SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
MAKALAH 2
EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
Dosen : Ade Fauji, SE, MM
Nama : Neng Juati
Nim : 11150228
Kelas : 7C-MSDM
UNIVERSITAS BINA BANGSA
BANTEN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah “ Evaluasi Kinerja dan
Kompensasi” ini bisa selesai pada waktunya.
Penulis berharap makalah ini bisa menambah pengetahuan, namun terlepas dari itu, penulis
memahami makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nanti nya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini khususnya kepada Dosen Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan
Kompensasi Bapak Ade Fauji, SE, MM yang telah membingbing kami dalam penyusunan
makalah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi ini.
Demikianlah makalah ini penulis buat dengan sebaik-baiknya, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca khusunya bagi penulisnya sendiri. Dan apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Serang, Januari 2019
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Maksud Dan Tujuan Penulisan ................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penilaian Prestasi Kinerja ........................................................ 3
2.1.1 Pengertian ...................................................................... 3
2.1.2 Tujuan Penilaian Prestasi Kinerja ................................ 3
2.1.3 Obyek Penilaian Prestasi Kinerja ................................. 5
2.1.4 Pengaruh Penilaian Prestasi Kinerja ............................ 5
2.1.5 Metode Penilaian Prestasi Kinerja ............................... 7
2.1.6 Penilai, Validitas dan Rehabilitas Dalam Penilaian
Prestasi Kinerja ............................................................ 10
2.2 Konsep Dasar Kompensasi ...................................................... 13
2.2.1 Pengertian Kompensasi ................................................ 13
2.2.2 Tujuan Kompensasi ...................................................... 15
2.2.3 Komponen-Komponen Kompensasi ............................ 16
2.3 Langkah – Langkah Merumuskan Membuat Sistem
Kompensasi .............................................................................. 19
2.3.1 Pengertian Pemberian Kompensasi ............................... 19
2.3.2 Sistem Kompensasi ...................................................... 20
2.3.3 Proses Pemberian Kompensasi ..................................... 22
2.3.4 Konsep Pemberian Kompensasi ................................... 24
2.3.5 Langkah Pemberian Kompensasi ................................... 25
2.3.6 Tahapan Menentukan Kompensasi ............................... 35
ii
2.
4
2.
5
2.
6
Survey Benchmarking Kompensasi ............................................
2.4.1 Pengertian ..........................................................................
2.4.2 Pelaksanaan Survey Benchmarking ...............................
2.4.3 Manfaat Survey Benchmarking ....................................
Kompensasi Finansial ..............................................................
2.5.1 Pengertian ....................................................................
2.5.2 Sistem Kompensasi ......................................................
2.5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi ........
Tunjangan, Kompensasi Non Finansial ...................................
2.6.1 Pengertian Tunjangan ...................................................
2.6.2 Kompensasi Non Finansial ..........................................
25
25
26
27
28
28
31
32
33
33
36
BAB III PENUTUP................................................................................................................47
3.1 Kesimpulan...................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................50
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu persoalan penting dalam pengelolaan sumber daya
manusia adalah evaluasi kinerja pegawai dan pemberian kompensasi.
Ketidak tepatan dalam melakukan evaluasi kinerja akan berdampak pada
pemberian kompensasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku
dan sikap karyawan, karyawan akan merasa tidak puas dengan kompensasi
yang didapat sehingga akan berdampak terbalik pada kinerja pegawai yang
menurun dan bahkan karyawan akan mencoba mencari pekerjaan lain yang
memberi kompensasi baik. Hal ini cukup berbahaya bagi perusahaan apabila
pesaing merekrut atau membajak karyawan yang merasa tidak puas tersebut
karena dapat membocorkan rahasia perusahaan atau organisasi.
Kompensasi dapat mempengaruhi keputusan mereka untuk melamar
sebuah pekerjaan, tetap bersama perusahaan, atau bekerja lebih
produktif.Jika dikelola secara pantas, gaji dapat menyebabkan karyawan
mengurangi upaya mereka untuk mencari pekerjaan alternative, kompensasi
mempengaruhi sikap dan perilaku kerja karyawan ini adalah alasan yang
mendorong untuk memastikan bahwa sistem gaji dirancang dan
dilaksanakan secara wajar dan adil. Evaluasi kinerja pada dasarnya
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kadar profesionalisme karyawan
serta seberapa tepat pegawai telah menjalankan fungsinya. Penilaian kinerja
dimaksudkan untuk menilai dan mencari jenis perlakuan yang tepat sehingga
karyawan dapat berkembang lebih cepat sesuai dengan harapan. Ketepatan
pegawai dalam menjalankan fungsinya akan sangat berpengaruh terhadap
pencapaian kinerja organisasi secara keseluruhan.
Tidak sedikit di perusahaan-perusahaan swasta maupun negeri yang
melakukan evaluasi kinerja pegawai tidak tepat, tidak sesuai dengan situasi
dan kondisi yang ada, pada akhirnya akan berdampak pada pemberian
kompensasi. Oleh karena itu, banyak para karyawan yang kinerjanya
menurun dan pada akhirnya harus mengundurkan diri karena kompensasi
1
yang tidak sesuai.Dengan adanya kasus seperti inilah bagi instansi
pemerintahan, maupun perusahaan swasta, evaluasi kinerja sangat berguna
untuk menilai kuantitas, kualitas, efisiensi perubahan, motivasi para aparatur
serta melakukan pengawasan dan perbaikan. Kinerja aparatur yang optimal
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga
kelangsungan hidup instansi ini. Setiap instansi tidak akan pernah luput dari
hal pemberian balas jasa atau kompensasi yang merupakan salah satu
masalah penting dalam menciptakan motivasi kerja aparatur, karena untuk
meningkatkan kinerja aparatur dibutuhkan pemenuhan kompensasi untuk
mendukung motivasi para aparatur. Dengan terbentuknya motivasi yang
kuat, maka akan dapat membuahkan hasil atau kinerja yang baik sekaligus
berkualitas dari pekerjaan yang dilaksanakannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian prestasi kinerja ?
2. Aspek-aspek apa sajakah yang menjadi konsep dasar kompensasi
pegawai ?
3. Bagaimanakah menentukan langkah-langkah dalam merumuskan
kebijakan dan membuat Sistem kompensasi ?
4. Apa yang dimaksud dengan survey benchmarking kompensasi dan
bagaimana cara melakukan surveinya ?
5. Apa sajakah yang yang termasuk kedalam kompensasi Finansial ?
6. Apa sajakah yang termasuk kedalam kompensasi non finansial ?
1.3 Maksud Dan Tujuan Penulisan
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata perkuliahan Evaluasi Kinerja
dan Kompesasi sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Akhir
Semester (UAS).
2. Sejauh mana mahasiswa bisa mengusai dan memahami serta
mengimplementasikan pokok dari setiap bahasan materi-materi dalam
kehidupannya sehari-hari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penilaian Prestasi Kinerja
2.1.1 Pengertian
Penilaian prestasi kinerja adalah suatu cara dalam melakukan evaluasi
terhadap prestasi kerja para pegawai dengan serangkaian tolak ukur tertentu
yang obyektif dan berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta
dilakukan secara berkala.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh French (1986), penilaian
prestasi kinerja pada dasarnya merupakan kajian sistematik tentang kondisi
kerja pegawai yang dilakukan secara formal. Menurut French, kajian kondisi
kerja ini haruslah dikaitkan dengan standar kerja yang dibangun, baik itu
standar proses kerja maupun standar hasil kerja. Tidak kalah pentingnya,
organisasi harus mengkomunikasikan penilaian tersebut kepada pegawai
yang bersangkutan.
Dengan demikian sasaran yang menjadi obyek penilaian adalah
kecapakan/kemampuan pegawai melaksanakan suatu tugas/pekerjaan yang
diberikan, penampilan atau perilaku dalam melaksanakan tugas, sikap dalam
menjalankan tugas, cara yang digunakan dalam melaksanakan tugas,
ketegaran jasmani dan rohani di dalam menjalankan tugas, dan sebagainya.
Penilaian atau investasi kerja juga sering dilakukan secara informal
oleh supervisor atau atasan terhadap bawahannya. Bedanya, penilaian yang
informal tersebut adalah spontanitas dari supervisor atau atasan dan tidak
dirancang secara khusus sebagimana halnya penilaian prestasi kinerja.
Selain itu penilaian atau evaluasi kerja secara informal cenderung lebih ke
arah memperbaiki pekerjaan keseharian dari pada penilaian terhadap
kemampuan atau perilaku kerja pegawai.
2.1.2 Tujuan Penilaian prestasi kinerja
Tujuan Umum penggunaan penilaian prestasi kinerja dalan organisasi
industri maupun non indutri adalah :
3
a. Peningkatan imbalan (dengan system merit)
b. Feed back/umpan balik bagi pegawai yang bersangkutan
c. Promosi
d. PHK atau pemberhentian sementara
e. Melihat potensi kinerja pegawai
f. Rencana sukses
g. Transfer/pemindahan pegawai
h. Perencanaan pengadaan tenaga kerja
i. Pemberian bonus
j. Perencanaan karier
k. Evaluasi dan pengembangan Diklat
l. Komunikasi internal
m.Kriteria untuk validasi prosedur suksesi
n. Kontrol pengeluaran.
Secara garis besar terdapat dua tujuan utama penilaian prestasi kinerja,
yaitu :
a. Evaluasi terhadap tujuan (goal) organisasi, mencakup :
1) Feedback pada pekerjaan untuk mengetahui di mana posisi mereka.
2) Pengembangan data yang valid untuk pembayaran upah/bonus dan
keputusan promosi serta menyediakan media komunikasi untuk
keputusan tersebut.
3) Membantu manajemen membuat keputusan pemberhentian sementara
atau PHK dengan memberikan “peringatan” kepada pekerja tentang
kinerja kerja mereka yang tidak memuaskan. (Michael Beer dalam
French, 1986).
b. Pengembangan tujuan (goal) organisasi, mencakup :
1) Pelatihan dan bimbingan pekerjaan dalam rangka memperbaiki kinerja
dan pengembangan potensi di masa yang akan datang.
2) Mengembangkan komitmen organisasi melalui diskusi kesempatan
karier dan perencanaan karier.
3) Memotivasi pekerja
4) Memperkuat hubungan atasan dengan bawahan.
4
5) Mendiagnosis problem individu dan organisasi.
2.1.3 Obyek Penilaian prestasi kinerja
a. Hasil kerja individu
Jika mengutamakan hasil akhir, maka pihak manajemen melakukan
penilaian prestasi kerja dengan obyek hasil kerja individu. Biasanya
berlaku pada bagian produksi dengan indikator penilaian output
yang dihasilkan, sisa dan biaya per-unit yang dikeluarkan.
b. Perilaku
Untuk tugas yang bersifat instrinsik, misalnya sekretaris atau
manajer, maka penilaian prestasi kerja ditekankan pada penilaian
terhadap perilaku, seperti ketepatan waktu memberikan laporan,
kesesuaian gaya kepemimpinan, efisiensi dan efektivitas
pengambilan keputusan, tingkat absensi.
c. Sifat
Merupakan obyek penilaian yang dianggap paling lemah dari
kriteria penilaian prestasi kerja, karena sulit diukur atau tidak dapat
dihubungkan dengan hasil tugas yang positif, seperti sikap yang
baik, rasa percaya diri, dapat diandalkan, mampu bekerja sama.
2.1.4 Pengaruh Penilaian prestasi kinerja
a. Terhadap Individu
Hasil penilaian prestasi kinerja dapat berpengaruh positif
maupun negatif terhadap moral kerja pekerja. Hal ini
dimungkinkan mengingat peranan hasil penilaian prestasi kinerja
yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan manajemen
SDM.
Cara pandang pegawai terhadap penilaian prestasi kinerja
dan penggunaan hasil penilaian prestasi kinerja menentukan positif
atau negatif pengaruh penilaian prestasi kinerja pada pegawai yang
bersangkutan. Sebagai contoh, jika penilaian prestasi kinerja lebih
dipandang sebagai kritik dari pada pertolongan perusahaan
5
terhadap pegawai. Maka penilaian prestasi kinerja akan
menumbuhkan rasa “was-was” pada diri pegawai yang
bersangkutan saat dilakukan penilaian prestasi kinerja atau
penerapan hasil penilaian prestasi kinerja. perasaan was-was ini
pada gilirannya akan menurunkan semangat kerja. sebaliknya jika
penilaian prestasi kinerja lebih dipandang sebagai pertolongan atau
pemberian kesempatan pengembangan diri dari pada kritik, maka
penilaian prestasi kinerja akan membuat pegawai yang
bersangkutan bertambah giat dan selalu berupaya mengembangkan
kreativitasnya di dalam melaksanakan pekerjaannya.
Dengan demikian sisi pandang atau interprestasi pegawai
terhadap penilaian prestasi kinerja merupakan hal yang mendasari
baik buruknya akibat perubahan sikap/moral pekerja setelah
menerima hasil penilaian prestasi kinerja. Karenanya pemilihan
metode yang tepat dengan tolok ukur yang tepat serta waktu yang
tepat merupakan kunci yang dapat mengeliminir kecurigaan
pegawai terhadap subyektivitas penilai saat melakukan penilaian
prestasi kinerja.
b. Terhadap Organisasi
Penilaian prestasi kinerja mempengaruhi orgnisasi,
khususnya pada proses kegiatan SDM. Sebagaimana halnya dengan
pengaruh penilaian prestasi kinerja terhadap individu, informasi
hasil penilaian merupakan umpan balik sukses tidanya fungsi
personalia. Besar kecilnya pengaruh penilaian prestasi kinerja pada
organisasi tergantung sedikit banyaknya pada informasi yang
didapat dari hasil penilaian prestasi kinerja tersebut. Penilaian
prestasi kinerja yang komprehensif dapat menghasilkan informasi
yang cukup. Informasi yang bisa didapat antara lain rekrutmen,
seleksi, orientasi, kebutuhan diklat dan sebagainya.
Jika sejumlah besar pegawai menerima hasil penilaian
prestasi kinerja dengan nilai buruk, maka dapat diduga
kemungkinan adanya kelalaian atau kesalahan program
6
perencanaan SDM pada organisasi yang bersangkutan. Atau
kungkin hal tersebut terjadi akibat target goal yang ditetapkan
terlalu tinggi, sementara kemampuan pegawai dan/atau fasilitas
yang ada pada organisasi tersebut belum memungkinkan untuk
mencapai target goal terebut.
Selain untuk mengevaluasi program manajemen SDM.
penilaian prestasi kinerja juga dapat digunakan untuk
mengembangkan SDM organisai seperti promosi, kenaikan upah,
bonus, pelatihan dan sebagainya. Dengan perkataan lain, hasil
penilaian prestasi kerja dapat digunakan untuk mengevaluasi dan
mengembangkan SDM saat ini serta mengkaji kemampuan
organisasi untuk menentukan kebutuhan SDM di masa yang akan
datang.
2.1.5 Metode Penilaian Prestasi Kinerja
Pendekatan yang dilakukan dalam penilaian prestasi kerja pegawai
sangat banyak. Dari sekian banyak metode yang digunakan dapat
dikelonpokkan menjadi dua bagian, yaitu 1) metode yang berorientasi masa
lalu, seperti : Skala Grafik dengan Rating, Metode Ceklis (Checklist),
Metode Essai, Metode Pencatatan Kejadian Kritis, dan Metode Wawancara;
dan 2) metode yang berorientasi masa depan, yakni penilaian diri, tes
psikologi, MBO, dan pusat penilaian.
a. Metode Penilaian Yang Berorientasi Masa Lalu
1) Skala Grafik Dengan Rating
Skala grafik dengan rating atau juga dikenal dengan metode rating
konvensional adalah metode yang banyak digunakan.
Terdapat banyak versi tentang metode ini namun semuanya berfokus
pada perilaku spesifik atau karakteristik pegawai yang berkaiatan
dengan kinerja kerja. Contoh skala Rating dapat dilihat pada gambar
di bawah ini. Dalam versi terbaru skala grafik dengan rating perilaku
spesifik pegawai diuraikan kembali berdasarkan perbedaan tingkatan
dan perbedaan departemen/bagian pekerjaan untuk masing-masing
7
karakteristik. Kelemahan metode ini adalah perilaku yang dinilai tidak
spesifik dan penilai cenderung memberikan nilai rata-rata.
2) Metode Checklist
Metode checklist adalah metode penilaian prestasi kinerja dengan cara
memberi tanda (

) pada uraian perilaku negatif atau positif
pegawai/karyawan yang namanya tertera dalam daftar. Masing-msing
perilaku tersebut diberi bobot nilai. Besarnya bobot nilai tergantung
dari tingkat kepentingan perilaku tersebut terhadap suksesnya suatu
pekerjaan. Perhatikan contoh berikut : Keuntungan dari metode ini
mudah untuk digunakan dan dapat menghindari kecenderungan
pemberian nilai rata-rata atau pemberian nilai karena kemurahan hati.
Namun karena keharusan adanya relevansi antara item perilaku yang
terdaftar dalam penilaian prestasi dengan pekerjaan yang
dilaksanakan, maka dibutuhkan keahlian khusus untuk membangun
sejumlah item perilaku yang berbeda untuk jenis pekerjaan dan
tingkatan yang berbeda. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan tenaga
profesional yang andal di bidang ini. Ketidakandalan dalam
membuat item perilaku dan kesesuaian bobot nilai masing-
masing item dapat mengakibatkan ketidaksesuaian di dalam
pemberian ukuran-ukuran item. Akibatnya para supervisor kesulitan di
dalam mengiterprestasikan hasilnya.
3) Metode Esai
Pada metode ini, penilai menuliskan sejumlah pertanyaan
terbuka yang terbagi dalam beberapa kategori. Beberapa kategori
pertanyaan terbuka yang biasa digunakan :
a) Penilaian kinerja seluruh pekerjaan.
b) Kemungkinan pekerja dipromosikan
c) Kinerja kerja pegawai saat ini
d) Kekuatan dan kelemahan pegawai
e) Kebutuhan tambahan training
8
4) Metode Pencatatan Kejadian Kritis
Metode pencatatan kejadian yang kritis adalah Penilaian
Prestasi Kerja yang menggunakan pendekatan dengan menggunakan
catatan-catatan yang menggambarkan perilaku karyawan yang sangat
baik atau yang sangat buruk.
5) Metode Wawancara
Selain kelima metode di atas, penilaian prestasi kinerja
pegawai juga dapat dilakukan dengan cara Wawancara. Maksud dari
penggunaan cara wawancara ini adalah agar pegawai mengetahui
posisi dan bagaimana cara kerja mereka.
Selain itu wawancara juga dimaksudkan untuk :
a) Mendorong perilaku positif.
b) Menerangkan apa target/sasaran yang diharapkan dari pegawai.
c) Mengkomunikasikan masalah-masalah yang berkaitan dengan upah
dan promosi.
d) Rencana memperbaiki kinerja di masa yang akan datang.
e) Memperbaiki hubungan antara atasan dengan
bawahan. b. Metode Penilaian Yang Berorientasi Masa Depan
1) Penilaian Diri (self appraisal)
Metode ini menekankan adanya penilaian yang dilakukan karyawan
terhadap diri sendiri dengan tujuan melihat potensi yang dapat
dikembangkan dari diri mereka.
2) Tes Psikologi
Biasanya dilakukan dalam bentuk wawancara mendalam, tes
psikologi, diskusi, review terhadap hasil evaluasi pekerjaan karyawan.
Tes ini dilakukan oleh psikolog untuk mengetahui potensi karyawan
yang dapat dikembangkan dimasa datang. Beberapa tes psikologi yang
dapat dilakukan, seperti tes intelektual, emosi, motivasi.
3) Management By Objectives (MBO)
Management By Objectives (MBO) yang diperkenalkan oleh Peter
Drucker adalah sistem yang menggambarkan kajian tentang
target/sasaran yang hendak dicapai berdasarkan kesepakatan
9
antara supervisor dan bawahannya. Kajian tentang bagaimana baiknya
bawahan berprestasi selalu ditinjau ulang dan dilakukan secara
periodik. Uji coba selalu dibuat untuk menuliskan target/sasaran dari
segi kuantitas. Para ahli percaya bahwa target/sasaran dapat dan
selayaknya ditetapkan secara kuantitatif.
4) Pusat Penilaian (Assesment Centre)
Merupakan lembaga pusat penilaian prestasi kerja, dimana lembaga
tersebut berfungsi melakukan penilaian prestasi kerja terhadap
karyawan suatu perusahaan. Lembaga ini biasanya telah memiliki
berbagai bentuk metode penilaian karyawan yang telah ditandarisasi,
seperti tes psikologi, diskusi, wawancara, simulasi.
2.1.6 Penilai, Validitas & Reliabilitas Dalam Penilaian Prestasi Kinerja
Sebagimana diungkapkan di atas, departemen SDM atau personalia
berperan di dalam membuat rencana rancangan, memilih metode yang akan
digunakan, serta memilih siapa yang akan menilai karyawan. Keputusan
yang diambil oleh Departemen SDM atau personalia sangat berpengaruh
pada hasil penilaian prestasi kinerja. Rancangan yang salah dan/atau
pemilihan metode serta penilai yang salah akan mengakibatkan kesalahan
informasi yang didapat dari hasil penilaian prestasi kinerja. Dengan
perkataan lain, informasi hasil prestasi kerja dapat menjadi tidak absah
(invalid) dan tidak dipercaya (unreliable).
Dengan demikian selain metode Penilaian Prestasi Kerja yang
digunakan, maka untuk mengembangkan atau merancang penilaian prestasi
kinerja perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Pemilihan Penilai
Memutuskan siapa yang akan mengevaluasi pegawai adalah sesuatu yang
sangat penting dalam merancang program penilaian prestasi. Secara
umum diakui bahwa penilaian oleh penyelia (supervisor) sangat
dilakukan dengan mengkombinasikan penilaian supervisor dan non
supervisory. Langkah tersebut diambil untuk menghindari subyektivitas
10
dan/atau kesalahan yang mungkin terjadi bila penilai
hanya supervisor atau atasan pegawai yang bersangkutan saja. Untuk
DP3 pegawai negeri, penilai selain atasan langsung juga atasan dari
atasan pegawai yang bersangkutan.
Menurut French (1986) penilai dapat terdiri dari :
1) Supervisor/atasan pegawai yang bersangkutan.
2) Diri pegawai yang bersangkutan.
3) Teman sekerja.
4) Bawahan, dan
5) Grup/kelompok, atau
6) Kombinasi dari penilai-penilai di atas.
Penilaian prestasi kinerja pegawai yang dilakukan oleh atasan
langsung paling banyak dijumpai. Atasan merupakan orang yang
diberikan otoritas formal untuk melakukan penilaian. Atasan selalu
memonitor kerja bawahannya serta mengawasi pemberian imbalan yang
diakibatkan oleh kinerja pegawai yang bersangkutan. Secara khusus,
atasan adalah orang dengan posisi terbaik yang mengawasi kinerja
bawahan serta menilai sejauh mana kinerja yang disajikan sesuai dengan
target/sasaran yang ditetapkan oleh unit kerjanya maupun organisasi
secara keseluruhan.
Pada beberapa organisasi, pegawai yang bersangkutan menilai
kinerja kerja dirinya sendiri (self evaluation). Pendekatan ini dilakukan
dalam kaitannya dengan upaya membangun moral karyawan. Penilaian
prestasi kinerja oleh diri sendiri dapat dikombinasikan dengan penilaian
yang dilakukan oleh atasan untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Pendekatan ini lebih menjurus pada penggunaan metode MBO. Atasan
dan pegawai yang bersangkutan secara independen melakukan persiapan
evaluasi kerja. Kemudian keduanya bertemu untuk mendiskusikan kajian
mereka. Setelah itu mereka melengkapi kajian tentang tanggung jawab
mendatang, perbaikan rencana, membangun aktivitas, tujuan karier dan
ringkasan kinerja. Satu keuntungan dari pendekatan ini adalah
11
tersedianya basis untuk mengklarifikasikan harapan dan persepsi pegawai
yang bersangkutan dan atasan.
Penilaian oleh teman sekerja, meskipun tidak biasa digunakan
namun mempunyai kelebihan yaitu relatif lebih dipercaya (reliable).
Realibilitas ini didapat dari fakta di mana teman sekerja selalu
berinteraksi satu sama lain dalam kerja keseharian dan karena teman
sekerja dianggap sebagai penilai yang independen. Panilai oleh bawahan
penting terutama yang berkaitan dengan aspek kepemimpinan, karena
bawahan adalah orang yang paling merasakan dampak dari
kepemimpinan atasannya. Sama halnya dengan penilaian yang dilakukan
oleh teman sekerja, panilaian oleh bawahan termasuk yang jarang
digunakan.
Selain penilaian oleh atasan langsung, penilaian yang dilakukan
oleh grup merupakan pendekatan panilaian yang banyak digunakan.
Orang-orang yang terkumpul dalam grup penilaian ini adalah mereka
yang mengetahui materi serta metode penilaian yang digunakan yang
dapat menyediakan data yang lebih dari penilaian oleh atasan.
b. Validitas (absah)
Berkaitan dengan perancangan dan penggunaan metode, maka
absahan (validitas) merupakan sesuatu yang harus dipertimbangkan.
Yang dimaksud dengan keabsahan adalah bahwa nilai yang didapat oleh
seseorag, terkait dengan pelaksanaan pekerjaan atau dengan berbagai
kriteria obyektif lain yang telah ditentukan sebelumnya. Maksudnya data
atau informasi yang didapat harus aktual saat diperoleh. Sebagai contoh,
prestasi kerja yang hanya dinilai satu tahun sekali dan dilakukan pada
akhir tahun, sedikit banyaknya akan mengurangi keabsahan (validitas)
panilaian karena kemungkinan besar, data atau informasi perilaku dan
ketrampilan yang didapat hanyalah terakhir.
c. Reliabilitas (dapat dipercaya)
Reliabilitas ialah bahwa hasil yang diperoleh konsisten setiap kali
diambil dari dan oleh orang yang sama. Skor atau hasil penilaian tetap
sama walaupun menggunakan metode yang berbeda. Reliabilitas metode
12
penilaian dapat ditingkatkan dengan melatihpenilai untuk dapat menilai
secara lebih baik.
d. Peranan Departemen SDM
Departemen SDM dalam kaitannya dengan penilaian prestasi kinerja
berperan sebagai berikut :
1) Merancang dan mengimplementasikan program penilaian prestasi
pegawai.
2) Menentukan siapa yang akan menilai, dan metode apa yang akan
digunakan.
3) Memimpin sejumlah penelitian tentang cara atau metode penilaian
yang lebih bersifat adil (dapat dipercaya dan benar).
2.2 Konsep Dasar Kompensasi
2.2.1 Pengertian Kompensasi
Suatu perusahaan pengaturan kompensasi merupakan untuk dapat
menarik, memelihara maupun mempertahankan tenaga kerja bagi
kepentingan organisasinya yang bersangkutan. Suatu kompensasi dapat
bersifat finansial maupun nonfinansial, walaupun pada umumnya istilah
kompensasi tersebut dipakai sebagai atau dalam pengertian proses
pengadministrasian gaji dan upah.
Menurut Thomas H. Stone dalam buku Suswanto dan Donni Juni
Priansa (2011:220) kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran yang
diberikan kepada karyawan sebagai pertukaran pekerjaan yang mereka
berikan kepada majikannya.
Menurut Henry Simamora (2004:506) kompensasi adalah semua
bentuk kembalian financial, jasa-jasa terwujud dan tunjangan yang diperoleh
karyawan sebagai bagian dari hubungan kekaryawanan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompensasi
adalah semua bentuk imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan perusahaan
sebagai penghargaan pada karyawan yang telah memberikan tenaga dan
pikiran sebagai kontribusi dalam mewujudkan tujuan perusahaan sebagai
imbalan balik dari pekerjaan mereka.
13
Menurut Anwar Mangkunegara (2011:84) ada 5 faktor yang
mempengaruhi kompensasi, diantaranya adalah :
1. Faktor Pemerintah
Peraturan pemerintah yang berhubungan dengan penentuan standar gaji
minimal, pajak penghasilan, penetapan harga bahan baku, biaya
transportasi, inflasi maupun devaluasi sangat mempengaruhi perusahaan
dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai.
2. Penawaran Bersama antara Perusahaan dan Pegawai
Kebijakan dalam menentukan kompensasi dapat dipengaruhi pula pada
saat terjadinya tawar menawar mengenai besarnya upah yang harus
diberikan oleh perusahaan kepada pegawainya.
3. Standar dan Biaya Hidup Pegawai
4. Kebijakan kompensasi perlu mempertimbangkan standar dan biaya hidup
minimal pegawai.Hal ini karena kebutuhan dasar pegawai harus
terpenuhi. Dengan terpenuhinya kebutuhan dasar dan keluarganya, maka
pegawai akan merasa aman. Terpenuhinya kebutuhan dasar dan rasa
aman pegawai akan memungkinkan pegawai dapat bekerja dengan penuh
motivasi untuk mencapai tujuan perusahaan. banyak peneliti menunjukan
bahwa ada korelasi tingggi antara motivasi kerja pegawai dan prestasi
kerjanya, ada korelasi positif antara motivasi kerja dengan tujuan
pencapaian perusahaan.
5. Ukuran Perbandingan Upah
Kebijakan dalam menentukan kompensasi dipengaruhi pula oleh ukuran
besar kecilnya perusahaan, tingkat pendidikan pegawai, masa kerja
pegawai.Artinya, perbandingan tingkat upah pegawai perlu
memperhatikan tingkat pendidikan, masa kerja, dan ukuran perusahaan.
6. Permintaan dan Persediaan
Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu
mempertimbangkan tingkat persediaan dan permintaan pasar. Artinya,
kondisi pasar saat itu perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam
menentukan tingkat upah pegawai.
14
2.2.2 Tujuan Kompensasi
Menurut Malayu Hasibuan (2010:121) antara lain adalah sebagai
ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi, stabilitas
karyawan, disiplin, serta pengaruh serikat buruh dan pemerintah.
1. Ikatan kerja sama
Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal
antara majikan dengan karyawannya. Karyawan harus mengerjakan
tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan wajib
membayar kompensasi sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
2. Kepuasan kerja
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
fisik, sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari
jabatannya.
3. Pengadaan efektif
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan
yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.
4. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah
memotivasi bawahannya.
5. Stabilitas karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak secara eksternal
konsisten yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin
karena turnover relatif stabil.
Tujuan pemberian imbalan/kompensasi secara khusus digunakan untuk
mengarahkan, mengatur atau mengawasi perilaku karyawan.
1. Hasil yang diharapkan adalah karyawan yang tertarik untuk bekerja dan
termotivasi untuk melakukan pekerjaan sebaik-baiknya bagi organisasi
2. Menjalin ikatan kerjasama formal antara perusahaan dan karyawan
3. Karyawan dapat memenuhi kebutuhan dan memperoleh kepuasaan kerja
4. Mendukung keefektifan pengadaan karyawan
5. Untuk Memotivasi karyawan
6. Menjamin stabilitas karyawan
15
7. Meningkatkan disiplin
8. Menghindari pengaruh serikat buruh
9. Menghindari intervensi pemerintah
2.2.3 Komponen-komponen Kompensasi
Komponen – kompensasi kompensasi menurut Simamora (2004:442)
dibagi dalam bentuk :
1. Kompensasi finansial
a. Kompensasi finansial lansung
Terdiri dari bayaran (pay) yang diperoleh seorang dalam bentuk gaji
bulanan, upah harian, upah lembur, upah senioritas, dan insentif
seperti bonus dan komisi.
b. Kompensasi finansial tidak lansung
Yang disebut juga dengan tunjangan meliputi : Tunjangan pengobatan,
kesehatan, asuransi jiwa, pensiun, tunjangan hari raya, selain
tunjangan juga ada fasilitas contohnya: kendaraan, ruang kantor,
tempat parkir, dan lainnya.
2. Kompensasi non finansial
Terdiri dari kepuasan yang diperoleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri
atau dari lingkungan psikologis atau fisik dimana orang tersebut bekerja.
Menurut Simamora (2004),kompensasi dapat diukur dengan :
a. Upah dan gaji
Upah biasanya berhubungan dengan tarif gaji per jam. Upah
merupakan basis bayaran yang kerapkali digunakan bagi pekerja-
pekerja produksi dan pemeliharaan.
b. Insentif
Tambahan atau kompensasi di luar haji atau upah yang diberikan oleh
organisasi atau dasar prestasi.
c. Tunjangan
Contoh-contoh tunjangan adalah asuransi kesehatan dan jiwa, liburan
yang ditanggung perusahaan, program pensiun, dan tunjangan lainnya
yang berkaitan dengan hubungan kepegawaian.
16
1. Imbalan Ekstrinsik
Imbalan yang didapat di luar dari pekerjaan, misalnya : upah, promosi,
dan tunjangan
2. Imbalan Intrinsik
Imbalan yang merupakan bagian dari pekerjaan itu sendiri
Contohnya : Tanggung jawab, tantangan, otonomi, dan umpan balik
3. Imbalan dan Perilaku Individual
a. Kepuasan terhadap imbalan merupakan fungsi dari seberapa besar
yang diterima dan seberapa besar yang ‘seharusnya’ diterima
b. Perasaan puas dipengaruhi oleh perbandingan perolehannya dengan
perolehan orang lain
c. Kepuasan dipengaruhi oleh imbalan intrinsik dan ekstrinsik
d. Tingkat keinginan individu terhadap jenis imbalan beragam
4. Teori Keadilan
Seseorang akan mengevaluasi kewajaran (fairness) keadaan mereka
dengan membandingkan dirinya dengan orang lain
a. Tiga perbandingan gaji sosial yang relevan dalam pengambilan
keputusan tingkat gaji dan struktur tugas
b. Perbandingan gaji eksternal
c. Perbandingan gaji internal—dengan karyawan lain dalam
perusahaan tetapi pekerjaan yang dibandingkan berbeda
d. Perbandingan gaji internal—dengan karyawan lain yang
mengerjakan pekerjaan yang sama
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi diantaranya :
1. Pertimbangan legal (Union membership)
2. Kebijakan perusahaan (Competitive strategy)
3. Keadilan (equity)
1. Tanggung jawab untuk mewujudkan kesejahteraan warga negara
dalam lingkup yang terbatas
2. Campur tangan pemerintah masih diperlukan, mengingat:
17
• Kondisi ketenagakerjaan yang diwarnai oleh berbagai faktor
yang tidak selalu berpihak pada pekerja
• Kondisi berserikat yang mengarah pada kekuatan dalam tawar-
menawar upah—akan merugikan semua pihak
Kepmenaker No.Kep-81/1995 tentang Ukuran penetapan upah
minimum adalah KHM (Kebutuhan Hidup Minimum)
Permenaker No.per 01/Men/1999 pasal 14 ayat 2, Upah minimum
hanyan diperuntukkan bagi pekerja yang mempunyai masa kerja
kurang dari 1 (satu) tahun.
Artinya, menjelang berakhirnya masa kerja 1 tahun bagi pekerja
tertentu harus telah dipersiapkan adanya kenaikan upah yang
biasanya ditentukan perusahaan.
Undang-undang No. 13 tahun 2003
1. Upah

Hak pekerja /buruh yg diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja
kepada pekerja /buruh yg ditetapkan dan dibayarkan menurut
suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau perundang-undangan
termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu
pekerjaan yang telah atau akan dilakukan.
2. Tunjangan yang bersifat tetap

segala macam bentuk tunjangan
yg diberikan secara tetap dan tidak tergantung pd kehadiran kerja .
3. Tunjangan yg bersifat tdk tetap

bentuk tunjangan yg diberikan
secara tidak tetap atau berbeda .
4. Upah pokok

upah dasar yg diberikan kepada pekerja
berdasarkan jenis pekerjaan /jabatan yg dipegangnya dlm hal
kompensasi.
5. Upah minimum

upah terendah yg diberikan kpd pekerja yg
menduduki pekerjaan terendah yg bertujuan untuk melindungi
pekerja sebagai jaring pengamanan yg diberikan kpd pekerja dng
masa kurang dr 1 thn dan terdiri dari upah pokok dan tunjangan
tetap.
18
6. Kesejahteraan pekerja/buruh

suatu pemenuhan kebutuhan dan
atau keperluan yg bersifat jasmaniah dan rohaniah baik di dalam
maupun di luar hubungan kerja yg scr langsung atau tdk langsung
dpt mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yg
aman dan sehat.
2.3 Langkah-Langkah Merumuskan Kebijakan Dan Membuat Sistem
Kompensasi
2.3.1 Pengertian Pemberian Kompensasi
Bentuk penghargaan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan
adalah berupa pemberian kompensasi, yang diharapkan dapat merangsang
semangat kerja karyawan. Dessler (1997:85) mengemukakan bahwa :
“Kompensasi merupakan salah satu bentuk pembayaran atau imbalan yang
diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan itu”.
Menurut Handoko (1998:155) kompensasi adalah segala sesuatu yang
diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.
Henry Simamora (2004:442) mendefinisikan : Kompensasi
(compensation) meliputi imbalan finansial dan jasa nirwujud serta tunjangan
yang diterima oleh para karyawan sebagai bagian dari hubungan
kepegawaian. Kompensasi merupakan apa yang diterima oleh para karyawan
sebagai ganti kontribusi mereka kepada organisasi.
Sesuai dengan pendapat Ranupandojo (2000:10) yang menyatakan
bahwa : Kompensasi meliputi kegiatan pemberian balas jasa kepada
karyawan. Kegiatan di sini meliputi penentuan sisten kompensasi yang
mampu mendorong prestasi karyawan, dan juga menentukan besarnya
kompensasi yang akan diterima oleh masing-masing karyawan, dan
berdasarkan beberapa pendapat mengenai kompensasi tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa kompensasi merupakan segala bentuk imbalan atau
balas jasa yang diberikan oleh perusahaan dan diterima oleh para karyawan
atas kerja yang telah dilakukan.
Menurut Henry Simamora (2004:461) : Ada dua pertimbangan kunci
dalam sistem pemberian kompensasi yang efektif. Pertama, sistem
19
kompensasi harus adaptif terhadap situasi. Sistem harus sesuai dengan
lingkungan dan mempertimbangkan tujuan, sumber daya, dan struktur
organisasi. Kedua, sistem kompensasi harus memotivasi para karyawan.
Sistem harus bisa memuaskan kebutuhan karyawan, memastikan adanya
perlakuan adil terhadap karyawan, dan memberikan imbalan terhadap
kinerja karyawan.
Menurut William B. Wertherdan Keith Davis, kompensasi adalah apa
yang seseorang karyawan terima sebagai balasan dari pekerjaan yang
diberikannya, baik upah per jam ataupun gaji periodik yang didesain dan
dikelola oleh bagian personalia.
2.3.2 Sistem Kompensasi
Sistem kompensasi adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen
komponen kompensasi dari mulai penentuan besaran kompensasi dan cara
pemberiannya. Kompensasi terdiri atas kompensasi secara langsung yaitu
upah dan gaji, sedangkan kompensasi pelengkap merupakan komponen
penunjang kompensasi secara langsung seperti insentif, jasa-jasa atas
karyawan, jaminan sosial, serta asuransi, dan sebagainya.
Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya
jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya. Besar atau
kecilnya kompensasi tergantung pada kecermatan kalkulasi yg dilakukan.
Pemberian kompensasi kepada karyawannya dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor yaitu :
a. Produktivitas
Setiap perusahaan pasti menginginkan kinerja keuntungan yang optimal,
untuk itu setiap perusahaan harus mampu meningkatkan produktivitas
kerja karyawannya. Pemberian kompensasi tergantung kepada
kemampuan perusahaan dalam membayar.
b. Kesediaan untuk Membayar.
Kesediaan untuk membayar akan berpengaruh terhadap kebijakan
pemberian kompensasi bagi karyawan.
20
c. Suplai dan Permintaan Tenaga Kerja
Banyak sedikitnya tenaga kerja di pasar kerja akan mempengaruhi sistem
pemberian kompensasi.
d. Serikat Kerja
Serikat pekerja, serikat karyawan, atau serikat buruh, akan
mempengaruhi kebijakan pemberian kompensasi
e. Undang-undang dan Peraturan yang Berlaku
Undang-undang dan Peraturan akan mempengaruhi sistem pemberian
kompensasi bagi perusahaan, misalnya : UU Tenaga kerja dan peraturan
UMR.
Dalam menerapkan kompensasi terdapat dua kepentingan yaitu :
a. Kepentingan karyawan
Bahwa kompensasi yang diterimanya atas jasa yang telah diberikan
kepada perusahaan memungkinkan karyawan untuk mempertahankan
harkat dan martabatnya, mempertahankan taraf hidup yang wajar,
mandiri dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.
b. Kepentingan Organisasi
Penetapan kompensasi yang dikaitkan dengan prestasi kerja atau
produktivitas ditujukan untuk kelangsungan aktivitas organisasi program
perusahaan yang akan datang.
• Kompensasi perlu dibedakan dengan gaji dan upah,karena konsep
kompensasi tidak sama dengan konsep gaji atau upah.
• Gaji dan upah merupakan salah satu bentuk konkret atas pemberian
kompensasi
Menurut Thomas H Stone dalam bukunya “ Undestanding
Personal Management”, kompensasi adalah setiap bentuk
pembayaran yang diberikan kepada karyawan sebagai pertukaran
pekerjaaan yang mereka berikan kepada majikan.
Menurut Edwin B Plippo dalam bukunya “Principles of Personal
Management”, kompensasi merupakan pemberian imbalan jasa
yang layak dan adil kepada karyawan-karyawan karena mereka
telah memberi sumbangan kepada pencapaian organisasi.
21
Kompensasi mempunyai arti yang luas, selain terdiri dari gaji dan upah,
dapat pula berbentuk fasilitas perumahan, fasilitas kendaraan, pakaian
seragam, tunjangan keluarga, tunjangan kesehatan, tunjangan pangan dan
masih banyak lagi yang lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta
cenderung diterima oleh karyawan secara tetap.
2.3.3 Program Pemberian Kompensasi
Program pemberian kompensasi merupakan salah satu hal yang paling
penting bagi perusahaan maupun karyawan, karena akan memberikan
gambaran sejauhmana perusahaan berkepentingan terhadap karyawan,
seberapa besar kontribusi yang akan diberikan oleh karyawan terhadap
perusahaan.
Ada delapan komponen penting dalam program pemberian
kompensasi yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Organisasi Administrasi Pemberian Kompensasi
Perusahaan yang besar membutuhkan pengorganisasian dan
pengadministrasian pemberian kompensasi yang baik, sebab pemberian
kompensasi bukanlah sekedar memberikan dan membagikan upah atau
gaji kepada karyawan, melainkan harus memperhitungkan kemampuan
perusahaan serta produktivitas kerja karyawan, serta aspek-aspek lainnya
yang berhubungan dengan itu.
2. Metode Pemberian Kompensasi
a. Metode tunggal, yaitu metode penetapan gaji pokok yang hanya
didasarkan atas ijazah terakhir atau pendidikan formal terakhir yang
ditempuh karyawan.
b. Metode Jamak, yaitu suatu metode dalam pemberian gaji pokok
berdasarkan atas beberapa pertimbangan, seperti ijazah, sifat
pekerjaan, pendidikan informal, serta pengalaman yang dimiliki.
Standar gaji pokok yang pasti tidak ada,ini terdapat pada perusahaan-
perusahaan swasta yang di dalamnya masih sering terdapat
diskriminasi.
Metode jamak dibedakan menjadi tiga cara pemberian kompensasi :
22
• Pemberian kompensasi berdasarkan satu jangka waktu tertentu.
Kebaikan sistemini adalah administrasi pengupahan mudah dan
besarnya kompensasi yang akan dibayarkan tetap. Kelemahan
sistem ini pekerja yang malas pun kompensasinya tetap dibayar
sebesar perjanjian.
• Pemberian kompensasi berdasarkan satuan produksi yang
dihasilkan.
Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi yang dibayar selalu
berdasarkan kepada banyaknya hasil yang diberikan, bukan kepada
lamanya waktu pengerjaan. Sistem ini tidak dapat diterapkan
kepada karyawan tetap dan jenis pekerjaan yang tidak mempunyai
standar fisik seperti bagi karyawan adminsitrasi.
Kebaikan dari sistem ini memberikan kesempatan kepada karyawan
bekerja sungguh-sungguh serta berprestasi baik akan memperoleh balas
jasa yang lebih besar. Kelemahannya adalah kualitas barang yang
dihasilkan terkadang rendah.
3. Suktur Pemberian Kompensasi
Struktur kompensasi yang baik ialah menganut paham keadilan
(tanggung jawab pekerjaannya).
4. Program pemberian Kompensasi sebagai Perangsang Kerja
Suatu program pemberian kompensasi bukan semata-mata didasarkan
sebagai imbalan atas pengorbanan waktu,tenaga, dan pikiaran karyawan
terhadap organisasi, melainkan juga merupakan cara untuk merangsang
dan meningkatkan kegairahan kerja.
5. Tambahan Sumber Pendapatan bagi Karyawan
Program kompensasi yang baik biasanya memberikan peluang bagi
karyawan untuk memperoleh tambahanpenghasilan,bukan hanya
memperoleh upah atau gaji yang rutin.
6. Terjaminnya Sumber Pendapatan dan Peningkatan Jumlah Imbalan Jam
Program pemberian kompensasi harus menjamin bahwa perusahaan
merupakan umber utama pendapatan bagi karyawannya,sehingga
karyawan akan bekerja dengan maksimal.
23
7. Kompensasi bagi kelompok manajerial
Pimpinan atau manajer setiap perusahaan merupakan kelompok yang
bertanggung jawab terhadap hidup matinya perusahaan. Wajar jika
kompensasi yang diterima lebih besar dari karyawan biasa.
8. Prospek di Masa Depan
Untuk memperhitungkan prospek yang akan datang, perlu
memperhitungkan tiga dimensi waktu, sehingga dalam menyusun
program pemberian kompensasi, harus memperhitungkan keadaan
organisasi pada waktu yang lalu,kondisi organisasi saat ini,dan prospek
organisasi yang akan datang.
2.3.4 Kriteria Pemberian Kompensasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketentuan pemberian kompensasi
antara lain : Keadaan perekonomian suatu negara, kebijaksanaan pemerintah,
tuntutan serikat pekerja, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam penentuan
kebijakan pemberian kompensasi antara lain :
a. Biaya hidup
b. Produktivitas kerja karyawan
c. Skala upah atau gaji yang berlaku
d. Kemampuan membayar
e. Upah atau gaji sebagai alat untuk menarik, mempertahankan, dan
memberikan motivasi kepada karyawan
f. Penawarandan permintaan tenaga kerja
g. Serikat buruh atau organisasi karyawan
h. Posisi jabatankaryawan
i. Pendidikan dan pengalaman kerja
24
2.3.5 Tahapan Menetapkan Kompensasi
1. Mengevaluasi tiap pekerjaan, dengan menggunakan informasi
analisis pekerjaan
2. Melakukan survey upah dan gaji untuk menentukan keadilan
eksternal yang didasarkan pada upah pembayaran di pasar kerja.
3. Menilai harga tiap pekerjaan untuk menentukan pembayaran upah
yang didasarkan pada keadilan internal dan eksternal.
2.4 Survey Benchmarking Kompensasi
2.4.1 Pengertian
Survey Benchmarking merupakan proses belajar yang berlangsung
secara sistematis, terus menerus, dan terbuka. Untuk mendapatkan informasi
yang akurat mengenai tingkat penggajian dan kompensasi dipasaran dan
tentang sistem yang digunakan secara umum agar policy dikeluarkan secara
tepat.
Data yang dicari dalam survey benchmarking yaitu :
• Kebijakan pokok yang berlaku
• Teknik yang digunakan dalam penentuan tingkat upah
• Nilai uang pada gaji pokok, tunjangan, fasilitas dan komponen upah dari
jabatan tertentu yang dijadikan sebagai patokan (benchmarking)
• Komponen imbalan yang non financial
• Rencana perusahaan beberapa tahun mendatang
Salary survey dilakukan untuk mengetahui beberapa hal diantaranya :
• Melihat atau mengetahui tingkat penggajian di”market”, apakah
kompetitif atau belum.
• Mengadakan penyesuaian diperusahaan.
• Meng-hindari karyawan di-highjack / dibajak oleh perusahaan lain.
• Alat untuk memotivasi karyawan.
• Ukuran untuk meninjau kenaikan / peninjauan upah.
25
2.4.2 Pelaksanaan Survey Benchmarking
Pelaksanaan Survey Benchmarking dilakuakan oleh :
1. Perusahaan sendiri
2. Konsultan khusus survey upah
3. Gabung dengan perusahaan lain yang melakukan
4. Ikut dalam survey upah perusahaan lain.
5. Ikut dalam survey upah konsultan
Tahapan mengikuti salary survey yaitu :
1. Tahap kordinasi antar perusahaan peserta.
2. Tahap persiapan
3. Pengumpulan dan proses data
4. Menggunakan data survey
5. Merencanakan proses benchmarking dan karakterisasi target yang akan
di-benchmark
6. Peningkatan kinerja target benchmarking
7. Peningkatan secara berkelanjutan
Hasil salary survey yaitu :
1. Upah dalam rupiah / total cash per bulan.
2. Upah dalam bentuk barang / natura (in kind).
3. Total remuneration (cash + in kind).
Data-data hasil salary survey diantaranya sebagai berikut :
1. Basic salary
2. Allowance :
a. Meal
b. Transport
c. Housing
d. Living
e. Work cloth
f. Medical
3. Bonuses :
26
a. THR
b. Production
c. Annual
d. Sales
e. Safety
2.4.3 Manfaat Survey Benchmarking
Manfaat bagi perusahaan dengan mengembangkan benchmarking,
antara lain:
1. Untuk menetapkan sasaran yang menantang dan realistis
2. Untuk menentukan bagaimana sasaran dapat dicapai
3. Perlunya adanya terobosan peningkatan dalam organisasi
4. Perlunya memperoleh ide-ide baru
5. Memperbaiki proses kritis yang ada dalam bisnis
6. Memantapkan tujuan yang berorientasi pada pelanggan
7. Menumbuhkan antusias staf dengan melihat yang terbaik
8. Mengidentifikasi peluang-peluang baru yang terkadang muncul setelah
membandingkan.
9. Menjadi lebih berdaya saing.
10. Memperpendek siklus perbaikan proses bisnis dengan percepatan
pembelajaran
Secara umum manfaat yang diperoleh dari benchmarking dapat
dikelompokkan menjadi (Ross, 1994 pp.239-240) :
1. Perubahan Budaya
Memungkinkan perusahaan untuk menetapkan target kinerja baru yang
realisitis berperan menyakinkan setiap orang dalam organisasi dan
kredibilitas target.
2. Perbaikan Kinerja
Membantu perusahan mengetahui adanya gap-gap tertentu dalam kinerja
dan untuk memilih proses yang akan diperbaiki.
3. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia memberikan dasar bagi
pelatihan Karyawan menyadari adanya gap antara yang mereka kerjakan
27
dengan apa yang dikerjakan karyawan lain diperusahaan lain.
Keterlibatan karyawan dalam memecahkan permasalahan sehingga
karyawan mengalami peningkatan kemampuan dan keterampilan
Untuk dapat melakukan benchmarking yang berhasil, manajemen
hendaknya memahami terlebih dahulu proses-proses yang dimiliki.
Beberapa hal yang penting diperhatikan adalah :
a) Manajemen melakukan pemetaan proses untuk mendefinisikan proses
yang ada, termasuk top-down flowcharts, wall maps, product process
maps atauvalue-added flow analysis
b) Mengidentifikasi harapan pelanggan terhadap proses yang dimiliki
dengan cara mereviu pengukuran kinerja proses yang ada dibandingkan
dengan harapan pelanggan,
c) Mendefinisikan kinerja proses
d) Menggunakan teknik analisis tertentu untuk memahami sebab-sebab
inefisiensi dalam proses (beberapa teknik seperti cause-effect diagram,
Pareto diagram, dan control charts
e) Mengidentifikasi target benchmark berbasis analisis kinerja pesaing, dan
harapan pelanggan.
2.5 Kompensasi Finansial
2.5.1 Pengertian
Menurut (Keith Davis dan Werther W.B, 1996) Kompensasi adalah
sesuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari kontribusi jasa mereka
pada organisasi. Balas jasa yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan
baik bersifat finansial maupun non financial, kepada karyawan atas
kontribusi jasa mereka, pada periode tertentu.
Sistem kompensasi yang baik, diharapkan mampu memberikan
kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan perusahaan memperoleh,
mempekerjakan, dan mempertahankan karyawan.
28
Adapun tujuan dari pemberian kompensasi ini adalah :
1. Ikatan kerjasama
2. Kepuasan kerja
3. Motivasi
4. Stabilitas karyawan
5. Produktivitas Kerja
6. Disiplin kerja
7. Pengaruh serikat Pekerja
8. Pengaruh Pemerintah
1. Asas adill
Asas adil adalah besarnya kompensasi yang dibayarkan pada setiap
karyawan disesuaikan dengan jenis pekerjaan, tanggung jawab, jabatan,
prestasi kerja, dan memenuhi persyaratan kerja.
2. Asas Layak dan Wajar
Asas layak dan wajar adalah besarnya kompensasi yang dibayarkan pada
setiap karyawan dapat memenuhi kebutuhannya pada tingkat normative
yang ideal.
Untuk menjamin keadilan kompensasi harus diambil langkah –
langkah sebagai berikut :
1. Pembuatan program kompensasi harus didahului dengan aktivitas
pengumpulan data dan analisis data yang terkait secara berhati-hati dan
benar, selanjutnya hasil analisis tersebut sebagai input utama pada policy
maker dalam membuat keputusan kompensasi
2. Kompensasi tidak boleh statis, dirubah sesuai kondisi
3. Karyawan membutuhkan pengertian akan program kompensasi, terutama
berkenaan dengan bagaimana reward didapatkan, karena kondisi ini dapat
mempengaruhi kinerja karyawan
Dilihat dari jenis - jenis kompensasi dapat dibedakan menjadi :
1. Kompensasi langsung (Direct Compensation)
29
Kompensasi langsung adalah pembayaran balas jasa yang berupa gaji,
upah, dan upah insentif.
• Gaji adalah balas jasa yang dibayarkan secara periodik kepada
karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Contoh gaji akan
tetap dibayarkan walau tidak masuk kerja.
• Upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada karyawan harian
dengan pedoman sesuai peraturan atau perjanjian kerja yang telah
disepakati.
• Upah insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada
karyawan tertentu sesuai prestasinya diatas prestasi standar yang
ditentukan.
2. Kompensasi tidak langsung (Indect Compensation)
Kompensasi tidak langsung adalah pembayaran balas jasa yang berupa
kesejahteraan karyawan. Contoh motivasi, promosi jabatan.
30
3. KENIKMATAN :
- Fasilitas Rumah (Sewa)
- Fasilitas Kendaraan
- Pemeriksaan Kesehatah
2.5.2 Sistem Kompensasi
Sistem kompensasi yang biasa digunakan adalah sistem prestasi,
sistem waktu, dan sistem kontrak/borongan.
1. Sistem Prestasi (Upah Sistem Hasil)
Suatu cara yang mengaitkan secara langsung antara besarnya upah
dengan prestasi kerja yang ditujukan oleh karyawan yang bersangkutan.
Contoh kompensasi sistem hasil : per potong, per meter, per kilo, per liter
dan sebagainya
31
2. Sistem Waktu
Suatu cara menentukan besarnya kompensasi dihitung berdasarkan
standar waktu, seperti Jam, Hari, Minggu, Bulan.
Besarnya Upah ditentukan oleh lamanya karyawan melaksanakan atau
menyelesaikan suatu pekerjaan. Umumnya cara ini digunakan bila ada
kesulitan dalam menerapkan cara pengupahan berdasarkan prestasi.
• Kelemahan dari sistem waktu adalah :
a. Mengakibatkan mengendornya semangat karyawan yang
produktivitasnya tinggi (diatas rata-rata ).
b. Tidak membedakan usia, pengalaman, dan kemampuan karyawan.
c. Membutuhkan pengawasan yang ketat agar karyawan sungguh-
sungguh bekerja.
d. Kurang mengakui adanya prestasi kerja karyawan.
• Sedangkan kelebihan sistem waktu adalah :
a. Dapat mencegah hal- hal yang kurang diinginkan seperti pilih
kasih, diskriminasi maupun kompetisi yang kurang sehat.
b. Menjamin kepastian penerimaan upah secara periodik.
c. Tidak memandang rendah karyawan yang cukup lanjut usia.
3. Sistem kontrak/ borongan
Suatu cara menentukan besarnya kompensasi didasarkan atas kuantitas,
kualitas dan lamanya peyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan kontrak
perjanjian. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang
diharapkan, maka dalam kontrak juga dicantumkan ketentuan mengenai
“konsekuensi” bila pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan
perjanjian baik secara kuantitas, kualitas maupun lamanya penyelesaian
pekerjaan.
2.5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi
• Faktor – faktor yang mempengaruhi kompensasi adalah :
1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja.
2. Kemampuan dan kesediaan organisasi.
3. Serikat Pekerja, atau organisasi karyawan.
32
4. Produktivitas kerja.
5. Prestasi kerja.
6. Biaya Hidup.
• Pengukuran Kontribusi Kompensasi
1. Kelayakan karyawan (job worth)
Kelayakan karyawan merupakan sebuah kriteria yang
menyangkut
bagaimana kondisi karyawan
2. Karakteristik perseorangan (personal characteristics)
Menyangkut masalah senioritas dan yunioritas. Asumsi yang sering
berlaku dan diyakini adalah bahwa karyawan yang cukup senior
dipandang telah memiliki kinerja yang tinggi, sedangkan yang masih
yunior masih perlu dikembangkan dan dibina lagi.
3. Kualitas kinerja karyawan
Melalui kinerja karyawan dapat diketahui bahwa sesungguhnya
analisis dan penilaian karyawan tidak sekadar berdasarkan senioritas
dan yunioritas.
• Senioritas belum tentu menentukan kemampuan kerja.
• Bisa terjadi seseorang yang berstatus sebagai karyawan yunior
dapat bekerja dengan menunjukkan kinerja yang baik dibanding
karyawan yang senior.
2.6 Tunjangan Dan Kompensasi Non Finansial
2.6.1 Pengertian Tunjangan
Tunjangan (Kompensasi Finansial Tidak Langsung) :
• Meliputi seluruh imbalan finansial yang tidak termasuk dalam
kompensasi finansial langsung.
• Merupakan wujud tanggung jawab organisasi terhadap para
karyawannya
• Bisa berupa asuransi dan program-program lainnya untuk kesehatan,
keselamatan, keamanan, dan kesejahteraan umum.
• Tunjangan umumnya membebani perusahaan dengan uang, namun
para karyawan biasanya menerimanya secara tidak langsung.
33
• Sebagai contoh, sebuah organisasi bisa membelanjakan beberapa ribu
dolar setahun sebagai pendanaan untuk premi asuransi kesehatan
untuk setiap karyawan.
Tunjangan Dalam Program Kompensasi Total
LINGKUNGAN EKSTERNAL
LINGKUNGAN INTERNAL
Kompensasi
Finansial
Tidak Langsung (Tunjangan)
Tunjangan Wajib
Jaminan Sosial
Tunjangan Pengangguran
Ganti Rugi Karyawan
Cuti Keluarga dan Pengobatan
Tunjangan Tidak Wajib
Bayaran untuk Waktu Tidak Bekerja
Perawatan Kesehatan
Asuransi Jiwa
Rancangan Pensiun
Rancangan Opsi Saham Karyawan
Tunjangan Pengangguran Tambahan
Layanan Karyawan
Bayaran Premium
Rancangan Tunjangan Terkustomisasi
Tunjangan Wajib (Dipersyaratkan secara Legal)
1. Perusahaan-perusahaan memberikan sebagian besar tunjangan secara
sukarela, namun hukum mewajibkan tunjangan-tunjangan lainnya.
2. Tunjangan-tunjangan tersebut meliputi (contoh di AS):
a. jaminan sosial
b. ganti rugi karyawan
c. asuransi pengangguran
d. cuti keluarga
e. pengobatan.
3. Jenis-Jenis tunjangan sukarela terdiri dari :
a. Tunjangan Pribadi:
a) Rancangan Kesehatan
b) Rancangan Perawatan Gigi
b. Penyeimbangan Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi :
34
a) Cuti
b) Hari Libur
c) Rekening Perencanaan Hidup
c. Akumulasi Modal, Pembelian Saham, dan Pensiun :
a) 401(k)Plan
b) Rancangan Pembelian Saham
c) Rancangan Pensiun
4. Perlindungan Penghasilan dan Aset :
a. Rancangan santunan sakit dan kecelakaan income
b. Rancangan ketidakmampuan jangka panjang
c. Asuransi jiwa kelompok
d. Asuransi kecelakaan perjalanan
e. Asuransi perawatan jangka panjang
f. Skedul kerja fleksibel, telecommuting, dan penyelarasan minggu kerja
5. Pengembangan keterampilan:
a. Penggantian biaya pendidikan
b. Cuti menjalani pendidikan
6. Program-program karyawan tambahan:
a. Pusat-pusat kebugaran
b. Kursus-kursus pendidikan
c. Program-program penghargaan
d. Pusat-pusat perencanaan karir
e. Keanggotaan klub
7. Mengomunikasikan informasi mengenai paket tunjangan
a. Tunjangan-tunjangan karyawan bisa membantu perusahaan merekrut
dan mempertahankan tenaga kerja berkualitas terbaik.
b. Untuk menjaga program tersebut tetap mutakhir, manajemen butuh
masukan dari para karyawan untuk menentukan perlu tidaknya
perubahan tunjangan.
c. Selain itu, karena kesadaran karyawan mengenai tunjangan seringkali
terbatas, informasi program harus harus dikomunikasikan ke bawah.
35
2.6.2 Kompensasi Non Finansial
Kompensasi nonfinansial meliputi kepuasan yang diterima seseorang
dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan/atau fisik di
mana orang tersebut bekerja.
Komponen-komponen kompensasi nonfinansial meliputi :
a. Jabatan itu sendiri
b. Lingkungan kerja
Kompensasi nonfinansial diupayakan untuk mewujudkan
keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan yang menghasilkan
kehidupan yang lebih menyenangkan bagi para karyawan.
Kompensasi Nonfinansial Dalam Program Kompensasi Total
LINGKUNGAN EKSTERNAL
LINGKUNGAN INTERNAL
Kompensasi
Finansial
Langsung Tidak Langsung (Tunjangan)
Nonfinansial
Jabatan Lingkungan Kerja
Variasi Kebijakan yang Baik
Keterampilan Manajer yang Berkemampuan
Identitas Tugas Karyawan yang Kompeten
Signifikansi Tugas Rekan Kerja yang Bersahabat
Otonomi Simbol Status yang Pantas
Umpan Balik Kondisi Kerja
Fleksibilitas Tempat Kerja
Flextime
Minggu Kerja Dipadatkan
Pembagian Jabatan
Telecommuting
Kerja Paruh-Waktu
Lebih Banyak Kerja, Lebih Sedikit Jam
Jabatan itu sendiri sebagai faktor kompensasi nonfinansial
• Teori Karakteristik Jabatan :
– Dikembangkan oleh J. Richard Hackman dan Greg Oldham.
– Menurut teori ini, para karyawan mengalami kompensasi intrinsik jika
dalam jabatan mereka secara signifikan terdapat lima dimensi jabatan
inti, yaitu:
• Variasi keterampilan
• Identitas tugas
• Signifikansi tugas
36
• Otonomi
• Umpan balik
– Variasi keterampilan (skill variety) : Tingkat sejauh mana jabatan
membutuhkan sejumlah aktivitas yang berbeda agar sukses.
– Identitas tugas (task identity): Tingkat sejauh mana jabatan
mencakup unit pekerjaan yang jelas dari awal hingga akhir.
– Signifikansi tugas (task significance): Dampak yang ditimbulkan
jabatan terhadap orang-orang lain sehingga karyawan bisa
merasakan makna prestasi yang sesungguhnya.
– Otonomi (Autonomy): Tingkat kebebasan dan tanggung jawab
individual yang dimiliki para karyawan dalam menjalankan jabatan
sehingga mereka merasa bertanggung jawab atas hasil kerja.
– Umpan balik (feedback): Informasi yang diterima para karyawan
mengenai seberapa baik mereka menjalankan jabatan.
• Menjalankan sebuah jabatan yang penuh tanggung jawab dan menantang
di tempat yang jelek tidak akan menyenangkan bagi sebagian besar orang.
• Para karyawan bisa memperoleh kepuasan dari pekerjaan mereka melalui
beberapa faktor nonfinansial berikut ini.
– Kebijakan yang Baik
– Manajer yang Berkemampuan
– Karyawan yang Kompeten
– Rekan Kerja yang Bersahabat
– Simbol Status yang Pantas
– Kondisi Kerja
• Perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja yang mencerminkan
kebutuhan dan nilai dari tahap kehidupan para karyawan mereka.
• Tujuan utama mencapai keseimbangan kerja-kehidupan (work-life
balance) adalah untuk meminimalkan stres.
37
• Para karyawan yang stres berusaha menyeimbangkan pekerjaan dan
kehidupan pribadi. Bagi mereka waktu hampir sama pentingnya dengan
uang, bahkan lebih penting bagi beberapa di antara mereka.
Perwujudan Fleksibilitas Tempat Kerja
• Flextime: Mengijinkan para karyawan untuk memilih jam kerja mereka
sendiri, dalam batasan tertentu.
• Minggu kerja dipadatkan: Mengijinkan para karyawan untuk bekerja
dalam jumlah hari yang lebih sedikit dari lima hari kerja seminggu pada
umumnya.
• Pembagian pekerjaan (job sharing): Dua karyawan membagi tugas-
tugas dalam satu jabatan menurut kesepakatan dan dibayar menurut
kontribusi mereka.
• Telecommuting: Karyawanbisa tetap tinggal di rumah dan menjalankan
pekerjaan mereka menggunakan komputer dan alat-alat elektronik
lainnya yang menghubungkan mereka dengan kantor mereka.
• Kerja Paruh-Waktu
• Lebih Banyak Kerja, Lebih Sedikit Jam: Variasi kerja paruh-waktu di
mana para karyawan menerima bayaran purna-waktu dan menghasilkan
lebih banyak dalam jam yang lebih sedikit.
Contoh Flextime
Waktu
Waktu Waktu Fleksibel Waktu Waktu
Fleksibel Inti (Makan Inti Fleksibel
Siang)
06.00 09.00 Tengah 15.00 18.00
Hari
Bandwidth
38
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penilaian prestasi kinerja adalah suatu cara dalam melakukan evaluasi
terhadap prestasi kerja para pegawai dengan serangkaian tolak ukur tertentu
yang obyektif dan berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta
dilakukan secara berkala. Tujuan penilaian prestasi kinerja dalan organisasi
industri maupun non indutri yaitu :
1. Evaluasi terhadap tujuan (goal) organisasi, mencakup :
a. Feedback pada pekerjaan untuk mengetahui di mana posisi mereka.
b. Pengembangan data yang valid untuk pembayaran upah/bonus dan
keputusan promosi serta menyediakan media komunikasi untuk
keputusan tersebut.
c. Membantu manajemen membuat keputusan pemberhentian sementara
atau PHK dengan memberikan “peringatan” kepada pekerja tentang
kinerja kerja mereka yang tidak memuaskan. (Michael Beer dalam
French, 1986).
d. Pengembangan tujuan (goal) organisasi, mencakup :
a. Pelatihan dan bimbingan pekerjaan dalam rangka memperbaiki
kinerja dan pengembangan potensi di masa yang akan datang.
b. Mengembangkan komitmen organisasi melalui diskusi kesempatan
karier dan perencanaan karier.
c. Memotivasi pekerja
d. Memperkuat hubungan atasan dengan bawahan.
e. Mendiagnosis problem individu dan organisasi.
Suatu perusahaan pengaturan kompensasi merupakan untuk dapat
menarik, memelihara maupun mempertahankan tenaga kerja bagi
kepentingan organisasinya yang bersangkutan. Suatu kompensasi dapat
bersifat finansial maupun nonfinansial, walaupun pada umumnya istilah
kompensasi tersebut dipakai sebagai atau dalam pengertian proses
pengadministrasian gaji dan upah.
47
Tujuan pemberian imbalan/kompensasi secara khusus digunakan
untuk mengarahkan, mengatur atau mengawasi perilaku karyawan yang
diharapkan karyawan yang tertarik untuk bekerja dan termotivasi untuk
melakukan pekerjaan sebaik-baiknya bagi organisasi.
Program pemberian kompensasi merupakan salah satu hal yang paling
penting bagi perusahaan maupun karyawan, karena akan memberikan
gambaran sejauh mana perusahaan berkepentingan terhadap karyawan,
seberapa besar kontribusi yang akan diberikan oleh karyawan terhadap
perusahaan.
Ada delapan komponen penting dalam program pemberian
kompensasi yang perlu diperhatikan, yaitu : organisasi administrasi
pemberian kompensasi, metode pemberian kompensasi, suktur pemberian
kompensasi, program pemberian kompensasi sebagai perangsang kerja,
tambahan sumber pendapatan bagi karyawan, terjaminnya sumber
pendapatan dan peningkatan jumlah imbalan jam, kompensasi bagi
kelompok manajerial, prospek di masa depan.
Survey Benchmarking merupakan proses belajar yang berlangsung
secara sistematis, terus menerus, dan terbuka. Untuk mendapatkan informasi
yang akurat mengenai tingkat penggajian dan kompensasi dipasaran dan
tentang sistem yang digunakan secara umum agar policy dikeluarkan secara
tepat.
Kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai penukar
dari kontribusi jasa mereka pada organisasi. Balas jasa yang diberikan oleh
organisasi atau perusahaan baik bersifat finansial maupun non financial,
kepada karyawan atas kontribusi jasa mereka, pada periode tertentu. Sistem
kompensasi yang baik, diharapkan mampu memberikan kepuasan bagi
karyawan dan memungkinkan perusahaan memperoleh, mempekerjakan,
dan mempertahankan karyawan.
Tunjangan (Kompensasi Finansial Tidak Langsung) meliputi seluruh
imbalan finansial yang tidak termasuk dalam kompensasi finansial langsung,
sebagai wujud tanggung jawab organisasi terhadap para karyawannya. Bisa
berupa asuransi dan program-program lainnya untuk
48
kesehatan, keselamatan, keamanan, dan kesejahteraan umum. Tunjangan
umumnya membebani perusahaan dengan uang, namun para karyawan
biasanya menerimanya secara tidak langsung. Sebagai contoh, sebuah
organisasi bisa membelanjakan beberapa ribu dolar setahun sebagai
pendanaan untuk premi asuransi kesehatan untuk setiap karyawan.
49
DAFTAR PUSTAKA
Andreas Budihardjo, 2004, Hubungan antara strategi bisnis dan strategi SDM
dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan. Usahawan No. 03 Th.
XXXIII Maret 2004 page 46-52.
Brian Becker, Mark Huselid, and Dave Ulrich, 2001, The HR Scorecard : Linking
People, Strategy and Performance. From :
http://www.worldofhr.com/HR%20scorecard.pdf , retrieved at 9 Juli
2004.
Budi W. Soetjipto, 2004, Menjadi juara sumberdaya manusia : sebuah
pengantar., Usahawan No. 02 Th. XXXIII Februari 2004 page 3-4.
Elizabeth Lucky, 2002, Peran pemimpin dalam memaksimisasi sumber daya
manusia dan strategi bersaing untuk membentuk organisasi kelas dunia.
Usahawan No. 11 Th. XXXI Nopember 2002 page 11-15
H. John Bernardin, 2001, Human resources management: an experiential
approach, Third Edition, Mc.Grawhill
Harry Widyantoro, 2001., Menciptakan eustress di tempat kerja upaya
meningkatkan kinerja karyawan. Ventura, Vol. 4 No 2 September 2001
page 54-59
Handoko Karjantoro, 2004, Mengelola kinerja : suatu tinjauan praktis. Usahawan
No.07 Th. XXXIII Juli 2004 page 24-28.
Insitianingsih, 2002, Gagasan tentang SDM yang fleksibel dan efisien Strategi
untuk mencapai daya saing bisnis. Ventura Vol.5. No. 1 April 2002 page
Anoraga, S & Suyati, S.1995. Psikologi Industri dan Sosial. Jakarta: PT Dunia
Pustaka Jaya.
As’ad, M. 2004. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty. Edisi Ke-empat
Berry, M.L. 1998. Psychology at Work: an Introduction to Industri and
Organizational Psychology. McGraw-Hill Book Co. Boston.
Jewell & Siegall. 1998. Contemporary Industrial/Organizational Psychology.
Dialih Bahasakan oleh Danuyasa. Psikologi Industri/Organisasi Modern;
Psikologi Terapan untuk Mememecahkan Berbagai masalah di tempat
Kerja, Perusahaan, Industri, dan Organisasi.
Kreitner & Kinicki. 2004.
Organizational
Behavior. 6-th ed. Mc. Graw-Hill
Companies, Inc.
50
Luthans, F. 1992. Organizational Behavior. 6-th ed. Mc. Graw-Hill International
Book Co-Singapore.
Hick, Herbert G dan Gullet GR (1996), Organisasi Teori dan Tingka Laku.
Jakarta, Bumi Aksara
Munandar, A. S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press.
Indrawijaya, Adam (2000), Perilaku Organisasi. Bandung, Sinar Baru Algesindo
Robbins, Stephen P (1994), Teori Organisasi Struktur, Desain & Aplikasi.
Jakarta, Arcen
Syarief, Miftah (2000), Desentralisasi Pendidikan dan Otonomi Daerah, Jakarta,
Sekretariat Jenderal Depdiknas
Thoha, Miftah (1998), Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya.
Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada
Tilaar (1999), Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung, PT.Remaja Rosda
Karya
Winardi (1992), Manajemen Perilaku Organisasi. Bandung, PT.Citra Aditya Bakti
B.S. Wibowo, dkk. (2002). ”Trustco SHOOT : Sharpening, Our Concept and
Tools” PT. Syaamil Cipta Media, Jakarta
Agustian, Ary Ginanjar. (2005). ”Rahasia Sukses Membangkitkan ESP
POWER, Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan”. Jakarta : Penerbit Arga.
Agustian, Ary Ginanjar. (2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spiritual Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun
Islam.Jakarta : Penerbit Arga.
Armansyah.(2002).”Intelegency Quotient, Emotional Quotient, dan Spiritual
Quotient dalam Membentuk Prilaku Kerja”.Jurnal Manajemen dan
Bisnis. 02, (01), 23-32.
James A.F. Stoner / Charles Wankel. 1988. Manajemen, Edisi Ketiga. CV.
Intermedia Jakarta.
51

More Related Content

What's hot

Makalah 2 rizki mauludin 11150733-7 i-msdm
Makalah 2 rizki mauludin 11150733-7 i-msdmMakalah 2 rizki mauludin 11150733-7 i-msdm
Makalah 2 rizki mauludin 11150733-7 i-msdmBraveCreative1
 
Tugas makalah 2 uas, nur ilham s, 11150241, 7 n msdm
Tugas makalah 2 uas, nur ilham s, 11150241, 7 n msdmTugas makalah 2 uas, nur ilham s, 11150241, 7 n msdm
Tugas makalah 2 uas, nur ilham s, 11150241, 7 n msdmNur Ilham Septyadin
 
Makalah uts 1 2
Makalah uts 1 2Makalah uts 1 2
Makalah uts 1 2Marsela97
 
Tugas makalah 1 daenuri ( 11150068 ) uts 70 msdm
Tugas makalah 1 daenuri ( 11150068 ) uts 70 msdmTugas makalah 1 daenuri ( 11150068 ) uts 70 msdm
Tugas makalah 1 daenuri ( 11150068 ) uts 70 msdmDae Nuri
 
Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]
Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]
Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]MamanSuparman22
 
Nurajijah evakuasi kinerja dan kompensasi/11150115
Nurajijah evakuasi kinerja dan kompensasi/11150115Nurajijah evakuasi kinerja dan kompensasi/11150115
Nurajijah evakuasi kinerja dan kompensasi/11150115nurajijahajijah
 
Tugas Makalah uas_11150646_Novi Yunitasari_7N.MSDM
Tugas Makalah uas_11150646_Novi Yunitasari_7N.MSDMTugas Makalah uas_11150646_Novi Yunitasari_7N.MSDM
Tugas Makalah uas_11150646_Novi Yunitasari_7N.MSDMUNIVERSITAS BINA BANGSA
 
Makalah resume 9 14 siti patonah (11150346) 7 n-msdm
Makalah resume 9 14 siti patonah (11150346) 7 n-msdmMakalah resume 9 14 siti patonah (11150346) 7 n-msdm
Makalah resume 9 14 siti patonah (11150346) 7 n-msdmSitipatonah26
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi (makalah 2)
Evaluasi kinerja dan kompensasi (makalah 2)Evaluasi kinerja dan kompensasi (makalah 2)
Evaluasi kinerja dan kompensasi (makalah 2)JoniPrihatin
 
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi(Mfirman11150748)
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi(Mfirman11150748)Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi(Mfirman11150748)
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi(Mfirman11150748)MuhammadFirman30
 
Makalah 2 desy riwayana 11150501
Makalah 2 desy riwayana 11150501Makalah 2 desy riwayana 11150501
Makalah 2 desy riwayana 11150501desyriwayana
 
Makalah (uas) 2 neli hayati 11150533 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah (uas)  2 neli hayati 11150533 evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah (uas)  2 neli hayati 11150533 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah (uas) 2 neli hayati 11150533 evaluasi kinerja dan kompensasinelihayati
 
Makalah uas evkikomp-romdanah(11150755)-7 c-msdm
Makalah uas evkikomp-romdanah(11150755)-7 c-msdmMakalah uas evkikomp-romdanah(11150755)-7 c-msdm
Makalah uas evkikomp-romdanah(11150755)-7 c-msdmRomdanahIyom
 
Makalah uas evakinkom - mahsusi lidyawati - 11150676 - 7 i
Makalah uas   evakinkom - mahsusi lidyawati - 11150676 - 7 iMakalah uas   evakinkom - mahsusi lidyawati - 11150676 - 7 i
Makalah uas evakinkom - mahsusi lidyawati - 11150676 - 7 iLhye Andromeda
 
MAKALAH EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI (UTS)
MAKALAH EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI (UTS)MAKALAH EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI (UTS)
MAKALAH EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI (UTS)SuryantiYusuf
 

What's hot (20)

Makalah 2 rizki mauludin 11150733-7 i-msdm
Makalah 2 rizki mauludin 11150733-7 i-msdmMakalah 2 rizki mauludin 11150733-7 i-msdm
Makalah 2 rizki mauludin 11150733-7 i-msdm
 
Tugas makalah 2 uas, nur ilham s, 11150241, 7 n msdm
Tugas makalah 2 uas, nur ilham s, 11150241, 7 n msdmTugas makalah 2 uas, nur ilham s, 11150241, 7 n msdm
Tugas makalah 2 uas, nur ilham s, 11150241, 7 n msdm
 
Makalah 2
Makalah 2Makalah 2
Makalah 2
 
Makalah uts 1 2
Makalah uts 1 2Makalah uts 1 2
Makalah uts 1 2
 
Makalah uas ayu
Makalah uas ayuMakalah uas ayu
Makalah uas ayu
 
Tugas makalah 1 daenuri ( 11150068 ) uts 70 msdm
Tugas makalah 1 daenuri ( 11150068 ) uts 70 msdmTugas makalah 1 daenuri ( 11150068 ) uts 70 msdm
Tugas makalah 1 daenuri ( 11150068 ) uts 70 msdm
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]
Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]
Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]
 
Nurajijah evakuasi kinerja dan kompensasi/11150115
Nurajijah evakuasi kinerja dan kompensasi/11150115Nurajijah evakuasi kinerja dan kompensasi/11150115
Nurajijah evakuasi kinerja dan kompensasi/11150115
 
Tugas Makalah uas_11150646_Novi Yunitasari_7N.MSDM
Tugas Makalah uas_11150646_Novi Yunitasari_7N.MSDMTugas Makalah uas_11150646_Novi Yunitasari_7N.MSDM
Tugas Makalah uas_11150646_Novi Yunitasari_7N.MSDM
 
Makalah resume 9 14 siti patonah (11150346) 7 n-msdm
Makalah resume 9 14 siti patonah (11150346) 7 n-msdmMakalah resume 9 14 siti patonah (11150346) 7 n-msdm
Makalah resume 9 14 siti patonah (11150346) 7 n-msdm
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi (makalah 2)
Evaluasi kinerja dan kompensasi (makalah 2)Evaluasi kinerja dan kompensasi (makalah 2)
Evaluasi kinerja dan kompensasi (makalah 2)
 
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi(Mfirman11150748)
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi(Mfirman11150748)Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi(Mfirman11150748)
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi(Mfirman11150748)
 
Makalah 2 desy riwayana 11150501
Makalah 2 desy riwayana 11150501Makalah 2 desy riwayana 11150501
Makalah 2 desy riwayana 11150501
 
MAKALAH 2_EVALUASI KINERJA & KOMPENSASI
MAKALAH 2_EVALUASI KINERJA & KOMPENSASIMAKALAH 2_EVALUASI KINERJA & KOMPENSASI
MAKALAH 2_EVALUASI KINERJA & KOMPENSASI
 
Makalah (uas) 2 neli hayati 11150533 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah (uas)  2 neli hayati 11150533 evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah (uas)  2 neli hayati 11150533 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah (uas) 2 neli hayati 11150533 evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Makalah uas evkikomp-romdanah(11150755)-7 c-msdm
Makalah uas evkikomp-romdanah(11150755)-7 c-msdmMakalah uas evkikomp-romdanah(11150755)-7 c-msdm
Makalah uas evkikomp-romdanah(11150755)-7 c-msdm
 
Makalah 2
Makalah 2Makalah 2
Makalah 2
 
Makalah uas evakinkom - mahsusi lidyawati - 11150676 - 7 i
Makalah uas   evakinkom - mahsusi lidyawati - 11150676 - 7 iMakalah uas   evakinkom - mahsusi lidyawati - 11150676 - 7 i
Makalah uas evakinkom - mahsusi lidyawati - 11150676 - 7 i
 
MAKALAH EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI (UTS)
MAKALAH EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI (UTS)MAKALAH EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI (UTS)
MAKALAH EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI (UTS)
 

Similar to Makalah uas-nengjuati-11150228

Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi ros
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi rosMakalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi ros
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi roskakrosnilawati
 
Tugas 2 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 2 Makalah Evaluasi Kinerja & KompensasiTugas 2 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 2 Makalah Evaluasi Kinerja & KompensasiNicky Hikmat
 
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi iip
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi iipMakalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi iip
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi iiphifdiyah_iip
 
Siti nurmilah 11150258-7 imsdm-tugas makalah 2-evaluasi kinerja dan kompensasi
Siti nurmilah 11150258-7 imsdm-tugas makalah 2-evaluasi kinerja dan kompensasiSiti nurmilah 11150258-7 imsdm-tugas makalah 2-evaluasi kinerja dan kompensasi
Siti nurmilah 11150258-7 imsdm-tugas makalah 2-evaluasi kinerja dan kompensasiSitiNurmilah1
 
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompeensasi
Makalah uas  evaluasi kinerja dan kompeensasiMakalah uas  evaluasi kinerja dan kompeensasi
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompeensasichairunnissanissa
 
Makalah 2 evaluasi eko kusumawardani 11150504
Makalah 2 evaluasi eko kusumawardani 11150504Makalah 2 evaluasi eko kusumawardani 11150504
Makalah 2 evaluasi eko kusumawardani 11150504Ekokusumawardani7
 
Makalah 2 evaluaasi ridho mutaqin 11150032
Makalah 2 evaluaasi ridho mutaqin 11150032Makalah 2 evaluaasi ridho mutaqin 11150032
Makalah 2 evaluaasi ridho mutaqin 11150032Ridhomutaqin68
 
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi msdm
Makalah 2  evaluasi kinerja dan kompensasi msdmMakalah 2  evaluasi kinerja dan kompensasi msdm
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi msdmIpan11150168
 
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompeensasi
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompeensasiMakalah 2 evaluasi kinerja dan kompeensasi
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompeensasiElma Magdalena
 
Makalah evaluasi kinerja & kompensasi 2
Makalah evaluasi kinerja & kompensasi 2Makalah evaluasi kinerja & kompensasi 2
Makalah evaluasi kinerja & kompensasi 2Irfan Kurniawan
 
Makalah uas kelas 7 n sarkilah 11150926
Makalah uas kelas 7 n sarkilah 11150926Makalah uas kelas 7 n sarkilah 11150926
Makalah uas kelas 7 n sarkilah 11150926sarkilah
 
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasiaangromdoni
 
Peni sapitri 11150851 7 n msdm makalah 1 evaluasi kinerja & kompensasi
Peni sapitri 11150851 7 n msdm makalah 1 evaluasi kinerja & kompensasiPeni sapitri 11150851 7 n msdm makalah 1 evaluasi kinerja & kompensasi
Peni sapitri 11150851 7 n msdm makalah 1 evaluasi kinerja & kompensasipenisapitri
 
Makalah 1 uts evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 1 uts evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah 1 uts evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 1 uts evaluasi kinerja dan kompensasimutamimi
 
makalah evaluasi dan kompensasi 2
makalah evaluasi dan kompensasi 2makalah evaluasi dan kompensasi 2
makalah evaluasi dan kompensasi 2yulisarustandi
 
tugas Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_...
tugas Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_...tugas Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_...
tugas Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_...resmadamay
 
Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_7i[1]
Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_7i[1]Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_7i[1]
Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_7i[1]resmadamay
 

Similar to Makalah uas-nengjuati-11150228 (20)

Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi ros
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi rosMakalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi ros
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi ros
 
Tugas 2 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 2 Makalah Evaluasi Kinerja & KompensasiTugas 2 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 2 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
 
Tugas makalah 2
Tugas makalah 2Tugas makalah 2
Tugas makalah 2
 
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi iip
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi iipMakalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi iip
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi iip
 
Siti nurmilah 11150258-7 imsdm-tugas makalah 2-evaluasi kinerja dan kompensasi
Siti nurmilah 11150258-7 imsdm-tugas makalah 2-evaluasi kinerja dan kompensasiSiti nurmilah 11150258-7 imsdm-tugas makalah 2-evaluasi kinerja dan kompensasi
Siti nurmilah 11150258-7 imsdm-tugas makalah 2-evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompeensasi
Makalah uas  evaluasi kinerja dan kompeensasiMakalah uas  evaluasi kinerja dan kompeensasi
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompeensasi
 
Makalah 2 evaluasi eko kusumawardani 11150504
Makalah 2 evaluasi eko kusumawardani 11150504Makalah 2 evaluasi eko kusumawardani 11150504
Makalah 2 evaluasi eko kusumawardani 11150504
 
Makalah 2 evaluaasi ridho mutaqin 11150032
Makalah 2 evaluaasi ridho mutaqin 11150032Makalah 2 evaluaasi ridho mutaqin 11150032
Makalah 2 evaluaasi ridho mutaqin 11150032
 
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi msdm
Makalah 2  evaluasi kinerja dan kompensasi msdmMakalah 2  evaluasi kinerja dan kompensasi msdm
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi msdm
 
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompeensasi
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompeensasiMakalah 2 evaluasi kinerja dan kompeensasi
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompeensasi
 
Makalah evaluasi kinerja & kompensasi 2
Makalah evaluasi kinerja & kompensasi 2Makalah evaluasi kinerja & kompensasi 2
Makalah evaluasi kinerja & kompensasi 2
 
Makalah uas kelas 7 n sarkilah 11150926
Makalah uas kelas 7 n sarkilah 11150926Makalah uas kelas 7 n sarkilah 11150926
Makalah uas kelas 7 n sarkilah 11150926
 
Makalah uas susilawati
Makalah uas susilawatiMakalah uas susilawati
Makalah uas susilawati
 
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Peni sapitri 11150851 7 n msdm makalah 1 evaluasi kinerja & kompensasi
Peni sapitri 11150851 7 n msdm makalah 1 evaluasi kinerja & kompensasiPeni sapitri 11150851 7 n msdm makalah 1 evaluasi kinerja & kompensasi
Peni sapitri 11150851 7 n msdm makalah 1 evaluasi kinerja & kompensasi
 
Makalah 1 uts evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 1 uts evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah 1 uts evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 1 uts evaluasi kinerja dan kompensasi
 
makalah evaluasi dan kompensasi 2
makalah evaluasi dan kompensasi 2makalah evaluasi dan kompensasi 2
makalah evaluasi dan kompensasi 2
 
makalah 2
makalah 2makalah 2
makalah 2
 
tugas Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_...
tugas Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_...tugas Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_...
tugas Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_...
 
Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_7i[1]
Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_7i[1]Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_7i[1]
Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_7i[1]
 

Recently uploaded

contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptputrisari631
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)BashoriAlwi4
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa PemrogramanSaeranSaeran1
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxcupulin
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
FARMASI SOSIAL - Pengantar Farmasi Sosial
FARMASI SOSIAL - Pengantar Farmasi SosialFARMASI SOSIAL - Pengantar Farmasi Sosial
FARMASI SOSIAL - Pengantar Farmasi SosialParulianGultom2
 
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...walidumar
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptxMateri Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptxRezaWahyuni6
 
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptxJaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptxarbidu2022
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASNursKitchen
 
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2RezaWahyuni6
 
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAVeonaHartanti
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptxfurqanridha
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramTitaniaUtami
 

Recently uploaded (20)

contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
FARMASI SOSIAL - Pengantar Farmasi Sosial
FARMASI SOSIAL - Pengantar Farmasi SosialFARMASI SOSIAL - Pengantar Farmasi Sosial
FARMASI SOSIAL - Pengantar Farmasi Sosial
 
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptxMateri Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
 
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptxJaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
 
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 

Makalah uas-nengjuati-11150228

  • 1. MAKALAH 2 EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI Dosen : Ade Fauji, SE, MM Nama : Neng Juati Nim : 11150228 Kelas : 7C-MSDM UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN 2019
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah “ Evaluasi Kinerja dan Kompensasi” ini bisa selesai pada waktunya. Penulis berharap makalah ini bisa menambah pengetahuan, namun terlepas dari itu, penulis memahami makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nanti nya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini khususnya kepada Dosen Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi Bapak Ade Fauji, SE, MM yang telah membingbing kami dalam penyusunan makalah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi ini. Demikianlah makalah ini penulis buat dengan sebaik-baiknya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khusunya bagi penulisnya sendiri. Dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Serang, Januari 2019 Penyusun i
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................... i DAFTAR ISI ....................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2 1.3 Maksud Dan Tujuan Penulisan ................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Penilaian Prestasi Kinerja ........................................................ 3 2.1.1 Pengertian ...................................................................... 3 2.1.2 Tujuan Penilaian Prestasi Kinerja ................................ 3 2.1.3 Obyek Penilaian Prestasi Kinerja ................................. 5 2.1.4 Pengaruh Penilaian Prestasi Kinerja ............................ 5 2.1.5 Metode Penilaian Prestasi Kinerja ............................... 7 2.1.6 Penilai, Validitas dan Rehabilitas Dalam Penilaian Prestasi Kinerja ............................................................ 10 2.2 Konsep Dasar Kompensasi ...................................................... 13 2.2.1 Pengertian Kompensasi ................................................ 13 2.2.2 Tujuan Kompensasi ...................................................... 15 2.2.3 Komponen-Komponen Kompensasi ............................ 16 2.3 Langkah – Langkah Merumuskan Membuat Sistem Kompensasi .............................................................................. 19 2.3.1 Pengertian Pemberian Kompensasi ............................... 19 2.3.2 Sistem Kompensasi ...................................................... 20 2.3.3 Proses Pemberian Kompensasi ..................................... 22 2.3.4 Konsep Pemberian Kompensasi ................................... 24 2.3.5 Langkah Pemberian Kompensasi ................................... 25 2.3.6 Tahapan Menentukan Kompensasi ............................... 35 ii
  • 4. 2. 4 2. 5 2. 6 Survey Benchmarking Kompensasi ............................................ 2.4.1 Pengertian .......................................................................... 2.4.2 Pelaksanaan Survey Benchmarking ............................... 2.4.3 Manfaat Survey Benchmarking .................................... Kompensasi Finansial .............................................................. 2.5.1 Pengertian .................................................................... 2.5.2 Sistem Kompensasi ...................................................... 2.5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi ........ Tunjangan, Kompensasi Non Finansial ................................... 2.6.1 Pengertian Tunjangan ................................................... 2.6.2 Kompensasi Non Finansial .......................................... 25 25 26 27 28 28 31 32 33 33 36 BAB III PENUTUP................................................................................................................47 3.1 Kesimpulan...................................................................................................47 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................50 ii
  • 5. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu persoalan penting dalam pengelolaan sumber daya manusia adalah evaluasi kinerja pegawai dan pemberian kompensasi. Ketidak tepatan dalam melakukan evaluasi kinerja akan berdampak pada pemberian kompensasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku dan sikap karyawan, karyawan akan merasa tidak puas dengan kompensasi yang didapat sehingga akan berdampak terbalik pada kinerja pegawai yang menurun dan bahkan karyawan akan mencoba mencari pekerjaan lain yang memberi kompensasi baik. Hal ini cukup berbahaya bagi perusahaan apabila pesaing merekrut atau membajak karyawan yang merasa tidak puas tersebut karena dapat membocorkan rahasia perusahaan atau organisasi. Kompensasi dapat mempengaruhi keputusan mereka untuk melamar sebuah pekerjaan, tetap bersama perusahaan, atau bekerja lebih produktif.Jika dikelola secara pantas, gaji dapat menyebabkan karyawan mengurangi upaya mereka untuk mencari pekerjaan alternative, kompensasi mempengaruhi sikap dan perilaku kerja karyawan ini adalah alasan yang mendorong untuk memastikan bahwa sistem gaji dirancang dan dilaksanakan secara wajar dan adil. Evaluasi kinerja pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kadar profesionalisme karyawan serta seberapa tepat pegawai telah menjalankan fungsinya. Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menilai dan mencari jenis perlakuan yang tepat sehingga karyawan dapat berkembang lebih cepat sesuai dengan harapan. Ketepatan pegawai dalam menjalankan fungsinya akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian kinerja organisasi secara keseluruhan. Tidak sedikit di perusahaan-perusahaan swasta maupun negeri yang melakukan evaluasi kinerja pegawai tidak tepat, tidak sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, pada akhirnya akan berdampak pada pemberian kompensasi. Oleh karena itu, banyak para karyawan yang kinerjanya menurun dan pada akhirnya harus mengundurkan diri karena kompensasi 1
  • 6. yang tidak sesuai.Dengan adanya kasus seperti inilah bagi instansi pemerintahan, maupun perusahaan swasta, evaluasi kinerja sangat berguna untuk menilai kuantitas, kualitas, efisiensi perubahan, motivasi para aparatur serta melakukan pengawasan dan perbaikan. Kinerja aparatur yang optimal sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga kelangsungan hidup instansi ini. Setiap instansi tidak akan pernah luput dari hal pemberian balas jasa atau kompensasi yang merupakan salah satu masalah penting dalam menciptakan motivasi kerja aparatur, karena untuk meningkatkan kinerja aparatur dibutuhkan pemenuhan kompensasi untuk mendukung motivasi para aparatur. Dengan terbentuknya motivasi yang kuat, maka akan dapat membuahkan hasil atau kinerja yang baik sekaligus berkualitas dari pekerjaan yang dilaksanakannya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan penilaian prestasi kinerja ? 2. Aspek-aspek apa sajakah yang menjadi konsep dasar kompensasi pegawai ? 3. Bagaimanakah menentukan langkah-langkah dalam merumuskan kebijakan dan membuat Sistem kompensasi ? 4. Apa yang dimaksud dengan survey benchmarking kompensasi dan bagaimana cara melakukan surveinya ? 5. Apa sajakah yang yang termasuk kedalam kompensasi Finansial ? 6. Apa sajakah yang termasuk kedalam kompensasi non finansial ? 1.3 Maksud Dan Tujuan Penulisan Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata perkuliahan Evaluasi Kinerja dan Kompesasi sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS). 2. Sejauh mana mahasiswa bisa mengusai dan memahami serta mengimplementasikan pokok dari setiap bahasan materi-materi dalam kehidupannya sehari-hari. 2
  • 7. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Penilaian Prestasi Kinerja 2.1.1 Pengertian Penilaian prestasi kinerja adalah suatu cara dalam melakukan evaluasi terhadap prestasi kerja para pegawai dengan serangkaian tolak ukur tertentu yang obyektif dan berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta dilakukan secara berkala. Sebagaimana yang dikemukakan oleh French (1986), penilaian prestasi kinerja pada dasarnya merupakan kajian sistematik tentang kondisi kerja pegawai yang dilakukan secara formal. Menurut French, kajian kondisi kerja ini haruslah dikaitkan dengan standar kerja yang dibangun, baik itu standar proses kerja maupun standar hasil kerja. Tidak kalah pentingnya, organisasi harus mengkomunikasikan penilaian tersebut kepada pegawai yang bersangkutan. Dengan demikian sasaran yang menjadi obyek penilaian adalah kecapakan/kemampuan pegawai melaksanakan suatu tugas/pekerjaan yang diberikan, penampilan atau perilaku dalam melaksanakan tugas, sikap dalam menjalankan tugas, cara yang digunakan dalam melaksanakan tugas, ketegaran jasmani dan rohani di dalam menjalankan tugas, dan sebagainya. Penilaian atau investasi kerja juga sering dilakukan secara informal oleh supervisor atau atasan terhadap bawahannya. Bedanya, penilaian yang informal tersebut adalah spontanitas dari supervisor atau atasan dan tidak dirancang secara khusus sebagimana halnya penilaian prestasi kinerja. Selain itu penilaian atau evaluasi kerja secara informal cenderung lebih ke arah memperbaiki pekerjaan keseharian dari pada penilaian terhadap kemampuan atau perilaku kerja pegawai. 2.1.2 Tujuan Penilaian prestasi kinerja Tujuan Umum penggunaan penilaian prestasi kinerja dalan organisasi industri maupun non indutri adalah : 3
  • 8. a. Peningkatan imbalan (dengan system merit) b. Feed back/umpan balik bagi pegawai yang bersangkutan c. Promosi d. PHK atau pemberhentian sementara e. Melihat potensi kinerja pegawai f. Rencana sukses g. Transfer/pemindahan pegawai h. Perencanaan pengadaan tenaga kerja i. Pemberian bonus j. Perencanaan karier k. Evaluasi dan pengembangan Diklat l. Komunikasi internal m.Kriteria untuk validasi prosedur suksesi n. Kontrol pengeluaran. Secara garis besar terdapat dua tujuan utama penilaian prestasi kinerja, yaitu : a. Evaluasi terhadap tujuan (goal) organisasi, mencakup : 1) Feedback pada pekerjaan untuk mengetahui di mana posisi mereka. 2) Pengembangan data yang valid untuk pembayaran upah/bonus dan keputusan promosi serta menyediakan media komunikasi untuk keputusan tersebut. 3) Membantu manajemen membuat keputusan pemberhentian sementara atau PHK dengan memberikan “peringatan” kepada pekerja tentang kinerja kerja mereka yang tidak memuaskan. (Michael Beer dalam French, 1986). b. Pengembangan tujuan (goal) organisasi, mencakup : 1) Pelatihan dan bimbingan pekerjaan dalam rangka memperbaiki kinerja dan pengembangan potensi di masa yang akan datang. 2) Mengembangkan komitmen organisasi melalui diskusi kesempatan karier dan perencanaan karier. 3) Memotivasi pekerja 4) Memperkuat hubungan atasan dengan bawahan. 4
  • 9. 5) Mendiagnosis problem individu dan organisasi. 2.1.3 Obyek Penilaian prestasi kinerja a. Hasil kerja individu Jika mengutamakan hasil akhir, maka pihak manajemen melakukan penilaian prestasi kerja dengan obyek hasil kerja individu. Biasanya berlaku pada bagian produksi dengan indikator penilaian output yang dihasilkan, sisa dan biaya per-unit yang dikeluarkan. b. Perilaku Untuk tugas yang bersifat instrinsik, misalnya sekretaris atau manajer, maka penilaian prestasi kerja ditekankan pada penilaian terhadap perilaku, seperti ketepatan waktu memberikan laporan, kesesuaian gaya kepemimpinan, efisiensi dan efektivitas pengambilan keputusan, tingkat absensi. c. Sifat Merupakan obyek penilaian yang dianggap paling lemah dari kriteria penilaian prestasi kerja, karena sulit diukur atau tidak dapat dihubungkan dengan hasil tugas yang positif, seperti sikap yang baik, rasa percaya diri, dapat diandalkan, mampu bekerja sama. 2.1.4 Pengaruh Penilaian prestasi kinerja a. Terhadap Individu Hasil penilaian prestasi kinerja dapat berpengaruh positif maupun negatif terhadap moral kerja pekerja. Hal ini dimungkinkan mengingat peranan hasil penilaian prestasi kinerja yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan manajemen SDM. Cara pandang pegawai terhadap penilaian prestasi kinerja dan penggunaan hasil penilaian prestasi kinerja menentukan positif atau negatif pengaruh penilaian prestasi kinerja pada pegawai yang bersangkutan. Sebagai contoh, jika penilaian prestasi kinerja lebih dipandang sebagai kritik dari pada pertolongan perusahaan 5
  • 10. terhadap pegawai. Maka penilaian prestasi kinerja akan menumbuhkan rasa “was-was” pada diri pegawai yang bersangkutan saat dilakukan penilaian prestasi kinerja atau penerapan hasil penilaian prestasi kinerja. perasaan was-was ini pada gilirannya akan menurunkan semangat kerja. sebaliknya jika penilaian prestasi kinerja lebih dipandang sebagai pertolongan atau pemberian kesempatan pengembangan diri dari pada kritik, maka penilaian prestasi kinerja akan membuat pegawai yang bersangkutan bertambah giat dan selalu berupaya mengembangkan kreativitasnya di dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan demikian sisi pandang atau interprestasi pegawai terhadap penilaian prestasi kinerja merupakan hal yang mendasari baik buruknya akibat perubahan sikap/moral pekerja setelah menerima hasil penilaian prestasi kinerja. Karenanya pemilihan metode yang tepat dengan tolok ukur yang tepat serta waktu yang tepat merupakan kunci yang dapat mengeliminir kecurigaan pegawai terhadap subyektivitas penilai saat melakukan penilaian prestasi kinerja. b. Terhadap Organisasi Penilaian prestasi kinerja mempengaruhi orgnisasi, khususnya pada proses kegiatan SDM. Sebagaimana halnya dengan pengaruh penilaian prestasi kinerja terhadap individu, informasi hasil penilaian merupakan umpan balik sukses tidanya fungsi personalia. Besar kecilnya pengaruh penilaian prestasi kinerja pada organisasi tergantung sedikit banyaknya pada informasi yang didapat dari hasil penilaian prestasi kinerja tersebut. Penilaian prestasi kinerja yang komprehensif dapat menghasilkan informasi yang cukup. Informasi yang bisa didapat antara lain rekrutmen, seleksi, orientasi, kebutuhan diklat dan sebagainya. Jika sejumlah besar pegawai menerima hasil penilaian prestasi kinerja dengan nilai buruk, maka dapat diduga kemungkinan adanya kelalaian atau kesalahan program 6
  • 11. perencanaan SDM pada organisasi yang bersangkutan. Atau kungkin hal tersebut terjadi akibat target goal yang ditetapkan terlalu tinggi, sementara kemampuan pegawai dan/atau fasilitas yang ada pada organisasi tersebut belum memungkinkan untuk mencapai target goal terebut. Selain untuk mengevaluasi program manajemen SDM. penilaian prestasi kinerja juga dapat digunakan untuk mengembangkan SDM organisai seperti promosi, kenaikan upah, bonus, pelatihan dan sebagainya. Dengan perkataan lain, hasil penilaian prestasi kerja dapat digunakan untuk mengevaluasi dan mengembangkan SDM saat ini serta mengkaji kemampuan organisasi untuk menentukan kebutuhan SDM di masa yang akan datang. 2.1.5 Metode Penilaian Prestasi Kinerja Pendekatan yang dilakukan dalam penilaian prestasi kerja pegawai sangat banyak. Dari sekian banyak metode yang digunakan dapat dikelonpokkan menjadi dua bagian, yaitu 1) metode yang berorientasi masa lalu, seperti : Skala Grafik dengan Rating, Metode Ceklis (Checklist), Metode Essai, Metode Pencatatan Kejadian Kritis, dan Metode Wawancara; dan 2) metode yang berorientasi masa depan, yakni penilaian diri, tes psikologi, MBO, dan pusat penilaian. a. Metode Penilaian Yang Berorientasi Masa Lalu 1) Skala Grafik Dengan Rating Skala grafik dengan rating atau juga dikenal dengan metode rating konvensional adalah metode yang banyak digunakan. Terdapat banyak versi tentang metode ini namun semuanya berfokus pada perilaku spesifik atau karakteristik pegawai yang berkaiatan dengan kinerja kerja. Contoh skala Rating dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Dalam versi terbaru skala grafik dengan rating perilaku spesifik pegawai diuraikan kembali berdasarkan perbedaan tingkatan dan perbedaan departemen/bagian pekerjaan untuk masing-masing 7
  • 12. karakteristik. Kelemahan metode ini adalah perilaku yang dinilai tidak spesifik dan penilai cenderung memberikan nilai rata-rata. 2) Metode Checklist Metode checklist adalah metode penilaian prestasi kinerja dengan cara memberi tanda (  ) pada uraian perilaku negatif atau positif pegawai/karyawan yang namanya tertera dalam daftar. Masing-msing perilaku tersebut diberi bobot nilai. Besarnya bobot nilai tergantung dari tingkat kepentingan perilaku tersebut terhadap suksesnya suatu pekerjaan. Perhatikan contoh berikut : Keuntungan dari metode ini mudah untuk digunakan dan dapat menghindari kecenderungan pemberian nilai rata-rata atau pemberian nilai karena kemurahan hati. Namun karena keharusan adanya relevansi antara item perilaku yang terdaftar dalam penilaian prestasi dengan pekerjaan yang dilaksanakan, maka dibutuhkan keahlian khusus untuk membangun sejumlah item perilaku yang berbeda untuk jenis pekerjaan dan tingkatan yang berbeda. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan tenaga profesional yang andal di bidang ini. Ketidakandalan dalam membuat item perilaku dan kesesuaian bobot nilai masing- masing item dapat mengakibatkan ketidaksesuaian di dalam pemberian ukuran-ukuran item. Akibatnya para supervisor kesulitan di dalam mengiterprestasikan hasilnya. 3) Metode Esai Pada metode ini, penilai menuliskan sejumlah pertanyaan terbuka yang terbagi dalam beberapa kategori. Beberapa kategori pertanyaan terbuka yang biasa digunakan : a) Penilaian kinerja seluruh pekerjaan. b) Kemungkinan pekerja dipromosikan c) Kinerja kerja pegawai saat ini d) Kekuatan dan kelemahan pegawai e) Kebutuhan tambahan training 8
  • 13. 4) Metode Pencatatan Kejadian Kritis Metode pencatatan kejadian yang kritis adalah Penilaian Prestasi Kerja yang menggunakan pendekatan dengan menggunakan catatan-catatan yang menggambarkan perilaku karyawan yang sangat baik atau yang sangat buruk. 5) Metode Wawancara Selain kelima metode di atas, penilaian prestasi kinerja pegawai juga dapat dilakukan dengan cara Wawancara. Maksud dari penggunaan cara wawancara ini adalah agar pegawai mengetahui posisi dan bagaimana cara kerja mereka. Selain itu wawancara juga dimaksudkan untuk : a) Mendorong perilaku positif. b) Menerangkan apa target/sasaran yang diharapkan dari pegawai. c) Mengkomunikasikan masalah-masalah yang berkaitan dengan upah dan promosi. d) Rencana memperbaiki kinerja di masa yang akan datang. e) Memperbaiki hubungan antara atasan dengan bawahan. b. Metode Penilaian Yang Berorientasi Masa Depan 1) Penilaian Diri (self appraisal) Metode ini menekankan adanya penilaian yang dilakukan karyawan terhadap diri sendiri dengan tujuan melihat potensi yang dapat dikembangkan dari diri mereka. 2) Tes Psikologi Biasanya dilakukan dalam bentuk wawancara mendalam, tes psikologi, diskusi, review terhadap hasil evaluasi pekerjaan karyawan. Tes ini dilakukan oleh psikolog untuk mengetahui potensi karyawan yang dapat dikembangkan dimasa datang. Beberapa tes psikologi yang dapat dilakukan, seperti tes intelektual, emosi, motivasi. 3) Management By Objectives (MBO) Management By Objectives (MBO) yang diperkenalkan oleh Peter Drucker adalah sistem yang menggambarkan kajian tentang target/sasaran yang hendak dicapai berdasarkan kesepakatan 9
  • 14. antara supervisor dan bawahannya. Kajian tentang bagaimana baiknya bawahan berprestasi selalu ditinjau ulang dan dilakukan secara periodik. Uji coba selalu dibuat untuk menuliskan target/sasaran dari segi kuantitas. Para ahli percaya bahwa target/sasaran dapat dan selayaknya ditetapkan secara kuantitatif. 4) Pusat Penilaian (Assesment Centre) Merupakan lembaga pusat penilaian prestasi kerja, dimana lembaga tersebut berfungsi melakukan penilaian prestasi kerja terhadap karyawan suatu perusahaan. Lembaga ini biasanya telah memiliki berbagai bentuk metode penilaian karyawan yang telah ditandarisasi, seperti tes psikologi, diskusi, wawancara, simulasi. 2.1.6 Penilai, Validitas & Reliabilitas Dalam Penilaian Prestasi Kinerja Sebagimana diungkapkan di atas, departemen SDM atau personalia berperan di dalam membuat rencana rancangan, memilih metode yang akan digunakan, serta memilih siapa yang akan menilai karyawan. Keputusan yang diambil oleh Departemen SDM atau personalia sangat berpengaruh pada hasil penilaian prestasi kinerja. Rancangan yang salah dan/atau pemilihan metode serta penilai yang salah akan mengakibatkan kesalahan informasi yang didapat dari hasil penilaian prestasi kinerja. Dengan perkataan lain, informasi hasil prestasi kerja dapat menjadi tidak absah (invalid) dan tidak dipercaya (unreliable). Dengan demikian selain metode Penilaian Prestasi Kerja yang digunakan, maka untuk mengembangkan atau merancang penilaian prestasi kinerja perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Pemilihan Penilai Memutuskan siapa yang akan mengevaluasi pegawai adalah sesuatu yang sangat penting dalam merancang program penilaian prestasi. Secara umum diakui bahwa penilaian oleh penyelia (supervisor) sangat dilakukan dengan mengkombinasikan penilaian supervisor dan non supervisory. Langkah tersebut diambil untuk menghindari subyektivitas 10
  • 15. dan/atau kesalahan yang mungkin terjadi bila penilai hanya supervisor atau atasan pegawai yang bersangkutan saja. Untuk DP3 pegawai negeri, penilai selain atasan langsung juga atasan dari atasan pegawai yang bersangkutan. Menurut French (1986) penilai dapat terdiri dari : 1) Supervisor/atasan pegawai yang bersangkutan. 2) Diri pegawai yang bersangkutan. 3) Teman sekerja. 4) Bawahan, dan 5) Grup/kelompok, atau 6) Kombinasi dari penilai-penilai di atas. Penilaian prestasi kinerja pegawai yang dilakukan oleh atasan langsung paling banyak dijumpai. Atasan merupakan orang yang diberikan otoritas formal untuk melakukan penilaian. Atasan selalu memonitor kerja bawahannya serta mengawasi pemberian imbalan yang diakibatkan oleh kinerja pegawai yang bersangkutan. Secara khusus, atasan adalah orang dengan posisi terbaik yang mengawasi kinerja bawahan serta menilai sejauh mana kinerja yang disajikan sesuai dengan target/sasaran yang ditetapkan oleh unit kerjanya maupun organisasi secara keseluruhan. Pada beberapa organisasi, pegawai yang bersangkutan menilai kinerja kerja dirinya sendiri (self evaluation). Pendekatan ini dilakukan dalam kaitannya dengan upaya membangun moral karyawan. Penilaian prestasi kinerja oleh diri sendiri dapat dikombinasikan dengan penilaian yang dilakukan oleh atasan untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Pendekatan ini lebih menjurus pada penggunaan metode MBO. Atasan dan pegawai yang bersangkutan secara independen melakukan persiapan evaluasi kerja. Kemudian keduanya bertemu untuk mendiskusikan kajian mereka. Setelah itu mereka melengkapi kajian tentang tanggung jawab mendatang, perbaikan rencana, membangun aktivitas, tujuan karier dan ringkasan kinerja. Satu keuntungan dari pendekatan ini adalah 11
  • 16. tersedianya basis untuk mengklarifikasikan harapan dan persepsi pegawai yang bersangkutan dan atasan. Penilaian oleh teman sekerja, meskipun tidak biasa digunakan namun mempunyai kelebihan yaitu relatif lebih dipercaya (reliable). Realibilitas ini didapat dari fakta di mana teman sekerja selalu berinteraksi satu sama lain dalam kerja keseharian dan karena teman sekerja dianggap sebagai penilai yang independen. Panilai oleh bawahan penting terutama yang berkaitan dengan aspek kepemimpinan, karena bawahan adalah orang yang paling merasakan dampak dari kepemimpinan atasannya. Sama halnya dengan penilaian yang dilakukan oleh teman sekerja, panilaian oleh bawahan termasuk yang jarang digunakan. Selain penilaian oleh atasan langsung, penilaian yang dilakukan oleh grup merupakan pendekatan panilaian yang banyak digunakan. Orang-orang yang terkumpul dalam grup penilaian ini adalah mereka yang mengetahui materi serta metode penilaian yang digunakan yang dapat menyediakan data yang lebih dari penilaian oleh atasan. b. Validitas (absah) Berkaitan dengan perancangan dan penggunaan metode, maka absahan (validitas) merupakan sesuatu yang harus dipertimbangkan. Yang dimaksud dengan keabsahan adalah bahwa nilai yang didapat oleh seseorag, terkait dengan pelaksanaan pekerjaan atau dengan berbagai kriteria obyektif lain yang telah ditentukan sebelumnya. Maksudnya data atau informasi yang didapat harus aktual saat diperoleh. Sebagai contoh, prestasi kerja yang hanya dinilai satu tahun sekali dan dilakukan pada akhir tahun, sedikit banyaknya akan mengurangi keabsahan (validitas) panilaian karena kemungkinan besar, data atau informasi perilaku dan ketrampilan yang didapat hanyalah terakhir. c. Reliabilitas (dapat dipercaya) Reliabilitas ialah bahwa hasil yang diperoleh konsisten setiap kali diambil dari dan oleh orang yang sama. Skor atau hasil penilaian tetap sama walaupun menggunakan metode yang berbeda. Reliabilitas metode 12
  • 17. penilaian dapat ditingkatkan dengan melatihpenilai untuk dapat menilai secara lebih baik. d. Peranan Departemen SDM Departemen SDM dalam kaitannya dengan penilaian prestasi kinerja berperan sebagai berikut : 1) Merancang dan mengimplementasikan program penilaian prestasi pegawai. 2) Menentukan siapa yang akan menilai, dan metode apa yang akan digunakan. 3) Memimpin sejumlah penelitian tentang cara atau metode penilaian yang lebih bersifat adil (dapat dipercaya dan benar). 2.2 Konsep Dasar Kompensasi 2.2.1 Pengertian Kompensasi Suatu perusahaan pengaturan kompensasi merupakan untuk dapat menarik, memelihara maupun mempertahankan tenaga kerja bagi kepentingan organisasinya yang bersangkutan. Suatu kompensasi dapat bersifat finansial maupun nonfinansial, walaupun pada umumnya istilah kompensasi tersebut dipakai sebagai atau dalam pengertian proses pengadministrasian gaji dan upah. Menurut Thomas H. Stone dalam buku Suswanto dan Donni Juni Priansa (2011:220) kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran yang diberikan kepada karyawan sebagai pertukaran pekerjaan yang mereka berikan kepada majikannya. Menurut Henry Simamora (2004:506) kompensasi adalah semua bentuk kembalian financial, jasa-jasa terwujud dan tunjangan yang diperoleh karyawan sebagai bagian dari hubungan kekaryawanan. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompensasi adalah semua bentuk imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan perusahaan sebagai penghargaan pada karyawan yang telah memberikan tenaga dan pikiran sebagai kontribusi dalam mewujudkan tujuan perusahaan sebagai imbalan balik dari pekerjaan mereka. 13
  • 18. Menurut Anwar Mangkunegara (2011:84) ada 5 faktor yang mempengaruhi kompensasi, diantaranya adalah : 1. Faktor Pemerintah Peraturan pemerintah yang berhubungan dengan penentuan standar gaji minimal, pajak penghasilan, penetapan harga bahan baku, biaya transportasi, inflasi maupun devaluasi sangat mempengaruhi perusahaan dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai. 2. Penawaran Bersama antara Perusahaan dan Pegawai Kebijakan dalam menentukan kompensasi dapat dipengaruhi pula pada saat terjadinya tawar menawar mengenai besarnya upah yang harus diberikan oleh perusahaan kepada pegawainya. 3. Standar dan Biaya Hidup Pegawai 4. Kebijakan kompensasi perlu mempertimbangkan standar dan biaya hidup minimal pegawai.Hal ini karena kebutuhan dasar pegawai harus terpenuhi. Dengan terpenuhinya kebutuhan dasar dan keluarganya, maka pegawai akan merasa aman. Terpenuhinya kebutuhan dasar dan rasa aman pegawai akan memungkinkan pegawai dapat bekerja dengan penuh motivasi untuk mencapai tujuan perusahaan. banyak peneliti menunjukan bahwa ada korelasi tingggi antara motivasi kerja pegawai dan prestasi kerjanya, ada korelasi positif antara motivasi kerja dengan tujuan pencapaian perusahaan. 5. Ukuran Perbandingan Upah Kebijakan dalam menentukan kompensasi dipengaruhi pula oleh ukuran besar kecilnya perusahaan, tingkat pendidikan pegawai, masa kerja pegawai.Artinya, perbandingan tingkat upah pegawai perlu memperhatikan tingkat pendidikan, masa kerja, dan ukuran perusahaan. 6. Permintaan dan Persediaan Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu mempertimbangkan tingkat persediaan dan permintaan pasar. Artinya, kondisi pasar saat itu perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan tingkat upah pegawai. 14
  • 19. 2.2.2 Tujuan Kompensasi Menurut Malayu Hasibuan (2010:121) antara lain adalah sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi, stabilitas karyawan, disiplin, serta pengaruh serikat buruh dan pemerintah. 1. Ikatan kerja sama Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara majikan dengan karyawannya. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan wajib membayar kompensasi sesuai dengan perjanjian yang disepakati. 2. Kepuasan kerja Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya. 3. Pengadaan efektif Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah. 4. Motivasi Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi bawahannya. 5. Stabilitas karyawan Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak secara eksternal konsisten yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turnover relatif stabil. Tujuan pemberian imbalan/kompensasi secara khusus digunakan untuk mengarahkan, mengatur atau mengawasi perilaku karyawan. 1. Hasil yang diharapkan adalah karyawan yang tertarik untuk bekerja dan termotivasi untuk melakukan pekerjaan sebaik-baiknya bagi organisasi 2. Menjalin ikatan kerjasama formal antara perusahaan dan karyawan 3. Karyawan dapat memenuhi kebutuhan dan memperoleh kepuasaan kerja 4. Mendukung keefektifan pengadaan karyawan 5. Untuk Memotivasi karyawan 6. Menjamin stabilitas karyawan 15
  • 20. 7. Meningkatkan disiplin 8. Menghindari pengaruh serikat buruh 9. Menghindari intervensi pemerintah 2.2.3 Komponen-komponen Kompensasi Komponen – kompensasi kompensasi menurut Simamora (2004:442) dibagi dalam bentuk : 1. Kompensasi finansial a. Kompensasi finansial lansung Terdiri dari bayaran (pay) yang diperoleh seorang dalam bentuk gaji bulanan, upah harian, upah lembur, upah senioritas, dan insentif seperti bonus dan komisi. b. Kompensasi finansial tidak lansung Yang disebut juga dengan tunjangan meliputi : Tunjangan pengobatan, kesehatan, asuransi jiwa, pensiun, tunjangan hari raya, selain tunjangan juga ada fasilitas contohnya: kendaraan, ruang kantor, tempat parkir, dan lainnya. 2. Kompensasi non finansial Terdiri dari kepuasan yang diperoleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis atau fisik dimana orang tersebut bekerja. Menurut Simamora (2004),kompensasi dapat diukur dengan : a. Upah dan gaji Upah biasanya berhubungan dengan tarif gaji per jam. Upah merupakan basis bayaran yang kerapkali digunakan bagi pekerja- pekerja produksi dan pemeliharaan. b. Insentif Tambahan atau kompensasi di luar haji atau upah yang diberikan oleh organisasi atau dasar prestasi. c. Tunjangan Contoh-contoh tunjangan adalah asuransi kesehatan dan jiwa, liburan yang ditanggung perusahaan, program pensiun, dan tunjangan lainnya yang berkaitan dengan hubungan kepegawaian. 16
  • 21. 1. Imbalan Ekstrinsik Imbalan yang didapat di luar dari pekerjaan, misalnya : upah, promosi, dan tunjangan 2. Imbalan Intrinsik Imbalan yang merupakan bagian dari pekerjaan itu sendiri Contohnya : Tanggung jawab, tantangan, otonomi, dan umpan balik 3. Imbalan dan Perilaku Individual a. Kepuasan terhadap imbalan merupakan fungsi dari seberapa besar yang diterima dan seberapa besar yang ‘seharusnya’ diterima b. Perasaan puas dipengaruhi oleh perbandingan perolehannya dengan perolehan orang lain c. Kepuasan dipengaruhi oleh imbalan intrinsik dan ekstrinsik d. Tingkat keinginan individu terhadap jenis imbalan beragam 4. Teori Keadilan Seseorang akan mengevaluasi kewajaran (fairness) keadaan mereka dengan membandingkan dirinya dengan orang lain a. Tiga perbandingan gaji sosial yang relevan dalam pengambilan keputusan tingkat gaji dan struktur tugas b. Perbandingan gaji eksternal c. Perbandingan gaji internal—dengan karyawan lain dalam perusahaan tetapi pekerjaan yang dibandingkan berbeda d. Perbandingan gaji internal—dengan karyawan lain yang mengerjakan pekerjaan yang sama Faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi diantaranya : 1. Pertimbangan legal (Union membership) 2. Kebijakan perusahaan (Competitive strategy) 3. Keadilan (equity) 1. Tanggung jawab untuk mewujudkan kesejahteraan warga negara dalam lingkup yang terbatas 2. Campur tangan pemerintah masih diperlukan, mengingat: 17
  • 22. • Kondisi ketenagakerjaan yang diwarnai oleh berbagai faktor yang tidak selalu berpihak pada pekerja • Kondisi berserikat yang mengarah pada kekuatan dalam tawar- menawar upah—akan merugikan semua pihak Kepmenaker No.Kep-81/1995 tentang Ukuran penetapan upah minimum adalah KHM (Kebutuhan Hidup Minimum) Permenaker No.per 01/Men/1999 pasal 14 ayat 2, Upah minimum hanyan diperuntukkan bagi pekerja yang mempunyai masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun. Artinya, menjelang berakhirnya masa kerja 1 tahun bagi pekerja tertentu harus telah dipersiapkan adanya kenaikan upah yang biasanya ditentukan perusahaan. Undang-undang No. 13 tahun 2003 1. Upah  Hak pekerja /buruh yg diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja /buruh yg ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan yang telah atau akan dilakukan. 2. Tunjangan yang bersifat tetap  segala macam bentuk tunjangan yg diberikan secara tetap dan tidak tergantung pd kehadiran kerja . 3. Tunjangan yg bersifat tdk tetap  bentuk tunjangan yg diberikan secara tidak tetap atau berbeda . 4. Upah pokok  upah dasar yg diberikan kepada pekerja berdasarkan jenis pekerjaan /jabatan yg dipegangnya dlm hal kompensasi. 5. Upah minimum  upah terendah yg diberikan kpd pekerja yg menduduki pekerjaan terendah yg bertujuan untuk melindungi pekerja sebagai jaring pengamanan yg diberikan kpd pekerja dng masa kurang dr 1 thn dan terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap. 18
  • 23. 6. Kesejahteraan pekerja/buruh  suatu pemenuhan kebutuhan dan atau keperluan yg bersifat jasmaniah dan rohaniah baik di dalam maupun di luar hubungan kerja yg scr langsung atau tdk langsung dpt mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yg aman dan sehat. 2.3 Langkah-Langkah Merumuskan Kebijakan Dan Membuat Sistem Kompensasi 2.3.1 Pengertian Pemberian Kompensasi Bentuk penghargaan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan adalah berupa pemberian kompensasi, yang diharapkan dapat merangsang semangat kerja karyawan. Dessler (1997:85) mengemukakan bahwa : “Kompensasi merupakan salah satu bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan itu”. Menurut Handoko (1998:155) kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Henry Simamora (2004:442) mendefinisikan : Kompensasi (compensation) meliputi imbalan finansial dan jasa nirwujud serta tunjangan yang diterima oleh para karyawan sebagai bagian dari hubungan kepegawaian. Kompensasi merupakan apa yang diterima oleh para karyawan sebagai ganti kontribusi mereka kepada organisasi. Sesuai dengan pendapat Ranupandojo (2000:10) yang menyatakan bahwa : Kompensasi meliputi kegiatan pemberian balas jasa kepada karyawan. Kegiatan di sini meliputi penentuan sisten kompensasi yang mampu mendorong prestasi karyawan, dan juga menentukan besarnya kompensasi yang akan diterima oleh masing-masing karyawan, dan berdasarkan beberapa pendapat mengenai kompensasi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kompensasi merupakan segala bentuk imbalan atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan dan diterima oleh para karyawan atas kerja yang telah dilakukan. Menurut Henry Simamora (2004:461) : Ada dua pertimbangan kunci dalam sistem pemberian kompensasi yang efektif. Pertama, sistem 19
  • 24. kompensasi harus adaptif terhadap situasi. Sistem harus sesuai dengan lingkungan dan mempertimbangkan tujuan, sumber daya, dan struktur organisasi. Kedua, sistem kompensasi harus memotivasi para karyawan. Sistem harus bisa memuaskan kebutuhan karyawan, memastikan adanya perlakuan adil terhadap karyawan, dan memberikan imbalan terhadap kinerja karyawan. Menurut William B. Wertherdan Keith Davis, kompensasi adalah apa yang seseorang karyawan terima sebagai balasan dari pekerjaan yang diberikannya, baik upah per jam ataupun gaji periodik yang didesain dan dikelola oleh bagian personalia. 2.3.2 Sistem Kompensasi Sistem kompensasi adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen komponen kompensasi dari mulai penentuan besaran kompensasi dan cara pemberiannya. Kompensasi terdiri atas kompensasi secara langsung yaitu upah dan gaji, sedangkan kompensasi pelengkap merupakan komponen penunjang kompensasi secara langsung seperti insentif, jasa-jasa atas karyawan, jaminan sosial, serta asuransi, dan sebagainya. Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya. Besar atau kecilnya kompensasi tergantung pada kecermatan kalkulasi yg dilakukan. Pemberian kompensasi kepada karyawannya dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yaitu : a. Produktivitas Setiap perusahaan pasti menginginkan kinerja keuntungan yang optimal, untuk itu setiap perusahaan harus mampu meningkatkan produktivitas kerja karyawannya. Pemberian kompensasi tergantung kepada kemampuan perusahaan dalam membayar. b. Kesediaan untuk Membayar. Kesediaan untuk membayar akan berpengaruh terhadap kebijakan pemberian kompensasi bagi karyawan. 20
  • 25. c. Suplai dan Permintaan Tenaga Kerja Banyak sedikitnya tenaga kerja di pasar kerja akan mempengaruhi sistem pemberian kompensasi. d. Serikat Kerja Serikat pekerja, serikat karyawan, atau serikat buruh, akan mempengaruhi kebijakan pemberian kompensasi e. Undang-undang dan Peraturan yang Berlaku Undang-undang dan Peraturan akan mempengaruhi sistem pemberian kompensasi bagi perusahaan, misalnya : UU Tenaga kerja dan peraturan UMR. Dalam menerapkan kompensasi terdapat dua kepentingan yaitu : a. Kepentingan karyawan Bahwa kompensasi yang diterimanya atas jasa yang telah diberikan kepada perusahaan memungkinkan karyawan untuk mempertahankan harkat dan martabatnya, mempertahankan taraf hidup yang wajar, mandiri dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. b. Kepentingan Organisasi Penetapan kompensasi yang dikaitkan dengan prestasi kerja atau produktivitas ditujukan untuk kelangsungan aktivitas organisasi program perusahaan yang akan datang. • Kompensasi perlu dibedakan dengan gaji dan upah,karena konsep kompensasi tidak sama dengan konsep gaji atau upah. • Gaji dan upah merupakan salah satu bentuk konkret atas pemberian kompensasi Menurut Thomas H Stone dalam bukunya “ Undestanding Personal Management”, kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran yang diberikan kepada karyawan sebagai pertukaran pekerjaaan yang mereka berikan kepada majikan. Menurut Edwin B Plippo dalam bukunya “Principles of Personal Management”, kompensasi merupakan pemberian imbalan jasa yang layak dan adil kepada karyawan-karyawan karena mereka telah memberi sumbangan kepada pencapaian organisasi. 21
  • 26. Kompensasi mempunyai arti yang luas, selain terdiri dari gaji dan upah, dapat pula berbentuk fasilitas perumahan, fasilitas kendaraan, pakaian seragam, tunjangan keluarga, tunjangan kesehatan, tunjangan pangan dan masih banyak lagi yang lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta cenderung diterima oleh karyawan secara tetap. 2.3.3 Program Pemberian Kompensasi Program pemberian kompensasi merupakan salah satu hal yang paling penting bagi perusahaan maupun karyawan, karena akan memberikan gambaran sejauhmana perusahaan berkepentingan terhadap karyawan, seberapa besar kontribusi yang akan diberikan oleh karyawan terhadap perusahaan. Ada delapan komponen penting dalam program pemberian kompensasi yang perlu diperhatikan, yaitu : 1. Organisasi Administrasi Pemberian Kompensasi Perusahaan yang besar membutuhkan pengorganisasian dan pengadministrasian pemberian kompensasi yang baik, sebab pemberian kompensasi bukanlah sekedar memberikan dan membagikan upah atau gaji kepada karyawan, melainkan harus memperhitungkan kemampuan perusahaan serta produktivitas kerja karyawan, serta aspek-aspek lainnya yang berhubungan dengan itu. 2. Metode Pemberian Kompensasi a. Metode tunggal, yaitu metode penetapan gaji pokok yang hanya didasarkan atas ijazah terakhir atau pendidikan formal terakhir yang ditempuh karyawan. b. Metode Jamak, yaitu suatu metode dalam pemberian gaji pokok berdasarkan atas beberapa pertimbangan, seperti ijazah, sifat pekerjaan, pendidikan informal, serta pengalaman yang dimiliki. Standar gaji pokok yang pasti tidak ada,ini terdapat pada perusahaan- perusahaan swasta yang di dalamnya masih sering terdapat diskriminasi. Metode jamak dibedakan menjadi tiga cara pemberian kompensasi : 22
  • 27. • Pemberian kompensasi berdasarkan satu jangka waktu tertentu. Kebaikan sistemini adalah administrasi pengupahan mudah dan besarnya kompensasi yang akan dibayarkan tetap. Kelemahan sistem ini pekerja yang malas pun kompensasinya tetap dibayar sebesar perjanjian. • Pemberian kompensasi berdasarkan satuan produksi yang dihasilkan. Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi yang dibayar selalu berdasarkan kepada banyaknya hasil yang diberikan, bukan kepada lamanya waktu pengerjaan. Sistem ini tidak dapat diterapkan kepada karyawan tetap dan jenis pekerjaan yang tidak mempunyai standar fisik seperti bagi karyawan adminsitrasi. Kebaikan dari sistem ini memberikan kesempatan kepada karyawan bekerja sungguh-sungguh serta berprestasi baik akan memperoleh balas jasa yang lebih besar. Kelemahannya adalah kualitas barang yang dihasilkan terkadang rendah. 3. Suktur Pemberian Kompensasi Struktur kompensasi yang baik ialah menganut paham keadilan (tanggung jawab pekerjaannya). 4. Program pemberian Kompensasi sebagai Perangsang Kerja Suatu program pemberian kompensasi bukan semata-mata didasarkan sebagai imbalan atas pengorbanan waktu,tenaga, dan pikiaran karyawan terhadap organisasi, melainkan juga merupakan cara untuk merangsang dan meningkatkan kegairahan kerja. 5. Tambahan Sumber Pendapatan bagi Karyawan Program kompensasi yang baik biasanya memberikan peluang bagi karyawan untuk memperoleh tambahanpenghasilan,bukan hanya memperoleh upah atau gaji yang rutin. 6. Terjaminnya Sumber Pendapatan dan Peningkatan Jumlah Imbalan Jam Program pemberian kompensasi harus menjamin bahwa perusahaan merupakan umber utama pendapatan bagi karyawannya,sehingga karyawan akan bekerja dengan maksimal. 23
  • 28. 7. Kompensasi bagi kelompok manajerial Pimpinan atau manajer setiap perusahaan merupakan kelompok yang bertanggung jawab terhadap hidup matinya perusahaan. Wajar jika kompensasi yang diterima lebih besar dari karyawan biasa. 8. Prospek di Masa Depan Untuk memperhitungkan prospek yang akan datang, perlu memperhitungkan tiga dimensi waktu, sehingga dalam menyusun program pemberian kompensasi, harus memperhitungkan keadaan organisasi pada waktu yang lalu,kondisi organisasi saat ini,dan prospek organisasi yang akan datang. 2.3.4 Kriteria Pemberian Kompensasi Faktor-faktor yang mempengaruhi ketentuan pemberian kompensasi antara lain : Keadaan perekonomian suatu negara, kebijaksanaan pemerintah, tuntutan serikat pekerja, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam penentuan kebijakan pemberian kompensasi antara lain : a. Biaya hidup b. Produktivitas kerja karyawan c. Skala upah atau gaji yang berlaku d. Kemampuan membayar e. Upah atau gaji sebagai alat untuk menarik, mempertahankan, dan memberikan motivasi kepada karyawan f. Penawarandan permintaan tenaga kerja g. Serikat buruh atau organisasi karyawan h. Posisi jabatankaryawan i. Pendidikan dan pengalaman kerja 24
  • 29. 2.3.5 Tahapan Menetapkan Kompensasi 1. Mengevaluasi tiap pekerjaan, dengan menggunakan informasi analisis pekerjaan 2. Melakukan survey upah dan gaji untuk menentukan keadilan eksternal yang didasarkan pada upah pembayaran di pasar kerja. 3. Menilai harga tiap pekerjaan untuk menentukan pembayaran upah yang didasarkan pada keadilan internal dan eksternal. 2.4 Survey Benchmarking Kompensasi 2.4.1 Pengertian Survey Benchmarking merupakan proses belajar yang berlangsung secara sistematis, terus menerus, dan terbuka. Untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat penggajian dan kompensasi dipasaran dan tentang sistem yang digunakan secara umum agar policy dikeluarkan secara tepat. Data yang dicari dalam survey benchmarking yaitu : • Kebijakan pokok yang berlaku • Teknik yang digunakan dalam penentuan tingkat upah • Nilai uang pada gaji pokok, tunjangan, fasilitas dan komponen upah dari jabatan tertentu yang dijadikan sebagai patokan (benchmarking) • Komponen imbalan yang non financial • Rencana perusahaan beberapa tahun mendatang Salary survey dilakukan untuk mengetahui beberapa hal diantaranya : • Melihat atau mengetahui tingkat penggajian di”market”, apakah kompetitif atau belum. • Mengadakan penyesuaian diperusahaan. • Meng-hindari karyawan di-highjack / dibajak oleh perusahaan lain. • Alat untuk memotivasi karyawan. • Ukuran untuk meninjau kenaikan / peninjauan upah. 25
  • 30. 2.4.2 Pelaksanaan Survey Benchmarking Pelaksanaan Survey Benchmarking dilakuakan oleh : 1. Perusahaan sendiri 2. Konsultan khusus survey upah 3. Gabung dengan perusahaan lain yang melakukan 4. Ikut dalam survey upah perusahaan lain. 5. Ikut dalam survey upah konsultan Tahapan mengikuti salary survey yaitu : 1. Tahap kordinasi antar perusahaan peserta. 2. Tahap persiapan 3. Pengumpulan dan proses data 4. Menggunakan data survey 5. Merencanakan proses benchmarking dan karakterisasi target yang akan di-benchmark 6. Peningkatan kinerja target benchmarking 7. Peningkatan secara berkelanjutan Hasil salary survey yaitu : 1. Upah dalam rupiah / total cash per bulan. 2. Upah dalam bentuk barang / natura (in kind). 3. Total remuneration (cash + in kind). Data-data hasil salary survey diantaranya sebagai berikut : 1. Basic salary 2. Allowance : a. Meal b. Transport c. Housing d. Living e. Work cloth f. Medical 3. Bonuses : 26
  • 31. a. THR b. Production c. Annual d. Sales e. Safety 2.4.3 Manfaat Survey Benchmarking Manfaat bagi perusahaan dengan mengembangkan benchmarking, antara lain: 1. Untuk menetapkan sasaran yang menantang dan realistis 2. Untuk menentukan bagaimana sasaran dapat dicapai 3. Perlunya adanya terobosan peningkatan dalam organisasi 4. Perlunya memperoleh ide-ide baru 5. Memperbaiki proses kritis yang ada dalam bisnis 6. Memantapkan tujuan yang berorientasi pada pelanggan 7. Menumbuhkan antusias staf dengan melihat yang terbaik 8. Mengidentifikasi peluang-peluang baru yang terkadang muncul setelah membandingkan. 9. Menjadi lebih berdaya saing. 10. Memperpendek siklus perbaikan proses bisnis dengan percepatan pembelajaran Secara umum manfaat yang diperoleh dari benchmarking dapat dikelompokkan menjadi (Ross, 1994 pp.239-240) : 1. Perubahan Budaya Memungkinkan perusahaan untuk menetapkan target kinerja baru yang realisitis berperan menyakinkan setiap orang dalam organisasi dan kredibilitas target. 2. Perbaikan Kinerja Membantu perusahan mengetahui adanya gap-gap tertentu dalam kinerja dan untuk memilih proses yang akan diperbaiki. 3. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia memberikan dasar bagi pelatihan Karyawan menyadari adanya gap antara yang mereka kerjakan 27
  • 32. dengan apa yang dikerjakan karyawan lain diperusahaan lain. Keterlibatan karyawan dalam memecahkan permasalahan sehingga karyawan mengalami peningkatan kemampuan dan keterampilan Untuk dapat melakukan benchmarking yang berhasil, manajemen hendaknya memahami terlebih dahulu proses-proses yang dimiliki. Beberapa hal yang penting diperhatikan adalah : a) Manajemen melakukan pemetaan proses untuk mendefinisikan proses yang ada, termasuk top-down flowcharts, wall maps, product process maps atauvalue-added flow analysis b) Mengidentifikasi harapan pelanggan terhadap proses yang dimiliki dengan cara mereviu pengukuran kinerja proses yang ada dibandingkan dengan harapan pelanggan, c) Mendefinisikan kinerja proses d) Menggunakan teknik analisis tertentu untuk memahami sebab-sebab inefisiensi dalam proses (beberapa teknik seperti cause-effect diagram, Pareto diagram, dan control charts e) Mengidentifikasi target benchmark berbasis analisis kinerja pesaing, dan harapan pelanggan. 2.5 Kompensasi Finansial 2.5.1 Pengertian Menurut (Keith Davis dan Werther W.B, 1996) Kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari kontribusi jasa mereka pada organisasi. Balas jasa yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan baik bersifat finansial maupun non financial, kepada karyawan atas kontribusi jasa mereka, pada periode tertentu. Sistem kompensasi yang baik, diharapkan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan perusahaan memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan karyawan. 28
  • 33. Adapun tujuan dari pemberian kompensasi ini adalah : 1. Ikatan kerjasama 2. Kepuasan kerja 3. Motivasi 4. Stabilitas karyawan 5. Produktivitas Kerja 6. Disiplin kerja 7. Pengaruh serikat Pekerja 8. Pengaruh Pemerintah 1. Asas adill Asas adil adalah besarnya kompensasi yang dibayarkan pada setiap karyawan disesuaikan dengan jenis pekerjaan, tanggung jawab, jabatan, prestasi kerja, dan memenuhi persyaratan kerja. 2. Asas Layak dan Wajar Asas layak dan wajar adalah besarnya kompensasi yang dibayarkan pada setiap karyawan dapat memenuhi kebutuhannya pada tingkat normative yang ideal. Untuk menjamin keadilan kompensasi harus diambil langkah – langkah sebagai berikut : 1. Pembuatan program kompensasi harus didahului dengan aktivitas pengumpulan data dan analisis data yang terkait secara berhati-hati dan benar, selanjutnya hasil analisis tersebut sebagai input utama pada policy maker dalam membuat keputusan kompensasi 2. Kompensasi tidak boleh statis, dirubah sesuai kondisi 3. Karyawan membutuhkan pengertian akan program kompensasi, terutama berkenaan dengan bagaimana reward didapatkan, karena kondisi ini dapat mempengaruhi kinerja karyawan Dilihat dari jenis - jenis kompensasi dapat dibedakan menjadi : 1. Kompensasi langsung (Direct Compensation) 29
  • 34. Kompensasi langsung adalah pembayaran balas jasa yang berupa gaji, upah, dan upah insentif. • Gaji adalah balas jasa yang dibayarkan secara periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Contoh gaji akan tetap dibayarkan walau tidak masuk kerja. • Upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada karyawan harian dengan pedoman sesuai peraturan atau perjanjian kerja yang telah disepakati. • Upah insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu sesuai prestasinya diatas prestasi standar yang ditentukan. 2. Kompensasi tidak langsung (Indect Compensation) Kompensasi tidak langsung adalah pembayaran balas jasa yang berupa kesejahteraan karyawan. Contoh motivasi, promosi jabatan. 30 3. KENIKMATAN : - Fasilitas Rumah (Sewa)
  • 35. - Fasilitas Kendaraan - Pemeriksaan Kesehatah 2.5.2 Sistem Kompensasi Sistem kompensasi yang biasa digunakan adalah sistem prestasi, sistem waktu, dan sistem kontrak/borongan. 1. Sistem Prestasi (Upah Sistem Hasil) Suatu cara yang mengaitkan secara langsung antara besarnya upah dengan prestasi kerja yang ditujukan oleh karyawan yang bersangkutan. Contoh kompensasi sistem hasil : per potong, per meter, per kilo, per liter dan sebagainya 31
  • 36. 2. Sistem Waktu Suatu cara menentukan besarnya kompensasi dihitung berdasarkan standar waktu, seperti Jam, Hari, Minggu, Bulan. Besarnya Upah ditentukan oleh lamanya karyawan melaksanakan atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Umumnya cara ini digunakan bila ada kesulitan dalam menerapkan cara pengupahan berdasarkan prestasi. • Kelemahan dari sistem waktu adalah : a. Mengakibatkan mengendornya semangat karyawan yang produktivitasnya tinggi (diatas rata-rata ). b. Tidak membedakan usia, pengalaman, dan kemampuan karyawan. c. Membutuhkan pengawasan yang ketat agar karyawan sungguh- sungguh bekerja. d. Kurang mengakui adanya prestasi kerja karyawan. • Sedangkan kelebihan sistem waktu adalah : a. Dapat mencegah hal- hal yang kurang diinginkan seperti pilih kasih, diskriminasi maupun kompetisi yang kurang sehat. b. Menjamin kepastian penerimaan upah secara periodik. c. Tidak memandang rendah karyawan yang cukup lanjut usia. 3. Sistem kontrak/ borongan Suatu cara menentukan besarnya kompensasi didasarkan atas kuantitas, kualitas dan lamanya peyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan kontrak perjanjian. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam kontrak juga dicantumkan ketentuan mengenai “konsekuensi” bila pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan perjanjian baik secara kuantitas, kualitas maupun lamanya penyelesaian pekerjaan. 2.5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi • Faktor – faktor yang mempengaruhi kompensasi adalah : 1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja. 2. Kemampuan dan kesediaan organisasi. 3. Serikat Pekerja, atau organisasi karyawan. 32
  • 37. 4. Produktivitas kerja. 5. Prestasi kerja. 6. Biaya Hidup. • Pengukuran Kontribusi Kompensasi 1. Kelayakan karyawan (job worth) Kelayakan karyawan merupakan sebuah kriteria yang menyangkut bagaimana kondisi karyawan 2. Karakteristik perseorangan (personal characteristics) Menyangkut masalah senioritas dan yunioritas. Asumsi yang sering berlaku dan diyakini adalah bahwa karyawan yang cukup senior dipandang telah memiliki kinerja yang tinggi, sedangkan yang masih yunior masih perlu dikembangkan dan dibina lagi. 3. Kualitas kinerja karyawan Melalui kinerja karyawan dapat diketahui bahwa sesungguhnya analisis dan penilaian karyawan tidak sekadar berdasarkan senioritas dan yunioritas. • Senioritas belum tentu menentukan kemampuan kerja. • Bisa terjadi seseorang yang berstatus sebagai karyawan yunior dapat bekerja dengan menunjukkan kinerja yang baik dibanding karyawan yang senior. 2.6 Tunjangan Dan Kompensasi Non Finansial 2.6.1 Pengertian Tunjangan Tunjangan (Kompensasi Finansial Tidak Langsung) : • Meliputi seluruh imbalan finansial yang tidak termasuk dalam kompensasi finansial langsung. • Merupakan wujud tanggung jawab organisasi terhadap para karyawannya • Bisa berupa asuransi dan program-program lainnya untuk kesehatan, keselamatan, keamanan, dan kesejahteraan umum. • Tunjangan umumnya membebani perusahaan dengan uang, namun para karyawan biasanya menerimanya secara tidak langsung. 33
  • 38. • Sebagai contoh, sebuah organisasi bisa membelanjakan beberapa ribu dolar setahun sebagai pendanaan untuk premi asuransi kesehatan untuk setiap karyawan. Tunjangan Dalam Program Kompensasi Total LINGKUNGAN EKSTERNAL LINGKUNGAN INTERNAL Kompensasi Finansial Tidak Langsung (Tunjangan) Tunjangan Wajib Jaminan Sosial Tunjangan Pengangguran Ganti Rugi Karyawan Cuti Keluarga dan Pengobatan Tunjangan Tidak Wajib Bayaran untuk Waktu Tidak Bekerja Perawatan Kesehatan Asuransi Jiwa Rancangan Pensiun Rancangan Opsi Saham Karyawan Tunjangan Pengangguran Tambahan Layanan Karyawan Bayaran Premium Rancangan Tunjangan Terkustomisasi Tunjangan Wajib (Dipersyaratkan secara Legal) 1. Perusahaan-perusahaan memberikan sebagian besar tunjangan secara sukarela, namun hukum mewajibkan tunjangan-tunjangan lainnya. 2. Tunjangan-tunjangan tersebut meliputi (contoh di AS): a. jaminan sosial b. ganti rugi karyawan c. asuransi pengangguran d. cuti keluarga e. pengobatan. 3. Jenis-Jenis tunjangan sukarela terdiri dari : a. Tunjangan Pribadi: a) Rancangan Kesehatan b) Rancangan Perawatan Gigi b. Penyeimbangan Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi : 34
  • 39. a) Cuti b) Hari Libur c) Rekening Perencanaan Hidup c. Akumulasi Modal, Pembelian Saham, dan Pensiun : a) 401(k)Plan b) Rancangan Pembelian Saham c) Rancangan Pensiun 4. Perlindungan Penghasilan dan Aset : a. Rancangan santunan sakit dan kecelakaan income b. Rancangan ketidakmampuan jangka panjang c. Asuransi jiwa kelompok d. Asuransi kecelakaan perjalanan e. Asuransi perawatan jangka panjang f. Skedul kerja fleksibel, telecommuting, dan penyelarasan minggu kerja 5. Pengembangan keterampilan: a. Penggantian biaya pendidikan b. Cuti menjalani pendidikan 6. Program-program karyawan tambahan: a. Pusat-pusat kebugaran b. Kursus-kursus pendidikan c. Program-program penghargaan d. Pusat-pusat perencanaan karir e. Keanggotaan klub 7. Mengomunikasikan informasi mengenai paket tunjangan a. Tunjangan-tunjangan karyawan bisa membantu perusahaan merekrut dan mempertahankan tenaga kerja berkualitas terbaik. b. Untuk menjaga program tersebut tetap mutakhir, manajemen butuh masukan dari para karyawan untuk menentukan perlu tidaknya perubahan tunjangan. c. Selain itu, karena kesadaran karyawan mengenai tunjangan seringkali terbatas, informasi program harus harus dikomunikasikan ke bawah. 35
  • 40. 2.6.2 Kompensasi Non Finansial Kompensasi nonfinansial meliputi kepuasan yang diterima seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan/atau fisik di mana orang tersebut bekerja. Komponen-komponen kompensasi nonfinansial meliputi : a. Jabatan itu sendiri b. Lingkungan kerja Kompensasi nonfinansial diupayakan untuk mewujudkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan yang menghasilkan kehidupan yang lebih menyenangkan bagi para karyawan. Kompensasi Nonfinansial Dalam Program Kompensasi Total LINGKUNGAN EKSTERNAL LINGKUNGAN INTERNAL Kompensasi Finansial Langsung Tidak Langsung (Tunjangan) Nonfinansial Jabatan Lingkungan Kerja Variasi Kebijakan yang Baik Keterampilan Manajer yang Berkemampuan Identitas Tugas Karyawan yang Kompeten Signifikansi Tugas Rekan Kerja yang Bersahabat Otonomi Simbol Status yang Pantas Umpan Balik Kondisi Kerja Fleksibilitas Tempat Kerja Flextime Minggu Kerja Dipadatkan Pembagian Jabatan Telecommuting Kerja Paruh-Waktu Lebih Banyak Kerja, Lebih Sedikit Jam Jabatan itu sendiri sebagai faktor kompensasi nonfinansial • Teori Karakteristik Jabatan : – Dikembangkan oleh J. Richard Hackman dan Greg Oldham. – Menurut teori ini, para karyawan mengalami kompensasi intrinsik jika dalam jabatan mereka secara signifikan terdapat lima dimensi jabatan inti, yaitu: • Variasi keterampilan • Identitas tugas • Signifikansi tugas 36
  • 41. • Otonomi • Umpan balik – Variasi keterampilan (skill variety) : Tingkat sejauh mana jabatan membutuhkan sejumlah aktivitas yang berbeda agar sukses. – Identitas tugas (task identity): Tingkat sejauh mana jabatan mencakup unit pekerjaan yang jelas dari awal hingga akhir. – Signifikansi tugas (task significance): Dampak yang ditimbulkan jabatan terhadap orang-orang lain sehingga karyawan bisa merasakan makna prestasi yang sesungguhnya. – Otonomi (Autonomy): Tingkat kebebasan dan tanggung jawab individual yang dimiliki para karyawan dalam menjalankan jabatan sehingga mereka merasa bertanggung jawab atas hasil kerja. – Umpan balik (feedback): Informasi yang diterima para karyawan mengenai seberapa baik mereka menjalankan jabatan. • Menjalankan sebuah jabatan yang penuh tanggung jawab dan menantang di tempat yang jelek tidak akan menyenangkan bagi sebagian besar orang. • Para karyawan bisa memperoleh kepuasan dari pekerjaan mereka melalui beberapa faktor nonfinansial berikut ini. – Kebijakan yang Baik – Manajer yang Berkemampuan – Karyawan yang Kompeten – Rekan Kerja yang Bersahabat – Simbol Status yang Pantas – Kondisi Kerja • Perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja yang mencerminkan kebutuhan dan nilai dari tahap kehidupan para karyawan mereka. • Tujuan utama mencapai keseimbangan kerja-kehidupan (work-life balance) adalah untuk meminimalkan stres. 37
  • 42. • Para karyawan yang stres berusaha menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Bagi mereka waktu hampir sama pentingnya dengan uang, bahkan lebih penting bagi beberapa di antara mereka. Perwujudan Fleksibilitas Tempat Kerja • Flextime: Mengijinkan para karyawan untuk memilih jam kerja mereka sendiri, dalam batasan tertentu. • Minggu kerja dipadatkan: Mengijinkan para karyawan untuk bekerja dalam jumlah hari yang lebih sedikit dari lima hari kerja seminggu pada umumnya. • Pembagian pekerjaan (job sharing): Dua karyawan membagi tugas- tugas dalam satu jabatan menurut kesepakatan dan dibayar menurut kontribusi mereka. • Telecommuting: Karyawanbisa tetap tinggal di rumah dan menjalankan pekerjaan mereka menggunakan komputer dan alat-alat elektronik lainnya yang menghubungkan mereka dengan kantor mereka. • Kerja Paruh-Waktu • Lebih Banyak Kerja, Lebih Sedikit Jam: Variasi kerja paruh-waktu di mana para karyawan menerima bayaran purna-waktu dan menghasilkan lebih banyak dalam jam yang lebih sedikit. Contoh Flextime Waktu Waktu Waktu Fleksibel Waktu Waktu Fleksibel Inti (Makan Inti Fleksibel Siang) 06.00 09.00 Tengah 15.00 18.00 Hari Bandwidth 38
  • 43. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Penilaian prestasi kinerja adalah suatu cara dalam melakukan evaluasi terhadap prestasi kerja para pegawai dengan serangkaian tolak ukur tertentu yang obyektif dan berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta dilakukan secara berkala. Tujuan penilaian prestasi kinerja dalan organisasi industri maupun non indutri yaitu : 1. Evaluasi terhadap tujuan (goal) organisasi, mencakup : a. Feedback pada pekerjaan untuk mengetahui di mana posisi mereka. b. Pengembangan data yang valid untuk pembayaran upah/bonus dan keputusan promosi serta menyediakan media komunikasi untuk keputusan tersebut. c. Membantu manajemen membuat keputusan pemberhentian sementara atau PHK dengan memberikan “peringatan” kepada pekerja tentang kinerja kerja mereka yang tidak memuaskan. (Michael Beer dalam French, 1986). d. Pengembangan tujuan (goal) organisasi, mencakup : a. Pelatihan dan bimbingan pekerjaan dalam rangka memperbaiki kinerja dan pengembangan potensi di masa yang akan datang. b. Mengembangkan komitmen organisasi melalui diskusi kesempatan karier dan perencanaan karier. c. Memotivasi pekerja d. Memperkuat hubungan atasan dengan bawahan. e. Mendiagnosis problem individu dan organisasi. Suatu perusahaan pengaturan kompensasi merupakan untuk dapat menarik, memelihara maupun mempertahankan tenaga kerja bagi kepentingan organisasinya yang bersangkutan. Suatu kompensasi dapat bersifat finansial maupun nonfinansial, walaupun pada umumnya istilah kompensasi tersebut dipakai sebagai atau dalam pengertian proses pengadministrasian gaji dan upah. 47
  • 44. Tujuan pemberian imbalan/kompensasi secara khusus digunakan untuk mengarahkan, mengatur atau mengawasi perilaku karyawan yang diharapkan karyawan yang tertarik untuk bekerja dan termotivasi untuk melakukan pekerjaan sebaik-baiknya bagi organisasi. Program pemberian kompensasi merupakan salah satu hal yang paling penting bagi perusahaan maupun karyawan, karena akan memberikan gambaran sejauh mana perusahaan berkepentingan terhadap karyawan, seberapa besar kontribusi yang akan diberikan oleh karyawan terhadap perusahaan. Ada delapan komponen penting dalam program pemberian kompensasi yang perlu diperhatikan, yaitu : organisasi administrasi pemberian kompensasi, metode pemberian kompensasi, suktur pemberian kompensasi, program pemberian kompensasi sebagai perangsang kerja, tambahan sumber pendapatan bagi karyawan, terjaminnya sumber pendapatan dan peningkatan jumlah imbalan jam, kompensasi bagi kelompok manajerial, prospek di masa depan. Survey Benchmarking merupakan proses belajar yang berlangsung secara sistematis, terus menerus, dan terbuka. Untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat penggajian dan kompensasi dipasaran dan tentang sistem yang digunakan secara umum agar policy dikeluarkan secara tepat. Kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari kontribusi jasa mereka pada organisasi. Balas jasa yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan baik bersifat finansial maupun non financial, kepada karyawan atas kontribusi jasa mereka, pada periode tertentu. Sistem kompensasi yang baik, diharapkan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan perusahaan memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan karyawan. Tunjangan (Kompensasi Finansial Tidak Langsung) meliputi seluruh imbalan finansial yang tidak termasuk dalam kompensasi finansial langsung, sebagai wujud tanggung jawab organisasi terhadap para karyawannya. Bisa berupa asuransi dan program-program lainnya untuk 48
  • 45. kesehatan, keselamatan, keamanan, dan kesejahteraan umum. Tunjangan umumnya membebani perusahaan dengan uang, namun para karyawan biasanya menerimanya secara tidak langsung. Sebagai contoh, sebuah organisasi bisa membelanjakan beberapa ribu dolar setahun sebagai pendanaan untuk premi asuransi kesehatan untuk setiap karyawan. 49
  • 46. DAFTAR PUSTAKA Andreas Budihardjo, 2004, Hubungan antara strategi bisnis dan strategi SDM dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan. Usahawan No. 03 Th. XXXIII Maret 2004 page 46-52. Brian Becker, Mark Huselid, and Dave Ulrich, 2001, The HR Scorecard : Linking People, Strategy and Performance. From : http://www.worldofhr.com/HR%20scorecard.pdf , retrieved at 9 Juli 2004. Budi W. Soetjipto, 2004, Menjadi juara sumberdaya manusia : sebuah pengantar., Usahawan No. 02 Th. XXXIII Februari 2004 page 3-4. Elizabeth Lucky, 2002, Peran pemimpin dalam memaksimisasi sumber daya manusia dan strategi bersaing untuk membentuk organisasi kelas dunia. Usahawan No. 11 Th. XXXI Nopember 2002 page 11-15 H. John Bernardin, 2001, Human resources management: an experiential approach, Third Edition, Mc.Grawhill Harry Widyantoro, 2001., Menciptakan eustress di tempat kerja upaya meningkatkan kinerja karyawan. Ventura, Vol. 4 No 2 September 2001 page 54-59 Handoko Karjantoro, 2004, Mengelola kinerja : suatu tinjauan praktis. Usahawan No.07 Th. XXXIII Juli 2004 page 24-28. Insitianingsih, 2002, Gagasan tentang SDM yang fleksibel dan efisien Strategi untuk mencapai daya saing bisnis. Ventura Vol.5. No. 1 April 2002 page Anoraga, S & Suyati, S.1995. Psikologi Industri dan Sosial. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya. As’ad, M. 2004. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty. Edisi Ke-empat Berry, M.L. 1998. Psychology at Work: an Introduction to Industri and Organizational Psychology. McGraw-Hill Book Co. Boston. Jewell & Siegall. 1998. Contemporary Industrial/Organizational Psychology. Dialih Bahasakan oleh Danuyasa. Psikologi Industri/Organisasi Modern; Psikologi Terapan untuk Mememecahkan Berbagai masalah di tempat Kerja, Perusahaan, Industri, dan Organisasi. Kreitner & Kinicki. 2004. Organizational Behavior. 6-th ed. Mc. Graw-Hill Companies, Inc. 50
  • 47. Luthans, F. 1992. Organizational Behavior. 6-th ed. Mc. Graw-Hill International Book Co-Singapore. Hick, Herbert G dan Gullet GR (1996), Organisasi Teori dan Tingka Laku. Jakarta, Bumi Aksara Munandar, A. S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press. Indrawijaya, Adam (2000), Perilaku Organisasi. Bandung, Sinar Baru Algesindo Robbins, Stephen P (1994), Teori Organisasi Struktur, Desain & Aplikasi. Jakarta, Arcen Syarief, Miftah (2000), Desentralisasi Pendidikan dan Otonomi Daerah, Jakarta, Sekretariat Jenderal Depdiknas Thoha, Miftah (1998), Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada Tilaar (1999), Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung, PT.Remaja Rosda Karya Winardi (1992), Manajemen Perilaku Organisasi. Bandung, PT.Citra Aditya Bakti B.S. Wibowo, dkk. (2002). ”Trustco SHOOT : Sharpening, Our Concept and Tools” PT. Syaamil Cipta Media, Jakarta Agustian, Ary Ginanjar. (2005). ”Rahasia Sukses Membangkitkan ESP POWER, Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan”. Jakarta : Penerbit Arga. Agustian, Ary Ginanjar. (2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam.Jakarta : Penerbit Arga. Armansyah.(2002).”Intelegency Quotient, Emotional Quotient, dan Spiritual Quotient dalam Membentuk Prilaku Kerja”.Jurnal Manajemen dan Bisnis. 02, (01), 23-32. James A.F. Stoner / Charles Wankel. 1988. Manajemen, Edisi Ketiga. CV. Intermedia Jakarta. 51