SlideShare a Scribd company logo
Kegawat Daruratan
Kehamilan Lanjut
Presentation by Wahyuni, S.ST, M.Biomed
Kelainan Air
Ketuban
Kelainan Dalam
Lamanya Kehamilan
Kehamilan Ganda
Preeklampsia/
Eklampsia
MEETING 6
Perdarahan Pada
Kehamilan Lanjut
dan Persalinan
Malpresentasi
Perdarahan Pada
Kehamilan Lanjut dan
Persalinan
Definisi :
Perdarahan antepartum adalah
perdarahan yang terjadi setelah
kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih
banyak dan lebih berbahaya daripada
perdarahan kehamilan sebelum 28
minggu (Mochtar, 1998).
Perdarahan Pada
Kehamilan Lanjut
dan Persalinan
PLASENTA
PREVIA
Klasifikasi
Plasenta Previa
Klasifikasi Perdarahan Antepartum
Plasenta Previa
Plasenta yang berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi sebagian atau seluruh dari ostium uteri internum
Klasifikasi
1. Plasenta previa totalis seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta
2. Plasenta previa lateralis sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta
3. Plasenta previa marginalis pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan
4. Plasenta letak rendah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa
sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum
Etiologi
Penyebab blastokista berimplantasi pada segmen bawah rahim belum di ketahui dengan pasti.
Teori lain mengemukakan sebagai salah satu penyebabnya adalah
1. Vaskularisasi desidua yang tidak memadai
2. Paritas tinggi, usia lanjut cacat rahim misalnya bekas bedah sesar, miomektomi
Gambaran Klinik
Ciri yang menonjol pada plasenta previa adalah :
1. Perdarahan tanpa rasa nyeri
2. Perdarahan biasanya baru terjadi pada akhir trimester kedua keatas
3. Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti senidri
4. Perdarahan kembali terjadi tanpa sebab yang jelas, jadi perdarahan yang berulang
01
Plasenta Previa
SOLUSIO
PLASENTA
Klasifikasi Perdarahan Antepartum
Solusio Plasenta02
Solusio plasenta ialah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada corpus uteri sebelum lahirnya janin, terjadi
pada triwulan ke-tiga.
Klasifikasi
1. Solusio plasenta totalis, bila plasenta terlepas seluruhnya
2. Solusio plasenta parsialis, bila plasenta sebagian terlepas
3. Ruptura sinus marginalis, bila hanya sebagian kecil pnggir plasenta yang terlepas
4. Solusio plasenta dengan perdarahan yang keluar, perdarahan dapat menyelundup keluar dibawah selaput
ketuban
5. Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi, perdarahan tersembunyi dibelakang plasenta
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
1. Faktor vaskuler
2. Faktor trauma
3. Faktor paritas
4. Pengaruh lain seperti anemia, malnutrisi dll
5. Trauma langsung seperti jatuh, kena tendang dll
Gambaran Klinik
1. Terjadinya perdarahan yang tidak banyak dan berwarna merah tua
2. Nyeri perut
3. Uterus teggang terus menerus mirip his partus prematurus
RUPTUR
UTERI
Klasifikasi Perdarahan Antepartum
Ruptura Uteri
Ruptura Uteri ialah keadaan robekan pada rahim dimana telah terjadi hubungan langsung
antara rongga amnion dan rongga poritoneum
Etiologi
Ruptur uteri bisa di sebabkan oleh :Anomali atau kerusakan yang telah ada sebelumnya
karena trauma , atau sebagai komplikasi persalinan pada rahiim yang masih utuh.
Ruptur uteri paling sering terjadi pada rahim yang telah di SC pada persalinan sebelumnya,
dan lebih jika pada uterus yang demikian dilakukan partus percobaan atau persalinan
dengan oksitosiin atau sejenis.
Gambaran Klinik
1.Nadi cepat, kelihatan anemis, pernafasan yang sulit atau cepat, nyeri abdomen akibat
robekan rahim
2.Pada palpasi ibu merasa sangat nyeri dan bagian janin mudah teraba , his yang
menurun
03
Ruptura Uteri
Preeklampsia /
Eklampsia
Definisi :
Preeklamsia adalah peningkatan tekanan
darah yang baru timbul setelah usia kehamilan
mencapai 20 minggu, disertai dengan
penambahan berat badan ibu yang cepat akibat
tubuh membengkak dan pada pemeriksaan
laboratorium dijumpai protein di dalam urin/
proteinuria
Eklampsia adalah kelainan akut pada
wanita hamil dalam persalinan atau masa nifas
yang ditandai dengan timbulnya kejang 9bukan
timbul akibat kelainan neurologic) dan atau
koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan
gejala – gejala preeklampsia
Definisi
Preeklamsia adalah peningkatan tekanan darah yang baru timbul setelah usia kehamilan
mencapai 20 minggu, disertai dengan penambahan berat badan ibu yang cepat akibat tubuh
membengkak dan pada pemeriksaan laboratorium dijumpai protein di dalam urin/ proteinuria
01
Klasifikasi
1. Preeklamsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut :
* Tekanan darah 140/90 mmHg
* Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per-minggu
* Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif +1 atau +2 pada urin kateter atau midstream
2. Preeklamsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :
* Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
* Proteinuria 5 gr atau lebih per liter
* Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam
* Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium
* Terdapat edema paru dan sianosis
Komplikasi
2. Komplikasi pada janin
a. Kelahiran prematur
b. RDS ( Respiratory Distress Syndrome)
c. PPHN (Persistent Pulmonary Hypertension)
e. Kegagalan respirasi
Etiologi
Riwayat keluarga
 Hipertensi sebelum hamil
 Primigravida
 Kehamilan ganda
 Mola hidatidosa
Komplikasi
1. Komplikasi pada ibu
a. Solutio Plasenta
b. Koagulopati
c. Gagal ginjal akut
d. kerusakan hati
e. Edema paru
f. Hematoma
g. Penyakit kardiovaskuler
h. Defek neurologi
Klasifikasi Eklampsia
Berdasarkan waktu terjadinya, yaitu:
1. Eklamsi gravidarum
Kejadian 50-60 % serangan terjadi dalam keadaan hamil
2. Eklamsi Parturientum
Kejadian sekitar 30-35 %, terjadi saat inpartu dimana batas dengan eklamsi gravidarum sukar
dibedakan terutama saat mulai inpartu
3. Eklamsi Puerperium
Kejadian jarang sekitar 10 %, terjadi serangan kejang atau koma setelah persalinan berakhir
Berdasarkan lamanya, yaitu :
1. Stadium invasi (awal atau aurora)
Mata terpaku dan terbuka tanpa melihat, kelopak mata dan tangan bergetar, kepala
dipalingkan ke kanan atau kiri. Stadium ini berlangsung kira-kira 30 menit
2. Stadium kejang tonik
Seluruh otot badan jadi kaku, wajah kaku, tangan menggenggam dan kaki membengkok ke
dalam, pernapasan ke dalam, pernapasan berhenti, muka mulai kelihatan sianosis, lidah dapat
tergigit. Stadium ini berlangsung kira-kira 20-30 menit
3. Stadium kejang klonik
Semua otot berkontraksi ulang-ulang waktu yang cepat, mulut terbuka dan tertutup. Keluar
ludah berbusa dan lidah dapat digigit, mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis.
Setelah berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar,
menarik nafas seperti mendengkur
4. Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran ( koma ) ini berlangsung selama beberapa menit sampai berjam-jam.
Kadang-kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya ibu tetap dalam
keadaan koma. Selama serangan tekanan darah meninggi, nadi cepat dan suhu naik sampai
400 celcius
Penanganan Eklampsia
Penanganan Kejang
1. Beri obat antikonvulsan
2. Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan napas, sedotan, masker dan balon)
3. Beri oksigen 4-6 liter per-menit
4. Lindungi pasien dari kemungkinan trauma, tetapi jangan diikat terlalu keras
5. Baringkan pasien pada sisi kiri untuk mengurangi risiko aspirasi
6. Setelah kejang, aspirasi mulut dan tenggorokan jika perlu
Penanganan Umum
1.Jika tekanan diastolic tetap lebih dari 110mmHg, berikan obat antihipertensi, sampai tekanan siastolik di antara 90-100
mmHg
2.Pasang infuse dengan jarum besar (16 gauige atau lebih besar)
3.Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload cairan
4.Kateterisasi urin untuk memantau pengeluaran urin dan proteinuria
5.Jika jumlah urin kurang dari 30ml per jam: hentikan magnesium sulfat (MgSO4) dan berikan cairan I.V. (NaCL 0,9% atau
Ringer Laktat) pada kecepatan 1 liter per 8 jam, pantau kemungkinan oedema paru
6.Jangan tinggalkan pasien sendirian, kejang disertai aspirasi muntah dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin.
7.Observasi tanda-tanda vital, reflex dan denyut jantung janin setiap jam
8.Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda oedema paru
9.Hentikan pemberian cairan I.V. dan berikan diuretic, misalnya: furosemid 40mg I.V. sekali saja jika ada oedema paru
10. Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan sederhana (bedside clotting test)
Jika pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit, kemungkinan terdapat koadulopati
Kehamilan
Ganda
HAMIL
GANDA
Kehamilan Ganda
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih intra uterine
Etiologi
Faktor yang dapat memicu kejadian kehamilan ganda disamping yang bersifat umum, seperti: RAS,
herediter dan etnis
Faktor lain yang diduga adalah :
1. Faktor usia
2. Faktor paritas
3. Faktor pemicu ovulasi
4. ART
Gambaran Klinik
1.Keluhan kehamilan lebih sering terjadi dan lebih berat.
2.Tanda – tanda yang sering terlihat:
a. Ukuran uterus lebih besar dari kehamilan normal
b. Distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransinya dan seringkali terjadi partus
prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar.
c. Kenaikan berat badan ibu berlebihan
d. Pollihidramnion
e. Palpasi yang teraba banyak bagian kecil janin
f. Detak Jantung Janin lebih dari 1 tempat dengan perbedaan frekuensi sebesar > 8 detik/ menit
Kehamilan Ganda
Kelainan Dalam
Lamanya Kehamilan
Partus Lama
Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih, bayi
belum lahir. Dilatasi serviks di kanan garis waspada persalinan aktif
Etiologi
1. Kelainan Tenaga (Kelainan His)
2. Kelainan Janin
3. Kelainan Jalan Lahir
Tanda dan Gejala
1. Pada ibu : Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat dan
meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai: Ring v/d Bandle, oedema serviks, cairan ketuban
berbau, terdapat mekonium
2. Pada janin : Denyut jantung janin cepat atau hebat atau tidak teratur bahkan negatif, air ketuban
terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau. Kaput succedaneum yang besar, Moulage
kepala yang hebat, Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK), Kematian Janin Intra Parental
(KJIP)
Partus lama
Klasifikasi
1.Fase Laten Memanjang : fase laten yang melebihi 20 jam pada primi gravida atau 14 jam pada
multi gravida
2.Fase Aktif Memanjang : fase aktif yang berlangsung lebih dari 12 jam pada primi gravida dan
lebih dari 6 jam pada multi gravida dan dengan laju dilatasi serviks kurang dari 1,5 cm per-jam
3.Kala 2 Lama Yaitu kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam pada primi gravida dan 1 jam pada
multi gravida
Dampak
1.Bahaya Bagi Ibu
Partus lama menimbulkan efek berbahaya baik terhadap ibu maupun anak. Beratnya cedera
meningkat dengan semakin lamanya proses persalinan, resiko tersebut naik dengan cepat setelah
waktu 24 jam. Terdapat kenaikan pada insidensi atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi,
kelelahan ibu dan shock. Angka kelahiran dengan tindakan yang tinggi semakin memperburuk
bahaya bagi ibu
2. Bahaya bagi janin
a. Asfiksia akibat partus lama itu sendiri
b. Trauma cerebri yang disebabkan oleh penekanan pada kepala janin
c. Cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang sulit
d. Pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran. Keadaan ini mengakibatkan terinfeksinya cairan
ketuban dan selanjutnya dapat membawa infeksi paru-paru serta infeksi sistemik pada janin
Partus Lama
Kelainan
Air Ketuban
Fungsi Air Ketuban
Air ketuban berfungsi antara lain, untuk :
1. Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan
2. Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan yang dapat menyebabkan mengerut
sehingga menghambat penyaluran oksigen melalui darah ibu ke janin
3. Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrient bagi janin untuk sementara
4. Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu system pencernaan janin. System otot
dan tulang rangka serta system pernafasan janin agar berkembang dengan baik
5. Menjadi incubator yang sangat istimewa dalam menjaga kehangatan disekitar janin selaput
ketuban dengan cairan ketuban didalamnya merupakan penahan janin dan rahim terhadap
kemungkinan infeksi
Macam – macam Kelainan Air Ketuban
1. Ketuban Pecah Dini (KPD)
Ketuban pecah dini (KPD) atau ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) atau ketuban
pecah premature (KPP) adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai
dan ditunggu satu jam sebelum terjadinya inpartu
Etiologi
Penyebab dari ketuban pecah dini tidak atau masih belum diketahui secara jelas maka upaya
preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan infeksi
2. Polihidramnion
Menurut Rustam Muchtar (1998) polihidramnion merupakan keadaan dimana jumlah air ketuban
lebih banyak dari normal atau lebih dari dua liter.
Polihidramnion adalah cairan amnion > 2000ml pada kehamilan aterm.
Etiologi
Mekanisme terjadi polihidramnion hanya sedikit yang kita ketahui.
Secara teori polihidramnion terjadi, karena :
a. Produksi air ketuban bertambah
b. Pengaliran air ketuban terganggu
3. Oligohidramnion adalah Suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu: kurang dari 500 cc
Etiologi
Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin. Etiologi primer lainnya
mungkin dikarenakan amnion kurang baik pertumbuhannya dan etiologi sekunder lainnya, misal:
pada keadaan ketuban pecah dini.
Malpresentasi
MALPRESENTASI
Malpresentasi
Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex, sedangkan
Malposisi adalah kepala janin relative terhadap pelvix dengan oksiput
sebagai titik referensi, dengan permasalahan:
janin dalam keadaan malpresentasi dan malposisi yang menyebabkan
partus lama atau partus macet
PRESENTASI
MUKA / WAJAH
Presentasi muka
Presentasi muka terjadi apabila sikap janin ekstensi maksimal sehingga oksiput
mendekat kearah punggung janin dan dagu menjadi bagian presentasinya.
Diagnosis
Diagnosisi presentasi muka di tegakkan apabila :
1. Pemeriksaan vaginal dapat diraba, yaitu: mulut, hidung, tepi orbita dan dagu.
Penunjuk presentasi muka adalah dagu
2. Palpasi abdomen
Kadang – kadang dapat diraba tonjolan kepala janin di dekat punggung janin
3. Pada waktu persalinan seringkali muka menjadi oedema, sehingga diagnosis dapat
keliru sebagai presentasi bokong
Pada keadaan tersebut perabaan pada mulut mirip dengan perabaan pada anus
PRESENTASI
MUKA / WAJAH
Etiologi
1. Panggul sempit
2. Janin besar
3. Multiparitas
4. Perut gantung
5. Kelainan janin (anensefalus)
6. Lilitan tali pusat
Penanganan
Pada persalinan dengan presentasi muka harus dilakukan pemeriksaan yang teliti untuk menentukan adanya
disproporsi sefalopelvik dan jika ditemukan harus dilakukan seksio sesarea termasuk untuk indikasi posisi mento
posterior persistens dan sulitnya kepala turun dalam rongga panggul (CPD). Namun apabila pembukaan belum lengkap
dan tidak ada tanda- tanda CPD, dilakukan drip oksitosin dan lakukan persalinan dengan tindakan yang sama dengan
persalinan vertex.
Dalam keadaan tertentu dapat dicoba untuk mengubah presentasi muka menjadi presentasi belakang kepala dengan
cara perasat Thorn.
Syarat Yang Harus Dipenuhi
1. Dagu harus berada dibelakang, sebab bila dagu berada di depan akan terjadi presentasi belakang kepala dengan
ubun-ubun kecil dibelakang yang tidak lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan presentasi muka dengan
dagu di depan
2. Kepala belum turun ke dalam rongga panggul dan masih mudah didorong ke atas
PRESENTASI
DAHI
Presentasi dahi
Presentasi dahi terjadi manakala kepala janin dalam sikap ekstensi sedang.
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba daerah sinsiput yang berada di antara
ubun – ubun besar dan pangkal hidung
Diagnosis
Diagnosisi presentasi dahi di tegakkan apabila :
1. Pada pemeriksaan vaginal dapat diraba pangkal hidung, tepi atas orbita,
sutura frontalis dan ubun – ubun besar, tetapi tidak dapat meraba dagu
atau mulut janin
2. Palpasi abdomen dapat teraba oksiput dan dagu janin diatas simfisis
dengan mudah
Etiologi
Sebab terjadinya presentasi dahi pada dasarnya sama dengan sebab
terjadinya presentasi muka, yaitu:
1. Panggul sempit
2. Janin besar
3. Multiparitas
4. Kelainan janin (anansefalus)
PRESENTASI
DAHI Penanganan
1. Presentasi dahi dengan ukuran panggul dan janin yang normal, tidak akan
dapat lahir spontan per-vaginam, sehingga harus dilahirkan dengan secsio
sesarea
2. Pada janin yang kecil dan panggul yang luas pada garis besarnya sikap
dalam mengahadapi persalinan presentasi dahi sama dengan sikap dalam
menghadapi presentasi muka
3. Bila persalinan menunjukkan kemajuan, tidak perlu dilakukakn tindakan.
Demikian pula bila harapan presentasi dahi dapat berubah menjadi
presentasi belakang kepala atau presentasi muka
4. Jika pada akhir kala I kepala belum masuk kedalam rongga panggul,
dapat diusahakan mengubah presentasi dengan parasat thorn, namun jika
tidak berhasil sebaiknya dilakukan SC meskipun kepala sudah masuk ke
rongga panggul dan kala II tidak mengalami kemajuan.
Penanganan lain yaitu :
jika janin mati dan pembukaan lengkap dilakukan kraniotomi.
PRESENTASI
BOKONG
• Presentasi bokong adalah keadaan janin letaknya
memanjang dengan bokong, kaki atau kombinasi
keduanya menempati bagian bawah rongga janin
• Gejala yang bisa di jumpai pada kondisi ini :
1. Gerakan janin dirasakan dibagian bawah
2. Teraba kepala bulat dan keras dan mudah dan
mudah digerakkan pada fundus uteri
3. Denyut jantung janin setinggi atau kadang –
kadang lebih tinggi dari umbilikus dengan
pemeriksaan dalam dapat diraba bokong yang di
tandai dengan sakrum, anus dan kaki
• Presentasi bokong sering terjadi pada :
Multigravida, kehamilan kembar, air ketuban terlalu
sedikit/ oligohidramnion, uterus mengalami
pertumbuhan abnormal seperti fibroid
• Jenis :
1. Frank breech
2. Incomplete Breech
3. Complete breech
Manajemen Persalinan
• Rencanakan persalinan di rumah sakit
• Lakukan pemeriksaan kesejahteraan janin
• Lakukan pemeriksaan dalam segera jika terjadi pecah ketuban untuk mengetahui
adanya prolaps tali pusat
• Progres persalinan yang baik sangat diperlukan
• Petugas resusitasi bayi yang terlatih sebaiknya hadir saat persalinan
• Kandung kencing ibu dalam keadaan kosong
Bokong Memasuki
Panggul
Ekspulsi Spontan
• Ekspulsi spontan sampai
umbilikus
• Arahkan sakrum tetap dalam posisi anterior
• Lahirkan bayi secara spontan (Bracht)
• Ekstraksi bokong tidak diperbolehkan
• Segera lakukan SC jika tidak terjadi penurunan
atau ekspulsi bokong
Bracht Manuever
• JANGAN DITARIK !!!
• Traksi akan menyebabkan
kepala janin defleksi
• Dapat menyebabkan
nuchal arm
Sacrum diposterior
Klasik
Manuver Manuver Klasik
1. Melahirkan bahu belakang lebih dahulu
2. Tangan operator memegang kedua kaki bayi
3. Setelah bahu belakang tampak, operator melahirkan
bahu belakang dengan cara mengusap lengan ke arah
dada dan bahu dilahirkan
4. Melahirkan bahu depan dengan cara yang sama
5. Kepala dilahirkan dengan manuver Mauriceau
Muller
Manuver Manuver Muller
1. Melahirkan bahu depan lebih dahulu
2. Tangan operator pada paha bayi melakukan traksi curam
ke bawah sampai bahu depan terlihat dan dilahirkan
3. Untuk melahirkan bahu belakang, kaki bayi (femur)
dibawa ke arah ventral ibu sampai bahu belakang
terlihat dan dilahirkan
4. Kepala dilahirkan secara Mauriceau
Lovset
Manuver Manuver Lovset
1. Sering dilakukan pada tangan menjungkit
2. Pegang paha bayi, putar ke lateral sehingga panggul
janin terputar ke arah yang berlawanan
3. Saat skapula terlihat, putar badan melawan arah jarum
jam
4. Lahirkan lengan seperti biasa
5. Badan bayi diputar kembali untuk melahirkan lengan
yang satu lagi
Mauriceau
Manuver Manuver Mariceu
1. Melahirkan kepala secara manual
2. Jari telunjuk dan jari tengah operator diletakkan pada
maksila, badan bayi pada telapak tangan dan lengan
tangan operator
3. Dua jari operator (tangan lainnya) pada tengkuk bayi
bersamaan melakukan traksi ke bawah (gentle
down-ward traction)
4. Secara bersamaan, tubuh diangkat ke arah
simphysis utk melahirkan mulut, hidung dan dahi
melalui perineum
Melahirkan Kepala
Secara Manual
Manuver Mariceu
1. Mauriceau- Smillie- Veit
manoeuvre untuk
melahirkan kepala dalam
posisi fleksi
2. Pegang badan bayi dalam
posisi horisontal
Melahirkan Kepala
Menggunakan Alat
• Mengunakan Forceps
• Asisten mengangkat bayi.
LETAK
LINTANG
SECTIO CAESAREA
1. Harus mengetahui dimana letak kepala
dan punggung
2. Jika kepala di kanan, punggung dibawah
atau diatas, tangan operator meraih kaki
kiri bayi lebih dahulu
3. Jika kepala di kiri, punggung dibawah atau
diatas, tangan operator meraih kaki kanan
bayi terlebih dahulu
THANK YOUKEGAWATDARURATAN
KEHAMILAN LANJUT

More Related Content

What's hot

Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifas
pjj_kemenkes
 
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Lanjut
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan LanjutKegawatdaruratan Masa Kehamilan Lanjut
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Lanjut
pjj_kemenkes
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan MudaPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
pjj_kemenkes
 
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IVKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
pjj_kemenkes
 
Kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangannya
Kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangannyaKebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangannya
Kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangannya
Lutfiana Puspita Sari
 
Memberikan Asuhan Pada Ibu Bersalin Kala II
Memberikan Asuhan Pada Ibu Bersalin Kala IIMemberikan Asuhan Pada Ibu Bersalin Kala II
Memberikan Asuhan Pada Ibu Bersalin Kala IINurul Wulandari
 
Dokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananDokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidanan
Irfa Kartini
 
asuhan ibu masa nifas normal
asuhan ibu masa nifas normalasuhan ibu masa nifas normal
asuhan ibu masa nifas normal
dewi wandiana
 
Ppt plasenta previa
Ppt plasenta previaPpt plasenta previa
Ppt plasenta previa
Dian Vivahana
 
Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
Kebutuhan Dasar Ibu HamilKebutuhan Dasar Ibu Hamil
Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
Bayu Fijrie
 
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
Erlina Wati
 
Modul 5 kb 1 penyulit komplikasi persalinan kala i dan ii persalinan
Modul 5 kb 1   penyulit komplikasi persalinan kala i dan ii persalinanModul 5 kb 1   penyulit komplikasi persalinan kala i dan ii persalinan
Modul 5 kb 1 penyulit komplikasi persalinan kala i dan ii persalinan
pjj_kemenkes
 
Kb 1 penyulit dan komplikasi masa nifas
Kb 1 penyulit dan komplikasi masa nifasKb 1 penyulit dan komplikasi masa nifas
Kb 1 penyulit dan komplikasi masa nifasUwes Chaeruman
 
Diagnosis kehamilan 1
Diagnosis kehamilan 1Diagnosis kehamilan 1
Diagnosis kehamilan 1
Arya Ningrat
 
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalPembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
AffiZakiyya
 
Perdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.pptPerdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.pptelly_nd
 
Kunjungan ulang hamil
Kunjungan ulang hamilKunjungan ulang hamil
Kunjungan ulang hamil
Triana Septianti
 
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iiiKebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
hesti kusdianingrum
 

What's hot (20)

Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifas
 
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Lanjut
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan LanjutKegawatdaruratan Masa Kehamilan Lanjut
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Lanjut
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan MudaPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
 
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IVKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV
 
kebutuhan ibu kala III
kebutuhan ibu kala IIIkebutuhan ibu kala III
kebutuhan ibu kala III
 
Kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangannya
Kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangannyaKebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangannya
Kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahapan perkembangannya
 
Gawat janin
Gawat janinGawat janin
Gawat janin
 
Memberikan Asuhan Pada Ibu Bersalin Kala II
Memberikan Asuhan Pada Ibu Bersalin Kala IIMemberikan Asuhan Pada Ibu Bersalin Kala II
Memberikan Asuhan Pada Ibu Bersalin Kala II
 
Dokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananDokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidanan
 
asuhan ibu masa nifas normal
asuhan ibu masa nifas normalasuhan ibu masa nifas normal
asuhan ibu masa nifas normal
 
Ppt plasenta previa
Ppt plasenta previaPpt plasenta previa
Ppt plasenta previa
 
Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
Kebutuhan Dasar Ibu HamilKebutuhan Dasar Ibu Hamil
Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
 
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
ATONIA UTERI, RETENSIO PLESENTA DAN INVERSIO UTERI
 
Modul 5 kb 1 penyulit komplikasi persalinan kala i dan ii persalinan
Modul 5 kb 1   penyulit komplikasi persalinan kala i dan ii persalinanModul 5 kb 1   penyulit komplikasi persalinan kala i dan ii persalinan
Modul 5 kb 1 penyulit komplikasi persalinan kala i dan ii persalinan
 
Kb 1 penyulit dan komplikasi masa nifas
Kb 1 penyulit dan komplikasi masa nifasKb 1 penyulit dan komplikasi masa nifas
Kb 1 penyulit dan komplikasi masa nifas
 
Diagnosis kehamilan 1
Diagnosis kehamilan 1Diagnosis kehamilan 1
Diagnosis kehamilan 1
 
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalPembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
 
Perdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.pptPerdarahan Postpartum.ppt
Perdarahan Postpartum.ppt
 
Kunjungan ulang hamil
Kunjungan ulang hamilKunjungan ulang hamil
Kunjungan ulang hamil
 
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iiiKebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
 

Similar to Kegawat Daruratan Kehamilan Lanjut

Perdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanPerdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilan
Asih Astuti
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
hilaria mafenat
 
Plasenta Previa
Plasenta PreviaPlasenta Previa
Plasenta Previa
Phil Adit R
 
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Lanjut
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan LanjutKegawatdaruratan Masa Kehamilan Lanjut
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Lanjut
pjj_kemenkes
 
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masaDeteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masaRofi'ah Muwafaqoh
 
Askeb iv
Askeb ivAskeb iv
Askeb iv
Fitri Kyeri
 
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tua
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tuaKelompok 5 perdarahan pada kehamilan tua
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tuatita_nurlita
 
Trauma_kehamilan.docx
Trauma_kehamilan.docxTrauma_kehamilan.docx
Trauma_kehamilan.docx
pasnelparna
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Perdarahan antepartum
Perdarahan antepartumPerdarahan antepartum
Perdarahan antepartumYuni Wulandari
 
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSAANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
wellinasebayang
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan LanjutPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
pjj_kemenkes
 
Neuro
NeuroNeuro
Neuro
krist14
 
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan GinekologiManajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Dokter Tekno
 
4.1 Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
4.1  Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt4.1  Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
4.1 Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
RizkyAndrianiBakara2
 
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptxPPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
RiandiAkbar1
 

Similar to Kegawat Daruratan Kehamilan Lanjut (20)

Rangkuman akbid paramata raha
Rangkuman akbid paramata rahaRangkuman akbid paramata raha
Rangkuman akbid paramata raha
 
Perdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanPerdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilan
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
Plasenta Previa
Plasenta PreviaPlasenta Previa
Plasenta Previa
 
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Lanjut
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan LanjutKegawatdaruratan Masa Kehamilan Lanjut
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Lanjut
 
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masaDeteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
 
Askeb iv
Askeb ivAskeb iv
Askeb iv
 
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tua
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tuaKelompok 5 perdarahan pada kehamilan tua
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tua
 
Pendarahan pada hamil tua
Pendarahan pada hamil tuaPendarahan pada hamil tua
Pendarahan pada hamil tua
 
Trauma_kehamilan.docx
Trauma_kehamilan.docxTrauma_kehamilan.docx
Trauma_kehamilan.docx
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Perdarahan antepartum
Perdarahan antepartumPerdarahan antepartum
Perdarahan antepartum
 
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSAANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan LanjutPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
 
Neuro
NeuroNeuro
Neuro
 
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan GinekologiManajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
Manajemen Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi
 
Abortus, perdarahan antepartum
Abortus, perdarahan antepartumAbortus, perdarahan antepartum
Abortus, perdarahan antepartum
 
4.1 Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
4.1  Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt4.1  Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
4.1 Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
 
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptxPPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
 
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNASolusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
 

More from UFDK

Kajian Lethal Ovitrap Abstrak
Kajian Lethal Ovitrap AbstrakKajian Lethal Ovitrap Abstrak
Kajian Lethal Ovitrap Abstrak
UFDK
 
Atlas Vektor Penyakit
Atlas Vektor PenyakitAtlas Vektor Penyakit
Atlas Vektor Penyakit
UFDK
 
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran LingkunganBuku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
UFDK
 
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah SakitPMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
UFDK
 
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang PuskesmasPMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
UFDK
 
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja IndustriPMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
UFDK
 
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan VektorPMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
UFDK
 
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianPMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
UFDK
 
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit MenularPMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
UFDK
 
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi JasabogaPMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
UFDK
 
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
UFDK
 
PMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
PMK no. 374 Tentang Pengendalian VektorPMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
PMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
UFDK
 
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air MinumPmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
UFDK
 
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling PuskemasPermenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
UFDK
 
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas AirPer menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
UFDK
 
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan SanitarianPermenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
UFDK
 
Penyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
Penyuluhan Masalah Keputihan dan SolusinyaPenyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
Penyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
UFDK
 
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakitPenanggulangan kejadian luar biasa penyakit
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit
UFDK
 
Teknik pengolahan dan penyajian data
Teknik pengolahan dan penyajian dataTeknik pengolahan dan penyajian data
Teknik pengolahan dan penyajian data
UFDK
 
Populasi
PopulasiPopulasi
Populasi
UFDK
 

More from UFDK (20)

Kajian Lethal Ovitrap Abstrak
Kajian Lethal Ovitrap AbstrakKajian Lethal Ovitrap Abstrak
Kajian Lethal Ovitrap Abstrak
 
Atlas Vektor Penyakit
Atlas Vektor PenyakitAtlas Vektor Penyakit
Atlas Vektor Penyakit
 
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran LingkunganBuku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
 
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah SakitPMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
 
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang PuskesmasPMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
 
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja IndustriPMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
 
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan VektorPMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
 
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianPMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
 
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit MenularPMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
 
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi JasabogaPMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
 
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
 
PMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
PMK no. 374 Tentang Pengendalian VektorPMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
PMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
 
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air MinumPmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
 
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling PuskemasPermenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
 
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas AirPer menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
 
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan SanitarianPermenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
 
Penyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
Penyuluhan Masalah Keputihan dan SolusinyaPenyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
Penyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
 
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakitPenanggulangan kejadian luar biasa penyakit
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit
 
Teknik pengolahan dan penyajian data
Teknik pengolahan dan penyajian dataTeknik pengolahan dan penyajian data
Teknik pengolahan dan penyajian data
 
Populasi
PopulasiPopulasi
Populasi
 

Recently uploaded

KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
Winda Qowiyatus
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
nadyahermawan
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
AshriNurIstiqomah1
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 

Recently uploaded (20)

KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 

Kegawat Daruratan Kehamilan Lanjut

  • 2. Kelainan Air Ketuban Kelainan Dalam Lamanya Kehamilan Kehamilan Ganda Preeklampsia/ Eklampsia MEETING 6 Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan Malpresentasi
  • 4. Definisi : Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu (Mochtar, 1998). Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan
  • 6. Klasifikasi Perdarahan Antepartum Plasenta Previa Plasenta yang berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh dari ostium uteri internum Klasifikasi 1. Plasenta previa totalis seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta 2. Plasenta previa lateralis sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta 3. Plasenta previa marginalis pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan 4. Plasenta letak rendah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum Etiologi Penyebab blastokista berimplantasi pada segmen bawah rahim belum di ketahui dengan pasti. Teori lain mengemukakan sebagai salah satu penyebabnya adalah 1. Vaskularisasi desidua yang tidak memadai 2. Paritas tinggi, usia lanjut cacat rahim misalnya bekas bedah sesar, miomektomi Gambaran Klinik Ciri yang menonjol pada plasenta previa adalah : 1. Perdarahan tanpa rasa nyeri 2. Perdarahan biasanya baru terjadi pada akhir trimester kedua keatas 3. Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti senidri 4. Perdarahan kembali terjadi tanpa sebab yang jelas, jadi perdarahan yang berulang 01 Plasenta Previa
  • 8. Klasifikasi Perdarahan Antepartum Solusio Plasenta02 Solusio plasenta ialah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada corpus uteri sebelum lahirnya janin, terjadi pada triwulan ke-tiga. Klasifikasi 1. Solusio plasenta totalis, bila plasenta terlepas seluruhnya 2. Solusio plasenta parsialis, bila plasenta sebagian terlepas 3. Ruptura sinus marginalis, bila hanya sebagian kecil pnggir plasenta yang terlepas 4. Solusio plasenta dengan perdarahan yang keluar, perdarahan dapat menyelundup keluar dibawah selaput ketuban 5. Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi, perdarahan tersembunyi dibelakang plasenta Faktor-faktor Yang Mempengaruhi 1. Faktor vaskuler 2. Faktor trauma 3. Faktor paritas 4. Pengaruh lain seperti anemia, malnutrisi dll 5. Trauma langsung seperti jatuh, kena tendang dll Gambaran Klinik 1. Terjadinya perdarahan yang tidak banyak dan berwarna merah tua 2. Nyeri perut 3. Uterus teggang terus menerus mirip his partus prematurus
  • 10. Klasifikasi Perdarahan Antepartum Ruptura Uteri Ruptura Uteri ialah keadaan robekan pada rahim dimana telah terjadi hubungan langsung antara rongga amnion dan rongga poritoneum Etiologi Ruptur uteri bisa di sebabkan oleh :Anomali atau kerusakan yang telah ada sebelumnya karena trauma , atau sebagai komplikasi persalinan pada rahiim yang masih utuh. Ruptur uteri paling sering terjadi pada rahim yang telah di SC pada persalinan sebelumnya, dan lebih jika pada uterus yang demikian dilakukan partus percobaan atau persalinan dengan oksitosiin atau sejenis. Gambaran Klinik 1.Nadi cepat, kelihatan anemis, pernafasan yang sulit atau cepat, nyeri abdomen akibat robekan rahim 2.Pada palpasi ibu merasa sangat nyeri dan bagian janin mudah teraba , his yang menurun 03 Ruptura Uteri
  • 12. Definisi : Preeklamsia adalah peningkatan tekanan darah yang baru timbul setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu, disertai dengan penambahan berat badan ibu yang cepat akibat tubuh membengkak dan pada pemeriksaan laboratorium dijumpai protein di dalam urin/ proteinuria Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil dalam persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang 9bukan timbul akibat kelainan neurologic) dan atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala – gejala preeklampsia
  • 13. Definisi Preeklamsia adalah peningkatan tekanan darah yang baru timbul setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu, disertai dengan penambahan berat badan ibu yang cepat akibat tubuh membengkak dan pada pemeriksaan laboratorium dijumpai protein di dalam urin/ proteinuria 01 Klasifikasi 1. Preeklamsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut : * Tekanan darah 140/90 mmHg * Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per-minggu * Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif +1 atau +2 pada urin kateter atau midstream 2. Preeklamsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut : * Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih * Proteinuria 5 gr atau lebih per liter * Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam * Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium * Terdapat edema paru dan sianosis
  • 14. Komplikasi 2. Komplikasi pada janin a. Kelahiran prematur b. RDS ( Respiratory Distress Syndrome) c. PPHN (Persistent Pulmonary Hypertension) e. Kegagalan respirasi Etiologi Riwayat keluarga  Hipertensi sebelum hamil  Primigravida  Kehamilan ganda  Mola hidatidosa Komplikasi 1. Komplikasi pada ibu a. Solutio Plasenta b. Koagulopati c. Gagal ginjal akut d. kerusakan hati e. Edema paru f. Hematoma g. Penyakit kardiovaskuler h. Defek neurologi
  • 15. Klasifikasi Eklampsia Berdasarkan waktu terjadinya, yaitu: 1. Eklamsi gravidarum Kejadian 50-60 % serangan terjadi dalam keadaan hamil 2. Eklamsi Parturientum Kejadian sekitar 30-35 %, terjadi saat inpartu dimana batas dengan eklamsi gravidarum sukar dibedakan terutama saat mulai inpartu 3. Eklamsi Puerperium Kejadian jarang sekitar 10 %, terjadi serangan kejang atau koma setelah persalinan berakhir Berdasarkan lamanya, yaitu : 1. Stadium invasi (awal atau aurora) Mata terpaku dan terbuka tanpa melihat, kelopak mata dan tangan bergetar, kepala dipalingkan ke kanan atau kiri. Stadium ini berlangsung kira-kira 30 menit 2. Stadium kejang tonik Seluruh otot badan jadi kaku, wajah kaku, tangan menggenggam dan kaki membengkok ke dalam, pernapasan ke dalam, pernapasan berhenti, muka mulai kelihatan sianosis, lidah dapat tergigit. Stadium ini berlangsung kira-kira 20-30 menit 3. Stadium kejang klonik Semua otot berkontraksi ulang-ulang waktu yang cepat, mulut terbuka dan tertutup. Keluar ludah berbusa dan lidah dapat digigit, mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik nafas seperti mendengkur 4. Stadium koma Lamanya ketidaksadaran ( koma ) ini berlangsung selama beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang-kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya ibu tetap dalam keadaan koma. Selama serangan tekanan darah meninggi, nadi cepat dan suhu naik sampai 400 celcius
  • 16. Penanganan Eklampsia Penanganan Kejang 1. Beri obat antikonvulsan 2. Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan napas, sedotan, masker dan balon) 3. Beri oksigen 4-6 liter per-menit 4. Lindungi pasien dari kemungkinan trauma, tetapi jangan diikat terlalu keras 5. Baringkan pasien pada sisi kiri untuk mengurangi risiko aspirasi 6. Setelah kejang, aspirasi mulut dan tenggorokan jika perlu Penanganan Umum 1.Jika tekanan diastolic tetap lebih dari 110mmHg, berikan obat antihipertensi, sampai tekanan siastolik di antara 90-100 mmHg 2.Pasang infuse dengan jarum besar (16 gauige atau lebih besar) 3.Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload cairan 4.Kateterisasi urin untuk memantau pengeluaran urin dan proteinuria 5.Jika jumlah urin kurang dari 30ml per jam: hentikan magnesium sulfat (MgSO4) dan berikan cairan I.V. (NaCL 0,9% atau Ringer Laktat) pada kecepatan 1 liter per 8 jam, pantau kemungkinan oedema paru 6.Jangan tinggalkan pasien sendirian, kejang disertai aspirasi muntah dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin. 7.Observasi tanda-tanda vital, reflex dan denyut jantung janin setiap jam 8.Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda oedema paru 9.Hentikan pemberian cairan I.V. dan berikan diuretic, misalnya: furosemid 40mg I.V. sekali saja jika ada oedema paru 10. Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan sederhana (bedside clotting test) Jika pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit, kemungkinan terdapat koadulopati
  • 19. Kehamilan Ganda Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih intra uterine Etiologi Faktor yang dapat memicu kejadian kehamilan ganda disamping yang bersifat umum, seperti: RAS, herediter dan etnis Faktor lain yang diduga adalah : 1. Faktor usia 2. Faktor paritas 3. Faktor pemicu ovulasi 4. ART Gambaran Klinik 1.Keluhan kehamilan lebih sering terjadi dan lebih berat. 2.Tanda – tanda yang sering terlihat: a. Ukuran uterus lebih besar dari kehamilan normal b. Distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar. c. Kenaikan berat badan ibu berlebihan d. Pollihidramnion e. Palpasi yang teraba banyak bagian kecil janin f. Detak Jantung Janin lebih dari 1 tempat dengan perbedaan frekuensi sebesar > 8 detik/ menit Kehamilan Ganda
  • 21. Partus Lama Partus lama adalah fase laten lebih dari 8 jam. Persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum lahir. Dilatasi serviks di kanan garis waspada persalinan aktif Etiologi 1. Kelainan Tenaga (Kelainan His) 2. Kelainan Janin 3. Kelainan Jalan Lahir Tanda dan Gejala 1. Pada ibu : Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat dan meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai: Ring v/d Bandle, oedema serviks, cairan ketuban berbau, terdapat mekonium 2. Pada janin : Denyut jantung janin cepat atau hebat atau tidak teratur bahkan negatif, air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau. Kaput succedaneum yang besar, Moulage kepala yang hebat, Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK), Kematian Janin Intra Parental (KJIP) Partus lama
  • 22. Klasifikasi 1.Fase Laten Memanjang : fase laten yang melebihi 20 jam pada primi gravida atau 14 jam pada multi gravida 2.Fase Aktif Memanjang : fase aktif yang berlangsung lebih dari 12 jam pada primi gravida dan lebih dari 6 jam pada multi gravida dan dengan laju dilatasi serviks kurang dari 1,5 cm per-jam 3.Kala 2 Lama Yaitu kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam pada primi gravida dan 1 jam pada multi gravida Dampak 1.Bahaya Bagi Ibu Partus lama menimbulkan efek berbahaya baik terhadap ibu maupun anak. Beratnya cedera meningkat dengan semakin lamanya proses persalinan, resiko tersebut naik dengan cepat setelah waktu 24 jam. Terdapat kenaikan pada insidensi atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, kelelahan ibu dan shock. Angka kelahiran dengan tindakan yang tinggi semakin memperburuk bahaya bagi ibu 2. Bahaya bagi janin a. Asfiksia akibat partus lama itu sendiri b. Trauma cerebri yang disebabkan oleh penekanan pada kepala janin c. Cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang sulit d. Pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran. Keadaan ini mengakibatkan terinfeksinya cairan ketuban dan selanjutnya dapat membawa infeksi paru-paru serta infeksi sistemik pada janin Partus Lama
  • 24. Fungsi Air Ketuban Air ketuban berfungsi antara lain, untuk : 1. Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan 2. Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan yang dapat menyebabkan mengerut sehingga menghambat penyaluran oksigen melalui darah ibu ke janin 3. Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrient bagi janin untuk sementara 4. Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu system pencernaan janin. System otot dan tulang rangka serta system pernafasan janin agar berkembang dengan baik 5. Menjadi incubator yang sangat istimewa dalam menjaga kehangatan disekitar janin selaput ketuban dengan cairan ketuban didalamnya merupakan penahan janin dan rahim terhadap kemungkinan infeksi
  • 25. Macam – macam Kelainan Air Ketuban 1. Ketuban Pecah Dini (KPD) Ketuban pecah dini (KPD) atau ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) atau ketuban pecah premature (KPP) adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai dan ditunggu satu jam sebelum terjadinya inpartu Etiologi Penyebab dari ketuban pecah dini tidak atau masih belum diketahui secara jelas maka upaya preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan infeksi
  • 26. 2. Polihidramnion Menurut Rustam Muchtar (1998) polihidramnion merupakan keadaan dimana jumlah air ketuban lebih banyak dari normal atau lebih dari dua liter. Polihidramnion adalah cairan amnion > 2000ml pada kehamilan aterm. Etiologi Mekanisme terjadi polihidramnion hanya sedikit yang kita ketahui. Secara teori polihidramnion terjadi, karena : a. Produksi air ketuban bertambah b. Pengaliran air ketuban terganggu
  • 27. 3. Oligohidramnion adalah Suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu: kurang dari 500 cc Etiologi Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin. Etiologi primer lainnya mungkin dikarenakan amnion kurang baik pertumbuhannya dan etiologi sekunder lainnya, misal: pada keadaan ketuban pecah dini.
  • 29. MALPRESENTASI Malpresentasi Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex, sedangkan Malposisi adalah kepala janin relative terhadap pelvix dengan oksiput sebagai titik referensi, dengan permasalahan: janin dalam keadaan malpresentasi dan malposisi yang menyebabkan partus lama atau partus macet
  • 30. PRESENTASI MUKA / WAJAH Presentasi muka Presentasi muka terjadi apabila sikap janin ekstensi maksimal sehingga oksiput mendekat kearah punggung janin dan dagu menjadi bagian presentasinya. Diagnosis Diagnosisi presentasi muka di tegakkan apabila : 1. Pemeriksaan vaginal dapat diraba, yaitu: mulut, hidung, tepi orbita dan dagu. Penunjuk presentasi muka adalah dagu 2. Palpasi abdomen Kadang – kadang dapat diraba tonjolan kepala janin di dekat punggung janin 3. Pada waktu persalinan seringkali muka menjadi oedema, sehingga diagnosis dapat keliru sebagai presentasi bokong Pada keadaan tersebut perabaan pada mulut mirip dengan perabaan pada anus
  • 31. PRESENTASI MUKA / WAJAH Etiologi 1. Panggul sempit 2. Janin besar 3. Multiparitas 4. Perut gantung 5. Kelainan janin (anensefalus) 6. Lilitan tali pusat Penanganan Pada persalinan dengan presentasi muka harus dilakukan pemeriksaan yang teliti untuk menentukan adanya disproporsi sefalopelvik dan jika ditemukan harus dilakukan seksio sesarea termasuk untuk indikasi posisi mento posterior persistens dan sulitnya kepala turun dalam rongga panggul (CPD). Namun apabila pembukaan belum lengkap dan tidak ada tanda- tanda CPD, dilakukan drip oksitosin dan lakukan persalinan dengan tindakan yang sama dengan persalinan vertex. Dalam keadaan tertentu dapat dicoba untuk mengubah presentasi muka menjadi presentasi belakang kepala dengan cara perasat Thorn. Syarat Yang Harus Dipenuhi 1. Dagu harus berada dibelakang, sebab bila dagu berada di depan akan terjadi presentasi belakang kepala dengan ubun-ubun kecil dibelakang yang tidak lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan presentasi muka dengan dagu di depan 2. Kepala belum turun ke dalam rongga panggul dan masih mudah didorong ke atas
  • 32. PRESENTASI DAHI Presentasi dahi Presentasi dahi terjadi manakala kepala janin dalam sikap ekstensi sedang. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba daerah sinsiput yang berada di antara ubun – ubun besar dan pangkal hidung Diagnosis Diagnosisi presentasi dahi di tegakkan apabila : 1. Pada pemeriksaan vaginal dapat diraba pangkal hidung, tepi atas orbita, sutura frontalis dan ubun – ubun besar, tetapi tidak dapat meraba dagu atau mulut janin 2. Palpasi abdomen dapat teraba oksiput dan dagu janin diatas simfisis dengan mudah Etiologi Sebab terjadinya presentasi dahi pada dasarnya sama dengan sebab terjadinya presentasi muka, yaitu: 1. Panggul sempit 2. Janin besar 3. Multiparitas 4. Kelainan janin (anansefalus)
  • 33. PRESENTASI DAHI Penanganan 1. Presentasi dahi dengan ukuran panggul dan janin yang normal, tidak akan dapat lahir spontan per-vaginam, sehingga harus dilahirkan dengan secsio sesarea 2. Pada janin yang kecil dan panggul yang luas pada garis besarnya sikap dalam mengahadapi persalinan presentasi dahi sama dengan sikap dalam menghadapi presentasi muka 3. Bila persalinan menunjukkan kemajuan, tidak perlu dilakukakn tindakan. Demikian pula bila harapan presentasi dahi dapat berubah menjadi presentasi belakang kepala atau presentasi muka 4. Jika pada akhir kala I kepala belum masuk kedalam rongga panggul, dapat diusahakan mengubah presentasi dengan parasat thorn, namun jika tidak berhasil sebaiknya dilakukan SC meskipun kepala sudah masuk ke rongga panggul dan kala II tidak mengalami kemajuan. Penanganan lain yaitu : jika janin mati dan pembukaan lengkap dilakukan kraniotomi.
  • 34. PRESENTASI BOKONG • Presentasi bokong adalah keadaan janin letaknya memanjang dengan bokong, kaki atau kombinasi keduanya menempati bagian bawah rongga janin • Gejala yang bisa di jumpai pada kondisi ini : 1. Gerakan janin dirasakan dibagian bawah 2. Teraba kepala bulat dan keras dan mudah dan mudah digerakkan pada fundus uteri 3. Denyut jantung janin setinggi atau kadang – kadang lebih tinggi dari umbilikus dengan pemeriksaan dalam dapat diraba bokong yang di tandai dengan sakrum, anus dan kaki • Presentasi bokong sering terjadi pada : Multigravida, kehamilan kembar, air ketuban terlalu sedikit/ oligohidramnion, uterus mengalami pertumbuhan abnormal seperti fibroid • Jenis : 1. Frank breech 2. Incomplete Breech 3. Complete breech
  • 35. Manajemen Persalinan • Rencanakan persalinan di rumah sakit • Lakukan pemeriksaan kesejahteraan janin • Lakukan pemeriksaan dalam segera jika terjadi pecah ketuban untuk mengetahui adanya prolaps tali pusat • Progres persalinan yang baik sangat diperlukan • Petugas resusitasi bayi yang terlatih sebaiknya hadir saat persalinan • Kandung kencing ibu dalam keadaan kosong
  • 36. Bokong Memasuki Panggul Ekspulsi Spontan • Ekspulsi spontan sampai umbilikus • Arahkan sakrum tetap dalam posisi anterior • Lahirkan bayi secara spontan (Bracht) • Ekstraksi bokong tidak diperbolehkan • Segera lakukan SC jika tidak terjadi penurunan atau ekspulsi bokong
  • 37. Bracht Manuever • JANGAN DITARIK !!! • Traksi akan menyebabkan kepala janin defleksi • Dapat menyebabkan nuchal arm
  • 38.
  • 40. Klasik Manuver Manuver Klasik 1. Melahirkan bahu belakang lebih dahulu 2. Tangan operator memegang kedua kaki bayi 3. Setelah bahu belakang tampak, operator melahirkan bahu belakang dengan cara mengusap lengan ke arah dada dan bahu dilahirkan 4. Melahirkan bahu depan dengan cara yang sama 5. Kepala dilahirkan dengan manuver Mauriceau
  • 41. Muller Manuver Manuver Muller 1. Melahirkan bahu depan lebih dahulu 2. Tangan operator pada paha bayi melakukan traksi curam ke bawah sampai bahu depan terlihat dan dilahirkan 3. Untuk melahirkan bahu belakang, kaki bayi (femur) dibawa ke arah ventral ibu sampai bahu belakang terlihat dan dilahirkan 4. Kepala dilahirkan secara Mauriceau
  • 42. Lovset Manuver Manuver Lovset 1. Sering dilakukan pada tangan menjungkit 2. Pegang paha bayi, putar ke lateral sehingga panggul janin terputar ke arah yang berlawanan 3. Saat skapula terlihat, putar badan melawan arah jarum jam 4. Lahirkan lengan seperti biasa 5. Badan bayi diputar kembali untuk melahirkan lengan yang satu lagi
  • 43. Mauriceau Manuver Manuver Mariceu 1. Melahirkan kepala secara manual 2. Jari telunjuk dan jari tengah operator diletakkan pada maksila, badan bayi pada telapak tangan dan lengan tangan operator 3. Dua jari operator (tangan lainnya) pada tengkuk bayi bersamaan melakukan traksi ke bawah (gentle down-ward traction) 4. Secara bersamaan, tubuh diangkat ke arah simphysis utk melahirkan mulut, hidung dan dahi melalui perineum
  • 44. Melahirkan Kepala Secara Manual Manuver Mariceu 1. Mauriceau- Smillie- Veit manoeuvre untuk melahirkan kepala dalam posisi fleksi 2. Pegang badan bayi dalam posisi horisontal
  • 45. Melahirkan Kepala Menggunakan Alat • Mengunakan Forceps • Asisten mengangkat bayi.
  • 46. LETAK LINTANG SECTIO CAESAREA 1. Harus mengetahui dimana letak kepala dan punggung 2. Jika kepala di kanan, punggung dibawah atau diatas, tangan operator meraih kaki kiri bayi lebih dahulu 3. Jika kepala di kiri, punggung dibawah atau diatas, tangan operator meraih kaki kanan bayi terlebih dahulu