SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Lecturer
Task

: Diah Oktavia s.pd
: B.Inggris
“ BLEEDING IN PREGNANCY YOUNG ”
TRANSLATE

Name

Tingkat

:
RAHMAWATI TONA
RENI KUMALA SARI
ZAMSARI
: 1B

AKADEMI KEBIDANAN
YAYASAN KESEHATAN NASIONAL BAU-BAU
KELAS KERJASAMA KABUPATEN MUNA
2012
PENDARAHAN PADA KEHAMILAN MUDA

Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadi
perdarahan . Perdarahan dapat terjadi pada setiap kehamilan . Pada
kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus , misscarriage ,
early pregnancy loss . Pendarahan yang terjadi pada umur kehamilan
yang lebih tua terutama setelah melewati trimester III disebut perdarahan
antepartum .
Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai
dengan pertimbangan masing-masing , tetapi setiap kali kita melihat
terjadinya pendarahan ini yang menyebabkan kegagalan kelangsungan
kehamilan itu sendiri .
Dikenal beberapa batasan tentang peristiwa yang ditandai dengan
perdarahan pada kehamilan muda .

ABORTUS
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan . Sebagai batasan ialah kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram .
Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan ,
sedangkan abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan
disebut abortus provokatus . Abortus provokatus ini dibagi dalam dua
kelompok yaitu abortus provokatus medisinialis dan abortus provokatus
kriminalis . Disebut medisinialis bila didasarkan pada pertimbangan dokter
untuk menyelamatkan ibu . Di sini pertimbangan dilakukan oleh minimal
tiga dokter spesialis yaitu spesialis kebidanan dan kandungan , spesialis
penyakit dalam , dan spesialis jiwa . Bila perlu dapat ditambahkan
pertimbangan oleh tokoh agama terkait . Setelah dilakukan terminasi
kehamilan , harus diperhatikan agar ibu dan suaminya tidak terkena
trauma psikis di kemudian hari .
Rata – rata terjadi 114 kasus abortus per jam . Sebagian besar
studi menyatakan kejadian abortus spontan antara 15 – 20 % dari semua
kehamilan . Kalau dikaji lebih jauh kejadian abortus sebenarnya bisa
mendekati 50% . Hal ini dikarenakan tingginya angka chemical pregnancy
loss yang tidak diketahui pada 2 – 4 minggu setelah konsepsi . sebagian
besar kegagalan kehamilan ini dikarenakan kegagalan gamet ( misalnya
sperma dan disfungsi oosit ) . Pada 1988 Wilcox dan kawan – kawan
melakukan studi terhadap 221 perempuan yang diikuti selama 707 siklus
haid total . Didapatkan total 198 kehamilan , dimana 43 ( 22 % )
mengalami abortus selama saat haid berikutnya .
Abortus habitualis adalah abortus yang terjadi berulang kali secara
berturut – turut . Kejadian sekitar 3 – 5 % . Data dari beberapa studi
menunjukkan bahwa setelah 1 kali abortus spontan , pasangan punya
resiko 15 % untuk mengalami keguguran lagi , sedangkan bila perna 2 kali
, resikonya akan meningkat 25 % . Beberapa studi meramalkan bahwa
resiko abortus setelah tiga abortus berurutan adalah 30 – 45 % .

Etiologi
Penyebab abortus ( early pregnancy loss ) bervariasi dan sering
diperdepatkan . Umumnya lebih dari satu penyebab . Penyebab terbanyak
di antaranya adalah sebagai berikut :
Factor genetic . Translokasi parental keseimbangan genetik .
-

Mendelian

-

Multifactor

-

Robertsonian

-

resiprokal

Kelainan congenital uterus
-

Anomalia duktus Mulleri

-

Septum uterus

-

Uterus bikornis

-

Inkompetensi serviks uterus
-

Mioma uteri

-

Sindroma Asherman

Autoimun
-

Aloimun

-

Mediasi imunitas humoral

-

Mediasi imunitas seluler

Defek fase luteal
-

Factor endokrin ekternal

-

Antibodi antitiroid hormone

-

Sintesis LH yang tinggi

Infeksi
Hematologik
lingkungan
Usia kehamilan saat terjadinya abortus bisa memberi gambaran
tentang penyebabnya . sebagai contoh , antiphospholipidai contoh ,
antiphospholipid syndrome ( APS ) dan inkompetensi serviks sering terjadi
setelah trimester pertama .

Penyebab genetik
Sebagian besar abortus spontan disebabkan oleh kelainan kariotip
embrio . Paling sedikit 50 % kejadian abortus pada trimester pertama
merupakan kelainan sitogenetik . Bagaimanapun , gambaran ini belum
termasuk kelainan yang disebabkan oleh gangguan gen tunggal (
misalnya kelainan mendelian ) atau mutasi pada beberapa lokus (
misalnya gangguan plogenik atau multifaktor ) yang tidak terdeteksi
dengan pemeriksaan koriotip .
Pengelolaan standar menyarankan untuk pemeriksaan genetic
amniosentesis pada semua ibu hamil dengan usia lanjut , yaitu di atas 35
tahun . Resiko ibu terkena aneuploidi adalah 1 : 80 , pada usia di atas 35
tahun karena angka kejadian kelainan kromosom / trisomi akan
meningkat setelah usia 35 tahun .
Struktur kromosom merupakan kelainan kategori ketiga . Kelainan
struktural terjadi pada sekitar 3 % kelainan sitogenetik pada abortus . Ini
menunjukkan bahwa kelainan struktur kromosom sering diturunkan dari
ibunya . Kelainan struktur pada pria bisa berdampak pada rendahnya
konsentrasi sperma , infertilitas , dan bisa mengurangi peluang kehamilan
dan terjadinya keguguran .
Abortus berulang bisa disebabkan oleh penyatuan dari dua
kromosom yang abnormal , dimana bila kelainannya hanya pada salah
satu orang tua , faktor tersebut tidak diturunkan . Studi yang perna
dilakukan menunjukkan bahwa bila didapatkan kelainan kariotip pada
kejadian abortus , maka kehamilan berikutnya juga beresiko abortus .

Penyebab Anatomik
Defek anatomik uterus diketahui sebagai penyebab komplikasi
obstetrik , seperti abortus berulang , prematuritas , serta malpresentasi
janin . Insiden kelainan bentuk uterus berkisar 1/200 sampai 1/600
perempuan . Pada perempuan dengan riwayat abortus , di temukan
anomaly uterus pada 27 % pasien .
Studi oleh Acien ( 1996 ) TERHADAP 170 pasien hamil dengan
malformasi uterus , mendapatkan hasil hanya 18,8 % yang bisa bertahan
sampai melahirkan cukup bulan , sedangkan 36,5 % mengalami
persalinan abnormal ( premature dan sungsang ) . Penyebab terbanyak
abortus karena kelainan anatomik uterus adalah septum uterus ( 40 – 80
% ) , kemudian uterus bikornis atau uterus didelfis atau unikornis ( 10 – 30
% ) . Mioma uteri bisa menyebabkan baik infertilitas maupun abortus
berulang . Resiko kejadian antara 10 – 30 % pada perempuan usia
reproduksi . Sebagian besar miomi tidak memberikan gejala , hanya
berukuran besar atau yang memasuki kavum uteri yang akan
menimbulkan gangguan .
Sindroma Asherman bisa menyebabkan gangguan tempat
implantasi serta pasoka darah pada permukaan endometrium . Resiko
abortus antara 25 – 80 % , bergantung pada berat ringannya gangguan .
Untuk mendiagnosis kelainan ini bisa digunakan histerosalpingografi (
HSG ) dan ultrasonografi .

Penyebab Autoimun
Terdapat hubungan yang nyata antara abortus dan penyakit
autoimun . Misalnya , pada systematic Lupus Erythematosus (SLE) dan
antiphosbolipid Antibodies (aPA) . aPa merupakan antibody spesifik yang
didapati pada perempuan dengan SLE . Kejadian abortus spontan di
antara pasien SLE sekitar 10% , dibandingkan dengan populasi umum .
Bila digabungkan dengan peluang terjadinya pengakhiran trimester 2 dan
3 , maka diperkirakan 75 % pasien dengan SLE akan berakhir dengan
terhentinya kehamilan . Sebagian besar kematian janin dihubungkan
dengan adanya aPa . aPA merupakan yang akan berikatan dengan sisi
negative dan fosfolipik . Paling sedikit ada 3 bentuk aPA yang diketahui
mempunyai arti klinis yang penting . Beberapa keadaan lain yang
berhubungan dengan APS yaitu thrombosis arteri-vena , trombositopeni
autoimun , anemia hemolitik , korea dan hipertensi pulmonum .
The international Consensus Workshop pada 1998 mengajukan
klasifikasi criteria untuk APS , yaitu meliputi :
Trombosis vascular
-

Satu atau lebih atau lebih episode thrombosis arteri , venosa
atau kapilar yang dibuktikan dengan gambaran Doppler ,
pencitraan , atau histopatologi

-

Pada histopatologi , thrombosis nya tanpa disertai gambran
inflamasi .

Komplikasi kehamilan
-

Tiga atau lebih kejadian abortus dengan sebab yang tidak jelas ,
tanpa kelainan anatomic , genetik , atau hormonal

-

Satu atau lebih kematian janin dimana gambaran morfologi
secara sonografi normal
-

Satu atau lebih persalinan premature dengan gambaran janin
normal dan berhubungan dengan preeklamsia berat atau
insufisiensi plasenta yang berat .

Kriteria Laboratorium
Antibodi fosfolipid / antikoagulan
Pengelolaan secara umum meliputi pemberian heparin subkutan ,
aspirin dosis rendah , prednisone , immunoglobulin atau kombinasi
semuanya . Yang perlu diperhatikan ialah pada penggunaan
heparin jangka panjang , perlu pengawasan terhadap resiko
kehilangan massa tulang , perdarahan , serta trombositopeni .

Penyebab infeksi
Teori peran mikroba infeksi terhadap kejadian abortus mulai diduga
sejak 1917 , ketika Deforesr dan kawan – kawan melakukan pengamatan
kejadian abortus berulang pada perempuan yang ternyata terpapar
brucellosis . Beberapa jenis organisme diduga berdampak pada kejadian
abortus antara lain :
Bacteria
Virus
Parasit
Spirokaeta

Factor lingkungan
Diperkirakan 1 – 10 % malformasi janin akibat dari paparan obat ,
bahan kimia , atau radiasi dan umumnya berakhir dengan abortus ,
misalnya paparan terhadap buangan gas anestesi dan tembakau . Sigaret
rokok diketahui mengandung ratusan unsure tosksik , antara lain nikotin
yang telah diketahui mempunyai efek vasoaktif sehingga menghambat
sirkulasi uteroplasenta . Karbon monoksida juga menurunkan pasokan
oksigen ibu dan janin serta memacu neurotoksin .
Faktor hormonal
Ovulasi , implantasi , serta kehamilan dini bergantung pada
koordinasi yang baik sistem pengaturan hormone maternal . Oleh karena
itu , perlu perhatian langsung terhadap system hormone secara
keseluruhan , fase luteal , dan gambaran hormone setelah konsepsi
terutama kadar progesterone .

Faktor hematologic
Beberapa kasus abortus berulang ditandai dengan defek plasentari
dan adanya mikrotrombi pada pembuluh darah plasenta . Berbagai
komponen koagulasi dan fibrinolitik memegang peran penting pada
implantasi embrio , invasi trofoblas , plasentasi . Pada kehamilan terjadi
keadaan hiperkoagulasi dikarenakan :
Peningkatan kadar factor prokoagulan
Penurunan faktor antikoagulan
Penurunan aktivitas fibrinolitik

More Related Content

What's hot (18)

Makalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplitMakalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplit
 
Slide pleno repro obgyn 2
Slide pleno repro obgyn 2Slide pleno repro obgyn 2
Slide pleno repro obgyn 2
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Mola hydatidosa
Mola hydatidosaMola hydatidosa
Mola hydatidosa
 
Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini ppt
 
Perdarahan antepartum
Perdarahan antepartumPerdarahan antepartum
Perdarahan antepartum
 
Rangkuman akbid paramata raha
Rangkuman akbid paramata rahaRangkuman akbid paramata raha
Rangkuman akbid paramata raha
 
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah diniKetuban pecah dini
Ketuban pecah dini
 
Analisis jurnal management of plasenta previa and accreta
Analisis jurnal management of plasenta previa and accretaAnalisis jurnal management of plasenta previa and accreta
Analisis jurnal management of plasenta previa and accreta
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partum
 
Perdarahan ante partum AKBID PARAMATA RAHA
Perdarahan ante partum AKBID PARAMATA RAHA Perdarahan ante partum AKBID PARAMATA RAHA
Perdarahan ante partum AKBID PARAMATA RAHA
 
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah diniKetuban pecah dini
Ketuban pecah dini
 
Laporan Kasus Plasenta previa
Laporan Kasus Plasenta previaLaporan Kasus Plasenta previa
Laporan Kasus Plasenta previa
 
Abortus, perdarahan antepartum
Abortus, perdarahan antepartumAbortus, perdarahan antepartum
Abortus, perdarahan antepartum
 
Solusio plasenta
Solusio plasentaSolusio plasenta
Solusio plasenta
 
Makalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaMakalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dina
 
Perdarahan hamil muda
Perdarahan hamil mudaPerdarahan hamil muda
Perdarahan hamil muda
 
Perdarahan hamil muda
Perdarahan hamil mudaPerdarahan hamil muda
Perdarahan hamil muda
 

Viewers also liked

Makalah lengkap perdarahan antepartum
Makalah lengkap perdarahan antepartumMakalah lengkap perdarahan antepartum
Makalah lengkap perdarahan antepartumWarnet Raha
 
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan MudaKegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Mudapjj_kemenkes
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan MudaPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Mudapjj_kemenkes
 
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan MudaKegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Mudapjj_kemenkes
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortusafisya
 
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tua
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tuaKelompok 5 perdarahan pada kehamilan tua
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tuatita_nurlita
 

Viewers also liked (9)

Perdarahan hamil muda
Perdarahan hamil mudaPerdarahan hamil muda
Perdarahan hamil muda
 
Perdarahan hamil muda
Perdarahan hamil mudaPerdarahan hamil muda
Perdarahan hamil muda
 
Makalah lengkap perdarahan antepartum
Makalah lengkap perdarahan antepartumMakalah lengkap perdarahan antepartum
Makalah lengkap perdarahan antepartum
 
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan MudaKegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan MudaPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
 
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan MudaKegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tua
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tuaKelompok 5 perdarahan pada kehamilan tua
Kelompok 5 perdarahan pada kehamilan tua
 

Similar to ABORTUS PADA KEHAMILAN MUDA

Similar to ABORTUS PADA KEHAMILAN MUDA (20)

Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Makalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplitMakalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplit
 
Makalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplitMakalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplit
 
258350405 makalah-abortus-inkomplit
258350405 makalah-abortus-inkomplit258350405 makalah-abortus-inkomplit
258350405 makalah-abortus-inkomplit
 
258350405 makalah-abortus-inkomplit
258350405 makalah-abortus-inkomplit258350405 makalah-abortus-inkomplit
258350405 makalah-abortus-inkomplit
 
Abortus-Inkomplit.pptx
Abortus-Inkomplit.pptxAbortus-Inkomplit.pptx
Abortus-Inkomplit.pptx
 
Css persalinan preterm (1)
Css persalinan preterm (1)Css persalinan preterm (1)
Css persalinan preterm (1)
 
Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA
Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA
Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA
 
Word lapsus ket
Word lapsus ketWord lapsus ket
Word lapsus ket
 
Referat infertilitas
Referat infertilitasReferat infertilitas
Referat infertilitas
 
Referat gemelli
Referat gemelliReferat gemelli
Referat gemelli
 
LAPKAS EKLAMPSIA
LAPKAS EKLAMPSIALAPKAS EKLAMPSIA
LAPKAS EKLAMPSIA
 
Abortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhAbortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhh
 
Infertilitas new
Infertilitas newInfertilitas new
Infertilitas new
 
Mola Hidatosa - BST.pdf
Mola Hidatosa - BST.pdfMola Hidatosa - BST.pdf
Mola Hidatosa - BST.pdf
 
Kpd
KpdKpd
Kpd
 
13434 25107-1-sm
13434 25107-1-sm13434 25107-1-sm
13434 25107-1-sm
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
KELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptx
KELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptxKELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptx
KELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptx
 
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiAsuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

ABORTUS PADA KEHAMILAN MUDA

  • 1. Lecturer Task : Diah Oktavia s.pd : B.Inggris “ BLEEDING IN PREGNANCY YOUNG ” TRANSLATE Name Tingkat : RAHMAWATI TONA RENI KUMALA SARI ZAMSARI : 1B AKADEMI KEBIDANAN YAYASAN KESEHATAN NASIONAL BAU-BAU KELAS KERJASAMA KABUPATEN MUNA 2012
  • 2. PENDARAHAN PADA KEHAMILAN MUDA Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadi perdarahan . Perdarahan dapat terjadi pada setiap kehamilan . Pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus , misscarriage , early pregnancy loss . Pendarahan yang terjadi pada umur kehamilan yang lebih tua terutama setelah melewati trimester III disebut perdarahan antepartum . Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan pertimbangan masing-masing , tetapi setiap kali kita melihat terjadinya pendarahan ini yang menyebabkan kegagalan kelangsungan kehamilan itu sendiri . Dikenal beberapa batasan tentang peristiwa yang ditandai dengan perdarahan pada kehamilan muda . ABORTUS Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan . Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram . Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan , sedangkan abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan disebut abortus provokatus . Abortus provokatus ini dibagi dalam dua kelompok yaitu abortus provokatus medisinialis dan abortus provokatus kriminalis . Disebut medisinialis bila didasarkan pada pertimbangan dokter untuk menyelamatkan ibu . Di sini pertimbangan dilakukan oleh minimal tiga dokter spesialis yaitu spesialis kebidanan dan kandungan , spesialis penyakit dalam , dan spesialis jiwa . Bila perlu dapat ditambahkan pertimbangan oleh tokoh agama terkait . Setelah dilakukan terminasi kehamilan , harus diperhatikan agar ibu dan suaminya tidak terkena trauma psikis di kemudian hari .
  • 3. Rata – rata terjadi 114 kasus abortus per jam . Sebagian besar studi menyatakan kejadian abortus spontan antara 15 – 20 % dari semua kehamilan . Kalau dikaji lebih jauh kejadian abortus sebenarnya bisa mendekati 50% . Hal ini dikarenakan tingginya angka chemical pregnancy loss yang tidak diketahui pada 2 – 4 minggu setelah konsepsi . sebagian besar kegagalan kehamilan ini dikarenakan kegagalan gamet ( misalnya sperma dan disfungsi oosit ) . Pada 1988 Wilcox dan kawan – kawan melakukan studi terhadap 221 perempuan yang diikuti selama 707 siklus haid total . Didapatkan total 198 kehamilan , dimana 43 ( 22 % ) mengalami abortus selama saat haid berikutnya . Abortus habitualis adalah abortus yang terjadi berulang kali secara berturut – turut . Kejadian sekitar 3 – 5 % . Data dari beberapa studi menunjukkan bahwa setelah 1 kali abortus spontan , pasangan punya resiko 15 % untuk mengalami keguguran lagi , sedangkan bila perna 2 kali , resikonya akan meningkat 25 % . Beberapa studi meramalkan bahwa resiko abortus setelah tiga abortus berurutan adalah 30 – 45 % . Etiologi Penyebab abortus ( early pregnancy loss ) bervariasi dan sering diperdepatkan . Umumnya lebih dari satu penyebab . Penyebab terbanyak di antaranya adalah sebagai berikut : Factor genetic . Translokasi parental keseimbangan genetik . - Mendelian - Multifactor - Robertsonian - resiprokal Kelainan congenital uterus - Anomalia duktus Mulleri - Septum uterus - Uterus bikornis - Inkompetensi serviks uterus
  • 4. - Mioma uteri - Sindroma Asherman Autoimun - Aloimun - Mediasi imunitas humoral - Mediasi imunitas seluler Defek fase luteal - Factor endokrin ekternal - Antibodi antitiroid hormone - Sintesis LH yang tinggi Infeksi Hematologik lingkungan Usia kehamilan saat terjadinya abortus bisa memberi gambaran tentang penyebabnya . sebagai contoh , antiphospholipidai contoh , antiphospholipid syndrome ( APS ) dan inkompetensi serviks sering terjadi setelah trimester pertama . Penyebab genetik Sebagian besar abortus spontan disebabkan oleh kelainan kariotip embrio . Paling sedikit 50 % kejadian abortus pada trimester pertama merupakan kelainan sitogenetik . Bagaimanapun , gambaran ini belum termasuk kelainan yang disebabkan oleh gangguan gen tunggal ( misalnya kelainan mendelian ) atau mutasi pada beberapa lokus ( misalnya gangguan plogenik atau multifaktor ) yang tidak terdeteksi dengan pemeriksaan koriotip . Pengelolaan standar menyarankan untuk pemeriksaan genetic amniosentesis pada semua ibu hamil dengan usia lanjut , yaitu di atas 35 tahun . Resiko ibu terkena aneuploidi adalah 1 : 80 , pada usia di atas 35 tahun karena angka kejadian kelainan kromosom / trisomi akan meningkat setelah usia 35 tahun .
  • 5. Struktur kromosom merupakan kelainan kategori ketiga . Kelainan struktural terjadi pada sekitar 3 % kelainan sitogenetik pada abortus . Ini menunjukkan bahwa kelainan struktur kromosom sering diturunkan dari ibunya . Kelainan struktur pada pria bisa berdampak pada rendahnya konsentrasi sperma , infertilitas , dan bisa mengurangi peluang kehamilan dan terjadinya keguguran . Abortus berulang bisa disebabkan oleh penyatuan dari dua kromosom yang abnormal , dimana bila kelainannya hanya pada salah satu orang tua , faktor tersebut tidak diturunkan . Studi yang perna dilakukan menunjukkan bahwa bila didapatkan kelainan kariotip pada kejadian abortus , maka kehamilan berikutnya juga beresiko abortus . Penyebab Anatomik Defek anatomik uterus diketahui sebagai penyebab komplikasi obstetrik , seperti abortus berulang , prematuritas , serta malpresentasi janin . Insiden kelainan bentuk uterus berkisar 1/200 sampai 1/600 perempuan . Pada perempuan dengan riwayat abortus , di temukan anomaly uterus pada 27 % pasien . Studi oleh Acien ( 1996 ) TERHADAP 170 pasien hamil dengan malformasi uterus , mendapatkan hasil hanya 18,8 % yang bisa bertahan sampai melahirkan cukup bulan , sedangkan 36,5 % mengalami persalinan abnormal ( premature dan sungsang ) . Penyebab terbanyak abortus karena kelainan anatomik uterus adalah septum uterus ( 40 – 80 % ) , kemudian uterus bikornis atau uterus didelfis atau unikornis ( 10 – 30 % ) . Mioma uteri bisa menyebabkan baik infertilitas maupun abortus berulang . Resiko kejadian antara 10 – 30 % pada perempuan usia reproduksi . Sebagian besar miomi tidak memberikan gejala , hanya berukuran besar atau yang memasuki kavum uteri yang akan menimbulkan gangguan . Sindroma Asherman bisa menyebabkan gangguan tempat implantasi serta pasoka darah pada permukaan endometrium . Resiko
  • 6. abortus antara 25 – 80 % , bergantung pada berat ringannya gangguan . Untuk mendiagnosis kelainan ini bisa digunakan histerosalpingografi ( HSG ) dan ultrasonografi . Penyebab Autoimun Terdapat hubungan yang nyata antara abortus dan penyakit autoimun . Misalnya , pada systematic Lupus Erythematosus (SLE) dan antiphosbolipid Antibodies (aPA) . aPa merupakan antibody spesifik yang didapati pada perempuan dengan SLE . Kejadian abortus spontan di antara pasien SLE sekitar 10% , dibandingkan dengan populasi umum . Bila digabungkan dengan peluang terjadinya pengakhiran trimester 2 dan 3 , maka diperkirakan 75 % pasien dengan SLE akan berakhir dengan terhentinya kehamilan . Sebagian besar kematian janin dihubungkan dengan adanya aPa . aPA merupakan yang akan berikatan dengan sisi negative dan fosfolipik . Paling sedikit ada 3 bentuk aPA yang diketahui mempunyai arti klinis yang penting . Beberapa keadaan lain yang berhubungan dengan APS yaitu thrombosis arteri-vena , trombositopeni autoimun , anemia hemolitik , korea dan hipertensi pulmonum . The international Consensus Workshop pada 1998 mengajukan klasifikasi criteria untuk APS , yaitu meliputi : Trombosis vascular - Satu atau lebih atau lebih episode thrombosis arteri , venosa atau kapilar yang dibuktikan dengan gambaran Doppler , pencitraan , atau histopatologi - Pada histopatologi , thrombosis nya tanpa disertai gambran inflamasi . Komplikasi kehamilan - Tiga atau lebih kejadian abortus dengan sebab yang tidak jelas , tanpa kelainan anatomic , genetik , atau hormonal - Satu atau lebih kematian janin dimana gambaran morfologi secara sonografi normal
  • 7. - Satu atau lebih persalinan premature dengan gambaran janin normal dan berhubungan dengan preeklamsia berat atau insufisiensi plasenta yang berat . Kriteria Laboratorium Antibodi fosfolipid / antikoagulan Pengelolaan secara umum meliputi pemberian heparin subkutan , aspirin dosis rendah , prednisone , immunoglobulin atau kombinasi semuanya . Yang perlu diperhatikan ialah pada penggunaan heparin jangka panjang , perlu pengawasan terhadap resiko kehilangan massa tulang , perdarahan , serta trombositopeni . Penyebab infeksi Teori peran mikroba infeksi terhadap kejadian abortus mulai diduga sejak 1917 , ketika Deforesr dan kawan – kawan melakukan pengamatan kejadian abortus berulang pada perempuan yang ternyata terpapar brucellosis . Beberapa jenis organisme diduga berdampak pada kejadian abortus antara lain : Bacteria Virus Parasit Spirokaeta Factor lingkungan Diperkirakan 1 – 10 % malformasi janin akibat dari paparan obat , bahan kimia , atau radiasi dan umumnya berakhir dengan abortus , misalnya paparan terhadap buangan gas anestesi dan tembakau . Sigaret rokok diketahui mengandung ratusan unsure tosksik , antara lain nikotin yang telah diketahui mempunyai efek vasoaktif sehingga menghambat sirkulasi uteroplasenta . Karbon monoksida juga menurunkan pasokan oksigen ibu dan janin serta memacu neurotoksin .
  • 8. Faktor hormonal Ovulasi , implantasi , serta kehamilan dini bergantung pada koordinasi yang baik sistem pengaturan hormone maternal . Oleh karena itu , perlu perhatian langsung terhadap system hormone secara keseluruhan , fase luteal , dan gambaran hormone setelah konsepsi terutama kadar progesterone . Faktor hematologic Beberapa kasus abortus berulang ditandai dengan defek plasentari dan adanya mikrotrombi pada pembuluh darah plasenta . Berbagai komponen koagulasi dan fibrinolitik memegang peran penting pada implantasi embrio , invasi trofoblas , plasentasi . Pada kehamilan terjadi keadaan hiperkoagulasi dikarenakan : Peningkatan kadar factor prokoagulan Penurunan faktor antikoagulan Penurunan aktivitas fibrinolitik