahaku 2015
Asuransi Properti Usahaku 2015Asuransi Properti Usahaku 2015
Asuransi Properti Usahaku 2015proteksi-asset
 
Astra Insurance - Kelompok 5.pptx
Astra Insurance - Kelompok 5.pptxAstra Insurance - Kelompok 5.pptx
Astra Insurance - Kelompok 5.pptxAzlanDwiRahman
 
SENIN-11-MEI-20-HUKUM-BISNIS-jam-20.00-on-line-ap-Zoom-Dr-Christianus-Manihur...
SENIN-11-MEI-20-HUKUM-BISNIS-jam-20.00-on-line-ap-Zoom-Dr-Christianus-Manihur...SENIN-11-MEI-20-HUKUM-BISNIS-jam-20.00-on-line-ap-Zoom-Dr-Christianus-Manihur...
SENIN-11-MEI-20-HUKUM-BISNIS-jam-20.00-on-line-ap-Zoom-Dr-Christianus-Manihur...TubagusSyaqief
 
Asuransi Syariah 1
Asuransi Syariah 1Asuransi Syariah 1
Asuransi Syariah 1Haryono -
 
Manajemen asuransi in Bahasa
Manajemen asuransi in BahasaManajemen asuransi in Bahasa
Manajemen asuransi in BahasaYesica Adicondro
 
4. Risiko Kerusakan Property.ppt
4. Risiko Kerusakan Property.ppt4. Risiko Kerusakan Property.ppt
4. Risiko Kerusakan Property.pptSubhanRiski
 
Buku 4 (Perasuransian).pptx
Buku 4 (Perasuransian).pptxBuku 4 (Perasuransian).pptx
Buku 4 (Perasuransian).pptxAdeMuhammad10
 
Asuransi.pdf
Asuransi.pdfAsuransi.pdf
Asuransi.pdfEmilda4
 
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Risk Management, ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Risk Management, ...BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Risk Management, ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Risk Management, ...Antoni Butarbutar
 
Makalah 20asuransi-20dan-20jaminan-20sosial-20dalam-20islam-130622095358-phpa...
Makalah 20asuransi-20dan-20jaminan-20sosial-20dalam-20islam-130622095358-phpa...Makalah 20asuransi-20dan-20jaminan-20sosial-20dalam-20islam-130622095358-phpa...
Makalah 20asuransi-20dan-20jaminan-20sosial-20dalam-20islam-130622095358-phpa...Operator Warnet Vast Raha
 
PPT ASURANSI.pptx
PPT ASURANSI.pptxPPT ASURANSI.pptx
PPT ASURANSI.pptxDiana445534
 
Portofolio asuransi ( kel 1 )(1)
Portofolio asuransi ( kel 1 )(1)Portofolio asuransi ( kel 1 )(1)
Portofolio asuransi ( kel 1 )(1)asiskash
 
Aspek Hukum Bidang Asuransi
Aspek Hukum Bidang AsuransiAspek Hukum Bidang Asuransi
Aspek Hukum Bidang Asuransiputra985708
 
ppt-bab-4-asuransi-syariah-bank-syariah-koperasi-syariah.docx
ppt-bab-4-asuransi-syariah-bank-syariah-koperasi-syariah.docxppt-bab-4-asuransi-syariah-bank-syariah-koperasi-syariah.docx
ppt-bab-4-asuransi-syariah-bank-syariah-koperasi-syariah.docxBudiSafarianto2
 

Similar to HUKUM ASURANSI (20)

Asuransisyariah 1-131010012708-phpapp02
Asuransisyariah 1-131010012708-phpapp02Asuransisyariah 1-131010012708-phpapp02
Asuransisyariah 1-131010012708-phpapp02
 
Asuransi Properti Usahaku 2015
Asuransi Properti Usahaku 2015Asuransi Properti Usahaku 2015
Asuransi Properti Usahaku 2015
 
Astra Insurance - Kelompok 5.pptx
Astra Insurance - Kelompok 5.pptxAstra Insurance - Kelompok 5.pptx
Astra Insurance - Kelompok 5.pptx
 
SENIN-11-MEI-20-HUKUM-BISNIS-jam-20.00-on-line-ap-Zoom-Dr-Christianus-Manihur...
SENIN-11-MEI-20-HUKUM-BISNIS-jam-20.00-on-line-ap-Zoom-Dr-Christianus-Manihur...SENIN-11-MEI-20-HUKUM-BISNIS-jam-20.00-on-line-ap-Zoom-Dr-Christianus-Manihur...
SENIN-11-MEI-20-HUKUM-BISNIS-jam-20.00-on-line-ap-Zoom-Dr-Christianus-Manihur...
 
Asuransi Syariah 1
Asuransi Syariah 1Asuransi Syariah 1
Asuransi Syariah 1
 
Manajemen asuransi in Bahasa
Manajemen asuransi in BahasaManajemen asuransi in Bahasa
Manajemen asuransi in Bahasa
 
Hukum asuransi
Hukum asuransiHukum asuransi
Hukum asuransi
 
4. Risiko Kerusakan Property.ppt
4. Risiko Kerusakan Property.ppt4. Risiko Kerusakan Property.ppt
4. Risiko Kerusakan Property.ppt
 
Asuransi
AsuransiAsuransi
Asuransi
 
Buku 4 (Perasuransian).pptx
Buku 4 (Perasuransian).pptxBuku 4 (Perasuransian).pptx
Buku 4 (Perasuransian).pptx
 
Asuransi.pdf
Asuransi.pdfAsuransi.pdf
Asuransi.pdf
 
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Risk Management, ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Risk Management, ...BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Risk Management, ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Risk Management, ...
 
Makalah 20asuransi-20dan-20jaminan-20sosial-20dalam-20islam-130622095358-phpa...
Makalah 20asuransi-20dan-20jaminan-20sosial-20dalam-20islam-130622095358-phpa...Makalah 20asuransi-20dan-20jaminan-20sosial-20dalam-20islam-130622095358-phpa...
Makalah 20asuransi-20dan-20jaminan-20sosial-20dalam-20islam-130622095358-phpa...
 
PPT ASURANSI.pptx
PPT ASURANSI.pptxPPT ASURANSI.pptx
PPT ASURANSI.pptx
 
Portofolio asuransi ( kel 1 )(1)
Portofolio asuransi ( kel 1 )(1)Portofolio asuransi ( kel 1 )(1)
Portofolio asuransi ( kel 1 )(1)
 
Aspek Hukum Bidang Asuransi
Aspek Hukum Bidang AsuransiAspek Hukum Bidang Asuransi
Aspek Hukum Bidang Asuransi
 
Bab2 insurans
Bab2 insuransBab2 insurans
Bab2 insurans
 
ppt-bab-4-asuransi-syariah-bank-syariah-koperasi-syariah.docx
ppt-bab-4-asuransi-syariah-bank-syariah-koperasi-syariah.docxppt-bab-4-asuransi-syariah-bank-syariah-koperasi-syariah.docx
ppt-bab-4-asuransi-syariah-bank-syariah-koperasi-syariah.docx
 
Dasar dasar asuransi
Dasar dasar asuransiDasar dasar asuransi
Dasar dasar asuransi
 
Bab 2 insuran
Bab 2 insuranBab 2 insuran
Bab 2 insuran
 

More from Fair Nurfachrizi

Ketatanegaraan dan Sistem Hukum Nasional
Ketatanegaraan dan Sistem Hukum NasionalKetatanegaraan dan Sistem Hukum Nasional
Ketatanegaraan dan Sistem Hukum NasionalFair Nurfachrizi
 
Multikulturalisme & Kebangsaan Indonesia
Multikulturalisme & Kebangsaan IndonesiaMultikulturalisme & Kebangsaan Indonesia
Multikulturalisme & Kebangsaan IndonesiaFair Nurfachrizi
 
Identitas Nasional dan Faham Kebangsaan
Identitas Nasional dan Faham KebangsaanIdentitas Nasional dan Faham Kebangsaan
Identitas Nasional dan Faham KebangsaanFair Nurfachrizi
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaFair Nurfachrizi
 
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem FilsafatPancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem FilsafatFair Nurfachrizi
 
Konsep Masyarakat Bangsa dan Negara
Konsep Masyarakat Bangsa dan NegaraKonsep Masyarakat Bangsa dan Negara
Konsep Masyarakat Bangsa dan NegaraFair Nurfachrizi
 
Peran & Fungsi Mahasiswa Indonesia
Peran & Fungsi Mahasiswa IndonesiaPeran & Fungsi Mahasiswa Indonesia
Peran & Fungsi Mahasiswa IndonesiaFair Nurfachrizi
 
Pancasila dan Demokrasi Ekonomi
Pancasila dan Demokrasi EkonomiPancasila dan Demokrasi Ekonomi
Pancasila dan Demokrasi EkonomiFair Nurfachrizi
 
Pemerintahan, Perwakilan dan Sistem Pemilu
Pemerintahan, Perwakilan dan Sistem PemiluPemerintahan, Perwakilan dan Sistem Pemilu
Pemerintahan, Perwakilan dan Sistem PemiluFair Nurfachrizi
 
Sistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & DemokrasiSistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & DemokrasiFair Nurfachrizi
 

More from Fair Nurfachrizi (20)

Integrasi Nasional
Integrasi NasionalIntegrasi Nasional
Integrasi Nasional
 
Ketahanan Nasional
Ketahanan NasionalKetahanan Nasional
Ketahanan Nasional
 
Wawasan ke-Indonesiaan
Wawasan ke-IndonesiaanWawasan ke-Indonesiaan
Wawasan ke-Indonesiaan
 
Ketatanegaraan dan Sistem Hukum Nasional
Ketatanegaraan dan Sistem Hukum NasionalKetatanegaraan dan Sistem Hukum Nasional
Ketatanegaraan dan Sistem Hukum Nasional
 
Multikulturalisme & Kebangsaan Indonesia
Multikulturalisme & Kebangsaan IndonesiaMultikulturalisme & Kebangsaan Indonesia
Multikulturalisme & Kebangsaan Indonesia
 
Identitas Nasional dan Faham Kebangsaan
Identitas Nasional dan Faham KebangsaanIdentitas Nasional dan Faham Kebangsaan
Identitas Nasional dan Faham Kebangsaan
 
Ideologi Negara
Ideologi NegaraIdeologi Negara
Ideologi Negara
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem FilsafatPancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
 
Negara & Warga Negara
Negara & Warga NegaraNegara & Warga Negara
Negara & Warga Negara
 
Konsep Warga Negara
Konsep Warga NegaraKonsep Warga Negara
Konsep Warga Negara
 
Konsep Masyarakat Bangsa dan Negara
Konsep Masyarakat Bangsa dan NegaraKonsep Masyarakat Bangsa dan Negara
Konsep Masyarakat Bangsa dan Negara
 
Peran & Fungsi Mahasiswa Indonesia
Peran & Fungsi Mahasiswa IndonesiaPeran & Fungsi Mahasiswa Indonesia
Peran & Fungsi Mahasiswa Indonesia
 
Pancasila dan Demokrasi Ekonomi
Pancasila dan Demokrasi EkonomiPancasila dan Demokrasi Ekonomi
Pancasila dan Demokrasi Ekonomi
 
Pemerintahan, Perwakilan dan Sistem Pemilu
Pemerintahan, Perwakilan dan Sistem PemiluPemerintahan, Perwakilan dan Sistem Pemilu
Pemerintahan, Perwakilan dan Sistem Pemilu
 
Sistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & DemokrasiSistem Politik & Demokrasi
Sistem Politik & Demokrasi
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
 
Otonomi Daerah
Otonomi DaerahOtonomi Daerah
Otonomi Daerah
 
Globalisasi
GlobalisasiGlobalisasi
Globalisasi
 
SPT 2013 OP Norma
SPT 2013 OP NormaSPT 2013 OP Norma
SPT 2013 OP Norma
 

Recently uploaded

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 

HUKUM ASURANSI

  • 2. Sejarah Asuransi Konsep dan perkembangan asuransi dari jaman sebelum masehi sampai abad modern
  • 3. SEBELUM MASEHI Komunitas sosial dalam bentuk tolong menolong Jika suatu rumah terbakar, maka tetangga sekitar wajib membantu membangun kembali rumah yang rusak. Kalau seseorang tidak mau membantu, maka ia tidak akan dibantu tetangganya jika dikemudian hari ia mendapat musibah. Cara logis untuk mengurangi risiko 3000 SM (Cina) = kirim tepung via kapal menyusuri sungai = - 1 kali kirim = satu musibah  total loss - Beberapa kali kirim  terhindar dari total loss  Konsep ASURANSI KARGO 1750 SM (Code of Hammurabi - Babilonia – Irak) = - Pedagang bayar sejumlah uang kepada pemilik modal sebelum melakuan perjalanan. - Jika barang dirampok dalam perjalanan, pedagang tidak perlu mengganti kerugian kepada pemilik modal  Konsep ASURANSI KREDIT
  • 4. IDE AWAL ASURANSI Budaya pedagang bangsa Phoenic (Laut Mediteranian)  tiap pedagang menyisihkan sebagian dari gandum yang mereka kirim, lalu disimpan disuatu tempat dibawah pengawasan khusus.  Gandum cadangan ini akan digunakan sebagai ganti rugi kepada peserta yang kehilangan seluruh muatan gandumnya.
  • 5. IDE AWAL ASURANSI 1. > pedagang yang turut berpartisipasi, < gandum yang perlu disisihkan oleh setiap peserta. 2. > jarak tempuh, > tua usia kapal = > risiko 3. investigator penyebab kerugian harus berpengalaman  Konsep diatas = konsep awal asuransi.  Konsep perdagangan internasional menjadi dasar terbentuknya asuransi.
  • 6. ASURANSI MODERN Tahun 600 – Romawi, komunitas “benevolent societies” (budak dan masyarakat kelas bawah), benefit = a. Biaya pemakaman jenasah anggotanya, b. Santunan bagi pihak keluarga / ahli waris yang ditinggalkan.  “benevolent societies” = ASURANSI JIWA pertama untuk masyarakat umum.
  • 7. ASURANSI MODERN 1347 – Genoa, Italia – kontrak asuransi marine insurance pertama kali dalam bentuk tertulis 1380 – Portugal – pemilik kapal wajib beli asuransi 1583 – Inggris - polis asuransi jiwa pertama atas nama Williams Gybbons 1609 – Jerman - ada usulan membuat asuransi kebakaran 1666 – the Great Fire of London ( 2 – 6 Sept), (www.london-fire.gov.uk) 1667 – Inggris - asuransi kebakaran pertama di dunia didirikan Nicholas Barbon  The Fire Office (1680)
  • 8. ASURANSI MODERN 1688 – Inggris - Edward Lloyd buka Lloyd’s Coffee House di Tower Street, cetak info seputar pelayaran (1696)  Lloyd’s List (1734)  nama Lloyd dipakai oleh para underwriter untuk menghormati Edward Lloyd. 1694 – konsep asuransi kesehatan pertama kali muncul 1759 – Amerika Serikat, Sinode Presbiterian di Philadelphia dan New York mempopulerkan asuransi jiwa 1850 – Inggris dan Amerika Serikat - The Railway Passengers Assurance Company dan The Franklin Health Assurance Company of Massachusetts jual asuransi kecelakaan diri akibat tertabrak kereta api, kapal uap.
  • 9. 1927 – Brussel, Belgia  International Conference of Sickness Insurance Funds and Mutual Benefit Societies disponsori oleh International Labour Organization 1935 – Amerika Serikat, presiden Franklin D. Roosevelt menandatangani Social Security Act (14 Agt)  santunan Juga bisa diterima ahli waris 1939  Produk asuransi bermunculan mengikuti perkembangan jaman (era revolusi industri, era mekanisasi pertanian, era informasi): asuransi kendaraan, asuransi pertanian, asuransi pabrik, asuransi perjalanan, asuransi pesawat, asuransi satelit, asuransi handphone/laptop, asuransi kesehatan, asuransi pendidikan, dan sebagainya. ASURANSI MODERN
  • 10. Hubungan antara Risiko dengan Asuransi Pengertian risiko, dan beragam risiko dalam bisnis yang dapat diasuransikan
  • 11. DEFINISI RISIKO Risiko = “uncertainty as to the outcome of an event when two or more possibilities exist” (The Committee on Insurance Terminology - 1966) - Ketidakpastian suatu peristiwa  kerugian ekonomis / keadaan yang memburuk - Ketidakpastian suatu peristiwa dalam waktu tertentu  gagal mencapai target yang sudah direncanakan Jika risiko menimpa aset (tangible / intangible) maka nilai ekonomis aset tersebut akan berkurang / hilang. Contoh: mobil bekas tabrakan  besi tua
  • 12. KARAKTERISTIK RISIKO Pure Risk ( risiko murni ) Akibat suatu peristiwa hanya 1 = kerugian finansial. Contoh: musibah kebakaran, bencana alam, tabrakan, perampokan, sakit, kematian. Speculative Risk ( risiko spekulatif ) Akibat suatu peristiwa ada 2 = untung - rugi. Contoh: beli saham, judi. Tidak semua risiko dapat diasuransikan. Hanya risiko murni yang dapat diasuransikan. Risiko spekulatif tidak dapat diasuransikan.
  • 13. RISIKO DALAM BISNIS Risiko dinamis Manusia (keamanan dan kesehatan lingkungan kerja), Teknologi (gagal membuat produk baru), Manajerial (perubahan selera konsumen), Ekonomi (inflasi), Politik (terorisme). Risiko statis Manusia (sakit, cedera, kerampokan), Teknis (alat rusak), Legal (tanggung jawab produk baru), Lingkungan (gempa bumi, banjir)
  • 14. SUATU RISIKO DAPAT DIASURANSIKAN JIKA… 1. Kapan terjadinya tidak dapat dipastikan sebelumnya 2. Jika terjadi, pasti menimbulkan kerugian yang dapat dinilai dengan uang 3. Terjadi tiba-tiba 4. Tanpa direncanakan 5. Risiko justru ingin dihindari 6. Dapat dilihat secara fisik 7. Dapat pula tidak terlihat (hilangnya keuntungan yang diharapkan sebagai dampak dari terjadinya risiko) 8. Memenuhi hukum bilangan besar (the law of large number)
  • 15. Pembagian Asuransi Definisi dan penggolongan asuransi serta bagaimana asuransi mengelola premi
  • 16. Definisi Asuransi Insurance is defined as the equitable transfer of the risk of a loss, from one entity to another, in exchange for a premium, and can be thought of a guaranteed small loss to prevent a large, possibly devastating loss. (Sumber = wikipedia–15 Dec 2008).
  • 17. Definisi Asuransi Asuransi = • Sarana / cara untuk memindahkan risiko kerugian, • dari satu pihak (yang seharusnya menanggung risiko tersebut), • kepada pihak lain (yang bersedia menerima pengalihan risiko tersebut), • dengan cara membayar premi asuransi, yaitu mengeluarkan biaya yang relatif kecil namun mampu memberikan kepastian (guaranteed small loss), • untuk mencegah kerugian dalam jumlah besar atau bahkan luar biasa besar dikemudian hari.
  • 18. DASAR HUKUM PELAKSANAAN ASURANSI DI INDONESIA 1. UU No. 2 tahun 1992 – Usaha Perasuransian 2. UU Perlindungan Konsumen 3. PP No. 39 tahun 2008 – Penyelenggaraan Usaha Perasuransian 4. PP No. 81 tahun 2008 – Perubahan ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1992 5. PP No. 73 tahun 1992 - Penyelenggaraan Usaha Asuransi 6. KMK No. 422 tahun 2003 - Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi 7. KMK No. 426 tahun 2003 - Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi
  • 19. PEMBAGIAN ASURANSI 1. Asuransi Jiwa (Life Insurance) - Unsur proteksi - Unsur investasi + proteksi  dikelola swasta / pemerintah 2. Asuransi Umum (General Insurance) - Unsur proteksi  Dikelola swasta / pemerintah 3. Asuransi Sosial (Social Insurance) - Unsur proteksi  Dikelola pemerintah Diatur dalam UU No. 2 1992 – Usaha Perasuransian
  • 20. PEMBAGIAN ASURANSI 4. Asuransi Kesejahteraan Sosial (Social Security Insurance) - Unsur proteksi  dikelola swasta / pemerintah Diatur dalam UU No. 11 Thn 2009 – Kesejahteraan Sosial
  • 21. ASURANSI JIWA (LIFE INSURANCE)  Apa saja yang dapat diasuransikan:  Kemampuan untuk mendapat penghasilan setelah mengalami musibah / memasuki masa pensiun  Biaya rawat inap / pengobatan  Biaya pendidikan di masa depan  Biaya melunasi agunan / kredit bank  Masa berlaku kontrak asuransi:  Polis (akta kontrak asuransi) 1 tahun (asuransi kesehatan dan kecelakaan), > 1 tahun (asuransi pendidikan) bahkan sampai usia nasabah mencapai 90 tahun (whole life)  Risiko yang ditanggung:  Meninggal dunia  Sakit  Cacat  Pendapatan tetap setelah pensiun
  • 22. ASURANSI UMUM (GENERAL INSURANCE)  Aset apa saja yang dapat diasuransikan: Bangunan berikut isi bangunan (perabot, mesin) Kegiatan konstruksi (bangunan, jembatan, PLTU) Kehilangan pendapatan yang semestinya diperoleh jika tidak terjadi musibah Kendaraan / alat transportasi Barang / mesin dalam perjalanan (ekspor / impor) Barang pribadi (laptop, handphone) Uang (uang milik sendiri / milik nasabah, sisa hutang, uang muka perjalanan, uang jaminan proyek) Biaya dokter / biaya rumah sakit / biaya obat / biaya ambulans / sewa pesawat untuk evakuasi Tanaman / hewan / pesawat terbang / satelit
  • 23. ASURANSI UMUM (GENERAL INSURANCE)  Masa berlaku kontrak asuransi - Beberapa jam (asuransi uang), beberapa hari/minggu (asuransi perjalanan, asuransi kargo), sampai 12 bulan (asuransi kebakaran, asuransi kendaraan) atau lebih  Risiko yang ditanggung: Kerugian finansial akibat kebakaran, petir, kejatuhan pesawat, perampokan, tabrakan, banjir, gempa bumi, kerusuhan, pembajakan, tenggelam, kelalaian, dll Akibat dari sakit = biaya rawat inap, sisa tagihan kartu kredit, hilang uang muka perjalanan Akibat dari meninggal = kehilangan penghasilan, sisa tagihan kartu kredit / sisa hutang KPR
  • 24. ASURANSI SOSIAL (SOCIAL INSURANCE)  Apa saja yang dapat diasuransikan: Kemampuan untuk mendapat penghasilan setelah mengalami musibah / memasuki masa pensiun Biaya rawat inap / pengobatan  Masa berlaku kontrak asuransi: Mulai dari beberapa menit / jam / hari (selama naik kendaraan umum), sampai puluhan tahun selama menjadi karyawan perusahaan  Risiko yang ditanggung: Meninggal dunia Sakit Cacat Pendapatan tetap setelah pensiun
  • 25. ASURANSI SOSIAL (SOCIAL INSURANCE) Contoh Asuransi Sosial: - Asuransi Kesehatan (ASKES) - Jasa Raharja - JAMSOSTEK - ASABRI - TASPEN
  • 26. ASURANSI KESEJAHTERAAN SOSIAL (SOCIAL SECURITY INSURANCE) • Jaminan Sosial = 1. Asuransi Kesejahteraan Sosial, 2. Bantuan Langsung Berkelanjutan • Asuransi Kesejahteraan Sosial  khusus untuk orang tidak mampu dan tidak terjamin oleh sistem asuransi sosial pada umumnya yang berbasis pada kontribusi peserta. • Ditujukan untuk = fakir miskin, lanjut usia terlantar, anak yatim piatu terlantar, penyandang cacat fisik, cacat mental)
  • 27. ASURANSI DI INDONESIA Asuransi juga dimuat dalam UU yang lain, yaitu: UU No. 10 Tahun 2009 – Kepariwisataan UU No. 11 Tahun 2009 – Kesejahteraan Sosial UU No. 22 Tahun 2009 – Lalu Lintas UU No. 1 Tahun 2009 – Pengangkutan Udara UU No. 25 Tahun 2009 – Pelayanan Publik UU No. 17 Tahun 2008 – Pelayaran UU No. 23 Tahun 2007 – Perkeretaapian
  • 28. APA BEDANYA? Asuransi Jiwa/Umum – Asuransi Sosial 1. Manfaat yang diperoleh individu ditentukan oleh berapa besar premi yang dibayar peserta asuransi, sedangkan asuransi sosial lebih menekankan kepada kecukupan manfaat untuk semua peserta. 2. Bersifat sukarela sedangkan asuransi sosial bersifat wajib sehingga dana yang terkumpul akan sangat besar. 3. Manfaat diberikan sesuai kontrak asuransi yang dibuat sebelumnya. Pada asuransi sosial, manfaat / santunan diberikan sesuai undang-undang yang berlaku.
  • 29. Fungsi Asuransi Aneka manfaat asuransi baik untuk kehidupan pribadi, usaha, maupun sosial
  • 30. FUNGSI UTAMA ASURANSI 1. Pemindahan risiko (risk transfer) Contoh : jasa porter Rp 5.000 untuk koper senilai Rp 5.000.000 2. Pengumpulan dana (common pool) Contoh : seluruh premi asuransi rumah tinggal tidak boleh disatukan dengan premi asuransi kargo 3. Premi yang seimbang (equitable premium) Contoh : premi asuransi rumah beton < premi asuransi premi asuransi rumah kayu
  • 31. FUNGSI SEKUNDER ASURANSI 1. Merangsang pertumbuhan usaha Dana cadangan lebih baik untuk investasi Rumah tipe 45 senilai Rp 100 juta. Pilihan 1 = beli rumah cadangan Rp 100 juta Pilihan 2 = bayar premi asuransi Rp 100.000 / tahun atau Rp 274 / hari dan sisa uang Rp 99.900.000 untuk investasi 2. Keamanan, sehingga tertanggung dapat berkonsentrasi pada usahanya. 3. Pencegahan kerugian (loss prevention)  identifikasi risiko- risiko potensial. Contoh: pasang tanda dilarang merokok dalam gudang kertas. 4. Pengendalian kerugian (loss control) untuk meminimalkan kerugian. Contoh: latihan evakuasi, menyusun barang dengan rapi dan tidak memblokir jalan keluar
  • 32. FUNGSI SEKUNDER ASURANSI 5. Manfaat sosial  mempercepat pemulihan perekono-mian dan mencegah kemiskinan. 6. Tabungan (investasi)  khusus untuk asuransi jiwa = unit link, dana pensiun, tabungan berasuransi yang ditawarkan melalui perbankan.
  • 33. FUNGSI TAMBAHAN ASURANSI 1. Sumber dana masyarakat  perusahaan asuransi menginvestasikan premi yang terkumpul melalui instrumen keuangan. Contoh: obligasi, deposito, saham, mata uang asing, reksadana, penyertaan modal, properti, mendirikan anak perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan, service management, dll. 2. Invisible earnings: pendapatan bagi perusahaan asuransi dari komisi reasuransi.
  • 34. Prinsip-prinsip Dasar Asuransi Jiwa - Asuransi Umum - Asuransi Sosial Rumusan dasar yang dipakai oleh seluruh jenis asuransi yang ada di dunia
  • 35. INSURABLE INTEREST (PASAL 250 KUHD) KEPENTINGAN YANG DIPERTANGGUNGKAN Memberi hak kepada seseorang untuk mengasuransikan karena adanya hubungan keuangan yang diakui hukum antara orang tersebut dengan obyek yang diasuransikan. Contoh:  CV MODUIT mengasuransikan tokonya.  David Beckham mengasuransikan kaki-nya. ===   CV MODUIT tidak dapat mengasuransikan kaki David Beckham.  David Beckman tidak dapat mengasuransikan CV MODUIT
  • 36. UTMOST GOOD FAITH (PASAL 251 KUHD) ITIKAD PALING BAIK Ubberima fides (most abundant faith) = Utmost Good Faith Pihak Nasabah (Tertanggung) dan pihak Perusahaan Asuransi (Penanggung) wajib saling memberitahukan sejelas-jelasnya semua fakta penting mengenai obyek yang akan diasuransikan (material facts) maupun persyaratan asuransi. Informasi Nasabah digunakan oleh underwriter asuransi untuk menentukan: 1. Apakah harta benda atau Tertanggung layak diasuransikan. 2. Premi asuransi yang sesuai / seimbang. 3. Persyaratan polis lainnya (risiko sendiri, klausula dll).
  • 37. INDEMNITY GANTI RUGI Asuransi akan mengembalikan posisi keuangan nasabah (tertanggung) setelah mengalami suatu kerugian, seperti yang tertanggung miliki sesaat sebelum terjadi kerugian. Contoh: Sebuah rumah diasuransikan terhadap risiko kebakaran senilai Rp 100 juta. Jika rumah terbakar, dan mengalami kerugian Rp 20 juta, maka tertanggung berhak mendapat ganti rugi Rp 20 juta saja, bukan Rp 100 juta. ! ASURANSI (UMUM) bukan INVESTASI. ! INVESTASI = uang Rp 100 juta jika diinvestasikan akan menjadi Rp 110 juta dalam waktu satu tahun.
  • 38. Produk-produk asuransi yang berkaitan dengan “nilai tebus” (asuransi pendidikan, asuransi jiwa) dan beberapa produk asuransi kesehatan membayarkan manfaat kepada peserta asuransi tanpa melihat berapa besar kerugian keuangan yang sebenarnya diderita peserta. Contoh: 1. dana pendidikan, 2. dana pensiun, 3. santunan yang dibayar dengan sistem “lump sum” seperti santunan rawat inap, santunan kecelakaan, santunan meninggal / uang duka.
  • 39. SUBROGATION (PASAL 251 KUHD) SUBROGASI Dasar Hukum = Pasal 251 KUHD Bila penanggung telah membayar ganti rugi kepada tertanggung, maka penanggung akan menggantikan tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak ketiga yang menimbulkan kerugian pada tertanggung. Mobil Joko diasuransikan ke Asuransi X dengan jaminan komprehensif. Saat ditempat parkir, mobil Joko ditabrak mobil Budi. Alur proses ganti rugi sesuai prinsip Subrogasi, yaitu =
  • 40. 1. Asuransi X memproses kerusakan mobil Joko, hingga mobil Joko diperbaiki. 2. Joko tidak boleh lagi menuntut ke Budi karena kerusakan mobilnya sudah diganti asuransi X. 3. Joko diminta oleh asuransi X agar hak menuntut Budi dialihkan kepada asuransi X. 4. Asuransi X akan menuntut Budi untuk mengganti semua biaya yang telah dikeluarkan Asuransi X untuk memperbaiki atau mengganti mobil Joko.
  • 41. Pelanggan Asuransi Siapa saja yang memerlukan asuransi dan aneka tips untuk memilih perusahaan asuransi yang tepat sesuai kebutuhan dan kemampuan
  • 42. PENGGUNA ASURANSI PERORANGAN (PERSONAL) a. Pribadinya sendiri dan keluarga - Rumah dan isinya (terutama KPR) - Kendaraan (kredit dari bank, leasing) - Luka / cacat anggota tubuh - Kesehatan (rawat inap) b. Usaha pribadi - Aset fisik (bangunan, peralatan, mesin, bahan baku, termasuk tenaga kerja, kendaraan) - Aset SDM (karyawan)
  • 43. PENGGUNA ASURANSI PERUSAHAAN (KORPORASI) a. Asuransi wajib dimiliki perusahaan (kredit bank/leasing) - bangunan, mesin, mobil, sepeda motor (tidak termasuk tanah karena tidak perlu diasuransikan) - kecelakaan kerja (Jamsostek) b. Asuransi diminta sendiri oleh Perusahaan untuk proteksi aset: bangunan, kendaraan, mesin, peralatan, bahan baku, barang jadi, barang dalam perjalanan, pegawai (kesehatan, kecelakaan diri, perjalanan dinas), dll.
  • 44. PENGGUNA ASURANSI PUBLIK a. Pengguna angkutan umum : angkutan darat, laut dan udara - Jasa Raharja b. Kesehatan masyarakat - Jamsostek, asuransi kesejahteraan sosial
  • 45. TIPS MEMILIH PERUSAHAAN ASURANSI YANG TEPAT 1. Pilihlah perusahaan yang memiliki reputasi dan kredibilitas yang baik. 2. Pilihlah perusahaan yang telah lama beroperasi. 3. Pilihlah perusahaan yang keuangannya sehat (Risk Base Capital min.120%) 4. Analisa secara mendalam produk yang ditawarkan dan jangan membeli produk hanya karena nama besar perusahaan. 5. Pelajari pengalaman beberapa orang yang pernah secara langsung mendapat layanan klaim.
  • 46. 6. Pilihlah perusahaan yang karyawannya: - dapat dihubungi tiap saat (e-mail, website, telepon), - memberi penjelasan produk dengan benar, - mencetak dan mengirim kontrak asuransi dengan cepat, - memproses klaim secara profesional (responsif, tidak mengada-ada, membimbing peserta melengkapi dokumen-dokumen klaim, cepat membayar uang klaim) 7. Hindari perusahaan yang hanya menawarkan premi yang murah tanpa didukung oleh fasilitas dan manfaat yang memberi perlindungan sekaligus kenyamanan bagi nasabah.
  • 48. Perjanjian, di mana penanggung mengikat diri terhadap tertanggung dengan memperoleh premi, untuk memberikan kepadanya ganti rugi karena suatu kehilangan, kerusakan, atau tidak mendapat keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dapat diderita karena suatu peristiwa yang tidak pasti Pasal 246 KUHD
  • 49. Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada Tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita Tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
  • 51.  Perjanjian asuransi dilihat dari bentuknya : perjanjian konsensual.  Sifat konsensual terlihat dari Pasal 257 KUHD : “Perjanjian pertanggungan diterbitkan seketika setelah ia ditutup; hak-hak dan kewajiban-kewajiban bertimbal balik dari penanggung dan tertanggung mulai berlaku semenjak saat itu, bahkan sebelum polisnya ditandatangani.”  Pasal 257 KUHD tersebut merupakan penerobosan terhadap Pasal 255 KUHD yang mensyaratkan bahwa perjanjian asuransi harus dibuat dalam suatu akta yang dinamakan polis. PERJANJIAN ASURANSI
  • 52.  Perjanjian asuransi harus dilakukan dengan membuat suatu akta, yang disebut polis  Polis bukan merupakan suatu syarat untuk adanya (bestaanvoorwaarde) perjanjian asuransi.  Polis berfungsi sebagai alat bukti yang menerangkan telah terjadinya perjanjian asuransi. POLIS
  • 53.  Pasal 19 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian “Polis atau bentuk perjanjian asuransi dengan nama apapun, berikut lampiran yang merupakan kesatuan dengannya, tidak boleh mengandung kata atau kalimat yang dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda mengenai resiko yang ditutup asuransinya, kewajiban Penanggung dan kewajiban Tertanggung, atau mempersulit Tertanggung mengurus haknya.”
  • 54. Pasal 8 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 422/KMK.06/2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi : Polis Asuransi harus memuat sekurang-kurangnya ketentuan mengenai :  a. saat berlakunya pertanggungan, b. uraian manfaat yang diperjanjikan, c. cara pembayaran premi, d. tenggang waktu (grace period) pembayaran premi, e. kurs yang digunakan untuk Polis Asuransi dengan mata uang asing apabila pembayaran premi dan manfaat dikaitkan dengan mata uang rupiah, f. waktu yang diakui sebagai saat diterimanya pembayaran premi, g. kebijakan perusahaan yang ditetapkan apabila pembayaran premi dilakukan melewati tenggang waktu yang disepakati;
  • 55. h. periode dimana pihak perusahaan tidak dapat meninjau ulang keabsahan kontrak asuransi (incontestable period); i. tabel nilai tunai, bagi Polis Asuransi jiwa yang mengandung nilai tunai; j. perhitungan dividen polis atau yang sejenis, bagi Polis Asuransi jiwa yang menjanjikan dividen polis atau yang sejenis; k. penghentian pertanggungan, baik dari pihak penanggung maupun dari pihak pemegang polis, termasuk syarat dan penyebabnya; l. syarat dan tata cara pengajuan klaim, termasuk bukti pendukung yang diperlukan dalam mengajukan klaim; m. pemilihan tempat penyelesaian perselisihan; n. bahasa yang dijadikan acuan dalam hal terjadi sengketa atau beda pendapat, untuk Polis Asuransi yang dicetak dalam 2 (dua) bahasa atau lebih.
  • 56. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 422/KMK.06/2003 Polis Asuransi harus dicetak dengan jelas sehingga dapat dibaca dengan mudah dan dimengerti baik langsung maupun tidak langsung oleh pemegang polis dan atau tertanggung (1)Setiap Polis Asuransi yang diterbitkan dan dipasarkan di wilayah hukum Indonesia harus dibuat dalam Bahasa Indonesia. (2)Dalam hal diperlukan, Polis Asuransi dapat dibuat dalam bahasa asing berdampingan dengan Bahasa Indonesia. Pasal 9 Pasal 10
  • 58. Jangka waktu pembayaran klaim asuransi : Pasal 27 Keputusan Menteri Keuangan No. 422/KMK.06/2003 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi Dan Perusahaan Reasuransi : “Perusahaan Asuransi harus telah membayar klaim paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak adanya kesepakatan antara tertanggung dan penanggung atau kepastian mengenai jumlah klaim yang harus dibayar.” KETERLAMBATAN PEMBAYARAN KLAIM
  • 59. Sanksi keterlambatan pembayaran klaim : Pasal 37 PP 73/1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian : “Setiap Perusahaan Perasuransian yang tidak memenuhi ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini dan peraturan pelaksanaannya tentang perizinan usaha, kesehatan keuangan, penyelenggaraan usaha, penyampaian laporan, pengumuman neraca dan perhitungan laba rugi, atau tentang pemeriksaan langsung, dikenakan, sanksi peringatan, sanksi pembatasan kegiatan usaha, dan sanksi pencabutan izin usaha.”
  • 60. Gugatan perdata dapat diajukan Tertanggung berdasarkan pasal 1243 KUH Perdata : “Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan Ialai, tetap Ialai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang melampaui waktu yang telah ditentukan.”
  • 61. Gugatan perdata dapat diajukan Tertanggung berdasarkan pasal 1243 KUH Perdata : “Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan Ialai, tetap Ialai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang melampaui waktu yang telah ditentukan.”