Solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari tempat implantasinya yang normal di dinding rahim sebelum bayi lahir. Hal ini dapat terjadi setelah kehamilan 20 minggu dan menyebabkan perdarahan yang berbahaya bagi ibu dan janin."
Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta sebelum bayi lahir. Dokumen ini membahas klasifikasi, gejala, komplikasi, dan penatalaksanaan solusio plasenta berdasarkan derajat pelepasan plasenta, bentuk perdarahannya, dan tingkat gejala klinis. Solusio plasenta dapat menyebabkan perdarahan berat dan syok yang membahayakan ibu dan janin, sehingga diperlukan
Makalah ini membahas tentang solusio plasenta, yaitu terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan. Makalah ini menjelaskan definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, komplikasi, dan prognosis dari solusio plasenta.
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan antepartum dan faktor penyebabnya seperti plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa terjadi karena implantasi plasenta di bagian bawah rahim sehingga menutupi kanalis servikalis, sedangkan solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum waktunya. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan yang membahayakan ibu dan janin.
Dokumen ini membahas tentang perdarahan ante partum yang dapat terjadi akibat solusio plasenta, plasenta previa, atau vasa previa. Diagnosis didasarkan pada anamnesa, pemeriksaan fisik, dan ultrasonografi. Penanganannya bervariasi antara pengawasan konservatif hingga persalinan secara vagina atau sesarana, tergantung pada usia kehamilan dan berat janin. Komplikasi yang mungkin timbul termasuk asfiksia
Solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari tempat implantasinya yang normal di dinding rahim sebelum bayi lahir. Hal ini dapat terjadi setelah kehamilan 20 minggu dan menyebabkan perdarahan yang berbahaya bagi ibu dan janin."
Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta sebelum bayi lahir. Dokumen ini membahas klasifikasi, gejala, komplikasi, dan penatalaksanaan solusio plasenta berdasarkan derajat pelepasan plasenta, bentuk perdarahannya, dan tingkat gejala klinis. Solusio plasenta dapat menyebabkan perdarahan berat dan syok yang membahayakan ibu dan janin, sehingga diperlukan
Makalah ini membahas tentang solusio plasenta, yaitu terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan. Makalah ini menjelaskan definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, komplikasi, dan prognosis dari solusio plasenta.
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan antepartum dan faktor penyebabnya seperti plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa terjadi karena implantasi plasenta di bagian bawah rahim sehingga menutupi kanalis servikalis, sedangkan solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum waktunya. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan yang membahayakan ibu dan janin.
Dokumen ini membahas tentang perdarahan ante partum yang dapat terjadi akibat solusio plasenta, plasenta previa, atau vasa previa. Diagnosis didasarkan pada anamnesa, pemeriksaan fisik, dan ultrasonografi. Penanganannya bervariasi antara pengawasan konservatif hingga persalinan secara vagina atau sesarana, tergantung pada usia kehamilan dan berat janin. Komplikasi yang mungkin timbul termasuk asfiksia
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan antepartum yang mencakup dua kondisi utama yaitu plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta berimplantasi terlalu rendah sehingga menutupi atau berdekatan dengan mulut rahim. Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh permukaan plasenta sebelum waktunya. Kedua kondisi dapat menyebabkan
1. Dokumen membahas tentang Kala IV persalinan dan perdarahan ante partum. Kala IV berlangsung setelah bayi dan plasenta lahir dan meliputi 7 hal pokok seperti kontraksi rahim dan keadaan ibu dan bayi.
2. Perdarahan ante partum terjadi pada trimester III kehamilan yang disebabkan oleh kondisi seperti plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa adalah implatasi plasenta di serviks yang dapat menut
Plasenta previa merupakan kondisi dimana plasenta berimplantasi di bagian bawah rahim, menutupi atau berdekatan dengan mulut rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan antepartum yang berulang. Diagnosis didasarkan pada anamnesa, pemeriksaan fisik dan ultrasonografi. Penatalaksanaannya meliputi persalinan per vaginam, persalinan per abdominal, atau penanganan secara ekspektatif. Plasenta previa berisiko
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tuatita_nurlita
Plasenta previa merupakan salah satu penyebab utama perdarahan antepartum pada trimester ketiga yang disebabkan oleh letak plasenta yang menutupi serviks uteri sehingga menimbulkan perdarahan tanpa nyeri. Diagnosis didasarkan pada anamnesis perdarahan dan pemeriksaan fisik serta ultrasonografi, sedangkan penatalaksanaannya meliputi penanganan darurat dan persiapan untuk persalinan seksio sesarea.
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan ante partum pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Mencakup kriteria diagnosis, pemeriksaan, diagnosis banding antara solusio plasenta, plasenta previa dan vasa previa, serta terapi yang diberikan sesuai dengan tingkat keparahan masing-masing kondisi."
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa terjadi ketika plasenta berimplantasi terlalu rendah sehingga menutupi serviks uteri dan dapat menyebabkan perdarahan. Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan. Kedua kondisi ini membahas gejala, diagnosis, pen
Dokumen tersebut membahas tentang kematian janin dalam kandungan yang disebabkan oleh plasenta previa. Plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan yang berbahaya bagi ibu dan janin. Ada beberapa klasifikasi dan penyebab plasenta previa. Penatalaksanaannya meliputi pengawasan ketat, penanganan darurat seperti sesar, serta persalinan dengan berbagai metode sesuai kondisi ibu dan janin. Kasus yang diringkas memu
1. Perdarahan pada hamil tua dapat disebabkan oleh plasenta previa, solusio plasenta, atau vasa previa.
2. Plasenta previa dan solusio plasenta merupakan penyebab perdarahan hamil tua yang paling umum.
3. Penatalaksanaan bervariasi antara konservatif hingga tindakan aktif seperti persalinan atau seksio sesarea, tergantung besarnya perdarahan dan kondisi ibu dan janin.
Dokumen tersebut membahas tentang pendarahan pada kehamilan tua yang disebabkan oleh plasenta previa. Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta berimplantasi terlalu rendah sehingga menutupi serviks atau ostium uteri. Gejala utamanya adalah perdarahan tanpa nyeri. Diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan ultrasonografi. Penatalaksanaannya meliputi perbaikan cairan dan darah, pemant
Hemoraj antepartum dan postpartum adalah perdarahan yang berlaku pada ibu hamil dan selepas bersalin. Ia disebabkan oleh pemisahan pramatang plasenta atau kegagalan uterus untuk mengecut dengan betul. Rawatan utama termasuk mengawal perdarahan, memantau tanda vital, transfusi darah, dan pembedahan jika perlu untuk mengeluarkan plasenta atau menstabilkan keadaan pesakit. Pendidikan kesihatan penting untuk mengenal
1. Mola hidatidosa adalah kehamilan yang tidak normal dimana tidak ada janin dan vili korealis mengalami degenerasi menjadi gelembung-gelembung cairan.
2. Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan.
3. Kedua kondisi dapat menyebabkan perdarahan berat yang membahayakan ibu dan janin."
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan antepartum yang mencakup dua kondisi utama yaitu plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta berimplantasi terlalu rendah sehingga menutupi atau berdekatan dengan mulut rahim. Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh permukaan plasenta sebelum waktunya. Kedua kondisi dapat menyebabkan
1. Dokumen membahas tentang Kala IV persalinan dan perdarahan ante partum. Kala IV berlangsung setelah bayi dan plasenta lahir dan meliputi 7 hal pokok seperti kontraksi rahim dan keadaan ibu dan bayi.
2. Perdarahan ante partum terjadi pada trimester III kehamilan yang disebabkan oleh kondisi seperti plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa adalah implatasi plasenta di serviks yang dapat menut
Plasenta previa merupakan kondisi dimana plasenta berimplantasi di bagian bawah rahim, menutupi atau berdekatan dengan mulut rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan antepartum yang berulang. Diagnosis didasarkan pada anamnesa, pemeriksaan fisik dan ultrasonografi. Penatalaksanaannya meliputi persalinan per vaginam, persalinan per abdominal, atau penanganan secara ekspektatif. Plasenta previa berisiko
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tuatita_nurlita
Plasenta previa merupakan salah satu penyebab utama perdarahan antepartum pada trimester ketiga yang disebabkan oleh letak plasenta yang menutupi serviks uteri sehingga menimbulkan perdarahan tanpa nyeri. Diagnosis didasarkan pada anamnesis perdarahan dan pemeriksaan fisik serta ultrasonografi, sedangkan penatalaksanaannya meliputi penanganan darurat dan persiapan untuk persalinan seksio sesarea.
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan ante partum pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Mencakup kriteria diagnosis, pemeriksaan, diagnosis banding antara solusio plasenta, plasenta previa dan vasa previa, serta terapi yang diberikan sesuai dengan tingkat keparahan masing-masing kondisi."
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta previa terjadi ketika plasenta berimplantasi terlalu rendah sehingga menutupi serviks uteri dan dapat menyebabkan perdarahan. Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan. Kedua kondisi ini membahas gejala, diagnosis, pen
Dokumen tersebut membahas tentang kematian janin dalam kandungan yang disebabkan oleh plasenta previa. Plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan yang berbahaya bagi ibu dan janin. Ada beberapa klasifikasi dan penyebab plasenta previa. Penatalaksanaannya meliputi pengawasan ketat, penanganan darurat seperti sesar, serta persalinan dengan berbagai metode sesuai kondisi ibu dan janin. Kasus yang diringkas memu
1. Perdarahan pada hamil tua dapat disebabkan oleh plasenta previa, solusio plasenta, atau vasa previa.
2. Plasenta previa dan solusio plasenta merupakan penyebab perdarahan hamil tua yang paling umum.
3. Penatalaksanaan bervariasi antara konservatif hingga tindakan aktif seperti persalinan atau seksio sesarea, tergantung besarnya perdarahan dan kondisi ibu dan janin.
Dokumen tersebut membahas tentang pendarahan pada kehamilan tua yang disebabkan oleh plasenta previa. Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta berimplantasi terlalu rendah sehingga menutupi serviks atau ostium uteri. Gejala utamanya adalah perdarahan tanpa nyeri. Diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan ultrasonografi. Penatalaksanaannya meliputi perbaikan cairan dan darah, pemant
Hemoraj antepartum dan postpartum adalah perdarahan yang berlaku pada ibu hamil dan selepas bersalin. Ia disebabkan oleh pemisahan pramatang plasenta atau kegagalan uterus untuk mengecut dengan betul. Rawatan utama termasuk mengawal perdarahan, memantau tanda vital, transfusi darah, dan pembedahan jika perlu untuk mengeluarkan plasenta atau menstabilkan keadaan pesakit. Pendidikan kesihatan penting untuk mengenal
1. Mola hidatidosa adalah kehamilan yang tidak normal dimana tidak ada janin dan vili korealis mengalami degenerasi menjadi gelembung-gelembung cairan.
2. Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim sebelum persalinan.
3. Kedua kondisi dapat menyebabkan perdarahan berat yang membahayakan ibu dan janin."
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah kesehatan penting yang berkontribusi terhadap angka kematian ibu dan bayi. KPD dapat terjadi pada kehamilan prematur maupun aterm dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti infeksi, vitamin C, usia, paritas, dan sosioekonomi. Diagnosa KPD didasarkan pada pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan dimulai. Patofisiologi KPD terkait
Kespro KIA : Komplikasi Pada Ibu Hamil, Bersalin, NifasNuranisah D.
Komplikasi pada kehamilan, persalinan, dan masa nifas dapat berakibat fatal bagi ibu dan janin. Dokumen ini menjelaskan berbagai komplikasi seperti preeklampsia, pendarahan, infeksi, dan masalah payudara serta faktor-faktor penyebabnya seperti usia, status gizi, dan jarak kelahiran. Dokumen ini juga memberikan gambaran mengenai tanda-tanda bahaya dan penanganan komplikasi pada ketiga fase
Dokumen tersebut membahas berbagai aspek perkembangan janin dan plasenta, termasuk pemantauan kesejahteraan janin, komplikasi kehamilan, dan kelainan-kelainan plasenta.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan dimulai. Dokumen ini membahas definisi, etiologi, tanda dan gejala, komplikasi, patofisiologi, diagnosa, penatalaksanaan, dan fokus pengkajian pada kasus ketuban pecah dini.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan dimulai. Dokumen ini membahas definisi, etiologi, tanda dan gejala, komplikasi, patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan medis, dan fokus pengkajian pada kasus ketuban pecah dini.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan dimulai. Dokumen ini membahas definisi, etiologi, tanda dan gejala, komplikasi, patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan medis, dan fokus pengkajian pada kasus ketuban pecah dini.
Plasenta previa dan akreta merupakan komplikasi kehamilan berbahaya yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi. Penanganan yang tepat diperlukan untuk menurunkan angka kematian, seperti pengawasan ketat dan persalinan melalui operasi caesar pada umur kehamilan yang tepat.
Ketuban pecah dini adalah kondisi pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan dimulai. Dokumen ini membahas definisi, klasifikasi, epidemiologi, faktor risiko, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan ketuban pecah dini.
Plasenta previa adalah kondisi di mana plasenta tumbuh terlalu rendah di rahim sehingga menutupi atau berada di dekat mulut rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan berbahaya selama kehamilan akhir. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan USG dan konfirmasi lokasi implantasi plasenta. Penatalaksanaannya meliputi pengawasan ketat, istirahat, dan persalinan melalui vagina atau sesar secara terencana
Dokumen tersebut membahas tentang persalinan prematur. Pembahasan dimulai dari latar belakang, tujuan, dan manfaat penulisan. Kemudian membahas definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, diagnosis persalinan prematur. Faktor risiko utama adalah infeksi, jalur plasental-vaskular, dan stress. Diagnosis didasarkan pada riwayat medis, tanda klinis, dan pemeriksaan fisik termasuk USG dan laboratorium
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmatNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yg berjudul
“Solusio Plasenta” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai wujud
menindaklanjutin tugas mata kuliah Psikologi Kebidanan, dan untuk menjelaskan
secara singkat mengenai pengertian, jenis-jenis, penyebab, dan dampak dari
permasalahan ibu hamil itu sendiri.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para
pembaca. Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca, khususnya mahasiswi kebidanan.
Bandar Lampung, 23 Desember 2013
Tiodora Tiarlin Marince Br. R.gg
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi dan bahkan lebih tinggi
dibanding beberapa negara tetangga. Tentu saja kenyataan ini sangat mengusik
semua masyarakat yang peduli terhadap masih banyaknya kematian ibu. Salah
satu penyebab AKI adalah perdarahan. Tingginya AKI di dunia pada tahun 2000
disebabkan kehamilan, persalinan, dan nifas mencapai 529.000 yang tersebar di
Asia 47,8% (253.000), Afrika 47,4% (251.000), Amerika Latin dan Caribbean 4%
(22.000), dan kurang dari 1% (2.500) di negara maju. AKI di Indonesia tertinggi
dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, seperti Thailand hanya 44 per
100.000 kelahiran hidup, Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup, dan Singapura
6 per 100.000 kelahiran hidup (BPS, 2003). Berdasarkan SDKI (2007) Indonesia
telah berhasil menurunkan AKI dari 390 per 100.000 kelahiran hidup (1992)
menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup (1997), selanjutnya turun menjadi 228
per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2008). Meskipun telah terjadi
penurunan dalam beberapa tahun tarakhir akan tetapi penurunan tersebut masih
sangat lambat (Wilopo, 2010). AKI di Indonesia bervariasi, provinsi dengan AKI
terendah adalah DKI Jakarta dan tertinggi adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat
(Profil Kesehatan Indonesia, 2009). Di Provinsi Nusa Tenggara Barat ditemukan
angka kematian ibu sebesar 99 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2008,
tahun 2009 menjadi 130 per 100.000 kelahiran hidup, dan tahun 2010 sebesar 114
4. per 100.000 kelahiran hidup. Tingginya AKI di Provinsi Nusa Tenggara Barat
tidak terlepas dari tingginya AKI pada beberapa Kabupaten/Kota khususnya di
Pulau Lombok, dalam tiga tahun terakhir AKI cenderung menunjukkan
peningkatan yaitu: tahun 2008 sebanyak 88 per 100.000 kelahiran hidup,
meningkat menjadi 120 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009, dan
meningkat kembali pada tahun 2010 menjadi 123 per 100.000 kelahiran hidup
(Dinas Kesehatan Provinsi NTB, 2010).
Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai suatu kelainan yang
berbahaya. Pendarahan pada kehamilan muda (kehamilan <20 minggu) disebut
keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan
antepartum. Perdarahan antepartum biasanya dibatasi pada perdarahan jalan lahir
setelah kehamilan 20 minggu. Perdarahan setelah kehamilan 20 minggu, biasanya
lebih banyak dan lebih berbahaya daripada sebelum kehamilan 20 minggu. Oleh
sebab itu memerlukan penanganan yang berbeda. Perdarahan antepartum yang
berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan perdarahan
yang tidak bersumber pada kelainan plasenta umumnya kelainan servik, biasanya
tidak terlalu berbahaya. Pada perdarahan antepartum pertama-tama harus selalu
dipikir bahwa hal itu bersumber pada kelainan plasenta, seperti Solusio plasenta.
Solusio Plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal
plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelum waktunya yakni sebelum janin lahir.
Berdasarkan berberapa literatur disebutkan bahwa risiko mengalami solusio
Plasenta meningkat dengan bertambahnya usia. Solusio plasenta merupakan salah
5. satu penyebab perdarahan antepartum yang memberikan kontribusi terhadap
kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Terdapat faktor-faktor lain yang
ikut memegang peranan penting, yaitu kekurangan gizi, anemia, paritas tinggi,
dan usia lanjut pada ibu hamil.
Pada negara yang sedang berkembang, penyebab kematian yang disebabkan
oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau penanganannya (Direct
Obstetric Death) adalah perdarahan, infeksi, preeklamsi/eklamsi. Selain itu
kematian maternal juga dipengaruhi faktor-faktor reproduksi, pelayanan
kesehatan, dan sosio ekonomi. Salah satu faktor reproduksi ialah ibu hamil dan
paritas. Solusio plasenta atau disebut abruption placenta/ablasia placenta adalah
separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (Korpus Uteri)
dalam masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam
plasenta terdapat banyak pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat
nutrisi dari ibu kejanin, jika plasenta ini terlepas dari implantasi normalnya dalam
masa kehamilan maka akan mengakibatkan perdarahan yang hebat.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perdarahan antepartum?
2. Apa definisi solusio plasenta?
3. Apa klasifikasi solusio plasenta?
4. .Apa etiologi perdarahan antepartum pada solusio plasenta?
5. .Apa saja komplikasi dan penanganan pada solusio plasenta?
6. C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perdarhan antepartum.
2. Untuk mengetahui definisi solusio plasenta
3. Untuk mengetahui klasifikasi solusio plasenta
4. Untuk mengetahui etiologi perdarahan antepartum pada solusio plasenta
5. Untuk mengetahui komplikasi dari solusio plasenta.
7. BAB II
PEMBAHASAN
A. Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi pada trimester tiga
terjadi sesudah usia kehamilan 28 minggu. Perdarahan pada masa ini biasanya
lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan pada kehamilan sebelum
28 minggu. Angka kejadian perdarahan antepartumsekitar 3% dari seluruh
persalinan. Kasus yang sering terjadi adalah placenta previa, solutio placenta.
Komplikasi yang terjadi pada kehamilan trimester tiga (3), dalam hal ini
perdarahan antepartum, masih merupakan penyebab kematian ibu yang utama.
Oleh sebab itu, sangat penting bagi bidan mengenali tanda dan komplikasi yang
terjadi pada penderita agar dapat memberikan asuhan kebidanan holistik secara
baik dan benar, sehingga AKI yang disebabkan perdarahan terutama perdarahan
karena solusio plasenta dapat menurun.
B. Definisi Solusio Plasenta
1) Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau keseluruhan plasenta
dari implantasi normalnya (korpus uteri) setelah kehamilan 20 minggu
dan sebelum janin lahir.
2) Cunningham dalam bukunya mendefinisikan solusio plasenta sebagai
separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya korpus uteri
sebelum janin lahir .
8. 3) Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasi
normalnya sebelum janin lahir, dan definisi ini hanya berlaku apabila
terjadi pada kehamilan di atas 22 minggu atau berat janin di atas 500
gram.
C. Klasifikasi
1) Trijatmo Rachimhadhi membagi solusio plasenta menurut derajat
pelepasan plasenta
a)
Solusio plasenta totalis, plasenta terlepas seluruhnya.
b) Solusio plasenta partialis, plasenta terlepas sebagian.
c)
Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil pinggir plasenta yang
terlepas.
2) Pritchard JA membagi solusio plasenta menurut bentuk perdarahan
a)
Solusio plasenta dengan perdarahan keluar
b) Solusio
plasenta
dengan
perdarahan
tersembunyi,
yang
membentuk hematoma retroplacenter
c)
solusio plasenta yang perdarahannya masuk ke dalam kantong
amnion
3) Cunningham dan
Gasong
masing-masing
dalam
bukunya
mengklasifikasikan solusio plasenta menurut tingkat gejala klinisnya,
yaitu:
9. a)
Ringan : perdarahan <100-200 cc,uterus tidak tegang, belum ada tanda
renjatan, janin hidup,pelepasan plasenta <1/6 bagian permukaan,kadar
fibrinogen plasma >150 mg%
b) Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda pre
renjatan, gawat janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3
bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%.
c)
Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda renjatan,
janin mati, pelepasan plasenta dapat terjadi lebih 2/3 bagian atau
keseluruhan.
D. Etiologi
Penyebab primer belum diketahui pasti, namun ada beberapa faktor yang menjadi
predisposisi:
a)
Faktor kardio-reno-vaskuler
b)
Glomerulonefritis kronik, hipertensi essensial, sindroma preeklamsia dan
eklamsia. Pada penelitian di Parkland, ditemukan bahwa terdapat
hipertensi pada separuh kasus solusio plasenta berat, dan separuh dari
wanita yang hipertensi tersebut mempunyai penyakit hipertensi kronik,
sisanya hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan.
c)
Faktor trauma
d)
Dekompresi uterus pada hidroamnion dan gemeli.
e)
Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang
banyak/bebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan
10. f)
Trauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.
g)
Faktor paritas ibu
h)
Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara. Beberapa
penelitian menerangkan bahwa makin tinggi paritas ibu makin kurang
baik keadaan endometrium
i)
Faktor usia ibu
j)
Makin tua umur ibu, makin tinggi frekuensi hipertensi menahun.
k)
Leiomioma uteri (uterine leiomyoma) yang hamil dapat menyebabkan
solusio plasenta apabila plasenta berimplantasi di atas bagian yang
mengandung leiomioma
l)
Faktor pengunaan kokain
m) Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian tekanan darah dan
peningkatan pelepasan katekolamin yang bertanggung jawab atas
terjadinya vasospasme pembuluh darah uterus dan berakibat terlepasnya
plasenta. Namun, hipotesis ini belum terbukti secara definitif
n)
Faktor kebiasaan merokok
o)
Ibu yang perokok juga merupakan penyebab peningkatan kasus solusio
plasenta sampai dengan 25% pada ibu yang merokok ≤ 1 (satu) bungkus
per hari. Ini dapat diterangkan pada ibu yang perokok plasenta menjadi
tipis,
diameter
lebih
luas
dan
mikrosirkulasinya
p)
Riwayat solusio plasenta sebelumnya
beberapa
abnormalitas
pada
11. q)
Hal yang sangat penting dan menentukan prognosis ibu dengan riwayat
solusio plasenta adalah bahwa resiko berulangnya kejadian ini
pada kehamilan berikutnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu
hamil yang tidak memiliki riwayat solusio plasenta
r)
Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uterus
pada vena cava inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh
adanya kehamilan, dan lain-lain
E. Komplikasi
1) Syok perdarahan
Pendarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta hampir
tidak dapat dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan segera.
Bila persalinan telah diselesaikan, penderita belum bebas dari
perdarahan postpartum karena kontraksi uterus yang tidak kuat untuk
menghentikan perdarahan pada kala III.
Pada solusio
plasenta
berat keadaan syok sering tidak sesuai dengan jumlah perdarahan yang
terlihat
2) Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan komplikasi yang sering terjadi pada penderita
solusio plasenta, pada dasarnya disebabkan oleh keadaan hipovolemia
karena perdarahan yang terjadi. Biasanya terjadi nekrosis tubuli ginjal
yang mendadak, yang umumnya masih dapat ditolong dengan penanganan
yang baik.
12. 3) Kelainan pembekuan darah
Kelainan
pembekuan
darah
biasanya
disebabkan
oleh
hipofibrinogenemia.
4) Apoplexi uteroplacenta (Uterus couvelaire)
Pada solusio plasenta yang berat terjadi perdarahan dalam otot-otot rahim
dan di bawah perimetrium kadang-kadang juga dalam ligamentum latum.
Perdarahan ini menyebabkan gangguan kontraktilitas uterus dan warna
uterus
berubah
Uterus couvelaire.
menjadi
biru atau
ungu
yang
biasa
disebut
13. BAB III
PENUTUP
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan
maternalplasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelumwaktunya yakni sebelum anak lahir. Menurut berbagai
literatur disebutkan bahwa risiko mengalami solusio plasenta meningkat
dengan bertambahnya usia. Solusio plasenta merupakan salah satu penyebab
perdarahan antepartum yangmemberikan kontribusi terhadap kematian maternal
dan perinatal di Indonesia. Terdapat faktor-faktor lain yang ikut memegang
peranan penting yaitu kekurangan gizi, anemia,paritas tinggi, dan usia lanjut pada
ibu hamil. Pada negara yang sedang berkembang penyebab kematian yang
disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau penangannya (direct
obstetric death) adalah perdarahan, infeksi, preeklamsi/eklamsi. Selain itu
kematianmaternal juga dipengaruhi faktor-faktor reproduksi, pelayanan kesehatan,
dan sosio ekonomi. Salah satu faktor reproduksi ialah ibu hamil dan paritas
Solusio plasenta atau disebut abruption placenta/ablasia placenta adalah separasi
prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (korpus uteri) dalam
masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir. Dalam plasenta
terdapat banyak pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat nutrisi dari
ibu kejanin, jika plasenta ini terlepas dari implantasi normalnya dalam masa
kehamilan maka akan mengakibatkan perdarahan yang hebat.
14. DAFTAR PUSTAKA
Bobak dkk. 1995. Keperawatan maternitas. Jakarta. Penerbit buku kedokteran
EGC
Cunningham, F Gary at all. 2001. William obstetric 21th edition. United States of
America : the mcGraw hill companies
JNPKKR-MNH. Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta
Varney, Helen. 1997. Varney’s Midwifey. Massachussets : Jones and bartlett
Publishers
Winkjosastro, hanifa. 2005. Ilmu kebidanan. Jakarta : YBPSP
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP – SP
Moechtar R. Pedarahan Antepartum. Dalam: Synopsis Obstetri, Obstetri
Fisiologis dan Obstetri Patologis, Edisi II. Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1998; 279