Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasca persalinan. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan pasca persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robekan serviks atau vagina
Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasca persalinan. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan pasca persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robekan serviks atau vagina
Tanda bahaya kehamilan muda dan lanjuteriyanti2517
Tanda bahaya kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki suatu tanda bahaya atau risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Tiran, 2007)
PT PLN (Persero) is an electrical service provider in Indonesia. With a vision to be a "recognized as a growing, superior, and trusted world class company which is relying on Potensi Insani", PT PLN (Persero) is committed to electrify the entire archipelago. We believe that human potential is the greatest asset and our future, so we are investing heavily to get the future leader candidates who will develop PT PLN (Persero) became a World-class company and face the future business challenges.
Career opportunities in PT PLN (Persero) is very large because our business ranges from upstream to downstream, ranging from power plant, transmission to distribution to the customer and other supported services. Please join us.
The 2015 PT PLN (Persero) Open Recruitment Level Bachelor Degree / Diploma IV / Diploma III
Educational Qualifications
Possess Bachelor degree / Diploma IV graduate majoring in:
Electrical Engineering, Powerline, Electricity Power System (Code: S1 / ELE)
Power Low, Electronics, Instrument, Control (Code: S1 / ALE)
Mechanical Engineering (Code: S1 / MES)
Industrial Engineering (Code: S1 / IND)
Diploma III graduate majoring in:
Electrical Engineering, Powerline, Electricity Power System (Code: D.III / ELE)
Power Low, Electronics, Instrument, Control (Code: D.III / ALE)
Mechanical Engineering (Code: D.III / MES)
Civil Engineering (Code: D.III / SIP) (Makassar Only)
Marketing Management, Trade Administration, Business Administration, Office Administration (Code: D.III / MAN)
Qualifications
Not married and willing to not get married during Diklat Prajabatan
Born in 1989 or thereafter for Bachelor degree / Diploma 4 graduate
Born in 1991 or thereafter for Diploma 3 graduate
Minimum GPA 2.75 for S1/ELE, S1/MES, S1/ALE, S1/IND, D.III/ELE, D.III/ALE, D.III/MES, D.III/SIP positions
Minimum GPA 3.00 for D.III/MAN position
Required Documents
Application letter, addressed to: PT PLN (Persero) c.q. Kepala Divisi Pengembangan SDM dan Talenta
Curriculum vitae
Copy of birth certificate (if doesnt have yet, can be submitted on Interview)
Legalized copy of education diploma / Surat Keterangan Lulus
Legalized copy of latest education transcript
Copy of National Identity Card (KTP)
2 pieces 3x4 size recent colour photograph (write your name on back side)
For cross majors program graduate (Diploma III graduate continued to Bachelor degree / Diploma IV) please also submitted: legalized copy of Diploma 3 diploma and transcript
For last semester student who are currently completing the final project / thesis, are encourage to apply with the terms:
Will be graduated no later than November 2015
Attach Surat Keterangan Sedang Mengerjakan Tugas Akhir / Skripsi when applying
During the selection process, if there is a data mismatch, the applicant will be knocked out
Selecti
HOTOGEL - Situs Bandar Togel Terpercaya dan Toto Togel Hadiah Terbesar.pdfHOTOGEL
HOTOGEL merupakan situs bandar togel online resmi terpercaya yang mampu menyediakan bergam jenis pasaran togel terlengkap serta toto togel hadiah terbesar di Indonesia saat ini.
“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan sistem yakni berupa pendefin...amallia7
“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan sistem yakni berupa pendefinisian dari kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi, dan menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
“tahap setelah analisa dari siklus pengembangan sistem yakni berupa pendefin...
Makalah lengkap perdarahan antepartum
1. PERDARAHAN ANTEPARTUM Page 1
MATA KULIAH : ASKEB IV
DOSEN PEMBIMBING :SARTINS, SST.
’Perdarahan Antepartum’’
‘
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1
1. ALFINI AMBO
2. DEWI SARTINA
3. CECE INDRAWATI
4.EKA FITRIANI
5. WD.WIWIN RETNO F.
PRODI D3 KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN
PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA
TAHUN AJARAN
2014
2. PERDARAHAN ANTEPARTUM Page 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat,hidayah
dan inayah-Nya, suatu kebahagiaan yang tiada terkira,satu keAgungan dari sang pencipta
ALLAH SWT melalui tangan dan pikiran kami Insya Allah dengan izin-Nya kami dapat
menyelesaikan serta menyajikan tugas ASKEB IV yang berjudul ‘’Perdarahan
Antepartum’’.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyusun tugas ini demi pengembangan kreatifitas kami dan
kesempurnaan tugas ini, kami menginginkan saran dari para pembaca, baik dari segi isi,
istilah serta pemaparannya.
Harapan kami semoga pada tugas yang akan datang bisa menjadi lebih baik lagi. Akhir
kata, semoga tugas ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca Amin.
Raha, 8 Mei 2014
Penulis
3. PERDARAHAN ANTEPARTUM Page 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan…………………………………………..............................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perdarahan Antepartum……………………………….………….2
B. Jenis-Jenis Perdarahan Antepartum…………………………….…………….2
1. Solusio Plasenta.……………………………………………...………2
2. Plasenta Previa………………………………………………...……...9
3. Insertio Velamentosa………………………………………….....….13
4. Vasa Previa………………………………………………….………14
5. Plasenta Sirkumvalata………………………………………………15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………….…………………………………..............16
B. Saran ……………...........………….……………………………….….…...16
DAFTAR PUSTAKA
4. PERDARAHAN ANTEPARTUM Page 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai suatukelainan yang
berbahaya. Pendarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus,
sedangkan pada kehamilan tua disebut perdaraha antepartum. Perdarahan antepartum
biasanya dibatasi pada perdarahan jalan-lahir setelah kehamilan 28 minggu.
Perdarahan setelah kehamilan 28 minggu, biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya
daripada sebelum kehamilan 28 minggu; oleh karena itu, memerlukan penangan yang
berbeda.
Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan
plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta
umumnya kelainan servik, biasanya tidak seberapa berbahaya. Pada perdarahan
antepartum pertama-tama harus selalu dipikir bahwa hal itu bersumber pada kelainan
plasenta
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah
dalam penulisan ini adalah macam penyebab perdarahan antepartum yang bersumber
pada kelainan plasenta.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tentang pendarahan antepartum.
2. Tujuan Khusus.
1.Mengetahui batasan perdarahan antepartum pada kehamilan
2.Mengetahui dan memahami pendarahan antepartum yang bersumber pada
kelainan plasenta
5. PERDARAHAN ANTEPARTUM Page 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendarahan Antepartum
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada triwulan terakhir dari
kehamilan. Batas teoritis antara kehamilan muda dan kehamilan tua adalah kehamilan
28 minggu tanpa melihat berat janin, mengingat kemungkinan hidup janin diluar
uterus. Perdarahan setelah kehamilan 28 minggu biasanya lebih banyak dan lebih
berbahaya daripada sebelum kehamilan 28 minggu, oleh karena itu memerlukan
penanganan yang berbeda.
Pada setiap perdarahan antepartum pertama-tama harus selalu dipikirkan
bahwa hal itu bersumber pada kelainan plasenta, karena perdarahan antepartum yang
berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan kelainan serviks
tidak seberapa berbahaya.
Komplikasi yang terjadi pada kehamilan trimester 3 dalam hal ini perdarahan
antepartum, masih merupakan penyebab kematian ibu yang utama. Oleh karena itu,
sangat penting bagi bidan mengenali tanda dan komplikasi yang terjadi pada penderita
agar dapat memberikan asuhan kebidanan secara baik dan benar, sehingga angka
kematian ibu yang disebabkan perdarahan dapat menurun.
B. Jenis-jenis perdarahan antepartum
A.Solusio Plasenta
a. Definisi
1. Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau keseluruhan plasenta dari
implantasi normalnya (korpus uteri) setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum
janin lahir.
2. Cunningham dalam bukunya mendefinisikan solusio plasenta sebagai separasi
prematur plasenta dengan implantasi normalnya korpus uteri sebelum janin lahir.
3. Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasi normalnya
sebelum janin lahir, dan definisi ini hanya berlaku apabila terjadi pada kehamilan di
atas 22 minggu atau berat janin di atas 500 gram.
6. PERDARAHAN ANTEPARTUM Page 6
b. Etiologi
Penyebab primer belum diketahui pasti, namun ada beberapa faktor yang menjadi
predisposisi
1. Faktor kardio-reno-vaskuler
Glomerulonefritis kronik, hipertensi essensial, sindroma preeklamsia dan eklamsia.
Pada penelitian di Parkland, ditemukan bahwa terdapat hipertensi pada separuh
kasus solusio plasenta berat, dan separuh dari wanita yang hipertensi tersebut
mempunyai penyakit hipertensi kronik, sisanya hipertensi yang disebabkan oleh
kehamilan.
2. Faktor trauma
-. Dekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli.
-.Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang banyak/bebas,
versi luar atau tindakan pertolongan persalinan
-. Trauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.
3. Faktor paritas ibu
Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara. Beberapa penelitian
menerangkan bahwa makin tinggi paritas ibu makin kurang baik keadaan
endometrium
4. Faktor usia ibu
Makin tua umur ibu, makin tinggi frekuensi hipertensi menahun.
7. PERDARAHAN ANTEPARTUM Page 7
5. Leiomioma uteri (uterine leiomyoma) yang hamil dapat menyebabkan solusio
plasenta apabila plasenta berimplantasi di atas bagian yang mengandung
leiomioma.
6. Faktor pengunaan kokain
Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian tekanan darah dan peningkatan
pelepasan katekolamin yang bertanggung jawab atas terjadinya vasospasme
pembuluh darah uterus dan berakibat terlepasnya plasenta. Namun, hipotesis ini
belum terbukti secara definitif
7. Faktor kebiasaan merokok
Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus solusio plasenta
sampai dengan 25% pada ibu yang merokok ≤ 1 (satu) bungkus per hari. Ini dapat
diterangkan pada ibu yang perokok plasenta menjadi tipis, diameter lebih luas dan
beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinya
8. Riwayat solusio plasenta sebelumnya
Hal yang sangat penting dan menentukan prognosis ibu dengan riwayat solusio
plasenta adalah bahwa resiko berulangnya kejadian ini pada kehamilan berikutnya
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak memiliki riwayat
solusio plasenta
9. Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uterus pada vena
cava inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh adanya kehamilan, dan
lain-lain.
c. Klasifikasi
1.Trijatmo Rachimhadhi membagi solusio plasenta menurut derajat pelepasan
plasenta
Solusio plasenta totalis, plasenta terlepas seluruhnya.
Solusio plasenta partialis, plasenta terlepas sebagian.
Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil pinggir plasenta yang terlepas.
2.Pritchard JA membagi solusio plasenta menurut bentuk perdarahan
Solusio plasenta dengan perdarahan keluar
Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi, yang
membentuk hematoma retroplacenter
Solusio plasenta yang perdarahannya masuk ke dalam kantong amnion .
8. PERDARAHAN ANTEPARTUM Page 8
3.Cunningham dan Gasong masing-masing dalam bukunya mengklasifikasikan
solusio plasenta menurut tingkat gejala klinisnya, yaitu:
Ringan : perdarahan <100-200 cc,uterus tidak tegang, belum ada tanda
renjatan, janin hidup,pelepasan plasenta <1/6 bagian permukaan,kadar
fibrinogen plasma >150 mg%
Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda pre renjatan,
gawat janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian
permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%.
Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda renjatan, janin
mati, pelepasan plasenta dapat terjadi lebih 2/3 bagian atau keseluruhan.
d. Gambaran Klinis
a. Solusio plasenta ringan
Solusio plasenta ringan ini disebut juga ruptura sinus marginalis, dimana terdapat
pelepasan sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak. Apabila terjadi
perdarahan pervaginam, warnanya akan kehitam-hitaman dan sedikit sakit. Perut
terasa agak sakit, atau terasa agak tegang yang sifatnya terus menerus. Walaupun
demikian, bagian-bagian janin masih mudah diraba. Uterus yang agak tegang ini
harus selalu diawasi, karena dapat saja menjadi semakin tegang karena perdarahan
yang berlangsung.
b. Solusio plasenta sedang
Dalam hal ini plasenta terlepas lebih dari 1/4 bagian, tetapi belum 2/3 luas
permukaan Tanda dan gejala dapat timbul perlahan-lahan seperti solusio plasenta
ringan, tetapi dapat juga secara mendadak dengan gejala sakit perut terus menerus,
yang tidak lama kemudian disusul dengan perdarahan pervaginam. Walaupun
perdarahan pervaginam dapat sedikit, tetapi perdarahan sebenarnya mungkin telah
mencapai 1000 ml. Ibu mungkin telah jatuh ke dalam syok, demikian pula janinnya
yang jika masih hidup mungkin telah berada dalam keadaan gawat. Dinding uterus
teraba tegang terus-menerus dan nyeri tekan sehingga bagian-bagian janin sukar
untuk diraba. Jika janin masih hidup, bunyi jantung sukar didengar. Kelainan
pembekuan darah dan kelainan ginjal mungkin telah terjadi,walaupun hal tersebut
lebih sering terjadi pada solusio plasenta berat
c. Solusio plasenta berat
9. PERDARAHAN ANTEPARTUM Page 9
Plasenta telah terlepas lebih dari 2/3 permukaannnya. Terjadi sangat tiba-tiba.
Biasanya ibu telah jatuh dalam keadaan syok dan janinnya telah meninggal. Uterus
sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri. Perdarahan pervaginam tampak tidak
sesuai dengan keadaan syok ibu, terkadang perdarahan pervaginam mungkin saja
belum sempat terjadi. Pada keadaan-keadaan di atas besar kemungkinan telah terjadi
kelainan pada pembekuan darah dan kelainan/gangguan fungsi ginjal
e. Komplikasi
1. Syok perdarahan
Pendarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta hampir tidak dapat
dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan segera. Bila persalinan telah
diselesaikan, penderita belum bebas dari perdarahan postpartum karena kontraksi
uterus yang tidak kuat untuk menghentikan perdarahan pada kala III . Pada solusio
plasenta berat keadaan syok sering tidak sesuai dengan jumlah perdarahan yang
terlihat
2. Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan komplikasi yang sering terjadi pada penderita solusio
plasenta, pada dasarnya disebabkan oleh keadaan hipovolemia karena perdarahan
yang terjadi. Biasanya terjadi nekrosis tubuli ginjal yang mendadak, yang umumnya
masih dapat ditolong dengan penanganan yang baik.
3. Kelainan pembekuan darah
Kelainan pembekuan darah biasanya disebabkan oleh hipofibrinogenemia.
4. Apoplexi uteroplacenta (Uterus couvelaire)
Pada solusio plasenta yang berat terjadi perdarahan dalam otot-otot rahim dan di
bawah perimetrium kadang-kadang juga dalam ligamentum latum. Perdarahan ini
menyebabkan gangguan kontraktilitas uterus dan warna uterus berubah menjadi
biru atau ungu yang biasa disebut Uterus couvelaire.
Komplikasi yang dapat terjadi pada janin:
1) Fetal distress.
2) Gangguan pertumbuhan/perkembangan.
3) Hipoksia.
4) Anemia.
5) Kematian
f. Diagnosis
10. PERDARAHAN ANTEPARTUM Page 10
1. Anamnesis
Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut
Perdarahan pervaginam yang sifatnya dapat hebat dan sekonyong-
konyong(non-recurrent) terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah yang
berwarna kehitaman
Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti
Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang-kunang.
Kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.
2. Inspeksi
Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.
Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.
Terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu).
3. Palpasi
Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
Uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois (wooden
uterus) baik waktu his maupun di luar his.
Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.
Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena perut (uterus) tegang.
4. Auskultasi
Sulit dilakukan karena uterus tegang, bila DJJ terdengar biasanya di atas 140,
kemudian turun di bawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas lebih
dari 1/3 bagian.
5. Pemeriksaan dalam
Serviks dapat telah terbuka atau masih tertutup.
Kalau sudah terbuka maka plasenta dapat teraba menonjol dan tegang
Apabila plasenta sudah pecah dan sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini akan
turun ke bawah dan teraba pada pemeriksaan, disebut prolapsus placenta
6. Pemeriksaan umum
Tekanan darah semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita
penyakit vaskuler, tetapi akan turun dan pasien jatuh dalam keadaan syok. Nadi
cepat dan kecil
7. Pemeriksaan laboratorium
11. PERDARAHAN ANTEPARTUM Page 11
Urin : Albumin (+), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukan silinder dan
leukosit.
Darah : Hb menurun, periksa golongan darah, lakukan cross-
match test. Karena pada solusio plasenta sering terjadi kelainan
pembekuan darah hipofibrinogenemia
8. Pemeriksaan plasenta.
Plasenta biasanya tampak tipis dan cekung di bagian plasenta yang terlepas
(kreater) dan terdapat koagulum atau darah beku yang biasanya menempel di
belakang plasenta, yang disebut hematoma retroplacenter.
9. Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG)
Pada pemeriksaan USG yang dapat ditemukan antara lain :Terlihat daerah
terlepasnya plasenta, Janin dan kandung kemih ibu, Darah, Tepian plasenta
g. Terapi/Penatalaksanaan
1. Solusio plasenta ringan
Bila usia kehamilan kurang dari 36 minggu dan bila ada perbaikan (perdarahan
berhenti, perut tidak sakit, uterus tidak tegang, janin hidup) dengan tirah baring
dan observasi ketat, kemudian tunggu persalinan spontan.
Bila ada perburukan (perdarahan berlangsung terus, gejala solusio plasenta makin
jelas, pada pemantauan dengan USG daerah solusio plasenta bertambah luas),
maka kehamilan harus segera diakhiri. Bila janin hidup, lakukan seksio sesaria,
bila janin mati lakukan amniotomi disusul infus oksitosin untuk mempercepat
persalinan
2. Solusio plasenta sedang dan berat
Apabila tanda dan gejala klinis solusio plasenta jelas ditemukan, penanganan di
rumah sakit meliputi transfusi darah, amniotomi, infus oksitosin dan jika perlu seksio
sesaria
Apabila diagnosis solusio plasenta dapat ditegakkan berarti perdarahan telah terjadi
sekurang-kurangnya 1000 ml. Maka transfusi darah harus segera diberikan.
Amniotomi akan merangsang persalinan dan mengurangi tekanan intrauterin.
Dengan melakukan persalinan secepatnya dan transfusi darah dapat mencegah
kelainan pembekuan darah. Persalinan diharapkan terjadi dalam 6 jam sejak
berlangsungnya solusio plasenta. Tetapi jika tidak memungkinkan, walaupun sudah
12. PERDARAHAN ANTEPARTUM Page 12
dilakukan amniotomi dan infus oksitosin, maka satu-satunya cara melakukan
persalinan adalah seksio sesaria
Apoplexi uteroplacenta tidak merupakan indikasi histerektomi. Tetapi jika
perdarahan tidak dapat dikendalikan setelah dilakukan seksio sesaria maka
histerektomi perlu dilakukan.
B. Plasenta Previa
a. Definisi
1. Plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir, (prae: didepan; vias:
jalan). Jadi yang dimaksud adalah plasenta yang implantasinya tidak normal ialah
rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian osium internum. Implantasi
plasenta yang normal ialah pada dinding depan atau dinding belakang rahim
didaerah fundus uteri. (Obsterti Patologi, Edisi 1984).
2. Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan
menutupi sebagian atau seluruh osteum uteri internum.
3. Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya subnormal, yaitu pada segmen bawah
uterus sehingga dapat menutupi seluruh atau sebagian jalan lahir.
b. Etiologi
Belum diketahui pasti, frekuensi plasenta previa menigkat pada grade multi para.
Primigravida tua. Bekas seksiosesarea, bekas aborsi, kelainan janin dan leiomioma
uteri.
c. Klasifikasi Plasenta Previa
Plasenta previa dibagi kedalam tiga bagian yaitu:
1. Plasenta previa totalis: seluruh internum tertutup oleh plasenta.
2. Plasenta previa lateralis: hanya sebagian dari ostium tetutup oleh plasenta.
3. Plaseta previa marginalis: hanya pada pingir ostium terdapat jaringan plasenta.
Dari klasifiskasi tersebut yang sama sekali tidak dapat melahirkan pervaginam yaitu
plasenta previa totalis seperti terdapat dalam gambar berikut :
13. PERDARAHAN ANTEPARTUM Page 13
d. Komplikasi
1. Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan, anemia karena
perdarahan plasentitis, dan endometritis pasca persalinan.
2. Pada janin biasanya terjadi persalinan premature dan komplikasi seperti Asfiksi
berat.
e. Gambaran Kinik
Pendarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan
pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau
bekerja biasa, perdarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan
berakibat fatal. Perdarahan berikutnya hampir selalu banyak dari pada sebelumnya,
apalagi kalau sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam. Sejak kehamilan 20
minggu segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan
serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat dari dinding uterus. Pada saat
ini dimulai terjadi perdarahan darah berwarna merah segar.
Sumber perdarahan ialah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta dari dinding
uterus perdarahan tidak dapat dihindari karena ketidak mampuan serabut otot segmen bawah
uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan, tidak sebagai serabut otot uterus untuk
menghentikan perdarahan kala III dengan plasenta yang letaknya normal makin rendah letak
plasenta makin dini perdarahan terjadi, oleh karena itu perdarahan pada plasenta
previa totalis akan terjadi lebih dini dari pada plasenta letak rendah, yang mungkin baru
berdarah setelah persalinan mulai.
f. Pemeriksaan diagnostic
14. PERDARAHAN ANTEPARTUM Page 14
1.Anamnesis.
Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu berlangsung tanpa nyeri
terutama pada multigravida, banyaknya perdarahan tidak dapat dinilai dari
anamnesis, melainkan dari pada pemeriksaan hematokrit.
2.Pemeriksaan Luar. Bagian bawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul
presentasi kepala, biasanya kepala masih terapung di atas pintu atas panggul
mengelak ke samping dan sukar didorong ke dalam pintu atas panggul.
3.Pemeriksaan In Spekulo. Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui apakah
perdarahan berasal dari osteum uteri eksternum atau dari ostium uteri eksternum,
adanya plasenta previa harus dicurigai.
4.Penentuan Letak Plasenta Tidak Langsung. Penentuan letak plasenta secara tidak
langsung dapat dilakukan radiografi, radioisotope, dan ultrasonagrafi.
Ultrasonagrafi penentuan letak plasenta dengan cara ini ternyata sangat tepat, tidak
menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan janinnya dan tidak menimbulkan rasa
nyeri.
5.Pemeriksaan Ultrasonografi. Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan implantasi
plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap ostium bila jarak tepi 5 cm disebut
plasenta letak rendah.
6.Diagnosis Plasenta Previa Secara Defenitif.. Dilakukan dengan PDMO yaitu
melakukan perabaan secara langsung melalui pembukaan serviks pada perdarahan
yang sangat banyak dan pada ibu dengan anemia berat, tidak dianjurkan melakukan
PDMO sebagai upaya menetukan diagnosis. (Saifudin, 2001)
g. Penatalaksanaan
a.Terapi ekopektif
1. Tujuan terapi ekopektif ialah supaya janin tidak terlahir premature, penderita
dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servikalis. Upaya
diagnosis dilakukan secara non-infansif pemantauan klinis dipantau secara ketat
dan baik.
Syarat-syarat terapi ekopektif:
1) Kehamilan preterm dan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti.
2) Belum ada tanda-tanda inpartu.
3) Keadaan umum ibu cukp baik.
15. PERDARAHAN ANTEPARTUM Page 15
4) Janin masih hidup.
2. Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotic profilaksis.
3. Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui inplantasi plasenta, usia kehamilan,
profil biofisik, letak dan presentasi janin.
4. Berikan tokolitik jika ada kontaraksi.
MgSO4 4 grm iv dosis awal dilanjutkan 4grm setiap 6 jam.
Betametason 24 mg iv dosis tunggal untuk pematangan paru janin.
5. Uji pematangan paru janin dengan tes kocok(bubble tes) dan hasil amniosentesis.
6. Bila setelah usia kehamilan diatas 24 minggu, plasenta masuh berada disekitar
ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi jelas, sehingga perlu
dilakukan observasi dan konseling untuk menghadapi kemungkinan keadaan gawat
janin.
b.Terapi aktif
1.Wanita hamil diatas 2 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan
banyak, harus segera ditatalaksanakan secara aktif tanpa memandang maturnitas
janin.
2.Untuk diagnosis plasenta previa dan menetukan cara menyelesaikan persalinan,
setelah semua persyaratan terpenuhi, lakukan PDMO jika:
Infuse atau tranfusi telah terpasang, kamar dan tim operasi telah siap.
Kehamilan ≥ 37 minggu (BB 2500 grm) dan inpartu.
Janin telah meniggal atau terdapat anomaly kongenital mayor (misal:
anensefali).
Perdarahan dengan bagian bawah janin telah jauh melewati pintu atas panggul
(2/5 atau 3/5 pada palpasi luar).
Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa adalah:
1. Seksio sesarea
1) Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan
ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tidak punya harapan untuk
hidup, tindakan ini tetap dilaksanankan.
2) Tujuan seksio sesarea.
Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera
berkontraksi dan menghentikan perdarahan.
16. PERDARAHAN ANTEPARTUM Page 16
Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada serviks uteri, jika
janin dilahirkan pervaginam.
3) Lakukan perawatan lanjut paska bedah termaksud pemantauan perdarahan,
infeksi dan keseimbangan cairan masuk, keluar.
C. Insertio Velamentosa
a.Definisi
Insertio velamentosa adalah insersi tali pusat pada selaput janin. Insersi
velamentosa sering terjadi pada kehamilan ganda. Pada insersi velamentosa, tali pusat
dihubungkan dengan plasenta oleh selaput janin. Kelainan ini merupakan kelainan
insersi funiculus umbilikalis dan bukan merupakan kelainan perkembangan plasenta.
Karena pembuluh darahnya berinsersi pada membran, maka pembuluh darahnya
berjalan antara funiculus umbilikalis dan plasenta melewati membran. Bila pembuluh
darah tersebut berjalan didaerah ostium uteri internum, maka disebut vasa previa.
Vasa previa ini sangat berbahaya karena pada waktu ketuban pecah, vasa previa dapat
terkoyak dan menimbulkan perdarahan yang berasal dari anak.
b. Gejala
Gejalanya ialah perdarahan segera setelah ketuban pecah dan karena perdarahan ini
berasal dari anak maka dengan cepat bunyi jantung anak menjadi buruk.
D. Vasa previa
a. definisi
Vasa praevia adalah komplikasi obstetrik dimana pembuluh darah janin melintasi
atau berada di dekat ostium uteri internum (cervical os). Pembuluh darah tersebut
17. PERDARAHAN ANTEPARTUM Page 17
berada didalam selaput ketuban (tidak terlindung dengan talipusat atau jaringan
plasenta) sehingga akan pecah bila selaput ketuban pecah.
b. Etiologi
Vasa previa terjadi bila pembuluh darah janin melintasi selaput ketuban yang
berada di depan ostium uteri internum. Pembuluh darah tersebut dapat berasal dari
insersio velamentosa dari talipusat atau bagian dari lobus suksenteriata (lobus
aksesorius). Bila pembuluh darah tersebut pecah maka akan terjadi robekan
pembuluh darah sehingga terjadi eksanguisasi dan kematian janin.
c. Patofisiologi
Penyebab dari pendarahan vasa previa yakni adaya pembuluh darah janin melintasi
selaput ketuban yang berada di depan ostium uteri internum. Dimana pembuluh
darah tersebut berasal dari insersio velamentosa. Patofisologi pendarahan vasa
previa disini hampir sama dengan etiologinya karena hampir semua berhubungan.
d. Maninfestasi klinik.
- Dapat timbul perdarahan pada kehamilan ³ 20 minggu
- Darah berwarna merah segar
- Tidak disertai atau dapat disertai nyeri perut (kontraksi uterus)
- Perdarahan segera setelah ketuban pecah dan karena perdarahan ini berasal dari
anak maka dengan cepat bunyi jantung anak menjadi buruk.
e. Diagnosa
Jarang terdiagnosa sebelum persalinan namun dapat diduga bila usg antenatal
dengan Coolor Doppler memperlihatkan adanya pembuluh darah pada selaput
ketuban didepan ostium uteri internum.
Tes Apt : uji pelarutan basa hemoglobin. Diteteskan 2 – 3 tetes larutan basa
kedalam 1 mL darah. Eritrosit janin tahan terhadap pecah sehingga campuran
akan tetap berwarna merah. Jika darah tersebut berasal dari ibu, eritrosit akan
segera pecah dan campuran berubah warna menjadi coklat.
Diagnosa dipastikan pasca salin dengan pemeriksaan selaput ketuban dan
plasenta
Seringkali janin sudah meninggal saat diagnosa ditegakkan mengingat bahwa
sedikit perdarahan yang terjadi sudah berdampak fatal bagi janin
18. PERDARAHAN ANTEPARTUM Page 18
f. Pemeriksaan penunjang
1. USG : biometri janin, plasenta (letak, derajat maturasi, dan kelainan), ICA.
2. Kardiotokografi:kehamilan > 28 minggu.
3. Laboratorium : darah perifer lengkap.
Penatalaksanaan
Segera di rujuk ke rumah sakit yang memadai yang dapat melakukan segera
seksio sesar.
E. Plasenta Sirkumvalata
Selama perkembangan amnion dan korion melipat kebelakang disekeliling
tepi-tepi plasenta. Dengan demikian korion ini masih berkesinambungan dengan tepi
plasenta tapi pelekatannya melipat kebelakang pada permukaan foetal.
Pada permukaan foetal dekat pada pinggir plasenta terdapat cincin putih. Cincin putih
ini menandakan pinggir plasenta, sedangkan jaringan disebelah luarnya terdiri dari
vili yang timbul ke samping, dibawah desidua. Sebagai akibatnya pinggir plasenta
mudah terlepas dari dinding uterus dan perdarahan ini menyebabkan perdarahan
antepartum. Hal ini tidak dapat diketahui sebelum plasenta diperiksa pada akhir
kehamilan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan ini yaitu:
1. Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada ibu hamil lebih dari 28 Minggu.
19. PERDARAHAN ANTEPARTUM Page 19
2. Penyebab perdarahan antepartum akibat kelainan plasenta yaitu:
o solusio plasenta
o Plasenta previa
o Insersio palamentosa
o Ruptur sinusmarginalis
o Plasenta sirkumvalata
o vasa previa
3.Jika terjdi salah satu perdarahan antepartum seperti yang telah dijelaskan diatas
maka sesegera mungkin harus di tindaki dengan baik
B. Saran
1. Bagi mahasiswi
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa mengenai
perdaahan antepartum sehingga kedepannya memberikan pelayanan kebidanan dan
dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi petugas kesehatan
Sebagai tenaga kesehatan jika terjadi perdarahan antepartum harus melakukan
penanganan sesegera mungkin.Bila perlu harus melakukan rujukan ke Rumah sakit
yang memiliki fasilitas operasi dan tranfusi darah.
DAFTAR PUSTAKA
Helen Varney dkk.2003.Asuhan Kebidanan Edisi 4.Penerbit Buku Kedokteran:Jakarta
Manuaba.1998.Ilmu Kebidanan,Penyakit kandungan,dan Keluarga berencana untuk
PendidikanBidan. EGC :Jakarta
20. PERDARAHAN ANTEPARTUM Page 20
Prawiroharjo,Sarwono.2007.Ilmu Kebidanan.Edisi Ketiga.Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo : Jakarta
Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/makalah-lengkap-perdarahan-
antepartum.html#ixzz2uzhpR6tR