SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL
TERHADAP Ny.D DI PUSKESMAS
BOJONG RAWALUMBU BEKASI
TAHUN 2016
Disusun Oleh :
RATNA IMAS INDRIYANI
NIM. 1409010
AKADEMI KEBIDANAN GEMA NUSANTARA
BEKASI
2016
2
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL
TERHADAP Ny. D DI PUSKESMAS
BOJONG RAWALUMBU BEKASI
TAHUN 2016
Disusun Oleh:
RATNA IMAS INDRIYANI
NIM. 1409010
Di setujui dan disahkan oleh :
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
Anjani Khairunnisa, S.ST Andhyani Kiteswara, Am.Keb
NIK :0424108830 NIP: 19871123 200902 2001
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu dan angka kematian perinatal di Indonesia masih
tergolong sangat tinggi. Menurut definisi WHO (World Health
Organization) “Kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu
hamil atau dalam 42 hari sesudah bersalin. Akhirnya kehamilan oleh sebab
apapun”. Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan
ibu. Penyebab kematian ibu tersebut adalah perdarahan 28%, infeksi 11%,
persalinan macet / distosia 5%, eklampsi 24%, komplikasi masa puerperium
8%, abortus 5%,emboli obat 3%. (Depkes RI, 2015)
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) ketika
melahirkan di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. berdasarkan
laporan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) mencatat tentang
AKI tahun 2007 yaitu 228 kematian (132-323) per 1000.000 kelahiran hidup.
Tetapi lima tahun kemudian atau pada tahun 2012, AKI meningkat menjadi
359 (239-478) per 100.000 kelahiran hidup, Kondisi inilah yang membuat
Indonesia disebutnya belum dapat memenuhi harapan target Millenium
Development Goals (MDGs) tahun 2015, yang seharusnya AKI ditargetkan
turun menjadi 112 per 100 ribu kelahiran hidup.
Faktanya AKI justru meningkat dan kini menjadi 359 kematian per 100
ribu kelahiran hidup. Sementara itu, kepala badan penelitian dan
pengembangan kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia
mengatakan, penyebab tertinggi kematian ibu setelah melahirkan salah
satunya adalah pada ibu yang perdarahan post partum 20,3 persen. (Profil
PKBI, 2015)
Tidak hanya perdarahan Post Partum, namun penyebab kematian ibu
pada masa nifas lainnya yaitu biasa disebabkan oleh infeksi nifas (10%), ini
terjadi karena kurangnya perawatan pada luka, eklampsi (13%), dan
komplikasi masa nifas lainnya (11%). (Joni, 2011)
Lebih kritis lagi, banyak ibu post partum yang kurang mengetahui
tentang perawatan masa nifas dan masih banyak ibu yang bergantung dengan
tenaga kesehatan ataupun keluarga untuk melakukan sebuah perawatan pada
dirinya seperti perawatan payudara, defekasi, melakukan perawatan pada luka
perineum, ibu post partum yang masih takut untuk buang air kecil karena
adanya luka jahitan pada perineum, dan lain-lain. (Chapter. 2015)
Keadaan tersebut memacu kita untuk dapat melaksanakan asuhan
kebidanan yang tepat pada ibu nifas dengan memantau keadaaannya,
memberikan informasi dan pengetahuan tentang pentingnya perawatan pada
masa nifas.
Maka dengan ini penulis tertarik membuat laporan dengan menerapkan
dan mengaplikasikan manajemen asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap
Ny.D di Puskesmas Bojong Rawalumbu.
B. Tujuan
A. Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan Kebidanan dengan menggunakan manajemen
SOAP dengan pola pikir varney yang tepat pada ibu nifas.
B. Tujuan Khusus
a. Mampu menguraikan informasi/data subjektif yang diperoleh dari ibu
nifas.
b. Mampu mengumpulkan data objektif yang diperoleh dari apa yang
dilihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu melakukan pemeriksaan dan
hasil laboratorium terhadap ibu nifas.
2
c. Mampu membuat kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif
atau objektif ibu nifas.
d. Mampu membuat perencanaan sesuai dengan hasil pemeriksaan
terhadap ibu nifas.
C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan (Akademi Kebidanan Gema Nusantara)
Institusi pendidikan memperoleh gambaran tentang sejauh mana para
mahasiswa memahami ilmu yang diperoleh serta keterampilan tentang
asuhan kebidanan post partum yang telah diberikan oleh institusi
pendidikan mengenai Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
2. Bagi Lahan Praktek (Puskesmas Bojong Rawalumbu)
a. Memberikan masukan sebagai aplikasi antara teori dan praktek serta
menciptakan kerja sama yang bermanfaat bagi Institusi. Tempat
praktek dan mahasiswa yang melakukan kegiatan asuhan kebidanan
pada ibu nifas.
b. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kesehatan khususnya
bidan mengenai asuhan kebidanan pada ibu nifas, sehingga dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan di lapangan.
c. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi tenaga kesehatan,
khususnya bidan dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu
nifas.
3. Bagi Mahasiswa
a. Menambah wawasan dan pengetahuan, serta lebih teliti dan dapat
melaksanakan asuhan kebidanan ibu nifas, berguna menghindari
masalah yang tidak diinginkan dalam penanganan ibu nifas.
b. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu nifas, serta mahasiswa mampu
3
menerapkan semua pembelajaran yang telah di dapatkan dilahan
peraktik dan menerapkan di institusi pendidikan, sebagai wawasan
dan pengetahuan tambahan.
4. Bagi Klien
Diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan pada ibu nifas.
Sehingga ibu dapat terhindar dari berbagai masalah selama masa post
partum.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Puerperium berasal adari bahasa latin yaitu puer artinya bayi, dan parous
artinya melahirkan atau masa sesudah melahirkan, yang berlangsung kurang
lebih 6 minggu. (Saleha, Siti. 2009 2)
Masa nifas ( puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari). (Nanny, Vivian. 2011 : 1)
Masa nifas adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin
(menandakan akhir periode inpartu) sehingga kembalinya reproduksi wanita
pada kondisi tidak hamil. (Varney, 2007)
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah persalinan yang diperlukan
untuk pemulihan alat kandungan yang lamanya 6 minggu.
(Obstetri dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Padjadjaran Bandung, hal : 315)
B. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisik maupun psikis
berupa perubahan organ reproduksi, terjadinya proses laktasi, terbentuknya
hubungan antara orang tua dan bayi dengan memberikan dukungan. Atas
dasar tersebut perlu dilakukan suatu pendekatan antara ibu dan keluarga
dalam manajemen kebidanan.
C. Prinsip dan Sasaran Pada Masa Nifas
Prinsip asuhan kebidanan pada masa nifas dan menyusui haruslah
bermutu tinggi serta tanggapan terhadap budaya setempat. Jika dijabarkan
lebih luas sasaran asuhan kebidanan pada masa nifas meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Peningkatan kesehatan fisik dan psikologis
2. Identifikasi penyimpangan dari kondisi normal baik fisik dan psikis
3. Mendorong agar dilaksanakan metode yang sehat tentang pemberian
makan anak pencegahan, diagnosis dini, dan pengobatan komplikasi pada
ibu
4. Merujuk ibu keasuhan tenaga ahli jika perlu
5. Imunisasi ibu terhadap tetanus
(Vivian, Nanny. 2011 : 1)
D. Tujuan Asuhan Pada Masa Nifas
Adapun tujuan asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai berikut:
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologis
2. Mendeteksi masalah, mengobati dan merujuk apabila terjadi komplikasi
pada ibu maupun bayi.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi, cara
dan manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi sehari-hari
4. Memberikan pelayanan KB.
(suherni. dkk. 2009 : 1)
5. Memberikan pendidikan mengenai laktasi dan perawatan payudara yaitu
seperti berikut:
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering
6
b. Menggunakan bra yang menyokong payudara.
c. Apabila payudara lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada
sekitar puting susus setiap kali selesai menyusui.
d. Lakukan pengompresan apabila bengkak dan terjadinya bendungan
ASI.
(Nanny, Vivian. 2011 : 2)
E. Tanda Bahaya Masa Nifas
Ada beberapa tanda bahaya yang harus diperhatikan oleh bidan/tenaga
kesehatan atau ibu sendiri, yaitu :
1. Demam > 37,50
c
2. Perdarahan aktif dari jalan lahir :
a. Dalam hal ini, perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba
bertambah banyak.
b. Perdarahan yang lebih dari perdarahan haid biasa atau bila
memerlukan penggantian pembalut 2 kali dalam setegah jam.
c. Bekuan darah yang banyak.
3. Muntah
4. Rasa sakit waktu buang air kecil/berkemih
5. Pusing/sakit kepala yang terus menerus atau masalah penglihatan kabur.
6. Lochea berbau, yakni pengeluaran vagina yang baunya menusuk
7
7. Sulit dalam menyusui atau payudara yang berubah menadi merah, panas,
dan atau terasa sakit
8. Sakit perut yang hebat/rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung
dan nyeri ulu hati
9. Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah
10. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau diri
sendiri
11. Pembengkakan
a. Pembengkakan di wajah atau di lengan
b. Rasa sakit, merah, lunak dan atau pembegkakan di kaki
12. Kehilangan nafsu makan dalamwaktu yang lama
(Maryunani, Anik. 2015 :40)
F. Tahapan Masa Nifas
Tahapan masa nifas merupakan suatu rangkaian setelah proses persalinan
dilaui oleh seorang wanita, beberapa tahapan masa nifas yang harus difahami
oleh seorang bidan antara lain:
1. Puerpurium dini
8
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerpurium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia, lamanya 6-8 minggu.
3. Remote Puerpurium
Waktu yang diperlukan uuntuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil atau bersalin memiliki komplikasi.
(Rukiyah, Ai yeyeh.dkk. 2014 : 5)
G. Perubahan / Adaptasi Fisiologis Masa Nifas
Dalam hal ini terdapat perubahan tanda-tanda vital, yaitu :
1. Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,20
C. sesdudah partus
dapat naik kurang lebih 0,50
C dari keadaan normal, namun tidak akan
melebihi 80
C. sesudah 2 jam pertama melahirkan umumnya suhhu badan
akan kembali normal. (Sulistyawati, 2009)
Suhu pada 24 jam post partum biasanya akan naik 37,5-380
C dan
kembali normal pada hari ke-3. (Maryunani, Anik. 2015 : 15)
2. Tekanan Darah
Tekanan darah sedikit mengalami penurunan sekitar 20 mmHg atau
lebih pada tekanan systole yang di akibatkan dari hipotensi ortotastik;
yang ditandai dengan sedikit pusing pada saat perubahan posisi dari
berbaring ke berdiri dalam 48 jam pertama persalinan
9
3. Nadi
a. Denyut nadi yang meningkat selama persalinan akhirnya kembali
normal setelah beberapa jam post partum.
b. Pada masa nifas, umumnya denyut nadi labil dibandingkan dengan
suhu tubuh.
c. Nadi berkisar antara 60-80 denyutan per menit setelah partus.
d. Denyut nadi dapat mengalami bradikardi 50-70 x/menit pada 6-8 jam
post partum akibat perubahan cardiac output (nadi normal 80-100
x/menit)
e. Penurunan volume darah mengikuti pemisah plasenta, konstraksi
uterus dan penigkatan stoke volume, dimana volume tersebut akan
kembali seperti sebelum hamil sekitar 3 bulan post partum.
f. Hemoragia, demam selama persalinan, dan nyeri akut atau persisten
dapat mempengaruhi proses ini.
g. Bila terdapat takikardi dan suhu tubuh tidak panas, mungkin ada
perdarahan berlebihan.
h. Dalam hal ini, apabila denyut nadi di atas 100 selama puerperium, al
tersebut abnormal dan mungkin menunjukan adanya infeksi atau
haemorhagik post partum lambat.
(Maryunani, Anik. 2015 : 14)
H. Perubahan Sistem Reproduksi
10
Alat-alat genetalia interna maupun eksterna, berangsur-angsur akan pulih
kembali seperti keadaan seelum hamil, hal ini disebut dengan Involus.
Involusi uteri merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus
dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan higga mencapai keadaan seperti
sebelum hamil. (Maryunani, Anik. 2015 : 17)
Proses involusi uterus adalah:
1. Autolysis
Merupakan proses penghancuran diri otot uterin. Enzim proteoloitik
akan mengecilkan jaringan otot yang telah sempat mengendur hingga 10 kali
panjangnya dari semula dan 5 kali lebar dari semua selama kehamilan.
2. Terdapat polimorph phagolitik dan macrophages didalam system vaskuler
dan system limpatik.
3. Efek oksitosin
Penyebab kontraksi dan retraksi otot rahim sehingga akan mengompres
pembuluh darah yang menyebabkan akan mengurangi suplai darah ke
uterus, proses ini akan mengakibatkan ukuran rahim semakin berkurang.
Tabel 2.1 Proses involusi uteri
Involusi
uteri
Tinggi Fundus
Uteri
Berat
uterus
(gr)
Diameter
bekas
melekat
plasenta
(cm)
Keadaan
serviks
11
Bayi lahir Setinggi pusat 1000
gram
Plasenta
lahir
2 jari di bawah
pusat
750
gram
12,5 cm Lembek
1 minggu
Pertengahan
simfisis
500
gram
7,5 cm Beberapa hari
setelah post
partum
2 minggu
Tak teraba di
atas simfisis
350
gram
3-4 cm dapat dilalui 2
jari, akhir
minggu
6 minggu Bertambah kecil 50-60
gram
1-2 cm Pertama dapat
dimasukki
8 minggu Sebesar normal 30
gram
1 jari
(Nanny, Vivian : 2011 : 57)
Tabel 2.2 Tinggi fundus uteri dan involusi uterus
Involusi Tinggi fundus Berat uterus
Plasenta lahir Sepusat 1000 gram
7 hari (1 minggu) Pertengahan pusat-
simpisis
500 gram
14 hari (2 minggu) Tak teraba 350 gram
42 hari (6 minggu) Sebesar hamil 2
minggu
50 gram
56 hari (8 minggu) normal 30 gram
(Rustam, Mochtar. 1998 : 115)
I. Pengeluaran Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai
reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organism berkembang lebih cepat
dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal.(Nanny, Vivian. 2011.
59)
12
Lockhea yaitu kotoran yang keluar dari liang senggama (vagina) dan
terdiri dari jaringan mati dan lender berasal dari rahim dan liang senggama
(vagina). (Maryunani, Anik. 2015 : 122)
Pengeluaran lockhea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya,
diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Lockhea rubra (kruenta)
Lockhea yang terjadi pada hari ke 1-3 setelah persalinan, warna merah
terang sampai dengan merah tua yang mengandung desidua.
Cairan rubra ini berupa cairan yang bercampur darah dan sisa-sisa
selaput ketuban, berbau amis. (Maryunani, Anik. 2015 : 122)
2. Lochkea sanguinolenta
Lockhea ini berwarna merah kuning berisi darah dan lender karena
pengaruh plasma darah, pengeluarannya pada hari ke 3-5 hari post partum.
3. Lockhea serosa
Pengeluaran secret berwarna merah muda sampai kecoklatan terjadi
pada hari ke-5 sampai hari ke-9 pasca persalinan, yang mengandung cairan
serosa, jaringan desidua, leukosit, dan eritrosit.
4. Lockhea alba
Lockhea ini muncul lebih dari hari ke-10 post partum. Warnanya lebih
pucat, putih kekuningan, serta lebih banyak mengandung leukosit,selaput
lender serviks, dan serabut jaringan yang mati.
(Nanny, Vivian. 2011 : 58-59)
13
5. Lochea Parulenta
Lochea Parulenta dijelaskan oleh rilis, misalnya, debit dan bau.
Teratur, hal ini terjadi karena penyakit dengan tujuan bahwa sementara
menghadapi lochea Parulenta seharusnya untuk segera melihat seorang
spesialis.
6. Lochiotosis
Lochiotosis adalah nama umum dimanfaatkan oleh kelompok terapi
ketika lochea tidak berubah dengan mudah.
(Tobat, Cristyana. 2015.)
J. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
Salah satu asuhan berkesinambungan adalah asuhan ibu selama masa
nifas, bidan mempunyai peran dan tanggung jawab antara lain :
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai
dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis
selama masa nifas.
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi, serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa
nyaman.
4. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa
nyaman.
14
5. Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang berkaitan ibu
dan anak, serta mampu melakukan kegiatan administrasi.
6. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
7. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang
baik, serta mempraktikkan kebersihan yang aman.
8. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosis dan rencana tindakan dan juga melaksanakannya
untuk mempercepat proses pemulihan, serta mencegah komplikasi dengan
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
9. Memberikan asuhan secara profesional.
(Nanny, Vivian. 2011 : 4)
K. Program Nasional dan Kebijakan Teknis pada Masa Nifas
Kunjungan dalam masa nifas bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru
lahir dan untuk mencegah, mendeteksi serta menangani masalah (Vivian,
Nanny. 2014 : 4)
Tabel 2.3 Jadwal Kunjungan Masa nifas
Kunjunga
n
Waktu Tujuan
1 6-8 jam a. Mencegah pendarahan karena atonia uteri
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
pendarahan,rujuk bila pendarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu dan salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri.
15
d. Pemberian ASI awal
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermi
g. Jika petugas kesehatan yang menolong persalinan ia
harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2
jam pertama setelah kelahiran sampai ibu dan bayi
dalam keadaan stabil.
2 6 hari
setelah
persalinan
a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda infeksi, demam, infeksi,
danpendarahan abnormal
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan,
dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e. Memeberikan konseling pada ibu mengenai aassuhan
pada bayi dan cara merawat tali pusat, serta menjaga
bayi tetap hangat.
3 2 minggu
setelah
peralianan
Sama dengan atas (6 hari setelah persalinan)
4 6 minggu
setelah
persalinan
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia
atau bayi alami dan Memberikan konseling KB secara
dini.
(Maryunani, Anik. 2015 : 9-12)
L. Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas
1. Nutrisi dan Cairan
16
a) Mengkonsumsi makanan 5 kalori tiap hari
b) Makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral
dan vitamin yang cukup.
c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari
d) Tablet fe harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama
40 hari pasca persalinan.
e) Minum kapsul vit A (200.000) agar bias memberikan vit A kepada
bayinya melalui ASI nya.
f) Untuk meningkatkan produksi ASI
g) Mempercepat proses pemulihan.
h) Makanan berserat untuk memperlancar BAB dan meningkatkan tonus
otot.
2. Ambulas/mobilisasi
Mobilisasi sangat bervariasi tergantung pada komplikasi persalinan,
nifas/sembuhnya luka jika ada luka, jika tidak ada kelainan, maka lakukan
mobilisasi sedini mungkin yaitu 2 jam setelah persalinan normal.
3. Eliminasi
a) BAK
Miksi hendaknya dapat dilaksanakan sendiri secepatnya dalam 6 jam
post partum. Bila 8 jam post partum belum miksi maka lakukan
kateterisasi.
b) BAB
17
Konstipasi pada hari ke1-2 post partum adalah normal, bila konstipasi
hari ke 3 post partum beri supositoria. Konstipasi bias terjadi karena
ketakutan akan rasa sakit jahitan dan hemoroid.
4. Kebersihan diri/perineum
a) Jaga kebersihan diri secara keseluruhan utukmenghindari infeksi, baik
pada luka jahitan maupun kulit.
b) Menggunakan pakaian yang mudah menyerap keringat.
c) Perineum dijaga kebersihannya.
d) Keringkan sebelum memakai pembalut untuk mengurangi rasa tidak
nyaman.
e) Lakukan kompres dingin lalu kompres hangat.
5. Istirahat
Setelah menghadapi ketegangan dan kelelahan saat melahirkan.
Usahkan untuk rileks dan istirahat yang cukup saat bayi sedang tidur. Bila
ibu kurang istirahat akan mempengaruhi :
a) Mengurangi produksi ASI
b) Memperlambat proses involusi uterus dan dapat memperbanyak
perdarahan.
c) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
dirinya.
6. Seksual
18
a) Secara seksual aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti.
b) Begitu darah berhenti dan ibu sudah nyaman serta dapat memulai
hubungan seksual.
c) Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan sampai
waktu tertentu setelah 40 hari/6 minggu setelah persalinan dan
keputusan pada yang bersangkutan.
7. Latihan senam nifas
a) sangat penting untuk mengembalikan otot-otot perut dan panggul agar
kembali normal.
b) Ibu akan lebih kuat dan otot perut juga menjadi kuat sehingga
mengurangi rasa sakit pada punggung.
(Rahayu, YP. dkk. 2012 :57-63)
M. Senam Nifas
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan
sampai hari kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan
untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu.
Hari Pertama :
19
Gambar 2.1 Posisi Tubuh Terlentang dan Rileks
Posisi tubuh terlentang dan rileks, kemudian lakukan pernafasan perut diawali
dengan mengambil nafas melalui hidung, kembungkan perut dan tahan hingga
hitungan ke-5, lalu keluarkan nafas pelan-pelan melalui l mulut sambil
mengkontraksikan otot perut. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.
Hari kedua :
Gambar 2.2 Posisi Sikap Tubuh Terlentang dengan Kedua Kaki Lurus
Ke Depan
Sikap tubuh terlentang dengan kedua kaki lurus ke depan. Angkat kedua
tangan lurus ke atas sampai kedua telapak tangan bertemu, kemudian turunkan
perlahan sampai kedua tangan terbuka lebar hingga sejajar dengan bahu.
Lakukan gerakan dengan mantap hingga terasa otot sekitar tangan dan bahu
terasa kencang. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.
Hari Ketiga :
Gambar 2.3 Posisi Berbaring Relaks dengan Posisi Tangan di Samping
Badan dan Lutut Ditekuk
20
Berbaring relaks dengan posisi tangan di samping badan dan lutut ditekuk.
Angkat pantat perlahan kemudian turunkan kembali. Ingat jangan menghentak
ketika menurunkan pantat. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.
Hari Keempat :
Gambar 2.4 Posisi Tubuh Berbaring dengan Posisi Tangan Kiri di
Samping Badan
Posisi tubuh berbaring dengan posisi tangan kiri di samping badan, tangan
kanan di atas perut, dan lutut ditekuk. Angkat kepala sampai dagu menyentuh
dada sambil mengerutkan otot sekitar anus dan mengkontraksikan otot perut.
Kepala turun pelan-pelan ke posisi semula sambil mengendurkan otot sekitar
anus dan merelaksasikan otot perut. Jangan lupa untuk mengatur pernafasan.
Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.
Hari Kelima :
Gambar 2.5 Posisi Tubuh Tidur Terlentang, Kaki Lurus, Bersama-sama
dengan Mengangkat Kepala
Tubuh tidur terlentang, kaki lurus, bersama-sama dengan mengangkat kepala
sampai dagu menyentuh dada, tangan kanan menjangkau lutut kiri yang
ditekuk, diulang sebaliknya. Kerutkan otot sekitar anus dan kontraksikan perut
21
ketika mengangkat kepala. Lakukan perlahan dan atur pernafasan saat
melakukan gerakan. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.
Hari Keenam :
Gambar 2.6 Posisi Tidur Terlentang, Kaki Lurus, dan Kedua Tangan di
Samping Badan
Posisi tidur terlentang, kaki lurus, dan kedua tangan di samping badan,
kemudian lutut ditekuk ke arah perut 90 derajat secara bergantian antara kaki
kiri dan kaki kanan. Jangan menghentak ketika menurunkan kaki, lakukan
perlahan namun bertenaga. Ulangi gerakansebanyak 8 (delapan) kali.
Hari Ketujuh :
Gambar 2.7 Posisi Tidur Terlentang, Kaki Lurus, dan Kedua Tangan di
Samping Badan
Tidur terlentang, kaki lurus, dan kedua tangan di samping badan. Angkat
kedua kaki secara bersamaan dalam keadaan lurus sambil mengkontraksikan
22
perut, kemudian turunkan perlahan. Atur pernafasan. Lakukan sesuai
kemampuan, tidak usah memaksakan diri. Ulangi gerakan sebanyak 8
(delapan) kali.
Hari Kedelapan :
Gambar 2.8 Posisi Menungging
Posisi menungging, nafas melalui pernafasan perut. Kerutkan anus dan tahan
5-10 detik. Saat anus dikerutkan, ambil nafas kemudian keluarkan nafas pelan-
pelan sambil mengendurkan anus. Ulangigerakan sebanyak 8 (delapan) kali.
Hari Kesembilan :
Gambar 2.9 Posisi Berbaring, Kaki Lurus, dan Kedua Tangan di
Samping Badan
Posisi berbaring, kaki lurus, dan kedua tangan di samping badan. Angkat
kedua kaki dalam keadaan lurus sampai 90 derajat, kemudian turunkan
kembali pelan-pelan. Jangan menghentak ketika menurunkan kaki. Atur nafas
saat mengangkat dan menurunkan kaki. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan)
kali.
Hari Kesepuluh :
Gambar 2.10 Posisi Tidur Telentang Kaki Lurus, Kedua Telapak Tangan
Dibelakang Kepala
23
Tidur telentang kaki lurus, kedua telapak tangan dibelakang kepala kemudian
bangun samapi posisi duduk kemudian perlahan-lahan posisi tidur kembali (sit
up). Lakukan sebanyak 8 (delapan) kali. (Sunarsih. dkk. 2009 : 108-115)
24
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
DENGAN KASUS : Nifas Normal
DI : Puskesmas Bojong Rawalumbu
PADA : Tanggal : 11 Bulan 06 Tahun 2016
Waktu : 01.30 WIB
I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Ny.D Nama Ayah : Tn. I
Umur : 29 thn Umur : 30 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Rawalumbu Alamat : Rawalumbu
B. Keluhan Utama
Anamnesa pada tanggal 11-06-2016, pukul : 01.30, Pasca Persalinan 2 Jam
C. Riwayat Kehamilan
Trimester I : ANC I kali
Keluhan : Mual muntah
Anjuran : Makan dengan porsi sedikit tapi sering
Theraphy : Pemebrian Vit B6 dan Tablet Fe
Trimester II : ANC II kali
Keluhan : Tidak ada
Theraphy : Mengurangi aktivitas berat dan makan-makanan gizi
seimbang
Trimester III : ANC III kali
Keluhan : Nyeri pada bagian pinggang dan sering BAK
dimalam hari
Anjuran : Melakukan senam hamil dan mengurangi minum
dimalam hari
Theraphy : Pemberian tablet Fe
D. Riwayat Persalinan
Waktu Persalinan : 10-06-16 , Pukul : 23:25, Jenis Kelamin : laki-laki
Berat Badan : 3.000 gram, Panjang Badan : 48 cm, Apgarscore : 9/10
Jenis Persalinan : Spontan,Tempat Persalinan : Puskesmas, Plasenta: Lengkap
Lama Persalinan : 19 jam 30 menit Jumlah Perdarahan : ± 250 cc
Kala I : 17 jam Kala I : −
Kala II : 25 menit Kala II : ± 100 cc
Kala III : 5 menit Kala III : ± 150 cc
Keadaan Air Ketuban : Jernih Waktu Pecah :23.15 WIB
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
Mobilisasi :
24
Ibu mengatakan sudah dapat miring kiri dan kanan dan telah bias berjalan
dibantu oleh keluarganya.
F. Pola Kebutuhan Dasar
Eliminasi : BAB : Negatif BAK : 2X setelah melahirkan
Nutrisi : Ibu telah makan nasi, sayur, dan lauk pauk porsi sedang
Istirahat : Ibu kurang istirahat karena perineum masih sakit
Aktifitas : Ibu belum bias melakukan aktivitas sehari-hari
Personal Hygiene : Ibu hanya di lap dan diganti baju bersih
Keadaan Psikologis : Ibu sangat bahagia atas kelahiran bayinya
Riwayat Kesehatan Kekuarga :
Ibu mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki penyakit menahun,
menurun dan menular.
II. DATA OBJEKTIF
Suhu : 37,4 0
C, Rr : 22 X
/M, N : 81 X
/M, TD : 120/80 mmHg
Mata : Simetris, Konjungtiva : An Anemis, Sklera : An Ikterik
Hidung : Normal
Mulut : Bersih dan tidak ada caries dan stomatitis
25
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan vena jugularis
Dada : Jantung : lubdub Paru-paru : Normal
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, TFU : 1 Jari dibawah pusat
Kontraksi : Baik
Genetalia : Pengeluaran Lochea Rubra
Punggung : Normal, tidak ada nyeri ketuk
Ektremitas : Reflek patella posotif, simetris, tidak ada varices, maupun
oedema
III.ANALISA DATA
Diagnosa : Ibu P3A0 Post Partum 2 Jam
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
IV. PERENCANAAN (PLANING)
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dalam keadaan
normal yaitu TD : 120/80 mmHg, N : 80 x
/m, S : 37,40
C, Rr : 22 x
/m, TFU : 1
jari dibawah pusat, kontrraksi baik, perdarahan ± 150 cc. Ibu mengerti
tentang hasil pemeriksaan.
2. Mengajarkan kepada ibu cara mencegah perdarahan seperti memasase
fundus uteri dengan memutarnya searah jarum jam bila teraba lembek dan
bila terasa ada darah yang keluar dari jalan lahir yang mengalir deras. Ibu
mengerti dan ibu bersedia untuk melakukannya.
26
3. Menganjurkan ibu untuk selalu istirahat pada saat bayi tidur. Ibu mengerti
dan akan melakukannya.
4. Menganjurkan ibu selau memberikan ASI kepada bayinya saat bayi
terjaga, setiap 2 jam sekali atau setiap bayi ingin menyusu. Ibu bersedia
untuk selalu menyusui ASI kepada bayinya.
5. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini seperti tidur miring kekanan dan
kekiri agar involusi uterus berjalan dengan normal. Ibu mengerti dan akan
melakukannya.
6. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya masa nifas seperti pengeluaran
pervaginam, payudara bengkak kemerahan dan panas, sakit kepala hebat,
nyeri epigastrik, penglihatan kabur. Bila terdapat tanda-tanda tersebut
maka ibu wajib melaporkan ke tenaga kesehatan. Ibu mengerti dan akan
memberitahu apabila ada tanda-tanda tersebut.
V. CATATAN PERKEMBANGAN
TANGGAL
DATA
SUBJEKTIF
DATA
OBJEKTIF
ANALISA
DATA
PERENCANAAN
11/6/2016 Ibu
mengatakan
perutnya
masih terasa
mules
KU : Baik
Kes : CM
TD : 120/80
mmHg
N : 84 x
/m
S : 36,2 0
C
Rr : 22 x
/m
TFU : 1 jari
dibawah pusat
Ibu P3A0
post partum
6 jam
1. Memberitahu ibu
tentang hasil
pemeriksaan bahwa
keadaannya dalam
keadaan normal yaitu
TD : 120/80 mmHg,
N : 84 x
/m S : 36,20
c,
Rr : 22 x
/m, TFU : 1 jari
dibawah pusat,
27
Kontraksi :
Baik
Perdarahan : ±
150 cc
Lochea : Rubra
kontaksi : baik,
perdarahan : ± 150 cc.
Ibu mengerti tentang
hasil pemeriksaan.
2. Menganjurkan ibu
untuk tetap menjaga
kehangatan bayinya.
Ibu mengerti dan akan
menjaga kehangatan
bayinya.
3. Mengingatkan kembali
kepada ibu untuk tetap
menyusui bayinya 2
jam sekali atau setiap
bayi ingin menyusu.
Ibu bersedia untuk
menyusui bayinya.
4. Menganjurkan ibu
unntuk mengganti
kassa bayi setiap kassa
bayi basah dan setiap
selesai mandi. Ibu telah
menggganti kassa bayi.
5. Menganjurkan ibu
untuk teatap menjaga
kebersihan bayinya.
6. Menganjurkan ibu
untuk tidak menahan
BAB/BAK. Ibu
bersedia untuk tidak
menahan BAK dan
28
BAB.
29
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam asuhan kebidanan pada ibu nifas normal terhadap Ny.D dilakukan
dengan sistematis yaitu melakukan pengkajian data subjektif (hasil
wawancara atau anamnesa) dan pengkajian data objektif (hasil pemeriksaan
fisik).
Diagnosa yang didapatkan dari hasil pengkajian data subjektif dan
objektif pada ibu nifas normal terhadap Ny.D yaitu ibu P3A0 post partum 2
jam. Setelah dilakukan pengumpulan data, tidak ada masalah, diagnosa
potensial, masalah potensial, serta kebutuhan tindakan segera oleh dokter,
secara mandiri oleh bidan ataupun berkolaborasi dengan dokter atau pihak
lain untuk merujuk pada ibu nifas Ny.D.
Rencana Asuhan Kebidanan pada ibu nifas Ny.D yaitu beritahu ibu
tentang hasil pemeriksaan, anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif
pada bayinya, anjurkan ibu untuk mencegah perdarahan, jelaskan pada ibu
tanda bahaya pada masa nifas, anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup,
anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, anjurkan
ibu untuk menjaga kehangatan bayinya, anjurkan ibu untuk mengganti kassa
bayi, anjurkan ibu untuk menjaga kebersihhann bayi, anjurkan ibu untuk
tidak menahan BAK dan BAB.
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny.D telah dilakukan
sesuai dengan rencana asuhan dan sesuai dengan kondisi dan keadaan pasien.
Evaluasi dari pelaksanaan asuhan kebidaan yang telah dilakukan pada
ibu nifas Ny.D yaitu keadaan ibu dalam batas normal, ibu bersedia mengikuti
anjuran bidan.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
a. Mampu meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat membantu
mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan dibidang teori dan
praktek terhadap ibu nifas.
b. Mampu memperhatikan kualitas pendidikan dengan tetap
membimbing dan mengarahkan mahasiswa dengan membekali
keterampilan yang cukup dan juga ditunjang sarana yang memadai
dari lahan praktek yang sudah menerapkan asuhan kebidanan ibu
nifas.
2. Bagi Lahan Praktek
Pelayanan sudah dilakukan cukup baik, hendaknya hal-hal yang baik
dapat dipertahankan dan hal-hal yang masih kurang diharapkan dapat
diperbaiki dalam memberikan pelayanan kepada ibu nifas.
3. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa diharapkan agar dapat menggunakan kesempatan belajar
dilahan praktek dengan baik dan dapat menggali ilmu yang mungkin
tidak didapatkan di institusi pendidikan tetapi bisa didapatkan dilahan
praktek.
b. Diharapkan mahasiswa sebagai calon bidan harus dapat
mengantisipasi kemungkinan masalah yang akan timbul dalam
melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
c. Diharapkan mahasiswa mampu mendokumentasikan semua tindakan
dan perkembangan yang terjadi pada ibu nifas serta dapat bertindak
secara sistematik.
30
4. Bagi Klien
a. Diharapkan ibu mengetahui tanda bahaya dalam masa nifas agar
mampu mendeteksi secara dini dan dapat segera diatasi.
b. Diharapkan untuk menambah pengetahuan klien tentang masa nifas
dan merawat bayinya.
c. Diharapkan klien mampu melakukan yang telah diberitahukan tentang
masa nifas.
d. Diharapkan dapat meningkatkan kesadaran klien akan pentingnya ASI
Eksklusif.
31
DAFTAR PUSTAKA
Nanny, Vivian. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta : Salemba
Medika
Maryunani, Anik. 2015. Asuhan Ibu Nifas & Asuhan Ibu Menyusui. Bogor : IN
MEDIA
Maryunani, Anik. 2015. Kamus Bidan Bergambar dalam Asuhan Kebidanan.
Bogor : IN MEDIA
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Medika
Suherni. dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Bagian Obstetri dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Padjadjaran Bandung. 1989.
Obstetri Fisiologi. Bandung : ELEMAN
Rahayu, YP. dkk. 2012. Buku Ajar Masa Nifas dan Menyusui. Jakarta : Mitra
Wacana Medika
Koran Sindo. 2015. Angka Kematian Ibu Masih Jauh Dari Target.
http://www.koran-sindo.com/news.php?r=0&n=6&date=2015-12-22, diakses
pada tanggal 29 Juli 2016
Tobat, Cristyana. 2015. Pengertian dan Macam Jenisnya Lochea.
http://www.cahsingorojo.com/2016/05/lochea-pengertian-dan-macam-
jenisnya.html, diakses pada tanggal 29 Juli 2016
Depkes RI. 2015. Angka Kematian Ibu. http://storage.jak-
stik.ac.id/ProdukHukum/MenPAN/index.php-
32
option=com_docman&task=doc_download&gid=290&Itemid=111.pdf,
diakses pada tanggal 29 Juli 2016
PKBI. 2015. Kematian Ibu Melahirkan Terus Meningkat.
http://pkbi.or.id/kematian-ibu-melahirkan-terus-meningkat/, diakses pada
tanggal 29 Juli 2016
Chapter. 2015. Latar belakang neonatal. http: //repository. usu. ac.
id/bitstream/123456789/30984/4/Chapter%20I.pdf. diakses pada tanggal 01
Agustus 2016
Joni. 2011. Masa Nifas. http://jsuyono.blogspot.co.id/2011/06/masa-nifas.html,
diakses pada tanggal 15 Agustus 2016
33

More Related Content

What's hot

Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaowik15
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Operator Warnet Vast Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Operator Warnet Vast Raha
 
Askeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumAskeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumcahyatoshi
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMAffiZakiyya
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidananshona2493
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikAl-Ikhlas14
 
Contoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalContoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalWarnet Raha
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidananSiti Maimun
 
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiPembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiAffiZakiyya
 
Askeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normalAskeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normalMarlenTanamal
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Al-Ikhlas14
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanAnna Nisa
 
7 langkah varney
7 langkah varney7 langkah varney
7 langkah varneysicua050896
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanAbdul Rochman
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasSumiaty Syifah
 
4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibu4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibueka f
 

What's hot (20)

Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis lochea
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
 
Askeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumAskeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partum
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOM
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
 
Contoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalContoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normal
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan
 
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBINASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
 
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGANASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
 
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiPembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
 
Askeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normalAskeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normal
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme Persalinan
 
7 langkah varney
7 langkah varney7 langkah varney
7 langkah varney
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
 
4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibu4. asuhan sayang ibu
4. asuhan sayang ibu
 

Similar to ASKEB NIFAS NORMAL

Similar to ASKEB NIFAS NORMAL (20)

Bersalin
BersalinBersalin
Bersalin
 
Konsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilanKonsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilan
 
ASUHAN KEBIDANAN METRITIS
ASUHAN KEBIDANAN METRITISASUHAN KEBIDANAN METRITIS
ASUHAN KEBIDANAN METRITIS
 
Askeb i (kehamilan) (1)
Askeb i (kehamilan) (1)Askeb i (kehamilan) (1)
Askeb i (kehamilan) (1)
 
power point LTA
power point LTApower point LTA
power point LTA
 
materi bu hj anah rohanah nifas update (1).pptx
materi bu hj anah rohanah nifas update (1).pptxmateri bu hj anah rohanah nifas update (1).pptx
materi bu hj anah rohanah nifas update (1).pptx
 
Inpartum kala 1 fase laten
Inpartum kala 1 fase latenInpartum kala 1 fase laten
Inpartum kala 1 fase laten
 
BAHAN AJAR.docx
BAHAN AJAR.docxBAHAN AJAR.docx
BAHAN AJAR.docx
 
ppt laporan kegiatan komunitas dan manajemen kebidanan MILDA FANLAY.pptx
ppt laporan kegiatan komunitas dan manajemen kebidanan MILDA FANLAY.pptxppt laporan kegiatan komunitas dan manajemen kebidanan MILDA FANLAY.pptx
ppt laporan kegiatan komunitas dan manajemen kebidanan MILDA FANLAY.pptx
 
Konsep dasar masa
Konsep dasar masaKonsep dasar masa
Konsep dasar masa
 
Konsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilanKonsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilan
 
Makalah klmpok asuhan kebidanan
Makalah klmpok asuhan kebidananMakalah klmpok asuhan kebidanan
Makalah klmpok asuhan kebidanan
 
Darmina AKBID PARAMATA RAHA
Darmina AKBID PARAMATA RAHA Darmina AKBID PARAMATA RAHA
Darmina AKBID PARAMATA RAHA
 
Asuhan pada ibu nifas
Asuhan pada ibu nifasAsuhan pada ibu nifas
Asuhan pada ibu nifas
 
BAB II.pdf
BAB II.pdfBAB II.pdf
BAB II.pdf
 
Darmina 2 AKBID PARAMATA RAHA
Darmina 2 AKBID PARAMATA RAHA Darmina 2 AKBID PARAMATA RAHA
Darmina 2 AKBID PARAMATA RAHA
 
Asuhan Kebidanan
Asuhan KebidananAsuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan
 
Askeb( kehamilan )
Askeb( kehamilan )Askeb( kehamilan )
Askeb( kehamilan )
 
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Etika pelayanan kebidanan AKBID PARAMATA KAB. MUNA
 
PANDUAN PKK
PANDUAN PKKPANDUAN PKK
PANDUAN PKK
 

More from Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)

More from Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah) (20)

Master KP4
Master KP4Master KP4
Master KP4
 
PPT LTA KEBIDANAN
PPT LTA KEBIDANANPPT LTA KEBIDANAN
PPT LTA KEBIDANAN
 
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUSASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
 
ASKEB HAMIL PATOLOGIS DENGAN KISTA SIMPLEKS OVARI
ASKEB HAMIL PATOLOGIS DENGAN KISTA SIMPLEKS OVARIASKEB HAMIL PATOLOGIS DENGAN KISTA SIMPLEKS OVARI
ASKEB HAMIL PATOLOGIS DENGAN KISTA SIMPLEKS OVARI
 
Laporan PKMD terhadap bayi dengan diare
Laporan PKMD terhadap bayi dengan diareLaporan PKMD terhadap bayi dengan diare
Laporan PKMD terhadap bayi dengan diare
 
Tik kls viii smstr 1 (bab 2)
Tik kls viii smstr 1 (bab 2)Tik kls viii smstr 1 (bab 2)
Tik kls viii smstr 1 (bab 2)
 
Kepemimpinan dalam materi kewirausahaan
Kepemimpinan dalam materi kewirausahaanKepemimpinan dalam materi kewirausahaan
Kepemimpinan dalam materi kewirausahaan
 
Kelas11 matematika ips_rosihanari
Kelas11 matematika ips_rosihanariKelas11 matematika ips_rosihanari
Kelas11 matematika ips_rosihanari
 
makalah Surveilans praktik pelayanan kebidanan
makalah Surveilans praktik pelayanan kebidananmakalah Surveilans praktik pelayanan kebidanan
makalah Surveilans praktik pelayanan kebidanan
 
Kasus pdca diare akut
Kasus pdca diare akutKasus pdca diare akut
Kasus pdca diare akut
 
Konsep Kebidanan
Konsep KebidananKonsep Kebidanan
Konsep Kebidanan
 
Faktor penghambat KIP/K
Faktor penghambat KIP/KFaktor penghambat KIP/K
Faktor penghambat KIP/K
 
STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK
STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAKSTIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK
STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK
 
Penanganan Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas dan Terasa Sakit
Penanganan Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas dan Terasa SakitPenanganan Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas dan Terasa Sakit
Penanganan Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas dan Terasa Sakit
 
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPATMENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
 
Tahap perkembangan dan stimulasi pada anak usia 1- 2 tahun
Tahap perkembangan dan stimulasi pada anak usia 1- 2 tahunTahap perkembangan dan stimulasi pada anak usia 1- 2 tahun
Tahap perkembangan dan stimulasi pada anak usia 1- 2 tahun
 
proses komunikasi efektif
proses komunikasi efektifproses komunikasi efektif
proses komunikasi efektif
 
pemasaran jasa sosial kebidanan
pemasaran jasa sosial kebidananpemasaran jasa sosial kebidanan
pemasaran jasa sosial kebidanan
 
Keputihan
KeputihanKeputihan
Keputihan
 
Surveilans Praktik Pelayanan Kebidanan
Surveilans Praktik Pelayanan KebidananSurveilans Praktik Pelayanan Kebidanan
Surveilans Praktik Pelayanan Kebidanan
 

Recently uploaded

PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 

Recently uploaded (20)

PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 

ASKEB NIFAS NORMAL

  • 1. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL TERHADAP Ny.D DI PUSKESMAS BOJONG RAWALUMBU BEKASI TAHUN 2016 Disusun Oleh : RATNA IMAS INDRIYANI NIM. 1409010 AKADEMI KEBIDANAN GEMA NUSANTARA BEKASI
  • 3. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL TERHADAP Ny. D DI PUSKESMAS BOJONG RAWALUMBU BEKASI TAHUN 2016 Disusun Oleh: RATNA IMAS INDRIYANI NIM. 1409010 Di setujui dan disahkan oleh : Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan Anjani Khairunnisa, S.ST Andhyani Kiteswara, Am.Keb NIK :0424108830 NIP: 19871123 200902 2001 ii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu dan angka kematian perinatal di Indonesia masih tergolong sangat tinggi. Menurut definisi WHO (World Health Organization) “Kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah bersalin. Akhirnya kehamilan oleh sebab apapun”. Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu. Penyebab kematian ibu tersebut adalah perdarahan 28%, infeksi 11%, persalinan macet / distosia 5%, eklampsi 24%, komplikasi masa puerperium 8%, abortus 5%,emboli obat 3%. (Depkes RI, 2015) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) ketika melahirkan di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. berdasarkan laporan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) mencatat tentang AKI tahun 2007 yaitu 228 kematian (132-323) per 1000.000 kelahiran hidup. Tetapi lima tahun kemudian atau pada tahun 2012, AKI meningkat menjadi 359 (239-478) per 100.000 kelahiran hidup, Kondisi inilah yang membuat Indonesia disebutnya belum dapat memenuhi harapan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015, yang seharusnya AKI ditargetkan turun menjadi 112 per 100 ribu kelahiran hidup. Faktanya AKI justru meningkat dan kini menjadi 359 kematian per 100 ribu kelahiran hidup. Sementara itu, kepala badan penelitian dan pengembangan kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia mengatakan, penyebab tertinggi kematian ibu setelah melahirkan salah satunya adalah pada ibu yang perdarahan post partum 20,3 persen. (Profil PKBI, 2015)
  • 5. Tidak hanya perdarahan Post Partum, namun penyebab kematian ibu pada masa nifas lainnya yaitu biasa disebabkan oleh infeksi nifas (10%), ini
  • 6. terjadi karena kurangnya perawatan pada luka, eklampsi (13%), dan komplikasi masa nifas lainnya (11%). (Joni, 2011) Lebih kritis lagi, banyak ibu post partum yang kurang mengetahui tentang perawatan masa nifas dan masih banyak ibu yang bergantung dengan tenaga kesehatan ataupun keluarga untuk melakukan sebuah perawatan pada dirinya seperti perawatan payudara, defekasi, melakukan perawatan pada luka perineum, ibu post partum yang masih takut untuk buang air kecil karena adanya luka jahitan pada perineum, dan lain-lain. (Chapter. 2015) Keadaan tersebut memacu kita untuk dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang tepat pada ibu nifas dengan memantau keadaaannya, memberikan informasi dan pengetahuan tentang pentingnya perawatan pada masa nifas. Maka dengan ini penulis tertarik membuat laporan dengan menerapkan dan mengaplikasikan manajemen asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny.D di Puskesmas Bojong Rawalumbu. B. Tujuan A. Tujuan Umum Mampu memberikan Asuhan Kebidanan dengan menggunakan manajemen SOAP dengan pola pikir varney yang tepat pada ibu nifas. B. Tujuan Khusus a. Mampu menguraikan informasi/data subjektif yang diperoleh dari ibu nifas. b. Mampu mengumpulkan data objektif yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu melakukan pemeriksaan dan hasil laboratorium terhadap ibu nifas. 2
  • 7. c. Mampu membuat kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif atau objektif ibu nifas. d. Mampu membuat perencanaan sesuai dengan hasil pemeriksaan terhadap ibu nifas. C. Manfaat 1. Bagi Institusi Pendidikan (Akademi Kebidanan Gema Nusantara) Institusi pendidikan memperoleh gambaran tentang sejauh mana para mahasiswa memahami ilmu yang diperoleh serta keterampilan tentang asuhan kebidanan post partum yang telah diberikan oleh institusi pendidikan mengenai Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. 2. Bagi Lahan Praktek (Puskesmas Bojong Rawalumbu) a. Memberikan masukan sebagai aplikasi antara teori dan praktek serta menciptakan kerja sama yang bermanfaat bagi Institusi. Tempat praktek dan mahasiswa yang melakukan kegiatan asuhan kebidanan pada ibu nifas. b. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kesehatan khususnya bidan mengenai asuhan kebidanan pada ibu nifas, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di lapangan. c. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas. 3. Bagi Mahasiswa a. Menambah wawasan dan pengetahuan, serta lebih teliti dan dapat melaksanakan asuhan kebidanan ibu nifas, berguna menghindari masalah yang tidak diinginkan dalam penanganan ibu nifas. b. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas, serta mahasiswa mampu 3
  • 8. menerapkan semua pembelajaran yang telah di dapatkan dilahan peraktik dan menerapkan di institusi pendidikan, sebagai wawasan dan pengetahuan tambahan. 4. Bagi Klien Diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan pada ibu nifas. Sehingga ibu dapat terhindar dari berbagai masalah selama masa post partum. 4
  • 9. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Puerperium berasal adari bahasa latin yaitu puer artinya bayi, dan parous artinya melahirkan atau masa sesudah melahirkan, yang berlangsung kurang lebih 6 minggu. (Saleha, Siti. 2009 2) Masa nifas ( puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari). (Nanny, Vivian. 2011 : 1) Masa nifas adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan akhir periode inpartu) sehingga kembalinya reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. (Varney, 2007) Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pemulihan alat kandungan yang lamanya 6 minggu. (Obstetri dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Padjadjaran Bandung, hal : 315) B. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisik maupun psikis berupa perubahan organ reproduksi, terjadinya proses laktasi, terbentuknya hubungan antara orang tua dan bayi dengan memberikan dukungan. Atas dasar tersebut perlu dilakukan suatu pendekatan antara ibu dan keluarga dalam manajemen kebidanan.
  • 10. C. Prinsip dan Sasaran Pada Masa Nifas Prinsip asuhan kebidanan pada masa nifas dan menyusui haruslah bermutu tinggi serta tanggapan terhadap budaya setempat. Jika dijabarkan
  • 11. lebih luas sasaran asuhan kebidanan pada masa nifas meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Peningkatan kesehatan fisik dan psikologis 2. Identifikasi penyimpangan dari kondisi normal baik fisik dan psikis 3. Mendorong agar dilaksanakan metode yang sehat tentang pemberian makan anak pencegahan, diagnosis dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu 4. Merujuk ibu keasuhan tenaga ahli jika perlu 5. Imunisasi ibu terhadap tetanus (Vivian, Nanny. 2011 : 1) D. Tujuan Asuhan Pada Masa Nifas Adapun tujuan asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai berikut: 1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologis 2. Mendeteksi masalah, mengobati dan merujuk apabila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi. 3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi sehari-hari 4. Memberikan pelayanan KB. (suherni. dkk. 2009 : 1) 5. Memberikan pendidikan mengenai laktasi dan perawatan payudara yaitu seperti berikut: a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering 6
  • 12. b. Menggunakan bra yang menyokong payudara. c. Apabila payudara lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susus setiap kali selesai menyusui. d. Lakukan pengompresan apabila bengkak dan terjadinya bendungan ASI. (Nanny, Vivian. 2011 : 2) E. Tanda Bahaya Masa Nifas Ada beberapa tanda bahaya yang harus diperhatikan oleh bidan/tenaga kesehatan atau ibu sendiri, yaitu : 1. Demam > 37,50 c 2. Perdarahan aktif dari jalan lahir : a. Dalam hal ini, perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak. b. Perdarahan yang lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut 2 kali dalam setegah jam. c. Bekuan darah yang banyak. 3. Muntah 4. Rasa sakit waktu buang air kecil/berkemih 5. Pusing/sakit kepala yang terus menerus atau masalah penglihatan kabur. 6. Lochea berbau, yakni pengeluaran vagina yang baunya menusuk 7
  • 13. 7. Sulit dalam menyusui atau payudara yang berubah menadi merah, panas, dan atau terasa sakit 8. Sakit perut yang hebat/rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung dan nyeri ulu hati 9. Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah 10. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau diri sendiri 11. Pembengkakan a. Pembengkakan di wajah atau di lengan b. Rasa sakit, merah, lunak dan atau pembegkakan di kaki 12. Kehilangan nafsu makan dalamwaktu yang lama (Maryunani, Anik. 2015 :40) F. Tahapan Masa Nifas Tahapan masa nifas merupakan suatu rangkaian setelah proses persalinan dilaui oleh seorang wanita, beberapa tahapan masa nifas yang harus difahami oleh seorang bidan antara lain: 1. Puerpurium dini 8
  • 14. Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan. 2. Puerpurium Intermedial Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia, lamanya 6-8 minggu. 3. Remote Puerpurium Waktu yang diperlukan uuntuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki komplikasi. (Rukiyah, Ai yeyeh.dkk. 2014 : 5) G. Perubahan / Adaptasi Fisiologis Masa Nifas Dalam hal ini terdapat perubahan tanda-tanda vital, yaitu : 1. Suhu Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,20 C. sesdudah partus dapat naik kurang lebih 0,50 C dari keadaan normal, namun tidak akan melebihi 80 C. sesudah 2 jam pertama melahirkan umumnya suhhu badan akan kembali normal. (Sulistyawati, 2009) Suhu pada 24 jam post partum biasanya akan naik 37,5-380 C dan kembali normal pada hari ke-3. (Maryunani, Anik. 2015 : 15) 2. Tekanan Darah Tekanan darah sedikit mengalami penurunan sekitar 20 mmHg atau lebih pada tekanan systole yang di akibatkan dari hipotensi ortotastik; yang ditandai dengan sedikit pusing pada saat perubahan posisi dari berbaring ke berdiri dalam 48 jam pertama persalinan 9
  • 15. 3. Nadi a. Denyut nadi yang meningkat selama persalinan akhirnya kembali normal setelah beberapa jam post partum. b. Pada masa nifas, umumnya denyut nadi labil dibandingkan dengan suhu tubuh. c. Nadi berkisar antara 60-80 denyutan per menit setelah partus. d. Denyut nadi dapat mengalami bradikardi 50-70 x/menit pada 6-8 jam post partum akibat perubahan cardiac output (nadi normal 80-100 x/menit) e. Penurunan volume darah mengikuti pemisah plasenta, konstraksi uterus dan penigkatan stoke volume, dimana volume tersebut akan kembali seperti sebelum hamil sekitar 3 bulan post partum. f. Hemoragia, demam selama persalinan, dan nyeri akut atau persisten dapat mempengaruhi proses ini. g. Bila terdapat takikardi dan suhu tubuh tidak panas, mungkin ada perdarahan berlebihan. h. Dalam hal ini, apabila denyut nadi di atas 100 selama puerperium, al tersebut abnormal dan mungkin menunjukan adanya infeksi atau haemorhagik post partum lambat. (Maryunani, Anik. 2015 : 14) H. Perubahan Sistem Reproduksi 10
  • 16. Alat-alat genetalia interna maupun eksterna, berangsur-angsur akan pulih kembali seperti keadaan seelum hamil, hal ini disebut dengan Involus. Involusi uteri merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan higga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. (Maryunani, Anik. 2015 : 17) Proses involusi uterus adalah: 1. Autolysis Merupakan proses penghancuran diri otot uterin. Enzim proteoloitik akan mengecilkan jaringan otot yang telah sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan 5 kali lebar dari semua selama kehamilan. 2. Terdapat polimorph phagolitik dan macrophages didalam system vaskuler dan system limpatik. 3. Efek oksitosin Penyebab kontraksi dan retraksi otot rahim sehingga akan mengompres pembuluh darah yang menyebabkan akan mengurangi suplai darah ke uterus, proses ini akan mengakibatkan ukuran rahim semakin berkurang. Tabel 2.1 Proses involusi uteri Involusi uteri Tinggi Fundus Uteri Berat uterus (gr) Diameter bekas melekat plasenta (cm) Keadaan serviks 11
  • 17. Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram Plasenta lahir 2 jari di bawah pusat 750 gram 12,5 cm Lembek 1 minggu Pertengahan simfisis 500 gram 7,5 cm Beberapa hari setelah post partum 2 minggu Tak teraba di atas simfisis 350 gram 3-4 cm dapat dilalui 2 jari, akhir minggu 6 minggu Bertambah kecil 50-60 gram 1-2 cm Pertama dapat dimasukki 8 minggu Sebesar normal 30 gram 1 jari (Nanny, Vivian : 2011 : 57) Tabel 2.2 Tinggi fundus uteri dan involusi uterus Involusi Tinggi fundus Berat uterus Plasenta lahir Sepusat 1000 gram 7 hari (1 minggu) Pertengahan pusat- simpisis 500 gram 14 hari (2 minggu) Tak teraba 350 gram 42 hari (6 minggu) Sebesar hamil 2 minggu 50 gram 56 hari (8 minggu) normal 30 gram (Rustam, Mochtar. 1998 : 115) I. Pengeluaran Lokhea Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organism berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal.(Nanny, Vivian. 2011. 59) 12
  • 18. Lockhea yaitu kotoran yang keluar dari liang senggama (vagina) dan terdiri dari jaringan mati dan lender berasal dari rahim dan liang senggama (vagina). (Maryunani, Anik. 2015 : 122) Pengeluaran lockhea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya, diantaranya yaitu sebagai berikut : 1. Lockhea rubra (kruenta) Lockhea yang terjadi pada hari ke 1-3 setelah persalinan, warna merah terang sampai dengan merah tua yang mengandung desidua. Cairan rubra ini berupa cairan yang bercampur darah dan sisa-sisa selaput ketuban, berbau amis. (Maryunani, Anik. 2015 : 122) 2. Lochkea sanguinolenta Lockhea ini berwarna merah kuning berisi darah dan lender karena pengaruh plasma darah, pengeluarannya pada hari ke 3-5 hari post partum. 3. Lockhea serosa Pengeluaran secret berwarna merah muda sampai kecoklatan terjadi pada hari ke-5 sampai hari ke-9 pasca persalinan, yang mengandung cairan serosa, jaringan desidua, leukosit, dan eritrosit. 4. Lockhea alba Lockhea ini muncul lebih dari hari ke-10 post partum. Warnanya lebih pucat, putih kekuningan, serta lebih banyak mengandung leukosit,selaput lender serviks, dan serabut jaringan yang mati. (Nanny, Vivian. 2011 : 58-59) 13
  • 19. 5. Lochea Parulenta Lochea Parulenta dijelaskan oleh rilis, misalnya, debit dan bau. Teratur, hal ini terjadi karena penyakit dengan tujuan bahwa sementara menghadapi lochea Parulenta seharusnya untuk segera melihat seorang spesialis. 6. Lochiotosis Lochiotosis adalah nama umum dimanfaatkan oleh kelompok terapi ketika lochea tidak berubah dengan mudah. (Tobat, Cristyana. 2015.) J. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas Salah satu asuhan berkesinambungan adalah asuhan ibu selama masa nifas, bidan mempunyai peran dan tanggung jawab antara lain : 1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas. 2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi, serta keluarga. 3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman. 4. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman. 14
  • 20. 5. Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak, serta mampu melakukan kegiatan administrasi. 6. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan. 7. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktikkan kebersihan yang aman. 8. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosis dan rencana tindakan dan juga melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, serta mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas. 9. Memberikan asuhan secara profesional. (Nanny, Vivian. 2011 : 4) K. Program Nasional dan Kebijakan Teknis pada Masa Nifas Kunjungan dalam masa nifas bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi serta menangani masalah (Vivian, Nanny. 2014 : 4) Tabel 2.3 Jadwal Kunjungan Masa nifas Kunjunga n Waktu Tujuan 1 6-8 jam a. Mencegah pendarahan karena atonia uteri b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain pendarahan,rujuk bila pendarahan berlanjut. c. Memberikan konseling pada ibu dan salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. 15
  • 21. d. Pemberian ASI awal e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi g. Jika petugas kesehatan yang menolong persalinan ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil. 2 6 hari setelah persalinan a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau. b. Menilai adanya tanda-tanda infeksi, demam, infeksi, danpendarahan abnormal c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat. d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit. e. Memeberikan konseling pada ibu mengenai aassuhan pada bayi dan cara merawat tali pusat, serta menjaga bayi tetap hangat. 3 2 minggu setelah peralianan Sama dengan atas (6 hari setelah persalinan) 4 6 minggu setelah persalinan a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami dan Memberikan konseling KB secara dini. (Maryunani, Anik. 2015 : 9-12) L. Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas 1. Nutrisi dan Cairan 16
  • 22. a) Mengkonsumsi makanan 5 kalori tiap hari b) Makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup. c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari d) Tablet fe harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca persalinan. e) Minum kapsul vit A (200.000) agar bias memberikan vit A kepada bayinya melalui ASI nya. f) Untuk meningkatkan produksi ASI g) Mempercepat proses pemulihan. h) Makanan berserat untuk memperlancar BAB dan meningkatkan tonus otot. 2. Ambulas/mobilisasi Mobilisasi sangat bervariasi tergantung pada komplikasi persalinan, nifas/sembuhnya luka jika ada luka, jika tidak ada kelainan, maka lakukan mobilisasi sedini mungkin yaitu 2 jam setelah persalinan normal. 3. Eliminasi a) BAK Miksi hendaknya dapat dilaksanakan sendiri secepatnya dalam 6 jam post partum. Bila 8 jam post partum belum miksi maka lakukan kateterisasi. b) BAB 17
  • 23. Konstipasi pada hari ke1-2 post partum adalah normal, bila konstipasi hari ke 3 post partum beri supositoria. Konstipasi bias terjadi karena ketakutan akan rasa sakit jahitan dan hemoroid. 4. Kebersihan diri/perineum a) Jaga kebersihan diri secara keseluruhan utukmenghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit. b) Menggunakan pakaian yang mudah menyerap keringat. c) Perineum dijaga kebersihannya. d) Keringkan sebelum memakai pembalut untuk mengurangi rasa tidak nyaman. e) Lakukan kompres dingin lalu kompres hangat. 5. Istirahat Setelah menghadapi ketegangan dan kelelahan saat melahirkan. Usahkan untuk rileks dan istirahat yang cukup saat bayi sedang tidur. Bila ibu kurang istirahat akan mempengaruhi : a) Mengurangi produksi ASI b) Memperlambat proses involusi uterus dan dapat memperbanyak perdarahan. c) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya. 6. Seksual 18
  • 24. a) Secara seksual aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti. b) Begitu darah berhenti dan ibu sudah nyaman serta dapat memulai hubungan seksual. c) Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan sampai waktu tertentu setelah 40 hari/6 minggu setelah persalinan dan keputusan pada yang bersangkutan. 7. Latihan senam nifas a) sangat penting untuk mengembalikan otot-otot perut dan panggul agar kembali normal. b) Ibu akan lebih kuat dan otot perut juga menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung. (Rahayu, YP. dkk. 2012 :57-63) M. Senam Nifas Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan sampai hari kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu. Hari Pertama : 19
  • 25. Gambar 2.1 Posisi Tubuh Terlentang dan Rileks Posisi tubuh terlentang dan rileks, kemudian lakukan pernafasan perut diawali dengan mengambil nafas melalui hidung, kembungkan perut dan tahan hingga hitungan ke-5, lalu keluarkan nafas pelan-pelan melalui l mulut sambil mengkontraksikan otot perut. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali. Hari kedua : Gambar 2.2 Posisi Sikap Tubuh Terlentang dengan Kedua Kaki Lurus Ke Depan Sikap tubuh terlentang dengan kedua kaki lurus ke depan. Angkat kedua tangan lurus ke atas sampai kedua telapak tangan bertemu, kemudian turunkan perlahan sampai kedua tangan terbuka lebar hingga sejajar dengan bahu. Lakukan gerakan dengan mantap hingga terasa otot sekitar tangan dan bahu terasa kencang. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali. Hari Ketiga : Gambar 2.3 Posisi Berbaring Relaks dengan Posisi Tangan di Samping Badan dan Lutut Ditekuk 20
  • 26. Berbaring relaks dengan posisi tangan di samping badan dan lutut ditekuk. Angkat pantat perlahan kemudian turunkan kembali. Ingat jangan menghentak ketika menurunkan pantat. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali. Hari Keempat : Gambar 2.4 Posisi Tubuh Berbaring dengan Posisi Tangan Kiri di Samping Badan Posisi tubuh berbaring dengan posisi tangan kiri di samping badan, tangan kanan di atas perut, dan lutut ditekuk. Angkat kepala sampai dagu menyentuh dada sambil mengerutkan otot sekitar anus dan mengkontraksikan otot perut. Kepala turun pelan-pelan ke posisi semula sambil mengendurkan otot sekitar anus dan merelaksasikan otot perut. Jangan lupa untuk mengatur pernafasan. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali. Hari Kelima : Gambar 2.5 Posisi Tubuh Tidur Terlentang, Kaki Lurus, Bersama-sama dengan Mengangkat Kepala Tubuh tidur terlentang, kaki lurus, bersama-sama dengan mengangkat kepala sampai dagu menyentuh dada, tangan kanan menjangkau lutut kiri yang ditekuk, diulang sebaliknya. Kerutkan otot sekitar anus dan kontraksikan perut 21
  • 27. ketika mengangkat kepala. Lakukan perlahan dan atur pernafasan saat melakukan gerakan. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali. Hari Keenam : Gambar 2.6 Posisi Tidur Terlentang, Kaki Lurus, dan Kedua Tangan di Samping Badan Posisi tidur terlentang, kaki lurus, dan kedua tangan di samping badan, kemudian lutut ditekuk ke arah perut 90 derajat secara bergantian antara kaki kiri dan kaki kanan. Jangan menghentak ketika menurunkan kaki, lakukan perlahan namun bertenaga. Ulangi gerakansebanyak 8 (delapan) kali. Hari Ketujuh : Gambar 2.7 Posisi Tidur Terlentang, Kaki Lurus, dan Kedua Tangan di Samping Badan Tidur terlentang, kaki lurus, dan kedua tangan di samping badan. Angkat kedua kaki secara bersamaan dalam keadaan lurus sambil mengkontraksikan 22
  • 28. perut, kemudian turunkan perlahan. Atur pernafasan. Lakukan sesuai kemampuan, tidak usah memaksakan diri. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali. Hari Kedelapan : Gambar 2.8 Posisi Menungging Posisi menungging, nafas melalui pernafasan perut. Kerutkan anus dan tahan 5-10 detik. Saat anus dikerutkan, ambil nafas kemudian keluarkan nafas pelan- pelan sambil mengendurkan anus. Ulangigerakan sebanyak 8 (delapan) kali. Hari Kesembilan : Gambar 2.9 Posisi Berbaring, Kaki Lurus, dan Kedua Tangan di Samping Badan Posisi berbaring, kaki lurus, dan kedua tangan di samping badan. Angkat kedua kaki dalam keadaan lurus sampai 90 derajat, kemudian turunkan kembali pelan-pelan. Jangan menghentak ketika menurunkan kaki. Atur nafas saat mengangkat dan menurunkan kaki. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali. Hari Kesepuluh : Gambar 2.10 Posisi Tidur Telentang Kaki Lurus, Kedua Telapak Tangan Dibelakang Kepala 23
  • 29. Tidur telentang kaki lurus, kedua telapak tangan dibelakang kepala kemudian bangun samapi posisi duduk kemudian perlahan-lahan posisi tidur kembali (sit up). Lakukan sebanyak 8 (delapan) kali. (Sunarsih. dkk. 2009 : 108-115) 24
  • 30. BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN KASUS : Nifas Normal DI : Puskesmas Bojong Rawalumbu PADA : Tanggal : 11 Bulan 06 Tahun 2016 Waktu : 01.30 WIB I. DATA SUBJEKTIF A. Identitas / Biodata Nama Ibu : Ny.D Nama Ayah : Tn. I Umur : 29 thn Umur : 30 thn Agama : Islam Agama : Islam Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Rawalumbu Alamat : Rawalumbu B. Keluhan Utama Anamnesa pada tanggal 11-06-2016, pukul : 01.30, Pasca Persalinan 2 Jam C. Riwayat Kehamilan Trimester I : ANC I kali Keluhan : Mual muntah
  • 31. Anjuran : Makan dengan porsi sedikit tapi sering Theraphy : Pemebrian Vit B6 dan Tablet Fe Trimester II : ANC II kali Keluhan : Tidak ada
  • 32. Theraphy : Mengurangi aktivitas berat dan makan-makanan gizi seimbang Trimester III : ANC III kali Keluhan : Nyeri pada bagian pinggang dan sering BAK dimalam hari Anjuran : Melakukan senam hamil dan mengurangi minum dimalam hari Theraphy : Pemberian tablet Fe D. Riwayat Persalinan Waktu Persalinan : 10-06-16 , Pukul : 23:25, Jenis Kelamin : laki-laki Berat Badan : 3.000 gram, Panjang Badan : 48 cm, Apgarscore : 9/10 Jenis Persalinan : Spontan,Tempat Persalinan : Puskesmas, Plasenta: Lengkap Lama Persalinan : 19 jam 30 menit Jumlah Perdarahan : ± 250 cc Kala I : 17 jam Kala I : − Kala II : 25 menit Kala II : ± 100 cc Kala III : 5 menit Kala III : ± 150 cc Keadaan Air Ketuban : Jernih Waktu Pecah :23.15 WIB E. Riwayat Kesehatan Keluarga Mobilisasi : 24
  • 33. Ibu mengatakan sudah dapat miring kiri dan kanan dan telah bias berjalan dibantu oleh keluarganya. F. Pola Kebutuhan Dasar Eliminasi : BAB : Negatif BAK : 2X setelah melahirkan Nutrisi : Ibu telah makan nasi, sayur, dan lauk pauk porsi sedang Istirahat : Ibu kurang istirahat karena perineum masih sakit Aktifitas : Ibu belum bias melakukan aktivitas sehari-hari Personal Hygiene : Ibu hanya di lap dan diganti baju bersih Keadaan Psikologis : Ibu sangat bahagia atas kelahiran bayinya Riwayat Kesehatan Kekuarga : Ibu mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki penyakit menahun, menurun dan menular. II. DATA OBJEKTIF Suhu : 37,4 0 C, Rr : 22 X /M, N : 81 X /M, TD : 120/80 mmHg Mata : Simetris, Konjungtiva : An Anemis, Sklera : An Ikterik Hidung : Normal Mulut : Bersih dan tidak ada caries dan stomatitis 25
  • 34. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan vena jugularis Dada : Jantung : lubdub Paru-paru : Normal Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, TFU : 1 Jari dibawah pusat Kontraksi : Baik Genetalia : Pengeluaran Lochea Rubra Punggung : Normal, tidak ada nyeri ketuk Ektremitas : Reflek patella posotif, simetris, tidak ada varices, maupun oedema III.ANALISA DATA Diagnosa : Ibu P3A0 Post Partum 2 Jam Masalah : Tidak ada Kebutuhan : Tidak ada IV. PERENCANAAN (PLANING) 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dalam keadaan normal yaitu TD : 120/80 mmHg, N : 80 x /m, S : 37,40 C, Rr : 22 x /m, TFU : 1 jari dibawah pusat, kontrraksi baik, perdarahan ± 150 cc. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan. 2. Mengajarkan kepada ibu cara mencegah perdarahan seperti memasase fundus uteri dengan memutarnya searah jarum jam bila teraba lembek dan bila terasa ada darah yang keluar dari jalan lahir yang mengalir deras. Ibu mengerti dan ibu bersedia untuk melakukannya. 26
  • 35. 3. Menganjurkan ibu untuk selalu istirahat pada saat bayi tidur. Ibu mengerti dan akan melakukannya. 4. Menganjurkan ibu selau memberikan ASI kepada bayinya saat bayi terjaga, setiap 2 jam sekali atau setiap bayi ingin menyusu. Ibu bersedia untuk selalu menyusui ASI kepada bayinya. 5. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini seperti tidur miring kekanan dan kekiri agar involusi uterus berjalan dengan normal. Ibu mengerti dan akan melakukannya. 6. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya masa nifas seperti pengeluaran pervaginam, payudara bengkak kemerahan dan panas, sakit kepala hebat, nyeri epigastrik, penglihatan kabur. Bila terdapat tanda-tanda tersebut maka ibu wajib melaporkan ke tenaga kesehatan. Ibu mengerti dan akan memberitahu apabila ada tanda-tanda tersebut. V. CATATAN PERKEMBANGAN TANGGAL DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF ANALISA DATA PERENCANAAN 11/6/2016 Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules KU : Baik Kes : CM TD : 120/80 mmHg N : 84 x /m S : 36,2 0 C Rr : 22 x /m TFU : 1 jari dibawah pusat Ibu P3A0 post partum 6 jam 1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaannya dalam keadaan normal yaitu TD : 120/80 mmHg, N : 84 x /m S : 36,20 c, Rr : 22 x /m, TFU : 1 jari dibawah pusat, 27
  • 36. Kontraksi : Baik Perdarahan : ± 150 cc Lochea : Rubra kontaksi : baik, perdarahan : ± 150 cc. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan. 2. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya. Ibu mengerti dan akan menjaga kehangatan bayinya. 3. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk tetap menyusui bayinya 2 jam sekali atau setiap bayi ingin menyusu. Ibu bersedia untuk menyusui bayinya. 4. Menganjurkan ibu unntuk mengganti kassa bayi setiap kassa bayi basah dan setiap selesai mandi. Ibu telah menggganti kassa bayi. 5. Menganjurkan ibu untuk teatap menjaga kebersihan bayinya. 6. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB/BAK. Ibu bersedia untuk tidak menahan BAK dan 28
  • 38. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dalam asuhan kebidanan pada ibu nifas normal terhadap Ny.D dilakukan dengan sistematis yaitu melakukan pengkajian data subjektif (hasil wawancara atau anamnesa) dan pengkajian data objektif (hasil pemeriksaan fisik). Diagnosa yang didapatkan dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu nifas normal terhadap Ny.D yaitu ibu P3A0 post partum 2 jam. Setelah dilakukan pengumpulan data, tidak ada masalah, diagnosa potensial, masalah potensial, serta kebutuhan tindakan segera oleh dokter, secara mandiri oleh bidan ataupun berkolaborasi dengan dokter atau pihak lain untuk merujuk pada ibu nifas Ny.D. Rencana Asuhan Kebidanan pada ibu nifas Ny.D yaitu beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan, anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya, anjurkan ibu untuk mencegah perdarahan, jelaskan pada ibu tanda bahaya pada masa nifas, anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya, anjurkan ibu untuk mengganti kassa bayi, anjurkan ibu untuk menjaga kebersihhann bayi, anjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny.D telah dilakukan sesuai dengan rencana asuhan dan sesuai dengan kondisi dan keadaan pasien. Evaluasi dari pelaksanaan asuhan kebidaan yang telah dilakukan pada ibu nifas Ny.D yaitu keadaan ibu dalam batas normal, ibu bersedia mengikuti anjuran bidan.
  • 39.
  • 40. B. Saran 1. Bagi Institusi Pendidikan a. Mampu meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan dibidang teori dan praktek terhadap ibu nifas. b. Mampu memperhatikan kualitas pendidikan dengan tetap membimbing dan mengarahkan mahasiswa dengan membekali keterampilan yang cukup dan juga ditunjang sarana yang memadai dari lahan praktek yang sudah menerapkan asuhan kebidanan ibu nifas. 2. Bagi Lahan Praktek Pelayanan sudah dilakukan cukup baik, hendaknya hal-hal yang baik dapat dipertahankan dan hal-hal yang masih kurang diharapkan dapat diperbaiki dalam memberikan pelayanan kepada ibu nifas. 3. Bagi Mahasiswa a. Mahasiswa diharapkan agar dapat menggunakan kesempatan belajar dilahan praktek dengan baik dan dapat menggali ilmu yang mungkin tidak didapatkan di institusi pendidikan tetapi bisa didapatkan dilahan praktek. b. Diharapkan mahasiswa sebagai calon bidan harus dapat mengantisipasi kemungkinan masalah yang akan timbul dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas. c. Diharapkan mahasiswa mampu mendokumentasikan semua tindakan dan perkembangan yang terjadi pada ibu nifas serta dapat bertindak secara sistematik. 30
  • 41. 4. Bagi Klien a. Diharapkan ibu mengetahui tanda bahaya dalam masa nifas agar mampu mendeteksi secara dini dan dapat segera diatasi. b. Diharapkan untuk menambah pengetahuan klien tentang masa nifas dan merawat bayinya. c. Diharapkan klien mampu melakukan yang telah diberitahukan tentang masa nifas. d. Diharapkan dapat meningkatkan kesadaran klien akan pentingnya ASI Eksklusif. 31
  • 42. DAFTAR PUSTAKA Nanny, Vivian. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta : Salemba Medika Maryunani, Anik. 2015. Asuhan Ibu Nifas & Asuhan Ibu Menyusui. Bogor : IN MEDIA Maryunani, Anik. 2015. Kamus Bidan Bergambar dalam Asuhan Kebidanan. Bogor : IN MEDIA Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika Suherni. dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya Bagian Obstetri dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Padjadjaran Bandung. 1989. Obstetri Fisiologi. Bandung : ELEMAN Rahayu, YP. dkk. 2012. Buku Ajar Masa Nifas dan Menyusui. Jakarta : Mitra Wacana Medika Koran Sindo. 2015. Angka Kematian Ibu Masih Jauh Dari Target. http://www.koran-sindo.com/news.php?r=0&n=6&date=2015-12-22, diakses pada tanggal 29 Juli 2016 Tobat, Cristyana. 2015. Pengertian dan Macam Jenisnya Lochea. http://www.cahsingorojo.com/2016/05/lochea-pengertian-dan-macam- jenisnya.html, diakses pada tanggal 29 Juli 2016 Depkes RI. 2015. Angka Kematian Ibu. http://storage.jak- stik.ac.id/ProdukHukum/MenPAN/index.php- 32
  • 43. option=com_docman&task=doc_download&gid=290&Itemid=111.pdf, diakses pada tanggal 29 Juli 2016 PKBI. 2015. Kematian Ibu Melahirkan Terus Meningkat. http://pkbi.or.id/kematian-ibu-melahirkan-terus-meningkat/, diakses pada tanggal 29 Juli 2016 Chapter. 2015. Latar belakang neonatal. http: //repository. usu. ac. id/bitstream/123456789/30984/4/Chapter%20I.pdf. diakses pada tanggal 01 Agustus 2016 Joni. 2011. Masa Nifas. http://jsuyono.blogspot.co.id/2011/06/masa-nifas.html, diakses pada tanggal 15 Agustus 2016 33