Makalah ini membahas tentang evaluasi kinerja dan kompensasi dengan menjelaskan beberapa poin penting seperti pengertian penilaian prestasi kerja, konsep kompensasi, langkah merumuskan kebijakan kompensasi, survei benchmarking, kompensasi finansial langsung dan tunjangan non-finansial.
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
EVALUASI KINERJA
1. MAKALAH
EVALUASI KINERJA DAN KONPENSASI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Evaluasi Kinerja
dan Konpensasi
Dosen pengampu:
Ade Fauzi SE.MM
Disusun oleh:
Yulisa Rustandi (11150822)
JURUSAN MANAJEMEN SDM FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BINA BANGSA
2018
2. KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan bantuan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Serang, 19 januari 2019
Hormat saya,
Penulis
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
D. Manfaat Penulisan........................................................................................2
E. Sistematika Penulisan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Penilaian Prestasi Kerja................................................................................3
B. Konsep Kompensasi.....................................................................................4
C. Langkah-Langkah Merumuskan Kebijakan Dan Membuat Sistem
Kompensasi..................................................................................................7
D. Pengertian Survai Benchmarking...............................................................11
E. Kompensasi Financial langsung.................................................................12
F. Tunjangan Non Financial .........................................................................13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................14
B. Saran .........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
4. BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu persoalan penting dalam pengelolaan sumber daya
manusia (dalam tulisan ini disebut juga dengan istilah pegawai) dalam
organisasi adalah evaluasi kinerja pegawai dan pemberian kompensasi.
Ketidak tepatan dalam melakukan evaluasi kinerja akan berdampak pada
pemberian kompensasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku
dan sikap karyawan, karyawan akan merasa tidak puas dengan kompensasi
yang didapat sehingga akan berdampak terbalik pada kinerja pegawai yang
menurun dan bahkan karyawan akan mencoba mencari pekerjaan lain yang
memberi kompensasi baik. Hal ini cukup berbahaya bagi perusahaan
apabila pesaing merekrut atau membajak karyawan yang merasa tidak
puas tersebut karena dapat membocorkan rahasia perusahaan atau
organisasi.
Kompensasi dapat mempengaruhi keputusan mereka untuk
melamar sebuah pekerjaan, tetap bersama perusahaan, atau bekerja lebih
produktif. Jika dikelola secara pantas, gaji dapat menyebabkan karyawan
mengurangi upaya mereka untuk mencari pekerjaan alternatif. kompensasi
mempengaruhi sikap dan perilaku kerja karyawan ini adalah alasan yang
mendorong untuk memastikan bahwa sistem gaji dirancang dan
dilaksanakan secara wajar dan adil. Evaluasi kinerja pada dasarnya
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kadar profesionalisme karyawan
serta seberapa tepat pegawai telah menjalankan fungsinya. Penilaian
kinerja dimaksudkan untuk menilai dan mencari jenis perlakuan yang tepat
sehingga karyawan dapat berkembang lebih cepat sesuai dengan harapan.
Ketepatan pegawai dalam menjalankan fungsinya akan sangat berpengaruh
terhadap pencapaian kinerja organisasi secara keseluruhan.
Tidak sedikit di perusahaan-perusahaan swasta maupun negeri
yang melakukan evaluasi kinerja pegawai tidak tepat, tidak sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada, pada akhirnya akan berdampak pada
pemberian kompensasi. Oleh karena itu, banyak para karyawan yang
kinerjanya menurun dan pada akhirnya harus mengundurkan diri karena
kompensasi yang tidak sesuai. Dengan adanya kasus seperti inilah bagi
instansi pemerintahan, maupun perusahaan swasta, evaluasi kinerja sangat
berguna untuk menilai kuantitas, kualitas, efisiensi perubahan, motivasi
para aparatur serta melakukan pengawasan dan perbaikan. Kinerja aparatur
yang optimal sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas dan
menjaga kelangsungan hidup instansi ini.
5. Setiap instansi tidak akan pernah luput dari hal pemberian balas
jasa atau kompensasi yang merupakan salah satu masalah penting dalam
menciptakan motivasi kerja aparatur, karena untuk meningkatkan kinerja
aparatur dibutuhkan pemenuhan kompensasi untuk mendukung motivasi
para aparatur. Dengan terbentuknya motivasi yang kuat, maka akan dapat
membuahkan hasil atau kinerja yang baik sekaligus berkualitas dari
pekerjaan yang dilaksanakannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Penilaian prestasi kerja
2. Apa pengertian Konsep Kompensasi
3. Bagaimana Langkah-Langkah Merumuskan Kebijakan Dan
Membuat Sistem Kompensasi.
4. Apa Pengertian Survai Benchmarking Kompensasi
5. Apa Pengertian Kompensial Financial Langsung
6. Apa Pengertian Tunjangan Non Financial
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Bagaimana Penilaian prestasi kerja
2. Untuk mengetahui Bagaimana Konsep Kompensasi
3. Mengetahui Bagaimana Langkah-Langkah Merumuskan Kebijakan
Dan Membuat Sistem Kompensasi.
4. Mengetahui Apa Pengertian Survai Benchmarking Kompensasi
5. Mengetahui Apa Pengertian Kompensial Financial Langsung
6. Mengetahui Apa Pengertian Tunjangan Non Financial
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari pembuatan makalah ini bagi penulis maupun
pembaca ialah untuk menambah wawasan atau mengetahui tentang
“Evaluasi Kinerja dan Konpensasi
E. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan : isi dari pendahulian ini terdiri dari beberapa sub
Bab yaitu, latar belakang masalah, rumusan
masalah, manfaat penulisan, dan sistematika
penulisan
BAB II Pembahasan : pembahasan ini menguraikan materi tentang
“Evaluasi Kinerja dan Konpensasi”.
BAB III Penutup : bab ini di isi dengan penutup yang terdiri dari
kesimpulan dan saran
6. BAB II
PEMBAHASAN
A. Penilaian prestasi kerja
1. Pengertian penilaian prestasi kerja
Penilaian prestasi kerja merupakan sebuah proses formal
untuk melakukan pen-injauan ulang dan evaluasi prestasi kerja
seseorang secara periodic. Dapat diartikan juga penilaian prestasi
adalah suatu analisa yang adil dan jujur tentang nlai karyawan bagi
organisasi.
Proses adalah suatu cara yang sistematis atau langkah-
langkah yang diikuti da-lam menghasilkan sesuatu. Dalam sebuah
penilaian prestasi kerja terdiri dari kegiatan-kegiatan yaitu
identifikasi, observasi, pengukuran, dan pengembangan hasil kerja
kar-yawan dalam sebuah organisasi. Bukan saja kuantitas kerja
tetapi juga watak, kelakuan dan kualifikasi-kualifikasi pribadi daari
karyawan. Penilaian prestasi berupaya men-gevaluasi prstasi
(karyawan/pekerja) untuk berbagai keperluan.
Tahap identifikasi merupakan tahap awal dari proses yang
terdiri atas penentu-an unsur-unsur yang akan diamati. Kegiatan ini
dimulai dengan melakukan analisis pekerjaan agar dapat mengenali
unsur-unsur yang akan dinilai dan dapat mengem-bangkan skala
penilaian.
Selanjutnya dilanjutkan dengan observasi. Dengan
dilakukan observasi berarti ada pengamatan secara seksama dan
periodic. Semua unsur yang dinilai harus diamati secara seksama
agar dapat dibuat penilaian yang wajar dan tepat. Denagn kata lain,
ob-servasi yang jarang dilakukan dan observasi yang tidak
berkaitan dengan prestasi kerja dapat menghasilkan hasil penilaian
sesaat dan tidak akurat.
Dalam pengukuran, para penilai akan memberikan
penilaian terhadap tingkat prestasi karyawan yang didasarkan pada
hasil pengamatannya pada tahap observasi. Selanjutnya, proses
penilaian prestasi belum berakhir pada saat nilai dapat ditetapkan,
melainkan masih perlu dilanjutkan dengan melakukan
pengembangan apabila ternyata ada perbedaan antara apa yang
diharapkan oleh pimpinan dengan hsil kerja karyawan. Suatu
ancaman yang obyektif, sistematis dan menyeluruh kepada
penilaian prestasi dapat menjadi suatu alat yang berguna bagi
perusahaan. Bukan saja menjadi suatu alat untuk memberikan
bimbingan kepada manajemen dalam menseleksi karyawan untuk
7. kenaikan pagkat atau gaji tetapi juga dipakai suatu alat pelatihan
dan bimbingan guna membantu para karyawan pada segala jenjang
dari organissi untuk meningkatkan pres-tasinya, dan untuk
perencanaan karyawan jangka panjang. Melalui penilaian prestasi,
manajemen dapat memperlihatkan kepada karyawan
bagaimana pekerjaannya menem-patkan diri dalam tujuan-tujuan
perusahaan sebagai suatu keseluruhan. Jika teori ini benar, berfikir
melalui pekerjaan yaitu dapat membantu dalam pengembangan diri
sendiri atau meningkatkan produktivitas karyawan.
Beberapa pendapat para ahli tentang penilaian prestasi
kerja:
a. Menurut Andrew F. Sikula, penilaian adalah suatu
proses mengestimasi atau menetapkan nilai,
penampilan, kualitas, atau status dari beberapa
objek, orang atau benda.
b. Menurut Dale Yoder, penilaian prestasi kerja
merupakan prosedur yang formal dilakukan di
dalam organisasi untuk mengevaluasi pegawai dan
sumbangan serta kepentingan pegawai.
c. Menurut French, penilaian prestasi kerja adalah
suatu cara dalam melakukan evaluasi terhadap
prestasi kerja para pegawai dengan se-rangkaian
tolok ukur tertentu yang obyektif dan berkaitan
langsung dengan tugas seseorang serta dilakukan
secara berkala.
d. Menurut Rudianto ( 2006, Hal 311 ), penilaian
kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas
operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan
karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
e. Menurut Hasibuan (1995:105), Prestasi kerja adalah
suatu hasil kerja yang di-capai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugasnya yang dibebankan
kepa-danya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Dari sejumlah pengertian mengenai penilaian
prestasi kerja kami me-nyimpulkan bahwa menilai
hasil kerja yang telah dicapai seseorang dalam
melaksanakan aktifitas kerjanya berdasarkan
sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan.
8. B. Konsep Kompensasi
1. Pengertian kompensasi
Suatu perusahaan pengaturan kompensasi merupakn untuk
dapat menarik, memelihara maupun mempertahankan tenaga kerja
bagi kepentingan organisasinya yang bersangkutan. Suatu
kompensasi dapat bersifat finansial maupun nonfinansial,
walaupun pada umumnya istilah kompensasi tersebut dipakai
sebagai atau dalam pengertian proses pengadministrasian gaji dan
upah.
Menurut Thomas H. Stone dalam buku Suswanto dan
Donni Juni Priansa (2011:220) kompensasi adalah setiap bentuk
pembayaran yang diberikan kepada karyawan sebagai pertukaran
pekerjaan yang mereka berikan kepada majikannya.
Menurut Henry Simamora (2004:506) kompensasi adalah semua
bentuk kembalian financial, jasa-jasa terwujud dan tunjangan yang
diperoleh karyawan sebagai bagian dari hubungan kekaryawanan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
kompensasi adalah semua bentuk imbalan jasa atau balas jasa yang
diberikan perusahaan sebagai penghargaan pada karyawan yang
telah memberikan tenaga dan pikiran sebagai kontribusi dalam
mewujudkan tujuan perusahaan sebagai imbalan balik dari
pekerjaan mereka.
Menurut Anwar Mangkunegara (2011:84) ada 5 faktor
yang mempengaruhi kompensasi, diantaranya adalah:
a. Faktor Pemerintah
Peraturan pemerintah yang berhubungan dengan
penentuan standar gaji minimal, pajak penghasilan,
penetapan harga bahan baku, biaya transportasi,
inflasi maupun devaluasi sangat mempengaruhi
perusahaan dalam menentukan kebijakan
kompensasi pegawai.
b. Penawaran Bersama antara Perusahaan dan Pegawai
Kebijakan dalam menentukan kompensasi dapat
dipengaruhi pula pada saat terjadinya tawar
menawar mengenai besarnya upah yang harus
diberikan oleh perusahaan kepada pegawainya.
c. Standar dan Biaya Hidup Pegawai
Kebijakan kompensasi perlu mempertimbangkan
standar dan biaya hidup minimal pegawai.Hal ini
karena kebutuhan dasar pegawai harus terpenuhi.
9. Dengan terpenuhinya kebutuhan dasar dan
keluarganya, maka pegawai akan merasa aman.
Terpenuhinya kebutuhan dasar dan rasa aman
pegawai akan memungkinkan pegawai dapat
bekerja dengan penuh motivasi untuk mencapai
tujuan perusahaan. banyak peneliti menunjukan
bahwa ada korelasi tingggi antara motivasi kerja
pegawai dan prestasi kerjanya, ada korelasi positif
antara motivasi kerja dengan tujuan pencapaian
perusahaan.
d. Ukuran Perbandingan Upah
Kebijakan dalam menentukan kompensasi
dipengaruhi pula oleh ukuran besar kecilnya
perusahaan, tingkat pendidikan pegawai, masa kerja
pegawai.Artinya, perbandingan tingkat upah
pegawai perlu memperhatikan tingkat pendidikan,
masa kerja, dan ukuran perusahaan.
e. Permintaan dan Persediaan
Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai
perlu mempertimbangkan tingkat persediaan dan
permintaan pasar. Artinya, kondisi pasar saat itu
perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam
menentukan tingkat upah pegawai.
2. Tujuan kompensasi
Menurut Malayu Hasibuan (2010:121) antara lain adalah
sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif,
motivasi, stabilitas karyawan, disiplin, serta pengaruh serikat buruh
dan pemerintah.
a. Ikatan kerja sama
Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan
kerja sama formal antara majikan dengan
karyawannya. Karyawan harus mengerjakan tugas-
tugasnya dengan baik, sedangkan
pengusaha/majikan wajib membayar kompensasi
sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
b. Kepuasan kerja
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan fisik, sosial, dan egoistiknya
sehingga memperoleh kepuasan kerja dari
jabatannya.
10. c. Pengadaan efektif
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar,
pengadaan karyawan yang qualified untuk
perusahaan akan lebih mudah.
d. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer
akan mudah memotivasi bawahannya.
e. Stabilitas karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan
layak secara eksternal konsisten yang kompentatif
maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena
turnover relatif stabil.
3. Komponen-komponen kompensasi
Komponen-komponen kompensasi menurut Simamora
(2004:442) dibagi dalam bentuk :
a. Kompensasi finansial
1) Kompensasi finansial lansung
Terdiri dari bayaran (pay) yang diperoleh
seorang dalam bentuk gaji bulanan, upah
harian, upah lembur, upah senioritas, dan
insentif seperti bonus dan komisi.
2) Kompensasi finansial tidak lansung
Yang disebut juga dengan tunjangan
meliputi : Tunjangan pengobatan, kesehatan,
asuransi jiwa, pensiun, tunjangan hari raya,
selain tunjangan juga ada fasilitas
contohnya: kendaraan, ruang kantor, tempat
parkir, dan lainnya.
3) Kompensasi non finansial
Terdiri dari kepuasan yang diperoleh
seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari
lingkungan psikologis atau fisik dimana
orang tersebut bekerja.
Menurut Simamora (2004),kompensasi dapat diukur
dengan :
a. Upah dan gaji
Upah biasanya berhubungan dengan tarif gaji per
jam. Upah merupakan basis bayaran yang kerapkali
digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan
pemeliharaan.
11. b. Insentif
Tambahan atau kompensasi di luar haji atau upah
yang diberikan oleh organisasi atau dasar prestasi.
c. Tunjangan
Contoh-contoh tunjangan adalah asuransi kesehatan
dan jiwa, liburan yang ditanggung perusahaan,
program pensiun, dan tunjangan lainnya yang
berkaitan dengan hubungan kepegawaian.
d. Fasilitas
Contoh-contoh fasililitas adalah fasilitas seperti
mobil perusahaan, tempat parkir khusus, dan akses
perusahaan yang diperoleh perusahaan.
C. Langkah-Langkah Merumuskan Kebijakan Dan Membuat Sistem
Kompensasi.
1. Sistem dan Kebijakan Kompensasi
Sistem kompensasi Imbalan atau kompensasi adalah faktor
penting yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang-orang
bekerja pada suatu organisasi dan bukan pada organisasi yang
lainnya. Perusahaan harus cukup kompetitif dengan beberapa jenis
kompensasi untuk mempekerjakan,
mempertahankan, dan memberi imbalan terhadap kinerja setiap
individu di dalam organisasi.
Sistem kompensasi dalam organisasi harus dihubungkan
dengan dengan tujuan dan strategi organisasi serta keseimbangan
antara keuntungan dan biaya pengusaha dengan harapan dari
karyawan. Sebagai seorang pegawai/karyawan yang bekerja
disebuah organisasi, baik diperusahaan swasta maupun instansi
pemerintah, tentunya berharap akan memperoleh penghasilan yang
cukup guna memenuhi kebutuhannya yang paling dasar atau
primer yaitu kebutuhan fisiologis atau kebutuhan untuk hidup terus
seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan perumahan maupun
untuk berprestasi, afiliasi, kekuatan atau aktualisasi diri. Oleh
karena itu penghasilan yang dikenal dengan Imbalan/kompensasi
yang menjadi hak setiap karyawan, menjadi faktor yang sangat
penting dalam kehidupan individu, sebagaimana pendapat para
psikolog yang menyatakan bahwa individu mempunyai banyak
kebutuhan, tetapi hanya sebagian yang dapat secara langsung
dipuaskan dengan uang, sedangkan kebutuhan lainnya dapat
dipuaskan secara tidak langsung dengan uang.
12. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 1996,
imbalan mencakup semua pengeluaran yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk pegawainya dan diterima atau dinikmati oleh
pekerja baik secara langsung, rutin atau tidak langsung.Dengan
demikian tidak diragukan lagi bahwa uang masih tetap merupakan
motivator paling penting, untuk itu perusahaan dituntut untuk dapat
menetapkan kebijakan imbalan/kompensasi yang paling tepat, agar
kinerja karyawan dapat terus ditingkatkan sekaligus untuk
mencapai tujuan dari perusahaan.
Dalam makalah ini kami membahas tentang pengertian
kompensasi, jenis-jenis kompensasi, tujuan sistem kompensasi,
faktor-faktor yang mempengaruhi sistem kompensasi, faktor-faktor
yang mempengaruhi penentuan kompensasi, komponen-komponen
kompensasi, pengertian motivasi, dan hubungan motivasi dengan
sistem upah. Sistem pembayaran kompensasi yang umum
diterapkan adalah:
a. Sistem waktu
Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi
ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam,
minggu, atau bulan. Sistem waktu biasanya
ditetapkan jika prestasi kerja sulit diukur per
unitnya dan bagi karyawan tetap kompensasinya
dibayar atas sisitem waktu secara periodic setiap
bulannya. Besar kompensasi system waktu hanya
didasarkan kepada lamanya bekerja bukan dikaitkan
kepada prestasi kerjanya.
b. Sistem hasil (Output)
Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi yang
dibayar selalu didasarkan kepada banyaknya hasil
yang dikerjakan bukan kepada lamanya waktu
mengerjakannya. Sistem hasil ini tidak dapat
ditetapkan kepada karyawan tetap dan jenis
pekerjaan yang tidak mempunyai standar fisik,
seperti bagi karyawan administrasi.
c. Sistem borongan
Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan
yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas
volume pekerjaan dan lama mengerjakannya.
Penetapan besarnya balas jasa berdasarkan sistem
borongan cukup rumit, lama mengerjakannya serta
13. banyak alat yang diperlukan untuk
menyelesaikannya.
2. Kebijaksanaan kompensasi
Kebijaksanaan kompensasi, baik besarnya, susunannya,
maupun waktu pembayarannya dapat mendorong gairah kerja dan
keinginan karyawan untuk mencapai prestasi kerja yang optimal
sehingga membantu terwujudnya sasaran perusahaan. Besarnya
kompensasi harus ditetapkan berdasarkan analisis pekerjaan, posisi
jabatan, konsistensi internal, serta berpedoman kepada keadilan
dan undang-undang perburuhan.
Dengan kebijaksanaan ini diharpakan akan terbina
kerjasama yang serasi dan memberikan kepuasan kepada semua
pihak. Anwar Prabu Mangkunegara mengemukakan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi kebijakan kompensasi adalah :
a. Faktor pemerintah
Peraturan pemerintah yang berhubungan dengan
penentuan standar gaji minimal, pajak penghasilan,
penetapan harga bahan baku, biaya
transportasi/angkutan, inflasi maupun devaluasi
sangat mempengaruhi perusahaan dalam
menentukan kebijakan kompensasi pegawai.
b. Penawaran bersama antara perusahaan dan pegawai
Kebijakan dalam menentukan kompensasi dapat
dipengaruhi pula pada saat terjadinya tawar-
menawar mengenai besarnya upah yang harus
diberikan oleh perusahaan kepada pegawainya. Hal
ini terutama dilakukan oleh perusahaan dalam
merekrut pegawai yang mempunyai keahlian dalam
bidang tertentu yang sangat dibutuhkan di
perusahaan.
c. Standar dan biaya hidup pegawai
Dengan terpenuhinya kebutuhan dasar pegawai dan
keluarganya, maka pegawai akan merasa aman.
Terpenuhinya kebutuhan dasar dan rasa aman
pegawai akan memungkinkan pegawai dapat
bekerja dengan penuh motivasi untuk mencapai
tujuan perusahaan.
d. Ukuran perbandingan upah
Kebijakan dalam menentukan kompensasi
dipengaruhi oleh ukuran besar kecilnya perusahaan,
14. tingkat pendidikan pegawai, masa kerja pegawai.
Artinya perbandingan tingkat upah pegawai perlu
memperhatikan tingkat pendidikan, masa kerja, dan
ukuran perusahaan.
e. Permintaan dan Persediaan
Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai
perlu mempertimbangkan tingkat persediaan dan
permintaan pasar. Artinya, kondisi pasar pada saat
itu perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam
menentukan tingkat upah pegawai.
f. Kemampuan membayar
Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai
perlu didasarkan pada kemampuan perusahaan
dalam membayar upah pegawai. Artinya jangan
sampai menentukan kebijakan kompensasi diluar
batas kemampuan yang ada pada perusahaan.
g. Waktu pembayaran kompensasi
Kompensasi harus dibayar tepat pada waktunya,
jangan sampai terjadi penundaan, supaya
kepercayaan karyawan terhadap bonafiditas
perusahaan semakin besar, ketenangan, dan
konsistensi kerja akan lebih baik. Jika pembayaran
kompensasi tidak tepat pada waktunya akan
mengakibatkan disiplin, moral, gairah, kerja
karyawan menurun, bahkan turnover karyawan
semakin besar. Pengusaha harus memahami bahwa
balas jasa akan dipergunakan karyawan beserta
keluarganya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya, dimana kebutuhan itu tidak dapat
ditunda, misalnya makan. Kebijaksanaan waktu
pembayaran kompensasi hendaknya berpedoman
dari pada menunda lebih mempercepat dan
menetapkan waktu yang paling tepat. Randall dan
Susan mengemukakan bahwa, jika organisasi ingin
meminimalkan tingkat ketidak hadiran dan keluar-
masuknya karyawan melalui kompensasi, mereka
harus memastikan bahwa karyawan puas dengan
bayaran mereka. Orang membandingkan tingkat
bayaran dengan apa yang mereka yakini semestinya
mereka terima. Maka mereka puas jika tingkat
15. bayaran "yang semestinya" sebanding dengan
tingkat bayaran aktual, atau tidak puas jika tingkat
bayaran aktual lebih kecil dari tingkat semestinya
3. Tujuan Sistem Kompensasi
Pemberian kompensasi dalam suatu organisasi harus diatur
sedemikian rupa sehingga merupakan sistem yang baik dalam
organisasi. Dengan sistem yang baik ini akan mencapai tujuan ,
antara lain :
a. Menghargai prestasi kerja.
Dengan pemberian kompensasi yang memadai
adalah suatu penghargaan dari organisasi kepada
karyawan atas prestasi kerja nya.
b. Menjamin keadilan.
Dengan adanya sistem kompensasi yang baik akan
menjamin terjadinya keadilan di antara karyawan
dalam organisasi/perusahaan. Manajemen
kompensasi selalu berupaya agar keadilan internal
mensyaratkan bahwa pembayaran dikaitkan dengan
nilai relative sebuah pekerjaan sehingga pekerjaan
yang sama dibayar dengan besaran yang sama.
Keadilan eksternal berarti pembayaran terhadap
pekerja merupakan yang dapat dibandingkan
dengan perusahaan lain di pasar kerja.
c. Mempertahankan karyawan.
Dengan sistem kompensasi yang baik, para
karyawan akan betah atau bertahan pada suatu
organisasi. Hal ini dapat mencegah terjadinya ke
luarnya karyawan dari organisasi itu untuk mencari
pekerjaan yang lebih baik. Para karyawan dapat
keluar jika besaran kompensasi tidak kompetitif dan
akibatnya akan menimbulkan perputaran karyawan
yang semakin tinggi.
d. Memperoleh karyawan yang bermutu.
Dengan sistem kompensasi yang baik akan menarik
lebih banyak calon karyawan. Dengan banyaknya
calon karyawan akan lebih banyak mempunyai
peluang untuk memilih karyawan yang bermutu
tinggi.
e. Pengendalian biaya.
16. Dengan sistem pemberian kompensasi yang baik ,
akan mengurangi seringnya melakukan rekruitmen,
sebagai akibat dari makin seringnya karyawan yang
ke luar mencari pekerjaan yang lebih
menguntungkan. System kompensasi yang rasional
membantu perusahaan memperoleh dan
mempertahankan para karyawan dengan biaya yang
beralasan. Tanpa manajemen kompensasi efektif,
bias jadi pekerja dibayar dibawah atau diatas
standard.
f. Memenuhi peraturan-peraturan.
Sistem administrasi kompensasi yang baik ,
merupakan tuntutan dari pemerintah (hukum).
System gaji dan upah yang sehat
mempertimbangkan factor-faktor legal yang
dikeluarkan pemerintah dan menjamin pemenuhan
kebutuhan.
D. Pengertian Survai Benchmarking Kompensasi
Benchmarking adalah pendekatan yang secara terus menerus
mengukur dan membandingkan produk barang dan jasa, dan proses -
proses dan praktik-praktiknya terhadap standar ketat yang ditetapkan oleh
para pesaing atau mereka yang dianggap unggul dalam bidang tersebut.
Benchmarking sebagai tolak ukur dalam suatu perusahaan
Benchmarking adalah suatu proses yang biasa digunakan dalam
manajemen atau umumnya manajemen strategis, dimana suatu
unit/bagian/organisasi mengukur dan membandingkan kinerjanya terhadap
aktivitas atau kegiatan serupa unit/bagian/organisasi lain yang sejenis baik
secara internal maupun eksternal.Darihasilbenchmarking, suatu organisasi
dapat memperoleh gambaran dalam (insight) mengenai kondisi kinerja
organisasi sehingga dapat mengadopsi bestpracticeuntukmeraih sasaran
yang diinginkanHal yang sangat penting dan bernilai manfaat tinggi dalam
benchmarking adalah bahwa dengan aktivitas ini memungkinkan korporasi
untuk melihat jauh ke depan melampaui paradigma berfikir terkait dengan
kinerja prosesbisnis. Dengan melakukan benchmark terhadap perusahaan
lain, korporasi dapat secara nyata meningkatkan kesesuaian solusi masa
depan terhadap permasalahan saat ini.
Dengan proses benchmark, korporasi dapat melakukan loncatan
kuantum dalam kinerja dengan terjadinya penurunan waktu siklus belajar
dan penetapan tujuan manajemen yang baru berdasar pada pengalaman
dan praktek baik yang ada pada perusahaan pesaing yang diakui terbaik
17. dalam bidangnya. Benchmarking adalah alat bantu untuk memperbaiki
kualitas dengan aliansi antar partner untuk berbagi informasi dalam proses
dan pengkuruan yang akan menstimulasi praktek inovatif dan pemperbaiki
kinerja.
Dalam aktivitas ini akan dapat ditemukan dan diterapkan praktek
terbaik yang mempercepat laju perbaikan dengan memberikan model
nyata dan merealisasikan perbaikan tujuan, sehingga praktek baik ini
akanmendorong proses yang bersifat positif, proaktif, terstruktur yang
mempengaruhi perubahan operasi organisasi. Dengan benchmarking,
korporasi melakukan pengukuran produk, layanan, dan praktek bisnisnya
dengan membandingkan terhadap pesaing utama maupun korporasi yang
diakui sebagai pemimpin dalam bisnisnya.
E. Kompensial Financial Langsung
Kompensasi finansial secara langsung memiliki berbagai bentuk,
diantaranya gaji pokok atau upah minimum, upah prestasi, insentif yang
berupa bonus, bagi hasil, komisi dan opsi saham), dan pembayaran
tertangguh (program tabungan dan anuitas embelian saham)
System kompensasi
1. Sistem Prestasi
Upah menurut prestasi kerja sering juga disebut dengan upah
sistem hasil. Pengupahan dengan cara ini mengaitkan secara
langsung antara besarnya upah dengan prestasi kerja yang
ditujukan oleh karyawan yang bersangkutan. Sedikit
banyaknya upah tersebut tergantung pada sedikit banyaknya hasil
yang dicapai karyawan dalam waktu tertentu. Cara ini dapat
diterapkan bila hasil kerja dapat diukur secara kuantitatif. Cara ini
dapat mendorong karyawan yang kurang produktif menjadi lebih
produktif. Cara ini akan sangat menguntungkan bagi karyawan
yang dapat bekerja cepat dan berkemampaun tinggi. Contoh
kompensasi sistem hasil : per potong, per meter, per kilo, per liter
dan sebagainya
2. Sistem Waktu
Besarnya kompensasi dihitung berdasarkan standar waktu seperti
Jam, Hari, Minggu, Bulan. Besarnya Upah ditentukan oleh
lamanya karyawan melaksanakan atau menyelesaikan suatu
pekerjaan. Umumnya cara ini digunakan bila ada kesulitan dalam
menerapkan cara pengupahan berdasarkan prestasi.
3. Sistem kontrak/ borongan
Penetapan besarnya upah dengan sistem kontrak / borongan
didasarkan atas kuantitas, kualitas dan lamanya peyelesaian
18. pekerjaan yang sesuai dengan kontrak perjanjian. Untuk
mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, maka
dalam kontrak juga dicantumkan ketentuan mengenai
“konsekuensi” bila pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan
perjanjian baik secara kuantitas, kualitas maupun lamanya
penyelesaian pekerjaan. Sistem ini biasanya digunakan untuk jenis
pekerjaan yang dianggap merugikan bila dikerjakan oleh karyawan
tetap dan /atau jenis pekerjaan yang tidak mampu dikerjakan oleh
karyawan tetap.
F. Tunjangan Non Finansial
berupa pekerjaan (tugas-tugas yang menarik, tantangan, tanggung
jawab, pengakuan dan rasa pencapaian). Lingkungan kerja (kebijakan-
kebijakan yang sehat, supervise yang kompoten, kerabat yang
menyenangkan, lingkungan kerja yang nyaman).
Pada kompensasi non finansial ada dua jenis yang dapat diketahui
diantaranya
1. Pekerjaan
Pada kompensasi yang berkaitan dengan pekerjaan biasanya berupa
tugas-tugas yang menarik dan menantang, pemberian tanggung
jawab, pujian dan apresiasi, pengakuan, serta pencapaian.
2. Lingkungan Kerja
Sedangkan dalam lingkungan kerja kompensasi berkaitan dengan
berbagai kebijakan yang mendukung, manajer maupun bawahan
yang memiliki kompetensi, patner/rekan satu tim yang kooperatif,
dan suasana nyaman pada lingkungan kerja.
19. BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah
1. Penilaian prestasi kerja merupakan sebuah proses formal untuk
melakukan pen-injauan ulang dan evaluasi prestasi kerja seseorang
secara periodic. Dapat diartikan juga penilaian prestasi adalah
suatu analisa yang adil dan jujur tentang nlai karyawan bagi
organisasi.
2. kompensasi adalah semua bentuk kembalian financial, jasa-jasa
terwujud dan tunjangan yang diperoleh karyawan sebagai bagian
dari hubungan kekaryawanan
3. Kebijaksanaan kompensasi, baik besarnya, susunannya, maupun
waktu pembayarannya dapat mendorong gairah kerja dan
keinginan karyawan untuk mencapai prestasi kerja yang optimal
sehingga membantu terwujudnya sasaran perusahaan. Besarnya
kompensasi harus ditetapkan berdasarkan analisis pekerjaan, posisi
jabatan, konsistensi internal, serta berpedoman kepada keadilan
dan undang-undang perburuhan.
4. Benchmarking adalah pendekatan yang secara terus menerus
mengukur dan membandingkan produk barang dan jasa, dan proses
- proses dan praktik-praktiknya terhadap standar ketat yang
ditetapkan oleh para pesaing atau mereka yang dianggap unggul
dalam bidang tersebut
5. Kompensasi finansial secara langsung memiliki berbagai bentuk,
diantaranya gaji pokok atau upah minimum, upah prestasi, insentif
yang berupa bonus, bagi hasil, komisi dan opsi saham), dan
pembayaran tertangguh (program tabungan dan anuitas embelian
saham).
6. berupa pekerjaan (tugas-tugas yang menarik, tantangan, tanggung
jawab, pengakuan dan rasa pencapaian). Lingkungan kerja
(kebijakan-kebijakan yang sehat, supervise yang kompoten,
kerabat yang menyenangkan, lingkungan kerja yang nyaman).
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan
tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang
tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
20. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga
bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang
telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar
pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka
makalah